• Tidak ada hasil yang ditemukan

Prosiding Seminar Nasional Pendidikan da

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Prosiding Seminar Nasional Pendidikan da"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

Prosiding Seminar Nasional Pendidikan dan Sains Biologi ISBN:978-602-74224-0-7

Seminar Nasional HIMA BIO 2015 1

BIDANG PENDIDIKAN

MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI METODE DISKUSI KELOMPOK MENGGUNAKAN BAHAN AJAR

DI SMP N I PARIANGAN

Arista Ratih

Program Studi Pendidikan Biologi STKIP YPM Bangko aristaratih_akp05@yahoo.com

ABSTRAK

Pada era pembangunan ini pendidikan sangat memegang peranan penting. Dengan pendidikan akan diperoleh manusia yang cerdas dan mampu memenuhi tuntutan pembangunan. Berdasarkan tinjauan peneliti, masih banyak siswa yang tidak mendengarkan gurunya saat menjelaskan pelajaran, hal itu disebabkan konsentrasi siswa terganggu oleh temannya yang melakukan aktivitas selain belajar, misalnya ada siswa yang berbicara dengan siswa lainnya. Rendahnya aktivitas belajar siswa ini dapat terlihat saat proses belajar mengajar berlangsung. Salah satu metode yang dapat mengaktifkan siswa dan mampu membangun hubungan baik antara siswa dengan siswa dalam proses pembelajaran adalah diskusi kelompok dengan menggunakan bahan ajar. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas VII di SMP N I Pariangan. Desain penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) dengan jumlah sampel 24 orang. Instrumen penelitian ini adalah angket aktivitas siswa. Hasil penelitian menunjukan adanya peningkatan aktivitas dari siklus satu siklus I jumlah rata-rata siswa yang aktif saat diskusi 48,5 % dengan kriteria cukup, sedangkan pada siklus II aktivitas siswa mengalami peningkatan dengan persentase rata-rata 67,6 % (kriteria tinggi).

Kata kunci: Metode diskusi, bahan ajar, aktivitas siswa

PENDAHULUAN

Pada era pembangunan ini pendidikan sangat memegang peranan penting. Dengan pendidikan akan diperoleh manusia yang cerdas dan mampu memenuhi tuntutan pembangunan. Berdasarkan tinjauan peneliti, masih banyak siswa yang tidak mendengarkan gurunya saat menjelaskan pelajaran, hal itu disebabkan konsentrasi siswa terganggu oleh temannya yang melakukan aktivitas selain belajar, misalnya ada siswa yang berbicara dengan siswa lainnya. Rendahnya aktivitas belajar siswa ini dapat terlihat saat proses belajar mengajar berlangsung.

(2)

Prosiding Seminar Nasional Pendidikan dan Sains Biologi ISBN:978-602-74224-0-7

Seminar Nasional HIMA BIO 2015 2

guru dan sibuk dengan kegiatan lain yang dapat merusak suasana belajar. Keadaan tersebut dapat menyebabkan semangat belajar siswa yang lain menjadi menurun dan akhirnya mereka juga tidak tertarik lagi untuk belajar biologi.

Agar siswa dapat memahami dan menguasai sepenuhnya konsep-konsep

yang diajarkan guru, perlu adanya metode yang dapat mengaktifkan siswa dalam pembelajaran, khususnya dalam pembelajaran biologi. Salah satu metode yang

dapat mengaktifkan siswa dan mampu membangun hubungan baik antara siswa dengan siswa dalam proses pembelajaran adalah diskusi kelompok.Oleh sebab itu penulis tertarik melakukan penelitian tentang bagaimana meningkatkan aktivitas

siswa dalam pembelajaran dengan judul: “Meningkatkan aktivitas belajar siswa

melalui metode diskusi kelompok menggunakan bahan ajar di SMPN 1 Pariangan”. Dalam metode diskusi, setiap siswa berpartisipasi secara aktif dan turut bekerjasama memecahkan masalah yang dihadapi kelompoknya, dengan demikian siswa akan memperoleh hasil belajar yang lebih baik dan memperoleh perubahan sikap yang positif terhadap materi yang dipelajari.

TINJAUAN PUSTAKA

Metoda Diskusi Kelompok

Belajar aktif adalah salah satu cara yang dapat digunakan untuk meningkatkan aktifitas belajar siswa. Belajar aktif perlu digunakan untuk lebih mengembangkan potensi-potensi belajar siswa, karena siswa terlibat secara langsung. Belajar aktif di desain untuk menghidupkan kelas, kegiatan belajar yang

menyenangkan dan meningkatkan keterlibatan fisik. Keterlibatan secara fisik ini meningkatkan partisipasi yang pada akhirnya akan meningkatkan hasil belajar

siswa (Sriyono 1982: 19)

Salah satu metode pembelajaran yang dapat mengembangkan kete-rampilan proses siswa seperti yang terdapat pada tujuan pendidikan IPA adalah metoda diskusi kelompok.Menurut Alipandie (1984: 80):Metoda diskusi adalah suatu cara penyajian bahan pengajaran dimana guru memberikan kesempatan pada kelompok siswa untuk mengadakan perbincangan ilmiah guna mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan atau memecahkan suatu masalah.

(3)

Prosiding Seminar Nasional Pendidikan dan Sains Biologi ISBN:978-602-74224-0-7

Seminar Nasional HIMA BIO 2015 3

Jadi metodologi pembelajaran adalah suatu ilmu dalam bidang pembelajaran untuk terlaksananya pembelajaran yang efektif untuk mencapai tujuan kegiatan pembelajaran yang telah ditentukan.

Sedangkan menurut Burton dalam Nasution (1995: 148) “Diskusi

Kelompok adalah cara individu mengadakan relasi dan bekerja sama dengan

individu lain untuk mencapai tujuan bersama”. Relasi artinya setiap individu berpartisipasi secara aktif dan turut bekerja sama memperoleh hasil belajar yang lebih baik. Melalui diskusi kelompok, siswa akan berpikir bersama, berdiskusi bersama dan berbuat ke arah tujuan bersama. Dengan kata lain, metode diskusi kelompok memberikan kesempatan kepada setiap siswa untuk melaksanakan prinsip kerja sama secara demokratis.

Alipandie (1984: 83) menyatakan bahwa metode diskusi kelompok memilki beberapa kebaikan diantaranya yaitu : suasana kelas sangat hidup sebab siswa sepenuhnya mengarahkan perhatian dan pikiran pada masalah yang sedang didiskusikan sehingga partisipasi siswa terhadap PBM meningkat. Mempertinggi prestasi pribadi seperti kritis dalam berpikir, toleransi,sabar dan mempunyai jiwa demokratis.Hasil diskusi mudah dipahami karena setiap siswa ikut aktif dalam pembahasan sampai menarik kesimpulan.Siswa dilatih mematuhi peraturan dan tata tertib diskusi sehingga menjadi pengalaman berharga dalam kehidupannya di masyarakat.Diskusi kelompok mempertinggi hasil belajar siswa sebab motivasi siswa lebih besar karena tanggung jawab bersama.

Bahan Ajar

Menurut Sudjana (1989: 69), beberapa aspek yang perlu diperhatikan guru dalam merencanakan bahan ajar adalah bahan ajar sesuai dan menunjang

tercapainya tujuan pembelajaran, Pembuatannya memperhatikan kesinambungan (kontinuitas).Bahan dari bahan ajar disesuaikan dari yang sederhana menjadi yang kompleks, dari yang mudah menjadi sulit dan dari yang konkrit menjadi yang abstrak. Pengaturan secara logis, sehingga memungkinkan siswa mengerti dan mema-hami dengan baik.

(4)

Prosiding Seminar Nasional Pendidikan dan Sains Biologi ISBN:978-602-74224-0-7

Seminar Nasional HIMA BIO 2015 4

antar pokok-pokok bahasan dan (3) kesesuaian pemilihan dan penataan pokok bahasan serta penetapan sasaran belajar dengan karakteristik siswa.

Menurut Sudjana (1989: 69), beberapa aspek yang perlu diperhatikan guru dalam merencanakan bahan ajar adalah bahan ajar sesuai dan menunjang

tercapainya tujuan pembelajaran, Pembuatannya memperhatikan kesinambungan (kontinuitas).Bahan dari bahan ajar disesuaikan dari yang sederhana menjadi yang

kompleks, dari yang mudah menjadi sulit dan dari yang konkrit menjadi yang abstrak. Pengaturan secara logis, sehingga memungkinkan siswa mengerti dan mema-hami dengan baik.

Masing-masing pelaku ini mempu-nyai persyaratan khusus untuk dapat menunjang keberhasilan komunikasi, antara lain:

1) Guru sebagai penyampai informasi atau komunikator, dituntut untuk mema-hami isi pesan dan menguasai kemampuan dan keterampilan untuk

meng-encode pesan tersebut agar dapat ditafsirkan dengan baik oleh siswa.

Kepercayaan siswa terhadap guru serta keterampilan guru dalam menyampai-kan pesan sangat menentumenyampai-kan keberhasilan komunikasi.

2) Siswa, sebagai penerima pesan atau komunikan, harus berkemampuan untuk memahami atau menafsirkan pesan. Kesadaran siswa bahwa pesan yang disampaikan dapat memenuhi kebutuhannya, serta perhatian terhadap pesan yang diterimanya merupakan kunci keberhasilan komunikasi.

3) Bahan ajar, dilihat sejauh mana kemenarikannya dan kesesuaiannya terhadap kebutuhan siswa. Hal ini sangat menentukan keberhasilan komunikasi.

Demikian juga kualitas cara penyampaian, media yang dipakai, serta bentuk bahan ajar yang disampaikan merupakan faktor penting dalam keberhasilan

(5)

Prosiding Seminar Nasional Pendidikan dan Sains Biologi ISBN:978-602-74224-0-7

Seminar Nasional HIMA BIO 2015 5

Aktivitas Siswa

Sriyono (1982: 15) mengungkapkan bahwa keaktifan anak dalam mencoba atau mengerjakan sesuatu amat besar artinya dalam pendidikan dan pengajaran. Percobaan-percobaan yang ia lakukan akan memantapkan hasil studinya. Lebih dari

itu akan menjadikannya rajin, tekun, tahan uji dan percaya pada diri sendiri. Ia mempunyai rasa optimis dalam menghadapi hidup.

Silberman (2006: 23) mengungkapkan bahwa lebih dari 2400 tahun yang lalu, Confius mengeluarkan 3 pernyataan sederhana yang mengungkapkan

pentingnya belajar yaitu: ”Yang saya dengar, saya lupa. Yang saya lihat, saya ingat.

Yang saya kerjakan, saya pahami”. Pernyataan ini dimodifikasi oleh Silberman

(2006: 23) dan dapat diperluas menjadi paham Belajar Aktif sebagai berikut: Yang saya dengar, saya lupa.

Yang saya dengar dan lihat, saya sedikit ingat.

Yang saya dengar, lihat dan pertanyakan atau diskusikan dengan orang lain, saya mulai pahami.

Dari yang saya dengan, lihat, bahas dan terapkan, saya dapat pengetahuan dan keterampilan.

Yang saya ajarkan kepada orang lain, saya kuasai.

Belajar merupakan suatu proses yang kompleks yang terdiri dari berbagai kegiatan atau aktivitas jasmani dan rohani. Aktifitas siswa sangat diperlukan dalam proses belajar mengajar, sehingga siswalah yang banyak aktif, sebab siswa sebagai objek didik adalah yang merencanakan dan ia sendiri yang melaksanakan belajar.

Menurut Hartono (1991: 5) “Aktivitas adalah suatu kesibukan dalam kelas secara

terstruktur dan terbimbing oleh guru guna meningkatkan pemahaman siswa

(6)

Prosiding Seminar Nasional Pendidikan dan Sains Biologi ISBN:978-602-74224-0-7

Seminar Nasional HIMA BIO 2015 6

Dalam kegiatan belajar aktif siswa berusaha mencari informasi-informasi, memperoleh jawaban dari pertanyaan-pertanyaan dan pemecahan masalah atau mencari cara untuk mengerjakan tugas sendiri atau secara berkelompok. Pendapat ini diperkuat oleh John Holt dalam Silberman (2006: 26) yang menyatakan bahwa

proses belajar akan mengingatkan jika siswa diminta untuk melakukan hal berikut: Mengemukakan kembali informasi dengan kata-kata mereka sendiri.

Memberikan contohnya.

Mengenalinya dalam bermacam bentuk dan situasi.

Melihat kaitan antara informasi itu dengan fakta atau gagasan lain. Menggunakannya dengan beragam cara.

Memprediksikannya dengan beragam cara. Memprediksikan sejumlah konsekuensinya. Menyebut lawan atau kebalikannya.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian adalah penelitian tindakan (Action Research) dimana dalam satu kelas diberi tindakan (action) karena adanya kesenjangan atau masalah dalam pembelajaran yaitu rendahnya aktivitas siswa dalam belajar yang menimbulkan rendahnya hasil belajar siswa pada setiap kali diadakan ulangan. Tindakan ini diharapkan dapat memecahkan atau mengurangi masalah pada tingkat yang diinginkan. Dalam penelitian ini dilakukan observasi di dalam kelas terhadap aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung oleh seorang observer yang

merupakan guru PL Biologi di SMAN 1 Payakumbuh. Dari hasil penelitian ini didapat suatu kesimpulan sebagai hasil penelitian.

a. Sampel dan Sumber Data Penelitian

Sampel dalam penelitian ini adalah kelas VII1 SMPN 1 Pariangan dalam mata pelajaran IPA Terpadu semester 1 tahun pelajaran 2011/2012 yang terdiri dari 24 orang siswa.

b. Alat dan Teknik Pengumpulan Data

(7)

Prosiding Seminar Nasional Pendidikan dan Sains Biologi ISBN:978-602-74224-0-7

Seminar Nasional HIMA BIO 2015 7

siswa saat berlangsung proses belajar mengajar, sehingga selama penelitian ini akan terkumpul 6 buah data tentang aktivitas siswa.

c. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah model spiral. Satu putaran spiral (satu siklus) terdiri dari langkah-langkah: perencanaan tindakan (action)

pemantauan (observation) dan refleksi. Pada penelitian ini direncanakan terdiri dari dua siklus yang masing-masing siklus terdiri dari tiga kali pertemuan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Data yang diperoleh dari kegiatan siswa dalam lembaran observasi pertemuan 1, 2 dan 3 siklus I dan II setelah dilakukan tindakan adalah sebagai berikut seperti pada tabel 1

Berdasarkan data yang diperoleh peneliti dari pelaksanaan observasi terhadap aktivitas belajar siswa dengan mempergunakan metode diskusi kelompok memakai bahan ajar dapat diketahui tingkat aktivitas siswa. Apakah aktivitas siswa rendah, cukup, tinggi atau sangat tinggi, sehingga dapat diketahui peningkatan aktivitas yang diharapkan. Aktivitas siswa pada tabel dapat diketahui peningkatan aktivitas yang diharapkan. Aktivitas siswa pada tabel dapat diukur secara kualitatif dan kuantitatif. Untuk menentukan kriteria tersebut dipakai kriteria yang dikemukakan oleh Arikunto (1972: 71), yaitu:

a. 80 – 100 : Aktivitas siswa sangat tinggi b. 60 - 80 : Aktivitas siswa tinggi

c. 40 - 60 : Aktivitas siswa cukup d. 20 - 4 0 : Aktivitas siswa rendah e. 0 - 20 : Aktifitas siswa sangat rendah

Berdasarkan data pada tabel dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa pada siklus I siswa telah menampakkan peningkatan aktivitas bila dibandingkan dengan refleksi awal. Hal ini dapat terlihat dari persentase rata-rata siswa yang aktif dalam diskusi pada siklus I dengan hasil sebagai berikut:

(8)

Prosiding Seminar Nasional Pendidikan dan Sains Biologi ISBN:978-602-74224-0-7

Seminar Nasional HIMA BIO 2015 8

c) Siswa yang aktif menjawab pertanyaan rata-rata 56,7 % (cukup) d) Siswa yang aktif mengemukakan pendapat 27,5 % (rendah) e) Membuat kesimpulan rata-rata 59,2 % (cukup)

Tabel 1. Rekapitulasi Data Kegiatan Siswa Siklus I dan Siklus II

(9)

Prosiding Seminar Nasional Pendidikan dan Sains Biologi ISBN:978-602-74224-0-7

Seminar Nasional HIMA BIO 2015 9

Walaupun kriteria siswa yang aktif pada siklus I sudah mulai menampakkan keaktifan dalam diskusi, namun peneliti belum merasa pada batas yang diharapkan., karena pada siklus I masih ada siswa yang belum aktif dalam berdiskusi. Maka penulis merasa perlu melanjutkan ke siklus II dengan hasil sebagai berikut:

a. Siswa yang aktif menjawab soal bahan ajar rata-rata 86,7 % (sangat tinggi) b. Siswa yang aktif mengajukan pertanyaan rata-rata 55 % (cukup)

c. Siswa yang aktif menjawab pertanyaan rata-rata 62,3 % (tinggi) d. Siswa yang aktif mengemukakan pendapat 47,3 % (cukup) e. Membuat kesimpulan rata-rata 86,5 % (sangat tinggi)

Secara keseluruhan pada siklus I dan siklus II terjadi peningkatan aktivitas siswa pada siklus II. Hal ini disebabkan pada siklus II dibentuk kelompok baru dengan pemberian nomor panggil, setiap siswa diberikan bahan ajar, dan dilakukan pengumpulan hasil diskusi untuk setiap siswa setelah diskusi berakhir. Rata-rata kenaikan persentase rata-rata siklus I dengan siklus II dengan rata-rata naik 19,1 %.

B. PEMBAHASAN

Berdasarkan analisis data hasil kegiatan siswa ternyata telah mulai menampakkan peningkatan aktivitas siswa seperti aspek-aspek yang diteliti, yaitu:

1. Jumlah siswa yang aktif menjawab soal bahan ajar. 2. Jumlah siswa yang aktif mengajukan pertanyaan. 3. Jumlah siswa yang aktif menjawab pertanyaan. 4. Jumlah siswa yang aktif mengemukakan pendapat.

5. Jumlah siswa yang membuat kesimpulan.

Dari 5 aspek tersebut diperoleh kriteria sangat tinggi dan tinggi, akan tetapi

masih ada 2 aspek lagi yang belum mencapai kriteria tinggi, walaupun selama penelitian telah mengalami peningkatan namun belum mencapai kriteria yang diharapkan. Aspek itu adalah jumlah siswa yang aktif mengajukan pertanyaan dan siswa yang aktif mengemukakan pendapat dengan kriteria cukup. Oleh sebab itu perlu dipikirkan arah tindakan pada siklus berikutnya.

(10)

Prosiding Seminar Nasional Pendidikan dan Sains Biologi ISBN:978-602-74224-0-7

Seminar Nasional HIMA BIO 2015 10

1. Persentase siswa yang aktif menjawab soal bahan ajar pada siklus pertama 60 % (tinggi) mengalami peningkatan menjadi 86,7 % (sangat tinggi) berarti telah terjadi peningkatan yang cukup tinggi yaitu 26,7 %.

2. Persentase siswa yang aktif mengajukan pertanyaan naik dari 39,2 %

(rendah) pada siklus pertama menjadi 55 % (cukup) pada siklus kedua, dengan peningkatan rata-rata 15,8 %.

3. Persentase yang menjawab pertanyaan. Pada siklus pertama siswa yang menjawab pertanyaan yaitu 56,7 % (cukup) namun pada siklus kedua menjadi 62,3 % (tinggi ) dengan kenaikan rata-rata 5,6 %.

4. Persentase siswa yang aktif mengemukakan pendapat pada siklus pertama 27,5 % (rendah) sedangkan pada siklus kedua naik menjadi 47,3% (cukup) dengan kenaikan rata-rata 19,8 %.

5. Persentase siswa yang membuat hasil kesimpulan diskusi mengalami kenaikan yang cukup tinggi yaitu pada siklus pertama 59,2 % (cukup) kemudian meningkat pada siklus kedua menjadi 86,5 % (sangat tinggi) dengan rata-rata kenaikan 27,3 %.

Depdikbud, (1997: 34) mengemukakan bahwa penggunaan bahan ajar dalam kegiatan pembelajaran merupakan penerapan pendekatan keterampilan proses. Peningkatan aktivitas siswa yang aktif menjawab soal bahan ajar dikarenakan pemberian bahan ajar kepada setiap siswa. Dengan adanya bahan ajar siswa akan termotivasi dan terdorong untuk menemukan sendiri konsep, pengertian dan penerapannya melalui partisipasi secara aktif untuk berinteraksi dan

berkomunikasi antara sesama anggota kelompok.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasannya maka dari penelitian tindakan (action research) ini dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

(11)

Prosiding Seminar Nasional Pendidikan dan Sains Biologi ISBN:978-602-74224-0-7

Seminar Nasional HIMA BIO 2015 11

2. Metode diskusi kelompok menggunakan bahan ajar dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar dan suasana kelas saat PBM menjadi lebih hidup.

DAFTAR PUSTAKA

Alipandie, I. (1984). Didaktik Metodik Pendidikan Umum. Surabaya: Usaha Nasional.

Arikunto, Suharsimi. (1991). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bina Aksara.

Depdikbud. (1997).Pedoman Penyelenggaraan Musyawarah Guru Mata

Pelajaran. Jakarta: Proyek Perluasan dan Peningkatan Mutu SLTP.

Depdikbud, (1995). Kurikulum SLTP 1994. Jakarta: Depdikbud.

Direktorat Ketenagaan Dirjen Dikti. (2006). Penjelasan Instrumen Penilaian

Kinerja Guru. Jakarta: Depdiknas.

Hamalik, Oemar. (2004). Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan

Sistem. Jakarta: Bumi Aksara.

Harjanto. (1997). Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Hasibuan, J.J. Moedjiono. (1988). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Remadja Karya.

Kasmadi, Hartono. (1991). Fungsi Pengamatan di Dalam Kelas oleh Guru. Semarang: IKIP.

Majid, Abdul. (2006). Perencanaan Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosda-karya.

Nasution, S. (1995). Didaktik Asas-asas Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara.

Silberman, Melvin. 2006. Active Learning 101 Cara Belajar Siswa Aktif. Bandung : Nusadiya dan Nuansa.

Slameto, (1991). Proses Belajar Mengajar Dalam Sistem Kredit Semester. Jakarta: Bina Aksara.

Soekartawi, Suhardjono, Hartono, T. dan Ansharullah, A. (1995). Meningkatkan Rancangan Instruksional (Instructional Design) untuk Memperbaiki

Kualitas Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Gambar

Tabel 1. Rekapitulasi Data Kegiatan Siswa Siklus I dan Siklus II

Referensi

Dokumen terkait

Guna membentengi kaum pesantren dari bahaya laten penyebaran paham islam anti-NKRI sebagaimana dilakukan oleh HTI, perlu dilakukan kajian mendalam mengenai

BERMUATAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DENGAN TEMA KURBAN UNTUK MENINGKATKAN NILAI KARAKTER SISWA SMP/MTS KELAS VIII ” ini adalah karya penelitian saya sendiri dan

Penilaian ini digunakan untuk menilai hasil pekerjaan baik individu maupun kelompok tentang dinamika kehidupan bernegara sesuai konsep NKRI dan bernegara sesuai konsep

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar pengamatan keterlaksanaan pembelajaran, lembar pengamatan aktivitas siswa, lembar tes hasil belajar, dan

Jika salah seorang di antara kalian marah, hendaklah ia diam.” (H.R. duduk di situ. Maka Nabi Saw. menjadi heran dan tersenyum. Ketika celaan orang itu sudah banyak, Abu

Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang senantiasa memberikan rahmat dan hidayahnya kepada kita semua, sehingga penuli s

Menurut Mulyadi (2005: 17) , “ Full Costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang memperhitungkan semua unsur biaya produksi kedalam harga pokok produksi,

Sekarang perhatikan kubus ABCD.EFG pada gambar kubus tersebut,terdapat ruas garis HB yang menghubungkan dua titik sudut yang saling berhadapan dalam satu ruang. Ruas