21
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1Pengujian Validitas dan Reliabilitas
Untuk mengatahui lebih jelas mengenai hasil uji validitas dan reliabilitas angket penelitian ini, berikut penjelasannya :
1. Pengujian Validitas
Uji validitas merupakan tingkat kemampuan instrumen untuk mengungkap sesuatu yang menjadi sasaran pokok pengukuran yang dilakukan instrumen tersebut (Hadi, 2004). Suatu instrumen dikatakan valid apabila memiliki nilai r hitung (correlation product moment person) dan nilainya positif (+) serta > r-tabel (Ghozali, 2005).
Berikut hasil uji validitas pola asuh orang tua, dan kemandirian siswa,
Tabel 4.1
Hasil Uji Validitas
No. Pola Asuh Ket Kemandirian Ket
r-hitung r-tabel r-hitung r-tabel
1 0,44 0,361 Valid 0,267 0,361 Gugur
22
Tabel 4.1
Hasil Uji Validitas
(Lanjutan)
No. Pola Asuh Ket Kemandirian Ket
r-hitung r-tabel r-hitung r-tabel
16 0,56 0,361 Valid 0,042 0,361 Gugur
Sumber : Data Primer Yang Diolah, 2017
23 2. Pengujian Reliabilitas
Reliabilitas alat ukur menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran dengan alat tersebut dapat dipercaya. Hal ini ditunjukkan dengan taraf keajekan (konsistensi) skor yang diperoleh oleh para subjek yang diukur dengan alat yang sama atau diukur dengan alat yang setara pada kondisi yang berbeda (Suryabrata, 2000). Uji reliabilitas penelitian dalam penelitian ini menggunakan standar reliabilitas yang dikemukakan oleh Azwar (2006) yaitu :
α < 0,7 : tidak reliabel
0,7 ≤ α < 0,8 : cukup reliabel
0,8 ≤ α < 0,9 : reliabel (baik)
α ≥ 0,9 : sangat reliabel (sangat baik)
Hasil uji reliabilitas kuesioner pola asuh, dan kemandirian belajar dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 4.2
Hasil Uji Reliabilitas
Variabel Cronbach Alpha
Pola Asuh 0,9084
Kemandirian Belajar 0,9047
Sumber : Data Primer Yang Diolah, 2017
Hasil uji reliabilitas menunjukkan bahwa nilai cronbach alpha pola asuh adalah sebesar 0,9084, dan kemandirian belajar adalah sebesar 0,9047. Hal tersebut menunjukkan bahwa kuesioner penelitian berada pada taraf sangat reliabel (sangat baik) (Azwar, 2006).
4.2Hasil Penelitian
1. Karakteristik Responden Penelitian
a. Jenis Kelamin
24
Tabel 4.3
Jenis Kelamin Responden
Jenis Kelamin Frekuensi Persentase (%)
Laki-laki 47 65,30
Wanita 25 34,70
Total 72 100,00
Sumber : Data Primer Yang Diolah, 2017
Melihat tabel di atas, maka dapat dijelaskan bahwa mayoritas responden berjenis kelamin laki-laki (47 orang atau 65,30%). Sedang minoritas responden berjenis kelamin perempuan yaitu 25 orang (34,70 %).
b. Usia Responden Penelitian
Untuk mengetahui tingkat usia responden penelitian dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 4.4
Usia Responden Penelitian
Usia Jumlah Persentase (%)
15 20 27,80
16 46 63,90
17 6 8,30
Total 72 100,00
Sumber : Data Primer Yang Diolah, 2017
Tabel di atas menjelaskan bahwa mayoritas responden (46 orang atau 63,90%) adalah berusia 16 tahun, sedang minoritas responden (6 orang atau 8,30%) adalah berusia 17 tahun. Sedang lainnya 20 orang (27,80%) berusia 15 tahun.
2. Analisis Hasil Pengukuran Variabel Penelitian
a. Penilaian Pola Asuh Orang Tua
25
Tabel 4.5
Pola Asuh Orang Tua Siswa
Tipe Pola Asuh Jumlah Persentase (%)
Demokratis 34 47,20
Otoriter 10 13,90
Permisif 28 38,90
Total 72 100,00
Sumber : Data Primer Yang Diolah, 2017
Tabel 4.4 menunjukkan bahwa mayoritas siswa menilai bahwa pola asuh yang diterapkan oleh orang tua mereka adalah pola asuh demokratis (34 orang atau 47,20%), sementara minoritas siswa menilai bahwa pola asuh yang diterapkan adalah otoriter (10 orang atau 13,90%), sementara lainnya, yaitu 28 orang siswa (38,90%) menilai pola asuh orang tua mereka termasuk pola asuh permisif.
b. Penilaian Kemandirian Belajar
Berikut penilaian kemandirian belajar siswa SMA Virgo Fidelis Bawen,
Tabel 4.6
Penilaian Kemandirian Belajar Siswa
Kemandirian Belajar Jumlah Persentase (%)
Buruk 0 0,00
Cukup 8 11,10
Baik 64 88,90
Total 72 100,00
Sumber : Data Primer Yang Diolah, 2017
26
c. Tabulasi Silang Pola Asuh dengan Kemandirian Belajar
Tabulasi silang dalam penelitian ini digunakan untuk mempermudah penjelasan hubungan antara pola asuh dengan kemandirian belajar, berikut penjelasannya:
Tabel 4.7
Tabulasi Silang Pola Asuh dengan Kemandirian Belajar
Sumber : Data Primer Yang Diolah, 2017
Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa yang didik dengan pola asuh demokratis sebagian besar memiliki kemandirian belajar yang baik (33 orang atau 45,80%), sementara minoritas siswa (1 orang atau 1,40%) dinilai memiliki kemandiri yang cukup.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa yang didik dengan pola asuh otoriter, mayoritas dinilai memiliki kemandirian belajar baik (6 orang atau 8,30%), dan minoritas dinilai memiliki kemandirian belajar cukup (4 orang atau 5,6%).
Sementara siswa yang didik orang tua mereka dengan pola asuh permisif, mayoritas siswa dinilai memiliki kemandirian belajar baik (25 orang atau 34,70%), dan 3 orang (4,2%) dinilai memiliki kemandirian belajar cukup.
27
memiliki kemandirian belajar cukup, pada siswa yang didik dengan pola asuh otoriter yang memiliki kemandirian belajar cukup sebanyak 4 orang (5,60%), sementara siswa yang didik dengan pola asuh permisif yang dinilai memiliki kemandirian belajar dinilai cukup sebanyak 3 orang (4,20%). Dengan demikian pola asuh demokratis lebih baik dibanding pola asuh otoriter maupun permisif, sementara pola asuh permisif lebih baik dari pol asuh otoriter.
4.3Hasil Analisis Data
Dalam pengujian hipotesis penelitian, teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan uji non-parametrik Kruskal-Wallis. Uji Kruskal-Wallis pada statistik non-parametrik dapat digunakan pada sampel independen dengan kelompok lebih dari dua. Dengan alat analisis ini akan terjawab apakah hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini diterima atau ditolak. Adapun hasilnya adalah sebagai berikut :
Tabel 4.8
Test Statistics(a,b)
Kemandirian Belajar
Chi-Square 13,855
df 2
Asymp. Sig. ,001
a Kruskal Wallis Test
b Grouping Variable: Pola Asuh
Sumber : Data Primer Yang Diolah, 2017
28 4.4Pembahasan
Hasil uji non-parametrik Kruskal-Wallis untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan yang signifikan kemandirian belajar berdasar Pola Asuh Orang Tua Siswa Kelas XI SMA Virgo Fidelis Bawen diperoleh nilai p-value (0,001) < 0,05, sehingga pernyataan hipotesis penelitian ”Ada perbedaan yang signifikan kemandirian belajar berdasar Pola Asuh Orang Tua Siswa Kelas XI
SMA Virgo Fidelis Bawen”, diterima. Hasil penelitian ini sejalan dengan apa yang dikemukan oleh Asrori (200), bahwa salah satu faktor yang memepengaruhi kemandirian seorang anak adalah pola asuh orang tua. Selain itu hasil penelitian juga sejalan dengan pendapat Basri (Nopianti, 2010:32), bahwa kemandirian belajar siswa juga dipengaruhi oleh faktor-faktor yang terdapat di luar dirinya (faktor eksogen), seperti halnya pola asuh orang tua.
Pola asuh orang tua adalah suatu cara terbaik yang dapat di tempuh orang tua dalam mendidik anak sebagai perwujudan dari rasa tanggung jawab kepada anak. Jika Pendidikan keluarga dapat berlangsung dengan baik maka mampu menumbuhkan perkembangan kepribadian anak menjadi manusia dewasa yang memiliki sikap posiif terhadap agama, kepribadian yang kuat dan mandiri, potensi jasmani dan rohani serta intelektual yang berkembang secara optimal (Thoha, 1996). Berdasarkan penjelasan tersebut maka dapat dikatakan bahwa pola asuh orang tua akan menghasilkan output yang berbeda-beda dari setiap anak.
29
maupun permisif, sementara pola asuh permisif lebih baik dari pol asuh otoriter.
Apa yang ditemukan tersebut juga sejalan dengan pendapat Baumrind (2010), bahwa pola asuh orang tua dengan tipe pola asuh demokratis akan lebih bersikap rasional, selalu mendasari tindakannya pada rasio atau pemikiran-pemikiran. Orang tipe ini juga bersikap realistis terhadap kemampuan anak. Pola asuh otoriter, orang tua dengan pola asuh seperti ini cenderung memaksa, memerintah, menghukum. Apabila anak tidak mau melakukan apa yang dikatakan oleh orang tua, maka orang tua tipe ini tidak segan menghukum anak. Sementara pola asuh permisif, orang tua dengan pola asuh ini cenderung tidak menegur atau memperingatkan anak apabila anak sedang dalam bahaya, dan sangat sedikit bimbingan yang diberikan oleh orang tua. Namun orang tua tipe ini biasanya bersifat hangat, sehingga seringkali disukai oleh anak.