Berita Resmi Statistik No. 12/03/1872/Th.XVI, 3 Januari 2017 1
Bulan Desember 2016, memasuki bulan terakhir di tahun 2016, Kota Metro mengalami inflasi. Kelompok pengeluaran yang menjadi pemicu terjadinya inflasi didominasi oleh kelompok bahan makanan dengan sumbangan inflasi sebesar 0,0894 persen diikuti kelompok perumahan, listrik, air, gas dan bahan bakar dengan sumbangan inflasi 0,0236 persen. Kemudian diikuti oleh kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan dengan sumbangan inflasi 0,0180 persen, kelompok kesehatan dengan andil inflasi 0,0023 persen dan kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau dengan andil inflasi 0,0020 persen. Sedangkan kelompok pengeluaran yang menahan laju inflasi di Kota Metro pada bulan Desember 2016 yakni kelompok sandang dengan andil deflasi sebesar 0,0067 persen. Sementara itu, pada kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga tidak mengalami perubahan indeks. Perubahan indeks pada keenam kelompok pengeluaran tersebut menyebabkan terjadinya inflasi di Kota Metro sebesar 0,13 persen.
Komoditas yang memberikan andil inflasi cukup besar selama bulan Desember 2016 diantaranya adalah beras, telur ayam ras, cabai merah, bahan bakar rumah tangga, minyak goreng, rokok kretek filter, jeruk, bensin, daging ayam ras dan tarip pulsa ponsel. Berdasarkan penghitungan Indeks Harga Konsumen (IHK) pada bulan Desember 2016, inflasi Kota Metro disebabkan oleh adanya kenaikan indeks pada kelompok bahan makanan dengan inflasi sebesar 0,30 persen; kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan dengan inflasi 0,16 persen; kelompok perumahan, listrik, air dan gas dengan inflasi 0,11 persen; kelompok kesehatan dengan inflasi 0,04 persen dan kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau dengan inflasi 0,01 persen. Sementara itu, kelompok yang menahan laju inflasi adalah kelompok sandang yang mengalami deflasi 0,12 persen.
Pada Desember 2016, berdasarkan penghitungan inflasi dari 82 kota yang diamati perkembangan harganya, terdapat 78 kota yang mengalami inflasi dan 4 kota yang mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Lhokseumawe sebesar 2,25 persen, sedangkan inflasi terendah terjadi di Tembilahan dengan inflasi sebesar 0,02 persen. Sementara itu, deflasi tertinggi terjadi di Manado sebesar 1,52 persen, sedangkan deflasi terendah terjadi di Tegal dengan deflasi sebesar 0,09 persen. Kota Metro dengan inflasi 0,13 persen menempati peringkat 70 secara nasional. Dari 23 kota di pulau Sumatera, terdapat 21 kota yang mengalami inflasi dengan inflasi tertinggi terjadi di Lhokseumawe dan inflasi terendah di Tembilahan. Sementara itu, terdapat 2 kota yang mengalami deflasi yaitu Kota Bukit tinggi dengan deflasi 0,57 dan Bungo dengan deflasi 0,11. Kota Metro dengan inflasi 0,13 persen menduduki peringkat ke-16 di pulau Sumatera.
p
No. 12/03/1872/Th.XVI, 3 Januari 2017
KOTA METRO BULAN DESEMBER 2016
INFLASI SEBESAR 0,13 PERSEN
DESEMBER 2016 INFLASI SEBESAR 0,13 PERSEN
Perkembangan harga berbagai komoditas pada bulan Desember 2016, secara umum mengalami kenaikan. Berdasarkan hasil pemantauan harga oleh BPS, pada bulan Desember 2016 terjadi kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 133,91 pada bulan November 2016 menjadi 134,08 pada bulan Desember 2016.
Komoditas yang memberikan andil inflasi cukup besar selama bulan Desember 2016 diantaranya adalah beras, telur ayam ras, cabai merah, bahan bakar rumah tangga, minyak goreng, rokok kretek filter, jeruk, bensin, daging ayam ras dan tarip pulsa ponsel.
Kelompok pengeluaran yang menjadi pemicu terjadinya inflasi didominasi oleh kelompok bahan makanan dengan sumbangan inflasi sebesar 0,0894 persen diikuti kelompok perumahan, litsrik, air, gas dan bahan bakar dengan sumbangan inflasi 0,0236 persen. Kemudian diikuti oleh kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan dengan sumbangan inflasi 0,0180 persen, kelompok kesehatan dengan andil inflasi 0,0023 persen dan kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau dengan andil inflasi 0,0020 persen. Sedangkan kelompok pengeluaran yang menahan laju inflasi di Kota Metro pada bulan Desember 2016 yakni kelompok sandang dengan andil deflasi sebesar 0,0067 persen. Sementara itu, pada kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga tidak mengalami perubahan indeks. Perubahan indeks pada keenam kelompok pengeluaran tersebut menyebabkan terjadinya inflasi di Kota Metro sebesar 0,13 persen.
IHK IHK IHK IHK Inflasi Laju Inflasi Inflasi
2016 **) ***)
[2] [3] [4] [5] [6] [7] [8]
U m u m 130.28 130.28 133.91 134.08 0.13 2.92 2.92
1 Bahan Makanan 152.83 152.83 159.95 160.43 0.30 4.97 4.97
2 Makanan Jadi, minuman, Rokok dan Tembakau122.79 122.79 127.22 127.23 0.01 3.62 3.62
3 Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan bakar 118.20 118.20 121.82 121.96 0.11 3.18 3.18
4 Sandang 116.21 116.21 119.31 119.17 -0.12 2.55 2.55
5 Kesehatan 134.01 134.01 135.15 135.20 0.04 0.89 0.89
6 Pendidikan, Rekreasi dan Olah raga 126.31 126.31 134.06 134.06 0.00 6.14 6.14
7 Transpor dan Komunikasi dan Jasa Keuangan 127.22 127.22 122.12 122.31 0.16 -3.86 -3.86
*) Persentase perubahan IHK bulan Desember 2016 terhadap IHK bulan sebelumnya **) Persentase perubahan IHK bulan Desember 2016 terhadap IHK bulan Desember 2015
***) Persentase perubahan IHK bulan Desember 2016 terhadap IHK bulan Desember 2015 [1]
Tabel 1. Laju Inflasi Metro Desember 2016, Tahun Kalender, dan Year on Year menurut Kelompok Pengeluaran (2012=100)
Kelompok Pengeluaran Des
2015 Desember 2015 Nov 2016 Des 2016 Des 2016 *) Tahun Kalender Tahun ke tahun
URAIAN MENURUT KELOMPOK PENGELUARAN 1. Bahan Makanan
Kelompok bahan makanan pada bulan Desember 2016 mengalami inflasi sebesar 0,30 persen atau terjadi kenaikan indeks dari 159,95 pada bulan November 2016 menjadi 160,43 pada bulan Desember 2016. Dari sebelas subkelompok dalam kelompok ini, 6 (enam) subkelompok mengalami inflasi yakni subkelompok padi-padian, umbi-umbian dan hasilnya dengan inflasi 1,39 persen; subkelompok lemak dan minyak dengan inflasi 0,95 persen; subkelompok telur, susu dan hasil-hasilnya dengan inflasi 0,81 persen; subkelompok daging dan hasil-hasilnya dengan inflasi 0,45 persen; subkelompok bahan makanan lainnya dengan inflasi 0,07 persen dan subkelompok buah-buahan dengan inflasi 0,03 persen. Sementara itu, terdapat 3 (tiga) subkelompok yang menahan laju inflasi, yaitu subkelompok bumbu-bumbuan dengan deflasi 0,85 persen; subkelompok ikan segar dengan deflasi 0,18 persen dan subkelompok sayur-sayuran dengan deflasi 0,12 persen. Pada subkelompok ikan diawetkan dan kacang-kacangan tidak mengalami perubahan indeks.
Kelompok bahan makanan pada bulan Desember 2016 memicu terjadinya inflasi dengan andil inflasi sebesar 0,0894 persen. Komoditas yang memicu terjadinya inflasi diantaranya beras, telur ayam ras, cabai merah, minyak goreng, jeruk, daging ayam ras, kentang, daging sapi, susu bubuk dan bahan agar-agar 2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau
Kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau mengalami kenaikan indeks dari 127,22 pada November 2016 menjadi 127,23 pada Desember 2016, sehingga menyebabkan inflasi sebesar 0,01 persen. Inflasi pada kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau dipicu oleh kenaikan indeks pada subkelompok tembakau dan minuman beralkohol yang mengalami inflasi 0,33 persen. Sedangkan subkelompok yang menahan laju inflasi adalah subkelompok minuman yang tidak beralkohol yang mengalami deflasi 0,50 persen. Sementara pada subkelompok makanan jadi tidak mengalami perubahan indeks. Komoditas yang memberikan andil inflasi dikelompok ini adalah rokok kretek filter, rokok putih dan bir.
3. Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar
Kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar pada bulan Desember 2016 mengalami inflasi sebesar 0,11 persen atau terjadi kenaikan indeks dari 121,82 pada bulan November 2016 menjadi 121,96 pada bulan Desember 2016. Inflasi pada kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar dipicu oleh kenaikan indeks pada subkelompok bahan bakar, penerangan air yang mengalami inflasi 0,48 persen. Sedangkan subkelompok yang menahan laju inflasi adalah subkelompok penyelenggaraan rumah tangga yang mengalami deflasi 0,13 persen. Sementara pada subkelompok biaya tempat tinggal dan perlengkapan rumah tangga tidak terjadi perubahan indeks.
Pada bulan Desember 2016, kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar memberikan sumbangan inflasi sebesar 0,0236 persen. Komoditas yang memberikan sumbangan inflasi pada kelompok ini antara lain bahan bakar rumah tangga dan tarip listrik.
Berita Resmi Statistik No. 12/03/1872/Th.XVI, 3 Januari 2017 5
4. S a n d a n g
Kelompok sandang pada bulan Desember 2016 mengalami deflasi sebesar 0,12 persen atau terjadi penurunan indeks dari 119,31 pada November 2016 menjadi 119,17 pada Desember 2016. Subkelompok yang memicu terjadinya deflasi adalah subkelompok barang pribadi dan sandang lain yang mengalami deflasi 0,93 persen. Sedangkan subkelompok yang menahan laju deflasi adalah subkelompok sandang anak-anak dengan inflasi 0,17 persen. Sementara pada subkelompok sandang wanita dan subkelompok sandang laki-laki tidak mengalami perubahan indeks. Komoditas yang memberikan andil deflasi dikelompok ini adalah emas perhiasan.
5. Kesehatan
Kelompok kesehatan pada bulan Desember 2016 mengalami inflasi sebesar 0,04 persen atau mengalami kenaikan indeks dari 135,15 pada November 2016 menjadi 135,20 pada Desember 2016, dengan andil inflasi sebesar 0,0023 persen. Subkelompok yang memicu terjadinya inflasi yakni subkelompok perawatan jasmani dan kosmetika yang mengalami inflasi sebesar 0,11 persen. Sementara subkelompok jasa kesehatan, subkelompok obat-obatan dan subkelompok jasa perawatan jasmani tidak mengalami perubahan indeks.
Komoditas yang memberikan andil inflasi dikelompok ini adalah sabun mandi, sabun mandi cair dan shampoo.
6. Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga
Kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga pada bulan Desember 2016 tidak mengalami perubahan indeks. Pada November 2016 indeks dari kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga adalah sebesar 134,06 dan tidak mengalami perubahan pada Desember 2016.
.
7. Transportasi, Komunikasi & Jasa Keuangan
Pada bulan Desember 2016, kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan mengalami inflasi sebesar 0,16 persen atau mengalami kenaikan indeks dari 122,12 pada bulan November 2016 menjadi 122,31 pada bulan Desember 2016. Subkelompok yang memicu terjadinya inflasi adalah subkelompok transpor dengan inflasi 0,15 persen dan subkelompok komunikasi dan pengiriman dengan inflasi 0,28 persen. Sementara subkelompok sarana penunjang transpor dan subkelompok jasa keuangan tidak mengalami perubahan indeks.
Berita Resmi Statistik No. 12/03/1872/Th.XVI, 3 Januari 2017 7
INFLASI TAHUNAN
Bila dilihat perbandingan inflasi tahunan, menurut penghitungan inflasi tahun kalender pada Desember 2016 adalah terjadi inflasi sebesar 2,92 persen, menunjukkan angka yang lebih tinggi dibandingkan pada tahun 2015 pada bulan yang sama, dimana pada saat itu terjadi inflasi sebesar 2,67 persen. Sementara inflasi “year on year” pada Desember 2016 adalah sebesar 2,92 persen.
Tabel 5. Inflasi Tahun Kalender Desember 2015, Desember 2016 dan Inflasi Year on Year Desember 2016
Ket : kolom (2) Persentase perubahan IHK bulan Desember 2015 terhadap IHK bulan Desember 2014 kolom (3) Persentase perubahan IHK bulan Desember 2016 terhadap IHK bulan Desember 2015 kolom (4) Persentase perubahan IHK bulan Desember 2016 terhadap IHK bulan Desember 2015
Gambar 1.
Perbandingan Inflasi Tahun Kalender Desember 2015 dan Desember 2016 menurut Kelompok Pengeluaran
PERBANDINGAN ANTAR KOTA
Pada Desember 2016, berdasarkan penghitungan inflasi dari 82 kota yang diamati perkembangan harganya, terdapat 78 kota yang mengalami inflasi dan 4 kota yang mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Lhokseumawe sebesar 2,25 persen, sedangkan inflasi terendah terjadi di Tembilahan dengan inflasi sebesar 0,02 persen. Sementara itu, deflasi tertinggi terjadi di Manado sebesar 1,52 persen, sedangkan deflasi terendah terjadi di Tegal dengan deflasi sebesar 0,09 persen. Kota Metro dengan inflasi 0,13 persen menempati peringkat 70 secara nasional. Dari 23 kota di pulau Sumatera, terdapat 21 kota yang mengalami inflasi dengan inflasi tertinggi terjadi di Lhokseumawe dan inflasi terendah di Tembilahan. Sementara itu, terdapat 2 kota yang mengalami deflasi yaitu Kota Bukit tinggi dengan deflasi 0,57 dan Bungo dengan deflasi 0,11. Kota Metro dengan inflasi 0,13 persen menduduki peringkat ke-16 di pulau Sumatera.
Berita Resmi Statistik No. 12/03/1872/Th.XVI, 3 Januari 2017 9
Berita Resmi Statistik No. 12/03/1872/Th.XVI, 3 Januari 2017 11
BADAN PUSAT STATISTIK KOTA METRO
Jl. Ar Prawiranegara Kec. Metro Pusat Telepon (0725) 41758
Email: bps1872@bps.go.id
Website: metrokota.bps.go.id Keterangan lebih lanjut hubungi :
Kepala BPS Kota Metro Up. Taulina Anggarani, MA
Telpon (0721) 41758
Lampiran
Tabel 1. Perbandingan Indeks Harga Konsumen (IHK) Bulan Januari – Desember 2016
Tabel 2. Perbandingan Inflasi Month on Month (MoM) Bulan Januari – Desember 2016
Berita Resmi Statistik No. 12/03/1872/Th.XVI, 3 Januari 2017 13
Tabel 3. Perbandingan Inflasi Tahun Kalender (Point to Point)) Bulan Januari – Desember 2016
Tabel 4. Perbandingan Inflasi Tahun ke Tahun (Year on Year) Bulan Januari – Desember 2016