• Tidak ada hasil yang ditemukan

MODEL OPTIMASI ALOKASI PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN PENDEKATAN INEXACT FUZZY LINEAR PROGRAMMING ( STUDI KASUS: PENGELOLAAN SAMPAH DI KOTA MALANG )

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MODEL OPTIMASI ALOKASI PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN PENDEKATAN INEXACT FUZZY LINEAR PROGRAMMING ( STUDI KASUS: PENGELOLAAN SAMPAH DI KOTA MALANG )"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

1

MODEL OPTIMASI ALOKASI PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN PENDEKATAN INEXACT FUZZY LINEAR PROGRAMMING

( STUDI KASUS: PENGELOLAAN SAMPAH DI KOTA MALANG )

Agus Rachmad Purnama a, Udisubakti Ciptomulyonob a

Email:

Mahasiswa Program Studi Magister Manajemen Teknologi

b

Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Dosen Program Studi Magister Manajemen Teknologi,

ABSTRAK

Secara umum permasalahan sampah meliputi penanganan dan pengelolaan sampah mulai dari sumber sampah sampai lahan pembuangan akhir, pemilihan teknologi dan manajemen pengelolaan sampah yang tepat untuk mencapai tujuan yang dikehendaki. Berkaitan dengan hal tersebut para peneliti mengembangkan model pengambilan keputusan multi atribut untuk menyelesaikan permasalahan pemilihan lokasi terbaik dan model optimasi untuk menyelesaikan permasalahan keterbatasan sumber daya pengelolaan dan alternatif peningkatan kapasitas untuk mencapai objektif yang paling optimal.

Penelitian ini menerapkan pendekatan Inexact Fuzzy Linear Programming dalam pemodelan optimasi alokasi pengelolaan sampah untuk menyelesaikan permasalahan optimasi alokasi pengelolaan sampah di kota Malang tahun 2011 sampai tahun 2015. Pendekatan Inexact yang menyatakan sistem dalam batas atas dan batas bawah merupakan alternatif pendekatan yang dapat digunakan saat informasi distribusi tidak tersedia, sedangkan konsep fuzzy digunakan untuk mengakomodasikan fleksibilitas didalam objektif dan kendala sistem. Adapun pencapaian objektif optimal yang ingin dicapai pada model adalah meminimumkan biaya dari sistem.

Berdasarkan penyelesaian model dapat diperoleh informasi keputusan diantaranya adalah bahwa untuk mencapai tingkat pelayanan alokasi di TPS sebesar 80% dilakukan dengan cara melakukan investasi pembelian 3 unit dump truk dan 10 unit arm roll truk di tahun pertama, dengan total biaya sistem ditahun pertama dalam kisaran 11 Milyar Rupiah dan di tahun kedua biaya turun dalam kisaran 8 Milyar .Adapun pada tahun ke-3 perencanaan biaya alokasi sistem meningkat drastis akibat dari kurangnya lahan penimbunan akhir sehingga model memberikan informasi keputusan untuk membangun 5 unit pengelolaan sampah 3R di 5 TPS. Pada tahun ke-4 perencanaan dilakukan investasi untuk alternatif perluasan lahan penimbunan akhir seluas 5 Ha.

Kata kunci: Inexact, Fuzzy, Inexact Fuzzy Linear Programming, Optimasi, Alokasi Pengelolaan Sampah

1. Pendahuluan

Kota Malang merupakan kota terbesar kedua di Jawa Timur setelah Surabaya dengan populasi penduduk berdasarkan hasil pencacahan Sensus Penduduk 2010

(2)

2

± 450 ton/hari. Data yang diperoleh dari Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota Malang menunjukkan sekitar bahwa 69% sampah di Kota Malang berasal dari sampah domestik yaitu dari perumahan atau rumah tangga sedangkan sisanya 31% berasal dari sampah non domestik yaitu dari sampah pasar, fasilitas pertokoan, fasilitas industri, sampah jalan, sampah pertamanan dan sampah dari fasilitas kesehatan.

Proses pengelolaan sampah di Kota Malang meliputi kegiatan terintegrasi mulai dari pewadahan sampah di sumber sampah secara mandiri, kemudian dilakukan pengumpulan sampah secara individual tak langsung dengan menggunakan gerobak sampah. Pengumpulan Sampah untuk sampah rumah tangga dilakukan oleh petugas kebersihan dibawah pengelolaan RT/RW, untuk fasilitas perdagangan/pertokoan dilakukan oleh petugas kebersihan kota dan fasilitas pasar dilakukan oleh Dinas Pasar. Adapun proses pengumpulan sampah untuk fasilitas kesehatan dilakukan secara mandiri oleh pihak rumah sakit atau fasilitas kesehatan yang memiliki fasilitas incinerator, dimana sampah dipilah antara sampah medis dan non medis, sampah medis dibakar di incinerator, sedangkan sampah non medis dikumpulkan ke TPS yang ada di rumah sakit yang berbentuk kontainer untuk selanjutnya diangkut ke TPA oleh truk sampah DKP. Untuk Sampah dari fasilitas industri pengumpulan dilakukan secara mandiri oleh industri yang bersangkutan ke TPS yang ada di kawasan industri, dan biasanya sudah dipilah, dimana sampah yang masih mempunyai nilai ekonomis atau dapat dimanfaatkan dikelola atau dijual ke pihak ke-3.

Setelah sampah dikumpulkan di TPS proses selanjutnya adalah pemindahan dan pengangkutan dengan sarana angkutan sampah yang berupa 15 unit dump truck berkapasitas 8m3 dan 14 unit Arm Roll Truck dengan Kontainer 6m3

Salah satu permasalahan yang dihadapi dalam pengelolaan sampah di Kota Malang adalah terbatasnya kapasitas fasilitas pengelolaan sampah yang dimiliki. Berdasarkan data DKP Tahun 2010 dan Paparan Adipura 2011, fasilitas komposting yang ada hanya mampu memproses sekitar 3,2% dari total timbulan sampah di seluruh TPS, total kapasitas angkut truk sampah dengan 1 shift kerja kurang dari 50% estimasi potensi timbulan sampah per hari atau setara hanya sekitar 70% dari rata-rata sampah yang masuk ke TPS per hari, dan pengurangan volume sampah oleh aktifitas pemulung dan atau pengepul diperkirakan hanya sebesar 3,99% ditingkat kelurahan, 3,8 % di TPS, dan untuk di TPA sekitar 3,08% dari total sampah masuk TPA. Disisi lain area lahan penimbunan akhir yang tersedia juga terbatas, dimana berdasarkan data yang diperoleh dari DKP Kota Malang diketahui bahwa hanya tersisa sekitar 37% lahan penimbunan akhir dari total sekitar 9.6 Ha area penimbunan yang berada di TPA Supiturang Malang dengan total area TPA seluas 15.2 Ha.

untuk dibawa ke TPA Supiturang dan dilakukan penimbunan akhir dengan metoda Semi Sanitary Landfill. Untuk melakukan pelayanan pengelolaan sampah, DKP Kota Malang memiliki fasilitas pengelolaan sampah berupa 75 TPS yang tersebar di 5 Kecamatan dan 57 Kelurahan, dan 11 fasilitas komposting berskala kecil yang terletak di 10 TPS dan TPA.

Berkaitan dengan keterbatasan kapasitas sumber daya pengelolaan ditengah terus meningkatnya potensi timbulan sampah akibat terus bertambahnya populasi dan aktifitas penduduk, Pemerintah Kota Malang dihadapkan pada beberapa alternatif penyelesaian masalah secara teknis, diantaranya dengan mendirikan unit pengelolaan sampah dengan konsep 3R (Reduce, Reuse, Recycle), menambah dan mengoptimalkan kapasitas armada angkutan sampah, menambah luas area lahan penimbunan akhir, dan berbagai alternatif penyelesaian lainnya.

(3)

3

Sehubungan dengan adanya kebutuhan pemenuhan layanan pengelolaan sampah, keterbatasan sumber daya alokasi pengelolaan sampah yang ada, kebutuhan peningkatan kapasitas sumber daya, dan adanya alternatif untuk pemenuhan kebutuhan tersebut, maka optimasi dengan mengembangkan model matematis dapat merupakan alat bantu pengambilan keputusan yang rasional bagi para perencana dan pengambil keputusan.

Berkaitan dengan hal tersebut maka penelitian ini bermaksud untuk melakukan pemodelan optimasi alokasi pengelolaan sampah dengan menggunakan pendekatan inexact fuzzy linear programming. Adapun objektif optimal yang ingin dicapai adalah meminimumkan biaya dari sistem.

Pemilihan metode pendekatan ini didasari dengan pertimbangan adanya keterbatasan dalam data dan informasi distribusi, sehingga dengan pendekatan ini diharapkan informasi distribusi yang tidak tersedia secara baik dan adanya sesuatu yang sifatnya imprecise (samar) didalam dalam kendala dan objektif dapat diakomodasikan secara baik.

2. Metoda

Berikut pada gambar 1 ditunjukkan Metodologi dari penelitian ini.

(4)

4 TPS j= 1, 2,3,…75 XCjk± XRjk± Komposting Unit Pengolahan Sampah 3R Aktifitas Pemulung XPjk± TPA WTPAk± Komposting Aktifitas Pemulung

Lahan Penimbunan / Pembuangan Akhir

(Semi Sanitary Landfill / Controlled Landfill) XCrjk± XRrjk± XACrjk± XAk± Xjk± XAPjk± Timbulan Sampah Rumah Tangga / Pemukiman WGjk± Timbulan Sampah Pasar (Dinas Pasar) Lain-Lain Pertamanan XDPk± Batas Ruang Lingkup

Penelitian

XTk± XLk ±

Alokasi Pengelolaan Sampah Padat

XACjk± Timbulan Sampah Penduduk Kota Malang

( Qk± )

Gambar 2. Model Optimasi Alokasi yang ditawarkan 3. Pemodelan

Berikut adalah perumusan model optimasi dengan pendekatan inexact fuzzy linear programming (IFLP) untuk optimasi alokasi pengelolaan sampah di Kota Malang Tahun 2011 sampai Tahun 2015 dengan objektif meminimumkan biaya dari sistem.

(5)

5 Model IFLP:

dimana:

- indeks “k” merupakan indikator tahun perencanaan, misalnya k = 1 berarti tahun pertama (= tahun 2011)

Subject to:

a. Total Biaya

b. Kendala Alokasi Sampah di TPS

c. Kendala Kapasitas Angkut Truk

d. Kendala Kapasitas Fasilitas Komposting dan Alternatif fasilitas baru

e. Kendala Kapasitas Fasilitas Unit Pengolahan Sampah 3R yang akan dibangun f. Kendala Minimum Alokasi

(6)

6 g. Kendala Kapasitas Landfill

h. Kendala Keseimbangan Massa di TPA

i. Kendala Binary dan Integer 0 ≤ Amk± ≤ 1; Amk± 0 ≤ B integer ; (15) mk± ≤ 1; Bmk± 0 ≤ D integer ; (17) jk± ≤ 1; Djk± 0 ≤ E integer ; (19) jk± ≤ 1; Ejk± 0 ≤ F integer ; (20) k± ≤ 1; Fk±

j. Kendala Non Negativity

integer (21)

Xjk±, XCjk±, XRjk±, XPjk±, XCrjk±, XRrjk±, XAk±, XACk±, XACrk±, XAPk±

j = 1,2,….75 (23)

≥ 0 , k. Kendala Fungsi Keanggotaan

Solusi Model IFLP:

Untuk menyelesaikan model IFLP tersebut maka digunakan algoritma solusi interaktif dua langkah Huang et al. (1995a).

4. Hasil dan Diskusi

Tabel 1 Nilai Keanggotaan Fuzzy yang mampu dicapai sistem

No Simbol Tahun ke-k 2011 (k=1) 2012 (k=2) 2013 (k=3) 2014 (k=4) 2015 (k=5) Min Maks Min Maks Min Maks Min Maks Min Maks 1 λk 0.19 0.81 0.25 0.70 0.94 0.99 0.31 0.56 0.30 0.47 Sumber: Hasil Keluaran Program untuk Solusi Optimal Model IFLP

(7)

7

Tabel 2 Solusi Optimal untuk Total Biaya Alokasi Pengelolaan Sampah di Kota Malang Tahun 2011-2015 (Rp./Tahun)

No Tahun

Biaya Optimal (Rp./Tahun TCopt1,k

(Solusi Optimal Model ILP)

TCopt,k

(Solusi Optimal Model IFLP)

Min Maks Min Maks

1 2011 (k=1) 11,369,210,000 11,539,730,000 11,402,074,370 11,506,678,770 2 2012 (k=2) 8,616,301,000 8,839,301,000 8,682,497,185 8,783,304,790 3 2013 (k=3) 20,768,900,000 23,360,210,000 20,791,155,470 20,921,211,240 4 2014 (k=4) 27,541,900,000 27,886,630,000 27,693,539,490 27,778,151,710 5 2015 (k=5) 11,648,410,000 12,080,470,000 11,876,518,890 11,951,497,930 Sumber: Hasil Keluaran Program untuk Solusi Optimal Model IFLP

Tabel 3 Solusi Optimal untuk Variabel Biner Pembelian Truk Baru No Simbol 2011 (k=1) 2012 (k=2) 2013 (k=3) 2014 (k=4) 2015 (k=5) Min Maks Min Maks Min Maks Min Maks Min Maks

1 A±1,k 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 2 A±2,k 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 A±3,k 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4 B±1,k 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 5 B±2,k 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 6 B±3,k 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0

Sumber: Hasil Keluaran Program untuk Solusi Optimal Model IFLP

Tabel 4 Solusi Optimal untuk Variabel Biner Perluasan Areal TPA No Simbol 2011 (k=1) 2012 (k=2) 2013 (k=3) 2014 (k=4) 2015 (k=5) Min Maks Min Maks Min Maks Min Maks Min Maks

1 F± k 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0

Sumber: Hasil Keluaran Program untuk Solusi Optimal Model IFLP

Tabel 5 Variabel Biner untuk Pembangunan Unit Pengelolaan Sampah 3R No T P S Simbol Tahun ke-k 2011 (k=1) 2012 (k=2) 2013 (k=3) 2014 (k=4) 2015 (k=5) Min Maks Min Maks Min Maks Min Maks Min Maks

19 E±19,k 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0

27 E±27,k 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0

33 E±33,k 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0

34 E±34,k 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0

53 E±53,k 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0

(8)

8 5. Kesimpulan

Berdasarkan solusi optimal model, untuk mencapai tingkat pelayanan alokasi di TPS sebesar 80% dicapai dengan jalan membeli 3 dump truk baru dan 10 arm roll truk baru pada tahun perencanaan pertama, pada tahun perencanaan ke-3 (2013) dilakukan pembangunan 5 Unit Pengolahan Sampah 3R karena keterbatasan lahan dan pada tahun perencanaan ke-4 dilakukan investasi perluasan lahan TPA seluas 5 Ha, karenanya pada tahun perencanaan pertama, ketiga dan ke empat biaya alokasi pengelolaan sampah naik drastis, sedangkan pada tahun perencanaan ke-2 dan ke-5 karena tidak ada investasi yang dilakukan sehingga biaya alokasi pengelolaan berada dalam kisaran wajar antara 8 – 11 Milyar.

Daftar Pustaka

BAPPEKO Kota Malang (2007). Master Plan Persampahan Kota Malang Tahun 2007, Malang.

Huang, G.H., Baetz, B.W., Patry, G.G. (1992). A Grey Linear Programming Approach for Municipal Solid Waste Management Planning Under Uncertainty. Civil Engineering and Environmental Systems 9(4), 319-335.

Huang, G.H., Baetz, B.W., Patry, G.G. (1993). A Grey Fuzzy Linear Programming Approach for Municipal Solid Waste Management Planning Under Uncertainty. Civil Engineering and Environmental Systems 10(2), 123-146.

Huang, G.H., Baetz, B.W., Patry, G.G. (1995a). Grey Integer Programming: An Application to Waste Management Planning under Uncertainty. European Journal of Operational Research 83, 594-620.

Huang, G.H., Baetz, B.W., Patry, G.G. (1995b). Grey Fuzzy Integer Programming: An Application to Regional Waste Management Planning Under Uncertainty. Socio-Economic Planning Science 29(1), 17-38.

SU, J., Xi, B.D., Liu, H.L., Jiang, Y.H., Warith, M.A. (2008). An Inexact Multi-Objective Dynamic Model and Its Application in China for The Management of Municipal Solid Waste. Waste Management 28, 2532-2541.

Tchobanoglous, G., Theisen, H., Vigil, S.A. (1993). Integrated Solid Waste

Management : Engineering Principles and Management Issues, International

Edition, McGraw-Hill, Inc., New York.

Zimmermann, H.-J. (1996). Fuzzy Set Theory and Its Applications. 3rd edition, Kluwer Academic Publisher, Boston.

Gambar

Gambar 1.  Diagram Alir Metodologi Penelitian
Gambar 2.  Model Optimasi Alokasi yang ditawarkan  3.  Pemodelan
Tabel 1  Nilai Keanggotaan Fuzzy yang mampu dicapai sistem
Tabel 2  Solusi Optimal untuk Total Biaya Alokasi Pengelolaan Sampah di Kota  Malang Tahun 2011-2015 (Rp./Tahun)

Referensi

Dokumen terkait

Hasil akhir dari rencana produksi dengan metode Fuzzy Linear Programming (FLP) menunjukkan bahwa perusahaan dapat menurunkan deviasi antara jumlah produksi dan jumlah

Oleh karena itu tugas akhir ini akan menggunakan metode Fuzzy Multi-Objective Linear Programming (FMOLP) dengan fungsi keanggotaan piecewise linear dalam menentukan

Berdasarkan hasil yang telah didapatkan, model Fuzzy Multi-Objective Linear Programming (FMOLP) yang diusulkan dapat digunakan untuk menyelesaikan permasalahan Distribution

Dengan tujuan mendapatkan hasil optimasi yang lebih baik dari penelitian sebelumnya, peneliti melakukan optimasi multi response surface dengan pendekatan fuzzy

Dengan tujuan mendapatkan hasil optimasi yang lebih baik dari penelitian sebelumnya, peneliti melakukan optimasi multi response surface dengan pendekatan fuzzy

metode fuzzy linear programming dan hasil akhir yang diperoleh dari perhitunga metode tersebut, serta saran-saran yang diberikan kepada perusahaan dalam.

Pendekatan Linear Programming yang diformulasikan dengan satu fungsi tujuan untuk minimasi biaya distribusi dan dibatasi beberapa fungsi kendala terkait kapasitas

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi pencemaran sampah di TPA Supit Urang Malang serta pengelolaan sampah di TPST TPA Supit Urang Malang masih belum bisa dilakukan