• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERTUMBUHAN EKONOMI BANTEN TRIWULAN IV TAHUN 2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERTUMBUHAN EKONOMI BANTEN TRIWULAN IV TAHUN 2013"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

Secara total, perekonomian Banten pada triwulan IV-2013 yang diukur berdasarkan PDRB atas dasar harga konstan 2000 menunjukkan pertumbuhan sebesar minus 0,06 persen dibandingkan dengan triwulan III-2013 (q to q). Dari sisi lapangan usaha, penurunan tersebut disebabkan oleh sektor pertanian sebesar minus 4,23 persen dan sektor industri pengolahan sebesar minus 1,53 persen. Dari sisi penggunaan, pertumbuhan negatif tersebut disebabkan oleh perlambatan konsumsi rumahtangga sebesar 1,02 persen dan penurunan komponen net ekspor hingga minus 6,36 persen.Sementara PDRB triwulan IV-2013 dibandingkan dengan PDRB triwulan IV-2012 (y on y) mengalami pertumbuhan sebesar 5,84 persen.

Secara kumulatif, PDRB Banten tahun 2013 masih dapat tumbuh sebesar 5,86 persen dibandingkan dengan tahun 2012. Dari sisi lapangan usaha sektor yang mengalami pertumbuhan positif tertinggi dicapai oleh sektor bangunan yakni 9,68 persen, kemudian disusul oleh sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan sebesar 8,52 persen, serta sektor jasa-jasa sebesar 8,45 persen. Dari sisi penggunaan, pertumbuhan tersebut (y on y) disebabkan oleh peningkatan komponen konsumsi rumahtangga sebesar 5,74 persen, konsumsi pemerintah sebesar 12,96 persen, perubahan stok sebesar 12,37 persen dan komponen ekspor sebesar 10,47 persen.

Besaran PDRB Banten atas dasar harga berlaku pada tahun 2013 mencapai Rp. 244,55 triliun, sedangkan atas dasar harga konstan 2000 mencapai Rp. 105,86 triliun. Dari sisi lapangan usaha, peranan tiga sektor utama yakni sektor industri pengolahan, sektor perdagangan, hotel dan restoran serta sektor pengangkutan dan komunikasi terhadap total perekonomian Banten pada tahun 2013 sekitar 74,39 persen. Sementara dari sisi penggunaan, sebagian besar PDRB Provinsi Banten digunakan untuk konsumsi rumah tangga sebesar 45,03 persen, pembentukan modal tetap bruto sebesar 36,55 persen, dan net ekspor sebesar 12,79 persen.

PDRB per kapita Banten tahun 2013 sebesar 21,35 juta rupiah atau naik sebesar 12,16 persen dari tahun 2012 yang sebesar 19,04 juta rupiah.

No. 09/02/36/Th. VIII, 5 Februari 2014

P

ER

TUMBUHAN

E

KONOMI

BANTEN

TRIWULAN IV TAHUN 2013

I.

Pertumbuhan Ekonomi Triwulan IV Tahun 2013

Perekonomian Banten pada triwulan IV-2013 tumbuh sebesar minus 0,06 persen (q to q), menurun bila dibandingkan dengan triwulan III-2013 yang terkoreksi sebesar 2,20 persen. Menurunnya pertumbuhan ini lebih ditengarai oleh pengaruh musiman yaitu penurunan aktivitas sektor ekonomi

(2)

Sebetulnya pada triwulan ini, hampir semua sektor tumbuh positif tetapi karena sektor dominan yaitu sektor industri dan pertanian tumbuh negatif sehingga agregasinya menurun. Pertumbuhan tertinggi dicapai oleh sektor bangunan yang mencapai 10,95 persen. Selanjutnya diikuti oleh sektor jasa-jasa sebesar 3,03 persen serta sektor pengangkutan dan komunikasi sebesar 2,19 persen, sektor listrk, gas dan air bersih sebesar 1,98 persen, sektor pertambangan dan penggalian sebesar 1,83 persen. Sementara sektor lainnya tumbuh sebesar 1,04 persen, yakni sektor perdagangan, hotel dan restoran serta sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan. Sedangkan sektor pertanian dan industri pengolahan masing-masing tumbuh minus 4,23 persen dan minus 1,53 persen.

Tabel 1

Laju Pertumbuhan PDRB Banten Menurut Lapangan Usaha Triwulan IV-2012 dan IV-2013 (Persen)

Lapangan Usaha Triw IV-2013 terhadap Triw III-2013 (q to q) Triw IV-2013 terhadap triw IV-2012 (y on y) Sumber Pertumbuhan Triw IV-2013 (y on y) (1) (2) (3) (4) Pertanian (4.23) 11.55 0.78 Pertambangan dan Penggalian 1.83 1.56 0.00 Industri Pengolahan (1.53) 3.80 1.82 Listrik, Gas dan Air Bersih 1.98 4.86 0.18 Bangunan 10.95 15.20 0.45 Perdagangan, Hotel dan Restoran 0.98 6.38 1.31 Pengangkutan dan Komunikasi 2.19 6.06 0.58 Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 1.34 8.34 0.32 Jasa-Jasa 3.03 8.69 0.40 PDRB (0.06) 5.84 5.84

Sumber : BPS Provinsi Banten

PDRB Banten triwulan IV-2013 jika dibandingkan dengan triwulan IV-2012 (y on y) tumbuh sebesar 5,84 persen. Pertumbuhan tertinggi dicapai oleh sektor bangunan yakni sebesar 15,20 persen, kemudian diikuti oleh sektor pertanian sebesar 11,55 persen, sektor jasa-jasa sebesar 8,69 persen, sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan sebesar 8,34 persen, sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 6,38 persen, sektor pengangkutan dan komunikasi sebesar 6,06 persen, sektor listrik, gas dan air bersih sebesar 4,86 persen, sektor industri pengolahan sebesar 3,80 persen serta sektor pertambangan dan penggalian sebesar 1,56 persen.

(3)

Grafik 1

Laju Pertumbuhan PDRB Banten Menurut Lapangan Usaha Triwulan IV-2013 (q to q dan y on y)

Kajian lain yang menarik untuk dicermati adalah besarnya sumbangan masing-masing sektor dalam menciptakan laju pertumbuhan ekonomi di Banten selama periode tertentu. Sektor-sektor ekonomi dengan nilai nominal besar tetap akan menjadi penyumbang terbesar bagi pertumbuhan ekonomi meskipun pertumbuhan sektor yang bersangkutan relatif kecil, begitu pula sebaliknya. Pada triwulan IV-2013, sumber pertumbuhan tertinggi diberikan oleh sektor industri pengolahan, sektor perdagangan, hotel dan restoran serta sektor pertanian yang mampu menyumbang pertumbuhan di atas 0,7 poin. Sedangkan sektor-sektor lainnya hanya menyumbang pertumbuhan di bawah 0,7 poin.

II.

Pertumbuhan Ekonomi Tahun 2013

Besaran PDRB Banten tahun 2013 atas dasar harga konstan mencapai 105,86 triliun rupiah naik 5,87 triliun rupiah dibandingkan tahun 2012 (sebesar 99,99 triliun rupiah). Pertumbuhan ekonomi tahun 2013 sebesar 5,86 persen ini lebih rendah dibandingkan tahun 2012 sebesar 6,15 persen. Secara

y on y, penurunan kinerja ekonomi Banten mulai dirasakan pada triwulan kedua kemudian melambat lagi pada triwulan ketiga di tahun 2013. Walaupun kinerja perekonomian Banten pada triwulan ke empat mulai membaik namun secara kumulatif setahun tidak mampu menyalip pertumbuhan ekonomi tahun sebelumnya.

-8 -4 0 4 8 12 16 Pertumbuhan (%) Sektor Q4-2013 thd Q3-2013 (q to q) Q4-2013 thd Q4-2012 (y on y)

(4)

Tabel 2

Nilai Nominal, LPE dan Sumber Pertumbuhan PDRB Banten Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan 2000, Tahun 2012-2013

Lapangan Usaha

Nilai

(miliar rupiah) Pertumbuhan Laju Tahun 2013 (%) Sumber Pertumbuhan Tahun 2013 (%) 2012 2013 (1) (2) (3) (4) (5) Pertanian 7,208.03 7,737.73 7.35 0.53 Pertambangan dan Penggalian 107.36 110.77 3.18 0.00 Industri Pengolahan 48,517.64 50,417.71 3.92 1.90 Listrik, Gas dan Air Bersih 3,661.16 3,808.12 4.01 0.15 Bangunan 2,842.27 3,117.52 9.68 0.28 Perdagangan, Hotel dan Restoran 20,087.54 21,675.52 7.91 1.59 Pengangkutan dan Komunikasi 9,331.13 10,052.73 7.73 0.72 Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 3,762.24 4,082.69 8.52 0.32 Jasa-Jasa 4,475.04 4,853.28 8.45 0.38 PDRB 99,992.41 105,856.07 5.86 5.86

Sumber : BPS Provinsi Banten

Tahun 2013 seluruh sektor PDRB Banten tumbuh secara positif, sektor bangunan menjadi sektor dengan pertumbuhan tertinggi, yaitu sebesar 9,68 persen. Pertumbuhan ini dicapai sebagai akibat dari maraknya pembangunan gedung, ruko, perumahan serta pelebaran jalan yang terjadi hampir di semua wilayah Banten. Walau pertumbuhannya tertinggi namun sektor ini hanya mampu menyumbang 0,28 poin dari total pertumbuhan yang terjadi di tahun tersebut.

Pertumbuhan tertinggi ke dua dicapai oleh sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan yang tumbuh 8,52 persen. Subsektor sewa bangunan menjadi penopang utama tingginya pertumbuhan sektor keuangan persewaan dan jasa perusahaan. Dengan pertumbuhan tersebut, sektor ini hanya menyumbang pertumbuhan 0,32 poin.

Selanjutnya sektor jasa-jasa menjadi sektor dengan pertumbuhan tertinggi ke tiga yakni sebesar 8,45 persen. Meningkatnya subsektor jasa hiburan dan rekreasi, jasa pemerintahan umum serta jasa perorangan dan rumahtangga menjadi penyebab tingginya pertumbuhan di sektor jasa-jasa. Namun sumbangan yang diberikan oleh sektor jasa-jasa hanya sebesar 0,38 poin dari total pertumbuhan.

Sektor perdagangan, hotel dan restoran tumbuh sebesar 7,91 persen dengan sumbangan yang mencapai 1,59 poin terhadap total pertumbuhan Banten. Sementara itu, sektor industri pengolahan hanya tumbuh 3,92 persen namun sumbangan yang diberikan merupakan yang tertinggi, yakni mencapai 1,90 poin dari total pertumbuhan Banten.

(5)

III. Nilai PDRB Atas Dasar Harga Berlaku dan Struktur Tahun 2013

PDRB atas dasar harga berlaku Provinsi Banten pada tahun 2013 adalah sebesar Rp. 244,55 triliun, sedangkan pada tahun 2012 sebesar Rp. 213,20 triliun, atau terjadi peningkatan sebesar Rp. 31,35 triliun. Peranan tiga sektor utama yakni sektor industri pengolahan, sektor perdagangan, hotel dan restoran serta pengangkutan dan komunikasi terhadap total perekonomian Banten pada tahun 2013 sekitar 74,39 persen.

Tabel 3

Nilai Nominal dan Struktur PDRB Banten Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku, Tahun 2012-2013

LAPANGAN USAHA Nilai (miliar rupiah) Struktur (persen) 2012 2013 2012 2013 (1) (2) (3) (4) (5) Pertanian 16,727.55 19,519.14 7.85 7.98 Pertambangan dan Penggalian 228.06 250.87 0.11 0.10 Industri Pengolahan 97,799.41 111,463.17 45.87 45.58 Listrik, Gas danAir Bersih 8,142.22 9,215.25 3.82 3.77 Bangunan 7,913.62 9,115.33 3.71 3.73 Perdagangan, Hotel dan Restoran 40,957.99 47,485.57 19.21 19.42 Pengangkutan dan Komunikasi 20,150.70 22,981.03 9.45 9.40 Keuangan, Persewaan &Jasa Perusahaan 8,301.12 9,571.66 3.89 3.91 Jasa-Jasa 12,977.12 14,946.13 6.09 6.11 PDRB 213,197.79 244,548.14 100.00 100.00

Sumber : BPS Provinsi Banten

Selama tahun 2013, menurut PDRB atas dasar harga berlaku, sektor ekonomi yang menghasilkan nilai tambah bruto produk barang dan jasa terbesar adalah sektor industri pengolahan senilai Rp. 111,46 triliun, kemudian diikuti oleh sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar Rp. 47,48 triliun, dan sektor pengangkutan dan komunikasi sebesar Rp. 22,98 triliun.

Sebutan Banten yang terkenal dengan kawasan industrinya terutama baja tercermin dari struktur perekonomian Banten yang diukur dengan PDRB menurut kelompok lapangan usaha. Sekitar 53,07 persen PDRB Banten berasal dari sektor sekunder (sektor industri pengolahan; sektor bangunan;sektor listrik, gas dan air bersih), kemudian sebesar 38,84 persen berasal dari sektor tersier (sektor perdagangan, hotel dan restoran;sektor pengangkutan dan komunikasi; sektor keuangan,persewaan dan jasa perusahaan; sektor jasa-jasa). Sementara itu sebesar 8,08 persen berasal dari sektor primer (sektor pertanian; sektor pertambangan dan penggalian).

(6)

IV. PDRB per Kapita

Produk Domestik Regional Bruto bila dibagi dengan jumlah penduduk pertengahan tahun akan menggambarkan nilai PDRB per kapita atau merupakan pendekatan ukuran tingkat kemakmuran penduduk suatu wilayah. PDRB per Kapita Provinsi Banten dari tahun 2012 – 2013 secara rinci dapat dilihat pada tabel 4.

PDRB per kapita Banten atas dasar harga berlaku pada tahun 2013 mencapai 21,35 juta rupiah atau meningkat 12,16 persen bila dibandingkan dengan tahun 2012 (19,04 juta rupiah). PDRB per kapita atas dasar harga konstan menunjukkan nilai PDRB per kapita secara riil. Pada tahun 2013 PDRB per kapita meningkat 3,52 persen, yaitu dari Rp. 8,93 juta di tahun 2012 menjadi Rp. 9,24 juta di tahun 2013.

Tabel 4 Nilai PDRB per Kapita

Tahun 2012 – 2013

Tahun PDRB per Kapita (Rp.) PDRB per Kapita (US $) Berlaku Konstan Berlaku Konstan

(1) (2) (3) (4) (5) 2012 *) 19,037,896.47 8,929,010.05 2,035.22 954.54

2013 **) 21,353,253.70 9,243,053.32 2,047.05 886.10

Sumber : BPS Provinsi Banten Catatan : *) Angka sementara **) Angka sangat sementara

V.

PDRB Banten Menurut Penggunaan Triwulan IV Tahun 2013

Nilai Nominal PDRB Banten menurut penggunaan selama triwulan IV-2013 mencapai Rp.63,92 triliun, atau meningkat sebesar Rp.845,33 miliar dibanding triwulan sebelumnya. Peningkatan tersebut dipengaruhi oleh komponen ekspor yang naik sebesar Rp. 4,26 triliun dari Rp. 55,57 triliun pada triwulan III-2013 menjadi Rp. 59,83 triliun pada triwulan IV-2013. Komponen yang juga berpengaruh signifikan terhadap peningkatan PDRB Banten adalah komponen PMTB yang meningkat sebesar Rp. 1,46 triliun dari Rp. 22,59 triliun pada triwulan III-2013 menjadi Rp. 24,05 triliun di triwulan IV-2013.

Penggunaan PDRB Banten ADHB pada triwulan IV tahun 2013 sebagian besar masih diserap untuk konsumsi rumahtangga termasuk konsumsi lembaga non profit yaitu sebesar Rp. 28,88 triliun atau 45,18 persen serta PMTB sebesar Rp. 24,05 triliun atau 37,63 persen dari total PDRB triwulan IV tahun 2013. Selanjutnya konsumsi pemerintah pada triwulan IV tahun 2013 ini mencapai nilai sebesar Rp. 4,30 triliun (6,74 persen) dan perubahan inventori sebesar Rp. 301,91 miliar (0,47 persen). Nilai transaksi ekspor Banten pada triwulan IV tahun 2013 ini mencapai Rp. 59,83 triliun, sedangkan nilai impor sekitar Rp. 53,45 triliun sehingga terjadi ekspor netto sebesar Rp. 6,38 triliun atau sebesar 9,98 persen dari total PDRB Banten ADHB di triwulan IV-2013.

(7)

Tabel 5

PDRB Banten Menurut Penggunaan Triwulan III dan Triwulan IV Tahun 2013 (Miliar Rp)

Komponen Penggunaan Harga Berlaku Harga Konstan 2000 Tri III-2013 Tri IV-2013 Tri III-2013 Tri IV-2013

(1) (2) (3) (4) (5) 1. Konsumsi Rumahtangga 28.415,76 28.879,70 9.955,73 10.057,10 2. Konsumsi Pemerintah 3.242,95 4.304,90 886,30 1.166,01 3. Pembentukan Modal Tetap Bruto 22.587,24 24.050,47 5.369,78 5.639,75 4. Perubahan Inventori 282,50 301,91 101,19 107,53 5. Ekspor 55.565,54 59.826,14 31.668,64 33.033,39 6. Dikurangi Impor 47.021,54 53.445,34 21.089,38 23.126,87 PDRB 63.072,45 63.917,78 26.892,25 26.876,92

Sumber : BPS Provinsi Banten

Seperti triwulanan sebelumnya, Banten pada triwulan IV-2013 inipun masih dipengaruhi kinerja ekonomi dari aktifitas ekspo-impor, sebagai dampaknya pertumbuhan ekonomi Banten pada triwulan IV-2013 terkontraksi hingga minus 0,06 persen. Tingginya aktifitas impor bahan baku industri dan bahan bakar mineral menjadi pemicu kenaikan impor luar negeri dapat tumbuh lebih cepat dibanding ekspor. Namun peningkatan impor bahan baku industri ini tidak otomatis meningkatkan output sektor industri pengolahan. Hal ini diduga karena impor yang dilakukan cenderung untuk memenuhi persediaan sektor industri menjelang akhir tahun dan baru digunakan pada proses produksi tahun 2014. Jika dilihat dari produksi, peningkatan impor bahan baku industri di triwulan IV inipun tidak otomatis mendongkrak produksi sektor industri pengolahan yang mengalami kontraksi sebesar minus 1,53 persen.

Sementara itu, ekspor Banten triwulan IV-2013 ini secara umum mengalami pertumbuhan positif dari triwulan sebelumnya namun surplus perdagangan Banten terus mengalami penurunan dari Rp. 8,4 triliun pada triwulan sebelumnya menjadi Rp. 6,38 triliun pada triwulan IV-2013. Komoditas utama produk industri Banten untuk tujuan ekspor masih didominasi oleh produk-produk alas kaki hingga sebesar 23,69 persen dari total nilai ekspor luar negeri Banten di triwulan IV-2013. Kemudian produk bahan kimia organik (9,37 persen), produk plastik dan barang dari plastik (8,53 persen), produk tembaga (7,98 persen), Karet dan barang dari karet (4,59 persen), serta produk kertas dan karton (4,58 persen). Sedangkan komoditas impor utama antara lain bahan kimia organik (31,04 persen), bahan bakar mineral (23,36 persen), Gandum-ganduman (8,64 persen), ampas atau sisa industri makana nya sebesar 7,51 persan, bahan minuman (7,45 persen), serta produk besi dan baja yang mencapai 7,35 persen dari total nilai impor triwulan IV-2013.

(8)

Grafik 2

Struktur PDRB Banten Menurut PenggunaanTriwulan IV Tahun 2013 (persen)

PDRB Banten ditinjau dari sisi pengeluaran sebagian besar masih digunakan untuk kegiatan konsumsi. Pada triwulan IV-2013 porsi konsumsi rumahtangga dan lembaga non profit sedikit menurun dari 45,65 persen pada triwulan III-2013 menjadi 45,05 persen, sementara besaran konsumsi pemerintah naik menjadi 6,74 persen dari 5,14 persen pada triwulan sebelumnya. Pertumbuhan jumlah penduduk, kegiatan sosialisasi caleg menjelang pemilu 2014, liburan akhir tahun, serta perayaan hari Natal dan tahun baru, merupakan penyumbang terbesar pengeluaran konsumsi rumahtangga dan lembaga non profit pada triwulan IV-2013 ini. Peranan pembentukan modal tetap bruto (PMTB) menjadi komponen pengeluaran terbesar berikutnya yang mampu mengambil bagian hingga 37,63 persen, dan disusul kemudian oleh komponen net ekspor yang mencapai 9,98 persen dari total nilai PDRB Banten di triwulan IV-2013.

Jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya (q-to-q), hapir semua komponen pengeluaran mengalami pertumbuhan positif, kecuali net ekspor. Komponen konsumsi pemerintah pada triwulan IV tahun 2013 ini, mengalami pertumbuhan terbesar hingga mencapai 31,56 persen, tumbuh lebih cepat dibanding triwulan sebelumnya yang hanya tumbuh sebesar 15,12 persen. Pola penyerapan anggaran yang kembali menumpuk di akhir tahun anggaran ikut memicu kenaikan pertumbuhan konsumsi pemerintah di triwulan ini. Kemudian komponen PMTB tumbuh sebesar 5,03 persen meningkat dibanding triwulan III-2013 yang tumbuh sebesar 1,27 persen. Kegiatan PMTB pada triwulan IV-2013 ini lebih didominasi oleh aktifitas konstruksi terutama di wilayah Tangerang Raya, begitupun dengan belanja modal pemerintah yang realisasinya terkonsentrasi menjelang akhir tahun 2013. Peningkatan PMTB ini juga terkonfirmasi dengan realisasi investasi baru baik PMA maupun PMDN, terdapat peningkatan jumlah proyek dari 173 proyek di triwulan III menjadi 183 pada triwulan IV-2013 dengan nilai investasi rata-rata meningkat sebesar 73,64 persen.

Komponen ekspor Banten di triwulan IV-2013 tumbuh positif sebesar 4,31 persen setelah pada triwulan sebelumnya hanya tumbuh sebesar 0,95 persen. Sumbangan terhadap perbaikan kinerja ekspor ini diperoleh dari meningkatnya komoditas utama ekspor Banten yaitu produk alas kaki,

Konsumsi Rumahtangga 45.18 Konsumsi Pemerintah 6.74 PMTB 37.63 Perubahan Stok 0.47 Net Ekspor 9.98

(9)

produk plastik, dan produk kertas yang masing-masing tumbuh positif sebesar 31,37; 33,29 persen; dan 29,26 persen. Ketiga komoditas ini memberikan kontribusi hingga 36,80 persen dari total nilai ekspor luar negeri Banten di triwulan IV-2013. Kondisi serupa terjadi pada komponen impor yang tumbuh lebih cepat hingga 9,66 persen setelah pada triwulan III-2013 hanya tumbuh sebesar 0,49 persen. Meningkatnya pertumbuhan pada komponen impor lebih dipicu oleh peningkatan impor komoditi bahan baku industri dan bahan bakar mineral (BBM konsumsi dan Industri). Peningkatan impor bahan baku industri terutama terjadi pada komoditi impor untuk kegiatan industri kimia, industri makanan dan minuman, serta industri logam.

Tabel 6

Laju Pertumbuhan PDRB Banten Menurut Penggunaan Triwulan IV-2012, III s/d IV-2013 (Persen)

Komponen Triw IV 2013 Terhadap Triw III 2013 (q to q) Triw IV 2013 Terhadap Triw IV 2012 (y on y) Sumber Pertumbuhan (y on y) (1) (2) (3) (4) 1. Konsumsi Rumahtangga 1,02 5,60 2,10 2. Konsumsi Pemerintah 31,56 24,83 0,91 3. Pembentukan Modal Tetap Bruto 5,03 12,22 2,42 4. Perubahan Inventori 6,27 10,23 0,04 5. Ekspor 4,31 11,66 13,58 6. Dikurangi Impor 9,66 16,97 13,21

PDRB (0,06) 5,84 5,84

Sumber : BPS Provinsi Banten

Secara (y on y), pada triwulan IV tahun 2013 perekonomian Banten tumbuh sebesar 5,84 persen. Perkembangan perekonomian Banten triwulan IV tahun 2013 dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun sebelumnya, semua komponen penggunaan mengalami pertumbuhan positif, termasuk juga komponen impor yang mengalami pertumbuhan cukup tinggi sebesar 16,97 persen.

Komponen Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) tumbuh sebesar 12,22 persen atau melambat dibanding triwulan IV-2012 yang tumbuh sebesar 16,15 persen (y on y). Komponen konsumsi pemerintah juga mengalami pertumbuhan positif sebesar 24,83 persen. Perkembangan konsumsi rumahtangga dan lembaga non profit pada triwulan IV tahun 2013 terhadap triwulan IV-2012 tumbuh sebesar 5,60 persen. Sementara itu, perubahan inventori pada periode yang sama (y on y) tumbuh hingga 10,23 persen.

(10)

kurang dari 1 persen. Selain itu, komponen impor sebagai komponen pengurang dalam PDRB memberikan andil cukup besar dalam menekan laju pertumbuhan ekonomi, dengan memberikan kontribusi negatif hingga 13,21 persen dari total pertumbuhan yang terjadi.

VI. PDRB Banten Menurut Penggunaan Kumulatif Tahun 2013

Laju pertumbuhan PDRB Banten menurut penggunaan selama tahun 2013 tumbuh sebesar 5,86 persen. Pertumbuhan pada tahun 2013 ini didukung oleh pertumbuhan komponen PMTB yang tumbuh lebih besar dari komponen lainnya yaitu sebesar 14,61 persen dan memberikan andil sebesar 2,72 persen terhadap pertumbuhan ekonomi Banten 2013. Selanjutnya komponen ekspor meningkat dari 8,96 persen tahun 2012 menjadi 10,47 persen di tahun 2013, dan dapat memberikan andil signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Provinsi Banten tahun 2013 dengan andil sebesar 11,92 persen. Sebaliknya, komponen impor sebagai faktor pengurang dalam pertumbuhan selama tahun 2013 juga tumbuh sebesar 15,54 persen dengan andil hingga 11,36 persen terhadap pertumbuhan, dengan demikian komponen net ekspor memberikan andil sebesar 0,56 persen terhadap pertumbuhan ekonomi Banten tahun 2013. Selanjutnya komponen konsumsi rumah tangga dan lembaga nonprofit selama tahun 2013 tumbuh sebesar 5,74 persen dengan andil sebesar 2,01 basis poin terhadap pertumbuhan, diikuti oleh komponen konsumsi pemerintah dan perubahan inventori yang memberikan andil masing-masing sebesar 0,40 persen dan 0,05 persen terhadap pertumbuhan ekonomi Banten tahun 2013.

Tabel 7

Laju Pertumbuhan PDRB Banten Menurut Penggunaan Tahun 2012 dan 2013 (Persen)

Komponen Laju Pertumbuhan Sumber Pertumbuhan

2012 2013 2012 2013

(1) (2) (3) (4) (5)

1. Konsumsi Rumahtangga 5,37 5,74 2,01 2,14 2. Konsumsi Pemerintah 5,67 12,96 0,18 0,40 3. Pembentukan Modal Tetap Bruto 15,39 14,61 2,64 2,72 4. Perubahan Inventori 3,03 12,37 0,01 0,05 5. Ekspor 8,96 10,47 9,93 11,92 6. Dikurangi Impor 12,50 15,54 8,62 11,36

PDRB 6,15 5,86 6,15 5,86

(11)

Distribusi PDRB menurut pengeluaran selama tahun 2013 terbesar masih diserap oleh komponen konsumsi rumahtangga dan lembaga non profit yang menggunakan nilai PDRB Banten 2013 hingga 45,03 persen, atau sedikit melambat dibanding tahun 2012 yang sebesar 45,24 persen. Komponen kedua adalah komponen PMTB dengan konstribusi dalam PDRB penggunaan hingga 36,55 persen, lebih besar dibanding tahun 2012 yang menyerap hingga 34,94 persen. Pertumbuhan proyek-proyek konstruksi baru di pemukiman serta pusat perdagangan dan industri, serta penyelesaian kegiatan ekspansi usaha yang dilakukan selama tahun 2013 menjadi salah satu penyebab peningkatan kontribusi PMTB dalam struktur ekonomi Banten. Komponen net ekspor merupakan komponen berikutnya yang mengambil porsi cukup besar dalam struktur ekonomi Provinsi Banten tahun 2013 yaitu sebesar 12,79 persen atau lebih rendah 1,84 persen dibanding tahun 2012 yang sebesar 14,63 persen. Sedangkan kontributor terkecil terjadi pada komponen perubahan inventori dan konsumsi pemerintah yang masing-masing memberikan porsi sebesar 0,50 persen dan 5,13 persen terhadap total penggunaan PDRB Banten tahun 2013.

Grafik 3

Struktur PDRB Banten Menurut Penggunaan Tahun 2012 dan 2013 (persen)

-5.00 10.00 15.00 20.00 25.00 30.00 35.00 40.00 45.00 50.00

K. Rumahtangga K. Pemerintah PMTB P. Inventori Net Ekspor

(12)

Informasi lebih lanjut hubungi:

Dr. Syech Suhaimi, SE.,M.Si Kepala BPS Provinsi Banten

Telepon: 0254-267027

E-mail : bps3600@bps.go.id

Website : banten.bps.go.id

Gambar

Tabel 4  Nilai PDRB per Kapita

Referensi

Dokumen terkait

Kaitannya dengan penelitian ini adalah bahwa retribusi memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap PAD dan yang akan diteliti adalah retribusi yang diperoleh Dinas Pengelolaan

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa penulisan hukum (skripsi) berjudul: Perlindungan Terhadap Konsumen Ban Motor Racing Sebagai Upaya Preventif Dari Bahaya

Dalam menentukan jalur terpendek dari suatu graf oleh algoritma dijkstra akan didapatkan jalur yang terbaik karena pada waktu penentuan jalur yang akan dipilih,

Pada dasarnya, teknik watermarking adalah nambahkan kode identifikasi secara per- manen ke dalam data digital. Kode identifikasi tersebut dapat berupa teks, gambar, suara, atau

7) Jumlah minimal kehadiran selama program diklat berlangsung adalah 80 %, atau apabila ketidak hadiran peserta melebihi 20 % dari keseluruhan diklat, maka peserta dinyatakan gugur

Hal yang dilakukan peneliti pada siklus II untuk memperbaiki kelemahan pada siklus I adalah meningkatkan pengelolaan waktu selama pembelajaran, mengarahkan tutor

Di Indonesia lebih dari 4000 jenis tumbuhan yang sangat berguna, baik sebagai penghasil kayu maupun sebagai penghasil non kayu seperti minyak atsiri yang sangat potensial

syndrome di atas, menunjukkan bahwa penggunaan metode glenn doman efektif untuk meningkatkan pemahaman lambang bilangan anak down syndrome. Ini terlihat