BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Perkembangan teknologi yang semakin meningkat serta semakin banyaknya
perusahaan sejenis yang muncul mengakibatkan persaingan antar perusahaan akan semakin ketat. Untuk menghadapi hal tersebut perusahaan harus inovatif dan mampu melakukan penyesuaian diri terhadap perubahan-perubahan yang telah
terjadi dan akan terjadi baik perubahan perekonomian nasional, peraturan pemerintah, kondisi konsumen maupun kemampuan pesaing, oleh karena itu
perusahaan harus tumbuh, berjalan, dan membangun manajemennya secara sistimatis dengan berorientasi kepada pertumbuhan dan perkembangan yang dinamis melalui pemanfaatan seluruh potensi sumber daya yang dimiliki
perusahaan sehingga perusahaan memiliki motivasi untuk menciptakan kemampuan bersaing.
Tujuan setiap perusahaan berdiri adalah untuk menghasilkan laba, disamping untuk dapat tumbuh berkembang (growth) dan bertahan hidup (going concern). Setiap perusahaan itu untuk dapat menghasilkan laba haruslah
melakukan aktivitas operasi. Dalam melakukan aktivitas operasi ini setiap perusahaan akan membutuhkan potensi sumber daya. Modal kerja memiliki sifat
yang fleksibel, besar kecilnya modal kerja yang terdiri dari kas, piutang, persediaan harus dimanfaatkan seefisien mungkin. Perputaran modal kerja dimulai saat kas di investasikan dalam komponen modal kerja sampai saat kembali
modal kerja yang ditanamkan didalam persediaan dan piutang, sebaliknya, perputaran modal kerja yang sudah jatuh tempo sebelum persediaan dan pitang
dapat diubah menjadi kas.
Potensi sumber daya yang dimiliki perusahaan untuk mencapai tujuan
tersebut salah satunya adalah sumber daya keuangan yaitu modal. Modal adalah bagian pemilik perusahaan atau kekayaan (aktiva) perusahaan yang diukur dengan menghitung selisih antara aktiva dikurangi dengan utang.
Pengelolaan modal memiliki peranan yang sangat penting dalam usaha menciptakan laba, oleh karena itu manajemen perusahaan dituntut tidak hanya
memikirkan bagaimana memperoleh dan memilih sumber dana yang dibutuhkan untuk menghasilkan laba, tetapi juga dituntut untuk mengawasi, mengatur, dan mengendalikan masalah penggunaan modal. Dalam hal ini pimpinan perusahaan
harus dapat mengambil keputusan yang tepat agar perusahaan dapat berjalan secara efektif dan efisien. Salah satunya adalah pengambilan keputusan mengenai
modal kerja perusahaan.
Modal kerja merupakan dana atau modal yang diinvestasikan kedalam aktiva lancar yang sifatnya jangka pendek. Dalam perusahaan, modal kerja ini
dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan operasional seperti: pembelian barang dagang, pembayaran upah buruh, membayar hutang yang telah jatuh tempo, dan
untuk pembayaran lainnya. Dana yang dialokasikan tersebut diharapkan akan diterima kembali dari hasil penjualan produk yang dihasilkan dalam satu periode akuntansi. Dana yang diterima tersebut akan dipergunakan kembali untuk
sangat penting untuk kelangsungan hidup perusahaan, apabila perusahaan kekurangan modal kerja untuk memperluas penjualan dan meningkatkan
produksinya maka kemungkinan besar akan kehilangan pendapatan dan keuntungan (profit). Untuk menghadapi masalah tersebut maka perusahaan harus
memiliki persediaan modal kerja yang optimum dalam artian tidak berlebihan dan tidak kekurangan dengan tujuan agar perusahaan dapat beroperasi secara ekonomis.
Manajemen keuangan selain modal diinvestasikan dalam aktiva lancar dan hutang lancar dengan jangka waktu pendek (modal kerja), modal juga dapat
diinvestasikan dalam aktiva tetap dengan jangka waktu panjang. Perusahaan melakukan investasi aktiva tetap dengan harapan akan mendapatkan return yang lebih besar daripada sebelum melakukan investasi. Investasi dalam aktiva tetap
dapat ditujukan untuk menambah kuantitas produk, kualitas produk dan lain-lain dengan harapan perusahaan akan meningkatkan kinerjanya dan dapat memperoleh
pangsa pasar yang lebih baik. Manajemen aktiva tetap yang efektif sangat penting untuk kelangsungan hidup perusahaan karena apabila perusahaan kekurangan aktiva tetap untuk menambah jumlah produk, sedangkan permintaan produk besar
maka perusahaan akan kehilangan konsumen yang potensial. Hal ini akan mengakibatkan hilangnya peluang bagi perusahaan dalam memperoleh laba
tetap akan mengakibatkan kegiatan perusahaan terganggu dan menurunnya kemampuan perusahaan memperoleh laba.
Secara umum tujuan perusahaan adalah menghasilkan laba agar kelangsungan hidup perusahaan dapat terjamin, sehingga dapat selalu
mengusahakan perkembangan lebih lanjut, karena itu kegiatan menentukan kebutuhan modal kerja dan investasi aktiva tetap harus dikaitkan dengan laba usaha. Efisiensi suatu perusahaan tidak cukup hanya dilihat dari besarnya laba
yang dicapai atau meningkatnya volume penjualan tetapi perlu juga dihitung profitabilitasnya, dengan demikian yang harus diperhatikan oleh perusahaan
adalah usaha meningkatkan profitabilitasnya melalui efisiensi modal kerja dan investasi aktiva tetap.
Penelitian ini merupakan penelitian replikasi dari penelitian dilakukan oleh
Sinaga (2008) yang berjudul “Pengaruh Modal dan Aktiva Operasi terhadap Rentabilitas Ekonomis pada perusahaan Otomotif dan Komponennya yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia” dan penelitian oleh Hartawan (2008) yang berjudul “Pengaruh Modal Kerja Terhadap Rentabilitas Ekonomis Pada
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.Perbedaan yang dilakukan peneliti terdahulu dengan penelitian sekarang menjelaskan bagaimana
kemampuan perusahaan untuk meningkatkan laba dengan menggunakan rasio profitabilitas.
Indonesia masih cukup besar dan menguatnya usaha kelas menengah dan kecil, telah menambah banyaknya kelompok masyarakat berpenghasilan menengah-atas
yang memiliki gaya hidup belanja di ritel modern.
Pada beberapa tahun terakhir pertumbuhan perusahaan food and beverage
khususnya di wilayah Sumatera Utara cukup pesat. Hal ini dapat dilihat dari semakin banyaknya perusahaan food and beverage di wilayah Sumatera Utara. Semakin banyak perusahaan food and bevrage itu membuka gerai maka
kebutuhan modal kerja dan investasi aktiva tetap perusahaan tentu akan semakin besar pula, selain itu berdasarkan pengamatan diketahui bahwa pada beberapa
perusahaan food and beverage diperoleh bahwa adanya kenaikan modal kerja yang diikuti dengan kenaikan kemampuan menghasilkan laba yang dapat dilihat pada laporan keuangan pada perusahaan food and beverage, namun pada beberapa
perusahaan lain kenaaikan ini tidak diikuti dengan kenaikan kemampuan perusahaan menghasilkan laba. Berdasarkan penjelasan dan fenomena tersebut
maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian atas pengaruh modal kerja dan investasi aktiva tetap terhadap profitabilitas.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka peneliti merumuskan
1.3Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah modal kerja dan
investasi aktiva tetap berpengaruh terhadap profitabilitas baik secara parsial maupun simultan pada perusahaan food and beverage yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian yang diperoleh dari penelitian ini adalah:
a. bagi peneliti, sebagai bahan masukan apabila ditanya pendapatnya mengenai
pengaruh modal kerja dan investasi aktiva tetap terhadap profitabilitas baik secara parsial maupun simultan pada perusahaan food and beverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia,
b. bagi peneliti selanjutnya, sebagai bahan masukan untuk menyempurnakan penelitian selanjutnya yang sejenis,
c. bagi para praktisi, sebagai bahan masukan untuk pengambilan keputusan mengenai pengaruh modal kerja dan investasi aktiva tetap terhadap profitabilitas baik secara parsial maupun simultan pada perusahaan food and
beverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.