• Tidak ada hasil yang ditemukan

Studi Performansi Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) Di Daerah Krisis Sumatera Utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Studi Performansi Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) Di Daerah Krisis Sumatera Utara"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proses Pembangkitan Tenaga Listrik

Pembangkitan tenaga listrik semakin besar dilakukan dengan cara memutar generator sinkron sehingga di dapat tenaga listrik dengan tegangan bolak-balik tiga fasa. Energi mekanik yang diperlukan untuk memutar generator sinkron didapat dari mesin penggerak generator atau biasa disebut penggerak mula (prime mover ). Mesin penggerak generator yang banyak digunakan dalam praktk, yaitu mesin diesel, turbin uap, turbin air dan turbin gas. Mesin-mesin penggerak generator ini mendapat energi dari:

1. Proses pembakaran bahan bakar ( mesin-mesin termal ) 2. Air terjun ( turbin air )

Jadi sesungguhnya mesin penggerak generator melakukan konversi energi primer menjadi energi generator. Proses konversi energi primer menjadi energi mekanik menimbulkan ”produk” sampingan berupa limbah dan kebisingan yang perlu dikandalikan agas tidak menimbulkan masalah lingkungan.

Dari segi ekonomi teknik, komponen biaya penyedia tenaga listrik yang terbesar adalah biaya pembangkitan, khususnya biaya bahan bakar. Oleh sebab itu, berbagai tehnik untuk menekan biaya biaya bahan bakar terus berkembang, baik dari segi unit pembangkit secara individu maupun dari segi operasi sistem tenaga listrik secara terpadu.

(2)

konversi energi primer ( bahan bakar atau potensi air ) menjadi energi mekanik penggerak generator, yang selanjutnya energi mekanik ini diubah menjadi energi listrik oleh generator, maka dalam pusat listrik umumnya terdapat;

1. Instalasi energi primer, yaitu instalasi bahan bakar atau instalasi tenaga air.

2. Instalasi mesin penggerak generator, yaitu instalasi yang berfungsi sebagai pengubah energi primer menjadi energi mekanik penggerak genertor. Mesin penggerak generator ini dapat berupa ketel uap beserta turbin uap, mesin diesel, turbin gas, atau turbin air.

3. Instalasi pendingin, yaitu instalasi yang berfungsi mendinginkan instalasi mesin penggerak yang menggunakan bahan bakar. 4. Instalasi listrik, yaitu instalasi yang secara garis besar terdiri dari :

 Instalasi tenaga tinggi, yaitu instalasi yang menyalurkan energi

listrik yang dibangkitkan generator.

 Instalasi tegangan rendah, yaitu instalasi alat-alat bantu dan

instalasi penerangan.

 Instalasi arus searah, yaitu instalasi yang terdiri dari baterai aki

beserta pengisinya dan jaringan arus searah yang terutama digunakan untuk proteksi, kontrol dan telekomunikasi.

2.1.1.Jenis-Jenis Pusat Pembangkit Listrik

Berdasarkan uraian diatas, di dalam prakteknya terdapat jenis-jenis pusat listrik sebagai berikut;

(3)

2. Pusat Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD): Pusat pembangkit listrik ini menggunakan bahan bakar minyak

3. Pusat Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Pusat pembangkit listrik ini menggunakan bahan bakar batubara, minyak atau gas sebagai sumber energi primer.

4. Pusat Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) Pusat pembangkit listrik ini menggunakan bahan bakar gas atau minyak sebagai sumber energi primer.

5. Pusat Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) Pusat pembangkit listrik ini kombinasi PLTG dan PLTU. Gas buang dari PLTG dimanfaatkan untuk menghasilkan uap dalam ketel uap penghasil uap untuk penggerak turbin uap.

6. Pusat Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) PLTP merupakan PLTU yang tidak mempunyai ketel uap karena uap penggerak turbin uapnya didapat dari bumi.

7. Pusat Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) PLTN merupakan PLTU yang menggunakan uranium sebagai bahan bakar yang menjadi sumber energi primernya. Uranium menjalani proses fission ( fisi ) di dalam reaktor nuklir yang menghasilkan energi panas yang digunakan untuk menghasilkan uap dalam ketel uap. Uap ini selanjutnya digunakan untuk menggerakkan turbin uap penggerak generator.

(4)

Pada umumnya pusat listrik membangkitkan arus bolak balik tiga fasa dengan menggunakan generator sinkron. Gambar 2.1 menggambarkan diagram satu garis instalasi tenaga listrik sebuah pusat listrik yang sederhana.

Gambar 2.1 Diagram 1 garis instalasi tenaga listrik sebuah pusat listrik sederhana. PMT/CB = Pemutus tenaga(Circuit Breaker); PMS/DS =

Sakelar Pemisah (Diconnecting Switch)

Tegangan generator yang paling tinggi yang dapat dibangkitkan adalah 23 kV. Pada saat ini, dalam tingkat riset sedang dikembangkan generator yang dapat membangkitkan tegangan sampai 150 kV.

Pusat listrik yang sudah beroperasi secara komersial saat ini seperti gambar 2.1, yaitu tegangan dari generator dinaikkan dahulu dengan menggunakan transformator, baru kemudian dihubungkan ke rel melalui pemutus tenaga (PMT). Pemutu tenaga adalah sakelar tegangan tinggi yang mampu memutuskan arus gangguan. Arus gangguan besarnya mencapai beberapa ribu kali besarnya arus operasi normal.

(5)

Hal ini berkaitan dengan masalah keselamatan kerja pada saat instalasi tegangan tinggi akan dibebaskan dari tegangan karena akan disentuh orang misalnya untuk pekerjaan pemeliharaan atau perbaikan.

Semua generator sebagai penghasil energi dihubungkan dengan rel (busbar). Begitu pula semua saluran keluar dari rel pusat listrik dihubunkan dengan rel pusat listrik. Saluran keluar dari rel pusat listrik ada yang berfungsi mengirim tenaga listrik dalam jumlah besar ke lokasi lain dan ada yang berfungsi untuk menyediakan tenaga listrik di lokasi sekitar pusat listrik tersebut berada, bahkan selalu ada saluran (feeder atau penyulang) yang berfungsi menyediakan tenaga listrik bagi keperluan pusat listrik itu sendiri. Pusat listrik memerlukan tenaga listrik untuk lampu penerangan dan untuk menjalankan motor-motor listrik, seperti ; motor listrik penggerak, pompa air pendingin, motor listrik penggerak penyejuk udara, motor listrik pengangkat, dan lain- lain.

Dalam pusat listrik ini juga ada instalasi listrik arus searah. Arus searah diperlukan untuk menggerakkan mekanisme pemutusan tenaga (PMT) dan untuk lampu penerangan darurat. Sebagai sumber arus searah digunakan baterai aki yang diisi oleh penyearah.

2.1.3.Mutu Tegangan Listrik

Dengan makin pentingnya peranan tenaga listrik dalam keidupa n sehari-hari, khususnya bagi keperluan industri,maka mutu tenaga listrik juga menjadi tuntutan yang makin besar dari pihak pemakai tenaga listrik.

Mutu tenaga listrik ini meliputi:

(6)

c. Nilai frekuensi ; apakah selalu ada dalam batas-batas yang di ijinkan. d. Kedip tegangan ; apakah besarnya dan lamanya masih dapat diterima

oleh pemakai tenaga listrik.

e. Kandungan harmonisa ; apakah jumkahnya masih dalam batas-batas yang dapat ditrima oleh pemakai tenaga listrik.

Unsur-unsur a sampai dengan e dapat direkam sehingga masalahnya dapat dibahas secara kuantitatif antara pihak penyedia dan pemakai tenaga listrik.

2.2 Pusat Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) 2.2.1.Prinsip Kerja PLTG

Gambar 2.2 Skema PLTG

(7)

Udara luar dihisap oleh compressor dan dialirkan ke combuster, demikian juga dengan bahan bakar yang dipompa oleh pompa bahan bakar menuju combuster juga. Pada combuster terjadi pertemuan antara udara, bahan bakar, dan panas yang ditimbulkan oleh ignitor sehingga terjadi pembakaran. Dari hasil pembakaran menghasilkan gas yang kemudian gas tersebut memutar Turbin dan juga memutar Generator karena satu poros sehingga timbulah listrik. Sisa gas yang digunakan untuk memutar Turbin sebagian keluar menuju Stack. Dari flow Diagram diatas dapat dimbil kesimpulan bahwa pada PLTG menggunakan Siklus Terbuka (Open Cycle) karena gas yang telah digunakan untuk memutar Turbin langsung dibuang ke Stack atau dimanfaatkan sebagai pemanas awal pada PLTGU. Dengan menggunakan analisa termodinamika dapat digunakan siklus brayton, pada siklus ini ada 2 prsoses isobaric dan 2 proses isentropic.

(8)

Gambar 2.3 Proses Pembangkitan pada PLTG

Sesuai dengan prisip kerja dari PLTG maka proses pembangkitan pada PLTG dapat ditunjukakan pada gambar 2.3 diatas.

Komponen Utama dari PLTG a. Kompresor.

b. Ruang baker (combuster) c. Turbin.

d. Generator.

Selain peralatan utama seperti disebutkan diatas diperlukan juga peralatan pendukung, yaitu :

1. Air Intake

Berfungsi mensuplai udara bersih ke dalam kompresor. 2. Blow off Valve

(9)

tiba-tiba terhadap sudu kompresor yang menyebabkan patahnya sudu kompresor)

3. VIGV ( Variable Inlet Guide Fan )

Berfungsi untuk mengatur jumlah volume udara yang akan di kompresikan sesuai kebutuhan.

4. Ignitor

Berfungsi penyalaan awal atau start up. Campuran bahan bakar dengan udara dapat menyala oleh percikan bunga api dari ignitor yang terpasang di dekat fuel nozzle burner dan campuran bahan bakar menggunakan bahan bakar propane atau LPG.

5. Lube oil system

Berfungsi memberikan pelumasan dan juga sebagai pendingin bearing-bearing seperti bearing-bearing turbin, kompressor, generator. Memberikan minyak pelumas ke jacking oil system. Memberikan supply minyak pelumas ke power oil system. Sistem pelumas di dinginkan oleh air pendingin siklus tertutup.

6. Hydraulic rotor barring

Rotor bearing system terdiri dari : DC pump, Manual pump, Constant pressure valve, pilot valve, hydraulic piston rotor barring. Rotor barring beroperasi pada saat unit stand by dan unit shutdown ( selesai operasi ). Rotor barring on < 1 rpm. Akibat yang timbul apabila rotor barring bermasalah ialah rotor bengkok dan saat start up akan timbul vibrasi yang tinggi dan dapat menyebabkan gas turbin trip.

(10)

Berfungsi utama membuang gas-gas yang tidak terpakai yang terbawa oleh minyak pelumas setelah melumasi bearing-bearing turbin, compressor dan generator. Fungsi lain adalah membuat vaccum di lube oil tank yang tujuannya agar proses minyak kembali lebih cepat dan untuk menjaga kerapatan minyak pelumas di bearing-bearing ( seal oil ) sehingga tidak terjadi kebocoran minyak pelumas di sisi bearing.

8. Power oil system

Berfungsi mensupply minyak pelumas ke :  Hydraulic piston untuk menggerakkan VIGV

 Control-control valve ( CV untuk bahan bakar dan CV untuk air )

 Protection dan safety system ( trip valve staging valve ) Terdiri dari 2

buah pompa yang digerakkan oleh 2 motor AC. 9. Jacking oil system

Berfungsi mensupply minyak ke journal bearing saat unit shut down atau stand by dengan tekanan yang tinggi dan membentuk lapisan film di bearing. Terdiri dari 6 cylinder piston-piston yang mensupply ke line-line:

1-2 line mensupply minyak pelumas ke journal bearing.

2-2 line mensupply minyak pelumas ke compressor journal bearing. 3-1 line mensupply minyak pelumas ke drive end generator journal bearing.

4-1 line mensupply minyak pelumas ke non drive end generator journal bearing.

(11)

 Egatrol : Kontrol utama Gas Turbin yang mengatur :

Start Up Kontrol

Mengatur urut-urutan Start dan Stop Gas Turbin secara Automatis - Load / Frekuensi Kontrol

Mengatur operasi Gas Turbin untuk mendapatkan beban yang diinginkan sesuai Set Point-nya.

- Temperatur Kontrol

Mengatur operasi Gas Turbin saat Beban Maximum (Base Load).  Unitrol : Mengatur Kerja Excitasi (Tegangan Generator) sesuai

permintaan Egatrol. 2.2.2.1. Kompresor

Kompresor adalah alat mekanik yang berfungsi untuk meningkatkan tekanan fluida mampu mampat, yaitu gas atau udara dengan tujuan meningkatkan tekanan supaya mengalirkan atau kebutuhan proses dalam suatu system proses yang lebih besar (dapat system fisika maupun kimia contohnya pada pabrik-pabrik kimia untuk kebutuhan reaksi). Secara umum kompresor dibagi menjadi dua jenis yaitu dinamik dan perpindahan positif.

Kompresor utama adalah kompesor aksial yang berguna untuk memasok udara bertekanan ke dalam ruang bakar yang sesuai dengan kebutuhan. Kapasitas kompresor harus cukup besar karena pasokan udara lebih (excess air) untuk turbin gas dapat mencapai 350 %. Disamping untuk mendapatkan pembakaran yang sempurna, udara lebih ini digunakan untuk pendingin dan menurunkan suhu gas hasil pembakaran.

(12)

1. Kompresor dinamik a. Kompresor Sentrifugal b. Kompresor Axial

2. Kompresor perpindahan positif (possitive displacement): a. Kompresor Piston (Reciprocating Compresor)

 Kompresor Piston Aksi Tunggal

 Kompresor Piston Aksi Ganda

 Kompresor Piston Diagfragma

b. Kompresor Putar

 Kompresor Ulir Putar (Rotary Screw Compressor)  Lobe

 Vane

 Liquid Ring

 Scroll

2.2.2.2. Ruang baker (combuster)

Combustion Chamber adalah ruangan tempat proses terjadinya pembakaran. Ada turbin gas yang mempunyai satu atau dua Combustion Chamber yang letaknya terpisah dari casing turbin, akan tetapi yang lebih banyak dijumpai adalah memiliki Combustion Chamber dengan beberapa buah Combustion basket, mengelilingi sisi masuk (inlet) turbin. Di dalam Combustion Chamber dipasang komponen-komponen untuk proses pembakaran beserta sarana penunjangnya, diantaranya:

(13)

3. Transition Piece 4. Igniter

5. Flame Detektor 2.2.2.3. Turbin Gas

Turbin Gas berfungsi untuk membangkitkan energi mekanis dari sumber energi panas yang dihasilkan pada proses pembakaran. Selanjutnya energi mekanis ini akan digunakan untuk memutar generator listrik baik melalui perantaraan Load Gear atau tidak, sehingga diperoleh energi listrik. Bagian-bagian utama Turbin Gas adalah:

1. Sudu Tetap 2. Sudu Jalan

3. Saluran Gas Buang 4. Saluran Udara Pendingin 5. Batalan

6. Auxiallary Gear 2.2.2.4. Generator

2.2.2.4.1. Prinsip Kerja Generator

(14)

generator AC dengan dua kutub, dan dimisalkan hanya memiliki satu lilitan yang terbuat dari dua penghantar secara seri.

Gambar 2.4 Diagram Generator AC Satu Phasa Dua Kutub. Lilitan seperti disebutkan diatas disebut “lilitan terpusat”, dalam generator sebenarnya terdiri dari banyak lilitan dalam masing-masing fasa yang terdistribusi pada masing-masing alur stator dan disebut “lilitan terdistribusi”. Diasumsikan rotor berputar searah jarum jam, maka fluks medan rotor bergerak sesuai lilitan jangkar.

Satu putaran rotor dalam satu detik menghasilkan satu siklus perdetik atau 1 Hertz (Hz). Bila kecepatannya 60 Revolution per menit (Rpm), frekuensi 1 Hz. Maka untuk frekuensi f = 60 Hz, rotor harus berputar 3600 Rpm. Untuk kecepatan rotor n rpm, rotor harus berputar pada kecepatan n/60 revolution per detik (rps). Bila rotor mempunyai lebih dari 1 pasang kutub, misalnya P kutub maka masing-masing revolution dari rotor menginduksikan P/2 siklus tegangan dalam lilitan stator. Frekuensi dari tegangan induksi sebagai sebuah fungsi dari kecepatan rotor, dan diformulasikan dengan :

(15)

Untuk generator sinkron tiga fasa, harus ada tiga belitan yang masing masing terpisah sebesar 120° listrik dalam ruang sekitar keliling celah udara seperti diperlihatkan pada kumparan a – a’, b – b’ dan c – c’ pada gambar 2.5. Masing-masing lilitan akan menghasilkan gelombang fluks sinus, dimana satu dengan lainnya berbeda 120°. Dalam keadaan seimbang besarnya fluks sesaat :

ΦA = Φm.

Sin ωtΦB = Φm.

Sin ( ωt – 120° ) ΦC = Φm. Sin ( ωt – 240° )………...(2.2)

Gambar 2.5 Diagram Generator AC Tiga Fasa Dua Kutub Besarnya fluks resultan adalah jumlah vektor ketiga fluks tersebut adalah

ΦT = ΦA +ΦB + ΦC……….(2.3)

yang merupakan fungsi tempat (Φ) dan waktu (t), maka besarnya fluks total adalah:

ΦT = Φm.Sin ωt + Φm.Sin(ωt – 120°) + Φm. Sin(ωt– 240°). Cos (φ –

240°)

Dengan memakai transformasi trigonometri dari :

(16)

ΦT = ½.Φm. Sin (ωt +φ ) + ½.Φm. Sin(ωt–φ) + ½.Φm. Sin (ωt + φ–

240°) +½.Φm. Sin (ωt–φ) + ½.Φm. Sin (ωt + φ– 480°)

Dari persamaan diatas, bila diuraikan maka suku kesatu, ketiga, dan kelima akan saling menghilangkan. Dengan demikian dari persamaan akan di dapat fluks total sebesar,

ΦT = ¾ Φm. Sin ( ωt - Φ ) Weber………(2.10)

Jadi medan resultan merupakan medan putar dengan modulus 3/2 Φ dengan sudut putar sebesar ω. Maka besarnya tegangan masing -masing fasa adalah :

Emaks = Bm. ℓ.ω r Volt……….(2.11) dimana : Bm = Kerapatan Fluks maksimum kumparan medan rotor (Tesla)

ℓ = Panjang masing-masing lilitan dalam medan magnetik (Weber)

ω = Kecepatan sudut dari rotor (rad/s)

r = Radius dari jangkar (meter) 2.2.2.4.2. Konstruksi Generator Sinkron

(17)

brush), tetapi ada juga yang tidak mempergunakan sikat arang yaitu sistem brushless excitation.

Untuk medan rotor yang digunakan tergantung pada kecepatan mesin, mesin dengan kecepatan tinggi seperti turbo generator mempunyai bentuk silinder seperti pada gambar 2.6a, sedangkan mesin dengan kecepatan rendah seperti Hydroelectric (PLTA) atau Generator Listrik Diesel mempunyai rotor kutub menonjol seperti pada gambar 2.6b.

Gambar 2.6a. Bentuk rotor kutub silinder Gambar 2.6b. Bentuk Stator

Stator dari Mesin Sinkron terbuat dari bahan ferromagnetik, yang berbentuk laminasi agar dimaksudkan untuk mengurangi rugi-rugi arus pusar. Dengan inti ferromagnetik yang bagus berarti mengandung bahan yang memiliki permeabilitas dan resistivitas tinggi. Gambar 2.7 memperlihatkan alur stator yang

terdapat kumparan jangkar. Kumparan/belitan

(18)

Gambar 2.7 Inti Stator dan Alur pada Stator 2.2.2.4.3. Generator Tanpa Beban

Apabila sebuah mesin sinkron difungsikan sebagai generator dengan diputar pada kecepatan sinkron dan rotor diberi arus medan ( If), maka pada kumparan jangkar stator akan diinduksikan tegangan tanpa beban ( Eo), yaitu sebesar:

Eo = 4,44 .Kd. Kp. f. φm. T Volt

(19)

a b

Gambar 2.8. a dan b Kurva dan Rangkaian Ekuivalen Generator Tanpa Beban

2.2.2.4.4. Generator Berbeban

Bila generator diberi beban yang berubah -ubah maka besarnya tegangan terminal V akan berubah-ubah pula, hal ini disebabkan adanya kerugian tegangan pada

1. Resistansi Jangkar

Resistansi jangkar/fasa Ra menyebabkan terjadinya kerugian tegangan jatuh/fasa dan I . Ra yang sefasa dengan arus jangkar.

2. Reaktansi Bocor Jangkar

Saat arus mengalir melalui penghantar jangkar, sebagian fluks yang terjadi tidak mengimbas pada jalur yang telah ditentukan, hal seperti ini disebut “fluks bocor”.

3. Reaksi Jangkar

(20)

fluks yang dihasilkan pada kumparan medan rotor (ΦF), sehingga akan dihasilkan suatu fluks resultan sebesar φR = φF + φA .

2.2.2.4.5. Paralel Generator

Paralel generator dapat diartikan menggabungkan dua buah generatoratau lebih dan kemudian dioperasikan secara bersama sama dengan tujuan :

1. Mendapatkan daya yang lebih besar.

2. Untuk effisiensi (Menghemat biaya pemakaian operasional dan Menghemat biaya pembelian)

3. Untuk memudahkan penentuan kapasitas generator. 4. Untuk menjamin kotinyuitas ketersediaan daya listrik. 2.2.2.5. Spesifikasi Mobile Power Plant

2. Gambar 2.9 Pembangkit Seluler TM2500

3. TM2500 adalah aeroderivative turbin gas pembangkit seluler yang tersedia untuk 50 Hz dan 60 Hz yang berfungsi baik sebagai solusi daya yang cepat

(21)

TM2500 50 Hz

Keluaran ( MW ) 30,7

Efisiensi ( % ) 34,7 %

Tingkat Panas ( Btu/kWh-lHv )

9832

Tingkat Panas ( kj/kWh-lHv )

10374

Temperatur Gas Buang ( C ) 517

Temperatur Gas Buang ( F ) 963

Ruang Bakar SAC

Emisi Gas ( ppm 15%/O2 )

25

2.2.2.6 Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG)

Pembangkit listrik tenaga mesin gas atau gas engine for power generation, merupakan mesin jenis torak ( reciprocrating ) yang memiliki prinsip kerja siklus empat langkah.

1. Sistem Bahan Bakar (Fuel System)

PLTMG di Indonesia umumnya menggunakan mesin dengan dua bahan

(22)

sistem bahan bakarnya juga harus bisa mengakomodir kedua bahan bakar

tersebut. Bahan bakar yang umumnya digunakan adalah gas alam (natural

gas) dan minyak diesel (HSD/MFO).

Bahan bakar gas umumnya didapatkan dari stasiun gas terdekat. Sebelum

masuk ke area pembangkit, gas dari sumber ini dilewatkan area pembersih

terlebih dahulu, atau yang lebih sering kita kenal dengan istilah Scrubber.

Pada area ini, gas umumnya dipersiapkan baik dari sisi kebersihan, kadar

air, ataupun tekannya, agar dapat/siap jika diumpankan langsung ke unit

mesin gas.

Sebelum diumpankan langsung ke dalam mesin, gas disaring lagi

menggunakan sebuah filter. Umumnya posisi filter ini akan duduk bersama

beberapa instrumen lapangan (field instrument) yang tergabung dalam

sebuah modul gas (gas module), yang tugas utamanya adalah untuk

pengaturan volume, keamanan sistem dan untuk memastikan bahwa gas siap

diumpankan ke mesin.

Bahan bakar minyak diesel biasanya digunakan untuk dua (2) fungsi,

yaitu untuk bahan bakar awalan (pilot fuel) dan bahan bakar utama (main

fuel). Fungsi bahan bakar utama (main fuel) digunakan jika dan hanya jika

mesin gas dioperasikan menggunakan bahan bakar minyak solar sebagai

bahan bakar utamanya, atau pada kondisi mesin sebelum switch-over bahan

bakar ke sistem gas. Sedangkan fungsi sebagai bahan bakar awalan (pilot

fuel) akan selalu digunakan pada setiap upaya operasi mesin (starting &

(23)

Sebelum diumpankan ke dalam mesin, bahan bakar minyak akan disaring

terlebih dahulu menggunakan sebuah filter. Posisi filter bisa berada sebelum

mesin, ataupun digabung dalam sebuah modul pada posisi dekat dengan

pompa pengumpan (feed pump).

Bahan bakar solar yang ada saat ini umumnya sudah baik, sehingga tidak

diperlukan pengolahan lebih lanjut menggunakan fasilitas pengolahan bahan

bakar minyak (advance fuel oil treatment plant).

2. Sistem Pelumas (Lubrication System)

Pelumas sangat penting bagi sebuah mesin. Dengan adanya pelumas,

gesekan bisa dikurangi dengan cukup signifikan. Selama operasi, jumlah

pelumas dalam mesin mengalami sedikit pengurangan dan bekerja dalam

siklus tertutup.

Karena melindungi bagian mesin dari gesekan secara lagsung, pelumas

memiliki temperatur yang cukup tinggi. Untuk mengembalikan

temperaturnya ke keadaan normal, digunakan bantuan alat penukar panas

(heat exchanger), yang menukar panas dari pelumas ke air pendingin.

Selanjutnya air pendingin yang telah naik temeraturnya ini, didinginkan

kembali dengan bantuan radiator.

Pada saat mesin mengalami perawatan (maintenance), pelumas yang

masih baik kondisinya dapat dipompa dan dikumpulkan ke dalam tangki

(24)

Pelumas-pelumas yang tertumpah di ruang mesin utama (engine hall) dan

ceceran bahan bakar minyak (HSD/MFO/LFO) akan dikumpulkan pada bak

penampung (drain pan) yang ada di masing-masing modul dan selanjutnya

dipompa untuk ditampung dalam tangki bahan limbah (sludge tank).

Sisa-sisa pelumas dan minyak yang ditampung dalam tangki bahan limbah

selanjutnya akan dikirim ke tempat penampungan dan pengolahan bahan

limbah berbahaya terdekat, dengan menggunakan mobil truk pengangkut.

Sebelumnya diumpankan ke dalam mesin dan turbocharger, pelumas

akan disaring terlebih dahulu menggunakan sebuah filter. Umumnya

posisi filter ini akan duduk bersama beberapa instrumen lapangan (field

instrument) yang tergabung dalam sebuah modul pelumas (lube oil module).

3. Sistem Pendingin (Cooling System)

Sistem pendingin utama pada sebuah Pusat Listrik Tenaga Mesin Gas

(PLTMG) biasanya berupa instalasi tower pendingin (cooling tower)

ataupun berupa radiator. Kedua peralatan tersebut berfungsi untuk

menurunkan temperatur air pendingin (cooling water) yang dipergunakan

untuk mendinginkan bagian mesin gas, pelumas dan turbocharger.

Baik tower pendingin ataupun radiator, untuk proses pendinginannya,

umumnya menggunakan metode penggerak paksa (forced draft), yang dapat

berupa kipas pendingin (cooling fan). Pilihan ini cukup masuk akal dalam

(25)

luas lahan dan biaya konstruksi, bila dibandingkan dengan menggunakan

alat serupa dengan metode penggerak alami (natural forced).

Sumber air untuk sebuah PLTMG dapat berupa air baku yang bisa

berasal dari laut, sungai dan sumur dalam (deep well) yang sebelumnya

diolah melalui sebuaah sistem pengolahan air, ataupun berupa air olahan

yang berasal dari perusahaan pengelola air setempat.

Walaupun air dalam sistem pendingin ini bekerja dalam siklus tertutup,

akan tetapi selama operasi tetap ada sebagian kecil air yang menguap. Untuk

itu tetap diperlukan penambahan air, untuk menjaga agar unjuk kerja sistem

dapat tetap dijaga.

Untuk meningkatkan unjuk kerja dan umur dari peralatan, lebih

disarankan jika dalam periode operasional, digunakan air olahan dengan

kualitas yang baik, sedikit penambahan inhibitor kimia untuk mencegah

lumut dan karat, serta perawatan yang teratur.

4. Sistem Udara Mesin (Engine Air System)

Sistem udara untuk mesin gas, secara kasar dapat dikelompokkan

menjadi dua (2) bagian, yaitu : sistem udara pembakaran (charge air) dan

sistem udara sisa pembakaran (exhaust air).

Sistem udara pembakaran (charge air) adalah sistem yang mengatur

banyaknya udara yang dibutuhkan oleh mesin, termasuk menyesuaikan

(26)

Sebelum masuk kedalam mesin, dilakukan penyaringan (filtration)

terhadap debu dan kotoran dan reduksi level kebisingan (noise level).

Selanjutnya, untuk meningkatkan efisiensi mesin, udara sebelum memasuki

ruang bakar akan ditingkatkan tekananan dan temperaturnya agar sedekat

mungkin kepada tekanan dan temperatur bakarnya. Untuk itu, digunakan

alat bantu yang bernama turbocharger.

Pada proses pembakaran yang melibatkan udara, tentunya akan

dihasilkan udara sisa pembakaran (exhaust air) yang juga harus diolah dan

disalurkan dengan bijak. Karena terjadi sebagai hasil dari sebuah proses

pembakaran, umumnya udara sisa pembakaran ini memiliki temperatur yang

cukup tinggi. Oleh karena itu, umumnya saluran untuk udara tipe ini selalu

dilapisi dengan isolasi penahan panas dan dilengkapi dengan sambungan

mampu ekspansi (expantion joint) dan katup pelepas kelebihan tekanan

(rupture disk).

Udara sisa pembakaran ini juga digunakan lebih lanjut sebagai tenaga

pemutar turbin yang dikopel dengan compressor pada turbocharger. Udasa

sisa pembakaraan ini selanjutnya dilepas ke atmosfer pada ketinggian

tertentu merujuk kepada peraturan yang berlaku. Khusus untuk mesin

dengan kapasitas unit lebih besar atau sama dengan 25 MW, diwajibkan

untuk menggunakan sistem monitor emisi gas buang (continuous emission

monitoring system – CEMS).

Semakin besar kapasitas sebuah mesin, tentunya jumlah udara

(27)

dibutuhkan dan/atau dihasilkan akan semakin banyak. Hal ini akan

mempengaruhi kepada besarnya ukuran penyaring (filter), saluran (ducting)

dan pereduksi kebisingan (silencer) yang akan digunakan.

5. Sistem Udara Terkompresi (Compressed Air System)

Sistem udara terkompresi (compressed air) adalah sistem pembantu

dalam bagian utama pusat listrik. Udara terkompresi ini dimanfaatkan

setidaknya untuk beberapa fungsi, antara lain : untuk menghidupkan mesin

(starting engine), untuk keperluan penggerak instrumen (instrument air), dan

untuk keperluan servis (service/working air).

Untuk mengurangi jam operasi dari unit compressor, digunakan bantuan

tabung udara terkompresi (air bottle) untuk menampung udara bertekanan

dalam jumlah dan tekanan tertentu.

Khusus untuk udara penggerak instrumen (instrument air), udara

terkompresi perlu diberi perlakuan tambahan, yaitu dengan penambahan

pengering udara (air drier). Harapannya, udara yang digunakan untuk

penggerak instrument, semisal katup kontrol (control valve), sudah cukup

kering dan terbebas dari uap air, yang dapat merusak peralatan kontrol,

semisal pengarah bukaan katup (valve positioner).

6. Pemipaan (Piping)

Pipa-pipa digunakan sebagai media perantara antar fluida sehingga bisa

(28)

diatur sedemikian rupa, harapannya dapat menyalurkan fluida kerja kepada

tujuannya dengan jumlah dan tekanan yang tepat.

Jenis pipa dan sambungan pipa akan sangat bergantung kepada

penggunaan dari fluida yang bersangkutan.

2.2.2.7 Kondisi Pembangkitan Sumatera Utara - ACEH Pembangkitan Sumatera Utara :

 Terpasang 2.758,4 MW

 Daya Mampu 1.718,49 MW  Beban Puncak 2.000 MW

Sehingga terjadi kekurangan pasokan listrik (defisit) sebesar 282 MW Pembangkitan ACEH :

 Terpasang 125.90 MW

 Daya Mampu 62,47 MW  Beban Puncak 119,64 MW

Sehingga terjadi kekuranngan pasokan listrik (defisit) sebesar 57,15 Mw.

Sebagai bahan ilustrasi bahwa PT.PLN Batam sudah beralih ke penggunaan gas dalam pengoperasian pembangkitan. Dapat di uraikan bahwa :

 Gas : Rp.1500 / kWh

 Minyak : Rp.3000 / kWh

Gambar

Gambar 2.1 Diagram 1 garis instalasi tenaga listrik sebuah pusat listrik
Gambar 2.2 Skema PLTG
Gambar  2.3 Proses Pembangkitan pada PLTG
Gambar 2.4 Diagram Generator AC Satu Phasa Dua Kutub.
+5

Referensi

Dokumen terkait

Pada saat kompresor memampatkan udara atau gas, ia bekerja sebagai penguat ( meningkatkan tekanan ), dan sebaliknya kompresor juga dapat berfungsi sebagai pompa

Pembangkit Listrik Tenaga Gas Prinsip kerja dari sebuah PLTG Mula-mula udara dari atmosfir ditekan didalam kompresor hingga temperature dan tekanannya naik dan proses

Jika sebuah mesin tidak memiliki sistem pendingin, maka panas berlebih yang ditimbulkan oleh mesin akan menyebabkan komponen mesin cepat rusak, terjadi penurunan

Alternatif untuk memenuhi kebutuhan listrik tambahan di Universitas Indonesia adalah dengan membangun PLTG yang menggunakan sistem pendinginan udara masuk kompresor

Pada saat kompresor memampatkan udara atau gas, ia bekerja sebagai penguat ( meningkatkan tekanan ), dan sebaliknya kompresor juga dapat berfungsi sebagai pompa

Gas dari Skid di dalam kapal yang bersandar di dermaga Pulau Bawean dialirkan melalui flexible hose dan piping menuju ke Daughter Kompresor untuk disimpan di dalam Skid yang ada

karena pada bulan Juni kondisi atmosfer berada pada kelas A yaitu sangat tidak stabil, yaitu ditandai dengan intensitas mataharinya sangat kuat, sehingga gas CO 2

Untuk menetukan laju aliran massa udara dari bahan bakar maka keadaan dihitung pada temperatur rata-rata udara atmosfer yang dihisap kompresor, hal ini berguna