BAB II
METODE PENELITIAN
A.
.Bentuk Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian
deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Metode deskriptif yaitu metode-metode
penelitian yang memusatkan perhatian pada masalah-masalah atau fenomena yang
bersifat aktual pada saat penelitian dilakukan, kemudian menggambarkan
fakta-fakta tentang masalah yang diselidiki sebagaimana adanya diiringi dengan
interprestasi yang rasional dan akurat (Nawawi 2003:64).
Dengan demikian penelitian ini akan menggambarkan fakta-fakta dan
menjelaskan keadaan dari objek penelitian dan mencoba menganalisis
kebenarannya berdasar pada data yang diperoleh.
B.
Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di kantor Dinas Pertambangan dan Energi Propinsi
Sumatera Utara, di jalan Jl. Setia Budi Ps. II No.84, Tj. Sari, Medan Selayang,
Kota Medan, Sumatera Utara.
C.
Populasi Dan Sempel
1.
populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek
yang mempunyai kualitas karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
yang jadi populasinya dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai yaitu yaitu 100
orang.
2.
Sampel
Sampel adalah sebagian dari populasi. Dengan memenuhi sebagian dari
populasi, diharapkan bahwa hasil yang diperoleh akan dapat menggambarkan sifat
populasi yang bersangkutan. Sebuah sampel haruslah dipilih sedemikian rupa
sehingga setiap satuan elementer mempunyai kesepakatan dan peluang yang sama
untuk dipilih dan besarnya peluang tersebut tidak boleh sama dengan nol
(Singarimbun 2008:149). Mengutip dari pendapat Arikunto (2002:109) yang
menyatakan bahwa apabila populasi kurang dari 100 orang, maka sampel diambil
secara keseluruhan. penentuan besar sampel sebagai berikut:
N = n
N = Ukuran populasi
n = ukuran sampel
Maka, dalam penelitian ini sampel yang di ambil adalah 97 orang.
D.
Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data atau informasi, keterangan-keterangan dan
data-data yang diperlukan, peneliti menggunakan tehnik pengumpulan data-data sebagai
berikut:
1.
Teknik pengumpulan data primer, yaitu teknik pengumpulan data yang
dilakukan secara langsung pada lokasi penelitian. Pengumpulan data primer
dilakukan dengan instrumen sebagai berikut :
a.
Wawancara, yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
mendalam dari informan. Metode ini dilakukan dengan mengajukan
pertanyaan-pertanyaan secara langsung dan mendalam serta terbuka
kepada informan atau pihak yang berhubungan dan memiliki relevansi
terhadap masalah yang berhubungan dengan penelitian.
b.
Kuisioner, yaitu teknik pengumpulan data dengan menggunakan
sejumlah daftar pertanyaan kapada pihak-pihak terkait.
2.
Pengumpulan Teknik pengumpulan data sekunder, yaitu pengumpulan data
yang dilakukan melalui studi bahan-bahan kepustakaan yang diperlukan
untuk mendukung data-data primer. Pengumpulan data sekunder dapat
dilakukan dengan menggunakan instrumen sebagai berikut :
a.
Studi kepustakaan, yaitu teknik pengumpulan data dengan
menggunakan berbagai literatur seperti buku, karya ilmiah, pendapat
para ahli yang berkompetensi dan lainnya yang berkenaan dengan
penelitian ini.
b.
Dokumentasi, yaitu teknik pengumpulan data dengan menggunakan
catatan atau foto-foto dan rekaman video yang ada di lokasi penelitian
serta sumber-sumber lain yang relevan dengan objek penelitian.
E.
Teknik Penentuan Skor
Melalui penyeberan angket yang berisikan beberapa pertanyaan yang akan
diajukan kepada responden, maka ditentukan skor pada setiap pertanyaan. Teknik
pengukuran skor yang dilakukan dalam penelitian ini memakai skala Likert untuk
menilai jawaban kuesioner (Sugiono 2006:107). Adapun skor yang ditentukan
1.
Untuk jawaban “a” diberi skor 5
2.
Untuk jawaban “b” diberi skor 4
3.
Untuk jawaban “c” diberi skor 3
4.
Untuk jawaban “d” diberi skor 2
5.
Untuk jawaban “e” diberi skor 1
Untuk mengetahui kategori jawaban dari responden tersebut tergolong
sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah, sangat rendah maka terlebih dahulu
ditentukan skala intervalnya sebagai berikut:
skor tertinggi
−
skor terendah
banyaknya bilangan
Maka diperoleh interval sebagai berikut:
5−15
= 0,8
Sehingga dapat di ketahui kategori jawaban responden untuk
masing-masing variabel yaitu :
1.
Skor untuk kategori sangat tinggi
= 4.2-5.0
2.
Skor untuk kategori tinggi
= 3.3-4.1
3.
Skor untuk kategori sedang
= 2.4-3.2
4.
Skor untuk kategori rendah
= 1.5-2.3
5.
Skor untuk kategori sangat rendah =0.8-1.4
F. Teknik Analisis Data
Teknik analisa data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisa
data kuantitatif yang digunakan untuk menguji hubungan/pengaruh antara variabel bebas
dan variabel terikat dengan menggunakan perhitungan statistik. Adapun metode statistik
1. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen
Kualitas pengumpulan data dengan menggunakan metode kuantitatif sangat
ditentukan oleh kualitas atau instrumen alat pengumpulan data yang digunakan. Suatu
instrumen data penelitian dikatakan berkualitas dan dapat dipertanggungjawabkan jika
sudah terbukti validitas dan reliabilitasnya yang harus disesuaikan dengan instrumen yang
digunakan dalam mengelola data penelitian.
a. Uji Validitas
Validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur itu mengukur apa
yang ingin diukur. Instrumen dapat dikatakan valid jika terdapat kesamaan
antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada
objek yang diteliti. Uji validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah
validitas konstruk (construct).
Uji Validitas digunakan rumus korelasi Product Moment Pearson
(Arikunto, 2006 : 72) sebagai berikut :
��� =�[(�.∑ �2)�−.∑ �� −(∑ �)2(){(∑ ��)(.∑ �∑ �2))−(∑ �)2)]
Keterangan : rxy = Koefisien korelasi antara gejala x dan y
N = Jumlah Sampel
∑x = Jumlah skor x
∑y = Jumlah skor y
∑xy = Jumlah hasil kali antara x dan y
Untuk melihat suatu data dikatakan valid maka perlu dilakukan perbandingan antara nilai
r hitung dengan r table. r table ditentukan dengan
b. Uji Reliabilitas Instrumen
Reliabilitas adalah istilah yang dipakai untuk menunjukkan sejauh mana
suatu hasil pengukuran relatif konsisten apabila pengukuran diulangi dua
kali atau lebih. Dengan kata lain, reliabilitas menunjukkan konsistensi suatu
alat pengukur di dalam mengukur gejala yang sama.
Uji reliabilitas instrumen dilakukan dengan internal consistency dengan
Teknik Belah Dua (Split Half) yang dianalisis dengan rumus Spearman
Brown, dimana butir-butir instrumen dibelah menjadi dua kelompok, yaitu
kelompok instrumen ganjil dan kelompok instrumen genap (Sugiyono, 2005
: 126)
Rumus Spearman Brown adalah sebagai berikut :
��−1 +2��� �
Keterangan : ri = realiabilitas internal seluruh instrumen
rb = korelasi product moment antara belahan pertama
dan kedua
2. Koefisien Korelasi Product Moment
Teknik analisa ini digunakan untuk mengetahui ada tidaknya dan tinggi
rendahnya hubungan antar variabel bebas (X) dengan variabel terikat (Y) (Sugiyono,
2005 : 212).
Cara perhitungannya menggunakan rumus sebagai berikut:
�
��=
� �.∑ �� −(∑ �)(∑ �)[(�.∑ �2)−(∑ �)2){(�.∑ �2)−(∑ �)2)]
Keterangan : rxy = Koefisien korelasi antara gejala x dan y
∑x = Jumlah skor x
∑y = Jumlah skor y
∑xy = Jumlah hasil kali antara x dan y
Untuk melihat hubungan antara kedua variabel dari hasil perhitungan, maka
dapat dirumuskan dengan memberikan tiga kemungkinan mengenai hubungan antara
kedua variabel yaitu :
a. Nilai rxy positif artinya kedua variabel menunjukkan hubungan positif dimana
kenaikan nilai variabel pertama diikuti dengan variabel yang lain.
b. Nilai rxy negatif artinya kedua variabel menunjukkan hubungan negatif dimana
kenaikan nilai variabel pertama diikuti oleh turunnya variabel kedua.
c. Nilai r sama dengan nol artinya kedua variabel tidak menunjukkan hubungan
dimana variabel pertama tetap meskipun variabel lain berubah.
Untuk mengetahui adanya hubungan yang tinggi atau rendah antara kedua
variabel berdasarkan nilai r (koefisien korelasi) digunakan penafsiran atau interpretasi
angka (Sugiyono, 2005 : 149), yaitu :
Tabel 1. Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
Antara 0,00 – 0,199 Sangat Rendah
Antara 0,20 – 0,399 Rendah
Antara 0,40 – 0,599 Sedang
Antara 0,60 – 0,799 Tinggi
Dari nilai rxy yang diperoleh dapat dilihat secara langsung melalui tabel korelasi
untuk mengetahui apakah nilai r yang diperoleh berarti atau tidak. Tabel korelasi ini
mencantumkan batas-batas r yang signifikan. Ketentuannya adalah bila rhitung lebih kecil
dari rtabel (rhitung< rtabel) maka Ho diterima dan Ha ditolak. Sebaliknya, apabila rhitung lebih
besar dari rtabel (rhitung> rtabel) maka Ha diterima.
Tabel korelasi ini mencantumkan batas-batas r signifikan tertentu, dalam hal ini
yang signifikan 5%. Bila nilai r tersebut adalah signifikan berarti hipotesa kerja/hipotesa
alternatif dapat diterima.
Pada korelasi product moment, data harus berskala interval maka data berskala
ordinal harus ditransformasikan terlebih dahulu menjadi skala interval dengan
tahapan-tahapan sebagai berikut:
a. Memperhatikan setiap butir jawaban responden dari angket yang disebarkan pada
setiap butir ditentukan beberapa orang yang mendapat skor 1,2,3,4 dan 5 yang
disebut frekuensi
b. Setiap frekuensi dibagi dengan banyaknya responden dan hasilnya disebut
proporsi,
c. Menentukan nilai proporsi kumulatif dengan jalan menjumlahkan nilai proporsi
secara berurutan perkolom skor,
d. Menggunakan tabel distribusi normal, hitung nilai Z untuk setiap proporsi
kumulatif yang diperoleh,
e. Menentukan nilai tinggi densitas untuk setiap nilai Z yang diperoleh dengan
menggunakan nilai tabel tinggi densitas dengan rumus:
δ(Z)- 1 √2� � �–
�2
2�,−∞<�+∞
�����=(�������������������)−(�������������������) (�������������������)− (��������������)
g. Hitung skor (nilai hasil transformasi) untuk setiap kategori melalui persamaan
�����=����������+ |���������� min| + 1
Tahapan-tahapan diatas telah ditransformasikan kedalam sebuah program MSI
(Methode of Succesivbe Interval) yang dirancang oleh Drs. Rasyudin Ginting, M.Si.
Program MSI sebagai penyempurnaan dari program-program yang telah ada sebelumnya.
Mentransformasikan data skala ordinal menjadi data skala interval yang berguna untuk
memenuhi sebagian dari syarat analisis parametrik yang mana data setidak-tidaknya
berskala interval.
3. (Uji “t”)
Untuk mengetahui apakah diantara dua variabel terdapat hubungan yang
independen atau tidak, maka perlu dilakukan uji independen. Hipotesis yang harus
diujikan adalah Ho : ρ = 0 , melawan Ha : ρ ≠ 0. Dimana sampel yang diambil dari
populasi normal bervariabel dua berukuran n memiliki koefisien korelasi r, maka dapat
digunakan uji statistik t dengan rumus (Suharyadi, 2004 : 466) :
�=�√� −2 √1− �2
Keterangan : t = nilai hitung
r = nilai koefisien korelasi
n = jumlah data pengamatan
Hasil thitung kemudian dikonfirmasi pada nilai ttabel untuk mengetahui sejauh
mana hasil penelitian memenuhi syarat kelayakan data secara empiris. Kriteria pengujian
maka hipotesis alternatif diterima. Selanjutnya untuk taraf nyata = α, maka hipotesis
diterima jika –�(1−1 2
�)�<t<�(1−1�2)�, dimana distribusi t yang digunakan mempunyai dk
= (n-2). Dalam hal lainnya Ho ditolak.
Bentuk alternatif untuk menguji hipotesis Ho bisa Ha: ρ > 0 atau Ha : ρ < 0.
Yang pertama merupakan uji pihak kanan sedangkan yang kedua merupakan uji pihak
kiri. Daerah kritis pengujian harus disesuaikan dengan alternatif yang diambil
4. Koefisien Determinasi
Koefisien determinan digunakan untuk mengetahui berapa persen besarnya
pengaruh variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y). Adapun rumus koefisien
determinasi “D” yaitu (Sugiyono, 2005 : 212) :
D = (rxy)2 x 100%
Keterangan : D = koefisien determinan
rXY = koefisien korelasi product moment antara X dan Y
5. Regresi Linier Sederhana
Regresi sederhana didasarkan pada hubungan fungsional ataupun kausal/sebab
akibat satu variabel independen (variabel bebas) dengan satu variabel dependen (variabel
terikat). Persamaan umum regresi linier sederhana adalah (Sugiyono, 2005 : 204-206) :
Y = a +Bx
Keterangan: Y = Subjek dalam variabel dependen yang dipredisikan
B = angka arah atau koefisien regresi peningkatan atau
penurunan variabel
X = Subjek variabel independen yang mempunyai nilai tertentu.
Harga a dan b dapat dicari dengan rumus sebagai berikut:
�=(∑ ��)(∑��
2)−(∑ ��)(∑����) �.∑ �2� −(∑��)2