• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Jaringan Komunikasi Terhadap Kepuasan Komunikasi Chapter III V

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Jaringan Komunikasi Terhadap Kepuasan Komunikasi Chapter III V"

Copied!
64
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Deskripsi Lokasi Penelitian

3.1.1 Sejarah PT PLN (Persero) Udiklat Tuntungan

PT. PLN (Persero) Udiklat Tuntungan adalah sebuah perusahaan bagian dari

PT PLN (Persero) yang berperan dalam mengembangkan sumber daya manusia

(SDM) yang kompeten dan mampu menjadi pilar tokoh perusahaan. PT. PLN

(Persero) Pusdiklat Learning Unit Tuntungan berdiri sejak tahun 1973,

berdasarkan Kep Dir PLN No. 033.K/DIR/1973 tanggal 22 Agustus 1973 sebagai

tindak lanjut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik No.

01/PRT/1973, dengan menetapkan struktur organisasi dan tugas-tugas pokok

lembaga pendidikan dan pelatihan.

Dengan melalui penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan akan menambah

pemuasan kebutuhan mengubah potensi yang masih terpendam menjadi

kemampuan yang nyata dengan memadukan antara struktur dan operasional akan

menghasilkan :

1. Cakrawala pandangan yang makin luas untuk memahami dan

mengantisipasi perubahan dan perkembangan yang pasti akan terjadi.

2. Produktifitas yang semakin tinggi.

3. Tanggung jawab dan wewenang yang lebih besar.

Hingga saat ini PT. PLN (Persero)Udiklat Tuntungan memiliki Kantor

Induk di Jakarta dan memiliki 10 Akademi, 3 Unit Learning Center serta 1 Unit

Assesment Center dan 1 unit Sertifikasi yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia, unit tersebut adalah : Udiklat Bogor (Project Academy), Udiklat

Jakarta (Leadership Academy & Corporate Culture Academy), Udiklat Semarang

(Transmission & Live Maintenance Academy), Udiklat Pandaan (Distribution &

(2)

Surabaya (Primary Energi & Generation Academy), Udiklat Palembang

(Corporate Enabler Academy), Udiklat Tuntungan, Udiklat Padang, Udiklat

Banjarbaru sebagai Unit Learning Center

Sebagai salah satu sarana untuk membangun, meningkatkan

mengembangkan serta memelihara kemampuan dan keterampilan pegawai,

khususnya dilingkungan PT PLN (Persero) , sesuai dengan Peraturan Pemerintah

No. 18 tahun 1979 yang dituangkan pada Surat Keputusan Direksi Perusahaan

Umum Listrik Negara No. 088/DIK/1981 dan disahkandengan Keputusan Menteri

Pertambangan dan Energi No. 1034/KEPPRES/PERTAMBEN/1981 maka PT PLN

(Persero) Pusdiklat Learning Unit Tuntungan mendapat tugas merencanakan,

mengatur, memberikan pendidikan dan pelatihan dibidang Tenik dan Non-Teknik.

Dalam hal ini juga dilengkapi dengan unsur pelaksana yaitu Unit Pendidikan dan

Pelatihan (Udiklat) yang tersebar diseluruh wilayah Indonesia, salah satunya

adalah PT PLN (Persero) Udiklat Tuntungan. .

Adapun maksud dari program pembelajaran ialah sebagai acuan dalam

rangka mengembangkan, memelihara dan meningkatkan kualitas insan PLN

melalui penyelenggaraan pembelajaran dan assesmen untuk mewujudkan nilai

tambah bagi pemangku kepentingan. Sedangkan tujuan dari program

pembelajaran ialah untuk menyiapkan insan PLN yang professional, bersemangat

dan berintegritas guna mendukung penciptaan nilai korporasi yang berkelanjutan.

Ada enam program pembelajaran di PT PLN (Persero) Udiklat Tuntungan yaitu :

1. Program Pembelajaran Calon Pegawai Baru : Pembelajaran Calon

Pegawai Baru adalah pembelajaran yang diberikan kepada seseorang

sebagai proses seleksi pegawai untuk dapat diangkat menjadi pegawai

baru. Pembelajaran Calon Pegawai Baru, terdiri dari :

 Program Pembelajaran Prajabatan

 Program Kerjasama Pendidikan (Co-Orporative Education)

(3)

2. Program Pembelajaran Kepemimpinan

Program pembelajaran kepemimpinan adalah program pembelajaran yang

dilaksanakan untuk merealisasikan kebutuhan Kompetensi Inti,

Kompetensi Peran dan Kompetensi Bidang yang dipersyaratkan dalam

Kebutuhan Kompetensi Jabatan (KKJ) Struktural Fungsional yang

diproyeksikan. Program Pembelajaran Kepemimpinan terdiri dari :

 Pendidikan Eksekutif (EF)

 Pembelajaran untuk memenuhi kompetensi peran, termasuk juga kompetensi utama dan kompetensi bidang yang dipersyaratkan

pada setiap jenjang jabatan structural.

 Pendidikan Spesialis Stratejik (SSE)

 Pembelajaran untuk memenuhi kompetensi peran, termasuk juga kompetensi utama dan kompetensi bidang yang dipersyatatkan

pada setiap jenjang jabatan fungsional.

 Pelatihan Kepemimpinan Berbasis Web/Jaringan/Internet

 Pembelajaran untuk memelihara kompetensi pegawai yang telah mengikuti Pendidikan Eecutive (PE), namun belum memangku

jabatan structural.

 Program Pengembangan Kapabilitas Kepemimpinan

 Pembelajaran untuk memelihara kompetensi pegawai yang telah memangku jabatan structural

3. Program Pembelajaran Profesi dan Sertifikasi

Program Pembelajaran Profesi merupakan pembelajaran untuk memenuhi

kompetensi bidang yang dipersyaratkan pada setiap jabatan dan profesi di

perseroan. Program Pembelajaran Profesi dirancang untuk selarass dengan

program Sertifikasi Personel/Kompetensi yang diakui secara nasional dan

internasional.

Program Pembelajaran Profesi dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:

 In Class Training

(4)

4. Program Pembelajaran Penunjang

Program Pembelajaran Penunjang adalah program pembelajaran untuk

menambah kompetensi yang dipersyaratkan dalam Kebutuhan Kompetensi

Jabatan (KKJ) Program Pembelajaran Penunjang, dapat dilaksanakan

melalui:

 Pendidikan Formaal

 Workshop / Lokakarya / Seminar

 Pengelolaan Pengetahuan

5. Program Pembelajaran Inisiatif Stratejik Korporat

Sebuah Program pembelajaran untuk menngkatkan kinerja unit/korporat

dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Program ini merupakan

penugasan dan dapat ditujukan hanya untuk unit atau pegawai tertentu.

6. Program Pembekalan Masa Purna Bakti

Pembelajaran Pembekalan Masa Purna Bakti adalah pembelajaran untuk

memberikan pengetahuan dan keterampilan dalam menghadapi masa

pensiun.

3.1.2 Visi dan Misi PT (PLN) Persero Udiklat Tuntungan Visi Perusahaan

Menjadi pusat pendidikan setara kelas dunia dalam menyiapkan insan PLN di

Regional Sumatera* yang professional, besemangat dan berintegritas dalam

mendukung penciptaan korporasi yang berkelanjutan

Misi Perusahaan

Mengembangkan, memelihara dan meningkatkan kualitas insan PLN di

Regional Sumatera* melalui penyelenggaraan pembelajaran untuk mewujudkan

nialai tambah bagi stakeholder

*keterangan : Unit Induk Pembangunan I, Unit Induk Pembangunan II,

Pembangkitan Sumatera Bagian Utara, Wilayah Aceh dan Wilayah Sumatera

(5)

Logo

Gambar 3.1

Logo PT PLN (Persero)

Sumber : PT PLN (Persero) Udiklat Tuntungan

Berikut penjelasan logo :

1. Bidang Persegi Panjang Vertikal

Menjadi bidang dasar bagi elemen-elemen lambang lalnnya,

melambangkan bahwa PT PLN (Persero) merupakan wadah atau

organisasi yang terorganisir dengan sempurna. Berwarna kuning untuk

menggambarkan pencerahan, seperti yang diharapkan PLN bahwa listrik

mampu menciptakan pencerahan bagi kehidupan masyarakat. Kuning juga

melambangkan semangat yang menyala-nyala yang dimiliki tiap insan

yang berkarya di perusahaan ini.

2. Petir atau Kilat

Melambangkan listrik yang terkandung di dalamnya sebagai produk jasa

utama yang dihasilkan oleh perusahaan. Selain itu petir pun mengartikan

kerja cepat dan tepat pada insan PT PLN (Persero) dalam memberikan

solusi terbaik bagi para pelanggannya. Warnanya yang merah

melambangkan kedewasaan PLN sebagai perusahaan listrik pertama di

(6)

perusahaan serta keberanian dalam menghadapi tantangan perkembangan

jaman.

3. Tiga gelombang

Memiliki gaya rambat energi listrik yang dialirkan oleh tiga bidang usaha

utama yang digeluti perusahaan, yaitu pembangkitan, penyaluran dan

distribusi yang seiring sejalan dengan kerja keras para insan PT PLN

(Persero) guna menampilkan kesan konstan (sesuatu yang tetap) seperti

halnya listrik yang tetap diperlukan di dalam kehidupan manusia.

Disamping itu biru juga melambangkan keandalan yang dimiliki

insane-insan perusahaan dan memberikan layanan terbaik bagi pelanggannya.

3.1.3Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini adalah PT PLN (Persero) Udiklat Tuntungan yang

beralamat di jalan Lapangan Golf No. 35 Tuntungan-Pancur Batu Deli Serdang,

Medan 20353, Sumatera Utara, Indonesia.

3.2 Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan yaitu metode korelasional yang bertujuan

untuk meneliti hubungan atau pengaruh antara variabel x terhadap y. Metode

korelasional digunakan untuk : (1) mengukur hubungan di antara berbagai

variabel, (2) meramalkan variabel tak bebas dari penetahuan kita tentang variabel

bebas, dan (3) meratakan jalan untuk membuat rancangan penelitian

eksperimental. (Rakhmat, 1993 : 27)

3.3 Populasi dan Sampel

Populasi

(7)

Tabel 3.1

Populasi Pegawai PLN

Karyawan Jumlah

Pegawai tetap 31 orang

Admin 9 orang

Satpam 11 orang

Jasa CS 15 orang Pemeliharaan 4 orang

Koperasi 3 orang Jumlah Total 73 orang

Sumber : PT PLN (Persero) Udiklat Tuntungan 2017.

Total Sampel

Menurut Sugiyono (2008 : 116) sampel adalah sebagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sedangkan menurut Arikunto

(2008 : 116) penentuan pengambilan sampel sebagai berikut : apabila kurang dari

100 lebih baik diambil semua hingga penelitian populasi. Jika jumlah subjeknya

besar dapat diambil antara 10-15% atau 20%-55% atau lebih tergantung sedikit

banyaknya. Dengan demikian jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 73

orang.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Dalam setiap penelitian, proses pengumpulan data merupakan tahap yang

sangat penting. Karena data dijadikan sebagai bahan mentah untuk diolah dan

dianalisis lebih jauh dalam upaya mengungkapkan dan memecahkan masalah

penelitian. Data yang dikumpulkan itu haruslah bersifat objektif dan tidak bias.

Karena itu, perlu digunakan instrument atau alat pengumpulan data yang sesuai

dan terpercaya (Kholil, 2006 : 96). Teknik pengumpulan data adalah cara-cara

yang digunakan peneliti untuk mengumpulkan data sehingga dapat menghasilkan

data yang valid. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam

(8)

1. Penelitian Lapangan

Pengumpulan data di lapangan melalui kegiatan survey di lokasi penelitian

yang dilakukan melalui kuesioner. Kuesioner, sebagai alat pengumpul data

adalah sejumlah pertanyaan tertulis, yang harus dijawab secara tertulis

pula oleh responden. Sehubungan dengan itu, kuesioner dapat disebut juga

sebagai wawancara / interview. (Nawawi, 1995 : 120).

2. Study Kepustakaan (Library Research)

Study kepustakaan adalah teknik pengumpulan data dengan mengadakan

studi penelaahan terhadap buku-buku, literature-literatur, catatan-catatan,

dan laporan-laporan yang ada hubungannya dengan masalah yang

dipecahkan. (Nazir, 1988 : 111).

3.5 Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan proses mengorganisasikan dan mengurutkan data

ke dalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema

dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data. Data yang

diperoleh dari hasil penelitian akan dianalisis dalam beberapa tahap analisis yaitu:

1. Analisis Tabel Tunggal

Analisis tabel tunggal merupakan suatu analisis yang dilakukan dengan

membagi-bagikan variabel penelitian ke dalam kategori-kategori yang

dilakukan atas dasar frekuensi. Data-data yang terkumpul baik lewat studi

kepustakaan dan kuesioner akan disusun dan kemudian disajikan dalam

bentuk analisis tabel tunggal. Tabel tunggal merupakan langkah awal

dalam menganalisis data yang terdiri dari kolom. Sejumlah frekuensi dan

presentase untuk setiap kategori (Singarimbun, 2008 : 266).

2. Analisis Tabel Silang

Teknik yang digunakan untuk menganalisis dan mengetahui variabel yang

satu memiliki hubungan dengan variabel lainnya sehingga dapat diketahui

apakah variabel tersebut bernilai positif atau negative (Singarimbun, 2008

(9)

3. Uji Hipotesis

Uji hipotesis adalah salah satu fungsi untuk menyederhanakan data

sehingga mudah dibaca dan dipresentasikan, juga dipakai untuk menguji

hipotesis. Analisis hubungan adalah analisis yang menggunakan uji

statistic inferensial dengan tujuan melihat derajat hubungan diantara dua

variabel. Kekuatan hubungan menunjukkan derajat hubungan ini disebut

koefisien asosiasi (korelasi).

Dengan penelitian ini variabel-variabel yang diukur terdapat dalam skala ordinal. Sesuai dengan pedoman penggunaan test statistik “Spearman’s Rho Rank Order Correlation” dengan bantuan SPSS. Rumus koefisien korelasi tata jenjang oleh Spearman adalah sebagai berikut :

�ℎ�= 1− 6∑�2

� −(�2−1)

Keterangan :

Rho : koefisien korelasi rank-order

d : perbedaan antara pasangan jenjang

∑ : sigma atau jumlah

N : jumlah individu dalam sampel

1&6 : bilangan konstan. (Kriyantono, 2006 : 174)

Spearman Rho Koefisien adalah metode untuk menganalisis data dan untuk melihat hubungan antara variabel yang sebenarnya dengan skala ordinal.

Jika �<0 , maka terdapat hubungan yang negative sehingga hipotesis ditolak. Jika

��<0 , maka terdapat hubungan yang positif sehingga hipotesis diterima.

Selanjutnya jika tabel signifikan > 0,05 maka tidak terdapat hubungan yang signifikan sehingga Ho diterima dan Ha ditolak, sementara jika tabel signifikan

< 0,05, maka terdapat hubungan yang signifikan sehingga Ho ditolak dan Ha diterima.

Selanjutnya, untuk mengukur kekuatan derajat hubungan, digunakan nilai koefisien relasi sebagai berikut yaitu :

≤ P: hubungan rendah sekali, lemah sekali

(10)

0,40-0,70 : hubungan yang cukup berarti

0,71-0,90 : hubungan yang tinggi, kuat

≥ 0,90 : hubungan yang sangat tinggi, kuat sekali, dapat diandalakan. (Kriyantono, 2006 : 168-169).

Menurut Sarwono, 2006 : 110 untuk melihat signifikan hubungan dua

variabel dapat dianalisis dengan ketentuan sebagai berikut :

Jika probabilitas < 0.05 maka Ho ditolak dan Ha diterima.

Jika probabilitas > 0.05 maka Ho diterima dan Ha ditolak.

Menghitung besarnya sumbangan atau peran variabel bebas variabel

tergantung dapat diukur dengan rumus koefisien determinasi.

Rumusnya adalah sebagai berikut :

KD = r2

Keterangan :

×100%

KD = Koefisien Determinan

r = koefisien korelasi rank order

(11)

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Pelaksanaan Pengumpulan Data

Peneliti menempuh beberapa tahapan penelitian dalam pengumpulam data.

Tahapan tersebut sebagai berikut :

4.1.1 Tahap Awal

Penelitian diawali dengan meminta surat izin penelitian dari bagian

pendidikan FISIP USU, untuk memohon izin melakukan penelitian di PT

PLN (Persero) Udiklat Tuntungan.

4.1.2 Pengumpulan Data

Bab ini merupakan uraian dari hasil penelitian yang dilakukan.

Berdasarkan data yang ada, maka untuk menghitung jumlah sampel

digunakan total sampling yang apabila sampel kurang dari 100 maka akan

diambil semua, sehingga diperoleh 73 orang responden yang digunakan

sebagai sampel dalam penelitian ini.

Peneliti turun ke lapangan sebanyak dua kali untuk menyebarkan

kuesioner yang telah dipersiapkan. Kuesioner pertama yang disebarkan pada

tanggal 25 April 2017 sebanyak 31 buah untuk dibagikan kepada responden

PT PLN (Persero) Udiklat Tuntungan. Lalu pada tanggal 26 April 2017

peneliti kembali turun ke lapangan untuk menyebarkan kuesioner sebanyak

42 buah kuesioner.

4.2 Teknik Pengumpulan Data

Tahap Pengolahan Data dimulai setelah seluruh data penelitian telah

terkumpul dan terangkum di dalam kuesioner. Tahap-tahap tersebut adalah

sebagai berikut :

a. Penomoran Kuesioner

(12)

b. Editing

Yaitu proses yang dilakukan dengan memeriksa dan mengoreksi kembali seluruh jawaban dari koresponden. Hal ini dilakukan untuk memperjelas setiap jawaban yang kurang jelas dan menghindari terjadinya kesilapan pengisian data dalam kotak kode yang telah disediakan.

c. Coding

Yaitu proses pemindahan jawaban responden ke dalam kotak kode yang tersedia dalam kuesioner dalam bentuk angka (skor). Inventarisasi tabel : data mentah yang diperoleh dimasukkan ke dalam lembar FC (Foltron Cobol) sehingga membentuk satu kesatuan.

d. Inventarisasi Variabel

Pemindahan variabel dari kode ke dalam lembaran Foltron Cobol (FC). Tujuan dari lembaran FC dilampirkan dalam skripsi sebagai bahan kontrol jika kemungkinan terdapat sajian atau deskripsi data dan pembahasan data yang meragukan.

e. Tabulasi Data

Yaitu proses memindahkan variabel responden dari lembaran FC ke dalam kerangka tabel. Adapun tabel yang disajikan berbentuk tabel tunggal dan tabel silang.

f. Uji Hipotesis

Dalam penelitian ini digunakan rumus uji statistic yang telah ditentukan yaitu uji korelasi tata jenjang Spearman.

4.3 Analisis Tabel Tunggal

Analisis tabel tunggal dilakukan dengan membagi variabel penelitian ke

dalam kategori yang ditentukan atas dasar tabel frekuensi. Analisis tabel tunggal

dalam penelitian ini meliputi keseluruhan variabel penelitian, yakni variabel bebas

(Pengaruh Jaringan Komunikasi Formal) dan variabel terikat (Kepuasan

Komunikasi Pegawai di PT PLN (Persero) Udiklat Tuntungan).

4.3.1 Karakteristik Responden

Karakteristik responden perlu disajikan untuk mengetahui latar

belakang responden. Karakteristik yang dipakai adalah usia, jenis kelamin,

(13)

Tabel 4.1

Identitas Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Frekuensi Persentase

laki-laki 55 75,3%

perempuan 18 24,7%

Total 73 100%

Sumber : P01/FC.01

Pada tabel 4.2, menunjukkan identitas responden berdasarkan jenis

kelamin. Dari 73 responden, jenis kelamin laki-laki sebanyak 55 responden

(75,3%) dan jenis kelamin perempuan sebanyak 18 responden (24,7%).

Berdasarkan tabel di atas, responden terbanyak adalah laki-laki. Hal ini

disebabkan karena lebih dibutuhkannya kaum laki-laki, laki-laki lebih

mendominasi dalam setiap pekerjaan dan pekerjaannya lebih banyak turun

ke lapangan.

Tabel 4.2

Identitas Responden Berdasarkan Usia

Usia Frekuensi Persentase

20-29 tahun 36 49,3%

Pada tabel 4.1, menunjukkan identitas responden berdasarkan usia.

Dari 73 responden, usia 20-29 tahun sebanyak 36 responden (49,3%), usia

30-39 tahun sebanyak 21 responden (28,8%), usia 40-49 tahun sebanyak 8

responden (11,0%), dan usia >49 tahun sebanyak 8 responden (11,0%) juga.

Berdasarkan tabel di atas, responden terbanyak berada diusia 20-29 tahun.

Hal ini disebabkan karena PT PLN (Persero) Udiklat Tuntungan

membutuhkan pegawai muda yang mempunyai wawasan baru dan kreatif.

Tabel 4.3

(14)

Pendidikan Terakhir Frekuensi Persentase

Pada tabel 4.3, menunjukkan identitas responden berdasarkan

pendidikan terakhir. Dari 73 responden, Pendidikan terakhir SMA sebanyak

45 responden (61.6%), Sarjana 17 responden (23,3%), Diploma 9 responden

(12,3%), dan Pasca Sarjana 2 responden (2,7%). Berdasarkan tabel di atas,

responden dengan pendidikan terakhir terbanyak adalah SMA. Hal ini

disebabkan karena mayoritasnya adalah pegawai tidak tetap seperti admin,

satpan, cleaning servis (cs), pemeliharaan, dan koperasi yang pendidikannya

rata-rata SMA.

Tabel 4.4

Identitas Responden Berdasarkan Jabatan

Jabatan Frekuensi Persentase

koperasi 3 4,1%

Pada tabel 4.4, menunjukkan identitas responden berdasarkan jabatan.

Dari 73 responden, jabatan sebagai pegawai tetap sebanyak 31 responden

(42,5%), jasa cs 15 responden (20,5%), satpam 11 responden (15,1%),

admin 9 responden (12,3%), pemeliharaan 4 responden (5,5%), dan koperasi

3 responden (4,1%). Berdasarkan tabel di atas, responden dengan jabatan

terbanyak adalah sebagai pegawai tetap.

(15)

Identitas Responden Berdasarkan Masa Kerja

Masa Kerja Frekuensi Persentase

<5 tahun 23 31,5%

Pada tabel 4.5, menunjukkan identitas responden berdasarkan masa

kerja. Dari 73 responden, masa kerja 5-10 tahun sebanyak 27 responden

(37,0%), 11-15 tahun 23 responden (31,5%), >15 tahun 20 responden

(27,4%), dan 11-15 tahun 3 responden (4,1%). Berdasarkan tabel di atas,

responden dengan masa kerja terbanyak adalah 5-10 tahun. Hal ini

disebabkan karena sering terjadinya perpindahan pegawai ke cabang lain.

4.3.2 Pengaruh Jaringan Komunikasi Formal

Pada bagian ini, data yang disajikan yakni segala sesuatu yang

berhubungan dengan pengaruh jaringan komunikasi formal.

Tabel 4.6

Bentuk Komunikasi diskusi yang di lakukan Pimpinan terhadap Pegawai

Kategori Frekuensi Persentase

jarang 14 19,2%

sering 39 53,4%

sangat sering 20 27,4%

Total 73 100%

Sumber : P06/FC.06

Pada tabel 4.6, menunjukkan bentuk komunikasi diskusi yang di

lakukan Pimpinan terhadap Pegawai. Terdapat 39 responden (53,4%)

menjawab sering, 20 responden (27,4%) menjawab sangat sering, 14

responden (19,2%) menjawab jarang dan tidak ada satupun responden yang

menjawab tidak pernah. Hal ini menunjukkan bahwa bentuk komunikasi

diskusi sering dilakukan pimpinan terhadap pegawai. Dilihat dari sebanyak

(16)

dilakukan pimpinan terhadap pegawai dikarenakan bentuk komunikasi

diskusi lebih teratur dan terarah dalam mendapatkan suatu pengertian,

kesepakatan, serta keputusan bersama.

Tabel 4.7

Bentuk Komunikasi Wawancara yang dilakukan Pimpinan terhadap Pegawai

Kategori Frekuensi Persentase

tidak pernah 5 6,8%

jarang 36 49,3%

sering 24 32,9%

sangat sering 8 11,0%

Total 73 100%

Sumber : P07/FC.07

Pada tabel 4.7, menunjukkan bentuk komunikasi wawancara yang

dilakukan pimpinan terhadap pegawai. Terdapat 36 responden (49,3%)

menjawab jarang, 24 responden (32,9%) menjawab sering, 8 responden

(11,0%) menjawab sangat sering, dan 5 responden (6,8%) menjawab tidak

pernah. Hal ini menunjukkan bahwa bentuk komunikasi wawancara jarang

dilakukan oleh pimpinan terhadap pegawai. Dilihat dari sebanyak 36

responden menjawab jarang. Jarangnya bentuk komunikasi wawancara yang

dilakukan pimpinan terhadap pegawai disebabkan oleh

Tabel 4.8

Bentuk Komunikasi Telepon yang dilakukan Pimpinan terhadap Pegawai

Kategori Frekuensi Persentase

tidak pernah 2 2,7%

jarang 21 28,8%

sering 34 46,6%

sangat sering 16 21,9%

(17)

Sumber : P08/FC.08

Pada tabel 4.8, menunjukkan bentuk komunikasi telepon yang

dilakukan pimpinan terhadap pegawai. Terdapat 34 responden (46,6%)

menjawab sering, 21 responden (28,8%) menjawab jarang, 16 responden

(21,9%) menjawab sangat sering, dan 2 responden (2,7%) menjawab tidak

pernah. Hal ini menunjukkan bahwa bentuk komunikasi telepon sering

dilakukan pimpinan terhadap pegawai. Dilihat dari sebanyak 34 responden

menjawab sering. Seringnya bentuk komunikasi telepon yang dilakukan

pimpinan terhadap pegawai dikarenakan mudahnya dalam memberi dan

menerima pesan/informasi dalam bentuk suara atau tulisan walaupun

dibatasi oleh jarak.

Tabel 4.9

Bentuk Komunikasi Ceramah yang dilakukan Pimpinan terhadap Pegawai

Kategori Frekuensi Persentase

tidak pernah 3 4,1%

Pada tabel 4.9, menunjukkan bentuk komunikasi ceramah yang

dilakukan pimpinan terhadap pegawai. Terdapat 44 responden (60,3%)

menjawab sering, 17 responden (23,3%) menjawab sangat sering, 9

responden (12,3%) menjawab jarang, dan 3 responden (4,1%) menjawab

tidak pernah. Hal ini menunjukkan bahwa bentuk komunikasi ceramah

sering dilakukan pimpinan terhadap pegawai. Dilihat dari sebanyak 44

responden menjawab sering. Seringnya bentuk komunikasi ceramah yang

dilakukan pimpinan terhadap pegawai dikarenakan di dalam ceramah

terdapat pesan berupa nasehat untuk memotivasi pegawai dan

petunjuk-petunjuk dalam melaksanakan tugas.

Tabel 4.10

(18)

Kategori Frekuensi Persentase

tidak pernah 10 13,7%

jarang 15 20,5%

sering 37 50,7%

sangat sering 11 15,1%

Total 73 100%

Sumber : P10/FC.10

Pada tabel 4.10, menunjukkan bentuk komunikasi laporan lisan yang

dilakukan pimpinan terhadap pegawai. Terdapat 37 responden (50,7%)

menjawab sering, 15 responden (20,5%) menjawab jarang, 11 responden

(15,1%) menjawab sangat sering, dan 10 responden (13,7%) menjawab

tidak pernah. Hal ini menunjukkan bahwa bentuk komunikasi laporan lisan

sering dilakukan pimpinan terhadap pegawai. Dilihat dari sebanyak 37

responden menjawab sering. Seringnya bentuk komunikasi laporan lisan

yang di lakukan pimpinan terhadap pegawai dikarenakan cara

berkomunikasi ini sangat tepat untuk menyampaikan hal-hal penting dan

suatu umpan balik atas kegiatan yang dilaksanakan.

Tabel 4.11

Bentuk Komunikasi Laporan Tertulis yang dilakukan Pimpinan terhadap Pegawai

Kategori Frekuensi Persentase

tidak pernah 9 12,3%

jarang 15 20,5%

sering 35 47,9%

sangat sering 14 19,2%

Total 73 100%

(19)

Pada tabel 4.11,menunjukkan bentuk komunikasi laporan tertulis yang

dilakukan pimpinan terhadap pegawai. Terdapat 35 responden (47,9%)

menjawab sering, 15 responden (20,5%) menjawab jarang, 14 responden

(19,2%) menjawab sangat sering, dan 9 responden (12,3%) menjawab tidak

pernah. Hal ini menunjukkan bahwa bentuk komunikasi laporan tertulis

sering dilakukan pimpinan terhadap pegawai. Dilihat dari sebanyak 35

responden menjawab sering. Seringnya bentuk komunikasi laporan tertulis

yang di lakukan pimpinan terhadap pegawai merupakan salah satu

hubungan wewenang dan tanggung jawab yang ada diantara pimpinan dan

pegawai.

Tabel 4.12

Bentuk Komunikasi Panduan Pelaksanaan Pekerjaan yang dilakukan Pimpinan terhadap Pegawai

Kategori Frekuensi Persentase

tidak pernah 3 4,1%

Pada tabel 4.12,menunjukkan bentuk komunikasi panduan

pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan pimpinan terhadap pegawai.

Terdapat 46 responden (63,0%) menjawab sering, 15 responden (20,5%)

menjawab sangat sering, 9 responden (12,3%) menjawab jarang, dan 3

responden (4,1%) menjawab tidak pernah. Hal ini menunjukkan bahwa

bentuk komunikasi panduan pelaksanaan pekerjaan sering dilakukan

pimpinan terhadap pegawai. Dilihat dari sebanyak 46 responden menjawab

sering. Seringnya bentuk komunikasi panduan pelaksanaan pekerjaan yang

di lakukan pimpinan terhadap pegawai bertujuan untuk memperoleh hasil

kerja yang paling efektif. Dengan adanya panduan pelaksanaan pekerjaan

tersebut, lebih memudahkan pimpinan dalam menertibkan pekerjaan

pegawai.

(20)

Bentuk Komunikasi Kelompok (Rapat) yang dilakukan Pimpinan terhadap Pegawai

Kategori Frekuensi Persentase

tidak pernah 1 1,4%

Pada tabel 4.13,menunjukkan bentuk komunikasi kelompok (rapat)

yang dilakukan pimpinan terhadap pegawai. Terdapat 40 responden (54,8%)

menjawab sering, 23 responden (31,5%) menjawab sangat sering, 9

responden (12,3%) menjawab jarang, dan 1 responden (1,4%) menjawab

tidak pernah. Hal ini menunjukkan bahwa bentuk komunikasi kelompok

(rapat) sering dilakukan pimpinan terhadap pegawai. Dilihat dari sebanyak

40 responden menjawab sering. Bentuk komunikasi kelompok (rapat)

serimg dilakukan untuk menyebarkan informasi, memberi solusi dari

permasalahan yang ada, dan membangun kesepakatan terhadap suatu

keputusan. Hal ini sering dilakukan pimpinan terhadap pegawai agar

pihak-pihak tertentu mampu mengambil langkah yang baik.

Tabel 4.14

Bentuk Komunikasi Kelompok (Briefing) yang dilakukan Pimpinan terhadap Pegawai

Kategori Frekuensi Persentase

tidak pernah 3 4,1%

Pada tabel 4.14,menunjukkan bentuk komunikasi kelompok (briefing)

(21)

menjawab sering, 23 responden (31,5%) menjawab sangat sering, 12

responden (16,43%) menjawab jarang, dan 3 responden (4,1%) menjawab

tidak pernah. Hal ini menunjukkan bahwa bentuk komunikasi kelompok

(briefing) sering dilakukan pimpinan terhadap pegawai. Dilihat dari

sebanyak 35 responden menjawab sering. Bentuk komunikasi kelompok

(briefing) sering dilakukan pimpinan terhadap pegawai kapan pun saat

dibutuhkan. Hal ini dilakukan sekitar 10 sampai dengan 20 menit dengan

pesan yang singkat, jelas, dan padat.

Tabel 4.15

Bentuk Komunikasi Kelompok (Orientasi) yang dilakukan Pimpinan terhadap Pegawai

Kategori Frekuensi Persentase

tidak pernah 2 2,7%

Pada tabel 4.15,menunjukkan bentuk komunikasi kelompok (orientasi)

yang dilakukan pimpinan terhadap pegawai. Terdapat 34 responden (46.6%)

menjawab sering, 30 responden (41,1%) menjawab jarang, 7 responden

(9,6%) menjawab sangat sering, dan 2 responden (2,7%) menjawab tidak

pernah. Hal ini menunjukkan bahwa bentuk komunikasi kelompok

(orientasi) sering dilakukan pimpinan terhadap pegawai. Dilihat dari

sebanyak 34 responden menjawab sering. Bentuk komunikasi kelompok

(orientasi) yang sering dilakukan pimpinan terhadap pegawai yaitu pelatihan

dan pengembangan.

Tabel 4.16

Bentuk Komunikasi Kelompok (Diskusi Kelompok) yang dilakukan Pimpinan terhadap Pegawai

Kategori Frekuensi Persentase

tidak pernah 2 2,7%

jarang 20 27,4%

(22)

sangat sering 14 19,2%

Total 73 100%

Sumber : P16/FC.16

Pada tabel 4.16, menunjukkan bentuk komunikasi kelompok (diskusi

kelompok) yang dilakukan pimpinan terhadap pegawai. Terdapat 37

responden (50,7%) menjawab sering, 20 responden (27,4%) menjawab

jarang, 14 responden (19,2%) menjawab sangat sering, dan 2 responden

(2,7%) menjawab tidak pernah. Hal ini menunjukkan bahwa bentuk

komunikasi kelompok (diskusi kelompok) sering dilakukan pimpinan

terhadap pegawai. Dilihat dari sebanyak 37 responden menjawab sering.

Bentuk komunikasi kelompok (diskusi kelompok) yang sering dilakukan

pimpinan terhadap pegawai yaitu proses pemecahan masalah dengan cara

berpikir kelompok.

Tabel 4.17

Bentuk Komunikasi Kelompok (Workshop) yang dilakukan Pimpinan terhadap Pegawai

Kategori Frekuensi Persentase

tidak pernah 5 6,8%

jarang 37 50,7%

sering 23 31,5%

sangat sering 8 11,0%

Total 73 100%

Sumber : P17/FC.17

Pada tabel 4.17, menunjukkan bentuk komunikasi kelompok

(workshop) yang dilakukan pimpinan terhadap pegawai. Terdapat 37

(23)

sering, 8 responden (11,0%) menjawab sangat sering, dan 5 responden

(6,8%) menjawab tidak pernah. Hal ini menunjukkan bahwa bentuk

komunikasi kelompok (workshop) jarang dilakukan pimpinan terhadap

pegawai. Dilihat dari sebanyak 37 responden menjawab jarang. Bentuk

komunikasi kelompok (workshop)

Tabel 4.18

PimpinanBerkomunikasi dengan Para Pegawai

Kategori Frekuensi Persentase

tidak pernah 1 1,4%

Pada tabel 4.18, menunjukkan pimpinan yang berkomunikasi dengan

para pegawai. Terdapat 49 responden (67,1%) menjawab sering, 22

responden (30,1%) menjawab sangat sering, 1 responden (1,4%) menjawab

jarang, dan 1 responden (1,4%) menjawab tidak pernah. Hal ini

menunjukkan bahwa pimpinan sering berkomunikasi dengan para pegawai.

Dilihat dari sebanyak 49 responden menjawab sering. Seringnya pimpinan

berkomunikasi dengan para pegawai dilihat dari interaksi setiap hari,

hubungan kontak, dan proses kerjasama.

Tabel 4.19

Proses Komunikasi antara Pimpinan dengan Pegawai

Kategori Frekuensi Persentase

kurang baik 10 13,7%

baik 37 50,7%

sangat baik 26 35,6%

Total 73 100%

Sumber : P19/FC.19

Pada tabel 4.19, menunjukkan proses komunikasi antara pimpinan

dengan pegawai. Terdapat 37 responden (50,7%) mengatakan baik, 26

responden (35,6%) mengatakan sangat baik, 10 responden (13,7%)

(24)

tidak baik. Hal ini menunjukkan bahwa proses komunikasi antara pimpinan

dengan pegawai berjalan baik. Dilihat dari sebanyak 37 responden

mengatakan baik. Proses komunikasi yang berjalan baik antara pimpinan

dengan pegawai ditandai dengan adanya pengiriman dan penerimaan pesan.

Tabel 4.20

Sikap Pimpinan ketika Melakukan Komunikasi dengan Pegawai

Kategori Frekuensi Persentase

kurang baik 7 9,6%

baik 39 53,4%

sangat baik 27 37,0%

Total 73 100%

Sumber : P20/FC.20

Pada tabel 4.20, menunjukkan sikap pimpinan ketika melakukan

komunikasi dengan pegawai. Terdapat 39 responden (53,4%) mengatakan

baik, 27 responden (37,0%) mengatakan sangat baik, 7 responden (9,6%)

mengatakan kurang baik, dan tidak ada satu pun responden yang

mengatakan tidak baik. Hal ini menunjukkan bahwa sikap pimpinan baik

ketika melakukan komunikasi dengan pegawai. Dilihat dari sebanyak 39

responden mengatakan baik. Sikap pimpinan yang baik ini dapat

memastikan bahwa pesan yang disampaikan dapat diterima dengan baik.

Sikap pimpinan yang baik ini salah satunya adalah menjadi pendengar yang

baik ketika berkomunikasi dengan pegawai.

Tabel 4.21

Pesan/informasi Disampaikan Pimpinan Lewat Tulisan

Kategori Frekuensi Persentase

kurang jelas 10 13,7%

jelas 40 54,8%

sangat jelas 23 31,5%

Total 73 100%

Sumber : P21/FC.21

Pada tabel 4.21, menunjukkan pesan/informasi yang disampaikan

pimpinan lewat tulisan. Terdapat 40 responden (54,8%) mengatakan jelas,

(25)

mengatakan kurang jelas, dan tidak ada satu pun responden yang

mengatakan tidak jelas. Hal ini menunjukkan bahwa pesan/informasi yang

disampaikan pimpinan lewat tulisan sudah jelas. Dilihat dari sebanyak 40

responden mengatakan jelas. Pesan/informasi lewat tulisan ini berupa

buletin, memo, dan materi. Adanya pesan/informasi lewat tulisan akan

mempengaruhi pegawai yang semula tidak tahu, yang tadinya tidak

mengerti, dan yang tadinya bingung menjadi jelas.

Tabel 4.22

Pesan/informasi Disampaikan Pimpinan Secara Lisan

Kategori Frekuensi Persentase

tidak mengerti 1 1,4%

Pada tabel 4.22, menunjukkan pesan/informasi disampaikan pimpinan

secara lisan. Terdapat 56 responden (76,7%) mengatakan mengerti, 14 responden

(19,2%) mengatakan sangat mengerti, 2 responden (2,7%) mengatakan kurang

mengerti, dan 1 responden (1,4%) mengatakan tidak mengerti. Hal ini

menunjukkan bahwa pesan/informasi yang disampaikan pimpinan secara lisan

sudah dimengerti oleh pegawai. Dilihat dari sebanyak 56 responden mengatakan

mengerti. Penyampaian pesan/informasi secara lisan dapat dilakukan melalui

mimik wajah, gesture, bahasa tubuh bahkan sentuhan. Dengan demikian,

pesan/informasi secara lisan justru lebih efektif dan mudah dimengerti oleh

pegawai.

Tabel 4.23

Dilibatkan Dalam Pengambilan Keputusan Dalam Perusahaan

Kategori Frekuensi Persentase

tidak pernah 22 30,1%

jarang 24 32,9%

sering 23 31,5%

sangat sering 4 5,5%

(26)

Sumber : P23/FC.23

Pada tabel 4.23, menunjukkan keterlibatan dalam pengambilan

keputusan dalam perusahaan. Terdapat 24 responden (32,9%) menjawab

jarang, 23 responden (31,5%) menjawab sering, 22 responden (30,1%)

menjawab tidak pernah, dan 4 responden (5,5%) menjawab sangat sering.

Hal ini menunjukkan bahwa pegawai jarang dilibatkan dalam pengambilan

keputusan dalam perusahaan. Dilihat dari sebanyak 24 responden menjawab

jarang. Jarangnya pengambilan keputusan yang melibatkan pegawai

dikarenakan keputusan menjadi salah satu peranan pimpinan dengan

menentukan pilihan dari beberapa alternatif dalam mencapai tujuan yang

diinginkan. Namun pegawai dilibatkan dalam kegiatan berdiskusi dalam

pengambilan keputusan.

Tabel 4.24

Diberikan Kesempatan Menyampaikan Keluhan kepada Pimpinan tentang Masalah Pekerjaan/Rekan Kerja

Kategori Frekuensi Persentase

tidak pernah 4 55%

jarang 27 37,0%

sering 35 47,9%

sangat sering 7 9,6%

Total 73 100%

Sumber : P24/FC.24

Pada tabel 4.24, menunjukkan pemberian kesempatan dalam menyampaikan

keluhan kepada pimpinan tentang masalah pekerjaan/rekan kerja. Terdapat 35

responden (47,9%) menjawab sering, 27 responden (37,0%) menjawab jarang, 7

responden (9,6%) menjawab sangat sering, dan 4 responden (55%) menjawab

tidak pernah. Hal ini menunjukkan bahwa pegawai sering diberikan kesempatan

(27)

kerja. Dilihat dari sebanyak 35 responden menjawab sering. Seringnya diberikan

kesempatan dalam menyampaikan keluhan kepada pimpinan tentang masalah

pekerjaan/rekan kerja dapat mengatasi bentuk keluhan secepat mungkin sebelum

menjadi masalah.

Tabel 4.25

Penerimaan Keluhan Disampaikan Kepada Pimpinan Mengenai Masalah Pekerjaan/Rekan Kerja.

Kategori Frekuensi Persentase

tidak diterima 1 1,4%

Pada tabel 4.25, menunjukkan penerimaan keluhan yang disampaikan

kepada pimpinan mengenai masalah pekerjaan/rekan kerja. Terdapat 50

responden (68,5%) mengatakan diterima, 12 responden (16,4%)

mengatakan jarang diterima, 10 responden (13,7%) mengatakan selalu

diterima, dan 1 responden (1,4%) mengatakan tidak diterima. Hal ini

menunjukkan bahwa keluhan yang disampaikan kepada pimpinan mengenai

masalah pekerjaan/rekan kerja sudah diterima. Dilihat dari sebanyak 50

responden mengatakan diterima. Diterimanya keluhan tersebut dapat

mencapai penyelesaian masalah secara tepat dam cepat.

Tabel 4.26

Memberikan Ide dan Saran Dalam Rapat Kepada Pimpinan

Kategori Frekuensi Persentase

tidak pernah 5 6,8%

Pada tabel 4.26, menunjukkan pemberian ide dan saran dalam rapat

(28)

responden (35,6%) menjawab sering, 6 responden (8,2%) menjawab sangat

sering, dan 5 responden (6,8%) menjawab tidak pernah. Hal ini

menunjukkan bahwa responden jarang memberikan ide dan saran dalam

rapat kepada pimpinan. Dilihat dari sebanyak 36 responden menjawab

jarang. Jarangnya pemberian ide dan saran dalam rapat kepada pimpinan

mungkin dikarenakan adanya keterbatasan dalam pengetahuan. Namun hal

ini tidak berarti bahwa pegawai tidak berpartisipasi dalam rapat.

Tabel 4.27

Pertanyaan-Pertanyaan dijawab Oleh Pimpinan

Kategori Frekuensi Persentase

tidak baik 5 6,8%

Pada tabel 4.27, menunjukkan pertanyaan-pertanyaan yang dijawab

oleh pimpinan. Terdapat 48 responden (65,8%) menjawab baik, 15

responden (20,5%) menjawab sangat baik, 5 responden (6,8%) menjawab

kurang baik, dan 5 responden (6,8%) lainnya menjawab tidak baik. Hal ini

menunjukkan bahwa pertanyaan-pertanyaan dijawab dengan baik oleh

pimpinan. Dilihat dari sebanyak 48 responden menjawab baik.

Pertanyaan-pertanyaan yang dijawab dengan baik oleh pimpinan dapat mengurangi

kesulitan pegawai.

Tabel 4.28

Berkomunikasi Dengan Pimpinan Saat Bekerja

Kategori Frekuensi Persentase

(29)

Pada tabel 4.28, menunjukkan pegawai berkomunikasi dengan

pimpinan pada saat bekerja. Terdapat 38 responden (52,1%) sering, 21

responden (28,8%) jarang, 12 responden (16,4%) sangat sering, dan 2

responden (2,7%) tidak pernah. Hal ini menunjukkan bahwa pegawai sering

berkomunikasi dengan pimpinan saat bekerja. Dilihat dari sebanyak 38

responden menjawab sering. Berkomunikasi dengan pimpinan pada saat

bekerja akan mempermudah pekerjaan dan memperlancar arus komunikasi

ke atas.

Tabel 4.29

Berkomunikasi dengan Pimpinan ketika Menemui Masalah

Kategori Frekuensi Persentase

tidak pernah 4 5,5%

jarang 23 31,5%

sering 38 52,1%

sangat sering 8 11,0%

Total 73 100%

Sumber : P29/FC.29

Pada tabel 4.29, menunjukkan komunikasi dengan pimpinan ketika

menemui masalah. Terdapat 38 responden (52,1%) menjawab sering, 23

responden (31,5%) menjawab jarang, 8 responden (11,0%) menjawab

sangat sering, dan 4 responden (5,5%) menjawab tidak pernah. Hal ini

menunjukkan bahwa pegawai sering berkomunikasi dengan pimpinan ketika

menemui masalah. Dilihat dari sebanyak 38 responden menjawab sering.

Seringnya berkomunikasi dengan pimpinan ketika menemui masalah

merupakan cara yang efektif bagi pegawai untuk mengurangi kesulitan

(30)

Tabel 4.30

Berkomunikasi dengan Pimpinan ketika Masalah Tak Mampu Diselesaikan

Kategori Frekuensi Persentase

tidak pernah 2 2,7%

Pada tabel 4.30, menunjukkan komunikasi dengan pimpinan ketika

masalah tak mampu diselesaikan. Terdapat 34 responden (46,6%) menjawab

sering, 29 responden (39.7%) menjawab jarang, 8 responden (11,0%)

menjawab sangat sering, dan 2 responden (2,7%) menjawab tidak pernah.

Hal ini menunjukkan bahwa pegawai sering berkomunikasi dengan

pimpinan ketika masalah tak mampu diselesaikan. Dilihat dari sebanyak 34

responden menjawab sering. Pegawai sering berkomunikasi dengan

pimpinan ketika masalah tak mampu diselesaikan, karena pegawai percaya

bahwa aka nada solusi dari masalah tersebut hingga dapat diselesaikan

dengan baik oleh pimpinan.

Tabel 4.31

Pimpinan Menyelesaikan Masalah Pekerjaan Pegawai

Kategori Frekuensi Persentase

tidak bisa 3 4,1%

Pada tabel 4.31, menunjukkan pimpinan menyelesaikan masalah

pekerjaan pegawai. Terdapat 46 responden (63,0%) mengatakan bisa, 13

responden (17,8%) mengatakan kurang bisa, 11 responden (15,1%)

mengatakan sangat bisa, dan 3 responden (4,1%) mengatakan tidak bisa. Hal

ini menunjukkan bahwa pimpinan bisa menyelesaikan masalah pekerjaan

(31)

demikian pegawai sudah merasa yakin dan percaya dengan kualitas yang

dimiliki pimpinan mereka. Sedangkan bagi pimpinan, setiap masalah

pekerjaan merupakan anak tangga yang harus dilalui untuk mencapai

puncak kesuksesan.

Tabel 4.32

Pimpinan Menyelesaikan Konflik antara Rekan Kerja

Kategori Frekuensi Persentase

tidak bisa 1 1,4%

Pada tabel 4.32, menunjukkan pimpinan menyelesaikan konflik antara

rekan kerja. Terdapat 46 responden (63,0%) mengatakan bisa, 14 responden

(19,2%) mengatakan kurang bisa, 12 respomden (16,4%) mengatakan

sangat bisa, dan 1 responden (1,4%) mengatakan tidak bisa. Hal ini

menunjukkan bahwa pimpinan bisa menyelesaikan konflik antara rekan

kerja. Dilihat dari sebanyak 46 responden mengatakan bisa. Konflik diantara

rekan kerja sudah menjadi hal yang biasa dalam dunia kerja. Dengan

demikian pimpinan diharapkan bertanggung jawab untuk menyelesaikan

konflik diantara mereka. Kemampuan pimpinan dalam menyelesaikan

konflik antara rekan kerja adalah salah satu kunci sukses kepemimpinan.

Tabel 4.33

Menyatakan Pikiran dan Perasaan tentang Pekerjaan dengan Pimpinan

Kategori Frekuensi Persentase

tidak pernah 3 4,1%

Pada tabel 4.33, menyatakan pikiran dan perasaan tentang pekerjaan

(32)

responden (42,5 %) menjawab sering, 6 responden (8,2%) menjawab sangat

sering, dan 3 responden (4,1%) menjawab tidak pernah. Hal ini

menunjukkan bahwa pegawai jarang menyatakan pikiran dan perasaan

tentang pekerjaan dengan pimpinan. Dilihat dari sebanyak 33 responden

menjawab jarang. Sikap ini umumnya tidak baik karena kurangnya rasa

keterbukaan satu sama lain. sikap ini menyebabkan pegawai merasa jenuh

dan perusahaan tidak akan berkembang.

Tabel 4.34

Opini/Pendapat Menurut Atasan

Kategori Frekuensi Persentase

kurang dimengerti 3 4,1%

kurang dimengerti 12 16,4%

dimengerti 48 65,8%

sangat dimengerti 10 13,7%

Total 73 100%

Sumber : P34/FC.34

Pada tabel 4.34, menunjukkan opini/pendapat menurut atasan.

Terdapat 48 responden (65,8%) mengatakan dimengerti, 12 responden

(16,4%) mengatakan kurang dimengerti, 10 responden (13,7%) mengatakan

sangat dimengerti, dan 3 responden (4,1%) mengatakan kurang dimengerti.

Hal ini menunjukkan bahwa opini/pendapat yang diberikan pegawai

dimengerti menurut atasan. Dilihat dari sebanyak 48 responden mengatakan

dimengerti. Respon yang positif ini menunjukkan bahwa hubungan

komunikasi pegawai dengan pimpinan sudah berjalan baik.

Tabel 4.35

Opini/ Pendapat Mendapat Tanggapan dari Pimpinan

(33)

tidak baik 1 1,4%

Pada tabel 4.35, menunjukkan opini/pendapat mendapat tanggapan

dari pimpinan. Terdapat 45 responden (61,6%) mengatakan baik, 14

responden (19,2%) mengatakan sangat baik, 13 responden (17,8%)

mengatakan kurang baik, dan 1 responden (1,4%) mengatakan tidak baik.

Hal ini menunjukkan bahwa opini/pendapat yang disampaikan mendapat

tanggapan baik dari pimpinan, dilihat dari sebanyak 45 responden

mengatakan baik. Berhubungan dengan tabel sebelumnya, opini/pendapat

yang dimengerti menurut atasan dan opini/pendapat yang mendapat

tanggapan baik dari pimpinan merupakan respon yang positif juga.

Tabel 4.36

Tanggapan dari Pimpinan terhadap Opini/Pendapat Pegawai

Kategori Frekuensi Persentase

tidak membantu 5 6,8%

Pada Tabel 4.36, menunjukkan tanggapan dari pimpinan terhadap

opini/pendapat pegawai. Terdapat 34 responden (46,6%) mengatakan

membantu, 23 responden (31,5%) mengatakan sangat membantu, 11

responden (15,1%) mengatakan kurang membantu, dan 5 responden (6,8%)

mengatakan tidak membantu. Hal ini menunjukkan bahwa tanggapan dari

pimpinan terhadap opini/pendapat dari pegawai mampu membantu

mengurangi tekanan dan frustasi pegawai akibat pekerjaan. Dilihat dari

sebanyak 34 responden mengatakan membantu. Beban pekerjaan yang

(34)

dari pimpinan terhadap opini/pendapat pegawai menjadi salah satu hal

positif yang membantu mengurangi tekanan dan frustasi akibat pekerjaan.

Tabel 4.37 Menemui Pimpinan

Kategori Frekuensi Persentase

tidak sulit 36 49,3%

Pada tabel 4.37, menunjukkan proses menemui pimpinan. Terdapat 36

responden (49,3%) mengatakan tidak sulit, 17 responden (23,3%)

mengatakan kurang sulit, 12 responden (16,4%) mengatakan sulit, dan 8

responden (11,0%) mengatakan sangat sulit. Hal ini menunjukkan bahwa

mayoritas responden tidak mengalami kesulitan dalam menemui pimpinan.

Dilihat dari sebanyak 36 responden yang mengatakan tidak sulit.

Ketidaksulitan dalam menemui pimpinan sudah menunjukkan bahawa tidak

adanya kesenjangan yang jauh antara pimpinan dan pegawai.

Tabel 4.38

Mendapat Informasi dari Rekan sekerja dalam Perusahaan

Kategori Frekuensi Persentase

tidak mudah 3 4,1%

Pada tabel 4.38, menunjukkan mendapat informasi dari rekan sekerja

dalam perusahaan. Terdapat 47 responden (64,4%) mengatakan mudah, 18

responden (24,7%) mengatakan sangat mudah, 5 responden (6,8%)

mengatakan kurang mudah, dan 3 responden (4,1%) mengatakan tidak

mudah. Hal ini menunjukkan bahwa responden mudah mendapatkan

(35)

responden mengatakan mudah. Kemudahan dalam mendapatkan informasi

dari rekan sekerja dalam perusahaan menunjukkan bahwa hubungan sesama

rekan sekerja sudah dibina dengan baik.

Tabel 4.39

Pesan/informasi dari Rekan sekerja

Kategori Frekuensi Persentase

tidak jelas 1 1,4%

Pada tabel 4.39, menunjukkan pesan atau informasi dari rekan sekerja.

Terdapat 46 responden (63,0%) mengatakan jelas, 20 responden (27,4%)

mengatakan sangat jelas, 6 responden (8,2%) mengatakan kurang jelas, dan

1 responden (1,4%) mengatakan tidak jelas. Hal ini menunjukkan bahwa

pesan/informasi dari rekan sekerja sudah jelas. Dilihat dari 46 responden

mengatakan jelas. Pada tabel sebelumnya, terdapat kemudahan dalam

mendapatkan informasi dari rekan sekerja. Tidak hanya kemudahan dalam

mendapatkan informasi yang harus di harapkan, namun yang lebih penting

adalah kejelasan dari pesan/informasi dari rekan sekerja tersebut.

Tabel 4.40

Intensitas Komunikasi dengan Rekan Sekerja pada Jam kerja

Kategori Frekuensi Persentase

jarang 5 6,8%

sering 43 58,9%

sangat sering 25 34,2%

Total 73 100%

Sumber : P40/FC.40

Pada tabel 4.40, menunjukkan intensitas komunikasi dengan rekan

sekerja pada jam kerja. Terdapat 43 responden (58,9%) menjawab sering, 25

responden (34,2%) menjawab sangat sering, 5 responden (6,8%) menjawab

jarang dan tidak ada satupun responden yang menjawab tidak pernah. Hal

(36)

jam kerja sering dilakukan. Dilihat dari sebanyak 43 responden menjawab

sering. Berkomunikasi dengan rekan sekerja pada jam kerja merupakan cara

membina hubungan baik dengan rekan sekerja. Komunikasi disini tentu

menyangkut tentang hal pekerjaan dan diselingi dengan obrolan-obrolan

ringan.

Tabel 4.41

Berkomunikasi dengan Rekan sekerja pada Jam istirahat

Kategori Frekuensi Persentase

tidak pernah 2 2,7%

jarang 12 16,4%

sering 36 49,3%

sangat sering 23 31,5%

Total 73 100%

Sumber : P41/FC.41

Pada tabel 4.41, menunjukkan berkomunikasi dengan rekan sekerja

pada jam istirahat. Terdapat 36 responden (49,3%) menjawab sering, 23

responden (31,5%) menjawab sangat sering, 12 responden (16,4%)

menjawab jarang, dan 2 responden (2,7%) menjawab tidak pernah. Hal ini

menunjukkan bahwa mayoritas responden sering berkomunikasi dengan

rekan sekerja pada jam istirahat. Dilihat dari sebanyak 36 responden

menjawab sering. Sama halnya dengan tabel sebelumnya, berkomunikasi

dengan rekan sekerja pada jam kerja dan pada jam istirahat juga cara

membina hubungan baik dengan rekan sekerja. Namun, pada jam istirahat

pegawai lebih bebas untuk berkomunikasi bahkan diluar tentang pekerjaan

sperti tentang masalah pribadi.

Tabel 4.42

Kegiatan Komunikasi Melalui Via Telepon dengan Rekan sekerja

(37)

jarang 26 35,6%

sering 34 46,6%

sangat sering 13 17,8%

Total 73 100%

Sumber : P42/FC.42

Pada tabel 4.42, menunjukkan kegiatan komunikasi melalui via

telepon dengan rekan sekerja. Terdapat 34 responden (46,6%) menjawab

sering, 26 responden (35,6%) menjawab jarang, 13 responden (17,8%)

menjawab sangat sering dan tidak ada satupun responden yang menjawab

tidak pernah. Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan komunikasi via telepon

sering dengan rekan sekerja. Dilihat dari sebanyak 34 responden menjawab

sering. Berkomunikasi melalui via telepon juga salah satu cara untuk

menjalin komunikasi dan menjadi pendengar yang baik sesame rekan

sekerja.

4.3.3 Kepuasan Komunikasi Pegawai di PT PLN (Persero) Udiklat Tuntungan

Pada bagian ini, data yang disajikan yakni segala sesuatu yang

berhubungan dengan kepuasan komunikasi pegawai pada responden di PT PLN

(Persero) Udiklat Tuntungan. Selengkapnya data tersebut dapat dilihat pada tabel

yang dimulai dari tabel 4.43 sampai dengan tabel 4.66.

Tabel 4.43

Ditempatkan dengan Keahlian

Kategori Frekuensi Persentase

tidak sesuai 1 1.4

Pada tabel 4.43, menunjukkan pegawai ditempatkan sesuai dengan

keahlian. Terdapat 45 responden (61,6%) mengatakan sesuai, 15 responden

(20,5%) mengatakan sangat sesuai, 12 responden (16,4%) mengatakan

(38)

menunjukkan bahwa pegawai ditempatkan sesuai dengan keahlian. Dilihat

dari 45 responden mengatakan sesuai.

Tabel 4.44

Pekerjaan dengan Latar Belakang Pendidikan

Kategori Frekuensi Persentase

tidak sesuai 9 12,3%

kurang sesuai 13 17,8%

sesuai 40 54,8%

sangat sesuai 11 15,1%

Total 73 100%

Sumber : P44/FC.44

Pada tabel 4.44, menunjukkan pekerjaan dengan latar belakang

pendidikan. Terdapat 40 responden (54,8%) mengatakan sesuai, 13

responden (17,8%) mengatakan kurang sesuai, 11 responden (15,1%)

mengatakan sangat sesuai, dan 9 responden (12,3%) mengatakan tidak

sesuai. Hal ini menunjukkan bahwa pegawai diberikan pekerjaan sesuai

dengan latar belakang pendidikan. Dilihat dari sebanyak 40 responden

mengatakan sesuai. Bekerja tidak sesuai latar belakang pendidikan bukanlah

hal yang sia-sia. Pendidikan itu adalah modal untuk masa depan. Apapun

pekerjaannya itu, kita mendapat cara berpikir baru dan belajar berpikir logis.

Namun, bekerja sesuai dengan latar belakang pendidikan adalah hal yang

baik. Sambil bekerja kita dapat mengembangkan bakat dan kemampuan

yang berguna menunjang pekerjaan.

Tabel 4.45

Gaji dengan Beban Kerja dan Tanggung Jawab

Kategori Frekuensi Persentase

tidak sesuai 6 8,2%

(39)

sesuai 37 50,7%

sangat sesuai 11 15,1%

Total 73 100%

Sumber : P45/FC.45

Pada tabel 4.45, menunjukkan gaji dengan beban kerja dan tanggung

jawab. Terdapat 37 responden (50,7%) mengatakan sesuai, 19 responden

(26,0%) mengatakan kurang sesuai, 11 responden (15,1%) mengatakan

sangat sesuai, dan 6 responden (8,2%) mengatakan tidak sesuai. Hal ini

menunjukkan bahwa gaji yang diberikan sesuai dengan beban kerja dan

tanggung jawab. Dilihat dari sebanyak 37 responden mengatakan sesuai.

Gaji yang sesuai dengan beban kerja dan tanggung jawab akan menjadi

motivasi bagi pegawai. Pegawai akan lebih semangat dalam bekerja dan

tujuan perusahaan dapat tercapai.

Tabel 4.46

Informasi Melalui Tulisan

Kategori Frekuensi Persentase

kurang jelas 8 11,0%

jelas 50 68,5%

sangat jelas 15 20,5%

Total 73 100%

Sumber : P46/FC.46

Pada tabel 4.46, menunjukkan bahwa penyampaian informasi melalui

tulisan tentang peraturan-peraturan yang berlaku dalam organisasi. Terdapat

50 responden (68,5%) mengatakan jelas, 15 responden (20,5%) mengatakan

sangat jelas, 8 responden (11,0%) mengatakan kurang jelas dan tidak ada

satupun responden yang mengatakan tidak jelas. Hal ini menunjukkan

bahwa informasi melalui tulisan tentang peraturan-peraturan yang berlaku

dalam organisasi sudah jelas. Dilihat dari sebanyak 50 responden

mengatakan jelas. Tulisan menjadi sarana untuk menyampaikan informasi,

tetapi jelas atau tidaknya informasi ditentukan oleh benar tidaknya bahasa

yang dipakai.

Tabel 4.47

(40)

Kategori Frekuensi Persentase

Pada tabel 4.47, menunjukkan pemahaman terhadap bahasa yang

digunakan pimpinan pada saat seminar, briefing maupun ceramah. Terdapat

48 responden (65,8%) mengatakan baik, 16 responden (21,9%) mengatakan

sangat baik, 9 responden (12,3%) mengatakan kurang baik dan tidak ada

satupun responden yang mengatakan tidak baik. Hal ini menunjukkan

bahwa pegawai paham terhadap bahasa yang digunakan pimpinan pada saat

seminar, briefing maupun ceramah. Dilihat dari sebanyak 48 responden

mengatakan baik. Bahasa yang digunakan oleh pimpinan adalah senjata

ampuh dalam berkomunikasi agar dapat berinteraksi dengan baik.

Tabel 4.48

Kesalahan Informasi Di dalam Perusahan

Kategori Frekuensi Persentase

tidak pernah 7 9,6%

Pada tabel 4.48, menunjukkan kesalahan informasi di dalam

perusahaan. Terdapat 52 responden (71,2%) menjawab jarang, 10 responden

(13,7%) menjawab sering, 7 responden (9,6%) menjawab tidak pernah, dan

4 responden (5,5%) menjawab sangat sering. Hal ini menunjukkan bahwa

kesalahan informasi di dalam perusahaan jarang terjadi. Dilihat dari

sebanyak 52 responden menjawab jarang. Jarangnya terjadi kesalahan

informasi di dalam perusahaan adalah hal yang sangat baik. Berarti pegawai

sudah berkomunikasi dengan baik

Tabel 4.49

(41)

Kategori Frekuensi Persentase

Pada tabel 4.49, menunjukkan tingkat kemampuan bekerja di

perusahaan. Terdapat 47 responden (64,6%) mengatakan mampu, 17

responden (23,3%) mengatakan sangat mampu, 9 responden (12,3%)

mengatakan kurang mampu, dan tidak ada satu pun yang mengatakan tidak

mampu. Hal ini menunjukkan bahwa pegawai merasa sudah mampu dengan

tingkat kemampuan bekerja di perusahaan. Dilihat dari sebanyak 47

responden mengatakan mampu. Kemampuan pegawai bekerja di perusahaan

menunjukkan bahwa pegawai mampu menyelesaikan pekerjaan dengan

baik. Hal ini berarti, bahwa pekerjaan tidak menjadi beban, tidak ada

tekanan, dan mampu menghindari depresi.

Tabel 4.50 Hasil Kerja

Kategori Frekuensi Persentase

tidak puas 1 1,4%

Pada tabel 4.50, menunjukkan hasil kerja pegawai. Terdapat 45

responden (61,65) mengatakan puas, 19 responden (26,0%) mengatakan

sangat puas, 8 responden (11,0%) mengatakan kurang puas, dan 1

responden (1,4%) mengatakan tidak puas. Hal ini menunjukkan bahwa

pegawai sudah puas dengan hasil kerja mereka. Dilihat dari sebanyak 45

responden mengatakan puas. Pegawai yang merasa puas dengan hasil

kerjanya menunjukkan bahwa pengalaman kerja menyenangkan, ada

harapan baik, tugas-tugas pekerjaan terlaksana dengan baik, dan hubungan

(42)

Tabel 4.51

Pimpinan Melakukan Pengawasan

Kategori Frekuensi Persentase

jarang 17 23,3%

sering 45 61,6%

sangat sering 11 15,1%

Total 73 100%

Sumber : P51/FC.51

Pada tabel 4.51, menunjukkan pimpinan melakukan pengawasan

terhadap tingkah laku/perbuatan pegawai secara wajar. Terdapat 45

responden (61,6%) menjawab sering, 17 responden (23,3%) menjawab

jarang, 11 responden (15,1%) menjawab dan tidak ada satupun responden

yang menjawab tidak pernah. Hal ini menunjukkan bahwa pimpinan sering

melakukan pengawasan terhadap tingkah laku/perbuatan karyawan secara

wajar. Dilihat dari sebanyak 45 responden menjawab sering. Pengawasan

pimpinan terhadap tingkah laku/perbuatan pegawai secara wajar mampu

meningkatkan displin kerja pegawai.

Tabel 4.52

Penyebaran Informasi Di dalam Perusahaan

Kategori Frekuensi Persentase

tidak lancar 6 8,2%

kurang lancar 9 12,3%

lancar 45 61,6%

sangat lancar 13 17,8%

Total 73 100%

Sumber : P52/FC.52

Pada tabel 4.52, menunjukkan penyebaran informasi di dalam

perusahaan yang berjalan secara lancar. Terdapat 45 responden (61,6%)

(43)

responden (12,3%) mengatakan kurang lancar, dan 6 responden

(8,2%)mengatakan tidak lancar. Hal ini menunjukkan, penyebaran informasi

di dalam perusahaan sudah lancar. Dilihat dari sebanyak 45 responden

mengatakan lancar. Dengan lancarnya penyebaran informasi di dalam

perusahaan, maka aktivitas pekerjaan pun akan lancar.

Tabel 4.53

Bentuk Pesan/Informasi Melalui Buletin

Kategori Frekuensi Persentase

tidak jelas 6 8,2%

Pada tabel 4.53, menunjukkan bentuk pesan/informasi melalui buletin.

Terdapat 39 responden (53,4%) mengatakan jelas, 17 responden (23,3%)

mengatakan sangat jelas, 11 responden (15,1%) mengatakan kurang jelas,

dan 6 responden (8,2%) mengatakan tidak jelas. Hal ini menunjukkan

bahwa bentuk pesan/informas yang disampaikan melalui buletin sudah

jelas.. Dilihat dari sebanyak 39 responden mengatakan jelas. Bentuk

pesan/informasi melalui buletin pada umumnya singkat dan padat dan

menggunakan bahasa formal. Keberadaan buletin tentu mempermudah

pegawai dalam mempublikasikan informasi di bidang yang lebih sempit

seperti sebuah divisi tertentu.

Tabel 4.54

Bentuk Pesan/Informasi Melalui Memo

Kategori Frekuensi Persentase

(44)

Pada tabel 4.54, menunjukkan bentuk pesan/informasi yang

disampaikan melalui memo. Terdapat 40 responden (54,8%) mengatakan

jelas, 18 responden (24,7%) mengatakan sangat jelas, 10 responden (13,7%)

mengatakan kurang jelas, dan 5 responden (6,8%) mengatakan tidak jelas.

Hal ini menunjukkan bahwa bentuk pesan/informasi melalui memo sudah

jelas. Dilihat dari sebanyak 40 responden mengatakan jelas. Memo

berfungsi sebagai bentuk komunikasi yang berisi arahan, saran atau

keterangan tentang sesuatu hal. Sama halnya dengan tabel sebelumnya,

keberadaan memo juga membantu pegawai dalam menyampaikan

pesan/informasi tertentu.

Tabel 4.55

Bentuk Pesan/Informasi Melalui Materi

Kategori Frekuensi Persentase

tidak jelas 6 8,2%

Pada tabel 4.55, menunjukkan bentuk pesan/informasi yang

disampaikan melalui materi. Terdapat 38 responden (52,1%) mengatakan

jelas, 20 responden (27,4%) mengatakan sangat jelas, 9 responden (12,3%)

mengatakan kurang jelas, dan 6 responden (8,2%) mengatakan tidak jelas.

Hal ini menunjukkan bahwa pesan/informasi yang disampaikan melalui

materi. Dilihat dari sebanyak 38 responden mengatakan jelas. Materi yang

berisi pesan/informasi sangat berguna bagi seluruh pegawai perusahaan

yang akan menambah pengetahuan pegawai.

Tabel 4.56

Bentuk Pesan/Informasi Melalui Tulisan

Kategori Frekuensi Persentase

tidak jelas 5 6,8%

kurang jelas 9 12,3%

(45)

sangat jelas 27 37,0%

Total 73 100%

Sumber : P56/FC.56

Pada tabel 4.56, menunjukkan bentuk pesan/informasi yang

disampaikan melalui tulisan. Terdapat 32 responden (43,8%) mengatakan

jelas, 27 responden (37,0%) mengatakan sangat jelas, 9 responden (12,3%)

mengatakan kurang jelas, dan 5 responden (6,8%) mengatakan tidak jelas.

Hal ini menunjukkan bahwa bentuk pesan/informasi melalui tulisan sudah

jelas. Dilihat dari sebanyak 32 responden mengatakan jelas. Pesan/informasi

yang disampaikan melalui tulisan dapat membantu beberapa pegawai yang

kurang lancar dalam menyampaikan secara lisan.

Tabel 4.57

Penyebaran Informasi Melalui Saluran Komunikasi

Kategori Frekuensi Persentase

tidak mudah 6 8,2%

kurang mudah 5 6,8%

mudah 46 63,0%

sangat mudah 16 21,9%

Total 73 100%

Sumber : P57/FC.57

Pada tabel 4.57, menunjukkan penyebaran informasi melalui saluran

komunikasi yang disediakan perusahaan. Terdapat 46 responden (63,0%)

mengatakan mudah, 16 responden (21,9%) mengatakan sangat mudah, 6

responden (8,2%) mengatakan tidak mudah, dan 5 responden (6,8%)

mengatakan kurang mudah. Hal ini menunjukkan bahwa penyebaran

informasi melalui saluran komunikasi yang disediakan perusahaan adalah

mudah. Dilihat dari sebanyak 46 responden mengatakan mudah.

Kemudahan ini sangat membantu bagi pegawai dalam berkomunikasi

(46)

Tabel 4.58

Pesan/Informasi dari Rekan kerja

Kategori Frekuensi Persentase

kurang bermanfaat 4 5,5%

bermanfaat 49 67,1%

sangat bermanfaat 20 27,4%

Total 73 100%

Sumber : P58/FC.58

Pada tabel 4.58, menunjukkan pesan/informasi dari rekan sekerja.

Terdapat 49 responden (67,1%) mengatakan bermanfaat, 20 responden

(27,4%) mengatakan sangat bermanfaat, 4 responden (5,5%) mengatakan

kurang bermanfaat, dan tidak ada satupun responden yang mengatakan tidak

bermanfaat. Hal ini menunjukkan bahwa pesan/informasi dari teman sekerja

bermanfaat. Dilihat dari sebanyak 49 responden mengatakan bermanfaat.

Bermanfaatnya pesan/informasi dari teman sekerja menunjukkan bahwa

setiap pegawai tidak terlepas dari interaksi dalam menyampaikan

pesan/informasi di perusahaan.

Tabel 4.59

Pesan/Informasi Diperoleh dalam Perusahaan

Kategori Frekuensi Persentase

tidak puas 7 9,6%

Pada tabel 4.59, menunjukkan pesan/informasi yang di peroleh di

dalam perusahaan. Terdapat 55 responden (75,3%) mengatakan puas, 9

responden (12,3%) mengatakan sangat puas, 7 responden (9,6%)

mengatakan tidak puas, dan 2 responden (2,7%) lainnya mengatakan kurang

puas. Hal ini menunjukkan bahwa pegawai puas dengan pesan/informasi

(47)

mengatakan puas. Pegawai yang merasa puas dengan pesan/informasi yang

diperoleh dalam perusahaan merupakan salah satu tercapainya kepuasan

komunikasi di dalam perusahaan.

Tabel 4.60 Pesan/Informasi

Kategori Frekuensi Persentase

tidak tepat waktu 2 2,7%

Pada tabel 4.60, menunjukkan bahwa penyampaian pesan/informasi.

Terdapat 53 responden (72,6%) mengatakan tepat waktu, 12 responden

(16,4%) mengatakan kurang tepat waktu, 6 responden (8,2%) mengatakan

sangat tepat waktu, dan 2 responden (2,7%) lainnya mengatakan tidak tepat

waktu. Hal ini menunjukkan bahwa penyampaian pesan/informasi di dalam

perusahaan sudah tepat waktu. Dilihat dari sebanyak 53 responden

mengatakan tepat waktu. Sama halnya dengan tabel sebelumnya, ketepatan

pesan/informasi merupakan salah satu tercapainya kepuasan komunikasi di

dalam perusahaan.

Tabel 4.61

Saling Membagi Informasi antara Rekan sekerja

Kategori Frekuensi Persentase

jarang 3 4,1%

sering 54 74,0%

sangat sering 16 21,9%

Total 73 100%

Sumber : P61/FC.61

Pada tabel 4.61, menunjukkan responden saling membagi informasi

antara teman sekerja. Terdapat 54 responden (74,0%) menjawab sering, 16

responden (21,9%) menjawab sangat sering, 3 responden (4,1%)

menjawabjarang, dan tidak ada satupun responden yang menjawab tidak

(48)

saling membagi informasi diantara teman sekerja. Dilihat dari sebanyak 54

responden menjawab sering. Saling membagi informasi adalah hal yang

positif. Hal ini berarti suda h terjalin hubungan keakraban di antara rekan

sekerja.

Tabel 4.62

Membantu Menyelesaikan Konflik dalam Tingkat yang Sama

Kategori Frekuensi Persentase

tidak pernah 1 1,4%

Pada tabel 4.62, menunjukkan pegawai membantu menyelesaikan

konflik jika terjadi diantara orang-orang yang berada dalam tingkat yang

sama. Terdapat 36 responden (49,3%) menjawab sering, 29 responden

(39,7%) menjawab jarang, 7 responden (9,6%) menjawab sangat sering, dan

1 responden (1,4%) lainnya menjawab tidak pernah. Hal ini menunjukkan

bahwa pegawai sering membantu menyelesaikan konflik di antara rekan

sekerja. Dilihat dari sebanyak 36 responden menjawab sering. Perbuatan ini

menunjukkan sikap peduli yang tinggi di antara pegawai yang menunjukkan

kekompakan sesama pegawai dalam menghadapi masalah.

Tabel 4.63

Bebas Berkomunikasi dengan Pegawai tanpa Memperhatikan Posisi

Kategori Frekuensi Persentase

tidak pernah 1 1,4%

Pada tabel 4.63, menunjukkan bebas berkomunikasi dengan pegawai

tanpa memperhatikan posisi. Terdapat 42 responden (57,5%) menjawab

Gambar

Gambar 3.1 Logo PT PLN (Persero)
Tabel 3.1 Populasi Pegawai PLN
Tabel 4.20
Tabel 4.31
+7

Referensi

Dokumen terkait

To obtain conclusive result of some data or properties of the A2 austenite sample ′ s, several measurements were carried out such as microstructure investigation,

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, dengan bentuk penelitian kualitatif (qualitative research) rancangan penelitian penelitian

committed by a person due to his/her omission carried out such accusation under article 38 of General Requirement and Tax Procedure Act in which article 13A fulills the principle

Fisangorana jirofo tsy misy fiaro Fomba tsara atao amin'ny fisangorana jirofo. Fanasana fitaovana anaty loharano Ohatra tsara amin'ny

Sanshiro Harapan Makmur dan Rata-Rata Industri Perusahaan Jasa Periode 2010-2014 memperlihatkan bahwa Net Profit Margin (NPM) perusahaan pada tahun 2010-2014

Utami, Wahyu, 2013, Konsep Saujana Kota Magelang, Jurusan Arsitektur, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.. Metode Penelitian Kunatitatif Kualitatif

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa aktivitas dengan makna hedonisme merupakan aktivitas yang paling menonjol dilakukan oleh penghuni perumahan pada kelompok

Karena profitabilitas perusahaan akan meningkat maksimal dari perusahaan yang mampu memanfaatkan dan mengelola sumber daya intellectual capital yang dimiliki (human