B A B I I I
K E R A NG K A K O NSE PT UA L D A N H I P O T E S I S
3.1. K er angk a K onseptual
E rlina (2008) menyatakan bahwa kerangka konsep akan menghubungkan
secara teoritis antara variabel-variabel penelitian yaitu antara variabel bebas
dengan variabel terikat. D engan demikian dapat diartikan bahwa kerangka
konseptual menunjukkan ketertautan diantara variabel-variabel yang digunakan,
diteliti dan dianalisis dalam penelitian. V ariabel yang digunakan, diteliti, dan
dianalisis dalam penelitian ini yaitu variabel independen, variabel dependen dan
variabel intervening. V ariabel independen terdiri dari kualitas sistem (X1),
kualitas informasi ( X2), dan pelatihan (X3). V ariabel dependennya adalah kepuasan
pengguna (Y2) dan variabel intervening adalah manfaat sistem (Y1).
B erdasarkan latar belakang dan landasan teori yang digunakan dalam
penelitian ini, maka dibangun suatu kerangka konseptual yang menunj ukkan arah
pengujian pengaruh variabel kualitas sistem, kualitas informasi dan pelatihan
tehadap kepuasan pengguna dengan manfaat sistem sebagai variabel intervening.
G ambar 3.1 K er angk a K onseptual
B erdasarkan kerangka konseptual di atas, maka dapat dijelaskan hubungan
antara variabel sebagai berikut :
3.1.1. Pengar uh K ualitas Sistem (X1) T er hadap K epuasan Pengguna (Y2)
K ualitas sistem digunakan untuk mengukur kualitas sistem informasi itu
sendiri yakni kombinasi hardware dan software dalam sistem informasi yang
merujuk pada seberapa baik kemampuan hardware dan software, serta prosedur
dari sistem informasi dapat menyediakan informasi kebutuhan pengguna.
Gondodiyoto (2007) menyebutkan bahwa produk sistem informasi untuk
dukungan dan pemenuhan kebutuhan user harus andal, dapat memenuhi
kebutuhan dan memuaskan, kualitas sistem yang rendah menimbulkan berbagai
masalah dalam implementasi. K ualitas sistem dinilai secara subyektif oleh
pengguna, apabila kualitas sistem baik menurut persepsi pemakainya, maka
mereka akan cenderung merasa puas dalam menggunakan sistem tersebut.
Pengguna akan merasa puas jika sistem informasi yang digunakan bersifat K ualitas S istem
(X1)
Pelatihan (X3)
K ualitas Informasi (X2)
Manfaat Sistem (Y1)
fleksibel, memiliki sistem pengamanan data, kesalahan-kesalahan dalam proses
penginputan data dengan segera dapat dikoreksi serta sistem informasi mudah
untuk dipahami dan digunakan. Dengan demikian dapat diindikasikan bahwa
kualitas sistem berpengaruh positif terhadap kepuasan pengguna, atau dengan kata
lain semakin baik kualitas sistem, maka akan semakin meningkatkan kepuasan
pengguna sistem informasi.
3.1.2. Pengar uh K ualitas I nfor masi (X2) T er hadap K epuasan P engguna (Y2)
K ualitas informasi merupakan kualitas output yang berupa informasi yang
dihasilkan oleh sistem informasi yang digunakan. K ualitas informasi yang
dihasilkan sistem informasi merupakan salah satu ukuran keberhasilan
implementasi, sekaligus merupakan faktor yang mempengaruhi kepuasan
pengguna. K ualitas informasi dinilai secara subyektif oleh pemakai, semakin baik
kualitas informasi akan semakin tepat pula keputusan yang diambil, dan
selanjutnya meningkatkan kepuasan penggunanya. Sebaliknya, apabila informasi
yang dihasilkan tidak berkualitas, maka akan berpengaruh negatif pada kepuasan
pemakai. Pengguna akan merasa puas jika informasi yang dihasilkan oleh sistem
informasi bersifat akurat, dapat dipercaya kebenarannya, dapat diperoleh dengan
tepat waktu, relevan, mudah untuk dipahami dan informasi disajikan secara detail.
Petter et al. (2008) dalam F algenti dan Pahveli ( 2013) menyatakan bahwa saat
mengukur kepuasan pengguna akhir, kualitas informasi seringkali menjadi salah
satu variabel pokok, sehingga seringkali dianggap sebagai sebuah komponen
kepuasan pengguna. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa kualitas informasi
berpengaruh positif terhadap kepuasan pengguna, atau semakin baik kualitas
3.1.3. Pengar uh Pelatihan (X3) T er hadap K epuasan Pengguna (Y2)
D alam fase implementasi suatu sistem informasi, pelatihan bagi
pengguna sangat penting dengan tujuan pengembangan kompetensi untuk
menjamin keberhasilan sistem informasi yang akan atau sedang dijalankan.
Pelatihan merupakan proses untuk meningkatkan pemahaman pengguna tentang
penggunaan sistem informasi, peningkatakan kemampuan teknis, dan mengetahui
lebih jauh/spesifik mengenai produk sistem informasi tersebut menyangkut
bagaimana cara kerja program disetiap langkah yang akan mereka kerj akan.
Melalui pelatihan, pengguna akan mampu mengeksploitasi secara maksimal
fungsi-fungsi yang disediakan oleh sistem informasi sehingga pengguna dapat
merasakan berbagai manfaatnya dalam mendukung pekerjaannya. Pengguna akan
merasa puas jika pelatihan diberikan oleh tenaga profesional yang ahli
dibidangnya, mampu memotivasi pengguna dan memiliki manfaat bagi pengguna.
D engan demikian dapat disimpulkan bahwa pelatihan bagi pengguna berpengaruh
positif terhadap kepuasan pengguna sistem informasi.
3.1.4. Pengar uh M anfaat Sistem (Y1) T er hadap K epuasan Pengguna (Y2)
Manfaat sistem menunjukkan sejauh mana seseorang percaya bahwa
menggunakan suatu teknologi akan meningkatkan kinerjanya. J adi, manfaat sistem
merupakan suatu kepercayaan tentang proses pengambilan keputusan.
J ika seseorang merasa percaya bahwa sistem informasi berguna, dia akan
menggunakannya, demikian sebaliknya jika seseorang merasa bahwa sistem
informasi kurang berguna, dia tidak akan menggunakannya. Manfaat-manfaat
yang diharapkan dari penggunaan sebuah sistem informasi antara lain sistem
kinerja, meningkatkan produktivitas kerja, meningkatkan efektifitas tugas, dan
mempermudah dalam menyelesaikan pekerjaan pengguna. R adityo dan Z ulaikha
(2007) mengemukakan bahwa manfaat-manfaat yang berupa meningkatnya kinerja
individu atas penggunaan sistem akan meningkatkan kepuasan pengguna,
tingginya derajat manfaat yang diperoleh mengakibatkan pemakai akan lebih
puas. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi manfaat sistem bagi pengguna,
maka akan semakin meningkatkan kepuasan pengguna, atau dengan kata lain
manfaat sistem berpengaruh positif terhadap kepuasan pengguna sistem informasi.
3.1.5. Pengar uh K ualitas Sistem (X1) T er hadap K epuasan Pengguna ( Y2) M elalui M anfaat S istem (Y1)
K ualitas sistem yang baik akan meningkatkan manfaat bagi pengguna,
yaitu berupa meningkatnya efektifitas kinerja pengguna. Istianingsih dan W ijanto
(2008) mengemukakan bahwa j ika pengguna software akuntansi yakin dengan
kualitas sistem yang digunakannya, dan merasakan bahwa menggunakan sistem
tersebut tidak sulit, maka mereka akan percaya bahwa penggunaan sistem tersebut
akan memberikan manfaat yang lebih besar dan akan meningkatkan kinerj a
mereka. Hal ini berarti bahwa semakin baik kualitas sistem berdasarkan persepsi
pengguna, maka akan semakin meningkat manfaat yang dirasakan oleh
pengguna. Meningkatnya manfaat yang diperoleh akan menjadikan pengguna
sistem informasi lebih puas. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa semakin
baik kualitas sistem maka akan semakin meningkatkan kepuasan pengguna
j ika pengguna merasakan manfaat dari pemakaian sistem informasi, atau dapat
pengguna sistem informasi melalui manfaat sistem yang dirasakan oleh
pengguna sistem informasi.
3.1.6. Pengar uh K ualitas I nfor masi (X2) T er hadap K epuasan Pengguna (Y2) M elalui M anfaat Sistem (Y1)
K ualitas informasi mengacu pada karakteristik informasi yang dihasilkan
oleh suatu sistem informasi. Informasi yang berkualitas menunjukkan bahwa
informasi yang disajikan sesuai dengan harapan dan kebutuhan pengguna.
Istianingsih dan W ijanto (2008) mengemukakan bahwa jika informasi yang
dihasilkan dari software akuntansi yang digunakan semakin akurat, tepat waktu,
dan memiliki reliabilitas yang baik, maka akan semakin meningkatkan
kepercayaan pemakai sistem tersebut. Peningkatan kepercayaan pemakai sistem
informasi diharapkan akan semakin meningkatkan kinerja mereka.
Hal ini memberikan gambaran bahwa semakin baik kualitas informasi
berdasarkan persepsi pengguna, maka akan semakin meningkat manfaat yang
dirasakan oleh pengguna, meningkatnya manfaat yang diperoleh akan
meningkatkan kepuasan pengguna sistem informasi, atau dengan kata lain kualitas
informasi berpengaruh terhadap kepuasan pengguna melalui manfaat sistem yang
dirasakan oleh pengguna sistem informasi.
3.1.7. Pengar uh P elatihan (X3) T er hadap K epuasan Pengguna (Y2) M elalui M anfaat S istem (Y1)
Nasution (2004) menyatakan bahwa kemanfaatan penggunaan teknologi
informasi dapat diketahui dari kepercayaan pengguna dengan menggunakan
komputer sangat membantu dan mempertinggi prestasi kerja yang akan
teknologi informasi telah memberikan manfaat terhadap pekerjaan dan pencapaian
prestasi kerjanya. Prestasi kerja dapat ditingkatkan melalui pelatihan, pelatihan
yang dilaksanakan atau diikuti oleh pengguna merupakan pengembangan keahlian
untuk diimplementasikan dalam pekerjaannya yang pada akhirnya dapat
meningkatkan kinerjanya. Montazemi (1988) dalam K omara (2005) menyatakan
bahwa dengan pelatihan dan pendidikan, pengguna bisa mendapatkan
kemampuan untuk mengidentifikasi persyaratan informasi mereka dan
kesungguhan serta keterbatasan sistem informasi, dan kemampuan ini dapat
mengarah pada peningkatan kinerja. Hal ini berarti bahwa pelatihan bagi
penggguna akan meningkatkan manfaat sistem informasi bagi peningkatan kinerja
pengguna, meningkatnya manfaat yang diperoleh akan semakin meningkatkan
kepuasan pengguna sistem informasi. D engan demikian dapat disimpulkan bahwa
pelatihan bagi pengguna berpengaruh terhadap kepuasan pengguna sistem
informasi melalui manfaat sistem.
3.2. H ipotesis Penelitian
Hipotesis penelitian diartikan sebagai jawaban sementara terhadap
rumusan masalah penelitian (Sugiyono, 2013). B erdasarkan kerangka konsep yang
telah dibangun, maka dapat dirumuskan hipotesis dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. K ualitas sistem, kualitas informasi, dan pelatihan berpengaruh signifikan
terhadap kepuasan pengguna secara simultan maupun parsial.
2. K ualitas sistem, kualitas informasi dan pelatihan berpengaruh terhadap
B A B I V
M E T O D E PE NE L I T I A N
4.1. J enis Penelitian
J enis penelitian ini adalah penelitian kausal (C ausal Research) yang
bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan sebab akibat antara berbagai variabel.
Penelitian kausal bertujuan untuk menguj i hipotesis dan merupakan penelitian yang
menjelaskan fenomena dalam bentuk hubungan antar variabel
(E rlina, 2008). Hasil penguj ian digunakan sebagai dasar untuk menarik kesimpulan
penelitian, mendukung atau menolak hipotesis yang dikembangkan
dari telaah teoritis.
4.2. L ok asi dan W ak tu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada 31 SK PD di L ingkungan Pemerintah K ota
T ebing T inggi. W aktu pelaksanaan penelitian dilakukan mulai F ebruari 2016
sampai dengan J uli 2016, rincian jadwal penelitian dapat dilihat pada lampiran I.
4.3. Populasi dan Sampel
Menurut S ugiyono (2014), populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.
Populasi dalam penelitian ini adalah pengguna akhir software pengelolaan
keuangan daerah yaitu Pegawai Negeri Sipil pada SK PD di L ingkungan
Pemerintah K ota T ebing T inggi yang menggunakan software pengelolaan
yaitu B endahara, Pejabat Penatausahaan K euangan (PPK ) , serta K epala S ub
B agian Program dan Perundang-Undangan yang berjumlah 96 orang sebagaimana
dapat dilihat pada lampiran II. T eknik pengambilan sampel yang digunakan
adalah metode sampling jenuh atau sensus. Menurut Sugiyono (2014) sampling
jenuh merupakan teknik pengambilan sampel dimana seluruh anggota populasi
digunakan sebagai sampel atau dengan istilah lain disebut dengan sensus.
4.4. M etode Pengumpulan D ata
D ata yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Menurut
L ubis (2012) data primer merupakan data yang dikumpulkan sendiri oleh peneliti
pada saat berlangsungnya penelitian. D ata primer pada penelitian ini berasal dari
hasil kuesioner yang diisi oleh responden. Menurut Sugiyono (2014), kuesioner
merupakan tehnik pengumpulan data dimana partisipan/responden mengisi
pertanyaan atau pernyataan tertulis kemudian setelah diisi dengan lengkap oleh
responden dikembalikan kepada peneliti. K uesioner yang digunakan diadopsi dari
penelitian K urniati (2012) untuk menguk ur v ari abel kualitas sistem, kualitas
informasi, manfaat sistem dan kepuasan pengguna, sedangkan untuk mengukur
variabel pelatihan diadaptasi dari kuesioner yang digunakan oleh F itri (2012),
kuesioner yang digunakan dapat dilihat pada lampiran III.
4.5. D efinisi O per asional dan M etode Penguk ur an V ar iabel
D efinisi operasional dari masing-masing varibel merupakan definisi yang
dijadikan sebagai dasar untuk menentukan besarnya nilai dari masing-masing
variabel tersebut. V ariabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari
sistem, kualitas informasi, dan pelatihan, serta variabel intervening
yaitu manfaat sistem. Pengukuran variabel dalam penelitian ini menggunakan
skala pengukuran interval. Menurut L ubis (2012), skala interval adalah skala
pengukuran yang menyatakan kategori, peringkat dan jarak konstruk yang diukur
tetapi tidak menggunakan angka nol sebagai titik awal perhitungan dan bukan
angka absolut. Pertanyaan atau pernyataan yang diajukan dalam kuesioner pada
penelitian ini diukur dengan skala interval menggunakan lima angka penilaian
yaitu dengan skor 1 sampai 5, dimana skor 5 ( SS = Sangat Setuju),
skor 4 (S = Setuju), skor 3 (N = Netral), skor 2 (T S = T idak S etuj u) dan
skor 1 (ST S = Sangat T idak S etuj u).
a. V ar iabel D ependen
V ariabel dependen dalam penelitian ini adalah kepuasan pengguna.
K epuasan pengguna adalah tingkat kepuasan pengguna terhadap software
pengelolaan keuangan daerah dan output yang dihasilkan. Indikator untuk variabel
kepuasan pengguna sistem terdiri dari kelengkapan isi, keakuratan, tampilan,
kemudahan dan ketepatan.
b. V ar iabel I ndependen
1. K ualitas Sistem (X1)
K ualitas sistem adalah kualitas software pengelolaan keuangan daerah
dilihat dari persepsi pengguna. Indikator untuk variabel kualitas sistem
terdiri dari fleksibilitas, keamanan, mudah dikoreksi, mudah dipahami,
2. K ualitas Informasi (X2)
K ualitas informasi adalah kualitas informasi ( output) yang dihasilkan oleh
software pengelolaan keuangan daerah dilihat dari persepsi pengguna.
Indikator untuk variabel kualitas informasi terdiri dari akurat, dapat
dipercaya, tepat waktu, relevan, mudah dipahami, dan detail.
3. Pelatihan (X3)
Pelatihan adalah usaha secara formal untuk tujuan transfer pengetahuan
tentang software pengelolaan keuangan daerah secara spesifik dan
peningkatan kemampuan teknis pengguna. Indikator untuk variabel
pelatihan terdiri dari intentitas pelatihan dan peningkatan profesionalisme.
c. V ar iabel I nter vening
V ariabel intervening dalam penelitian ini adalah manfaat sistem.
Manfaat sistem adalah persepsi pengguna terhadap dampak penggunaan software
pengelolaan keuangan daerah dalam meningkatkan kinerjanya. Indikator untuk
variabel manfaat sistem terdiri dari mempercepat pekerjaan, meningkatkan
kinerja, meningkatkan produktivitas, meningkatkan efektivitas, mempermudah
pekerjaan, dan bermanfaat.
T abel 4.1 Definisi O per asional dan Penguk ur an V ar iabel
V ariabel I ndependen
Metode analisis data yang digunakan terdiri dari analisis regresi linier
berganda (multi linear regression analysis) dan analisis jalur (path analysis),
dengan tingkat toleransi a0.05 yang diolah menggunakan bantuan software SPS S
4.6.1 Uj i K ualitas D ata
Uji kualitas data dilakukan untuk mengetahui konsistensi dan akurasi data
yang terdapat pada kuesioner penelitian. Uji kualitas data dilakukan dengan uj i
validitas dan uji reliabilitas. Uj i validitas dan reliabilitas dilakukan untuk
mengetahui ketepatan atau akurasi alat ukur dalam mengukur objek yang diteliti.
D alam penelitian ini dilakukan uj i pendahuluan atau pilot test terhadap
ukuran-ukuran yang digunakan dalam variabel. K uesioner penelitian yang telah disusun
akan diujikan kepada 30 Pegawai Negeri S ipil di Pemerintah K ota T ebing yang
terdiri dari Pegawai Negeri Sipil yang pernah menjadi pengguna akhir software
pengelolaan keuangan daerah dan Pegawai Negeri Sipil yang turut menggunakan
software pengelolaan keuangan daerah dalam membantu tugas-tugas B endahara,
Pejabat Penatausahaan K euangan, dan K epala Sub B agian Program dan
Perundang-Undangan pada SK PD di lingkungan Pemerintah K ota T ebing T inggi.
4.6.1.1. Uj i V aliditas I nstr umen Penelitian
K ualitas data yang dihasilkan dari penggunaan instrumen penelitian
dapat dievaluasi melalui uji validitas. Uji validitas digunakan untuk menguj i apakah
instrumen penelitian yang telah disusun benar-benar akurat dilakukan.
Menurut G hozali (2013), uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid
tidaknya suatu kuesioner, suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaaan pada
kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner
tersebut. Uji validitas dihitung dengan menggunakan korelasi pearson
(P earson C orrelation). J ika angka korelasi yang diperoleh lebih besar dari pada
4.6.1.2. Uj i R eliabilitas I nstr umen Penelitian
Menurut Ghozali (2013), reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu
kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Uji reliabilitas
bertujuan untuk mengukur tingkat konsistensi antara hasil pengamatan dengan
instrumen atau alat ukur yang digunakan pada waktu yang berbeda-beda.
Suatu kuesioner dapat dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang
terhadap pertanyaan atau pernyataan adalah konsisten atau stabil dari
waktu ke waktu. Uji reliabilitas dalam penelitian ini dilakukan terhadap semua
butir pernyataan yang telah lolos uji validitas dengan berdasarkan koefisien
C ronbach’s Alpha. K riteria pengambilan keputusan jika nilai koefisien
C ronbach’s Alpha lebih besar dari 0,6 (C ronbach’s Alpha > 0,6), maka instrumen
penelitian dinyatakan reliabel.
4.6.2. Statistik D esk r iptif
Menurut S ugiyono (2014), statistik deskriptif adalah statistik yang
digunakan untuk menganalisis data dengan mendeskripsikan atau
menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud
membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum. Statistik deskriptif memberikan
gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar
deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis dan skewness
(kemencengan distribusi) , G hozali ( 2013).
4.6.3. Uj i A sumsi K lasik
Sebelum melakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan analisis
dalam analisis agar data dapat bermakna dan bermanfaat. Pengujian asumsi klasik
yang dilakukan untuk menentukan syarat persamaan pada model regresi dan dapat
diterima secara ekonometrik, dalam analisis ini perlu dilihat terlebih
dahulu apakah data penelitian ini bisa dilakukan pengujian model regresi.
Penguj ian asumsi klasik terdiri dari pengujian normalitas, multikolinearitas,
dan heteroskedastisitas.
4.6.3.1. Uj i Nor malitas
Menurut Ghozali (2013), uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah
dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal.
Model regresi yang baik hendaknya berdistribusi normal atau mendekati
normal. A da dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau
tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik. A nalisis grafik dilakukan
dengan cara melihat grafik histogram dan normal p-p plot. D ata terdistribusi
secara normal jika grafik histogram membentuk pola distribusi yang seimbang
dan grafik normal p-p plot menunjukkan data menyebar di sekitar garis diagonal.
Sedangkan uji statistik dilakukan dengan uji K olmogorov-Smirnov untuk
menentukan normalitas distribusi residual, jika sig atau p-value > 0,05 maka data
berdistribusi normal (Ghozali, 2013).
4.6.3.2. Uj i M ultik olonier itas
Menurut Ghozali (2013) uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji
apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas
(independen), pada model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi
multikolonieritas. Selain itu deteksi terhadap multikolonieritas juga bertuj uan
untuk menghindari kebiasan dalam proses pengambilan kesimpulan mengenai
pengaruh pada uji parsial masing-masing variabel independen terhadap variabel
dependen. Untuk mendeteksi adanya multikolinearitas dapat dilihat dari besaran
V ariance Inflation F actor (V IF ) dan tolerance, dengan ketentuan jika nilai
tolerance < 0,1 dan V IF > 10, terjadi multikolinearitas. Sebaliknya, jika nilai
tolerance > 0,1 dan V IF < 10, tidak terjadi multikolinearitas.
4.6.3.3. Uj i H eter osk edastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual suatu pengamatan
ke pengamatan yang lain. J ika variance dari residual suatu pengamatan
ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas, Ghozali (2013).
Untuk mendeteksi adanya heteroskedastisitas pada model dilakukan dengan
uj i glejser. Uj i glejser dilakukan dengan cara dengan meregres variabel independen
terhadap nilai absolut residual. S uatu data dikatakan terbebas dari
penyimpangan heteroskedastisitas menurut uji glejser apabila probabilitas
signifikansinya > 0,05 (Ghozali, 2013).
4.6.4. Penguj ian H ipotesis
4.6.4.1. Penguj ian H ipotesis Per tama
Pengujian hipotesis pertama pada penelitian ini yaitu pengaruh variabel
independen terhadap variabel dependen. Pengujian hipotesis pertama ini
menggunakan analisis regresi linear berganda yaitu dengan menguji apakah
variabel dependen. Pengujian hipotesis dilakukan melalui koefisien determinasi
(R2), uji statistik F , dan uji statistik t. Persamaan regresi hipotesis pertama yaitu
sebagai berikut:
Y2 = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + Ɛ
dimana :
Y2 = K epuasan Pengguna
a = K onstanta
b1, b2, b3, = K oefisien R egresi X1, X2 , X3
X1 = K ualitas Sistem
X2 = K ualitas Informasi
X3 = Pelatihan
Ɛ = E rror
a. Uj i S tatistik F
Uji F digunakan untuk menunjukkan apakah semua variabel independen
yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama
terhadap variabel dependen (Ghozali, 2013). Dalam penelitian ini digunakan derajat
keyakinan 95% atau a = 5%. Pengujian statistik F ini dilakukan dengan
membandingkan antara nilai Sig. F dengan a .
1. Penguj ian Hipotesis
Ho : b1 = b2 = b3 = 0, artinya kualitas sistem, kualitas informasi dan pelatihan
secara simultan tidak berpengaruh signifikan terhadap kepuasan
pengguna.
Ha : b1 ≠ b2 ≠ b3 ≠ 0, artinya kualitas sistem, kualitas informasi dan pelatihan
secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kepuasan pengguna.
2. K riteria Pengambilan K eputusan
Ho diterima, jika FSig. > a0,05
b. Uj i Statistik t
Pengujian hipotesis secara parsial dilakukan dengan uj i t. Uji statistik t
pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen
secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2013).
D alam penelitian ini digunakan derajat keyakinan 95% atau a = 5%. Pengujian
statistik t ini dilakukan dengan membandingkan antara nilai Sig. t dengan a .
1. Pengujian Hipotesis
Ho : bi = 0, artinya kualitas sistem, kualitas informasi dan pelatihan secara
parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap kepuasan pengguna.
Ha : bi ≠ 0, artinya kualitas sistem, kualitas informasi dan pelatihan secara
parsial berpengaruh signifikan terhadap kepuasan pengguna.
2. K riteria Pengambilan K eputusan
Ho diterima, jika tSig. > a0,05
Ho ditolak, jika tSig. < a0,05
c. K oefisisen Deter minasi (R2)
K oefisien determinasi ( R²) mengukur seberapa jauh kemampuan model
dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozal i, 2013). R2 sama dengan 0,
maka tidak ada sedikitpun prosentase sumbangan pengaruh yang diberikan variabel
independen terhadap variabel dependen, atau variasi variabel independen yang
digunakan dalam model tidak menjelaskan sedikitpun variasi variabel dependen.
Sebaliknya R
2
sama dengan 1, maka prosentase sumbangan pengaruh yang
diberikan variabel independen terhadap variabel dependen adalah sempurna, atau
K elemahan dalam penggunaan koefisien determinasi adalah bias
terhadap jumlah variabel independen yang dipakai pada model. Setiap tambahan
satu variabel independen, maka nilai R2 pasti meningkat tidak peduli apakah
variabel tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen atau
tidak. B eberapa peneliti menyarankan untuk memakai nilai Adjusted R2 ketika
melakukan evaluasi terhadap model regresi terbaik. B erbeda dengan R2, nilai
Adjusted R2 dapat naik atau turun jika satu variabel independen ditambahkan pada
model (Ghozali, 2013). D alam penelitian ini digunakan nilai Adjusted R2 .
4.6.4.2. Penguj ian H ipotesis K edua
Pengujian hipotesis pada penelitian ini yaitu pengaruh variabel independen
terhadap variabel dependen melalui variabel intervening/mediasi. Menurut G hozali
(2013), untuk menguj i pengaruh variabel intervening digunakan metode analisis
jalur (path analysis). Model analisis jalur yang digunakan dalam pengujian
hipotesis penelitian ini sesuai dengan kerangka konsep yang telah dibangun.
D engan demikian dapat dibuat persamaan model sub stuktural untuk analisis jalur
penelitian ini sebagai berikut :
a. Persamaan sub struktural 1 : Y1 = r1X1 + r2X2 + r3X3 + Ɛ1
b. Persamaan sub struktural 2 : Y2 = r4X1 + r5X2 + r6X3 + r7Y1 + Ɛ2
dimana :
Y2 = K epuasan Pengguna Y1 = Manfaat S istem
r1 … r7 = K oefisien jalur X1, X2, X3, dan Y1
X1 = K ualitas Sistem
X2 = K ualitas Informasi X3 = Pelatihan
Ɛ1 = E rror term Manfaat S istem
Metode analisis jalur yang dilakukan bertuj uan untuk mengistimasi
hubungan kausalitas antar variabel melalui pengaruh langsung (direct effect) dan
pengaruh tidak langsung (indirect effect) berdasarkan standardized coefficients
nbeta hasil dari regresi persamaan struktural. B esar pengaruh langsung dinyatakan
dengan nilai koefisien jalur (path coefficient), besar pengaruh tidak langsung
dinyatakan dengan nilai hasil perkalian nilai koefisien pengaruh variabel
independen terhadap variabel intervening dengan nilai koefisien pengaruh
variabel intervening terhadap variabel dependen. S elanjutnya, untuk menguji
kekuatan pengaruh tidak langsung variabel independen terhadap variabel
dependen melalui variabel intervening, atau menguji signifikansi pengaruh tak
langsung (perkalian pengaruh langsung variabel independen terhadap variabel
intervening dan pengaruh langsung variabel intervening terhadap variabel
dependen) dilakukan melalui uji Sobel dengan rumus sebagai berikut :
= + +
=
dimana :
a = koefisien path pengaruh variabel independen terhadap variabel mediasi b = koefisien path pengaruh variabel mediasi terhadap variabel dependen Sa = standard error dari koefisien path a
Sb = standard error dari koefisien path b
Selanjutnya menarik kesimpulan dengan kriteria :
a. J ika thitung > ttabel, maka variabel intervening memediasi pengaruh variabel
independen terhadap variabel dependen.
b. J ika thitung < ttabel maka variabel intervening tidak memediasi pengaruh variabel
B A B V
H A S I L PE NE L I T I A N D A N PE M B A H A SA N
5.1 H asil Penelitian
5.1.1. D esk r ipsi D ata P enelitian
K uesioner disebarkan ke 31 SK PD Pemerintah K ota T ebing T inggi yang
ditujukan kepada Pejabat Penatausahaan K euangan (PPK ), K epala Sub B agian
Program dan Perundang-Undangan serta B endahara. Pembagian kuesioner
dilakukan dalam satu tahap dan diberikan langsung kepada responden. Sesuai
dengan batas waktu yang telah ditentukan, kuesioner dijemput kembali. D ari 96
kuesioner yang dibagikan, sebanyak 80 kuesioner ( 83,3%) yang kembali dan
selanjutnya seluruhnya dapat digunakan sebagai sampel dalam penelitian ini. Pada
tabel 5.1 berikut disajikan daftar pengembalian kuesioner oleh responden.
T abel 5.1 T ingk at Pengembalian K uesioner
S umber : hasil penelitian, 2016
5.1.2. K ar ak ter istik R esponden
K arakteristik dari responden yang diteliti terdiri dari jenis kelamin, usia,
pangkat/golongan, masa kerja dan jabatan sebagaimana disajikan pada
tabel 5.2 dibawah ini :
Ur aian I nstansi S ebar K embali T idak
K embali B aik R usak
Sekretariat D aerah 1 3 3 - -
Sekretariat D PR D 1 3 2 - 1
R SUD 1 4 2 - 2
B adan 6 17 14 - 3
Dinas 11 41 37 - 4
K antor 6 13 12 - 1
K ecamatan 5 15 10 - 5
T abel 5.2 Demogr afi R esponden
S umber : hasil penelitian, 2016
B erdasarkan T abel 5.2 diatas dapat dijelaskan deskripsi atau karakteristik
responden pada penelitian ini, yaitu :
1. B erdasarkan jenis kelamin responden, dari 80 responden dalam penelitian ini
dapat dilihat bahwa sebanyak 46 orang atau 57,5% adalah perempuan dan
sisanya sebanyak 34 orang atau 42,5 % adalah laki-laki.
2. B erdasarkan jabatan responden, dari 80 responden dalam penelitian ini dapat
diketahui jabatan mayoritas adalah B endahara sebanyak 37 orang atau sebesar
46,25%, Pejabat Penatausahaan K euangan sebanyak 29 orang atau sebesar
36% dan sisanya adalah K asubbag Program dan Perundang-Undangan
3. B erdasarkan pangkat atau golongan responden, dari 80 responden dalam
penelitian ini didominasi oleh golongan III sebanyak 59 orang atau sebesar
73,75%, golongan II sebanyak 20 orang atau sebesar 25% dan sisanya adalah
golongan IV sebanyak 1 orang atau 1,25%.
4. B erdasarkan lama bekerja responden, dari 80 responden dalam penelitian ini
didominasi oleh responden dengan masa kerja 6-10 tahun sebanyak 32 orang
atau sebesar 40%, masa kerja 11-15 tahun sebanyak 23 orang atau sebesar
28,75%, masa kerja 16-20 tahun sebanyak 10 orang atau sebesar 12,5% , masa
kerja 1-5 tahun sebanyak 8 orang atau sebesar 10% dan sisanya responden
dengan masa kerja ≥ 21 tahun sebanyak 7 orang atau sebesar 8,75%.
5.1.3. D esk r ipsi H asil Penelitian
Pengujian ini menggunakan statistik deskriptif untuk memberikan
gambaran umum tentang objek penelitian yang dijadikan sampel. D eskripsi hasil
penelitian ini adalah berdasarkan data yang dihimpun dari 80 kuesioner
yang telah dikembalikan oleh responden di 31 S K PD Pemerintah K ota T ebing
T inggi. Statistik deskriptif difokuskan kepada nilai minimum, maksimum, rata-rata,
standar deviasi, nilai skewness dan kurtosis.
T abel 5.3 Desk r ipsi J awaban R esponden V ar iabel
B erdasarkan hasil perhitungan deskriptif statistik yang disajikan pada
T abel 5.3 dimana jumlah responden (N) ada sebanyak 80 orang, dari 80 responden
diperoleh nilai deskripsi jawaban untuk masing-masing variabel yaitu :
a. Nilai terkecil (minimum) variabel kualitas sistem adalah 15, sedangkan nilai
terbesar (maksimum) adalah 25. Untuk nilai rata-rata sebesar 20,30 dengan
standar deviasi 2,563. Nilai skewness dan kurtosis sebesar -0,172 dan -0,732,
yang berarti bahwa data variabel kualitas sistem terdistribusi secara normal.
Data yang terdistribusi secara normal mempunyai nilai skewness dan kurtosis
mendekati nol (Ghozali, 2007).
b. Nilai terkecil (minimum) variabel kualitas informasi adalah 18 dan nilai
terbesar (maksimum) adalah 30. Untuk nilai rata-rata sebesar 24,23 dengan
standar deviasi 3,052. Nilai skewness dan kurtosis sebesar 0,066 dan -0,254,
yang berarti bahwa data variabel kualitas informasi terdistribusi secara normal.
c. Nilai terkecil (minimum) variabel pelatihan adalah 11 dan nilai terbesar
(maksimum) adalah 20. Untuk nilai rata-rata sebesar 16,36 dengan standar
deviasi 2,334. Nilai skewness dan kurtosis sebesar -0,103 dan -0,570, yang
berarti bahwa data variabel pelatihan terdistribusi secara normal.
d. Nilai terkecil (minimum) variabel manfaat sistem adalah 20 dan nilai terbesar
(maksimum) adalah 30. Untuk nilai rata-rata sebesar 24,56 dengan standar
deviasi 2,535. Nilai skewness dan kurtosis sebesar 0,518 dan -0,389, yang
berarti bahwa data variabel manfaat sistem terdistribusi secara normal.
e. Nilai terkecil (minimum) variabel kepuasan pengguna adalah 31 dan nilai
terbesar (maksimum) adalah 50. Untuk nilai rata-rata sebesar 40,43
-0,030 dan -0,240, yang berarti bahwa data variabel kepuasan pengguna
S umber : hasil penelitian, 2016 ( data diolah menggunakan SPSS)
B erdasarkan hasil pengujian deskriptif statistik untuk variabel kualitas
sistem (X1) sebagaimana ditunjukkan pada tabel 5.4, dapat dijelaskan dari 80
responden dalam penelitian ini, untuk semua indikator variabel kualitas sistem (X1)
mayoritas responden menjawab setuju untuk seluruh item pernyataan yang S umber : hasil penelitian, 2016 (data diolah menggunakan SPSS)
B erdasarkan hasil pengujian deskriptif statistik untuk variabel kualitas
informasi (X2) sebagaimana ditunj ukkan pada tabel 5.5, dapat dijelaskan dari 80
(X2) mayoritas responden menjawab setuju untuk seluruh item pernyataan yang
dimuat di dalam kuesioner.
5.1.3.3. Sk or H asil Penelitian V ar iabel Pelatihan (X3)
T abel 5.6 Desk r ipsi J awaban R esponden V ar iabel Pelatihan (X3) Pernyataan S T S ( 1) T S (2) N (3) S (4) SS ( 5)
F % F % F % F % F %
1 - - 2 2,5% 9 11,3% 47 58,8% 22 27,5%
2 - - - - 10 12,5% 51 63,7% 19 23,8%
3 - - 1 1,3% 14 17,5% 30 37,5% 35 43,8%
4 - - - - 25 31,3% 38 47,5% 17 21,3%
S umber : hasil penelitian, 2016 ( data diolah menggunakan SPSS)
B erdasarkan hasil pengujian deskriptif statistik untuk variabel
pelatihan (X3) sebagaimana ditunjukkan pada tabel 5.6, dapat dijelaskan dari 80
responden dalam penelitian ini, untuk semua indikator variabel pelatihan (X3)
mayoritas responden menjawab setuju untuk seluruh item pernyataan yang
dimuat di dalam kuesioner.
5.1.3.4. Sk or H asil Penelitian V ar iabel M anfaat Sistem (Y1)
T abel 5.7 Desk r ipsi J awaban R esponden V ar iabel M anfaat Sistem (Y1) Pernyataan ST S (1) T S ( 2) N ( 3) S ( 4) SS (5)
F % F % F % F % F %
1 - - - - 2 2,5% 54 67,5% 24 30%
2 - - 1 1,3% 13 16,3% 54 67,5% 12 15%
3 - - - - 20 25% 49 61,3% 11 13,8%
4 - - - - 11 13,8% 53 66,3% 16 20%
5 - - - - 5 6,3% 57 71,3% 18 22,5%
6 - - - - 2 2,5% 59 73,8% 19 23,8%
S umber : hasil penelitian, 2016 ( data diolah menggunakan SPSS)
B erdasarkan hasil pengujian deskriptif statistik untuk variabel manfaat
sistem (Y1) sebagaimana ditunjukkan pada tabel 5.7, dapat dijelaskan dari 80
mayoritas responden menjawab setuju untuk seluruh item pernyataan yang
dimuat di dalam kuesioner.
5.1.3.5. Sk or H asil Penelitian V ar iabel K epuasan Pengguna (Y2)
T abel 5.8 Desk r ipsi J awaban R esponden V ar iabel K epuasan Pengguna (Y2) Pernyataan S T S ( 1) T S ( 2) N (3) S ( 4) S S ( 5)
F % F % F % F % F %
1 - - - - 2 2,5% 50 62,5% 28 35%
2 - - - - 3 3,8% 57 71,3% 20 25%
3 - - - - 12 15% 59 73,8% 9 11,3%
4 - - - - 20 25% 49 61,3% 11 13,8%
5 - - - - 12 15% 56 70% 12 15%
6 - - - - 14 17,5% 55 68,8% 11 13,8%
7 - - - - 15 18,8% 50 62,5% 15 18,8%
8 - - 1 1,3% 17 21,3% 48 60% 14 17,5%
9 - - - - 8 10% 50 62,5% 22 27,5%
10 - - - - 20 25% 43 53,8% 17 21,3%
S umber : hasil penelitian, 2016 ( data diolah menggunakan SPSS)
B erdasarkan hasil pengujian deskriptif statistik untuk variabel kepuasan
pengguna (Y2) sebagaimana ditunjukkan pada tabel 5.8, dapat dijelaskan dari 80
responden dalam penelitian ini, untuk semua indikator variabel kepuasan
pengguna (Y2) mayoritas responden menjawab setuju untuk seluruh item
pernyataan yang dimuat di dalam kuesioner.
5.1.4. Uj i K ualitas D ata
Uji kualitas data dilakukan untuk mengetahui konsistensi dan akurasi data
yang terdapat pada kuesioner penelitian melalui uji validitas dan uj i reliabilitas.
D alam penelitian ini penulis melakukan uj i pendahuluan ( pilot test) terhadap
ukuran-ukuran variabel. Penguj ian pendahuluan dilakukan kepada 30 orang
responden yang terdiri dari Pegawai Negeri Sipil yang pernah menjadi pengguna
menggunakan software pengelolaan keuangan daerah dalam membantu tugas
B endahara, Pejabat Penatausahaan K euangan serta K epala Sub B agian Program
dan Perundang-Undangan pada SK PD Pemerintah K ota T ebing T inggi.
Penyampaian kuesioner dilakukan secara personal sehingga peneliti dapat meminta
masukan-masukan dari responden terhadap redaksional kuesioner dan pemahaman
mereka atas konstruk yang diukur melalui butir pernyataan yang diajukan dalam
kuesioner. D engan menggunakan responden sebanyak 30 orang, nilai rtabel
dapat diperoleh dari df (degree of freedom) = n – 2 dengan n merupakan jumlah
responden. Maka df untuk penelitian ini adalah 28 dengan taraf signifikansi 5%,
nilai rtabel didapat sebesar 0,3610. Hasil penguj ian validitas dan reliabilitas
secara keseluruhan item pernyataan pada semua variabel bernilai valid dan
reliabel dapat dilihat pada lampiran .
5.1.4.1. Uj i V aliditas
Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang
diinginkan dan dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat.
Uji validitas dilakukan untuk mengetahui tingkat kevalidan dari instrumen
(kuesioner) yang digunakan dalam pengumpulan data yang diperoleh dengan cara
mengkorelasi setiap skor variabel jawaban responden dengan total skor
masing-masing variabel. B utir pertanyaan atau pernyataan akan terbukti valid jika nilai
dari rhitung > rtabel. Nilai rhitung dapat dilihat pada kolom C orrected Item-Total
C orrelation, sedangkan nilai rtabel untuk jumlah observasi (N) sebanyak 80 dan
tingkat kepercayaan (α ) sebesar 0,05 diperoleh sebesar 0,220. Hasil uji validitas
T abel 5.9 H asil Uj i V aliditas
S umber : hasil penelitian, 2016 ( data diolah menggunakan SPSS)
B erdasarkan hasil pengujian validitas pada tabel 5.9 diatas, diketahui
bahwa seluruh item pertanyaan pada masing-masing variabel penelitian
memiliki nilai rhitung > rtabel. Dengan demikian dapat disimpulkan semua item
5.1.4.2. Uj i R eliabilitas
Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui apakah kuesioner penelitian
yang digunakan reliabel atau andal. S uatu instrumen dikatakan reliabel apabila
jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu
kewaktu. Pengujian terhadap variabel penelitian dikatakan reliabel jika nilai
C ronbach Alpha > 0,6. Hasil uji reliabilitas dapat dilihat pada tabel 5.10.
T abel 5.10 H asil Uj i R eliabilitas
V ar iabel C ronbach A lpha K eterangan
K ualitas Sistem 0,776 R eliabel
K ualitas Informasi 0,857 R eliabel
Pelatihan 0,851 R eliabel
Manfaat Sistem 0,860 R eliabel
K epuasan Pengguna 0,893 R eliabel
S umber : hasil penelitian, 2016 ( data diolah menggunakan SPSS)
B erdasarkan T abel 5.10 diatas nilai C ronbach Alpha pada setiap variabel
penelitian memiliki nilai lebih besar dari 0,6. D engan demikian dapat disimpulkan
bahwa kuesioner penelitian yang digunakan reliabel atau andal.
5.2. Uj i A sumsi K lasik
5.2.1. Uj i Nor malitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah dalam model regresi,
variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. A da dua cara yang
digunakan yaitu analisis grafik dan uji statistik.
1. A nalisis G r afik
Pada analisis grafik, pengujian dilakukan dengan melihat grafik histogram
dan grafik normal p-p plot. Grafik histogram menggambarkan pola distribusi yang
mendekati garis diagonal. K edua grafik ini menunjukkan bahwa model regresi
tidak menyalahi asumsi normalitas. G rafik histogram dan grafik normal p-p plot
masing-masing dapat dilihat pada gambar 5.1 dan 5.2.
G ambar 5.1 G r afik H istogr am
2. Uj i S tatistik
T abel 5.11 H asil Uj i Statistik One-Sample K olmogorov-Smirnov T est Unstandardized R esidual
Most E xtreme D ifferences A bsolute .063
Positive .057
Negative -.063
T est S tatistic .063
A symp. Sig. ( 2-tailed) .200c,d
S umber : hasil penelitian, 2016 ( data diolah menggunakan SPSS)
B erdasarkan hasil uji statistik yang disajikan pada tabel 5.11 dengan
menggunakan metode uji One-Sample K olmogorov-Smirnov menunjukkan nilai
sig. (2-tailed) lebih besar dari α (0,200 > 0,05). Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa melalui uji statistik terbukti data residual berdistribusi normal.
5.2.2. Uj i M ultik olinear itas
Uji multikolinieritas ditujukan untuk menguji apakah dalam suatu model
regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen, karena suatu model
regresi yang baik seharusnya tidak terj adi korelasi antar variabel independen.
Hasil uji statistik pada tabel 5.12 menunjukkan tidak ada variabel
independen yang memiliki nilai tolerance kurang dari 0,10 yang berarti tidak ada
korelasi antar variabel independen yang nilainya lebih dari 95%. Hasil perhitungan
nilai V ariance Inflation F actor (V IF ) j uga menunjukkan tidak ada satupun variabel
independen yang memiliki nilai V IF lebih dari 10. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa tidak ada multikolonieritas antar variabel independen.
5.2.3. Uj i H eter osk edastisitas
Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk mengetahui apakah dalam suatu
model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual pengamatan ke
pengamatan yang lain. Model regresi yang baik yaitu model yang tidak terjadi
heteroskedastisitas atau homoskedastisitas. J ika variance dari residual satu
pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika
berbeda disebut heteroskedastisitas. Hasil uji heteroskedastisitas dengan uji glejser
dapat dilihat pada tabel 5.13.
S umber: hasil penelitian, 2016 (data diolah menggunakan SPSS)
Hasil uj i Glesjer pada tabel 5.13 diperoleh nilai sig. dari masing-masing
variabel independen lebih besar dari tingkat kepercayaan α (0,05). Hal ini
menunjukkan bahwa dalam model regresi tidak mengandung adanya
5.3. Penguj ian H ipotesis
5.3.1. Penguj ian H ipotesis Per tama
Pengujian hipotesis pertama bertujuan untuk menguji apakah kualitas
sistem, kualitas informasi, dan pelatihan berpengaruh signifikan terhadap kepuasan
pengguna secara simultan maupun parsial. Pengujian hipotesis dilakukan melalui
uj i koefisien determinasi ( R2), uji statistik F , dan uji statistik t.
5.3.1.1. K oefisien D eter minasi (R2)
A nalisis K oefisien D eterminasi ( R2) bertujuan untuk mengukur
kemampuan suatu model regresi dalam menjelaskan variasi variabel dependen.
Hasil Uji K oefisien Determinasi ( R2) dapat dilihat pada tabel 5.14.
T abel 5.14 K oefisien Deter minasi ( R2)
S umber : hasil penelitian, 2016 ( data diolah menggunakan SPSS) Pada tabel 5.14 diketahui nilai R
2
adalah 0,763 atau 76,3%. Namun
kelemahan mendasar penggunaan koefisien determinasi adalah bias
terhadap jumlah variabel independen yang dimasukkan ke dalam model, oleh
karena itu dalam penelitian ini menggunakan nilai adjusted R2. Nilai adjusted R2
diperoleh sebesar 0,754 yang mengandung arti bahwa 75,4% variasi kepuasan
pengguna dapat dijelaskan oleh variabel kualitas sistem, kualitas informasi, dan
pelatihan. Sisanya sebesar 24,6% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak
diikutsertakan dalam model ini.
Model R R Square A djusted R S quare
S td. E rror of the E stimate 1
.874
a
5.3.1.2. Uj i Statistik F
Hasil uj i statistik F untuk melihat bagaimana pengaruh kualitas sistem,
kualitas informasi, dan pelatihan secara simultan terhadap kepuasan pengguna
dapat dilihat pada T abel 5.15.
S umber : hasil penelitian, 2016 ( data diolah menggunakan SPSS)
B erdasarkan pada hasil pengujian pada tabel 5.15 diperoleh nilai
Sig. F = 0,000 < α = 0,05, maka Ho ditolak atau hipotesis yang diajukan diterima.
Hal ini berarti semua variabel independen (kualitas sistem, kualitas informasi, dan
pelatihan) secara simultan berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen
(kepuasan pengguna) pada tingkat signifikansi α = 0,05.
5.3.1.3. Uj i Statistik t
Hasil uji statistik t untuk melihat bagaimana pengaruh kualitas sistem,
kualitas informasi, dan pelatihan secara parsial terhadap kepuasan pengguna dapat
dilihat pada T abel 5.16.
B erdasarkan hasil pengujian pada tabel 5.16, pengaruh masing-masing variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Nilai koefisien regresi variabel kualitas sistem bernilai positif dengan
nilai sig. t = 0,021 < α = 0,05 yang artinya signifikan, sehingga dapat
disimpulkan bahwa Ho ditolak atau hipotesis yang diajukan diterima.
Hal ini berarti bahwa secara parsial, kualitas sistem berpengaruh positif
signifikan terhadap kepuasan pengguna.
b. Nilai koefisien regresi variabel kualitas informasi bernilai positif dengan
nilai sig. t = 0,000 < α = 0,05 yang artinya signifikan, sehingga dapat
disimpulkan bahwa Ho ditolak atau hipotesis yang diajukan diterima.
Hal ini berarti bahwa secara parsial kualitas informasi berpengaruh positif
signifikan terhadap kepuasan pengguna.
c. Nilai koefisien regresi variabel pelatihan bernilai positif dengan
nilai sig. t = 0,004 < α = 0,05 yang artinya signifikan, sehingga dapat
disimpulkan bahwa Ho ditolak atau hipotesis yang diajukan diterima.
Hal ini berarti bahwa secara parsial pelatihan berpengaruh positif signifikan
terhadap kepuasan pengguna.
5.3.1.4. Per samaan R egresi H ipotesis Per tama
Setelah dilakukan pengujian kualitas data, pengujian asumsi klasik,
pengujian hipotesis berupa uji F , uji t, dan uji koefisien determinasi, maka diperoleh
persamaan dari hasil analisis regresi linear berganda antara variabel independen
terhadap variabel dependen sebagai berikut :
dimana :
Y2 = K epuasan Pengguna
X1 = K ualitas Sistem
X2 = K ualitas Informasi
X3 = Pelatihan
B erdasarkan persamaan dari hasil analisis regresi linier berganda
untuk hipotesis pertama, dapat dijelaskan bahwa koefisien regresi dari
variabel independen yang terdiri dari kualitas sistem, kualitas informasi dan
pelatihan bernilai positif terhadap kepuasan pengguna. Hal ini berarti bahwa
semakin tinggi kualitas sistem, kualitas informasi dan pelatihan, maka semakin
tinggi pula kepuasan pengguna.
5.3.2. Penguj ian H ipotesis K edua
Pengujian hipotesis kedua dengan variabel intervening dilakukan dengan
menggunakan metode analisis jalur (path analysis) dan uji Sobel yaitu dengan
menguji apakah variabel independen (kualitas sistem, kualitas informasi, dan
pelatihan) berpengaruh terhadap variabel dependen (kepuasan pengguna) melalui
variabel intervening (manfaat sistem). Penggunaan metode analisis jalur
berarti mengestimasi hubungan kausalitas antar variabel, melalui pengaruh
langsung (direct effect) dan pengaruh tidak langsung ( indirect effect) yang
didasarkan pada standardized coefficients beta hasil regresi persamaan
sub struktural dalam model jalur. Selanjutnya, untuk menguji kekuatan pengaruh
tidak langsung variabel independen terhadap variabel dependen melalui variabel
intervening, atau menguji signifikansi pengaruh tak langsung (perkalian pengaruh
langsung variabel independen terhadap variabel intervening dan pengaruh langsung
5.3.2.1. Per samaan R egresi Sub Str uk tur al 1
Persamaan regresi sub struktural 1 dilakukan untuk menguji pengaruh
variabel independen (kualitas sistem, kualitas informasi, dan pelatihan) terhadap
variabel intervening (manfaat sistem). Uji statistik yang dilakukan memberikan
hasil sebagai berikut :
a. K oefisien D eter minasi (R2)
T abel 5.17 K oefisien Deter minasi ( R2) Per samaan Sub Str uk tur al 1
S umber : hasil penelitian, 2016 (data diolah menggunakan SPSS)
B erdasarkan hasil pengujian pada tabel 5.17 maka dapat dihitung nilai error term (Ɛ) untuk variabel manfaat sistem sebagai berikut :
Ɛ = √1−0,742 = 0,508
S umber : hasil penelitian, 2016 ( data diolah menggunakan SPSS)
B erdasarkan hasil pengujian pada tabel 5.17 dan 5.18, maka diperoleh nilai
persamaan regresi model sub struktural 1 sebagai berikut :
X2 = K ualitas Informasi
X3 = Pelatihan
5.3.2.2. Per samaan R egresi Sub Str uk tur al 2
Persamaan regresi sub struktural 2 dilakukan untuk menguji pengaruh
variabel independen (kualitas sistem, kualitas informasi, dan pelatihan)
terhadap variabel dependen (kepuasan pengguna) dengan memasukkan variabel
intervening (manfaat sistem). Uji statistik yang dilakukan memberikan
hasil sebagai berikut :
a. K oefisien D eter minasi (R2)
T abel 5.19 K oefisien Deter minasi ( R2) Per samaan Sub Str uk tur al 2
S umber : hasil penelitian, 2016 ( data diolah menggunakan SPSS)
B erdasarkan hasil pengujian pada tabel 5.19 maka dapat dihitung nilai error term (Ɛ) untuk variabel kepuasan pengguna sebagai berikut :
Ɛ = √1−0,786 = 0,463
0,306
B erdasarkan hasil pengujian yang disajikan pada tabel 5.19 dan 5.20, maka
diperoleh nilai persamaan regresi model sub struktural 2 sebagai berikut.
Y2 = 0,124 X1 + 0,201 X2 + 0,284 X3 + 0,365 Y1 + 0,463
diagram jalur seperti pada gambar 5.3 berikut.
K eterangan:
B erdasarkan diagram jalur pada gambar 5.3 dapat diuraikan nilai koefisien
jalur pengaruh langsung (direct effect), pengaruh tidak langsung (indirect effect),
dan pengaruh total (total effect) antara variabel independen terhadap variabel
dependen melalui variabel intervening seperti pada tabel 5.21.
T abel 5.21 Pengar uh L angsung dan T idak L angsung A ntar V ar iabel
S umber : hasil penelitian, 2016
B erdasarkan hasil perhitungan pada tabel 5.21 dapat dilihat nilai koefisien
jalur pengaruh tidak langsung variabel independen terhadap variabel dependen
melalui variabel intervening yaitu :
1. K oefisien jalur pengaruh tidak langsung variabel kualitas sistem (X1) terhadap
kepuasan pengguna (Y2) sebesar 0,112.
2. K oefisien jalur pengaruh tidak langsung variabel kualitas informasi (X2)
terhadap kepuasan pengguna (Y2) sebesar 0,214.
3. K oefisien jalur pengaruh tidak langsung variabel pelatihan (X3) terhadap
kepuasan pengguna (Y2) sebesar 0,007.
Selanjutnya untuk menguj i signifikansi nilai koefisien jalur pengaruh tidak
intervening sebagaimana ditunjukkan pada tabel 5.21 diatas, dilakukan melalui
uj i Sobel sebagai berikut :
a. Uj i signifik ansi pengaruh tidak langsung k ualitas sistem (X1) ter hadap k epuasan pengguna (Y2) melalui manfaat sistem (Y1).
= (0,302)(0,600)
=0,181
= + +
= (0,600)(0,101) +(0,302)(0,172) +(0,101)(0,172)
=0,082
=
= 0,181 0,082
= 2,218
Nilai thitung 2,218 lebih besar dari ttabel 1,991, sehingga dapat disimpulkan
manfaat sistem (Y1) memediasi pengaruh kualitas sistem (X1) terhadap
kepuasan pengguna (Y2).
b. Uj i signifik ansi pengar uh tidak langsung k ualitas infor masi (X2) ter hadap k epuasan pengguna (Y2) melalui manfaat sistem (Y1).
= (0,486)(0,600)
=0,292
= + +
=
= 0,292 0,101
= 2,895
Nilai thitung 2,895 lebih besar dari ttabel 1,991, sehingga dapat disimpulkan
manfaat sistem (Y1) memediasi pengaruh kualitas informasi ( X2) terhadap
kepuasan pengguna (Y2).
c. Uj i signifik ansi pengar uh tidak langsung pelatihan (X3) ter hadap k epuasan pengguna (Y2) melalui manfaat sistem (Y1).
= (0,021)(0,600)
=0,013
= + +
= (0,600)(0,107) +(0,021)(0,172) +(0,107)(0,172)
=0,067
=
= 0,013 0,067
= 0,188
Nilai thitung 0,188 lebih kecil dari ttabel 1,991, sehingga dapat disimpulkan
manfaat sistem (Y1) tidak memediasi pengaruh pelatihan (X3) terhadap
5.4. Pembahasan H asil Penelitian
5.4.1. Pengar uh K ualitas Sistem, K ualitas I nfor masi dan P elatihan S ecara Simultan T er hadap K epuasan Pengguna
Pengujian pengaruh kualitas sistem, kualitas informasi, dan pelatihan
secara simultan terhadap kepuasan pengguna dengan menggunakan uji F , diperoleh
hasil yang menunjukkan bahwa kualitas sistem, kualitas informasi, dan pelatihan
secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kepuasan pengguna.
5.4.1.1. Pengar uh K ualitas Sistem T er hadap K epuasan Pengguna
Hasil pengujian pengaruh kualitas sistem terhadap kepuasan pengguna
menunjukkan bahwa kualitas sistem berpengaruh positif signifikan terhadap
kepuasan pengguna software pengelolaan keuangan daerah di Pemerintah K ota
T ebing T inggi. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan hasil penelitian sebelumnya
yang dilakukan oleh K urniati ( 2012), dimana hasil penelitiannya menunj ukkan
bahwa kualitas sistem tidak mempengaruhi kepuasan pengguna sistem informasi.
Hasil penelitian ini mendukung model kesuksesan sistem informasi yang
dibangun oleh D eL one & McL ean (1992), dan Seddon (1997) yang merumuskan
bahwa kualitas sistem merupakan variabel yang mempengaruhi kepuasan
pengguna sistem informasi, semakin tinggi kualitas sistem akan semakin tinggi
pula kepuasan pengguna sistem. Hasil penelitian ini juga sejalan dengan hasil
penelitian yang dilakukan oleh Istianingsih dan W ijanto (2008), Istianingsih dan
Utami (2009), D armawan (2010), R ukmiyati1 dan B udiartha ( 2016), Seddon dan
K iew (1996) dan L ivari (2005). Penelitian yang mereka lakukan menunj ukkan
Gambaran umum kualitas software pengelolaan keuangan daerah yang
digunakan di Pemerintah K ota T ebing T inggi dapat dilihat dari jawaban responden,
bahwa selain mudah untuk digunakan, software yang bersifat fleksibel membuat
pengguna dapat menj alankan software di berbagai komputer atau tidak tergantung
pada satu atau komputer tertentu saja, dengan demikian pengguna dapat
mengoperasikan software setiap waktu ketika diperlukan. S etiap pengguna atau
user diberikan user id beserta password tersendiri, jadi hanya pengguna saja yang
dapat mengakses data pada software, sehingga data pada software aman dan
terlindungi. K etika terjadi kesalahan ( error) pada proses penginputan data,
pengguna dapat dengan mudah mengkoreksi dan mengidentifikasinya. D engan
demikian dapat disimpulkan bahwa sistem informasi yang fleksibel, yang
mempunyai sistem pengamanan data, mudah dalam mendeteksi/mengkoreksi
kesalahan-kesalahan dan mudah untuk menggunakannya akan membantu pengguna
dalam menyelesaikan pekerjaannya, sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan
kinerja dan memberikan kepuasan bagi pengguna.
5.4.1.2. Pengar uh K ualitas I nfor masi T er hadap K epuasan P engguna
Hasil pengujian pengaruh kualitas informasi terhadap kepuasan pengguna
menunjukkan bahwa kualitas informasi berpengaruh positif signifikan terhadap
kepuasan pengguna software pengelolaan keuangan daerah di Pemerintah K ota
T ebing T inggi. Hasil penelitian sejalan dengan hasil penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh K urniati (2012), dimana hasil penelitiannya menunjukkan bahwa
kualitas informasi mempengaruhi kepuasan pengguna sistem informasi.
Hasil penelitian ini juga mendukung model kesuksesan sistem informasi yang
bahwa kualitas informasi merupakan variabel yang mempengaruhi kepuasan
pengguna sistem informasi, semakin tinggi kualitas informasi akan semakin tinggi
pula kepuasan pengguna sistem. Hasil penelitian ini juga sejalan dengan hasil
penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Istianingsih dan W ijanto (2008),
Istianingsih dan Utami (2009), R ukmiyati1 dan B udiartha (2016), Seddon dan K iew
(1996) dan L ivari ( 2005).
D ari penelaahan terhadap total skor masing-masing indikator kualitas
informasi yang dihasilkan oleh software pengelolaan keuangan daerah yang
digunakan di Pemerintah K ota T ebing T inggi, dapat dilihat bahwa software mampu
menghasilkan informasi atau output yang akurat, yang berarti bahwa tidak ada
terjadi kesalahan-kesalahan logik dan informasi. S etiap data yang telah diinput
secara otomatis dapat segera menghasilkan laporan yang diinginkan, sehingga
hasilnya bisa diperoleh kapan saja ketika dibutuhkan. Output yang dihasilkan telah
sesuai dengan kebutuhan pengguna, disajikan secara detail sehingga pengguna
mudah memahami isi laporan tersebut.
K emampuan software dalam menyajikan informasi tersebut, membuat
pengguna merasa puas dengan kualitas informasi yang dihasilkan oleh software
pengelolaan keuangan daerah yang digunakan.D engan demikian dapat disimpulkan
bahwa, jika informasi yang dihasilkan oleh software tersebut bersifat akurat, dapat
dipercaya, tepat waktu, relevan dan mudah dipahami oleh pengguna, maka akan
meningkatkan kepuasan pengguna.
5.4.1.3. Pengar uh P elatihan T er hadap K epuasan Pengguna
Hasil pengujian pengaruh pelatihan terhadap kepuasan pengguna
pengguna software pengelolaan keuangan daerah di Pemerintah K ota T ebing
T inggi. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Puspitasari (2007), dan Supada (2013). Hasil penelitian mereka juga membuktikan
bahwa pelatihan berpengaruh positif signifikan terhadap kepuasan pengguna.
B erdasarkan pada jawaban responden terhadap indikator pelatihan, dapat
dilihat bahwa para pengguna software pengelolaan keuangan daerah di Pemerintah
K ota T ebing T inggi mendapatkan pelatihan untuk peningkatan kemampuan atau
penguasaan software. Pelatihan kepada pengguna dilakukan oleh tenaga pengajar
yang ahli dibidangnya. Oleh karena itu, para pengguna menjadi termotivasi untuk
mengikuti pelatihan tersebut karena memberikan banyak manfaat kepada
pengguna. D engan demikian dapat disimpulkan bahwa pemberian pelatihan sistem
informasi yang bermanfaat bagi pengguna dan dilakukan oleh tenaga ahli
profesional dibidangnya dapat meningkatkan kepuasan pengguna sistem informasi.
5.4.2. Pengar uh K ualitas Sistem, K ualitas I nfor masi, dan Pelatihan T er hadap K epuasan Pengguna M elalui M anfaat Sistem
B erdasarkan hasil pengujian pengaruh mediasi/intervening manfaat sistem
atas pengaruh kualitas sistem, kualitas informasi dan pelatihan terhadap kepuasan
pengguna dengan menggunakan analisis jalur ( path analysis) dan uji Sobel,
menunjukkan bahwa :
1. Pengujian pengaruh kualitas sistem terhadap kepuasan pengguna melalui
manfaat sistem menggunakan uji Sobel menunjukkan bahwa manfaat sistem
memediasi pengaruh kualitas sistem terhadap kepuasan pengguna, yang berarti
bahwa kepuasan pengguna software pengelolaan keuangan daerah semakin
penggunanya. Hasil penelitian ini mendukung model kesuksesan sistem
informasi yang dibangun oleh S eddon (1997) yang menyatakan bahwa kualitas
sistem akan memberikan manfaat-manfaat bagi pengguna dan selanj utnya akan
meningkatkan kepuasan pengguna.
2. Pengujian pengaruh kualitas informasi terhadap kepuasan pengguna melalui
manfaat sistem menggunakan uji Sobel menunjukkan bahwa manfaat sistem
memediasi pengaruh kualitas informasi terhadap kepuasan pengguna, yang
berarti kepuasan pengguna software pengelolaan keuangan daerah semakin
meningkat karena kualitas informasi yang dihasilkan oleh software dapat
memberikan manfaat bagi penggunanya. Hasil penelitian ini mendukung
model kesuksesan sistem informasi yang dibangun oleh Seddon (1997) yang
menyatakan bahwa kualitas informasi akan memberikan manfaat-manfaat bagi
pengguna dan selanjutnya akan meningkatkan kepuasan pengguna.
3. Pengujian pengaruh pelatihan terhadap kepuasan pengguna melalui manfaat
sistem menggunakan uji Sobel menunjukkan bahwa manfaat sistem tidak
B A B V I
K E S I M PUL A N DA N SA R A N
6.1. K esimpulan
D ari analisa data, penguj ian hipotesis dan pembahasan penelitian, maka
dapat diambil beberapa kesimpulan :
1. K ualitas sistem, kualitas informasi dan pelatihan secara simultan maupun
parsial berpengaruh positif signifikan terhadap kepuasan pengguna software
pengelolaan keuangan daerah di Pemerintah K ota T ebing T inggi.
2. Manfaat sistem memediasi pengaruh kualitas sistem dan kualitas informasi
terhadap kepuasan pengguna software pengelolaan keuangan daerah di
Pemerintah K ota T ebing T inggi, namun manfaat sistem tidak memediasi
pengaruh pelatihan terhadap kepuasan pengguna.
6.2. K eter batasan Penelitian
K eterbatasan-keterbatasan pada peneltian ini adalah sebagai berikut :
1. Menggunakan metode survei berupa kuesioner dan tidak melakukan
wawancara secara langsung. Hal ini menyebabkan data yang diperoleh hanya
melalui instrumen tertulis, sehingga salah persepsi terhadap
pertanyaan/pernyataan dalam kuesioner bisa terjadi.
2. J abatan responden yang digunakan sebagai sampel yang terdiri dari B endahara,
Pejabat Penatausahaan K euangan, dan K epala S ub B agian Program dan
Perundang-Undangan mempunyai tingkat intensitas dan kompleksitas
fungsinya, sehingga dapat mempengaruhi jawaban untuk setiap
pertanyaan/pernyataan yang terdapat didalam kuesioner.
3. Masa penggunaan software pengelolaan keuangan daerah oleh responden yang
berbeda-beda. Hal ini dapat mempengaruhi jawaban dari responden untuk
setiap pernyataan/pernyataan yang terdapat didalam kuesioner.
6.3. Sar an
B erdasarkan keterbatasan pada peneltian yang dikemukakan, maka
peneliti mengharapkan penelitian ini dapat bermanfaat sebagai bahan masukan.
B eberapa saran dari peneliti adalah sebagai berikut :
1. Peneliti selanjutnya diharapkan selain menerapkan metode survei melalui
penyebaran angket/kuesioner juga melakukan wawancara untuk mendapatkan
informasi tambahan.
2. J abatan responden yang digunakan sebagai sampel dalam penelitian
selanjutnya sebaiknya homogen/sama.
3. R esponden yang digunakan sebagai sampel dalam penelitian selanjutnya
sebaiknya adalah pengguna yang telah mengoperasikan software pengelolaan