commit to user
JURNAL PENDIDIKAN LUAR BIASA
EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE GLENN DOMAN UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN LAMBANG ANAK DOWN SYNDROME
KELAS V C1 SLB NEGERI SURAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016
Nama : Eka Cahya Nirmala
NIM : K5112024
Email : ekacahyanplb@yahoo.co.id
No. HP : 082243929705
Pembimbing : 1. Dr. Abdul Salim, M.Kes
2. Priyono, S.Pd, M.Pd
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA Mei 2016
commit to user
EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE GLENN DOMAN UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN LAMBANG BILANGAN ANAK DOWN
SYNDROME KELAS V C1 SLB NEGERI SURAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016
Eka Cahya Nirmala, Abdul Salim, Priyono
ABSTRAK
Penelitian dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui efektifitas metode
glenn doman dalam meningkatkan pemahaman lambang bilangan anak down
syndrome kelas V C1 SLB Negri Surakarta tahun ajaran 2015/2016. Subjek dalam
penelitian adalah dua anak down syndrome kelas V C1. Penelitian menggunakan
metode eksperimen dengan bentuk Single Subject Research (SSR). Desain yang
digunakan dalam penelitian adalah A – B – A.Pengumpulan data dilaksanakan
dengan instrument tes berjenis matching test/tes menjodohkan. Data yang diperoleh
kemudian dianalisis dengan menggunakan metode analisis visual grafik yang meliputi analisis dalam kondisi dan analisis antar kondisi. Hasil penelitian menunjukkan kedua subjek mengalami peningkatan skor dalam pemahaman lambang bilangan setelah diadakannya intervensi dengan metode glenn doman.
Pada fase baseline-1 (A-1) skor mean level yang diperoleh subjek W sebesar 30
(rendah) pada fase intervensi (B) mean level meningkat menjadi 60 (sedang) dan
pada fase baseline-2 (A-2) mean level menjadi 85 (tinggi). Sedangkan subjek H
pada fase baseline-1 (A-1) skor mean level yang diperoleh subjek W sebesar 50
(rendah) pada fase intervensi (B) mean level meningkat menjadi 70,62 (sedang) dan
pada fase baseline-2 (A-2) mean level menjadi 90 (tinggi). Berdasarkan hasil
penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa bahwa penggunaan Metode Glenn
Doman efektif untuk meningkatkan pemahaman lambang bilangan anak down
syndrome kelas V C1 di SLB Negeri Surakarta tahun ajaran 2015/2016.
Kata kunci: Metode Glenn Doman, Pemahaman Lambang Bilangan, Anak Down Syndrome
commit to user
THE EFFECTIVENESS OF GLENN DOMAN METHOD TO IMPROVE THE NUMBERS UNDERSTANDING OF STUDENTS WITH DOWN SYNDROME GRADE V C1 SLB NEGERI SURAKARTA YEAR OF STUDY
2015/2016.
Eka Cahya Nirmala, Abdul Salim, Priyono
ABSTRACT
This research aims to know the effectiveness of Glenn Doman method in improving numbers understanding of students with down syndrome grade V C1 SLB Negeri Surakarta year of study 2015/2016. The subjects in this research are two students with down syndrome grade V C1. This research uses experimental method in the form of Single Subject Research (SSR). The design used in this research is A-B-A. The data collecting is conducted by the instrument test named matching test. The data obtained is analyzed by using the method of visual graphic analysis involving the analysis in condition and analysis inter-condition. The result of research shows that two subjects have improved in understanding the numbers after being conducted the intervention by using Glenn Doman method. In the phase of baseline-1 (A-1), mean level score obtained by subject W is 30 (low); in the phase of intervention (B), mean level score increases with a number of 60 (medium); and in the phase of baseline-2 (A-2), mean level score becomes 85 (high). Then, the second subject H, in the phase of baseline-1 (A-1), mean level score obtained by the subject is 50 (low); in the phase of intervention (B), mean level score increases with a number of 70.62 (medium); and in the phase of baseline-2 (A-2), mean level score becomes 90 (high). Based on the result of research, it can be concluded that the use of Glenn Doman method is effective in improving the numbers understanding of students with down syndrome grade V C1 at SLB Negeri Surakarta year of study 2015/2016.
Keywords: Glenn Doman Method, Numbers Understanding, Students with Down Syndrome
commit to user
PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan hal
yang sangat penting dalam
meningkatkan pengetahuan dan
pengalaman yang dimiliki seseorang. Dalam UUD 1945 pasal 31 ayat 1 berisi setiap warga negara berhak
mendapat pendidikan dan
kebudayaan. Pendidikan tersebut
diberikan kepada setiap warga negara tanpa memandang jenis kelamin, ras dan suku budayanya bahkan warga yang berada di tempat tepencil
sekalipun mendapatkan hak
pendidikan. Seluruh warga negara mendapatkan hak dalam pendidikan tanpa terkecuali termasuk Anak Berkebutuhan Khusus (ABK). Anak berkebutuhan khusus memiliki hak yang sama atas pendidikan di
Indonesia. Anak Berkebutuhan
Khusus diberikan hak atas
pendidikannya sesuai dengan UU no. 19 tahun 2011 bahwa kewajiban
negara terhadap penyandang
disabilitas diberikan kebebasan dalam aspek kehidupan seperti pendidikan, kesehatan, pekerjaan, politik, olah
raga, seni dan budaya, serta
pemanfaatan teknologi, informasi dan komunikasi.
Dalam undang-undang telah
disebutkan bahwa tidak ada
pengecualian dalam menerima
pendidikan termasuk anak down
syndrome. Mengenai pengertian down syndrome, Chaplin dalam
Wiyani berpendapat, “Suatu
kerusakan atau cacat fisik bawaan yang disertai dengan keterbelakangan mental, lidahnya tebal, dan retak-retak atau tebelah, wajah datar ceper, dan mata miring” (2014: 144). Sementara itu menurut Kartini dan Gulo dalam Wiyani (2014: 144)
menyatakan bahwa, “Down syndrome
merupakan suatu bentuk
keterbelakangan mental mental yang
disebabkan satu kromosom
tambahan”.
Menurut Japan League for Mentally Retarded dalam Geniofam (2010: 55) IQ atau intelegensi anak
tunagrahita (down syndrome) berada
pada 70 ke bawah berdasarkan tes intelegensi yang baku. Hal ini mempengaruhi kapasitas belajar anak terutama yang bersifat abstrak seperti belajar berhitung, menulis, dan
membaca, Karakteristik Sosial
mengalami keterbatasan sosial,
commit to user dalam masyarakat dan mempunyai
kecenderungan bergantung pada
orang lain, dan karakteristik fungsi-fungsi mental lainnya tidak dapat menghadapi suatu kegiatan atau tugas dalam waktu lama.
Berdasarkan studi kasus yang
dilakukan oleh peneliti ketika
observasi menemukan bahwa anak down syndrome di kelas C1
mengalami kesulitan dalam
berhitung, terutama berhitung tahap awal mengenai pengenalan angka dan lambang bilangan. Dalam memahami dan mengenali lambang bilangan mereka sangat kesulitan dan belum mampu untuk menyebutkan berapa lambang bilangan yang tepat pada benda. Mereka kesulitan dalam
membedakan lambang bilangan
angka terutama lambang bilangan dasar 1-10. Mereka cenderung mudah lupa dalam memahami lambang
bilangan dan diperlukannya
pengajaran yang berulang ulang. Anak belum mampu menahami lambang bilangan 1-10, namun anak mampu membilang 1-5 dan belum mengetahui lambang bilangannya. Anak mampu menghitung benda 1-5 namun belum mampu menyebutkan
dan menunjukkan lambang
bilangannya. Anak belum mampu menulis dan membaca sehingga dalam pembelajaran berhitung anak belum mampu menulis angka yang tepat. Selain itu dikarenakan metode pembelajaran yang digunakan masih
bersifat monoton. Terlebih anak down
syndrome yang memiliki hambatan dalam berfikir abstrak, sehingga proses belajar berhitung menjadi sulit. Faktor lain yang mempengaruhi yaitu anak cenderung mudah bosan dan malas dalam berfikir sehingga
kurang motivasi dalam belajar
berhitung.
Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang digunakan
dalam sehari-hari. Dalam
pembelajaran matematika terutama pemahamn lambang bilangan pada
anak down syndrome memiliki
hambatan mengingat bahwa down
syndrome memiliki intelektual yang rendah sehingga kesulitan dalam
belajar akademik.dalam belajar
matematika sangatlah penting dalam memahami lambang bilanga untuk belajar lebih awal dalam berhitung.
Mulyati (2010) mengemukakan
commit to user matematika pada anak tunagrahita
ringan kita harus menperhatikan beberapa kondisi, yaitu: usia mental
(umur kecerdasan), kemampuan
berpikir, belajar melalui aktifitas konkret, memperkaya pengalaman
dengan mengfungsikan seluruh
pengindraan (sensori), dan tingkat kemandirian anak” (hlm.50). Dengan
memperhatikan kondisi tersebut,
maka perkembangan kognitif dapat
ditingkatkan, sehingga anak
memperoleh pengalaman konkret
tentang konsep matematika.
Pengalaman tersebut dapat diperkuat dengan melakukan kegiatan yang berulang-ulang dengan variatif dan dinamis.
Dewasa ini banyak adanya
penelitian dengan menggunakan
metode pembelajaran untuk
membantu sisiwa ABK dalam belajar termasuk metode glenn doman. Metode glenn doman merupakan salah satu metode yang digunakan
untuk pengajaran didalamnya
termasuk membantu berhitung.
Metode Glenn Doman berasal dari
seorang penemu metode yang
bernama Glenn Doman, ia
mendirikan sebuah institute yang
benama Institute for Achiefment of
Human Potential (IAHP) pada tahun 1955. Menurut Doman (2006: 44) menyebutkan bahwa, “Otak anak memiliki kemampuan yang utuh
bahkan pada anak dengan
pembedahan otak Hemisfrektomi”.
Selain itu dalam otak anak menurut Mongkar (2007) seorang praktisi metode glenn doman mengatakan bahwa, “Otak anak sejak usia nol tahun, bahkan sejak dalam kandungan di stimulus sehingga sel-sel otaknya berkembang dengan cepat. Karena itu, terdapat anak berumur 2, 5 tahun sudah dapat membaca buku”.
Metode glenn doman
merupakan salah satu metode
pembelajaran untuk membaca dan
berhitung dengan menggunakan
media berupa falsh cards dan dot
cards. Dalam berhitung dengan menggunakan metode glenn doman
menggunakan dot cards dan kartu
angka. Beberapa tahap dalam
pengajaran berhitung menurut
Doman (2005) dalam pengenalan
angka dan bilangan dengan
menggunakan metode glenn doman tedapat beberapa tahap yaitu: (1) Pengenalan jumlah, (2) Persamaan,
commit to user
(3) Pemecahan Masalah, (4)
Pengenalan Angka dan, (5)
Persamaan dengan angka.
Metode glenn doman
menggunakan dot card sebagai media
dalam pengajarannya yang memiliki prinsip konsistensi, menyenangkan dan tidak terlalu lama dalam proses
pembelajarannya. Dot card
memberikan kemudahan dalam
membantu proses belajar lambang bilangan dengan melatih ketajaman visual/penglihatan dan ingatan anak
mengingat down syndrome memiliki
ketebatasan dalam intelektual. Selain menajamkan aktivitas visual anak metode glenn doman merupakan metode yang menyenangkan dan
memiliki prinsip berhenti
pemelajaran sebelum anak meminta berhenti, selain itu diharapkan siswa tertarik untuk belajar matematika khususnya lambang bilangan 1-10.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan tersebut dapat dirumuskan masalah yaitu Apakah penggunaan metode glenn doman
efektif dalam meningkatkan
pemahamn lambang bilangan anak down syndrome kelas V C1 SLB
Negeri Surakarta tahun ajaran
2015/2016? Sedangkan tujuan dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui efektifitas penggunaan metode glenn
doman dalam meningkatkan
pemahaman lambang bilangan anak down syndrome kelas V C1 SLB
Negri Surakarta tahun ajaran
2015/2016.
METODE PENELITIAN
Penelitian dilaksanakan SLB Negeri Surakarta. Metode penelitian yang digunakan adalah metode
eksperimen dimana dilakukan
percobaan untuk menguji hubungan sebab akibat antar variabel bebas dengan variable terikat. Metode eksperimen yang digunakan adalah metode eksperimen subjek tunggal. Eksperimen Subyek –Tunggal adalah
penelitian dengan subjek atau
partisipan tunggal yang hasil
eksperimennya disajikan dan
dianalisis berdasarkan subjek secara individual (Sukmadinata, 2006: 209). Desain eksperimen subjek tunggal
yang digunakan adalah desain
reversal A-B-A yang merupakan salah satu pengembangan dari desain dasar A- B, desain A-B-A ini telah
menunjukkan adanya hubungan
commit to user dan variabel bebas. Penelitian dimulai
dengan mengukur secara berulang pada kondisi baseline-1 (A1) dengan periode waktu tertentu kemudian pada kondisi intervensi (B), setelah pengukuran pada kondisi intervensi
(B) pengukuran pada kondisi
baseline-2 (A2) dilakukan. Ini
dimaksudkan sebagai control untuk
fase intervensi sehingga
memungkinkan untuk menarik
kesimpulan (Sunanto, 2005: 61) .
Variabel bebas dalam
penelitian ini adalah metode glenn doman dan variabel terikat dalam penelitian ini adalah pemahaman lambang bilangan. Subjek penelitian
ini adalah dua siswa down syndrome
kelas V C1 SLB Negeri Surakarta.
Pengumpulan data
menggunakan instrument/tes yang
berjenis tes menjodohkan (matching
test). Instrument berisi 10 soal yang telah divalidasi dan direliabilitas oleh pakar pendidikan luar biasa.
Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis visual grafik. Analisis visual grafik meliputi analisis dalam kondisi dan analisis antar kondisi.
HASIL PENELITIAN Deskripsi Subjek Penelitian
Subjek merupakan 2 orang
siswa down syndrome yang berada
dalam kelas V C1, keduanya memiliki kemmapuan berhitung yang hampir sama. Subjek memiliki ciri-ciri yang
umum pada anak down syndrome
dalam segi fisik, dalam segi
kemampuan keduanya termasuk
dalam ketegori tunagrahita sedang. Kemampuan pemahaman lambang bilangannya sangat rendah, sehingga memeiliki kesulitan dalam berhitung. Kedua subjek merupakan peniru ulung, dapat menulis dengan cara menirukan namun belum mengerti makna apa yang mereka tulis.
pemberian baseline dan
intervensi pad apenelitian ini
berjumlah 24 sesi. Berikut analisis data:
Deskripsi Pemahaman Lambang Bilangan
Hasil pemahaman lambang bilangan pada fase baseline-1 (A1) yang dilakukan sebanyak 4 sesi, fase intervensi yang dilakukan sebanyak 16 sesi dan fase baseline-2 (A2) yang dilakukan 4 sesi pada subjek disajikan sebagaimana gambar berikut :
commit to user Grafik 1. Pemahaman Lambang
Bilangan Subjek W dan Subjek H
Pada Baseline-1
Grafik 2. Pemahaman Lambang Bilangan Subjek W dan Subjek H Pada intervensi
Grafik 3. Pemahaman Lambang Bilangan Subjek W dan Subjek H
Pada baseline-2
Hasil analisis data yang
menggunakan anaisis data dalam
kondisi dan antar kondisi
mengemukakan bahwa data overlap yang terdapat pada kedua subjek adalah 0% yang emmeiliki arti bahwa besar pengaruh metode glenn doman
terhadap pemahaman lambang
bilangan pada anak down syndrome.
Hasil mean level yang diperoleh kedua subjek disajikan dalam grafik sebagai berikut:
Grafik 4. Mean level pemahaman lambang bilangan subjek W dan subjek H
Berdasarkan penjabaran yang
diperoleh subjek W memiliki skor
mean level 30 pada fase baseline-1
pada intervensi memperoleh skor 60
dan pada baseline-2 memperoleh skor
85 sehingga dapat dihitung bahwa
subjek W dari fase baseline-1 ke
intervensi mengalami peningkatan
sesi 1 sesi 2 sesi 3 sesi 4 W 30 30 30 30 H 50 50 50 50 0 20 40 60 80 100 b a se line -1 p em ah amn lam b an g b ilan gan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10111213141516 W 60606060506060606060606060606070 H 60707070707070707070707070708080 0 20 40 60 80 100 sesi 1 sesi 2 sesi 3 sesi 4 W 80 80 90 90 H 90 90 90 90 0 20 40 60 80 100 b a se line -2 p em ah amn lamb an g b ilan gan 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 W H
commit to user sebesar 10 ini diperoleh dari 60 – 50
= 10 sedangkan dari fase intervensi ke
fase baseline-2 mengalami
peningkatan perolehan mean level sebesar 25 ini diperoleh dari 85 – 60 = 25.
Sedangkan pada subjek H dari fase baseline-1 memperoleh skor mean
level 30 pada fase intervensi
memperoleh skor 70,62 dan pada baseline-2 memperoleh skor 90 sehingga dapat dihitung bahwa subjek
H dari fase baseline-1 ke intervensi
mengalami peningkatan sebesar
70,62 ini diperoleh dari 70,62 – 30 = 40,62 sedangkan dari fase intervensi
ke fase baseline-2 mengalami
peningkatan perolehan mean level sebesar 19,38. Ini diperoleh dari 90 – 70,62 = 19,38. Dari hasil kedua subjek tersebut menunjukan bahwa hipotesis yang diajukan diterima yaitu metode glenn doman efektif dalam meningkatkan pemahaman lambang
bilangan dalam intervensi anak down
syndrome kelas V C1 SLB Negeri Surakarta Tahun Ajaran 2015/2016.
Dikarenakan subjek mengalami
peningkatan mean level dan
mengalami perubahan kategori skor
menjadi tinggi berada di atas KKM
dari fase baseline-1 ke fase intervensi.
PEMBAHASAN
Penelitian yang dilakukan
terhadap dua subjek anak down
syndrome di atas, menunjukkan bahwa penggunaan metode glenn doman efektif untuk meningkatkan pemahaman lambang bilangan anak down syndrome. Ini terlihat dari hasil
penelitian yang berupa grafik
pemahaman lambang bilangan kedua subjek yang menujukan adanya peningkatan pemahaman lambang bilangan subjek setelah mendapatkan intervensi.
Hasil kedua subjek dapat dilihat pada grafik mean level yang menunjukkan peningkatan. Selain itu poin penting dalam analisis data
subjek tunggal yaitu dengan
menentukan overlap pada data.
Overlap merupakan salah satu
komponen yang terdapat dalam analisis antar kondisi pada analisis grafik pada subjek tunggal. Kedua subjek baik subjek W dan subjek H memiliki presentase overlap sebesar 0% yang memiliki arti bahwa pengaruh intervensi metode glenn
commit to user
pemahaman lambang bilangan
dengan baik pada subjek. Seperti halnya dalam bukunya yang berjudul Pengantar Penelitian dengan Subjek
Tunggal Sunanto (2005: 116)
menyebutkan bahwa, “Semakin kecil presentasi overlap semakin baik pengaruh intervensi target behavior”. Berhitung merupakan suatu pembelajaran akademik yang penting dikarenakan masuk dalam kehidupan sehari-hari seperti meminta jumlah suatu barang dan membeli barang hal
tersebut membutuhkan suatu
pemahaman dalam mengenal jumlah dan lambang bilangannya. Salah satu
tahap awal dalam berhitung
merupakan mengenal jumlah dan
mengenal lambang bilangannya,
dengan permasalahan dalam hal belajar menjadi dampak bagi anak down syndrome kurang dapat mengenal dan memahami lambang bilangan. Dilihat dari permasalahan
yang dialami oleh anak down
syndrome maka, penggunaan metode
glenn doman merupakan suatu
metode pengajaran yang menarik
sehingga dapat membantu
meningkatkan pemahaman lambang bilangan.
Pada penelitian ini metode
glenn doman untuk berhitung
menggunakan media dot cards atau
kartu titik yang diberikan sedemikian rupa sehingga membantu tingkat pemahaman lambang bilangan pada
anak down syndrome.
Prosedur penggunaan metode
glenn doman yaitu dengan
menggunakan prinsip konsisten dan berhenti sebelum anak bosan. Dalam mengajarkan menggunakan metode
glenn doman dalam suasana yang
menyenangkan, dan kondisi yang baik agar anak merasa nyaman dalam menerima materi (Glenn Doman & Janet Doman, 2006: 127). Metode glenn doman merupakan salah satu metode yang menyenangkan karena dalam penerapannya anak belajar berhitung dengan tahapan yang berbeda pada setiap harinya.
Penggunaan metode glenn
doman merupakan pembelajaran
yang menarik yang menggunakan
media visual berupa dot cards
sehingga mempermudah anak down
syndrome dalam belajar memahami lambang bilangan. Kartu titik yang memiliki ukuran 15x15 cm dengan adanya titik/dot yang berwarna merah
commit to user sehingga memberikan minat bagi
anak untuk belajar berhitung, metode glenn doman juga menekankan
ketajaman visual dalam
memperhatikan kartu pada saat
pengajaran berlangsung. Anak
tunagrahita termasuk down syndrome
membutuhkan proses pembelajaran yang bersifat konkreet maupun semi konkreet. Metode glenn doman dalam pengajarannya menggunakan kartu
titik dan kartu angka yang
menayangkan jumlah dan lambang bilangan secara visual/semi konkreet, selain itu metode glenn doman dapat melatih secara sensori yaitu mata untuk melihat dengan jeli dan tahapan
semi konkret yang memancing
kreatifitas pada saat pengajaran. Media yang dibutuhkan juga sangat sederhana mudah didapat
namun sangat membantu anak down
syndrome untuk pemahaman lambang bilangan. Selain itu dalam proses pengajarannya metode glenn doman
didukung dengan pemberian
penguatan positif dan promp/
dorongan positif hal ini menunjukkan bahwa segala bentuk pencapaian anak diapresiasikan yang dapat mendorong anak menjadi lebih baik. Menurut
Hasibuan (2002: 88), “Penguatan diartikan dengan tingkah laku guru dalam merespons secara positif suatu tingkah laku tertentu siswa yang memungkinkan tingkah laku tersebut timbul kembali”. Dengan perilaku seorang pendidik yang merespon
positif suatu pekerjaan yang
dilakukan anak akan diprediksikan
perilaku tersebut akan muncul
kembali, sehingga anak akan lebih terdorong melakukan hal yang baik itu kembali dikarenakan mendapat suatu penguatan dari pendidik. Dalam pengaplikasian metode glenn doman
pemberian sebuah penguatan
merupakan suatu hal yang pokok
pada saat proses pengajaran.
Penguatan yang diberikan akan mendorong sisiwa untuk berbuat lebih baik selanjutnya, metode glenn doman juga mendorong anak untuk lebih aktif dan antusias melihat kartu yang diberikan.
Dengan beberapa pemaparan dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah disebutkan maka dapat
disimpulkan bahwa penggunaan
metode glenn doman efektif dalam meningkatkan pemahaman lambang
commit to user dibuktikan dengan nilai yang teru
smeningkat diatas KKM dan
menunjukkan pentingnya
penggunaan suatu metode dalam
pembelajaran untuk anak
berkebutuhan khusus dalam mebantu masalah akademik.
SIMPULAN DAN SARAN
Dari penelitian ini dapat
disimpulkan bahwa penggunaan
metode glenn doman efektif dalam meningkatkan pemahaman lambang
bilangan anak down syndrome kelas
V C1 SLB Negeri Surakarta. Hal ini metode yang diberikan tersebut
menyenangkan dan mendukung
dalam proses belajar anak down
syndrome mengingat bahwa memiliki hambatan dalam akademik. Dalam sekolah luar biasa guru menempati peran yang penting
dalam mengajarkan anak
berkebutuhan khusus untuk belajar. Guru sebaiknya memeiliki banyak altenatif baik itu metode maupun permainan edukatif untuk membantu siswa dalam belajar terlebih anak
berkebutuhan khusus memiliki
hambatan masing-masing disetiap individu.
Saran dalam penelitian ini yaitu: (1) Pihak siswa diharapkan
dapat diharapkan dapat
memaksimalkan metode glenn doman saat pengajaran sehingga tingkat
pemahaman lambang bilangan
maupun dalam berhitung dapat mudah untuk dipahami. (2) Bagi Peneliti lain Metode Glenn Doman yang disajikan pada kajian pustaka
terdiri dari lima tahap/langkah
pembelajaran, namun pada penelitian ini hanya menggunakan dua tahap yang dapat diterapkan. Hal ini
dilakukan, karena subjek anak down
syndrome termasuk tunagrahita sedang yang akan belajar pemahaman lambang bilangan asli, materi yang
lain seperti persamaan dan
pemecahan masalah belum didapat pada materi pembelajaran di kelas V.sehingga sebaiknya memahami lambang bilangan terlebih dahulu. Peneli menyarankan kepada peneliti
selanjutnya untuk mencobakan
metode glenn doman tersebut pada kelas yang lebih tinggi untuk anak tunagrahita sedang, sehingga kelima tahapannya dapat diterapkan secara maksimal.
commit to user
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. (2011). Undang-undang
Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2011. Jakarta: satneg. Diperoleh 11 Februari 2016 dari
www.setneg.go.id/components/..
./docviewer.php?... Pukul 20.30
Doman, Glenn. (2006). Apa Yang
Dapat Dilakukan Pada Anak Anda Yang Cedera Otak.
Penerjemah: A. Prasetya
Adisapura. Jakarta: PT. Glenn Doman Indonesia
Doman, Glenn. & Doman, Janet.
(2005). How to teach your baby
to math (bagaimana mengajar bayi anda matematika sambil bermain). Penerjemah: Indri M Lumbon Tobing. Jakarta: PT. Glenn Doman Indonesia
Geonifam, (2010). Mengasuh dan
Mensukseskan Anak
Berkebutuhan Khusus. Yogyakarta: Geraiilmu
Hasibuan, JJ dan Moedjiono. (2002). Proses Belajar Mengajar.
Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya
Mulyati, L. Astati. (2010).
Pendidikan Anak Tunagrahita. Bandung: CV Catur Karya Mandiri
Sukmadinata, Nana Syaodih. (2006). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Rosdakarya
Sunanto, Juang dkk. (2005).
Pengantar Penelitian Dengan Subjek Tunggal. CRICED University of Tsukuba
Wiyani, N. Ardy. (2014).
Penanganan Anak Usia Dini Berkebutuhan Khusus. Sleman: Ar-ruzz Media