• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KINERJA MARKETING TERHADAP KEPUASAN NASABAH BANK SYARIAH MANDIRI CABANG SALATIGA SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENGARUH KINERJA MARKETING TERHADAP KEPUASAN NASABAH BANK SYARIAH MANDIRI CABANG SALATIGA SKRIPSI"

Copied!
136
0
0

Teks penuh

(1)

CABANG SALATIGA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar

Sarjana Ekonomi Syariah (S.E. Sy)

Disusun Oleh :

HANIFURRIDWAN

NIM 21311007

JURUSAN S1-PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

(2)
(3)

CABANG SALATIGA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar

Sarjana Ekonomi Syariah (S.E. Sy)

Disusun Oleh :

HANIFURRIDWAN

NIM 21311007

JURUSAN S1-PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

(4)
(5)
(6)
(7)

Cara untuk menjadi di depan adalah memulai sekarang. Jika memulai sekarang,

tahun depan anda akan tahu banyak hal yang sekarang tidak diketahui, dan anda

tak akan mengetahui masa depan jika anda menunggu – nunggu

(William Feather).

Berangkat dengan penuh keyakinan Berjalan dengan penuh keikhlasan Istiqomah dalam menghadapi cobaan

(8)

Karya ini kupersembahkan untuk kedua orang tuaku tersayang, Bapakku

Munjamil S.PdI dan Ibukku Sri Nuryati

Terima kasih atas kasih sayang dan didikan kalian,

Semoga aku mampu membahagiakan kalian, sehingga aku bisa memberikan yang

terbaik. Dan Semoga Allah SWT selalu melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya

kepada kalian

Aamiin...

Teruntuk Almamaterku Kampus 2 (dua), IAIN Salatiga

Terimakasih atas pengetahuan ini, Semoga aku dapat menjaga dan memanfaatkan

(9)

Assalamu’alaikum wr. wb

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan segala rahmat, karunia, rezeki dan pertolongan-Nya, sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh Kinerja Marketing

Terhadap Kepuasan Nasabah Bank Syariah Mandiri Cabang Salatiga”.

Sebagai syarat menyelesaikan Program Studi S1-Perbankan Syariah Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Islam di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.

Dalam proses penyusunan skripsi ini penulis menghadapi suatu kendala

namun itu tidak terlalu berarti karena adanya dorongan dan bantuan dari banyak

pihak, sehingga pada akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan

lancar. Ucapan terimakasih terutama penulis sampaikan kepada:

1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga.

2. Bapak Dr. Anton Bawono, M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Islam.

3. Ibu Fetria Eka Yudiana, M. Si. selaku Ketua Jurusan S1-Perbankan Syariah.

4. Bapak Dr. H. Agus Waluyo, M.Ag selaku Pembimbing Skripsi yang telah

bersedia memberikan bimbingannya, pengarahan dan meluangkan

waktunya selama proses penyusunan skripsi.

(10)

wawasan kepada penulis selama menempuh pendidikan.

7. Seluruh staff dan karyawan IAIN Salatiga.

8. Kedua orang tuaku tercinta Bapak Munjamil S.PdI dan Ibu Sri Nuryati yang

telah memberikan kasih sayang serta dorongan do’a, moril dan materil kepada

penulis.

9. Kakakku Kartika Usmanti S.ST dan Eka Khaerandi Oktavianto S.ST yang

selalu mendo’akan dan tak pernah lelah mengingatkan untuk segera

menyelesaikan skripsi ini.

10.Pihak Bank Syariah Mandiri Cabang Salatiga serta segenap karyawan dan

nasabah yang telah banyak membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.

11.Seluruh keluarga besar “Parto Dimedjo” mereka adalah semangatku,

motivasiku dan semua kesayanganku.

12.Sahabat-Sahabatku dan teman-teman kesayanganku (Wiyanto, M. Zaenal

Arifin, M. Lutfi Hakim, M. Syaerozi, Ali Mahmudi, Arga Ageng Anarki,

Ihsanudin Pandu Saputra, Yudi Saputra, M. Wahid S.H, Arifin Achmad Irfan,

Saeful Hartanto, Ali Ehsan).

13.Seluruh teman-teman Perbankan Syariah-S1 khususnya angkatan 2011.

14.Keluarga besar SMC (Seni Music Club) IAIN Salatiga yang telah memberi

banyak pengalaman, pengetahuan, perhatian, do’a dan semangat.

15.Semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung turut membantu

(11)

Penulis menyadari bahwa sepenuhnya dalam penulisan skripsi ini masih

sangat jauh dari sempurna. Dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan

permohonan maaf yang sebesar-besarnya, serta penulis mengharapkan adanya

kritik dan saran yang membangun agar dapat memberikan manfaat bagi penulis

sendiri dan bagi pembacanya.

Wassalamu’alaikum wr. wb.

Salatiga, 15 Februari 2016

Penulis

Hanifurridwan

(12)

Hanifurridwan. 2016. Pengaruh Kinerja Marketing Terhadap Kepuasan Nasabah

Bank Syari’ah Mandiri Cabang Salatiga. Skripsi. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam. Program Studi S1-Perbankan Syariah. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing : Dr. H. Agus Waluyo, M.Ag

Kata Kunci : Kinerja, Marketing, Kepuasan

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui mengetahui pengaruh kinerja marketing terhadap kepuasan nasabah Bank Syari’ah Mandiri Cabang Salatiga. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif karena bertujuan untuk mengkonfirmasi data yang didapatkan di lapangan dengan teori yang ada. Sampel diperoleh sebanyak 92 responden nasabah Bank Syari’ah Mandiri Cabang Salatiga dengan teknik purposive sampling. Sedangkan untuk teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode kuesioner dan wawancara. Untuk memudahkan pemecahan masalah, penelitian ini dilakukan menggunakan model regresi linier sederhana dengan bantuan IBM SPSS statistics 20.

(13)

Persetujuan Pembimbing……… ii

Pengesahan………... iii

Pernyataan Keaslian Tulisan………..……….... iv

(14)

E. Skala Pengukuran ... ...………... 35

F. Definisi Konsep dan Definisi Operasional ... 36

G. Instrumen Penelitian ………... 36

H. Uji Instrumen Penelitian………. 37

1. Uji Instrumen ………... 38

a. Uji Validitas …....………... 38

b. Uji Reliabilitas …………....………... 39

2. Uji Asumsi Klasik …...………... 40

a. Uji Multikolinearitas ... 40

b. Uji Heterokedastisitas ... 40

(15)

a. Uji Validitas ... 73

b. Uji Reliabilitas ... 74

2. Uji Asumsi Klasik……… 74

a. Uji Normalitas…...………. 75

b. Uji Multikolinearitas………....………. 76

c. Uji Heterokedastisitas…..………...……… 77

3. Analisis Regresi ... 78

4. Uji Hipotesis ... 79

a. Uji t ... 79

b. Analisis Koefisien Determinasi (R2) ... 80

BAB V PENUTUP ………... 82

A. Kesimpulan ……….... 82

B. Saran ………... 83

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN – LAMPIRAN

(16)

Tabel 2.1 : Research Gap ... 8

Tabel 4.1 : Umur Responden………...……… 61

Tabel 4.2 : Pendidikan Responden……… 62

Tabel 4.3 : Jenis Kelamin ... 62

Tabel 4.4 : Pekerjaan ... 63

Tabel 4.5 : Kinerja Marketing Cekatan dan Ramah ... 63

Tabel 4.6 : Kinerja Marketing Tepat Menyasar Nasabah... 64

Tabel 4.7 : Pembagian Pekerjaan Marketing Mencapai Target... 65

Tabel 4.8 : Kinerja Marketing Mampu Menjangkau Nasabah Banyak... 65

Tabel 4.9 : Pelayanan Marketing dalam Survei Tepat Waktu...….. 66

Tabel 4.10 : Kehadiran Marketing dapat Dipastikan Nasabah... 66

Tabel 4.11 : Informasi dari Marketing Sangat Akurat ... 67

Tabel 4.12 : Layanan Marketing Bisa Melalui Alat Komunikasi…...…... 68

Tabel 4.13 : Setiap Marketing Dibekali Pengetahuan yang Cukup…... 68

Tabel 4.14 : Setiap Marketing Dapat Bekerja Secara Mandiri…...…… 69

Tabel 4.15 : Nasabah Senang atas Hasil Pekerjaan Marketing………….... 70

Tabel 4.16 : Nasabah Mendapat Manfaat atas Pelayanan Marketing ... 70

Tabel 4.17 : Nasabah Merasakan Fasilitas yang Memadai ... 71

(17)

Tabel 4.21 : Hasil Uji Reliabilitas ... 74

Tabel 4.22 : Hasil Uji Multikolinearitas ... 76

Tabel 4.24 : Koefisien Regresi ... 78

(18)

Gambar 4.1 : Struktur Organisasi BSM Cabang Salatiga ... 48

Gambar 4.2 : Hasil Uji Normalitas…...……….. 75

Gambar 4.3 : Hasil Uji Heterokedastisitas……….... 77

(19)

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bank adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya adalah

menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana tersebut ke

masayarakat serta memberikan jasanya dalam lalulintas pembayaran dan

peredaran uang (Simorangkir, 2007: 24). Peran masyarakat terhadap keberadaan

bank menjadi sangat penting, mengingat semakin banyak nasabah dalam suatu

perbankan menunjukkan bahwa tingkat kepercayaan masyarakat terhadap bank

tersebut semakin besar. Besarnya kepercayaan masyarakat tersebut juga

menunjukkan masyarakat sebagai nasabah puas terhadap apa yang diberikan

bank tersebut melalui pelayanan atau produk-produk yang dikeluarkan oleh bank

tersebut mendapatkan respon positif dari masyarakat(Info Bank, 2015).

Menurut Kotler (2002) kualitas pelayanan merupakan tingkat

keunggulan yang diharapkan dan pengendalian atas tingkat keunggulan

tersebut untuk memenuhi harapan nasabah dalam melakukan transaksi.

Apabila bank tidak mampu melayani nasabah dengan baik maka

kemungkinan yang akan timbul adalah nasabah akan memutuskan hubungan

bisnis dengan bank, dan pada akhirnya nasabah akan memberikan informasi

kepada orang lain yang pada akhirnya, atas informasi tersebut para nasabah

akan memutuskan hubungan dengan bank. Untuk itu kualitas pelayanan

(20)

memegang peranan penting dalam mempengaruhi nasabah untuk melakukan

transaksi.

Menurut J. Supranto (2006) pelayanan merupakan tindakan atau

perbuatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain, yang

pada dasarnya bersifat intangible (tidak berwujud fisik) dan tidak

menghasilkan sesuatu. Dengan demikian pelayanan merupakan perilaku

nasabah dalam rangka memenuhi kebutuhan dan keinginan nasabah demi

tercapainya kepuasan pada nasabah itu sendiri sehingga akan mempengaruhi

keputusan nasabah. Menurut Parasuraman dan Kotler (2006) kualitas

pelayanan didasarkan pada lima dimensi kualitas yaitu tangible, reliability,

responsiveness, assurance dan emphaty. Tangible, meliputi fasilitas fisik,

perlengkapan, pegawai dan sarana komunikasi. Reliability, yaitu kemampuan

perusahan untuk memberikan pelayanan yang dijanjikan dengan tepat waktu

dan memuaskan. Responsiveness, yaitu kemampuan para staf untuk

membantu para pelanggan dan memberikan pelayanan dengan tanggap.

Assurance, mencakup kemampuan, kesopanan dan sifat dapat dipercaya yang

dimiliki para staf, bebas dari bahaya, resiko atau keragu-raguan. Emphaty,

mencakup kemudahan dalam melakukan hubungan komunikasi yang baik dan

memahami kebutuhan para pelanggan.

Dalam persaingan yang semakin ketat Bank Syariah Mandiri Salatiga

tidak dapat hanya mengandalkan pengembangan produk semata, melainkan di

tuntut untuk menjalin hubungan baik dengan para pengguna jasa atau nasabah

(21)

kualitas pelayanan tentunya menciptakan kepuasan terhadap pengguna

layanan, yang pada akhirnya dapat memberikan beberapa manfaat,

diantaranya terjadi hubungan yang harmonis antara penyedia jasa dengan

pelanggan dan terciptanya loyalitas pelanggan.

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka mendorong penulis untuk

membuat penulisan ilmiah mengenai “Pengaruh Kinerja Marketing

Terhadap Kepuasan Nasabah Bank Syari’ah Mandiri Cabang Salatiga”.

B. Rumusan Masalah

Kepuasan nasabah adalah salah satu faktor yang dapat dipergunakan

untuk menilai keberhasilan perusahaan jasa. Untuk itu dalam penulisan ini

penulis merumuskan masalah sebagai berikut “Bagaimana pengaruh

kinerja marketing terhadap kepuasan nasabah Bank Syari’ah Mandiri Cabang

Salatiga?”

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh

kinerja marketing terhadap kepuasan nasabah Bank Syari’ah Mandiri Cabang

(22)

D. Manfaat Penelitian

Manfaat-manfaat yang diharpakan dari penelitian ini adalah :

1. Manfaat bagi pihak Bank Syari’ah Mandiri Cabang Salatiga

Penulisan ini bermanfaat sebagai masukan bagi pihak Bank

Syari’ah Mandiri Cabang Salatiga untuk dapat mengetahui dengan jelas

bagian mana saja yang memerlukan perbaikan pelayanan dan

peningkatan pelayanan yang pada akhirnya akan meningkatkan atau

membangun hubungan dengan pelanggan atau nasabah, menciptakan

kebertahanan pelanggan/nasabah, menghasilkan pelanggan rujukan, dan

memperoleh perbaikan pelanggan.

2. Manfaat Akademis

Diharapkan penelitian ini berguna untuk menambah wawasan

pengetahuan yang berkaitan dengan kepuasan konsumen serta sebagai

wahana untuk mengaplikasikan teori yang telah diperoleh selama studi di

IAIN Salatiga dengan kasus-kasus nyata di dalam dunia pelayanan jasa.

3 Bagi Penulis

Hasil penelitian ini berguna sebagai tambahan wawasan di

bidang Perbankan dan melatih mahasiswa agar dapat menganalisis

laporan karya ilmiah (teori) menjadi sebuah penelitian (bentuk aplikasi

kreatif dan imajinatif) yang layak untuk dibaca agar dapat merubah pola

(23)

E. Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan penjelasan, pemahaman dan penelaahan terhadap

pokok-pokok permasalahan yang akan dikaji maka perlu adanya sistematika

penulisan sehingga pembahasan akan lebih sistematis dan runtut. Adapun

sistematika penulisan skripsi, meliputi:

Bab I. Pendahuluan, berisi tentang latar belakang masalah, rumusan

masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan yang

disusun secara sistematis.

Bab II. Landasan Teori yang mendasari penelitian ini meliputi Telaah

Pustaka, Kerangka Teori, Kerangka Penelitian dan Hipotesis.

Bab III. Metode Penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi

ini, yang meliputi jenis penelitian, lokasi dan waktu penelitian, populasi dan

sampel, teknik pengumpulan data, definisi konseptual dan definisi

operasional, instrumen penelitian, model penelitian, dan alat analisis.

Bab IV. Analisis Data, berisi tentang analisis pengaruh kualitas

pelayanan terhadap kepuasan nasabah di Bank Syari’ah Mandiri Cabang

Salatiga.

Bab V. Penutup, berisi tentang kesimpulan dan saran agar hasil karya

ilmiah semakin baik untuk inovasi sebuah penelitian yang imajinatif sesuai

(24)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Telaah Pustaka

Beberapa penelitian yang terkait dengan penelitian yang akan

dilakukan adalah sebagai berikut:

Khoiron (2004) dengan judul penelitian Pengaruh Kualitas Pelayanan

Terhadap kepuasan Nasabah Pada Bank BNI. Dari hasil penelitiannya dapat

ditarik kesimpulan hipotesis yang pertama dilakukan dengan Uji F, yaitu

pengujian secara simultan (bersama-sama) pengaruh Tangibles (X1),

Reliability (X2), Responsiveness (X3), Assurance (X4), dan Empati

(X5) terhadap kepuasan nasabah (Y). Hal ini menunjukkan bahwa terdapat

pengaruh yang cukup signifikan dari Variabel tangibles (X1), Reliability (X2),

Responsiveness (X3), Assurance (X4), dan Empati (X5) terhadap kepuasan

nasabah.

Penelitian yang dilakukan Sadi (2006) mengenai Pengaruh Kualitas

Pelayanan Terhadap Kepuasan Nasabah menunjukkan bahwa hasil uji

hipotesis dengan model persamaan regresi berganda menunjukkan bahwa

untuk variable assurance, emphaty dan tangibles masing-masing mempunyai

nilai koefisien regresi sebesar 0,680, 0,253, 0,307 dan signifikansi sebesar

0,000, 0,006 dan 0,003<0,05 sehingga secara parsial variabel tersebut

berpengaruh secara signifikan dengan arah positif terhadap kepuasan

(25)

dan signifikansi 0,001<0,05 sehingga secara parsial variabel tersebut

berpengaruh secara signifikan dengan arah negatif terhadap kepuasan

nasabah.Sedangkan responsiveness mempunyai nilai koefisien regresi 0,071

dan signifikansi 0,517 > 0,05 sehingga secara parsial variabel tersebut

mempunyai pengaruh tidak signifikan terhadap kepuasan nasabah. Hasil uji F

sebesar 22,906 dengan signifikansi 0,000 < 0,05 maka Ho ditolak. Hal ini

mengindikasikan bahwa reliability, responsiveness, assurance, emphaty dan

tangibles secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kepuasan nasabah.

Dengan demikian ada pengaruh antara kualitas pelayanan terhadap kepuasan

nasabah pada BPR BKK Pati Kota.

Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Kepuasan Nasabah BPR

Arta Bersama oleh Ekasari (2008). Hasil penelitian menunjukkan gaya

kepemimpinan pada BPR Artha Bersama memberikan dampak terhadap

kinerja karyawan yang secara tidak langsung berdampak pada kinerja

karyawan.

Pengaruh Motivasi Dan Tingkat Kepatuhan Karyawan Terhadap

Kepuasan Nasabah Pada BMT Mandiri Sejahtera Kendal, Penelitian

dilakukan oleh Rindhatmana (2008). Hasil penelitian menunjukkan adanya

pengaruh baik secara parsial maupun simultan antara variable bebas terhadap

variable terikat.

Manurung (2007) dalam penelitian yang berjudul Pengaruh Kinerja

Pelayanan Terhadap Kepuasan Nasabah Pada PT. Bank Jatim Cabang Malang

menunjukkan hasil bahwa variabel kinerja pelayanan jasa yang meliputi

(26)

secara simultan atau bersama-sama terhadap kepuasan nasabah dan

mempunyai kemampuan menjelaskan perubahan kepuasan nasabah sangat

tinggi, sedangkan perubahan variabel kepuasan nasabah lainnya dijelaskan

oleh variabel lain yang tidak diteliti dengan proporsi yang rendah.

Penelitian di atas dapat dirangkum dalam tabel research gap sebagai

berikut:

Tabel 2.1

Research Gap

No Judul Penelitian Variable Hasil Penelitian 1 Khoiron (2004) dengan

judul penelitian Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Nasabah Pada Bank BNI

dutunjukkan dengan besarnya

Fhitung sebesar 15,477. Perbedaan dengan

peneltiian yang dilakukan adalah variable

bebas dalam penelitian yang akan

menunjukkan bahwa untuk variabel

assurance, emphaty dan tangibles masing-masing mempunyai nilai koefisien regresi

sebesar 0,680, 0,253, 0,307 dan

signifikansi sebesar 0,000, 0,006 dan

0,003<0,05 sehingga secara parsial

variabel tersebut berpengaruh secara

signifikan dengan arah positif terhadap

(27)

variabel reliability mempunyai nilai

koefisien regresi -0,433 dan signifikansi

0,001<0,05 sehingga secara parsial

variabel tersebut berpengaruh secara

signifikan dengan arah negatif terhadap

kepuasan nasabah. Perbedaan dengan

peneltiian yang dilakukan adalah variable

bebas dalam penelitian yang akan

dilakukan adalah kinerja marketingnya

3 Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Kepuasan Nasabah BPR Arta Bersama oleh

menunjukkan gaya kepemimpinan pada

BPR Artha Bersama memberikan dampak

terhadap kinerja karyawan yang secara

tidak langsung berdampak pada kinerja

karyawan. Perbedaan dengan peneltiian

yang dilakukan adalah variable bebas

dalam penelitian yang akan dilakukan

adalah kinerja marketingnya

4. Pengaruh Motivasi Dan Tingkat Kepatuhan Karyawan Terhadap Kepuasan Nasabah Pada BMT Mandiri Sejahtera Kendal, Penelitian

menunjukkan adanya pengaruh baik

secara parsial maupun simultan antara

variable bebas terhadap variable terikat.

Perbedaan dengan peneltiian yang

dilakukan adalah variable bebas dalam

penelitian yang akan dilakukan adalah

kinerja marketingnya

5. Manurung (2007) dalam penelitian yang berjudul Pengaruh Kinerja

Kinerja pelayanan sebagai

(28)

Pelayanan Terhadap

berpengaruh secara simultan atau bersama-sama terhadap kepuasan nasabah dan mempunyai kemampuan menjelaskan perubahan kepuasan nasabah sangat tinggi, sedangkan perubahan variabel kepuasan nasabah lainnya dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti dengan proporsi yang rendah. Perbedaan dengan peneltiian yang dilakukan adalah variable bebas dalam penelitian yang akan dilakukan adalah kinerja marketingnya

Perbedaan penelitian yang dilakukan dengan penelitian di atas, bahwa

penelitian yang akan dilakukan merupakan penelitian dengan menggunakan

variabel kinerja marketing, artinya lebih memfokuskan pada kinerja tenaga

marketing.

B. Kerangka Teori

1. Pengertian Marketing

Marketing atau pemasaran adalah salah satu kegiatan dalam

perekonomian yang membantu dalam menciptakan nilai ekonomi. Nilai

ekonomi itu sendiri menentukan harga barang dan jasa. Faktor penting

(29)

konsumsi. Pemasaran menjadi penghubung antara kegiatan produksi dan

konsumsi (Sutisna,2001: 71).

Banyak ahli yang telah memberikan definisi atas pemasaran ini.

Definisi yang diberikan sering berbeda antara ahli yang satu dengan ahli

yang lain. Perbedaan ini disebabkan karena adanya perbedaan para ahli

tersebut dalam memandang dan meninjau pemasaran. Dalam kegiatan

pemasaran ini, aktivitas pertukaran merupakan hal sentral. Pertukaran

merupakan kegiatan pemasaran dimana seseorang berusaha menawarkan

sejumlah barang atau jasa dengan sejumlah nilai keberbagai macam

kelompok social untuk memenuhi kebutuhannya. Pemasaran sebagai

kegiatan manusia diarahkan untuk memuaskan keinginan dan kebutuhan

melalui proses pertukaran. Definisi yang paling sesuai dengan tujuan

tersebut adalah :

Pemasaran adalah suatu proses social dan manajerial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan mempertukarkan produk yang bernilai kepada pihak lain (Tjiptono, 2001: 27).

Definisi pemasaran ini bersandar pada konsep inti yang meliputi

kebutuhan (needs), keinginan (wants), dan permintaan (demands).

Manusia harus menemukan kebutuhannya terlebih dahulu, sebelum ia

memenuhinya. Usaha untuk memenuhi kebutuhan tersebut dapat

dilakukan dengan cara mengadakan suatu hubungan. Dengan demikian

pemasaran bisa juga diartikan suatu usaha untuk memuaskan kebutuhan

(30)

Falsafah konsep pemasaran bertujuan untuk memberikan kepuasan

terhadap keinginan dan kebutuhan konsumen. Kegiatan perusahaan yang

berdasar pada konseop pemasaran ini harus diarahkan untuk memenuhi

tujuan perusahaan. Secara definitif dapat dikatakan bahwa konsep

pemasaran adalah falsafah bisnis yang menyatakan bahwa pemuasan

kebutuhan konsumen merupakan syarat ekonomis dan social bagi

kelangsungan hisup perusahaan (Lupiyoadi, 2003: 56).

Dari definisi tersebut, perusahaan memiliki konsekuensi seluruh

kegiatan perusahaan harus diarahkan untuk mengetahui kebutuhan

konsumen dan mampu memberikan kepuasan agar mendapat laba dalam

jangka panjang. Organisasi perusahaan yang menerapkan konsep

pemasaran ini disebut organisasi pemasaran.

Konsep pemasaran juga menyatakan bahwa kunci untuk meraih

tujuan organisasi adalah menjadi lebih efektif daripada para pesaing

dalam memadukan kegiatan pemasaran guna menetapkan dan memuaskan

kebutuhan pasar sasaran (Lupiyoadi, 2003: 84). Konsep pemasaran ini

bersandar pada empat pilar, yaitu : pasar sasaran, kebutuhan pelanggan,

pemasaran terpadu dan profitabilitas.

Dewasa ini konsep pemasaran mengalami perkembangan yang

semakin maju sejalan dengan majunya masyarakat dan teknologi.

Perusahaan tidak lagi berorientasi hanya pada pembeli saja, akan tetapi

berorientasi pada masyarakat atau manusia. Konsep yang demikianlah

(31)

Selanjutnya akan dibahas tiga factor penting yang digunakan sebagai

dasar dalam konsep pemasaran (Swasta, 2000: 124) :

a. Orientasi konsumen

Pada intinya, jika suatu perusahaan ingin menerapkan orientasi konsumen

ini, maka (Kotler, 2001: 342) :

1) Menentukan kebutuhan pokok dari pembeli yang akan dilayani dan

dipenuhi.

2) Memilih kelompok pembeli tertentu sebagai sasaran dalam

penjualan.

3) Menentukan produk dan program pemasarannya.

4) Mengadakan penelitian pada konsumen untuk mengukur, menilai dan

menafsirkan keinginan, sikap serta tingkah laku mereka.

5) Menentukan dan melaksanakan strategi yang paling baik, apakah

menitikberatkan pada mutu yang tinggi, harga yang murah atau

model yang menarik.

b. Koordinasi dan integrasi dalam perusahaan

Untuk memberikan kepuasan secara optimal kepada konsumen, semua

elemen pemasaran yang ada harus diintegrasikan. Hindari adanya

pertentangan antara perusahaan dengan pasarnya. Salah satu cara

penyelesaian untuk mengatasi masalah koordinasi dan integrasi ini dapat

menggunakan satu orang yang mempunyai tanggung jawab terhadap

seluruh kegiatan pemasaran, yaitu manajer pemasaran. Jadi dapat

disimpulkan bahwa setiap orang dan bagian dalam perusahaan turut serta

(32)

konsumen sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai (Darmadi, 2001:

76).

c. Mendapatkan laba melalui pemuasan konsumen

Salah satu tujuan dari perusahaan adalah untuk mendapatkan profit

atau laba. Dengan laba tersebut perusahaan bisa tumbuh dan berkembang

dengan kemampuan yang lebih besar. Sebenarnya laba merupakan tujuan

umum dari sebuah perusahaan. Banyak perusahaan yang mempunyai

tujuan lain disamping laba. Dengan menggunakan konsep pemasaran ini,

hubungan antara perusahaan dan konsumen akan dapat diperbaiki yang

pada akhirnya akan menguntungkan bagi perusahaan.

2. Pengertian Kinerja

Kinerja merupakan prestasi kerja yakni perbandingan antara hasil

kerja yang secara nyata dengan standar kerja yang ditetapkan

(Parasuraman, 2006: 208). Kinerja juga merupakan suatu hasil yang

dicapai oleh pekerja dalam pekerjaannnya menurut kriteria tertentu yang

berlaku untuk suatu pekerjaan (Kotler, 2002: 216). Sedangkan Bernardin

and Russel dalam Ruky (2001: 15) mendefinisikan kinerja adalah catatan

tentang hasil – hasil yang diperoleh dari fungsi pekerjaan atau kegiatan

tertentu selama suatu kurun waktu.

Swastha (2002: 69) mendefinisikan kinerja sebagai penilaian dari

pekerja yaitu seberapa jauh pekerjaanya secara keseluruhan memuaskan

(33)

Tiffin dalam Swastha (2002: 71) menjelaskan bahwa kinerja

berhubungan dengan sikap dari karyawan terhadap pekerjaanya, situasi

kerja, kerja sama antara pimpinan, dan sesama karyawan.

Wexley and Yuki dalam Simamora (2008: 43) mengartikan kinerja

sebagai “the way an employee feels about his or her job”. Artinya bahwa

kinerja adalah cara pegawai merasakan dirinya atau pekerjaannya. dapat

disimpulkan bahwa kinerja adalah perasaan yang menyokong atau tidak

menyokong dalam diri pegawai yang berhubungan dengan pekerjaan

maupun kondisi dirinya. Perasaan yang berhubungan dengan pekerjaan

melibatkan aspek-aspek seperti upaya, kesempatan pengembangan karir,

hubungan dengan pegawai lain, penempatan kerja, dan struktur

organisasi. Sementara itu, perasaan yang berhubungan dengan dirinya

antara lain berupa umur, kondisi kesehatan, kemampuan dan pendidikan.

Handoko (2008: 47) mengartikan kinerja sebagai keadaan emosional

yang menyenangkan dengan mana para karyawan memandang pekerjaan

mereka. Kinerja mencerminkan perasaan seseorang terhadap

pekerjaannya. Ini dampak dalam sikap positif karyawan terhadap

pekerjaan dan segala sesuatu yang dihadapi di lingkungan kerjanya.

Robins dalam Lupiyoadi (2004: 23) menyatakan bahwa kinerja itu

terjadi apabila kebutuhan-kebutuhan individu sudah terpenuhi dan terkait

dengan derajat kesukaan dan ketidaksukaan dikaitkan dengan Pegawai;

(34)

dengan imbalan-imbalan yang mereka yakini akan mereka terima setelah

melakukan sebuah pengorbanan. Apabila dilihat dari pendapat Robbins

tersebut terkandung dua dimensi, pertama, kepuasan yang dirasakan

individu yang titik beratnya individu anggota masyarakat, dimensi lain

adalah kepuasan yang merupakan sikap umum yang dimiliki oleh

pegawai

Berdasarkan kriteria definisi di atas menunjukkan bahwa kinerja

merupakan hasil yang bersifat kualitatif dan kuantitatif. Sasaran utama

dalam perbaikan kinerja organisasi adalah pelayanan pelanggan internal

dan eksternal, kerja sama tim, pengembangan karyawan (Kotler, 2002:

207).

a. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Kinerja

Pekerjaan tidak lepas dari pembahasan seputar manusia dengan

kebutuhan-kebutuhannya. Selain demi gaji, juga ada ukuran kepuasan

lainnya yang tak kalah penting. Kinerja akan dicapai apabila kebutuhan

pekerja relatif terpenuhi. Meski aspek kinerja pada setiap orang

berbeda-beda, namun secara umum terdapat beberapa indikator kinerja. Salah

satunya adalah kepuasan kerja (Handoko, 2008: 43). Kinerja seseorang

akan baik jika orang tersebut merasa puas terhadap kariernya apabila

terdapat keserasian yang pas antara dirinya dengan pekerjaan, antara lain

tercermin pada upah yang layak (worthy); fasilitas bagi kesejahteraan,

seperti tunjangan kesehatan, keluarga, kesempatan istirahat dan rekreasi;

(35)

bersifat psikologis, seperti pujian dan pengakuan; kesempatan

mengembangkan diri dengan berbagai pendidikan dan pelatihan;

kesempatan mengembangkan karier, berkaitan dengan penilaian kinerja

dan penghargaan; letak dan keberadaan seseorang pada posisi yang tepat;

terpenuhinya rasa aman dengan adanya jaminan kelangsungan kerja,

misalnya tidak terancam PHK atau ada jaminan hari tua/pensiun yang

memadai; serta mencapai tujuan hidup pribadi yang memberikan

kepuasan dan kesejahteraan psikologis hingga hidup terasa lebih

bermakna.

Pakar karier dan pekerjaan di era 1968, JG Gardner

menyatakan,"Apakah yang lebih meningkatkan kinerja seseorang

daripada kecocokannya dengan pekerjaan dan karier, dimana seluruh

kapasitas dan talentanya dibutuhkan dan disalurkan, setiap kemampuan

dan pengetahuannya dapat diterapkan, nilai-nilai hidup yang dianutnya

mendapat dukungan?" (Handoko, 2008: 42)

Sesungguhnya orang dapat mengukur kinerja dan kekuatannya

sendiri (self assessment). Orang yang ambisius biasanya akan

mendistribusi seluruh kekuatan dan yang dianggap kekuatannya,

sedangkan orang-orang yang kurang percaya diri akan memiliki sejumlah

daftar kelemahan diri. Tidak terlalu sulit menilai diri sendiri. Yang jadi

masalah adalah menilai dan memberi harga secara objektif. Demikian

pula ketika orang lain atau atasan menilai kekuatan dan kinerja seseorang

(36)

subjektivitas yang salah satunya adalah bias disebabkan faktor like or

dislike.

Berdasarkan konsep itu pula berbagai organisasi besar, dewasa ini

menerapkan assessment and development center, yakni proses

pengukuran potensi dan kompetensi, pemetaan dan pemosisian

(positioning and mapping), serta pengembangan karyawan, dengan

menggunakan multimetode dan multipiranti. Berbagai sudut yang

mendukung kinerja dan pengembangan diri pekerja diukur dan dipetakan,

sehingga dapat bersinergi mendukung tujuan dan produktivitas

organisasi.

Kendati demikian, ketika seseorang mengalami ketidakpuasan

terhadap karier dan pekerjaannya, bukan berarti ia hanya dapat berdiam

diri sambil menunggu keputusan organisasi. Hal yang demikian akan

menyebabkan menurunnya kinerja seseorang dalam bekerja, yang pada

akhirnya menyebabkan tujuan-tujuan organisasi menjadi terhambat.

Seluruh kegiatan atau usaha yang dilakukan oleh pimpinan untuk

mengarahkan prestasi karyawan harus menjamah dan mendayagunakan

semua elemen atau unsur yang ada dalam organisasi untuk mencapai

peningkatan kinerja (Parasuraman, 2008: 7). Elemen – elemen tersebut

adalah:

1) Teknologi meliputi peralatan dan metode kerja.

2) Kualitas material atau bahan baku.

3) Kualitas sumber daya manusia meliputi mengidentifikasi kemampuan

(37)

melaksanakan tugas, perlunya diberikan pelatihan ulang. Selain itu

kepuasan kerja sumber daya manusia merupakan faktor yang penting

bagi kinerja. Kepuasaan kerja akan menumbuhkan sikap senang

terhadap profesi yang dijalankannya, sehingga mampu mencapai

peningkatan kinerja.

4) Kualitas lingkungan fisik meliputi keselamatan kerja, layout tempat

kerja, kebersihan.

5) Iklim dan budaya organisasi meliputi cara pengawasan dan

kepemimpinan.

6) Sistem kompensasi.

Selain itu menurut Mc. Cormick and Tiffin dalam Kotler (2002:

13), ada beberapa variabel yang mempengaruhi kinerja, yaitu :

1) Variabel Individu terdiri dari pengalaman, pendidikan, jenis kelamin,

umur, motivasi, keadaan fisik, kepribadian, dan sikap.

2) Variabel Situasional, yakni menyangkut :

a) Faktor fisik dan pekerjaan yang meliputi : metode kerja,

pengaturan dan kondisi kerja, perlengkapan kerja, pengaturan

ruang kerja, kebisingan, penerangan dan temperatur.

b) Faktor sosial dari organisasi yang meliputi : kebijakan, jenis

latihan dan pengalaman, sistem imbalan atau kompensasi serta

lingkungan sosial.

(38)

Penilaian kinerja adalah proses penilaian sistematis atas

individu karyawan mengenai prestasi dalam pekerjaannya dan potensinya

untuk pengembangan. Tujuan yang ingin dicapai oleh organisasi dalam

menerapkan sistem evaluasi kerja (Swasta, 2002: 20) adalah :

1) Meningkatkan prestasi kerja karyawan baik secara individu atau

kelompok dengan memberikan kesempatan untuk memenuhi

aktualisasi diri dalam pencapaian tujuan organisasi.

2) Peningkatan prestasi karyawan akan mendorong kinerja sumber

daya manusia secara keseluruhan yang direfleksikan dalam kenaikan

produktivitas.

3) Membantu organisasi dalam menyusun program pengembangan dan

pelatihan karyawan lebih tepat guna.

4) Sebagai sarana untuk menetapkan kebijakan sistem imbalan yang

baik.

5) Memberi kesemapatan bagi karyawan untuk melakukan komunikasi

dan dialog antar pimpinan dan bawahan.

Handoko (2008: 87), menyatakan tujuan dan kegunaan penilaian

prestasi karyawan sebagai berikut :

1) Sebagai dasar dalam pengambilan keputusan yang digunakan untuk

promosi, demosi, pemberhentian, penetapan besarnya imbalan balas

jasa.

2) Sebagai dasar untuk mengevaluasi efektifitas seluruh kegiatan di

(39)

3) Sebagai dasar untuk mengevaluasi program latihan dan keefektifan

jadwal kerja, metode kerja, struktur organisasi, gaya kepemimpinan,

kondisi dan peralatan kerja.

4) Untuk mengukur prestasi kerja yaitu sejauh mana karyawan bisa

sukses dalam pekerjaannya.

5) Sebagai alat untuk meningkatkan motivasi kerja karyawan sehingga

dicapai tujuan untuk mendapatkan hasil kerja yang baik.

6) Sebagai alat untuk mengobservasi perilaku karyawan untuk

mengetahui kebutuhan karyawan.

Kotler (2002: 20) mengemukakan kriteria yang dapat digunakan

untuk mengukur kinerja yaitu :

1) Kualitas

Hasil aktivitas yang dilakukan karyawan mendekati sempurna dalam

arti dapat memenuhi tujuan – tujuan yang diharapkan dari suatu

aktivitas.

2) Kuantitas

Jumlah yang dihasilkan dinyatakan dengan istilah yang riil seperti

jumlah unit, jumlah siklus aktivitas yang dapat diselesaikan.

3) Ketepatan waktu

Tingkat suatu aktivitas diselesaikan pada waktu yang diinginkan dan

memaksimalkan waktu yang tersedia untuk aktivitas lain.

(40)

Tingkat penggunaan sumber daya organisasi (tenaga, bahan baku,

teknologi) dimaksimalkan dengan tujuan menaikkan keuntungan

atau mengurangi kerugian dari setiap unit dalam penggunaan

sumber daya.

5) Kemandirian

Karyawan dapat melakukan fungsi kerjanya tanpa minta bantuan

bimbingan dari pengawas.

6) Hubungan interpersonal

Karyawan dapat mengemukakan perasaan, jasa baik dan kerjasama

antar rekan kerja dalam unit kerjanya.

Menurut Ivancevich dalam Swasta (2002: 46) terdapat beberapa

faktor yang mempengaruhi kinerja. Dalam faktor tersebut terdiri dari tiga

kategori, yaitu variabel individu, variabel organisasional, dan variabel

psikologis. Variabel individu adalah karyawan bersangkutan, misalnya

kemampuan, kecakapan mental dan fisik, latar belakang keluarga, kelas

sosial, pengalaman maupun faktor demografi. Variabel organisasi antara

lain meliputi sumber daya organisasi, kepemimpinan, penghargaan,

struktur dan deskripsi pekerjaan, dan lain-lain. Sedangkan variabel

psikologis meliputi persepsi tentang pekerjaan, kepribadian, motivasi dan

pembelajaran. Lebih lanjut dijelaskan bahwa ketiga variabel tersebut

secara individual maupun bersama-sama akan mempengaruhi kinerja

(41)

Menurut Robert dalam Rosidah (2005: 48) dalam upaya

meningkatkan kinerja karyawan secara optimal dalam perusahaan,

terdapat tujuh faktor yang sebagian besar dapat mempengaruhi kinerja

yaitu:

1) Sistem upah untuk memperbaiki motivasi kerja dalam pelaksanaan

tugas.

2) Penetapan tujuan untuk menambah motivasi kerja dan meningkatkan

kinerja organisasi

3) Program Management by Objective (MBO) untuk menjelaskan dan

membuat agar tujuan individu sejalan dengan tujuan perusahaan.

4) Berbagai prosedur seleksi karyawan untuk mencari kemungkinan

menyewa atau kontrak individu-individu yang berbobot dan

berpengalaman.

5) Program pelatihan dan pengembangan untuk meningkatkan

pengetahuan dan ketrampilan karyawan sehingga dapat berfungsi

dengan efektif.

6) Pergantian kepemimpinan dan program-program untuk memperbaiki

efektivitas manajerial.

7) Mengubah struktur organisasi untuk memperbaiki efektivitas

organisasi.

Felman dan Arnold dalam Parasuraman (2008: 29) dalam prinsip

dasar manajemen mengemukakan bahwa kinerja merupakan kombinasi

(42)

ada dalam diri seseorang, kemampuannya dalam melaksanakan

pekerjaannya (keterkaitan dalam kerja), adanya perubahan sikap terhadap

pekerjaan dengan indicator empirik motivasi untuk mencapai kepuasan

kerja, kemampuan untuk melakukan pekerjaan dan adanya perubahan

sikap dalam kerja. Campbell et al. ( 1996: 18) dalam penelitiannya

mengenai kriteria pengukuran kinerja menyimpulkan bahwa faktor-

faktor yang paling serting digunakan sebagai indikator penelitian adalah

sebagai berikut:

1) pengetahuan kemampuan ketrampilan kerja

2) sikap terhadap pekerjaan

3) kualitas kerja

4) Volume hasil kerja

5) Interaksi (komunikasi dalam kelompok).

2. Pengertian Kepuasan

(43)

(Hasibuan, 1998: 46). Enam jenis sasaran yang harus dicapai sebelum kepuasan kerja dapat diperoleh adalah uang, wibawa, kedudukan, keamanan, pengakuan, rasa memiliki, dan kreativitas (dikutip oleh Fraser 1999: 183). Sementara, menurut Bass and Ryter dalam Hasibuan (1998: 96), ada tiga cara untuk meningkatkan kepuasan kerja, atas dasar pemikiran bahwa pekerja merasa dirinya dihargai dalam pekerjaannya, yaitu: 1 meningkatkan pengharapan bahwa pekerja dapat memperoleh nilai yang diinginkan, 2 meningkatkan keyakinan pekerja bahwa dia melakukan pekerjaan yang memberi hasil yang bemilai; 3 menaikkan pemenuhan kebutuhan sesuai dengan nilai hasil kerjanya. Dengan demikian, yang dimaksud dengan kepuasan kerja adalah keadaan di mana seorang pekerja merasa senang, gembira, bangga, berhasil, dihargai, adanya rasa kekeluargaan, saling menghormati, saling mendukung yang timbul karena keadaan pekerjaan dapat memenuhi harapan. Dengan pertimbangan tersebut di atas, maka indikator-indikator kepuasan kerja adalah; 1 intrinsik yang terdiri dari subindikator meliputi: rasa bangga, rasa berhasil, rasa tanggungjawab, rasa memiliki, rasa dihargai, dan rasa aman; dan 2. ekstrinsik yang subindikatornya meliputi: rasa kekeluargaan, rasa saling menghormati, dan rasa saling mendukung.

Faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja

Schemerhorn dalam Swasta (2002: 124) mengidentifikasi lima aspek

yang terdapat dalam kepuasan kerja, yaitu

1). Pekerjaan itu sendiri (Work It self). Setiap pekerjaan memerlukan

(44)

perasaan seseorang bahwa keahliannya dibutuhkan dalam melakukan

pekerjaan tersebut, akan meningkatkan atau mengurangi kepuasan

kerja.

2). Penyelia (Supervision), Penyelia yang baik berarti mau menghargai

pekerjaan bawahannya. Bagi bawahan, penyelia sering dianggap

sebagai figur ayah/ibu dan sekaligus atasannya.

3). Teman sekerja (Workers), Merupakan faktor yang berhubungan

dengan sebagai pegawai dengan atasannya dan dengan pegawai lain,

baik yang sama maupun yang berbeda jenis pekerjaannya.

4). Promosi (Promotion), Merupakan faktor yang berhubungan dengan

ada tidaknya kesempatan untuk memperoleh peningkatan karir selama

bekerja.

5). Gaji/Upah (Pay), Merupakan faktor pemenuhan kebutuhan hidup

pegawai yang dianggap layak atau tidak.

Hasibuan (2008: 74) menjelaskan bahwa faktor yang

mempengaruhi kepuasan kerja antara lain:

1) Kerja yang secara mental menantang. Karyawan cenderung menyukai

pekerjaan-pekerjaan yang memberi mereka kesempatan untuk

menggunakan keterampilan dan kemampuan mereka dan menawarkan

tugas, kebebasan dan umpan balik mengenai betapa baik mereka

mengerjakan. Karakteristik ini membuat kerja secara mental

menantang. Pekerjaan yang terlalu kurang menantang menciptakan

kebosanan, tetapi terlalu banyak menantang menciptakan frustasi dan

(45)

karyawan akan mengalamai kesenangan dan kepuasan.

2) Ganjaran yang pantas. Para karyawan menginginkan sistem upah dan

kebijakan promosi yang mereka persepsikan sebagai adil, tidak kembar

arti, dan segaris dengan pengharapan mereka. Bila upah dilihat sebagai

adil yang didasarkan pada tuntutan pekerjaan, tingkat keterampilan

individu, dan standar pengupahan komunitas, kemungkinan besar akan

dihasilkan kepuasan. Tentu saja, tidak semua orang mengejar uang.

Banyak orang bersedia menerima baik uang yang lebih kecil untuk

bekerja dalam lokasi yang lebih diinginkan atau dalam pekerjaan yang

kurang menuntut atau mempunyai keleluasaan yang lebih besar dalam

kerja yang mereka lakukan dan jam-jam kerja. Tetapi kunci yang

manakutkan upah dengan kepuasan bukanlah jumlah mutlak yang

dibayarkan; yang lebih penting adalah persepsi keadilan. Serupa pula

karyawan berusaha mendapatkan kebijakan dan praktik promosi yang

lebih banyak, dan status sosial yang ditingkatkan. Oleh karena itu

individu-individu yang mempersepsikan bahwa keputusan promosi

dibuat dalam cara yang adil (fair and just) kemungkinan besar akan

mengalami kepuasan dari pekerjaan mereka.

3) Kondisi kerja yang mendukung. Karyawan peduli akan lingkungan

kerja baik untuk kenyamanan pribadi maupun untuk memudahkan

mengerjakan tugas. Studi-studi memperagakan bahwa karyawan lebih

menyukai keadaan sekitar fisik yang tidak berbahaya atau merepotkan.

Temperatur (suhu), cahaya, kebisingan, dan faktor lingkungan lain

(46)

4) Rekan kerja yang mendukung. Orang-orang mendapatkan lebih

daripada sekedar uang atau prestasi yang berwujud dari dalam kerja.

Bagi kebanyakan karyawan, kerja juga mengisi kebutuhan akan

interaksi sosial. Oleh karena itu tidaklah mengejutkan bila mempunyai

rekan sekerja yang ramah dan mendukung menghantar ke kepuasan

kerja yang meningkat. Perilaku atasan seorang juga merupakan

determinan utama dari kepuasan. Umumnya studi mendapatkan bahwa

kepuasan karyawan ditingkatkan bila penyelia langsung bersifat ramah

dan dapat memahami, menawarkan pujian untuk kinerja yang baik,

mendengarkan pendapat karyawan, dan menunjukkan suatu minat

pribadi pada mereka.

5) Kesesuaian kepribadian dengan pekerjaan. Pada hakikatnya orang

yang tipe kepribadiannya kongruen (sama dan sebangun) dengan

pekerjaan yang mereka pilih seharusnya mendapatkan bahwa mereka

mempunyai bakat dan kemampuan yang tepat untuk memenuhi

tuntutan dari pekerjaan mereka. Dengan demikian akan lebih besar

kemungkinan untuk berhasil pada pekerjaan tersebut, dan karena

sukses ini, mempunyai kebolehjadian yang lebih besar untuk mencapai

kepuasan yang tinggi dari dalam kerja mereka.

3. Definisi Perbankan

Menurut UU RI No 10 Tahun 1998 tanggal 10 November

(47)

meliputi tiga kegiatan, yaitu menghimpun dana,menyalurkan dana, dan

memberikan jasa bank lainnya.Kegiatan menghimpun dan menyalurkan

dana merupakan kegiatan pokok bank sedangkan memberikan jasa bank

lainnya hanya kegiatan pendukung. Kegiatan menghimpun dana, berupa

mengumpulkan dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan

giro, tabungan, dan deposito. Biasanya sambil diberikan balas jasa yang

menarik seperti, bunga dan hadiah sebagai rangsangan bagi masyarakat.

Kegiatan menyalurkan dana, berupa pemberian pinjaman kepada

masyarakat. Sedangkan jasa-jasa perbankan lainnya diberikan untuk

mendukung kelancaran kegiatan utama tersebut.

Jasa-Jasa Perbankan

Jasa-jasa perbankan sesuai dengan Undang-Undang Perbankan

No.10 Tahun 1998 adalah penyedia produk sebagai berikut:

1) Giro, adalah simpanan yang penarikan dapat dilakukan setiap saat

dengan menggunakan cek dan bilyet giro, saran pembayaran lainnya

dan pemindahbukuan.

2) Sertifikat Deposito, adalah simpanan dalam bentuk deposito

dengan Sertifikat Deposito sebagai bukti penyimpanannya dan dapat

dipindahtangankan.

3) Tabungan, merupakan sumber dana yang berasal dari masyarakat

luas, adalah simpanan dari pihak ketiga kepada bank yang

(48)

4) Surat Berharga, adalah surat pengakuan utang, wesel, saham,

obligasi, sekuritas atau setiap derivatifnya atau kepentingan lain atau

suatu kewajiban dari penerbit dalam bentuk yang lazim

diperdagangkan dalam pasar modal dan pasar uang.

5) Kredit, adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat

dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan

pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan

pihak peminjam untuk melunasi pinjamannya setelah jangka waktu

tertentu dengan pemberian bunga.

6) Pembiayaan berdasarkan prinsip Syariah (aturan yang

berdasarkan hukum Islam), adalah kesepakatan antara bank dengan

pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk

mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu

tertentu dengan imbalan atau bagi hasi

4. Pengertian Pelanggan dan Nasabah

Menurut Winardi (2003: 24), pelanggan disebut sebagai pasar

sasaran bagi perusahaan. Pasar merupakan suatu kelompok pelanggan

yang actual dan potensial untuk produk tertentu. Diartikan bahwa

pelanggan disebut sebagai pasar bagi perusahaan. Pelanggan yang

actual dan potensial maksudnya adalah yang mempunyai kebutuhan,

(49)

Sedangkan pengertian nasabah menurut Tjiptono (2002: 14),

nasabah merupakan pihak baik individu maupun organisasi yang

menggunakan produk dan jasa bank dalam pemenuhan

kebutuhannya.Ada sepuluh prinsip mengenai nasabah menurut Tjiptono

(2002: 15), yaitu:

a) Nasabah adalah orang yang paling penting dalam perbankan

b) Nasabah tidak tergantung kepada bank tetapi pihak bank yang

tergantung pada nasabah.

c) Nasabah tidah pernah mengganggu jalannya operasional pihak

bank, tetapi nasabahlah tujuan dari operasional bank.

d) Nasabah membantu pihak bank dengan menghubungi bank tersebut.

Pihak bank menolong nasabah dengan melayaninya.

e) Nasabah adalah bagian dari dunia perbankan. Nasabah bukan orang

“luar” bagi perbankan.

f) Nasabah bukanlah benda yang dapat dihitung dengan statisttik.

Nasabah adalah manusia yang hidup dengan memiliki perasaan serta

emosi.

g) Nasabah bukanlah seseorang yang dapat didebat atau dipermainkan.

h) Nasabah adalah mereka yang datang dengan kebutuhan dan sudah

(50)

i) Nasabah pantas mendapatkan pelayanan yang paling baik dan

memuaskan

i) Nasabah adalah darah dari dari kehidupan perbankan.

C. Kerangka Penelitian

Pelaksanaan pekerjaan dalam suatu organisasi antara lain disyaratkan

adanya kesediaan dan kemampuan kuat untuk bekerja sesuai dengan prosedur

yang ditetapkan. Kinerja tenaga marketing akan memberikan dampak terhadap

kepuasan nasabah. Semakin baik kinerja tenaga marketing maka nasabah akan

merasakan mendapatkan kepuasan.

Hubungan baik antara tenaga marketing dan nasabah merupakan hal

yang harus dijaga apabila lembaga keuangan ingin mendapatkan kepercayaan

dari masyarakat. Semakin baik kinerja tenaga marketing maka akan semakin

banyak pula nasabah.

T H1

D. Hipotesis

Hipotesis berasal dari kata “hypo” yang berarti “di bawah” dan

“thesa” yang berarti “kebenaran”. Hipotesis didefinisikan sebagai jawaban Kinerja Tenaga

Marketing (X)

(51)

sementara yang kebenarannya masih harus diuji, atau rangkuman kesimpulan

teoritis yang diperoleh dari tinjauan pustaka Hipotesis merupakan jawaban

sementara atas pertanyaan dari suatu latar belakang, perumusan masalah, dan

tujuan penelitian (Arikunto, 2003: 63).

Hipotesis merupakan jawaban sementara yang harus dibuktikan

melalui penelitian (Sugiyono, 2009: 42).

Berdasarkan rumusan masalah, tujuan, teori, penelitian terdahulu,

dan kerangka teori maka hipotesis dalam penelitian ini adalah “Pengaruh

Kinerja Marketing Terhadap Kepuasan Nasabah”

Isnadi (2005) dengan judul “Analisis Pengaruh Kerja Marketing

Terhadap Keunggulan Produk Dalam Meningkatkan Kepuasan Dan Loyalitas

Nasabah” (Studi Kasus: Pada PT Bank BRI Kantor Cabang Pekalongan)

menyatakan bahwa kerja marketing berpengaruh positif dan signifikan

terhadap keunggulan produk. Keunggulan produk berpengaruh positif dan

signifikan terhadap kepuasan nasabah, kepuasan nasabah berpengaruh positif

dan signifikan terhadap loyalitas nasabah.

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Harun (2011)

dengan judul “Pengaruh Hasil Kerja Tenaga Marketing Terhadap Loyalitas Dan

Kepuasan Nasabah” (Studi Kasus: Pada PT Bank Muamalat Cabang Jambi)

menyatakan bahwa hubungan hasil kinerja marketing nilai dalam pertunjukan

dengan nilai R Square, 747 atau 74,7% positif mempengaruhi loyalitas dan

(52)

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis:

H 1 : ß ≠ 0, artinya ada pengaruh yang positif dan signifikan antara kinerja

(53)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian explanatory yaitu penelitian yang

menjelaskan pengaruh antar variabel bebas dengan variabel terikat serta

menguji hipotesis yang diajukan (Arikunto, 2003: 46). Explanatory research

juga diartikan sebagai suatu bentuk penelitian yang menguraikan hasil

penelitian guna menungkap permasalahan yang disampaikan (Sugiyono,

2009: 6)

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Bank Syari’ah Mandiri Cabang Salatiga

dengan fokus pada nasabah yang dating dan memanfaatkan pelayanan tenaga

marketing. Adapun penelitian dilaksanakan dari bulan Nopember-Desember

2015.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan elemen yang menjadi perhatian

dalam suatu penelitian (Sugiyono, 2009: 6). Dalam penelitian ini yang

menjadi perhatian adalah nasabah Bank Syari’ah Mandiri Salatiga

sebanyak 1215 orang.

(54)

2. Sampel

Sampel ialah sebagian anggota populasi yang diambil menurut

prosedur tertentu sehingga dapat mewakili populasinya (Sugiyono, 2009:

7). Untuk menentukan besarnya sampel digunakan rumus Slovin sebagai

berikut: (Sugiyono, 2009: 46)

Dimana:

N : jumlah populasi

n : jumlah sampel

e : tingkat kesalahan sebesar 10%

Jadi jumlah sampel yang diambil dalam penelitian ini sebanyak 92

orang secara purposive sampling, yaitu setiap nasabah yang ditemui

dijadikan sampel sampai mencapai 92 orang.

(55)

Dalam penelitian ini metode pengumpulan data yang dilakukan

sebagai berikut:

1. Wawancara

Wawancara ini dilakukan dengan pihak manajemen Bank Syari’ah

Mandiri Salatiga untuk mendapatkan data mengenai gambaran lembaga

keuangan, visi–misi, dan data mengenai keadaan jumlah karyawan.

2. Kuesioner (daftar pertanyaan)

Untuk mendapatkan data mengenai kinerja marketing dan kepuasan

konsumen. Daftar pertanyaan ini ditujukan untuk nasabah.

E. Skala Pengukuran

Dalam masalah ini skala pengukuran yang digunakan adalah skala

Likert dengan lima kategori penelitian, dan kemudian dari masing–masing

kategori tersebut dikuantitatifkan dengan memberi bobot. Kategori penelitian

dan bobot dari kemungkinan jawaban responden untuk instrument kinerja dan

kepuasan nasabah adalah sebagai berikut:

1. Sangat setuju (SS) diberi bobot : 5

2. Setuju (S) diberi bobot : 4

3. Netral (N) diberi bobot : 3

4. Tidak setuju (TS) diberi bobot : 2

(56)

F. Definisi Konsep dan Definisi Operasional

1. Definisi Konsep

Definisi konsep merupakan pengertian-pengertian dari variabel-variabel

yang terdapat dalam penelitian (Mas’ud, 2008: 14). Dalam penelitian ini

definisi konsepnya dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Kinerja menurut Dessler dalam Parasuraman (2008: 24)

mendefinisikan kinerja sebagai prestasi kerja, yakni pembandingan

antara hasil kerja yang secara nyata dengan standar kerja yang

ditetapkan

b. Kepuasan nasabah. Kepuasan nasabah merupakan suatu tingkatan

bahwa pelayanan yang diterima memuaskan kebutuhan mereka

(Anderson dalam Kotler, 2002: 23)

2. Definisi Operasional

Definisi operasional diartikan sebagai gejala–gejala yang

menjelaskan konsep yang dijadikan dasar suatu kegiatan. Gejala–gejala

tersebut merupakan penjabaran dari konsep (Yin, 1999: 69). Dalam

penelitian ini akan dijabarkan definisi operasional sebagai berikut:

a. Kinerja

1) melayani nasabah dengan cekatan dan ramah

2) Pekerjaan yang dilakukan tepat

3) mencapai target yang diharapkan

(57)

5) tepat waktu

6) dapat dipastikan nasabah

7) informasi yang akurat

8) dapat dilayani dengan alat komunikasi

9) memiliki pengetahuan yang cukup

10)bekerja mandiri sesuai aturan

b. Kepuasan nasabah

1) Senang dengan pelayanan

2) Mendapat tambahan manfaat

3) Mendapat fasilitas yang memadai

4) Penghargaan terhadap hasil kerja

5) Hubungan kerja yang kompak

G. Instrumen Penelitian

1. Jenis Data

Untuk menganalisis suatu masalah diperlukan data atau

informasi dan data dapat dibedakan antara lain berdasar cara

memperolehnya, yaitu;

a. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh dan dikumpulkan

secara langsung dari obyek yang diteliti. Dalam penelitian ini

digunakan data primer yang diperoleh secara langsung dengan

(58)

kuesioner yang akan digunakan untuk mengukur konsep yang

dipilih pada pelanggan. Data yang digali berupa data kinerja

marketing dan kepuasan nasabah dengan cara membagikan

kuesioner kepada nasabah.

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dalam bentuk

sudah jadi, yaitu yang telah diolah dan disajikan oleh pihak lain

(Yin, 1999: 62). Dalam penelitian ini data yang diperoleh oleh

penulis adalah data tentang laporan penjelasan, dan informasi Bank

Syari’ah Mandiri Salatiga. Selain itu juga data dokumentasi

pengenai Bank Syari’ah Mandiri Salatiga meliputi sejarah

berdirinya, struktur organisasi dan jumlah karyawan serta jumlah

nasabah Bank Syari’ah Mandiri Salatiga.

H. Uji Instrumen Penelitian 1. Uji Instrumen

a. Uji Validitas

Menurut Arikunto (2003: 54) mengatakan bahwa “Instrumen

yang valid mempunyai validitas tinggi, sebaliknya instrumen yang

kurang valid berarti memiliki validitas rendah”. Untuk menentukan

kevalidan dari masing-masing item dalam angket penulis melakukan

perhitungan dengan menggunakan rumus korelasi Product Moment

(59)

Keterangan :

rXY = koefisien korelasi antara ubahan X dan Y

X = Jumlah Nilai Ubahan X

Y = Jumlah Nilai Ubahan Y

N = Jumlah responden

Setelah perhitungan dilakukan (dalam hal ini proses perhitungan

dibantu dengan program SPSS), kemudian r hitung yang diperoleh

dibandingkan dengan nilai r tabel. Kuesioner dikatakan valid apabila r

hitung > r tabel.

b. Uji Reliabilitas

Uji Reliabilitas menunjuk pada keajegan atau keterandalan.

Suatu alat ukur memiliki reliabilitas yang baik jika alat ukur tersebut

dapat diandalkan. Untuk mengetahui reliabilitas angket, penulis

menggunakan rumus Korelasi Product Moment dan kemudian

dilanjutkan dengan teknik Belah Dua dari Spearman Brown (Arikunto,

2003: 56).

Keterangan :

rxx = Koefisien keterandalan

rgg = Koefisien korelasi antara butir gasal dan genap. Item-item dalam

(60)

angket tersebut dinyatakan valid atau reliabel apabila memiliki nilai

lebih besar dari r tabel.

Kuesioner dikatakan reliabel jika > 0,6 (Arikunto, 2003: 170)

dimana pada pengujian reliabilitas ini menggunakan bantuan komputer

program SPSS.

Pada umumnya nilai reliabilitas dianggap memuaskan jika

nilainya mencapai minimal 0,6. Namun demikian, dalam kasus-kasus

tertentu nilai yang lebih rendah dapat dianggap cukup berarti terutama

bila skala yang bersangkutan digunakan bersama-sama dengan test lain

dalam suatu perangkat pengukuran (Azwar, 2000: 97). Instrumen yang

mempunyai reliabilitas yang kurang kuat. Dalam penelitian ini

menggunakan ketentuan seperti yang disarankan Nunally yaitu yaitu

jika nilai  lebih besar dari 0,6 maka dianggap item-item pertanyaan

dalam kuesioner layak untuk dipergunakan.

2. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Multikolinearitas

Multikolinearitas menunjukkan ada tidaknya hubungan antara

masing-masing variabel bebas (Ghozali, 2001: 129). Multikolinearitas

dapat diketahui dengan melihat tabel collinearity statistic pada output

SPSS. Apabila nilai tolerance lebih dari 10% dan nilai VIF kurang dari

10 maka tidak terjadi multikolinearitas.

(61)

Heterokedastisitas ditunjukkan dengan dengan penyebaran

titik-titik pada grafik ouput SPSS. Apabila titik-titik-titik-titik pada output SPSS

menyebar maka dikatakan regresi layak untuk memprediksi kinerja.

c. Uji Normalitas

Normalitas digunakan untuk mengetahui apakah regresi telah

memenuhi asumsi normal atau tidak. Cara untuk mengetahui regresi

normal atau tidak dengan melihat titik-titik pada output SPSS mengikuti

garis diagonal atau tidak. Apabila titik-titik mengikuti garis diagonal

maka regresi dinyatakan telah memenuhi asumsi normalitas.

3. Analisis Regresi

Adapun rumus persamaan regresi linier sederhana menurut

Sugiyono (2009: 251) adalah sebagai berikut:

Y = a + bX+ e

Keterangan :

Y = kepuasan nasabah

a = Konstanta / intersep

b = koefisien regresi

X = kinerja

(62)

a. Uji Parsial (ttest )

Uji t dilakukan untuk menguji ada tidaknya pengaruh variable

bebas dalam hal ini kinerja secara parsial terhadap keputusan kepuasan

nasabah (variabel dependent) dengan langkah-langkah pengujian

menurut Sugiyono (2009: 260) adalah sebagai berikut :

1) Menentukan formulasi Ho dan Ha

Ho :  = 0, berarti tidak ada pengaruh positif dan signifikan

pengaruh variable bebas dalam hal ini kinerja secara parsial

terhadap keputusan kepuasan nasabah (Y).

Ha :  0, berarti ada pengaruh positif dan signifikan pengaruh

variable bebas dalam hal ini kinerja secara parsial terhadap

keputusan kepuasan nasabah (Y)

2) t tabel (/2, n-k)

Keterangan:

 = 0,05

n = Jumlah sampel

k = Jumlah variabel bebas = 1

t tabel yang digunakan adalah t tabel /2, yang berarti uji yang

digunakan dalam penelitian ini adalah uji dua sisi.

3)

(63)

Keterangan:

i = Koefisien regresi

Sei = Standar error

-t (/2, n-k) t tabel 0 t tabel t (/2, n-k)

4) Kesimpulan

Ho diterima apabila: -t (/2; n-k)  t hitung  t (/2; n-k) atau sig

> 0,05. Hal ini berarti tidak ada pengaruh variabel bebas secara

parsial terhadap variabel terikat.

Ho ditolak apabila : t hitung > t (/2; n-k) atau t < -t (/2; n-k) atau

sig < 0,05. Hal ini berarti ada pengaruh variabel bebas secara

parsial terhadap variabel terikat. Daerah

Penolakan Ho

Daerah penerimaan Ho

Daerah penolakan

(64)

b. Uji Koefisien Determinasi (R2)

Menurut Ghozali (2004: 26) koefisien determinasi digunakan

untuk mengetahui seberapa besar variabel terikat, dalam hal ini kepuasan

nasabah (Y) dapat dijelaskan oleh variabel bebas, yaitu kinerja marketing

(X). Koefisien determinasi dihitung dengan menggunakan rumus:

Keterangan:

R2 = koefisien determinasi

b = konstanta masing-masing variabel

X = variabel kinerja marketing

Y = variabel kepuasan nasabah

Koefisien determinasi akan memberikan gambaran mengenai

seberapa besar pengaruh variabel bebas terhadap variabelterikat, yang

dapat diketahui dari nilai adjuster R square yang diperoleh dalam

penghitungan dengan menggunakan SPSS.

I. Alat Analisis

2

2

Y XY b

(65)

Supaya data yang telah dikumpulkan dapat bermanfaat, maka data

harus diolah dan dianalisis sehingga dapat digunakan untuk

mengintepretasikan, dan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan. Pada

penelitian ini, alat analisis yang digunakan penulis yaitu dengan skala likert,

uji validitas dan reliabilitas, uji asumsi klasik yang terdiri dari uji normalitas

dan uji multikolinearitas, analisis regresi linear berganda, serta pengujian

model koefiisien determinasi, uji simultan dan uji parsial. Pengujian dalam

penelitian ini menggunakan bantuan software komputer yaitu IBM SPSS

(Statistical Package for Social Science) versi 20. Dalam penelitian ilmiah

(66)

BAB IV ANALISIS DATA

A. Deskripsi Obyek Penelitian

1. Sejarah dan Perkembangan BSM

Bank Syariah Mandiri (BSM) berdiri pada tahun 1999 pasca krisis

ekonomi dan moneter tahun 1997-1998. Sebagaimana diketahui, krisis

ekonomi dan moneter sejak Juli 1997, yang disusul dengan krisis

multi-dimensi telah menimbulkan beragam dampak negatif terhadap seluruh sendi

kehidupan masyarakat, tidak terkecuali dunia usaha. Dalam kondisi tersebut,

industri perbankan nasional yang didominasi oleh bank-bank konvensional

mengalami krisis luar biasa. Pemerintah akhirnya mengambil tindakan dengan

merestrukturisasi dan merekapitalisasi sebagian bank-bank di Indonesia.

Salah satu bank konvensional, PT Bank Susila Bakti (BSB) yang dimiliki

oleh Yayasan Kesejahteraan Pegawai (YKP), PT Bank Dagang Negara dan PT

Mahkota Prestasi juga terkena dampak krisis. BSB berusaha keluar dari situasi

tersebut dengan melakukan upaya merger dengan beberapa bank lain serta

mengundang investor asing.

Pada saat bersamaan, pemerintah melakukan penggabungan (merger)

empat bank (Bank Dagang Negara, Bank Bumi Daya, Bank Exim, dan

Bapindo) menjadi satu bank baru bernama PT Bank Mandiri (Persero) pada

tanggal 31 Juli 1999.Kebijakan penggabungan tersebut juga menempatkan dan

Gambar

Gambar 4.1
Tabel 4.1.
Tabel 4.2
Tabel 4.3 Jenis Kelamin
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berangkat dari permasalahan yang telah dijabarkan diatas, di sini saya akan meneliti sejauh mana model cooperative learning type paired storytelling dan cooperative

Dalam Undang-Undang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme tidak ditentukan sanksi bila pelaksanaan putusan pemberian kompensasi dan/atau restitusi tidak dilakukan, sebab

[r]

Hasil : Hasil perhitungan uji independent sampel t test diperoleh nilai signifikansi penurunan tekanan darah sistolik pada kedua kelompok (senam lansia dan senam aerobik

Penelitian yang dilakukan oleh Gerdon dengan judul Sistem Pendukung Keputusan Untuk Menentukan Penerimaan Beasiswa Bagi Mahasiswa STMIK AMIKOM YOGYAKARTA penelitian

Dalam penelitian ini akan di lakukan analisis distribusi jarak pada desain lama dan desain baru high pressure economizer dengan menggunakan software ANSYS/Mechanical

Barang yang diperjualbelikan telah diketahui oleh kedua belah pihak Masing-masing dari penjual dan pembeli ketika hendak mengadakan akad jual beli, maka mereka harus

Usaha-usaha yang dilakukan oleh para penegak hukum untuk mencari kebenaran materiil suatu perkara pidana dimaksudkan untuk menghindari adanya kekeliruan dalam penjatuhan