• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI PERHITUNGAN SKALAMELALUI METODE TWO STAY TWO STRAY PADA SISWA KELAS V MIN KEBONAN KECAMATAN KARANGGEDE KABUPATEN BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 20142015 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI PERHITUNGAN SKALAMELALUI METODE TWO STAY TWO STRAY PADA SISWA KELAS V MIN KEBONAN KECAMATAN KARANGGEDE KABUPATEN BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 20142015 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam"

Copied!
145
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

MATERI PERHITUNGAN SKALAMELALUI

METODE TWO STAY TWO STRAY PADA SISWA

KELAS V MIN KEBONAN KECAMATAN

KARANGGEDE KABUPATEN BOYOLALI

TAHUN PELAJARAN 2014/2015

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam

Oleh

RISA AFRIA ULFA RUHANA

NIM 11511019

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

(2)
(3)

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

MATERI PERHITUNGAN SKALA MELALUI

METODE TWO STAY TWO STRAY PADA SISWA

KELAS V MIN KEBONAN KECAMATAN

KARANGGEDE KABUPATEN BOYOLALI

TAHUN PELAJARAN 2014/2015

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam

Oleh

RISA AFRIA ULFA RUHANA

NIM 11511019

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

(4)
(5)
(6)
(7)

MOTTO

“Hai orang-orang yang beriman jadikan sabar dan sholatmu sebagai penolongmu, sesungguhnya Alloh beserta orang-orang yang sabar”

(Al Baqoroh : 153)

Jangan berhenti berusaha ketika menemui sebuah kegagalan, karena kegagalan adalah cara Alloh mengajari kita tentang arti kesungguhan.

PERSEMBAHAN

 Keluarga besar tercinta, khususnya Bapak Abdul Karim, Ibu Nuryanti (alm), Mas Arif dan Mas Yuslam, you’re my everything.

 Sahabat-sahabat yang selalu ada, spesial untuk Tersina Apriyani, you’ll be my best friend ever after.

 Teman-teman Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah angkatan 2011.  Calon imam yang telah disiapkan Robbuna untukku, I’ll always waiting

(8)

KATA PENGANTAR

Puji syukur sudah sepantasnya kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat, taufiq dan hidayah-Nya penulis masih diberikan kesempatan untuk melaksanakan segala tugas yang menjadi tanggung jawab penulis. Shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat, dan umatnya hingga akhir jaman.

Alhamdulillah atas nikmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Peningkatan Hasil Belajar Matematika Materi Perhitungan Skala melalui MetodeTwo Stay Two Stray pada Siswa Kelas V MIN Kebonan Kecamatan Karanggede Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2014/2015”

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan dan kelemahan baik dalam aspek substansi maupun penulisannya, hal tersebut disebabkan oleh keterbatasan kemampuan yang penulis miliki.

Meskipun demikian, alhamdulillah berkat bantuan dan motivasi serta bimbingan dan fasilitasi dari berbagai pihak akhirnya penulis mampu menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, dengan rasa tulus dan ikhlas, penulis ucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat :

1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd., selaku rektor Institut Agama Islam Negeri Salatiga.

(9)

3. Ibu Peni Susapti, M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Guru Madrasah IbtidaiyahFakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan InstitutAgama Islam Negeri Salatiga.

4. Ibu Eni Titikusumawati, M.Pd., selaku dosen matematika sekaligus dosen pembimbing yang telah memberikan motivasi, bimbingan dan wawasan keilmuwan kepada penulis sehingga menambah keyakinan untuk menggapai harapan masa depan yang lebih baik.

5. Seluruh dosen dan staf tenaga administrasi Program SI Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah yang telah memberikan pelayanan dengan baik.

6. Bapak Chisbulloh, S.Ag.,selakuKepala MIN Kebonan Kecamatan Karanggede yang telah banyak membantu penulis dalam melaksanakan penelitian.

7. Bapak Sutrisno, S.Pd.I., selaku Guru Kelas V MIN Kebonan Kecamatan Karanggede yang telah banyak membantu penulis dalam melaksanakan penelitian.

8. Bapak Abdul Karim yang saya banggakan dan menjadi panutan penulis. 9. Almarhumah Ibu Nur Yanti tercinta yang selalu menemani, mendoakan, dan

memotivasi penulis selama menjalani studi dan menyelesaikan skripsi ini hingga akhir hayatnya.

10. Kakak-kakak tercinta Nurul Arifin dan Yuslam Ashuri yang selalu memberikan dukungan baik moral maupun finansial.

(10)

12. Saudara-saudaraku yang telah banyak memberikan dorongan dan bantuan kepada penulis untuk menyelesaikan studi ini.

13. Semua kawan-kawan PendidikanGuru Madrasah Ibtidaiyah angkatan 2011 yang selalu akan penulis rindukan, kekompakan, keceriaan, canda tawa, suka duka yang pernah kita lalui bersama.

14. Semua kawan-kawan yang belum sempat tersebutkan nama-namanya, namun telah memberi andil kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Atas jasa mereka, semoga amal mereka mendapat balasan yang lebih baik serta mendapat kesuksesan di dunia maupun di akhirat.Penulis juga mengharap kritik dan saran yang membangun dari pembaca untuk menyempurnakan skripsi ini.Mudah-mudahan skripsi ini bermanfaat bagi penulis dan pembaca pada umumnya.

Salatiga, 28 Agustus 2015

(11)

ABSTRAK

Ruhana, Risa Afria Ulfa. 2015. Peningkatan Hasil Belajar Matematika Materi Perhitungan Skala melalui Metode Two Stay Two Stray pada Siswa Kelas V MIN Kebonan Kecamatan Karanggede Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2014/2015.Skripsi.Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Program Studi Pendidikan Guru MadrasahIbtidaiyah (PGMI). Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Dosen Pembimbing Eni Titikusumawati, M.Pd.

Kata Kunci : peningkatan hasil belajar dan Metode Two Stay Two Stray.

Penelitian ini dilatar belakangi oleh adanya permasalahan yaitu rendahnya kemampuan matematis siswa pada mata pelajaran matematika tentang perhitungan skala. Rendahnya kemampuan matematis siswa disebabkan oleh proses belajar mengajar di kelas yang cenderung berpusat pada guru dan siswa hanya mengikuti langkah demi langkah sesuai yang diajarkan oleh guru. Akibatnya ketika siswa dihadapkan pada suatu persoalan yang berbeda siswa akan kesulitan dalam memecahkan persoalan tersebut. Selain itu, kegiatan belajar yang dilakukan diwarnai dengan kegiatan individual, siswa bekerja sendiri dan tidak diperbolehkan melihat pekerjaan siswa lain, sehingga siswa yang pandai maupun kurang pandai akan tetap dalam kondisinya.

Sehubungan dengan permasalahan di atas, melalui penelitian ini diharapkan memperoleh cara yang tepat untuk memperbaiki mutu pembelajaran matematika di MIN Kebonan dalam meningkatkan kemampuan matematika siswa terutama pada pehitungan skala. Penerapan metode Two Stay Two Stray diharapkan dapat meningkatkan pemahaman siswa sehingga hasil belajar siswa pun menjadi meningkat.Model yang diterapkan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK), dengan empat tahapan, yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi.Keempat tahapan tersebut dilaksanakan dalam dua siklus penelitian dimana tiap siklus difokuskan pada materi tentang perhitungan skala dengan metode Two Stay Two Stray.penelitian ini dilaksanakan di MIN Kebonan dengan subjek penelitian kelas V. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa terutama pada materi perhitungan skala.

(12)

Daftar Isi

DAFTAR LAMPIRAN xviii

(13)

e. Faktor yang Mempengaruhi Belajar 25 3. Tujuan Pembelajaran Matematika di Madrasah Ibtidiyah 38 D. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 39

Bab III PELAKSANAAN PENELITIAN

A. Subjek Penelitian 53

1. Lokasi Penelitian 53

(14)

3. Keadaan Siswa 54

Bab IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

(15)

2) Lembar Pengamatan Siswa 83

3) Hasil Belajar Siklus II 84

Bab V PENUTUP

A. Kesimpulan 88

B. Saran 89

1. Bagi Guru 89

2. Bagi Siswa 89

(16)

Daftar Tabel

Hal

Tabel 1.1 Waktu Penelitian ... 11

Tabel 3.1 Guru MIN Kebonan Kelas V ... 54

Tabel 3.2 Jumlah Siswa Perkelas MIN Kebonan ... 55

Tabel 3.3 Hasil Perolehan Nilai Rata – rata Harian Matematika sebelum dilaksanakan PTK ... 55

Tabel 3.4 Hasil Perolehan Nilai Ujian Semester I Pelajaran Matematika sebelum dilaksanakan PTK ... 56

Tabel 3.5 Daftar Nama Siswa Kelas V MIN Kebonan ... 57

Tabel 4.1 Rekapitulasi Angket Umpan Balik Siswa Siklus I ... 69

Tabel 4.2 Rekapitulasi Angket Umpan Balik Siswa Siklus II ... 70

Tabel 4.3 Rekapitulasi Hasil Pengamatan Guru pada Pembelajara Matematika melalui Metode Two Stay Stray Siklus I ... 74

Tabel 4.4 Rekapitulasi Hasil Pengamatan Siswa pada Pembelajaran Matematika melalui Metode Two Stay Stray Siklus I ... 75

Tabel 4.5 Hasil Belajar Siswa pada Siklus I ... 77

Tabel 4.6 Presentase Hasil Belajar Siswa Siklus I ... 77

Tabel 4.7 Rekapitulasi Hasil Pengamatan Guru pada Pembelajaran Matematika melalui Metode Two Stay Stray Siklus II ... 82

Tabel 4.8 Rekapitulasi Hasil Pengamatan Siswa pada Pembelajaran Matematika melalui Metode Two Stay Stray Siklus II ... 83

Tabel 4.9 Hasil Belajar SIswa pada Siklus II ... 85

Tabel 4.10 Presentase Hasil Belajar Siswa pada Siklus II ... 85

(17)

Daftar Gambar

Hal

Gambar 2.1 Kerangka Teori ... 52

Gambar 4.1 Presentase Hasil Belajar Siswa Siklus I ... 78

Gambar 4.2Presentase Hasil Belajar Siswa Siklus II ... 86

(18)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II Lampiran 3 Lembar Pengamatan Siswa Siklus I

Lampiran 4 Lembar Pengamatan Siswa Siklus II Lampiran 5 Lembar Pengamatan Guru Siklus I Lampiran 6 Lembar Pengamatan Guru Siklus II

Lampiran 7 Rekapitulasi Hasil Pengamatan Siswa Siklus I Lampiran 8 Rekapitulasi Hasil Pengamatan Siswa Siklus II Lampiran 9 Rekapitulasi Hasil Pengamatan Guru Siklus I Lampiran 10 Rekapitulasi Hasil Pengamatan Guru Siklus II Lampiran 11 Angket Umpan Balik Siswa

Lampiran 12 Lembar Angket Umpan Balik Siswa Siklus I Lampiran 13 Lembar Angket Umpan Balik Siswa Siklus II Lampiran 14 Rekapitulasi Angket Umpan Balik Siswa Siklus I Lampiran 15 Rekapitulasi Angket Umpan Balik Siswa Siklus II Lampiran 16 Lembar Tes Formatif Evaluasi siswa siklus I Lampiran 17 Lembar Tes Formatif Evaluasi siswa siklus II Lampiran 18 Foto Kegiatan

(19)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Seseorang belajar pada dasarnya didorong oleh keinginannya untuk mengembangkan perilaku yang efektif dan efisien dalam mencapai tujuan. Hal ini berarti dengan belajar seseorang dapat melakukan hal-hal yang sebelumnya tidak dapat dilakukannya. Perubahan perilaku yang terjadi sebagai akibat dari proses belajar pada diri seseorang, inilah yang disebut dengan hasil belajar (Hartini, 2010: 33).

Snelbeker (1974: 12) mengatakan bahwa perubahan atau kemampuan baru yang diperoleh siswa setelah melakukan perbuatan belajar adalah merupakan hasil belajar, karena belajar pada dasarnya adalah bagaimana perilaku seseorang berubah sebagai akibat dari pengalaman.

Perkembangan hasil belajar sangatlah penting bagi peserta didik, terutama pada materi pelajaran matematika. Pelajaran matematika di sekolah dasar dapat digunakan mereka sebagai modal awal untuk pembelajaran pada tingkat selanjutnya. Selain itu kegiatan mereka sehari-hari pun sangat erat hubungannya dengan matematika.

(20)

hasil belajar matematika siswa rendah. International Education Achievement (IAE) mengemukakan bahwa kemampuan dalam bidang Sciencecr and mathematics siswa Indonesia berada pada urutan ke 38 dari 39 negara yang disurvei. Sementara itu survey The Third International Mathematics and Science Study Repeat (TIMSS), bahwa Indonesia pada posisi di bawah rata-rata untuk matematika, yaitu berada di urutan ke 34 dari 38 negara (Hartini, 2010: 5).

Adapun yang peneliti ketahui dari hasil pengamatan terhadap aktivitas guru dan siswa kelas V MIN Kebonan ditemukan bahwa kemampuan matematika terutama pada perhitungan skala masih rendah. Proses belajar mengajar di kelas cenderung berpusat pada guru dan siswa hanya mengikuti langkah demi langkah sesuai yang diajarkan oleh guru. Akibatnya ketika siswa dihadapkan pada suatu persoalan yang berbeda siswa akan kesulitan dalam memecahkan persoalan tersebut. Selain itu, kegiatan belajar yang dilakukan diwarnai dengan kegiatan individual, siswa bekerja sendiri dan tidak diperbolehkan melihat pekerjaan siswa lain. Akibatnya siswa yang pandai maupun kurang pandai akan tetap dalam kondisinya.

(21)

Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan sekolah yaitu 70. Rata-rata nilai matematika di kelas V adalah 55. Siswa yang mencapai ketuntasan belajar sebanyak 55 % atau 11 siswa dari 20 siswa, sedangkan yang belum mencapai ketuntasan belajar mencapai 45 % atau 9 siswa. Dan kebanyakan dari sebagian besar siswa mengalami kesalahan pada soal perhitungan skala.

Hal ini sangatlah disayangkan, karena materi perhitungan skala merupakan materi pelajaran matematika yang sangat penting. Materi tersebut akan tetap ada sampai pendidikan di tingkat yang lebih lanjut. Selain itu, perhitungan skala juga dijadikan sebagai salah satu soal dalam Ujian Nasional Matematika di kelas VI nantinya. Jika di kelas V saja belum bisa menguasai perhitungan skala tersebut dikhawatirkan ketika siswa berada di kelas VI akan mengalami kesulitan jika dihadapkan pada materi matematika lainnya. Perhitungan skala juga sangat bermanfaat bagi kehidupan, seperti untuk menghitung jarak suatu tempat, menghitung luas wilayah, membuat desain alat modern, dan membuat desain bangunan.

(22)

dimodifikasi, dikombinasikan untuk membantu pencapaian tujuan dalam proses kegiatan belajar mengajar.

Jika tujuan belajar tersebut tercapai dengan baik maka akan melahirkan generasi berilmu yang nantinya akan di angkat derajatnya kelak oleh Allah SWT. Seperti firman Allah dlam surat Al Mujadalah ayat 11:

Yang artinya “niscaya Allah akan meninggikan derajat orang diantara kamu yang berilmu pengetahuan dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan”.

Berdasarkan beberaapa hal tersebut, peneliti merasa perlu untuk mengembangkan pembelajaran yang bisa meningkatkan kemampuan siswa dalam operasi perkalian terutama pada pecahan decimal. Pembelajaran yang peneliti kembangkan dalam penelitian ini adalah metode kooperatif tipe Two Stay Two Stray dimana masing-masing siswa dapat berfikir kritis dalam pembelajaran yang menyenangkan dan mempunyai inisiatif dalam memecahkan setiap masalah dengan beberapa tahap yang dilaluinya.

(23)

Kelebihan dari metode kooperatif tipe Two Stay Two Stray ini adalah pembelajaran lebih bermakna karrena berorientasi pada keaktifan siswa, siswa berani mengungkapkan pendapatnya, siswa dapat saling bekerjasama, dan membantu meningkatkan minat siswa dalam belajar. Sedangkan kelemahan dari metode kooperatif tipe Two Stay Two Stray ini adalah dalam pelaksanaannya membutuhkan waktu yang lebih lama, padahal waktu pembelajaran siswa tingkat Sekolah Dasar hanyalah 2 x 35 menit.

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka peneliti mengambil judul Peningkatan Hasil Belajar Matematika Materi Perhitungan Skala melalui Metode Two Stay Two Stray pada Siswa Kelas V MIN Kebonan Kecamatan Karanggede Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2014/2015 dalam penelitian ini.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan penjelasan latar belakang di atas, maka dapat dibuat rumusan masalah sebagai berikut:

1. Apakah penerapan metode Two Stay Two Stray pada perhitungan skala dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas V MIN Kebonan Kecamatan Karanggede Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2014/2015?

(24)

kelas V MIN Kebonan Kecamatan Karanggede Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2014/2015?

C. Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka dapat ditetapkan tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk meningkatkan hasil belajar matematika materi perhitungan skala melalui metode Two Stay Two Stray pada siswa kelas V MIN Kebonan Kecamatan Karanggede Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2014/2015.

2. Untuk mengetahui bahwa dengan penerapan metode Two Stay Two Stray dapat mencapai KKM kelas pada mata pelajaran matematika siswa kelas V MIN Kebonan Kecamatan Karanggede Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2014/2015.

D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan 1. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka kesimpuln sementara adalah sebagai berikut:

(25)

b. Penerapan metode Two Stay Two Stray dapat mencapai KKM kelas pada mata pelajaran matematika siswa kelas V MIN Kebonan Kecamatan Karanggede Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2014/2015

2. Indikator Keberhasilan

Penggunaan metode Two StayTwo Stray dikatakan berhasil apabila indikator yang diharapkan dapat tercapai. Adapun indikator yang dirumuskan peneliti adalah:

a. Secara Individu

Siswa diharapkan dapat mencapai skor 70 pada materi perhitungan skala

b. Secara Klasikal

Presentase 85% sebanyak dari total siswa dalam satu kelas mendapat nilai ≥ 70.

E. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

(26)

2. Manfaat Praktis a. Bagi penulis

Penelitian yang dilakukan diharapkan dapat menghasilkan suatu desain pembelajaran yang menarik dan mendorong keaktifan siswa dalam proses pembelajaran.

b. Bagi sekolah

Penelitian ini dapat digunakan sebagai pertimbangan untuk memotivasi guru dalam melaksanakan proses pembelajaran di kelas, khususnya mata pelajaran matematika. Selain itu juga memberikan sumbangan pengetahuan terhadap sekolah dalam perbaikan proses pembelajaran, sehingga dapat meningkatkan kualitas pendidikan.

c. Bagi guru

Model dan metode pembelajaran yang diterapkan diharapkan dapat memberikan wawasan pengetahuan dan pengalaman tentang pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. Selain itu hasil penelitian ini dapat meningkatkan keterampilan mengajar guru serta dijadikan sarana untuk mengevaluasi pembelajaran yang sudah pernah dilakukan. d. Bagi siswa

(27)

yang dimiliki siswa serta dapat meningkatkan hasil belajar siswa terutama pada mata pelajaran matematika.

F. Definisi Operasional

Untuk menghindari perbedaan pemahaman pembaca, maka diperlukan definisi operasional untuk menjelaskan kata kunci dalam penelitian ini.

1. Hasil Belajar

Hasil belajar pada dasarnya adalah suatu kemampuan yang berupa keterampilan dan perilaku baru sebagai akibat dari latihan atau pengalaman yang diperoleh. Gagne dan Briggs mendefinisikan hasil belajar sebagai kemampuan yang diperoleh seseorang sesudah mengikuti proses belajar (Hartini, 2010: 33).

Hasil belajar dalam penelitian ini yaitu hasil belajar yang berupa pengetahuan dan kemampuan dalam memecahkan masalah matematika terutama pada perhitungan skala.

2. Matematika

(28)

Salah satu pelajaran di MIN Kebonan kelas V adalah matematika tentang perhitungan skala. Perhitungan skala merupakan perbandingan jarak pada peta dengan jarak sebenarnya.

4. Two Stay Two Stray

Two Stay Two Stray merupakan salah satu metode pembelajaran kooperatif yang memberikan kesempatan kepada kelompok untuk membagikan hasil dan informasi kepada kelompok lain (http//www.asikbelajar.com/2012/11/ model-pembelajaran-two-stay-two-stray.html.diakses pada hari selasa 28/04/2015).

5. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)

Kriteria Ketuntasan Minimal adalah kriteria paling rendah untuk menyatakan peserta didik mencapai ketuntasan.

G. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian

Metode dalam penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK), yakni penerapan metode Two Stay Two Stray pada perhitungan skala untuk meningkatkan hasil belajar.

(29)

2. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian berada di MIN Kebonan Kecamatan Karanggede Kabupaten Boyolali.

3. Waktu Penelitian

Tabel 1.1 Waktu Penelitian

No Deskripsi

April Mei Juni Juli I-IV I-IV I-IV I-IV 1 Penyusunan Proposal v

2 Penyusunan Landasan Teori v v

3 Persiapan Penelitian v v

4 Pelaksanaan Penelitian v v

5 Input Data v v

6 Analisis Data v

7 Penyusunan Skripsi v v v

4. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas V MIN Kebonan dengan jumlah keseluruhan 20 siswa yaitu 9 siswa laki-laki dan 11 siswa perempuan.

5. Langkah-langkah Penelitian

(30)

1) Mempersiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) menggunakan metode Two Stay Two Stray.

2) Mempersiapkan soal mengenai perhitungan skala untuk diselesaikan menggunakan metode Two Stay Two Stray.

b. Pelaksanaan Tindakan (Acting)

1) Pelaksanaan tindakan adalah implikasi dari apa yang telah direncanakan dalam seperangkat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, yaitu berdasarkan metode Two Stay Two Stray sebagaimana digunakan peneliti meliputi pendahuluan, inti (eksplorasi,elaborasi, dan konfirmasi) dan penutup.

2) Memberikan motivasi.

3) Menyajikan materi pelajaran dengan metode Two Stay Two Stray.

4) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya. 5) Memberikan penguatan dan kesimpulan.

6) Melakukan pengamatan. c. Pengamatan (observation)

(31)

keaktifan, kreatifitas serta suasana siswa pada saat proses pembelajaran.

d. Reflection (refleksi)

Tahap ini dilakukan penilaian atas pembelajaran di kelas. Penilaian dilakukan melalui lembar observasi dan hasil evaluasi apakah metode Two Stay Two Stray yang digunakan oleh peneliti menghasilkan perubahan yang signifikan. Apabila dalam siklus I belum mencapai indikator yang diharapkan, maka perlu siklus II, seterusnya sampai diperoleh kemajuan yang signifikan.

6. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:

a. Observasi

Observasi dilaksanakan untuk mengetahui seberapa pelaksanaan tindakan sesuai dengan rencana yang sudah disusun, seberapa proses yang terjadi dapat diharapkan menuju sasaran yang diharapkan. Gejala ketidak berhasilan atau kekeliruan dalam rencana tindakan dapat diketahui sedini mungkin melalui observasi sehingga dapat dilakukan modifikasi rencana tindakan sebelum berjalan lebih lanjut (Basrowi, 2008: 127).

(32)

belajar mengajar yang berkaitan dengan upaya meningkatkan hasil belajar matematika dengan metode Two Stay Two Stray. Peneliti dapat mencatat hasil observasi pada lembar observasi. Hal ini dilakukan untuk membuat kesimpulan terhadap pelaksanaan siklus tersebut yang kemudian akan direfleksikan pada siklus berikutnya. b. Test

Metode tes digunakan untuk mengetahui hasil belajar matematika materi perkalian pecahan desimal sebelum dan setelah melakukan penelitian. Jenis tes yang digunakan adalah tes tulis. c. Dokumentasi

Dokumentasi berupa silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), jumlah guru dan siswa, alat atau media yang digunakan, nilai siswa sesudah penelitian, foto, dan lain sebagainya yang dianggap penting.

7. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat bantu yang digunakan dalam penelitian. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Lembar Observasi

(33)

lapangan yang mendeskripsikan proses kegiatan pembelajaran meliputi antusias peserta didik dan kemampuan siswa setelah melakukan pembelajaran matematika dengan menggunakan metode Two Stay Two Stray.

b. Tes

Tes yang digunakan adalah tes tertulis untuk mendapatkan data kuantitatif berupa nilai yang menggambarkan pencapaian target kompetensi setelah melakukan proses belajar dengan metode Two Stay Two Stray pada perhitungan skala.

c. Angket

Angket digunakan untuk mengetahui respon siswa terhadap metode Two Stay Two Stray. Hasil angket di dapat dari angket yang diberikan kepada siswa dan di isi oleh siswa.

8. Analisis data

Penelitian ini menggunakan analisis data dengan rumus sebagai berikut:

a. Penilaian rata-rata

(34)

Penilaian rata-rata dapat menggunakan rumus sebagai berikut: X= ∑

Dengan

∑ = jumlah nilai keseluruhan siswa ∑ = jumlah siswa

=Nilai rata-rata (Aqib, 2010: 204)

b. Penilaian untuk Ketuntasan Belajar

Dalam menghitung ketuntasan belajar, peneliti menggunakan kriteria B sebagai batas ketuntasan menimum, kemudian menganalisis dengan rumus berikut:

P = ∑

(Aqib, 2010: 41) H. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah dalam pembahasan penelitian ini, penulis menyusun sistematika sebagai berikut:

(35)

Bagian inti meliputi bab I adalah pendahuluan yang mencakup latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis tindakan dan indikator keberhasilan, manfaat penelitian, definisi operasional, metode penelitian, dan sistematika penulisan. Bab II adalah kajian pustaka, menjelaskan tentang belajar dan hasil belajar, metode Two Stay Two Stray, matematika, materi skala yang diaplikasikan dalam penelitian, criteria ketuntasan minimal, penerapan metode Two Stay Two Stray pada materi perhitungan skala, hasil penelitian yang relevan, dan kerangka teori. Bab III adalah pelaksanaan penelitian, terdiri dari subjek penelitian, lokasi penelitian, keadaan guru MIN Kebonan, keadaan siswa, deskripsi kondisi awal peserta didik, karakteristik siswa, dan pelaksanaan penelitian. Bab IV adalah hasil penelitian dan pembahasan. Sedangkan bab V adalah penutup, meliputi kesimpulan dan saran.

(36)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Belajar dan Hasil Belajar 1. Belajar

a. Pengertian belajar

Menurut Morgan (dalam Suprijono, Agus. 2011: 3) “Learning is any relatively permanent change in behavior that is a result of past experience” (Belajar adalah perubahan perilaku yang bersifat permanen sebagai hasil dari pengalaman). Belajar menurut Syah (dalam Sriyanti, dkk. 2009: 17) adalah tahapan perubahan tingkah laku individu yang relative menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif. Sedangkan menurut Chaplin (dalam Kastolani, 2014: 53) mengungkapkan definisi belajarmenjadi dua rumusan. Pertama, belajar adalah perolehan perubahan tingkah laku yang relative menetap sebagai akibat latihan dan pengalaman. Kedua, belajar adalah proses memperoleh respon-respon sebagai akibat adanya latihan khusus.

(37)

Sam’s, Rosma Hartini. 2010: 31) belajar diartikan sebagai proses perubahan perilaku akibat adanya interaksi individu dengan lingkungannya.

Berdasarkan pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa dalam belajar mengandung tiga hal pokok, yaitu : 1) belajar mengakibatkan perubahan kemampuan atau perilaku, 2) perubahan kemampuan atau perilaku bersifat relatif menetap, 3) perilaku tersebut disebabkan karena hasil adanya latihan atau pengalaman dan bukan karena proses dari pertumbuhan atau kematangan. b. Ciri – Ciri Belajar

Aktivitas dalam belajar memiliki ciri-ciri tertentu. Menurut Baharudin & Esa N.W (dalam Sriyanti, dkk. 2009: 18) ciri-ciri belajar meliputi :

1) Belajar ditandai adanya perubahan tingkah laku.

2) Perubahan tingkah laku dari hasil belajar itu relatif permanen. 3) Perubahan tingkah laku tidak harus dapat diamati pada saat berlangsungnya proses belajar, tetapi perubahan perilaku itu bisa jadi bersifat potensial.

4) Perubahan tingkah laku itu merupakan hasil latihan atau pengalaman.

(38)

1) Perubahan intensional

Perubahan intensional adalah perubahan yang terjadi dalamdiri individu dilakukan dengan sengaja dan disadari. Maksudnya, perubahan sebagai hasil belajar bukanlah suatu kebetulan, akan tetapi perubahan itu disengaja dan disadari sebelum aktivitas belajar.

2) Perubahan itu positif dan aktif

Perubahan sebagai ciri belajar bersifat positif dan aktif.Bersifat positif maksudnya perubahan itu bersifat baik, bermanfaat, dan sesuai yang diharapkan oleh individu. Perubahan bersifat aktif maksudnya perubahan terjadi dalam diri individu merupakan hasil dari usahanya.

3) Perubahan itu efektif dan fungsional

Perubahan bersifat efektif, artinya perubahan itu berhasil guna. Perubahan yang berhasil guna adalah perubahan yang bermakna dan bermanfaat bagi diri individu. Perubahan bersifat fungsional artinya perbahan itu relatif permanen dan siap dibutuhkan setiap saat.

c. Tujuan Belajar

(39)

1) Untuk mendapatkan pengetahuan

Hal ini ditandai dengan pemilikan pegetahuan dan kemampuan berpikir. Kemampuan pengembangan berpikir membutuhkan adanya bahan pengetahuan, dan kemampuan berpikir dapat memperluas pengetahuan.

2) Penanaman konsep dan keterampilan

Artinya bahwa penanaman konsep atau merumuskan konsep memerlukan suatu keterampilan baik keterampilan jasmani yang dapat dilihat dan dialami sehingga menitik beratkan pada keterampilan gerak atau penampilan anggota tubuh seseorang yang sedang belajar, atau keterampilan rohani yang menyangkut persoalan penghayatan dan ketrampilan berpikir serta kreativitas atau penyelesaian dan merumuskan suatu masalah atau konsep.

3) Pembentukan sikap

Guru harus bertindak bijak dalam menumbuhkan sikap mental, perilaku dan pribadi siswa. Guru harus cakap dalam mengarahkan motivasi dan berpikir bahwa pribadi guru harus dipakai seorang uswah (Kastolani, 2014: 67).

d. Prinsip-Prinsip Belajar

(40)

berpedoman pada prinsip-prinsip dari belajar. Prinsip-prinsip belajar tersebut adalah sebagai berikut :

Pertama, prinsip belajar adalah perubahan tingkah laku. Perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar memiliki ciri sebagai berikut :

1) Sebagai hasil tindakan rasional instrumental yaitu perubahan yang disadari.

2) Kontinu atau berkesinambungan dengan perilaku lainnya. 3) Fungsional atau bermanfaat sebagai bekal hidup.

4) Positif atau berkomulasi.

5) Aktif atau sebagai usaha yang direncanakan dan dilakukan. 6) Permanen atau tetap

7) Bertujuan dan terarah

8) Mencakup keseluruhan potensi kemanusiaan.

Kedua, belajar merupakan proses. Belajar terjadi karena didorong kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai. Ketiga, belajar merupakan bentuk pengalaman. Pengalaman pada dasarnya adalah hasil interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya (suprijono, Agus. 2011:4-5).

(41)

1) Kontiguitas, memberikan situasi atau materi yang mirip dengan harapan pendidik tentang respon anak yang diharapkan, beberapa kali secara berturut-turut.

2) Pengulangan, situasi dan respon anak diulang-ulang atau dipraktekkan agar belajar lebih sempurna dan lebih lama diingat.

3) Penguatan, respon yang benar misalnya diberi hadiah untuk mempertahankan dan menguatkan respon itu.

4) Motivasi positif dan percaya diri dalam belajar.

5) Tersedia materi pelajaran yang lengkap untuk memancing aktivitas anak-anak.

6) Ada upaya membangkitkan keterampilan intelektual untuk belajar seperti apresepsi dalam mengajar.

7) Ada strategi yang tepat untuk mengaktifkan anak-anak dalam belajar.

8) Aspek-aspek jiwa anak harus dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor dalam pengajaran.

Adapun menurut S. Nasution (dalam Kastolani, 2014: 71-72) prinsip-prinsip belajar meliputi:

(42)

2) Tujuan itu harus timbul dari atau berhubungan dengan kebutuhan hidupnya dan bukan karena dipaksakan oleh orang lain.

3) Seseorang itu harus bersedia mengalami bermacam-macam kesukaran dan berusaha dengan tekun untuk mencapai tujuan yang berharga baginya.

4) Belajar itu harus terbukti dari perubahan kelakuannya.

5) Selain tujuan pokok yang hendak dicapai, diperolehnya pula hasil-hasil sampingan. Misalnya siswa tidak hanya bertambah terampil membuat soal ilmu pengetahuan alam akan tetapi juga memperoleh minat yang lebih besar untuk bidang studi itu.

6) Belajar lebih berhasil dengan jalan berbuat atau melakukan (learning by doing) .

7) Seseorang (siswa) belajar sebagai keseluruhan, tidak dengan otaknya atau secara intekstual saja tetapi juga secara sosial, emosional, etis dan sebagainya.

8) Seorang (siswa) memerlukan bantuan dan bimbingan dari orang lain dalam belajar.

9) Belajar memerlukan insight. Apa yang dipelajari harus benar-benar dipahami.

(43)

11) Belajar lebih berhasil apabila usaha untuk memberi sukses dan menyenangkan.

12) Belajar hanya mungkin kalau ada kemauan dan hasrat untuk belajar.

e. Faktor yang Mempengaruhi Belajar

Muhibbin Syah (dalam Kastolani, 2014: 74) mengemukakan secara global tentang faktor yang mempengaruhi belajar, yaitu : 1) Faktor internal (faktor dalam diri siswa), yakni keadaan atau

kondisi jasmani dan rohani siswa.

2) Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan di sekitar siswa.

3) Faktor pendekatan belajar, yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang dipergunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi pelajaran.

(44)

penilaian, lingkungan sosial siswa di sekolah dan kurikulum sekolah.

Beberapa penjelasan mengenai faktor yang mempengaruhi belajar yang telah diuraikan sebelumnya dapat disimpulkan bahwa faktor yang mempengaruhi belajar tidak hanya bersumber dari dalam diri siswa (faktor internal) tetapi juga bersumber dari luar (faktor eksternal).

2. Hasil belajar

a. Pengertian Hasil Belajar

Menurut Gagne (dalam Suprijono, Agus. 2011: 6), hasil belajarberupa :

1) Informasi verbal, yaitu kapabitas mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis. 2) Keterampilan intelektual, yaitu kemampuan

mempresentasikan konsep dan lambang.

3) Strategi kognitif, yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan aktivitas kognitifnya sendiri.

4) Keterampilan motorik, yaitu kemampuan melakukan serangkaian gerak jasmani dalam urusan dan koordinasi, sehingga terwujud otomatisme gerak jasmani.

(45)

Menurut Bloom, hasil belajar mencakup kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik. Domain kognitif adalah knowledge (pengetahuan, ingatan), comprehension (pemahaman, menjelaskan, meringkas, contoh), application (menerapkan), analysis (menguraikan, menentukan hubungan), synthesis (mengorganisasikan, merencanakan, membentuk bangunan baru), dan evaluation (menilai). Domain afektif adalah receiving (sikap menerima), responding (memberikan respon), valuing (nilai), organization (organisasi), characterization (karakterisasi). Domain psikomotorik meliputi initiatory, pre-routine, dan rountinized (Suprijono, Agus. 2011: 7).

Gagne dan Briggs (dalam Sam’s, Rosma Hartini. 2010: 33-34) mendefinisikan hasil belajar sebagai kemampuan yang diperoleh seseorang sesudah mengikuti proses belajar. Adapun kemampuan yang diperoleh sebagai hasil belajar adalah keterampilan intelektual, strategi, kognitif, informasi verbal, keterampilan motorik dan sikap.

(46)

kemampuan seseorang untuk dapat menggunakan bahasa lisan dan tulisan dalam mengungkapkan suatu gagasan. Sikap adalah suatu kecenderungan pada diri seseorang dalam menerima atau menolak suatu sikap, sedangkan ketrampilan motorik adalah kemampuan seseorang untuk mengkoordinasi semua gerakan secara teratur dan lancar dalam keadaan sadar.

Berdasarkan beberapa definisi diatas hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki oleh siswa setelah mengalami proses pembelajaran dan dapat diukur melalui pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, dan sintesis, yang diraih siswa dan merupakan tingkat penguasaan setelah menerima pengalaman belajar. Adapun hasil belajar tersebut meliputi tiga ranah yaitu ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotorik (Sam’s, Rosma Hartini. 2010: 37). b. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Menurut Suryabrata (dalam Sriyanti, dkk. 2009: 23-25) keberhasilan belajar dipengaruhi oleh faktor ekstenal dan internal. Faktor-faktor tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :

1) Faktor Eksternal

(47)

a) Faktor nonsosial

Faktor nonsosial adalah faktor-faktor di luar individu yang berupa kondisi fisik yang ada di lingkungan belajar.Kondisi fisik berupa cuaca, alat, gedung, dan sejenisnya.

b) Faktor sosial

Faktor sosial adalah faktor di luar individu yang berupa manusia.Faktor ini bisa meliputi keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat (termasuk teman pergaulan anak).

2) Faktor internal

Faktor internal adalah faktor yang ada dalam individu atau siswa yang sedang belajar. Faktor ini terdiri dari faktor fisiologis dan faktor psikologis.

a) Faktor fisiologis

Faktor fisiologis adalah kondisi fisik yang terdapat dalam diri individu. Faktor fisiologis terdiri dari :

(1) Keadaan jasmani pada umumnya

(48)

jika badan individu dalam keadaan kurang bugar dan kurang sehat akan menghambat hasil belajar. (2) Keadaan fungsi-fungsi alat tertentu

Keadaan fungsi alat tertentu terkait dengan fungsi panca indra yang ada dalam diri individu. Panca indra merupakan pintu gerbang pengetahuan dalam diri individu.

b) Faktor psikologis

Faktor psikologis adalah faktor psikis yang ada dalam diri individu. Faktor psikis tersebut antara lain tingkat kecerdasan, motivasi, minat, bakat, sikap, kepribadian, kematangan dan lain sebagainya.

c. Penilaian Hasil Belajar

(49)

Penilaian terhadap hasil belajar siswa mencakup :

1) Penilaian mengenai tigkat penguasaan siswa terhadap tujuan-tujuan khusus yang ingin dicapai dalam unit-unit program pengajaran yang bersifat terbatas.

2) Penilaian mengenai tingkat pencapaian siswa terhadap tujuan-tujuan umum pengajaran.

d. Tujuan Penilaian Hasil Belajar

Penilaian hasil belajar dilakukan dengan tujuan untuk :

1) Mengetahui tingkat kemajuan yang telah dicapai oleh siswa dalam suatu kurun waktu proses belajar tertentu.

2) Mengetahui posisi atau kedudukan seorang siswa dalam kelompok kelasnya.

3) Mengetahui tingkat usaha yang dilakukan siswa dalam belajar. 4) Mengetahui hingga sejauh mana siswa telah mendayagunakan kapasitas kognitifnya (kemampuan belajar yang dimilikinya) untuk keperluan belajar.

5) Mengetahui tingkat daya guna dan hasil guna metode mengajar yang telah digunakan guru dalam proses belajar mengajar.

(50)

B. Metode Two Stay Two Stray

1. Pengertian MetodeTwo Stay Two Stray

Metode Two Stay Two Stray adalah suatu metode pembelajaran kooperatif yang memberikan kesempatan bagi tiap kelompok untuk melihat bagaimana cara kelompok lain dalam menyelesaikan suatu masalah (Mastur Fauzi, 2013: 224). Menurut Samsul Ma’arif metode Two Stay Two Stray atau dua tinggal dua tamu adalah salah satu metode pembelajaran kooperatif yeng memberikan kesempatan kepada kelompok untuk membagikan hasil dan informasi kepada kelompok lain. Hal ini dilakukan karena banyak kegiatan belajar mengajar yang diwarnai dengan kegiatan individu.

2. Langkah-Langkah Penerapan Metode Two Stay Two Stray

Adapun langkah-langkah dalam metode Two Stay Two Stray menurut Mastur Fauzi (2013: 224) adalah sebagai berikut :

a. Guru membentuk kelompok dengan beranggotakan 4 orang. b. Guru memberikan tugas untuk dikerjakan oleh masing-masing

kelompok.

c. Setelah selesai dalam waktu tertentu, dua anggota kelompok diminta bertamu ke dua kelompok lain yang berbeda.

(51)

3. Kelebihan dan Kekurangan Metode Two Stay Two Stray a. Kelebihan Metode Two Stay Two Stray

Metode pembelajaran Two Stay Two Stray memiliki kelebihan tertentu. Kelebihan metode tersebut adalah :

1) Dapat diterapkan pada semua kelas atau tingkatan. 2) Belajar siswa lebih bermakna.

3) Lebih berorientasi pada keaktifan berpikir siswa. 4) Meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa.

5) Memberikan kesempatan terhadap siswa untuk menentukan konsep sendiri dengan cara memecahkan masalah.

6) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menciptakan kreatifitas dalam melakukan komunikasi dengan teman sekelompoknya.

7) Membiasakan siswa untuk bersikap terbuka terhadap teman. b. Kelemahan MetodeTwo Stay Two Stray

Selain memiliki kelebihan, metode Two Stay Two Stray ini juga memiliki kekurangan. Kekurangan dari metode Two Stay Two Stray ini adalah :

(52)

2) Siswa cenderung tidak mau belajar dalam kelompok, terutama yang tidak terbiasa belajar kelompok akan merasa asing dan sulit untuk berkerjasama.

3) Bagi guru, membutuhkan banyak persiapan berupa materi, dana, dan tenaga.

4) Siswa yang pandai dapat menguasai jalannya diskusi, namun siswa yang kurang pandai memiliki kesempatan yang sedikit untuk mengeluarkan pendapatnya.

5) Guru cenderung kesulitan dalam pengelolaan kelas.

Kekurangan dalam metode Two Stay Two Stray dapat diatasi dengan mempersiapkan dan membentuk kelompok belajar yang heterogen ditinjau dari segi jenis kelamin dan kemampuan akademis. Pembentukan kelompok heterogen memberikan kesempatan untuk saling mengajar dan saling mendukung sehingga memudahkan pengelolaan kelas karena dengan adanya satu orang yang berkemampuan akademis tinggi diharapkan bisa membantu anggota kelompok yang lain (Ma’arif, Samsul.

(53)

C. Matematika

1. Pengertian Matematika

Matematika (dalam Susanto, 2013: 184) berasal dari bahasa latin Manthanein atau Mathema yang berarti belajar atau hal yang dipelajari, sedang dalam bahasa belanda matematika disebut wiskunde atau ilmu pasti, yang kesemuanya berkaitan dengan penalaran (Depdiknas, 2001: 7). Matematika menurut Ruseffendi (dalam Heruman, 2010: 1) adalah bahasa simbol ilmu deduktif yang tidak menerima pembuktian secara induktif, ilmu tentang pola keteraturan,dan struktur yang terorganisasi, mulai dari unsur yang tidak terdefinisikan ke unsur yang terdefinisikan, ke aksioma atau postulat, dan akhirnya ke dalil.

(54)

2. Langkah Pembelajaran Matematika

Menurut Dimyati (dalam Susanto, 2013: 186) pembelajaran adalah kegiatan guru secara terprogram dalam desain intruksional, untuk membuat siswa belajar secara aktif, yang menekankan pada penyediaan sumber belajar. Pembelajaran berarti aktivitas guru dalam merancang bahan pengajaran agar proses pembelajaran dapat berlangsung secara aktif dan bermakna. Pembelajaran matematika adalah suatu proses belajar mengajar yang dibangun oleh guru untuk mengembangkan kreativitas berpikir siswa yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir siswa, serta dapat meningkatkan kemampuan mengkontruksi pengetahuan baru sebagai upaya meningkatkan penguasaan yang baik terhadap materi matematika (Susanto, Ahmad, 2013: 187).

Tujuan akhir dari pembelajaran matematika pada tingkat madrasah ibtidaiyah adalah agar siswa terampil dalam menggunakan berbagai konsep matematika dalam kehidupan sehari-hari. Akan tetapi, untuk menuju tahap keterampilan tersebut harus melalui langkah-langkah benar yang sesuai dengan kemampuan dan lingkungan siswa. Adapun langkah dalam pembelajaran matematika adalah sebagai berikut :

a. Penanaman konsep dasar (penanaman konsep)

(55)

tersebut. Kita dapat mengetahui konsep ini dari isi kurikulum, yang dicirikan dengan kata “mengenal”. Pembelajaran penanaman konsep dasar merupakan jembatan yang harus dapat menghubungkan kemampuan kognitif siswa yang konkret dengan konsep baru matematikayang abstrak. Dalam kegiatan penanaman konsep dasar ini, media atau alat peraga diharapkan dapat digunakan untuk membantu kemampuan pola pikir siswa.

b. Pemahaman konsep

Pemahaman konsep merupakan pembelajaran lanjutan dari penanaman konsep, yang bertujuan agar siswa lebih memahami suatu konsep matematika. Pemahaman konsep terdiri atas dua pengertian. Pertama, merupakan kelanjutan dari pembelajaran penanaman konsep dalam suatu pertemuan. Kedua, pembelajaran pemahaman konsep dilakukan pada pertemuan yang berbeda, tetapi masih merupakan lanjutan dari penanaman konsep.

c. Pembinaan keterampilan

(56)

pertemuan. Kedua, pembelajaran pembinaan keterampilan dilakukan pada pertemuan yang berbeda, tapi masih merupakan lanjutan dari penanaman dan pemahaman konsep (Heruman, 2010: 3).

3. Tujuan Pembelajaran Matematika di Madrasah Ibtidaiyah

Secara umum, tujuan pembelajaran matematika di sekolah dasar adalah agar siswa mampu dan terampil dalam menerapkan matematika. Secara khusus, tujuan pembelajaran matematika di sekolah dasar, sebagaimana yang disajikan oleh Depdiknas adalah sebagai berikut : a. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar

konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma secara luwes, akurat, efisien, dan tepat dalam pemecahan masalah.

b. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika. c. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami

masalah, merancang model matematika, menyesuaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh.

d. Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah.

(57)

D. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 1. Pengertian Kriteria Ketuntasan Minimal

Salah satu prinsip penilaian pada kurikulum berbasis kompetensi adalah menggunakan acuan kriteria, yakni menggunakan kriteria tertentu dalam menentukan kelulusan peserta didik. Kriteria paling rendah untuk menyatakan peserta didik mencapai ketuntasan dinamakan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).

KKM ditetapkan oleh satuan pendidikan sebelum awal tahun ajaran dimulai berdasarkan hasil musyawarah guru mata pelajaran di satuan pendidikan atau beberapa satuan pendidikan yang memiliki karakteristik yang hamper sama. Pertimbangan pendidik atau forum MGMP secara akademis menjadi pertimbangan utama penetapan KKM.

Kriteria ketuntasan menunjukkan persentase tingkat pencapaian kompetensi sehingga dinyatakan dengan angka maksimal 100. Target ketuntasan secara nasional diharapkan mencapai minimal 75. KKM ini menjadi acuan bersama pendidik, peserta didik, dan orang tua peserta didik. Kriteria ketuntasan minimal harus dicantumkan dalam Laporan Hasil Belajar (LHB) sebagai acuan dalam menyikapi hasil belajar peserta didik.

2. Fungsi Kriteria Ketuntasan Minimal

(58)

b. Sebagai acuan bagi peserta didik dalam menyiapkan diri mengikuti penilaian mata pelajaran.

c. Digunakan sebagai bagian dari komponen dalam melakukan evaluasi program pembelajaran yang dilaksanakan di sekolah. d. Merupakan kontrak pedagogik antara pendidik dengan peserta

didik dan antara satuan pendidik dengan masyarakat.

e. Merupakan target satuan pendidikan dalam pencapaian kompetensi tiap mata pelajaran.

3. Prinsip Penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal

Penetapan KKM perlu mempertimbangkan beberapa ketentuan sebagai berikut :

a. Melalui metode kualitatif dan kuantitatif.

b. Melalui analisis ketuntasan belajar minimal pada setiap indikator dengan memperhatikan kompleksitas, daya dukung, dan intake peserta didik untuk mencapai ketuntasan kompetensi dasar dan standar kompetensi.

c. KKM setiap kompetensi dasar merupakan rata-rata dari indikator yang terdapat dalam kompetensi dasar.

d. KKM setiap standar kompetensi merupakan rata-rata KKM kompetensi dasar yang terdapat dalam standar kompetensi.

(59)

dan dicantumkan dalam Laporan Hasil Belajar (LHB/Rapor) peserta didik.

f. Indikator merupakan acuan bagi pendidik untuk membuat soal-soal ulangan, baik ulangan harian, ulangan tengah semester maupun ulangan akhir semester.

4. Langkah-Langkah Penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal

Penetapan KKM dilakuakn oleh guru atau kelompok guru mata pelajaran. Adapun langkah-langkah penetapan KKM adalah sebagai berikut :

a. Guru atau kelompok guru menetapkan KKM mata pelajaran dengan mempertimbangkan tiga aspek kriteria, yaitu kompleksitas, daya dukung, dan intake peserta didik.

b. Hasil penetapan KKM disahkan oleh kepala sekolah untuk dijadikan patokan guru dalam melakukan penilaian.

c. KKM yang ditetapkan disosialisasikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan, yaitu peserta didik, orang tua, dan dinas pendidikan.

d. KKM dicantumkan dalam LHB pada saat hasil penilaian dilaporkan kepada orang tua peserta didik.

5. Penentuan Kriteria Ketuntasan Minimal

(60)

a. Tingkat kompleksitas, kesulitan/kerumitan setiap indikator, kompetensi dasar, dan standar kompetensi yang harus dicapai oleh peserta didik.

b. Kemampuan sumber daya pendukung dalam penyelenggaraan pembelajaran pada masing-masing sekolah.

c. Tingkat kemampuan (intake) rata-rata peserta didik di sekolah yang bersangkutan.

E. Materi Skala yang Diaplikasikan dalam Penelitian

Materi matematika yang diaplikasikan dalam penelitian ini adalah materi tentang perhitungan skala. Adapun penjelasan mengenai skala adalah sebagai berikut :

1. Pengertian Skala

Skala merupakan bentuk perbandingan yang ditulis 1 : p, dengan p adalah suatu bilangan asli.

Adapun kegunaan dari skala antara lain adalah : a. Membuat desain satu bangunan

b. Membuat desain alat-alat modern c. Menghitung luas suatu wilayah d. Menghitung jarak suatu tempat 2. Macam – Macam Skala

a. Skala numerik

(61)

jarak. Skala ini dapat berupa perbandingan cm. Rumus standar yang digunakan dalam perhitungan skala numeric adalah sebagai berikut :

S =

Dengan : S = Skala JP = Jarak Peta

JS = Jarak Sebenarnya b. Skala grafik (tongkat)

Skala grafik adalah jenis skala peta yang menggunakan bentuk ruas garis bilangan sebagai pembanding.

Contoh : 0 1 2 3 4 5 cm

0 10 20 30 40 50 km Arti dari skala grafik di atas ialah setiap 1 cm di peta sama dengan 10 km pada jarak sebenarnya. Apabila skala grafik tersebut diubah menjadi skala angka maka didapatkan skala 1:1.000.000

c. Skala verbal

Skala verbal adalah skala peta yang dinatakan dalam bentuk kalimat.

Contoh :

(62)

Artinya bahwa 1 cm dip eta sama dengan 50 km pada jarak sebenarnya.

( http://studyhardisthebest.blogspot.com/2011/04/pengertian-skala-dan-macamnya.html diakses pada jumat, 12 Juni 2015 pada 20.30 WIB)

3. Perhitungan Skala

a. Perhitungan mencari Skala

Rumus untuk mencari skala adalah sbagai berikut : S =

Contoh :

Jarak kota P ke Q pada peta adalah 48 cm, jarak dua kota sebenarnya adalah 240 km.Berapakah skala pada peta tersebut? Penyelesaian :

Diketahui :

JS = 240 km JP = 48 cm Ditanya :

Skala jarak kota P ke Q pada peta Jawab :

S =

S =

S =

(63)

S =

Jadi, skala jarak kota P ke Q pada peta adalah 1 : 500.000

b. Mencari Jarak Sebenarnya

Rumus untuk mencari jarak sebenarnya adalah sebagai berikut : JS = S x JP

Contoh :

Jarak antara kota P ke Qpada peta berskala 1:500.000 adalah 48 cm. Berapa km jarak kota P ke Q sebenarya?

Penyelesaian : Diketahui :

S = 1:500.000 JP = 48 cm Ditanya :

Jarak sebenarnya kota P ke Q Jawab :

JS = S x JP

JS = 500.000 x 48 cm JS = 24.000.000 cm JS = 240 km

Jadi, jarak sebenarnya kota P ke Q adalah 240 km

c. Mencari Jarak Pada Peta

(64)

Contoh :

Jarak kota A ke B adalah 75 km. jarak tersebut akan digambar pada sebuah peta yang berskala 1:500.000. berapa cm jarak dua kota tersebut pada gambar?

Penyelesaian : Diketahui :

JS = 75 km S = 1:500.000 Ditanya :

Jarak kota A ke B pada peta Jawab :

JP = JP =

JP =

JP = 15 cm

Jadi, jarak kota A ke B pada peta adalah 15 cm (Y.D Sumanto, dkk, 2008 :77-78)

F. Penerapan Metode Two Stay Two Straypada Materi Perhitungan Skala

(65)

1. Guru menyampaikan tujuan yang harus dicapai siswa pada materi perhitungan skala dengan metode Two Stay Two Stray.

2. Guru menjelaskan materi perhitungan skala, baik mengenai pengertian skala, kegunaan skala, cara mencari skala, cara mencari jarak sebenarnya, dan cara mencari jarak pada peta.

3. Guru mempersilahkan siswa bergabung dengan kelompok heterogen, setiap kelompok terdiri dari 4 siswa.

4. Guru membagikan lembar kerja kelompok yang berisi soal tentang pengertian skala, kegunaan skala, perhitungan mencari skala, perhitungan mencari jarak sebenarnya dan perhitungan mencari jarak pada peta.

5. Dua orang dari masing-masing kelompok bertamu ke kelompok lain untuk memperoleh informasi dari penyelesaian soal mengenai pengertian skala, kegunaan skala, perhitungan mencari skala, perhitungan mencari jarak sebenarnya dan jarak pada peta yang diberikan guru.

6. Siswa kembali ke kelompoknya untuk menyampaikan informasi mengenai pengertian skala, kegunaan skala, perhitungan mencari skala, perhitungan mencari jarak sebenarnya dan jarak pada peta yang telah mereka dapatkan dan didiskusikan.

(66)

8. Guru membagikan soal mengenai pengertian skala, kegunaan skala, perhitungan mencari skala, perhitungan mencari jarak sebenarnya dan jarak pada peta untuk dikerjakan secara individu .

9. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang hal yang belum diketahui dan guru menyimpulkan tentang pengertian skala, kegunaan skala, bagaimana mencari skala, mencari jarak sebenarnya dan mencari jarak pada peta.

G. Hasil Penelitian yang Relevan

Adapun beberapa penelitian terdahulu yang berhubungan dengan penelitian ini yaitu tentang perhitungan skala dan metode pembelajaran Two Stay Two Stray yang akan dijadikan sebagai kajian pustaka dalam penelitian. Penelitian tersebut dilakukan oleh Robi (2012), Erika (2013), Hasan (2015), dan Erma (2015).

Robi (2012) menulis skripsi berjudul Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui MetodeTwo Stay Two Stray (TSTS) Pada Siswa Kelas IV SDN

02 Jatiharjo Kecamatan Jatipuro Tahun Ajaran 2011/2012. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketuntasan belajar siswa yang sebelumnya hanya 31% meningkat pada siklus I menjadi 62% dan pada siklus II meningkat lagi menjadi 92%.Hanya satu atau 8% siswa yang belum mencapai ketuntasan belajar sampai dengan siklus II.

(67)

materi IPA dan penulis mengajarkan materi matematika tantang perhitungan skala.

Erika (2013) menulis skripsi berjudul Peningkatan Hasil Belajar Matematika Siswa Pada Materi Perbandingan Dan Skala Menggunakan

Metode Numbered Heads Together Kelas V Semester 2 SD 1 Payaman

Kecamatan Mejobo Kudus Tahun 2012/2013. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar siswa. Hal initerbukti dengan adanya peningkatan rata-rata siswa yang awalnya 64,71 menjadi 69,57 pada siklus I. Hasil belajar pada siklus II pun menunjukkan peningkatan yaitu dengan rata-rata 77,08.

Relevansi penelitian Erika (2013) dengan penelitian penulis yaitu sama-sama meneliti tentang materi skala. Namun perbedaannya terletak pada metode yang digunakan, Erika menggunakan metode Numbered Heads Together sedangkan penulis menggunakan metode Two Stay Two Stray.

Hasan (2015) menulis skripsi berjudul Penggunaan Model Cooperative Learning Tipe Two Stay Two Stray untuk meningkatkan hasil

belajar IPS Materi Mengenal Uang Bagi Siswa Kelas III Semester II SDN

(68)

menjadi 84, sebanyak 38 siswa atau 93 % dan pada siklus III rata-rata kelas meningkat lagi menjadi 89 sebanyak 44 siswa atau 100 %.

Relevansi penelitian Hasan (2010) dengan penelitian penulis yaitu sama-sama meneliti menggunakan metode Two Stay Two Stray, perbedaannya terletak pada materi yang diajarkan. Hasan mengajarkan materi mengenal uang pada pelajaran IPS dan penulis mengajarkan materi perhitungan skala pada pelajaran matematika.

Erma (2015) dalam penelitiannya yang berjudul Peningkatan Hasil Belajar Matematika Materi Konsep Penaksiran Dalam Subtema

Bersyukur Atas Keberagaman Melalui Metode Two Stay Two Stray Pada

Siswa Kelas IV SDN Wonokerto Tahun 2014/2015 menjelaskan bahwa penggunaan metode Two Stay Two Stray dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini terbukti dengan rata-rata hasil belajar siswa pada siklus I adalah 76,2 dengan rincian siswa yang tuntas pada siklus I ada 7 siswa atau 58% siswa. Hasil belajar siswa pada siklus II adalah 78,8 dengan siswa yang tuntas pada siklus ini ada 8 siswa atau 67% siswa.

Relevansi penelitian Erma (2010) dengan penelitian penulis yaitu sama-sama meneliti menggunakan metode Two Stay Two Stray. Perbedaannya terletak pada materi yang diajarkan. Erma mengajarkan materi tentang konsep penaksiran sedangkan penulis mengajarkan materi tentang perhitungan skala.

(69)

kelas dari tiap siklusnya. Hal tersebut menjadi salah satu alasan penulis dalam melakukan penelitian dengan metode Two Stay Two Stray pada materi perhitungan skala untuk meningkatkan hasil belajar matematika. Beberapa penelitian yang dilakukan oleh Robi (2012), Erika (2013), Hasan (2015), Erma (2015) memiliki relevansi dengan judul penelitian penulis yaitu Penerapan Metode Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray Pada Perhitungan Skala Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika

Siswa Kelas V MIN Kebonan Kecamatan Karanggede Kabupaten Boyolali

(70)

H. Kerangka Teori

Gambar 1. Kerangka Teori Permasalahan pembelajaran di kelas :

 Siswa pasif  Monoton

 Kegiatan belajar individual

 Pembelajaran berpusat pada guru

 Penggunaan metode pembelajaran kurang tepat  Proses pembelajaran membosankan

 Tidak adanya kerja kelompok

Desain Pembelajaran Langkah-langkah metode Two Stay Two Stray:

 Menyampaikan tujuan pembelajaran  Menjelaskan materi

 Membentuk kelompok  Memberikan permasalahan

 Bertamu ke kelompok lain untuk memperoleh informasi  Melaporkan perolehan informasi ke kelopmpok sendiri  Pembahasan permasalahan (evaluasi)

Hipotesis

(71)

BAB III

PELAKSANAAN PENELITIAN A. Subyek Penelitian

1. Lokasi Penelitian:

Alamat Penelitian : MIN Kebonan kelas V. Kec. Karanggede Kab. Boyolali

Mata Pelajaran : Matematika Materi Pokok : Pecahan Kelas/Semester : V/II

(72)

Tabel 3.1 Guru MIN Kebonan Kelas V

(73)

Tabel 3.2 Jumlah Siswa Perkelas di MIN Kebonan

4. Deskripsi Kondisi Awal Siswa

Berikut ini adalah kondisi awal sebelum diadakannya penelitian tindakan kelas yaitu pada kelas V MIN Kebonan Kecamatan Karangede Kabupaten Boyolali dengan jumlah siswa 20 orang terdiri dari 7 siswa laki – laki dan 13 siswa perempuan. Hasil belajar dikelompokkan menjadi 2 kategori yaitu tuntas dan belum tuntas yang dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 3.3 Hasil Perolehan Nilai Rata – rata Harian Matematika Sebelum dilaksanakan PTK

No Nama Nilai Keteranga

Tuntas Belum Tuntas

(74)

12 M.Roid Naufal 52 Belum Tuntas 13 Nafisa Nur Aini 70 Tuntas

14 Naufal P. Yulianto 58 Belum Tuntas

15 Nur cholis 45 Belum Tuntas

16 Oka Mahendra 48 Belum Tuntas

17 Qothrunnada Safa 68 Belum Tuntas

18 Windi Sabrina Dewi 70 Tuntas 19 S. Mar’atussolikhah 72 Tuntas

20 S. Arifah 74 Tuntas

KKM = 70

Tabel 3.4 Hasil Perolehan Nilai Ujian Semester 1 Pelajaran Matematika Sebelum dilaksanakan PTK

No Nama Nilai Keteranga

Tuntas Belum Tuntas

1 Alya Widya

17 Qothrunnada Safa 60 Belum Tuntas

18 Windi Sabrina Dewi 78 Tuntas 19 S. Mar’atussolikhah 70 Tuntas 20 S. Arifah 72 Tuntas KKM = 70

5. Karakteristik Siswa

(75)

Tabel 3.5 Daftar Nama Siswa Kelas V MIN Kebonan

L Suwondo SMA Wiraswasta Karanggede

6 Dwi

SMP Wiraswasta Karanggede

10 Irma Nur K. P Kemat SMP Wiraswasta Karanggede 11 M. Abdur

Rouf

L Musliman SMP Wiraswasta Karanggede

12 M. Roid

SMA Wiraswasta Karanggede

14 Noval P Yulianto

L M. Eko

Zulianto

SMA Wiraswasta Karanggede

15 Nurcholis L Muhsinin SMP Wiraswasta Karanggede 16 Oka

Mahendra

L Sunarto SMA Wiraswasta Karanggede

17 Qothrunnada

SMA Wiraswasta Karanggede

19 S.

Mar’atussoli kah

P M. Haryono

SMA Wiraswasta Karanggede

(76)

6. Pelaksanaan Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada mata pelajaran matematika semester II tahun ajaran 2014-2015. Penelitian dilaksanakan dalam 2 siklus. Penelitian tersebut menggunakan jam mata pelajaran matematika sesuai dengan jadwal pelajaran matematika kelas V MIN Kebonan.

Waktu pelaksanaan sebagai berikut:

1) Kegiatan siklus I, tanggal 12 Mei 2014. 2) Kegiatan siklus II, tanggal 23 Mei 2014. B. Deskripsi Siklus I

1. Perencanaan

Pada tahap ini peneliti merencanakan:

a. Pelaksanaan tindakan kelas siklus pertama dilaksanakan pada 12 Mei 2015.

b. Mempersiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) menggunakan metode Two Stay Two Stray.

Mempersiapkan RPP yang disesuaikan dengan Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, dan Indikator. Adapun Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar dan Indikator pada siklus I adalah sebagai berikut :

1) Standar Kompetensi

(77)

2) Kompetensi Dasar

Menggunakan pecahan dalam masalah perbandingan dan skala.

3) Indikator

 Mengetahui skala dan kegunaannya.

 Menyelesaikan perhitungan mencari skala.

c. Menyiapkan perangkat

Perangkat yang disiapkan pada siklus I meliputi absen siswa kelas V MIN Kebonan, lembar pengamatan guru pada pelaksanaan pembelajaran matematika dengan menggunakan metode Stay Two Stray dan lembar pengamatan siswa pada pelaksanaan pembelajaran matematika dengan menggunakan metode Two Stay Two Stray, soal mengenai pengertian skala, kegunaan skala dan perhitungan mencari skala serta lembar penilaian. Absensi digunakan untuk mengetahui kehadiran siswa. Lembar pengamatan guru dan siswa disusun untuk mengamati seluruh rangkaian proses kegiatan pembelajaran yang menggunakan metode Two Stay Two Stray. Soal digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah menggunakan metode Two Stay Two Stray yang kemudian dicantumkan dalam lembar penilaian.

(78)

Tindakan kelas siklus I dilaksanakan pada tanggal 12 Mei 2015. Penelitian siklus I ini sudah menggunakan metode Two Stay Two Stray dengan waktu 2 x 35 menit. Materi yang diajarkan pada pertemuan ini adalah tentang pengertian skala, kegunaan, dan cara menyelesaikan perhitungan skala. Adapun langkah – langkah pembelajarannya sebagai berikut :

a. Pendahuluan

Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam, berdoa bersama dengan siswa, memotivasi siswa dan menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

b. Kegiatan inti

1) Guru menjelaskan pengertian skala, kegunaan skala dan cara menyelesaikan perhitungan skala.

2) Guru mempersilahkan siswa bergabung dengan kelompok heterogen.

3) Guru membagikan lembar kerja kelompok yang berisi soal tentang pengertian skala, kegunaan skala, perhitungan mencari skala.

(79)

5) Siswa kembali ke kelompoknya untuk menyampaikan informasi mengenai pengertian skala, kegunaan skala, dan perhitungan mencari skala yang telah mereka dapatkan dan didiskusikan.

6) Guru bersama siswa membahas hasil kerja kelompok mengenai pengertian skala, kegunaan skala, dan perhitungan mencari skala.

7) Guru membagikan soal mengenai pengertian skala, kegunaan skala, dan perhitungan mencari skala untuk dikerjakan secara individu.

8) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai hal yang belum diketahui dan guru menyimpulkan tentang pengertian skala, kegunaan skala, dan cara menyelesaikan perhitungan skala.

c. Penutup

1) Guru mengomentari hal yang terjadi dalam pembelajaran yaitu mengomentari siswa yang bermain sendiri agar pada pertemuan berikutnya bisa lebih memperhatkan dan guru menyampaikan materi yang akan datang yaitu tentang perhitungan mencari jarak sebenarnya dan jarak pada peta. 2) Guru menutup pelajaran dengan doa dan salam.

Gambar

Tabel 1.1 Waktu Penelitian
Tabel 3.1 Guru MIN Kebonan Kelas V
Tabel 3.2 Jumlah Siswa Perkelas di MIN Kebonan
Tabel 3.4 Hasil Perolehan Nilai Ujian Semester 1 Pelajaran Matematika Sebelum dilaksanakan PTK
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa keterampilan komunikasi ilmiah siswa kelas X SMA Negeri 1 Kartasura pada pembelajaran biologi mengalami peningkatan melalui penerapan

Berdasarkan uraian tersebut perlu diadakan penelitian mengenai pengaruh parameter dasar pada proses pembubutan terhadap kesilindrisan benda kerja pada

(1) Dari hasil analisis kebutuhan modul diperoleh jumlah modul yang akan dikembangkan yaitu semua modul untuk materi semester genap kelas X yang terdiri dari modul-01 (Matriks),

Rencana Tata Ruang Wilayah.. Provinsi Papua Barat LI

Sehubungan dengan hasil evaluasi penawaran saudara, perihal penawaran Pekerjaan Pergantian Jaringan Pipa Dalam Kota Nunukan Tahap I , dimana perusahaan saudara termasuk

Hal ini menunjukkan bahwa bank pemerintah mampu memenuhi kewajiban jangka pendek kepada nasabah yang telah menanamkan dananya dengan cara mengandalkan kredit dapat

Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Data Hasil Pretes dan Postes Kemampuan Visual Thinking Matematis

[r]