• Tidak ada hasil yang ditemukan

Moral Ekonomi Pedagang Ikan Asin Di Kelurahan Pasar Belakang Kec. Sibolga Kota, Kota Sibolga

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Moral Ekonomi Pedagang Ikan Asin Di Kelurahan Pasar Belakang Kec. Sibolga Kota, Kota Sibolga"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kota Sibolga merupakan salah satu kota di Provinsi Sumatera Utara,

Indonesia. Kota ini terletak di pantai barat pulau Sumatera, membujur sepanjang

pantai dari utara ke selatan dan berada pada kawasan teluk yang bernama Teluk

Tapian Nauli.Kota Sibolga merupakan wilayah pesisir barat Sumatera Utara,

dengan potensi utama perekonomian bersumber dari perikanan, pariwisata, jasa,

perdagangan,dan industri maritim. Hasil utama perikanan antara lain gurapu, tuna,

kakap, kembung, bambangan, layang, sardines, lencam dan teri.

Pada sektor perikanan merupakan sektor yang berpotensi sangat besar

untuk dikembangkan di Kota Sibolga, disamping karena ketersediaan sumber

dayanya yang cukup besar karena potensi pasarnya yang cukup tinggi, dan sektor

ini menyangkut kebutuhan hidup orang banyak. Permintaan akan perikanan untuk

pemenuhan kebutuhan gizi akan seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk.

Oleh karena itu sekarang ini perlu mendapatkan dukungan perhatian yang serius

dari pemerintah maupun masyarakat untuk mengembangkan potensi perikanan.

Hal ini penting karena selain sebagai bahan makanan pokok oleh masyarakarat

juga merupakan sumber pendapatan bagi nelayan dan termasuk juga para

pedagang ikan.

Produksi hasil laut Kota Sibolga mengalami peningkatan sebesar 1,37

(2)

di tahun 2014. Jumlah nelayan di Kota Sibolga mengalami peningkatan

dibandingkan tahun sebelumnya yaitu dari 8.632 orang pada tahun 2013 menjadi

9.518 di tahun 2014.(BPS Kota Sibolga 2015:123). Produksi ikan olahan seperti

ikan asin dan pindang mengalami perkembangan dari tahun 2010 sampai tahun

2014.Data yang diperoleh dari Dinas Kelautan Kota Sibolga dalam rangka Hari

Jadi Kota Sibolga yang Ke-316.

NO Jenis Olahan

Produksi (ton)

2010 2011 2012 2013 2014

1. Ikan Asin 4.608 9.840 9.696 11.000 9.978

2. Pindang 1.29 1.600 1.584 2.000 1.022

Jumlah 5.904 11.440 11.280 13.000 11.000

Salah satu hasil produksi pengolahan ikan selain ikan basah adalah

pengasinan ikan. Proses pengasinan ikan dilakukan dengan tujuan untuk

menghasilkan produk olahan makanan baru dengan cara diawetkan dengan garam.

Hasil akhir dari olahan tersebut adalah ikan asin. Ikan asin adalah bahan makanan

yang terbuat dari daging ikan yang diawetkan dengan menambahkan banyak

garam. Dengan metode pengawetan ini daging ikan yang biasanya membusuk

dalam waktu singkat dapat disimpan di ruang kamar untuk jangka waktu

berbulan-bulan, ikan asin merupakan ciri khas oleh-oleh dari Kota Sibolga. Pusat

penjualan ikan asin terletak di Kelurahan Pasar Belakang Kota Sibolga.

(3)

permanen, semi permanen, dan biasanya pada hari-hari libur ataupun hari besar

seperti lebaran muncul juga pedagang-pedagang kaki lima.

Proses penjualan ikan yang diperoleh nelayan dari hasil melaut dijual ke

Tempat Pelelangan Ikan (TPI), selanjutnya ikan yang diperoleh lansung dijual

kepada masyarakat baik secara borongan oleh pengusaha ataupun untuk konsumsi

rumah tangga. Pembelian ikan dari TPI yang dilakukan secara borongan biasanya

dilakukan oleh pengusaha untuk diecerkan lagi dipasar. Distribusi hasil tangkapan

disebarkan sampai ke kota-kota di sekitar Kota Sibolga seperti Tapanuli Tengah,

Tapanuli Utara, Tapanuli Selatan, Padang Sidimpuan, Mandailing Natal, Padang

Lawas, dan Padang Lawas Utara.

Pedagang ikan asin yang berada di Kota Sibolga sudah lama menghasilkan

produksi atau sudah lama memproduksi ikan asin karena sebagian besar penduduk

di wilayah ini merupakan nelayan. Kegiatan ekonomi tidak akan pernah lepas dari

kehidupan sehar-hari dalam menafkahi keluarga. Tetapi mereka tidak terlepas dari

dilema atau permasalahan dari aktivitas ekonomi serta masih adanya budaya dan

agama yang mempengaruhi aspek kehidupan termasuk dalam kegiatan aktivitas

ekonomi mereka. Melihat perkembangan perekonomian nelayan dan para

pedagang ikan asin di Kota Sibolga semakin membaik, namun perekonomian

kadang melemah akibat pengaruh alam dan pengaruh minat pembeli berkurang.

Aktivitas pedagang ikan asin mengalami pendapatan tinggi ketika hari-hari libur,

karena banyak pembeli atau pengunjung biasanya dari luar daerah dan menjadikan

(4)

Sejak kebijakan Menteri Kementerian Kelautan dan Perikan (KPP) yang

menerbitkan Peraturan Menteri (Permen) No. 2 Tahun 2015 tentang larangan

menggunakan alat tangkap pukat hela, pukat tarik, cantrang atau jenis trawl

lainnya yang telah dimodifisikasi untuk penangkap ikan. Para nelayan dengan

kapal tersebut banyak mengalami pengangguran dan berhenti kerja, maka stok

ikan akan berkurang dan berdampak pada permintaan dan harga pasar, apalagi

kapal tersebut yang paling banyak memasok ikan-ikan yang dapat dijadikan ikan

olahan seperti ikan asin. Dari keadaan tersebut baik itu para nelayan maupun para

pedagang akan mengalami kesulitan dalam segi ekonomi seperti kebutuhan

pangan, biaya anak sekolahnya, kredit mereka di bank macet, investasi pelaku

usaha belum balik modal sudah disuruh berhenti, iklim investasi tidak sehat, juga

para pelaku usaha yang memilik kapal ukuran besar sudah merumahkan anak

buah kapalnya.

Melihat dari apa yang menjadi pokok permasalahan yang terjadi terhadap

para pedagang yang mengalami dilema dalam aktivitas ekonomi mereka baik itu

sebagai bentuk dari moral ekonomi mereka. Seperti pada musim paceklik

pedagang mengalami kekurangan stok barang, pada musim paceklik sebagai

distribusi harus memberikan stok barang yang merata sesuai dengan kebutuhan

pedagang. Dalam kegiatan ekonomi adanya kerjasama dan saling percaya sesama

pelaku ekonomi melihat ekonomi akan stabil dan tetap berjalan dengan baik para

pelaku dituntut agar tetap bekerja sama. Pedagang yang mengalami kekurangan

(5)

pedagang lainnya ada yang meminjam barang dengan pedagang lain dan ada pula

yang menjualkan dagangannya kepada pedagang lain.

Pedagang besar yang memiliki jumlah stok barang yang banyak juga dapat

menjadi distributor kepada para pedagang kecil.Pedagang besar memiliki peran

sebagai pemasok barang pada pedagang kecil dengan ketentuan harga yang

disepakati dan sebagai acuan untuk menentukan harga pasar agar tetap stabil dan

tidak ada harga yang ditentukan dengan murah karena hanya untuk memperoleh

keuntungan pribadi dan dapat merusak harga pasar. Pedagang besar biasanya

menjual barang dengan partai besar, biasanya para pembeli di pedagang besar

menjual kembali dagangan tersebut ke daerah masing-masing pembeli, seperti

seorang pedagang kecil yang berada di luar daerah dan mendagangkanya di

daerahnya tersebut namun harga makin bertambah karena biaya transportasi

pembeli bertambah. Sebagian pedagang besar juga mengirim dagangannya dalam

partai besar ke luar-luar daerah lainnya.

Para pedagang mengahadapi dilema ketika barang dagangan sunyi dengan

tidak ada pembeli, namun dia bimbang ingin menurunkan harga supaya barang

dagangannya cepat habis terjual.Peran pedagang kecil kadang mengalami

kesulitan ketika barang dagangannya sudah habis namun distribusi sudah

memberikan stok barang terhadapnya karena dengan ketentuan yang disepakati

bersama.Namun pedagang kecil dapat membeli kembali kepada pedagang besar

yang memiliki stok barang yang masih banyak. Peran distribusi harus lebih adil

ketika memberikan stok barang kepada pedagang besar dan pedagang kecil sesuai

(6)

Dalam kajian sosiologi, moral ekonomi adalah suatu analisa tentang apa

yang menyebabkan seseorang berperilaku, bertindak dan beraktivitas dalam

kegiatan perekonomian. Hal ini dinyatakan sebagai gejala sosial yang

berkemungkinan besar sangat berpengaruh terhadap tatanan kehidupan sosial.

Aktivitas ekonomi mempunyai tujuan tidak hanya untuk mencari laba atau

keuntungan semata, tetapi yang lebih diperhatikan adalah menjaga dan

melindungi nilai-nilai yang dianggap baik, stabilitas dan teratur. Moral ekonomi

menempatkan nilai-nilai sosial sebagai faktor yang berpengaruh dalam sistem

ekonomi dan perilaku ekonomi masyarakat diatur oleh moralitas tertentu yang

dikenal dengan etika subsistensi. Pada umumnya masyarakat cenderung

berperilaku berdasarkan pedoman pada institusi yang ada dalam masyarakat

tersebut. Perilaku di pasar dituntun oleh institusi di bidang ekonomi atau perilaku

di tempat ibadah dituntun oleh institusi di bidang agama. Sejumlah warga

masyarakat secara berkelompok menampilkan perilaku yang tidak berpedoman

pada institusi yang ada. Perilaku ini disebut perilaku kolektif yang dipicu oleh

suatu rangsangan yang sama yang terdiri dari suatu peristiwa, benda dan ide

(Damsar, 2011:11).

Aspek moral hingga kini masih mendominasi kehidupan masyarakat, baik

di pedesaan maupun di perkotaan. Dalam masyarakat, motif moral dan tindakan

sosial menjadi dasar untuk mengarahkan keputusan-keputusan yang diambil.

Moral ekonomi seorang pedagang lebih bersifat individual karena banyak yang

hal-hal yang bersifat dengan kebudayaan seperti perkumpulan kelompok yang di

(7)

pedagang lebih mementingkan kegiatan di luar kegiatan ekonominya maka ia

akan mengalami dilema. Sikap seperti ini dimungkinkan karena ikatan kelompok

yang kuat, yang membuat kelompok dapat menjadi tempat menggantungkan

resiko dan sebagai media untuk membagi resiko secara efektif sehingga sikap

kolektif lebih menonjol dibandingkan dengan sikap individual.

Hans Dieter Evers, mengatakan bahwa James Scott berpendapat

masyarakat petani pada umumnya dicirikan dengan tingkat solidaritas yang tinggi

dan dengan suatu sistem nilai yang menekankan tolong-menolong, pemilikan

bersama sumber daya dan keamanan subsistensi. Dalam kondisi seperti ini,

pedagang menghadapai dilema, di satu pihak memilih antara memenuhi

kewajiban moral kepada kerabatnya dan para tetangganya untuk menikmati

bersama pendapatan yang diperolehnya sendiri atau untuk mengakumulasikan

modal dalam wujud barang dan uang di pihak lain (Damsar, 2000:90).

Pedagang ikan asin di Kota Sibolga mengalami penurunan pendapatan

akibat sepinya aktivitas perdagangan di kawasan sentral penjualan ikan asin

Kelurahan Pasar Belakang, hal ini disebabkan minat beli masyarakat terhadap

ikan asin kini cenderung mulai menurun, mahalnya harga ikan akibat kurangnya

pasokan ikan dari nelayan akibat program pemerintah yang melarang kapal-kapal

kecil untuk beraktivitas yang sebagian hasil tangkapannya untuk bahan produksi,

sehingga minat masyarakat untuk membeli lauk pauk, khususnya ikan asin mulai

berkurang. Dari masalah ini penulis ingin melihat apakah moral ekonomi

pedagang ikan asin masih ada terkait dengan kondisi pasar yang tidak stabil dan

(8)

pedagang dalam aktivitas ekonomi yang mempunyai tujuan tidak hanya untuk

mencari laba atau keuntungan semata, tetapi yang lebih diperhatikan adalah

menjaga dan melindungi nilai-nilai yang dianggap baik. Oleh karena itu penulis

memiliki ketertarikan untuk mengangkat topik seputar moral ekonomi pedagang

ikan asin di Kelurahan Pasar Belakang, Kecamatan Sibolga Kota, Kota Sibolga.

1.2 Rumusan Masalah

Dalam penelitian ini, penulis sangat tertarik untuk melakukan penelitian

yang berkaitan dengan moral ekonomi pedagang ikan asin Kota Sibolga. Melalui

penelitian ini, penulis mencoba untuk menelaah bagaimana moral ekonomi

pedagang ikan asin dan penelitian dilakukan melalui pendekatan teori sosiologi

dan teori ekonomi. Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di dalam latar

belakang masalah diatas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini yaitu

bagaimana moral ekonomi pedagang ikan asin di Kelurahan Pasar Belakang,

Kecamatan Sibolga Kota, Kota Sibolga ?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan masalah di atas maka tujuan penelitian yang dapat diharapkan

dan dapat diperoleh dari hasil penilitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana

moral ekonomi para pedagang ikan asin di Kelurahan Pasar Belakang, Kecamatan

Sibolga Kota, Kota Sibolga.

1.4 Manfaat Penelitian

Setiap penelitian diharapkan mampu memberikan manfaat baik untuk diri

(9)

1.4.1 Manfaat Teoritis

Hasil penelitian diharapkan dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan

tentang moral ekonomi pedagang ikan asin di Kelurahan Pasar Belakang,

Kecamatan Sibolga Kota, Kota Sibolga. Penelitian ini juga diharapkan dapat

memberikan manfaat penelitian sebagai berikut :

a. Menghasilkan Karya Ilmiah mengenai moral ekonomi pedagang ikan asin

di Kelurahan Pasar Belakang, Kecamatan Sibolga Kota, Kota Sibolga

sehingga penelitian ini dapat memberikan kontribusi terhadap

pengembangan ilmu pengetahuan khususnya dalam kajian moral ekonomi

pedagang.

b. Hasil penelitian ini bisa dipakai sebagai referensi dalam memahami

kehidupan para pedagang ikan asin dalam melakukan aktivitas ekonomi

yang sesuai dengan moral dan etika dalam bertindak dan berfikir yang

baik dan benar sesuai dengan aturan-aturan yang disepakati bersama.

1.4.2 Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini dapat menambah ilmu pengetahuan penulis dalam

membuat karya ilmiah dan dapat menjadi bahan rujukan bagi penelitian

selanjutnya.

1.5 Defenisi Konsep

Dalam penelitian ini, konsep digunakan sebagai acuan yang digunakan

(10)

terjadinya kesalahan dalam penafsiran dalam sebuah penelitian, konsep ini juga

mempermudah dalam melakukan penelitian. Adapun konsep yang digunakan

dalam penelitian ini, antara lain adalah:

1.5.1 Moral Ekonomi Pedagang Ikan Asin

Moral ekonomi pedagang, H.D. Evers dalam Damsar mengemukakan

bahwa moral ekonomi pedagang timbul ketika mereka menghadapi permasalahan

dalam aktivitas jual beli para pedagang seringkali mengalami dilema. Dalam hal

ini aspek moral pedagang yang dimaksud adalah moral pedagang ikan asin

bagaimana mereka secara bersama menentukan harga dengan keputusan yang

telah disepakati bersama, dan saling tolong menolong pada saat musim paceklik

dan sama-sama menikmati keuntungan. Pembagian barang dari distribusi kepada

pedagang dengan adil ketika musim paceklik agar harga pasar tetap stabil dengan

ketentuan dan kesepakatan bersama agar tidak ada persaingan-persaingan dalam

menentukan harga karena hanya menguntungkan beberapa pihak yang memiliki

stok barang yang banyak.

1.5.2 Tindakan Ekonomi

Konsep tindakan ekonomi dapat dipandang dari beberapa tindakan

ekonomi seperti rasional, tradisional, dan spekulatif-irrasional. Yang dimaksud

tindakan ekonomi rasional adalah individu mempertimbangkan alat yang tersedia

untuk mencapai tujuan yang ada. Dua tindakan ekonomi yang lain dilihat oleh

ekonomi, tetapi menjadi perhatian sosiologi adalah tindakan tradisional dan

(11)

tradisi atau konvensi. Tindakan ekonomi spekulatif-irrasional merupakan tindakan

yang berorientasi ekonomi yang tidak mempertimbangkan instrumen yang ada

dengan tujuan yang akan dicapai. (Damsar, 2011:42).

Tindakan ekonomi para pedagang ikan asin berjualan di tempat yang

strategis karena pusatnya sesama pedagang ikan asin berjualan di sekitar tersebut,

karena alasan para pembeli akan banyak yang datang dan tetap berkembang,

memberikan inovasi-inovasi baru dagangannya baik itu dengan membuat tempat

makanan yang bagus, dan sebagian mempromosikan dagangannya melalui

media-media elektronik yang berkembang sekarang seperti media-media sosial, dan website

lainnya. Tindakan ekonomi tersebut dipandang sebagai tindakan ekonomi yang

rasional, sedangkan melihat dari tindakan ekonomi tradisional pedagang yang

bersumber dari tradisi seperti pertukaran hadiah sesama komunitas dalam suatu

perayaan, memberikan sumbangan untuk penyelenggaraan acara perkawinan

kerabat.Tindakan ekonomi tersebut sampai sekarang tidak lepas dari

kegiatan-kegiatan masyarakat maupun pedagang ikan asin tersebut.

1.5.3 Resiprositas

Polanyi mengartikan resiprositas sebagai hubungan timbal balik antara

orang-orang yang berkedudukan yang sama dalam suatu masyarakat. Redistribusi

merupakan suatu pengumpulan barang dan atau jasa pada suatu titik pusat tertentu

( raja atau kepala suku), kemudian barang dan jasa tersebut dikembalikan secara

merata oleh pihak titik pusat kepada masyarakat luas. Sedangkan pertukaran pasar

(12)

hubungan itu dibentuk oleh kekuatan pasar yang menciptakan terbentuknya suatu

harga.

Resiprositas menunjuk pada gerakan di antara kelompok-kelompok

simetris yang saling berhubungan. Ini terjadi apabila hubungan timbal balik antara

individu-individu atau antara kelompok-kelompok sering dilakukan. Hubungan

bersifat simetris terjadi apabila hubungan antara berbagai pihak (antara individu

dan individu, individu dan kelompok serta kelompok dan kelompok) memilik

posisi dan peranan yang relatif sama dalam suatu proses pertukaran. Dalam

penelitian ini, resiprositas melihat dari sikap pedagang menyumbangkan sejumlah

uang tertentu untuk suatu acara, misalnya acara perkawinan atau dalam keadaan

kemalangan. Dalam acara perkawinan ataupun kemalangan, akan diminta untuk

menyebutkan sejumlah uang yang akan diberikan kepada tuan rumah. Tuan rumah

akan menuliskan jumlah uang tersebut beserta nama dan pemberinya, apabila si

pemberi mengundang di acaranya maka dia harus membayar jumlah uang sama

dengan yang diberi sebelumnya.

1.5.4 Modal Sosial

Pierre Bourdieu (Dalam Field, 2005:16) menjelaskan bahwa pusat

perhatian utamanya dalam modal sosial adalah tentang pengertian “tataran sosial”.

Menurutnya bahwa modal sosial berhubungan dengan modal-modal lainnya,

seperti modal ekonomi dan modal budaya. Ketiga modal tersebut akan berfungsi

efektif jika kesemuanya memiliki hubungan. Modal sosial dapat digunakan untuk

(13)

yang dimiliki, begitu pula sebaliknya dalam konteks hubungan sosial, eksistensi

dari ketiga modal (modal sosial, modal ekonomi dan budaya) tersebut merupakan

garansi dari kuatnya suatu ikatan hubungan sosial. Melihat dari potensi modal

sosial pedagang ikan asin terwujud dalam bentuk kelembagaan seperti adanya

patron-klien (toke-anak buah) pemasok ikan asin harus dibeli dengan seorang

toke, karena pada saat musim paceklik si pedagang bisa meminta bantuaan kepada

si pemasok ikan asin tersebut. Adanya serikat tolong menolong (STM) sesama

pedagang ikan asin dengan tujuan untuk menggalang kerjasama dan kebersamaan

dalam menghadapi kesulitan yang sewaktu-waktu menimpa pada pedagang.

Adanya arisan sebagai cara untuk mensiasati dimensi ekonomi maupun sosial

untuk diperlukan nanti setelah mendapat bagian sesuai dengan kesepakatan

bersama baik itu secara acak atau giliran, para pedagang senantiasa melakukan

arisan karena kegunaannya untuk membeli barang-barang konsumtif seperti TV,

VCD, kulkas dan barang-barang lainnya.

1.5.5 Pedagang Ikan Asin

Pedagang ikan asin merupakan suatu pekerjaan atau profesi dimana

seorang individu menjajakan produk dagangannya kepada konsumen berupa ikan

asin. Pedagang ikan asin merupakan salah satu profesi yang ada di Kelurahan

Pasar Belakang Kecamatan Sibolga Kota, Kota Sibolga. Pemilihan lokasi

penjualan merupakan satu syarat yang penting dalam memulai usaha, seperti

halnya menjual ikan asin di lokasi yang dipilih mesti strategis dan membuka

peluang keuntungan. Usaha yang dilakukan para penjual ikan asin dalam

(14)

penjual ikan asin lainnya, oleh karenanya para pedagang ikan asin terpusat pada

suatu tempat strategis berada di Kelurahan Pasar Belakang Kecamatan Sibolga

Kota Kota Sibolga.

1.5.6 Stratifikasi Pedagang

Stratifikasi pedagang adalah tingkatan atau jenjang yang terbentuk antara

para pedagang dalam hal ini tingkatan pedagang didasarkan atas lama berjualan,

banyaknya barang yang dimiliki serta tingkat keberhasilan pedagang tersebut.

Stratifikasi juga melihat dari tempat atau bangunan para pedagang dengan tingkat

pendapatannya dan tingkat keberhasilannya.

1.5.7 Distribusi

Distribusi artinya proses yang menunjukkan penyaluran barang dari

produsen sampai ke tangan masyarakat konsumen. Produsen artinya orang yang

melakukan kegiatan produksi. Konsumen artinya orang yang menggunakan atau

memakai barang/jasa dan orang yang melakukan kegiatan distribusi disebut

distributor.

1.5.8 Pedagang Grosiran

Pedagang Besar (Grosir atau Wholesaler) adalah pedagang yang membeli

barang dan menjualnya kembali kepada pedagang yang lain. Pedagang besar

(15)

1.5.9 Pedagang Eceran

Pedagang Eceran (retailer) adalah pedagang yang membeli barang dan

menjualnya kembali langsung kepada konsumen. Untuk membeli dengan partai

Referensi

Dokumen terkait

Data pendukung yang perlu dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam perancangan pembuatan detektor ini adalah penelitian terdahulu yang relevan serta mencakup

Jaringan tersebut biasa disebut dengan LAN (Local Area Network), tapi jaringan tersebut masih kurang efektif sehingga muncullah suatu jaringan yang disebut jaringan

Hipertensi resisten dikategorikan sebagai peningkatan tekanan darah diatas 140/90 mmHg dan rerata tekanan darah 24 jam secara ambulatori 130/80 mmHg, meskipun telah mendapat terapi

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan disimpulkan bahwa ada peningkatan yang signifikan kecerdasan emosi melalui layanan bimbingan kelompok dengan teknik role play

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Pemurah dan Maha Penyayang, dengan limpah karunia-Nya Penulis dapat menyelesaikan penyusunan Tugas Akhir ini

Patogenesis terjadinya hipertrofi ventrikel kiri patologis karena adanya stimulasi primer berupa regangan mekanik jantung dan atau faktor neurohumoral yang akan diterjemahkan di

Secara tradisional, kapal yang meluncurkan dalam air dilakukan dengan menggunakan empat jenis utama dari metode.Metode – metode dalam peluncuran kapal

Disinilah mulai dikenal dengan AVA (Audiovisual Aids) yakni alat – alat perag yang digunakan untuk memperjelas apa yang disampaikan guru kepada muridnya. Sehingga dalam