• Tidak ada hasil yang ditemukan

Status Tanah Wakaf Yang Belum Terdaftar Bila Terjadi Gugatan Ahli Waris” (Studi Di Kecamatan Ujung Batu Kabupaten Rokan Hulu)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Status Tanah Wakaf Yang Belum Terdaftar Bila Terjadi Gugatan Ahli Waris” (Studi Di Kecamatan Ujung Batu Kabupaten Rokan Hulu)"

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN TENTANG PENDAFTARAN TANAH MILIK WAKAF

A. Wakaf Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 1977

1. Pengertian Tanah Wakaf Milik

Sebegitu pentingnya masalah perwakafan tanah milik ini dalam perspektif

Undang-Undang Pokok Agraria, diperlukan pengaturan lebih lanjut dalam bentuk

“peraturan pemerintah” sebagaimana ditegaskan dalam ketentuan Pasal 49 ayat (3)

Undang-Undang Pokok Agraria. Sebagai realisasinya, lahirlah Peraturan Pemerintah

Nomor 28 Tahun 1977 tentang perwakafan Tanah Milik, yang disahkan Presiden

pada tanggal 17 Mei 1977 Nomor 38 dan penjelasan atas Peraturan Pemerintah

Nomor 28 tahun 1977 sebagaimana termuat dalam Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 3107.45

Tanah wakaf adalah tanah hak milik yang sudah diwakafkan. Menurut Boedi

Harsono46, perwakafan tanah hak milik merupakan suatu perbuatan hukum yang suci, mulia dan terpuji yang dilakukan seseorang atau badan hukum, dengan memisahkan

sebagian dari harta kekayaannya yang berupa tanah hak milik dan melembagakannya

untuk selama-lamanya menjadi wakaf sosial. Wakaf sosial adalah wakaf yang

diperuntukan bagi kepentingan peribadatan atau keperluan umum lainnya, sesuai

dengan ajaran agama islam.

45Rachmadi Usman,Op.cit, Hlm 78.

46Boedi Harsono,Hukum Agraria Indonesia: sejarah Pembentukan Undang-Undang Pokok

(2)

Perwakafan tanah milik merupakan suatu lembaga keagamaan yang dapat

dipergunakan sebagai salah satu sarana guna pengembangan kehidupan beragama,

khususnya bagi umat islam, dalam rangka mencapai kesejahteraan spiritual dan

materiil menuju masyarakat adil dan makmur berdasarkan pancasila.

Dasar hukum dari perwakafan tanah milik dapat ditemukan di Pasal 49 ayat

(3) Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok

Agraria (UUPA) yang menentukan bahwa perwakafan tanah milik dilindungi dan

diatur dengan peraturan pemerintah.47 Selama kurun waktu yang sudah cukup lama, adanya peraturan pemerintah yang dimaksud telah dirasakan sebagai suatu hal yang

amat mendesak, sebab kenyataan menunjukkan bahwa perwakafan tanah milik telah

lama berlansung di Indonesia.48 Hal ini berhubungan dengan peraruran perUndangn-Undangan yang ada sekarang ini yang mengatur tentang perwakafan tanah milik.

Dengan dikeluarkaannya Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 1977 dan berbagai

peraturan pelaksanaannya, telah terjadi suatu pembaruan dibidang perwakafan tanah

milik ini diatur, ditertibkan, dan diarahkan sedemikian rupa sehingga benar-benar

memenuhi hakikat dan tujuan daripada perwakafan sesuai dengan ajaran islam.49 Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 1977 ini yang diatur hanyalah wakaf

sosial, yaitu untuk umum atas tanah milik, sebagaimana dirumuskan pengertian

wakaf yaitu perbuatan hukum seseorang atau badan hukum yang memisahkan

47 http://www . jurnalhukum.com/tanah-wakaf/ ditulis oleh Wibowo Tunardy. Diakses pada tanggal 03 Juni 2015 Pukul 11.05 WIB.

48

Mura Hutagalung, Beberapa Catatan tentang Kedudukan dan Pengaturan Tanah Milik dalam Sistem Hukum di Indonesia, Artikel dalam Majalah Hukum, Jakarta, 1999. Hlm 5.

49Abdurrahman,Masalah Perwakafan Tanah Milik dan Kedudukan Tanah Wakaf di Negara

(3)

sebagian dari harta kekayaannya yang berupa tanah milik dan melembagakannya

untuk selama-lamanya untuk kepentingan peribadatan atau keperluan umum lainnya

sesuai dengan ajaran agama islam.

2. Unsur-unsur Wakaf Tanah Milik

Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 1977 untuk adanya wakaf tanah milik

tersebut harus dipenuhhi 4 (empat) rukun atau unsur dari wakaf tanah milik tersebut,

yaitu :

a. Wakif Dan Ikrarnya

Seseorang yang dengan tanggung jawab dan dengan sengaja menyerahkan

hartanya untuk wakaf. Ikrar adalah pernyataan kehendak wakif, untuk mewakaftan

tanah miliknya. Menurut pasal 1 Ayat (2) disebutkan bahwa wakaf yang bisa menjadi

wakif adalah50:

1. Perseorangan

2. Sekelompok atau beberapa orang

3. Badan Hukum

Dengan syarat:

a. Dewasa

b. Sehat akalnya

c. Tidak terhalang oleh hukum untuk melakukan suatu perbuatan hukum.

d. Atas kehendak sendir.

(4)

e. Tanpa paksaan dari pihak lain.

f. Memperhatikan peraturan Perundang-undangan yang berlaku.

Ikrar wakaf ini dilaksanakan didepan Pejabat Pembuat Akta Ikrar Wakaf

(PPAIW) dan diharuskan dalam bentuk tertulis, sebagaimana ditentukan dalam pasal

9 yaitu :

1) Pihak yang hendak mewakafkan tanahnya diharuskan datang dihadapan

PPAIW untuk melaksanakan Ikrar Wakaf.

2) Pejabat Pembuat Akta Ikrar Wakaf (PPAIW) diangkat dan diberhentikan oleh

Menteri Agama.

3) Isi dan bentuk ikrar wakaf ditentukan oleh Menteri Agama.

4) Pelaksanaan ikrar dan pembuatan akta ikrar wakaf dianggap sah jika dihadiri

oleh sekurang-kurangnya dua orang saksi.

5) Dalam melaksanakan ikrar pihak mewakaf tanah diharuskan membawa serta

menyerahkan pada PPAIW surat-surat yakni :

a. Sertifikat hak milik atas tanah;

b. Surat keterangan Kepala Desa bahwa tanah tersebut bebas sengketa;

c. Surat keterangan pendaftaran tanah;

Pasal 2 Peraturan Menteri Agama Nomor 1 Tahun 1978 tentang Pelaksanaan

Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 1977 yakni keharusan dibuatnya akta ikrar

(5)

1) Ikrar harus dilakukan s\cara tertulis.

2) Dalam hal wakif tidak dapat menghadap Pejabat Pembuat Akta Ikrar Wakaf,

maka wakif dapat membuat ikrar secara tertulis dengan persetujuan dari

Kepala Kantor Departemen Agama yang kewenangannya meliputi tanah

wakaf tersebut.

Ketentuan diatas terkandung makna, bahwa perihal pertanahan erat

hubungannya dengan peribadatan dan keperluan suci lainnya, yang salah satunya

adalah perwakafan tanah. Melalui Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 1977

wakaf tanah hak milik merupakan suatu perbuatan hukum seseorang atau badan

hukum yang memisahkan sebagian dari harta kekayaannya yang berupa tanah milik

dan melembagakannya untuk selama-lamanya untuk kepentingan peribadatan atau

kepentingan umum lainnya sesuai dengan ajaran agama Islam.51 b. Pejabat Pembuat Akta Ikrar Wakaf.

Semua Kepala Kantor Urusan Agama kecamatan adalah ditunjuk sebagai

PPAIW, sesuai dengan Pasal 5 Ayat (1) bila pada suatu Kecamatan tidak ada KUA

maka akan ditunjuk Kepala Kantor Urusan Agama yang terdekat yang ditunjuk

sebagai PPAIW. Adapun tugasnya diantara lain52:

1) Meneliti kehendak wakif, memeriksa kelengkapan surat-surat yang

dibutuhkan, khususnya tentang ada atau tidaknya hambatan si calon wakif

melepaskan hak milik atas tanahnya.

51Ibid

(6)

2) Mengesahkan nadzir, dengan didahului adanya penelitian tentang

syarat-syaratnadzir.

3) Meneliti saksi-saksi.

4) Menyaksikan pelaksanaan ikrar wakaf dan menandatangani formulir ikrar

wakaf tersebut.

5) Membuat Akta Ikrar Wakaf rangkap tiga (3) dan salinannya empat (4) dan

mendistribusinya pada masing-masing yang seharusnya memperolehnya.

6) Mengajukan permohonan atas nama Nadzir yang bersangkutan kepada

Bupati/ Walikota bersama Kepala Kantor Kepala Pertanahan setempat untuk

mendaftar Perwakafan Tanah Milik yang bersangkutan, selambat-lambatnya

dalam waktu tiga (3) bulan sejak dibuatnya akta ikrar wakaf dengan dilampiri:

a. Sertifikat tanah yang bersangkutan;

b. Akta Ikrar Wakaf asli;

c. Surat pengesahanNadzir;

Jika tanah yang hendak diwakafkan belum bersertifikat maka harus dilampiri :

a. Surat permohonan penegasan hak;

b. Surat-surat bukti kepemilikan hak;

c. Akta Ikrar Wakaf asli;

d. Surat penegasanNadzir;53

(7)

c. Nadzir

Ketentuan Pasal 1 Ayat (4) Peraturan pemerintah Nomor 28 Tahun 1977,

yaitu kelompok orang atau badan hukum yang diserahi tugas pemeliharaan dan

pengurusan benda wakaf, yang dinamakan nadzir (nazhir). Adapun nadzir tersebut

perseorangan harus merupakan suatu kelompok yang terdiri atas sekurang-kurangnya

tiga orang dan salah seorang diantaranya sebagai ketua. Kemudian jumlah nadzir

perseorangan dalam satu kecamatan ditetapkan sebanyak-banyaknya sejumah desa

yang terdapat di Kecamatan tersebut. Jadi, jumlah nadzir perseorangan dalam satu

desa hanya ada satunadzir.54

Adapun kewajiban utama nadzir adalah mengurus dan mengawasi kekayaan

wakaf serta hasilnya, di mana secara berkala membuat laporan secara tertulis atas

semua hal yang menyangkut kekayaan wakaf yang diurus dan diawasi, secara rinci

kewajiban-kewajibannadzir,yaitu sebagai berikut :

1. Mengurus dan mengawasi harta kekayaan wakaf dan hasilnya. Dalam

mengurus dan mengawasi harta kekayaan wakaf, nadzir berkewajiban :

a. Menyimpan lembar salinan Akta Ikrar Wakaf;

b. Memelihara dan memanfaatkan tanah wakaf serta berusaha meningkatkan

hasil wakaf;

c. Menggunakan hasil-hasil wakaf sesuai dengan Ikrar Wakaf;

d. Menyelenggarakan pembukuan administrasi yang meliputi :

- Buku catatan tentang keadaan tanah wakaf;

(8)

- Buku catatan tentang pengelolaan dari hasil tanah wakaf,

- Buku catatan tentang penggunaan hasil tanah wakaf.

2. Memberikan laporan perubahan anggota Nadzir, apabila ada salah seorang

anggotanadzir:

a. Meninggal dunia;

b. Mengundurkan diri;

c. Melakukan tindak pidana kejahatan yang berhubungan dengan jabatannya

sebagainadzir;

d. Tidak memenuhi syarat lagi;

e. Tidak dapat lagi melakukan kewajiban;

f. Mengusulkan pengganti, apabila jumlah anggota perorangan menjadi

kurang dari tiga (3) orang.

3. Mengajukan permohonan kepada Kepala Kantor Wilayah Departemen Agama

atau Kepala Bidang Urusan Agama Islam melalui Kepala Kantor Urusan

Agama Kecamatan, apabila diperlukan perubahan penggunaan tanah wakaf

karena tidak sesuai lagi dengan tujuan wakaf seperti diikrarkan oleh wakif

atau karena kepentingan umum.

4. Mengajukan permohonan atas perubahan status tanah wakaf kepada Menteri

Agama melalui Kepala Kantor Departemen Agama Wilayah Departemen

Agama dengan memberikan keterangan seperlunya tentang tanah

(9)

5. Melaporkan kepada Bupati/Walikota Kepala Daerah apabila terjadi perubahan

status tanah wakaf atau perubahan penggunaannya untuk mendapatkan

penyelesaian lebih lanjut.

6. Melaporkan kepada Kepala Kantor Urusan Agama Kecamatan setiap satu

tahun sekali, yaitu pada tiap akhir bulan Desember tentang hasil pencatatan

tanah wakaf yang diurusinya, yaitu :

a. Pencatatan tanah wakaf oleh Kepala Kantor Badan Pertanahan Nasional

Kabupaten/Kota.

b. Pencatatan tanah wakaf pengganti, dalam hal ini perubahan status tanah

wakaf pengganti oleh Kepala Badan Pertanahan Nasional

Kabupaten/Kota.

c. Pencatatan perubahan penggunaan tanah wakaf oleh Kepala Badan

Pertanahan Nasional Kabupateb/Kota.

3. Pendaftaran Tanah wakaf milik dalam peraturan pemerintah nomor 28

Tahun 1977.

Ketentuan Peraturan pemerintah Nomor 28 Tahun 1977 tersebut diatur bahwa

khusus untuk perwakafan tanah diberikan atau ditetapkan haknya dengan hak millik.

Alasan pemberian hak milik untuk tanah wakaf, menurut Penjelasan Peraturan

Pemerintah Nomor 28 Tahun 1977 adalah karena masalah perwakafan bersifat

selama-lamanya (abadi), oleh karena itu hak atas tanah yang jangka waktunya

(10)

Sehubungan dengan sifat kekekalan dan keabadian dari wakaf tanah tersebut,

maka selain tanah yang diwakafkan harus berstatus hak milik,55 juga kepentingan orang banyak. Dalam mewakafkan tanah milik, maka gunanya tidak menyulitkan

nantinya setelah orang yang menerima wakaf maka yang menjadi ruang lingkup

pengaturan perwakafan tanah mencakup56:

1. Tanahnya yang dapat diwakafkan adalah tanah yang berstatus hak milik,

karena ia mempunyai sifat terkuat dan terpenuh bagi si pemilik tanah tersebut,

sehingga dari sifat tersebut si pemilik tanah tidak terikat dengan tenggang

waktu dan persyaratan tertentu dengan pemilikan dan penggunaanya. Oleh

karena itu, apabila tanah tersebut diwakafkan, tidak menimbulkan akibat yang

dapat mengganggu sifat kekekalan dan keabadian kelembagaan wakaf tanah.

2. Perwakafan tanah harus diperuntukkan untuk kepentingan masyarakat banyak,

bukan untuk kepentingan pribadi, karena akan mendatangkan manfaat dan

maslahatbagi masyarakat.

3. Tanah wakaf terlembagakan untuk selama-lamanya dalam waktu yang kekal

dan abadi.

4. Tujuan peruntukan sebagai kepentingan peribadatan atau kepentingan umum.

5. Wakaf memutuskan hubungan kepemilikan antarawakifdenganmauqufbih57

-nya dan selanjut-nya status kepemilikan-nya menjadi milik masyarakat luas.

55

Pasal 4 Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 1977.

56Taufiq Hamani,Perwakafan Tanah dalam Politik Hukum Agraria, Jakarta, Tatanusa. 2003. Hlm 88.

(11)

6. Wakif tidak bisa menarik kembali terhadap tanah yang telah diwakafkan.

7. Ikrar harus dilakukan dihadapan Pejabat Pembuat Akta Ikrar Wakaf.

Adapun benda wakaf yang tidak bergerak dalam Undang-Undang Nomor 41

Tahun 2004 meliputi :

1. Hak atas tanah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang

berlaku baik yang sudah maupun yang belum terdaftar.

2. Tanaman dan benda lain yang berkaitan dengan tanah.

3. Hak milik atas satuan rumah susun sesuai dengan ketentuan syariah dan

peraturan perundang-undangan yang berlaku.58

Harta benda wakaf tidak bergerak berupa tanah harus didaftarkan pada

instansi yang berwenang di bidang pertanahan dengan ketentuan59: 1. Pendaftaran dilaksanakan berdasarkan AIW dan APAIW

2. Pendaftaran dilaksanakan berdasarkan permohonan atas nama nadzir dengan

melampirkan :

a. Sertifikat hak atas tanah atau sertifikat hak milik atas satuan rumah susun

yang bersangkutan atau tanda bukti pemilikan tanah lainnya;

b. Surat pernyataan dari yang bersangkutan bahwa tanahnya tidak dalam

sengketa, perkara, sitaan dan tidak dijaminkan yang diketahui oleh kepala

58Lihat Pasal 16 ayat 2 Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004.

59Lihat Pasal 4 PMA Nomor 73 Tahun 2013 tentang Tata Cara Perwakafan Benda Tidak

(12)

desa atau lurah atau sebutan lain yang setingkat, yang diperkuat camat

setempat;

c. Surat persetujuan dari suami/istri apabila benda wakaf merupakan harta

bersama;

d. Surat persetujuan dari ahli waris apabila benda wakaf merupakan harta

waris.

3. Tanah wakaf atau hak-hak yang terkait dengan tanah didaftarkan atas nama

nadzirdengan ketentuan :

a. Tanah yang sudah berstatus hak milik didaftarkan lansung;

b. Tanah hak milik yang diwakafkan hanya sebagian dari luas keseluruhan

harus dilakukan pemecahan sertifikat hak milik terlebih dahulu kemudian

didaftarkan;

c. Tanah yang belum berstatus hak milik yang berasal dari tanah milik adat

lansung didaftarkan;

d. Tanah Negara yang diatasnya berdiri bangunan mesjid, musala, makam,

didaftarkan menjadi tanah wakaf atas namanadzir;

e. Pejabat yang berwenang di bidang pertanahan kabupaten/kota setetpat

mencatat perwakafan tanah yang bersangkutan pada buku tanah dan

sertipikatnya.

Potensi wakaf benda tidak bergerak berupa tanah hak milik sangat luar biasa,

(13)

luas tanah sekitar 2 milyar meter persegi. Dari sejumlah 416.999 lokasi tersebut, 10%

diantaranya berada dilokasi yang sangat strategis dan potensial untuk dikembangkan

secara ekonomi, tetapi baru 60% dari seluruh asset tersebut yang sudah memiliki

sertipikat.60

B. Wakaf Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997.

1. Pengertian Pendaftaran Tanah

Tanah merupakan salah satu sumber daya alam yang penting untuk

kelansungan hidup umat manusia, karena bagi bangsa Indonesia tanah adalah karunia

Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan kekayaan nasional, serta hubungan antara

bangsa Indonesia dengan tanah yang bersifat abadi.

Menurut Abdurrahman menyatakan, tanah dapat dinilai sebagai harta yang

bersifat permanen karena tanah dapat dicadangkan untuk kehidupan mendatang, dan

tanah pula sebagai tempat persemayaman terakhir bagi seseorang yang meninggal

dunia.61

Sedangkan menurut Budi Harsono merumuskan pengertian pendaftaran tanah

sebagai suatu rangkaian kegiatan yang dilakukan secara teratur dan terus menerus

untuk mengumpulkan, mengolah, menyimpan dan menyajikan data tertentu mengenai

bidang-bidnag atau tanah-tanah tertentu yang ada disuatu wilayah tertentu dengan

tujuan tertentu. Dengan suatu keadaan dimana :

60

Sutami,Jumlah Tanah Wakaf sebanyak 416.999 lokasi, Diakses dari www.suara-islam.com pada tanggal 5 Maret 2015, Pukul 13.35 WIB.

(14)

a. Orang-orang dan badan-badan hukum yang mempunyai tanah dengan mudah

dapat membuktikan, bahwa merekalah yang berhak atas tanah itu, hak apa

yang dipunyai dan tanah manakah yang dimiliki. Tujuan ini dicapai dengan

memberikan surat tanda bukti hak kepada pemegang hak yang bersangkutan.

b. Siapapun yang memerlukan dapat dengan ,udah memperoleh keterangan yang

dapat dipercaya mengenai tanah-tanah yang terletak di wilayah pendaftaran

yang bersangkutan yang ingin memperoleh kepastian.62 2. Kepastian Hukum Dalam Pendaftaran Tanah

Pandangan konsep hak atas tanah ditinjau dari sudut objektif, maka tanah itu

terbatas, tak mungkin terdapat hubungan antara tanah dengan semua manusia.

Sedangkan dari sudut subjektif manusia mempunyai sifat dwi tunggal, yakni sebagai

individu dan sebagai mahluk sosial. Maka berdasarkan sifat dwi tunggal itu dalam

prinsipnya hubungan manusia dengan tanah hanya mempunyai sifat yang relative,

artinya kekuasaan manusia dengan tanah tidak dapat tanpa batas, tetapi harus juga

mengingat sifat sosial sebagai anggota masyarakat. Kalau dihubungkan dengan sifat

yang objektif tadi, dapat diketahui bahwa tidak semua manusia dapat berhubungan

dengan tanah, akan tetapi orang membutuhkan tanah untuk hidup. Meskipun orang

tidak mempunyai hubungan dengan tanah, tetapi ia mempunyai hak untuk menerima

manfaat atas tanah tersebut.63

(15)

Kepastian hukum harus terdapat di dalam hukum itu sendiri.64 Karena meningkatnya kebutuhan akan dukungan berupa jaminan kepastian hukum di bidang

pertanahan. Pemberian jaminan kepastian hukum di bidang pertanahan, pertama-tama

memerlukan tersedianya perangkat hukum yang tertulis, lengkap dan jelas yang

dilaksanakan secara konsisten sesuai dengan jiwa, dalam menghadapi kasus-kasus

konkret diperlukan juga terselenggarakannya pendaftaran tanah yang memungkinkan

bagi pemegang hak atas tanah untuk dengan membuktikan haknya atas tanah yang

dikuasainya, yang tujuan dan sistem yang digunakan, yang pada hakikatnya sudah

ditetapkan dalam Undang-Undang Pokok Agraria (UUPA), yaitu bahwa pendaftaran

tanah diselenggarakan dalam rangka memberikan jaminan kepastian hukum di bidang

pertanahan.65 Karena hukum menghendaki kepastian. Kepastian dibutuhkan untuk menghilangkan keragu-raguan agar pemgang hak memiliki kepastian mengenai siapa

pemilik atas sebidang tanah.66

Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan pendaftaran tanah adalah

rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh Pemerintah secara terus menerus,

berkesinambungan dan teratur, meliputi pengumpulan, pengolahan, pembukuan, dan

penyajian serta pemeliharaan data fisik dan data yuridis, dalam bentuk peta dan

daftar, mengenai bidang-bidang tanah dan satuan-satuan rumah susun, termasuk

pemberian surat bukti haknya bagi bidang-bidang tanah yang sudah ada haknya dan

hak milik atas satuan rumah susun serta hak-hak tertentu yang membebaninya.67

64Ibid, Hlm 154. 65

Muhammad Yamin Lubis dan Rahim Lubis,Op.cit. Hlm 378-379. 66

Maria S.W. Sumardjono dan Martin Samosir,Hukum Pertanahan dalam Berbagai Aspek, Medan, Bina Media, 2000. Hlm 37.

(16)

Hal-hal yang diatur oleh Hukum Agraria Nasional mengenai perwakafan

Tanah ini adalah68:

1. Tata cara pelaksanaannya, pengelolaannya, bimbingan dan pengawasannya,

yang merupakan kewenangan dan tugas dari Departemen Agama.

2. Tata cara pemberian hak, mendapatkan kepastian hak atas tanah dan lain-lain,

yang merupakan wewenang Badan Pertanahan Nasional.

3. Tata cara penyelesaian perselisihan, baik yang menyangkut perbuatan hukum,

perubahan status maupun penggunaannya, merupakan wewenang lembaga

Peradilan, yang dalam ini adalah Pengadilan Agama.

Sebagaimana hasil penelitian melalui wawancara dengan wakil ketua

Pengadilan Agama Kabupaten Rokan Hulu, Ibu Dra. Hj. Rukiah Sari. S.H

mengatakan kebiasaan beberapa wakif yang dalam hal ini mewakafkan hartanya

mengenai pemahaman masyarakat yakni dalam hal perwakafan yaitu adanya

kebiasaan masyarakat yang ingin mewakafkan sebagian hartanya dengan

mempercayakan penuh kepada seseorang yang telah dianggap sebagai tokoh dalam

masyarakat setempat, seperti para ulama dan para pemangku adat yang dianggap

orang tua di tempat tersebut untuk mengelola harta wakaf sebagai nadzir. Karena

orang yang ingin mewakafkan harta (wakif) tidak tahu bagaimana kemampuan yang

dimiliki nadzir tersebut. Yakni seperti kemampuan dari nadzir dalam mendaftarkan

harta seorang waqif yang telah mewakafkannya dalam mendaftarkan tanah milik

(17)

waqif, juga kurangnya tingkat sosialisasi dari beberapa lembaga dalam hal

pendaftaran kepada Kantor Pertanahan Nasional.69

Dalam kaitan ini sangat mendesak untuk dimasyarakatkan segala peraturan

perUndang-Undangan yang berlaku dalam perwakafan tanah, disamping itu adanya

segala peraturan yang telah tertuang di dalam Syari’at Islam yang harus sepenuhnya

dipedomani peraturan perUndang-Undangan dalam sistim hukum nasional pun harus

dipenuhi karena merupakan upaya untuk menciptakan kepastian hukum dari

perwakafan tanah yang dimaksud.

3. Pendaftaran Tanah Wakaf Menurut Peraturan Pemeritah Nomor 24 Tahun 1997.

Pendaftaran tanah ialah suatu rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh

pemerintah secara terus menerus dan teratur berupa pengumpulan keterangan atau

data tertentu, pengolahan, penyimpanan dan penyajiannya bagi kepentingan rakyat,

dalam rangka memberikan jaminan kepastian hukum dibidang pertanahan, termasuk

penerbitan tanda buktinya dan pemeliharannya.70 Juga termasuk kepada pendaftaran tanah wakaf karena adanya pelayanan administratif dalam pembuatan sertipikat

wakaf.

Pendaftaran dan pencatatan perwakafan tanah milik bisa dilihat pada pasal 371: 1. Semua tanah yang diwakafkan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 diatas harus didaftarkan kepada Kantor Sub Direktorat Agraria Kabupaten/kota madya setempat.

69

Wawancara terhadap Wakil ketua pengadilan Agama Kabupaten Rokan Hulu, Pada tanggal 25 Maret 2015.

(18)

2. PPAIW berkewajiban untuk mengajukan permohonan pendaftaran kepada Kantor Sub Direktorat Agraria Kabupaten/kotamadya setempat atas tanah-tanah yang dibuatkan akta ikrar wakaf.

3. Permohonan pendaftaran perwakafan tanah milik tersebut pada ayat (1) pasal ini harus disampaikan selambat-lambatnya dalam jangka waktu 3 bulan sejak dibuatnya akta ikrar wakaf.

Adapun obyek Pendaftaran Tanah dilihat dari pasal 972: 1. Obyek pendaftaran tanah meliputi :

a. Bidang-bidang tanah yang dipunyai dengan hak milik, hak guna usaha, hak guna bangunan dan hak pakai;

b. Tanah hak pengelolaan; c. Tanah wakaf;

d. Hak milik atas satuan rumah susun; e. Hak tanggungan;

f. Tanah negara

Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 bisaa dilihat dalam ketentuan

Pasal 573, Pasal 674, Pasal 7, dan Pasal 8. Pelaksanaan pendaftaran tanah meliputi kegiatan :

Pendaftaran tanah untuk pertama kali.

Merupakan kegiatan pendaftaran yang dilakukan terhadap obyek pendaftaran

tanah yang belum didaftar Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1960 dan

Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997. Pendaftaran untuk pertama kalinya

dilaksanakan melalui pendaftaran tanah secarasistematik75dan secaraseporadik.76

72Lihat PP 24 Tahun 1997 Pendaftaran Tanah

73“Pendaftaran tanah diselenggarakan oleh Badan Pertanahan Nasional.”

74Dalam rangka penyelenggaraan pendaftaran tanah tugas pelaksanaan pendaftaran tanah

dilakukan oleh Kepala Kantor Pertanahan, kecuali kegiatan-kegiatan tertentu ditugaskan kepada pejabat lain. Dalam melaksanakan pendaftaran, Kepala Kantor Pertanahan dibantu PPAT dan pejabat lain yang ditugaskan untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan tertentu.”

75Pendaftaran secara sistematik adalah kegiatan pendaftaran tanah untuk pertama kali

(19)

Kegiatan pendaftaran tanah meliputi :

1. Pengumpulan dan pengolahan data fisik;

2. Pembuktian dan pembukuannya;

3. Penerbitan sertipikat;

4. Penyajian data fisik dan data yuridis;

5. Penyimpanan daftar umum dan dokumen.

Secara formal, sertifikasi tanah milik Badan-badan Keagamaan (wakaf)

sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala BPN Nomor 9

Tahun 1999 pada Pasal 8-16 ditentukan, antara lain77:

1. Subyeknya harus memenuhi syarat, yaitu badan hukum hukum keagamaan

yang ditetapkan/ditunjuk oleh Pemerintah, dalam hal ini untuk perwakafan

subyeknya adalah badan kenaziran yang ditetapkan dengan surat pengesahan

dari Kepala Kantor Urusan Agama (KUA) setempat.

2. Objeknya, tanah-tanah tertentu yang benar-benar berkaitan lansung dengan

tugas pokok dan fungsinya.

3. Permohonan hak atas tanahnya diajukan secara tertulis dengan memuat

keterangan mengenai diri pemohon dan mengenai tanahnya yang meliputi

data fisik dan data yuridis, dilampirkan dengan :

- Identitas pemohon, dalam hal ini fotocopi kartu tanda penduduk dan surat

pengesahan nadzir.

76

Pendaftaran tanah secara sporadic adalah kegiatan pendaftaran tanah untuk pertama kalimengenai satu atau beberapa obyek pendaftaran tanah dalam wilayah atau bagian suatu desa/kelurahan secara individual atau masal.”

(20)

- Akta Ikrar Wakaf (AIW) atau Akta Pengganti Akta Ikrar Wakaf.

- Keterangan tanahnya, yaitu data yuridis (surat-surat bukti perolehan

tanahnya), data fisik (surat ukur/peta pendaftaran dan IMB apabila ada)

dan surat-surat lain yang dianggap perlu.

- Surat keterangan dari Kepala Desa/Kelurahan setempat yang menyatakan

tanah yang dimohon tersebut benar sebagai tanah wakaf dan tidak dalam

keadaan sengketa, dijadikan jaminan utang atau dibebani Hak

Tanggungan.

4. Setelah melengkapi data yang dipersyaratkan, permohonan diajukan kepada

Menteri/Kepala Badan Pertanahan Nasional RI melalui Kepala Kantor

Pertanahan Kabupaten/kota;

5. Selanjutnya berkas permohonan tersebut diperiksa dan diteliti data yuridis dan

data fisiknya oleh Panitia Pemeriksa Tanah “A” yang hasilnya dituangkan

dalam Risalah panitia A;

6. Apabila berkas permohonan telah memenuhi syarat, maka diterbitkan Surat

Keputusan tentang Penetapan Tanah Wakaf kepada nadzir yang ditunjuk

untuk itu oleh pejabat yang berwenang. Surat Keputusan Penetapan Tanah

Wakaf tersebut disampaikan kepada pemohon (nadzir).

7. Kemudian Surat Keputusan tentang Penertapan Tanah Wakaf tersebut

didaftarkan pada Kantor Pertanahan setempat dan oleh Kantor Pertanahan

diterbitkan sertifikat tanah wakaf untuk selanjutnya diserahkan kepada Kantor

(21)

Sertipikat merupakan surat tanda bukti hak yang berlaku sebagai alat

pembuktian yang kuat mengenai data fisik dan data yuridis tersebut sesuai dengan

data yang ada dalam surat ukur dan buku tanah hak yang bersangkutan. Artinya

hukum hanya memberikan jaminan atas bukti hak kepemilikan tersebut kepada

seseorang.

Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 hal yang diatur didalam pasal 37

ayat 1 dan pasal 45 sebagai berikut :

“Peralihan hak atas tanah dan hak milik atas satuan rumah susun melalui jual beli, tukar menukar, hibah, pemasukan dalam perusahaan dan perbuatan hukum pemindahan hak lainnya, kecuali pemindahan hak melalui lelang hanya dapat didaftarkan jika dibuktikan dengan akta yang dibuat oleh PPAT yang berwenang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan”.

C. Mendaftarkan Tanah Wakaf Menurut Fiqh Islam

Secara etimologi, wakaf (waqf) di dalam bahasa Arab berarti habs yang

artinya menahan, mencegah, berhenti atau diam ditempat atau tetap berdiri atau

penahanan. Dalam kitab-kitab Fiqh Madzhab Maliki lebih banyak digunakan kata

habs”, yang artinya sama dengan wakaf.78 Menurut Abu Hanifah, wakaf adalah penahanan pokok sesuatu harta dalam tangan pemilikan wakaf dan penggunaan hasil

barang itu, yang disebutkan ariah dan commodate loan untuk tujuan amal-amal

saleh.79

Para ulama telah berbeda pendapat mengenai arti wakaf secara istilah

(hukum), hal ini sesuai dengan perbedaan mazhab yang telah dianutnya. Adapun

pendapat masing-masing mazhab adalah sebagai berikut :

(22)

1. Wakaf dalam pandangan ulama hanafiyah

Dalam pandangan Abu Hanifah, benda yang diwakafkan tidak terlepas dari

milik wakif dan ia sah mengambil kembali dan menjualnya, karena pendapat yang

paling shahih menurut Abu Hanifah bahwa wakaf itu jaiz ghayr lazim (boleh dan

tidak memiliki kepastian hukum) seperti ‘ariyah (pinjam meminjam) kecuali dalam

tiga (3) hal :

1. Wakaf atas putusan Hakim bahwa wakaf itu tetap (tidak bisa diambil

kembali), misalnya dalam kasus Wakif menggugat Nadhir untuk mengambil

harta wakaf;

2. Wakif men-ta’lik (menghubungkan) harta wakaf dengan kematiannya

misalnya Wakif berkata, “jika aku meninggal maka kuwakafkan rumahku

sekian”, maka setelah ia meninggal dunia. Harta tersebut sebagai wakaf dan

besarannya diperhitungkan sebagai wasiat yakni sepertiga;

3. Harta yang diwakafkan untuk masjid.80

Benda yang diwakafkan menurut Abu Hanifah kedudukannya sama dengan

‘ariyah (pinjam meminjam) karena dalam pandangannya, wakaf adalah tabarru’

ghayr lazim.81Perbedaan wakaf dengan ‘ariyah ialah pada penyerahan benda. Dalam ‘ariyah benda diserahkan kepada peminjam sedangkan wakaf bisa terjadi tanpa

adanya penyerahan benda wakaf yakni benda wakaf bisa tetap berada pada wakif

80Mohamad Athoillah,Hukum Wakaf Benda Bergerak dan Tidak Bergerak dalam Fikih dan

Peraturan perundang-undangan di Indonesia, Bandung, Yrama Widya, 2014. Hlm 18-19 81

Tabbaru’ adalah transaksi sepihak yang sah sebagai suatu akad yang tidak memerlukan

(23)

yang mengelola benda tersebut dan hasilnya diserahkan kepada orang yang ia

kehendaki, atau benda wakaf diserahkan kepada orang yang ditunjuk wakif sebagai

pengelola. Dengan demikian, wakif bisa terus menguasai benda wakaf, dia boleh

mengambilnya kembali kapan saja, boleh menjual dan menghibahkannya. Apabila

wakifmeninggal, maka kepemilikan benda wakaf berpindah kepada ahli warisnya. Ia

boleh memperlakukannya sebagai harta warisan, dengan demikian si wakif maka

hukum wakaf pun terputus dan benda wakaf tersebut menjadi milik ahli waris.82 Dasar pemikiran Imam Abu Hanifah tentang wakaf ini adalah Al-Sunnah dan

Al-Ra’yu (logika) yakni hadist yang diriwayatkan oleh Imam Al-Daruquthni

mengatakan bahwa ketika turun ayat faraidh Nabi SAW. bersabda83:

“Tidak ada wakaf mengenai faraidh Allah (HR. Daruquthni) yang dimaksud dengan faraidh Allah ialah harta waris (harta peninggalan si wakif) yang tidak boleh ditahan (diwakafkan) kecuali bila sebelumnya telah ada wasiat dalam arti bahwa jika seseorang telah mewasiatkan hartanya untuk wakaf, maka ahli waris tidak boleh mewarisinya.”

2. Wakaf dalam pandangan ulama malikiyah.

Mazhab Maliki mengartikan wakaf adalah pemilik memberikan manfaat harta

yang dimiliknya bagi para pihak yang berhak walaupun berupa harta yang disewa

atau hasilnya seperti dirham dengan sighat84 tertentu dan lamanya ditentukan oleh

orang yang mewakafkan. Jadi wakaf adalah perbuatan hukum wakif adalah perbuatan

hukum wakif untuk menahan harta benda miliknya, baik sementara waktu maupun

82

Ibid. 83Ibid, Hlm 20

(24)

untuk selamanya, dimanfaatkan secara berulang untuk kepentingan umum maupun

khusus sesuai dengan syari’at Islam. Defenisi ini mencakup wakaf benda bergerak

maupun tidak bergerak ataupun hak-hak yang dimiliki seseorang berupa uang, tanah,

dan lain-lain.85

Terminologi wakaf menurut ulama Malikiyah adalah : “pemindahan suatu

benda dari melakukan tindakan hukum terhadap benda yang dimiliki serta benda itu

tetap dalam pemilikan si wakif dan menghasilkan untuk tujuan kebaikan”. Defenisi

yang lain dari Ulama Malikiyah, wakaf adalah menjadikannya si pemilik harta benda

terhadap manfaat yang dimiliki (bagi yang berhak) walaupun pemilikan itu dengan

upah atau menjadikan hasil wakaf seperti dirham (uang) bagi yang berhak

menerimanya denganshighat (ikrar)sesuai waktu yang dinyatakan olehwakif.86 Menurut Imam Malik, wakaf itu mengikat dalam arti lazim, tidak mesti

dilembagakan secara abadi dalam arti mu’abbad dan boleh saja diwakafkan untuk

tenggang waktu tertentu yang disebut mu’aqqat. Namun demikian, wakaf itu tidak

boleh menarik ikrar wakafnya sebelum habis tenggang waktu yang telah ditetapkan.

Kiranya disini letak adanya kepastian hukum dalam perwakafan menurut Imam

Malik, yaitu kepastian hukum yang mengikat berdasarkan suatu ikrar. Harta atau

benda yang diwakafkan adalah benda yang mempunyai nilai ekonomi dan tahan

lama. Harta itu berstatus hak milik siwakif, akan tetapi, si wakif itu tidak mempunyai

hak untuk menggunakan harta tersebut (tasharruf) selama masa wakafnya masih

85http ://Isi.unisba.ac.id/index.php/component/content/article/61-wakap/83-wakaf-dan-islam. Diakses Pada tanggal 20 Mei 2015, Pukul 14.00.

(25)

belum habis. Jika dalam sigat atau ikrar wakaf itu si wakiftidak menyatakan dengan

tegas tenggang waktu perwakafan87 yang ia kehendaki, maka dapat diartikan bahwa ia bermaksud mewakafkan hartanya itu untuk selamanya (mu’abbad).

Landasan hukum yang dijadikan rujukan Imam Malik adalah Hadist Riwayat

Ibn Umar sebagai berikut88:

Diriwayatkan dari ibnu Umar Ra. bahwa Umar bin al-Khathab Ra. memperboleh tanah (kebun) di Khaibar, lalu ia datang kepada Nabi SAW, untuk meminta petunjuk mengenai tanah tersebut. Ia berkata, “Wahai Rasulullah! Saya memperoleh tanah di Khaibar yang belum pernah saya peroleh harta yang lebih baik bagiku melebihi tanah tersebut, apa perintah engkau (kepadaku) mengenainya? “Nabi Saw. menjawab “jika mau kamu tahan pokoknya dan kamu sedekahkan hasilnya”. Ibnu Umar berkata, “maka Umar, menyedekahkan tanah tersebut, (dengan mewakafkan) bahwa tanah itu tidak dijual, tidak dihibahkan, dan tidak diwariskan.

Alasan yang dikemukakan Imam Malik mengapa wakaf itu berstatus milik si

wakif berdasarkan kasus Ibn Umar sebagai pemilik benda yang diwakafkan dan

diperintahkan Rasul untuk mengeluarkan miliknya itu, sementara alasan mengenai

keabsahan wakaf untuk sementara waktu ialah berdasarkan atas kenyataan.

3. Wakaf dalam pandangan ulama syafi’iyah.

Imam Al-Syafi’I menamakan wakaf89 salah satu defenisi wakaf menurut ulama Syafi’iyah adalah :

Wakaf adalah menahan harta yang dapat dimanfaatkan serta kekal bendanya (tidak lenyap) dengan tidak melakukan tindakan hukum terhadap benda tersebut, disalurkan kepada sesuatu yang diperbolehkan yang ada. Dan

87Ibid 88

As-Sayyid Saabiq diterjemahkan oleh Mudzakir AS,Op.cit, Hlm 154.

89Imam Rafi’I menjelaskan bahwa Imam Syafi’I membagi (pemberian) menjadi dua bagian

(26)

dalam defenisi lain disebutkan wakaf adalah penahanan harta dari melakukan tindakan hukum dan menyedekahkan hasilnya serta berpindah pemilikan harta yang diwakafkan kepada penerima wakaf dengan tidak diperbolehkan bertindak sekehendak hatinya.

Batasan wakaf tersebut menunjukkan bahwa harta wakaf berpindah dari

Wakif kepeda penerima wakaf namun ia tidak bebas melakukan tindakan hukum

seperti menjual, menghibahkan, dan mewariskannya, karena pemilikan si penerima

wakaf terhadap benda wakaf tersebut merupakan pemilikan ghyr tam (pemilikan

tidak sempurna).90

Menurut Imam Syafi’I, berlaku sah apabila orang yang mewakafkan telah

menyatakan dengan perkataan “saya telah wakafkan” sekalipun tanpa diputus hakim.

Bila harta tersebut telah diwakafkan maka orang yang berwakaf tidak berhak lagi atas

harta itu walaupun harta tetap ditangannya.91

D. Prosedur Tata Cara Perwakafan Tanah Milik Wakaf Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 1977.

1. Persyaratan permohonan sertifikat tanah wakaf

a. Perorangan atau Badan Hukum yang akan mewakafkan tanah miliknya (calon

wakif) datang sendiri di hadapan Pejabat Pembuat Akta Ikrar Wakaf (PPAIW)

untuk melaksanakan ikrar wakaf. Ikrar wakaf tersebut kemudian dibacakan

padaNazhirdihadapan PPAIW.

b. Pada saat menghadap PPAIW tersebut, wakif harus membawa surat-surat

sebagai berikut :

90Ibid. Hlm 23.

(27)

- Sertifikat Hak Milik atau tanda bukti pemilikan tanah lainnya seperti surat

IPEDA (girik, petok pajak, ketitir, dan lain-lain)

- Surat Keterangan Kepala Desa yang diperkuat oleh Kepala Kecamatan

setempat yang menerangkan kebenaran pemilikan tanah dan tidak

termasuk sengketa.

- Surat Keterangan Pendaftaran Tanah.

- Izin dari Bupati/ Walikota cq Kepala Sub Direktorat Agraria setempat.

c. PPAIW kemudian meneliti surat-surat dan syarat-syarat tersebut, apakah

sudah memenuhi untuk pelepasan hak atas tanah (untuk diwakafkan), meneliti

saksi-saksi dan mengesahkan susunannazhir.

d. Dihadapan PPAIW dan 2 orang saksi, wakif mengikrarkan (mengucapkan)

kehendak wakaf tersebut kepada Nazhir yang disahkan. Ikrar tersebut harus

diucapkan dengan jelas dan tegas dan dituangkan dalam bentuk tertulis.

Kemudian semua yang hadir menandatangani blangko ikrar wakaf. Tentang

bentuk dan isi ikrar wakaf tersebut tela ditentukan dalam Peraturan Direktorat

Jendral Bimbingan Masyarakat Islam tanggal 18 April 1978 No. Kep/D/75/78.

e. PPAIW segera membuat Akta Ikrar Wakaf rangkap 3 dengan dibubuhi

materai dan Salinan Akta Ikrar Wakaf rangkap 4. Akta Ikrar Wakaf tersebut

paling sedikit memuat : nama dan identitas wakif, nama dan identitas nazhir,

data dan keterangan harta benda wakaf, peruntukan harta benda wakaf dan

(28)

semua itu dalam Daftar Akta Ikrar Wakaf dan menyimpannya dengan baik

bersama aktanya.

f. Pendaftaran tanah wakaf di Kantor Pertanahan setempat. Mengenai

pendaftaran tanah wakaf pada sub Direktorat Agraria Kabupaten/Kota

sebagaimana dimaksud Pasal 32 UU No 41 Tahun 2004 jo Pasal 10 PP No 28

Tahun 1977 jo Peraturan Menteri Dalam Negeri No 6 Tahun 1977 adalah

sebagai berikut :

- Dalam pasal 32 UU No 41 Tahun 2004 disebutkan bahwa PPAIW atas

nama nazhir mendaftarkan harta benda wakaf kepada instansi yang

berwenang paling lambat 7 hari kerja sejak akta ikrar wakaf

ditandatangani dengan dilampiri : sertifikat yang bersangkutan atau bila

tidak ada boleh menggunakan surat-surat bukti kepemilikan tanah yang

ada, salinan Akta Ikrar Wakaf yang dibuat PPAIW dan surat pengesahan

Nazhir.

- Dalam pendaftaran perwakafan tanah-tanah hak milik pada Kantor

Pertanahan setempat harus diserahkan dokumen-dokumen sebagai

persyaratan, yaitu :

1. Surat Permohonan

2. Sertifikat Hak Milik asli tanah yang bersangkutan

3. Akta Ikrar Wakaf yang dibuat oleh PPAIW setempat

4. Surat pengesahan dari KUA kecamatan setempat mengenai Nazhir

(29)

5. Surat pernyataan dari yang bersangkutan bahwa tanahnya tidak

dalam sengketa, ikatan, sitaan dan tidak dijaminkan di bank yang

diketahui oleh Kepala Desa atau pejabat lain yang setingkat, yang

diperkuat oleh Camat.

6. Surat kuasa, jika permohonan dikuasakan.

7. Identitas wakif (Fotokopi KTP yang dilegalisisr oleh pejabat

berwenang)

8. Identitas Nazhir (Fotokopi KTP yang dilegalisir oleh pejabat

berwenang)

- Kepala Kantor Pertanahan setempat, setelah menerima surat

permohonan dari PPAIW dan meneliti surat dan lampirannya,

mencatat perwakafan tanah milik tersebut pada buku tanah yang

ada dan pada sertifikat tanah yang diwakafkan itu dicatat

beberapa sesuai dengan peraturan yang berlaku mengenai

perwakafan tanah milik, bila pengajuan permohonan itu

bersamaan dengan permintaan itu bersamaan dengan permintaan

pengesahan hak/konveksi, maka pencatatan wakafnya baru

dilakukan setelah sertifikatnya dikeluarkan. Bila yang

diwakafkan itu sebagian dari tanah miliknya, maka bidang tanah

tersebut dilakukan pemisahan terlebih dahulu sehingga

(30)

- Setelah perwakafan tanah dicatat pada buku tanah dan

sertifikatnya, maka Kepala Kantor Pertanahan setempat

menerbitkan bukti pendaftaran harta benda wakaf dan

menyerahkan sertifikat tersebut pada PPAIW untuk dicatat

dalam Daftar Akta Ikrar Wakaf di Kecamatan.

- Dalam hal harta benda wakaf ditukar atau diubah peruntukannya,

Nazhir melalui PPAIW mendaftarkan kembali kepada Kepala

Kantor Pertanahan setempat dan Badan Wakaf Indonesia harta

benda wakaf yang ditukar atau diubah peruntukannya itu sesuai

dengan ketentuan yang berlaku dalam tata cara pendaftaran harta

benda wakaf. Fungsi pendaftaran tanah wakaf pada pokoknya

adalah untuk memperoleh jaminan dan kepastian hukum

mengenai tanah yang diwakafkan.92

Permohonan pensertifikatkan tanah wakaf dilakukan terhadap tanah wakaf

yang belum bersertifikat berdasarkan AIW dan APAIW (Akta Pengganti Akta Ikrar

Wakaf) dan terhadap tanah wakaf yang telah bersertifikat untuk diterbitkan sertifikat

atas namaNazhir.

a. Persyaratan untuk tanah yang belum bersertifikat

Persyaratan permohonan pensertifikatan tanah wakaf yang belum bersertifikat

adalah sebagai berikut :

(31)

1. Surat permohonan dari Nazhir atau kuasanya;

2. IdentitasWakif

3. IdentitasNazhir

4. Surat PengesahanNazhir

5. Bukti kepemilikan tanah atas namaWakif

6. Surat keterangan tanah tidak dalam sengketa dari Lurah/Kepala Desa dibuat

dalam tahun berjalan pada saat pensertifikatan tanah wakaf diajukan di Kantor

Pertanahan.

b. Persyaratan Untuk Tanah Wakaf Yang Sudah Bersertifikat.

Persyaratan permohonan pensertifikatan tanah wakaf yang sudah bersertifikat

sebagai berikut :

1. Surat permohonan PPAIW atas nama Nazhir atau kuasanya

2. IdentitasWakif

3. IdentitasNazhir

4. Surat Pengesahan Nazhir yang diterbitkan oleh PPAIW, dalam hal telah

terjadi pergantian Nazhir digunakan surat pengesahan Nazhir terbaru yang

telah disahkan oleh Badan Wakaf Indonesia.

5. Sertifikat Hak Atas Tanah, atau Sertifikat Hak Milik atas Satuan Rumah

Susun;

6. Surat pernyataanwakif yang diketahui oleh Kepala Desa atau Lurah setempat

(32)

Pertanahan, bahwa tanahnya tidak dalam sengketa, perkara dan konflik, serta

tidak dalam jaminan hutang dan tidak dalam sitaan.

7. Izin dari pejabat yang berwenang untuk tanah wakaf yang berasal dari instansi

pemerintah, pemerintah daerah, BUMN/BUMD, dan pemerintah desa atau

sebutan lain yang setingkat dengan itu.

8. Dari pejabat bidang pertanahan dalam hal keputusan pemberian haknya atau

di dalam sertifikatnya terdapat catatan diperlukan izin pelepasan atau

peralihan hak.

9. Izin dari pemegang hak pengelolaan atau hak milik bila hak guna bangunan

atau hak pakai yang diwakafkan di atas hak pengelolaan atau hak milik atas

tanah orang lain

Terhadap tanah-tanah yang akan diwakafkan hanya sebagian, dilakukan

proses pemecahan sertifikat terlebih dahulu.

Tanah yang telah diwakafkan sebagaimana diatur dalam pasal 49 ayat (3)

UUPA, Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004, Peraturan Pemerintah nomor 28

Tahun 1977, Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2006 dan Peraturan pelaksana

lainnya yakni93:

1. Tanah yang sudah diwakafkan sesuai dengan ketentuan hukum

mengakibatkan putusnya hubungan hukum bekas pemilik terhadap tanah

tersebut, baik mengenai hak maupun penggunaannya. Pengelolaan dan

Pemanfaatannya beralih kepadanadzir.

(33)

2. Penggunaan tanah yang diwakafkan harus sesuai dengan ikrar si wakif (orang

atau badan hukum) yang mewakafkan. Azas (prinsip) ini harus dipenuhi

namun dapat disampingi apabila :

a. Ikrar wakif tidak mungkin lagi dipenuhi karena keadaan tertentu misalnya

menurut ikrar wakif tanah wakaf tersebut harus digunakan untuk

pertapakan mesjid tetapi beberapa tahun kemudian tidak ada lagi anggota

masyarakat yang beragama Islam di sekitar itu. Penggunaan tanah wakaf

dapat diganti kepegunaan lain asalkan sesuai dengan syari’at Islam.

b. Tanah wakaf yang telah digunakan tersebut terpaksa harus diambil karena

kepentingan nasional, Negara atau kepentingan umum yang lebih luas

memerlukannya. Tanah tersebut dapat diganti ke tempat lain

sedikit-dikitnya sedekat mungkin dengan tempat asal agar masyarakat yang

memanfaatkannya tetap sama, sebaiknya lebih luas dan minimal sama.

c. Tanah yang telah diwakafkan itu tidak memiliki right of disposalartinya

tanah itu tidak lagi dapat dialihkan atau beralih kepada pihak lain ataupun

dijadikan obyek hak tanggungan. Dengan perkataan lain tanah wakaf

tersebut sudah dikeluarkan dari lalu lintas ekonomi, tidak bisa

diperjualbelikan, diwariskan atau dijadikan jaminan hutang.

Dari ketentuan diatas maka tanah wakaf tidak dapat diambil kembali oleh

bekas pemiliknya (wakif) ataupun ahli warisnya dengan dalih apapun. Hanya

dimungkinkan tanah wakaf diambil jika kepentingan nasional, Negara ataupun

kepentingan umum yang lebih luas memerlukannya sebagaimana diuraikan diatas dan

(34)

lembaga pengadaan tanah tetapi tidak menutup kemungkinan melalui pencabutan hak

jika tidak diperoleh persetujuan masyarakat dan nadzir melalui lembaga pengadaan

tanah tersebut.94

E. Kesulitan Yang Dihadapi Pewakif Dalam Mendaftarkan Tanah Wakaf Di PPAIW dan Kantor Pertanahan.

Sebagai salah satu pilar penting dalam dunia perwakafan, wakif (orang yang

mewakafkan harta). Untuk konteks Indonesia memang banyak benda-benda wakaf

yang belum di kelola secara professional oleh nazhir. Adapun kendala-kendala yang

dihadapi wakif dalam mendaftarkan tanah wakaf pada Pejabat Pembuat Akta Tanah

(PPAIW) atau badan kenaziran karena menjadi salah satu kendala yang nyata bagi

calon wakif enggan mendaftarkan hartanya karena dipengaruhi oleh sebuah realitas

bahwa mayoritas lembaga kenaziran di Indonesia terhitung tidak professional.95 Karena ketidak profesionalan itulah banyak harta wakaf yang sama sekali tidak

memberi manfaat kepada masyarakat yang di sebut wakif, bahkan banyak pula harta

wakaf yang dijadikan bahan warisan oleh para sanak keturunannazhirwakaf, sampai

persengketaan dengan pihak ketiga.96 Sehingga para calon wakif menjadi was-was (ragu) akan mewakafkan hartanya. Oleh karena itu dalam rangka menarik hati para

calon wakif, para nazhir atau lembaga nazhir harus membuktikan terlebih dahulu

kepada masyarakat bahwa amanah untuk mengelola benda-benda wakaf bisa berhasil

dan dapat dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang membutuhkan, baik untuk ibadah

seperti masjid, mushola, madrasah atau juga untuk kepentingan pemberdayaan

94

Ibid, Hlm 109.

95 Direktorat Pengembangan Zakat dan Wakaf Direktorat Jendral Bimbingan Masyarakat Islam dan Penyelenggaraan Haji,Paradigma Baru Wakaf di Indonesia, 2004,. Hlm 124-125.

(35)

ekonomi, kesehatan, pendidikan (beasiswa), penelitian dan sebagainya. Proses

pembuktian keberhasilan pengelolaan dibutuhkan keseriusan, dedikasi, kehati-hatian

dan keikhlasan yang tinggi. Dengan cara seperti itu, maka secara tidak lansung para

nazhir mempromosikan akan pentingnya fungsi wakaf secara sosial maupun secara

spiritual.97

Adapun kendala yang dihadapi oleh wakif dalam mendaftarkan tanah wakaf

kepada Pejabat Pembuat Akta Ikrar Wakaf (PPAIW) adalah adanya tanah wakaf yang

surat-suratnya tidak ada atau tidak ada lagi, sehingga nazhir kesulitan mendaftarkan

tanah tersebut dan akhirnya didiamkan saja. Dan juga adanya kendala atas kesalahan

Akta Ikrar Wakaf yang dibuat pada Pejabat Pembuat Akta Ikrar Wakaf (PPAIW)

karena ketidak profesionalnya dalam perekrutan Pejabat Pembuat Akta Tanah

(PPAIW) sehingga kinerja dalam pelayanan tidak memenuhi standar dalam pelayanan

dan banyak yang belum mengerti tentang Akta Ikrar Wakaf tersebut. Sedangkan pada

Badan Pertahanan Nasional atau Kantor Pertanahan kendala yang dihadapi oleh wakif

adalah kurangnya persyaratan yang diajukan oleh pemohon tidak lengkap karena

adanya kesalahan akta ikrar wakaf yang dibuat oleh Pejabat Pembuat Akta Ikrar

Wakaf (PPAIW) serta kurangnya kedisiplinan para pegawai kantor pertanahan.98 Agar tidak terjadi kendala yang dihadapi oleh wakif pada Kantor Pertanahan

dalam mendaftarkan tanah wakaf adalah meningkatkan kedisplinan bagi para pegawai

kantor pertanahan dengan sistem absensi elektronik dan kantor pertanahan memberi

himbauan kepada pemohon untuk meneliti kelengkapan berkas-berkas sebelum

diajukan kepada kantor pertanahan.

97Ibid

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Pengelolaan memori utama sangat penting untuk sistem komputer, penting untuk memproses dan fasilitas masukan/keluaran secara efisien, sehingga memori dapat

Posisi dalam klaster yang saling berjauhan untuk keenam spesies tersebut kemungkinan terjadi karena urutan nukleotida pada gen RubisCO yang mereka miliki

Pada sesi perdagangan berikutnya, yaitu 7 Mei 2007 grafik Williams %R kembali menunjukkan indikasi jual yang ditunjukkan dengan bergerak turunnya garis indkator pada grafik

Dokumentasi Jenis Tutupan Lahan Kabupaten

3.8 Merinci ungkapan penyampaian terima kasih, permintaan maaf, tolong, dan pemberian pujian, ajakan, pemberitahuan, perintah, dan petunjuk kepada orang

 Keterampilan membaca ( ناديعلاو نآرقلا لوزن ( ةءارقلا dengan ditanggapi aktif oleh peserta didik dari kelompok lainnya sehingga diperoleh

Negara berkembang merupakan Negara yang sedang dalam proses dalam kemajuan dari setiap aspek Negara tersebut.. Komponen-komponen dari aspek Negara