VI -1
Rencana Progam Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Tahun 2014-2018 Kabupaten Penajam Paser Utara
ASPEK TEKNIS PERSEKTOR
6.1 Pengembangan Pemukiman
Berdasarkan UU No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman, permukiman didefinisikan sebagai bagian dari lingkungan hunian yang terdiri atas lebih dari satu satuan perumahan yang mempunyai prasarana, sarana, utilitas umum, serta mempunyai penunjang kegiatan fungsi lain di kawasan perkotaan atau perdesaan. Kegiatan pengembangan permukiman terdiri dari pengembangan permukiman kawasan perkotaan dan kawasan perdesaan. Pengembangan permukiman kawasan perkotaan terdiri dari pengembangan kawasan permukiman baru dan peningkatan kualitas permukiman kumuh, sedangkan untuk pengembangan kawasan 114 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya perdesaan terdiri dari
pengembangan kawasan permukiman perdesaan, kawasan pusat
pertumbuhan, serta desa tertinggal.
6.1.1 Arahan Kebijakan dan Lingkup Kegiatan
Arahan kebijakan pengembangan permukiman mengacu pada amanat peraturan perundangan, antara lain :
1. Undang-Undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional. Arahan RPJMN Tahap 3 (2015-2019) menyatakan bahwa pemenuhan kebutuhan hunian yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana pendukung bagi seluruh masyarakat terus meningkat, sehingga kondisi tersebut mendorong terwujudnya kota tanpa permukiman kumuh pada awal tahapan RPJMN berikutnya.
2. Undang-Undang No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman.
Pasal 4 mengamanatkan bahwa ruang lingkup penyelenggaraan
perumahan dan kawasan permukiman juga mencakup
penyelenggaraan perumahan (butir c), penyelenggaraan kawasan permukiman (butir d), pemeliharaan dan perbaikan (butir e), serta pencegahan dan peningkatan kualitas terhadap perumahan kumuh dan permukiman kumuh (butir f).
VI -2
Rencana Progam Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Tahun 2014-2018 Kabupaten Penajam Paser Utara
Pasal 15 mengamanatkan bahwa pembangunan rumah susun umum, rumah susun khusus, dan rumah susun negara merupakan tanggung jawab pemerintah.
4. Peraturan Presiden No. 15 Tahun 2010 tentang Percepatan Penanggulangan Kemiskinan. Peraturan ini menetapkan salah satunya terkait dengan penanggulangan kemiskinan yang diimplementasikan dengan penanggulangan kawasan kumuh.
5. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 14/PRT/M/2010 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Tata Ruang. Peraturan ini menetapkan target berkurangnya luas permukiman kumuh di kawasan perkotaan sebesar 10% pada tahun 2014.
Mengacu pada Permen PU No. 08/PRT/M/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pekerjaan Umum maka Direktorat Pengembangan Permukiman mempunyai tugas di bidang perumusan dan pelaksanaan kebijakan, pembinaan teknik dan pengawasan teknik, serta standardisasi teknis
dibidang pengembangan permukiman. Adapun fungsi Direktorat
Pengembangan Permukiman adalah:
a. Penyusunan kebijakan teknis dan strategi pengembangan permukiman di perkotaan dan perdesaan;
b. Pembinaan teknik, pengawasan teknik dan fasilitas pengembangan kawasan permukiman baru di perkotaan dan pengembangan kawasan perdesaan potensial;
c. Pembinaan teknik, pengawasan teknik dan fasilitasi peningkatan kualitas permukiman kumuh termasuk peremajaan kawasan dan pembangunan rumah susun sederhana;
d. Pembinaan teknik, pengawasan teknik dan fasilitasi peningkatan kualitas permukiman di kawasan tertinggal, terpencil, daera perbatasan dan pulau-pulau kecil termasuk penanggulangan bencana alam dan kerusuhan sosial;
e. Penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria, serta pembinaan kelembagaan dan peran serta masyarakat di bidang pengembangan permukiman;
VI -3
Rencana Progam Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Tahun 2014-2018 Kabupaten Penajam Paser Utara
6.1.2 Isu Strategis, Kondisi Existing, Permasalahan Dan Tantangan
6.1.2.1 Isu Strategis
Isu strategis permukiman diantaranya : - Pemukiman kumuh
- Lahan yang terbatas
- Perkembangan pemukiman disepanjang sungai/pesisir pantai - Infrastruktur perumahan
6.1.2.2 Kondisi Existing
Dalam Keputusan Menteri Negara Permukiman dan Perumahan Rakyat No. 9 Tahun 1999 tentang Pedoman Penyusunan RP4D disebutkan bahwa perumahan dan permukiman merupakan satu kesatuan pengertian yang tidak terpisahkan. Artinya perumahan dan permukiman merupakan satu kesatuan pengertian yang memberikan gambaran suatu ruang kegiatan berkehidupan dan penghidupan, dengan fungsi utama sebagai tempat tinggal/ bermukim. Jadi walaupun secara etimilogis permukiman dan perumahan memiliki arti yang berbeda tapi masih menjadi satu kesatuan dalam pembahasan.
Terdapat istilah permukiman perkotaan dan permukiman perdesaan. Permukiman perkotaan sendiri merupakan permukiman yang memiliki ciri utama kegiatan non pertanian seperti perdagangan, jasa dan industri. Juga merupakan tempat konsentrasi penduduk dengan kepadatan tinggi, pusat pelayanan sosial ekonomi bagi wilayah sekitarnya dan pusat pemerintahan. Sedangkan permukiman perdesaan adalah pusat terkonsentrasinya penduduk dan kelengkapan fasilitas dengan dominasi kegiatan utama di sektor pertanian.
Karakteristik permukiman di Kabupaten Penajam Paser Utara dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 6.1 Karakteristik Umum Permukiman di Kecamatan Penajam
No Desa
Tengah Kelurahan
Swasemb
VI -4
Rencana Progam Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Tahun 2014-2018 Kabupaten Penajam Paser Utara
2 Saloloang Kelurahan Swakarya pesisir/tepi laut pertanian Perkotaan
3 Petung Kelurahan
Swasemb
ada dataran pertanian Perkotaan
4 Giri Mukti Desa
Swasemb ada
lereng/
punggung bukit pertanian Perkotaan
5
Lawe -
Lawe Kelurahan
Swasemb
ada dataran jasa Perkotaan
6 Pejala Kelurahan Swakarya pesisir/tepi laut pertanian Perdesaan
7
Kampung
Baru Kelurahan
Swasemb
ada pesisir/tepi laut pertanian Perdesaan
8 Sesumpu Kelurahan Swakarya pesisir/tepi laut pertanian Perdesaan
9 Sei Parit Kelurahan Swakarya pesisir/tepi laut jasa Perdesaan
10
Nipah -
Nipah Kelurahan
Swasemb
ada pesisir/tepi laut pertanian Perkotaan
11 Nenang Kelurahan
Swasemb
ada pesisir/tepi laut pertanian Perkotaan
12
Gunung
Seteleng Kelurahan
Swasemb
ada pesisir/tepi laut pertanian Perkotaan
13 Penajam Kelurahan
Swasemb
ada pesisir/tepi laut jasa Perkotaan
14
Buluminu
ng Kelurahan Swakarya pesisir/tepi laut pertanian Perdesaan
15 Sotek Kelurahan
g bukit pertanian Perdesaan
17 Riko Kelurahan Swakarya
lereng/punggun
g bukit pertanian Perdesaan
18
Pantai
Lango Kelurahan Swakarya pesisir/tepi laut pertanian Perdesaan
19 Gersik Kelurahan Swakarya pesisir/tepi laut jasa Perdesaan
20 Jenebora Kelurahan Swakarya pesisir/tepi laut pertanian Perdesaan
21
Bukit
Subur Desa Swakarya
lereng/punggun
g bukit pertanian Perdesaan
VI -5
Rencana Progam Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Tahun 2014-2018 Kabupaten Penajam Paser Utara
Tabel 6.2 Karakteristik Umum Permukiman di Kecamatan Waru
No Desa
Tipe Permukiman
Menurut RTRW*)
Sumber: Potensi Desa Tahun 2012
Tabel 6.3
Karakteristik Umum Permukiman di Kecamatan Babulu
No Desa
bukit pertanian Perkotaan
2
ng bukit pertanian Perdesaan
3
Sumber
Sari Desa
Swasem
bada dataran pertanian Perdesaan
4 Sri Raharja Desa
Swasem
bada dataran pertanian Perdesaan
5 Rawa Mulia Desa
Swasem
bada dataran pertanian Perdesaan
6
Sebakung
Jaya Desa
Swasem
bada dataran pertanian Perdesaan
7
Babulu
Darat Desa
Swasem
bada dataran pertanian Perkotaan
8
VI -6
Rencana Progam Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Tahun 2014-2018 Kabupaten Penajam Paser Utara
9 Labangka Desa
Swasem bada
lereng/punggu
ng bukit pertanian Perkotaan
10 Rintik Desa
Swasem
bada dataran pertanian Perdesaan
Sumber: Potensi Desa Tahun 2012
Tabel 6.4 Karakteristik Umum Permukiman di Kecamatan Sepaku
No Desa
1 Maridan Kelurahan Swakarya
lereng/pungg ung bukit
industri pengolah
an Perkotaan
2 Mentawir Kelurahan Swakarya
pesisir/tepi
laut pertanian Perdesaan
3 Pemaluan Kelurahan
Swasemb ada
lereng/pungg
ung bukit pertanian Perkotaan
4
ung bukit pertanian Perdesaan
5 Wonosari Desa Swakarya
lereng/pungg
ung bukit pertanian Perdesaan
6
Semoi
Dua Desa Swakarya
lereng/pungg
ung bukit pertanian Perkotaan
7
ung bukit pertanian Perkotaan
8
ung bukit pertanian Perkotaan
9
ung bukit pertanian Perkotaan
10 Sukaraja Desa
Swasemb
ada dataran pertanian Perkotaan
11
Bukit
Raya Desa
Swasemb
ada dataran pertanian Perdesaan
12 Sepaku Kelurahan Swakarya lembah/DAS pertanian Perkotaan
13
Karang
Jinawi Desa Swakarya
lereng/pungg
ung bukit jasa Perdesaan
VI -7
Rencana Progam Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Tahun 2014-2018 Kabupaten Penajam Paser Utara
Penyebaran rumah Di Kabupaten Penajam Paser Utara, sebagaimana terjadi di tempat lain, jumlah rumah yang tersedia lebih sedikit dari jumlah rumah tangga / kepala keluarga. Jumlah rumah tangga di Kabupaten Penajam Paser Utara pada Tahun 2009 adalah 37.290 KK . Keluarga sebanyak itu menghuni rumah sebanyak 30.126 rumah (permanen 9722 rumah, non permanen 20404 rumah). Dengan demikian, di Kabupaten Penajam Paser Utara masih ada 7164 KK yang tinggal bergabung dengan keluarga yang lain dalam satu rumah. Informasi selengkapnya tentang jumlah KK dan jumlah rumah di Kabupaten Penajam Paser Utara dapat dilihat pada tabel 3.24 berikut.
table 6.5 Jumlah KK dan Jumlah Rumah di Kecamatan Penajam Tahun 2009
No Desa Jumlah
KK
Jumlah Rumah Selisih
(KK-Rumah)
Permanen Non
Permanen Jumlah
1
Tanjung
Tengah 818 171 639 810 8
2 Saloloang 410 36 256 292 118
3 Petung 1933 1221 901 2122 -189
4 Giri Mukti 1592 555 358 913 679
5
Lawe -
Lawe 479 120 195 315 164
6 Pejala 277 34 167 201 76
7
Kampung
Baru 157 31 136 167 -10
8 Sesumpu 174 25 113 138 36
9 Sei Parit 352 572 142 714 -362
10
Nipah -
Nipah 458 309 120 429 29
11 Nenang 938 505 484 989 -51
12
Gunung
Seteleng 1064 795 38 833 231
13 Penajam 2568 604 1310 1914 654
14 Buluminung 469 28 404 432 37
15 Sotek 1071 263 209 472 599
VI -8
Rencana Progam Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Tahun 2014-2018 Kabupaten Penajam Paser Utara
17 Riko 390 12 332 344 46
Sumber: Kecamatan dalam Angka 2010 dan Podes 2012
Table 6.6 Jumlah KK dan Jumlah Rumah di Kecamatan Waru Tahun 2009
No Desa Jumlah
KK
Jumlah Rumah Selisih
Permanen Non
Permanen Jumlah
(KK-Sumber: Kecamatan dalam Angka 2010 dan Podes 2012
Tabel 6.7 Jumlah KK dan Jumlah Rumah di Kecamatan Babulu Tahun 2009
No Desa Jumlah
KK
Jumlah Rumah Selisih
Permanen Non
Permanen Jumlah
(KK-VI -9
Rencana Progam Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Tahun 2014-2018 Kabupaten Penajam Paser Utara
9 Labangka 1690 40 798 838 852
10 Rintik 481 50 175 225 256
Jumlah 9969 1138 4733 5871 4098
Sumber: Kecamatan dalam Angka 2010 dan Podes 2008
Tabel 6.8 Jumlah KK dan Jumlah Rumah di Kecamatan Sepaku Tahun 2009
No Desa Jumlah
KK
Jumlah Rumah Selisih
Permanen Non
Permanen Jumlah
(KK-Rumah)
1 Maridan 1289 25 1994 2019 -730
2
Telemouw
**Maridan 849 0 0 0 849
3
Binuang
**Maridan 393 0 0 0 393
4 Mentawir 133 11 71 82 51
5 Pemaluan 254 47 158 205 49
6
Bumi
Harapan 379 15 233 248 131
7 Wonosari 262 41 203 244 18
8 Semoi Dua 734 330 331 661 73
9 Argo Mulyo 717 40 596 636 81
10 Suko Mulyo 428 202 135 337 91
11 Tengin Baru 830 65 701 766 64
12 Sukaraja 827 53 677 730 97
13 Bukit Raya 589 50 477 527 62
14 Sepaku 341 196 135 331 10
15
Karang
Jinawi 207 3 297 300 -93
8232 1078 6008 7086 1146
Sumber: Kecamatan dalam Angka 2010 dan Podes 2012
VI -10
Rencana Progam Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Tahun 2014-2018 Kabupaten Penajam Paser Utara
atau 45,29 % dari seluruh rumah tangga. Sedangkan rumah tangga yang luas lantainya kurang dari 20 m2, tidak sampai 2 ribu rumah tangga atau sekitar 3,74 %.
Grafik 6.1 Persentase Rumah Tangga Menurut Luas Lantai Rumah di Kabupaten Penajam Paser Utara, Tahun 2009
Sumber : BPS Kabupaten Penajam Paser Utara
Sebagian besar rumah yang ada di Kabupaten Penajam Paser Utara adalah rumah panggung yang terbuat dari material kayu, tujuannya antara lain sebagai berikut:
1. Rumah panggung sebagai adaptasi terhadap kontur lahan yang tidak rata. 2. Rumah panggung sebagai adaptasi terhadap kondisi lahan yang basah rawan
genangan, misal tanah rawa, tanah pasang surut.
3. Rumah panggung sebagai antisipasi dari gangguan hewan liar.
4. Material kayu digunakan karena mudah didapat di lingkungan sekitar dibanding material batu-bata.
Rumah panggung dengan material kayu sebenarnya cukup baik untuk menjaga tetap tersedianya resapan air dibandingkan dengan rumah yang berdiri langsung di atas tanah tanpa penyangga. Akan tetapi meterial kayu saat ini sulit didapat terkait adanya penertiban terhadap penebangan kayu hutan. Kelangkaan kayu untuk material bangunan bisa diantisipasi dengan menggalakkan penanaman kayu bahan bangunan dalam bentuk hutan rakyat.
Series1; < 20; 0,04; 4%
Series 1; 20 -49; 0,45;
45% Series1;
50 - 99; 0,44;
44% Series1; 100 - 149;
0,05; 5%
Series1; > 149; 0,02;
2%
< 20
20 - 49
50 - 99
100 - 149
VI -11
Rencana Progam Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Tahun 2014-2018 Kabupaten Penajam Paser Utara
Gambar 6.1 Penggunaan dan Variasi Rumah Panggung
Gambar Rumah Penjelasan
Penggunaan tonggak kayu
sebagai penopang
bangunan rumah karena tanah sekitar bangunan tergenang air.
Penggunaan tonggak kayu
sebagai penopang
bangunan sebagai adaptasi terhadap kontur lahan yang cukup terjal agar elevasi lantai bangunan rumah sejajar dengan permukaan jalan
Penggunaan rumah
VI -12
Rencana Progam Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Tahun 2014-2018 Kabupaten Penajam Paser Utara
Bangunan yang didirikan di
atas tanah rawa
menggunakan tonggak
kayu karena daya dukung tanah tidak memungkinkan untuk membuat pondasi permanen.
Bangunan yang
menggunakan tonggak
kayu untuk mentolerir kontur, tetapi hanya bagian tertentu dari bangunan
rumah yaitu bagian
belakang rumah.
Sumber: Survey Lapangan 2013
Saat ini, ada kecenderungan untuk membuat rumah permanen dengan bahan bangunan dari batu bata. Bangunan semacam ini banyak didirikan di kawasan yang memiliki kontur rata.
VI -13
Rencana Progam Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Tahun 2014-2018 Kabupaten Penajam Paser Utara
Sumber: Survey Lapangan 2013
6.1.3 Analisis Kebutuhan Pengembangan Pemukiman
Analisis kebutuhan merupakan tahapan selanjutnya dari identifikasi kondisi eksisting. Analisis kebutuhan mengaitkan kondisi eksisting. dengan target kebutuhan yang harus dicapai. Terdapat arahan kebijakan yang menjadi acuan penetapan target pembangunan bidang Cipta Karya khususnya sektor pengembangan permukiman baik di tingkat Pusat maupun di tingkat kabupaten/kota. Di tingkat Pusat acuan kebijakan meliputi RPJMN 2010-2014, MDGs 2015 (pengurangan proporsi rumah tangga kumuh tahun 2020), Standar Pelayanan Minimal (SPM) untuk pengurangan luasan kawasan kumuh tahun 2014 sebesar 10%, arahan MP3EI dan MP3KI, percepatan pembangunan Papua dan Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya 123 Papua Barat, arahan Direktif Presiden untuk program pro-rakyat, serta Renstra Ditjen Cipta Karya 2010-2014. Sedangkan di tingkat kabupaten/kota meliputi target RPJMD, RTRW Kabupaten/Kota, maupun Renstra SKPD. Acuan kebijakan tersebut hendaknya menjadi dasar pada tahapan analisis kebutuhan pengembangan permukiman.
Tabel 6.8 Perkiraan Kebutuhan Program Pengembangan Permukiman di
Perdesaan yang Membutuhkan Penanganan Untuk 5 Tahun
No Uraian Unit Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5 Ket
1 Jumlah
Penduduk Jiwa
Kepadatan
Penduduk Jiwa/Km2
Persebaran
Penduduk Jiwa/Km2
Persebaran Penduduk
Miskin
Jiwa/Km2
2 Desa Potensi
Agroplitan Desa
3 Desa Potensi Desa
Rumah Permanen di Kelurahan Waru
Rumah Permanen di Kelurahan Gunung Steleng
Rumah Permanen di Kelurahan Sotek
VI -14
Rencana Progam Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Tahun 2014-2018 Kabupaten Penajam Paser Utara
Minapolitan
4
Kawasan Rawan Bencana
Kws
5 Kawasan
Perbatasan Kws
6
Kawasan Permukiman Pulau2 Kecil
Kws
7 Desa Kategori
Miskin Desa
8
Kawasan Dengan Komoditi Unggulan
Kws
6.1.4 Program-program Sektor Pengembangan Permukiman
Kegiatan pengembangan permukiman terdiri dari pengembangan permukiman kawasan perkotaan dan kawasan perdesaan. Pengembangan permukiman kawasan perkotaan terdiri dari:
1) Pengembangan kawasan permukiman baru dalam bentuk pembangunan Rusunawa serta
2) Peningkatan kualitas permukiman kumuh dan RSH. Sedangkan untuk pengembangan kawasan perdesaan terdiri dari:
1) Pengembangan kawasan permukiman perdesaan untuk kawasan potensial (Agropolitan dan Minapolitan), rawan bencana, serta perbatasan dan pulau kecil, Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya 125
2) Pengembangan kawasan pusat pertumbuhan dengan program PISEW (RISE),
3) Desa tertinggal dengan program PPIP dan RIS PNPM.
Selain kegiatan fisik di atas program/kegiatan pengembangan permukiman dapat berupa kegiatan non-fisik seperti penyusunan RP2KP dan RTBL KSK ataupun review bilamana diperlukan.
Pengembangan Kawasan Permukiman Perkotaan
Pengembangan Kawasan Permukiman Perdesaan
(Agropolitan/Minapolitan)
VI -15
Rencana Progam Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Tahun 2014-2018 Kabupaten Penajam Paser Utara
Diagram 6.1
Kriteria Kesiapan (Readiness Criteria)
Dalam pengembangan permukiman terdapat kriteria yang menentukan, yang terdiri dari kriteria umum dan khusus, sebagai berikut.
1. Umum
jelas.
Renstra.
RTBL KSK, Masterplan. Agropolitan & Minapolitan, dan KSK) Dana Daerah untuk Urusan Bersama (DDUB) dan dana daerah untuk pembiayaan komponen kegiatan sehingga sistem bisa berfungsi.
Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya 127
6.1.5 Usulan Program Dan Kegiatan