• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peranan Ilmu Kimia dalam Bidang Pertania

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Peranan Ilmu Kimia dalam Bidang Pertania"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

Peranan Ilmu Kimia dalam Bidang Pertanian

Tidak dipungkiri lagi, di era modern ini kita dituntut untuk melakukan suatu kemajuan dan perkembangan. Tidak terkecuali pertanian, kegiatan pertanian sebenarnya sudah dilakukan sejak lama. Dengan bertambahnya tahun, orang-orang mulai berpikir dan mulai menemukan hal-hal yang membantu mereka dalam kegiatan pertanian.

Kimia adalah suatu ilmu yang mengkaji tentang sifat dan ciri suatu zat. Kimia dan teori-teorinya sudah lama ditemukan dan dikemukakan oleh para ahli pada tiap-tiap zaman. Pada zaman sekarang ilmu kimia sudah menyangkup banyak bidang termasuk bidang pertanian.

Pertanian adalah kegiatan yang menyangkut tentang tanaman. Lalu apa hubungan tanaman dan kimia? Tanaman dalam proses fotosintesis mengambil makanan dari tanah, tanaman membutuhkan unsur-unsur atau mineral yang terkandung dalam tanah. Unsur atau mineral inilah yang diteliti dan dikembangkan oleh para ahli kimia. Unsur atau mineral yang dibutuhkan tanaman ini disebut unsur hara.

1. Fungsi dan Pengaruh Unsur Hara

(2)

Unsur-unsur tersebut diambil oleh tanaman dari tanah. Tanaman yang tidak difungsikan oleh manusia akan mati dan mengembalikan unsur-unsur tersebut ke tanah. Tetapi pada lahan tanah yang dipanen atau difungsukan oleh manusia otomatis tanaman tidak mengembalikan unsur tersebut ke tanah dengan kata lain unsur hara pada tanah berkurang. Pada pertanian tradisional masyarakat menanam polong-polongan untuk mengembalikan kesuburan tanah karena polong-polongan mengikat langsung nitrogen dari udara dan nantinya diubah menjadi senyawa amonia bersama bakteri tanah. Pada pertanian moderen hal ini tidak efektif, para ahli dan pakar kimia mencari pemecahan masalah ini dan didapati yang namanya pupuk.

Misal pada pemupukan N terhadap produksi tanaman padi toleran rendaman. Tanaman padi akan tumbuh dan memiliki nilai produksi yang maksimal apabila di beri pupuk yang mengandung unsur Nitrogen (N) dengan takaran yang sesuai. Namun berbeda cerita apabila tanaman padi tersebut terendam banjir. Apabila tanaman padi terendam banjir maka produksinya akan berkurang di akibatkan oleh kekurangan oksigen karena difusi oksigen terhambat oleh air. Maka pemupukan yang dilakukan tidak sama seperti kondisi normal. Oleh karena itu kita harus mengetahui seberapa besar peranan pemupukan N terhadap padi yang terendam banjir.

(3)

dari itu peranan unsur hara atau unsur kimia sangat penting dalam menunjang pertumbuhan dan produksi tanaman.

2. Pupuk, Kegunaan dan Alternatif

Pupuk adalah sesuatu yang ditambahkan pada tanaman untuk memenuhi kebutuhan zat hara sehingga proses pertumbuhan berlangsung baik. Unsur-unsur yang dibutuhkan bagi tumbuhan seperti C,H,O,N dan P dimasukan atau dikandung oleh pupuk dalam persentase yang berbeda-beda tergantung pemakai ingin menambahkan unsur hara apa ketanamannya. Seperti pupuk urea, pupuk urea mengandung kurang lebih 45% unsur Nitrogen. Contoh lain seperti pupuk ES (Enkel Superfosfat)

dan pupuk TSP(Tripel Superfosfat) yang masing-masing mengandung kurang lebih 20% dan 50% unsur fosfor. Dan banyak jenis pupuk lainnya yang mengandung unsur yang dibutuhkan tanaman.

Banyak pupuk yg dipilih oleh petani, salah satunya adalah pupuk kandang. Pupuk Kandang Ayam (PKA) merupakan pupuk organik yang mampu meningkatkan pH dan kejenuhan basa karena mengandung basa-basa K, Ca, dan Mg. PKA juga berfungsi sebagai chelating agent terhadap kation logam Al dan Fe, meningkatkan kapasitas tukar kation tanah, suhu tanah dan kesuburan tanah. Sedangkan pupuk phonska adalah pupuk anorganik yang berfungsi untuk menambah kandungan mineral hara makro N, P, K, dan S.

(4)

PKA akan memberikan ketersediaan unsur hara secara simultan. Unsur hara pupuk anorganik mudah dan cepat tersedia sedangkan pupuk organic tersedia secara lambat dan bertahap sehingga ketersediaan hara akan terus tercapai.

Pupuk lain yg digunakan oleh petani adalah Pupuk Sugoi. Pupuk Sugoi adalah pupuk organik yang memiliki kandungan unsur hara makro seperti ( N , P , K, Ca , Mg dan S ) serta memiliki unsur hara mikro yaitu ( Fe , Zn , B , dan Mn ) . Pupuk ini banyak digunakan para petani untuk tanaman sayuran salah satunya adalah buncis. Namun belum ada informasi secara pasti mengenai dosis pemberian pupuk sugoi untuk tanaman buncis. Sehingga produksi buncis menjadi tidak maksimal. Walaupun dalam teorinya anjuran penggunaan produk adalah 66 lt/ha, namun peneliti mencoba untuk membuktikanya.

Oleh karena itu dilakukan percobaan yang dilakukan di desa cijambe kecamatan paseh kabupaten sumedang pada ketinggian 483 m di atas permukaan laut dengan jenis tanah vertisol untuk mengetahui dosis yang tepat supaya buncis memberikan produksi yang terbaik. Percobaan dilakukan dengan lima faktor pengujian sebanyak lima kali pengulangan. Dosis Pupuk Sugoi yang diteliti adalah A. 0 lt/ha , B. 33 lt/ha, C. 66 lt/ha, D. 99 lt/ha, E. 133 lt/ha .

Dari percobaan tersebut diketahui bahwa dosis pupuk sugoi berpengaruh pada produksi buncis diantaranya jumlah , besar , dan bobot polong dari buncis tersebut. sedangkan dosis yang paling efektif dan efisien untuk meningkatkan produksi buncis adalah sebanyak 99 lt/ ha. Dari percobaan tersebut juga dapat disimpulkan bahwa unsur-unsur kimia seperti N , P , K , Ca , Mg , S dan lainya mampu meningkatkan produksi buncis. Dan memberikan andil besar dalam meningkatkan kesejahteraan petani.

(5)

Pembentukan daun pada tanaman buncis meningkat paling tinggi saat diberikan 10 l/ha. Sedangkan untuk menumbuhkan cabang paling baik adalah memberikan pupuk sebesar 20 l/ha. Untuk , meningkatkan bobot segar polong terbesar adalah dengan pemberian pupuk sebanyak 10 l/ha. Untuk penggunaan pupuk secara optimal sehingga mendapatkan buncis terbaik belum ditemukan. Jika sudah ditemukan pasti akan sangat membantu kebutuhan pangan akan sayuran.

Pupuk yang dapat kita jumpai lagi adalah pupuk nitrofosfat. Pupuk nitrofosfat merupakan sebuah jenis pupuk yang berkembang di daratan eropa. Pupuk ini mengandung unsur utama Asam Nitrat dan memiliki kadar fosfat yang lebih rendah dari pupuk fosfat lainnya. Jerman meruapakan produsen pertamanya. Pupuk jenis ini pada zaman dahulu perkembangannya tertinggal dengan amonium pospat karena masih susahnya mendapatkan asam nitrat. Pabrik-pabrik pembuat pupuk tertarik membuat pupuk nitrofosfat karena harga bahan mentahnya lebih rendah dan kurangnya persediaan belerang.

Pupuk nitropospat merupakan salah satu pilihan yang dapat digunakan petani-petani di Indonesia, sehingga dapat mengurangi permintaan pupuk yang berlebihan yang mengakibatkan kekurangannya bahan mentah belerang untuk pembuatan pupuk ammonium pospat. Namun pupuk ini tidak cocok digunakan di tanah jawa karena keterlarutan fosfat dalam pupuk nitrofosfat berbentuk dikalium fosfat yang nitrogennya masih dalam bentuk ammonium dan nitrat sehingga akan berdampak seperti ini:

a. Tanaman tembakau tidak cocok menggunakan pupuk ini, NH4 yang terkandung cukup besar (10% N – NH4) , jika daunnya mengandung ammonium terlalu besar akan berdampak pada kualitas tembakau itu. b. Pupuk ini juga tidak cocok digunakan di sawah , lebih cocok

(6)

yang cukup banyak. Karena akan mengalami proses denitrifikasi menjadi gas N2 yang melayang ke udara setelah N – NO3 masuk ke dalam lapisan reduksi lahan sawah.

c. Pupuk ini lebih efektif digunakan dalam tanah gampingan daripada tanah yang bersifat masam karena kandungan pospatnya.

Walaupun banyak persyaratan dalam penggunaannya, namun pupuk ini bisa menjadi alternative untuk mengurangi permintaan pupuk ammonium pospat.

Kalau kita sedang membicarakan pupuk maka kita juga akan membicarakan tanaman. Selain kita menemui tanaman padi dan buncis, kita juga akan menemui tanaman kacang tanah. Tanaman kacang tanah yang umumnya ditanam dilahan kering (tanah Alfisol) juga perlu pupuk untuk meningkatkan kualitas tanah tersebut. Tanah alfisol memiliki sifat fisika yang cukup baik akan tetapi memiliki kandungan humus dan hara yang sedikit, namun kaya akan kandungan Ca dan Mg. Setelah meninjau beberapa percobaan yang pernah dilakukan. Pupuk ZA adalah pupuk yang paling efektif di tanah alfisol ini mengalahkan urea. Karena dapat meningkatkan penyerapan zat hara P, K, dan S yang lebih baik daripada Urea.\

(7)

dibanding TSP. Dan pupuk fosfat alam Ghafsa bekerje lebih baik pada tanaman lilit karet klon.

Tanaman lain yang juga membutuhkan peranan ilmu kimia adalah jagung. Jagung merupakan komoditas pertanian yang strategis untuk mendorong industri di berbagai sektor. Namun masih banyak kendala yang di hadapi oleh para petani di antaranya adalah kualitas tanah. Seperti yang ada di gorontalo dimana jenis tanahnya adalah tanah vertisol. Tanah vertisol adalah tanah yang hitam keabu-abuan dan bertekstur liat, memiliki kadar unsur makro N dan K yang rendah. Para petani saat ini membudidayakan tanaman yang relatif membutuhkan unsur hara dalam jumlah banyak.

Pemupukan merupakan salah satu cara untuk meningkatkan kualitas tanah vertisol. Jagung membutuhkan unsur hara makro seperti Nitrogen (N) ,fosfor ( P), dan kalium (K) . Tanah perlu di beri pemupukan apabila kadar N dalam tanah kurang dari 0,4 persen dan kadar K kurang dari 0.43 cmol/kg sedangkan jagung akan memberi respon kepada pupuk apabila kandungan P kurang dari 87.32 mg/kg . tanah vertisol memiliki kandungan N yang relatif rendah , P yang tinggi , dan K yang rendah. Oleh karena itu kita perlu mengetahui kombinasi yang tepat antara unsur N , P , dan K didalam pupuk agar tanah vertisol mampu memumbuhkan jagung dengan maksimal.

(8)

sebaiknya ditanam pada media yang diberi tambahan unsur kimia Nitrogen (N) dan juga kalium (K) karena unsur kimia tersebut sangat berperan pada peningkatan produksi jagung.

Jenis tanah juga akan dibahas selain kita membahas tanaman dan pupuk. Setelah tadi sudah membahas hal yang berkaitan dengan tanah alfisol dan tanah vertisol disini kita juga akan hal yang berkaitan membahas tanah ultisol yaitu cara mengolah tanah ultisol. Tanah ultisol baik secara fisik maupun kimia sangat buruk keadaannya. Pemanfaatan tanah ini memerlukan penanganan yang akurat seperti pengolahan tanah seminimum mungkin, pemberian bahan organik, pumupukan, penambahan kapur, pertanaman adaptif. Pengolahan tanah seminimum mungkin dilakukan karena ultisol mengandung horizon argilik. Pengolahan yang tidak tepat dapat memicu horizon argilik terangkat. Teragnkatnya horizon argilik akan menimbulkan masalah baru di lahan ini.

Tanah ini mempunyai kandungan bahan organik yang rendah, menyebabkan pemadatan tanah sehingga akar akan sulit penetrasi untuk mendapaatkan hara, air dan udara selama pertumbuhannya. Keadaan ini dapat diatasi dengan pemberian pupuk kandang karena kandungan pupuk tersebut mampu memperbaiki struktur tanah ini.

Selain tanah, tanaman, dan pupuk kita pasti juga akan menjumpai pestisida agar tanaman kita tidak terserang hama jika kita membicarakan tentang peranan ilmu kimia dalam bidang pertanian.

(9)

bahkan mati. Bahkan sebenarnya penggunaan pestisida telang berlangsung sejak dahaulu yaitu sekitar 2500 SM, di mana para petani di Sumeria mulai menggunakan asap sulfur untuk memberantas hama tanaman yaitu tanagau. Dan tiidak hanya itu bahkan sekitar abad 15 telah ada penggunaan bahan kimia beracun untuk memberantas serangga dalam pertanian seperti serbuk timah, mercury dan arsenic. Bahkan pada awal abad 17 telah di temukan insektisida yang terbuat dari pohon tembakau yang di ekstrak menjadi nicotin sulfat.

Akirnya penggunaan pestisida meluas dan berkembang sehingga pada tahun 1940 dan 1950an dikenal dengan era pestisida di mana semua jasat renik, bahan kima dan virus yang dapat digunakan untuk membasmi hama pertanian di kenal dengan pastisida. Tapi sebenarnya mulai di sadari bahwa pestisida bukan hanya membahayakan para hama tanaman, tetapi setelah di kaji, pestisida juga berbahaya bagi manusia, karena bahan bahan kima yang di gunakan bersifat menghamabat kerja enzim , beracun dan mematikan, sehingga endapan endapan bahan bahan tersebut atau bahkan bahan bahan kimia tersebut yangterserap pada tanah lahan pertanian dan aneka tanaman pertanian mengandung bahan bahan berbahaya tersebut, padahal tanaman hasil pertanian tersebut akan di konsumsi oleh manusia sehingga pasti berbahaya bagi kesehatan manusia, oleh karena itu setelah perang dunia ke dua telah dicetuskan revolusi hijau oleh Thomas Robert maltus dimana memang penggunaan kimia tetap di gunakan, tetapi mengurangi penggunaan bahan kima yang membahayakan kesehatan manusia, kemudian mulailah dicari bahan bahan kima organic dan mengandung zat zat yang paling tidak tak terlalu berbahaya yang berbeda dengan bahan bahan sebelum perang dunia 2.

(10)

ditemukan dan digunakan, seperti misalnya penggunaan Lombok / cabai untuk pestisida pada tanaman jagung, banyak petani petani tradisional menggunakan ekstrak Lombok / cabai untuk membunuh hama. Dan mulai dikembangkan penggunaan kencur sebagai bahan pestisida karena terdapat minyak astiri pada kencur yang mengandung aldehid, cineol dan etyil asam metyil dan ester. Selain kencur ternyata di Indonesia mulai dikembangkan pestisida dengan bahan tumbuhan pakem, karena pada seluruh tubuh dari tumbuhan pakem mengandung asam sianida dengan kadar sangat tinggi yang mampu digunakan sebagai antimikroba, antioksidan, insektisida dan fungisida.selain penggunaan pestisida yang semakin berkembang , untuk peningkatan hasil pertanian dengan pengolahan bahan bahan kimia dilakukan dengan penggunaan pupuk kimia, seperti urea, tetpi lagi lagi bahan bahan yang digunakan dalam penggunaan pupuk kimia dikembangkan , mulailah dikembangkan pupuk biokimia, antara lain dengan kombinasi penggunaan pupuk kimia dengan bio bost, biobost yaitu pupuk yang terbuat dari bhan bahan organic hayati, selain dengan penggunaan bahan pupuk biobost kombinasi pupuk kimia dengan pupuk kandang mulai di kembangkan sehingga terciptalah bio kima, bahkan kotoran kotoran hewan ternak mulai di teliti untuk penggunaan pupuk (selain kotoran kambing) seperti kotoran kerbau dan kotoran sapi. Pada masa ini telah banyak pengembangan pengembangan dalam penggunaan pupuk untuk pertanian dan panggunaan pestisida untuk menghilangkan hama hama tetapi tentunya yang aman bagi kesehatan manusia.

(11)

1. PEMBERIAN NITROGEN PADA BERBAGAI MACAM MEDIA TUMBUH HIDROPONIK

Pada penelitian kali ini, objek yang dipilih dan digunakan adalah media tumbuh hidroponik berupa buah paprika. Buah paprika disini digunakan sebagai media untuk mempelajari pengaruh konsentrasi Nitrogen pada macam media tumbuh hidroponik yang nampaknya berpengaruh terhadap kuantitas dan kualitas buah paprika yang di berikan pengaruh konsentrasi nitrogen. Nitrogen disini menjadi sumber nitrat yang membantu bakteri nitrifiasi, sehingga bakteri nitrifikasi dapat menyusun senyawa nitrat dari nitrogen di dalam tanah secara aerob. Kelompok bakteri ini bersifat kemolitotrof karena menggunakan senyawa nitrogen inorganik sebagai dalam siklus hidupnya.

Percobaan ini dilaksanakan di desa Purwodadi, Pakem, Sleman dan Laboratorium Kimia dan biokimia, FakultasTeknologi Pertanian UGM. Rancangan acak kelompok lengkap ( RAKL ) digunakan secara factorial pada percobaan ini. Sehingga terdapat 2 faktor pada percobaan ini yaitu, pertama ada media tumbuh yang terdiri dari pasir, arang, dan sekam serta campuran dari ketiga bahan tersebut. Kedua adalah konsentrasi nitrogen yang berbeda-beda yaitu yakni 100 ppm, 180 ppm, 160 ppm dan 340. ppm.

Dari percobaan ini, memberiikan hasil bahwa pemberian nitrogen berkonsentrasi 180 ppm pada media tumbuh campuran akan memberikan kuantitas dan kualitas buah paprika terbaik.

2. SIFAT KIMIA ENTISOL PADA SISTEM

(12)

Meskipun demikian, ada cara lain agar keseburuan tanah dan kelestarian lingkungan tetap terjaga yaitu dengan dengan sistem pertanian altrnatif yang menggunakan teknologi masukan rendah ( low input energy ). Teknologi ini juga mempertahankan atau meningkatkan produktivitas tanah. Dalam teknologi ini, bahan organik dan pendauran ulang limbang lebih diutamakan untuk penggunaannya. Pertanian organik ini juga sudah memberikan bukti dengan adanya beberapa perubaan yang terjadi dari sifat fisik maupun sifat kimia dari tanah tersebut.

Percobaan dilakukan dengan memakai metode sampling, sampling diambil dari lahan pertanian organik dan non organik. Pada pertanian organik, diambil 2 sample tanah dari lokasi yang berbeda, sedangkan pada pertanian non organik, diambil 4 sample tanah dari lokasi yang berbeda juga. Pengambilan contoh tanah dilakukan pada kedalaman 20 cm dari permukaan tanah.

Dari penilitan yang dilakukan antara tanah dengan sistem pertanian organik dan non organik, kita mendapatkan perbedaan yang nyata terhadap sifat kimia tanah (KPK, pH H2O, P tersedia, K tersedia, N total, kandungan karbon, asam humat dan fulfat) bahwa pertanian organik menunjukan hasil/nilai yang lebih baik dibandingkan pertanian non organik.

3. PEMUPUKAN N,P,K DAN AMELIORASI LAHAN PASANG SURUT SULFAT MASAM BERDASARKAN NILAI UJI TANAH UNTUK TANAMAN JAGUNG

(13)

tinggi. Diharapkan dari percobaan ini, didapatkan informasi mengenai dosis pupuk NPK dan amelioran sehingga kedua hal ini dapat memberikan hasil yang maksimal terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman jagung di lahan pasang surut sulfat masam. Percobaan dilaksanakan di lahan petani Barambai Kalimantan Selatan sejak Oktober 1999 hingga Maret 2000.

Rancangan acak berblok dengan tiga ulangan digunakan sebagai metode dalam percobaan ini, rancangan tersebut terdiri dari kombinasi antara NPK dengan amelioran. Lokasi penilitan memiliki kadar hara NPK yang rendah. Namun, Pemberian pupuk NPK Ca dosis 200 kg/ha Urea + 125 kg/ha SP-36 + 75 kg/ha KCI + 750 kg/ha kapur dapat menghasilkan jagung sebesar 4,40 t/ha. Hal tersebut membuktikan bahwa terjadi perbedaan yang jelas dengan lahan pasang surut yang kadar hara NPK nya rendah. Pengaruh N, K dan kapur dapat meningkatkan hasil jagung secara linear dan P optimum pada dosis 137,5 kg SP-36/ha.

4. TANGGAPAN PERTUMBUHAN DAN HASIL KEDELAI HITAM TERHADAP PENGGUNAAN PUPUK ORGANIK DAN BIOPESTISIDA GULMA SIAM (CHROMOLAENA ODORATA)

(14)

tanaman kontrol yang terdiri dari 3 jenis yang berbeda, yaitu tanaman yang tidak diberi pupuk dan tidak disemprot pestisida (kontrol 1), tanaman yang diberi pupuk kandang dan disemprot pestisida kimiawi (kontrol 2) dan tanaman yang diberi pupuk kandang dan disemprot biopestisida gulma siam 2 % (kontrol 3).

Dari percobaan ini dengan melihat tanaman kedelai hitam beserta kontrol-kontrolnya, memberikan hasil bahwa hasil kedelai tertinggi yaitu 1,53 ton/ha adalah dengan pemberian takaran kompos 30 ton/ha. Kemudian, biopestisida yang disemprotkan pada tanaman tidak mempengaruhi pertumbuhan dan hasil kedelai hitam.

5. PENGARUH PEMBERIAN KAPUR DAN UKURAN BULBIL TERHADAP PERTUMBUHAN ILES-ILES (Amorphophallus muelleri

Blume) PADA TANAH BER-AL TINGGI

(15)

dilakukan percobaan tentang pengaruh perberian kapur kaptan (kapur pertanian) dan berbagi ukuran bulbil pada tanah yang memiliki kadar Al tinggi. Diduga dengan pemberian kaptan (kapur pertanian) akan memperbaiki kondisi tanah dan meningkatkan pertumbuhan bulbil.

Percobaan dilaksanakan secara Faktorial menggunakan RAK (Rancangan Acak Kelompok), dua factor perlakuan dan tiga ulangan. Faktor pertama adalah dosis kaptan (kapur pertanian). Faktor kedua adalah ukuran bulbil yang tediri dari besar, sedang, dan kecil.

Kesimpulan dari percobaan adalah sebagai berikut : Tanah ber Al tinggi perlu diberi kapur sampai pada taraf 20 ton kapur ha. Berbagai macam bulbil bisa digunakan untuk benih, namun disarankan menggunakan bulbil bergaris tengah lebih dari 2,5 cm. Kadar Al tertinggi terdapat pada tanah tanpa diberi kapur. Pemberian pupuk kandang pada tanah ber Al tinggi dapat memperbaiki unsur hara pada tanah tersebut dan mengurangan dampak merusak dari Al terhadap tanaman sehingga iles-iles dapat tumbuh dengan baik.

6. PENINGKATAN KUALITAS ANGGREK DENDROBIUM HIBRIDA DENGAN PEMBERIAN KOLKHISIN

(16)

Pada tanaman anggrek, pemberian kolkhisin merupakan teknik membuat bunga anggrek raksasa atau ukuran yang lebih besar dari normalnya. Menurut penelitian Soedjono dan Suskandari (1996) tentang pengaruh waktu perendaman dan konsentrasi kolkhisin menunjukan bahwa waktu perendaman lebih lama dan konsentrasi kolkhisin yang lebih besar memberikan ketegaran protokorm yang lebih tinggi.Tanaman poliploid biasanya memiliki ukuran bagian-bagian tanaman yang lebih besar, sel yang lebih besar dan tampak pada sel-sel epidermis, inti sel, buluh-buluh pengangkut, dan ukuran stomata yang lebih besar.

Interaksi perlakuan waktu perendaman dengan konsentrasi kolkhisin berpengaruh nyata pada parameter batang, ukuran bunga anggrek dan jumlah kromosom. Kolkhisin dapat merubah jumlah kromosom dalam sel. Hal ini tampak pada perubahan jumlah kromosom pada tanaman yang mendapat perlakuan disbanding dengan tanaman kontrol. Bunga anggrek yang dihasilkan pada tanaman anggrek dihasilkan pada tanaman anggrek dengan perlakuan kolkhisin menunjukan ukuran dan ketebalan yang berbeda dibandingkan dengan tanaman anggrek kontrol. Perubahan secara fenotipik bunga anggrek terjadi pada setiap perlakuan waktu dengan konsentrasi kolkhisin, yaitu perubahan warna bunga, dan tingkat kehalusan permukaan.

Kesimpulan adalah : Peningkatan kualitas bunga anggrek dapat ditingkatkan dengan diberi perlakuan kolkhisin dengan lama perendaman 6 jam dengan konsentrasi 0.02%. Pemberian kolkhisin dapat meningkatkan keanekaragaman fenotipik bunga anggrek yang diujikan.

(17)

Salah satu upaya agar suplai bawang putih di pasar stabil, perlu upaya mengintensifkan penanaman bawang putih baik di dataran medium maupun dataran tinggi. Bawang putih merupakan tanaman holtikultura penting sebagai sumber pendapatan petani Indonesia. Hasil pertanian ini perlu ditingkatkan terus menerus untuk memenuhi kebutuhan masyarakat karena bawang putih banyak digunkan untuk bahan bumbu masak dan juga obat-obatan. Dalam peningkatan hasil pertanian biasanya dilakukan pemberian pupuk, entah dengan pupuk organic maupun pupuk anorganik. Pemberian pupuk organic dapat memperbaiki sifat fisik tanah, kimia, dan biologi tanah, sebagai penyangga kation, pengekstraksi mineral oleh asam humat, merangsang pertumbuhan mikroorganisme tanah serta mennyediakan unsur N, P, K, dan S.

Pemupukan fosfat yang terus menerus, terutama bila takaran tinggi akan terjadi akumulasi fosfat didalam tanah. Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh hasil umbi bawang putih yang tinggi dan berkualitas. Penelitian dilakukan di lahan dengan ketinggian 1100 m diatas permukaan laut, dengan jenis tanah andosol. Sebagai pupuk dasar adalah 15 ton/ha pupuk kandang kambing, 150 kg

N/ha, sedangkan P2O5 dari SP-36, K2O dari KCl dan ZK dan Mg dari MgO dengan takaran seperti pada perlakuan.

Kesimpulan dari penelitian adalah : Dosis P dan Mg sebesar 200 kg dan

60 kg MgO/ha, dan dosis K 150 kg K2O pada 30 hari seelah tanam diperoleh tanaman lebih kekar, lebih tinggi serta hasilnya tinggi dengan umbi yang lebih besar.

8. METABOLISME NITROGEN PADA TANAMAN KEDELAI YANG MENDAPAT GENANGAN DALAM PARIT

(18)

et al., 1985; Manwan et al., 1990; Cooper et al., 1993). Genangan parit adalah metode pengairan dengan memberikan aliran air perlahan didalam parit secara terus-menerus. Menurut Ralph (1983) tanaman kedelai yang dibudidayakan dengan genangan dalam parit mempunyai pertumbuhan yang lebih cepat dan hasil yang lebih bagus karena : pertumbuhan bintil terus berlanjut hingga pengisian polong, mengalami penundaan penuaan, dan mendapat lengas dalam jumlah cukup sepanjang hidupnya. Di tanah yang mengandung banyak air, banyak fotosintat yang digunakan untuk pertumbuhan tanaman di dalam tanah terutama bintil. Ini berakibat aktivitas bintil mulai lebih awal dan dengan laju lebih cepat. Meskipun demikian penyerapan nitrogen menurun terutama karena akar bagian bawah yang berada dalam tanah mati, sehingga luas permukaan akar menurun. Dengan metode genangan dalam parit, tanaman menyerap nitrogen dari tanah lebih sedikit dibanding pengairan biasa.

(19)

Referensi jurnal :

1. Ikhwani. 2012. Pengaruh Perendaman Pemupukan N Terhadap Pertumbuhan dan produksi Padi Toleran Rendaman. Jurnal ilmu Kimia.

(portalgaruda.org/download_article.php?article=31309 )

2. Nurdin. 2008. Pertumbuhan dan Hasil Jagung yang dipupuk N, P, K pada tanah vertisol Isimu Utara Kabupaten Gorontalo. Jurnal ilmu kimia.

(repository.ung.ac.id/.../pertumbuhan-dan-hasil-jagung)

3.Nassarudin. 2011. Pengaruh Pupuk Organik Cair (POC) Terhadap Pertumbuhan Bibit Kakao. Jurnal ilmu kimia. (www.stppgowa.ac.id/...jurnal...) 4. Evi Saeful R. 2012. Pengaruh Dosis Pupuk Organik Sughoi Terhadap Pertumbuhan dan hasil Tanaman Buncis. Jurnal ilmu Kimia.

(e-journal.winayamukti.ac.id/)

Sumber Referensi:

a. http://i-lib.ugm.ac.id.ezproxy.ugm.ac.id/jurnal/detail.php?

dataId=11490

b. http://i-lib.ugm.ac.id.ezproxy.ugm.ac.id/jurnal/detail.php?dataId=4108 c. http://i-lib.ugm.ac.id.ezproxy.ugm.ac.id/jurnal/detail.php?dataId=5661 d. http://i-lib.ugm.ac.id.ezproxy.ugm.ac.id/jurnal/detail.php?dataId=5075 e. http://id.wikipedia.org/wiki/Bercocok_tanam_padi

Sumber:

 http://id.wikipedia.org/wiki/Pupuk  http://id.wikipedia.org/wiki/Kimia

http://matakedip1315.wordpress.com/tag/pengaruh-msg-terhadap-kesuburan-tanaman/

(20)

 http://webcache.googleusercontent.com/search?

Sifat Fisiko Kimia pada Pengemasan dan Penyimpanan Cassava flakes Fortifikasi (Physical and Chemical Properties of Fortificated Cassava Flakes Package and Preservation) Farid Rakhmat A, Hadi Suprapto, Eka Khaeruni Asih

Daya Hambat Asap Cair Tempurung Kelapa Terhadap Bakteri Patogen (Inhibition of Coconut Shell Liquid Smoke to Pathogens Bacteria) Ita Zuraida

Analisa Faktor Daya Kembang dan Daya Serap Kerupuk Rumput Laut pada Variasi Proporsi Rumput Laut (Eucheuma cottonii) (Analysis of Unfolding Factors and Adsorption of Seaweed Chips on Various Proportion of Seaweed (Eucheuma cottonii)

Indrati Kusumaningrum

Studi Waktu Dan Metode Blanching Terhadap Sifat Fisiko-Kimia Tepung Talas

Belitung (Xanthosoma Sagittifolium) (Study of Time and Blanching Method on Physical and Chemical Characteristics of Belitung Taro (Xanthosoma sagittifolium) Flour)

Netty Maria Naibaho, Hudaida Syahrumsyah, Hadi Suprapto

Kajian Sifat Kimia, Fisik, Dan Organoleptik Pada Kopi Robusta (Coffea Cannephora),

Kayu Manis (Cinnamomun Burmanii) Dan Campurannya Study of Physical Chemistry and Sensory Properties of Coffee Robusta (Coffea cannephora), Cinnamon

(Cinnamomun burmanii) and Its Mixture. Miftakhur Rohmah

(21)

Penghambat Bakteri Patogen Dan Pembusuk Daging. Isolation and Characterization of Pakem Leaf Crude Extract (Pangium edule Reinw.) as Inhibitor against Pathogenic and Spoilage Meat Bacteria Suhardi

Sifat Fisiko Kimia Pada Pengemasan dan Penyimpanan Cassava flakes Fortifikasi (Physical and Chemical Properties of Fortificated Cassava Flakes Package and Preservation) Farid Rakhmat A, Hadi Suprapto, Eka

Khaeruni Asih……… Daya Hambat Asap Cair Tempurung Kelapa Terhadap Bakteri Patogen

(Inhibition of Coconut Shell Liquid Smoke to Pathogens Bacteria)

(22)

Analisa Faktor Daya Kembang Dan Daya Serap Kerupuk Rumput Laut Pada Variasi Proporsi Rumput Laut (Eucheuma cottonii) (Analysis of Unfolding Factors and Adsorption of Seaweed Chips on Various Proportion of Seaweed (Eucheuma cottonii) Indrati Kusumaningrum………. Studi Waktu Dan Metode Blanching Terhadap Sifat Fisiko-Kimia Tepung Talas Belitung (Xanthosoma Sagittifolium) (Study of Time and Blanching Method on Physical and Chemical Characteristics of Belitung Taro (Xanthosoma sagittifolium) Flour) Netty Maria Naibaho, Hudaida

Syahrumsyah, Hadi Suprapto……….. Kajian Sifat Kimia, Fisik, Dan Organoleptik Pada Kopi Robusta (Coffea Cannephora), Kayu Manis (Cinnamomun Burmanii) Dan Campurannya

Study of Physical Chemistry and Sensory Properties of Coffee Robusta (Coffea cannephora), Cinnamon (Cinnamomun burmanii) and Its Mixture.

Miftakhur Rohmah

Isolasi Dan Karakterisasi Ekstrak Kasar Daun Pakem (Pangium edule Reinw.) Sebagai Penghambat Bakteri Patogen Dan Pembusuk Daging. Isolation and Characterization of Pakem Leaf Crude Extract (Pangium edule Reinw.) as Inhibitor against Pathogenic and Spoilage Meat Bacteria Suhardi

Suhardi Isolasi dan Karakterisasi Ekstrak Kasar Daun Pakem Sebagai Penghambat Bakteri

84

ISOLASI DAN KARAKTERISASI EKSTRAK KASAR DAUN PAKEM

(Pangium edule Reinw.) SEBAGAI PENGHAMBAT BAKTERI PATOGEN DAN PEMBUSUK DAGING

Isolation and Characterization of Pakem Leaf Crude Extract (Pangium edule Reinw.) as Inhibitor against Pathogenic and Spoilage Meat Bacteria

Suhardi

Animal Nutrition Laboratory of Animal Husbandry Department, Agricultural Faculty of Mulawaman University, Jalan Tanah Grogot, Kampus UNMUL Gunung Kelua, Samarinda 75119

Received 1 February 2009 Accepted 20 February 2009

Referensi:

(23)

- PENINGKATAN KUALITAS ANGGREK DENDROBIUM HIBRIDA DENGAN PEMBERIAN KOLKHISIN, Ilmu Pertanian Vol. 11 No.1, 2004 : 13-21, Rahayu Sulistianingsih, Suyanto,ZA dan Noer Anggia E

- PENGARUH PEMBERIAN KAPUR DAN UKURAN BULBIL TERHADAP

PERTUMBUHAN ILES-ILES (Amorphophallus muelleri Blume) PADA TANAH BER-AL TINGGI, Ilmu Pertanian Vol. 11 No. 2, 2004 : 45-53, Sumarwoto

Referensi

Dokumen terkait

5) Hasil analisis menunjukkan nilai R 2 adalah sebesar 0,619, hal ini menunjukkan bahwa persentase sumbangan yang telah diberikan kepemimpinan, motivasi dan sarana prasarana

Dapat memilih salah satu atau gabungan dari beberapa media, bergantung pada tujuan yang akan dicapai, pesan yang disampaikan dan teknik yang dipergunakan, karena

Sehubungan dengan rencana pemerintah Indonesia untuk melakukan aksesi terhadap Protokol Madrid, maka permohonan pendaftaran Merek di Indonesia juga sebaiknya dapat

Keunikan koleksi Museum Sandi tidak semata-mata untuk dipamerkan akan tetapi, sebagai media untuk menginterpretasikan kisah (intangible) sehingga menjadi sumber ilmu

Biasanya, kombinasi atau bauran dari input yang berbeda-beda dapat digunakan untuk Biasanya, kombinasi atau bauran dari input yang berbeda-beda dapat digunakan

Untuk latihan satu pelatih merancang aransemen vokal untuk lagu Apanya Dong secara spontanitas dengan latihan pengulangan terus menerus sampai mereka bisa mencapai teknik

Daerah penelitian ditetapkan di SDN Glundengan 01 Jember yang beralamat di Jln. Wuluhan Kabupaten Jember. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan

Pemenuhan kebutuhan seksualitas berdasarkan karakteristik umur yang paling banyak pada kategori cukup terpenuhi responden yang berusia 60-65 sebanyak 17 responden