• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDIDIKAN SEKS DALAM KITAB UQUDULUJAIN KARYA SYEKH MUHAMMAD BIN UMAR NAWAWI SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENDIDIKAN SEKS DALAM KITAB UQUDULUJAIN KARYA SYEKH MUHAMMAD BIN UMAR NAWAWI SKRIPSI"

Copied!
74
0
0

Teks penuh

(1)

KARYA SYEKH MUHAMMAD BIN UMAR NAWAWI

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat

Guna Memperoleh Gelar Saijana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

YUSI LAILI HAFIDOH

NIM. 111 02 052

|

JURUSAN T ARBI YAH

I

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

I

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)

I

SALATIGA

(2)

DEPARTEMEN AGAMA RI

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI

SALATIGA

Jl. Stadion No. 2 Salatiga (0298) 323706

P E N G E S A H A N

Skripsi Saudari :

Yusi Laili Hafidoh

dengan Nomor Induk Mahasiswa :

11102052 yang berjudul PENDIDIKAN SEKS DALAM KITAB

UQUDUL UJAIN KARYA SYEKH MUHAMMAD BIN UMAR NAWAWI telah dimunaqosahkan dalam Sidang Panitia Ujian, Jurusan Tarbiyah Sekolah

Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga, pada hari Sabtu, 10 Februari 2007 yang

bertepatan dengan tanggal 22 Muharram 1428 H. Dan telah diterima sebagai

bagian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar Saijana Pendidikan Islam

(S.Pd.I).

_ , . 10 Februari 2007 M

Salatiga,---22 Muharram 1428 H

Panitia Ujian

(3)

Jl. Stadion 0.3 T elp. (0 2 9 8 ) 3 2 3 7 0 6 , 3 2 3 4 3 3 F ax 3 2 3 4 3 3 Salatiga 50721 W ebsite : w w w . s t a i ns a 1 ati u a . a c. id E - m a il: adm inistrasi@ stainsalatiga.ac.id

D E K L A R A S I

Bismillahirrahmanirrahim

Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, peneliti menyatakan bahwa

skripsi ini tidak berisi materi yang pemah ditulis oleh orang lain atau pernah

diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang

lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan

rujukan.

Apabila di kemudian hari temyata terdapat materi atau pikiran-pikiran

orang lain di luar referensi yang peneliti cantumkan, maka peneliti sanggup

mempertanggungjawabkan kembali keaslian skripsi ini di hadapan sidang

munaqosyah skripsi.

Demikian deklarasi ini dibuat oleh peneliti untuk dapat dimaklumi.

Salatiga, Januari 2007

Peneliti

YUSI LAILI HAFIDOH NIM. 111 02 052

(4)

DEPARTEMEN AGAMA

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA

Jl. Stadion 03 T elp. (0 2 9 8 ) 3 2 3 7 0 6 , 3 2 3 4 3 3 Fax 3 2 3 4 3 3 Salatiga 50721 W ebsite : www.stainsalatiaa.ac.id E-m ail : adm inistrasi@ stainsalatiga.ac.id

Dr. Mansur, M.Ag Posen STAIN Salatiga

NOTA PEMBIMBING Salatiga, Januari 2007 Lamp. : 3 eksemplar

Hal : Naskah Skripsi Kepada Yth.

Sdr. Yusi Laili Hafidoh Ketua STAIN Salatiga

di

-SALATIGA

Assalamu ’alaikum Wr. Wb.

Setelah diadakan pengarahan, bimbingan, koreksi dan perbaikan

seperlunya, maka skripsi Saudari:

UQUDULUJAIN KARYA SYEKH MUHAMMAD BIN UMAR NAWAWI

Sudah dapat diajukan dalam sidang munaqasah.

Demikian surat ini, harap menjadikan perhatian dan digunakan

sebagaimana mestinya.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

(5)

Katakanlah kebenaran walau itu menyakitkan

Kesempatan datangnya seperti awan berlalu.

(6)

PERSEMBAHAN

Teruntuk ayah dan ibu yang telah mendidikku dari kecil hingga dewasa

dengan penuh kesabaran, semoga Allah SWT membalas jasa-jasa kebaikanmu

dengan kebahagiaan dunia akhirat.

Kakakku, mbak Diyah yang selalu memberiku motivasi dan arahannya

serta adik-adikku, Tenti Isti’adah, dan Ahmad Daldiri.

Teman-teman dekatku terima kasih atas segala motivasi selama ini, kalian

memberi arti dan keceriaan bagiku dalam menjalani hari-hari selama belajar di

kampus ini (Nafik, Siti Nurhayati).

Tak lupa terima kasih yang sebesar-besamya for 3494CCAA yang telah

membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Dan buat mas Yuli yang telah banyak membantu penulisan skripsi ini bisa

terselesaikan.

(7)

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih dan Penyayang.

Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam, atas limpahan rahmat, hidayah, taufiq

dan inayah-Nya skripsi ini dapat terselesaikan.

Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan pada panutan umat Islam

Nabi Muhammad saw, sanak kerabat dan para sahabat yang telah menunjukkan

jalan yang benar dengan perantara agama Islam.

Penulisan skripsi ini dimaksudkan guna memenuhi kewajiban sebagai

syarat memperoleh gelar sarjana dalam ilmu tarbiyah.

Tersusunnya skripsi ini tidak lepas dari bantuan serta bimbingan dari

berbagai pihak, maka dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan

terima kasih kepada :

1. Yang terhormat Drs. Imam Sutomo, M.Ag, selaku ketua STAIN Salatiga.

2. Yang terhormat Dr. Mansur, M.Ag selaku dosen pembimbing yang dengan

kebijaksanaan, kesabaran, dan ketelitiannya memberikan bimbingan hingga

terselesainya skripsi ini.

3. Seluruh dosen beserta staf-stafnya yang telah mendidik dan memberikan

jasanya sclama menuntut ilmu di STAIN Salatiga.

4. Pimpinan Ponpes Nurul Asna Drs. K.H. Nasafi yang telah membimbing,

mendidik sclama menuntut ilmu di Ponpes tcrsebut.

(8)

6. Teman-teman PAI 2002

7. Semua pihak yang telah membantu yang tidak dapat penulis sebutkan satu

persatu.

Penulis menyadari dan mengakui bahwa penulisan skripsi ini masih jauh

dari kesempumaan, semua itu dikarenakan keterbatasan kemampuan dan

pengetahuan penulis, sehingga masih banyak kekurangan yang perlu untuk

diperbaiki dalam skripsi ini.

Akhimya penulis berharap dan berdo’a semoga skripsi ini memberikan

sumbangan positif bagi pengembangan dunia pendidikan, khususnya pendidikan

agama Islam.

Salatiga, Januari 2007

Penulis

(9)

HALAMAN JU D U L... i

DEKLARASI ... ii

NOTA PEMBIMBING... iii

PENGESAHAN ... iv

MOTTO... v

PERSEMBAHAN ... vi

KATA PENGANTAR... vii

DAFTAR ISI ... ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang M asalah... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian... 5

D. Manfaat Hasil Penelitian ... 5

E. Fokus Penelitian ... 5

F. Metode Penelitian ... 6

G. Sistematika Penulisan ... 8

BAB II PENDIDIKAN SEKS MENURUT KITAB UQUDULUJAIN A. Sekilas tentang Kitab Uqudulujain... 10

B. Definisi Pendidikan Seks... 12

C. Tujuan Pendidikan S e k s... 18

D. Materi Pendidikan Seks... 24

(10)

E. M etode Pendidikan Seks 29

F. Relevansi Pendidikan Seks dengan Pendidikan Islam ... 31

BAB III KEHIDUPAN SUAMI ISTERI DALAM RUMAH TANGGA MENURUT KITAB UQUDULUJAIN A. Hak Isteri atas Suami... 34

B. Hak Suami atas Isteri... 38

C. Keutamaan Wanita Salat di Rumahnya... ... ... 40

D. Larangan Melihat Lawan Jenis... 42

BAB IV ISLAM DALAM MENGATUR PENDIDIKAN SEKSUAL A. Aturan-aturan Islam dalam Hubungan Seksual... 45

B. Misi Islam tentang Pendidikan Seks ... 52

C. Implementasi Pendidikan Seks dalam Pendidikan Islam ... 53

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan... 54

B. Saran-saran... 55

C. Penutup... 56

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

LAMPIRAN

(11)

PE N D A H U L U A N

A. Latar Belakang Masalah

Dalam penciptaan manusia, Allah SWT melengkapi dengan berbagai

macam nafsu. Salah satu di antaranya adalah nafsu seks atau nafsu

berkelamin. Sebagaimana difirmankan oleh Allah SWT dalam surat An-Nur

ayat 30 :

>

,

*■ »

4^ j ] |vJ> j A Ij^aio

“Katakanlah kepada laki-laki yang beriman: “Hendaklah mereka menundukkan pandangan mereka dan memelihara kemaluan mereka, yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka. Sesungguhnya Allah maha mengetahui apa yang mereka perbuat”. (An-Nur ayat: 30)1

Di zaman Nabi Muhammad SAW, orang Islam laki-laki maupun

perempuan tidak pemah bertanya kepada Nabi tentang segala permasalahan

yang mereka hadapi, termasuk masalah-masalah pribadi seperti masalah

hubungan seksual, terutama yang berkaitan dengan ajaran dan hukum-hukum

yang berkaitan dengan hubungan seksual suami istri.

Adapun hadist Nabi Muhammad SAW sebagai dasar pendidikan

seksual adalah :

Dcpartemen Agama Rcpublik Indonesia, A l-Q u r’an dan Terjem ahannya, Mckar, Surabaya, 2004. him. 493.

(12)

2

)1 y ij Ails •*’Ul ^AlaLai\ y

[ i j j

Udl

t \ j j ]

*1>-j

a

3 pyaJl j l i p-ya^

“Wahai para pemuda barang siapa diantara kamu sudah mempunyai kemampuan (untuk kawin) maka kawinlah, sebab itu dapat menundukkan pandangan dan memelihara kemaluan. Akan tetapi barang siapa belum mampu (untuk kawin) maka hendaklah ia berpuasa sebab puasa itu baginya merupakan pelindung”.2

Pendidikan seks yang benar sangat penting diajarkan kepada anak-anak

sesuai dengan perkembangan umur mereka, baik oleh orang tua mereka

maupun guru-guru agama mereka di sekolah. Walaupun demikian pendidikan

seks tersebut harus diajarkan dalam koridor idiologi dan ajaran-ajaran Islam.

Sehingga anak didik atau para pemuda akan mendapatkan pengetahuan

tentang seks yang benar terutama tentang aturan-aturan dan nilai-nilai

kesucian hubungan seks dalam pandangan Islam. Pendidikan seks menurut

kitab Vqudulujain adalah :

Pendidikan ke arah pengendalian seksual yang berlandaskan pada aspek iman

dan taqwa yang sesuai dengan Al-Qur’an dan Hadist, sedangkan seks dalam

pandangan kitab Uqudulujain adalah syahwat (kesenangan) itu merupakan

suatu fitrah dari Allah yang harus disalurkan lewat pemikahan yang syah.3

Mengapa pendidikan seks Islam diperlukan? Jawabannya adalah bahwa

kita selama ini terlalu banyak diberi pendidikan seks ala barat yang sama

sekali jauh dari nilai-nilai agama. Baik itu berupa film vulgar ala barat,

Al-Ghazali, Ihya Ulumiddin, Asy-Syifa, Semarang, 1992, hlm.71

(13)

dengan anggapan masyarakat pada umumnya bahwa apa yang datang dari

barat itu selalu baik dan menjadi standar dan memandang ketinggalan zaman

atau bahkan jelek bila itu berasal dari budaya kita sendiri.

Karena kita cenderung sealu dihadapkan pada pendidikan seks yang

tidak bermoral ala barat seperti itu maka tidak heran kalau kerusakan dan

kejahatan moral bahkan kadang di luar batas perikemanusiaan banyak terjadi

di negara ini. Hampir tiap hari kita bisa baca koran atau lihat di televisi betapa

kerusakan dan kejahatan moral anak-anak muda di Indonesia terutama yang

berkaitan dengan praktik seks bebas. Maka akibatnya merekapun cenderung

melakukan tindakan yang salah. Perkosaan, seks bebas adalah hasil dari

pendidikan seks yang salah, karena itu pendidikan seks Islam mutlak

diperlukan keberadaannya bahkan mendesak untuk diberikan pendidikan seks

yang berlandaskan pada nilai-nilai keberagaman adalah salah satu alat untuk

menghindarkan remaja muslim dari pengaruh-pengaruh buruk yang banyak

mencekoki mereka baik dari media massa maupun teman-teman dekat. Dalam

kchidupan kita sehari-hari banyak sekali terjadi kasus kejahatan birahi yang

menyebabkan suatu kehancuran bagi pelakunya seperti rusaknya mahligai

(14)

4

Dari contoh kejadian dalam cerita di atas kita mendapatkan suatu

gambaran akibat yang akan teijadi apabila kita tidak pandai-pandai menjaga

nafsu. Hal tersebut bisa saja terjadi kapan dan di manapun serta kepada siapa

dia akan datang taripa melihat usianya bisa terjadi pada orang tua, remaja

bahkan anak-anak sekalipun.

Hubungan seks yang seharusnya diletakkan dalarn tatanan yang

terhormat yang hanya boleh dilakukan setelah adanya akad nikah. Banyak

faktor yang menjadi penyebabnya. Pengaruh modemisasi dan globalisasi

dalam hal ini memegang peranan penting, tapi yang terpenting adalah pondasi

moral tiap-tiap individu itu sendiri. Islam mengatur dan memberi arah juga

kepada umat manusia dalam melaksanakan fungsi seksualnya, kc arah tujuan

yang baik, scsuai dengan kedudukan manusia yang beradab dan terhormat.

Dari uraian latar bclakang masalah tersebut maka terdorong untuk

mclakukan penelitian dengan tcma "Pendidikan Seks Menurut Tradisi Rosul”

(Studi Analisis Atas Kitab Uqudulujain).

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang akan

pcnulis ungkap guna untuk mempermudah dalam proses penelitian ini adalah

1. Bagaiinana sesungguhnya pendidikan seks menurut kitab Uqudulujain'?

2. Bagaimanakah sesungguhnya etika seksual menurut kitab Uqudulujain'?

3. Apa saja hal-hal yang diterapkan oleh Islam untuk memberikan rambu-

(15)

C. Tujuan Penelitian

1. Mendiskripsikan pendidikan seks menurut kitab Uqudulujain

2. Mengetahui hal-hal yang berhubungan dengan etika atau tatacara seksual

yang diterapkan dalam kitab Uqudulujain.

3. Menganalisis perihal apa saja yang diterapkan oleh Rasul di dalam

mcmberikan acuan dalam seksual

D. Manfaat Hasil Penelitian

Dari penelitian ini diharapkan akan mendapat berbagai manfaat yaitu:

1. Manfaat teoritis, maka akan didapat suatu konsep pendidikan seks menurut

tradisi Rasul.

2. Manfaat praktis, setelah dapat konsep tersebut, maka akan dapat

mengubah meluruskan persepsi atau pemahaman yang ada tentang

pendidikan seks yang sebagian orang beranggapan bahwa pendidikan seks

adalah tabu dan tidak pantas diberikan. Sehingga diperoleh kesadaran

bahwa pendidikan seks itu temyata penting dan pantas didapat untuk

siapapun.

E. Fokus Penelitian

Fokus penelitian adalah mengkaji muatan materi yang dibahas dalam

masalah ini yaitu materi tentang pendidikan seks menurut tradisi Rasul.

Sebelum melangkah pada pembahasan lebih lanjut perlu dijelaskan beberapa

(16)

1. Pendidikan

Pendidikan adalah bimbingan dan pimpinan secara sadar oleh si pendidik

terhadap perkembangan jasmani dan rohani si pendidik untuk menuju

terbentuknya kepribadian yang utama.4

2. Seks

Scks bcrasal dari bahasa asing “SEX” yang berarti jenis kelamin atau

perkelaminan.5

3. Menurut kitab Uqudulujain

Syahwat (kesenangan) itu merupakan suatu fitrah dari Allah SWT yang

harus disalurkan lewat pcmikahan yang syah.6

F. Mctode Pcnclitian

Untuk dapat menarik kesimpulan dari pihak-pihak permasalahan yang

dianalisis maka diadakan library research yaitu suatu riset kepustakaan atau

penelitian kepustakaan mumi.7 Jadi yang dimaksud adalah pengumpulan data

dcngan penelitian kepustakaan dengan cara mencari dan membaca serta

menclaah buku-buku yang berhubungan dengan permasalahan yang akan

ditcliti.

6

4Ahmad D. Marimba, P engantar Filsafat Islam, A1 Ma’afit, Bandung, 1962, him. 19. 5John Enclos dan Hasan Soddoly, Kamus Inggris Indonesia, Gramedia, Jakarta, 1987, hlm.517.

ASyekh Muhamad bin Umar An-Nawawi, Syarah U qitd Al-Lujain.

(17)

1. Metode Berfikir Rasional

Berfikir rasionalistik adalah berfikir bertolak dari filsafat

rasionalisme, bukan sekedar menggunakan rasio.8 Dengan metode ini

pcnulis mencoba memahami konsep pendidikan seksual, baik yang

tcrdapat dalam Al-Qur’an dan Hadist juga yang terdapat pada buku-buku

yang tclah ditulis oleh para penulis sebelumnya.

2. Metode Analisis

Data yang telah dikumpulkan didiskripsikan,9 kemudian dilakukan

interpretasi, lalu dianalisis untuk dicari data yang ada dengan data lain,

kemudian dianalisis menurut isinya yang disebut content analysis.10

3. Sumber Penelitian

Adapun sumber data dalam penulisan ini dapat digabungkan

menjadi dua macam

a. Sumber data primer

Yaitu hasil-hasil atau tulisan karya penelitian teoritis dan

orisinil sumber data ini merupakan deskriptif langsung tentang

kenyataan yang dibuat individu dengan mengemukakan teori yang

pcrtama kali.11 Dari pcngertian ini penulis mengajukan buku Syarah

Uqudulujain sebagai sumber data primer.

*Nocng Muhadjir, Metodologi Penelitian Kualitatif Rake Sarasin, Yogyakarta, Edisi III, 1989, him. 75.

’Anton Barker dan Ahmad Thoris Zubair, Metodologi Penelitian Filsafat, Kanisius, Yogyakarta, cet. I, him. 65.

10Ibid., him. 63.

(18)

8

b. Sumber data sekunder

Pengambilan data sekunder ini dimaksudkan adalali bahan pustaka

yang ditulis dan dipublikasikan oleh penulis yang tidak secara

langsung melakukan pengamatan atau berpartisipasi dakim kenyataan

yang dideskripsikan bukan penemu teori.12 Adapun sumber data

sekunder dalam penclitian ini adalah buku-buku yang berhubungan

dengan pendidikan seks, di antaranya kitab qurratul ‘uyun dan

terjemahnya, dan berbagai bacaan yang menjadi pelengkap dalam

penulisan ini, Setclah data terkumpul maka penulis menerapkan

metode analisis data, yaitu proses, cara, perbuatan mengkaji,

menyelidiki (pelajaran yang mendalam) penelaahaan.

G. Si.stcmatika Penulisan Skripsi

1. Bagian ini memuat bagian awal skripsi yang memuat halaman judul,

notasi dinas, halaman pengesahan, halaman motto, halaman persembahan,

halaman pengantar, halaman abstrak, dan daftar isi.

2. Bagian utama

Pada bagian ini terdiri atas lima bab, yaitu:

Bab I Menguraikan latar belakang masalah, penjelasan istilah dan

unsur dasar penelitian dan sistematika pembahasan yang

keseluruhannya terangkum dalam bab pendahuluan.

Bab II Penjelasan secara diskriptif pendidikan termasuk memaparkan

problematika, pengertian, tujuan, serta fiingsi pendidikan Islam.

(19)

Bab III Memaparkan bagaimana pengertian pendidikan seks menurut

kitab Uqudulujain, tujuan, materi, serta relevansi antara

pendidikan Islam dalam pembahasan pendidikan seks.

Bab IV Menganalisis tentang bagaimana sesungguhnya berhubungan

seksual menurut kitab Uqudulujain misi yang dikembangkan

oleh Islam tentang pendidikan seks. Implikasi pendidikan

seksual di lingkungan keluarga.

Bab V Merupakan bagian akhir penulisan yang mencakup diantaranya

kesimpulan, saran-saran dan kata penutup.

3. Bagian akhir skripsi ini bcrisi tentang daftar pustaka, lampiran-lampiran

(20)

BAB II

PENDIDIKAN SEKS MENURUT KITAB

UQUDULUJAIN

A. Definisi Pendidikan Seks

Pertanyaan yang sering muncul adalah apakah perlu pendidikan seks

untuk dipelajari dan diajarkan. Sebenamya pertanyaan seperti ini mudah

dijawab dengan jawabannya, tapi tidak semua pihak mau memberikan

jawaban di atas. Jauh-jauh sebelumnya Islam sudah memberikan konsep yang

paling dasar untuk ketentuan seksual. Namun orang pada umumnya tidak

tertarik untuk ikut membudayakan kepada anak-anaknya, hal ini disebabkan

mereka berasumsi seks tidak perlu diajarkan, pada akhimya nanti anak akan

mengerti dengan sendirinya. Dalam Islam pendidikan seks sudah diterapkan

dan difitrahkan oleh Allah seperti orang-orang wanita yang sedang mengalami

nifas, haid dan istihadloh, ini merupakan masalah-masalah yang banyak

kaitannya dengan pendidikan seks walaupun tidak langsung bagaimana seks

itu dan apa seks itu, hal ini memang perlu dikaji lebih lanjut dan lebih dalam.

Dalam Islan sendiri kata seks diartikan sebagai satu kekuatan yang identik

dengan syahwat yang ada dalam diri manusia.

Kitab Uqudulujain adalah jenis kitab yang memaparkan hukum-hukum

secara rasional, sebab kitab ini ditulis dan dikarang pada waktu beliau masih

berada di tanah suci, berangkat dari sosiokultur masyarakat Arab pada waktu

itu dan hukum yang dipakai negara tersebut adalah hukum Islam yang mumi.

(21)

Pendidikan seks menurut kitab Uqudulujain adalah pendidikan ke arah

pengendalian seksual yang berlandaskan pada aspek iman dan taqwa yang

sesuai dengan A1 Qur'an dan hadits yang harus disalurkan lewat pemikahan

yang syah.

Seks memang sangatlah menarik untuk dibicarakan karena hal ini

merupakan pembicaraan masalah kehidupan manusia umum dan sangat

mendasar. Masalah seks senantiasa memiliki pengaruh terhadap berbagai

aspek lainnya, seksual juga merupakan sebuah cara yang bersangkut-paut

dengan keberadaan manusia, kelangsungan hidupnya dan tingkat kualitas

kehidupan yang dijalaninya. Jadi tidaklah aneh apabila pembicaraan yang

menyangkut seks tidak akan pemah habis-habisnya, sepanjang manusia hidup

dan menjalani kehidupannya, selama itu pula pembahasan seks terus

berlangsung.

Pendidikan seks adalah ajaran yang mumi dari Islam, tetapi hal ini

dilupakan oleh kebanyakan orang tua dan para pendidik. Seks mempunyai

hukum sendiri yang khusus berkenaan dengan seks. Pengertian pendidikan

seks juga telah dijelaskan dalam A1 Qur'an salah satunya adalah A1 Qur'an

surat An Nisa ayat 19

(A ^ i\j

Dan bergaullah dengan mereka (wanita) secara patut (An Nisa: 19)1

(22)

12

Adapun Hadits Nabi yang dijadikan dasar pendidikan seks adalah

Barang siapa menikah dengan harapan ia agar terpelihara (dari maksiat) maka Allah pasti memeliharanya}

Abdullah Nasih Ulwan mengemukakan, bahwa yang dimaksud

pendidikan seks adalah “masalah mengajarkan, memberi pengertian dan

menjelaskan masalah-masalah yang menyangkut seks, naluri, dan perkawinan

kepada anak sejak akalnya mulai tumbuh dan siap memahami hal-hal di

atas”.2 3 Dengan demikian ketika anak mencapai usia remaja dan dapat

memahami persoalan hidup, ia dapat mengetahui yang benar dan yang salah,

bahkan tingkah laku Islam yang luhur menjadi adat dan tradisi bagi anak

tersebut. Sehingga remaja diharapkan tidak mengikuti kehendak setan dalam

menyalurkan syahwat dan hawa nafsu.

Dari penjelasan di atas dapat diambil pengertian bahwa pendidikan

seks adalah membimbing dan mengasuh seseorang agar mengerti arti, fungsi

dan tujuan pendidikan seks.

Ahmad Azhar dalam bukunya “Pendidikan Seks bagi Remaja Menurut

Hukum Islam” berkata ada pendapat yang menganggap bahwa pendidikan seks

sama dengan penerangan tentang anatomi fisiologi seks manusia, tentang

bahaya-bahaya penyakit-penyakit kelamin.4

2Muhammad At Tihami, Terjemah Q u rra tu l’uyun, Bintang Terang, Jakarta, 2005, him. 35.

3Abdullah Nasih Ulwan dn Hassan Hathout, Pendidikan Seks, Remaja Rosdakarya, Bandung, 1992, him. 10.

(23)

Untuk membatasi dan memahami arti pendidikan seks dalam skripsi

ini, penulis kemukakan beberapa pendapat tentang pengertian pendidikan

seks.

Pendapat Salim Sahli yang dikutib oleh Ahmad Azhar mengemukakan

“sex education atau pendidikan seks adalah penerangan yang bertujuan untuk

membimbing serta mengasuh tiap laki-laki dan perempuan sejak anak-anak

sampai dewasa, perihal pergaulan antar kelamin umumnya dan keidupan

sosial khususnya, agar mereka dapat melakukan sebagaimana mestinya,

sehingga kehidupan berlaku kehidupan berkelamin itu mendatangkan

kebahagiaan dan kesejahteraan bagi umat manusia”. Pendapat di atas

menitikberatkan tujuan pendidikan seks adalah untuk kebahagiaan seorang

saat memasuki gerbang rumah tangga.

Reno Sulistyo membedakan pengertian pendidikan seks menjadi dua,

yaitu: dalam pendidikan seks dapat membedakan antara sex intruction dan

education in sexuality. Sex intruction ialah penerangan mengenai anatomi dan

biologi dari reproduksi dan metode reproduksi, termasuk pembinaan keluarga

dan metode kontrasepsi. Sedangkan eduction in sexuality meliputi bidang-

bidang etnik, moral fisiologi, ekonomi dan pengetahuan-pengetahuan lainnya

yang dibutuhkan seseorang untuk dapat memahami dirinya sendiri sebagai

individu seksual, seperti untuk mengadakan hubungan inter personal yang

baik.5

(24)

Sarlito Wirawan mengemukakan pendapatnya tentang pengertian dari

pendidikan seks yaitu pendidikan yang menyangkut persoalan-persoalan

seksualitas manusia yang dibicarakan di sini adalah tentang proses

berketurunan (reproduksi), perkembangan seksual manusia, tingkah laku

seksual, perkawinan, hubungan seks, aspek-aspek kesahatan serta psiko-sosial

kewajiban dan kemasyarakatan dan seksualitas.6 7

Menurut Ali Akbar, pendidikan sek ialah ilmu tentang perbedaan

kelamin laki-laki dan perempuan ditinjau dari sudut anatomi, fisiologi dan

n

psychologi.

Dari pengertian yang dikemukakan di atas dapat disimpulkan bahwa

pendidikan seks adalah bimbingan serta pengasuh kepada seseorang agar

mengerti tentang arti, fungsi serta tujuan seks sehingga dapat menyalurkannya

ke jalan yang benar.

Dengan demikian pendidikan seks merupakan gabungan dari kedua

pengertian tersebut, dengan kata lain sex intruction harus disertai education in sexuality. Karena sex intruction tanpa education in sexulity dapat menyebabkan promiscuity (pergaulan dengan siapa saja), serta hubungan- hubungan seks yang tidak bertanggung jawab.

Ahmad Azhar Abu Miqdad setelah mengutip beberapa pendapat

menyimpulkan bahwa yang dimaksud dengan pendidikan seks ialah

membimbing serta mengasuh seseorang agar mengerti tentang arti,

fungsi dan tujuan seks, sehingga ia dapat menyalurkan ke jalan yang legal.8

6Ibid., him. 183.

7Ali Akbar, M eraw at C inta K asih, Pustaka Antara, Bandung, 1997, him. 95 8Azhar Miqdad, op. cit., him. 8.

(25)

Pendapat Sarlito Wirawan dalam buku Psikologi Remaja menurut

penulis dapat dijadikan sebagai acuan pengertian pendidikan seks.

Menurut Sarlito, pendidikan seks bukanlah penerangan mengenai seks semata,

melainkan pendidikan seks ini sebagaimana pendidikan lain pada umumnya

(pendidikan agama, PPKn, dan sebagainya), mengandung pengalihan nilai-

nilai dari pendidik ke subjek didik. Informasi seks tidak diberikan telanjang

sebagaimana adanya terhadap masyarakat, baik norma agama maupun adat

istiadat. Ruang lingkup pendidikan seks secara kontekstual, ini menjadi sangat

luas tidak hanya terbatas pada perilaku hubungan seks antar individu, tetapi

menyangkut pula nilai-nilai lain, seperti peran pria dan wanita dalam

masyarakat, hubungan pria dan wanita.

B. Tujuan Pendidikan Seks

Tujuan merupakan cita-cita yakni suatu yang ingin dicapai atau

diwujudkan dan dihasil. Dalam dunia pendidikan tujuan merupakan salah satu

faktor dari komponen yang selalu menjadi dasar dalam melaksanakan

pendidikan moral seks, terlebih dahulu harus dirumuskan tujuan apa yang

hendak dicapai.

H. Ali Akbar dalam bukunya Merawat Cinta Kasih mengemukakan

bahwa: Tujuan dari sex education dalam Islam adalah untuk mencapai hidup

yang bahagia dalam rumah tangga.9 Secara khusus pendidikan seks dapat

dilihat pada pemikiran yang diangkat oleh A. Kirr Kendall, dalam bukunya

(26)

Helping Children Understand yang diterjemahkan oleh Zakiah Daradjat, di sana dikatakan bahwa tujuan pendidikan seks adalah sebagai berikut:

1. Membantu anak-anak untuk merasakan seluruh anggota badannya dan

semua tahap-tahap perkembangan, pertumbuhan adalah sesuatu yang

disukai dan mempunyai tujuan tertentu.

2. Menjadikan si anak mengerti dengan jelas tentang proses keturunan,

karena ia seharusnya tahu bahwasanya setiap gambaran kehidupan yang

serupa dan berketurunan teijadi dalam berbagai macam bentuk.

3. Membantu remaja untuk mengetahui bahwasannya perubahan seks harus

didasarkan atas penghargaan yang tulus dari orang lain.

4. Menjadikan anak merasa bangga dengan jenis kelamin, dimana ia merasa

berada dalam kelompoknya, disamping itu ia memandang keistimewaan

terhadap kelebihan lawannya.

5. Menciptakan perasaan bahwa perasaan seks satu sisi positif dan konstraktif

dan terhormat dalam manusia.

6. Mempersiapkan si anak menghadapi perubahan yang akan teijadi akibat

dari pertumbuhannya.10

Tujuan pendidikan seks secara umum, sesuai dengan kesepakatan

International Conference o f Sex Education and Family Planning tahun 1962

yang dikutip oleh Akhmad Azhar Abu Miqdad adalah:

16

(27)

“Untuk menghasilkan manusia-manusia dewasa yang dapat menjalankan kehidupan yang bahagia karena dapat menyesuaikan diri dengan masyarakat dan lingkungannya, serta bertanggungjawab terhadap dirinya dan terhadap orang lain".11

Tujuan umum tersebut mengandung arti sangat luas, karena sasaran

dan tujuan pendidikan seksual adalah melahirkan individu-individu yang

senantiasa dapat menyesuaikan diri dengan masyarakat dan lingkungannya,

serta bertanggungjawab terhadap dirinya sendiri maupun orang lain.

Menurut Sikun Pribadi, dalam bukunya yang berjudul

Mutiara-Mutiara Pendidikan di sana dikatakan bahwa: tujuan pendidikan seks adalah

supaya anak menjadi pria yang dewasa dan wanita yang dapat mengadakan

hubungan seksual dengan sehat.12

Salim Sahli sebagaimana dikutip oleh Abu Miqdad menyatakan bahwa

tujuan utama bimbingan seks dalam Islam yang suci dan mumi adalah:

Melangsungkan keturunan yang akan tercapai karena kehidupan seks teijalin dengan tuntutan agama akan menumbuhkembangkan suasana

yang harmonis lahimya generasi demi generasi yang

bertanggungjawab dan berbudi pekerti luhur, serta akan mendorong semangat hidup dalam suasana cinta kasih yang abadi.13

Masalah tujuan pendidikan sex tidak dapat dilepas dari tujuan

pendidikan pada umumnya. Para ahli pendidik telah menyepakati, bahwa

tujuan pendidikan ialah untuk mencapai kedewasaan, karena yang mendidik

itu selalu orang dewasa terhadap anak yang belum dewasa. Ciri-ciri

kedewasaan ialah kemandirian tidak tergantung kepada orang lain dalam

11 Akhmad Azhar Abu Miqdad, op. cit., him. 10.

(28)

18

menentukan sikap dan perbuatan, rasa tanggung jawab yang mantap,

kehidupan emosi sudah stabil tidak cengeng, tidak mudah tersinggung, tidak

mudah iri hati, tidak suka membenci orang, melihat dunia dengan sikap

realisme yang cukup mantap, berpikir lebih objektif, kritis dan logis,

hubungan sosial lancar dan konstruktif terhadap masyarakat.14

Menurut Abdullah Nasih Ulwan dan Hassan Hathout, seks juga dapat

menjadi alat untuk mencapai tujuan yang lain, yakni melanjutkan kehidupan

manusia dengan melahirkan keturunan. Di dalam Islam seks tidak dipandang

kotor atau maksiat, konsep penyucian diri dengan tidak menikah, bertentangan

dengan fitrah dan ajaran Islam. Tujuan di atas Tuhan telah menetapkan

lembaga keluarga sebagai satu-satunya jalan yang sah. Laki-laki dan

perempuan sebagai suami istri begitu suci sehingga Islam berusaha

memelihara dan melindunginya, ikatan pemikahan harus disahkan dalam

perjanjian khusus yang disebut akad nikah. Pada ikatan pemikahan, hak dan

tanggung jawab moral dan legal ditegakkan, dalam naungan pemikahan, anak-

anak dilahirkan dengan jaminan hukum yang kokoh.15

Menumt Hassan Hathout hubungan seks memiliki dua tujuan, yakni

reproduksi dan kesenangan seksual. Hubungan seks adalah ekspresi fisikal

yang paling intim dan intens dari seksualitas manusia. Seluruh ekspresi

seksual lainnya hanya mempakan persiapan baginya kesenangan seksual

dalam perkawinan adalah normal. Hubungan seks adalah perlu guna

l4Sikun Pribadi, op. cit., him. 35.

(29)

menghasilkan anak, anak adalah anugerah dari Allah SWT, hubungan seks

juga bermanfaat bagi kesehatan. Diketahui bahwa hubungan seks dapat

menjaga kestabilan prikologis dan emosional.16

Ma'ruf Zurayk lebih menekankan tujuan pendidikan seks di sekolah,

yaitu membekali sejumlah pengetahuan yang berhubungan dengan masalah

seks, memberi pandangan yang alamiah dan sehat pada masalah ini dan

membuat murid bangga akan anugerah kejenisannya.17 Dengan pendidikan

seks di sekolah ini diharapkan terbentuk pandangan tentang keluarga yang

sendinya mendasarkan atas rasa hormat atas hubungan seksual dan

menganggapnya sebagai sarana kelangsungan kehidupan.

Seks adalah sebuah topik yang paling kontroversial di dalam

masyarakat kita masyarakat muslim. Kebanyakan masyarakat memandang

seks sebagai sesuatu yang menyeramkan, kotor dan karenanya tidak pantas

dibicarakan secara terbuka untuk alasan apapun.18 Dengan segala prasangka

dan kesalahkaprahan kultural yang disematkan padanya seks, adalah penting

dan mendesak bagi kita untuk mulai membicarakan dan membahas

permasalahan ini guna menyingkirkan kebekuan dari fikiran-fikiran kita.

Kondisi salah kaprah terhadap seks ini berkembang disebabkan latar belakang

budaya, kebodohan dan perilaku munafik masyarakat kita. Seks ditutup-tutupi

dan dibatasi menjadi sekadar ritual rutin di kamar tidur, orang yang

membicarakannya dianggap berdosa dan berkarakter buruk. Setiap muslim

l6Hassan Hathout, Seks Islam i, Pustaka Zahra, Jakarta, 2004, him. 32.

17Ma'ruf Zurayk, Aku dan Anakku, Bimbingan P raktis M endidik Anak Menuju Rem aja,

A1 Bayan, Bandung, 1994, him. 124.

(30)

bahkan anak-anak yang belajar ngaji, pasti menemukan bahwa A1 Qur’an

membicarakan masalah seksualitas dengan terbuka, dalam A1 Qur'an alasan

menemukan bahasan reproduksi dan penciptaan manusia, menstruasi,

kehidupan keluarga, posisi-posisi seksual bahkan ejakuasi.

Dasar-dasar pendidikan seks Islam adalah memperlakukan seks

sebagai anugerah dari Allah SWT hadiah bagi umat manusia, sumber

kedamaian dan ketentraman, dan juga sebagai kebaikan dalam cahaya etika-

etika sosial dan moral.19 Seks bukanlah suatu kata yang kotor, seks adalah

anugerah Allah SWT kepada umat manusia. Islam menyediakan sarana-sarana

yang halal untuk menikmati anugerah ilahi ini, seks bukan hanya sarana

reproduksi, seks juga merupakan sarana dalam memperoleh kesenangan dan

kenikmatan. Jika seks dipraktikan dalam kerangka yang benar sesuai dengan

syariat Islam, bukan hanya kesenangan dan kepuasan yang didapat, melainkan

juga pahala dari Allah SWT.

Sebagai muslim haras membebaskan diri dan fikiran kita dari dogma-

dogma yang tidak mendasar, haras memahami konsep modern kehidupan

dalam Islam, membuang jauh-jauh pengaruh-pengarah buruk budaya dan

tradisi yang hanya membawa masyarakat kita pada kemunduran. Pendidikan

seks haras dimulai dari rumah atau sekolah-sekolah kapanpun memungkinkan.

Pendidikan seks haras didukung secara aktif oleh para orang tua. Ada

beberapa yang haras diajarkan seperti aspek-aspek anatomis dan psikologis,

skema pubertas, bersama dengan perabahan-perabahan fisikal. Kebutuhan

20

(31)

akan kehidupan keluarga, dan yang paling penting pandangan dan standar

Islam mengenai itu semua tentu saja masalah yang dibahas dan cara

pembahasannya disesuaikan dengan kebutuhan, menyangkut usia, latar

belakang, dan aspek-aspek penting lainnya dari peserta didik. Konsultasi pra

nikah hams diadakan, termasuk di dalamnya pendidikan seks, melepaskan diri

dari beban-beban dan tekanan-tekanan tradisi yang telah menyertai

masyarakat kita selama berabad-abad. Mempraktekkan secara benar konsep

modem kehidupan sebagaimana diajarkan oleh Islam.20

Peran orang tua yang lain adalah membantu anak-anak mereka dalam

membuat keputusan yang tepat, dalam Islam apapun yang mengarah pada

keburukan adalah buruk. Oleh karena itu orang tua hams bisa mengontrol

musik apa yang didengarkan anak-anak, program TV apa dilihat, majalah apa

yang dibaca, dan pakaian apa yang dipakai. Ikut dalam kegiatan sosial boleh

mereka lakukan tetapi tetap dengan pengawasan, sementara kencan sama

sekali jangan diperbolehkan.

Sebagai kesimpulan, para orang tua muslim hams menanamkan pada

anak-anak bahwa mereka berbeda dengan orang-orang nonmuslim dalam hal

sistem nilai dan cara hidup. Memiliki perasaan senang dengan lawan jenis

memang tidak bisa ditolak, tetapi pengekspresian perasaan tersebut melalui

hubungan seks sehamsnya dapat dikendalikan. Anak-anak bukan hanya hams

diajari untuk tidak minum alkohol, mengkonsumsi obat-obatan terlarang,

tetapi juga diajari untuk tidak melakukan hubungan seks pra nikah.

(32)

C. Materi Pendidikan Seks

1. Materi Secara Umum

Manusia diciptakan Allah berjenis laki-laki dan perempuan.

Masing-masing mempunyai ciri-ciri tersendiri walaupun banyak pula

persamaannya. Kedua makhluk yang bernama manusia ini mempunyai

rasa saling tertarik. Pria tertarik pada wanita begitu pula sebaliknya wanita

tertarik kepada laki-laki.

Sebenamya dorongan seksual tersebut adalah salah satu karunia

dari Allah SWT kepada makhluknya, karena dengan dorongan tersebut

perasaan dan cita-cita hidup serta iramanya akan berbeda dan semakin

berarti. Dorongan tersebut jika dipahami dan mampu mengendalikan akan

memberikan manfaat yang lebih besar dalam kehidupa mereka.21

Seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa pendidikan seks itu

tidak berdiri sendiri melainkan terkait erat dengan pendidikan ibadah dan

pendidikan akhlak, dalam aplikasinya di dalam kehidupan hal tersebut

benar-benar haras diterapkan didalam penyampaian pendidikan seks,

lanjutkan pendidikan seks yang lepas dari unsur aqidah, ibadah dan akhlaq

hanya akan mendasarkan hawa nafsu manusia semata-mata.22

Pendapat di atas kiranya dapat dibenarkan sebab pendidikan seks

dalam konteks pendidikan Islam bukanlah untuk mempertontonkan dan

membuka-buka aurat dan bukan hanya bertujuan agar hubungan seksual

2'Hasan Basri, R em aja Berkualitas, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, cet ke-11, 1996, him. 23.

22Safrudin Ayip, Islam dan Pendidikan Seks Anak, Pustaka Muntiq, Bandung, 1991,

22

(33)

memperoleh kenikmatan biologis semata. Tetapi pendidikan seks dalam

konteks pendidikan Islam berisi tentang pengajaran-pengajaran yang

mampu mendidik sedemikian rupa sehingga mereka lebih mengimani,

mencintai dan lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT.

2. Materi Secara Khusus

Islam merupakan rahmat bagi seluruh alam, merupakan ajar an

agama yang lengkap, mengatur segala aspek kehidupan manusia termasuk

masalah hubungan seks. Namun begitu Islam tidak mengajarkan ajarannya

secara terperinci, dan jalan ijtihadlah atau tugas para pemikir Islam untuk

membuat rinciannya, dan harus diperhitungkan sesuai dengan

lingkungannya (kontekstual). Demikian juga dalam pendidikan seks

mengemukakan sebagai berikut:

a. Menanamkan jiwa maskulinitas anak laki-laki dan feminitas pada anak

perempuan.

b. Mengenalkan makhramnya.

c. Melarang berikhtikhlaf.

d. Melarang berkhalwat.

e. Memerintahkan berkhitan.

Syamsudin di dalam menetapkan pendidikan seks telah

mengadakan langkah-langkah yang khusus untuk mengadakan pendidikan

seks sebagai berikut:

(34)

24

a. Menetapkan syariat Islam

b. Menetapkan syariat perkawinan

c. Menetapkan syariat yang mengatur hubungan antara laki-laki dengan

perempuan.24

Dari kedua pendapat tersebut tidak ada yang bertentangan, hanya

Syafrudin lebih rinci daripada Syamsudin. Sebenamya masih banyak

pendapat yang ada, tetapi hanya kedua pendapat tersebut yang menurut

hemat penulis yang paling representatif untuk mewakili pendapat-pendapat

lain yang ada.

Abdullah Nasih Ulwan berpendapat bahwa pendidikan seks yang

perlu diperhatikan oleh pendidik terbagi ke dalam beberapa tahap berikut:

a. Pada usia antara 7 - 1 0 tahun anak diajari tentang sopan santun

meminta izin masuk rumah dan sopan santun memandang.

b. Pada usia antara 1 0 - 1 1 tahun, yang dinamakan masa pubertas, anak

harus dijauhkan dari hal-hal yang membangkitkan birahi.

c. Pada usia antara 1 4 - 1 6 tahun, yang disebut usia remaja, anak diajari

etika bergaul dengan lawan jenis bila ia sudah matang untuk

menempuh perkawinan.

d. Setelah melewati usia remaja, yang disebut usia pemuda, anak diajari

etika menahan diri bila ia tidak mampu kawin.25

24Samsudin, op. cit., him. 65.

(35)

Menurut Abu Zakaria, untuk menerapkan seks pada kedudukan

yang sebenamya, maka perlu sekali pendidikan seks diajarkan seperti

a. Biologi dan fisiologi yaitu mengenai fungsi reproduksi yang meliputi

pembuatan, kehamilan, kelahiran.

b. Etika, yaitu menyangkut kebahagiaan itu sendiri.

c. Moral, yaitu yang mengenai hubungan dengan orang lain, misalnya

dengan partnemya dan anak-anaknya.

d. Sosiologi, yaitu mengenai pembentukan keluarga.

Materi pendidikan seks di sekolah bervariasi dari satu tempat ke

tempat yang lain. Berdasarkan survei yang dilakukan Margarett Terry Orr

61982 di Amerika Serikat menunjukkan bahwa pada umumnya materi

pendidikan seks di sekolah sebagai berikut:

a. Masalah-masalah yang dibicarakan di kalangan remaja sendiri

1) Pemerkosaan

2) Masturbasi

3) Homoseksualitas

4) Disfungsi seksual

5) Eksploitasi seksual

b. Kontrasepsi dan pengaturan kesuburan

1) AlatKB

2) Pengguguran

3) Altematif-altematif dari pengguguran

(36)
(37)

D. Metode Pendidikan Seks

Untuk mencapai suatu tujuan yang diinginkan diperlukan metode atau

cara yang dapat mengantarkan ke arah tujuannya. Oleh karena itu hubungan

antara tujuan pendidikan seks dan metode pendidikan moral seks sangatlah

erat dan tidak bisa dipisah-pisahkan.

Adapun metode pendidikan seks yang ada dalam Islam mungkin dapat

dilihat melalui pemikiran Nasih Ulwan sebagai berikut:

1. Metode Penyadaran

Metode penyadaran dapat digunakan dalam penanaman kesadaran

agar mereka faham dan sadar akan bahaya dan konsekuensi yang mungkin

timbul sebab pelecehan seksual dengan segala bentuknya. Begitu juga

perlu kiranya dijelaskan bahwasannya pendidikan mengalami tantangan

yang serius, sebab tantangan arus kebudayaan dan informasi global

menantang mereka untuk menuju pada kehancuran moral. Jika metode

penyadaran ini telah diberikan kepada anak didik maka mereka kelak akan

mengetahui dan kemungkinan anak tahu apa dan bagaimana harus

melakukannya yang terbaik menurut syariat agama Islam.28

2. Metode Pengikatan

Cara yang tepat dan dapat digunakan untuk menyampaikan

pendidikan seks secara islami, dalam Islam dikenal dengan halal dan

haram, dalam hal ini pendidikan perlu menyadari akan fungsi hukum

tersebut. Dengan berpijak dari hukum di atas anak didik akan mengerti

bagaimana mereka mesti memahami kaidah yang baik. Mestinya mereka

(38)

juga berfikir ke arah depan tidak hanya memikirkan anaknya saja dan ke

belakang. Hal ini berangkat dari seks itu adalah karunia Tuhan yang harus

disyukuri oleh manusia. Pengikatan ini dapat berfungsi sebagai

penanaman nilai yang ada nilai moralitas Islam dimana orang memang

perlu sekali menjaga kesucian dan keberadaannya tetap terpelihara.

3. Metode Peringatan

Metode ini dapat ditempuh dengan berbagai cara yang agak halus

dengan kerangka dan cara yang kokoh. Kekebalan iman adalah amat

penting. Jika dalam pendidikan seks ini nilai-nilai iman dapat mencegah

kepada perbuatan keji. Bila pendidik menyadari ketika memberikan

peringatan terhadap anak didik yang akan melakukan nafsu seksual yang

tidak pada tempatnya. Kemungkinan anak untuk sadar adalah lebih besar

dan tanggap akan larangan mengumbar nafsu syahwatnya. Jadi peringatan

ini berfungsi sebagai penanaman nilai dan moralitas Islam terutama dalam

soal seks.29 30

E. Relevansi Pendidikan Seks dengan Pendidikan Islam

1. Pendidikan Seks dalam Perspektif Islam

Islam adalah agama rahmat untuk seluruh makhluk yang ada di

muka bumi ini. Walaupun tidak semua makhluk yang ada di muka bumi

ini beriman kepada Allah SWT. Ajaran Islam yang dibawa oleh Nabi

Muhammad adalah sebagai ajaran yang terakhir dan sebagai penyempuma

ajaran yang dibawa oleh para Rasul sebelum Nabi Muhammad saw.

29Abdullah Nasikh Ulwan, op. cit., him. 46.

30Abdullah Nasih Ulwan dan Hassan Hathout, op. cit., him. 49.

(39)

Ajar an Islam dalam sejarahnya dan tuntutannya selalu mengajarkan

kemuliaan dan taqwa sebagai sandaran vertikalnya sebagai tolak ukumya.

Pendidikan seks dalam Islam tidak berdiri sendiri ia berkaitan erat dengan

pendidikan yang lain seperti pendidikan akidah, akhlak dan pendidikan

ibadah. Dikatakan oleh Ayub Safrudin bahwa pendidikan seks dalam

Islam merupakan bagian integral dari pendidikan akidah, akhlak dan

ibadah. Pendidikan seks tidak bisa lepas dari ketiga unsur di atas.

Keterlepasan pendidikan seks dengan ketiga unsur di atas akan

menyebabkan ketidak jelasan arah pendidikan seksual tersebut. Bahkan

mungkin akan menimbulkan kesesatan dan penyimpangan dari tujuan asal.

Sebab pendidikan seksual yang lepas dari akidah akhlak dan ibadah

hanyalah ajaran berdasarkan hawa nafsu manusia semata.

a. Pendidikan Akidah

Secara etimologi akidah berarti keyakinan hidup dan secara

khusus berarti iman yakni kepercayaan dalam hati, diikrarkan dengan

lisan dan diamalkan dengan perbuatan.31

Islam menempatkan pendidikan aqidah ini pada posisi yang

paling mendasar. Ia terposisikan dalam rukun yang pertama dari rukun

Islam yang lima. Sekaligus sebagai kunci yang membedakan antara

orang Islam dan non Islam.

(40)

b. Pendidikan Akhlak

Yang dimaksud dengan pendidikan akhlak ialah segala tuntutan

dan ketentuan Allah SWT yang membimbing watak, sikap,

dan tingkah laku manusia agar bemilai luhur sesuai dengan

fitrahnya.32

Secara rinci akhlak dalam Islam dibagi menjadi:

1) Akhlak manusia terhadap A1 Khaliq (Allah)

2) Akhlak manusia terhadap dirinya sendiri

3) Akhlak manusia terhadap sesama manusia

4) Akhlak manusia terhadap alam lingkungannya.

Akhlak yang telah dibiasakan dalam kehidupan sehari-hari

telah menjadi milik seseorang akan membentuk watak yang telah

dijiwai oleh akhlak Islami memperkokoh iman seseorang.

c. Pendidikan ibadah

Ibadah ialah sebuah kata yang mencakup segala apa yang

dicintai, diridhai, dan diperintahkan oleh Allah kepada manusia. Maka

melaksanakan apa yang diperintahkan-Nya dan meninggalkan apa

yang dilarang-Nya merupakan ibadah.33

Dengan uraian tersebut di atas ibadah dapat diartikan sebagai

ketaatan manusia kepada Allah SWT atas perintah dan larangan-Nya

baik yang berkenaan dengan hubungannya kepada Allah SWT maupun

32Ibid., him. 83.

" Abdul Majid Az Zindani, dkk., A! Iman, teij. Hawin Murtadho, Pustaka Barokah, Soie, 2000, him. 131.

(41)

hubungannya terhadap sesama manusia, semata-mata hanya untuk

mendapatkan ridha-Nya.

Ibadah tidak akan sah kecuali, diniatkan ikhlas semata karena

Allah SWT., sesuai dengan syar'i dan diiringi dengan penuh rasa

tawadhu', serta kesempumaan rasa cinta kepada-Nya. Suatu pekeijaan

dapat bemilai ibadah atau tidak tergantung pada niatnya, sehingga

semua kegiatan manusia baik yang bersifat ubudiyah maupun bersifat

mu'amalah, apabila diniatkan untuk mendapatkan ridha Allah SWT

(42)

BAB III

KEHIDUPAN SUAMIISTERI DALAM RUMAH TANGGA MENURUT KITAB UQUDULUJAIN

A. Sekilas tentang Kitab Uqudulujain

Kitab Uqudulujain adalah jenis kitab yang memaparkan hukum-

hukum secara rasional, sebab kitab ini ditulis dan dikarang pada waktu beliau

masih berada di tanah suci, berangkat dari sosio kultural masyarakat Arab

pada waktu itu dan hukum yang dipakai negara tersebut adalah hukum Islam

yang mumi, dalam kitab ini memaparkan kaidah berumah tangga dan

berkelamin selalu mengacu pada A1 Qur'an dan A1 Hadits secara mutlak.

Kitab Uqudulujain ini cukup terkenal terutama dalam dunia pesantren,

namun kitab ini menurut penulis sangat dalam kajiannya sehingga

bagi masyarakat awam akan mengalami benturan yang kuat, sebab kitab

ini lebih menonjolkan kesufian daripada kemodemnya. Barangkali ini benar

secara historis cerita dan kasus yang teijadi di antara keluarga Nabi Adam as.,

teijadi pada puteranya yaitu Qobil dan Habil menjadi korban pembunuhan, ini

\

diakibatkan adanya permasalahan seksual.

Syekh Nawawi mengatakan, bahwa kitab kecil ini sangat penting bagi

orang yang menghendaki keharmonisan dalam membina rumah tangga dan

keluarga. Secara kronologis ada empat pasal dan satu penutup, yaitu

keterangan yang disebutkan untuk memberikan faidah yang berhubungan

(43)

dengan tujuan kitab ini sebagai penjelas dan penyempuma keterangan di muka

serta sebagai tambahan. 1

Pasal pertama, menerangkan tentang hak-hak isteri atas suami, yaitu

perlakuan baik suami terhadap isteri, nafkah, mas kawin serta pemberian lain

dari suami. Selain itu, juga kewajiban suami memberikan pekerjaan dibidang

keagamaan sesuai dengan kebutuhan isteri baik mengenai masalah-masalah

ibadah wajib maupun sunat kendatipun sifatnya tidak muakkad. Hal lain yang

harus diajarkan suami adalah mengenai kewajiban isteri menaati suami dalam

melakukan hal-hal yang tidak maksiat.2

Pasal kedua, menerangkan tentang hak-hak suami pada isteri, yaitu

kewajiban taat kepada suami sepanjang tidak mengarah kepada perbuatan

maksiat. Bergaul dengan suami dengan baik, menyerahkan seluruh apa yang

dimiliki baik badani maupun materi demi kepentingan suami. Berada di dalam

rumah dan memelihara diri serta kehormatan, jangan sampai memamerkan

tubuh kepada laki-laki lain, sekalipun hanya wajah ataupun telapak tangan,

jangan sampai laki-laki lain sempat melihatnya.3

Pasal ketiga, menerangkan tentang keutamaan shalat isteri di rumah

daripada beijama'ah sebab hal ini lebih utama sekalipun beijama'ah bersama

Nabi saw.4

'Syekh Muhammad Nawawi bin Umar An Nawawi, Syarah Uqudulujain, Penerjamah, Atit Bushomi, Pustaka Amani, Jakarta, cet. ke. II, 2000, him. 10.

2Ibid., him. 10.

'Ibid., him. 11.

(44)

34

Pasal keempat, menerangkan tentang keharaman seorang laki-laki

melihat wanita lain yang bukan muhrim, dan demikian sebaliknya.5

Secara subtansial dan tekstual tidak akan kita temukan pengertian yang

baku, spesialis dan spesifik. Karena secara kontekstual akan banyak kita temui

beberapa bab yang menerangkan masalah-masalah pokok yang berkaitan

dengan rumah tangga. Hubungan suami isteri, beserta hak-hak keduanya,

konsepsi yang dipaparkan dalam kitab Uqudulujain banyak berlandaskan

kepada ayat-ayat A1 Qur'an dan Hadits Nabi Muhammad saw.

Masalah pendidikan seks yang ada dalam kitab Uqudulujain karya

Syekh Muhammad bin Umar An Nawawi tidak langsung mengarah kepada

pokok permasalahan, namun permasalahan yang paling utama adalah

hubungan suami isteri dari garis rumah tangga, inilah seksual yang

diterangkan sebagai satu titik temu antara pria dan wanita untuk mengadakan

kontak badani dan dipandang syah syariat Islam.

B. Kandungan Kitab Uqudulujain 1. Hak isteri atas suami

Dalam A1 Qur'an juga telah dijelaskan hak seorang isteri atas

suami, sebagaimana Allah SWT berfirman dalam surat A1 Baqarah ayat

228 yang artinya:

Dan mereka mempunyai hak yang seimbang dengan kewajiban menurut cara yang m a’ruf, akan tetapi kaum laki-laKi {suami) mempunyai satu tingkat (kelebihan) daripada mereka 6

5Ibid., him. 13.

(45)

Dari ayat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa keseimbangan

antara hak dan kewajiban wanita. Laki-laki dan wanita mempunyai hak

yang sama dalam menuntut kewajiban terhadap yang lain sebagai suami

isteri, bukan dalam masalah kelamin. Yang dimaksud dengan cara yang

ma’ruf. Laki-laki yakni suami mempunyai tingkat kelebihan daripada

isteri yaitu memberikan mas kawin dan nafkah bagi isterinya.

Menurut Ahmad Fanani ada beberapa hak dan kewajiban suami

dan isteri dalam berumah tangga.

a. Suami isteri harus saling menjaga rahasia

Suami isteri tidak boleh saling menyebarkan rahasia pribadi

kepada orang lain, termasuk dalam masalah hubungan seksual di

antara mereka.

b. Suami harus mengajar hak dan kewajiban isteri

Seorang suami harus membimbing isterinya dan mengajari

tentang hak-hak dan kewajiban seorang isteri mengurus rumah tangga

dengan baik.

c. Suami isteri wajib mendidik anaknya agar menjadi anak yang berbudi

luhur

Mendidik anak adalah tanggung jawab bersama suami isteri,

mereka harus terns mengawasi perkembangan dan pendidikan anaknya

semenjak lahir dari kandungan ibunya, karena seorang anak adalah

(46)

d. Menjaga nama baik isteri atau suami ketika bercerai

Cerai adalah tindakan halal yang paling dibenci oleh Allah SWT,

perkara halal yang paling dibenci Allah adalah thalaq. Tetapi kalau

perceraian adalah jalan yang tidak bisa dihindari lagi, maka kedua belah

pihak tidak boleh saling menjelek-jelekkan pribadi masing-masing di

depan orang lain.7

Nabi Muhammad berpesan agar kaum muslimin berhati lembut

terhadap isteri serta menunjukkan perilaku yang baik dalam bergaul

dengan mereka. Sehubungan dengan hal tersebut, laki-laki dituntut untuk

memiliki cara yang paling baik dalam bergaul dengan isterinya sesuai

dengan ajaran nabi Muhammad saw. yang luhur. Jika mereka melihat

adanya nusyus yang dilakukan isteri yaitu menghindari tempat peradilan

dalam arti tidak tidur beserta isteri. Dengan demikian apabila menghadapi

isteri dalam nusyuznya, maka suami dapat mengambil sikap dalam rentang

waktu yang panjang.8

Sebagian ulama ada yang mengemukakan pendapatnya mengenai

batas waktu menghindar bagi suami. Dalam pendapat tersebut dikatakan

bahwa jangka waktu itu ialah satu bulan. Andaikata isteri tidak berubah,

padahal suami telah melakukan cara yang amat bijaksana, maka suami

diperkenankan melakukan pukulan yang tidak memberatkan.

36

7Ahmad Fanani, Pendidikan Seks untuk K eluarga Muslim, Orchid, Yogyakarta, 2004, him. 81.

(47)

Akan tetapi jika isteri taat kepada suami dalam arti kembali

melaksanakan kewajiban sebagai isteri yang diinginkan suami, maka

sangsi tersebut tidak boleh diterapkan. Sebab Nabi Muhammad saw secara

tegas melarangnya: janganlah kamu sekalian mencari jalan untuk

memukul mereka.9

Ketika isteri melakukan nusyuz, suami boleh memukul pada bagian

badan di luar wajah isteri. Sebab, hal ini merupakan hak isteri itu sendiri

manakala ia melakukan kesalahan, kendatipun harus dilakukan setelah

upaya “menghindar” yang harus diperhatikan suami ialah bahwa isteri

tidak berhak mendapatkan penghinaan dari suami. Sebab, Nabi

Muhammad saw dengan tegas melarangnya untuk mengumpat isteri, yaitu

dengan melontarkan kata-kata yang tidak disukainya, seperti mengatakan

“dasar wanita jelek”. Yang dimaksud “menghindar” di atas yaitu melarang

suami untuk menghindar dari isteri kecuali di dalam rumah, yakni

ditempat peraduan.

Sayyid A1 Habib Abdullah A1 Haddad berkata seorang laki-laki

sempuma adalah yang toleransi dalam hak-haknya dan tidak toleransi

dalam hak-hak Allah ta’ala. Sedangkan seorang laki-laki yang kurang

sempuma agamanya adalah yang keadaannya sebaliknya.10

Ada beberapa hal yang hams dilakukan seorang suami kepada

isteri:

9Ibid, him. 21.

(48)

a. Memberikan wasiat, memerintahkan, meningkatkan, dan

menyenangkan hati isteri.

b. Suami hendaknya memberikan nafkah isterinya sesuai

kemampuannya, usaha dan kekuatannya.

c. Suami hendaknya dapat menahan diri, tidak mudah marah apabila

isteri menyakitkan hatinya.

d. Suami hendaknya menundukkan dan menyenangkan hati menuruti

kehendaknya dengan kebaikan. Sebab, umumnya wanita kurang

sempuma akal dan agamanya.

e. Suami hendaknya menyuruh isterinya melakukan perbuatan yang baik.

f. Suami hendaknya mengajar isterinya melakukan perbuatan yang baik.

g. Suami hendaknya mengajar isterinya apa yang menjadi kebutuhan

agamanya, dari hukum-hukum bersuci seperti mandi haid, janabat,

wudhu dan tayamum.

h. Suami harus mengajarkan berbagai macam ibadah kepada isteri. Baik

ibadah fardhu maupun ibadah sunat, seperti salat, zakat, puasa dan

haji.

i. Suami hendaknya mengajar budi pekerti yang baik kepada

keluarganya. Sebab, manusia yang sangat berat siksanya pada hari

kiamat adalah orang dimana keluarganya bodoh-bodoh dalam agama

Islam.11

38

(49)

2. Hak Suami Isteri

Kaum laki-laki sebagai pemimpin kaum wanita maksudnya bahwa

suami harus dapat menguasai dan mengurus keperluan isteri termasuk

mendidik budi pekerti mereka.

Para ulama ahli tafsir mengatakan bahwa kelebihan kaum laki-laki

terhadap kaum wanita adalah dari banyak segi, yaitu dari segi hakiki dan

syar’i.

Dari segi hakiki atau kenyataan adalah dalam beberapa hal

a. Kecerdikan akal dan intelektual laki-laki melebihi wanita

b. Laki-laki lebih tabah menghadapi problema yang berat

c. Kekuatan laki-laki melebihi wanita

d. Kapasitas ilmiah tulisan kaum laki-laki

e. Ketrampilan laki-laki dalam mengendarai kuda

f. Kaum laki-laki banyak yang menjadi ulama

g. Para laki-laki banyak menjadi imam besar maupun kecil

h. Kelebihan kaum laki-laki dalam berperang

i. Kelebihan kaum laki-laki dalam azan, khotbah dan jum’atan

j. Kelebihan kaum laki-laki dalam iktikaf

k. Kelebihan kaum laki-laki dalam saksi hudud dan qishas

l. Kelebihan kaum laki-laki dalam hak waris

m. Kelebihan kaum laki-laki dalam kedudukan ashabah

n. Kelebihan kaum laki-laki menjadi wali nikah

o. Kaum laki-laki berhak menjatuhkan talak

(50)

40

q. Kaum laki-laki punya hak poligami

r. Anak dinashabkan dari kaum laki-laki.

Dari segi syari’i, yaitu melaksanakan dan memenuhi haknya sesuai

ketentuan syara’. Seperti memberikan mas kawin dan nafkah kepada

isteri.13

Wanita-wanita yang saleh adalah wanita-wanita yang taat kepada

Allah dan suaminya. Wanita-wanita itu memelihara hak suaminya,

menjaga farjinya, serta memelihara rahasia dan barang-barang suaminya,

karena Allah telah memelihara mereka. Maksudnya, Allah menjaga dan

memberikan pertolongan kepada wanita-wanita. Atau Allah telah berpesan

dan melarang wanita-wanita agar tidak berselisih.

Seorang suami boleh memukul isterinya yang nusyuz dengan

pukulan yang tidak menyakitkan tubuh. Berbeda dengan wali anak kecil,

ia lebih baik tidak memaafkan. Sebab, wali yang memukul anaknya yang

masih kecil itu justru membawa kemaslahatan untuk mendidik anak.

Sedangkan pukulan suami terhadap isteri, kemaslahatannya untuk dirinya

sendiri. Menurut Imam Rafi’i, isteri itu boleh dipukul kalau berkali-kali

nusyuz. Tetapi menurut Imam Nawawi, isteri itu boleh dipukul meskipun

tidak berulang kali nusyuz. Jika memang dapat memberikan faedah.1*

Rasulullah saw bersabda, sesungguhnya sebagian dari hak-hak

suami isteri adalah:

nIbid.,him. 46-47. 13Ibid.,him. 47.

(51)

a. Apabila suami membutuhkan diri isterinya sekalipun isteri sedang

berada di atas punggung unta ia tidak boleh menolak.

b. Isteri tidak boleh memberikan apa saja dari rumah suaminya jika tidak

mendapat izin suaminya. Kalau isteri memberikan sesuatu tanpa

izinnya, maka si isteri berdosa sedangkan suami mendapatkan pahala.

c. Isteri tidak boleh berpuasa jika tidak mendapat izin suaminya, karena

ia hanya akan merasakan letih dan dahaga sedangkan puasanya tidak

akan diterima.

d. Jika isteri keluar dari rumahnya tanpa izin suaminya, maka ia

mendapat laknat para malaikat hingga kembali ke rumahnya dan

bertaubat.15

3. Keutamaan salat wanita di rumahnya

Wanita yang paling dekat dengan Tuhannya adalah yang berada di

dalam rumah. Sesungguhnya salat wanita di ruang depan rumahnya adalah

lebih baik (lebih utama) dari pada salat di masjid. Salat wanita di dalam

rumah adalah lebih baik (lebih utama) daripada salatnya di ruang depan

rumahnya, dan salat wanita di dalam pingitan adalah lebih utama daripada

salatnya di dalam rumahnya.

Diriwayatkan dari Abu Muhammad As Syaibani bahwa ia pemah

melihat sahabat Abdullah bin Syayyab mengeluarkan para wanita dari

masjid pada hari jum’at, dengan berkata: keluarlah kamu dari masjid ini,

dan kembalilah ke rumah-rumah kalian masing-masing. Karena kembali

ke rumah adalah lebih baik bagimu. Hadis ini diriwayatkan oleh Sulaiman

(52)

42

A1 Lakhami At Thabrani dalam kitab A1 Kabir, yaitu sebuah kitab yang

disusun khusus berisikan nama-nama para sahabat.16

Syaikh Azizi menerangkan dan menganjurkan kepada umat Islam

agar tidak rakus terhadap keduniaan. Dan menganjurkan kepada kaum

wanita agar senantiasa memelihara agama, supaya tidak masuk neraka,

sebagaimana disebutkan oleh Nabi saw:

* \ j ^ \ 1<U\

Aku diperlihatkan di surga, maka yang aku hnat keoanyaKan penghuninya adalah orang-orang fakir, dan aku diperlihatkan di neraka, maka aku lihat kebanyakan penghuninya adalah kaum wanita. (HR. Imam Ahmad dan Muslim)

Wanita masuk neraka itu sebagian besar karena sedikitnya ketaatan

mereka kepada Allah, Rasul dan suaminya. Mereka juga memperlihatkan

perhiasannya, mengingkari suaminya, dan tidak mau bersabar menghadapi

cobaan.

4. Larangan melihat lawanjenis

A1 Qur'an telah memberikan petunjuk atau tehnis, agar manusia

dapat terhindar dari perbuatan zina, yaitu agar menjaga pandangan

terhadap segala sesuatu yang sekiranya dapat menimbulkan fitnah. Karena

dapat difahami, bahwa bermula dari pandangan dapat menjadikan segala

sesuatu teijadi. Larangan memandag terhadap yang bukan muhrimnya, ini

mengandung makna agar seseorang tidak kehilangan akal sehatnya,

16I b id , him. 98-99.

(53)

manakala seseorang terlena dengan kelezatan pandangannya. Dengan

kehilangan akal sehat yang memungkinkan akan teijadi sesuatu hal yang ia

tidak sadari. Dalam kitab Uqudulujain memandang yang bukan

muhrimnya akan mengakibatkan fitnah.

Rasulullah saw bersabda:

*

y S ~ *^ J J C " 0 1J—. 1 l~~JJ \ g > \— .

«•

Tidaklah seorang wanita yang memandang laki-laki bukan suaminya dengan syahwat, melainkan kedua matanya dipaku pada hari kiam at18

Sebagaimana fenomena sekarang, bahwasanya pergaulan antara

laki-laki dan perempuan dalam berbagai hal, telah dijelaskan dalam surat

A1 Ahzab ayat 53

* *

Dan apabila ada keperluan (sesuatu) kepada mereka (isteri-isteri) Nabi maka mintalah dari belakang tabir”. 19

Demikian manusia melakukan sesuatu dengan kaum wanita yang

bukan muhrim agar lewat tabir (penutup), Islam mempunyai konsep yang

tegas dalam pergaulan. Sebagaimana komentar Imam Nawawi sebagai

berikut: takutlah kamu semua akan fintah dunia dan wanita, karena

permulaan timbulnya fitnah kaum bani Israil dari arah wanita.20

(54)

44

Ahmad Fanani dalam bukunya Pendidikan Seks untuk Keluarga Muslim mengemukakan, bahwa seorang laki-laki tidak diperbolehkan memandang seorang wnaita yang bukan isterinya atau mahramnya,

walaupun tidak dengan syahwat. Begitu juga seorang wanita tidak

diperbolehkan memandang laki-laki yang bukan mahramnya.21

Referensi

Dokumen terkait

Kolesterol merupakan precursor semua senyawa steroid dalam tubuh seperti hormone seks, asam empedu, vitamin D, serta senyawa lipoprotein bahan penyusun sel yang

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui marketing mix tourism ( product , promotion , place , people ) menurut persepsi wisatawan domestik, untuk

Refleksi ini dilakukan bersama dengan observer. Observer yang dimaksud adalah rekan guru yang mengajar di SMK NU 1 Adiwerna. Melalui refleksi ini peneliti dapat melihat

Komponen kritis dihitung nilai reliabilitas usulannya untuk digunakan sebagai interval waktu pada penjadwalan usulan hasil dari penjadwalan usulan komponen

[r]

Secara teoretik, hasil penelitian ini diharapkan berguna untuk memperkaya hasil-hasil kajian dan khazanah teori yang berkenaan dengan manajemen sumber daya

Lin (2013: 158-162) mengatakan bahwa penggunaan media berupa web applications dapat meningkatkan motivasi dan performance siswa mengingat penggunaan ICT yang cukup pesat di