• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODOLOGI PENELITIAN GEOGRAFI; Ragam Perspektif dan Prosedur Penelitian, oleh Momon Sudarma Hak Cipta 2014 pada penulis GRAHA ILMU Ruko Jambusari 7A

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "METODOLOGI PENELITIAN GEOGRAFI; Ragam Perspektif dan Prosedur Penelitian, oleh Momon Sudarma Hak Cipta 2014 pada penulis GRAHA ILMU Ruko Jambusari 7A"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)

METODOLOGI PENELITIAN GEOGRAFI; Ragam Perspektif dan Prosedur Penelitian, oleh Momon Sudarma Hak Cipta © 2014 pada penulis

GRAHA ILMU

Ruko Jambusari 7A Yogyakarta 55283

Telp: 0274-889398; Fax: 0274-889057; E-mail: info@grahailmu.co.id

Hak Cipta dilindungi undang-undang. Dilarang memper banyak atau memindahkan sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apa pun, secara elektronis maupun mekanis, termasuk memfotokopi, merekam, atau dengan teknik perekaman lainnya, tanpa izin tertulis dari penerbit.

ISBN: 978-602-262-257-4 Cetakan ke I, tahun 2014

(5)

Bismillahirrahamnirrahim.

erdorong oleh kegelisahan pribadi, khususnya pada saat pemerintah mengeluarkan kebijakan bahwa setiap tenaga pendidik diwajibkan untuk membuat karya ilmiah. Termasuk di dalamnya, yaitu membuat riset praktis atau biasa disebut action research (penelitian tindakan). Guru, siapapun dia, pada jenjang golongan/pangkat manapun, sekarang ini menjadi wajib membuat karya tulis. Gimana nih?

Hal yang paling memprihatinkan lagi, dan membuat diri ini bertanya-tanya, yaitu laporan PTK (Penelitian Tindakan Kelas) yang diajukan, kerap kali dikoreksi oleh seorang ‘pengawas’. Secara pribadi, sudah merasa sesuai dengan prosedur penelitian yang dikemukakan oleh sejumlah ahli PTK, tetapi menurut versi ‘pengawas’, PTK yang diajukan itu belum sempurna, dan harus diperbaiki lagi.

Sekali diperbaiki, masih wajar. Dua kali diperbaiki pun masih dianggap wajar. Sudah berulangkali diperbaiki, juga tetap ada koreksian. Ada yang mengatakan, terdapat perbedaan persepsi mengenai struktur dan makna PTK antara ahli ‘A’ dengan ahli ‘B’. Bahkan, kadang ujung-ujungnya, tidak jarang pula muncul saran ‘miring’ yang saya sendiri, tidak kerasan dan tidak mau ‘bertanggungjawab’ dengan hadirnya saran tertentu yang potensial menyebabkan rusaknya kultur akademik di lembaga pendidikan.

Diri ini belum bisa berbuat sempurna. Banyak hal yang masih kurang etis, kurang logis, kurang akademis. Tetapi hasrat belajar dalam diri, termasuk untuk mengetahui karakter dan jenis penelitian pendidikan yang benar, kemudian menggeliat kembali dalam diri ini.

Dorongan itulah, yang menggeliatkan rasa dan pikiran ini, untuk menuliskan sejumlah masalah yang terjadi di lapangan, khususnya yang terkait dengan kewajiban membuat karya ilmiah, dan atau penelitian tindakan kelas (classroom action research).

T

KATA

 

(6)

vi Metodologi Penelitian Geografi

Banyak pihak, khususnya para penulis buku mengenai PTK dan atau pengamat pendidikan, memberikan tuduhan bahwa guru-guru di lapangan, bukan hanya di desa, tetapi juga di kota, kurang memiliki kemampuan dalam membuat karya ilmiah. Jangankan laporan penelitian, seperti PTK, sekedar tulisan populer, seperti artikel di media massa pun, masih banyak yang mengalami kesulitan.

Kendati pangkat atau golongan sudah menduduki posisi mendekati pamuncaknya, golongan IV, tersinyalir banyak tenaga pendidik yang belum mampu menunjukkan kemampuan minimal dalam membuat karya ilmiah (PTK). Mereka cenderung terjebak pada kemampuan minimal mengajar, dan pekerjaan tatap muka semata.

Memahami hal ini, dan juga merasakan sendiri mengenai masalah yang ada di lapangan, gairah untuk mencurahkan pandangan, pengalaman, dan pemikiran mengenai mengembangkan kemampuan tetulisan ini, menguat. Setidaknya, satu sisi, tetulisan ini dimaksudkan sebagai curhat, mengapa semua ini terjadi ? dan pada sisi lain, upaya berbagi dengan sesama profesi, khususnya pendidik geografi dalam menemukembangkan kemampuan riset.

Melalui tulisan ini, diharapkan, sejumlah pihak, yang kerap memberikan ‘tuduhan’ bahwa guru itu tidak kreatif, secara perlahan namun pasti, dapat terjawab oleh waktu. Impian dari wacana ini, adalah hadirnya kebangkitan nalar riset di kalangan guru, dan semangat untuk terus melahirkan karya ilmiah.

Karya ilmiah sebagaimana yang dipahami selama ini, perlu diposisikan bukan sekedar kewajiban formal kenaikan pangkat, tetapi juga upaya mendapatkan kebahagiaan intelektual, kepuasaan intelektual, dan tanggungjawab peradaban menuju Indonesia masa depan. Saya merasakan, bahwa tingginya nalar riset atau libido ilmiah dalam diri seorang guru, memilki peran nyata dalam menumbuhkembangkan semangat, motivasi dan gairah siswa dalam menseriuskan usahanya dalam memahami pelajaran yang kita sampaikan.

“senang dech, belajar dengan bapak ini,” ujar seorang siswa, “informasinya aktual, dan terus

up date”.

Ucapan yang sederhana. Tetapi, apresiasi peserta didik serupa itu, sesungguhnya merupakan sebuah apresiasi positif dan bermakna bagi kelanjutan pendidikan dan pembelajaran. Karena, atmosfer kelas yang seperti itu, akan berbeda, bila kemudian muncul apresiasi anak, “ah, ngajar gitu-gitu aza, apa bedanya dengan pembaca berita di tv..

Sebuah protes peserta didik yang alamiah, yang menunjukkan adanya ketidakpuasan terhadap gaya mengajar dan informasi yang didapatnya hari itu. Dalam hemat saya, ucapan peserta didik yang terakhir tadi, tidak akan muncul di ruang kelas, bila tenaga pendidik mampu menunjukkan diri sebagai insan-segar-bugar-aktif. Insan seperti itu, senantiasa menyegarkan informasi, dan aktif meng-up-date materi ajarnya dengan informasi terbaru.

(7)

Kata Pengantar vii Gairah belajar siswa akan meningkat, bila tersentuh nalar risetnya. Nalar riset peserta didik akan meningkat, bila kita mampu memberikan informasi yang meng’ejutkan. Gairah belajar siswa akan membara, bila kita mampu menjadi inspiring teachter, guru yang menginspirasi. Salah satu upaya untuk menjadikan diri kita sebagai guru yang menginspirasi, yaitu kita bisa membangkitkan kembali nalar riset pribadi kita sendiri.

Untuk kepentingan itulah, galian kembali mengenai prosedur penelitian dalam bidang pelajaran, khususnya mata pelajaran geografi menjadi penting untuk dilakukan. Setidaknya, diharapkan bisa membantu para guru, atau pelaku penelitian pemula, dalam memulai kegiatannya dalam melakukan penelitian tindakan kelas.

Hanya saja, untuk mengawal pemahaman kita dalam menelaah wacana yang ada dalam buku ini, perlu ditegaskan sedini mungkin, bahwa perspektif-perspektif yang diajukan dalam wacana ini, belumlah utuh mengangkat perspektif ilmu yang berkembang di era modern ini. Masih banyak perspektif lain, perspektif baru yang bisa dimanfaatkan untuk memperkaya kekayaan pemikiran kita. Sayangnya, karena ruangtulis yang terbatas, kemampuan yang terbatas, dan kesempatan yang terbatas, hanya tersajikan beberapa perspektif saja.

Selain itu, wacana ini, mengedepankan aspek geografi manusia dan pendekatan kualitatifnya. Oleh karena itu, prosedur penelitian yang sifatnya kuantitatif, tidak banyak disentuh. Begitu pula mengenai keragaman perspektif dalam pengetian geografi fisik. Dengan pengakuan dan pengawalan wilayah kajian ini, diharapkan ruang lingkup kajian dan fokus kajiannya, tidak disalahartikan oleh para pembaca.

Ketuntasan dalam mewacanakan ini, sudah tentu, bukan sebuah karya sendiri. Dalam perjalanannya, saya berutang budi dan pemikiran, kepada rekan seprofesi, baik di Asosiasi Pendidik Geografi Indonesia (APGI) dan juga MGMP Geografi Kota Bandung, serta Kelompok Kerja Geografi Madrasah, yang kerap memberikan rangsangan dan pemikiran, serta ‘pekerjaan’ sehingga penulis ini memiliki pengalaman perjalanan merambah ke wacana-wacana geografi yang sebelumnya belum pernah dijalani.

Bandung, Juli 2014

(8)
(9)

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... vii

BAB 1 DEFINISI DAN MAKNA PENELITIAN PENDIDIKAN GEOGRAFI ... 1

Pengertian Penelitian ... 1

Geografi Pendidikan ... 4

Pendidikan Geografi ... 5

Makna Penelitian Geografi ... 6

Ruang Lingkup Penelitian ... 8

Manfaat Penelitian... 9

Kriteria Penelitian yang Baik ... 10

Kerangka Umum Prosedur Penelitian ... 12

Motivasi Penelitian ... 13

Siapa Pendidik Geografi ? ... 14

Untuk Siapa Buku Ini ? ... 15

Bab 2 DINAMIKA DAN SEJARAH PERKEMBANGAN GEOGRAFI ... 17

Pengertian Geografi ... 17

Imajinasi Geografi ... 18

Geografi Implisit dan Eksplisit ... 20

Geografi Klasik ... 23

Geografi Abad Pertengahan ... 23

Geografi Modern ... 24

Geografi Abad 19 dan 20 ... 25

Geografi Posmodern... 26

DAFTAR

 

(10)

x Metodologi Penelitian Geografi

Geografi Terpadu ... 27

Wacana Penutup ... 28

BAB 3 FILSAFAT ILMU : PENGUATAN FILSAFAT GEOGRAFI ... 31

Ilustrasi ... 31

Pengantar ... 31

Kilasan Sejarah Ilmu ... 33

Mengenal Filsafat Ilmu ... 34

Sains, Nonsains dan Nonsens ... 37

Ontologi Geografi ... 39

Epistemologi Geografi ... 41

Aksiologi Geografi... 43

Penutup ... 44

Bab 4 MEMBANGUN KARAKTER GEOGRAFI DAN KETERAMPILAN BERFIKIR GEO-GRAFI ... 45

Ilustrasi ... 45

Menengok Peraturan Kita ... 46

Memaknai Konsep Karakter ... 47

Geografi Berkarakter ... 49

Geografi Pemikiran Geografi ... 52

Keragaman Karakter Berfikir ... 52

Keterampilan Berfikir Geografik ... 54

Keterampilan Fungsional Geografi ... 56

Penutup : Komunikasi Sains ... 60

BAB 5 METODE PENELITIAN GEOGRAFI: MEMANTAPKAN PENELITIAN TINDAKAN KERUANGAN ... 65

Ilustrasi ... 65

Pengantar ... 66

Makna Metode dan Metodologi ... 66

Penelitian Eksperiman ... 67

Penelitian Ex Post Facto ... 68

Penelitian Deskriptif ... 69

Penelitian Historik ... 69

Penelitian Tindakan Kelas ... 70

Penelitian Tindakan Keruangan ... 73

Referensi

Dokumen terkait

menampilkan prestasi optimal, yang lebih baik dari sebelumnya. i iri ri ke kepr prib ibad adia ian n.. Meningkatnya stres dalam pertandingan dapat menyebabkan atlet bereaksi

Penelitan ini bertujuan untuk mengetahui kesiapan kerja siswa jurusan teknik listrik kelas XII di SMK N 2 Yogyakarta dalam menghadapi globalisasi dunia kerja

Jika kaum Muslimin menyadari bahwa dari mereka berada dalam suasana shahwah Islamiyah dan kesadaran Islami, maka di antara prinsip-prinsip shahwah dan prioritasnya ialah:

pencairan sebelum periode perjanjian akan mengalami kerugian karena Reksa Dana ini tidak membuat nilai pokok dari awal investasi sama dengan pada akhir

Hal ini didukung oleh penelitian-penelitian sebelumnya yang menunjukan bakteri Gram positif lebih rentan terhadap zat aktif dalam ekstrak dibandingkan bakteri Gram

Hal ini berarti bahwa pengaruh variabel bebas : strategi produk, strategi produk, strategi harga, strategi promosi, dan strategi distribusi secara bersama–sama terhadap

Saya berpikiran, saya dapat membuat tugas lebih baik dari yang sudah dikerjakan jika tidak ada kesalahan.. Saya beranggapan adanya kesalahan dalam pengerjaan tugas adalah hal

Perencanaan dan pengendalian adalah sesuatu yang tidak dapat dipisahkan dalam pelaksanaan proyek, pelaksanaan memerlukan waktu yang lama dan memerlukan usaha yang sungguh