PERSEPSI SANTRI TERHADAP KEMANDIRIAN DALAM PENDIDIKAN ISLAM DI PONDOK PESANTREN THAWALIB PADANG
Yusutria1 Abstrak:
Problems motivated by the lack of independence of students in learning and daily tasks, the lack of independence in the face of day-to-day needs, the lack of independence in respect of time, lack of independence in the act and not hesitate in doing good, especially the learners (students) at boarding school Thawalib Padang. This research is a field of research using descriptive methods Based on the results of this study concluded that the attitude of self-reliance learners (students) in learning is the learners (students) have learned peribadi schedule, learn peribadi regular schedule, schedule peribadi not done everything, fix peribadi schedule, have their own textbooks, if it did not have book learners (students) to buy the book, in addition to hours of learning school learners (students) have a 1 to 2 hours outside of school every day learning, learners have difficulties in learning, ask each teacher if difficulties in learning and to understand and master the eye lessons outside of school learners (students) learn with the guidance of the teacher and learner independence stance (students) in daily tasks learners (students) often have daily tasks, working alone, has the daily task of the school, working at night, Direct writing assignment, have a special note for daily tasks, daily tasks do not understand, ask the teacher if you do not understand the same, daily chores himself, feeling ashamed of cheating or copying the work, unfamiliarity learners (students) that causes copying or cheating daily tasks and self-reliance in the face of the daily requirement is daily needs of learners (students) 5,000, - up to Rp. 7.500, -, derived from parents, feeling quite daily needs, there is a shortage of daily needs, saving in the face of a shortage of daily needs, regular face daily needs, never borrow money friends, waiting for shipment from parents to cover daily needs, trying to resolve peribadi alone in facing the problems in the cottage.Masalah dilatar belakangi oleh kurangnya kemandirian santri dalam belajar dan mengerjakan tugas harian, kurangnya kemandirian dalam menghadapi kebutuhan sehari-hari, kurangnya kemandirian dalam menghargai waktu, kurangnya kemandirian dalam berbuat dan ragu-ragu dalam berbuat kebaikan khususnya peserta didik (santri) di Pondok Pesantren Thawalib Padang. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan menggunakan metode deskriptif
Kata Kunci: Persepsi, Santri, Kemandirian, Pendidikan Islam.
1) PENDAHULUAN
Pondok pesantren merupakan lembaga pendidikan Islam yang menerapkan nilai-nilai pendidikan Islam dalam pondok pesantren dinamakan dengan pancajiwa pesantren atau lima nilai-nilai pendidikan yang menjiwai dalam setiap segi kehidupan pesantren atau lima nilai-nilai pendidikan yang menjiwai dalam setiap segi kehidupan
pesantren, yakni keikhlasan, kesederhanaan, kemandirian, ukhuwah Islamiyah, kebebasan dan kebijaksanaan (Imam Zarkasyi: 1994). Pancajiwa pesantren yang menjiwai dalam setiap segi dalam kehidupan pesantren sudah menjadi bagian nilai-nilai pendidikan Islam yang meliputi: wisdom (kebijaksanaan), bebas terpimpin, self government (membangun diri), kolektivisme (kebersamaan), adanya hubungan guru, murid, orang tua dan masyarakat, sikap positif dan negatif terhadap ilmu, mandiri, sederhana, ibadah (Mustafa dan Abdullah Aly: 1999).
Kemandirian bertujuan membentuk kepribadian dan membina santri agar mampu dalam tingkah laku, belajar, bekerja, mampu mengatur diri sendiri tanpa meminta bantuan orang lain. Karena santri terlepas dari lingkungan keluarga dan masyarakat menuntut mereka untuk melakukan fungsi hidup secara longgar, sehingga santri mengatur kehidupan sehari-hari dan mengorganisir sistem administrasi secara mandiri (Manfrek Ziemek: 1986). Kemandirian yang diberikan oleh podok pesantren kepada santrinya seperti kemandirian santri dalam belajar dan mengerjakan tugas harian, kemandirian dalam menghadapi kebutuhan sehari-hari, kemandirian dalam menghargai waktu, kemandirian dalam berbuat dan tidak ragu-ragu dalam berbuat kebaikan. Sikap kemandirian akan membentuk peserta didik dalam perubahan sikap, perilaku dan keperibadian yang sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan, yang telah direncanakan oleh pendidikan Islam.
Melihat kenyataannya, masih ada santri khususnya santri yang ada di Pondok Pesantren Thawalib Padang yang kurang kemandirian santri dalam belajar dan mengerjakan tugas harian, kurangnya kemandirian dalam menghadapi kebutuhan sehari-hari, kurangnya kemandirian dalam menghargai waktu, kurangnya kemandirian dalam berbuat dan ragu-ragu dalam berbuat kebaikan serta masih adanya yang menokohkan dan menauladani sosok yang tidak sesuai dengan ajaran Islam.
2) METODE PENELITIAN
mengumpulkan data yang dibutuhkan dalam melaksanakan penelitian ini penulis menggunakan teknik, yaitu: observasi, wawancara, studi dokumentasi, angket. Langkah-langkah untuk menganalisa data adalah reduksi data, display data, pengambilan kesimpulan dengan verifikasi data dan analisa dan interpretasi dengan ketentuan rumus:
P = F x 100 % N
Keterangan: P : Persentasi
F : Frekwensi siswa menjawab benar N : Jumlah santri
3) HASIL PENELITIAN
A Sikap Kemandirian Santri dalam Belajar Tabel
Sikap Kemandirian Santri
Pondok Pesantren Thawalib Padang Dalam Belajar
No Aspek Masalah Alternatif F %
1. Mempunyai jadwal belajar peribadi,
selain jadwal belajar dari pondok Mempunyai jadwal belajar peribadi Tidak mempunyai jadwal belajar peribadi
48
10
82,8
17,2
58 100 2. Jadwal belajar peribadi yang teratur Ya
Tidak
39 19
67,2 32,8 58 100 3. Jadwal belajar peribadi yang teratur
dapat terlaksana semuanya
Ya Tidak
16 42
27,6 72,4 58 100 4. Usaha jika jika tidak terlaksana
semuanya MemperbaikiMengulangi
Tetap menyelesaikan
40 12 6
69,0 20,7 10,3 58 100 5. Buku pelajaran sendiri Punya
Tidak Pinjam
38 14 6
60,5 24,2 10,3 58 100 6. Usaha jika tidak punya buku
pelajaran sendiri
Membeli Meminjam
46 12
58 100 7. Belajar setiap hari, selain jam
sekolah
Satu sampai dua jam Tiga sampai empat jam Lima sampai enam jam
36 12
10
62,1 20,7
17,2
58 100 8. Mempunyai kesulitan dalam belajar Ya
Tidak 4612 79,320,7 58 100 9. Cara menghadapi jika punya
kesulitan dalam belajar
Sendiri
Bertanya sama teman Bertanya sama guru
12 18 28
20,7 31,0 48,3
58 100 10 Cara belajar selain jam sekolah Sendiri
Bersama teman Bimbingan guru
10 12 36
17,2 20,7 62,1 58 100 11 Cara untuk memahami mata
pelajaran di luar jam sekolah
Sendiri
Bersama teman Bertanya sama guru
6 12 40
10,3 20,7 69,0 58 100
Interpretasi data
buku pelajaran sendiri oleh peserta didik (santri). Sebanyak responden 38 (60,5%) yang menjawab punya buku pelajaran sendiri, sebanyak 14 responden (24,1%) yang menjawab tidak punya buku pelajaran sendiri, sebanyak 6 responden (10,3%) yang menjawab pinjam buku pelajaran. Pada item 6 tentang usaha, jika tidak punya buku pelajaran sendiri. Sebanyak 46 responden (79,3%) yang menjawab membeli buku pelajaran, sebanyak 12 responden (20,7%) yang menjawab meminjam buku pelajaran. Pada item 7 tentang belajar peserta didik (santri) setiap hari selain jam sekolah. Sebanyak 36 responden (62,1%) yang menjawab satu sampai dua jam, sebanyak 12 responden (20,7%) yang menjawab tiga sampai empat jam, sebanyak 10 responden (17,2%) yang menjawab lima sampai enam jam. Pada item 8 tentang peserta didik (santri) yang mempunyai kesulitan dalam belajar. Sebanyak 46 responden (79,3%) yang menjawab mempunyai kesulitan dalam belajar, sebanyak 12 responden (47%) yang menjawab tidak ada kesulitan dalam belajar. Pada item 9 tentang cara peserta didik (santri) menghadapi jika punya kesulitan dalam belajar. Sebanyak 12 responden (20,7%) yang menjawab belajar sendiri, sebanyak 18 responden (31%) yang menjawab belajar bersama teman, sebanyak 28 responden (48,3%) yang menjawab belajar dengan guru. Pada item 10 tentang cara peserta didik (santri) belajar selain jam sekolah. Sebanyak 10 responden (17,2%) yang menjawab belajar sendiri, sebanyak 12 responden (20,7%) yang menjawab belajar bersama teman dan sebanyak 36 responden (62,7%) yang menjawab belajar bersama guru. Pada item 11 tentang cara peserta didik (santri) untuk memahami mata pelajaran di luar jam sekolah. Sebanyak 6 responden (10,3%) belajar sendiri, sebanyak 12 responden (20,7%) yang menjawab belajar bersama teman dan sebanyak 40 responden (69,0%) yang menjawab belajar bersama guru.
B Kemandirian dalam mengerjakan tugas harian
Tabel
Kemandirian Dalam Mengerjakan Tugas Harian N
O
1. Mengerjakan tugas
harian SeringKadang-kadang Jarang sekali Tidak pernah 30 13 10 5 51, 8 22, 4 17, 2 8,6 58 100 2. Usaha mengerjakan
tugas harian sekolah a. Bertanya sama temanb. Mengerjakan sendiri c. Bertanya sama guru
12 28 18 20, 7 48, 3 31, 0 58 100 3. Tugas harian sekolah Ya
Tidak 43 15 74, 1 25, 9 58 100 4. Waktu menyelesaikan
tugas harian
Langsung pulang sekolah Sore hari Malam hari Pagi hari 2 3 50 3 3,4 5,2 86, 2 5,2 58 100 5. Menulis langsung tugas
harian dari sekolah YaTidak 3127 53,4 46, 5 58 100 6. Mempunyai cacatan
khusus tugas harian Catatan khususKertas selembar 4018 69,0 31, 0 58 100 7. Pemahaman tentang
tugas harian YaTidak 50 8 86,2 13, 8 58 100 8. Yang dilakukan peserta
didik (santri) jika tidak paham tugas harian dari sekolah atau guru
3 58 100 9. Cara mengerjakan tugas
harian yang diberikan sekolah atau guru
Mengerjakannya sendiri Melihat pekerjaan teman Mengerjakan bersama teman
40 9 9
69, 0 15, 5 15, 5 58 100 10. Perasaan nyontek
mengerjakan tugas harian
Biasa saja Senang Malu
11 3 44
19, 0 5,2 75, 8 58 100 11. Alasan nyontek dalam
melaksanakan tugas harian
Tidak mengerti
Malas 4216 72,4
27, 6 58 100
Interprestasi data
Pada item 1 tentang peserta didik (santri) yang mempunyai tugas harian dari sekolah. Sebanyak 30 responden (51,8%) yang menjawab sering punya tugas harian dari sekolah, sebanyak 13 responden (22,4%) yang menjawab kadang-kadang mempunyai tugas harian, sebanyak 10 responden (17,2%) yang menjawab jarang sekali yang mempunyai tugas dan sebanyak 5 responden (8,6%) yang menjawab tidak mempunyai tugas harian dari sekolah.
sebanyak 3 responden (5,2%) yang menjawab mengerjakan pada sore hari, sebanyak 53 responden (91,4%) yang menjawab mengerjakan pada malam hari dan tidak ada responden yang menjawab mengerjakan tugas harian pada pagi hari.
Pada item 5 tentang peserta didik (santri) yang mempunyai catatan khusus untuk tugas harian. Sebanyak 31 responden (53,4%) yang menjawab punya catatan khusus untuk tugas harian, sebanyak 27 responden (47,0%) yang menjawab mengerjakan pada sore hari, sebanyak 53 responden (91,4%) yang menjawab mempunyai catatan khusus untuk tugas harian. Pada item 6 tentang cara peserta didik (santri) dalam mengerjakan tugas harian. Sebanyak 40 responden (69,0%) yang menjawab mengerjakan sendiri, sebanyak 9 responden (15,5%) yang menjawab melihat pekerjaan teman, sebanyak 9 responden (15,5%) yang menjawab merjakan bersama teman.
Pada item 7 tentang peserta didik (santri) dalam mengerjakan tugas harian. Sebanyak 24 responden (41,4%) yang menjawab sering mengerjakan tugas harian, sebanyak 25 responden (43,1%) menjawab kadang-kadang mengerjakan tugas harian dari sekolah, sebanyak 7 responden (12,0%) yang menjawab jarang sekali mengerjakan tugas harian dan sebanyak 2 responden (3,4%) menjawab jarang sekali mengejakan tugas harian. Pada item 8 tentang pemahaman peserta didik (santri) dalam memahami tugas harian dari sekolah atau guru. Sebanyak 16 responden (27,6%) yang menjawab bertanya sama teman, sebanyak 36 responden (62,1%) yang menjawab bertanya sama guru, sebanyak 6 responden (8,6%) yang menjawab meninggalkan tugas yang diberikan oleh sekolah atau guru.
Pada item 9 tentang perasaan peserta didik (santri) menyontek dalam mengerjakan tugas harian dari sekolah atau guru. Sebanyak 11 responden (19,0%) yang menjawab biasa saja, sebanyak 3 responden (5,2%) menjawab senang melihat sama teman, sebanyak 44 responden (75,9%) yang menjawab malu menyontek dalam membuat tugas harian sekolah. Pada item 10 tentang alasan peserta didik (santri) menyontek dalam mengerjakan tugas harian dari sekolah atau guru. Sebanyak 42 responden (72,4%) yang menjawab tidak mengerti, sebanyak 16 responden (27,6%) yang menjawab malas membuat tugas harian yang diberikan oleh sekolah.
tugas harian yang diberikan oleh sekolah, sebanyak 8 responden (13,8%) yang menjawab jarang sekali yang mengerjakan tugas harian dari sekolah dan guru, sebanyak 5 responden (8,6%) yang menjawab tidak sering mengerjakan tugas harian dari sekolah dan guru.
C Kemandirian Santri dalam Menghadapi Kebutuhan Harian Tabel
Kemandirian Santri Dalam Menghadapi Kebutuhan Harian No Aspek Masalah Alternatif F % 1. Kebutuhan harian Rp. 5.000,- sampai
Rp. 7.500,-Rp. 8.000,- sampai Rp. 10.000,-Rp.10.500,- sampai Rp. 15.000,-46 6 6 79,4 10,3 10,3 58 100 2. Cara memperoleh kebutuhan Dari orang tua
Dari saudara Dari usaha sendiri
42 16 - 72,4 27,6 -58 100 3. Kebutuhan harian peserta didik
(santri) CukupBerlebih Kurang 35 15 8 60,3 25,9 13,8 58 100 4. Kekurangan kebutuhan harian Ada
Tidak ada Kadang-kadang 12 361 0 20,7 62,1 17,2 58 100 5. Cara peserta didik (santri)
dalam menutupinya
Berusaha hemat Meminjam pada teman Meminta pada orang tua
34 9 15 58,6 15,5 25,9 58 100 6. Tanggapan peserta didik
(santri) dalam menghadapi kebutuhan harian Biasa saja Bingung Tenang 45 7 6 77,6 12,0 10,4 58 100 7. Peserta didik (santri)
meminjam uang atau meminta sesuatu dari teman
Tidak pernah Jarang sekali Sering Kadang-kadang 39 3 7 9 67,3 5,2 12,0 15,5 58 100 8. Cara mengembalikan pinjaman
teman
Pinjam sama teman yang lainnya
Biasa-biasa saja
Menunggu kiriman orang tua 15 10 33 26,0 17,2 56,8 58 100 9. Usaha menghadapi persoalan
peribadi dalam pondok
Berusaha
Menyelesaikannya sendiri
Meminta bantuan orang tua Meminta bantuan teman Masa bodoh
3
7 9
5,2
12,0 15,5 58 100
Interprestasi data
Pada item 1 tentang kebutuhan harian peserta didik (santri). Sebanyak 46 responden (79,4%) yang menjawab Rp. 5.000,- sampai Rp. 7.500,-, sebanyak 6 responden (10,3%) yang menjawab Rp. 8.000,- sampai Rp. 10.000,-, sebanyak 6 responden (10,3%) yang menjawab Rp. 10.500,- sampai Rp. 15.000,-. Pada item 2 tentang memperoleh kebutuhan harian. Sebanyak 42 responden (72,4%) yang menjawab dari orang tua, sebanyak 16 responden (27,6%) yang menjawab dari saudara, dan tidak ada yang menjawab dari usaha sendiri. Pada item 3 tentang kecukupan harian peserta didik (santri). Sebanyak 35 responden (60,3%) yang menjawab cukup, sebanyak 15 responden (25,9%) yang menjawab berlebih, sebanyak 8 responden (13,8%) yang menjawab kurang. Pada item 4 tentang kekurangan peserta didik (santri) dalam kebutuhan hariannya. Sebanyak 12 responden (20,7%) yang menjawab ada, sebanyak 36 responden (62,1%) yang menjawab tidak ada dan sebanyak 10 responden (17,2%) yang menjawab kadang-kadang kurang. Pada item 5 tentang usaha peserta didik (santri) dalam mencukupi kebutuhan hariannya. Sebanyak 34 responden (58,6%) yang menjawab berusaha hemat, sebanyak 9 responden (15,5%) yang menjawab meminjam uang kepada teman, sebanyak 15 responden (25,9%) yang meminta sama orang tua.
biasa saja, sebanyak 33 responden (56,8%) yang menjawab menunggu kiriman orang tua. Pada item 9 tentang usaha peserta didik (santri) dalam menghadapi persoalan peribadinya. Sebanyak 39 responden (67,3%) menyelesaikan sendiri, sebanyak 3 responden (5,2%) yang meminta bantuan orang tua dan sebanyak 7 responden (12,0%) yang minta bantuan teman serta sebanyak 9 responden (15,5%) yang menjawab masa bodoh dengan persoalan peribadinya.
4) KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dari hasil penelitian di, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Sikap kemandirian peserta didik (santri) dalam belajar mempunyai jadwal belajar peribadi yang teratur, jadwal peribadi tersebut tidak terlaksana semuanya, memperbaiki jadwal peribadi tersebut, mempunyai buku pelajaran sendiri, jika tidak punya buku peserta didik (santri) membeli buku, selain jam belajar sekolah peserta didik (santri) 1 sampai 2 jam di luar belajar sekolah setiap hari, peserta didik mempunyai kesulitan dalam belajar, bertanya sama guru jika kesulitan dalam belajar dan untuk memahami serta menguasai mata pelajaran di luar sekolah peserta didik (santri) belajar dengan bimbingan guru. 2. Sikap kemandirian Peserta didik (santri) dalam mengerjakan tugas harian
adalah peserta didik (santri) sering mempunyai tugas harian dari sekolah, sendiri mengerjakannya, punya tugas harian dari sekolah, mengerjakannya pada malam hari, menulis langsung tugas yang diberikan, mempunyai catatan khusus untuk tugas harian, tidak paham akan tugas harian, bertanya sama guru jika ada yang kurang mengerti, mengerjakan tugas harian sendiri, merasa malu menyontek atau mencontoh dalam mengerjakan tugas harian, ketidak pahaman peserta didik (santri) yang menyebabkan peserta didik (santri) mencontoh atau menyontek tugas harian.
yang kekurangan kebutuhan harian, hemat untuk menghadapi kekurangan kebutuhan harian, biasa saja dalam menghadapi kebutuhan harian, tidak pernah meminjam uang sama teman jika kekurangan dalam kebutuhan harian, menunggu kiriman dari orangtua untuk menutupi kebutuhan harian, berusaha menyelesaikan sendiri dalam menghadapi persoalan peribadi dalam pondok.
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat ditunjukan beberapa saran, yaitu:
1. Kepada setiap pendidik khususnya dalam lembaga pendidikan Islam penulis mengharapkan, agar setiap pendidik menanamkan kemandirian dalam diri peserta didik. Diantara cara yang dilakukan adalah dengan memberikan pengarahan, nasehat, contoh-contoh dalam perbuatan dan tingkah laku harian. 2. Kepada peserta didik agar hidup mandiri dengan membiasakan hidup dengan
apa adanya, tidak mengharapkan bantuan orang lain, dengan tidak menutup bantuan dari pihak lain, menanamkan kemandirian dalam dirinya sebagai peserta didik.
3. Diharapkan kepada pemerintah, pendidik, masyarakat setempat untuk memberikan contoh dan suritauladan dalam hidup mandiri, seperti mandiri dalam belajar, mandiri dalam mengambil keputusan untuk menghadapi persoalan peribadi.
5) DAFTAR PUSTAKA
Mustafa, A dan Abdullah Aly. 1998. Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia. Bandung: Pustaka Setia.