BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Teoritis
2.1.1 Laporan Keuangan
a. Pengertian Laporan Keuangan
Menurut kamus akuntansi edisi kedua oleh Abdullah (1993:176),
“laporan keuangan adalah laporan-laporan yang berisi informasi tentang
kondisi keuangan dari hasil operasi perusahaan pada periode tertentu”.
Informasi laporan keuangan menjadi sebuah keputusan penting oleh para
pemakai ataupun yang berkepentingan atau (stakeholder) dalam mengambil
keputusan bisnis
Tujuan laporan keuangan adalah untuk menyediakan informaasi
yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan
suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam
pengambilan keputusan ekonomi.
b. Elemen-Elemen Laporan Keuangan
1. Neraca
Neraca adalah suatu daftar aktiva, kewajiban, dan ekuitas pemilik
pada tanggal tertentu, biasanya pada akhir bulan atau akhir tahun. Sisi
sebelah kiri menunjukkan aktiva, sedangkan sisi sebelah kanan
2. Laporan Laba Rugi
Laporan laba rugi adalah ikhtisar suatu pendapatan dan beban selama
periode waktu tertentu misalnya sebulan atau setahun. Penjualan bersih
biasanya disajikan pada bagian atas dari setiap laporan, setelah berbagai
biaya termasuk pajak, dikurangi untuk mendapatkan laba bersih yang
tersedia bagi pemegang saham biasa.
3. Laporan Arus Kas
Laporan arus kas menjelaskan pada kas atau setara kas dalam
periode tertentu. Setara kas adalah investasi jangka pendek yang sangat
likuid yang bisa segera ditukar dengan kas.
4. Laporan Ekuitas Pemilik
Laporan ekuitas pemilik adalah suatu ikhtisar perubahan ekuitas
pemilik yang terjadi selama periode tertentu, misalnya sebulan atau setahun.
Laba ditahan menunjukkan klaim terhadap aktiva dan bukannya aktiva per
ekuitas pemegang saham.
5. Catatan Atas Laporan Keuangan
Setiap pos dalam neraca, laporan laba rugi, dan laporan arus kas
harus saling berkaitan dengan informasi yang terdapat dalam catatan atas
laporan keuangan. Catatan atas laporan keuangan harus disajikan secara
2.1.2 Laba Akuntansi
Kinerja akuntansi dari suatu perusahaan dapat diukur dengan laba
akuntansi dan total arus kas. Belkaoui (2002:32) menyatakan bahwa “Laba
akuntansi secara operasional didefenisikan sebagai perbedaan antara
pendapatan yang direalisasikan yang berasal dari transaksi suatu periode dan
berhubungan dengan biaya historis”. Di dalam laba akuntansi terdapat
berbagai komponen yaitu kombinasi beberapa komponen pokok seperti laba
kotor, laba usaha, laba sebelum pajak dan laba sesudah pajak. Sehingga
dalam menentukan besarnya laba akuntansi si investor dapat melihat dari
perihitungan laba setelah pajak.
Laba akuntansi merupakan ukuran yang baik dari kinerja suatu
perusahaan dan bahwa laba akuntansi dapat digunakan untuk meramalkan
arus kas masa depan. Laba akuntansi diukur berdasarkan konsep akuntansi
akrual. Tujuan utama dari akuntansi akrual adalah untuk pengukuran laba.
Dua proses utama dalam pengukuran laba adalah pengakuan pendapatan dan
pengaitan beban. Pengakuan pendapatan (revenue recognition) adalah titik
awal pengukuran laba. Selain itu, Belkaoui (2002:217) menemukan lima
karakteristik laba akuntansi.
1. Income akuntansi didasarkan pada transaksi actual yang diadakan
2. Income akuntansi didasarkan pada periode putulat dan merujuk pada
kinerja keuangan perusahaan selama satu periode dan berjalannya waktu,
3. Income akuntansi didasarkan pada prinsip revenue memerlukan
defenisi pengukuran, dan pengkuran revenue. Secara umum, prinsip realisasi merupakan penguji bagi pengukuran revenue, pada gilirannya untuk pengakuan income,
4. Income akuntansi meminta pengukuran biaya (expenses) dalam hal
kos historis bagi perusahaan, merupakan kegiatan yang kuat pada prinsip kos. Aset dicatat pada harga perolehannya hingga penjualan teralisir, pada saat perubahan nilai diakui, jadi biaya, merupakan aset yang telah digunakan (expired aguisition cost),
5. Income akuntansi meminta bahwa revenue realitation pada suatu
periode dikaitkan dengan kos relevan yang layak atau sesuai. Oleh Karena itu, income akuntansi didasarkan oleh prinsip penandingan. Secara mendasar, kos tertentu atau kos periode dialokasikan atau ditandingkan dengan revenue dan kos lain dilaporkan dan dipindahkan sebagai aset. Kos yang dialokasikan dan ditandatangani dengan revenues dianggap telah digunakan jasa potensialnya.
Beberapa keunggulan laba akuntansi yang dikemukakan oleh
Muqodim (2005:114) adalah :
1. Terbukti teruji sepanjang sejarah bahwa laba akuntansi bermanfaat bagi para pemakainya dalam pengambilan keputusan ekonomi,
2. Laba akuntansi telah diukur dan dilaporkan secara obyektif dapat diuji kebenarannya sebab didasarkan pada transaksi nyata yang didukung oleh bukti,
3. Berdasarkan prinsip realisasi dalam mengakui pendapatan laba akuntansi memenuhi dasar konservatisme,
4. Laba akuntansi bermanfaat untuk tujuan pengendalian terutama berkaitan dengan pertanggungjawaban menejemen.
2.1.3 Laporan Arus Kas
Informasi tentang arus kas suatu perusahaan berguna bagi para
pemakai laporan keuangan sebagai dasar untuk menilai kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas dengan kas dan menilai
pengambilan keputusan ekonomi, para pemakai laporan keuangan perlu
melakukan evaluasi terhadap kemampuan perusahaan dalam mengelola kas
yang dimiliki. Jika digunakan dalam kaitannya dengan laporan keuangan
yang lain, laporan arus kas dapat memberikan informasi yang
memungkinkan para pemakai laporan keuangan untuk mengevaluasi
perubahan dalam aktiva bersih perusahaan, struktur keuangan, dan
kemampuan untuk mempengaruhi jumlah serta waktu arus kas dalam rangka
adaptasi dengan perubahan keadaan dan peluang.
Informasi arus kas berguna untuk menilai kemampuan perusahaan
dalam menghasilkan kas dan setara kas, serta memungkinkan para pemakai
laporan keuangan mengembangkan model untuk menilai dan
membandingkan nilai sekarang dari arus kas mendatang (future cash flow)
dari berbagai perusahaan. Arus kas juga berfungsi untuk meneliti kecamatan
dari taksiran arus kas mendatang yang telah dibuat sebelumnya dan dalam
menentukan hubungan antara profitabilitas dan arus kas bersih serta
dampak perubahan harga (PSAK No.2,2012).
a. Arus Kas Operasi
Dalam PSAK No. 2 paragraf 12 (IAI:2012) dinyatakan bahwa
jumlah arus kas yang berasal dari aktivitas operasi merupakan indikator
yang menentukan apakah dari operasinya perusahaan dapat menghasilkan
arus kas yang cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara kemampuan
operasi perusahaan, membayar deviden dan melakukan investasi baru tanpa
tertentu arus kas historis bersama dengan informasi lain, berguna dalam
memprediksi arus kas operasi masa depan.
Aktivitas operasi merupakan aktivitas perusahaan yang terkait laba.
Aktivitas operasi meliputi arus kas masuk dan arus kas keluar bersih yang
berasal dari aktivitas operasi terkait. Aktivitas operasi terkait dengan
pos-pos laporan laba rugi dan dengan pos-pos-pos-pos operasi dalam neraca, umumnya
pos dalam modal kerja seperti piutang, persediaan, pembayaran di muka,
utang dan beban akrual. Aktivitas operasi juga meliputi transaksi dan
peristiwa yang tidak cocok untuk dikelompokkan kedalam aktivitas investasi
dan aktivitas pendanaan.
Berbagai aktivitas yang termasuk kedalam aktivitas operasi adalah
sebagai berikut :
Tabel 2.1 Aktivitas Operasi
Kas diterima dari : Kas dikeluarkan untuk :
1. Penjualan barang dan jasa, 1. Pembelian persediaan,
2. Penjualan efek yang
diperdagangkan,
2. Gaji dan upah,
3. Pendapatan bunga, 3. Pajak,
4. Pendapatan deviden. 4. Beban bunga,
5. Beban lainnya,
6. Pemberian efek.
b. Arus Kas Investasi
Arus kas yang berasal dari aktivitas investasi adalah arus kas yang
disebabkan oleh adanya aktivitas perolehan dan penjualan, pemberhentian
dari surat-surat berharga bukan ekuivalen kas, aktiva produktif jangka
panjang, serta dari penjualan dan pengumpulan piutang. Arus kas investasi
mencerminkan penerimaan dan pengeluaran kas sehubungan dengan sumber
daya yang bertujuan untuk menghasilkan pendapatan dan arus kas masa
depan dan pada umumnya melibatkan aktiva jangka panjang (PSAK,2002).
c. Arus Kas Pendanaan
Arus kas dari aktivitas pendanaan merupakan arus kas yang
diperoleh karena adanya kegiatan peminjaman dan pembayaran hutang,
perolehan sumber daya dari pemilik perusahaan, serta pemberian imbalan
atas investasi bagi pemilik perusahaan. Arus kas pendanaan melibatkan
pos-pos kewajiban dan ekuitas pemilik, meliputi perolehan atau pengembalian
hutang kepada kreditur dan sebagainya (PSAK,2002).
2.1.4 Saham
a. Pengertian
Pengertian saham secara umum dan sederhana adalah surat berharga
yang dapat dijual beli atau dijual oleh perorangan atau lembaga di pasar
tempat surat tersebut diperjualbelikan. Wujud saham adalah selembar kertas
yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan
Saham (stock) merupakan salah satu instrument pasar keuangan yang
paling populer. Menerbitkan saham merupakan salah satu pilihan
perusahaan ketika memutuskan untuk pendanaan perusahaan. Saham juga
sebagai tanda penyertaan modal seseorang atau badan usaha dalam suatu
perusahaan atau perseroan terbatas. Dengan menyertakan modal tersebut,
maka pihak tersebut memiliki pendapatan perusahaan atas aset perusahaan,
dan berhak hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham.
b. Jenis Saham
Menurut Dukes dan Charles (2001) saham terbagi atas dua jenis
saham, yaitu : saham biasa dan saham preferen.
1) Saham Biasa (common stock)
Pemegang saham jenis ini mewakili kepemilikan di perusahaan
sebesar modal yang ditanamkan. Keuntungan yang didapatkan oleh
pemegang saham ini berupa deviden yang berasal dari keuntungan
perusahaan. Pemegang saham ini tidak memiliki jaminan pasti atau return
yang dihasilkan perusahaan. Apabila perusahaan mendapatkan keuntungan,
maka pemegang saham akan mendapatkan deviden sebesar alokasi yang
ditetapkan oleh RUPS. Namun, apabila perusahaan suatu saat dilikuidasi
atau bangkrut, pemegang saham jenis ini adalah yang paling akhir
mendapatkan hak atas aset perusahaan setelah semua kewajiban perusahaan
dilunasi dan pemegang saham preferen dibayar sebesar nilai per sekuritas
2) Saham Preferen (preferred stock)
Saham jenis ini memiliki sifat hibrid yang artinya selain memiliki
karakteristik sebagai saham, juga memiliki sifat seperti obligasi. Jika
memilki saham seperti ini, akan mendapatkan pembayaran secara teratur
harga dari saham dikalikan dengan bunga setiap tahun.
Sifat preferen ini tercermin pada perlakuan yang diterima saat
perusahaan likuidasi. Pemilik saham ini akan menerima pembayaran sebesar
harga dari saham sebelum deviden atas pemegang saham biasa dibayarkan.
c. Harga Saham
Saham merupakan tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang atau
badan dalam suatu perusahaan, selembar saham adalah selembar kertas yang
menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemiliknya (berapapun
porsi/jumlahnya dari suatu perusahaan yang menerbitkan kertas (saham)
tersebut. Pedoman yang digunkan untuk menilai harga saham adalah :
1) Bila nilai intrinsik (NI) lebih besar dari harga pasar saat ini, maka saham
tersebut dinilai undervalued (harganya terlalu rendah), dan karena nya
layak dibeli atau ditahan apabila saham tersebut telah dimiliki.
2) Bila nilai intrinsik (NI) lebih kecil dari harga pasar saat ini, maka saham
tersebut dinilai harganya terlalu tinggi, dan karenanya layak dijual.
3) Bila nilai intrinsik (NI) sama dengan harga pasar saat ini, maka saham
d. Faktor Yang Mempengaruhi Harga Saham
1. Laba per Lembar saham (Earning Per Share)
Seseorang investor yang melakukan investasi pada perusahaan akan
menerima laba atas saham yang dimilikinya. Semakin tinggi laba per lembar
saham yang diberikan perusahaan akan memberikan pengembalian yang
cukup baik.
2. Jumlah laba yang didapat perusahaan pada umumnya
Investor melakukan investasinya pada perusahaan yang mempunyai
profit yang cukup baik karena menunjukkan prospek yang cerah sehingga
investor tertarik untuk berinvestasi, yang nantinya akan mempengaruhi
harga saham perusahaan.
3. Tingkat resiko dan pengembalian
Apabila tingkat resiko dan proyeksi laba yang diharapkan
perusahaan meningkat maka akan mempengaruhi harga saham perusahaan.
Biasanya semakin tinggi resiko maka semakin tinggi pula tingkat
pengembalian saham yang diterima.
2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu
Berikut disajikan tinjauan hasil penelitian terdahulu untuk mendukung
kerangka konseptual penelitian.
1. Sinaga (2007)
Judul penelitian adalah “Analisis pengaruh Perubahan Laba
di Bursa Efek Jakarta”. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah
harga saham. Variabel independen adalah laba akuntansi. Perusahaan
yang dijadikan sampel berjumlah 24 perusahaan.
2. Kusno (2004)
Judul penelitian adalah “Analisis Pengaruh Perubahan Arus Kas dan
Laba Akuntansi Terhadap return Saham pada Perusahaan Keuangan
yang Go Publik di Bursa Efek Jakarta”. Variabel dependen adalah return
saham. Variabel independen adalah perubahan arus kas dan laba
akuntansi. Hasil penelitian ini menunjukkan pada arus kas operasi
menunjukkan hasil yang positif terhadapa return saham, arus kas
investasi menunjukkan hasil yang positif terhadap return saham, arus
kas pendanaan menunjukkan hasil yang positif terhadap return saham,
dan laba akuntansi tidak menunjukkan hasil yang positif terhadap return
saham.
3. Nugroho (2001)
Judul penelitian “Pengaruh Laba Akuntansi dan Rasio Profitabilitas
Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan yang Go Publik yang Terdaftar
di BEI”. Variabel dependen adalah harga saham. Variabel independen
adalah laba akuntansi dan rasio profitabilitas. Penelitian ini
menghasilkan kesimpulan bahwa laba akuntansi dan rasio profitabilitas
Tabel 2.2
Judul Penelitian Variabel Hasil Penelitian
1. Rico Saham Pada Industry Dasar Kimia Di Bursa Efek Jakarta
Variabel menunjukkan positif
berhubungan kedua variabel tersebut.
2. Joko Kusno (2004)
Analisis pengaruh perubahan arus kas dan laba akuntansi terhadap retur
Arus kas operasi,
investasi dan pendanaan
berpengaruh positif terhadap retur saham, sedangkan laba akuntansi tidak berpengaruh positif Akuntansi dan resiko profitabilitas
terhadap harga saham pada perusahaan yang Go
public
Laba akuntansi dan rasio profitabilitas berpengrauh
3.3 Kerangka Konseptual
Hubungan antara laba akuntansi dan arus kas operasi terhadap
harga saham dapat digambarkan dalam kerangka konseptual sebagai berikut :
Gambar 2.1 Kerangka konseptual
Sumber : Diolah Penulis, 2014
Berdasarkan kerangka konseptual di atas, maka dapat lah dibuat
hubungan antara variabel independen dengan dependen. Laba akuntansi
adalah laba yang diperoleh dari penjualan bersih dikurangi harga pokok
penjualan dan biaya-biaya operasi perusahaan. Laba akuntansi juga
merupakan laba bersih yang dilaporkan dalam laporan laba rugi. Laba
akuntansi dan arus kas operasi mempunyai hubungan langsung dengan harga
saham. Informasi laporan arus kas berguna untuk menilai kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas, serta memungkinkan
pemakai mengembangkan model untuk menilai dan membandingkan nilai Perubahan Harga
Saham ( Y )
Perbahan Laba Akuntansi
( X1 )
sekrang dari arus kas masa depan dari berbagai perusahaan. Semakin tinggi
arus kas dari aktivitas operasi perusahaan maka harga saham yang diperoleh
oleh perusahaan akan semakin meningkat, dan semakin tinggi laba yang
dihasilkan oleh perusahaan maka yang diharapkan semakin tinggi kenaikan
harga saham.
2.4 Hipotesis
Hipotesis dapat didefenisikan sebagai hubungan yang diperkirakan
secara logis diantara dua variabel atau lebih variabel yang diungkapkan
dalam bentuk penyertaan yang dapat diuji (Sekaran, 2006 :135).
Berdasarkan kerangka konseptual yang telah diuraikan, maka dapat
dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut :
H1 :
H
Laba akuntasi berpengaruh signifikan terhadap harga saham pada
perusahaan otomotif.
2 :
H
Arus kas operasi berpengaruh secara signifikan terhadap harga
saham pada perusahaan otomotif.
3 : Laba akuntansi dan arus kas operasi secara simultan berpengaruh
signifikan terhadap harga saham pada perusahaan otomotif.