• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tasawuf dalam Hierarki ilmu ilmu islam (2)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Tasawuf dalam Hierarki ilmu ilmu islam (2)"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

TASAWUF

DOSEN PENGAMPU : Dr. JA’FAR, MA

Oleh :

Devi Khairunnisa

( 0705163074 )

PRODI FISIKA-2

FAKULTAS SAINTEKS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA

(2)

PENDAHULUAN

Sedemikian pentingnya ilmu pengetahuan, hingga Allah SWT. Berfirman dalam Al-qur’an yang berbunyi : “wahai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepada kalian, Berlapang-lapanglah dalam majelis, maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberikan kelapangan untuk kalian. Dan apabila dikatakan, Berdirilah kamu, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui atas apa yang kalian kerjakan” (Qs. Al-Mujadillah:11).

Namun sebagian dari kita tidak banyak yang tahu bahwa sesungguhnya islamlah agama yang sangat berjasa dalam perkembangan ilmu pengetahuan di jaman modern seperti saat ini. Sebab ilmuan-ilmuan muslimlah yang menemukan teori-teori guna mempermudah kehidupan manusia juga untuk digunakan sebagai alat pembuktian akan kekuasaan serta ke-Esaan Allah SWT. Terhadap alam semesta ini.

Oleh sebab itu, maka sangatlah penting agar kita semua mengetahui lebih dalam mengenai ilmu pengetahuan dalam agama islam terutama perannya terhadap peradaban dunia hingga saat ini.

Tasawuf atau dalam ilmu pengetahuan lebih di kenal dengan sufisme,

adalah suatu istilah yang lazim dipergunakan untuk mistikmisme dalam islam. Sebenarnya suluk merupakan suatu istilah khusus dalam konteks yang lebih luas, yaitu mistikisme nusantara. Tujuan pokoknya tetap sama, yakni memperoleh hubungan langsung dengan tuhan.

Walau ada yang diuraikan pengertian tasawuf cukup gambalang, namun masih banyak kalangan umat islam bahwa ajaran tasawuf tidak bersumber dari ajaran agama islam. Padahal tasawuf adalah pokok-pokok ajaran dari nabi Muhammad SAW yang didiskusikan dengan para sahabat nabi tentang apa yang diperolehnya dari malaikat jibril berkenaan dengan pokok-pokok ajaran islam yaitu : imam, islam, dan ihsan.

(3)

Tasawuf dalam Hierarki Ilmu-ilmu Islam

Dalam tradisi intelektual Islam, para ulama telah membuat klasifikasi ilmu berdasarkan sudut pandang islam.

Yang pertama pendapat Ibn Khaldun membagi ilmu menjadi dua jenis yaitu:

1. Ilmu-ilmu hikmah dan filsafat (ulum al-hikmiyah al-falsafiyyah) yang diperoleh dengan akal manusia

2. Ilmu yang diajarkan dan ditransformasikan (ulum naqliyyah al-wadhi’iyah) yang bersumber kepada syariat Islam (Alquran dan hadis)

Kedua al- Ghazali (w.1111) berdasarkan cara peroleh ilmu, disebutkan bahwa ilmu terdiri atas dua yaitu:

1. Ilmu yang dihadirkan (ilm al-hudhuri/presential) 2. Ilmu yang dicapai (ilm al-hushuli/attained)

Ketiga ibn al-Qayyim al-Jauziyah (w. 1350) membagi ilmu menjadi tiga derajat yaitu:

1. Ilm jaliyun (didasari observasi , eksperimen, dan silogisme) 2. Ilm khafiyun (ilmu makrifat)

3. Ilm laduniyun (didasari ilham dari Allah)

Keempat Syed Muhammad Naquib al-Attas membagi ilmu menjadi dua jenis yaitu:

1. Ilmu pemberian Allah (the God given Knowledge) yang disebut ilmu-ilmu agama (the religius sciences)

2. Ilmu capaian (teh acquired knowledge) yang disebut ilmu-ilmu rasional, intelektual dan filosofis (the rational, intellectual and philosophical scienes), sedangkan tasawuf diketegorikan sebagai metafisika Islam yang merupakan bagian dari ilmu-ilmu agama (the religious sciences)

Dari aspek pembahasan, tasawuf membicarakan empat pokok Persoalan yaitu:

1. Pembahasan tentang mujahadah (al-mujahadah), zauq (al-dzawq), inrospeksi diri ( muhasabah al-nafs), dan tingkatan tingkatan spiritual (al-maqamat). 2. Penyingkapan spiritual (al-kasyf) dan hakikat-hakikat (al-haqiqah) alam gaib

(alam al-gayb)

3. Keramat wali (al-karamat).

(4)

Penolakan fukaha (Sunni) tidak serta merta ditujukan kepada semua jenis tasawuf. Menurut al-Taftazani, dari abad ketiga sampai abad keempat hijriah, aliran tasawuf terbagi menjadi dua yaitu:

1. Tasawuf Sunni, yaitu aliran yang memagari pengikutnya dengan Alquran dan hadis, serta mengaitkan ajaran mereka, terutama keadaan dan tingkatan rohani mereka, dengan kedua sumber ajaran Islam tersebut. di antara sufi yang termasuk dalam kelompok ini adalah Abu Hamid al-Ghazali (w. 1111) 2. Tasawuf falsafi, yaitu aliran yang cenderung kepada ungkapan-ungkapan

ganjil (syathahat), memadukan antara visi mistis dan visi rasional dan banyak ajaran filsafat. Diantara sufi yang masuk dalam kelompok ini adalah Suhrawardi al-Maqtul (w.1191),ibn Arabi (w.1240), dan Mulla Shadra (w.1640). para fukaha dari mazhab Sunni menolak banyak teori tasawuf yang dikembangkan oleh sufi-sufi dari mazhab tasawuf falsafi yang ternyata lebih diterima dan berkembang di dunia Syiah.

Qana’ah

“Qanaah itu adalah harta yang tak akan hilang dan pura ( simpanan) yang tidak akan lenyap,”

Qanaah ialah menerima cukup.

Qanaah itu mengandung lima perkara ;

1. Menerima dengan rela akan apa yang ada

2. Memohonkan kepada Tuhan Tambahan yang pantas, dan berusaha

3. Menerima dengan sabar akan ketentuan Tuhan

4. Bertawakal kepada Tuhan.

5. Tidak tertarik oleh tipu daya dunia.

Itulah yang dinamai Qanaah dan itulah kekayaan yang sebenarnya.

Rasulullah saw telah bersabda “ bukanlah kekayaan itu lantaran banyak harta, kekayaan ialah kekayaan jiwa”.

(5)

“Qanaah itu adalah harta yang tak akan hilang dan pura ( simpanan) yang tidak akan lenyap,” (HR alh-Thabrani dalam kitab al-Ausath dari Jabir).

Orang yang mempunyai sifat qanaah telah memagar hartanya sekedar apa yang dalam tangannya dan tidak menjalar pikirannya kepada yang lain.

Sejatinya pelajaran agama menyuruh qanaah itu, ialah qanaah hati bukan qanaah ikhtiar. Sebab itu terdapatlah dalam masa sahabat-sahabat Rasulullah Saw., orang kaya-kaya, beruang, berharta bermiliun, berumah sewa, berunta banyak, memperniagakan harta-benda ke luar negari, dan mereka qanaah juga. Faedah qanaah amat besar di waktu harta itu terbang dengan tiba –tiba.

“tipu daya dunia tak dapat dipercayai, ini hari kita di bujuknya, besok mana tahu kita diperdayakannya, sebab itu kita tak boleh harap dengan yang ada, dan tak boleh cemas menempuh apa yang akan terjadi.”

Maksud qanaah itu amatlah luasnya. Menyuruh percaya yang betul-betul akan adanya kekuasaan yang melebihi kekuasaan kita, menyuruh sabar menerima ketentuan ilahi jika ketentuan itu tidak menyenangkan diri, dan bersyukur jika dipinjam-Nya nikmat, sebab entah terbang pula nikmat itu kelak. Dalam hal yang demikian disuruh bekerja, berusaha, bergiat sehabis tenaga, sebab semasa nyawa di kandung badan, kewajiban belum berakhir. Kita bekerja bukan lantaran meminta tambahan yang telah ada dan tak merasa cukup pada apa yang dalam tangan, tetapi kita bekerja sebab orang hidup mesti bekerja.

Tawakal

Didalam Qanaah sebagaimana kira nyatakan di atas tersimpulkan tawakal, yaitu menyerahkan keputusan segala perkara, Ikhtiar dan usaha kapada Tuhan semesta alam. Dia yang kuat kuasa, kita lemah dan tak berdaya. Banyak orang yang telah mengatakan tawakal. Sebab itu perlu kita kupas, menghilagnkan keraguan.

Tidaklah keluar dari garisan tawakal, jika kita berusaha menghindari diri dari kemelaratan, baik yang menyinggung diri atau harta-benda, anak turunan. Naik kemelaratan yang yakin akan datang, atau berat pikiran akan datang, atau boleh jadi entah datang.

(6)

Kalau bahaya yang mengancam itu akan datang dari sesama manusia, maka sekiranya ada jalan sabar, atau jalan untuk mengelakkan diri atau menangkis, pilihlah lebih dahulu yang pertama, yaitu sabar. Kalau tak dapat lagi, piihlah yang kedua, yaitu mengelakkan diri. Kalau tak dapat juga, barulah menagkis. Kalau hanya tinggal jalan semata-mata menangkis, tidak juga ditangkis, tidaklah bernama tawakal lagi, tetapi sia-sia.

Dicela dan dihinakan orang, jangan lekas naik darah, pikirkan dahulu, karena sebanyak hinaan, sepertinya satu atau dua entah ada juga yang betul. Akuilah dahulu bahwa diri sendiri manusia. tak sunyi dari salah, jarang sahabat yang berani menegur kita, hanyalah musuh jua.

TOBAT

Kebanyakan kaum sufi menjadikan tobat sebagai awal dijalan menuju Allah swt. Dimana tobat memiliki pengertian yaiu menyadari kesalahan sepenuh hati dan berjanji tidak akan mengulangi lagi. Apabila telah tercapai maqam

attaubatu min taubatihii yakni mentaubati terhadap kesadaran keberadaan dirinya dan kesadaran akan tobatya itu sendiri.

Zuhud

Zuhud pada dasarnya adalah tidak tama’ atau tidak ingin mengutamakan kesenangan duniawi. Jadi dapat disimpulkan zuhud merupakan maqam yang bertujuan menjauhkan diri dari apa pun yang memalingkan kamu dari Allah SWT.

(7)

Kata tasawuf mulai dipercakapkan sebagai satu istilah sekitar abad dua hijriah yang dikaitkan dengan salah satu jenis pakaian kasar yang disebut shuff atau wool kasar. Namun dasar-dasar tasawuf sudah ada sejak datangnya agama Islam. Hal ini dapat diketahui dari kehidupan Nabi Muhammad saw. cara hidup beliau yang kemudian diteladani dan diteruskan oleh para sahabat. Selama periode Makkiyah, kesadaran spirutual Rasulullah saw.. adalah berdasarkan atas pengalaman-pengalaman mistik yang jelas dan pasti, sebagaimana di lukiskan dalam Alquran surah al-Najm: 12-13; surah al-Takwir

Kalau dalam pencarian akar kata tasawuf sebagai upaya awal untuk mendefenisikan tasawuf, ternyata sulit untuk menarik satu kesimpulan yang tepat. Kesuliatan serupa ternyata dijumpai pula pada pendefenisikan tasawuf. Kesulitan itu nampakya berpangkal pada esesnsi tasawuf sebagai pengalaman rohaniahyang hampir tidak mungkin dijelaskan secara tepat melalui bahasa lisan. Sementara tujuan akhir tasawuf itu sendiri adalah etika murni atau psikologi murni yang mencakup:

1. Penyerahan diri sepenuhnya kepada kehendak mutlak Allah

2. Penanggalan secara total keinginan-keinginan pribadi dan melepaskan diri dari sifat-sifat jelek.

3. Pemusatan pada perenungan terhadap Tuhan, tiada yang dicari kecuali Dia

(8)

Ja’far, Gerbang Tasawuf. Dimensi Teoritis dan Praktis Ajaran Kaum Sufi

(Medan: Perdana Pubishing , 2016).

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian dilakukan untuk membuat perencanaan fortofolio aplikasi mendatang berdasarkan strategi sistem dan teknologi informasi yang dapat mendukung kegiatan

Kompleksitas – kompleksitas perusahaan – perusahaan besar yang sedang berkembang saat ini sangat dituntut untuk menggunakan sistem pengelolaan yang cukup simpel namun

Tujuan dalam penelitian ini adalah (1) mengeteahui apakah ada perbedaan hasil belajar antara siswa yang mendapat pembelajaran dengan model Contextual Teaching Learning berbantu Video

diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Tata Boga.

Pada tahap ini peneliti mengadakan pengamatan terhadap aktivitas pembelajaran siswa. Peneliti bekerjasama dengan wali kelas dalammelaksanakan pengamatan terhadap pelaksanaan

Program SIAKAD dengan pemilihan dosen yang dilakukan masing-masing individu oleh mahasiswa serta dengan adanya kelas yang berubah-ubah tersebut setelah berjalan 1 semester

Hasil observasi siswa menggunakan lembar observasi siswa yang telah dipersiapkan sebelumnya. Aspek pengamatan pada lembar observasi siswa disesuaikan dengan

In this paper, the hybrid control architecture uses hierarchical structure of IT2 fuzzy sets (IT2FS) to avoid the huge rule base due to the embedded platform and modular