• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Kadar Fenol Pada Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) Botol Plastik Serta Perilaku Pedagang Dalam Menjual Air Minum Dalam Kemasan Di Kecamatan Medan Baru Tahun 2017 Chapter III VI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Kadar Fenol Pada Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) Botol Plastik Serta Perilaku Pedagang Dalam Menjual Air Minum Dalam Kemasan Di Kecamatan Medan Baru Tahun 2017 Chapter III VI"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan ini adalah survey bersifat deskriptif untuk mendapatkan gambaran mengenai kadar fenol pada air minum dalam kemasan botol plastik serta perilaku pedagang dalam memasarkan/menjual di kecamatan Medan Baru.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di wilayah Kecamatan Medan Baru,alasan menjadi pertimbangan pemilihan lokasi adalah, belum ada yang melakukan penelitian mengenai analisis kadar fenol pada AMDK botol plastik serta perilaku pedagang dalam menjual AMDK botol plastik.

3.2.2 Waktu Penelitian

Penelitian di laksanakan dibulan Maret 2017 – April 2017. 3.3 Objek Penelitian

(2)

1. Dalam ruangan (Tidak terpapar Matahari) yang diletakkan : a. Dalam lemari pendingin.

b. Dijajakan di steling.

2. Luar Ruangan (Terpapar Matahari) yang diletakkan: a. Terpapar Langsung.

b.Terpapar secara tidak langsung.

c. AMDK yang ditawarkan langsung ke pembeli. 3. Kedaluwarsa produk pada tahun yang sama. 3.4 Populasi dan Sampel

Populasi dan sampel responden digunakan untuk mengukur perilaku dari tingkat pengetahuan, sikap, dan tindakan pedagang dalam menjual AMDK.

3.4.1 Populasi

Seluruh pedagang yang menjual AMDK dikota Medan. 3.4.2 Sampel

Sampel adalah pedagang yang menjual AMDK botol plastik di kecamatan Medan Baru. Besar pengambilan sampel untuk pengetahuan, sikap dan tindakan pedagang AMDK ditentukan menggunakan Rumus Lameshow karena besar populasi tidak diketahui,dengan perhitungan sebagai berikut :

n = Z2 1- α/2 P (1-P) d2

n =

0,12

1.96 × 0,5 × 0,5

(3)

n = jumlah sampel minimal Z = 1,96 derajat kemaknaan p = Maksimal estimasi (0,5)

d = Presisi atau ketepatan absolut (0,1) 3.5 Metode Pengumpulan Data

1. Data Primer

Data primer diperoleh dengan cara survei dan observasi langsung ke tempat penjualan

2. Data Sekunder

Data sekunder diperoleh dari studi kepustakaan dan pengumpulan informasi berupa catatan atau data-data yang relevan dengan penelitian ini.

3.6 Variabel dan Defenisi Operasional 3.6.1 Variabel

1. Variabel Independen

Variabel yang dinyatakan sebagai faktor penyebab terjadinya perubahan atau penyebab terjadinya variabel dari (dependen), dalam penelitian ini yang menjadi variabel Independen adalah perilaku pedagang dalam menjual AMDK.

2. Variabel Dependen

Variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adnya variabel Independen, dalam penelitian ini yang menjadi variabel dependen adalah

(4)

3.6.2 Defenisi Operasional

1. Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) botol plastik adalah air minum kemasan yang telah diolah sebelumnya dan dapat langsung diminum dari wadahnya langsung.

2. Sampel AMDK adalah AMDK botol plastik yang akan diperiksa kandungan fenolnya di laboraturium.

3. Pemeriksaan laboraturium adalah pemeriksaan yang dilakukan dilaboraturium untuk menentukan kualitas air minum melalui pengujian kadar fenol dalam air minum dilaboraturium PTKI Menteng, Medan.

4. Kadar fenol air minum adalah jumlah fenol yang terdapat dalam air minum kemasan botol plastik yang didapatkan dari hasil pemeriksaan laboraturium

a. Memenuhi syarat bila kadar fenol yang didapat dari hasil pemeriksaan laboraturium , kurang atau dibawah batas yang telah ditentukan .

b. Tidak memenuhi syarat bila kadar fenol yang didapat dari hasil pemeriksaan laboraturium, melebihi atau diatas batas yang ditentukan. 5. Perilaku pedagang adalah kebiasaan dari pedagang yang meliputi

pengetahuan, sikap, dan tindakan.

6. Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui oleh responden tentang tentang plastik sebagai wadah pengemas AMDK botol plastik.

7. Sikap adalah pendapat atau respon yang masih tertutup dari responden tentang plastik sebagai wadah AMDK botol plastik.

8. Tindakan adalah perbuatan nyata responden tentang bagaimana pedagang

(5)

9. Keduluwarsa adalah batas waktu penggunaan suatu produk yang telah ditetapkan.

3.7 Metode Pengukuran

Metode pengukuran yang dilakukan untuk mengetahui tingkatan pengetahuan, sikap, dan tindakan adalah berdasarkan jumlah nilai yang didapat dari responden melalui pengisian kuesioner. Aspek pengukuran yang digunakan adalah skala likert dan guttman.

3.7.1. Pengetahuan

Pengetahuan responden diukur berdasarkan jawaban dari pertanyaan- pertanyaan yang terdapat pada kuesioner. Pertanyaan berjumlah 15 dengan total skor 30. Adapun ketentuan pemberian skor yaitu: jika responden menjawab „a‟ diberi skor = 2, jika menjawab „b‟ diberi skor = 1, dan jika menjawab „c‟ diberi skor = 0.

Berdasarkan jumlah skor, selanjutnya tingkat pengetahuan responden dikategorikan sebagai berikut :

1. Baik, apabila skor yang diperoleh > 75% dari total skor atau memperoleh skor lebih dari 22,5.

2. Sedang, apabila skor yang diperoleh 45-75% dari total skor atau memperoleh skor 13,5 sampai 22,5.

3. Buruk, apabila skor yang diperoleh < 45% dari total skor atau memperoleh

(6)

3.7.2. Sikap

Pengukuran sikap responden dilakukan dengan mengajukan pertanyaan- pertanyaan dengan alternatif jawaban “setuju” dan “tidak setuju”. Pertanyaan berjumlah 10 dengan total skor 20.

Adapun ketentuan pemberian skor yaitu: jika responden menjawab “setuju” diberi skor = 2 dan jika menjawab “tidak setuju” diberi skor = 0, khusus untuk soal nomor 1 dan 4 apabila menjawab “tidak setuju” diberi skor = 2 dan “setuju” diberi skor = 0. Berdasarkan jumlah skor, selanjutnya tingkat sikap responden dikategorikan sebagai berikut :

1. Baik, apabila skor yang diperoleh > 75% dari total skor atau memperoleh skor lebih dari 15.

2. Sedang, apabila skor yang diperoleh 45-75% dari total skor atau memperoleh skor 9 sampai 15.

3. Buruk, apabila skor yang diperoleh < 45% dari total skor atau memperoleh

skor kurang dari 9. 3.7.3. Tindakan

Tindakan responden diukur berdasarkan jawaban dari pertanyaan- pertanyaan yang terdapat pada kuesioner. Pertanyaan berjumlah 10 dengan total skor 20. Adapun ketentuan pemberian skor adalah bila responden menjawab “Ya” maka diberi skor = 2 jika menjawab “Tidak” maka diberi skor = 0

(7)

1. Baik, apabila skor yang diperoleh > 75% dari total skor atau memperoleh skor lebih dari 15.

2. Sedang, apabila skor yang diperoleh 45-75% dari total skor atau memperoleh skor 9 sampai 15.

3. Buruk, apabila skor yang diperoleh < 45% dari total skor atau memperoleh

skor kurang dari 9. 3.8 Metode Pengukuran Fenol

Semua fenol dalam air akan bereaksi dengan 4-aminoantipirin pada pH 7,9 ± 0,1 dalam suasana larutan kalium ferri sianida akan membentuk warna merah kecoklatan dari antipirin. Warna yang terbentuk diukur absorbansinya pada panjang gelombang 460 nm atau 500 nm.

3.8.1 Prosedur Pengukuran Fenol

Pengujian kadar fenol dalam air dan air limbah antara 0,005 mg/l sampai dengan 0,1 mg/l dengan tahapan sebagai berikut:

1) Ukur 500 ml contoh uji secara duplo dan masukkan ke dalam gelas piala 1000 ml.

2) Tambahkan 12 ml larutan NH4OH 0,5 N dan atur pH menjadi 7,9 ± 0,1 dengan penambahan larutan penyangga fosfat.

3) Pindahkan larutan ke dalam corong pemisah tambahkan 3 ml larutan aminoantipirin sambil diaduk.

(8)

5) Ekstraksi dengan 25,0 ml kloroform dan kocok corong pemisah paling sedikit 10 kali, diamkan sampai lapisan kloroform terpisah.

6) Keluarkan lapisan kloroform melalui kertas saring yang telah dilapisi dengan 5 gram natrium sulfat anhidrat.

7) Masukkan ke dalam cuvet pada alat spektrofotometer, baca dan catat absorbansinya pada panjang gelombang 460 nm.

3.8.2 Perhitungan Kadar fenol

Hitung kadar fenol dalam contoh uji dengan menggunakan kurva kalibrasi atau persamaan garis regresinya dan perhatikan hal-hal berikut:

a) Selisih kadar maksimum yang diperbolehkan antara dua pengukuran duplo adalah 12%.

b) Apabila hasil perhitungan kadar fenol lebih besar atau sama dengan 0,1 mg/L dan lebih kecil atau sama dengan 0,2 mg/l. Ulangi pengujian dengan pengenceran contoh uji.

Perhitungan Relative Percent Different (RPD)

dengan pengertian:

A: adalah Kadar contoh uji yang di spike (mg/L); B: adalah Kadar contoh uji yang tidak di spike (mg/L); C: adalah Kadar standar yang diperoleh (target value) (mg/L)

(9)

dengan pengertian:

Y: adalah volume standar yang ditambahkan (mL) Z: adalah kadar standar fenol yang ditambahkan

V: adalah volume akhir (mL).

3.9 Analisis data

(10)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian

Kecamatan Medan Baru adalah salah satu dari 21 kota Km² Kecamatan Medan Baru adalah salah satu daerah hunian dan permukiman di Kota Medan dan juga memiliki 6 kelurahan yakni :

1. Kelurahan Titi Rantai 2. Kelurahan Padang Bulan 3. Kelurahan Merdeka 4. Kelurahan Darat 5. Kelurahan Babura 6. Kelurahan Petisah Hulu

Adapun batas-batas wilayah Kecamatan Medan Baru adalah sebagai berikut: 1. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Medan Sunggal

2. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Medan Polonia 3. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Medan Selayang 4. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Medan Petisah 4.2 Hasil Penelitian

4.2.1 Hasil Uji Kadar Fenol Pada AMDK Botol Plastik

(11)

Tabel 4.1 Hasil Uji Laboraturiu m Kadar Fenol Pada AMDK Botol Plastik Terpapar Secara Tidak langsung: Sampel tidak terpapar secara langsung Pembeli : Sampel yang ditawarkan langsung Tidak Terpapar : Tidak terpapar matahari

(12)

melebihi nilai rujukan menurut peraturan BPOM No. HK 00.05.55.6497 tahun 2007 dibandingkan dengan AMDK yang dingin, dan untuk hasil fenol pada parameter nomor 3, dan 4 sebagai hasil sampingan dari proses desinfektan air minum masih memenuhi syarat Kepmenkes No.907 Tahun 2002 tentang syarat- syarat dan pengawasan kualitas air minum. Parameter nomor 2 untuk 2- Chlorophenol tidak terdeteksi dikarenakan alat yang digunakan kurang sensitif dalam mengukur.

4.2.2 Karakteristik Responden

Karakteristik responden yang diamati meliputi umur, jenis kelamin, pendidikan dan lama berdagang.

Tabel 4.2 Distribusi Umur Pedagang AMDK di Kecamatan Medan Baru Tahun 2017.

No. Kelompok Umur n Persentase (%)

1. 17 – 25 Tahun 10 10,4

2 26 – 35 Tahun 26 27,1

3. 36 – 45 Tahun 28 29,2

4. 46 – 55 Tahun 24 25

5. 56 – 65 Tahun 4 4,2

(13)
(14)

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa distribusi responden berdasarkan karakteristik lama berdagang pedagang AMDK botol plastik di kecamatan Medan baru tahun 2017 yaitu paling banyak ≥ 5 Tahun sebanyak 49 orang (51%) kemudian lama berdagang 2 - 4 tahun sebanyak 35 orang (36,5%) dan lama berdagang ≤ 1 tahun sebanyak 12 orang (12,5%).

4.2.3 Pengetahuan Pedagang AMDK Botol Plastik

(15)

36 37,5 39 40,6 21 21,9

(16)

Medan Baru tahun 2017 diperoleh, pengetahuan pedagang dalam menjawab berada di tingkat sedang dari tabel dapat dilihat bahwa pedagang lebih dari separuh mengetahui bahwa plastik dapat digunakan untuk kemasan makanan dan minuman sebesar 70,8%, pengetahuan tentang keamanan penggunaan plastik sebagai bahan pengemas AMDK pedagang baik sebesar 46,9%, pengetahuan pedagang baik untuk fungsi dari segitiga daur ulang botol sebesar 43,8%,

Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa pengetahuan pedagang penjual AMDK botol plastik mengenai keamanan kemasan botol plastik di kecamatan Medan Baru tahun 2017 adalah sebagai berikut :

Tabel 4.7 Distribusi Tingkat pengetahuan Pedagang AMDK Botol Plastik di Kecamatan Medan Baru Tahun 2017.

No. Pengetahuan Jumlah Persentase (Orang) (%)

1. Baik 18 18,8

2. Sedang 46 47,9

Jumlah 96 100 3. Buruk 32 33,3 Dari tabel 4.7 diperoleh bahwa tingkat penegetahuan pedagang paling banyak berada di sedang sebanyak 40 orang (47,9%) kemudian buruk sebanyak 32 orang (33,3%).

4.2.4 Sikap Pedagang AMDK Botol Plastik

Untuk mengetahui sikap pedagang penjual AMDK mengenai kemasan botol plastik di kecamatan Medan Baru tahun 2017, peneliti mengajukan 10 pertanyaan kepada pedagang AMDK. Adapun pertanyaan yang diajukan kepada

(17)
(18)

Lanjutan Tabel 4.8 Distribusi Sikap Pedagang AMDK di Kecamatan Medan Baru Tahun 2017

No. Sikap

Setuju Tidak Setuju

Jumlah (%) Jumlah (%)

9. Meletakkan AMDK ditempat yang

sejuk tidak terkena matahari adalah 37 38,5 59 61,5 hal yang baik untuk mencegah

migrasi plastik.

10. AMDK yang tidak tidak sesuai dengan anjuran penyimpanan dapat merusak AMDK dan kemungkinan

45 46,9 51 53,1

migrasi plastik besar

Berdasarkan hasil kuesioner pada Tabel 4.8 dalam sikap pedagang penjual AMDK di Kecamatan Medan Baru tahun 2017 diperoleh, sikap pedagang yang tergolong dalam kategori sedang menunjukkan pedagang setuju plastik memeliki kelebihan yang praktis, murah, dan fleksibel tetapi kurang baik bila terkena panas sebesar 71,9%, bila botol plastik mengandung bahan kimia berbahaya sebaiknya tidak digunakan, senyawa plastik yang lepas di botol minuman dapat menyebabkan kanker bila dipicu panas oleh karena itu sebaiknya menghindari penggunaannya dalam kondisi panas sebesar 52,1%.

Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa sikap pedagang penjual AMDK botol plastik mengenai keamanan kemasan botol plastik di kecamatan

(19)

Tabel 4.9 Distribusi Sikap Pedagang AMDK Botol Plastik di

Dari tabel 4.9 diperoleh bahwa sikap pedagang penjual AMDK mengenai keamanan kemasan dikecamatan Medan Baru tahun 2017 paling banyak berada di sedang sebanyak 44 orang (45,8%) kemudian buruk sebanyak 42 orang (43,8%). 4.2.5 Tindakan Pedagang AMDK Botol Plastik.

Untuk mengetahui tindakan pedagang penjual AMDK mengenai keamanan kemasan botol plastik di kecamatan Medan Baru tahun 2017, peneliti mengajukan 10 pertanyaan kepada pedagang AMDK. Adapun pertanyaan yang diajukan kepada pedagang AMDK adalah sebagai berikut :

(20)

Jumlah (%) Jumlah (%)

fisik kemasan seperti keduluwarsa, 63 65,6 33 34,4 segel, warna air, bentuk fisik

(21)

1. SD 4 22,2 9 50 5 27,8 18 100 2. SMP 6 13,9 23 53,5 14 32,6 43 100

Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa tindakan pedagang penjual AMDK botol plastik mengenai keamanan kemasan botol plastik di kecamatan Medan Baru tahun 2017 adalah sebagai berikut :

Tabel 4.11 Distribusi Tindakan Pedagang AMDK Botol Plastik di

Dari tabel 4.11 diperoleh bahwa tindakan pedagang penjual AMDK mengenai keamanan kemasan dikecamatan Medan Baru tahun 2017 paling banyak berada di buruk sebanyak 50 orang (52,1%) kemudian sedang sebanyak 30 orang (31,3%).

4.3 Tabulasi Silang

Tabulasi silang dilakukan antara tingkat pendidikan dengan pengetahuan, pengetahuan dengan sikap responden, pengetahuan dengan tindakan responden, dan sikap dengan tindakan responden untuk mendapatkan gambaran tentang perilaku pedagang AMDK dalam keamanan kemasan botol plastik

4.3.1 Tabulasi Silang Antara Tingkat Pendidikan dengan Pengetahuan

(22)

Tabel 4.12 diatas menunjukkan bahwa sebagian besar responden adalah tamatan SMP, yaitu sebanyak 43 orang. Dari 43 orang responden tersebut kurang dari 6 orang (13,9 %) responden memiliki pengetahuan yang baik, 23 orang (53,5 %) memiliki tingkat pengetahuan sedang, dan kurang dari 14 orang (32,6 %) memiliki pengetahuan yang buruk. Responden dengan tingkat pendidikan SMA sebanyak 27 orang, dari 27 orang responden tersebut kurang dari 6 orang (22,2 %) responden memiliki pengetahuan yang baik, kurang dari 11 orang (40,7 %) memiliki tingkat pengetahuan sedang, dan kurang dari 10 orang (37,1 %) memiliki pengetahuan yang buruk. Responden dengan tingkat pendidikan SD sebanyak 18 orang, dari 18 orang responden tersebut terdapat kurang 4 orang (22,2%) responden memiliki pengetahuan yang baik, 9 orang (50 %) memiliki tingkat pengetahuan sedang, dan kurang dari 5 orang (27,8 %) memiliki pengetahuan yang buruk. Responden dengan tingkat pendidikan diploma sebanyak 4 orang, dari 4 orang responden tersebut kurang dari 1 orang (25 %) responden memiliki pengetahuan yang baik, 2 orang (50 %) memiliki tingkat pengetahuan sedang, dan kurang dari 1 orang (25 %) memiliki pengetahuan yang buruk. Responden dengan tingkat pendidikan perguruan tinggi sebanyak 4 orang, dari 4 orang responden tersebut kurang dari 1 orang (25%) responden memiliki pengetahuan yang baik, kurang dari 1 orang (25 %) memiliki tingkat pengetahuan sedang, dan separuh bagian 2 orang (50 %) memiliki pengetahuan yang buruk.

(23)

Tabel 4.13 Tabulasi Silang Antara Pengetahuan dengan Sikap Pedagang

Tabel 4.13 Tabel menunjukkan bahwa lebih banyak yang bersikap buruk dibandingkan bersikap baik walaupun pengetahuannya baik. Tabel juga menunjukkan bahwa 18 responden berpengetahuan baik dari 18 orang bersikap baik kurang dari 4 orang (22,2%), bersikap sedang kurang dari 4 orang (22,2%), dan bersikap buruk 10 orang (55,6%). Responden berpengetahuan sedang berjumlah 46 orang dimana kurang dari 9 orang (19,6%) bersikap baik , bersikap sedang kurang dari 17 orang (36,9%), bersikap buruk kurang dari 20 (43,5%). Responden berpengetahuan buruk berjumlah 32 orang dimana terdapat kurang dari 3 orang (9,4%) bersikap baik , bersikap sedang kurang dari 14 orang (43,8 %), bersikap buruk kurang dari 15 (46,9 %).

(24)

yang bertindakan baik kurang dari 4 orang (22,2%), bertindakan sedang kurang dari 6 orang (33,3%), dan bertindakan buruk kurang dari 8 orang (44,4%). Responden berpengetahuan sedang berjumlah 46 orang dimana kurang dari 8 orang (17,4%) bertindakan baik , bertindakan sedang kurang dari 13 orang (28,3%), bersikap buruk 25 orang (54,3%). Responden berpengetahuan buruk berjumlah 32 orang dimana kurang dari 4 orang (13%) bertindakan baik, bertindakan sedang kurang dari 11 orang (34,4%), bertindakan buruk 17 orang (53,1%).

4.3.4 Tabulasi Silang Antara Sikap dengan Tindakan

Tabel 4.15 Tabulasi Silang Antara Sikap dengan Tindakan Pedagang AMDK di Kecamatan Medan Baru Tahun 2017.

Kategori Tindakan No. Sikap

Jumlah Baik Sedang Buruk

(25)

PEMBAHASAN

5.1 Hasil Uji Kadar Fenol Pada AMDK Botol Plastik

Berdasarkan hasil pemeriksaan laboraturium menunjukkan AMDK yang terpapar matahari memiliki kadar fenol lebih 1000 µg/l yang mana bila dikonversikan dalam bentuk satuan mg maka kadar fenol pada AMDK sebesar 1

mg yang telah melebihi ambang batas migrasi 0,023 mg/cm2 dalam peraturan BPOM No. HK 00.05.55.6497 tahun 2007, hal ini dipengaruhi oleh panas matahari yang menyebabkan suhu meningkat sehingga senyawa monomer plastik yang tidak stabil terlepas kedalam air minum yang dikemas oleh botol plastik pada AMDK. Hasil uji fenol untuk hasil sampingan dari desinfektan 2- chlorophenol, 2,4,6 trochlorophenol masih dalam ambang batas sesuai dengan Kepmenkes RI no. 907/MENKES/VII/2002.

Menurut Sulchan dan Endang (2007) semakin tinggi suhu makanan dan minuman yang diwadahi oleh wadah plastik semakin banyak monomer plastik yang tercampur kemakanan dan minuman sehingga setiap kita mengkonsumsi makanan maupun minuman tersebut kita secara tak sadar mengkonsumsi zat-zat yang termigrasi itu. Semakin lama produk disimpan, batas maksimum komponen- komponen yang bermigrasi semakin terlampaui. Karena alasan tersebut keterangan batas ambang waktu kadaluwarsa bagi produk yang dikemas plastik perlu diberitahukan secara jelas kepada konsumen.

(26)

didistribusikan ke seluruh tubuh. Rute utama dari ekskresi fenol adalah dalam bentuk urin (PHE,2016).

Fenol yang masuk kedalam tubuh memberikan pengaruh yang buruk, karena fenol merupakan racun proptoplasmic (sel-sel darah) atau bersifat racun terhadap sel-sel lainnya. Keracunan sistemik dari fenol mula-mula merangsang dan menimbulkan depresi (penekanan) terhadap sistem syaraf pusat, hilangnya tonus, penyempitan pembuluh syaraf dan terhentinya pernafasan. Fenol mempengaruhi juga terhadap sirkulasi jantung (Adiwisatra, 1992).

5.2 Karakterisktik Pedagang AMDK Botol Plastik di Kecamatan Medan Baru.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap 96 orang responden didapati distribusi kelompok umur yang cukup sama pada tiap kelompok umur, pedagang paling banyak berumur 36 – 45 tahun sebanyak 28 orang, kemudian pada umur 26 – 35 tahun sebanyak 26 orang, dan 46 – 55 tahun sebanyak 24 orang, pada kisaran umur ini biasanya rasa ingin tahu sesorang mulai berkurang. Pada kisaran umur 36 tahun keatas dapat diasumsikan orang cenderung malas untuk mencari informasi terkini dan cenderung lebih menerima informasi dari pada mencari sendiri.

(27)

Hasil penelitian menunjukkan 51% pedagang telah berjualan ≥ 5 tahun hal ini dapat diasumsikan bahwa pedagang yang menjual AMDK botol plastik dalam hal ini dapat diasumsikan semakin lama seorang pedagang berjualan AMDK pengetahuannya tentang memaparkan AMDK botol plastik pada sinar matahari akan lebih baik karena lamanya pengalaman berdagang namun hasil penelitian menunjukkan tindakan pedagang pada kategori buruk sebesar 52,1%.

5.3 Pengetahuan Pedagang AMDK Botol Plastik di Kecamatan Medan Baru

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap 96 responden pedagang AMDK tentang keamanan kemasan botol plastik di Kecamatan Medan Baru didapati bahwa pengetahuan pedagang AMDK tergolong dalam kategori sedang 47,9%. Banyaknya responden yang berada pada kategori sedang ini menunjukkan bahwa pengetahuan mereka mengenai plastik sebagai kemasan masih kurang baik.

Pengetahuan adalah hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek. Tanpa pengetahuan seseorang tidak mempunyai dasar untuk mengambil keputusan dan menentukan tindakan terhadap masalah yang dihadapi (Notoatmodjo, 2010).

(28)

diketahui dari pertanyaan selanjutnya mengenai alasan tidak tahunya pedagang dalam pertanyaan pernahkah anda mencari/mendapat informasi senyawa plastik yang dapat lepas terlepas kedalam air minum yang dikemasnya sebanyak 51% menjawab tidak pernah .

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 40,6% responden menjawab mengenai fungsi tanda peringatan bahwa tanda peringatan merupakan prosedur pabrik yang harus dimiliki. Sebanyak 60,4% menjawab bahwa AMDK yang terhindar dari matahari dengan yang terpapar matahari tidak dapat menimbulkan efek kesehatan.

Fungsi pengetahuan dalam Maulana (2009), setiap individu memiliki motif untuk ingin tahu, ingin mengerti, ingin banyak mendapat pengalaman dan pengetahuan yang diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam penelitian ini dapat dilihat bahwa pengetahuan pedagang yang tergolong dalam kategori sedang menunjukkan bahwa pengetahuan yang masih kurang baik diwujudkan dengan perilaku mereka meletakkan AMDK terpapar matahari sehingga memicu terjadinya migrasi monomer plastik karena ketidaktahuaan.

(29)

5.4 Sikap Pedagang AMDK Botol Plastik di Kecamatan Medan Baru Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap 96 responden, diperoleh sikap pedagang AMDK botol plastik tergolong sedang sebesar 45,8% dan 43,8% selisih dari perolehan sikap sedang dan buruk responden sangat kecil, sehingga ini mengartikan bahwa sikap pedagang penjual AMDK terbagi menjadi 2 bagian yakni masih kurang baik dan buruk. Hasil yang didapat menunjukkan sebanyak 67 orang (69,8%) tidak setuju bahwa migrasi plastik ke air minum didapat dari matahari, sebanyak 59 orang (61,5%) menjawab tidak setuju untuk meletakkan AMDK ditempat yang sejuk untuk mencegah migrasi plastik ke air minum, sebanyak 51 orang (53,1%) tidak setuju bahwa salah satu penyebab faktor migrasi plastik adalah suhu.

Dari hasil yang didapat responden tahu bahwa plastik mengandung senyawa berbahaya 72,9% dan dapat plastik menyebabkan kanker sebanyak 52,1% . Dalam hal ini dapat dilihat bahwa responden bersikap cukup baik untuk bahaya yang ditimbulkan plastik sedangkan untuk sikap untuk mencegah migrasi plastik masih kurang.

(30)

diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan antara lain adalah fasilitas (Notoatmodjo,2010).

5.5 Tindakan Pedagang AMDK Botol Plastik di Kecamatan Medan Baru Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap 96 responden, diperoleh tindakan pedagang AMDK botol plastik dalam keamanan kemasan yaitu (Tabel 4.10) tergolong buruk 52,1%. Dapat dilihat bahwa mereka menata dagangan mereka agar tidak terpapar matahahari 55,2% tetapi bila dilihat dalam hal ini berlaku pada pagi dan pada siang hari ketika posisi matahari berubah mereka cenderung tidak merubah tempat menata dagangan mereka sebanyak 62,5%.

Tindakan pedagang penjual AMDK ini dilakukan karena kurangnya pengetahuan mereka terhadap bahaya botol plastik bila terpapar matahari. Hal ini dapat dijelaskan sebanyak 51% responden menjawab tidak pernah mencari informasi seput ar plastik sebagai bahan kemasan dapat melepaskan beberapa senyawa zat kimia berbahaya pada makanan ataupun minuman apabila terpapar matahari. Tindakan pedagang yang buruk dapat juga di latar belakangi oleh kebiasaan yang telah lama mereka biasakan untuk memaparkan AMDK terhadap terik matahari ini dapat kita lihat bahwa banyak respondeng yang telah berdagang ≥ 5 tahun, hal ini bisa saja juga disebabkan pengetahuan pedagang yang masih

kurang baik sehingga pedagang sulit untuk memutuskan tindakan yang telah dilakukannya sudah benar atau tidak.

(31)

menyusunnya ditempat yang mudah terlihat dan tidak berupaya untuk mengatur dagangannya agar tidak terpapar matahari namun pembeli dapat sekaligus mengetahui pedagang juga menjual AMDK. Tindakan pedagang buruk karena masih kurang cukupnya pengetahuan mengenai migrasi monomer plastik yang dapat disebabkan oleh kenaikan suhu, kurangnya informasi juga menjadi salah satu faktor tindakan pedagang tergolong dalam kategori buruk, dalam hal ini penyuluhan diperlukan untuk meningkatkan pengetahuan pedagang shingga dapat menentukan tindakan yang akan dilakukannya.

Kemasan Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) yang menggunakan bahan baku polivinil khlorida dan kopolimer akrilonitril perlu disimpan di tempat yang bebas dari panas matahari, untuk mencegah lepasnya monomer-monomer plastik. Di dalam perdagangan sering kita melihat para penjual meletakkan AMDK di bawah terik matahari. Hal ini perlu dihindarkan karena semakin tinggi suhu semakin tinggi peluang terjadinya migrasi zat-zat plastik ke dalam bahan yang dikemas (Sulchan dan Endang,2007).

Menurut Notoadmodjo (2010), secara logis sikap akan dicerminkan dalam bentuk tindakan, namun tidak dapat dikatakan bahwa sikap dan tindakan memiliki hubungan yang sistematis. Dalam penerapannya sikap terkadang tidak sejalan dengan tindakan. Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam tindakan (overt behavior). Untuk mewujudkan sikap menjadi suatu perbuatan nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan. Sikap pedagang dari hasil penelitian termasuk dalam kategori yang sedang namun dalam hal tindakan

(32)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Hasil analisis kadar fenol pada AMDK botol plastik menunjukkan kadar fenol diatas 1000 µ g/l pada AMDK yang terpapar matahari yang telah melebihi dari ambang batas yang ditetapkan dan untuk AMDK yang berada pada pendingin berada pada nilai 10 µ g/l - 500 µg/l .

2. Pengetahuan pedagang tergolong dalam kategori sedang sebesar 47,9 %, sikap pedagang tergolong dalam kategori sedang 45,8 %, tindakan tergolong dalam kategori buruk sebesar 52,1 % dari jumlah seluruh responden sebanyak 96 orang.

3. Kebanyakan responden tidak mengetahui bahwa botol plastik yang digunakan sebagai bahan pengemas AMDK dapat terjadi migrasi monomer plastik ke air minum apabila terpapar matahari dan terjadi peningkatan suhu.

(33)

1. Diharapkan bagi para pedagang agar lebih memperhatikan petunjuk penyimpanan AMDK, untuk menjaga kualitas air minum yang akan dijual pada konsumen.

2. Bagi para konsumen lebih teliti dalam membeli AMDK botol plastik dan lebih disarankan membeli dengan memperhatikan fisik kemasan dan keduluwarsa produk dan juga disarankan untuk membeli dalam AMDK yang dijual dalam kulkas sehingga kemungkinan migrasi plastik dapat dihindari.

Gambar

Tabel 4.2 Distribusi Umur Pedagang AMDK di Kecamatan Medan Baru        Tahun 2017.
Tabel 4.3       Distribusi  Jenis  Kelamin  Pedagang  AMDK  di  Kecamatan
Tabel 4.6       Distribusi   Tingkat   Pengetahuan   Pedagang   AMDK   Botol
Tabel 4.7     Distribusi Tingkat pengetahuan Pedagang AMDK Botol Plastik
+6

Referensi

Dokumen terkait

Penambahan NaOH 17,5% pada sampel tandan kosong sawit yang. telah

Penelitian ini mengangkat judul Stress dan Strategi Coping pada Anak Pidana (Studi kasus di Lembaga Permasyarakatan Kelas IIA Samarinda) untuk menguraikan

MEDIA : KEDAULATAN RAKYAT TANGGAL : 24

FUNGSI DAN PERAN TAMAN KEBUN BUNGA ( 茂榕园 ) DALAM MEMPERKENALKAN SOSOK TJONG YONG HIAN SEBAGAI TOKOH MASYARAKAT TIONGHOA KOTA

RPTRA sudah mampu menarik minat warga untuk datang ke sana dan responden berpendapat bahwa taman ini lebih baik dari sebelumnya karena beragam fasilitas yang

Penelitian tentang pengaruh corporate image dan customer perceived value terhadap Consumer Loyalty melalui Customer Satisfaction pada pengguna jasa penerbangan Garuda

Dalam kajiannya mengenai pengaruh latar belakang keluarga terhadap sikap menabung oleh pelajar menyatakan bahawa pelajar dari keluarga yang mempunyai latar belakang pendidikan

Guna melaksanakan pemasyarakatan dan sistem pemasyarakatan tersebut dilakukan oleh suatu lembaga, yaitu lapas yang merupakan tempat untuk melaksanakan pembinaan narapidana dan