• Tidak ada hasil yang ditemukan

Harmoni Interaksi Masyarakat Multikultural

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Harmoni Interaksi Masyarakat Multikultural"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Keberagaman merupakan salah satu realitas utama yang dialami

masyarakat di masa lalu, masa kini, dan masa mendatang. Keberagaman secara

sederhana dapat dipahami sebagai pengakuan bahwa sebuah masyarakat adalah

beragam dan majemuk. Keberagaman bisa mendatangkan manfaat yang besar,

namun bisa menjadi pemicu konflik yang dapat merugikan masyarakat yang

bersangkutan jika tidak dikelola dengan baik. Untuk tetap menjaga keharmonisan

hubungan dalam masyarakat yang beragam tersebut diperlukan upaya penanaman

kesadaran sikap toleransi, prinsip kesetaraan, dan memandang perbedaan sebagai

anugrah Tuhan. Kesadaran berkebudayaan dengan segala keragaman dan potensi

konflik dalam masyarakat yang mengarah pada perpecahan (dalam beritasore,

2009)

Keberagaman adalah suatu kondisi dalam masyarakat di mana terdapat

perbedaan-perbedaan dalam berbagai bidang, terutama suku bangsa, ras, agama,

ideologim dan budaya. Keberagaman dalam masyarakat adalah sebuah keadaan

yang menunjukkan perbedaan yang cukup banyak macam atau jenisnya dalam

masyarakat.

Furnival (dalam Bambang, 2015:34 ) berpendapat bahwa masyarakat

beragam adalah suatu masyarakat yang terdiri atas dua atau lebih komunitas atau

kelompok-kelompok yang secara kultural dan ekonomi terpisah-pisah serta

memiliki struktur kelembagaan yang berbeda-beda satu sama lain. Menurut

(2)

keberagaman masyarakat Indonesia adalah: 1). Keadaan geografis Indonesia yang

terpisah-pisah oleh lautan mengakibatkan penduduk yang tersebar di pulau-pulau

di Indonesia tumbuh menjadi kesatuan-kesatuan suku bangsa yang terisolasi

dengan yang lain. Mereka kemudian mengembangkan pola perilaku, bahasa, dan

ikatan-ikatan kebudayaan lainnya yang berbeda satu sama lain. 2). Indonesia yang

terletak pada posisi silang antara dua samudera dan dua benua merupakan daya

tarik tersendiri bagi bangsa-bangsa asing untuk datang, singgah, dan menetap di

Indonesia, ada yang datang untuk berdagang, menyebarkan agama, dan

sebagainya. Banyak bangsa asing yang berinteraksi dengan penduduk lokal. Dari

interaksi ini terjadi amalgamasi dan asimilasi kebudayaan. Akibatnya terbentuklah

ras, subras, agama, dan kepercayaan yang berbeda-beda di Indonesia. 3). Iklim

yang berbeda antara daerah yang satu dengan daerah yang lain di kawasan

Indonesia menimbulkan kondisi alam yang berbeda. Kondisi ini akhirnya

membentuk pola-pola perilaku dan sistem mata pencaharian yang berbeda-beda.

Akibatnya terjadi keberagaman regional antara daerah-daerah di Indonesia. 4).

Pembangunan di berbagai sektor menyebabkan keragaman masyarakat Indonesia,

khususnya secara vertikal. Kemajuan dan industrilisasi yang terjadi menghasilkan

kelas-kelas sosial yang didasarkan pada aspek ekonomi. Di dalam potensi

keberagaman budaya tersebut sebenarnya terkandung potensi disintegrasi, konflik,

dan separatism sebagai dampak dari Negara kesatuan yang bersifat multietnik dan

struktur masyarakat Indonesia yang mejemuk dan plural.

Karena struktur sosial budayanya yang sangat kompleks, Indonesia

selalu berpotensi menghadapi permasalahan konflik antaretnik, kesenjangan

(3)

disebabkan adanya perbedaan budaya yang mengakibatkan perbedaan dalam cara

pandang terhadap kehidupan politik, sosial, dan ekonomi masyarakat. Pola

kemajemukan masyarakat Indonesia dapat dibedakan menjadi dua. Pertama,

diferensiasi yang disebabkan oleh perbedaan adat istiadat (custom differentiation)

perbedaan etnik, budaya, agama, dan bahasa. Kedua, diferensiasi yang disebabkan

oleh perbedaan struktural(structural differentiation) yang disebabkan oleh adanya

perbedaan kemampuan untuk mengakses potensi ekonomi dan politik antaretnik

yang menyebabkan kesenjangan sosial antaretnik. Sebagai masyarakat majemuk,

Indonesia memiliki dua kecenderungan atau dampak akibat keberagaman budaya

tersebut, antara lain sebagai berikut: 1). Berkembangnya perilaku konflik di antara

bebagai kelompok etnik. 2). Pemaksaan oleh kelompok kuat sebagai kekuatan

utama yang mengintegrasikan masyarakat.

Namun, kemajemukan masyarakat tidak selalu menunjukkan sisi

negatif saja. Pada satu sisi kemajemukan budaya masyarakat menyimpan

kekayaan budaya dan khzanah tentang kehidupan bersama yang harmonis apabila

integrasi masyarakat berjalan dengan baik. Seperti hal nya yang terjadi di Desa

Ujung Serdang terlihat pada sifat dan kebiasaan masyarakatnya yang mampu

membina dan menjaga sikap toleransi dan prinsip kesetaraan dan memandang

perbedaan itu adalah anugrah dari Tuhan agar tidak terjadi konflik antaretnik yang

dapat memicu terjadinya benturan atau konflik antaretnik. Sikap masyarakat yang

saling menghargai satu sama lain, perbedaan yang ada pada masyarakat Desa

Ujung Serdang tidak menjadikan pemicu atau penghalang bagi masyarakat untuk

(4)

Kesetaraan dan harmoni sosial sering tidak terjadi dalam masyarakat

sekarang ini. Banyak orang dari ras dan suku tertentu tidak senang dengan budaya

yang lain dan akhirnya melupakan pentingnya kebersamaan sebagai masyarakat

multikultural untuk kesatuan Negara Indonesia yang memiliki banyak suku ras

dan agama. Namun yang terjadi pada masyarakat Desa Ujung Serdang tidak

seperti pernyataan tersebut, karena masyarakat yang ada di Desa Ujung Serdang

saling menghargai dan memberikan toleransi atau respon yang tinggi terhadap

etnik lain yang ada di Desa Ujung Serdang, dan masing-masing etnik saling

mengemban prinsip kesetaraan dan memandang perbedaan itu adalah anugrah dari

Tuhan yang tidak harus dipermasalahkan dan membuat perselisihan atau konflik

antar etnik. Masyarakat yang tinggal di Desa Ujung Serdang hidup saling

menghargai dan menghormati perbedaan-perbedaan yang ada pada

masing-masing etnik atau suku, perbedaan yang ada tidak menjadi penghalang bagi

mereka untuk saling bekerjasama dan saling memberikan toleransi yang tinggi

terhadap sesama mereka yang sama-sama tinggal di Desa Ujung Serdang .

Untuk menjaga kondisi masyarakat yang tetap kondusif, dimana

masing-masing kelompok dapat mengekspresikan keyakinan kebudayaan atau

sukunya dalam kehidupan bermasyarakat sedemikian rupa sehingga tidak

mengganggu hak kelompok lainnya yang berbeda suku atau etnis, Negara

memiliki kebijakan yang di tetapkan dalam UUD Nomor 40 tahun 2008 tentang

Penghapusan Diskriminasi Ras dan Etnis.

Adanya kebijakan tersebut, memberikan kebebasan kepada setiap warga

Negara untuk menganut suku atau etnis tanpa ada paksaan dan perlakuan yang

(5)

saling menghormati dan hidup rukun. Sikap tersebut merupakan perwujudan dari

sifat harmoni. Salah satu daerah di Indonesia yang memiliki sifat harmoni

masyarakat multikultural adalah Desa Ujung Serdang Kecamatan Tanjung

Morawa kabupaten Deli Serdang.

Masyarakat Desa Ujung Serdang dikategorikan sebagai masyarakat

yang multikultural karena masyarakat yang tinggal di desa ini adalah mereka

yang mempunyai latar belakang yang berbeda-beda terutama di bidang suku, ras,

agama, dan budaya, dan masyarakat yang tinggal di Desa Ujung Serdang ini dapat

pula dikatakan masyarakat multikultural yang harmoni karena jika ditinjau dari

kehidupan bertetangga yang saling menghormati/ saling menghargai walaupun

mereka memiliki latar belakang yang berbeda-beda, walaupun menganut agama

yang berbeda-beda namun hal tersebut tidak menjadi alasan untuk mereka tidak

saling menghargai dan tidak saling membantu satu sama lain, mereka hidup

bertetangga saling menghargai dan mereka saling memberikan toleransi atau

respon yang baik kepada sesama mereka yang tinggal berdekatan atau

bertetangga. Masayarakat Desa Ujung Serdang ini juga dapat dikategorikan

sebagai masyarakat yang harmoni jika ditinjau atau dilihat dari kemajuan desa

ini. Menurut hasil praobservasi desa ini mengalami kemajuan yang sangat pesat,

bukti yang paling nyata adalah berdirinya rumah-rumah ibadah yang sudah

termasuk lengkap, mulai dari rumah ibadah muslim ( mesjid/ mushola) dan rumah

ibadah non muslim ( gereja ), selain itu bukti nyata yang mendukung bahwa

kemajuan desa ini sangatlah pesat terlihat dari jumlah penduduknya yang semakin

(6)

Berdasarkan dari data Badan Pusat Statistik Kabupaten Deli Serdang (

dalam Kecamatan Tanjung Morawa Dalam Angka 2016 ) masyarakat yang tinggal

di Kota Tanjung Morawa menganut beberapa Suku Bangsa yakni, Jawa, Melayu,

Toba, Karo, Simalungun. Kondisi ini menunjukkan bahwa masyarakat di Kota

Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang khususnya di Desa Ujung Serdang

memiliki kondisi masyarakat yang multikultural.

Table 1.1 Jumlah Banyaknya Penduduk Masyarakat Kota Tanjung Morawa Menurut Suku Bangsa di Kecamatan Tanjung Morawa tahun

(7)

26 Penara Kebun 290 37 2 6 8

Jumlah 13597

0

31283 10774 11699 5403

Sumber : Data Sensus Penduduk 2015- Badan Pusat Statistik Kabupaten Deli Serdang Kecamatan Tanjung morawa

Dari data Badan Pusat Statistik ( BPS ) tersebut, suku yang memiliki

jumlah penganut terbanyak adalah suku Jawa dengan jumlah 135970 jiwa,

selanjutnya disusul oleh suku melayu dengan jumlah 31283 jiwa, dan suku karo

dengan jumlah 11699 jiwa. Selain itu, masyarakat yang suku Toba dengan jumlah

10774 dan suku Simalungun 5403 jiwa.

Jumlah masyarakat Kota Tanjung Morawa berdasarkan suku bangsa

terbesar di beberapa desa yang termasuk dalam wilayah Kota Tanjung Morawa,

yakni desa Ujung Serdang. Desa Ujung Serdang merupakan salah satu desa yang

ada di kecamatan Tanjung Morawa, kabupaten Deli Serdang, provinsi Sumatera

Utara, Indonesia. Secara geografis Desa Ujung Serdang terletak di sebelah selatan

Ibu Kota Kecamatn Tanjung Morawa merupakan bagian integral dari wilayah

Kabupaten Deli Serdang dengan jarak dari Ibu Kota Kecamatan 6 km dan dari Ibu

Kota Kabupaten 17 km, sedangkan Ibu Kota Propinsi sekitar 11 km, dengan

batas- batas wilayah Utara adalah Desa Bangun Sari, Timur adalah Desa Bangun

Sari dan Desa Limau Manis, Selatan adalah Desa Medan Sinembah dan Barat

adalah Kota Medan dan Kecamatan Patumbak.

Berdasarkan Data Administrasi Pemerintahan Desa, jumlah penduduk

Desa Ujung Serdang 3.960 jiwa, dengan rincian penduduk berjenis kelamin

laki-laki berjumlah 2.021 jiwa, sedangkan berjenis kelamin perempuan berjumlah

(8)

Tabel 1.2 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Desa Ujung Serdang 2015

No Jenis Kelamin Jumlah

1 Laki –laki 2.021

2 Perempuan 1.939

Jumlah 3.960

Sumber : Buku / Makalah memori Sertijab Kepala Desa Ujung Serdang

Dari segi suku bangsa yang dianut, kondisi Desa Ujung Serdang

menganut suku Karo. Secara kultural, suku yang dianut merupakan warisan dari

orang tua terdahulu yang diwariskan turun-temurun. Sedangkan sebagian kecil

masyarakat Desa Ujung Serdang menganut suku bangsa lain di luar suku karo.

Berikut table penduduk Desa Ujung Serdang yang menganut suku bangsa.

Tabel 1.3 Menurut Badan Pusat Statistik ( BPS ) Kabupaten Deli Serdang Jumlah Penduduk Desa Ujung Serdang Berdasarkan Suku Bangsa

No Suku /Etnis Jumlah

1 Jawa 839

2 Melayu 168

3 Toba 1342

4 Karo 1712

5 Simalungun 24

Sumber : BPS Kecamatan Dalam Angka 2016

Dari tabel 1.3 di atas, suku atau etnis yang mayoritas atau jumlah terbesar di

Desa Ujung Serdang adalah suku karo yang berjumlah 1712 jiwa, dan disusul oleh

suku toba yang berjumlah 1342, dan etnis Jawa yang berjumlah 839, Melayu

(9)

Tabel 1.4 Menurut Badan Pusat Statistik ( BPS) Kabupaten Deli Serdang jumlah penduduk Desa Ujung Serdang berdasarkan agama pada tahun 2015.

No. Agama Jumlah

Dari tabel 1.4 di atas, agama yang mayoritas atau jumlah terbesar yang

dianut oleh warga Desa Ujung Serdang adalah agama Islam yang berjumlah 1918

Jiwa, Protestan 1630 jiwa, Katolik 143, Budha 28 jiwa dan Hindu 27 jiwa. Hasil

dari tabel diatas merupakan hasil menurut Badan Pusat Statistik ( BPS ) pada

tahun 2015 dan menurut hasil praobservasi bahwa peningkatan jumlah penduduk

yang sudah menganut agama sesuai denan kepercayaan dan keyakinan

masing-masing warga sangat berkembang pesat.

Dari hasil praobservasi jika dilihat dari sejarahnya, Desa Ujung Serdang

merupakan salah satu desa yang ada di kecamatan Tanjung Morawa, kabupaten

Deli Serdang, provinsi Sumatera Utara, Indonesia. Secara geografis Desa Ujung

Serdang terletak di sebelah selatan Ibu Kota Kecamatn Tanjung Morawa

merupakan bagian integral dari wilayah Kabupaten Deli Serdang dengan jarak

dari Ibu Kota Kecamatan 6 km dan dari Ibu Kota Kabupaten 17 km, sedangkan

Ibu Kota Propinsi sekitar 11 km, dengan batas- batas wilayah Utara adalah Desa

Bangun Sari, Timur adalah Desa Bangun Sari dan Desa Limau Manis, Selatan

adalah Desa Medan Sinembah dan Barat adalah Kota Medan dan Kecamatan

Patumbak. Desa ini terkenal dengan sebuatan kampong karo, dikarenakan desa ini

(10)

karo, seiring berkembangnya jaman dan riwayat migrasi atau perpindahan

penduduk maka masyarakat atau penduduk Desa Ujung Serdang semakin

bertambah, tidak dari segi julmah penduduknya saja yang bertambah tetapi jumlah

suku dan agama yang mendiami Desa Ujung Serdang ini pun semakin bertambah

hingga saat ini Desa ini dapat dikatakan Desa yang memiliki masyarakat yang

Multikultural.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Arfy, 2015 yang

berjudul Harmonisasi Interaksi Antar Etnis di Desa Baru kecamatan Pancur Batu

Kabupaten Deli Serdang mengatakan bahwa harmonisasi interaksi antar etnis

yang terjadi di Desa Baru disebabkan karena faktor ekonomi dan faktor sistem

sosial kekerabatan pada masing-masing etnis yang terdapat di Desa Baru. Hal ini

dapat dilihat kebanyakan kedatangan warga pendatang yang datang ke Desa Baru

dengan tujuan mendapatkan kehidupan yang lebih baik dari sebelumnya dan

meningkatkan pandapatan dan perekonomian keluarga. Karena ekonomi

merupakan faktor penting untuk kebutuhan manusia dalam proses kehidupan

sosial.

Dari pemikiran dan penjelasan di atas, maka peneliti tertarik untuk

mengetahui Apa yang menjadi faktor pendukung terjadinya Harmoni Masyarakat

Multikultural di Desa Ujung Serdang, kecamatan Tanjung Morawa kabupaten

Deli Serdang.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan pada suatu realita manusia akan membutuhkan interaksi

dengan manusia lainnya dan beradaptasi untuk mencapai tujuan hidupnya dalam

(11)

dapat dihindarkan lagi. Setiap etnis memiliki karakter yang berbeda-beda secara

kultural, namun sebagai kesatuan masayarakat mereka harus saling melakukan

hubungan timbal balik sebagai proses interaksi dan proses adaptasi sebagai

penyesuaian dalam lingkungan sosial. Dengan adanya perbedaan berdasarkan

suku bangsa ini, merupakan hal yang di anggap menarik untuk dilakukannya

penelitian. Melalui penelitian ini, penulis mencoba untuk menelaah Bagaimana

harmoni interaksi masyarakat multikultural dan apa penyebab dari harmoni

interaksi masyarakat multikultural di Desa Ujung Serdang Kecamatan Tanjung

Morawa Kabupaten Deli Serdang dan penelitian ini dilakukan melalui pendekatan

teori sosiologi. Berdasarkan pembahasan latar belakang masalah yang telah di

jelaskan di atas, maka penulis merumuskan masalah dalam penelitian ini adalah :

Apa yang menjadi faktor pendukung terjadinya Harmoni Interaksi Masyarakat Multikultural di Desa Ujung Serdang, kecamatan Tanjung Morawa kabupaten Deli Serdang.

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian merupakan bagian pokok ilmu pengetahuan yang bertujuan

untuk lebih mandalami segala aspek kehidupan, disamping itu juga merupakan

sarana untuk mengembangkan ilmu pengetahuan, baik segi teoritis maupun

praktis. Adapaun tujuan dari penelitian ini adalah : Untuk mengetahui,

menganalisis, dan menginterpretasikan Apa yang menjadi faktor pendukung

terjadinya Harmoni Interaksi pada Masyarakat Multikultural di Desa Ujung

Serdang, kecamatan Tanjung Morawa kabupaten Deli Serdang.

(12)

Setiap penelitian diharapkan mampu memberikan manfaat baik untuk diri

sendiri ataupun orang lain, terlebih lagi untuk perkembangan ilmu pengetahuan.

Adapun manfaat yang di harapkan dan dapat di peroleh dari hasil penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1.4.1 Manfaat Teoritis

Diharapkan penelitian ini dapat memberikan konstribusi baik secara

langsung ataupun tidak langsung bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan

kepustakaan Departemen Sosiologi khususnya untuk menambah kajian tentang

hubungan antar kelompok dan interaksi sosial. Selain itu memberikan kontribusi

kepada pihak-pihak yang membutuhkan untuk dijadikan sebagai perbandingan

penelitian selanjutnya.

1.4.2 Manfaat Praktis

Diharapkan penelitian ini dapat meningkatkan kemampuan penulis dalam

membuat suatu karya ilmiah dan dapat menjadi bahan rujukan bagi penelitian

selanjutnya, agar diharapkan dapat memberikan sumbangan kepada masyarakat

tetang pe ntingnya harmoni sosial dalam kehidupan sosial.

1.5. Defenisi Konsep

1. Interaksi Sosial

Interaksi sosial merupakan suatu kegiatan yang di lakukan oleh individu

dengan individu, individu dengan kelompok serta kelompok dengan yang terdapat

hubungan timbal balik antara dua orang atau lebih yang berperan saling

mempengaruhi antara individu dan individu, antara individu dan kelompok, dan

(13)

orang menjalin kontak dan berkomunikasi dan saling mempengaruhi dalam

pikiran maupun tindakan.

2. Harmoni

Suatu sesuai dengan keinginan masyarakat umum, seperti keadaan

tertib, teratur, aman dan nyaman dapat disebut sebagai suatu kehidupan yang

penuh harmoni. Harmoni sosial adalah kondisi dimana individu hidup sejalan dan

serasi dengan tujuan masyarakatnya. Harmoni sosial juga terjadi dalam

masyarakat ditandai dengan solidaritas.

3. Masyarakat Harmoni

Masyarakat harmonis adalah masyarakat yang tatanan hidupnya sejalan

atau searah dengan aturan yang dibuat oleh masyarakat itu sendiri. Harmonis

mengandung artian kehidupan yang aman dan sejahtera.

4. Masyarakat Multikultural

Suatu masyarakat yang terdiri dari berbagai elemen, baik itu suku, ras,

agama, pendidikan, ekonomi, politik, bahasa dan lain-lain yang hidup dalam suatu

kelompok masyarakat yang memiliki satu pemerintahan tetaoi dalam masyarakat

itu masing-masing terdapat segmen-segmen yang tidak bisa di satukan.

5. Keberagaman

Suatu kondisi dalam masyarakat dimana terdapat perbedaan-perbedaan

dalam berbagai bidang, terutama suku bangsa, ras, agama, adat istiadat dan situasi

ekonomi.

(14)

Etnis adalah suatu golongan manusia yang angota-anggotanya

mengidentifikasikan dirinya sesamanya, biasanya berdasarkan garis keturunan

yang dianggap sama.

7. Nilai dan Norma Sosial

Nilai dan norma memiliki hubungan yang saling terkait, kendati keduanya

memiliki perbedaan. Jika nilai merupakan sesuatu yang dianggap sebagai hal yang

baik, patut, layak, benar, maka norma merupakan perwujudan dari nilai yang di

Gambar

Tabel 1.2 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Desa Ujung
Tabel 1.4 Menurut Badan Pusat Statistik ( BPS) Kabupaten Deli Serdang

Referensi

Dokumen terkait

Pengaruh Stigma Orang dengan HIV/AIDS (ODHA) terhadap Penerimaan Masyarakat di Desa Buntu Bedimbar Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang.. Sosiologi

RDTR Kecamatan Tanjung Morawa, Bappeda Kabupaten Deli Serdang, 2012. Pola Sebaran dan Faktor-Faktor

Berdasarkan apa yang telah dipaparkan, penulis tertarik untuk melakukan penelitian di Desa Pardamean Kecamatan Tanjung Morawa, Kabupaten Deli Serdang untuk menganalisis sikap

Gambar Salah Satu Sumber Irigasi Padi Sawah di Desa Perdamean Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten

Total Biaya Tenaga Kerja Usahatani Padi Sawah di Desa Wonosari Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli

Sebelumnya, Kecamatan Medan Johor bersama dengan Kecamatan Tanjung Morawa, Kecamatan Patumbak dan Kecamatan Deli Tua termasuk ke dalam Kabupaten Deli Serdang. Dan sejak

Kecamatan Tanjung Morawa, Kabupaten Deli Serdang dengan ini menerangkan bahwa : Nama : DIAN FAJAR PRAYOGA NIK : 1276022112920001 Tempat/Tgl Lahir : Tanjung Morawa, 21 Desember 1992

Dalam partisipasi masyarakat desa perdamaian kecamatan Tanjung Morawa kabupaten Deli Serdang dalam Pemilu, dahulu banyak masyarakat yang masih bersifat acuh terhadap proses pemilu,