• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengan Ibu Usia Remaja dalam Menjalani Inisiasi menyusu Dini di RSUD Kota Pdangsidimpuan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengan Ibu Usia Remaja dalam Menjalani Inisiasi menyusu Dini di RSUD Kota Pdangsidimpuan"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

1.1 Latar Belakang

Bayi baru lahir memiliki hak untuk segera menyusu dini dengan membiarkan bayi menemukan puting ibunya sendiri untuk pertama kali. Inisiasi menyusu dini yaitu proses meletakkan bayi yang baru lahir di dada ibunya sehingga kulit ibu melekat pada kulit bayi dan merangkak mencari payudara dalam satu jam pertama setelah bayi lahir (Roesli, 2012). Inisiasi menyusu dini merupakan suatu program yang sedang dianjurkan pemerintah pada bayi baru lahir untuk segera menyusu sendiri pada ibunya. Inisiasi menyusu dini dilakukan langsung setelah lahir, tidak boleh ditunda dengan kegiatan menimbang atau mengukur bayi (Maryunani, 2012).

(2)

Pelaksanaan Inisiasi menyusu dini yaitu kontak langsung antara kulit ibu dan kulit bayi sekitar satu jam sampai bayi selesai menyusu. Bayi ditengkurapkan di dada atau di perut ibu segera setelah seluruh badan dikeringkan kecuali pada telapak tangannya. Kedua telapak tangan bayi dibiarkan tetap terkena air ketuban karena bau dan rasa cairan ketuban sama dengan bau yang dikeluarkan payudara ibu, dengan demikian ini menuntun bayi untuk menemukan puting (Roesli, 2012). Pelaksanaan Inisiasi menyusu dini ternyata tidak mudah dilakukan. Hanya sekitar 14% ibu yang berhasil memberikan air susu ibu untuk bayi nya padahal ASI sangat bermanfaat untuk tumbuh kembang anak. Minimnya jumlah tersebut disebabkan kurangnya pengetahuan ibu. Banyak ibu yang tidak mendapatkan informasi atau tidak tahu apa yang harus dilakukan saat pertama bayi lahir, terlebih bila pihak rumah sakit tidak mendukung dengan mengkondisikan ibu dalam melakukan inisiasi menyusu dini (Maryunani, 2012). Respon ibu terhadap pelaksanaan inisiasi menyusu dini akan mempengaruhi pelaksanaan inisiasi menyusu itu sendiri. Ibu yang memberikan respon positif terhadap pelaksanaan inisiasi menyusu dini akan mempengaruhi respon interaksi selanjutnya yaitu praktik menyusui sehingga ibu dapat memberikan ASI secara eksklusif (Astuti, 2012).

(3)

493 remaja putri melahirkan pada usia 15-19 tahun, dengan insiden 41,7 kelahiran dari 1000 wanita, dimana sebagian besar mengatakan kehamilannya tidak terencana dan tidak diinginkan (Murray & McKinney, 2007).

Berdasarkan data Riskesdas (2010) angka perkawinan remaja masih tinggi di Indonesia, sebanyak 11,5% remaja usia 15-19 tahun telah menikah. Hal ini menunjukkan bahwa perkawinan usia remaja cenderung tinggi yang kemudian hamil dan melahirkan anak, sehingga remaja harus menjalankan peran sebagai orangtua. Peran ibu pada usia remaja sering menimbulkan konflik antara tugas perkembangan usia remaja dan tugas menjadi seorang ibu. Remaja yang memiliki karakteristik berfokus pada diri sendiri dan kebutuhan diri, harus bersikap empati pada bayi baru lahir dalam melakukan inisiasi menyusu dini, hal ini beresiko menimbulkan rendahnya pengalaman ibu usia remaja dalam menjalani inisiasi menyusu dini (Kusmiran, 2011).

(4)

nyawa bayi kurang dari 28 hari dapat diselamatkan, jika mulai menyusui pertama saat bayi berusia lebih dari 2 jam dan dibawah 24 jam pertama, tinggal 16% nyawa bayi dibawah 28 hari dapat diselamatkan.

Persentase bayi dengan inisiasi menyusu dini di Indonesia kurang dari satu jam setelah bayi lahir adalah 29,3%, tertinggi di Nusa Tenggara Timur 56,2% dan terendah di Maluku 13,0%. Sebagian besar proses mulai menyusui dilakukan pada kisaran waktu 1-6 jam setelah bayi lahir tetapi masih ada 11,1% proses mulai disusui dilakukan setelah 48 jam. Inisiasi menyusu dini di Sumatera Utara sendiri terdapat 20,2% pada waktu kurang dari satu jam pertama dan 34,0% pada 1 sampai 6 jam berikutnya (Riskesdas, 2010).

Berdasarkan data yang didapatkan dari Dinas Provinsi Sumatera Utara dan Dinas Kesehatan Kota Medan tahun 2011, cakupan pelaksanaan Inisiasi menyusu dini hanya 38,2% di Provinsi Sumatera Utara, sedangkan di Kota Medan sebanyak 2,23%, dan di Kota Padangsidimpuan hanya sebanyak 1,23% padahal cakupan pelaksanaan IMD yang ditargetkan dalam Program Pembangunan Nasional dan Strategi Nasional Program Peningkatan Cakupan Air Susu Ibu adalah sebesar 80%. Hal ini menunjukkan keadaan yang cukup memprihatinkan, sehingga perlu upaya serius dan bersifat segera ke arah yang dapat meningkatkan keberhasilan program ASI eksklusif dengan cara inisiasi menyusu dini (Depkes RI, 2011).

(5)

ASI ekslusif yaitu pengetahuan dan pengalaman ibu yang kurang serta faktor ibu yang tidak difasilitasi dalam menjalani inisiasi menyusu dini. Hasil penelitian yang dilakukan Ervina (2010) menunjukkan bahwa pengetahuan ibu tentang inisiasi menyusu dini di Poliklinik Ibu Hamil RSUP Haji Adam Malik Medan berada dalam kategori cukup.

RSUD Kota Padangsidimpuan merupakan rumah sakit yang terdapat di Kota Padangsidimpuan. Di ruangan bersalin (rumah sakit sayang ibu) RSUD jumlah kelahiran bayi pada ibu usia remaja pada tahun 2014 sebanyak 275 bayi, 180 orang (41,3%) bayi di antaranya mendapat inisiasi menyusu dini dan yang tidak melakukan inisiasi menyusu dini saat satu jam setelah kelahiran hanya sekitar 95 orang, hal ini disebabkan ibu menolak untuk dilakukan Inisiasi menyusu dini karena masih merasakan nyeri dan tidak memiliki cukup susu untuk memulai menyusu. Menjalani inisiasi menyusu dini pada ibu usia remaja menjadi fenomena yang layak diteliti karena masih tinggi perkawinan di usia remaja dan pengetahuan yang relatif rendah.

Berdasarkan fenomena diatas, peneliti tertarik untuk lebih menggali bagaimana pengalaman ibu usia remaja dalam menjalani inisiasi menyusu dini di RSUD Kota Padangsidimpuan.

1.2 Rumusan Masalah

(6)

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk menggali pengalaman Ibu usia remaja dalam menjalani Inisiasi menyusu dini di RSUD Kota Padangsidimpuan.

1.4Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat bagi Pendidikan Keperawatan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan landasan konsep bagi perkembangan ilmu keperawatan atau sumber informasi bagi mahasiswa terkait dengan asuhan keperawatan pada ibu usia remaja dalam menjalani inisiasi menyusu dini di rumah sakit sehingga dapat meningkatkan derajat kesehatan ibu dan bayi.

1.4.2 Manfaat bagi Pelayanan Keperawatan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi pada perawat dalam memberikan pendidikan kesehatan dan asuhan keperawatan untuk meningkatkan pelayanan keperawatan tentang pentingnya inisiasi menyusu dini dan menempatkan ibu usia remaja sebagai prioritas yang tinggi dalam menjalani inisiasi menyusu dini sehingga mendukung terlaksananya program inisiasi menyusu dini.

1.4.3 Bagi Penelitian selanjutnya

Referensi

Dokumen terkait

Ibu hamil kurang memperoleh informasi tentang inisiasi menyusu dini dari tenaga kesehatan dan saat pengalaman melahirkan sebelumnya lebih dari setengah ibu hamil yang tidak

Tahapan prilaku bayi dalam melaksanakan Inisiasi Menyusu dini Jika bayi baru lahir segera dikeringkan dan diletakkan diperut ibu dengan kontak kulit ke kulit dan

Dari hasil penelitian yang dilakukan pada 37 responden didapatkan bahwa pengetahuan ibu hamil tentang inisiasi menyusu dini khususnya tentang perilaku bayi pada

Karena keberhasilan inisiasi menyusu dini ini akan memberikan beberapa keuntungan baik untuk bayi dan ibu, seperti membantu bayi tetap hangat dan dimungkinkan memiliki peran

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perawatan rutin bayi baru lahir terhadap keberhasilan inisiasi menyusu dini di Ponek RSUD Kabupaten Jombang

Karena keberhasilan inisiasi menyusu dini ini akan memberikan beberapa keuntungan baik untuk bayi dan ibu, seperti membantu bayi tetap hangat dan dimungkinkan memiliki peran

Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Widyastuti (2016), tentang pengetahuan ibu bersalin terhadap pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini

Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui frekuensi dari karakteristik usia ibu, tingkat pendidikan ibu, pekerjaan ibu, metode bersalin, berat badan lahir bayi,mengetahui frekuensi