Menjelaskan posisi benda langit pada bola langit.
Memilih sistem koordinat yang tepat untuk
menjelaskan sebuah situasi. Koordinat itu berada
pada permukaan bola.
Melakukan transformasi antar sistem koordinat
yang berbeda.
Melakukan koreksi terhadap posisi pengamatan.
Menjelaskan konsep gerak diri bintang, gerak
Apa yang disebut dengan Astronomi Bola?
1.
Benda-benda langit tampak melekat pada
sebuah bentuk setengah bola yang
memiliki diameter tak terhingga
2.
Posisi sebuah benda pada permukaan bola
: Arah pada permukaan bola
3.
Didefinisikan tata koordinat 2 Dimensi
Z N O G1 G'1
*
S2 S'2*
S1 S'1Gambar 1. Proyeksi posisi S1 dan S2 pada Bola langit
Jarak sudut antara dua bintang, S1 dan S2 didefinisikan sebagai besar sudut S OS1 2 = besar sudut S OS1' 2 ' atau S OG2 1 =S OG'2 '1. Jarak ke bintang-bintang tidak diperhitungkan (tampak terproyeksi pada bola langit di di S1’, S2’, dan G1’ (lihat Gambar 1).
*
Polaris
Bumi
Bola langit yang berputar
Kutub Langit Selatan (KLS) KLU
Ekuator langit
Gambar 2. Bola langit yang menunjukkan KLU, KLS dan Equator langit. Bintang Polaris terletak dekat sekali dengan KLU
Proyeksi kutub-kutub Bumi pada bola langit adalah Kutub Langit Utara (KLU) dan Kutub Langit Selatan (KLS)
Cosmogony
A
cosmogony
is theory about Earth’s place in the
universe.
A
geocentric
cosmogony is a theory that proposes
Earth to be at the center of the universe.
A
heliocentric
cosmogony is a theory that proposes
the Sun to be at the center of the universe.
Which is the geocentric cosmogony and
which is the heliocentric cosmogony?
Planets were often called
wandering stars
because
they move from one constellation to the next.
For most of human history, we have thought
the universe was geocentric
Copernicus devised the first
comprehensive heliocentric
cosmology to successfully
explain retrograde motion
Gerak Semu Planet
Gambar 17 Gerak Retrograde Planet Mars
Copernicus devised the first
comprehensive heliocentric
cosmology to successfully
explain retrograde motion
Gambar 18. Ilustrasi gerak Retrograde
Orbit Bumi
Venus Bumi
Gambar 19. Konjungsi dan Oposisi beberapa planet
Mars Konjungsi
Periode Sinodis
•Fenomena dari konsep geosentrik
•Interval waktu dari dua buah konfigurasi planet-Matahari yang sama
•P1=periode sideris planet/Bumi •P2=periode sideris Bumi/planet •S = periode sinodis planet
•Relasi periode sideris dan periode sinodis planet: 1/S = 1/P1 - 1/P2
•Kasus 1: Jika planet inferior, P1 = periode sideris planet dan P2=periode sideris Bumi
•Kasus 2: Jika planet superior, P1 = periode sideris Bumi dan P2=periode sideris planet
Fasa planet
Fasa (q)= 0.5(1+cos f)
f = sudut yang dibentuk Matahari-Planet-Bumi
Kasus 1: planet inferior konjungsi inferior, f = 180o ,, permukaan planet yang gelap menghadap Bumi, cth. Bulan baru
Kasus 2: planet inferior konjungsi superior, f = 0o , permukaan planet yang terang menghadap Bumi, cth. Bulan purnama
Kasus 3: planet superior, 0 <= f<90o,
f=0 bila oposisi
f mendekati 90 bila pada mendekati poisisi kuadratur timur atau barat
Untuk menghitung fasa setelah konjungsi inferior planet inferior atau setelah oposisi planet superior:
tanf=.(a sinq) / (b – a cosq) , a dan b merupakan panjang radius vektor
Matahari-Bumi dan Matahari-Planet
Bola langit yang berputar KLS KLU Bumi Ekuator langit dan horizon
* Lingkaran harian bintang
Gambar 5. Bola langit dilihat dari Kutub Utara (KU)
Di Kutub. Jika kita berdiri di salah satu kutub, sumbu rotasi benda langit (sebenarnya Bumi) adalah poros KLU-KLS. Bintang-bintang akan tampak berputar melingkar terhadap titik tepat di atas kepala. Bintang tidak terbit dan tidak terbenam. Lintasan yang ditempuh bintang dalam bola langit ini disebut lingkaran harian.
KLU KLS Bumi
Ekuator langit
Bola langit
*
Di Ekuator. Jika kita berdiri di ekuator, ekuator langit membentang melintas kepala kita, dari Timur ke Barat dan sumbu rotasi langit adalah garis dari Utara ke Selatan. Dari ekuator, bintang tampak terbit tegak lurus di horizon timur dan terbenam di horizon barat. Dari ekuator kita bisa melihat semua bintang.
Gambar 6.Bola langit dilihat dari Ekuator
Ekliptika Maret Juni September Desember U S 23½
Ekliptika
Gambar 7. Revolusi Bumi mengitari Matahari
Gerak Matahari Ekuator langit Ekliptika 22 Jun 22 Des 21 Mar 23 Sep
Gambar 8.Gerak tahunan Matahari pada bola langit
Dari titik pandang Bumi, Matahari seolah-olah bergerak pada bola langit.
Bumi Kutub Utara Ekuator Greenwich, England Meridian Greenwich Suatu tempat pada Bumi Meridian suatu tempat bujur lintang
Gambar 9 .Sistem Lintang-Bujur
Sistem Koordinat
*
Lintasan vertikal bintang KLU Meridian lokal pengamat Zenith Nadir U S Horizon pengamat B T Azimuth tinggi
Ekliptika Ekuator langit Bola langit KLU Vernal equinox a
Gambar 11. Asensiorekta dan Deklinasi
*
Waktu
Ada tiga satuan standar waktu yaitu:
a. Hari : panjang waktu satu kali rotasi Bumi
i. Hari matahari (solar day): Acuan matahari. Interval waktu dari saat terbit Matahari ke saat terbit berikutnya atau dari saat terbenam Matahari ke saat terbenam berikutnya
ii. Hari sideris (siderial day) : Acuan bintang. Interval waktu dari saat sebuah bintang berada di atas kepala sampai bintang tersebut kembali berada di atas kepala.
b. Tahun: panjang waktu satu kali revolusi Bumi c. Bulan : panjang waktu satu kali rotasi Bulan
Bumi pada t1 Bumi pada t2
ke bintang
Gambar 12. Perbedaan antara hari matahari dan hari sideris
Satu hari matahari = 24 jam
Satu hari sideris = 23 jam 56 menit
U S B Horizon KLU ♀ Pengamat Z Meridian pengamat Ekuator langit T
Sudut Jam
Gambar 13. Sudut Jam : seberapa jauh sebuah bintang sudah meninggalkan meridian (titik sigma, ) ke arah Barat
Waktu Sideris
Hari sideris dimulai ketika vernal equinox ada di meridian lokal (SJ
)
=0) dan berakhir ketika vernal equinox kembali melintas di meridian (23 jam 56 menit waktu (hari kemudian)).Titik acuan waktu dsideris adalah vernal equinox (titik = Aries). Waktu sideris Lokal (WSL) didefinisikan sebagai sudut jam dari vernal equiniox SJ )
( )
WSL = SJ Equation 1
Sebuah bintang yang diperlihatkan dengan lingkaran jam, memiliki asensiorekta a (diukur ke arah Timur dari titik dan sudut jam, SJ (diukur ke arah barat dari titik
).
Perhatikan:
( ) 0
a = WSL = SJ(*)a(*) Equation 2
Jika * (bintang) diganti dengan , akan diperoleh: ( ) ( )
WSL = SJ a Equation 3
Ekuator langit KLU WSL = SJ () Vernal Equinox ()
Gambar 14. Definisi Waktu Sideris Lokal
Lingkaran mencerminkan equator langit dan titik di pusat lingkaran adalah KLU. Panjang panah menyatakan sudut jam dari vernal equinox. Sudut jam diukur ke arah Barat (searah jarum jam bila dilihat dari Utara) dari titik sigma, , ke vernal equinox.
Ekuator langit KLU SJ () Vernal quinox WSL * a ()
Fasa Bulan
Orbit Bumi
Ke Matahari
Gambar 22. Arah Rotasi Bumi
Sore
Geometri Bola dan
Geometri Bidang Datar
Bidang Datar
Bila 2 garis tegak lurus
garis ke 3, maka ke-2 garis tersebut sejajar
Bila 2 garis tak sejajar,
maka ke-2 garis itu akan memotong di satu titik
Bidang Bola
Bila 2 garis tegak lurus
garis ke 3, maka ke 2 garis tersebut belum tentu sejajar
Bila 2 garis tak sejajar, maka ke-2 garis itu
belum tentu memotong di satu titik
Geometri Bola dibentuk oleh: lingkaran besar, lingkaran kecil, dan sudut-sudut bola
Lingkaran Besar yaitu lingkaran pada permukaan bola yang
pusatnya berimpit dengan pusat bola dan membagi bola sama besar
Lingkaran kecil yaitu lingkaran pada permukaan bola tetapi
pusatnya tidak berimpit dengan pusat bola
Kutub yaitu titik potong garis tengah yang tegak lurus
bidang lingkaran besar dengan bola
Sudut bola yaitu sudut yang terbentuk jika dua lingkaran
besar berpotongan.
Segitiga Bola terbentuk jika tiga lingkaran besar saling
berpotongan satu dengan yang lain membentuk suatu bagian dengan 3 sudut yang mengikuti ketentuan:
– Jumlah dua sudut bola > sudut ke-3
– Jumlah ketiga sudut > 180 derajat
Kutub Kutub
Pusat Bola
Lingkaran kecil
Lingkaran besar
Geometri Bola
Lingkaran kecil
Lingkaran besar
Sifat-sifat
segitiga bola
Sudut A, B, dan C adalah sudut bola; dan a, b, dan c adalah sisi-sisi segitiga bola ABC. 0 < (a + b + c) < 360
180 < (A + B + C) < 540
a + b > c, a + c > b, b + c > a a > b A > B ; a = b A = B
Ekses sudut bola, yaitu selisih
antara jumlah sudut-sudut A, B, dan C sebuah segitiga bola dengan radians (180°) adalah: E = A + B + C (rad)
a
b
Formula Segitiga
Bola
Empat buah formula yang
biasa digunakan adalah
:
• Formula cosinus demikian pula • Formula sinus A cos c sin b sin c cos b cos a cos =
B
cos
a
sin
c
sin
a
cos
c
cos
b
cos
=
c
sin
C
sin
b
sin
B
sin
a
sin
A
sin
=
=
A
cos
c
cos
b
sin
c
sin
b
cos
B
cos
a
sin
=
B
cot
C
sin
b
cot
a
sin
C
cos
a
cos
=
a
b
c
• Formula empat bagian
Formula Sinus:
sin
sin
sin
sin
sin
sin
A
B
C
a
=
b
=
c
Catatan: untuk
a, b, c
yang kecil
(dalam radian):
sin
A
sin
B
sin
C
a
=
b
=
c
(Aturan sinus untuk
Segitiga Bola Siku-Siku
Segitiga bola dengan
sedikitnya
satu buah
sudutnya sama dengan 90
disebut
segitiga
bola siku-siku
.
C
A
B
90
Khusus pada segi-tiga
bola siku-siku berlaku
aturan “NAPIER”,
yaitu aturan putaran
lima unsur.
a
b
Aturan Napier
(siku-siku di B)
Sinus unsur tengah = hasil kali tangen unsur yang mengapit
Sinus unsur tengah = hasil kali cosinus unsur yang berhadapan a 90 - A c 90 - B 90 - C
Tata Koordinat Astronomi
Komponen-komponen dasar pada Tata Koordinat Astronomi:
Lingkaran Dasar Utama: yang membagi bola menjadi 2
belahan, belahan utara dan belahan selatan
Kutub-kutub: pada diameter bola yang tegak lurus lingkaran
dasar utama
Lingkaran Dasar ke-2: lingkaran besar yang melalui
kutub-kutub lingkaran dasar utama, tegak lurus lingkaran dasar utama
Titik asal: titik acuan pengukuran besaran koordinat I Koordinat I(“absis”): dihitung dari titik asal sepanjang
lingkaran dasar utama
Koordinat II(“ordinat”): dihitung dari lingkaran dasar
KS KU
Lingkaran Dasar Utama Lingkaran Dasar Kedua
Tata Koordinat Bumi
Lingkaran Dasar Utama: lingkaran
Ekuator
Kutub-kutub:
Kutub Utara (KU)
danKutub Selatan (KS)
Lingkaran Dasar ke-2: lingkaran besar yang melalui meridianpengamat
Titik asal: titik potong ekuator dengan meridian Greenwich Koordinat I: bujur, atau , dihitung dari meridian
Greenwich ke meridian pengamat:
0° < < 180° atau 0h < < 12h ke timur dan ke barat
Koordinat II: lintang f, dihitung:
0° < f < 90° ke arah KU, dan -90° < f < 0° ke arah KS
Sistem Koordinat Bumi
•Lingkaran besar adalah lingkaran yang berpusat di pusat bola Bumi.
•Panjang busur lingkaran besar merupakan sudut yang dibentuk oleh kedua ujungnya dilihat dari pusat bola Bumi. •Lingkaran besar merupakan geodesik (jarak terpendek antara dua titik di permukaan bola).
Lingkaran
kecil
yang
sejajar
dengan
khatulistiwa
disebut
lingkaran
lintang
(parallel of latitude).
Keliling sebarang lingkaran kecil untuk suatu
lintang tertentu:
Keliling = 360
0x cos (
f
)
Panjang busur lingkaran kecil di antara dua
buah bujur:
Exercise
Alderney, di Kepulauan Channel, memiliki
bujur 2°W dan lintang 50°N. Sementara
Winnipeg di Kanada, memiliki bujur 97°W
dan lintang 50°N. Berapakah jarak pisah
kedua kota, dalam
mil laut
, di sepanjang
Exercise
Jarak di sepanjang
parallel of latitude
adalah
x
cos(
f
) = (97° - 2°) cos(50°)
= 61,06°
Dengan mengingat 1° = 60 mil laut, maka jarak pisah
kedua kota adalah 61,06 x 60 =
3663 mil laut.
Catatan:
1 mil laut
busur lingkaran besar sepanjang 1 menit
busur di permukaan Bumi.
Tata Koordinat Horison
Lingkaran Dasar Utama:
Bidang Horison
Kutub-kutub:
Titik Zenit (Z)
danTitik Nadir (N)
Lingkaran Dasar ke-2: lingkaran besar yang melalui
meridian pengamat
Titik asal: Titik
Utara
. Titik-titik Utara, Selatan, Barat, danTimur adalah titik kardinal
Koordinat I: azimut, A diukur dari Utara ke Timur,
0° < A < 360°
Koordinat II: tinggi bintang h, diukur dari lingkaran
horison:
0° < h < 90° ke arah Z, dan
Tata Koordinat Ekuatorial I
(
HA-DEC
)
Lingkaran Dasar Utama:
Ekuator Langit
Kutub-kutub:
Kutub Utara Langit (KUL)
danKutub Selatan Langit (KSL)
Lingkaran Dasar ke-2: meridian pengamat
Titik asal: Titik , yang merupakan perpotongan meridian
pengamat dengan lingkaran ekuator langit
Koordinat I: sudut jam HA, diukur ke arah barat:
0h < HA < 24h
Koordinat II: deklinasi, , diukur:
0° < < 90° ke arah KUL, dan -90° < < 0° ke arah KSL
Tata Koordinat Ekuatorial II
(RA-DEC) Lingkaran Dasar Utama:
Lingkaran
Ekuator
Kutub-kutub:Kutub Utara Langit (KUL)
danKutub Selatan Langit (KSL)
Lingkaran Dasar ke-2: meridian pengamat
Titik asal: Titik , yang merupakan perpotongan ekuator dan ekliptika
Koordinat I: asensiorekta, a, diukur dari titik ke arah timur: 0h < a < 24h
Koordinat II: deklinasi, , diukur
0° < < 90° ke arah KUL, dan -90° < < 0° ke arah KSL
Tata Koordinat Ekliptika
Lingkaran Dasar Utama:
Bidang Ekliptika
Kutub-kutub:
Kutub Utara Ekliptika (KUE)
danKutub Selatan Ekliptika (KSE)
Titik asal: Titik
Koordinat I: bujur ekliptika, , diukur dari titik ke arah
timur: 0h < < 24h
Koordinat II: lintang ekliptika, b, diukur dari bidang
ekliptika ke bintang :
0° < b < 90° ke arah KUE, dan -90° < b < 0° ke arah KSE
Lintasan Harian Benda Langit
Terbit, Terbenam, dan Kulminasi/TransitSetiap benda langit bergerak pada lingkaran kecil yang sejajar ekuator dan berjarak . Benda bergerak dari bawah horison ke atas horison di sebelah timur. Peristiwa ini disebut sebagai
terbit. Lalu benda terbenam, yaitu bila benda bergerak dari atas horison ke bawah horison, di sebelah barat. Saat terbit atau terbenam, z = 90 dan h = 0.
Besarnya HA (terbit/terbenam) menyatakan waktu yang ditempuh benda langit dari terbit sampai transit atas (HA = 0h = 0 ), dan dari transit atas sampai terbenam.
Bintang Sirkumpolar
Bintang bisa diamati jika berada di atas horison. Ada bintang yang tidak pernah terbenam atau tidak pernah terbit. Bintang bintang ini disebut sebagai Bintang Sirkumpolar.
Pada bintang sirkumpolar di atas horison, berlaku:
z(transit bawah) 90 ; jika:
90 - f , untuk belahan bumi utara
f- 90, untuk belahan bumi selatan
Pada bintang sirkumpolar di bawah horison, berlaku: z(transit atas) 90 ; jika:
f - 90 , untuk belahan bumi utara
Senja dan Fajar
Pada saat Matahari terbenam, cahayanya masih dapat menerangi Bumi. Ketika Matahari berada 18 di bawah horison, pengaruh terang tersebut sudah hilang. Selang
antara matahari terbit atau terbenam dengan saat jarak zenitnya 108
disebut sebagai fajar atau senja.
*
z
= 90,h
= 0 terbit/terbenam *z
= 96,h
= - 6 fajar/senja sipil *z
= 102,h
= -12 fajar/senja nautikaPergerakan Tahunan Matahari
Matahari mengitari Bumi pada bidang ekliptika
posisinya dalam koordinat ekliptika berubah
terhadap waktu
posisi pada koordinat
ekuator juga berubah
Dalam 1 tahun,
a
berubah dari 0
hsampai 24
hdan
berubah dari -23,27
sampai + 23,27
Posisi Matahari dalam koordinat ekuator
II dan ekliptika
Tanggal (h) b () (ah) () lokasi21 Maret 0 0 0 0 Titik musim semi
22 Juni 6 0 6 +23.27 Titik musim
panas
23 Sept. 12 0 12 0 Titik musim
gugur
22 Des. 18 0 18 -23.27 Titik musim
Posisi titik
terhadap Matahari dalam
peredaran harian dan tahunan Matahari
Tanggal
a
(
h)
HA
(
h)
21 Maret
0
0
22 Juni
6
-6
23 Sept.
12
-12
22 Des.
18
-18
Exercise
Berapakah jarak pisah kedua kota, dalam mil laut, di sepanjang busur lingkaran besar?
Gunakan formula cosinus: cos AW = cos WP cos AP +
sin WP sin AP cos P = cos240° + sin240° cos 95° = 0,5508
Diperoleh, AW = 56,58°
= 3395 mil laut Bandingkan dengan rute di sepanjang
parallel of latitude!
(Berapa nilainya dalam km bila diketa- hui radius bola Bumi R = 6370 km?)
Exercise
Dari Alderney, pada arah azimut berapa Anda menghadap Winnipeg?
Gunakan formula sinus:
sin A / sin WP = sin P / sin WA sin x = sin 40° . sin 95° / sin 56,58° sin x = 0,77
x = 50,1° atau 129,9° Yang dipakai adalah x = 50,1°
Azimut diukur searah jarum jam dari utara, sehingga azimut Winnipeg 360° - 50,1° = 309,9°
Trigonometri Bola pada SKH
Koord. Bumi equator north pole south pole latitude co-latitude parallel of latitude meridian of longitude greenwich meridian longitude Koord.Horison horizon zenith nadir altitude zenith distance parallel of altitude vertical circle principal vertical azimuthExercise
Dari St.Andrews, pada 2 Februari 1998
pukul 18.00, Bulan memiliki ketinggian
+39°
dan
azimut
196°,
sementara Saturnus pada ketinggian +34°
dan azimut 210°. Berapakah jarak pisah
kedua objek di langit? Manakah yang
terletak lebih ke timur?
Exercise
Berapakah jarak pisah kedua objek di langit? Perbedaan azimut adalah sebesar 14°.
Dengan formula cosinus:
cos MS = cos MZ cos ZS + sin MZ sin ZS cos Z
= 0,98
Sehingga MS = 12,3°
Manakah yang terletak lebih ke timur?
Bulan terletak lebih ke timur dan lebih tinggi daripada Saturnus.
Trigonometri Bola pada SKE 1
• Deklinasi objek X Jarak sudut dari ekuator langit ke objek yang bersangkutan.
• Sudut Jam objek X Jarak sudut antara
meridian objek dengan meridian langit.
!!! Sudut jam diukur ke arah barat dan dinyata- kan dalam satuan ‘jam’ (0 – 24 jam).
Exercise
Bintang paling utara di rasi Layang-layang,
Crucis, memiliki deklinasi sebesar -57°.
Pada lintang berapa bintang ini tepat akan
terlihat?
Pada lintang berapa dapat tepat berada di
zenit?
Exercise
Pada lintang berapa bintang ini tepat akan terlihat?
Bintang berada di S (tepat di horison), 57°dari ekuator.
Berarti dari zenit ke ekuator sebesar 33°. Dari sini, 57° dari zenit menuju kutub utara langit. Dengan kata lain, tinggi kutub utara langit dari horison adalah sebesar 33°.
Padahal ketinggian kutub utara langit sesuai dengan lintang setempat.
Sehingga lintang pengamatan adalah 33°N. Sehingga setiap pengamat yang lebih utara dari 33°N tidak akan dapat melihat rasi Layang-layang.
Exercise
Pada lintang berapa dapat tepat berada di zenit?
Sebagai sebuah aturan umum, bila sebuah bintang dengan deklinasi x° melintas tepat di atas kepala, lokasi pengamat berada di lintang x°.
Bintang berada di Z, zenit, sejarak 57° dari ekuator atau 33° dari ekuator menuju horison.
Dari sini sumbu kutub ekuator P berada 57° di bawah horison utara, sehingga lintang yang dimaksud
Exercise
Pada lintang berapa tidak pernah terbenam?
Anggap kulminasi bawah bintang berada di S, tepat di atas horison selatan. Titik ini sejauh 57° ke arah bawah menuju ekuator, atau 33° dari S ke arah atas menuju kutub selatan langit (KSL). Bila KSL berada 33° di atas horison selatan, kutub utara langit pastilah berada 33° di bawah horison utara. Dengan demikian, lintang yang dimaksud adalah -33° atau 33°S. Bintang tidak akan pernah terbenam (sirkumpolar) bagi setiap pengamat di 33°S.
Trigonometri Bola pada SKE 2
SKE 1 masih bergan-tung pada waktu pe-ngamatan, yaitu bila-mana pengamatan as-tronomi dilakukan.
Sebagai “titik NOL” pada SKE 2, dipilih titik tetap yang be-rada di ekuator langit.
Asensio rekta objek X Sudut di sepanjang ekuator langit yang diukur ke arah timur dari melalui meridian objek X.
Trigonometri Bola pada SKE 2
Perbandingan SKE 1 & SKE 2
SKE 1
celestial equator north celestial pole south celestial pole declination polar distance parallel of declination meridian celestial meridian hour angle SKE 2 celestial equator north celestial pole south celestial pole
declination polar distance parallel of declination meridian vernal equinox right ascension
Exercise
Empat buah bintang di setiap titik sudut “Great Square of Pegasus” adalah:
Star R.A. Declination
a And 00h 08m +29°05'
b Peg 23h 04m +28° 05'
a Peg 23h 05m +15° 12'
Peg 00h 13m +15° 11'
Hitunglah panjang diagonal “persegi” (a And to a Peg)!
Exercise
Untuk menentukan panjang diagonal, gunakan formula cosinus: cos S1S2 = cos S1P cos S2P + sin S1P sin S2P cos P
Substitusikan semua nilai untuk memperoleh jarak antara a And ke a Peg sebesar 20,1°.
Hubungan SKH & SKE 2
z
Jarak zenith
z = 90
0- a
Tinjau segitiga bola PZX:
cos (90 ) = cos (90 f) cos z + sin (90 f) sin z cos (360 A)
Selain itu,
cos z = cos (90 ) cos (90 f) + sin (90 ) sin (90 f) cos H
sin
sin(360
)
sin
sin(90
)
H
A
z
=
sin
=
sin
cos
cos
H
A
a
(3)Dengan 2 buah dari 3 buah persamaan di atas, kita dapat
menentukan
(
a
,
A
) dari (
H
,
)
atau sebaliknya
(
H
,
) dari (
a
,
A
)
.
Bila diperlukan asensio rekta, dapat digunakan hubungan
berikut ini:
Exercise
Buktikan bahwa ekuator langit memotong
horison di azimut 90° dan 270°, untuk
sebarang lintang (
kecuali di kutub utara dan
selatan
)!
Pada sudut berapakah ekuator langit
Exercise
Buktikan bahwa ekuator langit memotong horison di azimut 90° dan 270°, untuk sebarang lintang (kecuali di kutub utara dan selatan)!
Akan ditentukan azimut A titik X,
yang berada di horison (a=0)
dan ekuator sekaligus (=0).
Terapkan formula cosinus:
cos PX = cos PZ cos XZ + sin PZ sin XZ cos Z
0 = 0 + sin (90-f) cos A
Karena 90°- f tidak NOL (kita tidak berada di
kutub), untuk memperoleh 0 = sin (90- f) cos A,
cos A haruslah bernilai 0. Sehingga A = 90° or 270°.
Exercise
Pada sudut berapakah ekuator langit memotong horison di lintang f?
Gunakan formula cosinus:
cos SY = cos SW cos YW + sin SW sin YW cos W
cos (90°-φ) = 0 + cos x Sehingga sudut x adalah 90°-φ. Ekuator langit memotong horison pada
Azimut Titik Terbit/Terbenam
Pada saat terbit/terbenam, benda langit memiliki jarak zenit sebesar z = 900.
cos (90 ) = cos (90 f) cos 90
+ sin (90 f) sin 90 cos (360 A) sin = cos f cos A
cos A = sin δ / cos f
Contoh:
Batas azimut terbenamnya Matahari di posisi lintang f = 430 31;
cos f = +0,725 = 230 27 (mid summer) = +230 27 (mid winter) a) mid-summer: cos A = + 0,549 A = 56,70 (sunrise) atau 303,30 (sunset) b) mid-winter: cos A = 0,549 A = 123,30 (sunrise) atau 236,70 (sunset)
Waktu Terbit/Terbenam Matahari
cos 90 = cos (90 ) cos (90 f) + sin (90 )
sin (90 f) cos H
0 = sin sin f + cos cos f cos H
cos H = tan tan f
(atau + tan tan f untuk belahan selatan)
Diperoleh H, sudut jam Matahari terbit/terbenam, yang secara pendekatan
menyatakan interval waktu antara tengah hari dengan waktu terbit/terbenam Matahari.
Contoh:
Panjang hari di posisi lintang f = 430 31; tan f = 0,950.
mid-summer: cos H= 0,412
H= 114,30 7,62 jam
Panjang hari = 2H = 15,24 jam
=15 jam 15 menit mid-winter: cos H= +0,412
H= 65,680 4,38 jam
Panjang hari = 2H = 8,76 jam
Dari persamaan:
cos H = tan tan f
Saat ekuinoks, tan = 0 cos H = 0 atau H = 900, 2700
6 jam, 18 jam (= 6 jam) (ingat, 1jam 15)
Panjang hari saat ekuinoks= 2H = 12 jam = panjang malam
(equinox equal day and night).
Equinoctial Corollaries
Dari persamaan:
cos
A
=
sin
/cos
f
Saat ekuinoks, Matahari berada di ekuator langit,
=
0
0
sin
=
0
cos
A
=
0 atau
A
=
90
0, 270
0Saat ekuinoks, Matahari terbit di titik
TIMUR
,
terbenam di titik
BARAT
(tidak peduli lintang
Refraksi
Posisi benda langit yang tampak di langit
sebenarnya berbeda dengan posisi fisiknya,
salah satu sebab adalah karena efek
refraksi.
Cahaya yang bergerak dengan kecepatan cahaya
akan mengubah bayangan benda yang melewati
suatu medium.
Definisikan:
Indeks refraksi,
n
, setiap medium transparan adalah
1/kecepatan cahaya di dalam medium.
Kecepatan cahaya di udara bergantung kepada
temperatur
dan
tekanan
sehingga indeks
refraksi udara bervariasi untuk tiap lapisan
atmosfer yang berbeda.
o
z
n Permukaan Bumi
Lapisan atmosfer terendah
150 km 800 km i1 N A X Z
Refraksi Astronomi : yaitu refraksi terhadap sinar bintang akibat atmosfer bumi.
Refraksi di dalam atmosfer
:
Diandaikan atmosfer bumi terdiri dari n lapisan
sejajar yang seragam dari permukaan bumi, dan
mempunyai kecepatan v
iyang berbeda untuk
tiap lapisan (i dari 1 sampai n). Hukum Snell
juga berlaku bagi refraksi untuk tiap lapisan:
n
1sin i = n
2sin r
dengan :
n
1dan n
2adalah indeks bias medium 1 atau 2,
i adalah sudut datang, dan
Di batas permukaan pertama: 1 0 1 1 v v r sin i sin = Di lapisan berikutnya: 2 1 2 2 v v r sin i sin = , dan seterusnya.
Tetapi dengan geometri sederhana: r1 = i2 , r2 = i3 , dan seterusnya
Sehingga kita peroleh:
1 1 0 1 vv sinr i sin = 2 1 0 sini v v = 2 2 1 1 0 sinr v v v v = 2 2 0 sinr v v = = ... n n 0 sinr v v =
Dari rumus di atas, ada indikasi bahwa masing-masing lapisan saling meniadakan, sehingga yang berperan hanyalah perbandingan antara v0 (yang sama dengan c, yaitu kecepatan cahaya
dalam ruang hampa) dan vn (kecepatan cahaya di udara pada lapisan terbawah).
Bila rn adalah jarak zenit semu bintang z', dan i1 adalah jarak zenit benar z. Refraksi tidak
memberikan pengaruh bagi bintang yang ada di zenith. Tetapi untuk posisi lain, efek refraksi ini mengakibatkan bintang akan tampak lebih tinggi, dan efek terbesar adalah bila bintang ada di horison.
Definisikan sudut refraksi dengan R, dimana R = z - z', atau z = R + z'. Maka: sin(z) = sin(R) cos(z') + cos(R) sin(z').
Jika dianggap R sangat kecil, maka dapat didekati dengan : sin(R) = R (dalam radians), dan cos(R) = 1.
Sehingga,
sin(z) = sin(z') + R cos(z').
Bila dibagi dengan sin(z') akan memberikan z tan R 1 z sin z sin = , atau z tan R 1 v v n 0 = Sehingga, R = tanz 1 v v n 0 = k tan(z')
Nilai v0 adalah c, yaitu kecepatan cahaya dalam ruang hampa, yang harganya konstan.
Tetapi vn bergantung kepada temperatur dan tekanan udara pada lapisan terbawah.
Pada temperatur (0°C = 273K) dan tekanan standard (1000 millibars), k = 59.6 detik busur. Di dalam The Astronomical Almanac, harga k adalah:
k = 16.27" P(millibars)/(273+T°C)
Pada jarak zenit besar, model ini tidak berlaku. Besar refraksi di dekat horison ditentukan dari pengamatan di atas permukaan bumi. Pada temperatur dan tekanan standard, refraksi di horison (refraksi horisontal) sebesar 34 menit busur.
Efek refraksi pada saat Matahari atau Bulan
terbit/terbenam
Saat Matahari atau Bulan terbit/terbenam, jarak zenit dari
pusat kedua benda tersebut adalah 90. Refraksi yang
terjadi saat itu disebut sebagai refraksi horisontal.
Refraksi horisontal
saat benda langit terbit/terbenam
adalah 35
. Jika jarak zenit = 90
, maka jarak zenit benar
adalah 90
35
.
Misalkan H adalah sudut jam bila jarak zenit pusat
Matahari 90, maka H+H adalah sudut jam pusat
Matahari ketika pusat Matahari yang tampak, berada di
Bila Matahari dianggap terbenam ketika tepi atasnya berada di horison, dan semi diameter Matahari adalah 16, maka:
Tabel 1. Lintang tampak dan sudut refraksi Lintang tampak Sudut refraksi
0 3521 1 2445 2 1824 3 1424 4 1143 10 518 30 141 60 034 90 000 ecH cos . sec . sec 15 51 H = f
Efek Refraksi pada asensiorekta dan
deklinasi.
aa
= R sec
sin
= R cos
dengan
adalah sudut
Koreksi Semi diameter
Pada saat Matahari terbenam, z = 90, h = 0, maka:
jarak zenit piringan Matahari adalah: z = 90 R(z=90) tinggi pusat Matahari adalah : h = 0 R(z=90)
Matahari dikatakan terbit jika batas atas piringan mulai
muncul di horison, dan terbenam jika batas piringan sudah terbenam di horison, maka z dan h harus dikoreksi oleh semidiameter piringan Matahari , S , sehingga:
z = 90 R(z=90) S h = 0 R(z=90) S
Jadi saat Matahari atau Bulan terbit atau terbenam: h = 050
Koreksi ketinggian di atas muka laut
Bidang horison pengamat di Bumi bergantung kepada
ketinggian pengamat. Jika pengamat berada pada ketinggian l
(meter) dari muka laut, maka sudut kedalaman (angle of dip), q, adalah : (dalam satuan menit busur).
Jika efek refraksi diperhitungkan, maka:
(dalam satuan menit busur). Jarak ke horison-laut, dituliskan dengan:
(dalam km).
Jika efek refraksi diperhitungkan, maka: (dalam km). 1, 93 l q = 1, 78 l q = 3,57 d = l 3,57 d = l