• Tidak ada hasil yang ditemukan

T2 942015016 BAB III

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "T2 942015016 BAB III"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

61

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1Jenis Penelitian

Dilihat dari peristilahan yang lazim

digunakan di sekolah, penelitian ini termasuk

dalam jenis penelitian tindakan sekolah. Dilihat

dari cakupan luas kawasannya, penelitian ini

dikategorikan sebagai penelitian tindakan

kolaboratif atau collaborative action research (Yaumi & Damopolli, 2014: 10); yaitu penelitian

yang melibatkan kepala sekolah dan beberapa

guru dalam satu sekolah. Pelaksanaan

tindakannya, penelitian ini termasuk penelitian

tindakan praktis di sekolah atau practical action research, yaitu penelitian yang digunakan untuk meningkatkan praktik pembelajaran maupun

praktik manajemen pendidikan di sekolah (Yaumi

& Damopolli, 2014: 13).

3.2. Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian Tempat penelitian dilaksanakan di SD

Laboratorium Kristen Satya Wacana Salatiga.

Sekolah ini terletak di Jalan Yos Sudarso No. 1

Salatiga. Jumlah tenaga guru 15 orang yang terdiri

(2)

62 di SD Laboratorium Kristen Satya Wacana ini

cukup lengkap dengan 12 ruang kelas, 1 ruang

guru, 1 ruang Kepala Sekolah, 1 ruang TU, 1

ruang perpustakaan, 1 ruang multi media dan 1

ruang UKS serta tempat parkir yang cukup luas

untuk guru dan siswa. Selain sarana dan

prasarana yang memadai, sekolah ini juga

termasuk sekolah berprestasi di tingkat

Kecamatan Sidorejo Salatiga.

Penelitian dilaksanakan pada awal tahun

pelajaran 2016/2017 semester gasal. Penentuan

waktu penelitian mengacu pada kalender

akademik sekolah karena Penelitian Tindakan

Sekolah (PTS) ini diharapkan tidak mengganggu

proses belajar mengajar di SD Laboratorium

Kristen Satya Wacana. Penelitian ini dilaksanakan

selama 3 bulan yaitu bulan Agustus sampai

dengan bulan Oktober 2016. Pada bulan Agustus

2016 dipergunakan peneliti untuk mengadakan

persiapan, yaitu menyusun proposal penelitian

dan instrumen yang diperlukan. Setelah itu pada

bulan September 2016 minggu ke-3, peneliti mulai

melaksanakan penelitian tindakan sekolah. Bulan

Oktober 2016 peneliti melakukan pengolahan data

hasil penelitian, dan membuat laporan hasil

(3)

63 keterangan telah melakukan penelitian di SD

Laboratorium Kristen Satya Wacana dilampirkan

dalam lampiran 1 dan 2.

Subyek penelitian tindakan sekolah ini

yaitu guru-guru SD Laboratorium Kristen Satya

wacana. Jumlah guru sebanyak 15 orang, yang

terdiri dari 5 guru laki-laki dan 10 guru

perempuan dengan karakteristik yang heterogen.

Jenjang kepangkatan guru bervariasi, demikian

juga tingkat pendidikannya.

3.3. Variabel Penelitian

Menurut Sugiyono (2011: 2) variabel

penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu

dalam bentuk apa saja yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh

informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik

kesimpulan.

Dalam penelitian tindakan kelas terdapat 2

variabel yang digunakan, yaitu:

1) Variabel bebas (X)

Variabel bebas adalah variabel yang

mempengaruhi atau yang menjadi sebab

perubahan atau timbulnya variabel terikat.

(4)

64 pelatihan penyusunan instrumen penilaian

skala sikap dengan model In House Training. 2) Variabel terikat (Y)

Variabel terikat adalah variabel yang

dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena

adanya variabel bebas. Dalam penelitian

variabel ini terikat adalah peningkatan

kemampuan guru SD Laboratorium Kristen

Satya Wacana. Dalam menyusun instrumen

penilaian ranah sikap.

3.4. Desain Penelitian

Desain penelitian ini menggunakan Model

Stringer karena memiliki kerangka dasar yang

kuat, yang ditandai dengan tiga kata, Look (melihat atau memandang), Think (berpikir), dan Act (bertindak) yang memberi dasar pada setiap orang untuk melakukan penyelidikan secara

langsung dengan melakukan secara detail hal-hal

sebagai berikut: 1) Melihat, yaitu mengumpulkan

informasi yang relevan (pengumpulan data),

menggambarkan situasi (mendefinisikan dan

mendeskripsikan); Memikirkan : Mengeksplorasi

dan menganalisis : apa yang sedang terjadi

(menganalisis), menginterpretasi dan menjelaskan

(5)

65 (melaporkan), mengimplementasikan dan

mengevaluasi.

Gambar 3.1. Penelitian Tindakan Spiral Model Stringer

( Yaumi & Damopolli, 2014: 45)

Dari gambar terlihat bahwa tahapan

penelitian tindakan menurut Stringer, E.T (2007: 8)

berupa siklus yang terdiri dari tiga aspek yaitu look (melihat), think (berfikir) dan act (berbuat). 1) Look (melihat) yaitu kegiatan untuk memahami

permasalahan melalui pengumpulan data dan

mendeskripsikan situasi; 2) Think (berfikir) yaitu kegiatan menganalisis apa yang terjadi dan

menginterpretasikan bagaimana dan mengapa hal itu

terjadi; 3) Act (berbuat) yaitu melakukan tindakan. Kegiatan tersebut dapat dilakukan berulang-ulang,

(6)

66 dijadikan acuan dalam perencanaan selanjutnya

(Look). Hal ini dapat digambarkan seperti pada gambar 3.1.

Rincian tahapan penelitian tindakan model

Stringer ini agak berbeda dengan model penelitian

tindakan yang lain (misalnya model Kurt Lewin

maupun Kemmis & Taggart). Karakteristik penelitian

model ini terletak pada kegiatan paralel interaktif

antara tindakan guru/kepala sekolah/trainer dengan aktivitas tindakan siswa/guru/peserta pelatihan dalam

satu putaran (siklus) seperti tergambar pada gambar

3.2. dan tabel 3.1. Tindakan kepala sekolah sebagai

trainer maupun guru sebagai peserta pelatihan dalam penelitian ini berkaitan dengan kemampuan guru

(7)

67 Tindakan

Kepala Sekolah/Trainers

Tindakan Belajar Aktif Guru/Trainee

Look

(mengumpulkan informasi)

Mengamati aktivitas peserta pelatihan dalam membaca Hand out pelatihan.

Look

(mengumpulkan informasi)

Mengumpulkan informasi dengan membaca Hand out pelatihan.

Think

(merefleksi dan menganalisis) Merefleksi dan menganalisis pema-haman peserta pela-tihan tentang langkah-langkah penyusunan instru-men penilaian ranah sikap.

Think

(merefleksi dan menganalisis)

Menganalisis langkah-langkah penyusunan instrumen penilaian ranah sikap.

Act

(melakukan tindakan) Memberikan umpan balik terhadap kemampuan peserta pelatihan dalam menyusun instrumen penilaian ranah sikap.

Act

(melakukan tindakan) Melakukan tindakan dan mendemonstrasikan kemampuan menyusun instrument penilaian ranah sikap.

Gambar 3.2.

Proses Paralel Penelitian Tindakan dengan Belajar Aktif (Stringer dalam Muhammad Yaumi & Muljono

(8)

68

Tabel 3.1 Matrik variabel program, indikator IHT, Sumber Data, Metode dan Analisis Data

Variabel Program

Indikator IHT (kemampuan

guru)

Sumber Data

Metode Analisis Data

Input  Rendahnya kemampuan guru dalam menyusun instrumen penilaian ranah sikap. KS

Guru SD Laborato rium Kristen Satya Wacana Wawan-cara Angket dan wawan-cara Analisis data deskrip-tif persenta se Tahapan IHT Model Stringer  Keaktifan membaca hand out pelatihan mencapai 100%

 Skor aktivitas trainers dan guru mencapai kategori baik. Trainer dan trainee  Pretest dan posttest  Lembar observa-si  Doku-mentasi Analisis data kualitatif dan kualitatif

Tabel 3.2. Matrik Tahapan IHT, Instrumen dan Indikator capaian

Tahapan IHT Model Springer Aktivitas Trainee Instrumen Indikator Capaian

1. Look (mengumpul-kan informasi atau

mengeksplora si materi)

2. Think (merefleksi dan

menganalisis)

Mengumpulkan informasi dengan membaca hand out pelatihan

Menganalisis langkah-langkah penyusunan instrumen penilaian ranah sikap  Pretest  Lembar observa-si Lembar observasi  Kesenjangan kemampuan  Keaktifan membaca hand out pelatihan mencapai 100%

 Skor aktivitas trainers dan guru

(9)

69

3. Act (melakukan tindakan)

Melakukan tindakan dan mendemonstrasi-kan kemampuan menyusun instrumen penilaian ranah sikap

 Posttest

 Lembar observa-si

 skor

kemampuan guru minimal 60.

ketuntasan klasikal peserta pelatihan mencapai 80%.

Matrik tahapan IHT tersebut di atas kemudian dijabarkan menjadi tahapan pelaksanaan IHT dua sikus berikut. Masing-masing siklus terdiri dari dua

pertemuan.

Tahap-tahap Siklus I

Look. Peserta pelatihan melakukan kegiatan membaca hand out pelatihan dengan dibantu oleh fasilitator pelatihan. Hand out pelatihan mencakup materi sesuai pertemuan, materi siklus I pertemuan pertama yaitu a)

analisis kompetensi dasar, b) pengantar umum

penilaian, c) hakikat penilaian sikap. Materi siklus I

pertemuan kedua meliputi materi: d) teori

penyusunan instrumen penilaian sikap model skala

Likert, dan e) menentukan obyek sikap skala Likert.

(10)

70 seberapa paham pemahanan yang bersangkutan

terhadap materi IHT.

Act. Peserta pelatihan melakukan penyusunan pernyataan skala sikap sesuai dengan obyek sikap yang

telah ditentukan. Penyusunan ini di dasarkan pada

pemahaman teori penyusunan skala sikap model

Likert.

Tahap-tahap Siklus II

Look. Seperti pada siklus I, peserta pelatihan melakukan kegiatan membaca hand out pelatihan dengan dibantu oleh fasilitator pelatihan. Hand out pelatihan mencakup materi sesuai pertemuan, materi

siklus I pertemuan pertama yaitu: a) uji coba

instrumen skala Likert, b) menentukan skor hasil uji

coba instrumen. Sedangkan materi siklus II pertemuan

kedua mencakup materi menghitung tingkat reliabilitas

dan validitas instrumen skala sikap.

Think. Para peserta melakukan diskusi kelompok untuk memperdalam pemahaman tentang materi dalam hand out yang telah dipelajari, sekaligus melakukan refleksi seberapa paham pemahanan yang bersangkutan

terhadap materi IHT.

Act. Peserta pelatihan melakukan uji coba instrumen, menentukan skor berdasarkan deviasi normal, dan

melakukan analisis item untuk melihat validitas dan

(11)

71 Silabus, skenario pelatihan, dan materi PPT

dilampirkan pada lampiran 3.

3.5. Data dan Cara Pengumpulan Data a. Sumber Data

1) Guru

Mengamati selama proses IHT agar mengetahui sejauh mana guru sebagai

peserta pelatihan mengembangkan

kemampuan menyusun instrumen penilaian

ranah sikap.

2) Kepala Sekolah

Kepala Sekolah diamati oleh peneliti dalam

proses pelatihan dengan model IHT berlangsung agar peneliti dapat tahu

bagaimana langkah-langkah penerapan

model pelatihannya.

3) Catatan lapangan oleh peneliti

Peneliti melakukan pengamatan terhadap

aktivitas guru dalam proses pelatihan dan

pengamatan kegiatan Kepala Sekolah dalam

membimbing guru untuk meningkatkan

keterampilan menyusun instrumen

(12)

72 b. Jenis Data

1) Data kuantitatif

Data kuantitatif adalah data yang berbentuk

angka atau bilangan. Data ini diperoleh dari

hasil pretest dan posttest dalam pelaksanaan IHT.

2) Data kualitatif

Data kualitatif adalah data yang berupa

kata-kata, bukan dalam angka. Diperoleh

dari pengamatan peserta guru, keterampilan

kepala sekolah, dokumentasi, dan catatan

lapangan.

c. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan untuk

mengumpulkan data menggunakan teknik tes

berupa soal pretest dan posttest dan non tes berupa instrumen observasi dan dokumentasi.

Tes digunakan untuk mengetahui peningkatan

keterampilan guru dalam menyusun instrumen

penilaian ranah sikap selama kegiatan

pelatihan berlangsung. Sebelum disusun item

soal pretest dan posttest, dibuat terlebih dahulu kisi-kisi soal.

Kegiatan ini dilakukan untuk menjaga supaya

terjaga validitas kontennya. Lembar observasi

(13)

73 perubahan tingkah laku peserta pelatihan.

Sama seperti soal pretest dan postest, juga disusun kisi-kisi lembar pengamatan.

Selanjutnya setelah instrumen disusun,

dilakukan uji validitas dan reliabilitas

instrumen. Sedangkan dokumentasi digunakan

untuk mengumpulkan data-data yang berupa

bahan tertulis ataupun film. Tabel 3.3 berikut

ini memaparkan kisi-kisi tes. Soal Pretest dan

Posttest Siklus I dan II dilampirkan pada

lampiran 4.

Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Pretest dan Posttest Siklus I dan II

No Pokok Bahasan Nomor Item Pretest

Nomor Item Posttest Siklus I :

1. Analisis

Kompetensi Dasar .

1, 2,3 1,10, 11

2. Pengantar umum penilaian.

4, 5, 6, 7 6, 7, 8

3. Hakikat penilaian sikap.

8, 9, 10, 11, 12, 13

9, 12, 16

4. Instrumen penilaian sikap model Skala Likert.

14, 15, 16, 17, 18

(14)

74 5. Menyusun

pernyataan skala sikap berdasarkan obyek sikap yang telah ditentukan.

19, 20, 21, 22, 23, 24, 25

3, 13, 15, 17, 19, 20

Siklus II : 1. Langkah

penyusunan skala sikap: Uji coba instrumen skala Likert.

1, 2, 3, 4, 5, 6, 7

3, 8, 9, 10, 19, 20

2. Langkah

penyusunan skala sikap: Menentukan skor.

8, 9, 10, 11, 12, 13, 14

1, 2, 4, 14, 12, 11

3. Langkah

penyusunan skala sikap: Menghitung tingkat reliabilitas dan validitas instrumen skala sikap.

15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25

5, 6, 7, 13, 15, 16, 17, 18

Selanjutnya berturut-turut tabel 3.4, 3.5,

3.6, 3.7, 3.8, 3.9, 3.10, dan 3.11 berikut

memaparkan kisi-kisi aktivitas trainer siklus I dan siklus II maupun aktivitas guru SD

Laboratorium Kristen Satya Wacana. sebagai

(15)

75

Tabel 3.4 Kisi-kisi Instrumen Observasi Aktivitas Trainer Siklus I Pertemuan pertama

No Komponen Indikator Nomor Item

1. Look:

Mengamati aktivitas peserta pelatihan dalam membaca hand out pelatihan.

Pretest  Memberikan instruksi kepada peserta untuk mem-baca materi tentang kompetensi dasar dalam silabus kurikulum SD tahun 2013.  Mendorong peserta un-tuk mem-baca materi dalam hand out tentang hakekat penilaian sikap.

1, 2

5

2. Think:

Merefleksi dan menganalisis pemahaman peserta

pelatihan tentang analisis kompetensi dasar,

pengantar umum penilaian dan hakekat penilaian sikap. Memfasilitasi peserta untuk membaca materi dalam hand out tentang pengantar umum penilaian. 4

3. Act:

Memberikan umpan balik terhadap kemampuan peserta pelatihan dalam menganalisis ranah kompetensi pembelajaran

 Membagi peserta men-jadi 4 kelom-pok dan membimbing peserta

(16)

76

yang ditetapkan dalam silabus kurikulum SD tahun 2013.

tuk melaku-kan diskusi kelompok untuk meng-analisis ranah kompetensi pembelajar-an ypembelajar-ang ditetapkan dalam silabus kurikulum SD tahun 2013.

Tabel 3.5 Kisi-kisi Instrumen Observasi Aktivitas Trainer Siklus I Pertemuan kedua

No Komponen Indikator Nomor Item 1. Look:

Mengamati aktivitas peserta pelatihan dalam membaca hand out pelatihan.

 Mendorong/memfasilita -si peserta untuk mengeksplorasi materi dengan membaca lembar materi dalam hand out tentang teori penyusunan instrumen penilaian sikap model skala Likert.

 Mendorong/memfasilita -si peserta untuk mem-baca materi dalam hand out tentang menyusun item

pernyataan skala sikap sesuai obyek sikap yang telah ditentukan.

1

3

2. Think:

Merefleksi dan menganalisis pemahaman peserta tentang

Memberikan kasus

(17)

77

langkah-langkah penyusunan instrumen penilaian ranah sikap.

yang benar dan yang kurang benar dan eminta peserta untuk menganali-sis kesesuaian contoh tersebut dengan contoh skala sikap model Likert. 3. Act:

Memberikan umpan balik terhadap kemampuan peserta pelatihan dalam menyusun instrumen penilaian ranah sikap.

Membagi peserta menjadi 4 kelompok dan membim-bing peserta untuk mela-kukan diskusi kelompok tentang menyusun item pernyataan skala sikap sesuai obyek sikap yang telah ditentukan.

4

Posttest. 5

Tabel 3.6 Kisi-kisi Instrumen Observasi Aktivitas Trainer Siklus II Pertemuan pertama

No Komponen Indikator Nomor Item

1. Look:

Mengamati aktivitas peserta pelatihan dalam membaca hand out pelatihan.

 Pretest.

 Mendorong/memfasilitasi peserta untuk membaca materi dalam hand out tentang uji coba

instrumen skala Likert.

 Mendorong peserta untuk membaca materi dalam hand out tentang cara menentukan skor hasil uji coba instrumen.

1 2

4

2. Think:

Merefleksi dan menganalisis pemahaman peserta

pelatihan tentang uji coba instrumen dan cara

menentukan skor hasil .

Memfasilitasi peserta untuk menentukan skor

berdasarkan deviasi normal dari hasil uji coba

instrumen.

5

3. Act:

Memberikan umpan balik

Memberikan tugas untuk melakukan uji coba

(18)

78

terhadap kemampuan peserta pelatihandalam melakukan uji coba instrumen .

memantau pelaksanaan uji coba.

Tabel 3.7 Kisi-kisi Instrumen Observasi Aktivitas Trainer Siklus II Pertemuan kedua

No Komponen Indikator Nomor Item 1. Look:

Mengamati aktivitas peserta pelatihan dalam membaca hand out pelatihan.

2. Think:

Merefleksi dan menganalisis pemahaman peserta pelatihan tentang menghitung tingkat reliabilitas dan validitas instrumen skala sikap.

Mendorong peserta untuk membaca materi dalam hand out tentang menghitung tingkat reliabilitas dan validitas instrumen skala sikap, serta Memfasilitasi peserta untuk membaca materi dalam hand out tentang menghitung tingkat reliabilitas dan validitas instrumen skala sikap.

1

3. Act:

Memberikan umpan balik terhadap kemampuan peserta pelatihan dalam menghitung tingkat reliabilitas dan validitas instrument skala sikap.

Membagi peserta dalam 4 kelompok dan

membimbing peserta untuk melakukan diskusi kelompok dalam

menghitung tingkat reliabilitas dan validitas instrumen skala sikap.

2

(19)

79

Tabel 3.8 Kisi-kisi Instrumen Observasi Aktivitas Peserta Siklus I Pertemuan pertama

No Komponen Indikator Nomor Item 1. Look:

Mengumpulkan informasi dengan membaca hand out pelatihan.

Pretest.

 Peserta aktif membaca materi dalam hand out Kompetensi dasar dalam silabus

kurikulum SD tahun 2013.

 Peserta membaca materi dalam hand out tentang pengantar umum penilaian dan Peserta membaca materi dalam hand out tentang hakekat penilaian sikap.

1

2,

5

2. Think:

Menganalisis langkah-langkah analisis kompetensi dasar.

Peserta melakukan diskusi kelompok untuk menganalisis ranah kompetensi pembelajaran yang ditetapkan dalam silabus kurikulum SD tahun 2013.

4

3. Act:

Mendemonstrasikan kemampuan

menganalisis kompetensi dasar.

Peserta membentuk kelompok menjadi 4 kelompok dan

melaksanakan diskusi.

(20)

80

Tabel 3.9 Kisi-kisi Instrumen Observasi Aktivitas Peserta Siklus I Pertemuan kedua

No Komponen Indikator Nomor Item 1. Look:

Mengumpulkan informasi dengan membaca hand out pelatihan.

 Peserta membaca materi dalam hand out tentang teori

penyusunan instru-men penilaian ranah sikap skala Likert.

 Peserta membaca materi dalam hand out tentang menyusun item pernyataan skala sikap sesuai obyek sikap yang telah ditentukan.

1

3

2. Think:

Menganalisis langkah-langkah penyusunan instrumen penilaian ranah sikap.

Peserta membentuk kelompok menjadi 4 kelompok dan melakukan analisis kasus contoh instrumen penilaian sikap yang benar dan kurang benar kemudian dianalisis sesuai dengan langkah-langkah skala sikap model Likert.

2

3. Act:

Mendemonstrasikan kemampuan menyusun instrumen penilaian ranah sikap.

Peserta membentuk kelompok menjadi 4 kelompok dan peserta melakukan diskusi kelompok untuk menyusun item

pernyataan skala sikap sesuai obyek sikap yang telah ditentukan.

4

(21)

81

Tabel 3.10 Kisi-kisi Instrumen Observasi Aktivitas Peserta Siklus II Pertemuan pertama

No Komponen Indikator Nomor Item

Pretest 1

1. Look:

Mengumpulkan informasi dengan membaca hand out pelatihan.

 Peserta membaca materi dalam hand out tentang uji coba instrumen skala Likert

 Peserta membaca materi dalam hand out tentang cara menentukan skor hasil uji coba

instrumen.

2

4

2. Think:

Menganalisis langkah-langkah tentang uji coba instrumen skala Likert dan cara

menentukan skor hasil uji coba instrumen.

Peserta menentukan skor berdasarkan deviasi normal dari hasil uji coba instrumen.

5

3. Act:

Mendemonstrasikan kemampuan

melakukan uji coba instrumen dan

menentukan skor hasil uji coba instrumen.

Peserta melakukan uji coba instrumen skala Likert.

(22)

82

Tabel 3.11 Kisi-kisi Instrumen Observasi Aktivitas Peserta Siklus II Pertemuan kedua

No Komponen Indikator Nomor Item 1. Look:

Mengumpulkan informasi dengan membaca hand out pelatihan

Peserta membaca materi dalam hand out tentang menghitung tingkat reliabilitas dan validitas instrumen skala sikap

1

2. Think:

Menganalisis langkah-langkah menghitung tingkat reliabilitas dan validitas instrumen skala sikap

3. Act:

Mendemonstrasikan kemampuan

menghitung tingkat reliabilitas dan validitas instrumen skala sikap

Peserta membuat kelompok menjadi 4 kelompok dan peserta melakukan diskusi kelompok untuk

menghitung tingkat reliabilitas dan validitas instrumen skala sikap

2

Posttest 3

Instrumen lembar observasi Siklus I dan II dilampirkan

pada lampiran 5.

d. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Menurut Sugiyono (2015: 194) tingkat

validitas suatu instrumen dapat diketahui dengan

cara mengkorelasikan setiap butir instrumen

dengan totalnya dikoreksi dengan butirnya sendiri.

(23)

83 jika memiliki koefisien corrected item to total correlation ≥ 0,30.

Untuk mengetahui tingkat validitas

instrumen yang akan diujikan kepada peserta

pelatihan, terlebih dahulu dilakukan uji coba

instrumen untuk mengetahui item yang valid.

Dalam penelitian ini uji coba instrumen

dilaksanakan di SD Kristen 03 Eben Haezer

Salatiga dengan jumlah responden 23 guru,

sedangkan jumlah instrumen tes untuk siklus I

sebanyak 25 item dan instrumen tes untuk siklus

II sebanyak 25 item. Setelah di uji cobakan

kemudian item tes di analisis dengan

menggunakan program SPSS for Windows versi 22. Adapun instrumen yang bisa digunakan adalah

instrumen yang mempunyai tingkat validitas >

0,30. (Surat ijin penelitian dan surat keterangan

telah melakukan penelitian di SD Kristen 03 Eben

Haezer Salatiga dilampirkan dalam lampiran 6 dan

7).

Kemudian untuk mengetahui tingkat

reliabilitas instrumen atau tingkat keajegan jawaban guru terhadap pertanyaan-pertanyaan

dalam item instrumen digunakan teknik

(24)

84 untuk menentukan tingkat reliabilitas instrumen

menggunakan kriteria yang dikemukakan oleh

Azwar (2012: 98) sebagai berikut : 0,6 kurang

baik, 0,7 dapat diterima, 0,8 ke atas baik.

Setelah melakukan penghitungan

menggunakan SPSS, diperoleh hasil uji reliabilitas

pada siklus I sebesar 0.871; dan 0, 855 pada

siklus II. Angka koefisien reliabilitas Alpha ini

berada pada kategori reliabilitas baik (siklus I dan

II). Artinya instrumen tes buatan peneliti ini akan

memberikan hasil yang relatif sama apabila

dilakukan tes berulang-ulang, oleh karena itu soal

tes ini dapat digunakan untuk penelitian.

Berkaitan dengan uji validitas soal tes, butir

soal dianggap valid apabila mencapai nilai

koefisien korelasi setiap skor dengan skor total

lebih besar dari 0,30, sedangkan apabila koefisien

korelasi kurang dari 0,30 maka item tersebut

dianggap tidak valid atau harus dihilangkan

(Azwar, 2012: 157). Berdasarkan hasil uji validitas

25 item yang telah dilakukan diperoleh data ada

20 item soal siklus I yang memiliki koefisien

korelasi skor butir dengan skor total masuk dalam

kategori valid (≥ 0,30), sedangkan 5 soal tidak

valid. Koefisien korelasi validitas item ke-20 soal

(25)

85 karena itu soal-soal inilah yang akan digunakan

untuk penelitian. Nomor-nomor soal yang tidak

valid sehingga harus dibuang adalah soal nomor

5, 10, 11, 20 dan 21.

Hasil uji validitas 25 item yang telah

dilakukan untuk siklus II juga terdapat 20 item

yang memiliki koefisien korelasi skor butir dengan

skor total masuk dalam kategori valid (≥ 0,30),

sedangkan 5 soal tidak valid. Koefisien korelasi

validitas item ke-20 soal tersebut bergerak antara

0, 353 sd 0,766; oleh karena itu soal-soal inilah

yang akan digunakan untuk penelitian.

Nomor-nomor soal yang tidak valid sehingga harus

dibuang adalah soal nomor 3, 11, 20, 23 dan 25.

Hasil analisis butir instrumen dilampirkan pada

lampiran 8.

3.6. Indikator Keberhasilan

Ketentuan indikator keberhasilan penerapan

pelatihan model IHT dikatakan berhasil apabila skor aktivitas trainer dan guru sebagai peserta pelatihan mencapai kategori baik, dan skor

kemampuan guru minimal 60, dengan ketuntasan

klasikal peserta pelatihan mencapai 80%.

3.7. Teknik Analisis Data

Data kuantitatif diperoleh dari data hasil

(26)

86 rata-rata hasil tes kemampuan guru terlebih

dahulu dan selanjutnya dibandingkan dengan

kategori kriteria keberhasilan pelatihan. Untuk

data kualitatif merupakan deskripsi dari hasil data

kuantitatif. Berikut ini akan dijelaskan

langkah-langkah untuk memperoleh data kuantitatif dan

data kualitatif.

3.7.1.Teknis Analisis Data Kuantitatif

a.Menghitung Hasil Tes Kemampuan guru

Hasil tes kemampuan guru SD

Laboratorium Kristen Satya Wacana.

diperoleh dari jumlah skor yang diperoleh

guru baik pretest maupun posttest. Hasil belajar diperlukan untuk mengetahui

sejauh mana kemajuan guru sebagai

peserta pelatihan dalam mempelajari

langkah-langkah penyusunan instrumen

penilaian ranah sikap. Hasil pelatihan

yang diharapkan minimal 60. Rumus

yang digunakan sebagai berikut:

Nilai akhir = x 100

b.Menghitung Rata-rata Kelas

Rata-rata kelas diperoleh dari

(27)

87 banyaknya peserta pelatihan. Dengan

dihitungnya rata-rata kelas, maka dapat

diketahui kemampuan peserta pelatihan

secara kelas di dalam kelasnya. Dengan

mengetahui rata-rata kelas, selanjutnya

dapat diterapkan kebijakan tertentu.

Rata-rata yang diperlukan dalam

penelitian kali ini diharapkan dapat

mencapai nilai 60. Adapun cara

meng-hitung rata-rata kelas sebagai berikut:

M =

M = rata-rata kelas

∑x = jumlah hasil belajar peserta didik dalam suatu kelas

∑n = jumlah peserta didik (Sudjana, 2010:125).

c. Menghitung Ketuntasan Belajar Klasikal

Ketuntasan belajar klasikal adalah

persentase ketuntasan peserta pelatihan

yang memenuhi kriteria ketuntasan

minimal. Berikut adalah cara menghitung

persentase peserta pelatihan yang

memenuhi kriteria ketuntasan minimal:

Persentase =

(28)

88

3.7.2.Teknis Analisis Data Kualitatif

Menghitung aktivitas trainer dan aktivitas peserta pelatihan dalam penerapan model

pelatihan IHT menggunakan lima aspek penilaian dengan masing-masing aspek

empat deskriptor. Berikut adalah

penghitungan persentase aktivitas trainer dan aktivitas peserta pelatihan:

Persentase =

x 100%

Tabel 3.12

Kriteria Aktivitas Guru dan Peserta pelatihan

Persentase Kriteria

81% - 100% Baik sekali

61% - 80% Baik

41% - 60% Cukup

21% - 40% Kurang

Gambar

gambar terlihat
Tabel 3.2. Matrik Tahapan IHT, Instrumen dan
Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Pretest dan
Tabel 3.4 Kisi-kisi Instrumen Observasi
+7

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Skala yang digunakan adalah skala Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi sesorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial 67. Skala

Skala yang digunakan adalah skala Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi sesorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial 72.

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala Likert, yaitu skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok

Skala likert adalah skala yang dapat dipergunakan untuk. mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang

Data yang dibutuhkan adalah motivasi untuk mengungkap data tersebut dengan menggunakan instrumen angket dalam bentuk skala likert. 77) skala adalah untuk mengukur nilai,

Menurut Sugiyono (2014), skala likert adalah skala dalam jenis data penelitian senantisa dipergunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi terhadap inidvidu atau

Dalam penelitian ini penulis menggunakan skala likert, yaitu skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang

Skala sikap yang digunakan dalam penelitian adalah skala likert, dengan.. tujuan untuk mengetahui bagaimana sikap siswa SMA IPS