• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Inovasi dan Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Pelanggan Nasi Timbel dan Sop Buah Hj. Nunung di Jalan. Setia Budi No. 41 Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Inovasi dan Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Pelanggan Nasi Timbel dan Sop Buah Hj. Nunung di Jalan. Setia Budi No. 41 Medan"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Uraian Teoritis

2.1.1. Inovasi

2.1.1.1. Pengertian Inovasi

Menurut Suryana at al. (2008:32) “ inovasi adalah kreativitas yang diterjemahkan menjadi sesuatu yang dapat diimplementasikan dan memberikan

nilai tambah atas sumber daya yang dimiliki”. Inovasi sebagai “proses” atau “hasil” pengembangan atau pemanfaatan mobiliasi pengetahuan, keterampilan dan

pengalaman untuk menciptakan atau memperbaiki produk (barang/jasa) yang

memberikan nilai yang berarti atau secara signifikan, dan inovasi dapat bersifat

baru bagi perusahaan, bagi pasar, negara atau daerah, bahkan bagi dunia.

Inovasi menurut Kiniciki dan Williams (dalam harilhazlan.com berinovasi

adalah pemacu untuk kejayaan, 2010) :

1. Inovasi adalah kaedah mencari jalan untuk menghasilkan produk baru yang

lebih baik.

2. Organisasi tidak akan membenarkan perusahaan berpuas hati dengan apa

yang ada (complacent).

3. Terutama sekali apabila pesaing akan menghasilkan ide yang kreatif.

Inovasi dapat diciptakan nilai tambah, baik pada organisasi, pemegang

saham, maupun masyarakat luas. Definisi dari inovasi meliputi pengembangan

(2)

Ruang lingkup inovasi organisasi, bergerak mulai dari pengembangan dan

implementasi ide baru yang mempunyai dampak pada teori, praktek, produk, atau

skala yang lebih rendah yaitu perbaikan proses kerja sehari-hari dan desain saja.

Oleh karenanya, penelitian inovasi dalam orgaisasi dapat dilakukan dalam 3 level,

yaitu inovasi level individu, kelompok dan organisasi. (De jong & Den Hartog,

dalam ilearning.com inovasi, kreativitas dan perilaku inovatif yang ditulis oleh

Jessica Magdalena 2012).

Menurut De jong & Den Hartog (ilearning.com inovasi, kreativitas dan

perilaku inovatif yang ditulis oleh Jessica Magdalena 2012) menguraikan bahwa

inovasi terlihat pada sektor kerja berikut ini :

1. Knowledge-intensive service (KIS) Yakni usahanya meliputi pengembangan ekonomi sebagai contoh konsultan akutansi, administrasi, R&D service,

teknik, komputer dan manajemen. Sumber utama inovasi dari kemampuan

mereka untuk memberikan hasil desain yang sesuai untuk pengguna layanan

mereka. Inovasi mereka hadirkan setiap kali dan tidak terstruktur.

2. Supplier-dominated services meliputi perdagangan retail, batik, pelayanan pribadi, hotel, dan restoran. Macam inovasi berdasarkan fungsi ada dua,

yaitu inovasi teknologi dapat berupa produk, pelayanan, atau proses

produksi dan inovasi administrasi dapat bersifat organisasional, struktural,

dan inovasi sosial.

2.1.1.2 Proses Inovasi

Inovasi merupakan hasil pencarian suatu kesempatan yang dilakukan

(3)

yang menjadi objek. Inovasi bersifat konseptual dan perseptual, dapat dipahami

dan dilihat dari innovator harus melihat, bertanya dan mendengar orang lain

dalam mencari inovasi. Mereka berfikir dengan segenap kemampuan otaknya,

mereka melakukan perhitungan dengan cermat dan mendengarkan pendapat orang

lain, serta memperhatikan potensi pengguna inovasi yang dicarinya untuk

memenuhi harapan dan nilai kebutuhan.

2.1.1.3 Strategi Inovasi

Inovasi adalah aktivitas konseptualisasi serta ide menyelesaikan masalah

dengan membawa nilai ekonomis bagi perusahaan dan nilai sosial bagi

masyarakat. Inovasi adalah suatu yang sudah ada sebelumnya, kemudian diberi

nilai tambah. Inovasi bermula dari hal yang tampak sepele dengan membuka mata

dan telinga mendengarkan aspirasi atau keluhan konsumen, karyawan, lingkungan

dan masyarakat. Penerapan inovasi sendiri bisa individu, kelompok atau

perusahaan, artinya bisa terjadi dalam perusahaan ada individu atau kelompok

yang sangat briliant dan inovatif. Dan ideal adalah perusahaan menjadi tempat

terlembagakan bagi orang-orang yang terkumpul untuk mengeksploitasi ide baru

(Myers dan Marquis, dalam Soleh, Strategi Inovasi dan Dampaknya Terhadap

Kinerja Perusahaan, Tesis UNDIP 2008:17).

Ada beberapa cara yang dapat ditempuh untuk menghasilkan produk yang

inovatif menurut Kotler (2008:156) yaitu dengan:

1. Mengembangkan atribut produk baru

a.Adaptasi (gagasan lain atau pengembangan produk)

(4)

c.Memperbesar (lebih kuat, lebih panjang, lebih luas).

d.Memperkecil (Lebih ramping, lebih ringan, lebih kecil).

e.Subtitusi (bahan lain, sumber tenaga, proses).

f. Penataan kembali (pola lain, tata letak, komponen).

g.Membalik (luar menjadi dalam).

h.Kombinasi (mencampur, meramu, asortasi, rakitan, unit gabungan,

kegunaan, daya pikat, dan gagasan).

2. Mengembangkan beragam tingkat mutu.

3. Mengembangkan model dan ukuran produk.

2.1.2. Kualitas Pelayanan

Kegiatan pelayanan adalah kegiatan sadar yang dilakukan oleh seseorang

dalam memenuhi kebutuhan orang lain dengan cara yang terbaik, melayani adalah

kesediaan seseorang untuk memberikan layanan pada orang lain, kesediaan

memberi haruslah muncul dari sebuah kesadaran dalam diri seseorang tanpa

adanya paksaan dari pihak manapun, Agar seseorang mau melakukan secara sadar

dan ikhlas dalam melakukan sesuatu.

Menurut Tjiptono (2011), “Kualitas jasa atau kualitas pelayanan adalah aktivitas, mafaat, atau kepuasan yang ditawarkan untuk dijual dengan cara

membandingkan persepsi para konsumen atas pelayanan yang mereka terima

dengan pelayanan yang mereka harapkan terhadap atribut-atribut pelayanan suatu

perusahaan”.

(5)

rencana transaksi, guna memberikan kepuasan kepada konsumen, pelayanan yang

baik adalah pelayanan yang dilakukan secara ramah tamah, adil, cepat, tepat

dengan etika yang baik memenuhi kebutuhan dan kepuasan bagi yang menerimanya”.

Layanan yang baik menjadi salah satu syarat kesuksesan suatu produk

dalam perusahaan. Kualitas layanan sering diartikan sebagai perbandingan antara

layanan yang diharapkan dengan layanan yang diterima secara nyata oleh

konsumen. Tjipto (2007:37) mendefinisikan kualitas jasa pelayanan sebagai

ukuran seberapa bagus tingkat layanan yang diberikan mampu sebagai ekspektasi

pelayanan. Sedangkan menurut Moenir (2008:16) “pelayanan adalah sebuah proses pemenuhan kebutuhan melalui aktifitas orang yang menyangkut segala

usaha yang dilakukan orang lain dalam rangka mencapai tujuannya”.

Menurut 4 pakar diatas tentang pelayanan ada beberapa definisi di atas

dapat dipahami bahwa pelayanan merupakan tindakan tak berwujud (intangible) yang bertujuan untuk memberikan pengharapan untuk memuaskan konsumen

dengan ramah tamah, adil, cepat, tepat dengan etika yang baik. Ketika konsumen

merasakan kepuasannya terpenuhi, maka pangsa pasar (market share) sebuah perusahaan dapat tumbuh dan berkembang.

2.1.1.2. Faktor Kualitas Pelayanan

Kata kunci dalam pelayanan adalah kualitas, dimana pelayanan yang

(6)

pelayanan ditujukan untuk memuaskan konsumen dalam memenuhi ekspektasi

dalam mengkonsumsi barang dan jasa yang ditawarkan.

Kata kualitas memiliki banyak defenisi yang berbeda dan bervariasi mulai

dari yang konvesional hingga yang lebih strategis. Pengertian secara konvensional

dari pelayanan adalah menggambarkan karakteristik suatu produk seperti : kinerja

(performance), keandalan (rebiality), mudah dalam penggunaan (easy of use), estetika (esthetics), dan sebagainya. Kualitas dari persfektif strategis disebutkan kualitas adalah segala sesuatu yang mampu memenuhi kebutuhan pelanggan

(meeting the needs of costumers).

Parasuraman et al. dalam Zeithamil dan Bitner (2003:118) menyebutkan bahwa konsumen dalam melakukan penilaian terhadap kualitas jasa ada lima

dimensi yang diperhatikan:

(1) Tangible, yaitu meliputi fasilitas fisik, perlengkapan, pegawai dan sarana komunikasi

(2) Emphaty, yaitu meliputi kemudahan dalam melakukan hubungan komunikasi yang baik, perhatian pribadi, dan memenuhi kebutuhan para

pelanggan

(3) Responsiveness, yaitu keinginan para staf untuk membantu para pelanggan dan memberikan pelayanan dengan tanggap.

(7)

(5) Assurance, yaitu mencakup pengetahuan, kemampuan, kesopanan, dan sifat yang dapat dipercaya yang dimiliki oleh para staf (bebas dari bahaya,

resiko dan keragu-raguan)

Parasuraman et al. (2002:43), menyatakan ada 2 faktor utama yang mempengaruhi kualitas jasa, yaitu expective service (pelayanan yang diharapkan), dan perceived service (pelayanan yang diterima). Kualitas pelayanan berpusat pada upaya pemenuhan dari keinginan pelanggan serta ketepatan penyampaian

untuk mengimbangi harapan pelanggan.

Dalam persfektif pelanggan, pelayanan adalah menyesuaikan diri dengan

spesifikasi yang dituntut pelanggan. Pelanggan memutuskan bagaimana kualitas

yang dimaksud dan apa yang dianggap penting. Pelanggan mempertimbangkan

suatu kualitas pelayanan pada persoalan bentuk, sehingga dapat ditemukan:

1. Kualitas pelayanan merupakan bentuk dari sebuah janji.

2. Kualitas adalah tercapainya sebuah harapan dan kenyataan sesuai

komitmen yang telah ditetapkan sebelumnya.

3. Kualitas dan integerasi merupakan sesuatu yang tak terpisahkan.

Menurut Tjiptono (2007:61), menyimpulkan bahwa “citra kualitas layanan yang baik bukanlah berdasarkan sudut pandang/persepsi penyedia jasa, melainkan

berdasarkan sudut pandang/persepsi konsumen”. Hal ini disebabkan karena

konsumenlah yang mengkonsumsi serta yang menikmati jasa layanan, sehingga

merekalah yang menentukan kualitas jasa. Persepsi konsumen terhadap kualitas

jasa merupakan penilaian yang menyeluruh terhadap keunggulan suatu jasa

(8)

Dalam penelitian ini aspek pelayanan ditentukan dengan 5 dimensi,

sebagaimana menurut Parasuraman et al. dalamZeithamil dan Bitner (2003:118), yakni :

1. Tangible, yaitu meliputi fasilitas fisik

a. Lokasi tempat penjualan dan parkir kenderaan

b. Tampilan tempat berjualan

c. Kebersihan peralatan

d. Penampilan fisik karyawan

2. Emphaty :

e. Kemudahan dalam melakukan hubungan komunikasi yang baik

f. Memiliki perhatian pribadi kepada pelanggan

g. Memenuhi kebutuhan para pelanggan

3. Responsiveness, yaitu

h. Menyapa pelanggan ketika sampai

i. Menwarkan menu yang tersedia

4. Reliability, yaitu j. Pesanan tepat waktu

k. Mendahulukan pemesan pertama

l. Sesuai pesanan dengan yang disajikan

5. Assurance, yaitu

m. Memahami produk ditawarkan

(9)

2.1.3. Kepuasan Pelanggan

2.1.3.1. Pengertian Kepuasan Pelanggan

Dunia bisnis saat ini cenderung mengutamakan kepuasan yang ditujukan

bagi pelanggan dibandingkan faktor lainnya, seperti harga, komunikasi, promosi

maupun lainnya. Agar mendapatkan kepuasan pelanggan tentu tidaklah mudah

seperti yang dibayangkan, sehingga hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi

setiap perusahaan yang mengutamakan kepuasan pelanggan. Berbagai upaya

dilakukan oleh manajemen perusahaan mulai dari hal kecil seperti membina

hubungan komunikasi yang baik dilakukan secara rutin sampai dengan hal besar

seperti memberikan pelayanan yang optimal semuanya ditujukan untuk

memperoleh kepuasan pelanggan.

Kepuasan pelanggan cenderung mengalami perubahan baik sifatnya naik

atau penurunan yang sulit ditentukan batas lama waktunya, sehingga untuk dapat

mempertahankan kepuasan pelanggan bukanlah hal yang dapat dilakukan dan

diselesaikan dalam waktu relatif singkat.

Menurut Assauri (2012:11), “Kepuasan pelanggan merupakan suatu

indikator ke depan akan keberhasilan bisnis perusahaan, yang mengukur

bagaimana baiknya tanggapan pelangg an terhadap masa depan bisnis usaha”. Menurut Tjiptono et al, (2011:292), kepuasan pelanggan ada tiga komponen utama yaitu :

1. Kepuasan pelanggan merupakan respon (emosional atau kognitif).

2. Respon tersebut menyangkut fokus tertentu (ekspektasi, produk,

(10)

3. Respon terjadi pada waktu tertentu (setelah konsumsi, setelah pemilihan

produk/jasa, berdasarkan pengalaman akumulatif, dan lain-lain)”.

Berdasarkan pengertian kepuasan di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa

kepuasan pelanggan merupakan respon penting terhadap suatu produk atau jasa

yang telah dikonsumsi dalam kehidupan sehari-hari dengan cara menggunakan

respon berupa emosional. Produk berupa barang atau jasa yang lebih diminati

dapat mempunyai daya saing yang tinggi di pasaran, bila perusahaan mampu

memberikan kepuasan pada pelanggan melalui berbagai aktivitas pemasaran yang

efektif dan efisien serta menjadi penentu bagi keberhasilan bisnis perusahaan di

masa mendatang.

2.1.3.2. Strategi dan Pengukuran Kepuasan Pelanggan

Pada persaingan saat ini sebagian besar perusahaan baik skala besar dan

menengah berlomba-lomba untuk memberikan yang terbaik bagi pemenuhan

kebutuhan pelanggan yang terus meningkat dari waktu ke waktu, sehingga

perusahaan dapat bertahan dan merebut pangsa pasar. Salah satu cara yang dapat

dilakukan oleh manajemen perusahaan yaitu membuat strategi yang tujuan untuk

menumbuhkan dan mempertahankan kepuasan pelanggan dalam mengkonsumsi

produk atau jasa yang ditawarkan. Dengan adanya strategi kepuasan pelanggan

yang tepat sasaran ini, maka diharapkan diperoleh kepuasan pelanggan meskipun

masih ada beberapa bagian kecil yang terlewatkan yang menyangkut kepuasan

(11)

Hal-hal yang mempengaruhi perubahan kepuasan pelanggan yang sifatnya

menurun dan merugikan bagi perusahaan haruslah diantisipasi seoptimal mungkin

masa mendatang.

Strategi kepuasan pelanggan yang sebaiknya terus dilakukan secara

berkesinambungan sehingga dapat memberikan manfaat dan keuntungan lebih dan

sifatnya jangka panjang bagi kemajuan kegiatan usaha. Strategi kepuasan

pelanggan dapat diwujudkan dengan terus menerus melakukan perbaikan maupun

peningkatan kepuasan pelanggan. Sebagain besar perusahaan dapat menerapkan

bisnis kombinasi antara strategi ofensif dan defensif. Pada umumnya, pada

strategi ofensif ditujukan untuk meraih atau mendapatkan pelanggan baru.

Dengan menggunakan strategi ini perusahaan berharap dapat

meningkatkan pangsa pasar seperti yang ditargetkan, penjualan dan jumlah

pelanggannya. Sementara itu, pada strategi defensif mencakup usaha untuk

mengurangi kemungkinan pelanggan yang berpindah atau beralih kepada pemasar

lain.

Menurut Assauri (2011:327), ada lima strategi utama dalam relationship marketing & management (RM) yaitu :

1. Strategi pelayanan utama, yaitu merancang dan memasarkan jasa inti yang

bisa mendasari bertumbuhnya relasi pelanggan. Jasa ini lebih ditujukan pada

kebutuhan pokok untuk pasar sasaran, dan bukan kebutuhan sampingan.

2. Hubungan dengan konsumen, yaitu mengadaptasi jasa atau layanan yang

ditawarkan sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan spesifik pelanggan

(12)

3. Pelayanan tambahan, yakni menambahkan layanan-layanan ekstra pada jasa

utama untuk mendiferensiasikan produk perusahaan dari penawaran para

pesaing.

4. Hubungan dengan harga, yaitu menggunakan harga sebagai insentif untuk

menjalin relasi jangka panjang.

5. Pemasaran dari dalam, yaitu menciptakan iklim organisasi yang bisa

memastikan bahwa staf layanan yang tepat menyampaikan jasa secara tepat.

Menurut Tjiptono et al, (2011:314-319), ada empat metode untuk mengukur kepuasan pelanggan yaitu :

1. Sistem keluhan dan saran

Pada kondisi seperti ini, kegiatan perusahaan cenderung berorientasi pada

pelanggan perlu menyediakan kesempatan dan akses yang mudah serta

memberikan kenyamanan bagi pelanggan untuk dapat menyampaikan saran,

kritik, pendapat, dan keluhan dan media yang biasa digunakan dapat berupa

kotak saran yang ditempatkan dilokasi strategis.

2. Suka berbelanja

Pada kondisi ini, cara yang tepat memperoleh gambaran mengenai kepuasan

pelanggan yaitu dengan memperkerjakan beberapa orang ghost shoppers

untuk berpura-pura menjadi pelanggan potensial dalam membeli produk

perusahaan pesaing.

3. Analisa konsumen yang hilang

Pada kondisi ini, perusahaan haruslah berupaya secara optimal untuk

(13)

telah pindah kepada pesaingnya. Hal ini perlu dilakukan agar dapat

memahami mengapa hal tersebut dapat terjadi dan perusahaan agar dapat

mengambil kebijakan untuk perbaikan atau penyempurnaan yang lebih baik di

masa mendatang.

4. Survei kepuasan pelanggan

Pada kondisi ini, perusahaan melakukan riset kepuasan pelanggan dengan

menggunakan metode survei baik melalui pos, telepon, e-mail, websites, maupun wawancara secara langsung dengan pelanggan. Pengukuran kepuasan

pelanggan melalui metode ini dilakukan melalui beberapa cara yaitu :

a. Melaporkan kepuasan secara langsung

Pengukuran dilakukan dengan meggunakan item spesifik yang

menanyakan tingkat kepuasan yang dirasakan pelanggan.

b. Berasal dari kepuasan

Pertanyaan yang diajukan menyangkut dua hal yaitu (1) tingkat harapan

atau ekspektasi pelanggan terhadap kinerja produk atau perusahaan pada

atribut relevan, (2) persepsi pelanggan terhadap kinerja actual produk atau

perusahaan bersangkutan.

c. Analisa masalah

Pada teknik ini, responden diminta untuk mengungkapkan masalah yang

dihadapinya berkaitan dengan produk atau jasa perusahaan dan saran

perbaikan. Kemudian akan dilakukan analisis konten terhadap semua

permasalahan yang ada dan saran perbaikan guna dapat mengidentifikasi

(14)

d. Analisa pentingnya penampilan/ bentuk

Pada teknik ini, responden diminta untuk menilai tingkat kepentingan pada

berbagai atribut yang relevan dan tingkat kinerja perusahaan pada

masing-masing atribut tersebut. Kemudian nilai rata-rata tingkat kepentingaan

atribut dan kinerja perusahaan akan dianalisis di importance-performance matrix.

2.2 Penelitian Terdahulu

Berikut ini disajikan beberapa beberapa penelitian terdahulu yang

mempunyai relevansi dengan penelitian yang dilakukan dapat disajikan dalam

Tabel 2.1 berikut:

(15)

2. develop of hotelling service. Training reduce the cost which is much wanted result

to the hotel

administration. The

importance of

(16)

2.3 Kerangka Konseptual

Menurut Rogers at al. (2011) “Inovasi adalah suatu gagasan, praktek, atau benda yang dianggap/dirasa baru oleh individu atau kelompok masyarakat,

sehingga dengan begitu karyawan dapat menciptakan gagasan yang baru untuk

pengembangan usaha dan keberhasilan usaha yang sedang berjalan”. Inovasi juga merupakan salah satu penemuan baru yang berbeda dari yang sudah ada atau yang

sudah dikenal sebelumnya.

be well-developed institution that offers high quality service.

dan tangibility. Selain itu, hasil penelitian menunjukkan

terdapat pengaruh yang kuat dan positif antara variabel kualitas layanan KFC terhadap kepuasan pelanggan pada showed that services offered by retail units have positive impact and are signicant in building customer satisfaction.

(17)

Menurut Lupiyoadi et al, (2009:75), “Kualitas pelayanan dalam hubungannya dengan pemasaran jasa, maka „orang‟ yang berfungsi sebagai

penyedia jasa sangat memengaruhi kualitas jasa yang diberikan”. Bisnis usaha kuliner adalah bisnis pemasaran jasa, yang mana selain menjual produk makanan

dan minuman, juga menawarkan jasa dan pelayanan kepada pelanggan, sebagai

salah satu keunggulan kompetitif dibanding pesaing. Keputusan dalam „orang‟ ini

berarti berhubungan dengan seleksi, pelatihan, motivasi dan manajemen sumber

daya manusia. Kualitas pelayanan ini berarti bagaimana suatu pelayanan jasa itu

diberikan kepada pelanggan

Menurut Tjiptono (2011), “Kualitas jasa atau kualitas pelayanan adalah aktivitas, mafaat, atau kepuasan yang ditawarkan untuk dijual dengan cara

membandingkan persepsi para konsumen atas pelayanan yang mereka terima

dengan pelayanan yang mereka harapkan terhadap atribut-atribut pelayanan suatu

perusahaan”.

Menurut Kotler et al. (2003) “ kepuasan pelanggan adalah perasaan konsumen, baik itu berupa kesenangan atau kekecewaan yang timbul dari

membandingkan penampilan sebuah produk dihubungkan dengan harapan

konsumen atas produk tersebut”. Sebagai bisnis atau usaha yang menjual makanan dan minuman, tentu saja kepuasan pelanggan adalah salah satu hal

utama yang harus diperhatikan. Apabila penampilan produk yang diharapkan oleh

konsumen tidak sesuai dengan kenyataan yang ada, maka dapat di pastikan

(18)

lebih baik dari yang diharapkan konsumen, maka kepuasan atau kesenangan akan

dirasakan konsumen.

Berdasarkan uraian landasan teori yang telah dipaparkan diatas, maka

digambarkan dalam kerangaka teoritis yang disusun sebagai berikut :

Sumber: Rogers (2011), Lupiyoadi (2009:75), Tjiptono dan Chandra (2011:162)

Kotler dan Keller (2003).

Gambar 2.1 Kerangka Konseptua3

2.4 Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan dugaan sementara terhadap penelitian yang

dilakukan, sehingga untuk membuktikan kebenarannya dari hipotesis tersebut

dibutukan pengujian lebih lanjut secara empiris. Berdasarkan uraian teoritis dan

kerangka konseptual diatas, maka hipotesis penelitian yang diajukan dalam

penelitian ini adalah kualitas pelayanan berpengaruh positif dan signifikan

terhadap kepuasan pelanggan nasi timbel dan sop buah Hj. Nunung jalan setia

budi no. 41 Medan.

INOVASI

(X1)

KUALITAS

PELAYANAN

(X2)

KEPUASAN

PELANGGAN

Gambar

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
Tabel Lanjutan 2.1
Tabel Lanjutan 2.1
Gambar 2.1 Kerangka Konseptua3

Referensi

Dokumen terkait

Buol Tahun Anggaran 2013 akan melaksanakan Seleksi Sederhana dengan Prakualifikasi untuk Pekerjaan Jasa Konsultansi sebagai berikut :.. Paket

Scanned

Kementerian Perhubungan akan melaksanakan pengadaan barang/jasa sumber dana APBN Tahun Anggaran 2013 melalui Metode Seleksi Umum yang akan dilaksanakan oleh Satuan

A study of the international marketing strategies of education institutions in key supplier countries has highlighted the importance of information technology as a potential source

A study by Kinner & Coombs (1995) of courses taught through Rochester Institute of Technology also found that the text-only feature of present computer conferencing equalizes

Berdosorksn Surut Usulon Pemenong oleh Kelompok Kerio Dinus2. Keloulun dun Perikgilgn Knbuputen Simeulue tonggul 08 April

Pekerjaan : Rehab Gedung Perpustakaan Pada Politeknik Kesehatan Kemenkes Jayapura Tahun Anggaran 2012.. Nilai HPS

Total stimulation of behavioral activity as well as the induction behavioral activity was enhanced in fish treated with NPY of tremors by CART fragments indicates that there are