61
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1Jenis Penelitian
Dilihat dari peristilahan yang lazim
digunakan di sekolah, penelitian ini termasuk
dalam jenis penelitian tindakan sekolah. Dilihat
dari cakupan luas kawasannya, penelitian ini
dikategorikan sebagai penelitian tindakan
kolaboratif atau collaborative action research (Yaumi & Damopolli, 2014: 10); yaitu penelitian
yang melibatkan kepala sekolah dan beberapa
guru dalam satu sekolah. Pelaksanaan
tindakannya, penelitian ini termasuk penelitian
tindakan praktis di sekolah atau practical action research, yaitu penelitian yang digunakan untuk meningkatkan praktik pembelajaran maupun
praktik manajemen pendidikan di sekolah (Yaumi
& Damopolli, 2014: 13).
3.2. Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian Tempat penelitian dilaksanakan di SD
Laboratorium Kristen Satya Wacana Salatiga.
Sekolah ini terletak di Jalan Yos Sudarso No. 1
Salatiga. Jumlah tenaga guru 15 orang yang terdiri
62 di SD Laboratorium Kristen Satya Wacana ini
cukup lengkap dengan 12 ruang kelas, 1 ruang
guru, 1 ruang Kepala Sekolah, 1 ruang TU, 1
ruang perpustakaan, 1 ruang multi media dan 1
ruang UKS serta tempat parkir yang cukup luas
untuk guru dan siswa. Selain sarana dan
prasarana yang memadai, sekolah ini juga
termasuk sekolah berprestasi di tingkat
Kecamatan Sidorejo Salatiga.
Penelitian dilaksanakan pada awal tahun
pelajaran 2016/2017 semester gasal. Penentuan
waktu penelitian mengacu pada kalender
akademik sekolah karena Penelitian Tindakan
Sekolah (PTS) ini diharapkan tidak mengganggu
proses belajar mengajar di SD Laboratorium
Kristen Satya Wacana. Penelitian ini dilaksanakan
selama 3 bulan yaitu bulan Agustus sampai
dengan bulan Oktober 2016. Pada bulan Agustus
2016 dipergunakan peneliti untuk mengadakan
persiapan, yaitu menyusun proposal penelitian
dan instrumen yang diperlukan. Setelah itu pada
bulan September 2016 minggu ke-3, peneliti mulai
melaksanakan penelitian tindakan sekolah. Bulan
Oktober 2016 peneliti melakukan pengolahan data
hasil penelitian, dan membuat laporan hasil
63 keterangan telah melakukan penelitian di SD
Laboratorium Kristen Satya Wacana dilampirkan
dalam lampiran 1 dan 2.
Subyek penelitian tindakan sekolah ini
yaitu guru-guru SD Laboratorium Kristen Satya
wacana. Jumlah guru sebanyak 15 orang, yang
terdiri dari 5 guru laki-laki dan 10 guru
perempuan dengan karakteristik yang heterogen.
Jenjang kepangkatan guru bervariasi, demikian
juga tingkat pendidikannya.
3.3. Variabel Penelitian
Menurut Sugiyono (2011: 2) variabel
penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu
dalam bentuk apa saja yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh
informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik
kesimpulan.
Dalam penelitian tindakan kelas terdapat 2
variabel yang digunakan, yaitu:
1) Variabel bebas (X)
Variabel bebas adalah variabel yang
mempengaruhi atau yang menjadi sebab
perubahan atau timbulnya variabel terikat.
64 pelatihan penyusunan instrumen penilaian
skala sikap dengan model In House Training. 2) Variabel terikat (Y)
Variabel terikat adalah variabel yang
dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena
adanya variabel bebas. Dalam penelitian
variabel ini terikat adalah peningkatan
kemampuan guru SD Laboratorium Kristen
Satya Wacana. Dalam menyusun instrumen
penilaian ranah sikap.
3.4. Desain Penelitian
Desain penelitian ini menggunakan Model
Stringer karena memiliki kerangka dasar yang
kuat, yang ditandai dengan tiga kata, Look (melihat atau memandang), Think (berpikir), dan Act (bertindak) yang memberi dasar pada setiap orang untuk melakukan penyelidikan secara
langsung dengan melakukan secara detail hal-hal
sebagai berikut: 1) Melihat, yaitu mengumpulkan
informasi yang relevan (pengumpulan data),
menggambarkan situasi (mendefinisikan dan
mendeskripsikan); Memikirkan : Mengeksplorasi
dan menganalisis : apa yang sedang terjadi
(menganalisis), menginterpretasi dan menjelaskan
65 (melaporkan), mengimplementasikan dan
mengevaluasi.
Gambar 3.1. Penelitian Tindakan Spiral Model Stringer
( Yaumi & Damopolli, 2014: 45)
Dari gambar terlihat bahwa tahapan
penelitian tindakan menurut Stringer, E.T (2007: 8)
berupa siklus yang terdiri dari tiga aspek yaitu look (melihat), think (berfikir) dan act (berbuat). 1) Look (melihat) yaitu kegiatan untuk memahami
permasalahan melalui pengumpulan data dan
mendeskripsikan situasi; 2) Think (berfikir) yaitu kegiatan menganalisis apa yang terjadi dan
menginterpretasikan bagaimana dan mengapa hal itu
terjadi; 3) Act (berbuat) yaitu melakukan tindakan. Kegiatan tersebut dapat dilakukan berulang-ulang,
66 dijadikan acuan dalam perencanaan selanjutnya
(Look). Hal ini dapat digambarkan seperti pada gambar 3.1.
Rincian tahapan penelitian tindakan model
Stringer ini agak berbeda dengan model penelitian
tindakan yang lain (misalnya model Kurt Lewin
maupun Kemmis & Taggart). Karakteristik penelitian
model ini terletak pada kegiatan paralel interaktif
antara tindakan guru/kepala sekolah/trainer dengan aktivitas tindakan siswa/guru/peserta pelatihan dalam
satu putaran (siklus) seperti tergambar pada gambar
3.2. dan tabel 3.1. Tindakan kepala sekolah sebagai
trainer maupun guru sebagai peserta pelatihan dalam penelitian ini berkaitan dengan kemampuan guru
67 Tindakan
Kepala Sekolah/Trainers
Tindakan Belajar Aktif Guru/Trainee
Look
(mengumpulkan informasi)
Mengamati aktivitas peserta pelatihan dalam membaca Hand out pelatihan.
Look
(mengumpulkan informasi)
Mengumpulkan informasi dengan membaca Hand out pelatihan.
Think
(merefleksi dan menganalisis) Merefleksi dan menganalisis pema-haman peserta pela-tihan tentang langkah-langkah penyusunan instru-men penilaian ranah sikap.
Think
(merefleksi dan menganalisis)
Menganalisis langkah-langkah penyusunan instrumen penilaian ranah sikap.
Act
(melakukan tindakan) Memberikan umpan balik terhadap kemampuan peserta pelatihan dalam menyusun instrumen penilaian ranah sikap.
Act
(melakukan tindakan) Melakukan tindakan dan mendemonstrasikan kemampuan menyusun instrument penilaian ranah sikap.
Gambar 3.2.
Proses Paralel Penelitian Tindakan dengan Belajar Aktif (Stringer dalam Muhammad Yaumi & Muljono
68
Tabel 3.1 Matrik variabel program, indikator IHT, Sumber Data, Metode dan Analisis Data
Variabel Program
Indikator IHT (kemampuan
guru)
Sumber Data
Metode Analisis Data
Input Rendahnya kemampuan guru dalam menyusun instrumen penilaian ranah sikap. KS
Guru SD Laborato rium Kristen Satya Wacana Wawan-cara Angket dan wawan-cara Analisis data deskrip-tif persenta se Tahapan IHT Model Stringer Keaktifan membaca hand out pelatihan mencapai 100%
Skor aktivitas trainers dan guru mencapai kategori baik. Trainer dan trainee Pretest dan posttest Lembar observa-si Doku-mentasi Analisis data kualitatif dan kualitatif
Tabel 3.2. Matrik Tahapan IHT, Instrumen dan Indikator capaian
Tahapan IHT Model Springer Aktivitas Trainee Instrumen Indikator Capaian
1. Look (mengumpul-kan informasi atau
mengeksplora si materi)
2. Think (merefleksi dan
menganalisis)
Mengumpulkan informasi dengan membaca hand out pelatihan
Menganalisis langkah-langkah penyusunan instrumen penilaian ranah sikap Pretest Lembar observa-si Lembar observasi Kesenjangan kemampuan Keaktifan membaca hand out pelatihan mencapai 100%
Skor aktivitas trainers dan guru
69
3. Act (melakukan tindakan)
Melakukan tindakan dan mendemonstrasi-kan kemampuan menyusun instrumen penilaian ranah sikap
Posttest
Lembar observa-si
skor
kemampuan guru minimal 60.
ketuntasan klasikal peserta pelatihan mencapai 80%.
Matrik tahapan IHT tersebut di atas kemudian dijabarkan menjadi tahapan pelaksanaan IHT dua sikus berikut. Masing-masing siklus terdiri dari dua
pertemuan.
Tahap-tahap Siklus I
Look. Peserta pelatihan melakukan kegiatan membaca hand out pelatihan dengan dibantu oleh fasilitator pelatihan. Hand out pelatihan mencakup materi sesuai pertemuan, materi siklus I pertemuan pertama yaitu a)
analisis kompetensi dasar, b) pengantar umum
penilaian, c) hakikat penilaian sikap. Materi siklus I
pertemuan kedua meliputi materi: d) teori
penyusunan instrumen penilaian sikap model skala
Likert, dan e) menentukan obyek sikap skala Likert.
70 seberapa paham pemahanan yang bersangkutan
terhadap materi IHT.
Act. Peserta pelatihan melakukan penyusunan pernyataan skala sikap sesuai dengan obyek sikap yang
telah ditentukan. Penyusunan ini di dasarkan pada
pemahaman teori penyusunan skala sikap model
Likert.
Tahap-tahap Siklus II
Look. Seperti pada siklus I, peserta pelatihan melakukan kegiatan membaca hand out pelatihan dengan dibantu oleh fasilitator pelatihan. Hand out pelatihan mencakup materi sesuai pertemuan, materi
siklus I pertemuan pertama yaitu: a) uji coba
instrumen skala Likert, b) menentukan skor hasil uji
coba instrumen. Sedangkan materi siklus II pertemuan
kedua mencakup materi menghitung tingkat reliabilitas
dan validitas instrumen skala sikap.
Think. Para peserta melakukan diskusi kelompok untuk memperdalam pemahaman tentang materi dalam hand out yang telah dipelajari, sekaligus melakukan refleksi seberapa paham pemahanan yang bersangkutan
terhadap materi IHT.
Act. Peserta pelatihan melakukan uji coba instrumen, menentukan skor berdasarkan deviasi normal, dan
melakukan analisis item untuk melihat validitas dan
71 Silabus, skenario pelatihan, dan materi PPT
dilampirkan pada lampiran 3.
3.5. Data dan Cara Pengumpulan Data a. Sumber Data
1) Guru
Mengamati selama proses IHT agar mengetahui sejauh mana guru sebagai
peserta pelatihan mengembangkan
kemampuan menyusun instrumen penilaian
ranah sikap.
2) Kepala Sekolah
Kepala Sekolah diamati oleh peneliti dalam
proses pelatihan dengan model IHT berlangsung agar peneliti dapat tahu
bagaimana langkah-langkah penerapan
model pelatihannya.
3) Catatan lapangan oleh peneliti
Peneliti melakukan pengamatan terhadap
aktivitas guru dalam proses pelatihan dan
pengamatan kegiatan Kepala Sekolah dalam
membimbing guru untuk meningkatkan
keterampilan menyusun instrumen
72 b. Jenis Data
1) Data kuantitatif
Data kuantitatif adalah data yang berbentuk
angka atau bilangan. Data ini diperoleh dari
hasil pretest dan posttest dalam pelaksanaan IHT.
2) Data kualitatif
Data kualitatif adalah data yang berupa
kata-kata, bukan dalam angka. Diperoleh
dari pengamatan peserta guru, keterampilan
kepala sekolah, dokumentasi, dan catatan
lapangan.
c. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
Teknik yang digunakan untuk
mengumpulkan data menggunakan teknik tes
berupa soal pretest dan posttest dan non tes berupa instrumen observasi dan dokumentasi.
Tes digunakan untuk mengetahui peningkatan
keterampilan guru dalam menyusun instrumen
penilaian ranah sikap selama kegiatan
pelatihan berlangsung. Sebelum disusun item
soal pretest dan posttest, dibuat terlebih dahulu kisi-kisi soal.
Kegiatan ini dilakukan untuk menjaga supaya
terjaga validitas kontennya. Lembar observasi
73 perubahan tingkah laku peserta pelatihan.
Sama seperti soal pretest dan postest, juga disusun kisi-kisi lembar pengamatan.
Selanjutnya setelah instrumen disusun,
dilakukan uji validitas dan reliabilitas
instrumen. Sedangkan dokumentasi digunakan
untuk mengumpulkan data-data yang berupa
bahan tertulis ataupun film. Tabel 3.3 berikut
ini memaparkan kisi-kisi tes. Soal Pretest dan
Posttest Siklus I dan II dilampirkan pada
lampiran 4.
Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Pretest dan Posttest Siklus I dan II
No Pokok Bahasan Nomor Item Pretest
Nomor Item Posttest Siklus I :
1. Analisis
Kompetensi Dasar .
1, 2,3 1,10, 11
2. Pengantar umum penilaian.
4, 5, 6, 7 6, 7, 8
3. Hakikat penilaian sikap.
8, 9, 10, 11, 12, 13
9, 12, 16
4. Instrumen penilaian sikap model Skala Likert.
14, 15, 16, 17, 18
74 5. Menyusun
pernyataan skala sikap berdasarkan obyek sikap yang telah ditentukan.
19, 20, 21, 22, 23, 24, 25
3, 13, 15, 17, 19, 20
Siklus II : 1. Langkah
penyusunan skala sikap: Uji coba instrumen skala Likert.
1, 2, 3, 4, 5, 6, 7
3, 8, 9, 10, 19, 20
2. Langkah
penyusunan skala sikap: Menentukan skor.
8, 9, 10, 11, 12, 13, 14
1, 2, 4, 14, 12, 11
3. Langkah
penyusunan skala sikap: Menghitung tingkat reliabilitas dan validitas instrumen skala sikap.
15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25
5, 6, 7, 13, 15, 16, 17, 18
Selanjutnya berturut-turut tabel 3.4, 3.5,
3.6, 3.7, 3.8, 3.9, 3.10, dan 3.11 berikut
memaparkan kisi-kisi aktivitas trainer siklus I dan siklus II maupun aktivitas guru SD
Laboratorium Kristen Satya Wacana. sebagai
75
Tabel 3.4 Kisi-kisi Instrumen Observasi Aktivitas Trainer Siklus I Pertemuan pertama
No Komponen Indikator Nomor Item
1. Look:
Mengamati aktivitas peserta pelatihan dalam membaca hand out pelatihan.
Pretest Memberikan instruksi kepada peserta untuk mem-baca materi tentang kompetensi dasar dalam silabus kurikulum SD tahun 2013. Mendorong peserta un-tuk mem-baca materi dalam hand out tentang hakekat penilaian sikap.
1, 2
5
2. Think:
Merefleksi dan menganalisis pemahaman peserta
pelatihan tentang analisis kompetensi dasar,
pengantar umum penilaian dan hakekat penilaian sikap. Memfasilitasi peserta untuk membaca materi dalam hand out tentang pengantar umum penilaian. 4
3. Act:
Memberikan umpan balik terhadap kemampuan peserta pelatihan dalam menganalisis ranah kompetensi pembelajaran
Membagi peserta men-jadi 4 kelom-pok dan membimbing peserta
76
yang ditetapkan dalam silabus kurikulum SD tahun 2013.
tuk melaku-kan diskusi kelompok untuk meng-analisis ranah kompetensi pembelajar-an ypembelajar-ang ditetapkan dalam silabus kurikulum SD tahun 2013.
Tabel 3.5 Kisi-kisi Instrumen Observasi Aktivitas Trainer Siklus I Pertemuan kedua
No Komponen Indikator Nomor Item 1. Look:
Mengamati aktivitas peserta pelatihan dalam membaca hand out pelatihan.
Mendorong/memfasilita -si peserta untuk mengeksplorasi materi dengan membaca lembar materi dalam hand out tentang teori penyusunan instrumen penilaian sikap model skala Likert.
Mendorong/memfasilita -si peserta untuk mem-baca materi dalam hand out tentang menyusun item
pernyataan skala sikap sesuai obyek sikap yang telah ditentukan.
1
3
2. Think:
Merefleksi dan menganalisis pemahaman peserta tentang
Memberikan kasus
77
langkah-langkah penyusunan instrumen penilaian ranah sikap.
yang benar dan yang kurang benar dan eminta peserta untuk menganali-sis kesesuaian contoh tersebut dengan contoh skala sikap model Likert. 3. Act:
Memberikan umpan balik terhadap kemampuan peserta pelatihan dalam menyusun instrumen penilaian ranah sikap.
Membagi peserta menjadi 4 kelompok dan membim-bing peserta untuk mela-kukan diskusi kelompok tentang menyusun item pernyataan skala sikap sesuai obyek sikap yang telah ditentukan.
4
Posttest. 5
Tabel 3.6 Kisi-kisi Instrumen Observasi Aktivitas Trainer Siklus II Pertemuan pertama
No Komponen Indikator Nomor Item
1. Look:
Mengamati aktivitas peserta pelatihan dalam membaca hand out pelatihan.
Pretest.
Mendorong/memfasilitasi peserta untuk membaca materi dalam hand out tentang uji coba
instrumen skala Likert.
Mendorong peserta untuk membaca materi dalam hand out tentang cara menentukan skor hasil uji coba instrumen.
1 2
4
2. Think:
Merefleksi dan menganalisis pemahaman peserta
pelatihan tentang uji coba instrumen dan cara
menentukan skor hasil .
Memfasilitasi peserta untuk menentukan skor
berdasarkan deviasi normal dari hasil uji coba
instrumen.
5
3. Act:
Memberikan umpan balik
Memberikan tugas untuk melakukan uji coba
78
terhadap kemampuan peserta pelatihandalam melakukan uji coba instrumen .
memantau pelaksanaan uji coba.
Tabel 3.7 Kisi-kisi Instrumen Observasi Aktivitas Trainer Siklus II Pertemuan kedua
No Komponen Indikator Nomor Item 1. Look:
Mengamati aktivitas peserta pelatihan dalam membaca hand out pelatihan.
2. Think:
Merefleksi dan menganalisis pemahaman peserta pelatihan tentang menghitung tingkat reliabilitas dan validitas instrumen skala sikap.
Mendorong peserta untuk membaca materi dalam hand out tentang menghitung tingkat reliabilitas dan validitas instrumen skala sikap, serta Memfasilitasi peserta untuk membaca materi dalam hand out tentang menghitung tingkat reliabilitas dan validitas instrumen skala sikap.
1
3. Act:
Memberikan umpan balik terhadap kemampuan peserta pelatihan dalam menghitung tingkat reliabilitas dan validitas instrument skala sikap.
Membagi peserta dalam 4 kelompok dan
membimbing peserta untuk melakukan diskusi kelompok dalam
menghitung tingkat reliabilitas dan validitas instrumen skala sikap.
2
79
Tabel 3.8 Kisi-kisi Instrumen Observasi Aktivitas Peserta Siklus I Pertemuan pertama
No Komponen Indikator Nomor Item 1. Look:
Mengumpulkan informasi dengan membaca hand out pelatihan.
Pretest.
Peserta aktif membaca materi dalam hand out Kompetensi dasar dalam silabus
kurikulum SD tahun 2013.
Peserta membaca materi dalam hand out tentang pengantar umum penilaian dan Peserta membaca materi dalam hand out tentang hakekat penilaian sikap.
1
2,
5
2. Think:
Menganalisis langkah-langkah analisis kompetensi dasar.
Peserta melakukan diskusi kelompok untuk menganalisis ranah kompetensi pembelajaran yang ditetapkan dalam silabus kurikulum SD tahun 2013.
4
3. Act:
Mendemonstrasikan kemampuan
menganalisis kompetensi dasar.
Peserta membentuk kelompok menjadi 4 kelompok dan
melaksanakan diskusi.
80
Tabel 3.9 Kisi-kisi Instrumen Observasi Aktivitas Peserta Siklus I Pertemuan kedua
No Komponen Indikator Nomor Item 1. Look:
Mengumpulkan informasi dengan membaca hand out pelatihan.
Peserta membaca materi dalam hand out tentang teori
penyusunan instru-men penilaian ranah sikap skala Likert.
Peserta membaca materi dalam hand out tentang menyusun item pernyataan skala sikap sesuai obyek sikap yang telah ditentukan.
1
3
2. Think:
Menganalisis langkah-langkah penyusunan instrumen penilaian ranah sikap.
Peserta membentuk kelompok menjadi 4 kelompok dan melakukan analisis kasus contoh instrumen penilaian sikap yang benar dan kurang benar kemudian dianalisis sesuai dengan langkah-langkah skala sikap model Likert.
2
3. Act:
Mendemonstrasikan kemampuan menyusun instrumen penilaian ranah sikap.
Peserta membentuk kelompok menjadi 4 kelompok dan peserta melakukan diskusi kelompok untuk menyusun item
pernyataan skala sikap sesuai obyek sikap yang telah ditentukan.
4
81
Tabel 3.10 Kisi-kisi Instrumen Observasi Aktivitas Peserta Siklus II Pertemuan pertama
No Komponen Indikator Nomor Item
Pretest 1
1. Look:
Mengumpulkan informasi dengan membaca hand out pelatihan.
Peserta membaca materi dalam hand out tentang uji coba instrumen skala Likert
Peserta membaca materi dalam hand out tentang cara menentukan skor hasil uji coba
instrumen.
2
4
2. Think:
Menganalisis langkah-langkah tentang uji coba instrumen skala Likert dan cara
menentukan skor hasil uji coba instrumen.
Peserta menentukan skor berdasarkan deviasi normal dari hasil uji coba instrumen.
5
3. Act:
Mendemonstrasikan kemampuan
melakukan uji coba instrumen dan
menentukan skor hasil uji coba instrumen.
Peserta melakukan uji coba instrumen skala Likert.
82
Tabel 3.11 Kisi-kisi Instrumen Observasi Aktivitas Peserta Siklus II Pertemuan kedua
No Komponen Indikator Nomor Item 1. Look:
Mengumpulkan informasi dengan membaca hand out pelatihan
Peserta membaca materi dalam hand out tentang menghitung tingkat reliabilitas dan validitas instrumen skala sikap
1
2. Think:
Menganalisis langkah-langkah menghitung tingkat reliabilitas dan validitas instrumen skala sikap
3. Act:
Mendemonstrasikan kemampuan
menghitung tingkat reliabilitas dan validitas instrumen skala sikap
Peserta membuat kelompok menjadi 4 kelompok dan peserta melakukan diskusi kelompok untuk
menghitung tingkat reliabilitas dan validitas instrumen skala sikap
2
Posttest 3
Instrumen lembar observasi Siklus I dan II dilampirkan
pada lampiran 5.
d. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen
Menurut Sugiyono (2015: 194) tingkat
validitas suatu instrumen dapat diketahui dengan
cara mengkorelasikan setiap butir instrumen
dengan totalnya dikoreksi dengan butirnya sendiri.
83 jika memiliki koefisien corrected item to total correlation ≥ 0,30.
Untuk mengetahui tingkat validitas
instrumen yang akan diujikan kepada peserta
pelatihan, terlebih dahulu dilakukan uji coba
instrumen untuk mengetahui item yang valid.
Dalam penelitian ini uji coba instrumen
dilaksanakan di SD Kristen 03 Eben Haezer
Salatiga dengan jumlah responden 23 guru,
sedangkan jumlah instrumen tes untuk siklus I
sebanyak 25 item dan instrumen tes untuk siklus
II sebanyak 25 item. Setelah di uji cobakan
kemudian item tes di analisis dengan
menggunakan program SPSS for Windows versi 22. Adapun instrumen yang bisa digunakan adalah
instrumen yang mempunyai tingkat validitas >
0,30. (Surat ijin penelitian dan surat keterangan
telah melakukan penelitian di SD Kristen 03 Eben
Haezer Salatiga dilampirkan dalam lampiran 6 dan
7).
Kemudian untuk mengetahui tingkat
reliabilitas instrumen atau tingkat keajegan jawaban guru terhadap pertanyaan-pertanyaan
dalam item instrumen digunakan teknik
84 untuk menentukan tingkat reliabilitas instrumen
menggunakan kriteria yang dikemukakan oleh
Azwar (2012: 98) sebagai berikut : 0,6 kurang
baik, 0,7 dapat diterima, 0,8 ke atas baik.
Setelah melakukan penghitungan
menggunakan SPSS, diperoleh hasil uji reliabilitas
pada siklus I sebesar 0.871; dan 0, 855 pada
siklus II. Angka koefisien reliabilitas Alpha ini
berada pada kategori reliabilitas baik (siklus I dan
II). Artinya instrumen tes buatan peneliti ini akan
memberikan hasil yang relatif sama apabila
dilakukan tes berulang-ulang, oleh karena itu soal
tes ini dapat digunakan untuk penelitian.
Berkaitan dengan uji validitas soal tes, butir
soal dianggap valid apabila mencapai nilai
koefisien korelasi setiap skor dengan skor total
lebih besar dari 0,30, sedangkan apabila koefisien
korelasi kurang dari 0,30 maka item tersebut
dianggap tidak valid atau harus dihilangkan
(Azwar, 2012: 157). Berdasarkan hasil uji validitas
25 item yang telah dilakukan diperoleh data ada
20 item soal siklus I yang memiliki koefisien
korelasi skor butir dengan skor total masuk dalam
kategori valid (≥ 0,30), sedangkan 5 soal tidak
valid. Koefisien korelasi validitas item ke-20 soal
85 karena itu soal-soal inilah yang akan digunakan
untuk penelitian. Nomor-nomor soal yang tidak
valid sehingga harus dibuang adalah soal nomor
5, 10, 11, 20 dan 21.
Hasil uji validitas 25 item yang telah
dilakukan untuk siklus II juga terdapat 20 item
yang memiliki koefisien korelasi skor butir dengan
skor total masuk dalam kategori valid (≥ 0,30),
sedangkan 5 soal tidak valid. Koefisien korelasi
validitas item ke-20 soal tersebut bergerak antara
0, 353 sd 0,766; oleh karena itu soal-soal inilah
yang akan digunakan untuk penelitian.
Nomor-nomor soal yang tidak valid sehingga harus
dibuang adalah soal nomor 3, 11, 20, 23 dan 25.
Hasil analisis butir instrumen dilampirkan pada
lampiran 8.
3.6. Indikator Keberhasilan
Ketentuan indikator keberhasilan penerapan
pelatihan model IHT dikatakan berhasil apabila skor aktivitas trainer dan guru sebagai peserta pelatihan mencapai kategori baik, dan skor
kemampuan guru minimal 60, dengan ketuntasan
klasikal peserta pelatihan mencapai 80%.
3.7. Teknik Analisis Data
Data kuantitatif diperoleh dari data hasil
86 rata-rata hasil tes kemampuan guru terlebih
dahulu dan selanjutnya dibandingkan dengan
kategori kriteria keberhasilan pelatihan. Untuk
data kualitatif merupakan deskripsi dari hasil data
kuantitatif. Berikut ini akan dijelaskan
langkah-langkah untuk memperoleh data kuantitatif dan
data kualitatif.
3.7.1.Teknis Analisis Data Kuantitatif
a.Menghitung Hasil Tes Kemampuan guru
Hasil tes kemampuan guru SD
Laboratorium Kristen Satya Wacana.
diperoleh dari jumlah skor yang diperoleh
guru baik pretest maupun posttest. Hasil belajar diperlukan untuk mengetahui
sejauh mana kemajuan guru sebagai
peserta pelatihan dalam mempelajari
langkah-langkah penyusunan instrumen
penilaian ranah sikap. Hasil pelatihan
yang diharapkan minimal 60. Rumus
yang digunakan sebagai berikut:
Nilai akhir = x 100
b.Menghitung Rata-rata Kelas
Rata-rata kelas diperoleh dari
87 banyaknya peserta pelatihan. Dengan
dihitungnya rata-rata kelas, maka dapat
diketahui kemampuan peserta pelatihan
secara kelas di dalam kelasnya. Dengan
mengetahui rata-rata kelas, selanjutnya
dapat diterapkan kebijakan tertentu.
Rata-rata yang diperlukan dalam
penelitian kali ini diharapkan dapat
mencapai nilai 60. Adapun cara
meng-hitung rata-rata kelas sebagai berikut:
M =
M = rata-rata kelas
∑x = jumlah hasil belajar peserta didik dalam suatu kelas
∑n = jumlah peserta didik (Sudjana, 2010:125).
c. Menghitung Ketuntasan Belajar Klasikal
Ketuntasan belajar klasikal adalah
persentase ketuntasan peserta pelatihan
yang memenuhi kriteria ketuntasan
minimal. Berikut adalah cara menghitung
persentase peserta pelatihan yang
memenuhi kriteria ketuntasan minimal:
Persentase =
88
3.7.2.Teknis Analisis Data Kualitatif
Menghitung aktivitas trainer dan aktivitas peserta pelatihan dalam penerapan model
pelatihan IHT menggunakan lima aspek penilaian dengan masing-masing aspek
empat deskriptor. Berikut adalah
penghitungan persentase aktivitas trainer dan aktivitas peserta pelatihan:
Persentase =
x 100%
Tabel 3.12
Kriteria Aktivitas Guru dan Peserta pelatihan
Persentase Kriteria
81% - 100% Baik sekali
61% - 80% Baik
41% - 60% Cukup
21% - 40% Kurang