• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENYELIDIKAN GAYA BERAT DAERAH PANAS BUMI PINCARA KABUPATEN LUWU UTARA, PROPINSI SULAWESI SELATAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENYELIDIKAN GAYA BERAT DAERAH PANAS BUMI PINCARA KABUPATEN LUWU UTARA, PROPINSI SULAWESI SELATAN"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

PENYELIDIKAN GAYA BERAT DAERAH PANAS BUMI PINCARA KABUPATEN LUWU UTARA, PROPINSI SULAWESI SELATAN

Oleh,

Dendi S.K.1 , Anwar W.A2

Sub Direktorat Panas Bumi, Direktorat Inventarisasi Sumber Daya Mineral

SARI

Daerah panas bumi Pincara terletak di desa Pincara, Kecamatan Masamba, Kabupaten Luwu Utara, Propinsi Sulawesi Selatan. Secara geografis berada pada posisi

diantara 020 27’ 00’’ - 020 35’ 00’’ Lintang Selatan dan 1200 18’ 00’’ - 1200 26’ 00’’ Bujur

Timur.

Anomali Bouguer memperlihatkan nilai anomali tinggi berada disebelah baratlaut, barat, baratdaya, dan sebagian kecil berada disebelah selatan, timur dan timurlaut dari daerah penyelidikan. Nilai anomali semakin rendah kearah bagian utara, tengah dan berlanjut kearah bagian selatan dari daerah penyelidikan. Rendahnya nilai anomali dibagian utara, tengah dan selatan memperlihatkan bahwa trend gaya berat yang kuat di daerah penyelidikan ini. Anomali Bouguer ini memperlihatkan struktur yang berada di bagian tengah dengan arah baratdaya – timurlaut merupakan struktur kontrol dari air panas Pincara.

Anomali Sisa memperlihatkan beberapa nilai anomali positif dan anomali negatif. Zona anomali negatif terletak di bagian utara - timurlaut, tengah, dan sebagian selatan dari daerah penyelidikan. Anomali positif muncul di beberapa lokasi yaitu sebelah barat, baratdaya, baratlaut, sebagian timurlaut, timur dan sebagian selatan dari daerah penyelidikan. Struktur yang muncul di bagian tengah daerah penyelidikan dilihat dari hasil anomali Sisa, anomali Bouguer memperlihatkan arah yang sama yaitu baratdaya – timurlaut, hal ini menunjukkan bahwa struktur lokal searah dengan struktur dalamnya.

1. Pengukuran di lapangan

Alat yang digunakan dalam penyelidikan gaya berat di daerah Pincara, Kabupaten Luwu Utara, Propinsi Sulawesi Selatan adalah gravitimeter La Coste & Romberg tipe G-802. Dari hasil penyelidikan ini mendapatkan jumlah stasiun gaya berat yang terukur sebanyak 268 titik amat yang terdiri dari 187 titik amat dengan spasi pengukuran 250 meter yang terletak di sepanjang lintasan A, B, C, D, E, F, dan G serta 81 titik amat yang dilakukan sebagai titik regional dengan spasi antara 500 – 1000 meter. Interval antar lintasan dibuat dengan spasi sekitar 1000 meter.

Base stasion atau disebut juga Base Camp dibuat di kantor Kepala Desa Pincara dengan nama Base. Base ini dipergunakan sebagai titik tutupan harian dan juga sebagai nilai acuan bagi stasiun gaya berat lainnya. Stasiun Base ini mempunyai koordinat UTM titik Base X = 208097, Y = 9725160 dengan ketinggian Z = 82.501 meter serta nilai Gabsolute = 977973.78 mgals.

Nilai Gabsolute ini didapat dari hasil pengikatan dengan DG.0 Bandung. Pengukuran koordinat dan ketinggian dari stasiun ukur, diukur dengan cara traversing theodolite Wild T buatan Switzerland. Titik triangulasi sebagai titik ikat di daerah ini tidak didapat, maka ketinggian diambil

(2)

dari titik ikat yang ada di peta Bakosurtanal yang terletak di pertigaan jalan pada titik amat R 12.

2. Penentuan densitas

Untuk menentukan densitas batuan diperlukan beberapa batuan yang diambil di daerah penyelidikan dan pengambilannya diperkirakan mewakili seluruh daerah penyelidikan. Hasil analisa laboratorium densitas batuan pada delapan buah contoh batuan yang dianggap mewakili daerah penyelidikan adalah seperti tertera pada tabel di halaman 7.

3. Anomali Bouguer

Peta Anomali Bouguer dengan nilai densitas yang didapat dari hasil analisa batuan mendapatkan koreksi densitas 2,60 gram/cm yang diperlihatkan dalam gambar 1. Peta anomali Bouguer ini memperlihatkan pola kontur yang relatif bervariasi dengan memperli-hatkan pola anomali tinggi maupun anomali rendah. Nilai anomali Bouguer tinggi muncul disebelah baratlaut, barat, baratdaya, dan sebagian kecil berada disebelah selatan, timur dan timurlaut. Nilai anomali semakin rendah ke arah bagian utara, tengah dan berlanjut ke arah bagian selatan dari daerah penyelidikan. Rendahnya nilai anomali dibagian utara, tengah dan selatan memperlihatkan bahwa trend gaya berat yang kuat di daerah penyelidikan ini, seperti yang diperlihatkan oleh perubahan nilai anomali Bouguer, berkaitan dengan perubahan dari densitas koreksi yang cukup mencolok. Nilai anomali Bouguer yang diperlihatkan berkisar antara –46 mgal sampai –28 mgal, dimana pola anomali ini memperlihatkan daerah ini memiliki suatu rentang anomali Bouguer dan gradien anomali yang relatif cukup besar. Pola kontur yang diperlihatkan mendapatkan beberapa struktur geologi skala besar yang berasosiasi dengan suatu rentang densitas tertentu di bagian dalam kulit bumi. Daerah zona lemah ini membatasi daerah anomali tinggi dan anomali rendah, yang secara keseluruhan memperlihatkan sebuah zona lemah yang cenderung memperlihatkan struktur dalam yang terletak di bagian tengah yang mempunyai arah umum barat

daya – timur laut, daerah zona lemah lainnya yang terdapat di bagian timur memperlihatkan struktur dalam yang mempunyai arah baratdaya – timurlaut dan merupakan zona lemah yang terletak di daerah bertopografi tinggi. Bagian lainnya yang mempunyai zona lemah yaitu di sebelah timurlaut yang mempunyai struktur dengan arah baratlaut – tenggara dan terletak di daerah bertopografi tinggi. Daerah anomali rendah yang terlihat di bagian utara, tengah dan selatan dari daerah penyelidikan yang menghampar begitu luas diperkirakan ditempati oleh batuan granit yang sudah agak tua dan telah mengalami ubahan yang kuat, serta menempati daerah bertopografi sedang.

3

Seperti yang telah diutarakan diatas pola anomali tinggi dari peta ini berada di bagian baratlaut yaitu sekitar gunung Buttu Leppong dan Buttu Tagari diperkirakan diisi oleh batuan granit dan menyebar kearah bagian barat yaitu sekitar gunung Buttu Tariwan, Buttu Lengkari, Buttu Kappuna dan Buttu Kopanda yang diperkirakan masih diisi oleh batuan Granit dan berlanjut kearah bagian baratdaya sekitar Masamba diperkirakan diisi oleh batuan alluvium. Anomali tinggi lainnya berada di bagian timurlaut yaitu sekitar gunung Buttu Barusilombon dan Buttu Loppeng yang diperkirakan diisi oleh batuan andesit serta disebelah timur yaitu sekitar gunung Buttu Timbori. Sedangkan yang merupakan sumber panas ( heat

sources ) untuk air panas yang muncul di

Pincara melalui pengamatan anomali Bouguer ini tidak terditeksi.

4. Anomali Regional

Untuk mencoba memisahkan anomali gaya berat yang merupakan target penyelidikan yaitu yang disebut dengan anomali Sisa dari pengaruh struktur dalam, maka akan dilakukan pemilteran data Bouguer dengan metode analisis permukaan polinomial ( Trend Surface ). Analisis Trend Surface biasanya akan menghasilkan anomali perpanjangan gelombang pendek bila dilakukan pada orde tinggi dan konsekwensinya adalah terlalu banyak informasi struktur dangkal yang diperoleh,

(3)

oleh sebab itu untuk membatasinya cukup dengan orde rendah saja yaitu orde-2.

Permukaan polinomial Orde-2 memperlihatkan anomali rendah berada di sebelah timur, tenggara dan timurlaut dari daerah penyelidikan, semakin ke arah tengah nilai anomali semakin tinggi dan berlanjut ke arah baratlaut, barat dan baratdaya. Anomali regional ini dibuat dengan koreksi densitas 2,60 gram/cm3 dan peta ini diperlihatkan pada gambar 3.3-11. Hasil dari Anomali Regional atau hasil analisis trend surface diatas ditujukan untuk mengektraksi informasi dangkal dari anomali Bouguer dengan maksud untuk mendapatkan anomali Gaya Berat Lokal atau disebut juga anomaly Sisa/ Residual. Dari kelurusan – kelurusan yang muncul dari peta anomali Regional ini dapat ditafsirkan adanya struktur besar yang terjadi di bagian tengah daerah penyelidikan dengan arah hampir utara – selatan.

Dari anomali Regional ini terlihat jelas pemisahan anomali tinggi dan anomali rendah, daerah yang mempunyai nilai anomali rendah diperkirakan diisi oleh batuan granit yang umurnya sudah tua dan telah mengalami ubahan, sedangkan yang mempunyai nilai tinggi diperkirakan diisi oleh batuan granit yang usia batuannya jauh lebih muda.

5. Anomali Sisa ( Residual )

Peta anomali Sisa orde-2 untuk densitas 2.60 gram/cm3 merupakan yang paling baik untuk dapat menggambarkan struktur, maka anomali Sisa yang diperlihatkan adalah anomali Sisa orde-2, yang ditampilkan pada gambar 2.

Pada peta anomali Sisa ini memperlihatkan struktur yang agak kompleks, dimana pola konturnya mempunyai nilai anomali positif dan anomali negatif serta membentuk kelompok-kelompok tersendiri. Namun pola anomali ini relatif memiliki persamaan dengan pola anomali Bouguernya, hal ini diperkirakan karena pola anomali Bouguer di daerah penyelidikan secara dominan diakibatkan oleh struktur local ( dangkal ). Dari peta ini terlihat bahwa zona anomali rendah yang terletak di bagian utara, tengah

dan sebagian selatan semakin terisolasi. Zona anomali tinggi di bagian baratdaya, barat, baratlaut, timurlaut, timur, dan sebagian selatan semakin muncul tajam. Jika peta anomali Sisa ini dioverlaykan ke permukaan polinomial orde-2, maka seluruhnya akan terletak di zona depresi permukaan polinomial. Ini semakin menguatkan bahwa pola anomali Sisa ini kemungkinan ditimbulkan oleh struktur-struktur dangkal. Kalau keadaannya demikian, maka ada hal yang menarik dari zona anomali tinggi tadi, apakah zona anomali tinggi ini ditimbulkan oleh blok batuan dengan densitas yang relatif lebih tinggi daripada batuan sekitarnya ( batuan granit ) dan dari satuan batuan yang berbeda dengan batuan granit ? Jika blok batuan tersebut bukan dari satuan granit, apakah ia berupa batuan intrusif yang berumur jauh lebih muda dari pada umur granit itu sendiri. Dengan hasil analisa laboratorium batuan dan memperlihatkan zona anomali rendah terletak di bagian utara yang ditempati oleh batuan granit, sedangkan yang berada di bagian tengah sebelah barat diisi oleh sebagian granit yang telah mengalami ubahan, dan sebagian daerah selatan diperkirakan diisi oleh batuan alluvial. Zona anomali tinggi yang muncul di sebelah timurlaut dan timur dari daerah penyelidikan diperkirakan diisi oleh batuan andesit, sedangkan anomali tiggi lainnya yang berada di sebelah barat, baratlaut, dan selatan diperkirakan masih diisi oleh batuan granit.

Beberapa kemunculan struktur dari peta anomali sisa ini terdapat sepuluh (10) struktur yang diperkirakan muncul di daerah penyelidikan ini. Daerah bagian utara terdapat dua buah struktur yang mempunyai arah sama yaitu baratlaut – tenggara. Di bagian tengah diperlihatkan empat buah struktur dengan arah baratdaya - timurlaut, yaitu dua buah struktur yang hampir sejajar dan merupakan struktur kontrol dari air panas Pincara, serta dua buah struktur yang mempunyai arah baratlaut – tenggara. Di bagian selatan terdapat empat buah struktur, yaitu dua buah struktur mempunyai arah baratlaut – tenggara dan yang lainnya mempunyai arah baratdaya – timurlaut.

(4)

Struktur yang diperlihatkan pada anomali Sisa yang berada di bagian tengah mempunyai arah yang hampir sama dengan yang diperlihatkan oleh anomali Bouguer dengan demikian menunjukkan bahwa struktur lokal searah dengan struktur dalamnya. Sedangkan di bagian selatan dan utara dari daerah penyelidikan antara anomali Sisa dan anomali Bouguer tidak memperlihatkan kesamaannya, hal ini menunjukkan bahwa struktur yang diperlihatkan pada anomali Sisa ini diperkirakan merupakan struktur lokal/dangkal.

6. Model – 2D Gaya Berat

Pembuatan Model-2D diambil dari anomaly Sisa Orde-2 yang digambarkan pada penampang A – B dengan menggunakan program MD 2002 ( T. Yohana.,2002 ). Penggambaran model ini dimaksudkan untuk mendapatkan struktur bawah permukaan daerah panas bumi Pincara yang digambarkan pada penampang pemodelan A – B, dibuat dengan densiti basement 2.60 gram/cm dan mempunyai arah penampang baratlaut – tenggara dengan panjang penampang kurang lebih 7 kilometer. Penampang ini memotong zona gaya berat lemah yang berada di bagian tengah ke arah tenggara dari daerah penyelidikan dan model struktur densitas dibuat berdasarkan pertimbangan data geologi dan dengan menggunakan metode verifikasi interaktif dimana perhitungan dilakukan berulang-ulang untuk setiap perubahan bentuk batuannya sampai nilai hitungan sesuai dengan nilai pengamatan.

3

Batuan basement yang merupakan batuan paling bawah adalah batuan granit dengan densitas 2,60 gram/cm . Di ujung baratdaya diisi oleh densiti 2.60 gram/cm dengan lebar sekitar 200 meter dipermukaan dan dilanjutkan oleh batuan sebelahnya yang mempunyai densitas 2,59 gram/cm mempunyai kedalaman sekitar 1700 meter diperkirakan masih batuan granit yang telah mengalami ubahan. Setelah itu ditempati oleh bodi yang mempunyai nilai densiti 2.64 gram/cm

dan menerus menempati lapisan yang kedua dengan nilai densiti 2.63 gram/cm dengan kedalaman sekitar 2000 meter sampai menembus dan muncul kembali di bagian tenggara. Dari bagian tengah yang mempunyai nilai densiti 2.64 gram/cm menuju tenggara yang ditempati oleh bodi yang mempunyai densitas 2.55 gram/cm dengan kedalaman sekitar 1000 meter dan masih ditempati oleh batuan granit yang telah mengalami ubahan, serta diperkirakan telah terjadi suatu zona patahan diantara dua bodi tersebut. Bidang struktur patahan ini mengakibatkan munculnya air panas yang berada di desa Pincara. Begitu pula dari bodi yang mempunyai densitas 2.55 gram/cm ke arah bodi dengan nilai densiti 2.63 gram/cm3 telah mengalami suatu struktur patahan. Sedangkan masa batuan yang berada di sebelah paling bawah mempunyai nilai densiti 2.60 gram/cm diperkirakan merupakan batuan granit dan merupakan basement rock untuk daerah penyelidikan ini. 3 3 3 3 3 3 3 3 3

(5)

Hasil Analisa Densitas Batuan

No Kode Contoh Batuan Nama Batuan Densitas Batuan

1 C-2850 Andesit 2.63 gram/cm 3

2 C-5300 Andesit 2.56 gram/cm 3

3 E-2800 Granit 2.61 gram/cm 3

4 E-5200 Granit 2.53 gram/cm 3

5 F-5100 Granit 2.64 gram/cm 3

6 D-6750 Andesit 2.65 gram/cm 3

7 RS-7 Andesit 2.66 gram/cm 3

8 C-2800 Granit 2.58 gram/cm 3

Densitas rata-rata dari keseluruhan contoh batuan yang dianalisa untuk daerah Pincara sebesar 2,60 gram/cm . 3 200000 202000 204000 206000 208000 210000 212000 214000 9714000 9716000 9718000 9720000 9722000 9724000 9726000 9728000 Buttu Simbolong Buttu Leppong Buttu Tagari Buttu Tallang Buttu Tariwan Buttu Langkeri Buttu Kappuna Buttu Balebo Buntu Kopanda Buntu Porodoa Buntu Patokoan Buttu Galinggang Buttu Barusitombon Buntu Timbori Buntu Patangai Buntu Posooh Buttu Loppeng Uraso Porodos Tambaksari Kalapa Adil Mapandenceng Nanna Kalapa Tonaka Kalapa Kalapa Uraso Bali Baru Harapan Cakkarudu Setiadarma Balambangi

Lampuawa Kalapa Sawit

Salualang Pongkase Paladan Karawak Tapoci Balakala Sepakat Sumillin Anjuran Bonde Taliasa Kamasi Mambo Pasambo Limbongbenoen Tondoktua Coklat Kamiri Baloli Coklat Sapek Bone Pasar Utara Puncak Kappuna Radda 2 Matoto Pasar Selatan Masamba Lapangan Terbang Welona Pandak Lumi Tondoktuara Lumi Pornade Kurikuri Kalapa Balease Benteng Sagu Karre Potabu Laba Lebannu Lapapa Kurra Salu M asamba Salu M aw i S alu Kap puna S alu M asa mba Salu Kula S alu B a le as e S alu P aw alu Salu Sum illin Salu L owanne Salu M oga ndang Salu Bulo mbong S a lu B a le a se Salu Pelle Sa lu Tolom bu S a lu P ati ka la Salu Loko Salu Uraso 0 2 4 km U DATUM HORISONTAL WGS 84 PROYEKSI UTM ZONA 51 S

0 1000 2000 3000 4000

PETA ANOMALI BOUGUER DAERAH PANAS BUMI PINCARA KECAMATAN MASAMBA ,KABUPATEN LUWU UTARA

SULAWESI SELATAN

KETERANGAN

Titik pengamatan Kontur ketingian interval 25 meter Mata air dingin

Mata air panas

Jalan raya, jalan desa Sungai A3000 < - 40 mgal -35 mgal s.d -40 mgal -30 mgal s.d -35 mgal > -30 mgal

(6)

200000 202000 204000 206000 208000 210000 212000 214000 9714000 9716000 9718000 9720000 9722000 9724000 9726000 9728000 Buttu Simbolong Buttu Leppong Buttu Tagari Buttu Tallang Buttu Tariwan Buttu Langkeri Buttu Kappuna Buttu Balebo Buntu Kopanda Buntu Porodoa Buntu Patokoan Buttu Galinggang Bu

PETA ANOMALI SISA DAERAH PANAS BUMI PINCARA KECAMATAN MASAMBA ,KABUPATEN LUWU UTARA

SULAWESI SELATAN

Gambar 2. Peta Anomali Sisa Daerah Panas Bumi Pincara, Luwu Utara – Sulawesi Selatan

ttu Barusitombon Buntu Timbori Buntu Patangai Buntu Posooh Buttu Loppeng Uraso Porodos Tambaksari Kalapa Adil Mapandenceng Nanna Kalapa Tonaka Kalapa Kalapa aso Bali Ba Harapa Cakkarudu Setiadarma Balambangi

Lampuawa Kalapa Sawit

Salualang Pongkase Paladan Karawak Tapoci Balakala Sepakat Sumillin Anjuran Bonde Taliasa Kamasi Mambo Pasambo Limbongbenoen Tondoktua Coklat Kamiri Baloli Coklat Sapek Bone Pasar Utara Puncak Kappuna Radda 2 Matoto Pasar Selatan Masamba Lapangan Terbang Welona Pandak Lumi Tondoktuara Lumi Pornade Kurikuri Kalapa Balease Benteng Sagu Karre Potabu Laba Lebannu Lapapa Kurra Sa lu Masamba Salu M aw i S alu K ap puna S alu M a sa mba Salu Kula S a lu B ale as e Salu P a walu Salu Sum illin S alu L owanne Salu M ogand ang Salu Bulombo ng S alu B a le a se Salu Pelle Salu Tol ombu S a lu P a tik ala Salu Loko Salu Uraso Ur ru n 0 2 4 km U DATUM HORISONTAL WGS 84 PROYEKSI UTM ZONA 51 S

0 1000 2000 3000 4000

A

B

KETERANGAN

Titik pengamatan Kontur ketingian interval 25 meter Mata air dingin

Mata air panas

Jalan raya, jalan desa Sungai A3000 < - 40 mgal -35 mgal s.d -40 mgal -30 mgal s.d -35 mgal > -30 mgal Penampang A-B Struktur

Gambar

Gambar 1. Peta Anomali Bouguer Daerah Panas Bumi Pincara, Luwu Utara – Sulawesi Selatan
Gambar 2. Peta Anomali Sisa Daerah Panas Bumi Pincara, Luwu Utara – Sulawesi Selatan

Referensi

Dokumen terkait

http://www.lpse.kalteng.go.id., Panitia Pengadaan Barang/Jasa dilingkungan Bidang Perumahan Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Kalimantan Tengah Sumber Dana APBD

[r]

Nama paket pekerjaan : Pencetakan Dan Pengiriman Naskah Soal, LJUS/M, Daftar Hadir, Berita Acara Pelaksanaan Ujian, Amplop Bahan Ujian Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI),

4. Rencana kerja dan laporan dibuat secara jelas dan rinci.. Metode ini dapat memberikan pengalaman belajar yang hampir setaraf dengan metode percobaan. Bedanya, dalam metode

Skripsi berjudul “Pendudukan Jepang di Jawa Barat Tahun 1942-1945” telah diuji dan disahkan oleh Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Jember pada: hari,

Bahagian Khidmat Pengurusan, Jabatan Perdana Menteri Aras 1, Blok B8, Kompleks Jabatan Perdana Menteri Pusat Pentadbiran Kerajaan Persekutuan..

1) Saat pertama berdirinya Fakultas Tarbiyah Banjarmasin, jurusan yang pertama kali dibuka adalah Jurusan Pendidikan Agama (PA), dengan jumlah mahasiswanya saat

Didalam penelitian ini, faktor-faktor tersebut akan diolah menurut preferensi pemerintah dan badan usaha yang terlibat dalam pelayanan angkutan lyn di Kota, sehingga