57 Endah Pri Ariningsih: Pengaruh Budaya Organisasi
pada Kinerja Perusahaan
Pengaruh Budaya Organisasi
pada Kinerja Perusahaan
Endah Pri Ariningsih
Universitas Muhammadiyah Purworejo
Abstraksi
Berkembangan dunia usaha yang semakin cepat memberi dampak pada persaingan yang semakin ketat, keadaan tersebut mengharuskan perusahaan yang ingin tetap bisa bertahan secara berkelanjutan memiliki keunggulan kompetitif bernilai bagi konsumen dan tidak mudah ditiru oleh pesaing. Pengelolaan terhadap sumber daya yang dimiliki dapat menjadikan perusahaan mencapai tujuan yang ditetapkan dengan lebih baik. Selain itu pihak manajemen perusahaan juga harus memperhatikan nilai apa yang merupakan kompetensi yang dimilikinya agar dapat dijadikan sebagai keunggulan dalam persaingan. Sumber daya yang sifatnya fisik akan lebih mudah untuk ditiru oleh pesaing, sedangkan kemampuan yang bersifat non fisik sulit untuk ditiru, sehingga tidak mudah bagi pesaing untuk menirunya, budaya organisasi yang baik dapat mendukung terciptanya lingkungan kerja yang mendukung para karyawan bekerja dengan lebih baik agar dapat memberikan dampak positif pada kinerja perusahaan secara keseluruhan. Namun banyak hal yang juga perlu diperhatikan agar budaya yang terbentuk bisa berpengaruh positif pada peningkatan kinerja perusahaan, karena ketidaksesuaian budaya dengan strategi perusahaan malah akan berdampak pada menurunan kinerja perusahaan.
Kata kunci: budaya organisasi, keunggulan bersaing, kinerja karyawan, kinerja perusahaan
PENDAHULUAN
Ketatnya persaingan untuk
mencapai
keberhasilan
dalam
bidang usaha mengharuskan pihak
perusahaan
selalu
melakukan
penilaian pada rantai nilainya agar
dapat diketahui nilai mana yang
merupakan
kompetensi
inti
perusahaan
sehingga
dapat
dijadikan
sebagai
keunggulan
bersaing bagi perusahaan. Namun
58 Endah Pri Ariningsih: Pengaruh Budaya Organisasi
pada Kinerja Perusahaan
perusahaan
dapat
mempertahankan
keunggulan
bersaingnya
secara
berkesinambungan, apalagi kalau
nilai yang dimiliki tersebut dapat
dengan mudah ditiru oleh pesaing
perusahaan.
Sehingga
sangat
penting bagi perusahaan memiliki
keunggulan bersaing yang sulit
ditiru
oleh
pesaingnya
dan
biasanya bersumber dari sumber
daya non fisik.
Organisasi
mampu
beroperasi secara efisien hanya
ketika ada nilai yang diyakini
bersama diantara karyawannya.
Nilai pribadi seorang individu
membimbing
perilakunya
di
dalam dan di luar pekerjaannya
(Gibson, 2006). Nilai yang
diyakini bersama dan berlangsung
lama akan membentuk budaya
bagi yang meyakininya. Sangat
penting bagi pihak perusahaan
mengetahui budaya apa yang
diyakini oleh kelompok orang,
terutama yang akan dijadikan
sebagai daerah pemasaran dari
produk yang dihasilkan oleh
perusahaan.
Budaya
nasional
maupun daerah tempat perusahaan
beroperasi dapat mempengaruhi
budaya individu dari orang-orang
yang ada dalam organisasi, namun
manajer perusahaan juga harus
sadar kalau orang-orang yang ada
dalam organisasi tersebut tidak
hanya berasal dari satu daerah
maupun negara yang memiliki
budaya yang sama. Sehingga
sangat penting bagi perusahaan
membangun budaya organisasi
yang bisa menyatukan berbagai
latar
belakang
budaya
yang
berbeda tersebut dalam budaya
organisasi yang diyakini dan dapat
dijalankan
dengan
baik
oleh
semua anggota organisasi, selain
itu budaya juga dapat dijadikan
sebagai pendorong yang akan
menentukan standar perilaku.
Memahami
bagaimana
gambaran
yang
berbeda dari
59 Endah Pri Ariningsih: Pengaruh Budaya Organisasi
pada Kinerja Perusahaan
kritis memperlihatkan perbedaan
antara dua jenis organisasi, dan
membantu kita untuk memprediksi
perubahan yang diperlukan untuk
mengubah
suatu
budaya.
Perusahaan yang ingin memiliki
kemampuan kompetensi yang sulit
ditiru oleh perusahaan lain harus
memiliki budaya organisasi yang
bisa
mencirikan
perilaku
organisasi
dan
mampu
memberikan
nilai
bagi
keberhasilan perusahaan secara
berkesinambungan.
Pihak
manajemen
perusahaan
harus
selalu
melakukan
penilaian
terhadap kesesuaian antara budaya
dan
kemampuan
perusahaan
mencapai tujuan yang ditetapkan.
Untuk
dapat
menilai
kuat
lemahnya budaya yang dimiliki
perusahaan dapat dilihat dari
kesamaan visi, nilai-nilai dan
keyakinan
diantara
anggota
organisasi. Sejalan dengan itu kita
dapat menentukan kuatnya budaya
dalam organisasi dengan melihat
kesamaan dalam menjalankan visi
dan misi yang telah dibuat oleh
organisasi.
Berdasarkan
berbagai
penelitian, budaya organisasi yang
baik telah terbukti dapat dijadikan
sebagai keunggulan bersaing yang
lebih sulit ditiru oleh pesaing.
Sejalan
dengan
hal
itu
keberhasilan
perusahaan
akan
sangat dipengaruhi oleh kinerja
karyawan, menurut Hamid, et al.
(2003) karyawan yang memiliki
sikap
perjuangan,
pengabdian,
disiplin,
dan
kemampuan
profesional
sangat
mungkin
mempunyai prestasi kerja dalam
melaksanakan
tugas
sehingga
lebih berdaya guna dan berhasil
guna. Karyawan yang profesional
dapat diartikan sebagai sebuah
pandangan untuk selalu perpikir,
bekerja keras, bekerja sepenuh
waktu, disiplin, jujur, loyalitas
tinggi, dan penuh dedikasi demi
untuk keberhasilan pekerjaannya,
60 Endah Pri Ariningsih: Pengaruh Budaya Organisasi
pada Kinerja Perusahaan
pada kinerja perusahaan. Budaya
organisasi merupakan salah satu
faktor yang dapat mempengaruhi
kinerja
karyawan.
Budaya
merupakan hal yang esensial bagi
suatu organisasi atau perusahaan,
karena akan selalu berhubungan
dengan kehidupan yang ada dalam
perusahaan. Budaya organisasi
merupakan
falsafah,
ideologi,
nilai-nilai, anggapan, keyakinan,
harapan, sikap dan norma-norma
yang dimiliki secara bersama serta
mengikat dalam suatu komunitas
tertentu. Secara spesifik budaya
dalam organisasi akan ditentukan
oleh kondisi team work, leaders
dan characteristic of organization
serta administration process yang
berlaku.
Sedangkan
menurut
Paulin et al. (1999) budaya
organisasi secara signifikan terkait
dengan
layanan
efektivitas
organisasi, bahkan pada penelitian
terakhir,
budaya
organisasi
terbukti dapat digunakan sebagai
sumber keunggulan kompetitif
bagi perusahaan yang melakukan
merger/akuisisi, dan sebagai faktor
utama dalam keberhasilan atau
kegagalan dari upaya perubahan
skala besar (Trefry, 2006). Hal
tersebut
menunjukkan
betapa
pentingnya
melakukan
pembelajaran agar dapat dibentuk
suatu budaya yang baik bagi
perusahaan,
karena
budaya
organisasi dapat meningkatkan
kemampuan
seseorang
untuk
meningkatkan
produktivitas
kerjanya, produktivitas perusahaan
yang tentu saja akan berpengaruh
positif pada kinerja perusahaan
secara keseluruhan dan lebih jauh
lagi akan memberi dampak pada
kelangsungan hidup perusahaan di
masa yang akan datang.
1.
Definisi Budaya Organisasi
1.1. Proses terbentuknya Budaya
dan Pengertian Budaya
Proses
pembentukan
budaya
seringkali bermula dari keyakinan,
tata nilai atau adat kebiasaan
61 Endah Pri Ariningsih: Pengaruh Budaya Organisasi
pada Kinerja Perusahaan
bukan secara instan, keyakinan
dan tata nilai tersebut kemudian
ditransmisikan dalam berbagai
bentuk dan cara, kepada orang lain
dan masyarakat pada umumnya
(Sobirin, 2007). Untuk dapat
memahami keterkaitan manusia
62 Endah Pri Ariningsih: Pengaruh Budaya Organisasi
pada Kinerja Perusahaan
dahulu memahami atribut-atribut
manusia baik yang bersifat universal,
atribut per individu dan kolektif
dalam kaitannya dengan kedudukan
manusia sebagai bagian dari
masyarakat. Penelitian yang
dilakukan oleh Hofstede 1997
menjadi embrio munculnya istilah
budaya organisasi. Hal itu seperti
yang terlihat paga gambar berikut ini.
Khusus berkaitan dengan Turunan dan bisa Manusia sebagai individu Kepribadian dipelajari
Khusus berkaitan Bisa dipelajari Dengan manusia Budaya
Sebagai kelompok
Bersifat universal Hakekat Turunan Manusia
Hubungan antara Hakekat Manusia, Budaya dan Kepribadian
Sumber: Hofstede (1997) dalam Sobirin (2007)
Budaya dapat didefinisikan
sebagai: 1. simbol, bahasa, ideologi,
ritual dan mitos; 2. naskah organisasi,
yang diambil dari naskah pribadi
pendiri organisasi atau pemimpin
yang dominan; 3. merupakan sebuah
produk, sebuah sejarah yang
didasarkan pada simbol dan abstraksi
dari perilaku dan produk perilaku
(Gibson, 2006).
1.2. Budaya organisasi
Budaya Organisasi adalah apa
yang dipersepsikan karyawan dan
cara persepsi itu menciptakan suatu
pola keyakinan, nilai dan ekspektasi
(Gibson, 2006). Sedangkan Edgar
Schein mendefinisikan budaya
organisasi sebagai suatu pola dari
asumsi dasar yang diciptakan,
ditemukan atau dikembangkan oleh
kelompok tertentu saat belajar
menghadapi masalah mengenai
adaptasi eksternal dan integrasi
internal yang telah berjalan baik agar
dianggap valid untuk diajarkan pada
anggota baru sebagai cara yang benar
untuk berpersepsi, berfikir dan
63 Endah Pri Ariningsih: Pengaruh Budaya Organisasi
pada Kinerja Perusahaan
masalah yang dihadapi. Budaya
organisasi (didefinisikan sebagai
sistem nilai bersama anggota
organisasi), telah disadari
kepentingannya bagi kesuksesan
organisasi.
Budaya organisasi sangat
penting untuk diperhatikan karena
melibatkan ekspektasi, nilai dan sikap
bersama yang dapat memberikan
pengaruh pada individu, kelompok
dan nilai organisasi. Hofstede (1997)
mendefinisikan budaya organisasi
sebagai pemrograman kolektif
terhadap pikiran yang membedakan
para anggota dari satu organisasi
dengan organisasi lain. Ia juga
menunjukkan bahwa persepsi berbagi
praktek-praktek sehari-hari harus
dimasukkan dalam budaya
organisasi.
Secara umum konsep budaya
organisasi dibagi menjadi dua school
of thought (mazhab): 1. ideational
school adalah melihat budaya
organisasi sebagai apa yang
di-shared (dipahami, dijiwai dan
dipraktekkan bersama) oleh anggota
sebuah komunitas atau masyarakat. 2.
adaptationist school melihat budaya
dari apa yang bisa diobservasi baik
dari bangunan organisasi
arsitektur/tata ruang bangunan fisik
sebuah organisasi maupun dari
orang-orang yang terlibat di
dalamnya seperti perilaku dan cara
mereka berkomunikasi dan gabungan
dari kedua mazhab diatas yaitu:
realist school (Sobirin, 2007).
Hal tersebut seperti yang
diungkapkan oleh Schein yang
menyatakan bahwa budaya organisasi
tidak hanya terdiri dari asumsi dasar
tetapi juga elemen-elemen lain yang
lebih bisa dilihat orang-orang di luar
organisasi. Berikut diuraikan
elemen-elemen dari budaya organisasi.
Elemen budaya organisasi menurut berbagai sumber
SUMBER ELEMEN BUDAYA ORGANISASI
F. Landa Jocano (1988,1990)
Idealistik Behavioral
Stanley Davis (1984)
Guiding belief Daily belief
Geert Hofstede (1980, 1997)
Nilai-nilai organisasi Praktek-praktek manajemen Edgar Schein
(1985, 1997)
64 Endah Pri Ariningsih: Pengaruh Budaya Organisasi
pada Kinerja Perusahaan Sumber: Sobirin 2007
Kartono (1994 ) mengatakan
bahwa bentuk kebudayaan yang
muncul pada kelompok-kelompok
kerja di perusahaan-perusahaan
berasal dari macam-macam sumber,
antara lain : dari stratifikasi kelas
sosial seperti, buruh–buruh/pegawai,
dari sumber-sumber teknis dan jenis
pekerjaan, iklim psikologis
perusahaan sendiri yang diciptakan
oleh majikan, para direktur dan
manajer-manajer yang
melatarbelakangi iklim kultur
buruh-buruh dalam kelom pok kecil-kecil
yang informal.
Tujuan mempelajari budaya
organisasi berbeda bagi para manajer
dan praktisi bisnis dibanding
antropolog, bagi para manajer budaya
hanyalah alat bantu yang cenderung
lebih prakmatis untuk mengelola
sumber daya organisasi yang ada.
Tujuan memahami budaya
organisasi adalah agar para manajer,
praktisi bisnis atau siapapun yang
terlibat di dalam organisasi bisa
memanajemeni dengan baik,
merencanakan, mengendalikan, dan
jika perlu merubah budaya tersebut
dengan harapan organisasi dapat
mencapai tujuannya dengan lebih
baik.
Peter dan Weterman, Jr.
merupakan inspirator bagi para
manajer untuk membangun budaya
yang kuat, karena menurut dia
faktor-faktor yang menyebabkan
keberhasilan perusahaan antara lain:
kedekatannya dengan konsumen,
dorongan untuk memperoleh nilai
tambah, bentuk organisasi yang
sederhana, maupun tekun pada bisnis
yang dijalankan. Atau dapat
dikatakan keberhasilan perusahaan
ditentukan oleh kuat tidaknya budaya
yang dimiliki perusahaan tersebut.
Fungsi Budaya Organisasi:
a. Pembeda perusahaan satu dengan
yang lain
b. Pembentuk identitas diri
c. Perekat organisasi
d. Alat Kontrol
Namun tidak selamanya
budaya organisasi berpengaruh Denise Rousseau
(1990)
Asumsi dasar Nilai-nilai Organisasi
Norma perilaku
Perilaku organisasi
Artefak
Bath C.G. (1996)
Motivational Roots
Emotional Ground
Mindset Perilaku
Organisasi
65 Endah Pri Ariningsih: Pengaruh Budaya Organisasi
pada Kinerja Perusahaan
positif bagi organisasi karena budaya
bisa menjadi kendala dalam
implementasi strategi organisasi,
penghalang bagi penggunaan
teknologi baru dan juga bisa
menghambat inovasi. Berbagai upaya
dapat dilakukan untuk dapat
mengatasi dampak buruk budaya
organisasi, antara lain dengan
melakukan manajemen budaya.
Manajemen organisasi harus selalu
melakukan pemantauan secara terus
menerus agar dapat mengetahui
bagaimana budaya berpengaruh pada
organisasi dan masih ccok atau tidak
diterapkan pada lingkungan yang
terus berubah. Menurut Thusman dan
O’Reilly ada enam langkah yang
dalam melakukan assessment budaya
organisasi, yaitu: lakukan identifikasi
terhadap tantangan stretegi untuk
masa yang akan dating, kaitkan
strategi untuk menghadapi tantangan
masa dating, lekukan identifikasi
terhadap norma dan tata nilai yang di
yakini, lakukan diagnosis terhadap
norma-norma organisasi, lakukan
identifikasi apakah terjadi gab antara
norma yang dibutuhkan dengan
norma yang berjalan, putuskan
tindakan yang harus dilakukan untuk
menutup gab tersebut.
2. Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Pembentukan
Budaya Organiasi
Sangat penting bagi
manajemen perusahaan untuk dapat
mengetahui faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi terbentuknya budaya
organisasi. Jonse et al. (2005)
menduga mengenai adanya persepsi
karyawan pada budaya organisasi
yang berhubungan kuat dengan
nilai Human Relation dan
nilai-nilai pada sistem yang akan di
hubungkan dengan tingkat kesiapan
karyawan untuk menghadapi
perubahan. Hal tersebut sangat
penting dipahami karena akan
menentukan kemampuan perusahaan
untuk melakukan tanggapan pada
lingkungan perusahaan yang selalu
66 Endah Pri Ariningsih: Pengaruh Budaya Organisasi
pada Kinerja Perusahaan
Selain itu tercapainya atau
tidaknya strategi yang dijalankan
oleh perusahaan akan dapat
membedakan sukses atau tidaknya
perusahaan mengembangkan budaya
organisasinya, manajemen harus
memperhatikan keadaan tersebut agar
dapat dibentuk budaya yang baik,
dengan harapan selanjutnya tentu saja
juga akan berpengaruh pada
peningkatan kinerja karyawan dan
kinerja organisasi. Ada berbagai
pilihan tipologi yang dapat dijadikan
pedoman bagi perusahaan dalam
menentukan strategi yang paling
cocok bagi perusahaan, dengan
karakteristik sebagai berikut
TIPOLOGI KARAKTERISTIK
PROSPECTORS - Dinam is dalam mencari peluang pasar
- M em iliki kemam puan unt uk m engem bangkan dan mem produksi produk dan jasa baru
- Berinvest asi dalam penelit ian dan pengem bangan
- seringkali m erupakan pencipt a perubahan
- seringkali t idak efisien Human Relation
• Cohesion and morale Means :
• Training ang development • Open communication • Participative decision making
Open System
Innovation and development Means :
• Adaptability and readiness • Visionary communication • Adaptable decision making Internal Process
• Stability and Control Means :
• Information Management • Precise Communication • Data based decision making
Rational Goal
• Efficiency and productivity Means:
67 Endah Pri Ariningsih: Pengaruh Budaya Organisasi
pada Kinerja Perusahaan
ANALYSERS - t engah-t engah, ant ara prospect or dan defender
DEFENDERS - Beroperasi dengan produk dan jasa yang relat if t idak berubah
- menit ikberat kan pada efisiensi operasi
- cenderung t idak m encari pasar dan peluang baru
- cenderung sedikit pengem bangan produk dan jasa
REACTORS - organisasi yang cenderung t idak m emiliki st rat egi yang konsist en
Organisasi dengan strategi
Prospector akan cenderung memiliki
budaya organisasi yang
– Lebih inovatif
– Kurang stabil
– Kurang berfokus pada detail
– Lebih berorientasi hasil daripada
organiasi dengan strategi
defender dan analyser.
Sedangkan organisasi dengan
strategi reactor akan memiliki
budaya organisasi yang lebih lemah
pada semua dimensi budaya
organisasi daripada organisasi dengan
strategi defender, prespector, atau
analysers. Selain itu dalam penelitian
yang dilakukannya Baitrd et al. 2007
juga menemukan bila budaya suatu
Negara juga akan bisa mempengaruhi
pelaksanaan bisnis dalam organisasi,
yang disebabkan perbedaan budaya
yang dianutnya.
Karakteristik masyarakat
Australia yang:
– Egaliterianism menuntut
perlakuan yang sama pada semua
orang, kemampuan pemimpin
Australia untuk berhubungan
dengan karyawannya, sekaligus
menuntun dan mengembangkan
karier mereka
– Mateship gaya kepemimpinan
yang berfokus pada kelompok
dan pemimpin merupakan bagian
dari kelompok (pemimpin
diharapkan dapat menjadi “one of
the boys (girls)”
– Individualis penekanan pada
pengarahan-diri pribadi dan
ketidakbergantungan
58 Endah Pri Ariningsih: Pengaruh Budaya Organisasi
pada Kinerja Perusahaan
Hal-hal tersebut sejalan dengan apa
yang dibahas oleh Ashkanasy dan
Trevor-Roberts (2001/2002) dan
Ashkanasy et al.'s (2000). Dari
temuan tersebut dapat disimpulkan
bahwa budaya organisasi
berpengaruh pada orientasi strategi
organisasi (tipologi strategi).
Organisasi dengan tipe strategi
prospector memiliki karakteristik
budaya organisasi inovasi dan
orientasi hasil, yang lebih tinggi
daripada defender; defender lebih
tinggi daripada prospector pada
budaya stabilitas dan perlunya
menselaraskan budaya dengan
strategi yang akan dipilih oleh
perusahaan.
3. Pengaruh Budaya Organisasi
pada Kinerja Organisasi
Pada dasarnya bahwa
seseorang dalam bekerja akan merasa
nyaman dan tinggi kesetiannya pada
perusahaan apabila dalam bekerjanya
memperoleh kepuasan kerja sesuai
dengan apa yang diinginkan, makin
positif sikap kerja makin besar pula
kepuasan kerja, untuk itu berbagai
indikator dari kepuasan kerja perlu
memperoleh perhatian khusus agar
pekerja dapat meningkatkan
kinerjanya.
Konsep kinerja organisasi
berkaitan dengan kelangsungan hidup
dan keberhasilan suatu organisasi.
Pengukuran kinerja organisasi sangat
penting dalam organisasi jasa
maupun dalam organisasi-organisasi
manufaktur dengan memberikan
pemahaman bahwa perusahaan jasa
harus lebih berkonsentrasi pada
membangun hubungan pelanggan
bukan pada transaksi jangka pendek
(dikutip dalam Paulin et al., 1999).
Pada umumnya seseorang merasa
puas dengan pekerjaanya karena
berhasil dan memperoleh penilaiaan
yang adil dari pimpinannya.
Sangat penting bagi sebuah
perusahaan mengetahui kekuatan
budaya yang dimilikinya dan
bagaimana dampaknya bagi kinerja
perusahaan. Hal tersebut dapat diukur
dari kinerja yang dihasilkan oleh
karyawan dalam perusahaan. Kinerja
karyawan merupakan suatu hasil
yang dicapai oleh pekerja dalam
pekerjaannya menurut kriteria
tertentu yang berlaku untuk suatu
pekerjaan tertentu. Kekuatan budaya
59 Endah Pri Ariningsih: Pengaruh Budaya Organisasi
pada Kinerja Perusahaan
pendek, ketika kinerja didefinisikan
dengan indikator luas seperti
pengembalian atas aktiva, laba atas
investasi atau laba atas penjualan.
Gordon dan DiTomaso (1992)
dalam studi lanjutan menemukan
dukungan yang memberikan bukti
bahwa budaya yang kuat adalah
prediksi kinerja perusahaan jangka
pendek. Ada dua cara untuk
mengukur kinerja, yaitu
menggunakan tindakan objektif dan
subjektif. Ukuran obyektif
menggunakan angka riil dari
organisasi sementara mengukuran
subjektif menggunakan persepsi
responden. Pengukuran subjektif
untuk menilai kinerja perusahaan
lebih banyak dilakukan dalam
penelitian keperilakuan, (Ackelsberg
dan Arlow, 1985), karena:
(1) ukuran kinerja lebih konsisten
dan tidak bervariasi secara luas
dari langkah-langkah objektif
dalam hal akurasi
(2) meminta responden untuk melihat
laporan keuangan tertentu dapat
menimbulkan kecemasan pihak
manajemen perusahaan atas
kerahasiaan informasi yang
mereka sediakan.
Menurut Robbins (1996)
kinerja karyawan merupakan fungsi
dari interaksi antara kemampuan dan
motivasi. Menurut Henry Simamora
(1997) maksud penetapan tujuan
kinerja adalah menyusun sasaran
yang berguna tidak hanya bagi
evaluasi kinerja pada akhir periode
tetapi juga untuk mengelola proses
kerja selama periode tersebut.
Mohammad As'ad (1995)
menyatakan kinerja karyawan
merupakan kesuksesan seseorang
didalam melaksanakan suatu
pekerjaan, kinerja pada dasarnya
adalah hasil kerja seorang karyawan
selama periode tertentu. Kinerja
karyawan dapat meningkat karena
tidak lepas dari pengaruh budaya
organisasi yang tercermin dari
orientasi hasil yang dicapai karyawan
serta bagaimana keputusan dibuat,
siapa yang membuat, bagaimana
imbalan dibagikan, siapa yang
dipromosikan, bagaimana
diperlakukan, bagaimana organisasi
respon kepada lingkungannya. Hal
tersebut sejalan dengan apa yang
dikemukakan oleh Hofstede (1990)
yang menyatakan bahwa budaya
60 Endah Pri Ariningsih: Pengaruh Budaya Organisasi
pada Kinerja Perusahaan
kehidupan organisasi yang
mempengaruhi perilaku, sikap, dan
efektivitas seluruh karyawan.
Efektivitas organisasi dapat
ditingkatkan dengan menciptakan
budaya yang kuat, yang dapat
digunakan untuk mencapai tujuan
organisasi. Menurut Robbins (1996),
organisasi yang berbudaya kuat akan
mempengaruhi ciri khas tertentu
sehingga dapat memberikan daya
tarik bagi individu untuk bergabung.
Setelah itu, individu itu dapat
berfikir, bertindak dan berperilaku
sesuai dengan nilai-nilai organisasi.
Kesesuaian antara budaya organisasi
dengan nilai-nilai yang dimiliki oleh
anggota organisasi akan
menimbulkan kepuasan kerja,
sehingga mendorong individu untuk
bertahan pada satu perusahaan dan
berkarir dalam jangka panjang
(Kotter dan Hesket, 1992).
Sehubungan dengan hal tersebut, agar
karyawan selalu mendapat kepuasan
maka setidak-tidaknya perusahaan
harus selalu memperhatikan
lingkungan di mana karyawan
melaksanakan tugasnya misalnya
siapa rekan kerja mereka, bagaimana
seseorang pemempin bisa melakukan
tugasnya secara efektif sehigga dapat
meningkatkan produtivitas
karyawannya, suasana kerja juga
sangat menentukan karena
kenyamanan karyawan dalam
menjalankan pekerjaan akan dapat
memberikan suasana yang
mendorong mereka untuk lebih baik
dalam melakukan pekerjaannya dan
hal-hal lain yang dapat
mempengaruhi kemampuan
seseorang dalam menjalankan
tugasnya.
Produktivitas kerja
merupakan tuntutan utama bagi
perusahaan agar kelangsungan hidup
atau operasionalnya dapat terjamin.
4. Faktor-faktor Lain yang
Membengaruhi Kinerja
Perusahaan
Menurut Kaplan dan Norton
(1994), kinerja perusahaan dapat
dilihat dari perspektif pelanggan,
proses bisnis internal serta
pembelajaran dan pertumbuhan.
Hasil dari berbagai penelitian yang
dilakukan menunjukkan adanya
hubungan antara budaya organisasi
pada kinerja perusahaan, namun kita
juga harus tahu budaya organisasi
61 Endah Pri Ariningsih: Pengaruh Budaya Organisasi
pada Kinerja Perusahaan
yang mempengaruhi kinerja
perusahaan, banyak faktor lain yang
mempengaruhinya, diantaranya adaah
pemimpin yang efektif, karena tipe
kepemimpinan akan sangat
mempengaruhi dan memotivasi para
karyawan, pemimpin yang efektif
juga bisa mendukung suasana yang
melingkupi perusahaan. Ada delapan
komponen kepemimpinan yang dapat
dijadikan sebagai penilaian
kompetensi pemimpin:
(1)Self-manajemen, yang terdiri dari
etika dan integritas, manajemen
waktu, fleksibilitas dan
kemampuan beradaptasi, dan
dimensi pengembangan diri.
(2)Posisi strategis, yang terdiri dari
kesadaran akan kebutuhan
pelanggan,
komitmen terhadap kualitas,
mengelola manajemen pemangku
kepentingan, dan kepedulian
masyarakat.
(3)Pelaksanaan, yang meliputi
dimensi perencanaan,
mengarahkan orang lain, dan
re-engineering.
(4)Berpikir kritis, yang meliputi
orientasi strategis, pengambilan
keputusan, analisis, dan
pengambilan risiko dan dimensi
inovasi.
(5)Komunikasi, yang mencakup
dimensi berbicara dengan
dampak,
memfasilitasi komunikasi
terbuka, mendengarkan aktif, dan
komunikasi tertulis.
(6)Interpersonal, yang terdiri dari
dimensi membangun jaringan,
mengelola konflik, dan
merangkul keanekaragaman.
(7)Kepemimpinan, yang terdiri dari
dimensi orientasi kerja sama tim,
mendorong motivasi, keuletan,
mengembangkan orang lain,
merangkul perubahan dan
kepemimpinan fleksibilitas.
(8)Pengetahuan industri, yang
merupakan pengetahuan dari
bisnis dan keahlian industri.
PENUTUP
1. Budaya organisasi sebagai nilai
yang diyakini oleh anggota
organisasi harus dibangun
disesuaikan dengan strategi yang
akan diterapkan oleh perusahaan,
karena budaya organisasi yang
baik dapat dijadikan sebagai
62 Endah Pri Ariningsih: Pengaruh Budaya Organisasi
pada Kinerja Perusahaan
perusahaan yang akan lebih sulit
ditiru oleh pesaing dibandingkan
dengan keunggulan kompetitif
yang sifatnya fisik.
2. Mengetahui faktor-faktor yang
membentuk budaya organisasi
sangat penting dilakukan karena
hal tersebut akan menentukan
kemampuan perusahaan untuk
melakukan tanggapan pada
lingkungan perusahaan yang
selalu mengalami perubahan.
3. Budaya organisasi bukan
satu-satunya hal yang mempengaruhi
kinerja organisasi, kepemimpinan
yang efektif juga merupakan
faktor penting yang harus
diperhatikan agar budaya yang
terbentuk dapat berjalan dengan
baik dan berpengaruh positif pada
kinerja perusahaan.
4. Kinerja perusahaan terbentuk dari
kinerja karyawan, agar kinerja
perusahaan dapat meningkat
pihak manajemen harus
memperhatikan hal-hal yang
dapat meningkatkan kinerja
karyawan dengan melihat pada
faktor-faktor yang dapat
memuaskan karyawan.
DAFTAR PUSTAKA
Gibson, James L., John M. Ivancevich dan James H. Donnelly, Jr. (1996), Organisasi,
Perilaku, Struktur, Proses, (Alih
Bahasa Nunuk Adiarni), Penerbit Binarupa Aksara, Jakarta.
Heidjrachman, R dan Husnan, S. (1989), Manajemen Personalia, Yogyakarta: BPFE
Hofstede, G., (1991), Cultures and
Organizations: Software of The
Mind, McGraw-Hill Book
Company, London.
Kaplan, R.S. and Norton, D.P. (2005), The Execution Premium, Linking Strategy to Operations for Competitive Advantage, Harvard Business Press.
Kotter, John P., James L. Heskett, (1992), Corporate Culture and
Performance, The Free Press, New
York.
Mathis, R.L. dan Jockson, J.H. (2006), Human Resource Management, Jakarta: Salemba Empat
Robbins, Stephen P., (2001),
Organizational Behavior, New
Jersey: Pearson Education International
Sackman, Sonja. (1991). Culture
Knowledge In Organization.
Newbury Park. Calif. Sage.
Schein, Edgar H. (1992).
63 Endah Pri Ariningsih: Pengaruh Budaya Organisasi
pada Kinerja Perusahaan
Sobirin, Achmad (2007), Budaya Organisasi, Yogyakarta: STIE YKPN
Wanous (1989), “Installing a Realistic Job Preview: Ten Tough Choices,” Personnel Psychology, Spring, Vol. 42, pp. 117-134