• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PERSEPSI GURU TENTANG KOMUNIKASI EFEKTIF DALAM KEPENGAWASAN TERHADAP KINERJA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DENGAN GENDER SEBAGAI VARIABEL MODERATOR (Studi pada Guru Pendidikan Agama Islam SD di Kecamatan Tuntang dan Kecamatan Banyubiru Kabupaten Se

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENGARUH PERSEPSI GURU TENTANG KOMUNIKASI EFEKTIF DALAM KEPENGAWASAN TERHADAP KINERJA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DENGAN GENDER SEBAGAI VARIABEL MODERATOR (Studi pada Guru Pendidikan Agama Islam SD di Kecamatan Tuntang dan Kecamatan Banyubiru Kabupaten Se"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRACT

THE INFLUENCE OF ISLAMIC STUDIES TEACHER'S PERCEPTION ABOUT EFFECTIVE COMMUNICATION AT THE SUPERVISING TOWARD THE ISLAMIC STUDIES TEACHER'S PERFORMANCE

WITH GENDER BECOMES THE MODERATING VARIABLE (Study at Elementary School Islamic Studies Teacher's in Tuntang and

Banyubiru Distric Semarang Regency at 2016)

KHABIB FATKUR

Alamat: Talok Watuagung 3/I Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang, Propinsi Jawa Tengah (khabib.ef@gmail.com)

This research aims to know whether the teacher's perception about effective communication at the supervising influences the Islamic Studies teacher's performance or not. In this case, gender becomes the moderating variable. The object and respondent of the study are all teacher of islamic studies in Tuntang and Banyubiru Distric Semarang Regency at 2016. It's about 49 person and it's a kind of field research.

In collecting data, the writer using quesioner, the validity testing using pearson product moment, reliability testing using cronbach alpha. The assumptions of this thesis are normality, homoginity, and linear testing. The hipotesis using simple linear regency and the grade testing. The analysis tools using SPSS ( Statistic Product for Service Solution) release 22.0

The result shows that there is a possitive and significant thing influences this case. It can be seen by the grade r (xy) 0,566 the coefisien determiner value r2 (xy) 0,320 the significant grade is 0,000 with the linear regresion line Y = 41,721+ 0,905X. Gender become a moderator but it isn’t significant in this case. It is showed in Y= 87,277 + 6,232 ZX+2,287 ZZ+ 1,814 AbsX_Z and the significant grade less than 5%.

(2)

ABSTRAK

PENGARUH PERSEPSI GURU TENTANG KOMUNIKASI EFEKTIF DALAM KEPENGAWASAN TERHADAP KINERJA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DENGAN GENDER SEBAGAI

VARIABEL MODERATOR

(Studi pada Guru Pendidikan Agama Islam SD di Kecamatan Tuntang dan Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang Tahun 2016)

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh persepsi guru tentang komunikasi efektif dalam kepengawasan terhadap kinerja guru PAI dan moderasi gender pada pengaruh persepsi guru tentang komunikasi efektif dalam kepengawasan terhadap kinerja guru PAI di Kecamatan Tuntang dan Kecamatan Banyubiru Tahun 2016 dengan responden semua guru PAI SD di Kecamatan Tuntang dan Kecamatan Banyubiru yang berjumlah 49 orang. Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) dengan pendekatan kuantitatif.

Metode pengumpulan data dengan metode kuesioner. Uji validitas menggunakan uji korelasi Pearson Product Moment, sedangkan uji reliabilitas menggunakan cronbach alpha. Uji asumsi klasik meliputi uji normalitas, uji homogenitas dan uji linearitas. Uji hipotesis pada penelitian ini menggunakan analisis regresi linear sederhana dan analisis Uji Nilai Selisih Mutlak menggunakan bantuan SPSS (Statistic Productt for Service Solution) Release 22,0.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan persepsi guru tentang komunikasi efektif dalam kepengawasan terhadap kinerja guru yang ditunjukkan dengan nilai r(xy) sebesar 0,566, nilai koefisien determinasi r2(xy) sebesar 0,320, nilai signifikansi sebesar 0,000 dan persamaan garis regresinya Y = 41,721+ 0,905X. Gender dapat memoderasi dalam pengaruh persepsi guru tentang komunikasi efektif dalam kepengawasan terhadap kinerja guru PAI yang ditunjukkan dengan persamaan Y = 87,277 + 6,232 ZX+2,287 ZZ+ 1,814 AbsX_Z, namun nilainya tidak signifikan karena nilai signifikansinya kurang dari 5%.

Kata kunci: komunikasi efektif; kinerja; gender.

Pendahuluan

Kepengawasan merupakan kegiatan komunikasi. Asumsi ini didasarkan

kepada pengertian, tujuan, prinsip dan fungsi kepengawasan itu sendiri.

(3)

yang harus dikuasai oleh seorang supervisor.1 Sebagai sebuah bentuk komunikasi,

maka proses kepengawasan harus dapat memberikan dampak-dampak yang dapat

dilihat secara nyata dari para pelaku komunikasi tersebut.

Salah satu faktor yang mempengaruhi gagalnya tujuan pendidikan adalah

tidak berjalannya dan atau kurang maksimalnya proses kepengawasan. Penerapan

model supervisi tradisional dengan ciri khas berkomunikasi satu arah, menjadi

salah satu penyebabnya. Perilaku supervisi yang disebut snooper vision, dengan

tugas memata-matai untuk menemukan kesalahan, menyebabkan guru-guru

menjadi takut dan mereka bekerja dengan tidak baik karena takut dipersalahkan.2

Oleh karena itu bentuk komunikasi yang demikian harus diformat ulang, sehingga

komunikasi yang efektif antara pengawas sebagai supervisor dengan guru sebagai

pelaksana lapangan menjadi sebuah jalan untuk membentuk semangat bekerja.

Dalam pekerjaan, agar memperoleh hasil kerja yang maksimal maka setiap

pihak yang terlibat harus mengetahui secara jelas apa yang harus dikerjakan,

mengapa mereka harus mengerjakan pekerjaan itu, bagaimana posisi hasil kerja

yang dicapai apabila dibandingkan dengan target pencapaian atau standar kinerja

yang ditetapkan, berapa upah atau gaji yang diterima serta mengapa mereka

menerima sejumlah itu, dan alasan suatu kebijakan diperlakukan dengan semua

hal yang terkait kepada mereka. Semua informasi tersebut dapat diterima dan

dipahami secara jelas apabila ada proses komunikasi.

1 Nur Aedi, Pengawasan Pendidikan Tinjauan Teori dan Praktek, Jakarta: Rajawali Pers, 2014, 239.

(4)

Komunikasi yang terjadi dalam proses supervisi lebih ditekankan kepada

segala sesuatu yang berkaitan dengan tugas, kemudian informasi mengenai

kebijakan yang menyangkut kepentingan pekerja, dan segala hal yang membuat

hati pekerja senang serta hal yang menjadi keinginan pekerja.3 Komunikasi

tersebut dapat menjadi efektif apabila memenuhi kiteria-kriteria tertentu seperti

dapat mengembangkan gambaran diri dan gambaran orang lain, kedua belah pihak

(komunikator dan komunikan) menjadi pendengar yang baik, isi komunikasi

mengandung kejelasan, terjadi umpan balik, menimbulkan gejolak emosi, serta

dapat menumbuhkan keterbukaan.4

Komunikasi merupakan upaya untuk berhubungan antara satu individu

dengan individu lainnya, dimana dalam hubungan ini tentunya komunikasi

berlangsung dengan cara yang sesuai keadaan daripada para pelaku komunikasi

itu sendiri. Begitupula dalam permasalahan gender, komunikasi menjadi ciri khas

masing-masing yang menunjukkan jenis kelaminnya. Komunikasi yang oleh

Tanen seperti diungkap oleh Robbin dan Timothy disebut sebagai suatu tindak

penyeimbangan secara terus menerus, bermain-main diantara kebutuhan antara

keintiman dan kebebasan dimana keduanya selalu bertentangan, maka perempuan

akan selalu berbicara dan mendengar tentang keintiman, sedangkan laki-laki akan

selalu bercakap-cakap tentang kebebasan.5

3 Sindu Mulianto dkk, Panduan Lengkap Supervisi Diperkaya Perspektif Syariah, Jakarta: Elex Media Komputindo, 2006, 97.

4 Lantip Diyat Prasojo dan Sudiyono, Supervisi Pendidikan, Yogyakarta: Gava Media, 2011, 72-78.

(5)

Terdapat jenis komunikasi yang berlainan antara laki-laki dengan

perempuan disebabkan karena gaya pemikiran yang menjadi ciri khas watak

mereka yang berbeda antara satu dengan yang lain. Gaya pemikiran laki-laki lebih

bersifat analitis, konseptual dan asertif sehingga lebih agresif, kompetitif dan

percaya diri. Adapun perempuan mempunyai gaya pemikiran yang struktural,

sosial, ekspresif dan fleksibel dimana sifat-sifat ini akan membawa kepada

keunggulan dalam kemampuan bicara, kewaspadaan pancaindra dan hubungan

antar manusia.6

Gender yang pada mulanya timbul dari perbedaan jenis kelamin hingga

akhirnya menjadi fungsi dan peran sosial laki-laki dan perempuan. Pembahasan

ini kemudian merambah pada ranah kinerja meskipun tidak ada satupun teori yang

menjelaskan keunggulan kinerja dengan mengarah kepada salah satu jenis gender.

Akan tetapi, hubungan antara gender dengan kinerja itu sendiri dapat dilihat dari

kepribadian yang melekat dengan individu.7 Adapun kepribadian yang berkaitan

erat dengan gender diketahui menjadi perbedaan sifat pada jenis kelamin laki-laki

dan perempuan seperti agresifitas dimana laki-laki lebih agresif dibandingkan

perempuan, penyesuaian diri dan ketergantungan dimana perempuan lebih

konformis dan lebih dipengaruhi oleh sugesti, perbedaan masalah emosional, dan

orientasi prestasi dimana perempuan lebih cenderung memperlihatkan motivasi di

bidang keterampilan sosial dan hubungan sosial, sedangkan laki-laki lebih

6 Geil Browning, Emergenetics Menyadap Ilmu Kesuksesan Baru, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2013, 139.

7 Lihat : John M. Ivancevich, Robert Konopaske dan Michael T. Mateson, Perilaku dan

(6)

cenderung mencoba keberhasilan dalam kegiatan intelektual atau yang

kompetitif.8

Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

dengan judul: “Pengaruh Persepsi Guru tentang Komunikasi Efektif dalam

Kepengawasan terhadap Kinerja Guru Pendidikan Agama Islam dengan Gender

sebagai Variabel Moderator”. Adapun hipotesis yang diajukan dalam penelitian

ini adalah adanya pengaruh positif dan signifikan persepsi guru tentang

komunikasi efektif dalam kepengawasan terhadap kinerja guru dan gender dapat

memoderasi pengaruh persepsi guru tentang komunikasi efektif dalam

kepengawasan terhadap kinerja guru.

Metodologi Penelitian

Penelitian ini berupaya mengungkap pengaruh komunikasi efektif dalam

kepengawasan berdasarkan persepsi guru terhadap kinerja guru dengan

mengambil gender sebagai variabel moderasi. Dengan menggunakan pendekatan

kuantitatif, data-data yang diperoleh berupa angka-agka yang diolah dengan

menggunakan metode statistika.

Populasi yang kemudian dijadikan responden dalam penelitian ini adalah

seluruh guru Pendidikan Agama Islam SD Negeri Kecamatan Tuntang dan

se-Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang yang terdiri dari 49 guru dengan

perincian guru yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 18 orang dan guru yang

berjenis kelamin perempuan sebanyak 31 orang atau 36,7% laki-laki dan 63,3%

perempuan.

8 Susan B. Bastable, Perawat sebagai Pendidik: Prinsip-prinsip Pengajaran dan

(7)

Penelitian ini terdiri dari tiga variabel yaitu; (1) variabel independen atau

variabel bebas dengan pengertian bahwa variabel bebas adalah variabel yang

mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel

dependen (terikat).9 Dalam penelitian ini variabel independen yang dimaksud

adalah persepsi Guru-Guru PAI SD di Kecamatan Tuntang dan Kecamatan

Banyubiru Kabupaten Semarang tentang komunikasi efektif dalam kepengawasan.

(2) Variabel dependen, merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi

akibat karena adanya variabel independen.10 Variabel dependen yang dimaksud

dalam penelitian ini adalah kinerja guru-guru PAI SD di Kecamatan Tuntang dan

Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2016, dan (3)

Variabel moderator dengan pengertian bahwa variabel moderator adalah variabel

yang mempengaruhi (memperkuat dan atau memperlemah) hubungan antara

variabel independen dengan variabel dependen. 11 Variabel moderat yang

dimaksud adalah gender guru-guru PAI SD di Kecamatan Tuntang dan

Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang. Variabel gender pada penelitian ini

merupakan variabel dummy. Variabel ini menggunakan skala nominal dengan

nomor kode 1 untuk gender laki-laki dan nomor kode 0 untuk gender

perempuan.12

Pengumpulan data dilaksanakan dengan menerapkan metode angket,

dimana yang dimaksud metode angket adalah suatu metode pengumpulan data

dengan cara memberikan daftar pertanyaan secara tertulis kepada responden atau

9 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Bandung: Alfabeta, 2014, 39

10 Sugiyono, Metode ...., 39 11 Sugiyono, Metode ...., 39

(8)

pihak yang diteliti.13 Angket tersebut merupakan instrumen untuk mengambil

sikap responden yang berbentuk kuesioner. Responden diminta untuk menilai

komunikasi efektif yang terjadi dalam kepengawasan serta diminta untuk menilai

kinerja dirinya sendiri.

Instrumen berpedoman kepada kisi-kisi instrumen yang disusun

berdasarkan indikator-indikator komunikasi efektif dalam kepengawasan dan

kinerja. Secara lebih jelas indikator dari komunikasi efektif adalah Respect (rasa

hormat); Empathy (menempatkan diri dalam situasi dan kondisi yang terjadi);

Audible (dapat didengarkan dan dimengerti dengan baik); Clarity (kejelasan

pesan); dan Humble (rendah hati, mau menghargai, mendengar, menerima kritik,

tidak sombong). 14 Sedangkan indikator dari kinerja meliputi kemampuan dalam

bentuk karya nyata, hasil kerja dalam rangka mencapai tujuan sekolah,

tanggungjawab dalam menjalankan amanah profesi dan moral, kepatuhan,

komitmen, loyalitas, serta memiliki produktivitas kerja yang tinggi.15

Butir-butir pertanyaan dalam angket diberi skor dengan menggunakan

teknik skala likert. Skala likert merupakan skala yang dapat dipergunakan untuk

mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang

suatu gejala atau fenomena.16 Bentuk pertanyaan dalam skala likert bisa positif

dan bisa negatif. Pertanyaan positif untuk mengukur sikap positif dengan

menggunakan urutan skor 5, 4, 3, 2, 1. Adapun pertanyaan negatif untuk

13 Sutrisno Hadi, Metodologi Research 1, Yogyakarta : Fak Psikologi UGM, 1981, 70 14 Asep Syamsul M. Romli, Komunikasi Dakwah Pendekatan Praktis, e-book, diunduh melalui http://www.academia.edu/8116994 [9/2/2016], 44.

(9)

mengukur sikap negatif dengan urutan skor 1, 2, 3, 4, 5. Sedangkan untuk

mengetahui karakteristik gender, responden diminta untuk menuliskan jenis

kelamin mereka.

Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan

atau kesahihan suatu instrumen.17 Hasil pengujian menunjukkan bahwa pada

variabel persepsi guru tentang komunikasi efektif dalam kepengawasan dari 16

item pertanyaan persepsi guru tentang komunikasi efektif dalam kepengawasan

terdapat 14 item instrumen angket yang valid, serta sebanyak 2 instrumen yang

tidak valid. Angket yang tidak valid di buang dan tidak digunakan dalam

penelitian, sehingga instrumen yang digunakan penelitian hanya sebanyak 14

item. Adapun pada variabel kinerja guru, dari 28 item pertanyaan yang diajukan

diperoleh bahwa sebanyak 25 item instrumen angket valid dan 3 instrumen yang

tidak valid, sehingga instrumen yang digunakan dalam penelitian hanya sebanyak

25 item.

Uji Reliabilitas

Reliabilitas digunakan untuk menunjukkan bahwa suatu instrumen cukup

dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen

tersebut sudah baik.18 Dalam pengujian reliabilitas instrumen pada penelitian ini

digunakan pengujian reliabilitas dengan internal consistensy. Pengujian

reliabilitas dengan internal consistensy dilakukan dengan cara mencobakan

(10)

instrumen sekali saja, kemudian data yang diperoleh dianalisis dengan teknik

tertentu.19 Adapun hasilnya dapat dilihat dari nilai cronbach alpha, dimana suatu

construct dikatakan reliable jika memberikan nilai cronbach alpha > 0,7 dapat

dilihat pada tabel berikut.

Deskripsi Variabel Persepsi Guru tentang Komunikasi Efektif dalam

Kepengawasan

Dari hasil perhitungan menggunakan SPSS diketahui data sebagai berikut:

Tabel 2. Descriptive Statistics

Dengan demikian diketahui rata-rata persepsi guru tentang komunikasi efektif

dalam kepengawasan adalah 52,5306 sedangkan standar deviasi 7.25173. adapun

untuk membuat distribusi frekuensi harus diketahui interval nilai dengan langkah

sebagai berikut:

Interval nilai = ( ) ( )

(11)

Interval nilai = 8,75 dibulatkan menjadi 9

Tabel 3. Distribusi Frekuensi Variabel X

Interval Nilai F FR (%) Kategori

57 – 65 12 24.5% Sangat Baik

48 – 56 28 57.1% Baik

39 – 47 7 14.3% Cukup

30 – 38 2 4.1% Kurang

Jumlah 24 100%

Dari tabel di atas diketahui rata – rata persepsi guru tentang komunikasi

efektif dalam kepengawasan di Kecamatan Tuntang dan Kecamatan Banyubiru

Kabupaten Semarang tahun 2016 adalah 52,5306 termasuk pada kategori baik

dengan persentase 57.1%.

Deskripsi Variabel Kinerja Guru

Dari hasil perhitungan menggunakan SPSS diketahui data sebagai berikut:

Tabel 4. Descriptive Statistics

N Range Min Max Mean Std. Deviation

Y 49 45.00 60.00 105.00 89.2449 11.59837

Valid N

(listwise)

Data di atas diperoleh rata-rata kinerja guru adalah 89.2449 sedangkan standar

deviasi 11.5983, adapun interval nilainya sebagai berikut:

(12)

Tabel 4. Distribusi Frekuensi Variabel Y

Interval Nilai F FR (%) Kategori

95 – 105 20 40.8% Sangat Baik

84 – 94 16 32.7% Baik

73 – 83 6 12.2% Cukup

62 – 72 7 14.3% Kurang

Jumlah 49 100%

Dari tabel diatas diketahui rata – rata kinerja guru PAI SD di Kecamatan

Tuntang dan Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang tahun 2016 adalah

89.2449 termasuk pada kategori baik dengan presentase 32.7%.

Uji Hipotesis 1

Uji hipotesis 1 adalah untuk mengetahui besarnya pengaruh dari variabel

bebas (independent) terhadap variabel terikat (dependent), maka uji analisisnya

digunakan uji analisis regresi karena variabel terikat hanya dipengaruhi oleh satu

variabel bebas, maka pengujian dilakukan dengan menggunakan uji regresi linear

sederhana.20

Persamaan matematis yang digunakan berbentuk y = β0 + β1 x + ɛ 21.

Adapun beberapa langkah yang digunakan dalam pengujian analisis regresi

(13)

sederhana adalah uji asumsi persyaratan meliputi uji kenormalan dan uji

homogenitas serta uji pengaruh dengan menggunakan uji linearitas.22

Uji Kenormalan dan Uji Homogenitas

Pada penelitian ini normalitas dapat dilihat dari uji Kolmogorov Smirnov

dengan menginterpretasikan hasil output, apabila sig > 5% maka asumsi variabel

dependen terdistribusi normal. Perolehan dari uji normalitas dan homogenitas

dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 5. Uji Normalitas dengan Kolmogorov-Smirnov Test

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic Df Sig. Statistic df Sig.

kin_gur ,124 49 ,055 ,932 49 ,008

a. Lilliefors Significance Correction

Tabel 6. Uji Homogenitas dengan Tendensi Sentral

22 Sukestiyarno, Olah Data ...., 68-71.

Statistics kin_gur

N Valid 49

Missing 0

Mean 89,24

Std. Deviation 11,598

Skewness -,738

Std. Error of Skewness ,340

Kurtosis -,264

Std. Error of Kurtosis ,668

Minimum 60

(14)

Pada tabel 5, nilai sig = 0,55 lebih tinggi dibandingkan dengan taraf

signifikansi 5% (0,05) serta pada tabel 6 nilai skewness diketahui -0,738

merupakan nilai negatif yang hampir berdekatan dengan nol, hal demikian

memberikan gambaran bahwa sebaran data telah memenuhi asumsi normalitas.

Kondisi homogenitas variabel dependen atau kinerja guru PAI, kita lihat

nilai kurtosisnya = -0,264. Nilai tersebut berdekatan dengan angka nol sehingga

dapat diasumsikan bahwa homogenitas terpenuhi.

Uji Linearitas

Uji linearitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan

dua variabel yang diteliti sekaligus untuk melihat pengaruh variabel bebas atau

persepsi guru tentang komunikasi efektif dalam kepengawasan terhadap variabel

terikat atau kinerja guru-guru PAI. Hasil pengujian dapat dilihat dari interpretasi

pembacaan output proses uji hipotesis dalam membuktikan model persamaan y =

β0 + β1 x + ɛ

Tabel 7. Persamaan Regresi Berdasar Sampel

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 41,721 10,200 4,090 ,000

pers_gur ,905 ,192 ,566 4,702 ,000

a. Dependent Variable: kin_gur

Diperoleh nilai a = 41,721 dan b = 0, 905. Jadi persamaan regresinya ŷ = 41,721 +

(15)

Adapun untuk menerima atau menolak hipotesis dibaca pada tabel

Diperoleh F hitung sebesar 22.113 dengan tingkat probabilitas 0,000

(signifikansi). Probabilitas jauh lebih kecil dari 0,05 dan F hitung lebih besar dari

F tabel, maka model regresi dapat dipergunakan untuk memprediksi kinerja

guru-guru PAI SD atau dapat dikatakan bahwa variabel antara persepsi guru-guru tentang

komunikasi efektif dalam kepengawasan berpengaruh signifikan terhadap

variabel kinerja Guru-Guru PAI SD di Kecamatan Tuntang dan Kecamatan

Banyubiru Kabupaten Semarang tahun 2016.

Adapun seberapa besar kemampuan variabel independen dalam

menerangkan variabel dependen dapat diketahui dari koefisien determinasi

dengan melihat Adjusted R Square pada tabel berikut:

(16)

Data di atas terlihat bahwa R Square sebesar 0,320 atau 32%. Hal ini

berarti sebesar 32% kemampuan model regresi dari penelitian ini dalam

menerangkan variabel dependen. Artinya 32% variabel persepsi guru tentang

komunikasi efektif dalam kepengawasan terhadap kinerja guru dapat dijelaskan

oleh variansi dari variabel independen kinerja guru. Sedangkan sisanya (100% -

32% = 68%) dipengaruhi oleh variabel-variabel lainnya yang tidak diperhitungkan

dalam analisis penelitian ini.

Uji hipotesis 2

Analisis ini digunakan untuk mengetahui bagaimana gender dalam

memoderasi persepsi guru-guru PAI SD tentang komunikasi efektif dalam

kepengawasan terhadap kinerja guru–guru PAI. Adapun model analisis yang

digunakan adalah Uji Nilai Selisih Mutlak dengan persamaan regresi sebagai

berikut:

Y = α + β1X + β2 Z + β3 |X-Z| dan Y = α + β1ZX+ β2ZZ+ β3 AbsXZ23

Dengan bantuan program SPSS diperoleh hasil berikut:

Tabel 10. Hasil Perhitungan Interaksi Persepsi Guru tentang Komunikasi efektif dalam Kepengawasan dan Gender

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 2399,601 3 799,867 8,871 ,000b

Residual 4057,460 45 90,166

Total 6457,061 48

a. Dependent Variable: kin_gur

b. Predictors: (Constant), Abspers_gur_Z, Zscore(pers_gur), Zscore(gender z)

(17)

Pada tabel 10 diperoleh bahwa nilai F hitung 8,871 dan nilai signifikansi

0,000 < 0,05, hal ini berarti terdapat pengaruh bersama antara Zscore(pers_gur),

Zscore(gender z) dan Abspers_gur_Z terhadap kinerja, artinya bahwa persamaan

tersebut dapat digunakan untuk penelitian ini.

Tabel 11. Hasil Perhitungan Pengaruh Interaksi Persepsi Guru tentang Komunikasi efektif dalam Kepengawasan dan Gender terhadap Kinerja Guru

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 87,277 2,632 33,155 ,000

Zscore(pers_gur) 6,232 1,398 ,537 4,458 ,000

Zscore(gender z) 2,287 1,398 ,197 1,636 ,109

Abspers_gur_Z 1,814 2,080 ,104 ,872 ,388

a. Dependent Variable: kin_gur

Dari penghitungan didapat persamaan Y = 87,277 + 6,232

Zscore(pers_gur) +2,287 Zscore(gender z) + 1,814 Abspers_gur_Z

Dari tabel 11 dapat diketahui bahwa gender tidak mempunyai pengaruh

atau terhadap kinerja guru dengan ditunjukkan nilai sig 0,109 > 0,05. Namun

dalam interaksinya dengan persepsi guru tentang komunikasi dalam

kepengawasan, gender berpengaruh positif terhadap kinerja dengan ditunjukkan

dari nilai positif pada koefisien Abspers_gur_Z (1,814), akan tetapi pengaruh

tersebut tidak signifikan dengan ditunjukkannya nilai sig 0,388 > 0,05.

Sedangkan untuk mengetahui seberapa besar sumbangan interaksi antara

persepsi guru tentang komunikasi efektif dalam kepengawasan dengan gender

(18)

Tabel 12. Hasil Perhitungan Besaran Pengaruh Interaksi Persepsi Guru tentang Komunikasi efektif dalam Kepengawasan dan Gender terhadap Kinerja

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 ,610a ,372 ,330 9,496

a. Predictors: (Constant), Abspers_gur_Z, Zscore(pers_gur), Zscore: gender z

Dari tabel di atas ditunjukkan bahwa Adjusted R Square 0,330 artinya

variabel persepsi guru tentang komunikasi efektif dalam kepengawasan, gender

dan interaksi variabel persepsi guru tentang komunikasi efektif dalam

kepengawasan dengan gender dapat menjelaskan variabilitas kinerja sebesar 33%.

Adapun 67% variabilitas kinerja dipengaruhi oleh variabel lain.

Pembahasan

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa persepsi guru tentang komunikasi

efektif dalam kepengawasan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja

guru. Artinya, semakin tinggi nilai persepsi guru tentang komunikasi efektif yang

dijalankan dalam proses kepengawasan, maka kinerja guru juga akan semakin

meningkat, atau semakin efektif komunikasi yang terjadi dalam proses

kepengawasan dapat menjadikan kinerja guru akan semakin baik.

Penelitian ini dapat menjelaskan pendapat Stephen P. Robinson dan

Timothy A. Judge (2008) yang mengatakan bahwa sebuah komunikasi dapat

menentukan kinerja. Disamping itu, penelitian ini mendukung hasil penelitian M.

Shaunan Fahmi (2010) yang menyatakan bahwa komunikasi berpengaruh secara

(19)

dengan hasil penelitian Kistoyo (2008) yang menyimpulkan penelitiannya bahwa

komunikasi tidak mempunyai pengaruh terhadap kinerja pegawai.

Penelitian ini juga mengungkap bahwa gender merupakan variabel yang

hanya dapat sedikit memoderasi pengaruh persepsi guru tentang komunikasi

efektif dalam kepengawasan terhadap kinerja guru. Hasil penelitian ini kurang

sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh M. Shaunan Fahmi (2010)

yang menyatakan bahwa gender memoderasi secara signifikan dan positif

terhadap pengaruh komunikasi terhadap kinerja. Adapun dengan ungkapan Tanen

dalam Stephen P. Robin dan Timothy A. Judge (2008) yang menyatakan bahwa

laki-laki berkomunikasi untuk kebebasannya, sedangkan perempuan lebih untuk

membangun keintiman maka dapat dikatakan bahwa pernyataan tersebut belum

mengarah secara khusus kepada kinerja.

Simpulan

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif dan

signifikan dari variabel bebas (X) yaitu persepsi guru tentang komunikasi efektif

dalam kepengawasan terhadap variabel terikat (Y) yakni kinerja.

Variabel moderator (Z) atau gender hanya sedikit memoderasi pengaruh

variabel (X) atau persepsi guru tentang komunikasi efektif dalam kepengawasan

dengan variabel terikat (Y) yakni kinerja guru PAI. Artinya gender bukan variabel

yang menguatkan pengaruh persepsi tentang komunikasi efektif terhadap kinerja

(20)

Ada beberapa keterbatasan dalam penelitian ini seperti teori-teori dan hasil

pendukung dari penelitian sebelumnya. Pekerjaan penelitian yang berkaitan

dengan komunikasi efektif di tempat kerja, serta kinerja. Penelitian yang berkaitan

dengan komunikasi dalam kepengawasan dengan melibatkan gender guru juga

masih terbatas. Hal ini menghasilkan pembuktian hasil penelitian dengan teori

pendukung yang juga relatif terbatas.

Variabel kinerja diukur hanya dengan dilakukan penilaian atas diri sendiri

yang tentunya masih mengandung subyektivitas. Akan lebih baik jika kinerja

diukur dengan melibatkan beberapa pihak yang berpengaruh.

Penelitian ini hanya dilakukan guru-guru PAI di Kecamatan Tuntang dan

Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang sehingga hasilnya belum dapat

digunakan sebagai dasar generalisasi yang mewakili guru-guru secara

keseluruhan.

Peneliti selanjutnya dapat meneliti tentang komunikasi dalam

kepengawasan dengan cara melakukan pengamatan secara langsung

pelaksanaannya di lapangan. Disamping itu peneliti selanjutnya juga dapat

mencari variabel lain yang dapat mempengaruhi kinerja Guru Pendidikan Agama

Islam SD seperti gaya kepemimpinan, gaya kepengawasan, dan atau kompetensi

pendidikan sebagai variabel bebas serta status guru atau tingkat pendidikan

(21)

DAFTAR PUSTAKA

Aedi, Nur. Pengawasan Pendidikan Tinjauan Teori dan Praktek. Jakarta: Rajawali Pers, 2014.

Bastable, Susan B. Perawat sebagai Pendidik: Prinsip-prinsip Pengajaran dan

Pembelajaran. Penerjemah: Gerda Wulandari & Gianto Widiyanto. Jakarta: EGC,

2002.

Browning, Geil. Emergenetics Menyadap Ilmu Kesuksesan Baru. Jakarta:Gramedia Pustaka Utama, 2013.

Djaali & Muljono, Pudji. Pengukuran dalam Bidang Pendidikan. Jakarta: Grasindo, 2008.

Djarwanto Ps & Subagyo, Pangestu. Statistik Induktif. Yogyakarta: BPFE, 1996.

Fahmi, M. Shaunan. “Pengaruh Motivasi, Diklat dan Komunikasi terhadap Kinerja Pegawai dengan Gender sebagai Variabel Moderating (Studi pada Lembaga Teknis Kota Salatiga) tahun 2010”, tesis, Universitas Sultan Agung Semarang, 2010.

Hadi, Sutrisno. Metodologi Research 1. Yogyakarta : Fak Psikologi UGM, 1981.

Ivancevich, John M. & Konopaske, Robert & Mateson, Michael T. Perilaku dan

Manajemen Organisasi. Penerjemah: Gina Gania. Jakarta: Penerbit Erlangga,

2006.

Kistoyo, “Pengaruh Kepemimpinan, Komunikasi dan Lingkungan Fisik terhadap Kinerja Pegawai pada Kantor Dinas Pendidikan Kabupaten Pekalongan Tahun 2008”, tesis, Universitas Sebelas Maret Surakarta, 2008.

Mulianto, Sindu dkk. Panduan Lengkap Supervisi Diperkaya Perspektif Syariah. Jakarta: Elex Media Komputindo, 2006.

Prasojo, Lantip Diyat dan Sudiyono. Supervisi Pendidikan. Yogyakarta: Gava Media, 2011.

Priansa, Donni Juni. Kinerja dan Profesionalisme Guru. Bandung: Alfabeta, 2014.

(22)

Romli, Asep Syamsul M. Komunikasi Dakwah Pendekatan Praktis. e-book. diunduh melalui http://www.academia.edu/8116994 [9/2/2016].

Sahertian, Piet A. Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta, 2010.

Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta, 2014.

Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta, 2014.

Sukestiyarno. Olah Data Berbantuan SPSS. Semarang: Universitas Negeri Semarang, 2011.

Gambar

Tabel 1. Uji Reliabilitas Instrumen
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Variabel X
Tabel 4. Distribusi Frekuensi Variabel Y
Tabel 5. Uji Normalitas dengan Kolmogorov-Smirnov Test
+6

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Dengan adanya suatu wadah yang menyediakan fasilitas tersebut khususnya untuk anak anak( Sekolah TK Bitang Harapan) maka impian tersebut dapat tercapai.. Interior

pembiayaan yang mungkin timbul. Dengan menjalankan prinsif 5C menandakan bahwa Bank Syari’ah sudah melaksanakan prinsif kehati -hatian. Jika ditinjau dari Ekonomi Islam

Kadar hemoglobin selama pemeliharaan hari ke-0, 15, 30, dan setelah uji tantang pada perlakuan pakan tanpa probiotik dan injeksi PBS (K-), pakan tanpa probiotik dan injeksi

Analisis ini menunjukkan bahwa sebagian besar kemampuan sistem diskriminatif berasal dari frekuensi gaya berjalan (Irama) dan ada penurunan yang signifikan dalam

• Norma hukum abstrak, melihat perbuatan seseorang yang tidak ada batasnya dalam arti tidak konkret, misalnya: mencuri,..

Kali ini saya akan mengenalkan anda dengan Cisco Packet Tracer, ialah sebuah software keluaran dari cisco yang dapat digunakan untuk mensimulasikan dan untuk

Yang paling terlihat jelas disini adalah aktifitas manusia yang secara langsung menghancurkan terumbu karang, seperti misalnya pembangunan lapangan terbang dan