• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan Media Pembelajaran Bahasa J

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Pengembangan Media Pembelajaran Bahasa J"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Pengembangan Media Pembelajaran Bahasa Jerman Interaktif

G-lernen Berbasis Flash pada Matakuliah ZiDS-Vorbereitung Jurusan Sastra Jerman

Universitas Negeri Malang

oleh Mega Karisma Verina, Dra Rosyidah, M.Pd., dan M. Kharis, S.Pd, M. Hum. Universitas Negeri Malang

E-mail: megakarisma90@gmail.com Abstrak: Pengembangan G-lernen berbasis flash bertujuan untuk

menghasilkan produk media pembelajaran mengenai Sprachbaustein berupa kuis interaktif yang dikemas secara menarik untuk dipelajari di dalam kelas maupun secara mandiri. Prosedur pengembangan ini dilakukan melalui tujuh langkah. Data diperoleh melalui angket dari 36 subjek uji. Data angket dianalisis dengan teknik presentase dan diuraikan menggunakan metode deskriptif kualitatif. Hasil pengembangan menunjukkan bahwa media

G-lernen berbasis flash dapat memotivasi mahasiswa untuk mempelajari Sprachbaustein. Dengan demikian, media pembelajaran G-lernen berbasis flash sangat layak digunakan sebagai alternatif media pembelajaran pada

matakuliah ZiDS-Vorbereitung.

Kata Kunci: media pembelajaran, G-lernen, Sprachbaustein, Zids-Vorbereitung

Abstract: The objectives of G-lernen development is to provide an

interesting learning media about Sprachbaustein in the form of interactive quiz for the learners to learn independently. The study conducted by using seven steps and obtained from questionnaires of 36 samples. The research is classified in descriptive qualitative and the data obtained were analyzed using percentage technique. The results of the analysis show that flash basic

G-lernen is able to motivate the learners to learn about Sprachbaustein.

Therefore, G-lernen learning media is appropriate as an alternative media in the teaching of ZiDS-Vorbereitung.

Keywords: learning media, G-lernen, Sprachbaustein, Zids-Vorbereitung

Pembelajar bahasa diharapkan memiliki kemampuan berbahasa yang dibedakan menjadi dua, yaitu kompetensi berbahasa dan ketrampilan berbahasa. Kompetensi berbahasa bersifat abstrak,tidak dapat dilihat, didengar, dan dibaca. Ketrampilan berbahasa yang dicapai bersifat konkret, dapat didengar dalam bentuk lisan dan dapat dibaca dalam bentuk tulisan. Kemampuan berbahasa meliputi empat kemampuan yang harus dicapai dalam pembelajaran, yaitu 1)

kemampuan menyimak, 2) kemampuan membaca, 3) kemampuan menulis, dan 4) kemampuan berbicara. (Djiwandono, 1996:4). Bagi pembelajar bahasa Jerman, Jurusan Sastra Jerman

Universitas Negeri Malang menyajikan beberapa matakuliah ketrampilan berbahasa Jerman yang dapat mengembangkan kemampuan berbahasa mahasiswa.

(2)

Malang pada tahun 2011 dan 2012 menunjukkan hasil yang kurang memuaskan. Berdasarkan data yang diperoleh dari rekapitulasi nilai ujian ZiDS Jurusan Sastra Jerman pada tahun 2011, mahasiswa yang tidak lulus berjumlah 10 orang dari 61 mahasiswa yang mengikuti ujian atau sebanyak 16,39%. Mahasiswa yang tidak lulus pada tahun 2012 sebanyak 17 orang dari 74 mahasiswa yang mengikuti ujian atau 22,97%. Dari tahun 2011 ke tahun 2012 jumlah mahasiswa yang tidak lulus (nicht bestanden ) ujian ZiDS meningkat 6,58%. Kegagalan mahasiswa

disebabkan oleh nilai pada tahap pertama (schriftliche Prüfung) yang tidak mencapai skor minimal 135. Dari data rekapitulasi nilai ujian ZiDS pada tahun 2011, dari 61 peserta ada 11 orang yang mencapai skor maksimal 30. Apabila dirata-rata, nilai keseluruhan Sprachbaustein adalah 24,18. Pada tahun 2012, dari 74 mahasiswa tidak ada satu orangpun yang mencapai skor 30 dan rata-rata keseluruhan untuk Sprachbaustein adalah 20,06. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa salah satu permasalahan mahasiswa yang tidak lulus ujian ZiDS disebabkan oleh kurangnya pemahaman Grammatik.

Hasil wawancara yang dilakukan terhadap beberapa mahasiswa angkatan 2009 dan mahasiswa angkatan 2010 yang tidak lulus ujian ZiDS menunjukkan bahwa salah satu faktor kesulitan menghadapi ujian ZiDS adalah tidak ada variasi dalam pembelajaran. Oleh karena itu, dikembangkan media pembelajaran mengenai Sprachbaustein yang berupa kuis interaktif dan dibuat menggunakan program Wondershare Quiz Creator versi 4.2.0, serta dikemas secara menarik untuk dipelajari di dalam kelas maupun secara mandiri. Mahasiswa dapat

menggunakanya secara offline tanpa terlebih dahulu terkoneksi dengan internet, sehingga memudahkan mahasiswa untuk menggunakannya di manapun dan kapanpun. Tujuan dari pengembangan produk ini menghasilkan produk media pembelajaran G-lernen berbasis flash pada matakuliah ZiDS-Vorbereitung.

Sadiman dan kawan-kawan (2010:14) menyebutkan media pendidikan sebagai salah satu sumber belajar yang dapat menyalurkan pesan. Dengan demikian, media pembelajaran adalah alat yang berfungsi untuk menyampaikan pesan pembelajaran yang sesuai dengan tujuan

instruksionalnya. Melalui media, sesuatu yang terjadi, tetapi terbatas ruang dan waktu, serta materi yang abstrak dapat tersampaikan (Gerlach & Ely, 1971). Media pembelajaran bermanfaat untuk menumbuhkan motivasi siswa, memudahkan siswa untuk memahami materi, dan siswa lebih banyak melakukan aktivitas dalam kegiatan belajar serta menjadikan metode pengajaran lebih bervariasi(Sudjana & Rivai, 2010:2). Pengembangan media pembelajaran G-lernen berbasis flash menggunakan program aplikasi kuis (Wondershare Quiz Creator) dan program aplikasi flash (Autoplay Studio Media) yang kemudian dijalankan dengan gabungan CD-ROM dan perangkat keras. Media G-lernen berbasis flash juga berbasis multimedia, karena media ini merupakan gabungan antara program aplikasi (software) dan perangkat keras (hardware).

METODE

(3)

PENYAJIAN DATA

Media pembelajaran G ahli media, ahli materi, dan ma menempuh matakuliah ZiDS-V

Pada tahap uji validasi de dan ahli materi. Ahli media me tersebut menunjukkanmedia p valid. Selanjutnya, hasil uji kela dinyatakan sangat valid. Tahap b mahasiswa. Tahap pertama, pad mahasiswa. Ketiga mahasiswa m kesalahan penulisan dan kata-ka menjadi subjek uji menemukan ke seharusnya tertulis nämlich. Ma yang digunakan dalam media G Jerman tingkat B1.Pada uji kel berbasis flash mendapat perole bahwa media G-lernen berbasi

uji coba kelompok besar pada24 m media G-lernen berbasis flash

Dari angket yang terkum tersaji dalam tabel validasi seba

PEMBAHASAN DAN ANALI Pembahasan dan Analisis Data A

Dari hasil uji kelayakan produk media memberi nilai sangat baik keseluruhan 16 butir pertanyaan. L menggunakan media, 2) pengguna gambar dan grafis, dan 5) kualit tersebut mendapat tingkat validi termasuk dalam kriteria kualifika

Terdapat 10 butir pertany Adapun butir pertanyaan tersebut 3) dapat dikontrol mahasiswa se ukuran huruf, 5) penggunaan ani

Ahli Media

79.68%

Tingkat Validitas Uji Produk

G-lernen berbasis flash diujicobakan kepada ti

n mahasiswa angkatan 2011 Offering A, B, dan A

S-Vorbereitung dengan cara menyebarkan angke

dasi desain, media G-lernen berbasis flash dinilai

memberikan penilaian terhadap media sebesar 79,68% a pembelajaran G-lernen berbasis flash dapat diny kelayakan materi didapatkan presentase sebesar 86

hap berikutnya yang dilakukan, yaitu uji kelayakan produk t , pada uji produk one to one diberikan angket terbuka

a memberikan penilaian yang meliputi tanggapan m -kata atau kalimat yang sulit dipahami. Salah satu ukan kesalahan penulisan kata “nähmlich” padaMode

. Mahasiswa lainnya juga menyatakan pendapatnya G-lernen berbasis flash sudah sesuai dengan pem kelompok kecil dengan 10 orang diketahui bahw olehan presentase sebesar 74,09%. Hasil tersebut basis flash cukup valid untuk digunakan.Tahap t da24 mahasiswa dandidapatkan hasil sebesar 80

ash termasuk dalam kriteria kualifikasi sangat va

kumpul diperoleh data hasil uji coba. Hasil uji c ebagai berikut.

LISIS DATA ata Ahli Media

kan produk G-lernen berbasis flash, dapat diketahu baik (skor empat) pada 5 (lima) butir pertanyaan da

aan. Lima butir pertanyaan tersebut terkait dengan 1 gunaan navigasi, 3) komposisi dan kombinasi wa kualitas desain tampilan (screen design). Kelima but liditas 100%. Dengan demikian, kelima butir perta ifikasi sangat valid.

tanyaan yang dinilai oleh ahli media dengan nilai ba ebut, yaitu 1) kejelasan petunjuk penggunaan, 2) kons

sesuai dengan kecepatan berpikirnya, 4) pengguna n animasi, 6) penggunaan sound effects, 7) pengguna

(4)

membantu pemahaman materi, 9) membangkitkan motivasi mahasiswa, dan 10) umpan balik terhadap respon mahasiswa. Kesepuluh butir pertanyaan di atas mendapatkan nilai validitas masing-masing 75%. Dengan demikian, 10 butir pertanyaan tersebut termasuk dalam kriteria kualifikasi cukup valid.

Berdasarkan penilaian ahli media, kekurangan media G-lernen berbasis flash adalah tidak adanya dukungan musik. Hal ini ditunjukkan dengan pemberian nilai pada butir pertanyaan tentang pemberian dukungan musik yang mendapatkan skor satu dengan presentase 25%. Dengan demikian, butir pertanyaan tersebut mendapat kriteria kualifikasi sangat tidak valid. Oleh karena itu, ahli media memberikan saran agar pengembang memberi dukungan musik pada tampilan awal (intro). Musik yang disarankan cukup berdurasi pendek yang diputar atau diperdengarkan di awal dan musik berhenti ketika menu lain dijalankan. Mengingat media G-lernen berbasis flash menggunakan format Shock Wave Flash (swf), maka tampilan kuis interaktif membutuhkan installer Adobe Flash Player. Oleh karena itu, ahli media juga menyarankan untuk menambahkan tombol instal Adobe Flash Player. Dengan demikian, pengguna dapat menjalankan media G-lernen berbasis flash dengan maksimal.

Berdasarkan hasil analisis ahli media tersebut, dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran bahasa Jerman interaktif G-lernen berbasis flash pada matakuliah ZiDS-Vorbereitung cukup valid untuk digunakan sebagai media pembelajaran dengan perolehan presentase secara keseluruhan sebesar 79,68%. Selanjutnya, revisi dilakukan sebagaimana yang telah disarankan ahli media, yaitu dengan menambahkan musik di awal program dan tombol instal Adobe Flash Player.

Pembahasan dan Analisis Data Ahli Materi

Ahli materi memberikan penilaian terhadap 23 butir pertanyaan yang meliupti dua aspek penilaian, yaitu aspek pembelajaran dan aspek materi. Sesuai hasil analisis aspek pembelajaran, dari 15 butir pertanyaan ada tujuh butir pertanyaan mendapatkan penilaian sangat baik (skor empat). Tujur butir pertanyaan tersebut adalah1) kejelasan kelompok sasaran program, 2) penyampaian materi menggunakan langkah-langkah yang logis, 3) kegiatan belajar dapat memotivasi mahasiswa, 4) pemberian tes/evaluasi untuk mengukur kemampuan mahasiswa, 5) pemberian umpan balik, 6) kejelasan petunjuk belajar, dan 7) memberi kesempatan mahasiswa untuk belajar mandiri. Perolehan P (presentase data keseluruhan) sebesar 100% menunjukkan kriteria kualifikasi sangat valid. Sementara itu, ahli materi berpendapat bahwa terdapat lima butir pertanyaan dengan penilaian baik (skor tiga). Adapun kelima butir tersebut yaitu 1) penyampaian materi mengikuti prinsip-prinsip pembelajaran, 2) pemberian latihan untuk pemahaman konsep, 3) penyampaian materi yang menarik, 4) respon terhadap jawaban benar, dan 5) respon terhadap jawaban salah. Kelima butir pertanyaan di atas masing-masing mendapat presentase sebesar 75%, sehingga media termasuk kriteria kualifikasi cukup valid. Namun demikian, dari kelima butir pertanyaan di atas khususnya untuk butir pertanyaan respon terhadap jawaban benar dan salah diketahui bahwa feedback tidak langsung muncul saat pengguna media mengklik jawaban. Pemilihan model kuis once at all sengaja dilakukan agar pengguna mendapat respon jawaban benar atau salah setelah keseluruhan kuis selesai dikerjakan, dengan harapan pengguna media mengerjakan seluruh kuis terlebih dahulu dan baru melihat kunci jawaban di akhir kuis. Oleh karena itu, media G-lernen berbasis flash ini menyajikan soal-soal yang dapat dijalankan maju mundur (weiter-zurück).

Ahli materi memberikan penilaian cukup pada dua butir pertanyaan, yaitu pembelajaran memperhatikan perbedaan kemampuan tiap-tiap individu dan membantu mengingat kemampuan sebelumnya masing-masing dengan skor dua. Kedua butir pertanyaan tersebut mendapat

(5)

menyarankan untuk menambahkan contoh pengerjaan Modellsatz pada laman pertama sebelum memulai kuis.

Pada aspek materi, dari sembilan butir pertanyaan ada delapan butir pertanyaan yang mendapat penilaian sangat baik (skor delapan). Kedelapan butir pertanyaan terkait tentang 1) kebenaran materi, 2) kedalaman materi, 3) pentingnya materi, 4) kemenarikan materi, 5)

materinya mudah dipahami, 6) konsep yang diberikan dapat dilogika dengan jelas, 7) kesesuaian materi dengan situasi mahasiswa, dan 8) tingkat kesulitan soal. Presentase dari masing-masing butir pertanyaan tersebut adalah 100%, termasuk kriteria kualifikasi sangat valid. Sementara itu, ahli materi memberikan penilaian baik ( skor tiga), yaitu penggunaan bahasa yang tepat dengan presentase 75%. Butir pertanyaan tersebut termasuk dalam kriteria kualifikasi cukup valid.

Berdasarkan hasil analisis tersebut, dapat disimpulkan bahwa media G-lernen berbasis flash, dari aspek pembelajaran dan aspek materi memperoleh presentase 86,46% dan dinyatakan sangat valid. Namun demikian, ahli media menyarankan beberapa revisi yang terkait dengan penggunaan bahasa, dan kesalahan penulisan. Misalnya padakata “vertehen“ padaModellsatz ke-10 yang seharusnya tertulis verstehen. Juga ada kesalahan penulisan pada Hinweis seperti

“Modellsätzen“, “Teile“, danmit Übung yang seharusnya ditulis Modellsätze, Teilen, dan mit Übungen. Ahli media juga menyarankan agar pengembang berkonsultasi kepada Praktikantin yang sedang menjalankan tugas di Jurusan Sastra Jerman terkait kata-kata atau kalimat yang digunakan pada media G-lernen berbasis flash, demi kesempurnaan media G-lernen berbasis flash. Validator yang secara seksama menguji materi juga turut memperhatikan penggunaan bahasa yang digunakan dalam media G-lernen berbasis flash. Setelah berkonsultasi dengan Praktikantin, diperoleh diksi-diski yang lebih tepat, yaitu 1) Arbeitshinweis sebagai pengganti kata Arbeitsanweisung, 2) Restzeit sebagai pengganti kata Ablaufzeit, 3) Überblick sebagai pengganti kata Kurzfassung, dan 4) Rückmeldung sebagai pengganti kata Note sehen.

Pembahasan dan Analisis Data Hasil Uji Coba terhadap Mahasiswa

Analisis data hasil uji coba terhadap mahasiswa meliputi data hasil uji coba perseorangan (one to one), hasil uji coba kelompok kecil, dan hasil uji coba kelompok besar. Uraian

selengkapnya adalah sebagai berikut.

Pembahasan dan Analisis Data Uji Coba Perseorangan (One to One)

Berdasarkan hasil angket terbuka yang diberikan kepada tiga mahasiswa angkatan 2011 yang sedang menempuh matakuliah ZiDS-Vorbereitung, diperoleh tanggapan tentang kesalahan penulisan dan kata-kata atau kalimat yang sulit dipahami. Salah satu mahasiswa yang menjadi subjek uji menemukan kesalahan penulisan kata “nähmlich” padaModellsatz ke-2 yang seharusnya tertulis nämlich. Mahasiswa lainnya juga menyatakan pendapatnya bahwa bahasa yang digunakan dalam media G-lernen berbasis flash sudah sesuai dengan level mereka, yaitu B1. Selain mengisi angket terbuka, ketiga mahasiswa juga memberikan komentar, yaitu 1) beberapa materi pada Modellsatz pernah dipelajari, 2) tampilan layar kurang lebar, 3) kurang variasi pada tampilan media, dan 4) kurang variasi soal-soal latihan. Selain itu, subjek uji coba menyarankan untuk menambah atau mengganti materi-materi yang sudah dipelajari di kelas, agar tidak

membosankan. Tampilan layar juga sebaiknya lebih diperlebar, variasi gambar, warna, dan soal-soal latihan ditambah. Subjek uji coba juga menyarankan agar Modellsatz yang disajikan tidak terlalu banyak. Terkait dengan tampilan layar yang sebelumnya berukuran 950 x 750 pixel telah diubah menjadi 1200 x 700 pixel. Perubahan resolusi ini diharapkan dapat membuat tampilan media G-lernen berbasis flash terbaca pada perangkat komputer dan laptop. Namun tampilan ini masih terlalu besar untuk netbook. Terkait dengan variasi gambar dan soal-soal latihan, telah ditambahkan variasi, gambar, dan soal-soal latihan dibuat lebih beragam. Selain itu, ada

(6)

Pembahasan dan Analisis Data Uji Coba Kelompok Kecil

Analisis data uji kelompok kecil meliputi aspek media, aspek pembelajaran, dan aspek materi. Aspek media terdiri dari 15 butir pertanyaan, aspek pembelajaran terdiri dari 12 butir pertanyaan, dan aspek media terdiri dari sembilan butir pertanyaan. Berdasarkan hasil analisis kelompok kecil, secara umum ada lima butir pertanyaan yang mendapatkan presentase antara 80%-100%, termasuk kriteria kualifikasi sangat valid. Ketiga butir pertanyaan tersebut adalah 1) konsistensi tombol (85%), 2) penggunaan gambar dan grafis (80%), dan 3) kualitas tampilan (screen design) (87,5%). Selain itu, 12 butir pertanyaan mendapatkan presentase antara 60%-79%, termasuk kriteria kualifikasi cukup valid dengan revisi kecil. Keduabelas butir pertanyaan tersebut terkait dengan 1) kejelasan petunjuk penggunaan (70%), 2) kemudahan menggunakan media (77,5%), 3) penggunaan navigasi (72,5%), 4) kemudahan mahasiswa mengontrol sesuai dengan kecepatan berfikirnya (75%), 5) penggunaan jenis dan ukuran huruf (75%), 6) komposisi dan kombinasi warna (75%), 7) penggunaan sound effects (57,5%), 8) penggunaan narasi (75%), 9) pemberian dukungan musik (57,5%), 10) membantu pemahaman materi (77,5%), 11)

membangkitkan motivasi mahasiswa (72,5%), dan 12) umpan balik terhadap respon mahasiswa (70%).

Terkait aspek pembelajaran, pada uji kelompok kecil terdapat dua butir pertanyaan presentase antara 80% - 100% atau kategori sangat valid tanpa revisi. Dua butir pertanyaan tersebut meliputi kejelasan kelompok sasaran program (82,5%) dan kejelasan petunjuk belajar (80%). Sementara itu, ada sembilan butir pertanyaan yang mendapatkan presentase antara 60% -79% dengan kriteria validitas cukup valid. Kesembilan butir pertanyaan tersebut terkait dengan 1) penyampaian materi menggunakan langkah-langkah yang logis (72,5%), 2) penyampaian materi mengikuti prinsip-prinsip pembelajaran (72,5%), 3) pemberian latihan untuk pemberian konsep (70%), 4) pemberian umpan balik (65%), 5) memberikan kesempatan mahasiwa untuk belajar mandiri (77,5%), 6) penyampaian materi yang menarik (77,5%), 7) pemberian contoh-contoh dalam penyajian (72,5%), 8) respon terhadap jawaban benar (72,5%), dan 9) respon terhadap jawaban salah (72,5%).

Berdasarkan analisis data aspek materi pada uji coba kelompok kecil dapat diketahui bahwa ada satu butir pertanyaan yang mencapai presentase antara 80%-100% atau dalam kategori sangat valid. Butir pertanyaan tersebut mengenai pentingnya materi (80%). Selanjutnya, ada delapan butir pertanyaan yang mendapatkan presentase antara 60%-79% dan termasuk kriteria kualifikasi cukup valid. Kedelapan butir pertanyaan tersebut, yaitu 1) kebenaran materi (77,5%), 2) kedalaman materi (70%), 3) kemenarikan materi (75%), 4) materinya mudah dipahami

(72,5%), 5) penggunaan bahasa yang tepat dan konsisten (77,5%), 6) konsep yang diberikan dapat dilogika dengan jelas (65%), 7) kesesuaian materi dengan situasi mahasiswa (75%), dan 8) tingkat kesulitan soal (75%). Dari hasil analisis materi pada uji coba kelompok kecil, dapat disimpulkan bahwa presentase mencapai 74, 16% dan termasuk kriteria kualifikasi cukup valid. Hasil analisis uji coba kelompok kecil yang meliputi aspek media, pembelajaran, dan materi dapat disimpulkan bahwa media G-lernen berbasis flash termasuk dalam kriteria kualifikasi cukup valid. Hal ini mengingat presentase yang diperoleh sebesar 74,09%. Pada analisis uji coba kelompok kecil kesepuluh mahasiswa juga memberikan saran agar tampilan layar diperlebar serta penambahan animasi pada media G-lernen berbasis flash agar lebih menarik. Selain itu,

(7)

Pembahasan dan Analisis Data Uji Coba Kelompok Besar

Uji coba kelompok besar dilakukan terhadap 24 mahasiswa angkatan 2011 yang sedang menempuh matakuliah ZiDS-Vorbereitung. Data uji coba yang diberikan meliputi tiga aspek penilaian, yaitu aspek media, aspek pembelajaran, dan aspek materi, dengan jumlah keseluruhan pertanyaan sebanyak 36 butir.

Berdasarkan hasil analisis data uji kelompok besar secara keseluruhan, diketahui bahwa 11 butir pertanyaan mendapatkan presentase antara 80%-100% atau termasuk kriteria kualifikasi sangat valid. Sebelas butir pertanyaan tersebut adalah 1) kemudahan menggunakan media (84,4%), 2) konsistensi penggunaan tombol (80,2%), 3) kemudahan mahasiswa mengontrol media (80,2%), 4) penggunaan jenis dan ukuran huruf (82,5%), 5) komposisi dan kombinasi warna (83,3%), 6) penggunaan gambar dan grafis (86,4%), 7) penggunaan sound effects (81,2%), 8) pemberian dukungan musik (81,2%), 9) membantu pemahaman materi (83,3%), 10)

membangkitkan motivasi mahasiswa (87,5%), dan 11) umpan balik terhadap respon mahasiswa (83,3%). Selanjutnya, ada empat butir pertanyaan yang mendapatkan presentase antara 60%-79% dan termasuk kriteria kualifikasi cukup valid, yaitu 1) kejelasan petunjuk penggunaan (79,2%), 2) penggunaan navigasi (79,2%), 3) pengggunaan narasi (77,1%), dan 4) kualitas tampilan (screen design) (79,2%). Dari uraian di atas, aspek media hasil uji kelompok besar memperoleh

presentase sebesar 81,73% dan dinyatakan sangat valid.

Dari hasil analisis uji coba kelompok besar diketahui bahwa dari tujuh butir pertanyaan yang diajukan mendapatkan presentase antara 80%-100% atau termasuk kategori sangat valid. Ketujuh butir pertanyaan tersebut adalah 1) kejelasan kelompok sasaran program (82,3%), 2) kegiatan belajar dapat memotivasi mahasiswa (81,2%), 3) pemberian latihan untuk pemahaman konsep (86,4%), 4) kejelasan petunjuk belajar (81,2%), 5) memberi kesempatan mahasiswa untuk belajar mandiri (87,5%), 6) penyampaian materi yang menarik (86,4%), dan 7) pemberian

contoh-contoh dalam penyajian (81,2%). Ada lima butir pertanyaan yang mendapatkan skor antara 60%-79%, yaitu 1) penyampaian materi menggunakan langkah-langkah yang tepat (78,1%), 2) penyampaian materi mengikuti prinsip-prinsip pembelajaran (79,2%), 3) pemberian umpan balik (76%), 4) respon terhadap jawaban benar (79,2%), dan 5) respon terhadap jawaban salah (77,1%). Dengan demikian, jumlah presentase keseluruhan butir pertanyaan pada aspek pembelajaran uji kelompok besar sebesar 81,33% termasuk kriteria kualifikasi sangat valid. Berdasarkan hasil analisis data aspek materi pada uji coba kelompok besar, terdapat tiga butir pertanyaan yang memiliki presentase antara 80%-100% atau dalam kategori sangat valid. Ketiga butir tersebut yaitu 1) kebenaran materi (81,2%), 2) pentingnya materi (85,4%), dan 3)

kemenarikan materi (81,2%). Sementara itu, ada enam butir pertanyaan yang mendapatkan presentase antara 60%-79% dan termasuk kriteria kualifikasi cukup valid. Adapun keenam butir pertanyaan tersebut meliputi 1) kedalaman materi (79,2%), 2) materinya mudah dipahami (75%), 3) penggunaan bahasa yang tepat dan konsisten (76%), 4) konsep yang diberikan dapat dilogika dengan jelas (73,9%), 5) kesesuaian materi dengan situasi mahasiswa (78,1%), dan 6) tingkat kesulitan soal (76%). Dari data keseluruhan butir pertanyaan aspek materi pada uji kelompok besar diperoleh presentase sebesar 78,47% dan dapat dinyatakan cukup valid.

Dari hasil analisis uji kelompok besar secara keseluruhan yang meliputi aspek media, aspek pembelajaran, dan aspek materi diperoleh angka presentase sebesar 80,78% dan termasuk kriteria kualifikasi sangat valid. Berdasarkan hasil analisis uji kelompok besar, subjek uji juga memberikan saran dan komentar. Dari jumlah subjek uji terdapat 16 orang yang menyatakan bahwa media G-lernen berbasis flash secara keseluruhan sangat menarik. Sembilan orang subjek uji berpendapat bahwa media G-lernen berbasis flash dapat membantu mahasiswa dalam

(8)

Uji Coba Produk

Aspek

Media Pembelajaran Materi

% Validitas % Validitas % Validitas

Ahli Media 79,68% Cukup valid - - -

-Ahli Materi - - 86,66% Sangat valid 97,22% Sangat valid Kelompok

Kecil 73,83% Cukup valid 74,37% Cukup valid 74,16% Cukup valid Kelompok

Besar 81,73% Sangat valid 81,33% Sangat valid 78,47% Sangat valid Tabel di atas menjelaskan hasil validitas yang dilakukan pada tahap validasi desain oleh ahli media dan ahli materi dan pada tahap uji produk oleh mahasiswa.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Kesimpulan dari hasil pengembangan ini adalah bahwa media G-lernen berbasis flash layak digunakan sebagai alternatif pembelajaran Sprachbaustein pada matakuliah ZiDS-Vorbereitung. Hal ini berdasarkan rata-rata perolehan angka presentase dari angket uji coba produk sebesar 80,25%. Meskipun demikian, media G-lernen berbasis flash memerlukan sedikit revisi agar media lebih sempurna dan dapat digunakan dengan nyaman dan baik oleh pengguna. Saran

Berdasarkan hasil pengembangan ini, pengajar disarankan untuk menggunakan media G-lernen berbasis flash sebagai alternatif media pembelajaran pada matakuliah ZiDS-Vorbereitung, khususnya dalam pembelajaran Sprachbaustein. Selain itu, mahasiswa dapat memperoleh media ini di Mediothek, sehingga mereka dapat menggunakannya secara mandiri di luar jam

perkuliahan.

DAFTAR RUJUKAN

Akbar, Sa’dun., Sriwijaya, Hadi. 2010.Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Ilmu pengetahuan Sosial (IPS). Yogyakarta: Cipta Medika.

Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Edisi Keenam). Jakarta : PT Rineka Cipta.

Arsyad, Azhar. 2011. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers.

Djiwandono, S. M. 1996. Tes Bahasa dalam Pengajaran. Bandung: Penerbit ITB.

Musfiqon, HM. 2012. Pengembangan Media dan Sumber Pembelajaran. Jakarta: PT Prestasi Pustakaraya.

Sadiman, A.S, Rahardjo, R. Haryono, A., Rahardjito. 2010. Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Gambar

gambar dan grafis, dan 5) kualittersebut mendapat tingkat validitermasuk dalam kriteria kualifikakualitas desain tampilan (liditas 100%
Tabel di atas menjelaskan hasil validitas yang dilakukan pada tahap validasi desain oleh ahlimedia dan ahli materi dan pada tahap uji produk oleh mahasiswa.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian diperoleh bahwa rata-rata tanggapan pada variabel kemampuan diperoleh 4 atau dalam sekala adalah setuju, sehingga dapat dinyatakan bahwa pegawai

Musibah ini disusul kemudian dengan meninggalnya istri dan seorang putrinya yang direnggut bencana gempa bumi dahsyat disertai tsunami yang melanda Ambon di tahun 1674..

Mesin yang digunakan oleh Kijang Innova termasuk mesin yang sudah menggunakan teknologi baru Toyota seperti mesin bensin m3nggunakan system

dilakukan secara trigonometris, dimana pengukuran beda tinggi dengan cara trigonometris adalah suatu proses penentuan beda tinggi dari titik-titik pengamatan dengan

Hasil penelitian ini sesuai dengan hipotesis yang diajukan bahwa ada hubungan positif antara persepsi terhadap dukungan sosial dengan psychological well being pada mahasiswa

perkembangan moral Anak Usia Dini yaitu: Orang tua melakukan kolaborasi dengan guru dalam meningkatkan moral anak ketika di rumah maupun di sekolah, Orang tua

Semua gel ini secara visual diperiksa untuk kejelasan, warna yang homogen, adanya partikel, dan serat (Madan dan Singh, 2010). 1) Penampilan: pada sediaan gel yang baik adalah

Dalam penyusunan Rencana Kerja tahun 2018, Dinas PPKBP3A mempertimbangkan hasil-hasil yang telah dicapai tahun sebelumnya, serta masalah-masalah dan tantangan yang