PENERAPAN REKAYASA NILAI (VALUE ENGINEERING) PADA PROYEK PEMBAGUNAN GEDUNG SD 3 PENATIH, DENPASAR, BALI
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Di negara yang sedang berkembang seperti Indoesia ini, berbagai pembangunan sarana dan prasarana di segala bidang semakin dirasakan. Dalam pembangunan dapat dilihat berbagai proyek berskala mulai dari yang berskala kecil hingga besar yang memicu perkembangan industri konstruksi di Indonesia. Proyek konstruksi dengan skala besar tentunya akan memerlukan biaya (cost) yang besar pula untuk pelaksanaanya. Sekarang ini pembangunan gedung rata-rata perencanaan pekerjaannya yang terlampau mewah dan mengakibatkan memerlukan anggaran biaya hingga miliaran rupiah dimana tentunya jumlah tersebut tidaklah sedikit. Dilain sisi berbagai pihak dalam proyek konstruksi terutama pihak owner menginginkan biaya pelaksanaan yang sekecil mungin dikarenakan keterbatasan dana.
Rekayasa Nilai merupakan cara yang tepat dalam melakukan penghematan biaya,
Berdasarkan pemaparan diatas, dalam Proyek Pembangunan Gedung SD 3 Penatih dengan RAB sebesar Rp 1.609.849.000,00 dengan sumber dana dari APBN diharapkan dapat diefesienkan dengan menggunakan program Value Engineering sehingga didapatkan biaya pelaksanaan yang optimal tanpa mengurangi kualitas perencanaan awal.
1.2. Rumusan masalah
Adapun rumusan masalah berdasarkan latar belakang tersebut adalah 1. Apa saja item pekerjaan yang dapat dilakukan rekayasa nilai pada Proyek
Pembangunan Gedung SD 3 Penatih.
2. Apa alternative terbaik yang dapat mengganti desain awal pada item pekerjaan terpilih pada Proyek Pembangunan Gedung SD 3 Penatih. 3. Berapa penghematan biaya yang bisa dicapai dengan program value
engineering pada Proyek Pembangunan Gedung SD 3 Penatih.
1.3. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah
1. Mengetahui item pekerjaan yang akan dilakukan rekayasa nilai pada Proyek Pembangunan Gedung SD 3 Penatih.
2. Mengetahui desain alternatife terbaik untuk mengganti desain awal pada item pekerjaan terpilih pada Proyek Pembangunan Gedung SD 3 Penatih. 3. Mengetahui penghematan biaya yang dicapai setelah dilakukannya Value
Engineering.
1.4. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :
2. Menambah wawasan mengenai alternatife-alternatife pengganti untuk beberapa item pekerjaan
3. Menambah wawasan untuk melakukan penghematan biaya dengan program value engineering.
BAB II METODOLOGI 2.1. Identitas Proyek
Nama Proyek : Pembangunan Gedung SD 3 Penatih
Lokasi : Penatih-Denpasar
Pemilik Proyek : Pemerintah Provinsi Bali Konsultan Perencana : PT. DWIPA DEWATA Konsultan Pengawas : PT. ASA MITRA
Kontraktor : PT. MEGATAMA KARYA
Sumber Dana : APBN 2015
Nilai Proyek : Rp. 1.609.849.000
2.2. Data Penelitian 1. Data Primer
Data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung dari sumbernya, diamati, dan dicatat pertama kalinya oleh peneliti. Adapun data primer yang dalam penelitian ini adalah parameter pertimbangan.
2. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang bukan diusahakan sendiri pengumpulannya oleh peneliti. Data sekunder diperoleh dari biro statistik, dokumen-dokumen perusahaan dan organisasi, surat kabar, internet, dll. Adapun data sekunder dalam penelitian ini adalah RAB dan gambar perencanaan terbaru (As Build Drawing).
2.3. Variable
Adapun variabel yang terdapat dalam penelitian ini adalah : 1. Variabel Bebas
Variabel bebas adalah varivel yang menjadi sebab timbulnya atau berubehnya variabel terikat, adapun variabel bebas dalam penelitian ini yakni harga satuan pekerjaan, Harga Produk.
2. Variabel Terikat
Variabel terikat adalah variavel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas, adapun variabel terikat dalam penelitian ini yakni biaya penghematan.
2.4. Metode Penelitian
penelitian ini menggunakan versi Value Engineering Job Plan Four Phase
2.5. Teknik Pengolahan Data
Pengolahan data dalam pnelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Tahap Informasi
Teknik yang dipergunakan pada tahap ini yaitu : a. Breakdown
Bila memiliki bobot pekerjaan besar, maka item pekerjaan tersebut potensial untuk dianalisis Value Engineering
b. Cost model, yang digunakan model Pareto
Dengan cost model dapat diketahui biaya total proyek secara keseluruhan dan dapat dilihat perbedaan biaya tiap elemen bangunan. Perbedaan biaya tiap elemen bangunan tersebut dapat dijadikan pedoman dalam menentukan item pekerjaan mana yang akan dianalisis VE.
c. Analisis Fungsi
Mengidentifikasikan fungsi-fungsi essensial (sesuai dengan kebutuhan) dan menghilangkan fungsi-fungsi yang tidak diperlukan. Agar perancang dapat mengidentifikasikan komponen-komponen dan menghasilkan komponen-komponen yang diperlukan.
2. Tahap Kreatif
- Menggali gagasan-gagasan alternatif sebanyak-banyaknya dalam memenuhi fungsi pokok.
- Pada tahap ini juga dituliskan alasan dilakukan Value Engineering pada tiap elemen dan kelebihan, kekurangan setiap alternatif yang dimunculkan. Alternatif-alternatif tersebut dapat ditinjau dari berbagai aspek, diantaranya :
1. Penghematan biaya
2. Kekuatan dan kualitas material 3. Ketersediaan material
7. Kenyamanan 8. Estetika 9. Finishing 3. Tahap Analisis
Tujuan dari tahap analisa ini adalah untuk melakukan evaluasi, pembenahan dan analisa biaya terdapat ide yang dihasilkan dan untuk mendata alternatif yang layak serta potensi untuk menghasilkan penghematan.
- Melakukan analisa terhadap gagasan-gagasan alternatif yang meliputi : analisa alternatif, analisa rangking dan analisa matrik untuk mendapatkan alternatif yang paling potensial.
- Pada tahap analisa ini dilakukan penyaringan terhadap keuntungan dan kerugian dari tahap alternatif/kreatif.
- Keuntungan dan kerugian tersebut dapat dianalisa dengan
menentukan beberapa kriteria penilaian. Analisis kriteria penilaian tersebut dilakukan dengan menggunakan metode Zero-One. 4. Tahap Rekomendasi
2.6. Rancangan Penelitian
Tahap Informasi
Perumusan Masalah dan Tujuan Mulai
Data Sekunder : - RAB
- Gambar Rencana (As Build Drawing) Identifikasi Masalah
Selesai Data Primer :
- Parameter pertimbangan
Tahap Kreatifitas
Tahap Analisa
BAB III PEMBAHASAN
1. Tahap Informasi 1.1. Informasi proyek
Nama Proyek : Pembangunan Gedung SD 3 Penatih
Lokasi : Penatih-Denpasar
Pemilik Proyek : Pemerintah Provinsi Bali Konsultan Perencana : PT. DWIPA DEWATA Konsultan Pengawas : PT. ASA MITRA
Kontraktor : PT. MEGATAMA KARYA
Sumber Dana : APBN 2016
Nilai Proyek : Rp. 1.609.849.000
Waktu Pelaksanaan : 3 April s.d 15 Agustus 2016 : 135 Hari Kalender
Value engineering atau rekayasa nilai adalah salah satu suatu susunan metode untuk mengurangi biaya produksi atau penggunaan barang dan jasa, tanpa mengurangi mutu yang diperlukan atau performa ( Performance ). Dalam Value engineering ada yang namanya Hukum Pareto, hukum pareto sendiri digunakan sebagai analisa untuk mengetahui biaya yang tertinggi pada proyek sehingga dapat di rekayasa nilai. Dalam rangka efisiensi, kegiatan rekayasa nilai dapat digunakan Hukum Pareto yang menyatakan 80% biaya total dari suatu sistem ditentukan oleh biaya dari 20% komponennya untuk mendapatkan bagian yang paling strategis untuk dikaji. Dalam melakukan analisa pareto perlu dilakukan penyusunan urutan dari item pekerjaan yang memiliki nilai biaya tertinggi ke item pekerjaan yang memiliki biaya terendah dan nantinya akan membuat kurva yang akan memperlihatkan bagian-bagian dari item pekerjaan yang memiliki biaya terbesar sehingga berpotensi untuk di rekayasa nilai. Berdasarkan pengertian dari Hukum Pareto tersebut digunakanlah metode pareto/analisa pareto dalam menentukan item pekerjaan yang akan di rekayasa nilai.
Berikut adalah analisis Breakdown pada Proyek Pembangunan Gedung SD 3 Penatih :
Grafik 1. Pareto 1
Dari tabel dan grafik Pareto 1 didapatkan hasil Pekerjaan Beton Lt. 2 merupakan pekerjaan yang memiliki nilai biaya yang terbesar dan berpotensi untuk di rekayasa nilai, kemudian pekerjaan beton lt. 2 tersebut kembali di evaluasi.
Berikut merupakan analisis Breakdown pekerjaan beton lt. 2 :
Grafik 2. Pareto 2
Grafik pareto 2 ini menunjukkan grafik bahwa item pekerjaan yang berada pada batasan prinsip pareto yang menjadi item pekerjaan berbiaya tinggi pada pekerjaan beton lantai 2 dan didapatkan hasil yang lebih spesifik yaitu Pekerjaan Beton Plat Lantai 2.
1.2. Analisa Fungsi
yang membuat produk atau proyek dapat bekerja atau dijual). Tahapan analisa fungsi dilakukan untuk mendapatkan alternatif yang digunakan. Penentuan alternatif yang dipakai sesuai dengan fungsi yang diharapkan dan biaya yang terendah.
Berdasarkan dari hasil analisa grafik pareto diatas, maka dapat dilakukan analisa fungsi terhadap Pekerjaan Beton Plat Lantai 2 sebagai berikut :
Tabel 1.3. Analisa Fungsi
Item Pekerjaan Kata Kerja Kata Benda Jenis Fungsi
Plat Lantai 2
Adapun kriteria design yang akan digunakan dalam pemilihan alternatif terbaik untuk item pekerjaan beton plat lantai 2 adalah sebagai berikut :
1. Penghematan biaya 2. Kekuatan dan kualitas
material
No Ide – ide Kreatif 1.
2. 3.
Beton Konvensional ( Eksisting ) Floordeck
KalsiFloor
2.1. Alternatif Beton Konvensional ( Eksisting )
Harga Beton mutu K-250/m3
- Readymix + ongkir = Rp. 850.000,00 Untuk plat lantai 2 t.12cm
= 40.15 m3 x Rp. 850.000,00 = Rp. 34.127.500,00 Ditambah pembesian ( 2 lapis )
= 3035.34 kg x Rp. 9.637,90 = Rp. 29.254.303,39 Ditambah bekisting
= 334.60 m2 x Rp. 21.891,00 = Rp. 70.564.128,60 Total biaya
= Rp. 133.945.931,00
Kekurangan
1. Harga beton dan bekisting yang relatif mahal 2. Waktu pengerjaan lebih lama
3. Memerlukan perancah lebih banyak
4. Membutuhkan bekisting lebih lama untuk menahan berat pada saat pengecoran
Kelebihan
1. Kuat tekan relatif tinggi yaitu 250 kg/m2 2. Tahan api dan air
3. Strukturnya sangat kokoh
4. Biaya pemeliharaan hamper sangat rendah 5. Durabilitas tinggi
6. Bahan mudah didapat
7. Tidak membutuhkan tenaga berkeahlian tinggi
- Volume : 40.15 m3 - Tebal : 12 cm
- Mutu : K-250
- Berat : 40.15 m3 x 2400 kg/m3 = 96.360 kg
2.2. Alternatif Floor Deck ex. CBM
Harga Floordeck
Type CFD 1000/40 mm, t. 0.65 = Rp. 117.000,00/m2 Panjang 6 m ( Readystock )
Harga Beton mutu K-250/m3
- Readymix + ongkir = Rp. 850.000,00
Volume plat lantai 2 t.12cm dengan floordeck
= 40.15 m3 – ( 40.15 m3 x 25 % ) = 30.1125 m3 Biaya cor
= 30.1125 m3 x Rp. 850.000,00 = Rp. 25.595.625,00 Ditambah biaya floordeck
Ditambah biaya pembesian ( 1 lapis )
= 0.5 x Rp. 29.254.303,39 = Rp. 14.627.151,69 Ditambah biaya bekisting
= 20 % x Rp. 70.564.128,60 = Rp. 14.112.825,72 = Rp. 70.564.128,60 – Rp. 14.112.825,72 = Rp. 56.451.302,88 Total biaya
= Rp. 125.907.079,57
Kekurangan
1. Getaran lebih besar
2. Plat baja dapat memuai akibat perubahan temperature 3. Mengurangi estetika
Kelebihan
1. Mempercepat produksi 2. Kekuatan cukup besar
3. Meminimalisir waste material bekisting dan perancah 4. Hemat biaya perancah sampai dengan 20%
5. Hemat material pembesian sampai 50% 6. Mengurangi volume beton hingga 25% 7. Meminimalisir keretakan
8. Anti karat 9. Lebih ringan Spesifikasi
- Bahan : Baja Hi-Ten Galvanis (Z 220)
- Tebal : 0.65 mm
- Panjang : 6 m
- Dimensi : 1000/40 mm (Lebar/Tinggi)
2.3. Alternatif Kalsi Floor ex. Kalsi
Harga Kalsi Floor
Kalsi Floor 20 mm : Rp. 553.000,00/lbr, Discount 7% : Rp.
= 87 lbr x Rp. 517.000,00 = Rp. 44.979.000,00 Biaya C-Channel/m2
= 0.6 x Rp. 435.500,00 = Rp. 261.300,00 Ditambah biaya Keb. C-Channel
= 249 m2 x Rp. 261.300,00 = Rp. 65.063.700,00 Keb. KalsiScrew FL
= 12.6 x 249 m2 = 3.137,4 pcs
Ditambah biaya KalsiScrew FL
= 3.137,4 x Rp. 286,00 = Rp. 897.296,40 Total biaya
= Rp. 110.939.996,40 Kekurangan
1. Jika digunakan untuk lantai dengan beban besar, harus dilapisi dengan adukan semen dan keramik agar tidak terjadi gesekan dan benturan
Kelebihan
1. Beban struktur lebih ringan 2. Mudah dikerjakan
3. Dimensi stabil
4. Sistem pemasangan mudah, bersih, fleksibel dan tahan terhadap gempa
5. Pada modul 600 x 1200 mm dan jarak rangka 5 m dapat menahan beban 200 kg
6. Berat rata-rata dalam 1 m2 hanya 29,20 kg 7. Tidak menyebarkan api
8. Fleksibel
9. Daya tahan terhadap benturan
10. Tahan air ( jika tidak menggenang ) dan rayap 11. Dimensi stabil
1. Perankingan Akhir alternatif dan Existing ( pembobotan ) 2. Perankingan Metode Zero-one
Berikut adalah analisa perankingan dari item pekerjaan yang akan di rekayasa nilai :
a. Analisa Perankingan Pekerjaan Plat Lantai 2
a) Melakukan Perankingan
No. Kriteria
Angka
1 Penghematan biaya 9 20.00 Prioritas Tertinggi 2 Kekuatan dan kualitas material 8 17.78 Prioritas Sangat Tinggi 3 Ketersediaan material 7 15.56 Prioritas Tinggi 4 Waktu pelaksanaan 6 13.33 Prioritas Cukup Tinggi 5 Kemudahan Pelaksanaan 5 11.11 Prioritas Sedang
6 Berat konstruksi 4 8.89 Prioritas Cukup Rendah
7 Kenyamanan 3 6.67 Prioritas Rendah
8 Estetika 2 4.44 Prioritas Sangat Rendah
9 Finishing 1 2.22 Prioritas Terendah
Jumlah 45 100.00
Keterangan :
1. Penghematan Biaya, menjadi prioritas tertinggi dikarenakan tujuan utama VE memang untuk menghemat biaya.
2. Kekuatan dan Kualitas Material, berada di prioritas yang sangat tinggi karena kekuatan dan kualitas dari bahan/material masing-masing alternatif nantinya akan menjadi jaminan mutu pekerjaan yang dilaksanakan.
3. Ketersediaan Material, menjadi prioritas yang tinggi karena jika ingin pekerjaan konstruksi berjalan lancar maka material harus readystock.
4. Waktu Pelaksanaan, berada di prioritas yang cukup tinggi karena lamanya waktu pengerjaan yang diinginkan lebih cepat.
5. Kemudahan Pelaksanaan, berada di prioritas sedang karena bisa ditolerir dengan kondisi di lapangan.
6. Berat Konstruksi, berada di prioritas yang cukup rendah karena tidak berpengaruh terlalu besar pada masa operasional karena sudah didukung dengan kualitas material.
7. Kenyamanan, berada di prioritas yang rendah karena nanti akan dipengaruhi oleh berat konstruksi dan juga kualitas material.
8. Estetika, berada di prioritas yang sangat rendah karena nilai seni/nilai jual yg dimiliki oleh masing-masing alternatif tidak terlalu berpengaruh pada kegiatan belajar mengajar.
9. Finishing, berada di prioritas terendah karena hasil akhir dari pekerjaan baik kerapian maupun kebersihan nantinya juga akan didukung oleh pengguna gedung.
- A = Beton Konvensional - B = Floor Deck
- C = Kalsi Floor - < = Kurang Baik - > = Lebih Baik
c) Penilaian Eksisting dan Alternatif yang Muncul
Pada tahap penganalisaan ranking digunakan perankingan dengan metode matrik evaluasi sehingga dari hasil analisa dapat diketahui bahwa alternatif C dengan Kalsi Floor mempunyai keunggulan bobot total 44.07 dibandingkan dengan alternatif yang lain yaitu penggunaan Beton Konvensional (A) mempunyai bobot 25.19 dan Floor Deck (B) dengan bobot 39.63.
4. Tahap Rekomendasi 4.1. Rencana Awal
4.2. Usulan Tim VE
Dari tim VE telah didapatkan tiga rekomendasi alternatif, yaitu : 1. Beton konvensional ( Eksisting )
2. Floor Deck 3. Kalsi Floor
4.3. Dasar Pertimbangan
Dasar pertimbangan yang digunakan merupakan kriteria yang telah direncanakan dan disepakati sebagai bahan pertimbangan untuk rekayasa nilai yaitu :
1. Penghematan biaya
2. Kekuatan dan kualitas material 3. Ketersediaan material
Dari kriteria tersebut telah didapatkan hasil akhir menggunakan Kalsi Floor. didapatkan yang berpotensi dilakukan rekayasa nilai adalah pekerjaan plat lantai 2 dengan biaya sebesar Rp. 133.945.931,00.
2. Dari analisa zero-one dan matrik evaluasi didapatkan alternatif terbaik untuk menggantikan beton konvensional sebagai material plat lantai 2 yaitu Kalsi Floor ex. Kalsi dengan bobot 44.07.
3. Penghematan biaya pekerjaan plat lantai 2 didapatkan sebagai berikut :
= Rp. 133.945.931,00 – Rp. 110.939.996,40 = Rp.
23.005.934,60-3.2. Saran