ANALISIS KASUS PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG NO.
439 K/PID/2010 ATAS TUDUHAN PENIPUAN YANG
DILAKUKAN OLEH OKNUM NOTARIS
TESIS
Oleh
EVA ARTHA SITANGGANG
107011086/M.Kn
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
ANALISIS KASUS PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG NO.
439 K/PID/2010 ATAS TUDUHAN PENIPUAN YANG
DILAKUKAN OLEH OKNUM NOTARIS
TESIS
Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Magister Kenotariatan Pada Program Studi Magister Kenotariatan Fakultas Hukum
Universitas Sumatera Utara
Oleh
EVA ARTHA SITANGGANG
107011086/M.Kn
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
Judul Tesis : ANALISIS KASUS PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG NO. 439 K/PID/2010 ATAS TUDUHAN PENIPUAN YANG DILAKUKAN OLEH OKNUM NOTARIS
Nama Mahasiswa : EVA ARTHA SITANGGANG
Nomor Pokok : 107011086
Program Studi : Kenotariatan
Menyetujui Komisi Pembimbing
(Prof. Dr. Muhammad Yamin, SH, MS, CN)
Pembimbing Pembimbing
(Prof. Dr. Syafruddin Kalo, SH, MHum) (Notaris Dr. Syahril Sofyan, SH, MKn)
Ketua Program Studi, Dekan,
(Prof. Dr. Muhammad Yamin, SH, MS, CN) (Prof. Dr. Runtung, SH, MHum)
Telah diuji pada
Tanggal : 29 Agustus 2014
PANITIA PENGUJI TESIS
Ketua : Prof. Dr. Muhammad Yamin, SH, MS, CN
Anggota : 1. Prof. Dr. Syafruddin Kalo, SH, MHum
2. Dr. Syahril Sofyan, SH., MKn
3. Dr. T. Keizerina Devi A, SH, CN, MHum
SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : EVA ARTHA SITANGGANG
Nim : 107011086
Program Studi : Magister Kenotariatan FH USU
Judul Tesis : ANALISIS KASUS PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG NO. 439 K/PID/2010 ATAS TUDUHAN PENIPUAN YANG DILAKUKAN OLEH OKNUM NOTARIS
Dengan ini menyatakan bahwa Tesis yang saya buat adalah asli karya saya sendiri
bukan Plagiat, apabila dikemudian hari diketahui Tesis saya tersebut Plagiat karena
kesalahan saya sendiri, maka saya bersedia diberi sanksi apapun oleh Program Studi
Magister Kenotariatan FH USU dan saya tidak akan menuntut pihak manapun atas
perbuatan saya tersebut.
Demikianlah surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan dalam keadaan
sehat.
Medan,
Yang membuat Pernyataan
Nama :EVA ARTHA SITANGGANG
i ABSTRAK
Seharusnya seorang Notaris yang menjalankan jabatan Notaris tidak dapat dihukum oleh karena atau berdasarkan perbuatan yang dilakukannya menurut undang-undang yaitu melakukan perbuatan mengkonstatir maksud/kehendak dari pihak-pihak yang menghendaki perbuatan hukum yang mereka lakukan dapat dibuktikan dengan akta otentik, sepanjang dalam melaksanakan jabatannya telah mengikuti prosedur yang ditentukan oleh Undang-undang (lihat khususnya Pasal 16 dan Pasal 17 Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 yang berkaitan dengan kewajiban dan larangan. Sehingga perlu dikaji mengenai bentuk-bentuk perbuatan Notaris yang dapat dikelompokkan sebagai tindak pidana penipuan, mengenai pertimbangan Mahkamah Agung dalam putusan No. 439 K/Pid/2010 atas tuduhan penipuan yang dilakukan oleh Notaris, serta perlindungan hukum bagi Notaris atas tuduhan penipuan yang dilakukan Notaris dalam menjalankan tugas dan kewenangannya.
Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan yuridis normatif yang bersifat deskriptif analisis, pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan data sekunder berupa bahan hukum primer, sekunder dan tertier sebagai data utama. Data-data yang diperoleh kemudian diolah, dianalisis dan ditafsirkan secara logis, sistematis dengan menggunakan metode berpikir deduktif.
Dari hasil penelitian diketahui bahwa perbuatan Notaris yang dapat dikelompokkan sebagai perbuatan pidana penipuan yaitu tindakan menggunakan nama palsu (valsche naam), menggunakan martabat/kedudukan palsu (valsche hoedanigheid), menggunakan tipu muslihat (listige kunstgreoen) dan rangkaian kebohongan (zamenweefsel van verdichtsels). Pertimbangan Mahkamah Agung dalam putusan Nomor 439 K/Pid/2010 atas tuduhan penipuan yang dilakukan oleh Notaris adalah terdakwa BN telah melanggar ketentuan Pasal 378 KUHPidana jo.
Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHPidana. Perlindungan bagi Notaris atas tuduhan tindak pidana penipuan dalam menjalankan tugas dan kewenangannya adalah Seorang Notaris tidak bisa diminta pertanggung jawaban pidana atas akta yang dibuatnya bila ia telah melakukan tugasnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang terkait dengan tugasnya selaku notaris, hal ini dilegitimasi dalam Pasal 266 KUHP. Seorang Notaris tidak bisa dihukum pidana atas Pasal 266 KUHP ini karena ia telah menjalankan tugasnya dengan benar. Posisi seorang Notaris pada Pasal 266 KUHP adalah orang yang disuruh (manus ministra), dan dalam hukum pidana orang yang disuruh tidak bisa diminta pertanggungjawaban pidana atas perbuatannya.
ii ABSTRACT
A Notary, In doing his job as a Notary, cannot be punished because he does his job according to law. He only bridges the wish of the parties that their legal act can be proved by authentic certificates, and only does his job according to the procedures stipulated in law (see Article 16 and Article 17 of Law No. 30/2004, concerning obligation and prohibition). Therefore, it is necessary to analyze a Notary’s actions which can be categorized as fraud, consideration of the Supreme Notary, and legal protection for a Notary who is accused of conducting fraud in doing his job and authority.
The research used judicial normative with descriptive analytic approach. The data were gathered by using secondary data which consisted of primary, secondary, and tertiary legal materials as the main data. The gathered data were then processed, analyzed, and interpreted systematically by using deductive thinking method.
The result of the research showed that a Notary’s action which could be categorized as fraud were using false name (valsche naam), using false status/position (valsche hoedanigheid), using cunning tricks (listige kunstgreoen), and conducting a series of falsehood (zamenweefsel vanvedichtsels). The consideration of the Supreme Court in the Ruling No. 439 K/Pid/2010 on the charge of fraud by a Notary was the accused BN who had violated the law in Article 378 of the Penal Code, in conjunction with Article 55, paragraph 1 of the Penal Code. The legal protection for a Notary on conducting fraud in his job and authority is that a Notary cannot be asked for his responsibility for the deeds he has written when he does his job as a Notary according to the prevailing legal provisions, rules and regulations. This case has been legitimated in Article 266 of the Penal Code. A Notary cannot be punished for violating Article 266 of the Penal Code because he has done his job properly. The position of a Notary in Article 266 of the Penal Code is as a person who is asked for (manus ministra), and in the criminal law, a person who is asked for doing something cannot be asked for his responsibility for what he has done.
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini sebagai salah satu
persyaratan untuk memperolah gelar Magister Kenotariatan di Universitas Sumatera
Utara Medan. Dalam memenuhi tugas inilah maka penulis menyusun dan memilih
judul : “Analisis Kasus Putusan Mahkamah Agung No. 439 K/Pid/2010 Atas
Tuduhan Penipuan Yang Dilakukan Oleh Oknum Notaris”. Penulis menyadari
bahwa masih banyak terdapat kekurangan didalam penulisan tesis ini, untuk itu
dengan hati terbuka menerima saran dan kritik dari semua pihak, agar dapat menjadi
pedoman di masa yang akan datang.
Dalam penulisan dan penyusunan tesis ini, penulis mendapat bimbingan dan
pengarahan serta saran-saran dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan
ini penulis mengucapkan terimakasih dan penghargaan yang tidak ternilai harganya
secara khusus kepada Bapak Prof. Dr. Muhammad Yamin, SH, MS, CN, selaku
Ketua Komisi Pembimbing dan Bapak Prof. Dr. Syafruddin Kalo, SH, MHum,
sertaBapak Notaris Dr. Syahril Sofyan, SH, MKn, masing-masing selaku anggota
komisi pembimbing yang banyak memberi masukkan dan bimbingan kepada penulis
selama dalam penulisan tesis ini dan kepadaIbu Dr. T. Keizerina Devi Azwar, SH,
CN, MHum, dan Bapak Notaris Syafnil Gani, SH, MHum, CD, selaku dosen
penguji yang telah banyak memberikan kritikan, saran serta masukan dalam penulisan
iv
Selanjutnya ucapan terimakasih yang tak terhingga saya sampaikan kepada :
1. Bapak Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu, DTM&H, M.Sc (CTM), Sp.A(K).
selaku Rektor Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Prof. Dr. Runtung, SH, MHum, selaku Dekan Fakultas Hukum
Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Prof. Dr. Muhammad Yamin, SH, MS, CN, Selaku Ketua Program
Studi Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.
4. Ibu Dr. T. Keizerina Devi Azwar, SH, CN, MHum., Selaku Sekretaris Program
Studi Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.
5. Bapak-Bapak dan Ibu-ibu Guru Besar dan Staf Pengajar dan juga para
Karyawan Biro Administrasi pada Program Studi Magister Kenotariatan
Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.
Secara khusus penulis menghaturkan terimakasih yang tak terhingga kepada
ayahandaJansen Ricardo Sitanggang, SH., dan IbundaNuri Sitindaon, yang telah
melahirkan, membesarkan dan mendidik ananda dengan penuh kasih sayang, serta
SuamikuFirmando Gerald Aritonangdan anakku tersayangSarah Angele Winata
Aritonangatas segala dorongan serta semangat yang telah diberikan kepada penulis
selama ini.
Ucapan terima kasih juga saya ucapkan kepada rekan-rekan Magister
Kenotariatan Kelas Reguler Angkatan 2010 yang namanya tidak dapat penulis
sebutkan satu persatu, khususnya sahabatkuIka Amalia Syafitry Lubis, yang terus
v
memberikan pemikiran kritik dan saran dari awal masuk di Program Studi Magister
Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara sampai saat penulis selesai
menyusun tesis ini.
Saya berharap semoga semua bantuan dan kebaikan yang telah diberikan
kepada penulis, mendapat balasan yang setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa, agar
selalu dilimpahkan kebaikan, kesehatan, kesejahteraan dan rejeki yang melimpah.
Akhirnya, semoga tesis ini dapat berguna bagi diri penulis dan juga bagi semua pihak
khususnya yang berkaitan dengan bidang kenotariatan.
Medan, Agustus 2014 Penulis
vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. DATA PRIBADI
Nama : Eva Artha Sitanggang
Tempat/Tanggal lahir : Pematang Siantar, 21 Januari 1987
Jenis Kelamin : Perempuan
Warga Negara : Indonesia
Status : Menikah
Agama : Kristen Protestan
Alamat : Jalan Sendok Nomor 8, Medan
II. DATA KELUARGA
Ayah : Jansen Ricardo Sitanggang, SH.
Ibu : Nuri Sitindaon
Suami : Firmando Gerald Aritonang
Anak : Sarah Angele Winata Aritonang
III. DATA PENDIDIKAN
1. SD Kalam Kudus Pematang Siantar (1993 - 1999)
2. SLTP St. Thomas 4 Medan (1999 - 2001)
3. SMU St. Thomas 2 Medan (2001 - 2005)
4. S-1 Fakultas Hukum USU Medan (2005 - 2009)
vii DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... i
ABSTRACT ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... vi
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR ISTILAH ... ix
DAFTAR SINGKATAN ... xii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Permasalahan ... 8
C. Tujuan Penelitian ... 8
D. Manfaat Penelitian ... 9
E. Keaslian Penelitian ... 9
F. Kerangka Teori dan Konsepsi ... 13
1. Kerangka Teori ... 13
2. Konsepsi ... 20
G. Metode Penelitian ... 21
1. Sifat dan Jenis Penelitian ... 21
2. Sumber Data/Bahan Hukum ... 22
3. Teknik Pengumpulan Data ... 23
4. Analisis Data ... 24
BAB II PERBUATAN NOTARIS YANG DAPAT DIKELOMPOKKAN SEBAGAI TINDAK PIDANA PENIPUAN ... 25
A. Aspek Hukum Pidana Penipuan ... 25
viii
C. Unsur-Unsur Subjektif Penipuan ... 31
D. Bentuk-Bentuk Perbuatan Notaris Yang Dapat Dikelompokkan Sebagai Tindak Pidana Penipuan ... 33
E. Tanggung Jawab Notaris Secara Pidana Atas Akta Yang Dibuatnya ... 34
BAB III PERTIMBANGAN MAHKAMAH AGUNG DALAM PUTUSAN NO. 439 K/PID/2010 ATAS TUDUHAN PENIPUAN YANG DILAKUKAN OLEH NOTARIS ... 46
A. Kasus Posisi ... 46
B. Pertimbangan Majelis Hakim Mahkamah Agung ... 51
C. Analisa Kasus ... 66
BAB IV PERLINDUNGAN HUKUM BAGI NOTARIS ATAS TUDUHAN TINDAK PIDANA PENIPUAN DALAM MENJALANKAN TUGAS DAN KEWENANGANNYA ... 71
A. Tugas Jabatan Notaris Dan Akta Notaris ... 71
B. Perlindungan Hukum Bagi Notaris Dalam Menjalankan Tugas dan Wewenangnya ... 95
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 98
A. Kesimpulan ... 98
B. Saran ... 100
ix
DAFTAR ISTILAH
Acta publica probant sese ipsa : akta otentik dapat membuktikan sendiri keabsahannya
AktaIn-Originali : akta yang tidak mempunyai minuta karena minutanya diserahkan kepada para pihak
Akta partij : akta para pihak yang dibuat dihadapan
Notaris
Aktarelaas : akta pejabat/akta yang dibuat oleh Notaris
berdasarkan apa yang dilihat, diketahui dan didengarnya sendiri
Arrest : putusan
A quo : yang bersangkutan
Bewegen : perbuatan menggerakkan orang lain
Boedel : harta kekayaan
Comanditair Venootschap : Perseroan Komanditer
Credietverband : lembaga jaminan atas tanah
Culpa : kesalahan
Dakwaanprimair : dakwaan utama
Dakwaansubsidair : sebagai pengganti dari pada dakwaan primer
Deduktif : menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagiannya yang khusus
Delik : perbuatan seseorang individu terhadap siapa sanksi sebagai konsekuensi dari perbuatannya itu diancamkan
Dissenting opinion : pendapat yang berbeda dengan apa yang diputuskan majelis hakim
Hoge Raad : Mahkamah Agung di Belanda
Judex facti : Pengadilan Negeri dan Pengadilan Tinggi
x
Konstatir : menuangkan kehendak para pihak ke dalam
akta otentik
Latijnse Notariat : orang yang diangkat oleh penguasa umum, dengan tujuan melayani kepentingan masyarakat umum
Legaliseren : mengesahkan tanda tangan
Lex Specialis Derogat Lex Generalis : asas ketentuan hukum yang khusus mengesampingkan ketentuan hukum yang umum
Lex specialis : ketentuan-ketentuan hukum khusus
Library Research : penelitian kepustakaan
Listige kunstgreoen : tipu muslihat
Living law : hukum yang berlaku dalam masyarakat
Manus ministra : orang yang disuruh
Negligence : kekhilapan
Notarii : pejabat istana melakukan pekerjaan
administratif
Notaris : pejabat yang membuat akta otentik
Nullum delictum nulla poena sine
pravia lege poenali : seseorang tidak dapat dipidana atas
perbuatan yang tidak ada aturannya
Opzet : kesengajaan
Presumtio lustae causa : asas praduga sah
Proposisi : pernyataan mengenai hal-hal yang dapat
dinilai benar atau salah. Saksiinstrumenter : saksi akta
Staatsblad : Lembaran Negara
Stenografer : penulis cepat
Surogaat : keterangan penghadap yang menerangkan
xi
Tabeliones : sekelompok orang yang melakukan
pekerjaan tulis menulis
Tabularii : pegawai negeri
Testament : wasiat
Ubi societes ibi ius : dimana ada masyarakat di sana ada hukum
Valsche hoedanigheid : martabat/kedudukan palsu
Valsche naam : nama palsu
Ventosewet : Undang-Undang Hukum Dagang di Belanda
Verlijden : syarat formalitas pembuatan akta
Waarmerken : mendaftarkan surat di bawah tangan
Wederrnechtelijk toeeigenen : unsur melawan hukum
Willen en witens : menghendaki dan atau mengetahui
xii
DAFTAR SINGKATAN
AJB : Akta Jual Beli
BPHTB : Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan
BPN : Badan Pertanahan Nasional
CV : Comanditair Venootschap
D2 : Diploma 2
D3 : Diploma 3
HAM : Hak Asasi Manusia
HR : Hoge Raad
INI : Ikatan Notaris Indonesia
IPPAT : Ikatan Pejabat Pembuat Akta Tanah
Jo. : Juncto
JPU : Jaksa Penuntut Umum
K : Kasasi
Kep. : Keputusan
KUHAP : Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana
KUHP : Kitab Undang-Undang Hukum Pidana
KUHPerdata : Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
LN : Lembaran Negara
M2 : Meter Persegi
MA : Mahkamah Agung
MOU : Memorandum Of Understanding
MPD : Majelis Pengawas Daerah
MPP : Majelis Pengawas Pusat
NIM : Nomor Induk Mahasiswa
No. : Nomor
Ord. : Ordonansi
xiii
P.J.N. : Peraturan Jabatan Notaris
PN-DUM : Pengadilan Negeri Dumai
POLRI : Polisi Republik Indonesia
PP : Peraturan Pemerintah
PP-INI : Pengurus Pusat Ikatan Notaris Indonesia
PP-IPPAT : Pengurus Pusat Ikatan Pejabat Pembuat Akta Tanah
PPAT : Pejabat Pembuat Akta Tanah
PTR : Pengadilan Tinggi Riau
RI : Republik Indonesia
Rp. : Rupiah
RUPS : Rapat Umum Pemegang Saham
S. : Staatsblads
Stbl. : Staatsblads
SK : Surat Keputusan
UU : Undang-Undang