• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH EVOLUSI ORGANIK RAS RAS DAN SPES

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MAKALAH EVOLUSI ORGANIK RAS RAS DAN SPES"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH EVOLUSI ORGANIK

RAS-RAS DAN SPESIES MANUSIA SERTA MASALAH ASAL-USUL HOMO SAPIENS

(Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Evolusi Organik Yang Dibina Oleh Bapak Dr. Lud Waluyo M. Kes)

Oleh Kelompok 6

1. Asmaul Khusna (201310070311135) 2. Ela Yuliasari (201310070311143) 3. Ratna Sri Wahyuni (201310070311150) 4. Eryansyah Faizal (201310070311168) 5. Haryatin nurul A (201410070311171) 6. Fadilah swantini (201110070311034)

PROGRAM STUDY PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2015

(2)

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat limpahan rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan tugas kelompok dalam mata kuliah Evolusi Organik ini tepat pada waktunya. Melalui tugas kelompok ini kami mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. Lud Waluyo, Drs, M.kes. selaku dosen pembimbing mata kuliah Evolusi Organik yang telah memberi pengarahan, motivasi, serta ilmunya yang sangat berarti bagi kami.

2. Teman-teman semester  yang telah membantu serta menjadi motivasi bagi kami.

Kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun sangat kami harapkan. Dan semoga dengan selesainya tugas kelompok ini dapat bermanfaat bagi calon guru khususnya dan pembaca pada umumnya.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Malang, 0 November 201

(3)

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL...i

Kata Pengantar...ii

DAFTAR ISI...iii

BAB I PENDAHULUAN...1

1.1 Latar Belakang...1

1.2 Rumusan Masalah...2

1.3 Tujuan...2

BAB II. PEMBAHASAN...3

2.1 Pengertian Ras...3

2.2 Variasi Gen &Fenotip Sebagai Dasar Pembagian Ras...3

2.3 Spesies Manusia...14

2.4 Masalah Asal Usul homo sapiens...18

BAB III. PENUTUP...24

3.1 Kesimpulan ...24

3.2 Saran...25

(4)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam Biologi, manusia biasanya dipelajari sebagai salah satu dari berbagai spesies di muka Bumi. Pembelajaran evolusi organik juga diperluas ke aspek psikologis serta ragawinya, tetapi biasanya tidak ke kerohanian atau keagamaan. Secara Biologi, manusia diartikan sebagai hominid dari spesies Homo sapiens. Satu-satunya sub spesies yang tersisa dari Homo sapiens ini adalah Homo sapiens sapiens. Mereka biasanya dianggap sebagai satu-satunya spesies yang dapat bertahan hidup dalam genus Homo Hasan, 2014).

Ras pada hakekatnya merupakan populasi yang berkembang baik menurut hukum-hukum genetika, oleh karena itu ras dapat berubah terus menerus. Ada “ras” yang berubah cepat, ada yang lambat, tetapi semua “change is time” atau berubah dalam periode waktu tertentu. Dengan demikian ciri-ciri fisik merupakan landasan untuk pembagian rasiologik ini, dimasa lampau tidak berlaku, dan dimana yang akan datang perlu direvisi, tergantung kecepatan perubahan genetik.

Berbicara mengenai evolusi manusia dan primata, tidaklah berarti bahwa manusia berasal dari kera. Dalam menjelaskan mengenai evolusi, terutama mengenai evolusi manusia kita harus berhati-hati dan dapat bersikap netral. Hal ini berarti apapun keyakinan kita mengenai asal usul manusia, kita harus bisa mengemukakan bagaimana pendapat sekelompok orang dan bagaimana mengenai pendapat dari kelompok yang lain dan bukan hanya pendapat kita sendiri. Apabila memang manusia berasal dari kera sekalipun, para ahli evolusi tidak akan dapat membuktikannya. Metode demikian kita kenal dengan metode pendekatan. Jadi dalam membuktikan evolusi kita tidak menggunakan metode pendekatan pembuktian Hasan, 2014).

(5)

1. Bagaimana penjelasan tentang Ras?

2. Bagaimana penjelasan mengenai variasi gen dan fenotip sebagai dasar pembagian ras?

3. Bagaimana penjelasan mengenai spesies manusia?

4. Bagaimana penjelasan mengenai masalah asal usul homo sapiens dan penjelasnnya?

1.3 Tujuan masalah

1. Menjelaskan mengenai tentang ras

2. Menjelaskan mengenai variasi genotip dan fenotip sebagai dasar pembagian ras

3. Menjelaskan mengenai spesies manusia?

(6)

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Ras

Ras adalah kategori individu yang secara turun temurun memiliki ciri-ciri fisik dan biologis tertentu.

1. Pengertian Ras Menurut Bruce J. Cohen: Ras adalah kategori individu yang secara turun temurun memiliki ciri-ciri fisik dan biologis tertentu yang sama. 2. Pengertian Ras Menurut Horton dan Hunt: Ras adalah suatu kelompok

manusia yang agak berbeda dengan kelompok-kelompok lainnya dalam segi ciri-ciri fisik bawaan. Di samping itu banyak juga ditentukan oleh pengertian yang digunakan oleh masyarakat.

3. Pengertian Ras Menurut Alex Thio: Ras adalah sekelompok orang yang dianggap oleh masyarakat memiliki ciri-ciri biologis yang berbeda.

4. Pengertian Ras Menurut Stephen K. Sanderson: Ras adalah suatu kelompok atau kategori orang-orang yang mengidentifikasi diri mereka sendiri, dan diidentifikasikan oleh orang-orang lain, sebagai perbedaan sosial yang dilandasi oleh ciri-ciri fisik atau biologis Hasan, 2014).

2.2 Variasi Gen & Fenotip Sebagai Dasar Pembagian Ras 2.2.1 Variasi genetik pada manusia

Variasi genetik atau variasi genotipe dapat terjadi karena pada saat individu baru terbentuk dengan sel telur yang telah dibuahi (zigot), puluhan ribu gen dari pihak sel telur dan puluhan ribu gen dari pihak spermatozoa bergabung dalam suatu kombinasi atau susunan pasangan gen yang untuk setiap individu unik atau khusus. Kemungkinan kombinasi gen yang berebeda adalah 4n , n untuk jumlah gen yang berbeda (Waluyo, Lud., 2005).

(7)

tersebut mencapai angka yang sulit dibayangkan jumlahnya. Padahal didalam tubuh manusia terdapat puluhan ribu gen.

Kemungkinan kombinasi yang identik pada suatu individu tidak pernah terjadi pada keturunan seksual dari sebuah pasangan orang tua tertentu. Setiap individu memiliki gen spesifik untuk dirinya. Perkecualian terjadi apabila individu hasil reproduksi aseksual contoh yang terjadi pada anak kembar dari satu sel telur. Hal ini karena masing-masing anak yang merupakan hasil produk pembelahan zigot tersebut mengandung susunan atau kombinasi gen yang identik (Waluyo, Lud., 2005).

Variasi genetik tidak terbatas pada sebab susunan atau kombinasi gen orangtua yang heterozigotik, tetapi juga mungkin terjadi akibat perubahan pada gen itu sendiri atau disebut dengan mutasi. Menurut Snustad & Simmons (2012), mutasi adalah perubahan pada materi genetic yang terjadi secara turun temurun akibat adanya kesalahan pada proses genetik ditubuh. Mutasi juga dapat memengaruhi evolusi.

Variasi genetik atau variasi pada genotip manusia terjadi karena pada saat individu baru terbentuk dengan sel telur yang telah dibuahi (zigot), puluhan ribu gen dari pihak sel telur dan puluhan gen dari pihak spermatozoa bergabung dalam suatu kombinasi atau susunan pasangan gen. Dalam bentuk ciri-ciri yang tampak, variasi genetik dibagi dalam variasi yang disebabkan oleh gen tunggal dan variasi yang disebabkan oleh sekumpulan gen. Ciri golongan darah seperti golongan A, B, AB, dan O merupakan variasi berdasarkan gen tunggal, sedangkan warna kulit atau tinggi badan disebabkan oleh sekumpulan gen (Lukman, 2008).

2.2.2 Variasi fenotip pada manusia

(8)

berubah terus, sekalipun terbatas dalam ruang lingkup kemampuan tertentu yang tidak berubah. Kesulitan terbesar terletak pada penentuan seberapa jauh sesuatu ciri terpengaruh lingkungan. Batas-batas suatu kemampuan genetic memang tidak mudah ditentukan. Misalnya penambahan tinggi badan orang di Indonesia, Jepang, dan sebagainya bukan suatu gejala perubahan kemampuan genetik, tetapi penambahan tersebut masih dalam batas kemampuan genetic, hanya di masa yang lampau keadaan lingkungan hidup (antara lain yang berkaitan dengan nutrisi dan kesehatan) tidak memungkinkan pertumbuhan ke batas maksimal genetika. Gejala semacam itu telah pula dikenal pada masyarakat Amerika Serikat (Waluyo, Lud., 2005).

Variasi fenotip seperti warna kulit biasanya dipakai sebagai dasar pembagian ras. Ras adalah suatu populasi (manusia) yang berbeda dari populasi yang lain dalam hal frekuensi sejumlah gen tertentu. Jumlah gen yang membawa perbedaan itu merupakan jumlah kecil dari genotip total. Karena itu, perbedaan genotif yang kecil, semua individu populasi manusia dari mana saja dapat kawin dan menghasilkan keturunan yang subur. Ras pada hakekatnya merupakan populasi yang berkembang baik menurtut hukum-hukum genetika, oleh karena itu ras dalam keadaan berubah terus. Ada “ras” yang berubah cepat, ada yang lambat, tetapi semua “change is time” atau berubah dalam periode waktu tertentu. Dengan demikian ciri-ciri fisik merupakan landasan untuk pembagian rasiologik ini, dimasa lampau tidak berlaku, dan dimana yang akan datang perlu direvisi, tergantung kecepatan perubahan genetic (Hodge, 2010).

Variasi fenotip dapat dibagi menurut berbagai cara, yakni: a. Fenotip Berdasarkan Seks

(9)

lingkungan. Perubahan gonad menjadi ovarium bila pola genetic wanita dan tidak ada gangguan lingkungan tertentu, terjadi sekitar minggu ke-10 di dalam kandungan. Perkembangan wujud kelamin bagian luar sebagai wujud kelamin laki-laki atau wanita terjadi pada stadium yang lebih lanjut.

Oleh karena asal pertumbuhan dan perkembangan fenotip wanita dan pria dari wujud yang “netral”, maka tidak sulit untuk melihat bahwa fenotipe seks, antara yang optimal wanita dan optimal laki-laki, merupakan suatu deretan fenotipe yang kontinu.

b. Variasi Konstitusi Fisik, atau Habitus

Variasi konstitusi fisik atau variasi bangunan tubuh paling tepat dilihat setelah tubuh mencapai kedewasaan fisiknya setelah kurang lebih 21 tahun dan belum mengalami involusi fisik yang meluas lewat 60 tahun. Pembagian variasi konstitusi ini bermacam-macam dengan ketentuan-ketentuan tersendiri untuk masing-masing sistematika. Beberapa contoh pembagian menurut:

Sigaud (1904) : Cerebral….Respiratoris….Muskuler….Digestif. Kretscher (1921) : Leptosom….Atletis….Piknis

Sheldon (1940) : Ektomorf….Mesomorf….Endomorf

Martin (1957) : Ektoblastik.Mesoblastik….Chordoblastik….Endoblastik c. Variasi Rasiologik

Salah satu pengertian yang banayk dilanda salah paham adalah pengertian “ras”. Orang awam membagi umat manusia menurut warna kulit: putih, hitam, coklat, kuning, dan merah, suatu pembagian yang paling tidak dapat dipertahankan secara ilmiah. Dari uraian pada bab yang terdahulu, dapat diketahui, bahwa warna kulit termasuk salah satu ciri fisik manusia yang terpengaruhi lingkungan, dan karenanya bukan merupakan suatu patokan yang tetap.

(10)

penyebaran geografik manusia dan sejarah adat istiadat seksualnya beserta pola pembinaan keturunannya. Istilah yang membawa nama lokasi dipakai (misalnya: Kaukasoid, Australoid), tetapi pengertian bukan semata-mata geografik.

Pengertian “ras” adalah suatu populasi (manusia) yang berbeda dari populasi yang lain dalam hal frekuensi sejumlah gen tertentu. Jumlah gen yang membawa perbedaan itu merupakan sejumlah kecil dari genotip total. Karena itu, perbedaan genetik yang kecil, semua individu populasi manusia dari mana saja dapat kawin dan mengasilkan keturunan yang subur. Dalam hal ini tidak mungkin bila perbedaan genetik besar; dalam hal perkawinan kuda dan kedelai, keterunannya tidak subur, suatu tanda bahwa perbedaan genetik antara kuda dan keledai sudah cukup besar sehingga kombinasinya masih mungkin berwujud, tetapi berhenti sampai di situ saja.

Semua manusia dewasa ini tergolong satu spesies, yakni Homo sapiens. Sub kelompok-sub kelompok di dalam spesies Homo sapiens, dinamakan ras yang pada hakekatnya merupakan populasi yang berkembang baik menurut hukum-hukum genetika, oleh karena itu dalam keadaan berubah terus. Data arkeologik-paleoantropologik menunjang konsep ini, seperti juga penelitian antropologi fisik pada populasi tertentu yang mencatat ciri-ciri dari beberapa generasi. Ada “ras” yang berbubah cepat, ada yang lambat, tetapi semua “change i time” atau berubah dalam periode waktu tertentu. Dengan demikian ciri-ciri fisik merupakan landasan untuk pembagian rasiologik ini, di masa lampau tidak berlaku, dan di masa yang akan datang perlu direvisi, tergantung kecepatan perubahan genetik.

Sistem klasifikasi mengenai ras-ras manusia yang ada di dunia menurut para ahli adalah sebagai berikut:

1. Klasifikasi ras menurut Carolus Linnaeus

Menurut carolus linnaeus,1725 mempergunakan warna kulit sebagai dasar klasifikasinya. Linnaeus membagi manusia menjadi empat golongan:

a. Europeus albus b. Asiaticus Luridus c. Amerinanus rufus d. Afer niger

2. Klasifikasi menurut J.F. Blumenbach

Blumenbach, 1755 mengkombinasikan ciri morfologi sehingga mengklasifikasikan menjadi ras:

(11)

b. Ethiopia

4. Klasifikasi ras menurut A.L. Kroeber

Klasifikasi ras manusia menurut kroeber adalah: a. Australoid,penduduk asli australia

b. Mongoloid, antara lain:

 Asiatic Mongoloid (Asia Utara, Asia Tengah, dan Asia Timur).  Malayan Mongoloid (Asia Tenggara, Kep. Indonesia, Malaysia,

 Nordic (Eropa Utara sekitar Laut Baltik)  Alpin (Eropa Tengan dan Eropa Timur)

 Mediteranean (penduduk sekitar Laut Tengah, Afrika, Armenia, Arab, dan Iran)

 Indic ( Pakistan, India, Bangladesh, dan Srilangka) d. Negroid

 African Negroid (Benua Afrika)

 Negrito (Afrika Tengah, Semenanjung Melayu, Filipina)  Malanisian (Melanisian Irian)

e. Ras-ras Khusus:

Ras-ras ini merupakan ras yang tidak dapat diklasifikasikan ke dalam kelompok diatas, antara lain:

 Bushman (penduduk daerah Gurun Kalahari di Afrika Selatan)  Veddoid (penduduk dipedalaman Srilanka dan Sulawesi Selatan)  Polynesian (penduduk di Kep. Indonesia dan Polinesia)

 Ainu (penduduk di pulau Karafuto dan Hokkaido di Jepang Utara) 5. Klasifikasi ras menurut litton

Menurut litton ras atau istilah ras kurang jelas batasan-batasannya, dan sebagai gantinya ia mengusulkan penggunaan istilah breed, rase, dan stock. Berdasarkan konsepsisnya, Litton membangi adanya 3 Stock, yakni:

(12)

 Terdapat di Eropa Utara

 Ciri-cirinya: kepala panjang, pigmentasi putih. 2. Ras Alpine

 Terdapat di Eropa Tengah

 Tanda-tandanya: kepala bulat, bentuk pendek, warna mata dan rambut coklat.

3. Ras Mediternian

 Terdapat di Eropa Selatan

 Tanda-tandanya: kepala panjang, bentuk badan medium sampai pendek, pigmentasi hitam,warna rambut dan mata hitam. 4. Ras Amenoid

 Tanda-tanda seperti ras Mediteranian b. Stock Mongoloid, terpecah menjadi 2 ras, yakni:

 Old Word Mongoloid

 New Word Mongoloid (berada di benua Amerika, yakni ras Tinghoa, dan ras Malaya)

c. Strock Negroid, terpecah menjadi beberapa ras, yakni:  Ras Negro Nelotic

Lewontin, 1972 membuat daftar populasi hasil penyelidikan genetik sebagai berikut:

a. Kaukasia, meliputi:

Arab, Armenia, Basque, Belgia, Bulgaria, Ceko, Denmark, Belanda, Mesir, Ingris, Estonia, Finlandia, Perancis, Georgia, Jerman, Yunani, Gipsi, Hongaria, Eslandia, India, Italia, Iran, Norwegia, Yahudi, Oriental, Pakistan, Polandia, Portugis, Rusia, Spanyol, Swedia, Swiss, Syria, Tristan, Wales, Dan Cucha.

(13)

aq Shoha, Shomali, Sudan, Tanganyika, Tutsi, Uganda, Kulit Hitam Amerika Serikat, Afrika Barat, Xoma, Dan Zulu.

c. Mongoloid

Ainu, Bhutan, Bogobos, Brunei, China, Daya, Filipina, Ghasghai, Indonesia, Jepang, Jawa, Kirghiz, Korea, Lapp, Malaya, Senoy, Siam, Taiwan, Tartar, Thailand, Turki.

d. Pribumi (Aborigin) Asia Tenggara

Andaman, Bagadas, Chenchu, Irula, Maratha, Naiar, Onge, Oraon, Tamil, Dan Toda.

e. Amerin

Alacaluf, Aleut, Atacameno, “Athabasca”, Ayamara, Baroro, Kaki Hitam (Black Feet), “Indian Brazilia”, Chippewa, Cinggang, Choco, Cousshalta, Cunna, Diegueno, Eskimo, Fltheat, Huastco, Ica, Kwakiutl, Labrador, Mapuche, Maya “Indian Meksiko”, Navaho, Nez Perce, Paez, Dll.

f. Ocenia

Bangsa-Bangsa Dikepulauan Admiral, Caroline,Easter, Ellice, Fiji, Gilbert, Guamia, Hawaii, Kapingas, Maori, Marshall, Melanaua, “Melanesia”,”Micronesia”, New Caledonia, New Hebride, Palauna, Papua, “Polinesia”, Saipan, Samoa, Solomon, Tonga, Truke, Dan Yape. g. Pribumu Australia (Aborigin)

7. Klasifikasi ras menurut elckstedt

Suatu pembagian oleh Elckstedt (1934) dan dikembangkan oleh Beals (1959), urutan berdasarkan abjad untuk rumpun-rumpun, yakni:

a. Rumpun induk “Caucasoid”

1.Caucasoid purba meliputi Ainu, Australoid, Dravida, weda 2.Caucasoid utama, meliputi Alpine, Armenoid, mediteran 3.Caucasoid campuran meliputi Dinarik, Baltik Timur, Polinesia b. Rumpun Induk Negroid:

1. Negroid utama yakni Suku-suku Negroid, Afrika Barat, Negrito 2. Negroid utama yakni Bushman-Hottentot, Negro Nilotik, Negro

Melanesia.

Ciri dari masing-masing ras seperti dijelaskan sebagai berikut:

a. Ras Caucasoid

(14)

 Kulit putih

 Rambut berombak sampai lurus  Warna rambut pirang sampai hitam  Hidung sempit, panjang, dan mancung.  Garis rambut tidak lebih dari dahi  Perawakan sedang sampai tinggi b. Ras Mongoloid

 Ciri-ciri umum Ras Mongoloid adalah sebagai berikut:  Kulit berkisar dari kuning langsat sampai sawo matang

 Bulu badannya sedikit, tapi rambutnya lebat dan panjang, lurus, kaku, dan kasar dengan diameter lebih kurang 100 mikroni;

 Dahi banyak yang curam dan keningnya datar;

 Bola mata kecil, hidungnya tidak mancung dengan akar datar dan batang yang cekung atau lurus, ujung hidung membulat dan lebarnya sedang;

 Bibir umumnya tebal sedang;

 Perawakan pendek sampai tinggi dan kecil;

 Tubuh panjang dan bidang dengan bahu lebar dan pinggul sempit;  Fosil-fosil pendukung Ras Mongoloid adalah:

Pithecanthropus modjokertonis dan megathropus palaeojavanicus ( usia kurang lebih 0,4 juta tahun yang lalu, ditemukan dilapisan tertua)

Pithecanthropus soloensis ( usia kurang lebih 200 juta tahun yang lalu dan hidup di zaman es).

Pithecanthropus erectus ( usia kurang lebih 500.000- 700.000 tahun yang lalu dan berasal dari gunung muria).

 Manusia wajak (usia lebih kurang 5.000 – 40.000 tahun yang lalu dan ditemukan di Wajak).

c. Ras Australoid

 Ciri-ciri umum Ras Mongoloid adalah sebagai berikut:  Warna kulit coklat tua sampai matang;

(15)

 Perawakan sedang sampai tinggi dan;  Tubuh lebih tinggi dan tegap;

 Muka oval panjang dan pipinya menonjok;  Fosil-fosil pendukung ras Australoid

 Manusia Hill (hidup diperkiraan 8.000 – 15.0000 tahun yang lalu)  Manusia Mungo (hidup diperkiraan 30.000 tahun yang lalu). d. Ras Indian Amerika

Ras india secara genetik berbeda dengan penduduk sebagaian asia. Ada perbedaan frekuensi gen yang jelas antara Indian Amerika Selatan, India Amerika Utara, Eskimo. Ciri fisik ras ini adalah kulit kuning, rambut hitam, dan perawakan sedang.

e. Ras Negroid

Orang-orang ras Negroid memiliki ciri yang dijadikan dasar diskriminasi rasial. Ciri paling utama adalah warna kulit hitam atau gelap. Ras Negroid dianggap mempunyai kemampuan intelektual yang rendah, berevolusi belakangan, berdisiplin kurang dan lain sebagainya. Hitam dianggap kotor, cemar, dan primitif.

 Ciri-ciri ras Negroid:

 Rambut keriting (sering dianggap sebagai penunjuk darah Negroid);  Warna rambut hitam;

 Garis rambut yang lebih rendah daripada dahi (sering masih dihubungkan dengan ciri mental yang jelek);

 Bulu muka sedikit;

 Hidung lebar, pendek, dan jari-jari yang panjang, serta jempol yang pendek; dan

 Memiliki tumit panjang, otot betis panjang;  Fosil-fosil pendukung ditemukannya ras Negroid:

 Fosil dari Afrika Selatan:

Ada dua kota di Afrika Selatan tempat ditemukannya fosil, yakni Klasies River Mouth (KRM) dan Kwazula. Fosil yang ditemukan diidentifikasi sebagai Homo sapiens.

 Fosil dari Afrika Timur (khususnya di Ethiopia, yang dinamakan Omo1)

 Fosil dari Afrika Utara

(16)

(diwakili oleh manusia Jawa dan manusi peking). Penyebaran Homo erectus di Afrika, Asia, dan Timur Dekat membuat sejumlah

lengkang gen menjadi agak terisoler (Waluyo, 2005). 2.3 Spesies manusia

Dalam teori ini menurut Darwin aneka spesies makhluk hidup tidak diciptakan secara terpisah oleh Tuhan, tetapi berasal dari nenek moyang yang sama dan menjadi berbeda satu sama lain akibat kondisi alam. Contoh pada halnya manusia bahwa darwin berpendapat kalau manusia itu berasal dari monyet sebagai nenek moyangnya, Menurut mereka, selama proses evolusi yang diperkirakan berawal 4-5 juta tahun lalu, terdapat beberapa “bentuk transisi” antara manusia modern dan nenek moyangnya. Menurutnya sekenario yang sepenuhnya rekaan ini, terdapat 4 kategori dasar:

(17)

1. Australopithecus (kera dari selatan)

Australopithecus berasal dari kata australis yang berarti dari selatan dan pithecos yang berarti kera. Jadi Autralopithecus berarti “kera” dari daerah selatan” berdasarkan bukti yang di kumpulkan paleontologis dan arkeologis, Australopithecus berkembang 4 juta tahun silam, dan menyebar ke penjuru benua sebelum punah 2 juta tahun kemudian. Diduga satu dari sekian spesies australopithecus kemudian berevolusi menjadi genus homo. Fosil genus Australopithecus pertama kali di temukan tahun 1924 di taung, afrika selatan, oleh Raymond Dart dari Universitas Witwatersand, Johanesburg Poesponegoro, 2008).

Melihat wajah dan giginya, tengkorak itu setengah menyerupai manusia dan setengah menyerupai kera. Diperkirakan Australopithecus africanus hidup antara 6 sampai 1,5 juta tahun yang lalu. Fosil-fosil baru kemudian terus ditemukan. L.S.B. Leaky, di Olduvai George, Afrika Timur, menemukan fosil manusia kera, yaitu Australopithecus paleojavanicus. Dari Amerika Selatan juga ditemukan fosil-fosil manusia purba, yang juga disebut manusia kera, yaitu: Australopithecines.

Australopithecines ini tinggi tubuhnya kira-kira 1,5 meter, volume otaknya kira-kira 600 cm kubik (sedikit lebih lebar daripada gorila sekarang), gigi belakang yang besar seperti pada manusia. Dua macam keturunan Australopithecines yaitu Australopithecus yang berukuran tidak lebih seperti orang kerdil modern dari Afrika dan Paranthropus yang sedikit lebih besar, mempunyai rahang sekuat gorila. Australopithecus mulai dapat berdiri tegak dan berjalan dengan dua kaki, serta mampu berlari di padang-padang terbuka. Namun, mereka bukanlah pejalan-pejalan yang baik. Mereka juga tidak lagi hidup di pohon-pohon dan penggunaan lengan tidak lagi seperti kera. Poesponegoro, 2008)

2. Homo habilis (kera yang dinyatakan sebagai manusia)

(18)

Mary dan Louis Leakey. Homo habilis memiliki cranial capacity kurang dari setengah kapasitas manusia modern. Meskipun masih memiliki bentuk seperti-kera (ape-like), Homo habilis diperkirakan telah mampu menggunakan peralatan primitif yang terbuat dari batu; hal ini dibuktikan dengan ditemukannya peralatan-peralatan dari batu di sekitar fosil mereka.

Homo habilis diduga merupakan nenek moyang dari Homo ergaster, yang kemudian menurunkan spesies lain yang memiliki bentuk tubuh seperti manusia, Homo erectus. Fosil ini yang ditemukan sebelumnya hanya berupa fragmen tulang, sehingga penemuan kerangka yang nyaris utuh memungkinkan para ilmuwan menjawab pertanyaan kunci mengenai seperti apa bentuk nenek moyang manusia ketika mereka mulai berjalan tegak menggunakan dua kaki. Poesponegoro, 2008)

3. Homo erectus

Tahun 1894, Eugene Dubois menemukan fosil berupa tulang paha, rahang, dan beberapa gigi di Trinil, Ngawi, Jawa Timur. Fosil manusia Jawa purba ini diberi nama Pithecanthropus erectus. Diduga, manusia purba ini adalah manusia purba yang pertama yang dapat berdiri tegak, sehingga disebut Homo erectus. Fosil manusia Jawa purba ini tinggi tubuhnya kira-kira 1,5 sampai 1,6 meter, berjalan tegak dengan volume otaknya sekitar 900 centimeter kubik. Diduga sudah dapat membuat perkakas sederhana dari batu berupa kapak genggam, sudah mengenal api, dan lain-lain. Pithecanthropus erectus diperkirakan hidup pada zaman Pleistosin pertengahan (antara 500.000-300.000 tahun yang lalu) Davidson Black, pada tahun 1920 di Peking (sekarang Beijing), Cina, menemukan beberapa fosil manusia Cina yang kemudian diberi nama Sinanthropus pekinensis. Diperkirakan manusia Peking ini hidup pada zaman yang sama dengan rekannya dari Jawa, yaitu pada zaman Pleistosin pertengahan. Manusia Peking ini memiliki volume otak 1075 cm kubik, lebih besar daripada volume otak manusia Jawa. Keduanya memiliki struktur tubuh yang sama. Kebudayaan manusia Peking sudah lebih maju daripada manusia Jawa. Poesponegoro, 2008)

(19)

Homo sapiens merupakan manusia purba modern yang memiliki bentuk tubuh yang sama dengan manusia sekarang. Homo sapiens disebut pula manusia berbudaya karena peradaban mereka cukup tinggi. Dibandingkan dengan manusia purba sebelumnya, Homo sapiens lebih banyak meninggalkan benda-benda berbudaya. Diduga, mereka inilah yang menjadi nenek moyang bangsa-bangsa di dunia.

Fosil Homo sapiens di Indonesia ditemukan di Wajak, dekat Tulungagung, Jawa Timur, oleh Von Rietschoten pada tahun 1889. Fosil ini merupakan fosil pertama yang ditemukan di Indonesia, yang diberi nama Homo Wajakensis atau manusia dari Wajak. Fosil ini kemudian diteliti ulang oleh Eugene Dubois. Manusia purba ini memiliki tinggi badan 130-210 cm, berat badan 30-150 kg, dan volume otak 1350-1450 cc. Homo Wajakensis diperkirakan hidup antara 25.000 – 40.000 tahun yang lalu. Homo

Wajakensis memiliki persamaan dengan orang Australia purba (Austroloid). Sebuah tengkorak kecil dari seorang wanita, sebuah rahang bawah, dan sebuah rahang atas dari manusia purba itu sangat mirip dengan manusia purba ras Australoid purba yang ditemukan di Talgai dan Keilor yang rupanya mendiami daerah Irian dan Australia. Di Asia Tenggara ditemukan pula manusia purba jenis ini di antaranya di Serawak, Filipina, dan Cina Selatan Poesponegoro, 2008).

2.4 Masalah asal usul manusia

a. Asal usul yang paling banyak diperdebatkan: Manusia atau Kera, Nenek Moyang Kita.

(20)

masalah ini menyadari bahwa tidak ada landasan ilmiah bagi pernyataan evolusi manusia (Yahya, H. 2002).

1) Subyek yang terus diperdebatkan pada saat itu.

Pertentangan-pertentangan masa lampau yang sengit terjadi dalam pertemuan British Association tahun 1860 antara Bishop Wilberforce dan Thomas Huxley. Menjawab Wilberforce yang menolak teori bahwa manusia merupakan keturunan dari kera, Huxley sebagai pendukung Darwinisme menyatakan bahwa dia lebih suka menjadi keturunan kera daripada anak manusia yang menghancurkan karya seorang ilmuwan yang berhasil mempertahankan kebenaran (Waluyo,Lud. 2010).

Pertentangan-pertentangan di atas, pada mulanya hanya terbatas pada kalangan kecil para ahli, tetapi kini terbuka bagi masyarakat dikarenakan oleh banjirnya informasi di media massa. Kekurangan yang terjadi, bahasa yang digunakan media lebih sering “menghewankan” manusia. Apabila kera dan manusia diteliti terdapat perbedaan yang sangat jelas berbeda. Sebagian orang mengatakan bahwa Pongid dan Hominid mempunyai nenek moyang yang sama. Tetapi tidak terdapat dalam satu pertemuan pun yang dapat membuktikan kebenaran tersebut. Tak seorangpun menemukan bentuk yang memberikan mata rantai antara dua silsilah keturunan. Oleh karena itu, antara kera dan manusia tetap terpisah.

(21)

baik. Inilah yang mencirikan bahwa monyet dan kera ini jelas tidak terdapat pada manusia.

2) Perbedaan antara ciri anatomis manusia dan kera.

Perbedaan lainnya yakni aktivitas seksual manusia dan kera berbeda. Pada manusia, aktivitas seksual berkesinambungan dan tidak bergantung pada siklus menstruasi. Pada kera, siklus menstruasi lebih panjang dan ditandai dengan periode kawin yang terlihat jelas dari melebarnya Anu-vulvar, diikuti dengan memerahnya kulit penutupnya. Ciri fisiologis ini dengan sendirinya mendatangkan pengaruh secara langsung pada perilaku kera. Tindakan mereka hendaknya dilihat bahwa hal itu merupakan suatu fenomena yang sangat umum yang mengarahkan perilaku hewan.

b. Pengaruh Evolusi Kreatif dalam Perkembangan Manusia

Sejak permulaan abad kedua puluh kemajuan besar telah dibuat dalam penelitian mengenai asal-usul evolusi manusia yang disebabkan banyaknya sumbangan yang diberikan oleh berbagai disiplin ilmu. Sumbangan ilmu tersebut antara lain dari ilmu-ilmu alam, zoologi dan palaentologi. Telaah-telaah ultra-mikroskopis dan biokimia atas sel telah membantu memperjelas permasalahan tersebut.

Gelombang manusia pertama muncul di atas bumi sekitar lima juta tahun yang lalu, ada beberapa ahli yang menyebutkan enam juta tahun yang lalu. Gelombang-gelombang selanjutnya juga telah ditetapkan masanya oleh para ahli. Tetapi terdapat kesenjangan yang sangat menganga dalam pengetahuan para ahli karena langkanya fosil. Sehingga secara umum dikatakan bahwa hal yang menyangkut tentang hubungan manusia dengan keturunan yang melahirkan kera tidak satupun yang di dukung oleh argumen yang kuat.

(22)

penemuan-penemuan yang telah secara lambat laun mendorong kemunculan bentuk-bentuk manusia pertama menuju periode yang semakin ke belakang, masalahdasarnya tetap sama. Apapun jawabannya, penemuan-penemuan itu tidak menunjukkan bahwa manusia bukan merupakan keturunan bangsa kera yang telah berkembang sepenuhnya.

Pengetahuan tentang aktivitas yang terjadi pada sel dan informasi yang telah terkandung di dalam setiap sel manusia yang tercatat dalam gen membantu memahami persoalan di atas. Informasi genetik termasuk di dalamnya pita ADN berbentuk heliks yang panjangnya lebih dari 1 meter. Bila dibandingkan dengan sel itu sendiri yang di ukur dalam unit 1/1000 milimeter, panjang pita itu sendiri sungguh berlipat-lipat. Pada bentuk-bentuk kehidupan primitif, seperti bakteri, ciri khas penting spesies itu menentukan fungsinya dan reproduksinya. Konsep umum evolusi hanya dapat di jelaskan dengan perbedaan ini. Apapun gagasan yang akan dikemukakan mengenai faktor-faktor yang menentukan jalannya evolusi, fakta dasarnya tetap sama. Ciri-ciri dan fungsi anatomis makhluk hidup yang datang sesudahnya, yang berbeda antara spesies satu dengan spesies yang lain, semuanya bergantung pada kode genetik yang menentukan penampilan, kemampuan bertahan hidup, dan modifikasi-modifikasi yang mungkin terjadi pada diri mereka.

Bagaimana asal-usul kode genetik itu? Ahli genetika J. Monod tampaknya cukup puas dengan jawaban:” hal itu merupakan sebuah teka-teki”. Tetapi kenyataanya, hal tersebut hanya merupakan masalah pertama dari masalah-masalah yang kita hadapi, yang tidak dapat di jawab oleh ilmu pengetahuan. Pertanyaan kedua muncul, yakni faktor apakah yang menentukan bertambahnya informasi genetik sejalan dengan berlaunnya waktu?.

(23)

warisan genetik kita pada mulanya terkandung dalam satu sel. Serangkaian pembagian sel kemudian berlangsung dan ini menyebarkan warisan yang sama pada seluruh sel terbentuk. Gen yang tercakup dalam pita ADN menentukan perbedaan sel-sel di dalam embrio, setelah terjadi serangkaian transformasi yang sangat kompleks. Akhirnya melahirkan jaringan-jaringan dan organ-organ yang masing-masing memiliki fungsi-fungsi yang sangat khas. Pada individu-individu yang normal, semua ciri-ciri yang berbeda ini berfungsi bersama secara selaras.

Salah satu contoh adalah dua ciri khas manusia yang tidak selalu sama dalam berbagai jenis manusia, yakni ukuran dan perkembangan otak. Ukuran otak bergantung pada daya tumbuh badan secara keseluruhan, sesuai dengan berbagai pengaruh yang diterima. Warisan genetik Australopithecus dalam hal ini tidak mugkin sama dengan warisan genetik manusia, sebab fosil-fosil tertentu Australopithecus menunjukkan tinggi badannya sekitar 1,25 sampai 1,50 meter; sementara manusia modern sekitar 40 centimeter lebih tinggi. Faktor-faktor yang mempengaruhi hal itu sangat beragam. Sejumlah besar gen tentu memainkan peranan meskipun ada kemungkinan bahwa gen dapat memenuhi berbagai fungsi. Informasi baru ditambahkan pada manusia modern sebagai perbandingan dengan Australopithecus. Dia mungkin dipertahankan oleh gen-gen baru yang aktif, atau oleh kemunculan gen-gen baru yang mungkin menghalangi aktivitas gen-gen yang ada sebelumnya. Hal yang sama berlaku bagi banyak faktor yang menentukan perkembangan otak. Proses perkembangan orak dikoordinasikan dengan sejumlah modifikasi, termasuk modifikasi kapasitas tengkorak. Kita ketahui bahwa kapasitas tengkorak Australopithecus adalah seertiga dari yang dmiliki manusia padamasa kini.

(24)

menggunakan karunia alam yang diterimanya juga memainkan peranan, karena manusia memiliki kebebasan untuk memilih. Sedangkan pada hewan hanya memiliki perilaku hewan dan tidak mampu untuk melepaskan diri dari berbagai pola perilaku yang ditentukan oleh warisan genetik mereka. Lebih jauh lagi pada manusia, memiliki ciri-ciri khas dan sifat-sifat yang didapatnya dari pengaruh masyarakat tempat dia hidup dan tempat dia memperoleh pengetahuan yang terkumpul selama generasi ke generasi.

(25)

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

1. Ras adalah kategori individu yang secara turun temurun memiliki ciri-ciri fisik dan biologis tertentu.

2. Variasi genetik atau variasi pada genotip manusia terjadi karena pada saat individu baru terbentuk dengan sel telur yang telah dibuahi (zigot), puluhan ribu gen dari pihak sel telur dan puluhan gen dari pihak spermatozoa bergabung dalam suatu kombinasi atau susunan pasangan gen. Fenotip adalah hasil interaksi lingkungan dengan genotip sejak saat pembuahan sel telur. Pengaruh yang pertama datang dari lingkungan sekitar zigot, yaitu lingkungan kandungan.

3. Klasifikasi RasRas Manusia meliputi klasifikasi ras menurut Carolus Linnaeus, klasifikasi menurut J.F. Blumenbach, klasifikasi ras menurut J.Deniker, klasifikasi ras menurut A.L. Kroeber, klasifikasi ras menurut litton, klasifikasi ras menurut lewontin, klasifikasi ras menurut Elckstedt. 4. Dalam teori ini menurut Darwin aneka spesies makhluk hidup tidak

diciptakan secara terpisah oleh Tuhan. Menurutnya sekenario yang sepenuhnya rekaan ini, terdapat 4 kategori dasar yaitu:

Australophithecines (berbagai bentuk yang termasuk dalam genus Australophitecus) Homo habilis Homo erectus Homo sapiens.

5. Perbedaan yang terlihat, jelas konsep Harun Yahya menentang konsep

Darwin. Harun Yahya memberikan suatu perspektif kreatif bahwa makhluk hidup diciptakan dengan desainnya masing-masing oleh Sang Pencipta.

3.2 Saran

(26)
(27)

DAFTAR PUSTAKA

Hasan, M. S., Ferial W. Eddyman & Soekendarsi. Eddy. 2014. Pengantar Biologi Evolusi. Jakarta : Penerbit Erlangga

Hodge, Russ., 2010. Human Genetic: Race, Population, and Desease “Genetic amd Evolution”. New York: Infobase Publishing.

Lukman, Aprizal., 2008. Evolusi Sel sebagai Dasar Perkembangan Makhluk Hidup Saat Ini. Biospecies. 1(2): 67-72

Poesponegoro, Marwati Djoened, Dkk. 2008. Sejarah Nasional Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka

Snustad & Simmons, 2012. Principles of Genetic: 6th Edition. USA: John Wiley & Sons. Inc

Waluyo, Lud. 2005. Evolusi Organik. Malang : UMM Press.

Waluyo, Lud. 2010. Miskonsepsi Dan Kontrovesi Evolusi Serta Implikasinya Pada Pembelajaran. Malang: Umm press

Yahya, Harun. (2002). Menyanggah Darwinism : Bagaimana Teori Evolusi Runtuh Di Bawah Ilmu Pengetahuan Modern. http://pustaka.islamnet.web. id/Bahtsul_Masaail/Artikel/Artikel%20Harun%20Yahya/Kumpulan

Referensi

Dokumen terkait

Tindak tutur yang terdapat dalam wacana persuasif imbauan publik adalah tindak tutur langsung, tindak tutur tidak langsung, tindak tutur konfliktif, tindak tutur kolaboratif,

Sipat datar profil bertujuan untuk menentukan bentuk permukaan tanah atau tinggi rendahnya permukaan tanah sepanjang jalur pengukuran, baik secara memanjang maupun

Namun demikian bahwa Prestasi Belajar Fisika siswa tidak hanya dipengaruhi oleh minat, tetapi masih ada faktor lain yang berpengaruh yaitu antara lain proses

Abdurrahman Wahid (Gus Dur) memang masuk dalam kategori aliran integratif modernis yang sebenarnya dalam klasifikasinya Munawir Sjadzali merupakan terma dari modernis,

Dari penjelasan opini di atas, dapat disimpulkan bahwa keseluruhan laporan keuangan telah disajikan tidak sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum,

kontrol berasal dari populasi yang mempunyai kemampuan awal sama, maka. untuk melihat peningkatan pemahaman konsep matematis siswa dilihat

Stasiun Kereta Bandung merupakan stasiun kereta besar di Jawa Barat yang menerapkan papan petunjuk atau signage system sebagai salah satu sarana informasi yang