• Tidak ada hasil yang ditemukan

MANAJEMEN PENELITIAN PENGEMBANGAN ( RESEARCH DEVELOPMENT)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "MANAJEMEN PENELITIAN PENGEMBANGAN ( RESEARCH DEVELOPMENT)"

Copied!
172
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

MANAJEMEN PENELITIAN

PENGEMBANGAN

( RESEARCH & DEVELOPMENT )

BAGI PENYUSUN TESIS DAN DISERTASI

(3)

( RESEARCH & DEVELOPMENT )

BAGI PENYUSUN TESIS DAN DISERTASI

Dr. Budiyono Saputro, M. Pd

All right reserved

Hak cipta dilindungi oleh undang-undang

Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini dengan cara apapun, tanpa izin tertulis dari penerbit

xiv+ 156 Halaman; 14.5 x 20.5 cm Cetakan I: Januari 2017 ISBN: 978-602-6370-54-9

Cover: Agung Istiadi

Layout : Nana N Diterbitkan oleh: Aswaja Pressindo

Anggota IKAPI No. 071/DIY/2011 Jl. Plosokuning V/73, Minomartani,

(4)

Perkembangan ilmu dan teknologi dewasa ini mem-punyai arti penting dalam dunia pendidikan. Masya rakat semakin sadar akan kelanjutan menempuh pendidikan jenjang yang lebih tinggi, terutama bagi dosen, guru maupun pegawai. Jenjang pendidikan yang ditempuh adalah Strata Satu (S1) ke jenjang Strata Dua (S2), Strata Dua (S2) ke jenjang Strata Tiga (S3). Faktual dilapangan masih ditemukan mahasiswa semester akhir pada jenjang Strata dua (S2) dan Strata tiga (S3) yang merasakan kegalauan dalam penyusunan tesis dan disertasi.

(5)

Penulis berharap buku ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca dan mohon kritik dan saran jika terdapat kekurangan. Atas perhatiannya penulis menyampaikan terima kasih.

Salatiga, 23 Desember 2016

(6)

Halaman Judul ... i

Kata Pengantar ... ii

Daftra Isi ... v

Daftar Tabel ... xi

Daftar Gambar ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang... 1

B. Gambaran Umum ... 2

C. Garis Besar Isi Buku ... 3

BAB II METODE RESEARCH AND DEVELOPMENT ... 7

A. Pendahuluan ... 7

B. Pengertian Metode Research & Development ...8

C. Langkah-Langkah Metode Research & Development ...9

1. Studi Pendahuluan ... 10

2. Pengembangan Model ... 11

(7)

D. Problematikan Metode Research & Development ... 13

E. Konsistensi Penelitian Metode Research & Development ... 14

BAB III PRA-PERENCANAAN PENELITIAN ... 15

A. Pendahuluan ... 15

B. Penyusunan Proposal Penelitian ... 16

C. Menentukan Tema dan Judul Penelitian ... 17

D. Merumuskan Masalah Penelitian ... 18

E. Merumuskan Tujuan Penelitian... 20

F. Merumuskan Manfaat Penelitian ... 21

G. Menyusun Landasan Teori ... 22

H. Menyusun Kajian Teori ... 25

I. Merumuskan Hipotesis Penelitian ... 27

J. Menentukan Subyek Penelitian ... 27

K. Menentukan Lokasi Penelitian ... 28

L. Menentukan Metode Penelitian ... 28

M. Menentukan Teknik Pengumpulan Data ... 29

N. Menentukan Teknik Analisis Data ... 31

O. Menetapkan Pustaka ... 32

P. Menyusun Instrumen Penelitian ... 33

BAB IV PERENCANAAN PENELITIAN ... 35

A. Pendahuluan ... 35

B. Perencanaan Penelitian ... 35

C. Menetapkan Studi Pendahuluan ... 36

D. Menetapkan Tujuan Penelitian ... 37

(8)

F. Menetapkan Kecukupan Subyek Penelitian... 38

G. Menetapkan Kecukupan Dana Penelitian ... 39

H. Menetapkan Kecukupan Waktu Penelitian ... 40

I. Menetapkan Validator/Ahli/Praktisi... 41

BAB V PELAKSANAAN PENELITIAN... 43

A. Pendahuluan ... 43

B. Validasi Instrumen dan Draf Produk Penelitian ... 43

C. Focus Group Discussion (FGD) ... 44

D. Uji Coba Perseorangan ... 44

E. Uji Coba Kelompok ... 44

F. Uji Coba Terbatas ... 45

G. Uji Efektifitas Produk ... 45

H. Pengumpulan Data ... 46

I. Teknik Analisa Data ... 47

J. Kesimpulan ... 47

K. Rekomendasi ... 48

BAB VI LAPORAN PENELITIAN ... 49

A. Pendahuluan ... 49

B. Manfaat Laporan Penelitian ... 49

C. Format Laporan Penelitian ... 50

BAB VII CONTOH PENELITIAN METODE RESEARCH & DEVELOPMENT (R & D) ... 53

A. Pendahuluan ... 53

1.1 Latar Belakang ... 53

(9)

1.3 Pembatasan Masalah ... 57

1.4 Rumusan Masalah ... 59

1.5 Tujuan Penelitian ... 59

1.6 Manfaat Penelitian ... 60

1.7 Spesifikasi Produk yang Dikembangkan ... 61

B. Landasan Teori ... 63

2.1 Diskripsi Teoritik ... 63

2.2 Kerangka Berfikir ... 92

2.3 Hipotesis Penelitian ... 92

C. Metode Penelitian ... 92

3.1 Model yang Dikembangkan ... 92

3.2 Prosedur Pengembangan ... 93

3.3 Uji Coba Produk ... 94

3.4 Subyek Uji Coba ... 95

3.5 Jenis Data ... 95

3.6 Instrumen Pengumpul Data ... 95

3.7 Teknik Analisis Data ... 97

D. Hasil dan Pembahasan ... 98

4.1 Hasil Penelitian ... 98

4.2 Pembahasan Produk Akhir ...119

4.3 Kajian Hasil Penelitian Kemampuan Profesional ...113

(10)

4.5 Kajian Keunggulan Hasil Penelitian

Pengembangan Model ...135

4.6 Kelemahan Hasil Penelitian Pengembangan Model ...137

E. Simpulan, Implikasi dan Saran ...137

5.1 Simpulan Produk ...137

5.2 Keterbatasan Produk ...140

5.3 Implikasi ...141

5.4 Saran ...142

Daftar Pustaka ...145

(11)
(12)

1. Tabel 2.1 Produk Metode Research &

Development ( R & D) ...9

2. Tabel 3.1 Metode dan Instrumen Penelitian ... 33 3. Tabel 4.1 Contoh Kecukupan Subyek Penelitian ... 39 4. Tabel 4.2 Contoh Kegiatan yang memerlukan

Pendanaan ... 39 5. Tabel 4.3 Contoh Penentuan Kecukupan Waktu ... 41 6. Tabel 2.1 Pemetaan Stndae Kompetensi dan

Kompetensi Dasar IPA Kelas VII Semester I yang berpotensi dalam praktikum

IPA Terpadu ... 83 7. Tabel 2.2 Hasil Pengamtan Praktikum IPA Terpadu... 85 8. Tabel 4.1 Resum Kebutuhan Materi Pelatihan IPA

(13)

10. Tabel 4.3 Resum Kebutuhan Prosedur Pelatihan

IPA Terpadu ...102 11. Tabel 4.4 Resum Kebutuhan Instruktur Pelatihan

IPA Terpadu ...102 12. Tabel 4.5 Resum Kebutuhan Sarana Prasarana dan

Konsumsi dalam Pelatiahan IPA Terpadu ...103 13. Tabel 4.6 Presentasi Kondisi Nyata Pembelajaran

IPA Terpadu di SMP Kabupaten X ...103 14. Tabei 4.7 Rerata Skor Penelitian Peserta (Uji

Perorangan,Uji Kelompok dan Uji Terbatas) terhadap pengembangan Model

Manajemen Pelatihan IPA Terpadu ...126 15. Tabel 4.8 Matrik Penilaian Peserta dan

Penyelenggaraan Pelatihan ...130 16. Tabel 4.9 Rekapitulasi Kompetensi Profesional

(14)

1. Gambar 2.1 Langkah-Langkah R &D...9

2. Gambar 2.2 Prosedur Pengembangan Model (adaptasi dan modifikasi dari Borg dan Gall Sukmadinata) ... 10

3. Gambar 2.3 Studi Pendahuluan ... 11

4. Gambar 2.4 Pengembangan Model ... 12

5. Gambar 2.5 Pengujian Model ... 13

6. Gambar 3.1 Disain “One-Group Pretest-Posttest Design” (Sugiyono,2009:111) ... 31

7. Gambar 5.1 Disain “One-Group Pretest-Posttest Design” ... 45

8. Gambar 2.1 Skematis Proses Pelatihan (Notoatmojo,2009:20) ... 69

9. Gambar 2.2 Basic Resources the 6 M’s Terry (1977:4) ... 78

(15)

11. Gambar 3.1 Prosedur Pengembangan Model Manajemen Pelatihan IPA Terpadu (Adaptasi dan Modifikasi dari

Borg Dan Gall,1983:775) ... 93 12. Gambar 3.2 Disain “One-Group Pretest-Posttest

Design” ... 97 13. Gambar 4.1 Model Faktual Manajemen Pelatihan di

MGMP IPA SMP Kabupaten X ... 99 14. Gambar 4.2 Model Final Manajemen Pelatihan IPA Terpadu ...105 15. Gambar 4.3 Perbandingan Hasil Uji Coba

Perorangan,Kelompok dan Uji Terbatas Model Manajemen Pelatihan IPA

Terpadu ...127 16.Gambar 4.10 Matrik Perbedaan Penyempurnaan

Model Manajemen Pelatihan IPA

(16)

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Faktual dilapangan masih ditemukan mahasiswa semester akhir pada jenjang Strata dua (S2) dan Strata tiga (S3) yang merasakan kegalauan dalam penyusunan tesis dan disertasi. Senada dengan pengalaman penulis dalam membimbing tesis, masih terdapat mahasiswa yang mengalami kebingungan dalam menyusun proposal penelitian, instrumen penelitian, melaksanakan pene-litian dan menentukan output penelitian, khusus-nya penelitian pengembangan (Research & Develop-ment). Penelitian mahasiswa penyusun tesis dan disertasi memiliki tujuan untuk mendapatkan output

(17)

tesis dan disertasi dapat mengikuti prosedur atau alur pengalaman penulis pada tahap pra penelitian pengembangan (Research & Development).

B. Gambaran Umum

Pengalaman penulis dalam membimbing tesis adalah mahasiswa bimbingan masih mengalami kebingungan dalam menentukan judul, metode penelitian, instrumen penelitian, dan output dari penelitian yang akan dilakukan. Unsur tersebut tercantum dalam proposal penelitian. Proposal penelitian tesis dan disertasi yang dibuat oleh mahasiswa, harus dipahami secara komprehensif oleh peneliti. Pemahaman secara komprehensif diperlukan manajemen. Peneliti perlu memahami manajemen penelitian agar terhindar dari penyimpangan dan ketidakpahaman dalam pelaksanaan penelitian. Manajemen yang perlu dipahami oleh peneliti adalah dimulai dari bagaimana perencanaan penelitian, pelaksanaan penelitian, dan penyusunan laporan penelitian, serta publikasi hasil penelitian. Pemahaman tersebut di atas dapat memudahkan peneliti untuk membuat proposal penelitian tesis dan disertasi.

(18)

Pemahaman pembaca agar buku ini dapat aplikatif, maka penulis sertakan kongkret penelitian pengembangan (Research & Development) yang pernah penulis lakukan. Hal tersebut dengan tujuan memberikan gambaran secara nyata alur yang jelas dalam menyusun tesis dan disertasi, khususnya yang memilih penelitian pengembangan (Research & Development).

C. Garis Besar Isi Buku

Garis besar isi buku ini disesuaikan dengan prosedur pelaksanaan penelitian pengembangan

(Research & Development). Hal tersebut bertujuan agar memudahkan peneliti dalam mengikuti alur kerja penelitian. Adapun garis besar isi buku ini adalah: pra-perencanaan penelitian, perencanaan penelitian, pelaksanaan penelitian, dan penyusunan laporan penelitian, serta publikasi hasil penelitian.

Pertama: Pendahuluan berisi latar belakang pentingnya manajemen penelitian pengembangan

(Research & Development) dan gambaran umumnya.

Kedua: Penelitian pengembangan (Research & Development). Bagian pertama ini meliputi: pengertian penelitian pengembangan (Research & Development),

langkah-langkah penelitian pengembangan (Research & Development), problematika penelitian pengembangan

(Research & Development), contoh judul penelitian pengembangan ( Research & Development).

(19)

studi pendahuluan dengan menentukan gap atau kesenjangan bahkan kehebatan mengapa penelitian ini akan dilakukan didukung data yang ada, menentukan lokasi dan kecukupan subyek penelitian, menentukan kecukupan waktu dan dana penelitian.

Keempat: Perencanaan Penelitian. Pada tahap ini peneliti menyusun proposal penelitian, Instrumen penelitian, Perizinan Penelitian dan Menentukan Vali-dator/Pakar/Ahli/Akademisi/Praktisi. Proposal pene-litian meliputi: Bab I: pendahuluan, permasalahan, tujuan penelitian, manfaat teoritik dan praktis penelitian. Bab II: Landasan Pustaka dan Kajian Pustaka, Bab III: Metode Penelitian: Jenis Penelitian, Subyek Penelitian, Waktu Penelitian, Instrumen Penelitian, Teknik Analisis Data. Sedangkan Instrumen Penelitian meliputi: Petunjuk Pengisian Instrumen, Identitas Responden, Indikator Instrumen dan Pertanyaan atau Pernyataan atau Daftar Pertanyaan, Kolom Tanda Tangan Responden. Perizinan penelitian dengan pengajuan secara pribadi pada perguruan tinggi peneliti yang dilanjutkan ke instansi Kesbangpol yang nantinya akan diberikan tembusan ke instansi terkait. Validator/Pakar/Ahli/Akademisi/ Praktisi penting dan diperlukan dalam rangka vaidasi sebuah produk dan instrumen penelitian.

(20)

Keenam: Penyusunan Laporan Penelitian. Tahap ini meliputi: format penulisan laporan penelitian, menentukan hasil penelitian dan sumber referensi yang mendukung penelitian, buku pedoman penulisan laporan penelitian.

Ketujuh: Publikasi Hasil Penelitian. Tahap ini meliputi: menentukan format artikel hasil penelitian, memilih jurnal ilmiah dalam rangka publikasi.

Ketujuh: Bab tersebut di atas adalah garis besar isi dari buku ini, sebagai alur berpikir manajemen penelitian pengembangan (Research & Development).

(21)
(22)

METODE RESEARCH & DEVELPOMENT

(R&D)

A. Pendahuluan

Metode penelitian yang dilakukan oleh peneliti dipilih secara selektif dari berbagai macam metode penelitian yang ada. Berbagai macam metode penelitian yang ada memiliki keunggulan yang harus disesuaikan dengan tema judul yang diangkat oleh peneliti. Keberhasilan penelitian satu diantaranya adalah diten-tukan dalam pemilihan metode penelitian yang tepat. Metode Research & Development merupakan metode penelitian pengembangan yang biasa dipakai oleh mahasiswa program pascasarjana dalam menyusun tesis dan disertasi. Metode Research & Development meru-pakan metode penelitian yang menghasilkan produk (dapat berupa model atau modul atau yang lainnya), dan terdapat efektifitas dari sebuah produk tersebut. Metode

(23)

maupun mengembangkan sebuah model. Kongkret model adalah model pelatihan Ilmu Pengetahuan Alam Terpadu, model manajemen pelatihan Ilmu Pengetahuan Alam Terpadu.

B. Pengertian

Metode Research & Development yang biasa disingkat (R&D) sama maknanya dengan metode penelitian pengembangan. Menurut Borg and Gall (1983: 772) Educational Research and Development (R&D) is a process used to develop and validate educatonal products. Sukmadinata (2008) Research & Development adalah pendekatan penelitian untuk menghasilkan suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang sudah ada. Menurut Sugiyono (2009: 407) metode Research & Development adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan sebuah produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut.

(24)

Tabel 2.1 Produk Metode Research & Development (R&D)

No Bidang Research Contoh Produk

1 Manajemen

Pendidikan

Model Manajemen Pelatihan IPA Terpadu.

2 Pendidikan IPA Buku Materi IPA Terpadu

3 Komputer Software

C. Langkah–Langkah metode Research & Development Menurut Borg and Gall (2003: 571) 10 (Sepuluh langkah-langkah Metode Research & Development ( R & D ) adalah: (1) assess needs to identity goals, (2) conduct instructional analysis, (3) analyze learners and contexts, (4) write performance objectives, (5) develop assessment instruments, (6) develop instructional startegy, (7) develop and select instructional materials, (8) design and conduct formative evaluation of instruction, (9) revise instruction, (10) design and conduct summative evaluation.

Menurut Sugiyono (2009: 409) langkah-langkah Metode Research & Development (R & D) seperti gambar 2.1

(25)

Berdasarkan langkah-langkah tersebut di atas, penulis mengadop modifikasi dari Borg and Gall dan Sukmadinata melalui tiga tahap, yaitu: (1) studi pendahuluan, (2) pengembangan dan perancangan model, (3) validasi model. seperti pada gambar 2.2.

Gambar 2.2 Prosedur Pengembangan Model (adaptasi dan modifikasi dari Borg dan Gall dan Sukmadinata).

Diskripsi langkah-langkah Metode Research & Develop-ment (R & D) adalah sebagai berikut.

1. Studi Pendahuluan

(26)

pengembangan. Responden yang telah digunakan dalam studi pendahuluan dan Focus Group Discussion (FGD) tidak diperbolehkan mengikuti uji coba. Hal tersebut dikarenakan akan menyebabkan bias dalam penelitian. Konsep studi pendahuluan seperti pada gambar 2.3.

Gambar 2.3 Studi Pendahuluan

2. Pengembangan Model

(27)

dila-kukan uji coba per orangan. Uji coba perorangan minimal 6 orang responden. Pelaksanaan uji coba perorangan dengan menjalankan sebuah model serta produk sampingan. Hasil uji coba perorangan jika ada kekurangan, maka peneliti melakukan revisi terhadap model dan produk sampingan. Langkah berikutnya adalah uji coba kelompok. Uji coba kelompok ini respondennya dua kali lipat dari uji coba perorangan yaitu 12 orang. Uji coba kelompok ini adalah dengan menjalankan model dan produk sampingan hasil uji perorangan yang telah direvisi. Hasil uji coba kelompok yang telah direvisi (jika ada revisi), selanjutnya dilakukan uji coba terbatas dengan responden minimal 30 orang. Responden uji coba perorangan tidak boleh dijadikan responden pada uji coba kelompok dan uji coba terbatas. Hasil uji coba terbatas merupakan produk model dan produk sampingan final. Konsep pengembangan model seperti pada gambar 2.4.

(28)

3. Pengujian

Produk hasil uji coba terbatas diuji efektifitas dan menghasilkan produk final dan produk sampingan final. Adapun konsep pengujian seperti gambar 2.5.

D. Problematika Penelitian Metode Research & Development.

Penelitian metode Research & Development sangat sesuai dilakukan bagi penyusun tesis dan disertasi. Hal tersebut dikarenakan penelitian metode Research & Development ini menghasilkan something new.

Berbagai kendala penelitian dengan metode Research & Development dialami oleh peneliti. Adapun kendala-kendala tersebut adalah:

1. Membutuhkan waktu yang lebih lama untuk memenuhi prosedur metode Research & Development.

2. Membutuhkan dana yang lebih dalam tahapan metode Research & Development.

3. Kesulitan menghadirkan Pakar/Ahli dan Praktisi yang sesuai dengan bidang ilmu.

(29)

E. Konsistensi Penelitian Metode Research & Development.

Mahasiswa penyusun tesis dan disertasi harus memiliki konsistensi dan kemantapan dalam menjalani proses penyusunan tesis dan disertasi. Inkonsistensi yang terjadi pengamatan penulis selama membimbing tesis adalah sebagai berikut.

1. Rasa takut menghadapi pembimbing atau promotor. 2. Kesibukan penyusun tesis dan disertasi, karena

sambil bekerja.

3. Malas mencoba, atau mencoba tetapi setelah diarahkan untuk mengganti oleh dosen pembimbing tidak segera diperbaiki.

Berdasarkan inkosistensi tersebut di atas, maka maha-siswa penyusun tesis dan disertasi hendaknya konsisten dengan menunjukkan sikap sebagai berikut.

1. Memberanikan diri menemui pembimbing dengan adanya progres dalam penyusunan tesis dan disertasi. 2. Fokus menyusun tesis dan disertasi, tidak sambil

ker ja.

3. Selalu mencoba dan berfikir positif masukan pembimbing demi penyempurnaan penulisan tesis dan disertasi.

(30)

PRA-PERENCANAAN PENELITIAN

A. Pendahuluan

(31)

teknik pengumpulan data, (13) menentukan teknik analisis data, (14) menetapkan pustaka, (15) menyusun instrumen penelitian.

B. Penyusunan Proposal Penelitian

(32)

1. Latar Belakang Penelitian. 2. Identifikasi Masalah Penelitian. 3. Rumusan Masalah Penelitian. 4. Tujuan Penelitian.

5. Manfaat Penelitian. 6. Landasan Teori/Pustaka. 7. Kajian Teori/Pustaka. 8. Hipotesis Penelitian

9. Metode Penelitian Pengembangan (Research and Development).

a. Prosedur Pengembangan i. Tahap Pendahuluan ii. Tahap Pengembangan iii. Tahap Pengujian b. Subyek Penelitian c. Lokasi Penelitian d. Waktu Penelitian e. Instrumen Penelitian f. Teknik Pengumpulan Data g. Teknik Analisa Data Analisa Data 10. Daftar Pustaka

C. Menentukan Tema dan Judul Penelitian

(33)

menarik untuk diteliti dan memiliki keunggulan atau sebaliknya. Penentuan tema dan judul penelitian ini seyogyanya disesuaikan dengan bidang keahlian/ilmu yang dipelajari. Tema penelitian memiliki relevansi dengan judul yang diangkat. Tema penelitian dapat diambil dari berbagai bidang ilmu (Pendidikan, Manajemen Pendidikan, Kesehatan dan bidang ilmu lainnya). Berikut contoh judul penelitian Pengembangan yang pernah penulis lakukan peneltiannya:

1. Pengembangan Model Manajemen Pelatihan IPA Terpadu dalam Rangka Peningkatan Kompetensi Profesional Guru IPA Se Kabupaten X.

2. Pengembangan Model Manajemen Pembelajaran

Direct Instruction Berfokus Film dalam Pengantar Praktikum IPA.

D. Merumuskan Masalah Penelitian

Masalah penelitian adalah pertanyaan-pertanyaan yang akan dijawab melalui kegiatan penelitian. Masalah penelitian merupakan faktor penting dalam penelitian. Hal tersebut dikarenakan masalah penelitian akan menentukan tujuan penelitian, hipotesis, manfaat, metode penelitian sampai dengan kesimpulan penelitian. Masalah penelitian juga memiliki kharakteristik yang berbeda sesuai dengan jenis penelitiannya. Penelitian pengembangan (Research and Development) memiliki kharakteristik tersendiri sebagai berikut.

1. Memotret faktual dilapangan tentang tema yang akan diteliti.

(34)

3. Adanya produk/temuan baru dapat berupa model, modul atau temuan yang lainnya/ hasil pengem-bangan.

4. Adanya validasi produk/temuan oleh ahli/pakar dan praktisi.

5. Adanya uji efektifitas dari produk/temuan baru/ hasil pengembangan.

Berikut adalah contoh judul dan rumusan masalah penelitian metode Research and Development (R&D). Judul: Pengembangan Model Manajemen Pelatihan IPA Terpadu dalam Rangka Peningkatan Kompetensi Profesional Guru IPA MGMP IPA Se Kabupaten X.

Rumusan Masalah:

1. Bagaimanakah perencanaan, pengorganisasian, pelak sanaan, evaluasi dan monitoring pelatihan yang sudah ada di MGMP IPA SMP Kabupaten X?

2. Bagaimanakah tingkat kebutuhan pelatihan IPA terpadu bagi guru IPA SMP di MGMP IPA Kabupaten X?

3. Bagaimanakah bentuk pengembangan model manajemen pelatihan IPA terpadu dan paket pelatihan setelah validasi ahli dan praktisi bagi MGMP IPA SMP sebagai penyelenggara pelatihan? 4. Apakah model manajemen pelatihan IPA terpadu

(35)

E. Merumuskan Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian merupakan apa yang ingin diperoleh peneliti. Rumusan tujuan penelitian menye-suaikan dengan rumusan masalah yang disusun. Berikut contoh tujuan penelitian metode Research and Development (R&D).

Tujuan Penelitian:

Tujuan yang akan dicapai pada penelitian ini secara umum adalah untuk mendapatkan model manajemen pelatihan IPA terpadu yang efektif dari hasil pengembangan yang dapat meningkatkan kompetensi profesional guru IPA SMP di Kabupaten X.

Tujuan penelitian pengembangan ini secara khusus adalah sebagai berikut.

1. Untuk mendapatkan kondisi di lapangan yang sesungguhnya tentang perencanaan, pengorga-nisasian, pelaksanaan, dan evaluasi serta monitoring pelatihan yang sudah ada di MGMP IPA SMP Kabupaten X.

2. Untuk mendapatkan kondisi di lapangan pembe-lajaran IPA terpadu dan kebutuhan akan pelatihan IPA terpadu bagi guru IPA SMP di Kabupaten X.

3. Mendiskripsikan bentuk pengembangan model manajemen pelatihan IPA terpadu dan paket pela-tihan IPA terpadu bagi guru IPA SMP di Kabu paten X setelah validasi ahli, praktisi dan uji coba pelatihan. 4. Menghasilkan model manajemen pelatihan IPA

(36)

F. Merumuskan Manfaat

Manfaat penelitian merupakan kontribusi yang dapat diberikan kepada khalayak dari hasil penelitian. Manfaat dapat berupa manfaat teoritis dan manfaat praktis. Manfaat teoritis adalah sumbangan hasil pene-litian secara keilmuan, sedangkan manfaat praktis adalah kontribusi aplikatif dari hasil penelitian. Berikut adalah contoh manfaat dari metode penelitian metode

Research and Development (R&D).

Manfaat Penelitian: 1. Manfaat Teoritis

a. Memberikan sumbangan bagi pengembangan ilmu manajemen pendidikan, khususnya mana je-men penyelenggaraan pelatihan dan pendidikan. b. Memberikan sumbangan berupa model

mana-jemen pelatihan IPA terpadu beserta paket pela-tihan bagi penyelenggara pelapela-tihan khususnya MGMP IPA SMP.

2. Manfaat Praktis

a. Memberikan informasi kepada Direktorat Jendral Peningkatan Mutu Pendidikan dan Tenaga Kepen didikan (Ditjen PMPTK) dan Direktorat Jendral Manajemen Pendidikan Dasar dan Mene ngah (Ditjen MPDM) sebagai upaya dalam meningkatkan kualitas kompetensi khususnya guru IPA SMP.

(37)

LPMP dan MGMP IPA dalam pelaksanaan pela-tihan bagi guru.

G. Menyusun Landasan Teori

Landasan teori merupakan teori dasar yang dija-dikan sebagai acuan peneliti dalam menyusun indi-kator instrumen penelitian, daftar pertanyaan atau pernyataan dalam wawancara, angket dan dasar penyusunan instrumen penelitian yang lain. Teori dasar yang digunakan oleh peneliti harus jelas sumbernya (pengarang, tahun terbit, penerbit, halaman). Teori dasar yang digunakan oleh peneliti dari buku-buku yang relevan dengan variabel penelitian sangat membantu peneliti dalam memahami dan menjalankan prosedur penelitian. Teori dasar yang telah terkumpul dan dikutip dengan etika yang berlaku dengan mencantumkan nama penagarang, tahun, halaman dan penerbit serta penulisan kalimat dalam kutipan. Berdasarkan teori dasar-teori dasar yang telah dikutip, peneliti melakukan kajian dengan memilih kecenderungan dari salah satu teori dasar yang digunakan atau menyimpulkan atau memberikan analisis tersendiri berdasarkan teori dasar yang ada. Berikut contoh landasan teori yang peneliti susun.

Landasan Teori:

Konsep Manajemen Pendidikan dan Pelatihan

(38)

Pendidikan adalah suatu proses pengembangan kemampuan ke arah yang diinginkan oleh organisasi yang bersangkutan. Pelatihan adalah bagian dari suatu proses pendidikan, yang tujuannya untuk meningkatkan kemampuan atau keterampilan khu-sus seseorang atau kelompok organisasi.

Manajemen merupakan suatu sistem dan memiliki komponen. Menurut Terry (1977: 4) “management is a distinct process consisting of planning, organizing, actuating, and controlling, performed to determine and accomplish stated objectives by the use of human beings and other resources”. (Manajemen merupakan sebuah proses yang khas, yang terdiri dari tindakan-tindakan: perencanaan, pengorganisasian, penggiatan dan penga-wasan, yang dilakukan untuk menentukan serta men-capai sasaran-sasaran yang telah ditetapkan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lain). Mulyono (2009: 18) menyatakan “manajemen adalah sebuah proses yang khas yang terdiri dari peren-canaan, pengorganisasian, penggerakan dan penga-wasan serta evaluasi yang dilakukan pihak penge lola organisasi untuk mencapai tujuan bersama dengan memberdayakan sumber daya lainnya”.

(39)

Pelatihan perlu dikelola agar berhasil dalam penyelenggaraannya. Menurut Mujiman (2009: v) manajemen pelatihan adalah “pengelolaan program

pelatihan, yang menyangkut aspek pengidentifikasian

kebutuhan pelatihan, perencanaan disain pelatihan, pene tapan metodologi pelatihan, penyusunan bahan pelatihan, pelaksanaan pelatihan, evaluasi pelatihan, dan penetapan tindak lanjut pelatihan”. Untuk mencapai tujuan dari manajemen pelatihan yang dilakukan, diperlukan sarana-sarana atau unsur-unsur manajemen. Menurut Terry (1977: 4) “basic resources the 6 M’s is men and women, materials, machines, methods, money and markets”.

Unsur manajemen men, materials, machines, methods, money, markets dapat dianalisis sesuai dengan kebu tuhan sebelum menyelenggarakan pelatihan. Men meru pakan tenaga kerja manusia, money merupakan uang yang digunakan untuk mencapai tujuan, methods adalah cara atau sistem untuk mencapai tujuan, materials adalah bahan-bahan yang diperlukan, (5) machinnes adalah mesin-mesin yang diperlukan, (6) market adalah pasaran, tempat untuk melempar hasil produksi atau karya.

(40)

(controlling)”. Manajemen pelatihan yang diseleng-garakan memerlukan perencanaan dari keenam unsur tersebut di atas.

Penulis berpendapat bahwa manajemen pelatihan memerlukan proses dan tahapan untuk mencapai tujuan.

Pelatihan perlu dikelola oleh organizer pelatihan. Pengelolaan pelatihan secara tepat dan profesional dapat memberikan makna fungsional pelatihan terha-dap individu, organisasi maupun masyarakat. Aterha-dapun tahapan pengembangan manajemen pelatihan IPA terpadu adalah: perencanaan, pengorganisasian, pelak-sanaan, monitoring, evaluasi dan tindak lanjut pasca pelatihan serta hasil pasca pelatihan.

H. Menyusun Kajian teori

Kajian teori merupakan telaah dari berbagai hasil penelitian yang relevan dengan penelitian yang peneliti lakukan. Kajian teori juga dapat menentukan posisi penelitian yang peneliti lakukan. Kajian teori ini dapat menentukan orisinilitas atau keaslian penelitian yang dilakukan. Adapun cara menyusun Kajian teori adalah sebagai berikut.

1. Kumpulkan hasil penelitian-hasil penelitian yang relevan dengan yang peneliti lakukan sekarang.

2. Hasil penelitian-hasil penelitian yang relevan dapat diperoleh dari artikel jurnal penelitian yang telah terpublikasi baik printed maupun yang on line.

(41)

4. Hasil penelitian-hasil penelitian yang relevan yang telah dipilih disusun sebagai bagian dari kalimat yang akan dikaji.

5. Kajian hasil penelitian yang relevan tersebut dengan menganalisis dan mencari perbedaan yang dilakukan oleh peneliti sekarang.

6. Dengan demikian penelitian yang dilakukan oleh peneliti sekarang adalah asli atau orisinil dan berbeda dengan penelitian yang terdahulu.

Berikut adalah contoh kajian teori yang telah disusun oleh penulis.

Kajian Teori

(42)

Berdasarkan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh para peneliti tersebut di atas, maka perbedaan yang peneliti lakukan sekarang adalah peneliti mengem-bangkan model manajemen pelatihan IPA Terpadu sesuai analisis kebutuhan guru IPA MGMP SMP Se-Kabupaten X.

I. Merumuskan Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah dugaan sementara atau jawaban sementara dari penelitian yang dilakukan. Hipotesis perlu diuji dalam penelitian, sehingga dengan demikian setelah dilakukan penelitian dugaan sementara menjadi sebuah kebenaran. Secara umum dikenal dua hipotesis yaitu Hipotesis Nihil (Ho) dan Hipotesis Alternatif (Ha). Berikut contoh hipotesis dalam penelitian pengem-bangan.

Hipotesis Alternatif (Ha).

Pengembangan model manajemen pelatihan IPA terpadu efektif dapat meningkatkan kompetensi profesional guru IPA SMP di Kabupaten X.

Hipotesis Nihil (Ho)

Pengembangan model manajemen pelatihan IPA terpadu tidak efektif dalam meningkatkan kompetensi profesional guru IPA SMP di Kabupaten X.

J. Menentukan Subyek Penelitian

(43)

Subyek Penelitian.

Subyek uji coba model manajemen pelatihan IPA terpadu adalah guru IPA SMP di Kabupaten X dan team ahli.

K. Menentukan Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian merupakan tempat dilakukannya penelitian. Lokasi penelitian dapat memberikan kete-rangan nyata dan relevansi dari hasil penelitian. Peneliti menentukan lokasi atas dasar berbagai pertim bangan. Di antaranya adalah adanya case (kasus) pada lokasi yang diteliti. Berikut contoh lokasi penelitian yang pernah penulis lakukan: guru IPA SMP MGMP di Kabupaten X.

L. Menentukan Metode Penelitian

Berbagai macam metode penelitian yang ada. Peneliti harus tepat menentukan metode peneltian. Metode penelitian yang ada diantaranya adalah metode kualitatif, kuantitatif dan Research & Development (R&D).

Research & Development (R&D) merupakan penelitian pengembangan yang mana penelitian tersebut dapat menghasilkan produk dan menguji efektifitas dari produk tersebut. Berikut adalah contoh penentuan metode Research & Development (R&D) yang penulis pernah lakukan.

Metode Penelitian.

(44)

di MGMP IPA SMP kabupaten X, dapat dioptimalkan dengan melakukan pengembangan sebagai berikut: (1) dilakukan pretes dan postes, (2) dilakukan tindak lanjut pasca pelatihan, (3) tempat dan waktu pelatihan dibuat yang efektif dan efesien, (4) dihadirkan fasilitator pakar IPA, (5) dilakukan evaluasi program pelatihan secara keseluruhan untuk menilai keberhasilan penye-lenggaraan program pelatihan. Dengan demikian fokus pengembangan model manajemen pelatihan IPA terpadu adalah tersebut di atas.

M. Menentukan Teknik Pengumpulan Data

Data penelitian dikumpulkan dengan berbagai teknik. Pada penelitian metode Research & Development

(R&D) yang pernah penulis lakukan pengumpulan data dengan menggunakan alat pengumpul data sebagai berikut: angket skala Likert, angket terbuka, format catatan diskusi, alat tes pre-tes dan pos-tesuntuk aspek kognitif, lembar pengamatan observasi kemampuan profesional pembelajaran IPA terpadu. Adapun pen-jelasan alat pengumpul data tersebut adalah sebagai berikut.

1. Angket skala Likert digunakan untuk mengumpulkan data tentang evaluasi ahli isi, ahli pelatihan, guru setelah mencermati produk yang dikembangkan. 2. Angket terbuka digunakan untuk mengumpulkan

data tentang: (1) analisis kebutuhan pelatihan IPA terpadu, (2) kritik dan saran-saran ahli dan praktisi 3. manajemen, ahli dan praktisi IPA, guru setelah

(45)

4. Wawancara digunakan untuk mengumpulkan data model faktual di MGMP IPA SMP Kabupaten X.

5. Focus Group Discussion (FGD) pengembangan model manajemen pelatihan IPA terpadu dan materi IPA terpadu.

6. Angket tanggapan guru terhadap penerapan model manajemen pelatihan IPA terpadu.

7. Lembar observasi digunakan untuk mengumpulkan data tentang kemampuan profesional guru IPA dalam pembelajaran IPA terpadu.

8. Alat tes IPA terpadu untuk pretes dan postes bagi guru IPA.

Instrumen yang dikembangkan divalidasi dengan meng-gunakan dua cara yaitu:

1. Validitas pradiksi, dengan cara mengkonsultasikan konsep model kepada ahli dan praktisi manajemen, materi IPA terpadu, kurikulum, RPP, dan buku pegangan peserta yang digunakan kepada ahli dan praktisi IPA.

(46)

N. Menentukan Teknik Analisis Data

Teknik analisis data penelitian pengembangan dengan menggunakan analisis diskriptif dan analitik. Analisis data diskriptif digunakan untuk menganalisis data needs assesment/ analisis kebutuhan pelatihan berupa skor skala likert dianalisis menggunakan teknik persentase. Menurut Miles & Huberman dalam Sumaryanto (2007: 106) “analisis data kualitatif dengan menggunakan model Interaktif”. Dalam model interaktif dibagi menjadi tiga tahap, yaitu: (1) reduksi data, merupakan suatu bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu, dan mengorganisasi data dengan cara sedemikian rupa sehingga kesimpulan finalnya dapat ditarik dan diverifikasi, (2) penyajian data, sekumpulan informasi yang tersusun dan memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan, (3) menarik kesimpulan/verifikasi.

Sedangkan teknik analisis data analitik digunakan untuk menguji kefektifan model adalah dengan mengunakan disain penelitian “One-Group Pretest-Posttest Design”. Desain “One-Group Pretest-Posttest Design” adalah seperti pada gambar 3.1.

O

1

X

O

2

Gambar 3.1 Disain “One-Group Pretest-Posttest Design” (Sugiyono, 2009: 111)

(47)

sebelum mengikuti pelatihan IPA terpadu diberikan pretes terlebih dahulu, kemudian peserta mengikuti pelatihan yaitu model manajemen pelatihan IPA terpadu dengan pendampingan tiga pakar IPA setelah mengikuti pelatihan dilakukan postes. Dari data pretes dan postes yang telah diperoleh dilakukan uji t, jika data terdistribusi normal maka dilakukan uji parametrik (paried t test), sedangkan jika data tidak terdistribusi secara normal maka dilakukan uji non parametrik (uji wilcoxon). Kontrol disain penelitian “One-Group Pretest-Posttest Design” menggunakan riwayat kejadian (history). Riwayat kejadian adalah kejadian tertentu antara pengukuran pertama dan kedua. Pengendalian yang dilakukan adalah sebagai berikut: monitoring secara kontinu, mengisolasi kegiatan eksperimen, pemilahan disain secara ketat.

O. Menetapkan Pustaka

Pustaka yang digunakan sebagai sumber atau referensi harus memiliki kejelasan dalam penggu-naannya. Pustaka tersebut diambil dari buku atau dari inter net atau dari artikel jurnal ilmiah. Pengalaman penulis dalam membimbing tesis dilapangan, masih banyak terdapat kesalahan sebagai berikut.

1. Mahasiswa menuliskan pustaka kurang lengkap, misalnya tidak mencantumkan halaman yang dikutip. 2. Penulisan sumber dari internet yang kurang benar. 3. Kesalahan penulisan nama dalam daftar pustaka.

(48)

Penulisan daftar pustaka dari Buku:

Sumaryanto, T. 2007. Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif Dalam Penelitian Pendidikan Seni. Semarang: Unnes Press.

Penulisan daftar pustaka dari internet:

Supriyono. 2008. Kajian Pelaksanaan Pembelajaran IPA Terpadu di SMP Jawa Timur. Seminar Nasional Kecenderungan Baru Fisika dan Pendidikannya. Jurusan Fisika UM. http: //dc93 .4 shared. Com /doc /_ OFMRrCA/preview.html (diunduh 11 Mei 2012).

Penulisan daftar pustaka dari artikel jurnal ilmiah: Osunde and Omoruyi . 2004. “An Evaluation of the National

Teachers Institute’s Manpower Training Program for Teaching Personnel in Mid-western Nigeria Faculty Of Education, University of Benin, Nigeria”. International Education Journal. 5 (3): 405 – 409.

P. Menyusun Instrumen Penelitian.

Penyusunan instrumen dilakukan setelah penyu-sunan proposal selesai. Dengan demikian penyu penyu-sunan instrumen benar benar telah siap atas dasar rancangan pada proposal tersebut. Instrumen menyesuaikan dengan metode yang digunakan seperti berikut:

Tabel 3.1 Metode dan Instrumen Penelitian

No Metode Instrumen

1 Wawancara Daftar Pertanyaan

2 Observasi Lembar observasi

(49)
(50)

PERENCANAAN PENELITIAN

A. Pendahuluan

Perencanaan penelitian merupakan tindak lanjut dari pra-perencanaan yang telah ditentukan. Peneliti dalam tahap perencanaan melakukan penentuan, keputusan apa yang hendak dilakukan dalam penelitian. Prencanaan memerlukan pertimbangan-pertimbangan tertentu yang dapat mendukung pelaksanaan dan keberhasilan dari penelitian yang dilakukan. Peren-canaan penelitian berupa studi pendahuluan, menen-tukan tujuan, alokasi waktu, subyek, dana, instrumen, validator, pelatih/instruktur dan tempat. Aspek peren-canaan tersebut di atas adalah faktor utama dalam perencanaan yang akan diimplementasikan dalam penelitian.

B. Perencanaan Penelitian.

Menurut Fattah (2009: 49) “perencanaan merupakan proses penentuan tujuan atau sasaran yang hendak

(51)

perencanaan yaitu: perumusan tujuan yang ingin dicapai,

pemilihan program untuk mencapai tujuan, identifikasi

dan pengerahan sumber yang jumlahnya selalu terbatas.

Mulyono (2009: 25) “perencanaan adalah proses kegiatan rasional dan sistemik dalam menetapkan keputusan, kegiatan atau langkah-langkah yang akan dilaksanakan di kemudian hari dalam rangka usaha mencapai tujuan secara efektif dan efesien”. Berdasarkan pendapat tersebut di atas, maka perencanaan merupakan proses kegiatan berupa penentuan berbagai aspek yang akan diimplementasikan dalam penelitian. Dengan penentuan berbagai aspek kegiatan dalam perencanaan akan dapat dicapai tujuan dari pelaksanaan penelitian.

Adapun kongkret perencanaan penelitian adalah sebagai berikut.

1. Menentukan studi pendahuluan/observasi/analisis kebutuhan

2. Menentukan tujuan penelitian.

3. Menentukan tempat/lokasi penelitian 4. Menentukan subyek penelitian

5. Menentukan dana penelitian 6. Menentukan waktu penelitian. 7. Menentukan validator/ahli/praktisi

C. Menetapkan Studi Pendahuluan

(52)

yang akan dapat dijadikan latar belakang masalah dalam penelitian. Studi pendahuluan juga dapat dijadikan acuan dalam menemukan literatur pendukung dan kajian penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti terdahulu. Begitu banyak manfaat studi pendahuluan dalam penelitian, maka terdapat beberapa hal yang harus dilakukan oleh peneliti pada saat melakukan studi pendahuluan sebagai berikut.

1. Mempersiapkan instrumen berupa lembar observasi atau perangkat studi pendahuluan.

2. Melakukan koordinasi terlebih dahulu dengan instansi, institusi, responden yang akan diteliti.

3. Memastikan lokasi studi pendahuluan.

4. Memastikan perangkat pendukung studi pendahu-luan, kamera, recorder, transportasi, ako modasi.

D. Menetapkan Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian yang telah disusun dalam proposal penelitian akan dicapai melalui pelaksanaan penelitian dilapangan. Tujuan penelitian harus ada benang emasnya dengan masalah, hasil dan kesimpulan.

E. Menetapkan Lokasi Penelitian

Keterjangkauan lokasi penelitian merupakan faktor penunjang keberhasilan dalam penelitian. Peneliti menen tukan lokasi penelitian dengan mempertim-bangkan beberapa kriteria. Beberapa kriteria adalah sebagai berikut.

1. Mudah dalam akses jalan.

(53)

3. Mudah ditemukan/dikenali.

4. Memiliki keragaman yang sama dengan lokasi pene-litian uji coba perorangan, kelompok dan ter batas.

F. Menetapkan Kecukupan Subyek Penelitian

Arikunto, Suharsimi (2009: 88) Subyek penelitian adalah benda, hal atau orang tempat data untuk variabel penelitian melekat, dan yang dipermasalahkan. Sedangkan Responden adalah orang yang dapat meres-pons, memberikan informasi tentang data penelitian. Dalam penelitian metode Research and Develop ment

(R&D) kecukupan subyek penelitian sangat diperlukan. Hal tersebut dikarenakan dalam penelitian metode

Research and Development (R&D) subyek diperlukan untuk studi pendahuluan, uji coba perorangan, uji coba kelompok dan uji coba terbatas.

Berdasarkan alasan tersebut di atas, maka peneliti sebelum ke lapangan terlebih dahulu menentukan subyek penelitian dengan ketentuan sebagai berikut. 1. Alokasi subyek penelitian needs assessment/analisis

kebutuhan.

2. Alokasi subyek penelitian untuk FGD.

3. Alokasi subyek penelitian untuk uji coba perorangan 4. Alokasi subyek penelitian untuk uji coba kelompok. 5. Alokasi subyek penelitian untuk uji coba terbatas. 6. Alokasi subyek penelitian untuk uji efektifitas

produk.

(54)

penelitian metode Research and Development (R&D) dengan rincian pada tabel 4.1.

Tabel 4.1. Contoh Kecukupan Subyek Penelitian No Jenis Alokasi Subyek Penelitian Jumlah 1 Needs assessment/analisis kebutuhann 30 orang

2 FGD. 25 orang

3 Uji coba perorangan 6 orang

4 Uji coba kelompok. 12 orang

5 Uji coba terbatas 30 orang

6 Uji efektifitas produk. 30 orang

Total 133 orang

G. Menetapkan Kecukupan Dana Penelitian

Dana menjadi faktor pendukung terselesainya penelitian. Peneliti harus cermat dalam mengatur dan menyesuaikan tema penelitian dengan kebutuhan dana yang diperlukan. Peneliti menentukan estimasi dana yang akan diperlukan dalam penelitiannya. Adapun dana penelitian digunakan dalam kegiatan seperti pada tabel 4.2.

Tabel 4.2. Contoh Kegiatan yang memerlukan Pendanaan No Jenis Kegaiatan

1 Observasi

2 Needs assessment/analisis kebutuhan

3 FGD.

(55)

Penentuan dana dalam penelitian metode Research and Development (R&D) dipertimbangkan sejak penyu sunan tema penelitian. Contoh, pada saat penulis mengambil tema penelitian tentang pengembangan model mana-jemen pelatihan IPA terpadu, maka penulis menen tukan alokasi dana sebagai berikut.

1. Dana akomodasi pelatihan peserta. 2. Dana pelatih.

3. Dana tempat pelatihan. 4. Dana validator/pakar/ahli. 5. Dana observasi

6. Dana FGD (akomodasi peserta, ahli)

7. Dana uji coba perorangan (akomodasi, ahli, tempat). 8. Dana uji coba kelompok (akomodasi, ahli, tempat). 9. Dana uji coba terbatas (akomodasi, ahli, tempat). 10. Dana uji efektifitas produk (akomodasi, tempat).

H. Menetapkan Kecukupan Waktu Penelitian

Waktu menjadi penting untuk dipertimbangkan sebelum melakukan penelitian. Penentuan target waktu merupakan salah satu wujud dari perencanaan matang dari peneliti agar dapat efektif dan efesien dari rancangan yang telah ditentukan. Adapun contoh peneltian metode

(56)

Tabel 4.3 Contoh Penentuan Kecukupan Waktu

No Jenis Kegiatan Waktu

1 Perizinan 3 hari

2 Observasi 2-3 hari

3 Needs assessment 2-3 hari

4 FGD. 1 hari

5 Validasi produk 7 hari

6 Pelatihan 3 hari

7 Uji coba perorangan 3 hari

8 Uji coba kelompok. 3 hari

9 Uji coba terbatas 3 hari

10 Uji efektifitas produk. 3 hari

Total 30-32 hari

Tabel 4.3 adalah contoh, pada saat penulis mengambil tema penelitian tentang pengembangan model mana-jemen pelatihan IPA terpadu. Efektif waktu pelaksanaan penelitian 32 hari, belum termasuk penentuan alokasi waktu persiapan instrumen, persiapan pelaksanaan dan analisis data. Jadi contoh penentuan waktu di atas dapat menjadi dasar untuk peneliti yang melakukan penelitian metode Research and Development (R&D).

I. Menetapkan Validator/Ahli/ Praktisi

(57)
(58)

PELAKSANAAN PENELITIAN

A. Pendahuluan

Inti dari penelitian adalah pada tahap pelaksanaannya. Penelitian dilaksanakan mengacu pada perencanaan yang telah disusun. Pelaksanaan penelitian dengan menggunakan metode Research & Devolopment adalah sebagai berikut: validasi instrumen dan produk pene-litian, Focus Group Discussion (FGD), uji coba perse-orangan, uji coba kelompok, uji coba terbatas, uji efektifitas produk, pengumpulan data, pengolahan data, teknik analisis data, kesimpulan dan rekomendasi. Dalam rangka menghindari bias dalam penelitian, pene-liti bekerja secara profesional.

B. Validasi Instrumen dan Draf Produk Penelitian

(59)

keahliannya. Contoh uji ahli yang pernah peneliti laku-kan adalah sebagai berikut:

Uji ahli:

Pada tahap uji ahli ini adalah bertujuan untuk mengetahui kelayakan pengembangan model manajemen pelatihan IPA terpadu beserta paket pelatihan dapat digunakan oleh instruktur dan peserta. Ahli yang dimaksud adalah ahli manajemen dan praktisi pelatihan, ahli dan praktisi IPA

C. Focus Group Discussion (FGD)

FGD merupakan tahapan dalam rangka penyempurnaan draf model/produk penelitian. Pelaksanaan FGD dengan menghadirkan ahli/pakar/praktisi dan wakil dari responden, serta individu yang terkait. Hasil diskusi baik materi/draf model yang telah disempurnakan/direvisi akan dilakukan uji coba penelitian.

D. Uji Coba Perseorangan

Draf pengembangan model yang dibuat oleh peneliti hasil revisi FGD dan uji ahli serta praktisi diujicobakan perorangan (enam orang). Uji coba perorangan bertu-juan mempraktekkan pengembangan model mana jemen pelatihan IPA terpadu yang telah dievaluasi dalam FGD dan ahli.

E. Uji Coba Kelompok

(60)

F. Uji Coba Terbatas

Draf pengembangan model hasil dari revisi uji coba perorangan dan kelompok diujicobakan di lapangan secara terbatas dengan peserta 30 orang menggunakan pendekatan penelitian eksperimen. Hasil uji coba lapangan terbatas direvisi dan menjadi model final pelatihan dan paket pelatihan yang siap diaplikasikan uji coba lapangan luas.

G. Uji Efektifitas Produk

Uji efektifitas dilakukan untuk mengetahui sebuah produk dapat memberikan perubahan yang bermakna antara sebelum dan setelah perlakuan atau pengamatan pasca perlakuan. Contoh: Efektifitas dari sebuah produk model manajemen pelatihan IPA Terpadu dengan metode R & D dilaksanakan dengan melakukan observasi dan penilaian implementasi pembelajaran IPA Terpadu dilapangan pasca pelatihan IPA terpadu bagi partisipan. Selain itu uji efektifitas model dilakukan dengan mengunakan disain penelitian “One-Group Pretest-Posttest Design”. Desain “One-Group Pretest-Posttest Design” adalah seperti pada gambar 5.1.

O

1

X

O

2

Gambar 5.1 Disain “One-Group Pretest-Posttest Design”

(61)

yaitu model manajemen pelatihan IPA terpadu dengan pendampingan tiga pakar IPA setelah mengikuti pela-tihan dilakukan postes. Dari data pretes dan postes yang telah diperoleh dilakukan uji t, jika data terdistribusi normal maka dilakukan uji parametrik (paried t test), sedangkan jika data tidak terdistribusi secara normal maka dilakukan uji non parametrik (uji wilcoxon).

H. Pengumpulan Data

Data penelitian dapat terkumpul melalui alat/instrumen penelitian. Alat yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian pengembangan (R&D) adalah angket skala likert, angket terbuka, format catatan diskusi, alat tes pre-tes dan pos-tesuntuk aspek kognitif, lembar pengamatan observasi kemampuan profesional pembelajaran IPA terpadu. Angket skala likert digunakan untuk mengumpulkan data tentang evaluasi ahli isi, ahli pelatihan, guru setelah mencermati produk yang dikembangkan. Angket terbuka digunakan untuk mengumpulkan data tentang: (1) analisis kebutuhan, (2) kritik dan saran-saran ahli dan praktisi dari “model penelitian” yang dikembangkan. Wawancara digunakan untuk mengumpulkan data “model faktual penelitian”.

(62)

I. Teknik Analisa Data

Data dalam penelitian pengembangan (R&D) yang telah diperoleh dilakukan analisa dengan teknik analisis statistik dan diskriptif.

1. Analisis Statistik

Untuk menguji kefektifan model adalah dengan mengunakan disain penelitian “One-Group Pretest-Posttest Design”. Desain “One-Group Pretest-Posttest Design” adalah seperti pada gambar 5.1.

2. Analisis Diskriptif

Data analisis kebutuhan pelatihan berupa skor skala likert dianalisis menggunakan teknik per sen-tase. Menurut Miles & Huberman dalam Sumar-yanto (2007: 106) “analisis data kualitatif dengan menggunakan model Interaktif”. Dalam model interaktif dibagi menjadi tiga tahap, yaitu: (1) reduksi data, merupakan suatu bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, mem-buang yang tidak perlu, dan mengorganisasi data dengan cara sedemikian rupa sehingga kesimpulan finalnya dapat ditarik dan diverifikasi, (2) penyajian data, sekumpulan informasi yang tersusun dan memberi kemungkinan adanya penarikan kesim-pulan dan pengambilan tindakan, (3) menarik kesimpulan/verifikasi.

J. Kesimpulan

(63)

penelitian, hasil penelitian dan kesimpulan merupakan benang emas yang jika benang itu ditarik akan menjadi satu kesatuan yang dapat saling berhubungan. Contoh kesimpulan: Model manajemen pelatihan IPA terpadu efektif dapat meningkatan kemampuan profesional guru IPA dalam pembelajaran IPA terpadu. Hal tersebut terbukti dengan tercapainya kompetensi profesional dalam penyampaian pembelajaran IPA terpadu pasca pelatihan IPA terpadu dari tamatan pelatihan dengan rerata 4,68 (sangat profesional). Secara umum model manajemen pelatihan IPA terpadu lebih baik, lebih mudah di pahami dan mudah dijalankan serta lebih lengkap unsur manajemennya yaitu: perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, evaluasi, monitoring serta tindak lanjut pasca pelatihan.

K. Rekomendasi

Rekomendasi dalam penelitian merupakan output

(64)

LAPORAN PENELITIAN

A. Pendahuluan

Penyusunan laporan penelitian merupakan bukti seorang peneliti telah mampu menyelesaikan pene-litian. Laporan penelitian memudahkan peneliti dalam melanjutkan kegiatan publikasi ilmiah. Tahap penyu-sunan laporan penelitian ini berpedoman pada pedo-man penulisan laporan penelitian. Faktual yang ada pada institusi pendidikan memiliki gaya selingkung dan format penyusunan laporan penelitian.

B. Manfaat Laporan Penelitian

Berdasarkan pengalaman penulis, laporan penelitian bermanfaat sebagai:

1. Bukti fisik telah menyelesaikan kegiatan penelitian

dengan paripurna.

2. Bukti fisik dalam rangka akreditasi Jurusan maupun

(65)

3. Bukti fisik kenaikan pangkat dan golongan dosen,

guru, widyaiswara atau pegawai yang memer lu-kannya.

4. Bukti fisik pemeriksaan oleh pemberi dana bantuan

penelitian.

5. Bukti fisik laporan kinerja dosen.

6. Dokumentasi/arsip record peneliti/penulis.

C. Format Laporan Penelitian

Format laporan penelitian banyak macamnya. Di bawah ini merupakan satu diantara format laporan penelitian pengembangan yang penulis pernah lakukan. Adapun format tersebut adalah sebagai berikut.

LEMBAR JUDUL KATA PENGANTAR ABSTRAK

DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Identifikasi Masalah 1.3 Pembatasan Masalah 1.4 Rumusan Masalah 1.5 Tujuan Penelitian 1.6 Manfaat Penelitian

(66)

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Diskripsi Teoritik

2.1.1 Konsep Dasar Pelatihan 2.1.2 Tujuan Pelatihan

2.1.3 Prinsi dan Unsur-Unsur Program Pelatihan 2.1.4 Proses Pelatihan

2.1.5 Metode Pelatihan 2.1.6 Model-Model Pelatihan

2.1.7 Konsep Manajemen Pendidikan dan Pelatihan

2.2 Kerangka Berfikir 2.3 Hipotesis

BAB III METODE PNELITIAN 3.1 Model yang Dikembangkan 3.2 Prosedur Pengembangan 3.3 Uji Coba Produk

3.3.1 Desain Uji Coba 3.3.2 Subyek Uji Coba 3.3.3 Jenis Data

3.3.4 Instrumen Pengumpul Data 3.3.5 Teknik Analisis Data

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Bentuk Pelatihan di MGMP IPA SMP

(67)

4.1.4 Diskripsi Model Manajemen Pelatihan IPA 4.1.4.1 Rasional

4.1.4.2 Pengertian

4.1.4.3 Pengelola Pelatihan

4.1.4.4 Unsur Manajemen Pelatihan 4.1.4.5 Tindak lanjut Pasca Pelatihan 4.1.4.6 Hasil Pasca Pelatihan

4.2 Pembahasan Produk Akhir

4.2.1 Kajian Kenyataan, Kendala, minat

4.2.2 Pengembangan Model Manajemen Pelatihan 4.2.3 Paket Pelatihan IPA terpadu

4.2.4 Kajian Penilaian Peserta terhadap Hasil 4.3 Kajian Kemampuan Profesional Guru IPA

4.4 Kajian Final Hasil Penelitian Pengembangan Model

4.5 Keunggulan Hasil Penelitian Pengembangan Model

4.6 Kelemahan Hasil Penelitian Pengembangan Model

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN 5.1 Simpulan Produk

5.2 Keterbatasan Produk 5.3 Implikasi

5.4 Saran

(68)

CONTOH PENELITIAN METODE

RESEARCH

& DEVELOPMENT

(

R & D

)

Faktual penelitian dengan Metode Research & Development (R & D) telah dilakukan oleh Saputro, B (2012) dengan judul: “ Pengembangan Model Manajemen Pelatihan IPA Terpadu Dalam Rangka Peningkatan Kompetensi Profesional Guru IPA di Kabupaten X”. Adapun Secara ringkas penelitian dengan Metode Research & Development (R & D) adalah sebagai berikut:

A. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

(69)

dimiliki sekolah, agar sekolah tersebut dapat meningkatkan mutu sesuai dengan kondisinya. Perubahan kurikulum ini diantaranya adalah adanya perubahan materi dan nama mata pelajaran. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah salah satu mata pelajaran yang terdapat pada KTSP yang sebelumnya mata pelajaran tingkat SMP terdiri dari fisika dan biologi. Materi pelajaran IPA pada KTSP terdapat materi kimia. Perubahan tersebut menimbulkan kendala pelaksanaan pembelajaran di lapangan. Kendala lain adalah program pembelajaran IPA dilaksanakan secara terpadu.

(70)

kepribadian (Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen). Menurut Saud (2009: 49) “guru yang profesional adalah guru yang memiliki seperangkat kompetensi (pengetahuan, keterampilan, dan perilaku) yang harus dimiliki, dihayati dan dikuasai oleh guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalannya”.

(71)

Program pelatihan diadakan dengan memfasilitasi guru untuk peningkatan kualitas pengetahuannya, agar

output yang dihasilkan dalam lembaga pendidikan dapat memenuhi tuntutan stakeholder baik regional, nasional maupun internasional. Selain itu juga penyampaian materi, strategi pembelajaran dapat dicapai secara terpadu. Pelatihan IPA terpadu akan lebih bermakna jika disertai dengan praktikum. Praktikum memberikan pengalaman langsung pada peserta dan memberikan konsep nyata tentang pengetahuan, sikap dan ketrampilan. Praktikum IPA terpadu dapat membuat pemahaman keterpaduan yang jelas dan mengkongkretkan pemahaman yang abstrak. Dengan demikian IPA terpadu berfokus praktikum diperlukan dalam pengembangan pelatihan sebagai upaya peningkatan kemampuan profesional guru IPA.

Pelatihan IPA terpadu perlu dilaksanakan untuk dapat meningkatkan kompetensi profesional guru IPA. Pelatihan IPA terpadu belum pernah dilaksanakan di MGMP IPA SMP Kabupaten X, sehingga belum ada model dan perangkat pendukungnya. Pengembangan model manajemen pelatihan IPA terpadu bagi guru perlu dikembangkan berpijak pada model pelatihan yang sudah ada. Pengembangan model manajemen pelatihan IPA terpadu memberikan kemudahan bagi guru IPA dalam memahami materi pelatihan IPA terpadu dalam penyiapan, pemetaan Kompetensi Dasar dan Standar Kompetensi yang berpotensi untuk dipadukan, membuat silabus IPA terpadu, RPP pembelajaran IPA terpadu dan penyampaian IPA terpadu.

1.2 Identifikasi Masalah

(72)

1 .Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan di SMP mata pelajaran IPA terdapat materi kimia, fisika dan biologi dan pembelajaran IPA belum dilaksanakan secara terpadu.

2. Guru IPA SMP dituntut untuk menyampaikan IPA terpadu, namun kenyataan guru IPA SMP memiliki latar belakang Pendidikan Biologi atau Pendidikan Fisika, serta belum ada lulusan Sarjana Pendidikan IPA. Dengan demikian guru lebih menyukai materi yang sesuai bidang ilmunya.

3. Guru IPA belum pernah mendapatkan pelatihan IPA terpadu, sehingga perlu kebijakan untuk mengakomodir peningkatan pembelajaran IPA terpadu melalui pelatihan agar kualitas akademik guru dalam pembelajaran IPA terpadu lebih bermutu. Pelatihan perlu dilakukan pengelolaan agar dapat efektif meningkatkan kemampuan peserta.

4. Model manajemen pelatihan yang sudah ada di MGMP IPA SMP Kabupaten X belum melakukan evaluasi penyelenggaraan pelatihan dan belum ada tindak lanjut pasca pelatihan.

5. Selama ini belum ada model manajemen pelatihan IPA terpadu berfokus praktikum bagi guru IPA SMP secara khusus dalam rangka peningkatan profesional guru. 6. Pendidikan IPA terpadu lahir karena adanya

ketim-pangan skema berpikir holistik terintegrasi (menyeluruh dan terpadu) mengenai IPA.

1.3 Pembatasan Masalah

(73)

dan dikhususkan pada pengembangan model manajemen pelatihan IPA terpadu dalam rangka peningkatan pro-fesional guru IPA SMP di Kabupaten X berdasarkan analisis kebutuhan di sekolah. Adapun aspek yang dikaji dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Pengembangan model manajemen pelatihan IPA terpadu bagi guru IPA SMP di Kabupaten X merupakan fokus utama dalam penelitian ini.

2. Materi IPA terpadu dalam pelatihan pengembangan model manajemen ini adalah berdasarkan potensi keterpaduan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar pada kelas VII Semester I berfokus praktikum.

3. Hasil pelatihan sebagai upaya peningkatan kompetensi profesional dilakukan tindak lanjut pasca pelatihan di sekolah dengan menindaklanjuti tugas perangkat pembelajaran IPA terpadu yang telah dibuat guru IPA SMP pada saat pelatihan untuk dilaksanakan di sekolah. Implementasi pembelajaran IPA terpadu pasca pelatihan di sekolah dilaksanakan minimal sehari setelah pelatihan selesai, dengan supervisi kepala sekolah. Kepala sekolah merekomendasikan guru IPA SMP tamatan pelatihan sebagai wujud tindak lanjut pasca pelatihan dengan predikat tingkat profesional menggunakan skala likert 1 sampai 5.

(74)

manajemen pelatihan) dan penyelenggara pelatihan (penilaian pelaksanaan model manajemen pelatihan).

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan pada identifikasi masalah, maka dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut.

1. Bagaimanakah perencanaan, pengorganisasian, pelak-sanaan, evaluasi dan monitoring pelatihan yang sudah ada di MGMP IPA SMP Kabupaten X?

2. Bagaimanakah tingkat kebutuhan pelatihan IPA terpadu bagi guru IPA SMP di MGMP IPA Kabupaten X?

3. Bagaimanakah bentuk pengembangan model mana-jemen pelatihan IPA terpadu dan paket pelatihan setelah validasi ahli dan praktisi bagi MGMP IPA SMP sebagai penyelenggara pelatihan?

4. Apakah model manajemen pelatihan IPA terpadu hasil pengembangan efektif dapat meningkatkan kompetensi profesional guru IPA SMP di Kabupaten X?

1.5 Tujuan Penelitian

Tujuan yang akan dicapai pada penelitian ini secara umum adalah untuk mendapatkan model manajemen pela-tihan IPA terpadu yang efektif dari hasil pengembangan yang dapat meningkatkan kompetensi profesional guru IPA SMP di Kabupaten X.

1. Tujuan penelitian pengembangan ini secara khusus adalah sebagai berikut.

(75)

3. Untuk mendapatkan kondisi di lapangan pembelajaran IPA terpadu dan kebutuhan akan pelatihan IPA terpadu bagi guru IPA SMP di Kabupaten X.

4. Mendiskripsikan bentuk pengembangan model mana-jemen pelatihan IPA terpadu dan paket pelatihan IPA terpadu bagi guru IPA SMP di Kabupaten X setelah validasi ahli, praktisi dan uji coba pelatihan.

5. Menghasilkan model manajemen pelatihan IPA terpadu yang efektif dapat meningkatkan kompetensi profesional guru IPA SMP di Kabupaten X.

1.6 Manfaat Penelitian 1.6.1 Manfaat Teoritis

1. Memberikan sumbangan bagi pengembangan ilmu manajemen pendidikan, khususnya manajemen penyelenggaraan pelatihan dan pendidikan.

2. Memberikan sumbangan berupa model manajemen pelatihan IPA terpadu beserta paket pelatihan bagi penyelenggara pelatihan khususnya MGMP IPA SMP. 1.6.2 Manfaat Praktis

1. Memberikan informasi kepada Direktorat Jendral Peningkatan Mutu Pendidikan dan Tenaga Kepen-didikan (Ditjen PMPTK) dan Direktorat Jendral Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah (Ditjen MPDM) sebagai upaya dalam meningkatkan kualitas kompetensi khususnya guru IPA SMP.

(76)

1.7 Spesifikasi Produk yang Dikembangkan

Model manajemen pelatihan IPA terpadu dapat mening katkan kompetensi profesional guru IPA SMP dalam pembelajaran IPA terpadu di sekolah dengan ciri sebagai berikut.

1. Model manajemen pelatihan IPA terpadu hasil pengembangan mudah dilakukan dan mudah dipahami bagi penyelenggara pelatihan, karena pengembangannya berdasarkan analisis kebutuhan dan temuan model manajemen pelatihan yang telah dilakukan di MGMP IPA SMP Kabupaten X. Model manajemen hasil pengem-bangan terdiri dari perencanaan, pengor ganisasian, pelaksanaan, evaluasi dan monitoring serta tindak lanjut pasca pelatihan. Tindak lanjut pasca pelatihan meliputi: perencanaan, pelaksanaan, penilaian dan pelaporan. 2. Model manajemen pelatihan IPA terpadu ini dapat

mengetahui kemampuan profesional tamatan pelatihan, karena dilengkapi dengan tahap tindak lanjut pasca pelatihan di lapangan yang dibawah supervisi atasan langsung tamatan pelatihan.

(77)

1.8 Asumsi dan Keterbatasan Pengembangan

Pengembangan model manajemen pelatihan IPA terpadu ini berpijak pada pola manajemen dari peren-canaan, pengorganisasian, pelaksanaan, evaluasi dan monitoring yang dilanjutkan pada tindak lanjut pasca pelatihan di sekolah. Asumsi dasar yang digunakan dalam pengem bangan model manajemen pelatihan IPA terpadu adalah sebagai berikut.

1. Pengembangan model manajemen pelatihan IPA terpadu mengacu pada langkah-langkah penelitian pengem-bangan Borg and Gall yang terdiri dari 10 langkah dan modifikasi dari Sukmadinata. Hasil pengem bangan model manajemen pelathan IPA terpadu yang peneliti lakukan sebatas pada langkah uji terbatas.

2. Pengembangan model manajemen pelatihan IPA terpadu dalam rangka peningkatan kemampuan profesional guru IPA SMP baru diuji coba di Kabupaten X. Pengembangan model manajemen pelatihan IPA terpadu ini belum dilakukan uji coba di MGMP daerah lain.

(78)

B. LANDASAN TEORI 2.1 Deskripsi Teoritik

2.1.1 Konsep Dasar Pelatihan

(79)

Pelatihan adalah proses yang meliputi serangkaian tindak (upaya) yang dilaksanakan dengan sengaja dalam bentuk pemberian bantuan kepada tenaga kerja yang dilakukan oleh tenaga profesional kepelatihan dalam satuan waktu yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan kerja peserta dalam bidang pekerjaan tertentu guna meningkatkan efektivitas dan produktivitas dalam suatu organisasi.

Abdurrahman (2007: 5) mengemukakan “pendidikan dan pelatihan kompetensi profesional, pedagogi dan kompetensi sosial diperoleh guru melalui perkuliahan dan pelatihan-pelatihan”. Sedarmayanti (2010: 163) “pelatihan dan pengembangan merupakan usaha mengurangi atau menghilangkan terjadinya kesenjangan antara kemampuan karyawan dengan yang dikehendaki organisasi”. Henderson (1978: 14) in service training defined as “Structured activities

designed, exclusively or primarily, to improve professional performance”. (In servis training adalah kegiatan terstruktur yang dirancang secara eksklusif, untuk meningkatkan kinerja profesional). Wibowo (2010: 442) menyatakan bahwa:

Pelatihan (training) dan pengembangan (development) adalah merupakan investasi organisasi yang penting dalam sumber daya manusia. Pelatihan melibatkan segenap sumber daya manusia untuk mendapatkan penge tahuan dan keterampilan pembelajaran sehingga mereka segera akan dapat menggunakannya dalam peker-jaan.

(80)

peningkatan pengetahuan, sikap dan keterampilan yang dapat menunjang kompetensi seseorang di dunia kerja.

2.1.2 Tujuan Pelatihan

Pelatihan bagi guru memiliki tujuan yang akan dicapai. Tujuan pelatihan guru disesuaikan dengan kebutuhan di lapangan. Program pelatihan yang dilakukan seyogyanya mampu mengurangi kesenjangan kemampuan antara yang dimiliki guru dengan yang diperlukan di lapangan/sekolah. Sedarmayanti (2010: 170) menyatakan tujuan khusus pelatihan adalah:

Untuk meningkatkan kualitas, produktivitas kerja, mutu perencanaan tenaga kerja, semangat/moral kerja, balas jasa tidak langsung, kesehatan dan keselamatan kerja, mencegah kadaluwarsa pengetahuan dan ketrampilan serta pengembangan diri. Tujuan umum pelatihan dan pengembangan dosen yaitu meningkatkan produktivitas organisasi melalui berbagai kegiatan antara lain: (1) mengembangkan pengetahuan, sehingga pekerjaan dapat diselesaikan secara rasional, (2) mengembangkan ketrampilan/keahlian, sehingga pekerjaan dapat diselesaikan lebih cepat dan efektif, (3) mengembangkan/ merubah sikap, sehingga menimbulkan kemauan kerja sama dengan sesama karyawan dan manajemen (pimpinan).

(81)

peserta yang menimbulkan perubahan perilaku aspek-aspek kognitif, keterampilan dan sikap”.

Hardjana (2001: 15) menyatakan bahwa:

Pelatihan dalam arti luas mempunyai tujuan untuk membantu pekerja dalam hal sebagai berikut. (1) mempelajari dan mendapatkan kecakapan-kecakapan baru, (2) mempertahankan dan meningkatkan kecakapan-kecakapan yang sudah dikuasai, (3) mendorong pekerja agar mau belajar dan berkembang, (4) mempraktekkan di tempat kerja hal-hal yang sudah dipelajari dan diperoleh dalam training, (5) mengembangkan pribadi

pekerja, (6) mengembangkan efektifitas lembaga, (7)

memberi motivasi kepada pekerja untuk terus belajar dan berkembang.

Penulis menyimpulkan dari berbagai pendapat ahli di atas, bahwa pelatihan bertujuan untuk meningkatkan kemampuan pengetahuan, sikap dan keterampilan bagi peserta pelatihan. Peningkatan kemampuan pengetahuan, sikap dan keterampilan diharapkan dapat menghasilkan kinerja yang maksimal.

2.1.3 Prinsip dan Unsur –Unsur Program Pelatihan

Gambar

Gambar 2.1 Langkah-langkah R&D
Gambar 2.2 Prosedur Pengembangan Model (adaptasi dan modifikasi dari Borg dan Gall dan Sukmadinata).
gambar 2.3.Gambar 2.3 Studi Pendahuluan
Gambar 2.4 Pengembangan Model
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian tentang pengembangan modul IPA Terpadu Berbasis Masalah dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1) Spesifikasi modul IPA terpadu

Pelatihan dan pengembangan merupakan dua konsep yang sama, yaitu untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan. Sulistiyani, Manajemen Sumber Daya Manusia: Konsep,

Pengembangan Modul IPA Terpadu Untuk SMP/MTs Berbasis Problem Based Learning (PBL) Dengan Tema Fotosintesis Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis.. Pembimbing

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan implementasi pendidikan dan pelatihan dalam mengembangkan kompetensi profesional guru TK Terpadu Tarbiyatul Athfal Muslimat

Berdasarkan hasil penelitian tentang pengembangan modul IPA Terpadu Berbasis Masalah dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1) Spesifikasi modul IPA terpadu

Berdasarkan hasil uji keefektifan terhadap produk pengembangan diperoleh informasi bahwa perangkat panduan pengembangan diri efektif diguna- kan untuk meningkatkan kompetensi guru

Data kualitatif dalam penelitian pengembangan ini diolah dengan deskriptif kualitatif dengan langkah-langkah berikut. a) Mengumpulkan data verbal berupa saran atau

Saran Berdasarkan hasil temuan pada penellitian, dapat diberikan beberapa saran yaitu sebagai berikut: 1 pelaksanaan MGMP IPA Terpadu berpengaruh terhadap kompetensi profesional guru