• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tabel 6.1 Karakteristik Umum Permukiman di Kecamatan Penajam No Desa Status Pemerinta han Klasifika si Desa Letak Geografis, Topografi Basis Ekonomi Tipe Permukim an Menurut RTRW)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Tabel 6.1 Karakteristik Umum Permukiman di Kecamatan Penajam No Desa Status Pemerinta han Klasifika si Desa Letak Geografis, Topografi Basis Ekonomi Tipe Permukim an Menurut RTRW)"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

VI -1

Rencana Progam Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Tahun 2014-2018 Kabupaten Penajam Paser Utara

ASPEK TEKNIS PERSEKTOR

6.1 Pengembangan Pemukiman

Berdasarkan UU No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman, permukiman didefinisikan sebagai bagian dari lingkungan hunian yang terdiri atas lebih dari satu satuan perumahan yang mempunyai prasarana, sarana, utilitas umum, serta mempunyai penunjang kegiatan fungsi lain di kawasan perkotaan atau perdesaan. Kegiatan pengembangan permukiman terdiri dari pengembangan permukiman kawasan perkotaan dan kawasan perdesaan. Pengembangan permukiman kawasan perkotaan terdiri dari pengembangan kawasan permukiman baru dan peningkatan kualitas permukiman kumuh, sedangkan untuk pengembangan kawasan 114 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya perdesaan terdiri dari

pengembangan kawasan permukiman perdesaan, kawasan pusat

pertumbuhan, serta desa tertinggal.

6.1.1 Arahan Kebijakan dan Lingkup Kegiatan

Arahan kebijakan pengembangan permukiman mengacu pada amanat peraturan perundangan, antara lain :

1. Undang-Undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional. Arahan RPJMN Tahap 3 (2015-2019) menyatakan bahwa pemenuhan kebutuhan hunian yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana pendukung bagi seluruh masyarakat terus meningkat, sehingga kondisi tersebut mendorong terwujudnya kota tanpa permukiman kumuh pada awal tahapan RPJMN berikutnya.

2. Undang-Undang No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman.

Pasal 4 mengamanatkan bahwa ruang lingkup penyelenggaraan

perumahan dan kawasan permukiman juga mencakup

penyelenggaraan perumahan (butir c), penyelenggaraan kawasan permukiman (butir d), pemeliharaan dan perbaikan (butir e), serta pencegahan dan peningkatan kualitas terhadap perumahan kumuh dan permukiman kumuh (butir f).

(2)

VI -2

Rencana Progam Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Tahun 2014-2018 Kabupaten Penajam Paser Utara

Pasal 15 mengamanatkan bahwa pembangunan rumah susun umum, rumah susun khusus, dan rumah susun negara merupakan tanggung jawab pemerintah.

4. Peraturan Presiden No. 15 Tahun 2010 tentang Percepatan Penanggulangan Kemiskinan. Peraturan ini menetapkan salah satunya terkait dengan penanggulangan kemiskinan yang diimplementasikan dengan penanggulangan kawasan kumuh.

5. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 14/PRT/M/2010 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Tata Ruang. Peraturan ini menetapkan target berkurangnya luas permukiman kumuh di kawasan perkotaan sebesar 10% pada tahun 2014.

Mengacu pada Permen PU No. 08/PRT/M/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pekerjaan Umum maka Direktorat Pengembangan Permukiman mempunyai tugas di bidang perumusan dan pelaksanaan kebijakan, pembinaan teknik dan pengawasan teknik, serta standardisasi teknis

dibidang pengembangan permukiman. Adapun fungsi Direktorat

Pengembangan Permukiman adalah:

a. Penyusunan kebijakan teknis dan strategi pengembangan permukiman di perkotaan dan perdesaan;

b. Pembinaan teknik, pengawasan teknik dan fasilitas pengembangan kawasan permukiman baru di perkotaan dan pengembangan kawasan perdesaan potensial;

c. Pembinaan teknik, pengawasan teknik dan fasilitasi peningkatan kualitas permukiman kumuh termasuk peremajaan kawasan dan pembangunan rumah susun sederhana;

d. Pembinaan teknik, pengawasan teknik dan fasilitasi peningkatan kualitas permukiman di kawasan tertinggal, terpencil, daera perbatasan dan pulau-pulau kecil termasuk penanggulangan bencana alam dan kerusuhan sosial;

e. Penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria, serta pembinaan kelembagaan dan peran serta masyarakat di bidang pengembangan permukiman;

(3)

VI -3

Rencana Progam Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Tahun 2014-2018 Kabupaten Penajam Paser Utara

6.1.2 Isu Strategis, Kondisi Existing, Permasalahan Dan Tantangan

6.1.2.1 Isu Strategis

Isu strategis permukiman diantaranya : - Pemukiman kumuh

- Lahan yang terbatas

- Perkembangan pemukiman disepanjang sungai/pesisir pantai - Infrastruktur perumahan

6.1.2.2 Kondisi Existing

Dalam Keputusan Menteri Negara Permukiman dan Perumahan Rakyat No. 9 Tahun 1999 tentang Pedoman Penyusunan RP4D disebutkan bahwa perumahan dan permukiman merupakan satu kesatuan pengertian yang tidak terpisahkan. Artinya perumahan dan permukiman merupakan satu kesatuan pengertian yang memberikan gambaran suatu ruang kegiatan berkehidupan dan penghidupan, dengan fungsi utama sebagai tempat tinggal/ bermukim. Jadi walaupun secara etimilogis permukiman dan perumahan memiliki arti yang berbeda tapi masih menjadi satu kesatuan dalam pembahasan.

Terdapat istilah permukiman perkotaan dan permukiman perdesaan. Permukiman perkotaan sendiri merupakan permukiman yang memiliki ciri utama kegiatan non pertanian seperti perdagangan, jasa dan industri. Juga merupakan tempat konsentrasi penduduk dengan kepadatan tinggi, pusat pelayanan sosial ekonomi bagi wilayah sekitarnya dan pusat pemerintahan. Sedangkan permukiman perdesaan adalah pusat terkonsentrasinya penduduk dan kelengkapan fasilitas dengan dominasi kegiatan utama di sektor pertanian.

Karakteristik permukiman di Kabupaten Penajam Paser Utara dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 6.1 Karakteristik Umum Permukiman di Kecamatan Penajam

No Desa

Tengah Kelurahan

Swasemb

(4)

VI -4

Rencana Progam Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Tahun 2014-2018 Kabupaten Penajam Paser Utara

2 Saloloang Kelurahan Swakarya pesisir/tepi laut pertanian Perkotaan

3 Petung Kelurahan

Swasemb

ada dataran pertanian Perkotaan

4 Giri Mukti Desa

Swasemb ada

lereng/

punggung bukit pertanian Perkotaan

5

Lawe -

Lawe Kelurahan

Swasemb

ada dataran jasa Perkotaan

6 Pejala Kelurahan Swakarya pesisir/tepi laut pertanian Perdesaan

7

Kampung

Baru Kelurahan

Swasemb

ada pesisir/tepi laut pertanian Perdesaan

8 Sesumpu Kelurahan Swakarya pesisir/tepi laut pertanian Perdesaan

9 Sei Parit Kelurahan Swakarya pesisir/tepi laut jasa Perdesaan

10

Nipah -

Nipah Kelurahan

Swasemb

ada pesisir/tepi laut pertanian Perkotaan

11 Nenang Kelurahan

Swasemb

ada pesisir/tepi laut pertanian Perkotaan

12

Gunung

Seteleng Kelurahan

Swasemb

ada pesisir/tepi laut pertanian Perkotaan

13 Penajam Kelurahan

Swasemb

ada pesisir/tepi laut jasa Perkotaan

14

Buluminu

ng Kelurahan Swakarya pesisir/tepi laut pertanian Perdesaan

15 Sotek Kelurahan

g bukit pertanian Perdesaan

17 Riko Kelurahan Swakarya

lereng/punggun

g bukit pertanian Perdesaan

18

Pantai

Lango Kelurahan Swakarya pesisir/tepi laut pertanian Perdesaan

19 Gersik Kelurahan Swakarya pesisir/tepi laut jasa Perdesaan

20 Jenebora Kelurahan Swakarya pesisir/tepi laut pertanian Perdesaan

21

Bukit

Subur Desa Swakarya

lereng/punggun

g bukit pertanian Perdesaan

(5)

VI -5

Rencana Progam Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Tahun 2014-2018 Kabupaten Penajam Paser Utara

Tabel 6.2 Karakteristik Umum Permukiman di Kecamatan Waru

No Desa

Tipe Permukiman

Menurut RTRW*)

Sumber: Potensi Desa Tahun 2012

Tabel 6.3

Karakteristik Umum Permukiman di Kecamatan Babulu

No Desa

bukit pertanian Perkotaan

2

ng bukit pertanian Perdesaan

3

Sumber

Sari Desa

Swasem

bada dataran pertanian Perdesaan

4 Sri Raharja Desa

Swasem

bada dataran pertanian Perdesaan

5 Rawa Mulia Desa

Swasem

bada dataran pertanian Perdesaan

6

Sebakung

Jaya Desa

Swasem

bada dataran pertanian Perdesaan

7

Babulu

Darat Desa

Swasem

bada dataran pertanian Perkotaan

8

(6)

VI -6

Rencana Progam Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Tahun 2014-2018 Kabupaten Penajam Paser Utara

9 Labangka Desa

Swasem bada

lereng/punggu

ng bukit pertanian Perkotaan

10 Rintik Desa

Swasem

bada dataran pertanian Perdesaan

Sumber: Potensi Desa Tahun 2012

Tabel 6.4 Karakteristik Umum Permukiman di Kecamatan Sepaku

No Desa

1 Maridan Kelurahan Swakarya

lereng/pungg ung bukit

industri pengolah

an Perkotaan

2 Mentawir Kelurahan Swakarya

pesisir/tepi

laut pertanian Perdesaan

3 Pemaluan Kelurahan

Swasemb ada

lereng/pungg

ung bukit pertanian Perkotaan

4

ung bukit pertanian Perdesaan

5 Wonosari Desa Swakarya

lereng/pungg

ung bukit pertanian Perdesaan

6

Semoi

Dua Desa Swakarya

lereng/pungg

ung bukit pertanian Perkotaan

7

ung bukit pertanian Perkotaan

8

ung bukit pertanian Perkotaan

9

ung bukit pertanian Perkotaan

10 Sukaraja Desa

Swasemb

ada dataran pertanian Perkotaan

11

Bukit

Raya Desa

Swasemb

ada dataran pertanian Perdesaan

12 Sepaku Kelurahan Swakarya lembah/DAS pertanian Perkotaan

13

Karang

Jinawi Desa Swakarya

lereng/pungg

ung bukit jasa Perdesaan

(7)

VI -7

Rencana Progam Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Tahun 2014-2018 Kabupaten Penajam Paser Utara

Penyebaran rumah Di Kabupaten Penajam Paser Utara, sebagaimana terjadi di tempat lain, jumlah rumah yang tersedia lebih sedikit dari jumlah rumah tangga / kepala keluarga. Jumlah rumah tangga di Kabupaten Penajam Paser Utara pada Tahun 2009 adalah 37.290 KK . Keluarga sebanyak itu menghuni rumah sebanyak 30.126 rumah (permanen 9722 rumah, non permanen 20404 rumah). Dengan demikian, di Kabupaten Penajam Paser Utara masih ada 7164 KK yang tinggal bergabung dengan keluarga yang lain dalam satu rumah. Informasi selengkapnya tentang jumlah KK dan jumlah rumah di Kabupaten Penajam Paser Utara dapat dilihat pada tabel 3.24 berikut.

table 6.5 Jumlah KK dan Jumlah Rumah di Kecamatan Penajam Tahun 2009

No Desa Jumlah

KK

Jumlah Rumah Selisih

(KK-Rumah)

Permanen Non

Permanen Jumlah

1

Tanjung

Tengah 818 171 639 810 8

2 Saloloang 410 36 256 292 118

3 Petung 1933 1221 901 2122 -189

4 Giri Mukti 1592 555 358 913 679

5

Lawe -

Lawe 479 120 195 315 164

6 Pejala 277 34 167 201 76

7

Kampung

Baru 157 31 136 167 -10

8 Sesumpu 174 25 113 138 36

9 Sei Parit 352 572 142 714 -362

10

Nipah -

Nipah 458 309 120 429 29

11 Nenang 938 505 484 989 -51

12

Gunung

Seteleng 1064 795 38 833 231

13 Penajam 2568 604 1310 1914 654

14 Buluminung 469 28 404 432 37

15 Sotek 1071 263 209 472 599

(8)

VI -8

Rencana Progam Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Tahun 2014-2018 Kabupaten Penajam Paser Utara

17 Riko 390 12 332 344 46

Sumber: Kecamatan dalam Angka 2010 dan Podes 2012

Table 6.6 Jumlah KK dan Jumlah Rumah di Kecamatan Waru Tahun 2009

No Desa Jumlah

KK

Jumlah Rumah Selisih

Permanen Non

Permanen Jumlah

(KK-Sumber: Kecamatan dalam Angka 2010 dan Podes 2012

Tabel 6.7 Jumlah KK dan Jumlah Rumah di Kecamatan Babulu Tahun 2009

No Desa Jumlah

KK

Jumlah Rumah Selisih

Permanen Non

Permanen Jumlah

(9)

(KK-VI -9

Rencana Progam Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Tahun 2014-2018 Kabupaten Penajam Paser Utara

9 Labangka 1690 40 798 838 852

10 Rintik 481 50 175 225 256

Jumlah 9969 1138 4733 5871 4098

Sumber: Kecamatan dalam Angka 2010 dan Podes 2008

Tabel 6.8 Jumlah KK dan Jumlah Rumah di Kecamatan Sepaku Tahun 2009

No Desa Jumlah

KK

Jumlah Rumah Selisih

Permanen Non

Permanen Jumlah

(KK-Rumah)

1 Maridan 1289 25 1994 2019 -730

2

Telemouw

**Maridan 849 0 0 0 849

3

Binuang

**Maridan 393 0 0 0 393

4 Mentawir 133 11 71 82 51

5 Pemaluan 254 47 158 205 49

6

Bumi

Harapan 379 15 233 248 131

7 Wonosari 262 41 203 244 18

8 Semoi Dua 734 330 331 661 73

9 Argo Mulyo 717 40 596 636 81

10 Suko Mulyo 428 202 135 337 91

11 Tengin Baru 830 65 701 766 64

12 Sukaraja 827 53 677 730 97

13 Bukit Raya 589 50 477 527 62

14 Sepaku 341 196 135 331 10

15

Karang

Jinawi 207 3 297 300 -93

8232 1078 6008 7086 1146

Sumber: Kecamatan dalam Angka 2010 dan Podes 2012

(10)

VI -10

Rencana Progam Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Tahun 2014-2018 Kabupaten Penajam Paser Utara

atau 45,29 % dari seluruh rumah tangga. Sedangkan rumah tangga yang luas lantainya kurang dari 20 m2, tidak sampai 2 ribu rumah tangga atau sekitar 3,74 %.

Grafik 6.1 Persentase Rumah Tangga Menurut Luas Lantai Rumah di Kabupaten Penajam Paser Utara, Tahun 2009

Sumber : BPS Kabupaten Penajam Paser Utara

Sebagian besar rumah yang ada di Kabupaten Penajam Paser Utara adalah rumah panggung yang terbuat dari material kayu, tujuannya antara lain sebagai berikut:

1. Rumah panggung sebagai adaptasi terhadap kontur lahan yang tidak rata. 2. Rumah panggung sebagai adaptasi terhadap kondisi lahan yang basah rawan

genangan, misal tanah rawa, tanah pasang surut.

3. Rumah panggung sebagai antisipasi dari gangguan hewan liar.

4. Material kayu digunakan karena mudah didapat di lingkungan sekitar dibanding material batu-bata.

Rumah panggung dengan material kayu sebenarnya cukup baik untuk menjaga tetap tersedianya resapan air dibandingkan dengan rumah yang berdiri langsung di atas tanah tanpa penyangga. Akan tetapi meterial kayu saat ini sulit didapat terkait adanya penertiban terhadap penebangan kayu hutan. Kelangkaan kayu untuk material bangunan bisa diantisipasi dengan menggalakkan penanaman kayu bahan bangunan dalam bentuk hutan rakyat.

Series1; < 20; 0,04; 4%

Series 1; 20 -49; 0,45;

45% Series1;

50 - 99; 0,44;

44% Series1; 100 - 149;

0,05; 5%

Series1; > 149; 0,02;

2%

< 20

20 - 49

50 - 99

100 - 149

(11)

VI -11

Rencana Progam Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Tahun 2014-2018 Kabupaten Penajam Paser Utara

Gambar 6.1 Penggunaan dan Variasi Rumah Panggung

Gambar Rumah Penjelasan

Penggunaan tonggak kayu

sebagai penopang

bangunan rumah karena tanah sekitar bangunan tergenang air.

Penggunaan tonggak kayu

sebagai penopang

bangunan sebagai adaptasi terhadap kontur lahan yang cukup terjal agar elevasi lantai bangunan rumah sejajar dengan permukaan jalan

Penggunaan rumah

(12)

VI -12

Rencana Progam Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Tahun 2014-2018 Kabupaten Penajam Paser Utara

Bangunan yang didirikan di

atas tanah rawa

menggunakan tonggak

kayu karena daya dukung tanah tidak memungkinkan untuk membuat pondasi permanen.

Bangunan yang

menggunakan tonggak

kayu untuk mentolerir kontur, tetapi hanya bagian tertentu dari bangunan

rumah yaitu bagian

belakang rumah.

Sumber: Survey Lapangan 2013

Saat ini, ada kecenderungan untuk membuat rumah permanen dengan bahan bangunan dari batu bata. Bangunan semacam ini banyak didirikan di kawasan yang memiliki kontur rata.

(13)

VI -13

Rencana Progam Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Tahun 2014-2018 Kabupaten Penajam Paser Utara

Sumber: Survey Lapangan 2013

6.1.3 Analisis Kebutuhan Pengembangan Pemukiman

Analisis kebutuhan merupakan tahapan selanjutnya dari identifikasi kondisi eksisting. Analisis kebutuhan mengaitkan kondisi eksisting. dengan target kebutuhan yang harus dicapai. Terdapat arahan kebijakan yang menjadi acuan penetapan target pembangunan bidang Cipta Karya khususnya sektor pengembangan permukiman baik di tingkat Pusat maupun di tingkat kabupaten/kota. Di tingkat Pusat acuan kebijakan meliputi RPJMN 2010-2014, MDGs 2015 (pengurangan proporsi rumah tangga kumuh tahun 2020), Standar Pelayanan Minimal (SPM) untuk pengurangan luasan kawasan kumuh tahun 2014 sebesar 10%, arahan MP3EI dan MP3KI, percepatan pembangunan Papua dan Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya 123 Papua Barat, arahan Direktif Presiden untuk program pro-rakyat, serta Renstra Ditjen Cipta Karya 2010-2014. Sedangkan di tingkat kabupaten/kota meliputi target RPJMD, RTRW Kabupaten/Kota, maupun Renstra SKPD. Acuan kebijakan tersebut hendaknya menjadi dasar pada tahapan analisis kebutuhan pengembangan permukiman.

Tabel 6.8 Perkiraan Kebutuhan Program Pengembangan Permukiman di

Perdesaan yang Membutuhkan Penanganan Untuk 5 Tahun

No Uraian Unit Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5 Ket

1 Jumlah

Penduduk Jiwa

Kepadatan

Penduduk Jiwa/Km2

Persebaran

Penduduk Jiwa/Km2

Persebaran Penduduk

Miskin

Jiwa/Km2

2 Desa Potensi

Agroplitan Desa

3 Desa Potensi Desa

Rumah Permanen di Kelurahan Waru

Rumah Permanen di Kelurahan Gunung Steleng

Rumah Permanen di Kelurahan Sotek

(14)

VI -14

Rencana Progam Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Tahun 2014-2018 Kabupaten Penajam Paser Utara

Minapolitan

4

Kawasan Rawan Bencana

Kws

5 Kawasan

Perbatasan Kws

6

Kawasan Permukiman Pulau2 Kecil

Kws

7 Desa Kategori

Miskin Desa

8

Kawasan Dengan Komoditi Unggulan

Kws

6.1.4 Program-program Sektor Pengembangan Permukiman

Kegiatan pengembangan permukiman terdiri dari pengembangan permukiman kawasan perkotaan dan kawasan perdesaan. Pengembangan permukiman kawasan perkotaan terdiri dari:

1) Pengembangan kawasan permukiman baru dalam bentuk pembangunan Rusunawa serta

2) Peningkatan kualitas permukiman kumuh dan RSH. Sedangkan untuk pengembangan kawasan perdesaan terdiri dari:

1) Pengembangan kawasan permukiman perdesaan untuk kawasan potensial (Agropolitan dan Minapolitan), rawan bencana, serta perbatasan dan pulau kecil, Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya 125

2) Pengembangan kawasan pusat pertumbuhan dengan program PISEW (RISE),

3) Desa tertinggal dengan program PPIP dan RIS PNPM.

Selain kegiatan fisik di atas program/kegiatan pengembangan permukiman dapat berupa kegiatan non-fisik seperti penyusunan RP2KP dan RTBL KSK ataupun review bilamana diperlukan.

Pengembangan Kawasan Permukiman Perkotaan

Pengembangan Kawasan Permukiman Perdesaan

(Agropolitan/Minapolitan)

(15)

VI -15

Rencana Progam Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Tahun 2014-2018 Kabupaten Penajam Paser Utara

Diagram 6.1

Kriteria Kesiapan (Readiness Criteria)

Dalam pengembangan permukiman terdapat kriteria yang menentukan, yang terdiri dari kriteria umum dan khusus, sebagai berikut.

1. Umum

jelas.

Renstra.

RTBL KSK, Masterplan. Agropolitan & Minapolitan, dan KSK) Dana Daerah untuk Urusan Bersama (DDUB) dan dana daerah untuk pembiayaan komponen kegiatan sehingga sistem bisa berfungsi.

Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya 127

6.1.5 Usulan Program Dan Kegiatan

Gambar

Tabel 6.2 Karakteristik Umum Permukiman di Kecamatan Waru
Tabel 6.4 Karakteristik Umum Permukiman di Kecamatan Sepaku
table 6.5 Jumlah KK dan Jumlah Rumah di Kecamatan Penajam Tahun 2009
Table 6.6 Jumlah KK dan Jumlah Rumah di Kecamatan Waru Tahun 2009
+6

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian yang dilakukan ini menggunakantrianggulasi sumber, yaitu melihat sesuatu yang sama (persepsi terhadap objektivitasdata), dari berbagai perspektif yang

Siklus 3: (1) Tahap perencanaan, mengidentifikasi masalah dan menetapkan aternatif pemecahan pada siklus 2, (2) Tahap pelaksanaan, meliputi menyiapkan media yang akan digunakan

Lampiran 1 Wujud Representasi Hegemoni Kekuasaan pada Tokoh-tokoh dalam Novel Ronggeng Dukuh Paruk Karya Ahmad Tohari.. Lampiran 2 Wujud Fungsi Kekuasaan pada Tokoh-tokoh

Jika anda akan pergi untuk waktu yang lama, keluarkan semua makanan, lepaskan kabel listrik dari stopkontak, bersihkan bagian dalam secara seksama, dan biarkan semua pintu

1) Mahasiswa yang diduga melakukan pelanggaran kode etik wajib memenuhi panggilan etik etik sesuai dengan yang ditentukan dalam pemberitahuan resmi.. 2) Mahasiswa yang diperiksa

dan permukiman yang telah tertuang dalam peraturan perundang-undangan yang ada (GBHN, UU No. 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan Permukiman, UU No. 16 tahun 1985 tentang Rumah

Saat menemukan teman maupun kelompok yang nyaman bagi remaja tersebut, remaja akan sulit untuk melepaskan diri dari kelompok sebaliknya remaja akan mulai mengadopsi nilai-

Melihat semakin meningkatnya permintaan masyarakat menjadikan Pegadain Syariah dan mengunakan produk gadai sebagai pilihan yang tepat tentunya hal ini dipengaruhi banyak faktor,