• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI NILAI–NILAI TOLERANSI ANTAR UMAT BERAGAMA PADA LEMBAGA PENDIDIKAN NONMUSLIM (Studi Kasus di SMP Pangudi Luhur Salatiga Tahun Pelajaran 20172018) SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "IMPLEMENTASI NILAI–NILAI TOLERANSI ANTAR UMAT BERAGAMA PADA LEMBAGA PENDIDIKAN NONMUSLIM (Studi Kasus di SMP Pangudi Luhur Salatiga Tahun Pelajaran 20172018) SKRIPSI"

Copied!
176
0
0

Teks penuh

(1)

1

IMPLEMENTASI NILAI

NILAI TOLERANSI ANTAR UMAT

BERAGAMA PADA LEMBAGA PENDIDIKAN NONMUSLIM

(Studi Kasus di SMP Pangudi Luhur Salatiga

Tahun Pelajaran 2017/2018)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

Oleh:

Siti Rizqy Utami

NIM.11114264

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

(2)
(3)

ii

IMPLEMENTASI NILAI

NILAI TOLERANSI ANTAR UMAT

BERAGAMA PADA LEMBAGA PENDIDIKAN NONMUSLIM

(Studi Kasus di SMP Pangudi Luhur Salatiga

Tahun Pelajaran 2017/2018)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

Oleh:

Siti Rizqy Utami

NIM.11114264

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

(4)
(5)
(6)
(7)

vi MOTTO





Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku.”

(8)

vii

PERSEMBAHAN

Puji syukur kehadirat Allh SWT atas limpahan rahmat serta karunia-Nya skripsi ini penulis persembahkan untuk:

1. Kedua orangtuaku tercinta, Buntoro dan Asip Nursiyatun yang selalu

membimbingku, memanjatkan doa tiada hentinya demi kesuksesanku,

memberikan nasihat, kasih sayang dan motivasi dalam kehidupanku.

2. Saudara sekandungku Muhammad Robit Ardani dan Indah Sobikhah, terima

kasih atas motivasi yang tiada hentinya kepadaku sehingga proses

menempuh gelar sarjana ini bisa tercapai.

3. Sahabatku Astri Laelatul Fadhilah yang selalu mendampingi dan

memberikan motivasi kepadaku untuk menyelesaikan skripsi ini.

4. Adik tingkatku Aini Atiqoh yang selalu bersedia membantuku dan

memberiku semangat dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Mas Eky Cahya Nugraha seseorang yang selalu memotivasiku dan

mendoakan kesuksesanku.

6. Keluarga besar Gerakan Jumat Berbagi IAIN Salatiga yang tiada hentinya

memotivasiku untuk meyelesaikan skripsi ini.

7. Sahabat-sahabat seperjuanganku satu dosen pembimbing yang tidak hentinya

saling memotivasi agar skripsi ini dapat segera terselesaikan.

8. Sahabat-sahabatku PAI angkatan 2014 G

9. Sahabat-sahabatku KKL Bus F

(9)

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillahi robbil’alamin, penulis panjatkan kepada Allah

Swt yang selalu memberikan nikmat, kaunia, taufik, serta hidayah-Nya kepada

penulis sehinggap penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul

Implementasi Nilai-Nilai Toleransi Antar Umat Beragama Pada Lembaga

Pendidikan non-Muslim (Studi Kasus di SMP Pangudi Luhur Salatiga Tahun

Pelajaran 2017/2018).

Tidak lupa shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada

nabi agung Muhammad SAW, kepada keluarga, sahabat, serta para

pengikutnya yang selalu setia dan menjadikannya suri tauladan yang mana

beliaulah satu-satunya umat manusia yang dapat mereformasi umat manusia dari

zaman kegelapan menuju zaman terang benerang yakni dengan ajarannya

agama Islam.

Penulisan skripsi ini pun tidak akan terselesaikan tanpa bantuan dari

berbagai pihak yang telah berkenan membantu penulis menyelesaikan skripsi

ini. Oleh karena itu penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada:

1. Rektor IAIN Salatiga, Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd.

2. Dekan FTIK IAIN Salatiga, Bapak Suwardi M.Pd.

3. Ketua jurusan PAI IAIN Salatiga, Ibu Siti Rukhayati, M.Ag.

4. Bapak Dr. Fatchurroman, S.Ag., M.Pd., selaku pembimbing skripsi yang telah

membimbing dengan ikhlas, mengarahkan, meluangkan waktunya untuk

penulis, serta senantiasa memberikan motivasi kepada penulis sehingga skripsi

(10)

ix

5. Bapak dan Ibu dosen yang telah membekali berbagai ilmu pengetahuan, serta

karyawan IAIN Salatiga sehingga penulis dapat menyelesaikan jenjang

pendidikan S 1.

Penulis sepenuhnya sadar bahwa skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan, maka kritik dan saran yang bersifat membangun sangat

penulis harapkan. Semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi

penulis khususnya, serta para pembaca pada umumnya. Aamiin.

Salatiga, 5 Maret 2018

(11)

x ABSTRAK

Utami, Siti Rizqy. 2018. Implementasi Nilai-Nilai Toleransi Antar Umat Beragama Pada Lembaga Pendidikan non-Muslim (Studi Kasus di SMP Pangudi Luhur Salatiga Tahun Pelajaran 2017/2018). Skripsi, Salatiga: Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Dr. Fatchurrohman, S.Ag., M.Pd.

Kata Kunci: implementasi, toleransi dan lembaga pendidikan non-Muslim Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk 1) Mengetahui bagaimana implementasi nilai-nilai toleransi di lembaga pendidikan non muslim 2) Apa saja bentuk-bentuk implementasi nilai-nilai toleransi di lembaga pendidikan non muslim 3) Faktor-faktor yang mendukung dan menghambat implementasi nilai-nilai toleransi di lembaga pendidikan non muslim melalui implementasi nilai-nilai toleransi antar umat beragama di Sekolah Menengah Pertama Pangudi Luhur Salatiga.

Jenis penelitian ini adalah termasuk jenis penelitian lapangan (field reasearch) dan bersifat deskritif kualitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara untuk mengetahui sudut pandang warga sekolah mengenai implementasi nilai-nilai toleransi antar umat beragama, sedangkan data tambahan berupa dokumentasi dan observasi.

Hasil penelitian ini adalah 1) Implementasi nilai-nilai toleransi antar umat beragama di SMP Pangudi Luhur Salatiga dapat dikategorikan dalam dua bidang yakni ritual dan sosial. a) Toleransi bidang ritual diantaranya adalah megizinkan

(12)

xi DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR BERLOGO ... ii

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii

LEMBAR PENGESAHAN ... iv

LEMBAR PERNYATAAN ... v

HALAMAN MOTTO ... vi

HALAMAN PERSEMBAHAN ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

ABSTRAK ... x

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Signifikansi Penelitian... 5

D. Kajian Penelitian Terdahulu/Landasan Teori ... 7

E. Definisi Operasional ... 12

F. Metode Penelitian ... 15

G. Sistematika Penulisan ... 27

BAB II LANDASAN TEORI

(13)

xii

B. Pengertian Toleransi ... 29

C. Pandangan Islam terhadap Toleransi... 32

D. Prinsip-Prinsip Toleransi dalam Islam ... 40

E. Konsep Toleransi dalam Islam ... 46

F. Tinjauan tentang lembaga pendidikan non muslim G. Pengertian Lembaga Pendidikan ... 51

H. Klasifikasi Lembaga Pendidikan ... 53

I. Macam-Macam Sekolah ... 54

J. Kriteria Lembaga Penyelenggara Pendidikan ... 56

K. Karakteristik Lembaga Pendidikan Non Muslim ... 57

BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN A. Gambaran umum SMP Pangudi Luhur Salatiga ... 64

B. Temuan penelitian ... 69

BAB IV ANALISIS DATA A. Implementasi nilai-nilai toleransi antar umat beragama di SMP Pangudi Luhur Salatiga ... 85

B. Bentuk-bentuk toleransi antar umat beragama di SMP Pangudi Luhur Salatiga ... 111

C. Faktor pendorong dan penghambat implementasi nilai-nilai toleransi di SMP Pangudi Luhur Salatiga ... 118

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan... 127

(14)

xiii DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

(15)

xiv

DAFTAR TABEL

1. Table 3.1 Tabel data siswa SMP Pangudi Luhur Salatiga Tahun Pelajaran 2017/2018 ...66 2. Tabel 3.2 Data jumlah siswa setiap agama SMP Pangudi Luhur Salatiga tahun

pelajaran 2017/2018 ...66 3. Tabel 3.3 Data Guru dan Karyawan SMP Pangudi Luhur Salatiga Tahun

pelajaran 2017/2018 ...67 4. Tabel 3.4 Data ruang sarana dan prasarana SMP Pangudi Luhur Salatiga tahun

(16)

xv

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Data Responden

Lampiran 2 Pedoman Wawancara

Lampiran 3 Dokumentasi Keadaan Agama Siswa SMP Pangudi Luhur Salatiga Lampiran 4 Dokumentasi Keadaan Guru dan Karyawan SMP Pangudi Luhur Salatiga Lampiran 5 Surat Tugas Pembimbing Skripsi

Lampiran 6 Lembar Bimbingan Skripsi Lampiran 7 Surat Keterangan Penelitian Lampiran 8 Daftar Nilai SKK

Lampiran 9 Daftar Riwayat Hidup

(17)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara yang terdiri dari bermacam-macam suku

bangsa, bahasa dan agama. Hal inilah yang menjadikan Indonesia negara yang

kaya akan kebudayaan. Keanekaragaman tersebut bisa disaksikan dari Sabang

sampai Merauke. Pulau Jawa merupakan kelompok suku bangsa yang

terbesar dengan populasi sebanyak 95,2 juta jiwa atau sekitar 40,2 persen dari

populasi penduduk Indonesia. Suku Jawa ini merupakan gabungan dari suku

Jawa, Osing, Tengger, Samin, Bawean/Boyan, Naga, Nagaring dan suku-suku

lainnya di pulau Jawa. Suku bangsa terbesar berikutnya secara berturut-turut

adalah suku Sunda dengan jumlah sebanyak 36,7 juta jiwa (15,5 persen), suku

Batak sebanyak 8,5 juta (3,6 persen) dan suku asal sulawesi lainnya sebanyak 7,6

juta jiwa (3,2 persen).

Kemajemukan bangsa Indonesia tidak hanya terlihat dari beragamnya jenis

suku bangsa, namun juga dari beragamnya agama yang dianut penduduk.

Suasana kehidupan beragama yang harmonis di lingkungan masyarakat

heterogen dengan berbagai latar belakang agama terbangun karena toleransi

masyarakat yang saling menghargai adanya perbedaan. Berbagai kegiatan

sosial budaya dalam suatu masyarakat seperti kegiatan gotong royong

dilakukan bersama-sama oleh semua anggota masyarakat tanpa melihat

(18)

2

Agama yang paling banyak dianut oleh penduduk berturut turut adalah

agama Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha, Kong Hu Cu dan lainnya. Pemeluk

agama Islam pada tahun 2010 tercatat sebanyak 207,2 juta jiwa (87,18 persen),

kemudian pemeluk agama Kristen sebanyak 16,5 juta jiwa (6,96 persen) dan

pemeluk agama Katholik sebanyak 6,9 juta jiwa (2,91 persen). Pemeluk agama

Hindu adalah sebanyak 4.012.116 jiwa (1,69 persen) dan pemeluk agama Budha

sebanyak 1.703.254 jiwa (0,72 persen). Sementara itu, agama Kong Hu Cu

sebagai agama termuda yang diakui oleh pemerintah Indonesia dianut sekitar

117, 1 ribu jiwa (0,05 persen) (Na’im, 2010: 8-10).

Keragaman pada masyarakat Indonesia, bisa kita temukan dalam

kehidupan sehari-hari bahkan hal tersebut seringkali saling berdampingan.

Sebagai contoh adalah seorang warga suku Bugis bertetangga dengan warga suku

Jawa, juga seorang yang bergama Islam berteman dengan seorang yang

beragama Hindu. Sebagai warga masyarakat tidak akan lepas dari interaksi

dengan masyarakat lain, karena manusia adalah makhluk sosial, yaitu makhluk

yang tidak bisa hidup tanpa bantuan orang lain.

Tidak hanya di lingkungan masyarakat, keberagaman juga dapat kita

temukan di lembaga-lembaga pendidikan. Lembaga pendidikan ialah badan

usaha yang bergerak dan bertanggung jawab atas terselenggaranya pendidikan

terhadap anak didik (Ahmadi, 2001: 170). Keberagaman yang terjadi di

lembaga-lembaga pendidikan sama halnya dengan yang terjadi di masyarakat,

yaitu suku, agama, jenis kelamin dan lain sebagainya. Banyak lembaga

(19)

3

menuntut pihak sekolah untuk menanamkan sikap toleran kepada masing-masing

siswanya agar pembelajaran dapat berlangsung dengan lancar.

Keragaman (pluralitas) adalah sebuah kenyataan hidup di mana setiap

orang harus berusaha sampai kepada sikap saling memahami satu sama lain.

Dasar keragaman agama adalah kesatuan tujuan dan dialog yang terbuka.

Kesadaran terhadap keragaman agama akan melahirkan kesadaran terhadap

adanya kesatuan iman. Kesatuan iman bekerja dan menjaga keberlangsungan

sejarah wahyu Tuhan, yang dimulai sejak Adam As. sampai dengan Muhammad

SAW (Abdussami, 2003: 104).

Karena pentingnya rasa saling menghormati dan menghargai antar sesama

manusia tersebut maka sikap toleransi harus dibina dengan baik agar

keharmonisan dalam masyarakat dapat terwujud. Toleransi adalah kemampuan

untuk menghormati sifat dasar, keyakinan, dan perilaku yang dimiliki oleh orang

lain. Dalam literatur agama Islam, toleransi disebut dengan tasamuh yang

dipahami sebagai sifat atau sikap saling menghargai, membiarkan, atau

membolehkan pendirian (pandangan) orang lain yang bertentangan dengan

pandangan kita (Naim, 2008: 126).

Toleransi dalam pergaulan hidup antar umat beragama berpangkal dari

penghayatan ajaran agama masing-masing. Demi memelihara kerukunan

beragama sikap toleransi harus dikembangkan untuk menghindari konflik.

Biasanya konflik antar umat beragama disebabkan oleh sikap merasa paling

benar (truth claim) dengan cara mengeliminasi kebenaran dari orang lain

(20)

4

SMP Pangudi Luhur adalah sekolah yang berada di bawah naungan

yayasan Katolik Pangudi Luhur. SMP Pangudi Luhur tidak seperti SMP Katolik

pada umumnya yang menerima peserta didik mayoritas beragama Katolik, akan

tetapi sebaliknya menerima peserta didik dengan latar belakang agama yang

berbeda-beda. Menurut penuturan Kepala Sekolah SMP Pangudi Luhur

Anselmus Aka Prasetya, S.Pd. jumlah siswa yang beragama muslim

mendominasi di sekolah tersebut, dengan prosentase sekitar 60% disusul dengan

siswa Katolik sebanyak 30% dan Kristen 10%.

Melihat keberagaman yang terjadi di SMP Pangudi Luhur sangatlah

penting menerapkan nilai-nilai toleransi antar umat beragama di sekolah tersebut

agar dalam diri peserta didik muncul sikap saling menghargai dan menghormati

peserta didik lain yang memiliki keyakinan berbeda. Menurut penuturan Kepala

Sekolah SMP Pangudi Luhur menjelaskan bahwa prinsip dari sekolah adalah

bukan memaksakan agama tertentu kepada peserta didik melainkan bagaimana

peserta didik memperoleh pendidikan yang layak dan berkualitas di SMP

Pangudi Luhur. Beliau juga menegaskan bahwa sekolah berusaha semaksimal

mungkin agar peserta didik merasa nyaman dengan agamanya masing-masing

tanpa adanya unsur diskriminasi di sekolah. Berdasarkan beberapa hal yang

dipaparkan di atas maka tidak heran jika SMP Pangudi Luhur mendapatkan

predikat sebagai Sekolah Toleran dari Dinas Pendidikan Kota Salatiga (Hasil

wawancara dengan Kepala Sekolah SMP Pangudi Luhur Hari Senin Tanggal 8

(21)

5

Dari permasalahan di atas penulis ingin melakukan penelitian dengan judul

“IMPLEMENTASI NILAI–NILAI TOLERANSI ANTAR UMAT

BERAGAMA PADA LEMBAGA PENDIDIKAN NONMUSLIM (STUDI

KASUS SMP PANGUDI LUHUR SALATIGA TAHUN AJARAN

2017/2018).”

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah gambaran implementasi nilai-nilai toleransi antar umat

beragama di SMP Pangudi Luhur Salatiga ?

2. Apa saja bentuk-bentuk implementasi nilai-nilai toleransi antar umat

beragama di SMP Pangudi Luhur Salatiga?

3. Faktor apakah yang mendorong dan menghambat implementasi nilai-nilai

toleransi antar umat beragama di SMP Pangudi Luhur Salatiga ?

C. Signifikansi Penelitian 1. Tujuan Penelitian

a. Untuk menggali informasi mengenai gambaran implementasi nilai-nilai

toleransi antar umat beragama di SMP Pangudi Luhur Salatiga.

b. Untuk mengetahui bentuk-bentuk toleransi antar umat beragama di SMP

Pangudi Luhur Salatiga

c. Untuk mengeksplorasi faktor yang mendorong dan menghambat

implementasi nilai-nilai toleransi antar umat beragama di SMP Pangudi

(22)

6 2. Manfaat Penelitian

a. Manfaat Teoritis

1) Mengetahui gambaran implementasi nilai-nilai toleransi antar umat

beragama di SMP Pangudi Luhur Salatiga.

2) Mengetahui bentuk-bentuk implementasi nilai-nilai toleransi antar

umat beragama di SMP Pangudi Luhur Salatiga.

3) Mengetahui faktor yang mendorong dan menghambat implementasi

nilai-nilai toleransi antar umat beragama di SMP Pangudi Luhur

Salatiga.

b. Manfaat Praktis

1) Bagi IAIN Salatiga, khususnya Jurusan PAI

a) Memperkaya khazanah dunia pustaka terutama karya ilmiah

Pendidikan Agama Islam.

b) Digunakan sebagai titik tolak dalam penelitian sejenis dengan

fokus yang berbeda, sehingga aspek lain yang berkaitan dengan

implementasi nilai-nilai toleransi antar umat begaragama di

SMP Pangudi Luhur Salatiga dapat dipublikasikan.

2) Bagi Peneliti

a) Peneliti dapat berlatih menulis karya ilmiah yang baik.

b) Peneliti dapat mengetahui secara lebih mendalam mengenai

implementasi nilai-nilai toleransi di SMP Pangudi Luhur

Salatiga.

(23)

7

a) Dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam menerapkan

kebijakan yang berkaitan dengan toleransi antar umat

beragama.

b) Dapat digunakan sebagai evaluasi dalam pelaksanaan

implementasi nilai-nilai toleransi antar umat beragama di SMP

Pangudi Luhur Salatiga.

4) Bagi sekolah lain

Dapat digunakan sebagai bahan rujukan dalam proses implementasi

nilai-nilai toleransi di sekolah.

D. Kajian Penelitian Terdahulu / Landasan Teori

Penelitian yang dilakukan oleh (Ghoni, 2015: 65) yang berjudul

Implementasi Sikap Toleransi (Studi Kasus di Rusunawa Cabean Kota

Salatiga)”, menyimpulkan bahwa implementasi sikap toleransi yang ada di

Rusunawa berjalan dan sudah diterapakan, sikap toleransi yang berjalan di

rusunawa antara lain menghormati keyakinan orang lain, memberikan

kebebasan dalam menjalankan aktifitas keagamaan, saling membantu antara

umat beragama, mengakui hak setiap orang dan saling mengerti, hidup

rukun dan damai, tidak memusuhi agama lain, menjaga kemanan dan

ketenangan.

Penelitian yang dilakukan oleh Maulana (2017: 17) dari Smart Auladi

Primary School Cirebon pada Tahun 2017 dengan judul “Pelaksanaan

Toleransi Keberagamaan dalam Proses Pendidikan Agama di Geeta School

(24)

8

Sistem Pendidikan Nasional secara umum berdasarkan makna dan tujuan

pendidikan, yaitu menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai keagamaan,

nilai kultural, dan kemajemukan. (2) Konsep toleransi beragama sangat

diterapkan dalam iklim akademik di Geeta School Cirebon. Pihak sekolah

berupaya menanamkan nilai-nilai toleransi dalam diri siswa melalui

interaksi sosial, pendidikan agama, dan kegiatan keagamaan, (3) Pelaksanaan

toleransi keberagamaan dalam proses pendidikan agama di Geeta School

Cirebon berjalan sangat tertib. Kurikulum yang digunakan Geeta School

Cirebon adalah Kurikulum KTSP dengan metode pembelajaran aktif (active

learning) dan berpusat kepada siswa (students center). Penggunaan metode

dan media pembelajaran yang variatif membuat proses pembelajaran agama

menjadi aktif dan menyenangkan.

Penelitian yang dilakukan oleh Azwarhadi (2016: 10) Kepala Tata

Usaha MTs Negeri 1 Ganting, Padang Panjang tahun 2016 yang berjudul

Implementasi Pembelajaran PAI Serta Penanaman Toleransi Beragama

pada SD Fransiskus Padang Panjang”, menyimpulkan bahwa, Sekolah Dasar

(SD) Fransiskus Kota Padang Panjang sebagai sekolah bercirikan agama

non Islam, telah melaksanakan pembelajaran Pendidikan Agama Islam

bagi peserta didik yang muslim. SD Fransiskus juga melaksanakan

kebijakan lokal yaitu Pemerintah Kota Padang Panjang, dalam hal

pelaksanaan kurikulum pendidikan al-Qur’an dan program tahfizh yang

(25)

9

pendidikan yang dihuni oleh peserta didik dan guru yang berbeda

keyakinan telah tertanam sikap saling menghormati dan toleransi.

Penelitian yang dilakukan oleh Ahmad Faizin ( 2016: 18) Mahasiswa

UIN Maulana Malik Ibrahim Malang pada tahun 2016 yang berjudul “Strategi

Pengamalan Nilai-Nilai Toleransi Beragama pada Siswa melalui Binaan

Rohani di SMP Katolik Widyatama Kota Baru”, menyimpulkan bahwa bina

iman/bina rohani di SMP Katolik Widyatama kota Batu ini sangat baik. Hal

ini dibuktikan dengan adanya sikap menerima dalam hidup berdampingan

dengan warga sekolah yang heterogen, menghormati dan menghargai

perbedaan dan keyakinan orang lian, menjalin kerjasama dalam bidang sosial,

seperti adanya ekstrakurikuler dan acara sekolah yang menyangkut

keagamaan. Strategi dalam menerapkan nilai-nilai toleransi beragama di SMP

Katolik Widyatama kota Batu melalui dua tahap, yaitu 1) Pembinaan dalam

kelas. 2) Pembinaan luar kelas.

Penelitian yang dilakukan oleh Rofiqoh (2015: 182-187) Mahasiswi

UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta pada tahun 2015 dengan judul “Penanaman

Sikap Toleran Beragama dalam Pendidikan Agama”, menyimpulkan bahwa

keberhasilan dari penanaman sikap toleransi beragama dalam pendidikan

agama (Islam, Kristen, dan Katolik) diukur berdasarkan indikator-indikator

dari sikap toleransi beragama yang hendak dicapai, yaitu mengakui hak setiap

orang, menghormati keyakinan orang lain, agree in disagreement, saling

mengerti, kesadaran dan kejujuran, serta jiwa falsafah Pancasila. Toleransi

(26)

10

toleransi pasif, yaitu toleransi yang baru sekedar menerima akan perbedaan

yang ada, mengakui hak peribadatan agama lain, serta menghargai dan

menghormati keyakinan orang lain.

Persamaan penelitian yang peneliti lakukan dengan beberapa penelitian

di atas adalah sama-sama membahas masalah yang berkaitan dengan toleransi

antar umat beragama. Adapun permasalahan yang peneliti angkat disini adalah

mengenai toleransi yang ada di lingkungan sekolah yang berciri khas

Katholik. Permasalahan ini sama dengan keempat penelitian terdahulu di atas,

yakni pada penelitian Maulana, Azwarhadi, Faizin dan Rofiqoh. Sementara itu

persamaan penelitian ini dengan penelitian Abdul Ghoni adalah sama-sama

membahas mengenai implemerntasi toleransi itu sendiri.

Sedangkan perbedaan penelitian ini dengan kelima penelitian di atas

adalah:

1. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian Abdul Ghoni (2015) adalah

pada variabel yang diteliti, yaitu penelitian Abdul Ghoni menggunakan

sikap toleransi sebagai tolak ukurnya, sedangkan dalam penelitian ini

menggunakan nilai-nilai toleransi.

2. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian Maulana (2017) adalah variabel

yang diteliti, dalam penelitian Maulana, variabel yang diteliti adalah

pelaksanaan toleransi beragama dalam pendidikan agama, jadi penelitian

ini lebih khusus dibandingakan yang peneliti lakukan.

3. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh Azwarhadi

(27)

11

penanaman toleransi beragama pada pembelajaran PAI, sedangkan

penelitian yang peneliti lakukan adalah mengenai implementasi nilai-nilai

toleransi.

4. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian Ahmad Faizin (2016) adalah,

pada penelitian Ahmad Faizin membahas mengenai startegi dari

penenaman nilai-nilai toleransi sedangkan penelitian ini membahas

mengenai implementasi dari nilai-nilai toleransi.

5. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian Rofiqoh (2015) adalah pada

penelitian Rofiqoh membahas mengenai penenaman sikap toleransi dalam

pembelajaran agama, sedangkan penelitian yang peneliti lakukan

membahas mengenai implementasi nilai-nilai toleransi antar umat

beragama di sekolah.

Jadi, posisi dari penelitian ini adalah membahas toleransi di

lingkungan sekolah, sebagaimana keempat penelitian yang dilakukan di

atas dengan variabel yang berbeda, toleransi yang dibahas dalam penelitian

ini adalah mengenai implementasinya, seperti penelitian yang telah

dilakukan oleh Abdul Ghoni (2015).

E. Definisi Operasional 1. Implementasi

Secara etimologis pengertian implementasi menurut Kamus Webster

yang dikutip oleh Solichin Abdul Wahab adalah “Konsep implementasi

berasal dari bahasa Inggris yaitu to implement. Dalam kamus besar

(28)

12

means for carrying out (menyediakan sarana untuk melaksanakan

sesuatu); dan to give partical effect to (untuk menimbulkan

dampak/akibat terhadap sesuatu)”(Webster dalam Wahab, 2004: 64).

Implementasi merupakan penyediaan sarana untuk melaksanakan sesuatu

yang menimbulkan dampak atau akibat terhadap sesuatu. Sesuatu tersebut

dilakukan untuk menimbulkan dampak atau akibat, akibat itu dapat

berupa undang-undang, peraturan pemerintah, keputusan peradilan dan

kebijakan yang dibuat oleh lembaga-lembaga pemerintah dalam

kehidupan bernegara.

Menurut KBBI implementasi adalah pelaksanaan atau penerapan.

Implementasi merupakan suatu prose side, kebijakan atau inovasi dalam

suatu tindakan praktis sehingga memberikan dampak, baik berupa

pengetahuan, keterampilan maupun sikap. Dalam oxford advance

learner’s dictionary bahwa implementasi adalah “put something into

effect”, penerapan sesuatu yang memberikan dampak dan efek (Mulyasa,

2012: 93).

2. Nilai- Nilai Toleransi

Menurut Zakiyah Darajat (1984: 260) mendefinisikan nilai adalah

suatu perangkat keyakinan atau perasaan yang diyakini sebagai suatu

identitas yang memberikan corak yang khusus kepada pola pemikiran dan

perasaan, ketertarikan maupun perilaku. Nilai artinya sifat-sifat (hal-hal)

yang penting atau berguna bagi manusia (Depdikbud, 2005: 677). Dalam

(29)

13

dasar manusia. Dalam arti, sebuah rasa yang menuntut pada pemenuhan

dan pemuasan dalam berbagai hal yang menjadi bernilai bagi manusia.

Nilai merupakan sesuatu yang dianggap berharga dan menjadi tujuan

yang hendak dicapai (Hoeve, 1980: 2390).

Adapun definisi nilai yang benar dan dapat diterima secara

universal menurut Linda dan Ricard Eye adalah suatu yang menghasilkan

perilaku; dan perilaku tersebut berdampak positif baik bagi yang

menjalankan maupun bagi orang lain. Jadi, pengertian nilai adalah

sesuatu yang menghasilkan perilaku dimana perilaku yang dihasilkan

tersebut dapat memiliki dampak positif bagi dirinya sendiri maupun orang

lain.

Kata toleransi berasal dari bahasa Inggris “tolerance” berarti sikap

membiarkan, megakui, dan menghormati keyakinan orang lain tanpa

memerlukan persetujuan. Bahasa Arab menerjemahkan kata toleransi

dengan “tasamuh” yang berarti saling mengizinkan dan memudahkan.

Dalam kamus filsafat dijelaskan toleransi adalah sikap seseorang

yang bersabar terhadap keyakinan filosofis dan moral orang lain yang

dianggap berbeda, dapat disanggah atau bahkan keliru. Dengan sikap itu

dia juga tidak mencoba menghapuskan ungkapan-ungkapan yang sah

dari keyakinan orang lain tersebut. Selain itu, tidak berarti juga acuh tak

acuh terhadap kebenaran dan kebaikan, dan tidak harus didasarkan atas

(30)

14

keraguan), melainkan lebih pada sikap hormat terhadap martabat manusia

yang berbeda (Abdussami, 2003: 115).

Jadi dapat disimpulkan nilai-nilai toleransi adalah aspek-aspek yang

merupakan bagian dari toleransi, dimana jika aspek-aspek tersebut

diamalkan di dalam kehidupan sehari-hari akan memberikan dampak

positif antar umat beragama. Sedangkan toleransi yang dimaksud

penelitian ini lebih ditekankan pada toleransi antar umat beragama dalam

memberikan kebebasan beragama, menerima, menghormati, menghargai,

memberikan kebebasan untuk beribadah sesuai dengan agama

masing-masing.

3. Umat Beragama

Raghib al-Ashfahani (502 H/1108M) dalam kitabnya, al-Mufradat

fi Gharibil Qur’an mendefinisikan term “umat” sebagai, “Seluruh

kelompok manusia yang disatukan oleh sesuatu hal, baik itu agama yang

satu, masa yang satu, maupun tempat yang satu. Faktor yang menyatukan

mereka adalah takdir atau pilihan manusia sendiri (Imarah, 1999: 149).

Jadi, umat beragama adalah sekelompok manusia yang disatukan

oleh agama tertentu, baik Islam, Kristen, Katolik, Budha, Hindu

Konghucu dan lainnya. Dimana agama yang diantutnya bisa saja

(31)

15 F. Metode Penelitian

1. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif

merupakan penelitian yang dilakukan berdasarkan paradigma, strategi dan

implementasi model secara kualitatif. Istilah penelitian kualitatif

dimaksudkan sebagai jenis penelitian yang temuan-temuannya tidak

diperoleh melalui prosedur statistik atau bentuk hitungan lain. Sebagian

datanya dapat dihitung secara sensus namun analisisnya bersifat kualitatif

(Basrowi, 2008: 21).

Sedangkan pendekatan dalam penelitian ini adalah melalui pendekatan

kualitiatif diskriptif. Dalam Lexy J. Moloeng, Bogdan dan Taylor

mendefinisikan metodologi kualitatif data deskriptif berupa kata-kata tertulis

atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Menurut

mereka, pendekatan ini diarahkan pada latar individu tersebut secara holistik

(utuh). Jadi, dalam hal ini tidak boleh mengisolasikan individu atau

organisasi ke dalam variabel atau hipotesis, tetapi perlu memandangnya

sebagai bagaian dari sesuatu keutuhan (Moloeng, 2011:4).

Kajian teoritis dan kegiatan empiris pada penelitian ini diklasifikasikan

dalam metode deskriptif kualitatif. Karena peneliti akan melaporkan hasil

penelitian tentang implementasi nilai-nilai toleransi antar umat beragama di

SMP Pangudi Luhur Salatiga, kemudian mendeskripsikan dan memadukan

dengan konsepsi teori yang ada. Maka dalam penelitian ini dilakukan

(32)

16

tentang hal-hal yang berhubungan dengan implementasi nilai-nilai toleransi

antar umat beragama di SMP Pangudi Luhur Salatiga.

2. Kehadiran Peneliti

Pada penelitian ini, peneliti bertindak sebagai instrumen penelitian atau

sebagai human instrument, berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilihi

informan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai

kualitas data, menafsirkan data, dan membuat kesimpulan atas semuanya

(Sugiyono, 2011: 222). Kehadiran peneliti di sini di samping sebagai

instrumen juga sebagai faktor penting dalam penelitian. Peneliti secara

mendalam melakukan pengamatan mengenai implementasi nilai-nilai

toleransi di SMP Pangudi Luhur Salatiga.

3. Tempat dan Waktu Penelitian a. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMP Pangudi Luhur Salatiga Jl. Diponegoro No. 90, Sidorejo Lor, Kec. Sidorejo, Kota Salatiga, Jawa Tengah 50714.

b. Waktu Pelaksanaan Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November-Desember 2017.

4. Objek Penelitian

Objek dalam penelitian kualitatif adalah objek alamiah atau natural

setting, sehingga penelitian kualitatif sering disebuat sebagai metode

naturalistik. Objek yang alamiah adalah objek yang apa adanya, tidak

dimanipulasi oleh peneliti sehingga kondisi pada saat peneliti memasuki

(33)

17

berubah (Sugiyono, 2015: 2). Objek penelitian dalam penelitian ini adalah

sikap toleransi yang merupakan penerapan dari nilai-nilai toleransi di SMP

Pangudi Luhur Salatiga.

5. Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Observasi

Di dalam pengertian psikologik, observasi atau yang disebut pula

dengan pengamatan, meliputi kegiatan pemuatan perhatian terhadap suatu

objek dengan seluruh alat indera. Jadi, mengobservasi dapat dilakukan

melalui penglihatan, penciuman, pendengaran, peraba, dan pengecap.

Apa yang dikatakan ini sebenarnya adalah pengamatan langsung. Di

dalam artian penelitian observasi dapat dilakukan dengan tes, kuesioner,

rekaman gambar, rekaman suara (Arikunto, 2010: 199-200). Pada

penelitian ini observasi dilakukan peneliti dengan mengamati dan

mencatat hal-hal yang ditemukan peneliti di lapangan yang berkaitan

dengan implementasi nilai-nilai toleransi di SMP Pangudi Luhur Salatiga.

b. Wawancara

Wawancara adalah pengadministrasian angket secara lisan dan

lagsung terhadap masing-masing anggota sampel. Wawancara adalah

suatu percakapan yang dilakukan untuk mengumpulkan data tentang

berbagai hal dari seseorang atau sekumpulan orang. Data yang

(34)

18

keinginan, dan hal-hal yang diketahui responden (Sumanto, 2014:

187-188).

Pada penelitian ini, yang menjadi sasaran wawancara adalah siswa,

guru, karyawan SMP Pangudi Luhur Salatiga dan sumber lainnya yang

relevan. Wawancara digunakan untuk memperoleh data terkait

implementasi nilai-nilai, bentuk-bentuk dan faktor yang mendukung dan

menghambat implementasi nilai-nilai toleransi antar umat beragama di

SMP Pangudi Luhur Salatiga.

Penelitian ini menggunakan pedoman wawancara terbuka dimana

pihak yang akan diwawancarai menyadari bahwa dirinya sedang

diwawancarai, tujuannya agar mereka yang diwawancarai mengetahui

maksud wawancara. Peneliti juga menggunakan jenis wawancara tidak

terstruktur agar memungkinkan pihak yang diwawancarai untuk

mendefinisikan dirinya sendiri dan lingkungannya untuk menggunakan

istilah mereka sendiri mengenai fenomena yang diteliti, tidak sekedar

menjawab pertanyaan. Sehingga peneliti harus mendorong objek

penelitian agar jawabannya bukan hanya secara jujur tetapi juga cukup

lengkap atau terjabarkan.

Pada penelitian ini, peneliti meminta ijin kepada informan untuk

menggunakan alat perekam, tujuannya adalah untuk menghindari

kehilangan informasi. Sebelum dilangsungkan wawancara mendalam,

peneliti menjelaskan atau memberikan sekilas gambaran dan latar

(35)

19 c. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi adalah teknik pengumpulan data dengan

mempelajari catatan-catatan mengenai data pribadi responden (Fathoni,

2005: 112). Studi dokumentasi yang dilakukan dalam penelitian ini

adalah dengan menggali informasi mengenai dokumen-dokumen yang

berkaitan dengan agama yang dianut masing-masing siswa SMP Pangudi

Luhur Salatiga sehingga akan memudahkan peneliti dalam menggali

informasi.

6. Teknik Analisis Data

Anaisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan

bekerja dengan data, seperti mengorganisasikan data, memilah-milahnya

menjadi satuan yang dapat dikelola, menemukan apa yang penting dan apa

yang dipelajari serta memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang

lain. Peneliti memulai proses analisis data dengan menelaah seluruh data

yang tersedia dari berbagai sumber, yaitu dari observasi yang sudah

dituliskan dalam catatan lapangan, wawancara maupun dokumen.

Pada penelitian ini teknik analsis data yang digunakan oleh peneliti

adalah analisis data kualitatif sesuai dengan konsep yang diberikan Miles

and Huberman dan Spradley dalam bukunya Sugiyono. Miles and Huberman

mengemukakan bahwa aktifitas dalam analisis data kulaitatif dilakukan

secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus pada setiap tahap

(36)

20

dalam analisis datanya sebagai berikut: data collection, data reduction, data

display, dan conclution drawing/verification (Sugiyono, 2015: 337-338).

Langkah-langkah analisis data daalam penelitian ini, sebagaimana

tergambar pada diagram di atas adalah:

a. Reduksi Data

Reduksi data merupakan proses pemilihan, pemfokusan,

penyederhanaan, abstraksi dan pentrransformasian “data mentah” yang

terjadi dalam catatan-catatan lapangan tertulis (Emzir, 2012: 129).

Reduksi data, yaitu merangkum, memilih hal-hal yang pokok,

memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya, serta

membuang yang tidak perlu. Dengan begitu, data yang telah direduksi

akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti

untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya jika diperlukan.

Data Collection Display

Data

Data

Reduction Conclusion:

(37)

21 b. Display data

Display data yaitu memparkan dan mengorganisasikan data yang

tersedia menjadi uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, dan

sejenisnya untuk penarikan kesimpulan.

c. Kesimpulan dan verivikasi

Langkah ketiga dalam analisis data adalah penarikan kesimpulan

(conclusion drawing). Kesimpulan yang dibuat adalah jawaban terhadap

masalah riset. Untuk mengetahui sesuai atau tidaknya kesimpulan

dengan keadaan sebenarnya perlu diverivikasi (Ali, 2011: 415-416).

7. Pengujian Keabsahan Data

Pengecekan data pada penelitian ini dapat dilakukan dengan cara uji

kredibilitas. Uji kredibilitas dalam penelitian ini dilakukan dengan cara

sebagai berikut (Moloeng, 2011: 172).

a. Perpanjangan pengamatan

Apabila dalam proses melakukan penelitian telah terjadi banyaknya

data yang belum terkumpul pada batas waktu penelitian, maka seorang

peneliti dalam penelitian ini akan melakukan perpanjangan pengamatan,

dengan begitu hasil penelitian tentang implementasi nilai-nilai toleransi

pada lembaga pendidikan non muslim (studi kasus SMP Pangudi Luhur

Salatiga) akan mendapatkan data lebih rinci dan valid.

b. Meningkatkan ketekunan

Meningkatkan ketekunan berarti melakukan pengamatan secara lebih

(38)

22

dan urutan peristiwa akan dapat direkam secara pasti dan sistematis.

Seorang peneliti dalam penelitian ini akan menggali data dengan sifat

yang sangat teliti dan juga akan disertai ketekunannya, karena dengan

demikian data yang diperoleh seorang peneliti akan lebih valid dan hasil

penelitian tersebut akan membuat para pembaca juga peneliti sendiri lebih

tahu dan faham akan hal tentang implementasi nilai-nilai toleransi di SMP

Pangudi luhur Salatiga.

c. Triangulasi

Triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai

pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai

waktu. Dengan demikian terdapat triangulasi teknik pengumpulan data,

dan waktu. Dalam hal ini peneliti menggunakan triangulasi teknik, yaitu

menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data kepada

sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Adapun teknik yang

digunakan untuk menguji keabsahan data tersebut adalah wawancara,

observasi dan kuesioner atau dokumen. Selain triangulasi teknik peneliti

juga menggunakan triangulasi sumber yaitu menguji keabsahan data

dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa

sumber. Sumber yang peneliti adalah kepala sekolah, siswa, guru atau

(39)

23 8. Tahap-Tahap Penelitian

Pada penelitian ini, terdapat empat tahap dalam pelaksanaan prosedur

penelitian, yaitu tahap pra lapangan, kegiatan lapangan, analisis data dan

penulisan laporan.

Pada tahap pertama yaitu pra lapangan, peneliti mempersiapkan segala

sesuatu yang diperlukan sebelum tujuan dalam kegiatan laporan, yaitu:

a. Menyusun rancangan penelitian

Rancangan penelitian kualitatif berisi latar belakang masalah, kajian

pustaka, pemilihan lapangan penelitian, penentuan jadwal penelitian,

pemilihan alat penelitian, rancangan pengumpulan data, rancangan

prosedur analisis data, rancangan perlengkapan dalam penelitian dan

rancangan pengecekan keabsahan data.

Pada penelitian ini peneliti terlebih dahulu membuat latar belakang

dari penelitian yang akan peneliti lakukan, menyusun kajian pustaka

yang sesuai dengan implementasi nilai-nilai toleransi antar umat

beragama di SMP Pangudi Luhur Salatiga, setelah itu peneliti

merancang untuk memilih lapangan penelitian, peneliti juga membuat

penentuan jadwal penelitian yang akan dilakukan. Setelah itu peneliti

juga akan melakukan pemilihan alat yang akan digunakan untuk

penelitian implementasi nilai-nilai toleransi antar umat beragama di

SMP Pangudi Luhur Salatiga, merancang tentang bagaimana cara

pengumpulan data, prosedur analisis dan peneliti juga merancang

(40)

24 b. Memilih lapangan penelitian

Penentuan lapangan penelitian dilakukan dengan jalan

mempertimbangkan teori substansif dengan melihat kesesuaian antara

lapangan dengan kenyataan yang berada di lapangan. Dengan demikian

peneliti menganggap SMP Pangudi Luhur Salatiga adalah lokasi yang

sesuai dengan implementasi nilai-nilai toleransi antar umat beragama.

c. Mengurus Perizinan

Mengurus perizinan merupakan salah satu persoalan yang tidak

dapat daiabaikan oleh peneliti karena untuk mengetahui siapa saja yang

berkuasa dan berwenang memberikan izin bagi pelaksana penelitian.

maka dalam penelitian ini peneliti akan mengurus perizinan penelitain

terlebih dahulu yaitu perizinan penelitian yang akan peneliti berikan

kepada kepala sekolah SMP Pangudi Luhur Salatiga.

d. Menjajaki dan menilai keadaan lapangan

Maksud dan tujuan penjajakan lapangan adalah peneliti akan

berusaha mengenal segala unsur lingkungan sosial, fisik, dan keadaan

alam yang berada di SMP Pangudi Luhur Salatiga. Selain itu untuk

membuat peneliti mempersiapkan diri, mental, maupun fisik serta

menyiapkan perlengkapan yang diperlukan dalam proses penelitian.

e. Memilih dan memanfaatkan informan

Informan adalah orang dalam latar penelitian. informan adalah

orang yang bermanfaat untuk memberikan informasi tentang situasi dan

(41)

25

dalam waktu relatif singkat banyak informasi yang terjangkau, karena

informan dimanfaatkan untuk berbicara, bertukar pikiran atau

membandingkan suatu kejadian yang ditemukan dari subjek lainnya.

Informan penelitian ini meliputi beberapa macam, seperti: informan

kunci (key informan), yaitu mereka yang mengetahui dan memiliki

berbagai informasi pokok yang diperlukan dalam penelitian; informan

utama, yaitu mereka yang terlibat langsung dalam pokok bahasan atau

topik yang diteliti; informan tambahan, yaitu mereka dapat memberikan

informasi walaupun tidak langsung terlibat dalam interaksi sosial yang

diteliti.

Infroman kunci dalam penelitian ini adalah kepala sekolah, waka

kesiswaan, guru dan siswa, dan yang akan menjadi informan tambahan

dalam penelitian ini adalah karyawan SMP Pangudi Luhur Salatiga.

f. Menyiapkan perlengkapan penelitian

Peneliti menyiapkan segala macam perlengkapan penelitian yang

diperlukan. Hal yang dipersiapkan, yaitu instrumen penelitian atau

pedoman observasi, wawancara dan dokumentasi, alat tulis, alat

perekam dan kamera.

Pada tahap pertama, memperhatikan etika penelitian terutama yang

berkaitan dengan para siswa yang biasanya terdapat sejumlah peraturan,

norma-norma, adat atau kebiasaan yang hidup dan berada diantara

(42)

26

Pada tahap kedua, yaitu tahap kegiatan lapangan. Pada tahap ini

peneliti dalam penelitian ini akan benar-benar berusaha memahami latar

penelitian yang berada di SMP Pangudi Luhur Salatiga, dan peneliti

akan menyiapkan segala hal yang akan diperlukan dalam proses

penelitian implementasi nilai-nilai toleransi antar umat beragama di

SMP Pangudi Luhur Salatiga.

Tahap ketiga, yaitu analisis data. Setelah semua data diperoleh di

lapangan terkumpul, maka peneliti akan mereduksi serta menyajikan

data tersebut. Pekerjaan analisis data dalam hal ini adalah menyesuaikan

data-data yang diperoleh dengan teori yang ada.

Tahap keempat, yaitu penulisan laporan. Dalam penulisan laporan,

peneliti menyusun laporan sesuai dengan hasil yang diperoleh dari

lapangan. Dengan demikian maka peneliti menyusun laporan penelitian

sesuai dengan hasil yang diperoleh dari implementasi nilai-nilai

toleransi antar umat beragama di SMP Pangudi Luhur Salatiga.

G. Sistematika Penulisan

Pada penelitian ini penulis mengajukan pembahasan beberapa bab yang

berisi keterkaitan tentang studi kasus yang diteliti. Penulis memberikan

gambaran sebagai berikut:

BAB I Pendahuluan, pada bab ini berisi tentang: latar belakang masalah,

rumusan masalah, signifikansi penelitian yaitu berupa tujuan penelitian dan

(43)

27

penelitian yang meliputi: jenis dan pendekatan penelitian, tempat dan waktu

penelitian, objek penelitian, metode pengumpulan data, teknik analisis data, dan

pengujian keabsahan data dan tahap-tahap penelitian.

BAB II Landasan teori berisi tinjauan tentang toleransi yaitu: pengertian

toleransi, pandangan Islam terhadap toleransi, prinsip-prinsip tasamuh (toleransi)

dalam Islam, konsep toleransi dalam Islam dan tinjauan tentang lembaga

pendidikan non muslim yaitu pengertian lembaga pendidikan, klasifikasi

lembaga pendidikan, macam-macam sekolah, kriteria lembaga penyelenggara

pendidikan dan karakteristik lembaga pendidikan non muslim.

BAB III Paparan data dan hasil penelitian berisi gambaran umum SMP

Pangudi Luhur Salatiga yang meliputi: sejarah singkat, visi dan misi, struktur

organisasi, keadaan siswa, dan diskripsi dan data hasil penelitian.

BAB IV Analisis data berisi tentang: implementasi nilai–nilai toleransi antar

umat beragama di SMP Pangudi Luhur Salatiga, bentuk-bentuk toleransi antar

umat beragam di SMP Pangudi Luhur Salatiga, faktor yang mendorong dan

menghambat implementasi nilai-nilai toleransi antar umat beragama di SMP

Pangudi Luhur Salatiga.

(44)

28 BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan tentang Toleransi 1. Pengertian Toleransi

Toleransi bukan berasal dari bahasa Indonesia tapi adalah bahasa

serapan dari Inggris tolerance. Berarti sikap menghargai, menghormati

keyakinan orang lain tanpa memerlukan persetujuan (Abdussami, 2003:

115). Toleransi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti sikap dan sifat

dalam menanggapi berbagai perbedaan yang ada dengan cara menghargai,

membiarkan, memperbolehkan pendirian, pendapat, pandangan,

kepercayaan, kebiasaan dan kelakuan yang berbeda atau bertentangan

dengan pendirian sendiri (Departemen Pendidikan Nasional, 2012,

1447-1448).

Istilah tersebut pada dasarnya adalah istilah moderen yang lahir dari

Barat di bawah situasi dan kondisi politik, sosial, dan budaya yang khas.

Sehingga untuk memahami istilah tersebut harus merujuk pada kata aslinya

yaitu tolerance. Dalam kamus Oxford tolerance berarti:

“The willingness to accept or tolerate, especially opinion or behavior that

you may not agree with, or people who are not like you”.

Pengertian tersebut masih senada dengan pengertian di atas maupun

(45)

29

“Tolerance: Indulgence or forbearance in judging the opinions, custom, or acts of others: freedom for bigotry or from racial or religious prejudice”.

Namun pengertian dalam kamus Webster’s memberi tambahan

penjelasan yang merupakan nilai pokok yang mendasari pemaknaan

tolerance, yaitu “freedom from bigotry or from racial or religious

prejudice” yang berarti “bebas dari kefanatikan atau prasangka tentang

kebenaran ras dan agama”. Pemaknaan toleransi yang mengedepankan

aspek sosial dan mengesampingkan aspek agama membuatnya sinonim

dengan humanisme. Karena kebenaran agama bisa dikorbankan untuk

mengakui atau menghormati keberadaan agama lain. Seperti halnya dalam

menyikapi kebenaran, paham humanisme juga lebih mengutamakan aspek

antropologis dan sosial atau bahkan tanpa adanya agama (Nuriz, 2015,

103-105).

Toleransi dalam pergaulan hidup antar umat beragama, yang

didasarkan kepada: setiap agama menjadi tanggung jawab pemeluk agama

itu sendiri dan mempunyai bentuk ibadat (ritual) dengan sistem dan cara

tersendiri yang ditaklifkan (dibebankan) serta menjadi tanggung jawab

pemeluknya, atas dasar itu, maka toleransi dalam pergaulan hidup antar umat

beragama bukanlah toleransi dalam masalah-masalah keagamaan melainkan,

perwujudan sikap keberagamaan pemeluk suatu agama dalam pergaulan

hidup antara orang yang tidak seagama, dalam masalah-masalah

(46)

30

Sikap toleran dalam implementasinya tidak hanya dilakukan terhadap

hal-hal yang berkaitan dengan aspek spiritual dan moral yang berbeda, tetapi

juga harus dilakukan terhadap aspek yang luas, termasuk aspek ideologi

politik yang berbeda. Wacana toleransi biasanya ditemukan dalam etika

berbeda pendapat menyebutkan bahwa tidak memaksakan kehendak dalam

bentuk dan cara-cara yang merugikan pihak lain. Dalam perbandingan

agama, misalnya ditemukan prinsip ”bagimu agamamu dan bagiku

agamaku” dan “tidak ada paksaan dalam beragama” (Naim, 2014: 182).

Toleransi dan non kekerasan lahir dari sikap menghargai diri (

self-esteem) yang tinggi. Kuncinya adalah bagaimana semua pihak mempersepsi

dirinya dan orang lain. Jika persepsinya lebih mengedepankan dimensi

negatif dan kurang apresiatif terhadap orang lain, kemungkinan besar sikap

toleransinya akan lemah, atau bahkan tidak ada. Sementara, jika persepsi diri

dan orang lainnya positif, maka yang muncul adalah sikap yang toleran

dalam menghadapi keragaman. Toleransi akan muncul pada orang yang

telah memahami kemajemukan secara optimis-positif. Sementara pada

tataran teori konsep toleransi mengandaikan fondasi nilai bersama sehingga

identitas bahwa agama-agama dapat hidup berdampingan secara koeksistensi

harus diwujudkan (Baidhawy, 2002: 17).

Jadi toleransi beragama adalah sikap memahami, menghormati dan

menghargai keyakinan yang dimiliki oleh orang lain serta membiarkan apa

yang menjadi prinsip orang lain dengan sukarela tanpa paksaan, membiarkan

(47)

31

Sikap memahami, menghormati, menghargai dan membiarkan keyakinan

tersebut adalah sebagai bentuk pemahaman terhadap adanya perbedaan yang

tidak dapat dipungkiri keberadaannya di dalam kehidupan bermasyarakat.

2. Pandangan Islam Terhadap Toleransi

Islam adalah agama yang diturunkan oleh Allah untuk umat manusia

dengan tuntunan hidup yang serba sempurna, agar dapat dijadikan pedoman

hidup bagi umat manusia supaya mereka dapat mencapai kebahagiaan dunia

dan akhirat. Dari sini dapat kita simpulkan bahwa agama Islam diturunkan

guna kepentingan umat manusia itu sendiri, karena itulah Islam tidak

memaksa seseorang untuk memeluknya, sebab agama Islam bukanlah suatu

ideologi yang kosong atau suatu ideologi yang mencari keuntungan

dibaliknya.

Dengan ini seseorang yang mau memikirkan dengan mendalam arti

dan tujuan Islam maka dia akan memilihnya dengan senang hati, karena dia

merasa bahwa Islam adalah kebutuhan pribadinya sendiri. Oleh karena itu

dapat kita saksikan dalam jelas dalam sejarah perkembangan Islam bahwa

Islam tidak pernah disiarkan dengan paksaan atau dengan tipu muslihat, baik

hal ini sejak mulai zaman Nabi Muhammad SAW, maupun sampai masa

kini, bahkan penyiarannya selalu diikuti dengan penuh toleransi dan cara

yang luwes untuk mengajak umat manusia ke dalam agama Islam. Karena

itu agama Islam dapat tersiar ke seluruh penjuru dunia dengan pesat dan

cepat, hal ini dapat dimaklumi karena ajarannya amat praktis selaras dengan

(48)

32

Untuk mengembangkan agama Allah di muka bumi, Allah

mengajarkan kepada RasulNya dan orang yang beriman agar selalu

bertoleransi baik dalam menghadapi lawan maupun kawan. Oleh karena itu

Allah berfirman dalam QS. Al-Baqarah: 256

Allah, Maka Sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang Amat kuat yang tidak akan putus. dan Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui.

Dalam pengertian toleransi secara umum menyatakan doktrin pluralisme

mengakui kebenaran agama lain, Islam hanya mengakui Islam yang paling

benar di sisi Allah SWT namun Islam menjunjung tinggi toleransi. Bahkan

toleransi (tasamuh) merupakan karakteristik Islam itu sendiri sebagai

al-Hanifiyah as-Samhah (Nuriz, 2015: 107).

Kita ketahui bahwa agama Islam yang disebarkan oleh Nabi Muhammad

SAW merupakan agama yang sangat toleran, oleh karena itu tidak terkecuali

ajaran-ajarannya juga akan senantiasa berkaitan dengan toleransi, khususnya

toleransi beragama. Adapun ajaran Islam yang berkaitan dengan toleransi

beragama yang telah diaplikasikan oleh Nabi Muhammad SAW di kota

(49)

33 a. Kebebasan tanpa paksaan

Kebebasan merupakan bagian yang sangat penting dalam ajaran

Islam. Sebab kebebasan adalah fitrah yang lazim dimiliki oleh manusia.

Manusia diberikan kebebasan oleh Allah SWT untuk memilih agama

atau bahkan memilih untuk tidak beragama. Islam memberikan

kebebasan sepenuhnya, apakah ia ingin menerima kebenaran agama

yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW atau tidak.

Tidak ada paksaan dalam menganut keyakinan agama ini agar

setiap orang merasakan kedamaian. Kedamaian tidak dapat dicapai jika

jiwa tidak damai. Paksaan menyebabkan jiwa tidak damai, maka tidak

ada paksaan dalam menganut keyakinan agama (Budiharjo, 2007: 93).

b. Kesatuan umat manusia

Islam yang disebarkan oleh Nabi Muhammad SAW mengajarkan

bahwa umat manusia merupakan satu kesatuan, kesatuan dalam

pengertian bahwa manusia berasal dari satu penciptaan yakni penciptaan

dari Allah SWT dan satu keturunan Adam dan Hawa, serta satu status

sebagai hamba Allah. Islam mencoba meniadakan dan menghapus

struktur kelas, etnis, serta kesukuan sekaligus menghapus kecondongan

manusia yang muncul dari berbagai faktor diskriminasi. Adapun

kenyataan yang ada bahwa manusia tercipta dalam bentuk serta karakter

yang berbeda, hal ini menandakan adanya kekuasaan Allah yang tiada

(50)

34

perselisihan), Maka Allah mengutus Para Nabi, sebagai pemberi peringatan, dan Allah menurunkan bersama mereka kitab yang benar, untuk memberi keputusan di antara manusia tentang perkara yang mereka perselisihkan. tidaklah berselisih tentang kitab itu melainkan orang yang telah didatangkan kepada mereka Kitab, Yaitu setelah datang kepada mereka keterangan-keterangan yang nyata, karena dengki antara mereka sendiri. Maka Allah memberi petunjuk orang-orang yang beriman kepada kebenaran tentang hal yang mereka perselisihkann itu dengan kehendak-Nya. dan Allah selalu memberi petunjuk orang yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus.

c. Penegakan keadilan

Adapun keadilan yang dikehendaki Allah SWT merupakan

keadilan yang merata, untuk seluruh umat manusia tidak ada perbedaan,

baik muslim maupun non muslim, bahkan terhadap musuh sekalipun

dalam QS. Al-maidah: 8 dijelaskan.

(51)

35

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu Jadi

orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk Berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu

kerjakan.”

Inilah ajaran Islam yang memerintahkan penganutnya untuk

menegakkan keadilan dalam setiap keadaan. Dengan keadilanlah

perbuatan manusia akan dinilai kemudian diberi ganjaran/hukuman

menurut perbuatan masing-masing dengan tidak membeda-bedakan

siapapun dan bagaimanapun orangnya. Uraian di atas kiranya dapat

dimengerti bahwa azas keadilan yang diajarkan oleh Islam tersebut

merupakan salah satu dasar toleransi. Tegasnya dengan keadilanlah

toleransi akan terwujud dan tetap terpelihara.

d. Sikap Muslim terhadap non-Muslim

Bagi Islam dalam kaitannya dengan pemeluk agama lain,

terciptanya rasa saling menghormati, saling menghargai, dan rasa kasih

sayang, serta rasa damai, rukun, tidak berpecah belah, sehingga

terwujudnya keharmonisan dalam bermasyarakat merupakan sesuatu

yang harus diupayakan secara maksimal antara umat muslim dengan

non muslim. Hal ini sesuai dengan QS.Al-Mumtahanah: 7

(52)

36

Artinya: “Mudah-mudahan Allah menimbulkan kasih sayang antaramu

dengan orang-orang yang kamu musuhi di antara mereka. dan Allah adalah Maha Kuasa. dan Allah Maha Pengampun lagi Maha

Penyayang.”

Islam tidak memandang bahwa agama lain sebagai suatu ancaman

ataupun musuh yang harus disingkirkan secepatnya dari muka bumi ini.

Islam juga memandang perbedaan yang ada tidaklah dijadikan sebagai

alasan untuk memusuhi mereka. Sebaliknya Islam menganggap mereka

sebagai saudara dan partner dalam rangka menjalin serta membina

kehidupan yang baik untuk mencapai kemajuan umat dan masyarakat

(Natsir, 1981: 20).

Di dalam beberapa pokok ajaran di atas Islam telah mengajarkan

kepada umatnya agar selalu bersikap toleran terhadap sesama secara

keseluruhan, baik sesama muslim maupun yang non muslim. Islam juga

membawa ajaran toleransi yang bersifat khusus dan diperuntukkan

untuk umat beragama lain, ataupun yang memiliki keyakinan yang tidak

sama.

Islam mengajarkan kepada umatnya bahwa tidaklah setiap orang

yang beda agama itu ingkar setelah mengetahui kebenaran Islam, tetapi

kekurangan mereka tidak memeluk Islam, karena tidak mengetahui.

Oleh karena itu umat Islam dalam menghadapi mereka seyogyanya

bersifat arif dan bijaksana dengan rasa persahabatan, saling tolong

(53)

37

mempunyai waktu dan kesempatan untuk mendengarkan serta

mengetahui Islam lebih banyak (Ghofir, 2017: 105-129).

Salah satu sikap toleran yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad

SAW adalah beliau berlaku lembut kepada salah seorang pendeta ahli

kitab sehingga denga perlakuan lembut tersebut pendeta tersebut

tersentuh hatinya untuk memeluk Islam.

Throughout his life, the Prophet (pbuh) treated the People of the Book with the utmost tolerance and justice. Thanks to this noble attitude, Abdullah ibn Salam, a prominent rabbi, and his friends converted to Islam and came to believe in his prophethood (Yahya, 2003: 45).

Berdasarkan penggalan kisah di atas, semakin jelas bagaimana

seorang muslim harus bersikap kepada non muslim, yaitu kita

diperintahkan untuk bersikap baik dan lemah lembut kepada mereka,

sebagaimana yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW. Hal ini

bertujuan sebagai sarana dakwah kepada mereka yang pada akhirnya

agar mereka bisa dilunakkan hatinya dan mau memeluk Islam.

Islam sebagai agama rahmatal lil alamin memandang toleransi sebagai

sesuatu yang harus diterapkan di tengah masyarakat. Bahkan, Islam adalah

agama yang pertama kali mencetuskan toleransi. Nabi Muhammad SAW

sebagai utusan Allah telah memberikan tauladan kepada kita bagaimana

mengaplikasikan toleransi di tengah kehidupan masyarakat.

Adapun toleransi yang di terapkan beliau di Madinah adalah: 1)

Kebebasan tanpa paksaan, yaitu sikap umat Islam yang memberikan

(54)

38

keinginannya tanpa adanya paksaan untuk memeluk agama Islam, 2)

Kesatuan umat manusia, yaitu seluruh umat manusia diciptakan oleh satu

Dzat Yang Maha Pencipta yaitu Allah SWT, sehingga tidak ada alasan untuk

saling memusuhi, 3) Penegakan keadilan, dalam menegakkan keadilan Nabi

Muhammad tidak memandang bulu apakah dia muslim maupun non muslim

dan beliau memberi hukuman sesuai dengan kejahatan yang diperbuat, 4)

Sikap muslim terhadap non muslim, dalam hal ini Rasulullah mencontohkan

perilaku untuk saling menghormati, saling menghargai, dan rasa kasih

sayang, serta rasa damai, rukun, tidak berpecah belah agar tercipta tatanan

masyarakat yang rukun dan damai.

3. Prinsip-Prinsip Tasamuh (Toleransi) dalam Islam

Untuk memperoleh pemahaman yang sesuai dengan Islam, sebagian

kalangan muslimin mengkaji toleransi dengan merujuk kata tasamuh dan

bukan tolerance. Kata tasamuh atau samahah dan devrivansinya sebenarnya

tidak ditemukan dalam Al-Qur’an. namun dalam hadis dapat ditemukan

seperti dalam ungkapan “ismah yusmah laka” (permudahlah niscaya kamu

akan dipermudah).

Meskipun tidak ditemukan dalam Al-Qur’an, makna toleransi dalam

perspektif Islam dapat ditelusuri melalui kata kunci tersebut. Sebab secara

etimologi kata tasamuh dianggap sebagaian kalangan senada dengan

toleransi, meskipun dalam pemaknaan secara terminologi kata toleransi tidak

(55)

39

berbeda jauh. Jadi dengan mengkaji tasamuh dapat diperoleh pemahaman

toleransi dalam perspektif Islam yang sebenarnya.

Secara garis besar kata “tasamuh” berarti sikap ramah dengan cara

memudahkan, memberi kemurahan dan keluasan. Akan tetapi, makna

tersebut bukan mutlak sebagaimana dipahami secara bebas hingga menerima

kebenaran yang jelas-jelas bersebrangan dengan keyakinan sendiri,

melainkan tetap menggunakan tolak ukur Al-Qur’an dan Sunah (Nuriz,

2015: 110-111).

Adapun prinsip-prinsip tasamuh (toleransi) dalam Islam adalah sebagai

berikut:

a. Tasamuh dalam hal Aqidah atau keyakinan

Keyakinan atau Aqidah adalah hal yang pokok dalam agama Islam.

Karenanya seseorang bisa dinyatakan kafir atau muslim. Bagi seorang

muslim aqidah harus dibangun atas dasar yang diterima dari sumber

yang benar dari suatu keyakinan akan kebenaran mutlak. Hal yang

demikian itu dimaksudkan agar dalam keadaan bagaimanapun seorang

muslim tidak kehilangan identitas agamanya. Karena mempertahankan

aqidah adalah wajib hukumnya bagi seorang muslim sampai mati.

Salah satu nilai toleransi dalam Islam adalah kebebasan

berkeyakinan. Islam mengakui eksistensi agama lain dan memberi

kebebasan kepada setiap individu untuk memeluknya. Karena toleransi

(56)

40

dalam masyarakat untuk memeluk agama sesuai dengan kepercayaannya

dan tidak memaksa orang lain mengikuti agamanya.

Untuk itu kunci dari toleransi bukanlah membuang atau relativisasi

ketidaksepakatan, tapi kemauan untuk menerima ketidaksepakatan

dengan sikap saling menghormati dan menghargai. Dengan kebebasan

seseorang dapat memilih keyakinan secara sadar dan tanpa paksaan.

Jadi, karena kebebasan berkeyakinanlah seseorang muslim dituntut

untuk bisa menghormati agama lain tanpa mengorbankan keyakinan

sendiri.

Prinsip kebebasan beragama bukan berarti pembenaran terhadap

agama lain. Kebebasan tersebut merupakan hak setiap orang dan fitrah

manusia dari Tuhan (Allah), karena tabiat manusia adalah menuhankan

sesuatu. Oleh karena itu dalam agama Islam tidak dibenarkan

pemaksaan sebuah keyakinan (iman) mengingat pembentukan

keyakinan harus dilakukan seseorang secara sadar dengan kerelaan hati

dan penuh tanggung jawab. Bahkan selain memberi kebebasan

beragama, Islam juga memberi kebebasan untuk tidak beragama sama

sekali atau atheis. Namun perlu diketahui bahwa setiap pilihan tentu ada

konsekuensinya masing-masing. Jadi, prinsip kebebasan beragama

dalam Islam merupakan fitrah dan hak setiap manusia dari Tuhan untuk

Gambar

Tabel data siswa SMP Pangudi Luhur Salatiga Tahun Ajaran 2017/2018
Tabel 3.3 Data Guru dan Karyawan SMP Pangudi Luhur Salatiga Tahun Ajaran
Tabel 3.4 Data ruang sarana dan prasarana SMP Pangudi Luhur Salatiga

Referensi

Dokumen terkait

Apabila di tengah perjalanan/proses terdapat user/client lain yang melakukan akses, dan setelah dilakukan pemeriksaan otorisasi ternyata user/client tersebut bukanlah pemilik IP

Sebagai seni yang ilustratif, seni lukis prasi merupakan karya rupa yang sarat dengan makna.. simbolis dari suatu cerita yang ingin disampaikan oleh

Bila dikaitkan dengan hipotesis bahwa perusahaan yang go-public harusnya lebih efisien, untuk kasus BUMN hipotesis tersebut dapat diterima namun tidak untuk

yang didominasi oleh kelas pendek yang diduga dimanfaatkan spesies tersebut untuk memperoleh mangsa yang berada di tajuk dari permukaan tanah (terestrial) maupun dari

EYD mencakup penggunaan dalam 12 hal, yaitu penggunaan huruf besar (kapital), tanda koma, tanda titik, tanda seru, tanda hubung, tanda titik koma, tanda tanya, tanda

Alkalinitas - nilai pH pada rasio feses sapi dicampur dengan air (kg/kg) Dari Tabel 2, dapat disimpulkan bahwa gasbio yang dihasilkan oleh campuran kotoran sapi yang komposisinya

Pastikan untuk menggunakan busi yang ditentukan, jika tidak mesin dapat tidak berfungsi dengan baik.. Sebelum me- masang busi, ukurlah jarak elektroda dengan kawat pengukur

Parameter yang diukur meliputi presentase tumbuh kalus, tipe kalus, berat kering serta berat basah kalus kedelai.Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian hormon 2,4-D dan BAP