• Tidak ada hasil yang ditemukan

BOOK Mediamorfosa Rila S, Abdullah Strategi Pemerintah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "BOOK Mediamorfosa Rila S, Abdullah Strategi Pemerintah"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

Implementasi Literasi Media di Desa Biting

Rila Setyaningsih1 , Abdullah2 Universitas Darussalam Gontor

rilasetya@unida.gontor.ac.id

abdullah@unida.gontor.ac.id

Pendahuluan

Perkembangan zaman menuntut manusia untuk memperoleh maupun menyampaikan informasi guna menjauhi keterbelakangan atau ketertinggalan zaman (out of the date). Pentingnya komunikasi ini tercantum dalam pasal 28 f UUD 1945 yang diamandemen, “Setiap orang berhak untuk berkomunikasi memperoleh informasi untuk mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya, serta berhak untuk mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah dan menyampaikan informasi dengan menggunakan segala jenis saluran yang tersedia”. Kebutuhan akan teknologi informasi dan komunikasi merupakan hal yang penting untuk dipenuhi.

Di sisi lain, terpaan media massa tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia sekarang ini. Dalam keberagaman jenis media, televisi tampaknya menjadi media yang paling dekat dan sangat berpengaruh bagi masyarakat terutama mereka yang tinggal di desa. Televisi sanggup mempengaruhi pola, aktivitas, dan kehidupan masyarakat. Berdasarkan data Nielsen (http://www.nielsen.com) televisi masih menjadi medium utama yang dikonsumsi masyarakat Indonesia (95%), disusul oleh Internet (33%), Radio (20%), Surat kabar (12%), Tabloid (6%) dan Majalah (5%).

(2)

seperti program berita tentang politik, budaya, ekonomi maupun sosial masyarakat dari suatu negara layaknya hanya hiburan dan permainan publik belaka. Beragamnya acara televisi memiliki dampak yang positif dan negatif bagi masyarakat. Banyak stasiun televisi yang memuat tayangan – tayangan ‘sampah’ hanya untuk mengejar rating. Tema – tema kekerasan, seks dan mistik mudah sekali dieksploitasi sebagai tayangan yang mengumbar selera rendah yang banyak digemari (Morissan dalam Setyaningsih, 2011: 1).

Sekalipun televisi menjangkau masyarakat luas, tetapi televisi bukan media demokratis. Para pemirsa tidak memiliki kontrol terhadap apa yang ditayangkan televisi, mereka hanya menerimanya. Televisi tidak mengekspresikan kebudayaan masyarakat melainkan budaya perusahaan.

Berdasarkan hasil observasi, penduduk desa Biting Kecamatan Badegan Kabupaten Ponorogo menjadikan televisi sebagai media utama yang ada di setiap rumah disamping juga Radio atau media lain. Keberadaan televisi dan alat elektronik lain memiliki presentase 61,7 %. Bahkan sebagian besar penduduk akan berada di depan televisi setelah mereka pulang bekerja. Sebagian masyarakat yang bermatapencaharian sebagai petani akan menghabiskan waktu mereka di siang hari setelah pulang bekerja dan pada malam hari untuk menyaksikan acara televisi. Bagi mereka televisi menjadi tontonan wajib yang harus ditonton untuk penghilang rasa capek dan hiburan setelah seharian bekerja.

Disisi lain, desa Biting Kecamatan Badegan Kabupaten Ponorogo merupakan desa yang terletak diperbatasan antara Kabupaten Ponorogo dengan Kabupaten Wonogiri Jawa Tengah. Ketersediaan lembaga pendidikan masih sangat sedikit yakni 1 SD, 1 TK dan 1 Playgroup. Bahkan banyak diantara mereka yang hanya lulus tingkat dasar (Sekolah Dasar) dengan presentase 98,2 % dari jumlah 2065 penduduk. Dengan tingkat pendidikan yang rendah ini diperlukan adanya edukasi, pembinaan dan pengawasan sehingga masyarakat semakin cerdas dalam menggunakan media.

(3)

bagaimana pemerintah Kabupaten Ponorogo melakukan implementasi literasi media di Desa Biting, strategi apa yang digunakan mengingat tingkat pendidikan masyarakat di desa tersebut masih rendah.

Berkaitan dengan permasalahan yang dikemukakan, tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan dan memahami strategi pemerintah Kabupaten Ponorogo dalam implementasi literasi media di Desa Biting. Adapun manfaat penelitian ini yaitu mendorong terwujudnya pengembangan strategi literasi media yang dilakukan oleh pemerintah khususnya di Desa Biting dan diseluruh wilayah Ponorogo pada umumnya.

Penelitian ini menggunakan strategi menurut Efendi (2006). Teori ini menyatakan bahwa strategi adalah paduan perencanaan dengan manajemen untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Terdapat empat unsur penting dalam pengertian strategi, yaitu: kemampuan, sumber daya, lingkungan, dan tujuan. Empat unsur tersebut, sedemikian rupa disatukan secara rasional dan indah sehingga muncul beberapa alternatif pilihan yang kemudian dievaluasi dan diambil yang terbaik.

Sedangkan deinisi yang digunakan untuk mengulas strategi implementasi literasi media, berpijak pada deinisi literasi media yang dikembangkan Potter (2005) yakni kemampuan untuk mengakses, menganalisis, mengevaluasi dan mengirimkan pesan dalam format cetak dan non cetak (televisi, video, ilm, iklan dan internet).

Kajian Teori

Penelitian Terdahulu

(4)

messenger) melalui ponsel pintarnya (smartphone). Sikap kritis terhadap pesan media yang dikonsumsi oleh para narasumber tergantung dari informasi yang menarik perhatian mereka.

Penelitian lain dilakukan Latifah (2014), hasil penelitian yang berjudul Analisis Literasi Media Televisi Dalam Keluarga (Studi Kasus Pendampingan Anak Menonton Televisi Di Kelurahan Sempaja Selatan Kota Samarinda) ini menunjukkan bahwa literasi media televisi keluarga masih pada tingkat awal, dimana pengetahuan dan keterampilan orangtua mengenai media masih pada pengetahuan jenis, kategori, fungsi, dan pengaruh media televisi. Demikian pula pada pendampingan anak dilakukan dengan dua cara, yaitu pertama, pembatasan jam menonton dan pemilihan isi program televisi. Kedua, melalui diskusi dan bertukar pikiran dengan anak, sebelum, saat, ataupun setelah menonton televisi.

Penelitian tentang literasi media juga dilakukan oleh Saifudin (2013), dengan judul penelitian Literasi Media Ibu Rumah Tangga Dalam Media Parenting Pada Anak Menonton Televisi (Studi Deskriptif Kualitatif Literasi Media Ibu Rumah Tangga dalam Media Parenting Pada Anak Usia Dini Menonton Televisi di Surabaya). Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan dengan penelitain yang dilakukan Latifah (2014). Hasil penelitian Saifudin menunjukkan bahwa Literasi media ibu rumah tangga hanya sekedar menjadi pengetahuan pribadi ibu rumah tangga itu sendiri. Ibu rumah tangga membebaskan anaknya menonton televisi dengan berbagai tayangan yang diinginkan anak dari berbagai genre tanpa adanya kekhawatiran akan dampak negatif tayangan acara televisi. Literasi media ibu rumah tangga hanya sekedar menjadi pengetahuan pribadi ibu rumah tangga itu sendiri tanpa melakukan langkah-langkah antisipasi. Literasi media ibu rumah tangga dipengaruhi oleh tingkat pendidikan ibu, ibu yang memiliki tingkat pendidikan tinggi dianggap telah memiliki wawasan dan cara pandang yang luas dalam menjalankan literasi media.

(5)

implementasi literasi media di daerah Biting, mengingat penduduk di daerah tersebut memiliki tingkat pendidikan yang rendah yang berimplikasi terhadap daya kritis rendah pula.

Penelitian ini juga berusaha melihat model literasi media dengan pijakan penelitian yang dilakukan Latifah (2014) dan Saifudin (2013). Jika kedua penelitian tersebut dilakukan pada tingkat keluarga dengan melihat peran orang tua (Ibu rumah tangga) dalam melakukan literasi media televisi terhadap anak-anak mereka, maka penelitian ini berusaha melihat upaya yang sudah dilakukan dan yang direncanakan dalam implementasi literasi media televisi dalam lingkup yang lebih luas yakni oleh pemerintah daerah Kabupaten Ponorogo kepada masyarakat di daerah Biting.

Landasan Teori

1. Strategi

Deinisi strategi menurut Efendi (2006) adalah paduan perencanaan dengan manajemen untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Sedangkan menurut Tika (2016) deinisi strategi secara umum adalah prioritas atau arah keseluruhan yang luas yang diambil oleh organisasi, yakni pilihan-pilihan tentang bagai mana cara terbaik untuk mencapai misi organisasi. Deinisi ini disesuaikan dengan kata strategi berasal dari kata keja bahasa Yunani stratego yang berarti merencanakan pemusnahan musuh lewat penggunaan sumber-sumber yang efektif.

Terdapat empat unsur penting dalam pengertian strategi,yaitu: kemampuan, sumber daya, lingkungan, dan tujuan. Empat unsur tersebut, sedemikian rupa disatukan secara rasional dan indah sehingga muncul beberapa alternatif pilihan yang kemudian dievaluasi dan diambil yang terbaik

2. Implementasi

(6)

Pengertian implementasi yang dikemukakan di atas, dapat dikatakan bahwa implementasi adalah bukan sekedar aktivitas, tetapi suatu kegiatan yang terencana dan dilakukan secara sungguh – sungguh berdasarkan acuan norma tertentu untuk mencapai tujuan kegiatan. Oleh karena itu implementasi tidak berdiri sendiri tetapi dipengaruhi oleh objek berikutnya.

3. Literasi Media

Alan Rubin (1998) menggabungkan beberapa deinisi yang menekankan pengolahan kognitif dan informasi dan evaluasi kritis pesan. Dia mendeinisikan literasi media/melek media sebagai: pemahaman sumber teknologi dari komunikasi, kode yang digunakan, pesan yang diproduksi dan pemilihan, penafsiran serta dampak dari pesan tersebut. (Tamburaka, 2013: 8)

Silverblat mengidentiikasi lima elemen literasi media, yaitu: (a) Kesadaran akan dampak media pada individu dan masyarakat, (b) Pemahaman atas proses komunikasi massa, (c) Pengembangan strategi untuk menganalisis dan mendiskusikan pesan media. (d) Kesadaran atas konten media sebagai sebuah teks yang memberikan pemahaman kepada budaya kita dan diri kita sendiri. (e) Pemahaman kesenangan, pemahaman dan apresiasi yang ditingkatkan terhadap konten media.

Berdasarkan Centre For Media Literacy (2003) upaya untuk literasi media bagi khalayak adalah untuk mengevaluasi dan berpikir kritis terhadap konten media massa, mencakup : kemampuan mengkritik media dan kemampuan memproduksi media.

Metode Penelitian

(7)

Data yang dikumpulkan adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari wawancara semi terstruktur dengan pihak-pihak terkait terutama dengan struktural Dinas Komunikasi dan Informatika dan tokoh masyarakat di Desa Biting. Teknik pengumpulan data sekunder yang dikumpulkan dalam penelitian ini yaitu dari berbagai literatur/pustaka, statistik kependudukan lokasi penelitian, monograi lokasi penelitian serta dilakukan observasi partisipasi dan non-partisipasi. Metode wawancara dilakukan secara terbuka dengan memilih informan kunci (key informant). Teknik sampling yang digunakan yaitu snowball sampling. Kredibilitas dalam penelitian ini menggunakan trianggulasi yang terdiri dari trianggulasi metode, sumber, teori dan peneliti.

Penentuan lokasi penelitian menggunakan teknik purposive sampling dengan kriteria desa yang berada di perbatasan Kabupaten Ponorogo. Pendekatan analisis dengan menggunakan beberapa metode analisis yaitu analisis data interaktif yang terdiri dari pengumpulan data, analisis data, veriikasi data dan kesimpulan dari Milles Huberman serta perumusan hasil.

Hasil Penelitian dan Pembahasan

Seperti telah disinggung dalam bab sebelumnya bahwa mendeinisikan strategi literasi media tidak hanya dari aspek usahanya tetapi juga harus menyentuh aspek evaluasinya guna mengetahui hasil serta meningkatkan usaha yang telah dilakukan. Dalam meningkatkan strategi literasi media harus diperhatikan empat unsur penting yakni kemampuan, sumber daya, lingkungan, dan tujuan. Empat unsur tersebut, sedemikian rupa disatukan secara rasional dan indah sehingga muncul beberapa alternatif pilihan yang kemudian dievaluasi dan diambil yang terbaik

(8)

Prestasi yang telah diraih oleh KIM Desa Biting adalah memperoleh Juara I tingkat Kabupaten Ponorogo dalam perlombaan 10 program pokok PKK tahun 2011 dan Juara III tingkat Provinsi Jawa Timur. Akan tetapi KIM Desa Biting hanya aktif ketika kegiatan perlombaan itu saja. Hal ini dikarenakan tidak adanya evaluasi dan pembinaan terhadap KIM Desa Biting yang dilakukan oleh dinas terkait.

Strategi Implementasi Literasi Media

Strategi adalah paduan perencanaan dengan manajemen untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Adapun strategi implementasi literasi media merupakan paduan perencanaan dengan manajemen untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan berupa meningkatnya kemampuan literasi media masyarakat atau masyarakat yang cerdas bermedia. Terdapat empat unsur penting dalam strategi literasi media, yaitu:

1. Kemampuan

Kemampuan menurut Robbin (2007:57) merupakan kapasitas seseorang individu unutk melakukan beragam tugas dalam suatu pekerjaan. Lebih lanjut Robbin menyatakan bahwa kemampuan (ability) adalah sebuah penilaian terkini atas apa yang dapat dilakukan seseorang. Adapun yang dimaksud dengan kemampuan implementasi literasi media merupakan kecakapan atau potensi untuk menguasai keahlian dalam melakukan atau mengerjakan beragam tugas dalam suatu pekerjaan yang berkaitan dengan literasi media.

Pada dasarnya kemampuan terdiri atas dua kelompok (Robbin, 2007:57) yaitu:

a. Kemampuan intelektual (intelectual ability) yaitu kemampuan yang dibutuhkan untuk melakukan berbagai aktiitas mental-berikir, menalar dan memecahkan masalah.

b. Kemampuan isik (physical ability) yaitu kemampuan melakukan tugas-tugas yang menuntut stamina, keterampilan, kekuatan, dan karakteristik serupa.

(9)

Informasi dan Statistik itu sendiri yakni perumusan kebijakan, pelaksanaan kebijakan, dan pelaksanaan evaluasi serta pelaporan urusan komunikasi informasi, statistik dan persandian.

Hal ini ditunjukkan dengan adanya upaya dari Dinas Komunikasi Informasi dan Statistik Kabupaten Ponorogo dalam pembentukan KIM (Kelompok Informasi Masyarakat) khususnya di Desa Biting. Dengan adanya KIM yang anggotanya adalah karang taruna diharapkan mampu menjadi kepanjangantangan bagi pemerintah dalam pelayanan komunikasi publik khususnya peningkatan kemampuan literasi media. Menurut hasil wawancara dengan Dinas Kominfo dan Statistik, diperoleh informasi bahwa KIM yang baik adalah KIM yang mampu mengelola dan mengembangkan dirinya sendiri. Adapun yang menjadi program utama KIM adalah pembuatan dan pengelolaan website.

KIM di Desa Biting hanya mampu bertahan ketika ada event lomba pada tahun 2011 dan saat ini keberadaannya sudah hilang. Meskipun KIM yang baik adalah KIM yang mampu mengelola dan mengembangkan dirinya sendiri akan tetapi perlu adanya bimbingan, kontrol, dan evaluasi dari Dinas Komunikasi Informasi, dan Statistik sehingga keberadaan KIM khususnya di Desa Biting dapat bertahan dan benar-benar melaksanakan fungsinya sebagai kepanjangantangan dari pemerintah.

Salah satu alasan matinya KIM di Desa Biting adalah kurangnya komunikasi dengan pemerintah dalam hal ini Dinas Komunikasi Informasi dan Statistik Kabupaten Ponorogo. Minimnya informasi tentang tugas dan fungsi KIM menjadi alasan KIM Desa Biting sehingga tidak mampu bertahan hidup dan mengembangkan diri.

Selain dilakukan Dinas Komunikasi Informasi dan Statistik Kabupaten Ponorogo, upaya implementasi literasi media juga dilakukan oleh pemerintah di tingkat desa yakni kelurahan. Sebuah upaya pemasangan wii telah menjadi program kerja kelurahan Biting dalam meningkatkan kemampuan masyarakat dalam mengakses media khususnya new media di tahun 2017 ini.

(10)

tinggal bangunan saja karena tidak dikelola dengan baik, sedangkan kegiatannya sudah tidak ada.

2. Sumber Daya

Sumber Daya Manusia atau human recources mengandung dua pengertian. Pertama, adalah usaha kerja atau jasa yang dapat diberikan dalam proses produksi. Dalam hal lain SDM mencerminkan kualitas usaha yang diberikan oleh seseorang dalam waktu tertentu untuk menghasilkan barang dan jasa. Pengertian kedua, SDM menyangkut manusia yang mampu bekerja untuk memberikan jasa atau usaha kerja tersebut. Mampu bekerja berarti mampu melakukan kegiatan yang mempunyai kegiatan ekonomis, yaitu bahwa kegiatan tersebut menghasilkan barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan atau masyarakat (Sumarsono, 2003: 4).

Jumlah SDM yang ada di Dinas Komunikasi Informasi dan Statistik Kabupaten Ponorogo sebanyak tujuh orang. Adapun struktur organisasi terdiri dari tiga seksi (seksi pengelolaan informasi publik, seksi pengelolaan komunikasi publik, dan seksi layanan informasi publik) yang dikepalai oleh seorang kepala bidang pengelolaan informasi dan komunikasi publik. Sedangkan jumlah kecamatan yang ada di Kabupaten Ponorogo sebanyak 21 kecamatan dengan 26 kelurahan serta 279 desa.

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan, rendahnya jumlah SDM di Dinas Komunikasi Informasi dan Statistik Kabupaten Ponorogo menjadi kendala dalam melaksanakan tugas dan fungsinya dalam urusan komunikasi, informasi, statistik, dan persandian. Upaya untuk melakukan evaluasi terhadap keberadaan KIM sebagai salah satu pengerak literasi media di Desa Biting juga belum pernah dilakukan oleh Dinas Komunikasi Informasi dan Statistik Kabupaten Ponorogo dengan alasan keterbatasan sumber daya manusia yang ada.

3. Lingkungan

Lingkungan adalah suatu norma, harapan, dan kepercayaan dari personil-personil yang terlibat dalam organisasi tempat belajar, yang dapat memberikan dorongan untuk bertindak. Menurut Djamarah (2008) lingkungan memiliki 2 aspek, yakni:

a. Lingkungan alami

(11)

b. Lingkungan sosial budaya

Lingkungan sosial merupakan suatu hidup dalam kebersamaan dan saling membutuhkan antara satu dengan lainnya.

Desa Biting merupakan bagian dari Kabupaten Ponorogo. Hal ini dapat dipahami bahwa Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik Kabupaten Ponorogo memiliki tugas dan fungsi dalam bidang komunikasi, informasi, statistik dan persandian termasuk juga di Desa Biting. Berdasarkan hasil wawancara diperoleh informasi bahwa dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, Dinas Komunikasi Informasi dan Statistik Kabupaten Ponorogo tidak membeda-bedakan antara satu daerah dengan daerah lainnya.

Letak Desa Biting yang berada di perbatasan tidak menjadi alasan bagi Dinas Komunikasi Informasi dan Statistik Kabuapaten Ponorogo dalam melaksanakan tugas dan fungsinya dengan baik. Hal ini terbukti dengan adanya upaya untuk pembentukan KIM di Desa Biting meskipun belum adanya pembinaan secara berkelanjutan serta evaluasi terhadap matinya KIM di desa tersebut.

4. Tujuan

Tujuan adalah suatu hasil akhir atau segala sesuatu yang akan dicapai. Tujuan yang dapat diukur dengan standarnya disebut sasaran atau target. Sehingga tujuan mempunyai pengertian lebih luas dan sasaran mempunyai pengertian lebih khusus. Ada tujuan umum, tujuan khusus maupun tujuan akhir.

Tujuan umum sifatnya umum dan menyeluruh dan sifatnya adalah strategis sehingga disebut tujuan strategis (goals). Tujuan umum tersebut dijabarkan ke dalam tujuan khusus dan tujuan akhir untuk dicapai secara koordinatif oleh satuan-satuan organisasi yang ada dalam mendukung tercapainya tujuan akhir organisasi tersebut. Didalam manajemen tujuan strategi antara lain akan dipengaruhi oleh misi organisasi, nilai-nilai yang dipegang manajer, kekuatan dan kelemahan organisasi, kesempatan dan ancaman dari lingkungan organisasi.

(12)

dan persandian. Kegiatan literasi media memang tidak menjadi fokus utama dalam melaksanakan tugas dan fungsinya akan tetapi kegiatan tersebut telah diupayakan melalui pembentukan KIM di setiap desa termasuk di Desa Biting. Disamping itu, penyediaan wii gratis juga sudah dilakukan akan tetapi baru di beberapa titik di wilayah Kabupaten Ponorogo dan belum sampai di Desa Biting.

Penutup

Kesimpulan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertama, strategi yang dilakukan oleh pemerintah Kabupaten Ponorogo dalam hal ini Dinas Komunikasi Informasi dan Statistik Kabupaten Ponorogo dalam implementasi literasi media di Desa Biting adalah dengan pembentukan KIM (Kelompok Informasi Masyarakat). Kedua, banyaknya tugas dan tanggung jawab dengan rendahnya jumlah SDM yang ada di Dinas Komunikasi Informasi dan Statistik Kabupaten Ponorogo menjadi salah satu kendala dalam melakukan pemantauan, pembinaan secara berkelanjutan, dan evaluasi keberlangsungan KIM di Desa Biting. Adapun unsur strategi meliputi 4 hal, yakni: kemampuan, sumber daya, lingkungan, dan tujuan.

Saran

(13)

Datar Pustaka

Adiarsi, Gracia Rahmi, dkk. (2015). Literasi Media di Kalangan Mahasiswa. Jurnal Humaniora Vol.6 No.4 Oktober 2015: 470-482. Jakarta: STIKOM

Djamrah S.B. (2008). Psikologi Belajar, Edisi 2. Jakarta, Rineka Cipta Efendi, Onong Uchjana. (2006). Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek.

Bandung, Remaja Rosdakarya.

Fitriyarini, Inda., dkk. (2014). Model Literasi Media Berbasis Kearifan Lokal pada Suku Dayak Tunjung dan Dayak Benuaq di Kutai Barat. Jurnal JSP Volume 17 Nomor 3 Maret 2014

http://www.nielsen.com. Diakses 14 februari 2016

Latifah. (2014). Analisis Literasi Media Televisi dalam Keluarga (Studi Kasus Pendampingan Anak Menonton Televisi di Kelurahan Sempaja Selatan Kota Samarinda. eJournal lmu Komunikasi, 2014, Vol 2 No 4: 259-268. Samarinda, Universitas Mulawarman Potter, James. (2008). Media Literacy (4th ed.). California, Sage

Publications Inc.

Potter, James. W. (2004). heory of Media Literacy: a Cognitive Approach. California,Sage Publications

Robbin, Stephen P. (2014). Perilaku Organisasi. Jakarta, Salemba Empat Saifudin, Windri. (2013). Literasi Ibu Rumah Tangga dalam Media

Parenting Pada Anak Menonton Televisi (Studi Deskriptif Kualitatif Literasi Media Ibu Rumah Tangga dalam Media Parenting Pada Anak Usia Dini Menonton Televisi di Surabaya. Surabaya, UPN Jawa Timur.

Setyaningsih, Rila. (2011). Persepsi Umat Beragama Lokal Terhadap Siaran Keagamaan di Trans TV (Skripsi). Yogyakarta, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Sumarsono, Sonny. (2003). Ekonomi Manajemen Sumber Daya Manusia dan Ketenagakerjaan. Jogyakarta, Graha Ilmu

Tamburaka, Apriadi. (2013). Literasi Media: Cerdas Bermedia Khalayak Media Massa. Jakart, PT Raja Graindo Persada

Tika. (2016). Deinisi Strategi Secara Umum. Website download : 14 Februari 2016

Referensi

Dokumen terkait

Selama Kegiatan pemebelajaran berlangsung guru beserta anggota tim peneliti mengamati seluruh rangkaian kegiatan pembelajaran berlangsung. Observasi dilakukan oleh

Hal inilah yang dilakukan Muhammad, beliau tidak akan melakukan transaksi jual beli kecuali kedua belah pihak suka sama suka, sehingga beliau sebagai penjual senang dan

Secara patofisiologi pada hernia indirek, sebagian usus keluar melalui duktus spermatikus sebelah lateral dari arteri epigastrika inferior mengikuti kanalis inguinalis

Jadi kita sebagai orang Islam harus mempelajari dan mengamalkan apa yang terkandung dalam Al-Qur’an.Dengan melihat dasar kebiasaan membaca Al-Qur’an diatas, dapat

Hasil yang akan diperoleh adalah layak atau tidaknya usahatani tebu rakyat di Desa Paccing, Kecamatan Patimpeng, Kabupaten Bone dari segi finansial.. Dalam

Guru BK/Konselor menyusun laporan pelaksanaan program dalam bentuk yang matrik berisi uraian kegiatan layanan, sasaran, waktu pelaksanaan, evaluasi proses dan hasil, analisis

Konduksi adalah perpindahan panas akibat paparan langsung kulit dengan benda-benda yang ada di sekitar tubuh. 4iasanya proses kehilangan panas dengan mekanisme konduksi

Pengujian Blackbox bertujuan untuk pengujian fungsionalitas aplikasi PATEN, sedangkan pengujian dengan metode kuantitatif sebagai evaluasi langsung dari 100 end user,