• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE, KINERJA KEUANGAN,KEPEMILIKAN MANAJERIAL, UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP KETEPATWAKTUAN PENYAMPAIAN LAPORAN KEUANGAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE, KINERJA KEUANGAN,KEPEMILIKAN MANAJERIAL, UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP KETEPATWAKTUAN PENYAMPAIAN LAPORAN KEUANGAN"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

107

PENGARUH

CORPORATE GOVERNANCE

, KINERJA

KEUANGAN,KEPEMILIKAN MANAJERIAL, UKURAN

PERUSAHAAN TERHADAP KETEPATWAKTUAN

PENYAMPAIAN LAPORAN KEUANGAN

Kurniasih Jati Setyaningsih

Dosen Tetap Fakultas Ekonomi UKRIM Yogyakarta

ABSTRACT

This study aimed to determine the effect of corporate governance, financial performance, managerial ownership, the size of the company to the timeliness of financial reporting with the age of the firm as a control variable. Corporate governance is proxied by independent directors and audit committee, while the used financial performance ratios ROI. Company size used in this study using total assets. This study uses secondary data from ICMD and IDX. Of the 162 companies listed on the Stock Exchange, which can be used to study many as 100 companies by using logistic regression. Based on research that has been done before and after entering the control variables, it was found that the independent commissioner, financial performance (ROI), firm size affects the timeliness of financial reporting. company’s age that is the control variables also affect the timeliness of financial reporting. Meanwhile the audit committee and managerial ownership does not affect the timeliness of submission of financial statements. Thus it can be concluded that the larger and more long standing company, the more obedient to comply with regulations set by Bapepam.

Keywords: corporate governance, financial performance, managerial ownership, company’s size, timeliness of financial statements.

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh corporate governance, kinerja keuangan, kepemilikan manajerial, ukuran perusahaan terhadap ketepatwaktuan penyampaian laporan keuangan dengan umur perusahaan sebagai variabel kontrol. Corporate governance diproksikan dengan komisaris independen dan komite audit, sedangkan kinerja keuangan digunakan rasio ROI. Ukuran perusahaan yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan total aktiva. Penelitian ini menggunakan data sekunder dari ICMD dan IDX. Dari 162 perusahaan yang tercatat di BEI, yang dapat digunakan untuk penelitian sebanyak 100 perusahaan dengan menggunakan regresi logistik. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan sebelum maupun sesudah memasukkan variabel kontrol, ditemukan bahwa komisaris independen, kinerja keuangan (ROI), ukuran perusahaan berpengaruh terhadap ketepatwaktuan penyampaian laporan keuangan. Umur perusahaan yang merupakan variabel kontrol juga mempengaruhi ketepatwaktuan penyampaian laporan keuangan. Sedangkan komite audit dan kepemilikan manajerial tidak berpengaruh terhadap ketepatwaktuan penyampaian laporan keuangan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa semakin besar dan semakin lama perusahaan berdiri, semakin taat dalam mematuhi peraturan yang ditetapkan oleh Bapepam.

Kata kunci: corporate governance, kinerja keuangan, kepemilikan manajerial, ukuran perusahaan, ketepat waktuan laporan keuangan.

(2)

108

PENDAHULUAN

Sarana perusahaan dalam mengkomunikasikan informasi dan pengukuran ekonomi sumber daya yang dimiliki perusahaan serta mengkomunikasikan kinerja keuangan kepada pihak yang berkepentingan merupakan fungsi dari laporan keuangan, oleh karena itu ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan sangatlah penting supaya tersedianya informasi yang bermanfaat bagi pembuat keputusan.

Informasi akuntansi yang relevan mampu meningkatkan prediksi pembuat keputusan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Sutikno dan Sabeni (2000), laporan keuangan perusahaan yang go public tidak relevan dan tidak komparabel dikarenakan pembuatan keputusan terlambat penyampaiannya.

Baridwan (2003) dalam Setiawan (2005) menyatakan dalam laporan tahunan Bapepam 2002, dari 374 emiten diantaranya terdapat 23,36% (86 emiten) terlambat dalam menyampaikan laporan keuangan per 31 Desember 2001. Sedangkan keterlambatan penyampaian laporan keuangan tengah tahun pada 1999, 2000, 2001 sebanyak 55, 14 21. Fenomena inilah yang menarik untuk dijadikan dasar penelitian apakah perusahaan telah menerapkan corporate governance dengan baik.

Berdasarkan Keputusan Ketua Bapepam dan Lembaga Keuangan Nomor: KEP-134/BL/2006 pada tanggal 7 Desember 2006 tentang Kewajiban Penyampaian Laporan Keuangan Tahunan bagi Emiten atau Perusahaan Publik yaitu mewajibkan perusahaan menyampaikan laporan keuangan kepada Bapepam yang memuat ikhtisar data keuangan, analisis dan pembahasan umum oleh manajemen, laporan keuangan auditan serta laporan manajemen.

Penelitian ini mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Siregar dan Utama (2005). Siregar dan Utama (2005) melakukan penelitian tentang pengaruh struktur kepemilikan, ukuran perusahaan, dan praktek corporate governance terhadap pengelolaan laba (earnings management). Siregar dan Utama (2005) membedakan struktur kepemilikan menjadi kepemilikan institusional

dan kepemiikan keluarga dengan ukuran perusahaan menggunakan kapitalisasi pasar. Sedangkan dalam penelitian ini tentang pengaruh corporate governance, kinerja keuangan, kepemilikan manajerial dan ukuran perusahaan terhadap penyampaian pelaporan keuangan dengan umur perusahaan sebagai variabel kontrol. Ukuran perusahaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah total aktiva. Sedangkan umur perusahaan sebagai variabel kontrol diukur sejak perusahaan terdaftar di BEI sampai tahun 2006, karena yang digunakan dalam penelitian ini adalah data tahun 2007.

KAJIAN LITERATUR

Ketetapan waktu Laporan Keuangan Tahunan

Tujuan laporan keuangan yaitu menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja maupun perubahan posisi keuangan perusahaan yang bermanfaat untuk pengguna laporan keuangan dalam pengambilan keputusan (Harianto dan Sudomo 1998).

Ketepatan penyampaian laporan keuangan juga mendukung salah satu komponen dari corporate governance yaitu transparansi yang mewajibkan adanya informasi yang terbuka, tepat waktu, serta jelas, dan dapat diperbandingkan menyangkut posisi keuangan, pengelolaan perusahaan. Selain itu perusahaan wajib membuat laporan tahunan yang memuat laporan manajemen, kinerja keuangan, dan laporan keuangannya, serta wajib menyampaikan kepada pemegang saham dan pihak yang dianggap perlu.

Teori Keagenan

Teori keagenan mulai berkembang dari Jensen dan Meckling (1976) yang mengacu pada tujuan managemen keuangan yaitu untuk memaksimalkan keuntungan kepada pemegang saham (agent). Gaver dan Gaver (1993) dalam Paramita (2005) mengatakan bahwa perusahaan yang tumbuh (perusahaan dengan tingkat risiko yang makin meningkat karena berada di pasar yang baru berkembang) maka manajemen meminta tambahan

(3)

109 insurance yang lebih tinggi. Dengan

meningkatkan kepemilikan saham oleh manajer, diharapkan manajer akan bertindak sesuai dengan keinginan para agent karena manager akan termotivasi untuk menaikkan kinerja (Machfoedz dan Siallagan 2006). Corporate Governance

Definisi corporate governance menurut Forum for Corporate Governance in Indonesia (FCGI 2000) adalah seperangkat peraturan yang mengatur hubungan antara pemegang saham, pengelola perusahaan, pihak kreditur, pemerintah, karyawan, serta para pemegang kepentingan intern dan ekstern lainnya yang berkaitan dengan hak-hak dan kewajiban mereka, atau dengan kata lain sistem yang mengatur mengendalikan perusahaan. Sedangkan tujuan dari corporate governance adalah untuk menciptakan nilai tambah bagi semua pihak yang berkepintingan (stakeholders).

Berdasarkan OECD (Organization for Economic Co-operation and Development) terdapat empat unsur dalam corporate governance: keadilan, tranparasi, akuntabilitas, responsibilitas.

Dewan Komisaris dan Komite-komite Berdasarkan peraturan BEJ tanggal 1 Juli 2001, perusahaan wajib memiliki komisaris independen dan komite audit. Keanggotaan komite audit yang efektif sekitar tiga sampai lima orang seorang diantaranya bertindak sebagai ketua komite sekaligus merangkap menjadi komisaris independen perusahaan tersebut (Suaryana, 2005). Sedangkan pihak lainnya merupakan pihak ekstern yang independen dan minimal satu diantaranya memiliki kemampuan di bidang akuntansi. Kemampuan di bidang akuntansi dapat dilihat dengan gelar profesi akuntan yang disandangnya. Minimal komisaris independen sebesar 30% dari seluruh anggota dewan komisaris.

PENGEMBANGAN HIPOTESIS

Komisaris Independen dan Komite Audit Siallagan dan Machfoedz (2006) menyatakan bahwa Komite Audit merupakan bagian dari komisaris independen yang

mempunyai tugas untuk meringankan beban Komisaris Independen. Mayangsari (2003) melakukan penelitian tentang pengaruh kualitas audit serta mekanisme corporate governance terhadap integritas laporan keuangan yang diukur dengan indeks konservatisme, hasilnya keberadaan komite audit berhubungan negatif dengan integritas laporan keuangan. Sehingga penelitian dari Mayangsari (2003) yang mengindikasikan kurang efektifnya keberadaan komite audit sebagai salah satu komponen dari corporate governance ini tidak mendukung penelitian Siallagan dan Machfoedz (2006). Semakin tinggi kualitas audit, maka semakin tinggi pula proporsi dewan komisaris independen sehingga sistem governance mampu diterapkan dengan baik pada perusahaan. Sehingga dari uraian di atas dapat diuji hipotesis yaitu :

H1a: Komisaris Independen mempengaruhi ketetapan waktu penyampaian laporan keuangan.

H1b: Komite Audit mempengaruhi ketetapan waktu penyampaian laporan keuangan.

Kinerja Keuangan

Perusahaan yang mempunyai kinerja yang bagus memiliki kecenderungan akan menyampaikan laporan keuangannya dengan tepat waktu unuk menarik para investor (Ekowati 1996; Haw dkk 2000; Ratnadi 2003; Ani 2003; Paramitha 2005). Karena bagi perusahaan, ini merupakan cara menarik investor dan menunjukkan bahwa perusahaan memiliki kinerja bagus yang dapat menaikkan brand image di mata masyarakat dan para pesaing. Kinerja keuangan dilihat dari laporan keuangan tahunan untuk publik dan pihak luar, sehingga mendorong manajemen untuk lebih cepat dan tepat waktu dalam menyampaikan laporan keuangan kepada investor untuk mengambil keputusan investasi. Sehingga hipotesisnya sebagai berikut:

H1c: Kinerja keuangan mempengaruhi ketetapan waktu penyampaian laporan keuangan.

Kepemilikan Manajerial

Ross et al (1999) dalam Siallagan dan Machfoedz (2006) yang menyatakan bahwa kepemilikan manajer yang semakin tinggi akan cenderung untuk meningkatkan

(4)

110

kinerjanya. Dengan mematuhi prinsip corporate governance, perusahaan juga akan mematuhi segala peraturan yang telah ditetapkan termasuk kepatuhan untuk menyampaikan laporan keuangan dengan tepat waktu.

Sehingga ditarik suatu hipotesis:

H1d: Kepemilikan manajerial mempengaruhi ketetapan waktu penyampaian laporan keuangan.

Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan dapat diukur dari total penjualan, nilai aktiva, jumlah tenaga kerja. Perusahaan besar mampu menyampaikan laporan keuangan dengan tepat waktu dengan pemikiran bahwa perusahaan memiliki sumber daya yang banyak dan memiliki sistem informasi yang handal sehinga mendukung untuk penyampaian laporan keuangan tepat waktu (Ani 2003 dan Setiawan 2005). Sehingga ditarik suatu hipotesis:

H1e: Ukuran perusahaan mempengaruhi ketetapan waktu penyampaian laporan keuangan.

METODA PENELITIAN

Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan di sektor manufaktur yang sudah terdaftar dalam BEI. Data yang diambil dari tahun 2007 (1 tahun). Berdasarkan Indonesian Capital Market Directory (ICMD) 2007 terdapat 162 perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling.

Pada penelitian ini penulis menggunakan data sekunder yaitu dengan cara mengambil data melalui internet pada web site BEI, surat kabar yang beredar nasional maupun melalui ICMD. Laporan keuangan yang digunakan adalah laporan keuangan yang telah dipublikasikan dan telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik.

Tabel 1

Prosedur Pemilahan Sampel Prosedur Pemilihan Sampel Total perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI per 31 Desember 2004

161

Data tidak tersedia (18)

Tidak memenuhi syarat (43)

Total sampel perusahaan 100

Untuk mengetahui ada tidaknya autokorelasi dan multikolonieritas. Regresi logistik dapat mengabaikan asumsi normalitas dan heterokedasitas (Ghozali, 2005). Analisis Deskriptif yaitu melakukan analisis pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen dengan menggunakan analisis regresi logistik. Pengujian regresi logistik dapat menggunakan metoda backward stepwise (conditional) seperti penelitian Naim (1999) dalam Paramitha (2005).

Model Regresi Logistik

TIME = β0 + β1(IND) + β2(AUD) + β3(ROI) + β4(MAJ) + β5(SIZE) +e

TIME =β0 +β1(IND) + β2(AUD) + β3(ROI) + β4(MAJ) + β5(SIZE) + β6(AGE) + e Keterangan:

TIME : Ketepatan waktu penyampaian laporan

keuangan

IND : Komisaris independen

AUD : Komite audit

ROI : Return on Investment

MAJ : Kepemilikan manajerial

SIZE : Ukuran perusahaan

AGE : Umur persahaan

E : error

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

(5)

111 Koefisien Determinasi (adjusted R2)

Corporate governance, kinerja keuangan, kepemilikan manajerial, dan ukuran perusahaan secara bersama-sama berpengaruh terhadap ketetapan waktu penyampaian laporan keuangan. Nilai adjusted R2 sama dengan 0,429 yang berarti bahwa 42,9% variabel ketetapan waktu penyampaian laporan keuangan dapat dijelaskan oleh variabel corporate governance, kinerja keuangan, kepemilikan manajerial, dan ukuran perusahaan dan sisanya sebesar 57,1% ditentukan oleh variabel lain di luar model. Dengan memasukkan variabel kontrolyaitu umur perusahaan, nilai adjusted R2 sebesar 49% hal ini berarti keberadaan variabel kontrol mampu memberikan kontribusi yang lebih

besar terhadap variabel ketetapan waktu penyampaian laporan keuangan. Sebab berdasarkan penelitian yang dilakukan Owusu – Ansah (2000), semakin lama perusahaan membuat laporan keuangan, berarti perusahaan akan menggunakan waktu yang semakin cepat untuk membuat laporan keuangan karena perusahaan akan semakin pengalaman dan terampil dalam membuat laporan keuangan. Sedangkan variabel lain di luar model yang mampu menjelaskan ketetapan waktu penyampaian laporan keuangan antara lain dapat berupa waktu tunggu pelaporan audit, laporan auditor independen. Sementara itu, hasil analisis uji t dalam menguhi hipotesis penelitian disajikan pada tabel 2 dan tabel 3.

Tabel 2.

Pengujian Hipotesis Sebelum Memasukkan Variabel Kontrol

Variabel Koefisien Regresi Nilai t Nilai p

Constant 0,023 IND 91,337 5,661 **0,017 AUD 4,227 2,528 0,112 ROI 1,155 6,953 ***0,008 MAJ 2,44 2,545 0,111 SIZE 2,085 8,645 ***0,003 Adjusted R2 = 0,429 Keterangan: *** Signifikan pada α = 1%; ** Signifikan pada α = 5%

Pengujian Komisaris Independen terhadap Ketetapan waktu Penyampaian Laporan Keuangan

Koefisien regresi komisaris independen sebelum memasukkan variabel kontrol sebesar 91,337, t = 5,661 dan p = 0,017 hal tersebut menunjukkan bahwa komisaris independen mampu mempengaruhi ketetapan waktu penyampaian laporan keuangan dengan tingkat signifikasi sebesar 5%. Sedangkan setelah

memasukkan variabel kontrol memiliki koefisien regresi dan nilai t sebesar 1354,058 dan 6,159 serta p value 0,013. Komisaris independen setelah memasukkan variabel kontrol mampu mempengaruhi ketetapan waktu penyampaian laporan keuangan dengan tingkat signifikasi 5%. Hal ini menunjukkan bahwa semakin besar proporsi komisaris independen semakin dominan pula kebijakan yang akan diambil untuk perusahaan. Hal ini

(6)

112

sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Siallagan dan Machfoedz (2006).

Tabel 3.

Pengujian Hipotesis Setelah Memasukkan Variabel Kontrol

Variabel Koefisien Regresi Nilai t Nilai p

Constant 0,005 IND 135,058 6,159 **0,013 AUD 5,120 2,059 0,151 ROI 1,161 6,118 ***0,013 MAJ 2,406 2,318 0,128 SIZE 1,866 6,060 ***0,014 AGE 1,190 6,402 **0,011 Adjusted R2 = 0,490 Keterangan: ** Signifikan pada α = 5%

Pengujian Komite Audit terhadap Ketetapan waktu Penyampaian Laporan Keuangan

Koefisien regresi untuk komite audit sebelum memasukkan variabel kontrol sebesar 4,227 dengan t = 2,528 dan p = 0,112. Setelah memasukkan variabel kontrol koefisien regresi sebesar 5,120 dengan t dan p sebesar 2,059 dan 1,151 ini menunjukkan bahwa komite audit tidak berpengaruh terhadap ketetapan waktu penyampaian laporan keuangan. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Mayangsari (2003) dan Siregar dan Utama (2005) kurang efektifnya keberadaan komite audit sebagai salah satu dari corporate governance ini tidak mendukung penelitian Siallagan da Machfoedz (2006). Kurang efektifnya keberadaan komite audit yang salah seorang diantaranya bergelar akuntan dikarenakan orang yang memahami tentang laporan keuangan, tata kelola perusahaan maupun tentang pengawasan perusahaan tidak perlu harus orang yang bergelar akuntan karena orang yang bergelar sarjana ekonomi jurusan akuntansi pun sudah banyak yang ahli

dalam memahami laporan keuangan, tata kelola perusahaan maupun tentang pengawasannya.

Pengujian Kinerja Keuangan terhadap Ketetapan waktu Penyampaian Laporan Keuangan

Kinerja keuangan yang diproksikan dengan ROI sebelum memasukkan variabel kontrol memiliki koefisien regresi sebesar 1,155 dengan t = 6,953 dan p = 0,008 sedangkan setelah memasukkan variabel kontrol memiliki koefisien regresi sebesar 1,161 dan t = 6,118 dan p = 0,013 menunjukkan bahwa ROI sebagai variabel independen untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan berpengaruh terhadap ketetapan waktu pelaporan keuangan dengan tingkat signifikasi sebelum memasukkan variabel kontrol sebesar 1% dan sesudah memasukkan variabel kontrol sebesar 5%. Hasil ini sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Ekowati (1996); Haw dkk (2000); Musorah (2003); dan Setiawan (2005). Laba tinggi merupakan keberhasilan perusahaan dan

(7)

113 prestasi dari manajemen sebab perusahaan

yang mampu mencapai laba yang tinggi tidak terlepas dari peran manajemen perusahaan dalam mengelola keuangan.

Pengujian Kepemilikan Manajerial terhadap Ketetapan waktu Penyampaian Laporan Keuangan

Kepemilikan manajerial sebelum memasukkan variabel kontrol memiliki koefisien regresi sebesar 2,440 dengan t = 2,545 dan p = 0,111 sedangkan setelah memasukkan variabel kontrol koefisien regresi sebesar 2,406 dan t serta p sebesar 0,2318 dan 0,128 menunjukkan bahwa kepemilikan manajerial tidak mempengaruhi ketetapan waktu penyampaian laporan keuangan. Hal ini bisa dimungkinkan, manajer selaku pemilik perusahaan kurang dapat memberikan tekanan kepada perusahaan untuk dapat menyampaikan laporan keuangan dengan tepat waktu. Manajer selaku pemilik perusahaan pada umumnya hanya mendahulukan bagaimana cara untuk mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya, hal ini sesuai dengan teorikeagenan yang dikemukakan oleh Gaver dan Gaver (1993) dalam Paramitha (2005) yang menyatakan bahwa pemilik perusahaan hanya memikirkan bagaimana untuk menambah kekayaan. Penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Siallagan dan Machfoedz (2006).

Pengujian Ukuran Perusahaan terhadap Ketetapan waktu penyampaian Laporan Keuangan

Ukuran perusahaan menggunakan nilai aktiva perusahaan sebelum memasukkan variabel kontrol memiliki koefisien regresi sebesar 2,085 dengan t dan p sebesar 8,645 dan 0,003 sedangkan setelah memasukkan variabel kontrol dengan koefisiensi regresi, t dan p sebesar 1,866; 6,060 dan 0,014 dari hasil yang didapatkan, ukuran perusahaan mempengaruhi ketetapan waktu penyampaian laporan keuangan, hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ani (2003), Setiawan (2005) dan Paramitha (2005). Perusahaan dengan total aktiva yang besar akan berusaha senantiasa menjaga nama baik terutama di depan investor dan calon investor salah satunya dengan cara menyampaikan laporan keuangan dengan tepat waktu karena den gan hal tersebut akan memudahkan

investor dan calon investor untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan tersebut.

Pengujian Umur Perusahaan terhadap Ketetapan waktu Penyampaian Laporan Keuangan

Umur perusahaan yang diukur dengan tahun dasar 2006 sebagai variabel kontrol memiliki koefisien regresi sebesar 1,190 serta t dan p sebesar 6,402 dan 0,011 dari hasil yang diperoleh, umur perusahaan mampu mempengaruhi ketetapan waktu pelaporan keuangan. Owusu – Ansah (2000) mengemukakan bahwa pengurangan dalam waktu pelaporan keuangan terjadi ketika perusahaan makin sering membuat laporan keuangan tahunan. Perusahaan yang mempunyai umur lebih lama cenderung menjadi lebih terampil dalam membuat laporan keuangan maupun dalam melaporkannya. Hasil penelitian ini juga didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Ratnadi (1998) dan Ani (2003) dengan hasil yang diperoleh bahwa umur perusahaan mempengaruhi ketetapan waktu penyampaian laporan keuangan.

KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN

Kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan sebagai berikut: (1) Komisaris independen berpengaruh terhadap ketetapan waktu penyampaian laporan keuangan, (2) Komite audit tidak mempengaruhi ketetapan waktu penyampaian laporan keuangan, (3) Kinerja keuangan mempengaruhi ketetapan waktu penyampaian laporan keuangan, (4) Kepemilikan manajerial tidak mempengaruhi ketetapan waktu penyampaian laporan keuangan, (5) Ukuran perusahaan mempengaruhi ketetapan waktu penyampaian laporan keuangan, (6) Umur perusahaan sebagai variabel kontrol mampu mempengaruhi ketetapan waktu penyampaian laporan keuangan.

Beberapa hal yang menjadi keterbatasan dalam penelitian ini antara lain: (1) Keterbatasan data tentang indeks corporate governance, maka dalam penelitian ini hanya diterapkan data komisaris independen dan komite audit untuk mengukur praktek corporate governance, (2) data tentang komite audit yang bergelar akuntan kurang akurat

(8)

114

karena bisa dimungkinkan pada saat perusahaan mencantumkan nama-nama komite audit memang tidak mencantumkan gelar akuntannya, sehingga data yang dihasilkan kurang akurat, (3) penelitian ini hanya menggunakan karakteristik untuk variabel komite audit yaitu dengan variabel dummy (ada tidaknya anggota komite audit yang bergelar akuntan).

Untuk peneliti selanjutnya akan lebih baik jika membandingkan antara karakteristik beberapa perusahaan, tidak hanya manufaktur saja, selain itu jika dilihat dari nilai adjusted R2, maka peneliti selanjutnya hendaknya perlu meneliti variabel lain misal: waktu tunggu laporan audit, hasil laporan auditor independen yang bisa mempengaruhi perusahaan dalam menyampaikan laporan keuangan.

DAFTAR REFERENSI

Ani, H.N. 2003. Analisa Faktor-faktor yang Mempengaruhi Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Tesis S2, Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada

Boediono, G. 2005. Kualitas Laba: Studi Pengaruh Mekanisme Corporate Governance dan Dampak Manajemen Laba dengan Menggunakan Analisis Jalur. Makalah, disampaikan pada SNA VIII di Solo, 15-16 September 2005 Ekowati, W.H. 1996. Faktor-faktor yang

Mempengaruhi Kelambatan Penerbitan Laporan Keuangan Perusahaan Publik di Indonesia. Tesis S2, Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada

Forum for Corporate Governance in Indonesia. 2001. Corporate Governance: Tata kelola Perusahaan. FCGI. Edisi Ke-3 Forum for Corporate Governance in Indonesia

.2000. Peranan dewan Komisaris dan Komite Audit dalam Pelaksanaan Corporate Governance. FCGI. Edisi Ke-2

Pedoman umum Good Corporate Governance. 2006. Komite Nasional Kebijakan Governance

Harianto, F dan Sudomo, S. 1998. Buku Perangkat dan Teknik Analisis Investasi di Pasar Modal Indonesia. Penerbit PT Bursa Efek Indonesia

Hastuti, T.D. 2005. Hubungan antara Good Corporate Governance dan Struktur Kepemilikan dengan Kinerja Keuangan. Makalah, Disampaikan pada SNA VIII di Solo 15-16 September 2005

Haw, I.; D. Qi, and W. Wu. 2000. “Timeliness of Annual Report Releases and Market Reaction to Earnings Announcements in an Emerging Capital Market: The Case of China”. Journal of International Financial Management and Accounting, 11(2): 108 – 131

Ikatan Akuntan Indonesia. 1994. Standar Akuntansi Keuangan. Salemba Empat. Jakarta

Jensen, M; William, M. 1976. “Theory of the Firm: Managerial Behaviour, Agency Cost and Ownership Structure”. Journal of Financial Economics, 3 (4): 305-360 Mayangsari, S. 2003. Analisis Pengaruh

Independensi, Kualitas Audit, serta Mekanisme Corporate Governance terhadap Integritas Laporan Keuangan. Makalah, Disampaikan pada SNA VI Musorah. 2003. Analisis Keterlambatan

Perusahaan dalam Menyampaikan Laporan Keuangan Tahunan kepada Otoritas Pasar Modal. Tesis S2, Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada Owusu-Ansah, S. 2000. “Timeliness of

Corporate Financial Reporting in Emerging Capital Markets: Empirical Evidence from the Zimbabwe Stock Exchange”. Accounting and Business Research,.30(3): 241 – 254

(9)

115 Paramitha, M. 2005. Pengaruh Corporate

Governance dan Kinerja Perusahaan Terhadap Ketepatwaktuan Penyampaian laporan Keuangan. Tesis S2, Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada Ratnadi, N.M.D. 2003. Faktor yang

Mempengaruhi Ketepatwaktuan Laporan Keuangan ke Publik. Tesis S2, Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada Setiawan, W. 2005. Analisis Faktor yang

Mempengaruhi Kepatuhan Perusahaan publik dalam Mempublikasikan laporan Keuangan. Tesis S2, Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada

Siallagan,H; Machfoedz,M. 2006. Mekanisme Corporate Governance, Kualitas Laba dan Nilai Perusahaan. Makalah, Disampaikan pada SNA IX di Padang, 23-26 Agustus 2006

Siregar, S; Utama, S. 2005. Pengaruh Struktur Kepemilikan, Ukuran Perusahaan, dan Praktek Corporate Governance terhadap Pengelolaan Laba (Earnings

Management). Makalah, Disampaikan pada SNA VIII di Solo, 15-16 September 2005

Shleifer, A.; R. W. Vishny. 1997. “A Survey of Corporate Governance”. The Journal of Finance, 52 (2): 737 – 783

Suaryana, A. 2005. Pengaruh Komite Audit terhadap Kualitas Laba. Makalah Disampaikan pada SNA VIII di Solo, 15-16 September 2005

Sutikno, I; Sabeni, A. 2000. “Evaluasi terhadap Relevansi, Reliabilitas, dan Komparabilitas Laporan Keuangan: Studi Empiris pada Perusahaan „Go Public‟ di Bursa Efek Jakarta”. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, 2 (3)

Ujiyantho,M; Pramuka,B.A. 2007. Mekanisme Corporate Governance, Manajemen Laba, dan Kinerja Keuangan: Studi pada Perusahaan go publik Sektor Manufaktor. Makalah Disampaikan pada Sna X di Makasar, 26-28 Juli 2007.

Referensi

Dokumen terkait

kolom 4 diisi dengan harga satuan yang merupakan besaran untuk membayar

Terdapat strategi komunikasi yang dilakukan oleh guru dalam melibatkan orang tua pada kegiatan belajar, seperti halnya yang dilakukan oleh Sekolah Dasar Tunas Unggul yang

Enzim lipase yang digunakan diambil dari daun pepaya muda hal ini berdasarkan penelitian Ikbal (2012) yang mendapatkan pada daun pepaya muda memiliki aktivitas

Berdasarkan uraian dan perhitungan diatas dapat disimpulkan bahwa rasio kemandirian daerah selama lima tahun pada Badan Pengelolaan Keuangan dan Asset

Simpulan dari penelitian ini adalah (1) Sêrat Candrasangkala mawi Rapal Makna Rasa Saréngat dengan nomor katalog lokal 499 ra yang tersimpan di Perpustakaan Sasana

Berdasarkan analisis terhadap sumber-sumber yang telah terkumpul, dapat disimpulkan bahwa perkembangan Industri Jamu Tjap Djago adalah awal dari kesuksesan

Kawasan Ruang Terbuka Hijau Perkotaan (RTHP) ditentukan seluas 30 % (tiga puluh perseratus) dari luas kawasan meliputi 20% (dua puluh perseratus) RTHP publik dan

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis strategi penerapan akuntansi pemerintahan berbasis akrual Pemerintah Kota Surabaya dilihat dari beberapa sudut pandang