• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perencanaan Produk Olahan Wortel Menggunakan Metode Quality Function Deployment (QFD)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Perencanaan Produk Olahan Wortel Menggunakan Metode Quality Function Deployment (QFD)"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

Perencanaan Produk Olahan Wortel Menggunakan Metode QFD

Perencanaan Produk Olahan Wortel Menggunakan Metode

Quality Function Deployment (QFD)

Veronica Halim*1, Yurida Ekawati2 1,2

Jurusan Teknik Industri, Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Ma Chung, Jl. Villa Puncak Tidar N-01, Malang 65651

Telp. (0341) 550171; Fax. (0341) 550175

e-mail: *1411010024@student.machung.ac.id, 2yurida.ekawati@machung.ac.id

Abstrak

Hasil pertanian wortel di Indonesia dapat dikatakan cukup tinggi. Bahkan sejak tahun 2000, hasil produksi wortel berada pada posisi ke-9 dari hasil keseluruhan pertanian di Indonesia. Tingginya hasil produksi wortel tidak turut meningkatkan kesejahteraan para petani wortel dikarenakan para petani wortel menjualnya dalam keadaan segar, dimana tidak terdapat nilai tambah. Perlu adanya alternatif lain dalam menjual wortel agar dapat memberikan nilai tambah yaitu dengan mengolah wortel menjadi produk olahan. Oleh sebab itu dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mendapatkan jenis produk olahan wortel yang diminati oleh konsumen, beserta atribut-atribut penting apa yang harus diperhatikan agar produk olahan wortel yang dihasilkan sesuai dengan harapan konsumen. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Quality Function Deployment (QFD). Dengan menggunakan metode tersebut dapat diketahui bahwa produk manisan dan sirup wortel merupakan produk olahan wortel yang disukai oleh konsumen. Kemudian didapatkan dua belas atribut kebutuhan konsumen dan enam belas persyaratan teknis untuk produk manisan wortel, serta sebelas atribut kebutuhan konsumen dan sepuluh persyaratan teknis untuk produk sirup wortel. Hasil yang didapatkan tersebut dapat menjadi dasar dalam membuat produk manisan dan sirup wortel yang sesuai dengan keinginan konsumen, sehingga diharapkan kedua produk tersebut memiliki prospek penjualan yang baik.

Kata kunci—produk olahan wortel, manisan wortel, sirup wortel, QFD Abstract

Agricultural products of carrots in Indonesia is quite high. Since 2000, the production of carrots are in the 9th position from the overall results of agriculture in Indonesia. The high production of carrots were not improve the welfare of farmers because carrots are sold in the fresh state, where there is no added value. There is an alternative to selling carrots in order to provide added value by processing carrots into products. This research aimed to find out what type of carrots products are in demand by consumers, along with the essential attributes that should be taken to ensure that the products is in accordance with customer expectations. This research used Quality Function Deployment (QFD) as the method. Based on the method used, it is found that candied carrots and carrot syrup are preferred products by customers. There are twelve attributes of consumer needs and sixteen technical requirements for candied carrots, also eleven attributes of consumer needs and ten technical requirements for carrot syrup. The results obtained can be the basis for making candied carrots and carrot syrup in accordance with customer expectations, so it is expected that both of these products have a good sales prospects.

(2)

1. PENDAHULUAN

ndonesia disebut sebagai negara agraris, dimana sebagian besar penduduknya memiliki mata pencaharian di bidang pertanian. Salah satu hasil pertanian yang banyak dibudidayakan di Indonesia adalah wortel. Wortel merupakan bahan pangan atau sayuran yang digemari oleh seluruh lapisan masyarakat. Wortel mudah dikenali dari warna umbinya yang khas, yaitu oranye. Warna tersebut mempresentasikan zat yang banyak terkandung dalam wortel, yaitu karoten atau provitamin A. Tidak hanya itu, wortel juga mengandung vitamin B, C, serta zat-zat lain yang bermanfaat bagi kesehatan tubuh manusia (Hanum,2008).

Sejak tahun 2000, hasil produksi wortel berada pada posisi ke-9 dari hasil keseluruhan pertanian di Indonesia (BPS,2004). Walaupun hasil produksi wortel di Indonesia cukup tinggi, namun belum dapat meningkatkan pendapatan para petani wortel. Hal tersebut dikarenakan selama ini para petani wortel menjual wortel kepada para pengepul atau tengkulak sayur dalam keadaan segar tanpa diolah terlebih dahulu. Hal tersebut berdampak pada rendahnya harga jual wortel karena tidak memiliki nilai tambah.

Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan harga jual wortel adalah membuat produk olahan berbahan dasar wortel (Sholeh,2012), terutama produk olahan yang dapat dijadikan sebagai buah tangan atau oleh-oleh. Dengan membuat produk olahan wortel dapat memberikan nilai tambah bagi wortel. Keberadaan produk olahan wortel dapat pula memberikan beberapa dampak positif, antara lain meningkatkan pendapatan para petani wortel karena wortel yang dijual telah memiliki nilai tambah.

Produk olahan wortel masih jarang ditemui di masyarakat, karena selama ini wortel lebih banyak digunakan sebagai bahan tambahan dalam masakan. Perlu dipikirkan hendak diolah menjadi apa

wortel tersebut dan apa yang harus dilakukan agar produk olahan wortel nantinya dapat diterima oleh masyarakat atau konsumen. Salah satunya dengan membuat produk olahan wortel yang sesuai dengan selera dan keinginan konsumen, dimana selera dan keinginan konsumen tersebut tentu saja berbeda-beda. Namun hal tersebut dapat dibantu dengan melakukan penelitian menggunakan metode Quality Function Deployment (QFD).

Quality Function Deployment (QFD) merupakan suatu metode yang digunakan untuk menangkap keinginan konsumen akan suatu produk (Gaspersz,2001). Metode ini telah diakui di dunia sejak tahun 1960-an sebagai salah satu alat untuk menerjemahkan kebutuhan konsumen ke dalam spesifikasi produk [Rahmatika,2008]. Hasil dari QFD adalah kriteria keinginan konsumen akan suatu produk, serta atribut-atribut yang harus diperhatikan, sehingga produk yang dihasilkan dapat memenuhi tingkat kualitas yang memuaskan pelanggan.

Metode QFD secara keseluruhan memiliki empat tahapan, dimana masing-masing tahapan menghasilkan satu matriks (Cohen,1995). Keempat tahapan tersebut adalah perencanaan produk, perencanaan desain, perencanaan proses, dan perencanaan produksi. Namun penelitian ini hanya dilakukan sampai pada tahapan pertama, yaitu tahapan perencanaan produk, dan menghasilkan matriks House of Quality (HOQ). Oleh sebab itu, tahapan-tahapan dalam penelitian ini berdasarkan tahapan-tahapan yang diperlukan dalam membuat matriks HOQ.

Produk manisan dan sirup wortel merupakan produk pangan. Penerapan QFD dalam industri pangan memiliki tahapan yang sama dengan metode QFD pada umumnya. Namun pada industri pangan, atribut kebutuhan konsumen dibedakan menjadi dua bagian, yaitu atribut kebutuhan konsumen yang berhubungan dengan produk (seperti rasa dan bahan baku) dan atribut kebutuhan konsumen yang berhubungan dengan kemasan. Pembagian

(3)

Perencanaan Produk Olahan Wortel Menggunakan Metode QFD atribut kebutuhan konsumen tersebut

berdampak pada tahapan-tahapan selanjutnya, dimana terdapat dua matriks yang harus dikembangkan pada setiap tahapan, yaitu matriks yang berhubungan dengan produk dan matriks yang berhubungan dengan kemasan.

Metode QFD telah banyak digunakan dalam berbagai penelitian. Contohnya dalam penelitian “Analisis Peningkatan Kualitas Sepeda Motor Honda Scoppy dengan Metode Quality Function Deployment (QFD)” (Renhad,2013). Berdasarkan penggunaan metode QFD dalam penelitian tersebut didapatkan beberapa atribut kebutuhan konsumen yang dinilai penting untuk sepeda motor Honda Scoppy, antara lain irit bahan bakar, tarikannya ringan dan motor stabil saat dikendarai. Didapatkan pula beberapa persyaratan teknis untuk sepeda motor Honda Scoppy dan persyaratan teknis yang menjadi prioritas untuk dikembangkan adalah lebar motor.

Penelitian lain yang menggunakan metode QFD adalah “Analisis Diversifikasi Produk Minuman pada CV Fauzi Kabupaten Bekasi Propinsi Jawa Barat (Menggunakan Metode Quality Function Deployment)” (Sriwahyuni,2006). Berdasarkan penggunaan metode QFD dalam penelitian tersebut didapatkan beberapa atribut kebutuhan konsumen yang dinilai penting untuk produk minuman isotonik yang akan dikembangkan, antara lain kemasan botol plastik, volume produk 500 ml dan ada kandungan vitamin C dan B. Didapatkan pula beberapa persyaratan teknis untuk minuman isotonik tersebut dan persyaratan teknis yang menjadi prioritas untuk dikembangkan adalah penggunaan bahan baku.

2. METODE PENELITIAN

Diagram alir adalah diagram yang berisikan tahapan-tahapan yang akan dilakukan dalam suatu penelitian, dimana tahapan-tahapan tersebut disusun secara sistematis. Keberadaan diagram alir dapat

membantu peneliti untuk mengingat tahapan apa yang akan dilakukan selanjutnya. Berikut adalah diagram alir yang digunakan dalam penelitian ini.

(4)

Mulai

Pengamatan Awal

Identifikasi dan Perumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Studi Literatur

Penentuan Produk

Identifikasi Kebutuhan Konsumen

Analisis Tingkat Kepentingan Konsumen

Uji Validitas Data Valid? Uji Reliabilitas Data Reliabel? Ya Ya Dibuang Tidak Tidak

Analisis Tingkat Perbandingan dengan Produk Kompetitor

Penentuan Target (Goal)

Perhitungan Rasio Perbaikan (IR)

Penentuan Poin Penjualan

Perhitungan Raw Weight

Perhitungan Normalized Raw Weight

Rancangan Persyaratan Teknis

Pembuatan Matriks Korelasi

Pembuatan Matriks Trade Off

Penentuan Prioritas Persyaratan Teknis

Penyusunan Matriks HOQ

Analisis Data

Kesimpulan dan Saran

Akhir

Analisis Tingkat Kepuasan Konsumen

Gambar 1 Diagram Alir Penelitian

3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Penentuan Produk

Produk yang akan diteliti adalah produk olahan berbahan dasar wortel atau dapat disebut dengan produk olahan wortel. Sebagai pengamatan awalan, diberikan empat jenis produk olahan wortel, yaitu manisan wortel, carang mas wortel, jus wortel-lemon dan sirup wortel kepada empat puluh orang responden untuk dicoba. Hasil yang didapatkan, produk manisan dan sirup wortel merupakan produk olahan wortel yang paling diminati konsumen. 3.2 Identifikasi Kebutuhan Konsumen

Data mengenai apa yang dibutuhkan konsumen terhadap produk manisan dan sirup didapatkan dari hasil wawancara langsung kepada tiga puluh orang responden. Data tersebut selanjutnya disebut dengan atribut kebutuhan konsumen. Berikut adalah atribut kebutuhan konsumen yang diperoleh.

Tabel 1 Atribut Kebutuhan Konsumen untuk Produk Manisan Produk Tidak terdapat rasa langu

(5)

Perencanaan Produk Olahan Wortel Menggunakan Metode QFD Aroma tidak menyengat

Warna manisan tidak mencolok

Memiliki tekstur yang mudah untuk dikunyah (tidak berserat) Memiliki tingkat kemanisan yang pas

Memiliki tingkat keasaman yang pas

Memiliki bentuk potongan yang mudah dimakan dalam sekali lahap Memiliki ukuran potongan yang mudah dimakan dalam sekali lahap Tidak menimbulkan aftertaste (rasa yang tertinggal setelah makan manisan) pahit

Kemasan

Dikemas dalam ukuran 100 gram dan 250 gram

Dikemas menggunakan bahan yang bening sehingga dapat terlihat langsung manisan yang ada dalam kemasan

Pencantuman tanggal kadaluarsa pada kemasan

Tabel 2 Atribut Kebutuhan Konsumen untuk Produk Sirup

Produk

Memiliki rasa yang segar

Aroma sesuai dengan varian rasa Warna sirup tidak mencolok Tampilan sirup yang jernih

Memiliki tingkat kemanisan yang pas

Tidak menimbulkan aftertaste (rasa yang tertinggal setelah minum sirup) kering pada tenggorokan

Kemasan

Dikemas dalam ukuran 500 ml dan 1L Dikemas dalam bentuk botol

Memiliki penutup kemasan yang rapat

Kemasan terbuat dari bahan kaca yang bening sehingga dapat terlihat langsung sirup yang ada dalam kemasan

Pencantuman tanggal kadaluarsa pada kemasan 3.3 Analisis Tingkat Kepentingan

Konsumen

Analisis tingkat kepentingan konsumen dilakukan untuk mengetahui atribut kebutuhan konsumen yang dirasa paling penting oleh konsumen. Data mengenai tingkat kepentingan konsumen untuk produk manisan dan sirup didapatkan dari pembagian kuesioner kepada seratus orang responden.

Berdasarkan perhitungan tingkat kepentingan konsumen untuk produk manisan didapatkan bahwa atribut tidak terdapat rasa langu merupakan atribut paling penting dari kelompok produk dan atribut pencantuman tanggal kadaluarsa pada kemasan merupakan atribut paling penting dari kelompok kemasan. Untuk produk sirup didapatkan bahwa atribut memiliki rasa yang segar merupakan atribut paling penting dari kelompok produk dan atribut pencantuman tanggal kadaluarsa

pada kemasan merupakan atribut paling penting dari kelompok kemasan.

3.4 Uji Validitas

Uji validitas dilakukan untuk mengetahui apakah atribut kebutuhan konsumen yang digunakan dalam kuesioner dapat benar-benar mengukur apa yang dibutuhkan oleh konsumen terhadap produk manisan wortel maupun sirup wortel. Uji validitas dilakukan dengan cara melakukan perhitungan nilai korelasi product moment (rxy), kemudian dibandingkan dengan nilai yang terdapat pada tabel korelasi nilai-r. Penelitian ini menggunakan tingkat kepercayaan sebesar 95% dan tingkat kesalahan tidak lebih dari 10%, sehingga nilai-r tabel adalah 0,197.

Berdasarkan uji validitas yang telah dilakukan didapatkan bahwa seluruh atribut kebutuhan konsumen untuk produk manisan maupun produk sirup bersifat valid, yaitu dapat mengukur apa yang

(6)

dibutuhkan oleh konsumen terhadap kedua jenis produk tersebut. Hal tersebut dikarenakan nilai rxy dari masing-masing atribut kebutuhan konsumen lebih besar dibandingkan nilai-r tabel.

3.5 Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui apakah hasil kuesioner yang diperoleh dapat dipercaya atau tidak. Uji reliabilitas dilakukan dengan cara melakukan perhitungan nilai reliabilitas instrumen (rα), kemudian dibandingkan dengan nilai yang terdapat pada tabel korelasi nilai-r. Penelitian ini menggunakan tingkat kepercayaan sebesar 95% dan tingkat kesalahan tidak lebih dari 10%, sehingga nilai-r tabel adalah 0,197.

Berdasarkan uji reliabilitas yang telah dilakukan didapatkan bahwa hasil kuesioner dari produk manisan maupun sirup bersifat reliabel, yaitu dapat dipercaya. Hal tersebut dikarenakan nilai rα dari kedua produk tersebut lebih besar dibandingkan nilai-r tabel.

3.6 Analisis Tingkat Kepuasan Konsumen Analisis tingkat kepuasan konsumen dilakukan untuk mengetahui bagaimana tingkat kepuasan konsumen terhadap produk manisan dan sirup wortel. Data mengenai tingkat kepuasan konsumen untuk produk manisan dan sirup wortel didapatkan dari melakukan wawancara dan uji rasa kepada tiga puluh orang responden.

Berdasarkan perhitungan tingkat kepuasan konsumen untuk produk manisan didapatkan bahwa konsumen merasa tidak puas akan atribut tidak terdapat rasa langu dari kelompok produk dan atribut pencantuman tanggal kadaluarsa pada kemasan dari kelompok kemasan. Untuk produk sirup didapatkan bahwa konsumen merasa tidak puas akan atribut tampilan sirup yang jernih dari kelompok produk dan atribut pencantuman tanggal kadaluarsa pada kemasan dari kelompok kemasan. 3.7 Analisis Tingkat Perbandingan dengan Produk Kompetitor

Analisis tingkat perbandingan dengan produk kompetitor dilakukan untuk

mengetahui bagaimana posisi produk manisan dan sirup wortel terhadap produk manisan dan sirup yang selama ini disukai oleh masyarakat atau yang dapat dikatakan sebagai produk kompetitor. Berdasarkan hasil wawancara didapatkan bahwa manisan mangga merupakan produk kompetitor dari manisan wortel dan sirup leci merupakan produk kompetitor dari sirup wortel.

Berdasarkan perbandingan yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa dari segi produk untuk keseluruhan atribut yang ada, manisan wortel lebih unggul dibandingkan manisan mangga, kecuali untuk atribut tidak terdapat rasa langu. Dari segi kemasan, untuk keseluruhan atribut manisan mangga lebih unggul dibandingkan manisan wortel, kecuali untuk atribut dikemas dalam ukuran 100 gram dan 250 gram, dimana nilai kedua produk tersebut seimbang. Untuk produk sirup wortel, baik dari segi produk maupun kemasan, semuanya masih kalah bila dibandingkan dengan sirup leci.

3.8 Penentuan Target (Goal)

Nilai target didapatkan dengan menggunakan nilai tertinggi dari perbandingan antara tingkat kepentingan konsumen (TKK) dan tingkat kepuasan konsumen (TKP) untuk masing-masing atribut kebutuhan konsumen.

3.9 Perhitungan Rasio Perbaikan

Perhitungan rasio perbaikan dilakukan untuk mengetahui apakah perlu dilakukan perbaikan atau tidak terhadap suatu atribut kebutuhan konsumen. Rasio perbaikan merupakan perbandingan antara target yang hendak dicapai dan tingkat kepuasan konsumen.

3.10 Penentuan Poin Penjualan

Penentuan poin penjualan dilakukan untuk mengetahui bagaimana peranan masing-masing atribut kebutuhan konsumen terhadap penjualan produk manisan wortel maupun sirup wortel. Data mengenai poin penjualan untuk produk manisan dan sirup wortel didapatkan dari melakukan wawancara kepada tiga puluh orang responden.

(7)

Perencanaan Produk Olahan Wortel Menggunakan Metode QFD Berdasarkan penentuan poin

penjualan untuk produk manisan wortel didapatkan bahwa atribut tidak menimbulkan aftertaste pahit dari segi produk dan atribut pencantuman tanggal kadaluarsa dari segi kemasan merupakan atribut yang paling berperan dalam penjualan produk manisan wortel. Untuk produk sirup wortel didapatkan bahwa atribut memiliki rasa yang segar dari segi produk dan atribut pencantuman tanggal kadaluarsa dari segi kemasan merupakan atribut yang paling berperan dalam penjualan produk sirup wortel.

3.11 Perhitungan Raw Weight

Raw weight merupakan bobot dari setiap atribut kebutuhan konsumen. Data ini didapatkan dari hasil perkalian data tingkat kepentingan konsumen, rasio perbaikan dan poin penjualan untuk masing-masing atribut kebutuhan konsumen.

3.12 Perhitungan Normalized Raw Weight

Normalized Raw Weight

merupakan persentase bobot suatu atribut kebutuhan konsumen terhadap keseluruhan bobot atribut kebutuhan konsumen untuk setiap atribut kebutuhan.

3.13 Rancangan Persyaratan Teknis

Persyaratan teknis merupakan parameter teknis agar produk manisan dan sirup wortel yang dihasilkan dapat sesuai dengan harapan konsumen. Data persyaratan teknis untuk produk manisan dan sirup wortel didapatkan dari hasil wawancara dan diskusi dengan dua orang narasumber yang bekerja sebagai peneliti di Laboratorium MRCPP Universitas Ma Chung, Malang. Berikut adalah persyaratan teknis yang diperoleh.

Tabel 3 Persyaratan Teknis untuk Produk Manisan Wortel

Produk

Sortasi bahan baku Proses pemotongan

Konsentrasi kapur dalam larutan kapur

Lama perendaman larutan kapur Proses pencucian

Proses blansing

Konsentrasi gula dalam larutan gula Jenis gula dalam larutan gula Lama perendaman larutan gula Penambahan BTP (Bahan Tambahan Pangan)

Suhu pengeringan Lama pengeringan

Kemasan

Ukuran kemasan

Ukuran potongan manisan Bahan kemasan

Label tanggal kadaluarsa

Tabel 4 Persyaratan Teknis untuk Produk Sirup Wortel

Produk

Sortasi bahan baku Proses blansing Proses penyaringan Konsentrasi gula

Jenis gula yang digunakan Penambahan BTP (Bahan Tambahan Pangan) Kemasan Ukuran kemasan Bahan kemasan Bentuk kemasan

Label tanggal kadaluarsa 3.14 Pembuatan Matriks Korelasi

Pembuatan matriks korelasi bertujuan untuk mengetahui hubungan antara persyaratan teknis dan atribut kebutuhan konsumen dari produk manisan wortel dan sirup wortel. Penilaian hubungan ini menggunakan nilai sebagai berikut.

Tabel 5 Nilai Hubungan Matriks Korelasi

Nilai Arti

0 Tidak ada hubungan 1 Hubungan lemah 3 Hubungan sedang 9 Hubungan kuat 3.15 Pembuatan Matriks Trade Off

Pembuatan matriks trade off bertujuan untuk mengetahui hubungan antar persyaratan teknis dari produk manisan wortel dan sirup wortel. Penilaian hubungan ini menggunakan rentang nilai yang sama seperti pada matriks korelasi. 3.16 Penentuan Prioritas Persyaratan Teknis

(8)

Nilai prioritas persyaratan teknis menunjukkan seberapa penting suatu persyaratan teknis untuk dikembangkan. Semakin tinggi nilai prioritas suatu persyaratan teknis, maka semakin tinggi pula prioritas persyaratan teknis tersebut untuk dikembangkan. Nilai prioritas persyaratan teknis didapatkan dari nilai hubungan pada matriks korelasi dan nilai normalized raw weight. Pada tahapan ini juga dilakukan perhitungan nilai kontribusi,

yaitu persentase nilai prioritas suatu persyaratan teknis terhadap keseluruhan nilai prioritas persyaratan teknis.

3.17 Matriks House of Quality (HOQ) Semua data atau informasi dari tahapan-tahapan sebelumnya dimasukkan ke dalam matriks HOQ berdasarkan bagiannya masing-masing. Berikut adalah matriks HOQ untuk produk manisan dan sirup wortel.

Aroma tidak menyengat

S o rt a si b ah an b a k u P ro se s p e m o to n g an L am a p e re n d am an l a ru ta n k a p u r K o n se n tra si k a p u r d a la m l a ru ta n k a p u r P ro se s p e n c u ci an P ro se s b la n si n g K o n se n tra si g u la d al am l a ru ta n g u la Je n is g u la d a la m l a ru ta n g u la L am a p e re n d am an l a ru ta n g u la P e n a m b a h a n B T P ( Ba h an T a m b a h a n P an g a n ) S u h u p e n g e ri n g a n L am a p e n g eri n g an T K K T K P P e rb an d in g an d en g an K o m p e ti to r T arg et Ra si o P e rb ai k an P o in P en ju al an R a w W ei g h t No rm a li ze d R a w W e ig h t

Tidak terdapat rasa langu

Warna manisan tidak mencolok

Memiliki tekstur yang mudah untuk dikunyah (tidak berserat)

Memiliki tingkat kemanisan yang pas Memiliki tingkat keasaman yang pas Memiliki bentuk potongan yang mudah dimakan dalam sekali lahap

Memiliki ukuran potongan yang mudah dimakan dalam sekali lahap

Tidak menimbulkan aftertaste pahit Nilai prioritas Kontribusi (%) Urutan prioritas 3 3 9 9 9 9 9 9 9 9 3 9 9 1 3 3 3 9 3 9 9 3 9 9 1 3 9 1 3 3 9 1 9 3 3 3 9 9 9 9 9 3 3 9 1 3 3 9 1 1 1 9 3 3 9 9 9 9 9 9 9 9 9 1 3 3 3 3 4,56 3,97 3,57 3,97 4,34 4,29 3,64 3,77 4,48 3,67 4,07 4 4,37 4,1 3,87 4,3 4,3 4,53 3,9 3,97 3,77 3,5 3,5 3,4 3,77 3,73 4,1 4,56 4,07 4 4,37 4,34 4,29 4,3 4,3 4,53 1,24 1 1 1 1,06 1,11 1 1 1 1,42 1,38 1,32 1,41 1,44 1,44 1,35 1,41 1,46 8,05 5,48 4,71 5,60 6,62 6,85 4,91 5,32 6,54 0,15 0,10 0,09 0,10 0,12 0,13 0,10 0,10 0,12

Atribut Kebutuhan Konsumen

Persyaratan Teknis 4,71 2,50 3,03 1,53 3,602,011,091,202,73 2,572,19 1,66 16,3 8,7 10,5 5,3 12,57,0 3,8 4,2 9,5 8,9 7,6 5,8 1 6 3 10 2 8 12 11 4 5 7 9

(9)

Perencanaan Produk Olahan Wortel Menggunakan Metode QFD Dikemas menggunakan bahan yang bening sehingga dapat

terlihat langsung manisan yang ada dalam kemasan

U k u ra n k em as a n U k u ra n p o to n g a n m a n is an L ab el t a n g g al k a d a lu ars a Ba h an k e m a sa n T K K T K P P e rb an d in g an d en g an K o m p e ti to r T arg et Ra si o P e rb ai k an P o in P en ju al an R a w W ei g h t No rm a li ze d R a w W e ig h t

Dikemas dalam ukuran 100 gram dan 250 gram

Pencantuman tanggal kadaluarsa pada kemasan Nilai prioritas Kontribusi (%) Urutan prioritas 9 9 1 9 1 9 1 3 1 9 2,84 3,57 4,78 3,4 3,83 2,53 3,4 3,9 2,57 3,4 3,83 4,78 1 1 1,89 1,14 1,36 1,43 3,24 4,86 12,9 0,15 0,23 0,62 2,85 5,54 1,39 1,39 25,5 49,6 12,4 12,4 2 1 3 3

Atribut Kebutuhan Konsumen

Persyaratan Teknis

Gambar 3 Matriks HOQ untuk Produk Manisan Wortel dari Segi Kemasan

Dikemas dalam bentuk botol

U k u ra n k em as a n Ba h an k e m a sa n L ab el t a n g g al k a d a lu ars a Be n tu k k e m a sa n T K K T K P P e rb an d in g an d en g an K o m p e ti to r T arg et Ra si o P e rb ai k an P o in P en ju al an R a w W ei g h t No rm a li ze d R a w W e ig h t

Dikemas dalam ukuran 500 ml dan 1L

Memiliki penutup kemasan yang rapat

Kemasan terbuat dari bahan kaca yang bening sehingga dapat terlihat langsung sirup yang ada dalam kemasan

Pencantuman tanggal kadaluarsa pada kemasan Prioritas Kontribusi (%) Urutan prioritas 9 3 1 1 3 9 9 9 9 1 9 0,93 4,77 3,38 3,26 7,6 38,7 27,4 26,4 2 1 3 4 2,98 3,72 4,71 3,97 4,85 3,47 3,4 3,43 3,17 2,43 3,93 4,2 4,3 4,3 4,33 3,47 3,72 4,71 3,97 4,85 1 1,09 1,37 1,25 2,0 1,16 1,27 1,40 1,43 1,45 3,46 5,17 9,05 7,11 14,0 0,09 0,13 0,23 0,18 0,36 1 39 1

Atribut Kebutuhan Konsumen

Persyaratan Teknis

(10)

Aroma sesuai dengan varian rasa S o rt a si b ah an b a k u P ro se s b la n si n g K o n se n tra si g u la P ro se s p e n y a ri n g an Je n is g u la y a n g d ig u n ak a n P e n a m b a h a n B T P ( Ba h an T a m b a h a n P an g a n) T K K T K P P e rb an d in g an d en g an K o m p e ti to r T arg et Ra si o P e rb ai k an P o in P en ju al an R a w W ei g h t No rm a li ze d R a w W e ig h t

Memiliki rasa yang segar

Warna sirup tidak mencolok Tampilan sirup yang jernih

Memiliki tingkat kemanisan yang pas Tidak menimbulkan aftertaste kering pada tenggorokan Nilai prioritas Kontribusi (%) Urutan prioritas 9 9 3 9 9 3 9 9 9 3 9 1 1 9 3 1 9 3 9 1 3 9 1 2,45 1,4 1,343,371,277,41 3 4 5 2 6 1 14,2 8,1 7,8 19,5 7,4 43,0 0,2 0,19 0,11 0,15 0,18 0,18 3,4 3,07 3,83 2,9 3,5 3,73 4,53 4,34 3,58 3,72 4,4 4,51 3,93 4,27 4 4,47 3,73 3,93 4,53 4,34 3,83 3,72 4,4 4,51 1,33 1,41 1 1,28 1,26 1,21 1,46 1,41 1,33 1,40 1,43 1,46 8,81 8,65 4,76 6,68 7,91 7,96

Atribut Kebutuhan Konsumen

Persyaratan Teknis

Gambar 5 Matriks HOQ untuk Produk Sirup Wortel dari Segi Produk

4. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pengolahan data dan analisis yang telah dilakukan dalam penelitian ini, kesimpulan yang dapat diambil adalah:

1. Dari keempat produk olahan wortel yang diberikan kepada konsumen, yaitu manisan wortel, carangmas wortel, jus wortel-lemon dan sirup wortel, terdapat dua produk yang disukai konsumen, yaitu manisan wortel dan sirup wortel. 2. Terdapat dua belas atribut kebutuhan

konsumen yang harus diperhatikan dari produk manisan wortel, dimana sembilan atribut berhubungan dengan

produk dan tiga atribut lainnya berhubungan dengan kemasan.

3. Terdapat sebelas atribut kebutuhan konsumen yang harus diperhatikan dari produk sirup wortel, dimana enam atribut berhubungan dengan produk dan lima atribut lainnya berhubungan dengan kemasan.

4. Terdapat dua belas persyaratan teknis untuk menjawab sembilan atribut kebutuhan konsumen produk manisan wortel dari segi produk. Dan persyaratan teknis yang sebaiknya menjadi prioritas utama dalam proses produksi manisan wortel nantinya adalah lama perendaman dalam larutan gula.

(11)

Perencanaan Produk Olahan Wortel Menggunakan Metode QFD 5. Terdapat empat persyaratan teknis untuk

menjawab tiga atribut kebutuhan konsumen produk manisan wortel dari segi kemasan. Dan persyaratan teknis yang sebaiknya menjadi prioritas utama dalam proses produksi kemasan manisan wortel nantinya adalah label tanggal kadaluarsa.

6. Terdapat enam persyaratan teknis untuk menjawab enam atribut kebutuhan konsumen produk sirup wortel dari segi produk. Dan persyaratan teknis yang sebaiknya menjadi prioritas utama dalam proses produksi sirup wortel nantinya adalah penambahan BTP (Bahan Tambahan Pangan).

7. Terdapat empat persyaratan teknis untuk menjawab lima atribut kebutuhan konsumen produk sirup wortel dari segi kemasan. Dan persyaratan teknis yang sebaiknya menjadi prioritas utama dalam proses produksi kemasan sirup wortel nantinya adalah bahan kemasan.

5. SARAN

Saran yang dapat diberikan terkait dengan penelitian ini adalah sebaiknya dilakukan penelitian lanjutan hingga menghasilkan rumah kedua, ketiga dan keempat sesuai dengan tahapan yang ada dalam metode QFD untuk melengkapi penelitian ini. Sesuai tahapan dalam metode QFD, beberapa persyaratan teknis dengan prioritas tertinggi yang didapatkan dari rumah pertama akan digunakan dalam rumah kedua. Namun untuk penelitian ini sebaiknya menggunakan seluruh persyaratan teknis dari rumah pertama untuk dilanjutkan ke rumah kedua. Hal tersebut berdasarkan pertimbangan bahwa penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan produk yang masih baru.

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam pelaksanaan penelitian ini hingga akhirnya penelitian ini dapat terselesaikan dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik, 2012, Produksi Sayuran dan Buah-Buahan Semusim di

Indonesia, 1997-2012,

www.bps.go.id/tab_sub/view.php?kat=3 &tabel=1&daftar=1&id_subyek=55&n otab=70, diakses tanggal 3 Maret 2014. Cohen, L., 1995, Quality Function

Deployment: How to Make QFD Work for You, Addison-Wesley Publishing Company, Massachusetts.

Gaspersz, V., 2001, Total Quality Management, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Hanum, C., 2008, Teknik Budaya Tanaman, Jilid 2, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta.

Rahmatika, I.N., 2008, Penerapan Quality Function Deployment untuk Mengetahui Tingkat Kepuasan Konsumen Produk Biskuit di PT. Arnott’s Indonesia, Tugas Akhir, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Renhad, J., 2013, Analisis Peningkatan Kualitas Sepeda Motor Honda Scoppy dengan Metode Quality Function Deployment (QFD), Tugas Akhir, Program Studi Teknik Industri, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Ma Chung, Malang.

Sholeh, M.S., 2012, Analisis Efisiensi Alokatif Penggunaan Faktor-Faktor Produksi Usahatani Wortel (Dancus carota L) (di Kecamatan Bumiaji Kota Batu), Skripsi, Jurusan Sosial Ekonomi, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya, Malang.

Sriwahyuni, W., Analisis Diversifikasi Produk Minuman pada CV Fauzi Kabupaten Bekasi Propinsi Jawa Barat (Menggunakan Metode Quality Function Deployment), Tugas Akhir, Program Studi Ekstensi Manajemen Agribisnis, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

(12)

Gambar

Tabel 1 Atribut Kebutuhan Konsumen untuk Produk Manisan  Produk  Tidak terdapat rasa langu
Tabel 2 Atribut Kebutuhan Konsumen untuk Produk Sirup
Tabel 3 Persyaratan Teknis untuk Produk  Manisan Wortel
Gambar 2  Matriks HOQ untuk Produk Manisan Wortel dari Segi Produk
+3

Referensi

Dokumen terkait

Ayat-ayat yang telah disebutkan menerangkan bahwa perbuatan kaum Nabi Luth yang hanya melakukan hubungan seksual kepada sesama laki-laki melepaskan syahwatnya hanya

Kelebihan pemberian edukasi dengan metode ceramah adalah murah, mudah untuk dilakukan, dapat menyajikan materi pelajaran yang luas, dapat memberikan pokok-pokok materi yang

Emakumeek idatzitako nobela intismistetan “emakumeen espazioak barne espazioak dira nagusiki” (idem: 49), baina eleberri honetako pertsonaiak bestelako harreman bat du

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menghasilkan etil asetat dari dari bahan baku kulit pisang raja melalui proses fermentasi dan dilanjutkan dengan reaksi

Dengan mengetahui pengaruh faktor fundamental terhadap harga saham, investor dapat menilai saham dengan mencermati hasil dari rasio keuangan yang didapat dari laporan

Oleh karena itu dibutuhkan perbaikan sistem peng-input-an data repair untuk mendukung sistem kontrol mekanik yang bertujuan agar mekanik mengetahui permasalahan penyebab

Sistim suspensi adalah komponen kendaraan yang fungsi utamanya untuk menjamin kenyamanan penumpang jika kendaraan berjalan pada jalan bergelombang dan juga jika kendaraan

Kecerdasan emosional (emotional intelligence) perawat sangat berpengaruh dan menunjang dalam pemberian asuhan keperawatan Hal ini dapat dilihat dari penelitian yang