• Tidak ada hasil yang ditemukan

Konsekuensi Kehadiran PT. Sorikmas Mining Terhadap Polarisasi Sosial Ekonomi Masyarakat Desa Tarutung Panjang, Kec. Naga Juang, Kab. Mandailing Natal

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Konsekuensi Kehadiran PT. Sorikmas Mining Terhadap Polarisasi Sosial Ekonomi Masyarakat Desa Tarutung Panjang, Kec. Naga Juang, Kab. Mandailing Natal"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Indonesia merupakan salah satu negara yang kaya akan bahan galian (tambang). Bahan galian tersebut, meliputi emas, perak, tembaga, minyak dan gas bumi, batu bara, dan lain-lain. Indonesia juga sebagai negara kelima yang memiliki cadangan emas terbesar di dunia. Cadangan emas Indonesia diperkirakan mencapai 4.250 ton. Sementara, yang diproduksi saat ini baru mencapai 126,6 ton. Potensi endapan emas di Indonesia terdapat dihampir setiap daerah, seperti di Pulau Sumatera, Kepulauan Riau, Pulau Kalimantan, Pulau Jawa, Pulau Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua (Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral, 2009). Oleh sebab itu saat ini Indonesia banyak dilirik oleh berbagai insvestor baik dari dalam maupun luar negeri yang memiliki perusahaan bidang pertambangan. Bahan galian ini dikuasai oleh negara. Hal ini tentunya diharapkan akan memberikan dampak positif, dari aspek devisa negara dan pendapatan asli daerah, keberadaan perusahaan tambang sangat membantu dalam pembangunan nasional dan daerah (Salim, Emile 1986).

Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batu Bara mengandung beberapa pokok pikiran, di antaranya adalah sebagai berikut:

(2)

b. Usaha pertambangan harus memberi manfaat ekonomi dan sosial bagi kesejahteraan rakyat Indonesia.

Kehadiran perusahaan tambang tentunya akan membawa dampak positif dan dampak negatif. Dampak positifnya adalah kehadiran perusahaan tambang diharapkan akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat di daerah lingkar tambang. Peningkatan ini akibat keberadaan perusahaan yang mampu mendorong dan menggerakan sendi-sendi ekonomi masyarakat. Struktur sosial di masyarakat juga akan mengalami perubahan, karena masyarakat sekitar pertambangan termotivasi untuk mampu menyesuaikan perubahan struktur sosial yang disebabkan banyaknya masyarakat pendatang yang menjadi karyawan perusahaan tambang, ataupun pendatang yang melakukan penambangan secara swadaya atau disebut dengan penambang masyarakat.

Bentuk kepedulian perusahaan tambang adalah dengan mengembangkan Corporate Social Responsibility (CSR) salah satu program yang dijalankan oleh

(3)

Namun pertambangan juga mengakibatkan penurunan kualitas lingkungan. Dipastikan bahwa kehadiran perusahaan tambang akan menyebabkan menurunnya kualitas lingkungan. Untuk meminimalisir dampak negatif yang ditimbulkan oleh aktifitas perusahaan adalah konsep pembangunan berkelanjutan penerapan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL). Setiap rencana usaha atau kegiatan yang diperkirakan menimbulkan dampak penting terhadap lingkungan harus dilengkapi dengan studi Analisis Dampak Lingkungan (Hadi, 2001:2.3).

Selain itu, pertambangan juga menimbulkan masalah-masalah sosial yang sering terjadi pada negara-negara berkembang khususnya Indonesia seperti meminggirkan peran masyarakat lokal (the natives society/the marginals). Kasus demikian halnya yang terjadi di Papua, Papua merupakan salah satu wilayah Indonesia yang memiliki kekayaan Sumber Daya Alam termasuk penghasil emas terbesar di Indonesia yang diketahui memiliki nilai ekonomis. Namun, penduduknya masih banyak hidup di bawah garis kemiskinan. Perusahaan tambang terbesar di dunia milik Amerika PT. Freeport Indonesia masih saja melakukan penambangan emas di wilayah tersebut. Camp mewah para pekerja PT. Freeport berbanding terbalik dengan keadaan masyarakat lokal. Hal ini merupakan bentuk peminggiran peran masyarakat lokal.

(4)

ini membawa ketegangan dalam masyarakat, antara masyarakat dengan pemerintah dan dalam dunia politik. Polarisasi sikap tidak membawa solusi apapun tentang apapun. Satu pihak sudah merasa menyelesaikan masalah dengan menyatakan tolak tambang sedang pihak yang lain merasa akan dapat mensejahterakan rakyat dengan menyatakan setuju terhadap pertambangan.

Polarisasi yang kian hari makin memburuk karena masyarakat publik tidak mendapat informasi yang memadai tentang pertambangan. Keadaan diperburuk oleh kegamangan, keraguan, dan ketidaktegasan pemerintah untuk meregulasi industri pertambangan. Di lain pihak pemerintah bersama investor terus mencanangkan peningkatan investasi di sektor mineral. Pertambangan akan menghasilkan keuntungan yang maksimal terhadap berbagai pihak jika masyarakat menyetujui dilakukan pertambangan di sekitar mereka.

Diperlukan pemahaman yang benar tentang pertambangan, baik kepada masyarakat yang setuju maupun yang menyatakan penolakannya terhadap kegiatan pertambangan. Begitu pula, para pemegang keputusan di tingkat negara dan perusahaan juga harus memahami dengan baik tujuan yang diinginkan rakyat dan mandat yang diemban negara serta permasalahan yang ditimbulkan oleh pertambangan.

(5)

Para penentang pertambangan memusatkan perhatian ke arah sisi negatif pertambangan tetapi hanya berdasarkan perkiraan dan kenyataan buruk dampak pertambangan. Yang diketahui bukan sisi positifnya tetapi dampak dari kegiatan pertambangan.

Seperti halnya yang terjadi di Flores, melalui gerakan massa bernama ‘Geram’ (Gerakan Masyarakat anti-Tambang) Flores-Lembata. Gerakan yang berjuang menolak pertambangan. Dengan alasan tambang berandil besar membawa kerusakan lingkungan. Sementara potensi pariwisata, pertanian, peternakan dan kelautan masih lebih membawa profit bagi ekonomi daerah dalam jangka panjang, ketimbang tambang yang hanya membawa keuntungan jangka pendek.

Kasus lain yang terjadi adalah pada masyarakat di Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur. Polarisasi sosial yang terjadi antara masyarakat yang pro dan tolak tambang cukup memprihatinkan. Para aktivis tolak tambang mendapat teror dalam bentuk ancaman-ancaman yang membahayakan hidup mereka dari pihak yang diduga merupakan kelompok pro tambang. Ancaman terhadap aktivis tolak tambang adalah wujud ketidakmampuan kelompok pro tambang dalam meyakinkan masyarakat untuk dapat menerima masuknya perusahaan tambang.

(6)

menimbulkan masalah dan kerusakan pada lingkungan terutama pada sumber mata air.

Lokasi pertambangan yang dikelola oleh perusahaan tambang PT. Sorikmas Mining saat ini merupakan tempat cadangan dan mata air yang merupakan sumber kehidupan masyarakat Desa Tarutung Panjang. Layaknya karakteristik masyarakat pedesaan pada umumnya, kegiatan ekonomi masyarakat Desa Tarutung Panjang adalah dari sektor agraris yang paling umum sangat dipengaruhi alam seperti: iklim, keadaan alam, kekayaan alam, sedangkan pekerjaan yang bukan agraris adalah sambilan.

Kegiatan agraris masyarakat Desa Tarutung Panjang adalah bertani padi, berkebun coklat, mangguris hapea (mengambil getah karet), gambiri (biji kemiri), sebagai paragat (mengambil cairan nira dari pohon kelapa untuk dijadikan minuman tradisional tuak), dan sebagian kecil mengusahakan tanam-tanaman muda seperti jagung, ubi, dan cabe. Seluruh kegiatan pertanian ini tentunya membutuhkan sumber mata air yang cukup agar dapat mendatangkan hasil yang baik.

Tanah Mandailing terkenal dengan sere (emas), bekas penambangan emas banyak ditemukan di Mandailing Julu, bahkan di aliran Aek Batang Gadis masyarakat sering mendapatkan emas dengan cara manggore (mendulang). Banyaknya ditemukan sumber emas ini menjadikan Mandailing Natal mendapat gelar Tano Sere. Emas tidak hanya memiliki nilai ekonomi, bagi masyarakat mandailing

(7)

merupakan batu atau gumpalan tanah yang mengandung emas yang banyak terdapat di Tano Mandailing (tanah mandailing).

Selain itu juga timbul masalah-masalah sosial lain di Desa Tarutung Panjang , dalam melakukan upacara adat seperti upacara kematian dan pernikahan, masyarakat Desa Tarutung Panjang juga sempat mengalami perpecahan. Jika kemalangan terjadi pada keluarga yang pro tambang maka yang datang melayat serta melaksanakan pemakaman adalah masyarakat pro tambang, demikian halnya dengan penduduk yang kontra terhadap pertambangan.

Konflik antara pihak perusahaan dan masyarakat juga sering terjadi, bahkan sempat menimbulkan korban. Pada tanggal 7 Juli 2012 lalu, terjadi bentrok di lokasi tambang emas PT Sorikmas Mining di Kabupaten Mandailing Natal, Sumatera Utara. Warga terlibat bentrok dengan petugas keamanan perusahaan tambang. Bentrok terjadi ketika ratusan warga mendatangi areal pertambangan yang berada di Mandailing Natal. Warga datang untuk menuntut ganti rugi terkait pembebasan lahan milik mereka. Selain itu, warga meminta perusahaan menghentikan kegiatan operasionalnya karena dinilai merugikan masyarakat. Kedatangan warga langsung disambut petugas keamanan perusahaan dan polisi yang disiagakan (Mandailing Pos: 2012).

(8)

a. Mutual distrust interpersonal relations, yaitu adanya rasa tidak percaya secara timbal balik antara petani satu dengan yang lainnya. Hal ini biasanya terjadi karena anggota komunitas memperebutkan sumber-sumber ekonomi yang sangat terbatas untuk memenuhi kebutuhannya yang relatif tidak terbatas. b. Dependence on hostility towards government authority, adanya

keter-gantungan dan sekaligus curiga terhadap pemerintah atau pada unsur-unsur pemerintah.

c. Low emphaty, yaitu rendahnya keterampilan menangkap peranan orang lain. Rendahnya empati masyarakat disebabkan oleh adanya jarak sosio-psikologis maupun karena terbatasnya pengetahuan, dibanding-kan masyarakat di luar mereka yang lebih maju.

d. Familism, yaitu adanya rasa kehidupan kekeluargaan, keakraban di antara orang-orang yang memiliki pertalian kekerabatan.

Kehadiran PT. Sorikmas Mining juga dianggap mengganggu keamanan dan kenyamanan. Sebelum melakukan pertambangan, PT. Sorikmas Mining melakukan beberapa tahapan di antaranya adalah tahapan eksplorasi. Eksplorasi merupakan kegiatan yang dilakukan setelah prospeksi atau setelah endapan suatu bahan galian ditemukan yang bertujuan untuk mendapatkan kepastian tentang endapan bahan galian yang meliputi bentuk, ukuran, letak kedudukan, kualitas (kadar) endapan bahan galian serta karakteristik fisik dari endapan bahan galian tersebut.

(9)

Panjang. Misalnya alat transportasi udara seperti helikopter yang digunakan untuk mengangkut contoh tanah beberapa kali terbang sangat rendah. Bahkan, saat melewati persawahan beberapa bongkahan tanah jatuh dari helikopter dan hampir melukai masyarakat desa yang sedang beraktivitas di sawah.

Masyarakat desa yang tradisional mengalami apa yang disebut cultural lag. Cultural lag adalah perbedaan antara taraf kemajuan berbagai bagian dalam

kebudayaan suatu masyarakat. Artinya ketinggalan kebudayaan, yaitu selang waktu antara saat benda itu diperkenalkan pertama kali dan saat benda itu diterima secara umum sampai masyarakat dapat menyesuaikan diri terhadap benda itu.

Perubahan yang begitu cepat terjadi menyebabkan masyarakat merasa terganggu dengan kehadiran berbagai teknologi canggih disekitar mereka. Suara helikopter dirasa sangat mengganggu terutama saat perusahaan beroperasi di hari minggu. Masyarakat Desa Tarutung Panjang yang sebagian besar memeluk agama Kristen, merasa perusahaan tidak menghargai berlangsungnya ibadah. Masyarakat yang tolak tambang di Desa Tarutung Panjang telah melakukan protes dan meminta perusahaan menghentikan kegiatan eksplorasi di hari minggu.

(10)

menimbulkan resiko yang membahayakan bagi para penambang masyarakat sendiri dan juga lingkungan tentunya.

Kehadiran perusahaan tambang PT. Sorikmas Mining menimbulkan banyak perubahan, terutama terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat Desa Tarutung Panjang. Hal ini tentunya menjadi persoalan sosiologis yang menarik untuk dikaji secara lebih mendalam mengenai konsekuensi kehadiran PT. Sorikmas Mining terhadap polarisasi sosial ekonomi masyarakat Desa Tarutung Panjang, Kec. Naga Juang, Kab. Mandailing Natal.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka peneliti mencoba menyimpulkan suatu permasalahan yang lebih mengarah pada fokus penelitian yang dilakukan. Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

a. Bagaimana konsekuensi kehadiran PT. Sorikmas Mining terhadap terjadinya polarisasi sosial ekonomi masyarakat Desa Tarutung Panjang, Kec Naga Juang, Kab. Mandailing Natal ?

b. Bagaimana mekanisme terjadinya polarisasi sosial ekonomi di Desa Tarutung Panjang, Kec. Naga Juang, Kab. Mandailing Natal ?

1.3. Tujuan Penelitian

(11)

a. Untuk mengidentifikasi konsekuensi kehadiran PT. Sorikmas Mining terhadap polarisasi sosial ekonomi pada masyarakat Desa Tarutung Panjang, Kec. Naga Juang, Kab. Mandailing Natal.

b. Untuk mengetahui mekanisme polarisasi sosial ekonomi pada masyarakat Desa Tarutung Panjang, Kec. Naga Juang, Kab. Mandailing Natal.

1.4. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Manfaat teoritis

Untuk meningkatkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan pada umumnya dan ilmu sosiologi seperti kajian perubahan sosial dan sosiologi lingkungan. Menambah referensi hasil penelitian yang juga dijadikan sebagai bahan rujukan untuk penelitian bagi mahasiswa sosiologi selanjutnya, serta diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dan memperluas cakrawala pengetahuan.

b. Manfaat praktis

Menambah pengetahuan bagi penulis mengenai permasalahan yang diteliti dan kemampuan untuk membuat karya tulis ilmiah.

(12)

1.5. Definisi Konsep

Konsep adalah unsur penting dalam suatu penelitian. Konsep merupakan definisi yang dipakai oleh peneliti menggambarkan secara abstrak suatu fenomena sosial atau fenomena alami. Konsep merupakan generalisasi dari sejumlah fenomena yang akan diteliti (Singarimbun 1998:33). Agar penelitian ini menjadi terarah dan terfokus, perlu dilakukan pembatasan terhadap konsep-konsep yang diteliti :

a. Social Polarity forces in any social aggregate which are sharply contrasted

and which tend by their opposition to keep the aggregate in equilibrium: as in

the tension between major political parties, between agriculture and

industrial interest, and between youth and age. (Dictionary of Sociology and

related Sciences, Adam: 1964).

Polarisasi sosial merupakan kekuatan dalam setiap kelompok sosial yang saling berbeda yang cenderung bertentangan dan untuk menjaga jumlah keseluruhannya dalam keseimbangan; seperti dalam ketegangan antara partai-partai politik besar, antara pertanian dan kepentingan industri, dan antara pemuda dan usia lanjut.

(13)

Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan polarisasi adalah proses interaksi masyarakat yang terpola dan terbentuk seperti kutub-kutub. Kutub pro tambang dan kutub tolak tambang pada masyarakat Desa Tarutung Panjang.

b. Masyarakat; masyarakat dalam penelitian ini adalah masyarakat sebagai sebuah “tempat bersama”, yakni sebuah wilayah geografi yang sama atau sebuah rukun tetangga atau sebuah kampung di wilayah pedesaan.

c. Pengaruh adalah dampak yang dihasilkan oleh kegiatan pertambangan yang dilakukan oleh perusahaan tambang Sorikmas Mining, baik secara langsung atau tidak langsung yang mengakibatkan suatu perubahan terhadap perilaku dan sikap orang lain atau kelompok.

(14)

dilakukan. Secara garis besar tahap-tahap kegiatan dalam usaha pertambangan adalah sebagai berikut:

1) Tahap Eksplorasi

Biasanya tahap eksplorasi dimulai dengan penyelidikan di permukaan bumi yang diawali dengan survei geofisika dipermukaan tanah serta survei udara, kemudian dilanjutkan dengan metoda stream sediment sampling, soil sampling, rock sampling yang kemudian dilanjutkan

dengan pemboran (drilling), pembuatan paritan (trenching), dan peledakan (blasting).

Dampak yang ditimbulkan pada tahap ini adalah pembukaan lahan-lahan yang tertutup tanaman, seperti dilingkungan hutan lindung, hutan suaka marga satwa, taman nasional dan lain sebagainya. Masuknya peralatan survei dan alat-alat berat ke lokasi penyelidikan di daerah yang di eksploitasi akan menimbulkan degradasi lingkungan serta terganggunya ekosistem daerah tersebut. Proses ekplorasi adalah proses yang tengah dilakukan oleh Perusahaan Tambang Sorikmas Mining saat ini.

2) Tahap Eksploitasi/Penambangan

(15)

inginkan, dimana limbah-limbah padat ini harus dipindahkan ke lokasi-lokasi diluar lokasi-lokasi tambang.

3) Tahap Pemrosesan Mineral

Pemrosesan mineral dapat terdiri dari pencucian untuk memisahkan lempung dan pasir, proses pengerusan, penggilingan dan pemisahan material-material yang tidak ekonomis. Dampak lingkungan yang sering dijumpai pada tahap ini adalah perusahaan membuang limbah ke sungai, kemudian dibawa arus sungai dan kemudian diendapkan di dataran yang lebih rendah seperti dataran banjir (Noor, 2006: 88-89).

e. Struktur Ekonomi salah satu syarat untuk mencapai struktur ekonomi yang kuat hendaknya berorientasi pada economic-recources potensial yang dapat disediakan. Sumber daya ekonomi potensial meliputi potensi yang dimiliki serta sumber daya yang disediakan. Kecuali penduduk sumber daya ekonomi belum seluruhnya diinventarisasikan, bahkan masih banyak yang belum di eksplorasi terlebih dahulu termasuk segala macam kekayaan flora dan fauna, barang-barang tambang dan barang galian potensi sumber daya ekonomi sangat bergantung pada tingkat teknologi yang dicapai dan dimanfaatkan (Soetrisno, 1992:157).

(16)

polarisasi sosial ekonomi masyarakat pertambangan di Desa Tarutung Panjang, Kec. Naga Juang, Kab. Mandailing Natal. Baik itu, pertambangan liar, usaha galundung, perdagangan, serta usaha jasa lainnya.

f. Struktur Sosial merupakan susunan atau konfigurasi dari unsur-unsur sosial yang pokok dalam masyarakat yaitu kelompok, kelas sosial, nilai dan norma sosial, dan lembaga sosial.

Dalam penelitian ini, pembahasan mengenai struktur sosial meliputi perubahan pola interaksi dan solidaritas masyarakat Desa Tarutung Panjang, Kec. Naga Juang, Kab. Mandailing Natal yang menjadi indikasi bahwa di desa tersebut tengah terjadi polarisassi.

Referensi

Dokumen terkait

Dilihat pada pernyataan sikap remaja pada item pernyataan cara mengganti pembalut, yang mengalami peningkatan yang signifikan masuk dalam kategori baik yaitu pada

Pada umumnya perancangan lampu rambu lalu lintas yang digunakan dijalan raya, yang berfungsi sebagai penunjuk arah pada malam hari atau ketika hujan (gelap), memiliki bentuk unik

(2) Seksi Sarana dan Prasarana Perikanan Tangkap mempunyai tugas membantu Kepala Bidang dalam melakukan penyiapan perumusan kebijakan teknis, pembinaan, dan

Detektor Kebisingan Suara ini berfungsi sebagai alat yang dapat mendeteksi intensitas suara pada suatu lingkungan atau tempat dengan cara âmerasakanâ perubahan tegangan masukan

[r]

Hal ini disebabkan karena Windows 2000 Server dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas yang dapat memudahkan pekerjaan administrator jaringan, contoh fasilitas tersebut antara lain

[r]

Gaya gesek statis merupakan gaya gesek yang bekerja pada sebuah benda diam atau tidak bergerak.. Selama gaya pendorong/ penarik benda kurang dari gaya gesek statisnya,