3.1 Tipe penelitian
Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tipe penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang berusaha untuk menuturkan pemecahan masalah yang ada sekarang
berdasarkan data-data yang menyajikan data-data menganalisis dan
menginterpretasi.40 Penelitian deskriptif biasanya dilakukan untuk meneliti dan menjelaskan pendapat, sikap khalayak pada suatu fenomena atau kondisi. Penelitian deskriptif ini berupaya mengungkapkan situasi saat ini terkait pada suatu topik tertentu.
Sedangkan yang dimaksud dengan pendekatan kuantitatif adalah mengumpulkan data dengan cara mencacah pengujian data yang dikumpulkan. Pendekatan kuantitatif menguji data dan hitungan statistik data kuantitatif yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data nominal yang diperoleh dari hasil survey.41
Dikarenakan penelitian ini bersifat deskriptif, maka peneliti hanya akan menggambarkan dan menganalisa Citra Komunitas Marsel Bulak-Buteng Penyuka Musik Dangdut Dalam Perspektif Remaja di Wilayah RT. 001 RW. 04 Meruya Selatan Jakarta Barat.
40
Deni Darmawan. Metode Penelitian Kuantitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2013. hal 38
3.2 Metode penelitian
Metode yang peneliti gunakan dalam penelitian ini yaitu metode survey yang mengambil sampel dari populasi dengan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulnya.42 Definisi penelitian survey itu sendiri adalah suatu penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok.43 Dari pengertian ini, artinya jenis penelitian survey ini berusaha menarik kesimpulan dari sampel terhadap populasi yang diteliti.
Alasan peneliti menggunakan metode survey adalah karena dalam penelitian ini peneliti memerlukan pengumpulan data dan informasi dari beberapa pihak. Biasanya survey yang dilakukan cendrung lebih sederhana dengan alat analisis statistik yang sederhana pula karena sifatnya hanya sebagai pelengkap data atau informasi. Agar data lebih terarah dan akurat, maka peneliti memerlukan kuisioner sebagai alat untuk mengumpulkan data dari responden.
Berdasarkan penjelasan diatas peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif, perolehan data yang di dapat peneliti dengan cara penyebaran kuesioner kepada para remaja di wilayah Rt.001 Rw.04 Meruya Selatan Jakarta Barat yang pada akhirnya hasil dari pengisian kuesioner tersebut dapat disusun serta dianalisis untuk mendapatkan data yang valid.
42
Koentjaraningrat. Metode-Metode Penelitian Masyarakat. Cetakan XII. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. 1991. hal 29
43
3.3 Populasi Dan Sampel 3.3.1 Populasi
Suatu penelitian tentunya memiliki keterbatasan dalam menghadirkan sumber informasi atau subjek penelitian. Selain itu, penelitian yang hasilnya dapat digeneralisasikan tentunya memiliki perjalanan proses pengambilan sampel yang proposional sehingga kesimpulanya dapat digeneralisasikan. Artinya siapa saja yang menjadi sasaran langsung pengumpulan data. Dengan demikian yang dimaksud dengan populasi adalah sumber data dalam penelitian tertentu yang memiliki jumlah banyak dan luas.44
Populasi yang diteliti dalam penelitian ini adalah para remaja di lingkungan Rt 001 Rw 04, Meruya Selatan, Jakarta Barat. Alasan peneliti memilih para remaja sebagai subjek penelitian adalah karena musik dangdut oleh sebagian besar para remaja masih di nilai terkesan norak dan kampungan. Dan banyak pula orang yang menertawakan jika ada para remaja yang menyukai musik dangdut.
Komunitas Marsel Bulak-Buteng hadir sebagai komunitas penyuka musik dangdut yang menunjukan kecintaannya terhadap musik dangdut, hal tersebut mungkin bisa menjadi daya tarik bagi para remaja di wilayah Rt 001 Rw 04, Meruya Selatan, Jakarta Barat untuk bisa menilai bagaimana citra komunitas Marsel Bulak-Buteng. Wilayah Rt.001 Rw.04 Meruya Selatan Jakarta Barat menjadi tempat objek penelitian. Penelitian ini di lakukan di mulai pada tanggal 26 Desember 2014 sampai dengan 13 Oktober 2015.
44
3.3.2 Sampel
Sampel adalah suatu bagian dari populasi yang akan diteliti dan yang dianggap dapat menggambarkan populasinya. Riset kuantitatif bertujuan untuk generalisasi, oleh karena itu sampel yang baik adalah sampel yang memenuhi untuk representatif.45 Selain itu, besarnya sampel harus memadai. Besarnya ukuran sampel dari suatu populasi tidak ada ukuran yang pasti dari banyak periset. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan sampel total yaitu keseluruhan populasi merangkap sebagai sampel penelitian.46 Peneliti menggunakan sampel total karena populasi yang menjadi objek penelitian ini dalam skala kecil dan keseluruhan objek penelitian masih dapat dijangkau oleh peneliti.
3.3.3 Teknik Penarikan Sampel
Sampel merupakan bagian kecil dari populasi. Sampel merupakan bagian dari populasi yang ingin di teliti. Karena itu, menurut Bailey sampel harus dilihat sebagai suatu pendugaan terhadap populasi dan bukan populasi itu.47 Terdapat beberapa teknik sampling yang bisa digunakan dalam penelitian kuantitatif. Yakni
probability sampling dan non probability sampling.
Probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan
peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Teknik ini meliputi simple random sampling, proportionate
stratified random sampling, disproportionate stratified random, sampling area
45
Rachmat Krisyantoro, Riset Komunikasi : Teknik Praktis, PT. Kencana, Jakarta, 2006, Hal. 161 46
Burhan Bungin. Metodologi Penelitian Kuantitatif: Komunikasi, Ekonomi, dan Kebijakan Publik
Serta Ilmu-Ilmu Sosial lainnya. Jakarta: Kencana. 2006. hal 101
47
Bambang Prasetyo dan Lina Miftahul Jannah. Metode Penelitian Kuantitatif: Teori dan Aplikasi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. 2007. Hal 119
(cluster).48 Sedangkan nonprobability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang atau kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Teknik sampel ini meliputi sampling sistematis, kuota, aksidental, purposive, jenuh dan snowball.49 Namun di dalam penelitian ini, peneliti mengambil teknik pengambilan probability
sampling dengan jenis sampel yang digunakan adalah total sampling.
Adapun total sampling atau disebut juga dengan sensus, merupakan sampel bila semua anggota populasi dipilih sebagai sampel.50 Pada penelitian ini, peneliti akan mengambil seluruh responden dari para remaja yang berusia 12 tahun sampai dengan 25 tahun yang berada di lingkungan Rt.001 Rw.04 Meruya Selatan Jakarta Barat dengan total 63 orang.
3.4 Definisi dan Operasional Konsep 3.4.1 Definisi Konsep
Konsep merupakan istilah yang mengekspresikan sebuah ide abstrak yang dibentuk dengan menggeneralisasikan objek atau hubungan fakta-fakta yang diperoleh dari pengamatan.51 Berdasarkan konsep pemikiran dan variabel penelitian yaitu “Citra” yang telah dibuat, maka dapat dirumuskan definisi konsep atau penjelasan secara teknis tentang pengertian variabel yang akan diteliti:
48
Burhan Bungin. Op. Cit. hal hal 82 49
Ibid. 84 50
Nanang Martono. Metode Penelitian Kuantitatif: Analisis Isi dan Analisis Data Sekunder. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. 2012. Hal 79
51
1. Citra
Citra adalah kesan, perasaan, gambaran, diri public terhadap obyek, orang atau organisasi. Public Relations digambarkan sebagai input-output, proses intern dalam model ini adalah pembentukan citra, sedangkan input adalah stimulus yang diberikan dan output adalah tanggapan atau perilaku tertentu. citra itu sendiri digambarkan melalui persepsi- kognisi-motivasi-sikap.
1. Stimulus
Rangsangan (kesan lembaga yang diterima dari luar untuk membentuk persepsi. Sensasi adalah fungsi alat indra dalam menerima informasi dari langganan).
2. Persepsi
Adalah hasil pengamatan terhadap unsur lingkungan yang dikaitkan dengan suatu proses pemaknaan. Dengan kata lain, individu akan
memberikan makna terhadap rangsangan tersebut berdasarkan
pengalamannya mengenai rangasangan. Kemampuan mempersepsi itulah yang dapat melanjutkan proses pembentukan citra.
3. Kognisi
Adalah suatu keyakinan diri dari individu terhadap stimulus. Keyakinan ini akan timbul jika individu telah mengerti rangsang tersebut, sehingga individu harus diberikan informasi-informasi yang cukup yang dapat mempengaruhi perkembangan kognisinya.
4. Motivasi
Adalah keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai suatu tujuan.
5. Sikap
Adalah kecenderungan bertindak, berpersepsi, berpikir dan merasa dalam menghadapi objek, ide, situasi, atau nilai. Sikap menentukan apakah orang harus pro atau kontra terhadap sesuatu, menentukan apa yang disukai, diharapkan, dan diinginkan. Sikap mengandung aspek evaluative, artinya mengandung nilai menyenangkan atau tidak menyenangkan. Sikap juga dapat diperteguh atau diubah.
Proses pembentukan citra ini menunjukan bagaimana pada saat stimulus (rangsangan) diberikan, maka para remaja akan lanjut ke tahap selanjutnya yakni melakukan persepsi dimana persepsi ini memberikan makna terhadap rangsang berdasarkan pengalamannya mengenai objek. Selanjutnya akan dilakukan kognisi, dimana ia mengerti akan rangsangan yang diberikan. Setelah itu muncul dorongan untuk melakukan suatu kegiatan tertentu atau biasa disebut dengan motif atau motivasi. Terakhir munculah sikap, yang merupakan kecenderungan bertindak, berpersepsi, berpikir dan terdapat perasaan mendalam menghadapi objek, ide, situasi, dan nilai.
3.4.2 Operasionalisasi Konsep
Definisi operasionalisasi konsep merupakan penjelasan dari pengertian teoritis variabel sehingga dapat diamati dan dapat diukur, menganalisa data-data yang telah dikumpulkan peneliti. Operasional adalah memberikan pengertian terhadap konstruk atau variabel dengan membuat spesifikasi terhadap kegiatan atau tindakan yang diperlukan peneliti untuk mengukur atau memanipulasinya. Konstruk merupakan konsep yang dapat diamati dan diukur atau memberikan batasan pada konsep.
Dari definisi diatas, diperlukan indikator – indikator dari masing – masing variabel yang memungkinkan untuk diuji. Pada penelitian ini, peneliti menkonstruk citra kedalam 5 dimensi. Berikut ini adalah dimensi – dimensi dan indikator – indikator daari masing – masing variabel :
Tabel 3.1
Operasionalisasi Konsep Citra Diri Anggota
Komunitas Remaja Marsel Bulak-Buteng Penyuka Musik Dangdut
Variabel Dimensi Indikator Skala
Citra Stimulus 1. Anggota komunitas MBB
memberikan kesan yang
sangat baik dalam
bersosialisasi dengan para remaja di lingkungan Rt.001 Rw.04 Meruya Selatan Jakarta Barat. Skala Likert a. Sangat setuju (SS) b. Setuju (S) c. Netral (N) d. Tidak setuju (ST) e. Sangat tidak setuju (STS)
Persepsi 2. Anggota komunitas MBB
menunjukan keperduliannya
terhadap musik dangdut. 3. Anggota komunitas MBB
menunjukan kesukaannya
terhadap musik dangdut
dengan menghadiri event
dangdut.
4. Anggota komunitas MBB
menunjukan eksistensinya
sebagai komunitas remaja
penyuka musik dangdut
memiliki ciri khas gerakan joget secara bersamaan.
Kognisi 5. Anggota komunitas MBB
yakin dengan membentuk
komunitas penyuka musik
dangdut merupakan hal yang bersifat positif.
6. Anggota komunitas MBB yakin mereka lebih mudah dalam mendapatkan teman baru.
7. Anggota komunitas MBB
yakin dapat menunjukan
kekompakan solidaritas yang
tinggi dengan komunitas
pecinta musik dangdut.
Motivasi 8. Anggota komunitas MBB
mengajak para remaja untuk
perduli terhadap musik
dangdut.
9. Anggota komunitas MBB
mengajak para remaja
bergabung kedalam komunitas penyuka musik dangdut. 10. Anggota komunitas MBB
mempunyai cara untuk
merubah image negatif
sebagai remaja yang
menyukai musik dangdut.
Sikap 11. Anggota komunitas MBB
merasa telah memiliki sikap / perilaku ramah terlihat dari tutur kata yang sopan.
12. Anggota komunitas MBB merasa telah memiliki sikap yang baik dalam melestarikan musik dangdut.
3.5 Validitas dan Reliabilitas 3.5.1 Validitas
Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauhmana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsinya. Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat – tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen.52
Validitas alat pengukur diuji dengan menghitung korelasi antara masing-masing pertanyaan dengan skor total dengan menggunakan rumus teknik korelasi Pearson’s Product Moment :
2
2
2
2 n XY X Y r n X X n Y Y Keterangan : r : Koefisien korelasi n : jumlah respondenX : skor setiap item
Y : skor total item X
52
Hasil korelasi product moment di atas menunjukan validitas kuesioner apakah validitas tinggi atau rendah. Menurut Azwar, korelasi minimal setiap item lebih besar atau sama dengan 0,30 ( ≥ 0,30 ). Dengan demikian pernyataan yang memiliki skor korelasi lebih kecil dari 0,30 tidak digunakan (direvisi atau tidak dipakai).53
Suatu item pertanyaan dikatakan valid atau dapat mengukur variable penelitian yang dimaksud jika nilai koefisien validitasnya lebih dari satu atau sama dengan 0,30.
a. Jika r positif, serta r ≥ 0,30 maka item pertanyaan tersebut valid. b. Jika r negative, serta r < 0,30 maka item pertanyaan tersebut tidak valid
Berikut ini disajikan ringkasan dari SPSS 20 uji validitas variabel Citra :\
Tabel 3.2
Uji Validitas Variabel Citra
No Item Pertanyaan r Hitung r Tabel 5 % Keterangan 1 Q1 0,434 0,244 Valid 2 Q2 0,506 0,244 Valid 3 Q3 0,528 0,244 Valid 4 Q4 0,626 0,244 Valid 5 Q5 0,576 0,244 Valid 6 Q6 0,613 0,244 Valid 53
7 Q7 0,525 0,244 Valid 8 Q8 0,536 0,244 Valid 9 Q9 0,535 0,244 Valid 10 Q10 0,482 0,244 Valid 11 Q11 0,517 0,244 Valid 12 Q12 0,605 0,244 Valid
Sumber : Uji Validitas – Output SPSS 20
Dapat dinyatakan bahwa pengujian validitas pada Citra Komunitas Marsel Bulak-Buteng Penyuka Musik Dangdut dinyatakan bersifat valid karena nilai r Hitung > r Tabel yaitu 0,244.
3.5.2 Reliabilitas
Reliabilitas merupakan suatu nilai yang menunjukan konsistensi suatu alat pengukur dalam mengukur gejala yang sama. Instrumen yang reliabel adalah instrument yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama akan menghasilkan data yang sama54.
Uji Reabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dipercaya atau dapat diandalkan. Bila suatu alat ukur dipakai dua kali untuk mengukur gejala yang sama dan hasil pengukuran yang diperoleh relatif konsisten, maka alat ukur tersebut reliabel. Atau dengan kata lain,
54
reliabilitas menunjukkan konsistensi suatu alat ukur di dalam mengukur gejala yang sama.
Metode pengukuran reabilitas yang sering digunakan adalah metode alpha
cronbach. Koefisien alpha cronbach menunjukan sejauh mana kekonsistenan
responden dalam menjawab instrument yang dinilai. Rumus yang digunakan untuk mencari reliabilitas instrument yang skornya bukan 1 atau 0.
Rumus Alpha:
Keterangan :
r11 = Reliabilitas Instrument
k = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
= jumlah varians butir = varians total
Pengukuran tingkat reabilitas menggunakan alpha cronbach akan menghasilkan nilai alpha didalam skala 0-1, yang dapat dikelompokan dalam 5 kelas, nilai masing-masing kelas dan tingkat reabilitasnya seperti terlihat pada tabel dibawah ini.55
55
Tabel 3.3
Tabel Pengukuran Tingkat Reliabilitas
Alpha Tingkat Reliabilitas
0.00 - 0.20 >0.20- 0.40 >0.40- 0.60 >0.60- 0.80 0.81 - 1.00 Kurang Reliabel Agak Reliabel Cukup Reliabel Reliabel Sangat Reliabel
Sumber : Yohanes Anton Nugroho, It’s Easy Olah Data dengan SPSS, Yogyakarta, Skripta Media Creative 2011
Hasil reliabilitas dapat dikatakan relibel apabila nilai alpha 0,6 dan apabila dibawah 0,6 maka dianggap tidak relibel.56
Tabel 3.4
Tingkat Reliabilitas Alpha Cronbach
Sumber : Uji Reliabilitas – Output SPSS 20
56
Ronny Kontur.MetodePenelitianuntukPenulisanSkripsi.Jakarta : PPM. 2005. Hal: 164
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
Berdasarkan hasil pengelolaan data diatas dengan menggunakan SPSS 20 dengan rumus Cronbach's Alpha menghasilkan angka sebesar 0,776. Dapat dinyatakan bahwa Hasil pengelolaan data diatas dapat diketahui pertanyaan yang hasilnya > r Tabel = 0,244 maka dari seluruh pertanyaan dinyatakan reliabel.
3.6 Teknik Pengumpulan Data 3.6.1 Data Primer
Merupakan data yang secara langsung diperoleh dari sumber data pertama di lokasi penelitian atau objek penelitian.57 Untuk memperoleh data yang dinginkan dalam penelitian ini, dilakukan dengan cara menyebarkan kuisioner kepada para remaja yang berada di wilayah Rt 001 Rw 04, Meruya Selatan, Jakarta Barat. Kuesioner tersebut yaitu berupa pertanyaan yang disusun secara tertulis guna memperoleh data berupa jawaban dari responden yaitu bagaimanakah citra komunitas Marsel Bulak-Buteng penyuka musik dangdut.
3.6.2 Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber kedua atau sumber sekunder dari data yang kita butuhkan.58 Dalam hal ini untuk memperoleh data dalam bentuk yang sudah jadi atau sudah tersedia yang dipergunakan untuk melengkapi data dari objek penelitian berhubungan dengan masalah yang diteliti yang berupa kajian kepustakaan. Kajian kepustakaan yang diperoleh melalui buku atau tulisan ilmiah yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. Yang diterima
57
Burhan Bungin. Op.Cit. 122 58
jadi setelah di timbang apakan berhubungan dengan penelitian. Serta penggunaan
website atau sumber lain untuk pelengkap data seperti Journal.
3.7 Teknik Analisa Data
Teknik analisis data digunakan sebagai proses untuk mengorganisasikan dan mengurutkan data dalam pola, kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data.59
Setelah data terkumpul dari hasil pengumpulan data dari kegiatan penelitian, selanjutnya kegiatan menganalisis data. Kegiatan menganalisis data ini terfiri dari tiga tahap60 :
1. Tahap persiapan
Pada tahap persiapan ini dilakukan beberapa kegiatan antara lain mengecek nama dan kelengkapan identitas responden, memeriksa instrumen pengisian data dan mengecek isian data.
2. Tahap tabulasi kegiatan
Tahap ini merupakan pengelompokan data dalam tabel frekuensi untuk mempermudah dalam menganalisa. Kegiatan tabulasi dalam hal ini yaitu :
59
RachmatKriyanto. TeknikPraktisiRisetKomunikasi. 2006 Jakarta L KencanaPrenada Media Group. Hal 163
60
a. Coding yaitu pembahsan kode untuk setiap data yang telah diedit. b. Skoring adalah pemberian skor terhadap jawaban responden untuk
memperoleh data kuantitatif yang diperlukan. Pada penelitian ini, digunakan skala likert yang sudah dimodifikasi untuk menentukan skor.
c. Tahap penerapan data. Analisa data yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Deskriptif bertujuan
untuk memberikan deskripsi mengenai subjek penelitian
berdasarkan data dari variabel yang diperoleh dari kelompok subjek yang diteliti dengan menggunakan tekhnik tabulasi dengan menyajikan hasil penelitian tabel distribusi frekuensi.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan skala Likert untuk menentukan sikap atau pendapat responden terhadap suatu pernyataan dengan memilih salah satu pilihan yang tersedia dan memberi pertanyaan positif untuk menghasilkan minat positif. Pertanyaan positif diberikan skor 5, 4, 3, 2, dan 1 bentuk jawaban skala Likert terdiri dari Sangat setuju, Setuju , Netral, Tidak setuju, Sangat tidak setuju. 61
Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok tentang kejadian atau gejala sosial. Dalam penelitian gejala sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya disebut sebagai variable peneliti.
61
Tabel 3.5 Skor Skala Likert
Skala Likert Pernyataan Positif (Skor)
Sangat Setuju 5
Setuju 4
Netral 3
Tidak setuju 2
Sangat tidak setuju 1
Sumber : H. Moch,Idochi Anwar, Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian, Bandung, Alfabeta, 2007
Penskalaan ini apabila dikaitkan dengan jenis data yang dihasilkan adalah data ordinal. Menurut Likert yang dikutip oleh Supranto62 bahwa format tipe Likert bisa dipergunakan yaitu dengan mengembangkan prosedur penskalaan dimana skala bisa mewakili suatu kontinum bipolar. Pertanyaan dalam kuisioner ini berjumlah 12 buah pertanyaan. Untuk mempermudah perhitungan akan dibuat tabel secara keseluruhan.
Variabel yang diukur dijabarkan menjadi indikator variable, kemudian indikator dijabarkan sebagai titik tolak dalam menyusun pernyataan yang kemudian masing-masing pernyataan diberikan skor. Pernyataan diajukan untuk menunjukan apakah responden menyatakan Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Netral
62
J Supranto. Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan Untuk Menaikan Harga Pasar. Jakarta: PT Rinka cipta cetakan kedua. 2001. hal 86
(N). Tidak Setuju (TS), Sangat Tidak Setuju (STS), dan dalam menilai suatu pernyataan tp-tiap pernyataan diasosiasikan (digabungkan) dalam suatu nilai atau skor masing-masing yaitu : 5, 4, 3 , 2, 1.
Untuk menentukan skor responden yang diperoleh, maka dapat digunakan rumus Quartil dalam Likert Summating Rating (LSR).63
1. Mencari Batas Bawah dan Batas atas dari skala likert :
Batas Bawah (B) = Jumlah Responden x Skor Terendah (1) x
Jumlah Pertanyaan
Batas Atas (A) = Jumlah Responden x Skor Tertinggi (5) x
Jumlah Pertanyaan 2. Mencari Range atau n
Range (A-B) atau n = (A-B)
3. Menghitung Quartil
Quartil 1 (Q1) B + n/4
Quartil 2 (Q2) B + n/2
Quartil 3 (Q3) B + n x ¾
Apabila total skor dari data lapangan (responden) berada antara:
B s/d Q1 maka : sangat negatif
> Q1 s/d < Q2 maka : negatif > Q2 s/d <Q3 maka : positif
> Q3 maka : sangat positif
63