• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA. sama pentingnya dengan bagian lainnya yang terdapat dalam top manajemen.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA. sama pentingnya dengan bagian lainnya yang terdapat dalam top manajemen."

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

52 BAB IV

PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA

4.1 Pengolahan Data dan Analisa

Pada dasarnya semua kegiatan operasional haruslah ditunjukan untuk menjamin terdapatnya kontinuitas dan koordinasi dalam kegiatan operasionalnya. Faktor pemeliharaan alat dan fasilitas (sarfas) operasional merupakan bagian yang sama pentingnya dengan bagian lainnya yang terdapat dalam top manajemen. Kegiatan pemeliharaan (maintenance) ini tidak dapat diabaikan begitu saja, karena sebagian besar kegiatan operasional menggunakan mesin.

PT. Pertamina (persero), dalam hal ini TBBM Balongan melakukan 3 (tiga) aktivitas dalam kegiatan operasionalnya. Tiga kegiatan itu adalah pertama penerimaan BBM dari Pertamina Unit Pengolahan VI Balongan dan kapal tangker melalui jalur pipa & SPM (single point Moring). Kedua kegiatan penimbunan/inventory BBM yang ditimbun di dalam tangki timbun dengan kapasitas tertentu. Kemudian kegiatan ketiga penyaluran dengan mendistribusikannya ke Terminal BBM lainya seperti Cikampek melalui jalur 1 (satu) dan Jakarta melalui jalur 2 (dua) dan atau luar Jawa melaui kapal tanker via pipanisasi serta menggunakan mobil tangki menuju SPBU (Station Pengisian Bahan Bakar untuk Umum) di wilayah III Cirebon.

(2)

53

Gambar 4.1 Flow Chart Operational TBBM Balongan

Mengingat semua kegiatan operasional dominan membutuhkan pompa sebagai media yang sangat vital, maka pemeliharaan terhadap pompa harus terlaksana dengan baik. Tanpa memperhatikan kegiatan pemeliharaan yang berarti secara tidak langsung telah menghilangkan asetnya, dalam jangka pendek memang seakan – akan dapat menekan biaya operasional karena tidak perlu mengeluarkan biaya pemeliharaan yang cukup besar. Namun dalam jangka panjang akan mengalami kesulitan dalam kegiatan operasionalnya karena mesin yang tidak terpelihara dengan baik akan mengalami banyak masalah seperti kerusakan, kemacetan bahkan mesin tidak dapat beroperasi sama sekali sehingga membutuhkan biaya yang sangat besar untuk memperbaikinya ataupun menggantinya dengan mesin yang baru. Dari dampak tersebut dapat mengganggu pemompaan BBM/BBK.

Melalui pelaksanaan pemeliharaan yang baik dan berkesinambungan maka sarana fasilitas (sarfas) Terminal BBM Balongan dapat dipergunakan sesuai dengan rencana, sehingga kegiatan pemompaan dapat berjalan lancar dan kemungkinan – kemungkinan kerusakan pada mesin yang terjadi dapat dikurangi bahkan dihindari sama sekali.

(3)

54 4.2 Pengumpulan Data

Dalam penulisan ini hanya difokuskan pada pemompaan jalur 1 (satu) dimana pada salah satu sarfas di jalur 1 (satu) sering mengalami breakdown khususnya pada main booster

pump, sehingga kegiatan pemompaan BBM ke TBBM Cikampek belum optimal. Overview

dari pemompaan jalur 1 (satu) terdiri dari 3 unit new suction booster pump, 4 unit gas turbine dan 3 unit main booster pump.

Gambar 4.2 Flow Chart Jalur 1

Tabel 4.1 menunjukan matriks breakdown pada kegiatan jalur 1 selama bulan Januari 2012 hingga bulan Desember 2012

(4)

55

Tabel 4.1 Frekuensi breakdown sarfas kegiatan jalur 1 tahun 2012

Bulan Breakdown Mesin Pompa

Suction Booster pump Gas Turbine Main Booster Pump

Januari 1 - 1 Februari - - - Maret - 1 - April - - - Mei - - - Juni - - 1 Juli 1 - - Augustus - 1 - September - - 1 Oktober - - - November - - - Desember 1 - 2 Total 3 2 5

Sumber : Fungsi Layanan Jasa Pemeliharaan TBBM Balongan

Berdasarkan hasil rekapitulasi jumlah breakdown, maka mesin pompa main booster

pump adalah pompa yang paling sering mengalami kerusakan. Gambar 4.3 menunjukan

histrogram frekuensi breakdown mesin pompa pada jalur 1 berdasarkan data tabel 4.1.

C o u n t P e r c e n t Pumps Count 50,0 80,0 100,0 5 3 2 Percent 50,0 30,0 20,0 Cum % Gas Turbin New Suction Booster Pump

Main Booster Pump

10 8 6 4 2 0 100 80 60 40 20 0

Pareto Chart of Pumps

(5)

56

Untuk menjaga sarfas tersebut yaitu main booster pump dan juga mesin – mesin lainnya agar tetap dapat beroperasi dengan baik dan tetap handal, TBBM Balongan melaksanakan kegiatan pemeliharaan sebagai berikut :

Kegiatan pemeliharaan preventif (planed maintenance) Kegiatan pemeliharaan korektif (unplaned maintenace)

Kedua kegiatan ini bila dibandingkan secara teknis dan ekonomis maka kegiatan yang terencana jauh lebih baik. Oleh karena itu kegiatan pemeliharaan tidak terencana diusahakan dapat diminimalisir.

4.2.1 Kegiatan Pemeliharaan Preventif

Kegiatan pemeliharaan ini sebelumnya telah direncanakan baik dari segi waktu (time

based), type pekerjaan spare part maupun pendukung lain. Kegiatan yang direncakan atau

diterapkan di TBBM Balongan anatara lain : • Pemeliharaan Rutin (Routine Maintenance)

Kegiatan pemeliharaan ini dilakukan terhadap sarfas yang dilakukan setiap hari dengan tujuan untuk memonitor atau mengetahui kondisi saat ini sehingga apabila ada gejala kerusakan atau penyimpangan dapat diketahui secara dini.

Pemeliharaan Perkiraan (Predictive Maintenance)

Kegiatan pemeliharaan ini merupakan salah satu sistem pemeliharan yang didasarkan pada kondisi saat ini (condition base). Sasaran dari predictive maintenance adalah untuk mengetahui gejala penyimpangan pada alat secara dini sehingga tidak terjadi mesin mati karena breakdown terutama pada alat – alat yang beroperasi secara single

(6)

57

Semi Overhaul

Kegiatan pemeliharaan ini dilakukan dengan cara memeriksa bagian internal dan mengganti part tertentu yang penting. Sasaran dari tindakan pemeliharaan ini adalah untuk mengembalikan kondisi alat ke keadaan semula. Tindakan pemeliharaan ini dilakukan berdasarkan waktu (time base), jadi secara periodik alat dalam kondisi baik maupun tidak dioperasikan dilakukan semi overhaul.

Dalam 1 (satu) bulan TBBM Balongan harus mengeluarkan biaya pemeliharaan terencana mesin pompa sebesar :

Tabel 4.2 Asumsi Biaya Pemeliharaan Terencana per-bulan tahun 2012

No Jenis Pekerjaan Pelaksana Asumsi Biaya/perbulan

1 Main Booster Pump No 1 Kap. 1355 hp PT. Adikari Wisesa Rp 3.571.000

2 Main Booster Pump No 2 Kap. 1355 hp PT. Adikari Wisesa Rp 3.571.000

3 Main Booster Pump No 3 Kap. 1355 hp PT. Adikari Wisesa Rp 3.571.000

Total Rp 10.713.000

Sumber : Fungsi Layanan Jasa Pemeliharaan TBBM Balongan

Dari tabel 4.2 total biaya pemeliharaan terencana yang harus dikeluarkan oleh TBBM Balongan untuk main booster pump setiap bulannya adalah Rp. 10.713.000,-

4.2.2 Kegiatan Pemeliharaan Korektif

Perbaikan pemeliharaan korektif merupakan tindakan pemeliharaan pada sarfas karena alat tersebut mengalami kerusakan baik yang sifatnya mendadak atau termonitor. Perbaikan yang dilakukan adalah kerena adanya kerusakan yang terjadi karena faktor – faktor lain yang membuat mesin tersebut rusak. Maksud dari tindakan ini adalah agar mesin ataupun sarfas tersebut dapat dipergunakan kembali dalam proses operasional, sehingga kegiatan pemompaan BBM/BBK dapat berjalan lancar tanpa adanya hambatan.

(7)

58

Biaya pemeliharaan korektif yang harus dikeluarkan oleh TBBM Balongan untuk

main booster pump adalah :

Tabel 4.3 Asumsi Biaya Pemeliharaan Korektif per-bulan tahun 2012

No Jenis Perbaikan Bulan Pelaksa Biaya

1 Penggantian Spare Part Pada General

Overhaul MBP No. 3 Caterpillar 3512 Januari PT. Adikari Wisesa 40.929.579 2 Penggantian Spare Part Kebutuhan Rutin

Perawatan Dan Perbaikan MBP Juni PT. Adikari Wisesa 26.629.167 3 Perbaikan / Penggantian Exhaust Engine

MBP 3 September PT. Adikari Wisesa 4.156.260 4 Jasa Overhaul General (Major) Overhaul

MBP No.3 Caterpillar Desember PT. Adikari Wisesa 17.870.417 5 Penggantian Spare Part Rutin Engine

Main Booster Pump (MBP) Desember PT. Adikari Wisesa 2.607.917

Total 65.564.172

Sumber : Fungsi Layanan Jasa Pemeliharaan TBBM Balongan

Dari tabel tersebut total biaya pemeliharaan korektif untuk main booster pump yang harus dikeluarkan oleh TBBM Balongan adalah sebesar Rp. 65.564.172,-

4.3 Pengolahan Data

4.3.1 Sistem Existing Maintenance

TBBM Balongan merupakan salah satu unit objek vital yang menyalurkan BBM/BBK untuk kebutuhan Jabotabek dimana media tranfer yang digunakan yaitu pompa. Jika terjadi kerusakan pada salah satu mesin pompa maka proses operasional pemompaan akan terhambat.

Sistem maintenance yang diterapkan TBBM Balongan pada saat ini adalah berdasarkan konsep preventif namun pada implementasinya korektif maintenance tetap ada. Dengan konsep tersebut, tingkat kerusakan mesin yang terjadi pada mesin main booster pump masih tinggi sehingga kinerja pompa menjadi turun jika intensitas kerusakan sering terjadi. Karena media pompa merupakan objek vital yang digunakan dalam proses operasional

(8)

59

pendistribusian BBM/BBK, maka dengan tingginya jumlah breakdown mesin tersebut dapat menimbulkan kerugian. Gambar 1.4 menggambarkan hubungan sebab akibat terhadap kondisi sistem pemeliharaan yang ada sekarang.

S iste m E x istin g M a in te n a n c e E n v ir o n m e n t M e a su r e m e n ts M e th o d s M a te r ia l M a c h in e s P e r so n n e l K u ra n g k o o rd in a s i K u ra n g k e p e d u lia n P e la tih a n y a n g k u ra n g T in g k a t k e ru s a k a n tin g g i K e ru s a k a n m e s in P e n g a d a a n y a n g la m a S p a re p a rt T id a k m e m p e rh it u n g k a n k e h a n d a ra n m e s in T id a k m e m p e rh a t ik a n k o n d is i m e s in s e tia p h a ri K e b ij a k a n P e m e lih a ra a n K a j ia n b ia y a p e m e lih a ra a n P e n c e m a ra n O p e ra s i p ro s e s d e n g a n s u h u tin g g i P a n a s F i s h b o n e S i s te m M a i n t e n a n c e T B B M B a l o n g a n

Gambar 4.4 Fishbone Sistem Maintenance TBBM Balongan

4.3.2 Analisa Efesiensi Antara Pemeliharaan Terencana Dengan Pemeliharaan Korektif Terdapat 2 (dua) alternatif kebijakan pemeliharaan mesin dalam menghadapi masalah biaya pemeliharaan dan perbaikan yaitu :

1. Menerapkan kebijakan pemeliharaan korektif, dimana perbaikan atau penyetelan dilaksanakan hanya setelah terjadinya kerusakan mesin.

2. Menerapkan kebijakan pemeliharaan preventif, dimana pemeliharaan dan penyetelan terhadap sarfas dilakukan pada akhir periode yang telah ditetapkan.

Untuk memilih alternatif pemeliharaan yang lebih efesien untuk mesin main booster

pump dapat digunakan metode probabilitas, dengan menghitung biaya pemeliharaan mesin main booster pump. Setelah biaya pemeliharaan mesin tersebut dihitung, maka dapat

diketahui biaya yang paling murah dan efesien.

Biaya yang dihitung dalam analisis ini adalah biaya untuk melaksanakan kebijakan pemeliharaan terencana (preventive) dengan biaya untuk melaksanakan kebijakan

(9)

60

pemeliharaan korektif. Setelah itu dari hasil biaya perhitungan tersebut, perusahaan akan mengetahui biaya pemeliharaan mesin main booster pump yang paling rendah dan kebijaksanaan pemeliharaan mesin mana yang akan diterapkan untuk selanjutnya. Untuk melakukan perhitungan tersebut perlu diketahui besarnya biaya pemeliharaan terencana serta pemeliharaan korektif.

Berdasarkan data yang telah dipaparkan sebelumnya, dalam 1 (bulan) TBBM Balongan harus mengeluarkan biaya pemeliharaan terencana (preventive) untuk mesin 3 unit

main booster pump adalah Rp. 10.713.000,- Sedangkan biaya perbaikan

(overhaul/breakdown) yang harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk mesin 3 unit main

booster pump adalah Rp. 65.564.172,- Langkah selanjutnya adalah mengevaluasi dan

membandingkan besarnya biaya jika mengambil kebijakan pemeliharaan korektif dan atau jika mengambil kebijakan pemeliharaan preventif.

4.3.2.1Kebijakan Pemeliharaan Korektif

Berikut data breakdown/kerusakan dan probalilitas mesin main booster pump dalam bentuk tabel :

Tabel 4.4 Perhitungan Untuk Mencari Jumlah Bulan yang Diperkirakan antara Kerusakan

Bulan Main Booster Pump

Breakdown Probabilitas terjadinya kerusakan (Pi) iPi

Januari 1 0,2 0,2 Juni 1 0,2 1,2 Juli - - - Augustus - - - September - - - Oktober 1 0,2 2 November - - - Desember 2 0,4 4,8 Total 5 1 8,2

(10)

61

Perhitungan pada tabel 4.4 di atas adalah untuk mencari jumlah bulan yang diperkirakan antara kerusakan – kerusakan pada mesin main booster pump sebelum mengalami kerusakan. Cara perhitungannya adalah sebagai berikut :

Jumlah bulan yang diperkirakan antara kerusakan – kerusakan = Ʃ (bulan terjadinya kerusakan setelah pemeliharaan (i) x probabilitas terjadinya kerusakan (Pi)

Jadi berdasarkan perhitungan pada tabel 4.4 diketahui bahwa jumlah bulan yang diperkirakan antara kerusakan – kerusakan (rata – rata umur) pada mesin main booster pump adalah 8,2 bulan sebelum rusak.

Biaya bulanan total kebijaksanaan (TCr) dapat ditentukan dengan pembagian biaya

overhaul semua mesin (N) dengan jumlah yang diperkirakan antara kerusakan – kerusakan.

Kebijaksanaan pemeliharaan korektif dapat dihitung dengan cara sebagai berikut :

TCr=

Jadi biaya total kebijaksanaan pemeliharaan korektif untuk 3 unit mesin main booster

pump adalah sebagai berikut :

4.3.2.2Kebijakan Pemeliharaan Preventif

Kebijakan ini terdiri dari 12 (dua belas) sub kebijakan, dimana setiap sub kebijaksanaan berhubungan dengan jumlah bulan tertentu antar operasi – operasi pemeliharaan. Dalam hal ini harus ditentukan biaya program pemeliharaan terencana yang meliputi pemeliharaan setiap 1 (satu) bulan, setiap 2 (dua) bulan, setiap 3 (tiga) bulan dan seterusnya sampai 12 (dua belas) bulan. Untuk melakukannya jumlah kerusakan total alternatif dihitung terlebih dahulu.

Rumus – rumus yang dipergunakan dalam menghitung biaya pemeliharaan terencana (preventive) adalah :

Jumlah Mesin X Biaya Perbaikan Per-Mesin

Jumlah Bulan Yang Diperkirakan Antara Kerusakan - Kerusakan

( 3 x Rp. 65.564.172,-) 8,2

(11)

62

Bn = N ∑ +B(n-1).P1+ B(n-1).P1+ B(n-2).P2+ B(n-3).P3+ B1.P(n-1) Keterangan :

Bn = perkiraan jumlah kerusakan mesin dalam n bulan N = jumlah mesin

Pn = probabilitas mesin rusak dalam periode n

Maka perhitungan pemeliharaan preventive untuk mesin main booster pump adalah sebagai berikut : • Jika, n = 1 B1 = NP1 = 3.0,2 = 0,6 mesin • Jika, n = 2 B2 = N(P1+P2)+B1.P1 = 3(0,2+0)+(0,6.0,2) = 0,72 mesin • Jika, n = 3 B3 = N(P1+P2+P3)+B2.P1+B1.P2 = 3(0,2+0+0) + ((0,72.0,2)+(0,6.0)) = 0,744 mesin • Jika, n = 4 B4 = N(P1+P4)+B3.P1+B1.P3 = 3(0,2+0+0)+((0,74.0,2)+(0,6.0)) = 0,7488 mesin • Jika, n = 5 B5 = N(P1+P5)+B4.P1+B1.P4 = (0,2+0)+((0,75.0,2)+(0,6.0)) = 0,74976 mesin • Jika, n = 6 B6 = N(P1+P5)+B5.P1+B1.P5 = (0,2+0)+((0,75.0,2)+(0,6.0)) = 0,1799424 mesin • Jika, n = 7 B7 = N(P1→+P6)+B6.P1→+B1.P6 = (0,2+0,2)+((0,18.0,2)+(0,6.0,2)) = 1,35598848 mesin • Jika, n = 8 B8 = N(P1+P7)+B7.P1+B1.P7 = 3(0,2+0)+((1,36.0,2)+(0,6.0)) = 2,39119769 mesin • Jika, n = 9 B9 = N(P1+P8)+B8.P1+B1.P8 = 3(0,2+0)+((2,39.0,2)+(0,6.0)) = 1,82703953 mesin • Jika, n = 10 B10 = N(P1+P9)+B9.P1+B1.P9 = 3(0,2+0)+((1,83.0,2)+(0,6.0)) = 2,31516790 mesin • Jika, n = 11 B11 = N(P1+P10)+B10.P1+B1.P10 = (0,2+0,2)+((2,32.0,2)+(0,6.0,2)) = 2,53298558 mesin • Jika, n = 12 B12 = N(P1+P11)+B11.P1+B1.P11 = 3(0,2+0)+((2,53.0,2)+(0,6.0)) = 3,68658559 mesin

(12)

63

Perhitungan mengenai keseluruhan nilai ekspektasi kerusakan mesin tiap n-bulan, rata – rata mesin per-bulan, biaya perbaikan kerusakan mesin per-bulan, biaya pemeliharaan terencana (preventive) bulan dan total pemeliharaan per-bulan dapat dilihat pada tabel 4.5 untuk mesin main booster pump.

Tabel 4.5 Perhitungan Biaya Pemeliharaan Terencana Dalam 12 (dua belas) Bulan Periode Pemeliharaan Yang Berbeda

(a) (b) (c) (d) (e) (f) Perkiraan Preventif Per n-Bulan Jumlah Kerusakan Yang Diperkiraka n Dalam n-Bulan Jumlah Rata-Rata Kerusaka n Per-Bulan Biaya Breakdown Yang Diperkirakan Per-Bulan Biaya Preventif Yang Diperkirakan Per-Bulan Biaya Sub Kebijakan Pemeliharaan n Preventif Yang Diperkirakan (a) (b) (c) = (b)/(a) (d) = (c) x Rp. 65.564.172 (e) = (1/a) x Rp. 10.713.000 (f) = (e)+(d) 1 0,6 0,6 Rp 39.338.503 Rp 10.713.000 Rp 50.051.503 2 0,72 0,36 Rp 23.603.102 Rp 5.356.500 Rp 28.959.602 3 0,744 0,248 Rp 16.259.915 Rp 3.571.000 Rp 19.830.915 4 0,7488 0,1872 Rp 12.273.613 Rp 2.678.250 Rp 14.951.863 5 0,74976 0,149952 Rp 9.831.479 Rp 2.142.600 Rp 11.974.079 6 0,1799424 0,029990 Rp 1.966.296 Rp 1.785.500 Rp 3.751.796 7 1,35598848 0,193712 Rp 12.700.609 Rp 1.530.429 Rp 14.231.037 8 2,39119769 0,298899 Rp 19.597.112 Rp 1.339.125 Rp 20.936.237 9 1,82703953 0,203004 Rp 13.309.815 Rp 1.190.333 Rp 14.500.148 10 2,31516790 0,231516 Rp 15.179.207 Rp 1.071.300 Rp 16.250.507 11 2,53298558 0,230271 Rp 15.097.555 Rp 973.909 Rp 16.071.464 12 3,68658559 0,307215 Rp 20.142.328 Rp 892.750 Rp 21.035.078

Sumber : Pengolahan Data dari Fungsi Layanan Jasa Pemeliharaan TBBM Balongan

Pada tabel 4.5 dapat diketahui bahwa total biaya pemeliharaan yang paling rendah (minimum) adalah Rp. 3.751.796,- untuk mesin main booster pump jatuh pada bulan ke 6 (enam). Dengan menggunakan metode probabilitas dapat dilihat bahwa sebaiknya TBBM Balongan melakukan kebijakan pemeliharaan terencana

(13)

64

(preventive) setiap 6 (enam) bulan sekali untuk mesin main booster pump, karena jauh lebih efesien jika dibandingkan dengan pemeliharaan korektif yaitu Rp. 20.235.096 (Rp. 23.986.982 - Rp. 3.751.796) sekitar 16% lebih ekonomis jika menerapkan pemeliharaan terencana (preventive).

Gambar

Gambar 4.1 Flow Chart Operational TBBM Balongan
Gambar 4.2 Flow Chart Jalur 1
Tabel 4.1 Frekuensi breakdown sarfas kegiatan jalur 1 tahun 2012
Tabel 4.2 Asumsi Biaya Pemeliharaan Terencana per-bulan tahun 2012
+5

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Brand position mana yang sangat penting dalam keputusan pemilihan perguruan tinggi swasta serta untuk mengetahui media

Kembalinya dasar pengaturan hukum agraria kepada hukum asli Indonesia terdapat dalam Pasal 5 UUPA, bahwa hukum agraria yang berlaku atas bumi, air dan ruang

Kere kerempeng mengorek sampah teriak bisu damba hak keadilan; hakimi manusia jang Htjik djahanam pemakan silemah ketjil ditelan; penjebab sesama berhati hantjur, pengutjap

Pertukaran plasma (plasma exchange) yang menyebabkan reduksi antibiotik ke dalam sirkulasi sementara, dapat digunakan pada serangan berat dan dapat membatasi keadaan

Ketua program studi dan dosen harus dapat membuat model (desain) pembelajaran yang baik.. Dengan otonomi yang dimilikinya, perguruan tinggi berhak menentukan strategi

Ruang lingkup penelitian ini adalah gangguan pendengaran akibat bising (NIHL) pada pekerja suatu perusahaan baja, dan bertujuan untuk mengetahui prevalensi NIHL, intensitas

Penggunaan pakan dengan kadar protein yang berbeda pada ikan nilem memberikan pengaruh  yang nyata terhadap nilai retensi protein, retensi lemak, dan rasio