• Tidak ada hasil yang ditemukan

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan tentang Toleransi 1.Pengertian Toleransi

4. Konsep Toleransi dalam Islam

Islam memberi penekanan kepada umatnya untuk berbuat baik, menyebarkan kasih sayang, saling membantu, dan berbuat adil. Semua itu tidak dilaksanakan atau ditujukan hanya kepada sesama muslim saja bahkan kepada non muslim sekalipun. Karena toleransi antar umat beragama dalam muamalah duniawi memang dianjurkan supaya tolong menolong, hidup dalam kerukunan tanpa memandang perbedaan agama, suku, bahasa, dan ras. Namun sikap saling membantu atau tolong menolong tersebut tidak bisa dipahami secara bebas. Sebagai wahyu, Al-Qur’an dan Hadis adalah sebagai tolak ukurnya (kontrol) utamanya (Nuriz, 2015: 115-120).

4. Konsep Toleransi dalam Islam

Toleransi sebagai realitas juga dibentuk oleh nilai dalam masyarakat itu sendiri. Unsur-unsur toleransi antara lain menurut Hasyim (1997: 23-25) : a. Mengakui hak setiap orang

Suatu sikap mental yang mengakui hak setiap orang di dalam menentukan sikap atau tingkah laku dan nasibnya masing-masing. Tentu saja sikap dan perilaku yang dijalankan itu tidak melanggar hak orang lain karena kalau demikian, kehidupan masyarakat akan kacau. Hak disini menyangkut pertama-tama adalah hak yang dimiliki individu-individu terhadap Negara maupun antar kelompok dan antar individu-individu. Negara tidak boleh menghindari atau mengganggu individu dalam mewujudkan hak-hak yang ia miliki. Muchtar (2008: 39) dalam

44

bukunya “Fikih Pendidikan” menjelaskan bahwa ada lima hak dasar

yang harus dihormati, yaitu: 1) Hak untuk hidup

2) Hak untuk beragama

3) Hak untuk mendapatkan pendidikan 4) Hak untuk bekerja

5) Hak untuk berpendapat/ menentukan pilihan.

Dalam pelaksanaan hak asasi tersebut tidak berarti di perbolehkan berbuat semaunya dengan dalih memiliki hak asasi karena pada dasarnya pelaksanaan hak asasi kita dibatasi oleh hak asasi orang lain, artinya kita tidak boleh merugikan atau sampai melanggar hak asasi orang lain.

b. Menghormati keyakinan orang lain

Landasan keyakinan di atas adalah berdasarkan kepercayaan, bahwa tidak benar ada orang atau golongan yang berkeras memaksakan kehendaknya sendiri kepada orang atau golongan lain. Tidak ada orang atau golongan yang memonopoli kebenaran, dan landasan ini disertai catatan, bahwa soal keyakinan adalah urusan pribadi masing-masing orang.

Menghormati keyakinan orang lain berarti memiliki sikap lapang dada untuk menghormati dan membiarkan pemeluk agama lain melaksanakan ibadah menurut ajaran dan ketentuan agama

masing-45

masing yang diyakininya, tanpa ada yang mengganggu atau memaksakan baik orang lain maupun dari keluarganya sekalipun.

Bila seseorang tidak menghormati keyakinan orang lain, artinya soal perebedaan agama, perbedaan keyakinan dan perbedaan pandangan hidup akan menjadi bahan ejekan atau bahan cemoohan di antara satu orang dengan lainnya.

c. Agree in disagreement

Agree in disagreement (setuju di dalam perbedaan) adalah prinsip yang selalu digunakan oleh A. Mukti Ali. Perbedaan tidak harus ada permusuhan, karena perbedaan selalu ada di dunia ini, dan perbedaan tidak harus menimbulkan pertentangan. Setiap pemeluk agama hendaknya meyakini dan mempercayai kebenaran agama yang dipeluknya merupakan sikap yang wajar dan logis.

Keyakinan akan kebenaran terhadap agama yang dipeluknya ini tidak akan membuat dia merasa eksklusif, akan tetapi justru mengakui adanya perbedaanperbedaan agama yang dianut orang lain di samping -tentu saja- persamaan-persamaan dengan agama yang dipeluknya. Sikap

seperti ini akan membawa kepada terciptanya sikap “setuju dalam perbedaan” yang sangat diperlukan untuk membina dan

mengembangkan paradigma toleransi dan kerukunan hidup antar umat beragama.

There are many nations in the world with different colours, creeds, and languages. These differences, as mentioned earlier, have been a cause of enmity throughout history. The perceived wisdom is that

46

people can never manage to co-exist and that disputes arise wherever such differences exist. However, this is a great misconception and the facts are otherwise. In fact, it is God Who created human beings in different communities and in the Qur'an, He calls all people to peace and security (Yahya, 2003: 43).

Perbedaan adalah suatu keniscayaan yang tidak bisa dihindari karena perbedaan adalah sunnatullah atau ketetapan Allah di muka bumi ini. Oleh karena itu tidaklah benar seseorang mempermasalahkan perbedaan yang ada dalam dirinya dengan orang lain. Karena hal tersebut hanya akan menimbulkan perpecahan di muka bumi ini

All divine religions revealed through God's messengers summon people to have faith in God, recommend them to display moral perfection and warn them against bad morals. Despite the fact that all divine religions -except for Islam- are distorted, it is evident today that some of their messages are fundamentally the same. That is why these conflicts, which are stirred up artificially, lack reasonable and logical grounds. As stated in the verse above, the main reason for unrest among people is not complying with God's summoning but following in the "footsteps of Satan." Believers' harbouring hostile feelings to other people who have faith in God is a moral weakness that displeases God, who prohibits all believers from displaying such feelings. He calls on people to establish peace, tolerance and friendship. The Qur'an, revealed to the Prophet Muhammad (pbuh), the last messenger of God, gives believers explicit commands and recommendations on this subject (Yahaya, 2003: 44).

Semua agama ilahi yang diwahyukan melalui utusan Allah SWT atau Rasul, memanggil orang untuk memiliki iman kepada Allah SWT, merekomendasikan mereka untuk menunjukkan kesempurnaan moral dan memperingatkan mereka terhadap moral yang buruk. Allah SWT memerintahkan seluruh umat manusia untuk membangun perdamaian, toleransi dan persahabatan. Alquran, yang diwahyukan kepada Nabi

47

Muhammad SAW, utusan terakhir, memberi perintah dan rekomendasi eksplisit kepada orang-orang percaya mengenai hal ini.

d. Saling mengerti

Tidak akan terjadi saling menghormati antar sesama manusia bila mereka tidak saling mengerti satu sama lain, saling anti, saling membenci dan saling berebut pengaruh adalah salah satu akibat dari tidak adanya saling mengerti dan saling menghargai antara satu dengan yang lain.

B. Tinjauan tentang Lembaga Pendidikan Non Muslim