• Tidak ada hasil yang ditemukan

DEPUTI BIDANG PEMBIAYAAN TAHUN ANGGARAN 2016

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DEPUTI BIDANG PEMBIAYAAN TAHUN ANGGARAN 2016"

Copied!
150
0
0

Teks penuh

(1)

0

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)

DEPUTI BIDANG PEMBIAYAAN

TAHUN ANGGARAN 2016

Nawacita : “Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing

di pasar internasional sehingga bangsa Indonesia bisa maju dan

bangkit bersama Bangsa-bangsa Asia lainnya”.

(2)

1

DAFTAR ISI

Daftar isi ... 1 Kata Pengantar ... 2 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 4

B. Isu Aktual Terkait Pembiayaan Bagi Koperasi dan UKM ... 6

C. Maksud dan Tujuan ... 6

D. Data ... 7

BAB II PERENCANAAN STRATEGIS A. Gambaran Umum Rencana Strategis Deputi Bidang Pembiayaan Tahun 2015 – 2019 .. 17

B. Visi dan Misi ... 18

C. Kebijakan dan Strategis ... 19

D. Perjanjian Kinerja Tahun 2016 ... 20

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA A. Akuntabilitas Kinerja Deputi Bidang Pembiayaan ... 28

B. Akuntabilitas Kinerja Eselon II di Lingkungan Deputi Bidang Pembiayaan ... 48

BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan ... 145

B. Saran ... 147

(3)

2

Kata Pengantar

Segala puji dan syukur kita panjatkan kehadirat ALLAH SWT. Tuhan Yang Maha Esa, karena pada hari ini kami telah menyelesaikan Laporan Akuntabilitas dan Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Deputi Bidang Pembiayaan Tahun Anggaran 2016 tepat pada waktunya.

LAKIP Deputi Bidang Pembiayaan bagi kami merupakan basis evaluasi dan inovasi Pimpinan dalam menentukan kebijakan kedepan. Dengan adanya laporan ini seluruh elemen yang terkait (Pegawai Deputi Bidang Pembiayaan dan Pelaku Usaha Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM)) diharapkan dapat memberikan masukan yang konstruktif dalam rangka mewujudkan amanat Nawacita Nomor 6 : “Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional sehingga bangsa Indonesia bisa maju dan bangkit bersama Bangsa-bangsa Asia lainnya”.

Secara umum, evaluasi kami terhadap akuntabilitas kinerja yang telah dilaksanakan oleh Deputi Bidang Pembiayaan telah sesuai dengan target yang diamanatkan. Beberapa inovasi lainnya juga telah kami jalankan demi mempermudah pelaku Koperasi dan UMKM dalam mengakses pembiayaan.

Beberapa langkah inovatif tersebut antara lain adalah dengan mengeluarkan kebijakan Koperasi sebagai penyalur Kredit Usaha Rakyat (KUR), Akuntabilitas kinerja dan anggaran yang dapat diakses secara online oleh masyarakat, serta kemudahan akses pembiayaan melalui Bantuan Wirausaha Pemula yang dapat diakses secara online pada website Deputi Bidang Pembiayaan (http://pembiayaan.depkop.go.id).

Namun kami sangat menyadari bahwa segala upaya yang telah dilakukan tersebut masih jauh dari pada cukup, tantangan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi, kebutuhan akan skema inovatif pembiayaan serta kemudahan akses pembiayaan, saat ini menjadi kebutuhan dasar dan kebijakan yang mendorong pelaku Koperasi dan UMKM tersebut masih dinantikan oleh masyarakat.

Dengan Laporan Akuntabilitas dan Kinerja ini diharapkan Kinerja Deputi Bidang Pembiayaan kedepan akan lebih baik dan bermanfaat bagi masyarakat khususnya pelaku Koperasi dan UMKM.

(4)

3

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Dalam rangka untuk mempertajam dan meningkatkan akuntabilitas Rencana Strategis Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah sekaligus sebagai upaya mendorong dan mengakselerasi pemberdayaan koperasi dan usaha mikro, kecil dan menengah serta meningkatkan daya saing, maka Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah menetapkan Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Nomor 07/Per/M.KUKM/VII/2015 tentang Rencana Strategis Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Tahun 2015 - 2019.

Arah kebijakan Kementerian Koperasi dan UKM dalam pemberdayaan Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (KUMKM) pada tahun 2015-2019 telah ditetapkan 5 (lima) rencana strategis antara lain sebagai berikut : 1. Peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui (i) penguatan kebijakan

kewirausahaan yang mencakup pola pengembangan kewirausahaan, penataan kurikulum kewirausahaan di lembaga pendidikan formal, serta perluasan dukungan khususnya bagi wirausaha berbasis teknologi

(technopreneurs); dan (ii) peningkatan akses ke pelatihan dan layanan

pendampingan usaha;

2. Peningkatan akses pembiayaan dan perluasan skema pembiayaan melalui (i) pengembangan lembaga pembiayaan/bank UMKM dan koperasi, serta optimalisasi sumber pembiayaan non-bank; (ii) integrasi sistem informasi

(5)

4 debitur UMKM dari lembaga pembiayaan bank dan non-bank; dan (iii) advokasi pembiayaan bagi UMKM dan koperasi.

3. Peningkatan nilai tambah produk dan jangkauan pemasaran melalui (i) perluasan penerapan teknologi tepat guna; (ii) diversifikasi produk berbasis rantai nilai dan keunggulan lokal; (iii) peningkatan penerapan standardisasi produk (Standar Nasional Indonesia/SNI, HaKI), dan sertifikasi (halal, keamanan pangan dan obat); dan (iv) integrasi fasilitasi pemasaran dan sistem distribusi baik domestik maupun ekspor;

4. Penguatan kelembagaan usaha melalui (i) kemitraan investasi berbasis keterkaitan usaha (backward-forward linkages); dan (ii) peningkatan peran koperasi dalam penguatan sistem bisnis pertanian dan perikanan, dan sentra industri kecil di kawasan industri; dan

5. Kemudahan, kepastian dan perlindungan usaha melalui (i) harmonisasi perizinan sektoral dan daerah; (ii) pengurangan jenis, biaya dan waktu peng perizinan; (iii) penyusunan rancangan undang-undang tentang Perkoperasian; (iv) peningkatan efektivitas penegakan regulasi persaingan usaha yang sehat; dan (v) peningkatan sinergi dan kerja sama pemangku kepentingan (publik, swasta dan masyarakat) yang didukung sistem monev terpadu yang berbasis data UMKM dan koperasi secara sektoral dan wilayah.

Dalam arah strategi tersebut, Deputi Bidang Pembiayaan fokus ke dalam arah kebijakan nomor 2 (dua), yakni : Peningkatan akses pembiayaan dan perluasan skema pembiayaan melalui :

(6)

5 1. Pengembangan lembaga pembiayaan/bank UMKM dan koperasi, serta

optimalisasi sumber pembiayaan non-bank;

2. Integrasi sistem informasi debitur UMKM dari lembaga pembiayaan bank dan non-bank; dan

3. Advokasi pembiayaan bagi UMKM dan Koperasi.

Sebagai upaya mewujudkan Renstra tersebut Deputi Bidang Pembiayaan menyusun Rencana Kerja dengan 3 (tiga) program strategis dan 6 (enam) program teknis antara lain :

1. Program Peningkatan Daya Saing

a. Perluasan skema dan layanan pembiayaan dan jasa; b. Fasilitasi Permodalan Koperasi dan Usaha Mikro dan Kecil; c. Koordinasi Perencanaan, Pelaksanaan dan Monev Pembiayaan; d. Penguatan Koperasi dan UMKM di Bidang Keuangan Syariah. 2. Program Penguatan Kelembagaan Koperasi

Penguatan Usaha Simpan Pinjam Koperasi

3. Program Peningkatan Penghidupan Berkelanjutan Berbasis Usaha Mikro Peningkatan Kerjasama Pembiayaan KUMKM

Program sebagaimana dimaksud di atas telah dilaksanakan pada tahun anggaran 2016 dan untuk mempertanggungjawabkan pelaksanaan program tersebut, serta sebagai bagian dari pemenuhan kewajiban dalam perspektif transparansi dan akuntabilitas publik kami menyusun Laporan Akuntabilitas dan Kinerja Instansi Pemerintah (LAPKIN). Penyusunan ini telah diamanatkan dalam Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri Negara

(7)

6 Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.

B. ISU AKTUAL TERKAIT PEMBIAYAAN BAGI KOPERASI DAN

UKM

Isu-isu aktual terkait pembiayaan bagi koperasi dan UKM antara lain : 1. Masih banyak UMK yang membutuhkan modal awal untuk usaha.

2. Masih banyak UMKM yang belum bisa mengakses kredit dari perbankan (berdasarkan data statistik Bank Indonesia tahun 2016 baru mencapai 19 % UMKM yang mendapatkan kredit dari perbankan dan non perbankan). 3. Besarnya suku bunga pinjaman perbankan.

4. Agunan merupakan salah satu persyaratan kredit perbankan, sementara masih banyak UMK yang belum memiliki sertifikat hak atas tanah.

C. MAKSUD DAN TUJUAN

Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAPKIN) Deputi Bidang Pembiayaan Tahun 2016 dimaksudkan untuk :

1. Sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah atas pengelolaan anggaran dan pelaksanaan program/kegiatan dalam rangka mencapai visi dan misi yang telah ditetapkan.

2. Sebagai media untuk mengkomunikasikan pencapaian kinerja Deputi Bidang Pembiayaan selama satu tahun anggaran kepada masyarakat dan

(8)

7

Deputi Bidang Pembiayaan

Asdep Simpan

Pinjam Asdep Permodalan

Asdep Asuransi, Penjaminan dan Pasar Modal

Asdep Pembiayaan Non Bank dan

Perpajakan

Asdep Pembiayaan Syariah Sekretaris Deputi

Bidang Pembiayaan

3. Sebagai masukan dalam menetapkan kebijakan dan strategi pencapaian target yang lebih baik di tahun berikutnya.

D. Data Organisasi

1. Struktur Organisasi

Dalam menyelenggarakan tugas pokok dan fungsinya, Deputi Bidang Pembiayaan dibantu oleh 1 (satu) Sekretaris Deputi dan 5 (lima) Asisten Deputi, yaitu : Asisten Deputi Simpan Pinjam; Asisten Deputi Permodalan; Asisten Deputi Asuransi, Penjaminan dan Pasar Modal; Asisten Deputi Pembiayaan Non Bank dan Perpajakan, dan Asisten Deputi Pembiayaan Syariah.

2. Tugas Pokok dan Fungsi

Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Nomor 05/Per/M.KUKM/XII/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah, bahwa Deputi Bidang Pembiayaan merupakan salah satu unit kerja eselon I di lingkungan Kementerian Koperasi dan UKM dengan tugas pokok dan fungsi sebagai berikut :

(9)

8 Tugas :

“Membantu Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah dalam menyiapkan perumusan kebijakan dan koordinasi pelaksanaan kebijakan di bidang pembiayaan yang meliputi, perumusan, koordinasi, perencanaan dan pengembangan kebijakan dan penyelenggaraan fungsi teknis pemberdayaan KUMKM di bidang Pembiayaan”.

Dalam melaksanakan tugas, Deputi Bidang Pembiayaan menyelenggarakan fungsi :

1) Menetapkan rencana dan program pengembangan kebijakan di bidang pembiayaan.

2) Menetapkan kebijakan di bidang pembiayaan sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan kebijakan yang berlaku berdasarkan kewenangan yang dilimpahkan oleh Menteri Negara.

3) Mengoordinasikan pembinaan dan pengawasan kebijakan dibidang pembiayaan dengan unit kerja di lingkungan Kementerian Negara Koperasi dan UKM maupun lembaga/ instansi terkait lainnya.

4) Melaksanakan fungsi teknis pemberdayaan KUMKM di bidang pembiayaan. 5) Mengatur penerapan perjanjian di bidang pembiayaan.

6) Memberi dukungan dan kemudahan dalam pengembangan pembiayaan bagi koperasi dan usaha kecil dan menengah.

7) Memberi dukungan dan kemudahan dalam kerjasama antar koperasi dan usaha kecil dan menengah serta kerjasama dengan badan usaha/asosiasi lainnya.

(10)

9 8) Meningkatkan peran serta masyarakat dalam pengembangan keuangan/

pembiayaan koperasi dan usaha kecil dan menengah.

9) Memantau dan mengevaluasi pelaksanaan kebijakan perkoperasian dan usaha kecil dan menengah di bidang pembiayaan yang meliputi bidang simpan pinjam, permodalan, asuransi, penjaminan dan pasar modal, pembiayaan non bank dan perpajakan serta pembiayaan syariah.

10) Melaksanakan pembinaan dan pengendalian terhadap pelaksanaan tugas bawahan di lingkungan bidang pembiayaan.

11) Memimpin dan memberikan pengarahan dalam rangka pelaksanakaan tugas bawahan di lingkungan Deputi Bidang Pembiayaan.

12) Memimpin dan mengadakan rapat, seminar, lokakarya dan pertemuan dinas lainnya dalam rangka pelaksanaan tugas.

13) Melaksanakan tugas-tugas lain sesuai dengan petunjuk pimpinan.

14) Dalam melaksanakan tugas Deputi Bidang Pembiayaan melaporkan dan bertanggung jawab kepada Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan menengah.

Penjabaran tugas dan fungsi masing-masing unit Eselon II di Lingkungan Deputi Bidang Pembiayaan diuraikan sebagai berikut :

a. Sekretaris Deputi Bidang Pembiayaan

Tugas :

“Membantu Deputi Bidang Pembiayaan dalam melaksanakan koordinasi pelaksanaan tugas serta pembinaan dan pemberian dukungan administrasi Deputi Bidang Pembiayaan, yang meliputi koordinasi, perumusan kebijakan

(11)

10 dan penyelenggaraan pengelolaan serta pelayanan administratif kepada seluruh unsur dilingkungan Deputi Bidang Pembiayaan”.

Fungsi :

1) Mengoordinasikan, mengintegrasikan dan mensinkronisasikan kegiatan yang akan dilaksanakan oleh Asisten Deputi di lingkungan Deputi Bidang Pembiayaan.

2) Mengoordinasikan penyusunan rencana dan program pengembangan koperasi dan usaha kecil dan menengah, administrasi keuangan, pengolahan data serta evaluasi dan pelaporan di lingkungan Deputi Bidang Pembiayaan.

3) Mengoordinasikan pelayanan administrasi umum, kepegawaian rumah tangga serta kehumasan kepada seluruh unsur di lingkungan Deputi Bidang Pembiayaan.

4) Mengoordinasikan perencanaan, pengelolaan keuangan dan pelayanan umum di lingkungan Deputi Bidang Pembiayaan.

5) Mengoordinasikan perumusan kebijakan pengelolaan keuangan dan pengelolaan BMN di ligkungan Deputi Bidang Pembiayaan.

6) Mengoordinasikkan pelaksanaan laporan keuangan Kementerian Negara Koperasi dan UKM.

7) Mengadakan pembinaan, petunjuk dan pengawasan terhadap pelaksanaan anggaran rutin serta pembangunan.

8) Mengoordinasikan perumusan konsepsi pengembangan, penyempurnaan organisasi dan tatalaksana Deputi Bidang

(12)

11 Pembiayaan dalam rangka meningkatkan dayaguna dan hasilguna unit Deputi Bidang Pembiayaan.

9) Mengoordinasikan penyusunan perumusan kebijaksanaan pembinaan dan pelayanan umum.

10) Mengoordinasikan dan membina aparatur di lingkungan Deputi Bidang Pembiayaan dalam rangka pembinaan dan pemberian pelayanan. 11) Membina hubungan kerjasama dengan lembaga/instansi baik di dalam

maupun di luar Kementerian Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan menengah yang ada hubungannya dengan tugas-tugas pembinaan. 12) Memimpin dan memberikan pengarahan dalam rangka pelaksanaan

tugas bawahan di lingkungannya.

13) Memimpin dan mengadakan rapat dinas, seminar, lokakarya dan pertemuan dinas lainnya dalam rangka pelaksanaan tugas.

14) Melaksanakan tugas lain sesuai petunjuk pimpinan.

15) Melaporkan pelaksanaan tugas Sekretaris Deputi Bidang Pembiayaan kepada Deputi Bidang Pembiayaan.

16) Dalam melaksanakan tugasnya, Sekretaris Deputi Bidang Pembiayaan bertanggung jawab kepada Deputi Bidang Pembiayaan.

b. Asisten Deputi Simpan Pinjam

Tugas :

“Melaksanakan penyiapan perumusan, koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan, pemantauan, analisis, evaluasi dan pelaporan di bidang peningkatan akses pembiayaan usaha simpan pinjam”.

(13)

12 1) Perumusan rencana dan program pengembangan serta perumusan

kebijakan di bidang peningkatan akses pembiayaan simpan pinjam; 2) Melaksanakan koordinasi perumusan kebijakan di bidang akses

pembiayaan simpan pinjam dengan unit kerja, baik di dalam maupun di luar lingkungan Kementerian Koperasi dan UKM;

3) Melaksanakan pemantauan analisis dan evaluasi pelaksanaan kebijakan di bidang pembiayaan usaha simpan pinjam meliputi Bidang Literasi dan Penumbuhan KSP dan USP, Bidang Pemberdayaan dan Pengembangan KSP dan USP serta Bidang Peningkatan Akses Pembiayaan Usaha Simpan Pinjam;

4) Melaksanakan tugas lain sesuai dengan petunjuk pimpinan.

5) Dalam melaksanakan tugas Asisten Deputi Simpan Pinjam melaporkan dan bertanggung jawab kepada Deputi Bidang Pembiayaan.

c. Asisten Deputi Permodalan

Tugas :

"Melaksanakan penyiapan perumusan, koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan, pemantauan, analisis, evaluasi dan pelaporan di bidang peningkatan akses pembiayaan permodalan”.

Fungsi :

1) Perumusan rencana dan program pengembangan serta perumusan kebijakan di bidang peningkatan akses pembiayaan permodalan;

(14)

13 2) Melaksanakan koordinasi perumusan kebijakan di bidang akses pembiayaan Permodalan dengan unit kerja, baik di dalam maupun di luar lingkungan Kementerian Koperasi dan UKM;

3) Melaksanaan pemantauan analisis dan evaluasi pelaksanaan kebijakan di bidang pembiayaan usaha permodalan meliputi Bidang Pengembangan Permodalan Sendiri, Bidang Pengembangan Dana Cadangan dan Hibah serta Bidang Kredit Program;

4) Melaksanakan tugas lain sesuai dengan petunjuk pimpinan.

5) Dalam melaksanakan tugas Asisten Deputi Permodalan bertanggungjawab kepada Deputi Bidang Pembiayaan.

d. Asisten Deputi Asuransi, Penjaminan, dan Pasar Modal

Tugas :

“Melaksanakan penyiapan perumusan, koordinasi kebijakan, penyelenggaraan fungsi teknis pemberdayaan KUMKM dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan, pemantauan, analisis, evaluasi dan pelaporan di bidang asuransi, penjaminan dan pasar modal”.

Fungsi :

1) Penyusunan dan perumusan rencana dan program kebijakan di bidang pembiayaan asuransi, penjaminan dan pasar modal;

2) Pelaksanaan inventarisasi dan identifikasi peraturan dan atau ketentuan di bidang pembiayaan asuransi, penjaminan dan pasar modal;

(15)

14 3) Pelaksanaan koordinasi dan konsultasi serta kerjasama dengan unit kerja baik di dalam maupun di luar lingkungan Kementerian Koperasi dan UKM dalam rangka koordinasi pelaksanaan tugas;

4) Pelaksanaan pemantauan, analisis, evaluasi dan laporan kebijakan di bidang pembiayaan asuransi, penjaminan dan pasar modal; dan 5) Pelaksanaan tugas lain sesuai dengan petunjuk pimpinan.

6) Dalam melaksanakan tugas, Asisten Deputi Asuransi, penjaminan dan Pasar Modal bertanggung jawab kepada deputi Bidang Pembiayaan.

e. Asisten Deputi Pembiayaan Non Bank dan Perpajakan

Tugas :

“Melaksanakan penyiapan perumusan, koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan, pemantauan, analisis, evaluasi dan pelaporan di Bidang Pembiayaan Non Bank dan Perpajakan”.

Fungsi :

1) Perumusan rencana dan program pengembangan serta perumusan kebijakan di Bidang Pembiayaan Non Bank dan Perpajakan bagi Koperasi dan UMKM;

2) Melaksanakan koordinasi, konsultasi dan perumusan kebijakan di Bidang Pembiayaan Non Bank dan Perpajakan bagi Koperasi dan UMKM dengan unit kerja baik di dalam maupun di luar lingkungan Kementerian Koperasi dan UKM, sesuai dengan pelaksanaan tugas; 3) Melakukan sosialisasi, memantau, menganalisa dan mengevaluasi

(16)

15 Perpajakan bagi Koperasi dan UMKM yang meliputi bidang lembaga pembiayaan, dana bergulir dan perpajakan;

4) Pelaksanaan tugas lain sesuai dengan petunjuk pimpinan;

5) Dalam melaksanakan tugas Asisten Deputi Pembiayaan Non Bank dan Perpajakan bertanggungjawab kepada Deputi Bidang Pembiayaan.

f. Asisten Deputi Pembiayaan Syariah

Tugas :

“Melakukan koordinasi dan sinkronisasi dalam rangka perumusan, perencanaan, pelaksanaan kebijakan, pemantauan, analisis, evaluasi dan pelaporan di bidang peningkatan akses pembiayaan usaha pembiayaan syariah”. Bagi KSPPS/USPPS koperasi yang meliputi Bidang Literasi Keuangan Syariah dan penumbuhan, pemberdayaan dan pengembangan pembiayaan syariah, pengembangan dan pendayagunaan zakat, infaq, shodaqoh dan wakaf (ziswaf), kerjasama antar lembaga keuangan syariah dan advokasi akses pembiayaan KSPPS/USPPS koperasi.

Fungsi :

1) Merumuskan rencana dan program pengembangan serta perumusan kebijakan di bidang peningkatan akses usaha pembiayaan syariah. 2) Mengkoordinasikan perumusan kebijakan di bidang akses usaha

pembiayaan syariah dengan unit kerja, baik di dalam maupun di luar lingkungan Kementerian Koperasi dan UKM.

(17)

16 3) Memantau, menganalisa dan mengevaluasi pelaksanaan kebijakan di bidang pembiayaan syariah meliputi Bidang Literasi dan Penumbuhan KSPPS dan USPPS Koperasi, Bidang Pemberdayaan dan Pengembangan KSPPS dan USPPS Koperasi serta Bidang Peningkatan Akses Pembiayaan Syariah.

4) Melaksanakan tugas lain sesuai dengan petunjuk pimpinan.

5) Dalam melaksanakan tugas Asisten Deputi Pembiayaan Syariah melaporkan dan bertanggung jawab kepada Deputi Bidang Pembiayaan.

(18)

17

BAB II

PERENCANAAN STRATEGIS

A. Gambaran Umum Rencana Strategis Deputi Bidang Pembiayaan Tahun 2015 - 2019

Dalam rangka melaksanakan tugas dan fungsinya agar efektif, efisien dan akuntabel, Deputi Bidang Pembiayaan berpedoman pada dokumen perencanaan yang terdiri dari :

1) Fase perencanaan melalui dokumen Renstra yang kemudian diturunkan dalam Rencana Kinerja Tahunan (RKT) dan Penetapan Kinerja (PK), 2) Fase pengukuran kinerja melalui penggunaan instrument Indikator Kinerja

Utama (IKU)

3) Fase pelaporan kinerja yang diwujudkan dalam dokumen Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAPKIN)

4) Fase evaluasi dan pemanfaatan informasi kinerja sebagai materi umpan balik formulasi kebijakan.

Dalam Rencara Strategis Tahun2015 – 2019, Deputi Bidang Pembiayaan akan memfokuskan sasaran, indikator, dan target capaian peningkatan daya saing pada aspek pembiayaan yaitu peningkatan akses pembiayaan formal oleh UMKM. Selain hal itu, Deputi Bidang Pembiayaan juga menjadikan sasaran meningkatnya kinerja kelembagaan dan usaha koperasi dalam 3 (tiga) pilar indikator, yaitu : (1) Peningkatan partisipasi anggota koperasi dalam permodalan, (2) Pertumbuhan jumlah anggota Koperasi, dan (3) Pertumbuhan volume usaha koperasi.

Pokok-pokok strategi Deputi Bidang Pembiayaan untuk mencapai sasaran, indikator dan target tersebu ialah peningkatan kualitas SDM, peningkatan akses

(19)

18 pembiayaan dan perluasan skema pembiayaan, peningkatan nilai tambah dari jaringan kerjasama antar usaha simpan pinjam oleh koperasi.

B. Visi dan Misi

Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan mayoritas pelaku usaha nasional yang jumlahnya mencapai 57,9 juta (Kemenkop UKM, 2015), dan telah turut memberi andil dalam memberikan kontribusinya terhadap PDB Nasional. Namun demikian UMKM hingga saat ini masih menghadapi berbagai kendala di antaranya dibidang permodalan/pembiayaan usaha. Oleh karena itu, Kementerian Koperasi dan UKM melalui Deputi Bidang pembiayaan sebagai salah satu unit kerja memiliki visi dan misi dalam rangka pemberdayaan KUMKM sebagai berikut :

1. Visi

“Mewujudkan Koperasi dan UMKM yang Sehat, Kuat, Tangguh dan Mandiri untuk Berkontribusi Dalam Perekonomian Nasional”

2. Misi

a. Meningkatkan akses Pembiayaan Formal bagi Koperasi dan UMKM. b. Meningkatkan akses dan sumber pembiayaan yang lebih luas, mudah

dan terjangkau bagi koperasi dan UMKM.

c. Menyiapkan bahan kebijakan yang kondusif bagi perkembangan Koperasi dan UMKM.

d. Memantapkan koordinasi dengan para lintas pelaku dalam rangka meningkatkan sinergi pembinaan dan pemberdayaan Koperasi dan UMKM.

(20)

19 e. Memantapkan pelaksanaan program, monitoring dan evaluasi di bidang

pembiayaan.

f. Menyebarluaskan berbagai informasi pembiayaan seluas-luasnya kepada para pelaku koperasi dan UMKM.

C. Kebijakan dan Strategi

1. Kebijakan

Berdasarkan visi dan misi Deputi Bidang Pembiayaan, maka ditetapkan Program strategis sebagai berikut :

a. Peningkatan Daya Saing;

b. Penguatan Kelembagaan Koperasi;

c. Peningkatan Penghidupan Berkelanjutan Berbasis Usaha Mikro.

Program kerja Deputi Bidang Pembiayaan yang dilaksanakan pada Tahun 2016 terdiri dari 6 (enam) kegiatan yaitu

a. Perluasan skema dan layanan pembiayaan dan jasa; b. Fasilitasi Permodalan Koperasi dan Usaha Mikro dan Kecil; c. Koordinasi Perencanaan, Pelaksanaan dan Monev Pembiayaan; d. Penguatan Koperasi dan UMKM di Bidang Keuangan Syariah; e. Penguatan Usaha Simpan Pinjam Koperasi;

f. Peningkatan Kerjasama Pembiayaan KUMKM.

2. Strategi

Strategi Deputi Bidang Pembiayaan dalam mewujudkan kebijakannya, mengambil langkah-langkah strategis sebagai berikut :

a. Menyiapkan dan mengembangkan berbagai bahan kebijakan dan strategi pembiayaan Koperasi dan UMKM yang mendukung

(21)

20 perwujudan Koperasi sebagai salah satu lembaga keuangan yang sehat, kuat dan terpecaya;

b. Memantapkan koordinasi kebijakan, program dan kegiatan pembiayaan bagi pemberdayaan KUKM baik secara lintas sektoral maupun wilayah dengan pemerintah daerah;

c. Mengembangkan kerjasama dengan Bank dan Lembaga Keuangan Non-bank dalam rangka perluasan sumber-sumber pembiayaan; d. Bersama gerakan koperasi dalam menghadapi tantangan era

globalisasi dan perdagangan bebas;

e. Untuk meningkatkan kepercayaan anggota, gerakan koperasi dan Lembaga Keuangan lainnya, perlu adanya penjaminan simpanan; f. Konsolidasi ke dalam masing-masing KSP/USP-Koperasi dalam

bidang kelembagaan dan usaha sesuai norma yang berlaku;

g. Mengembangkan kerja sama dengan stakeholder terkait dalam pemberdayaan KUMKM.

D. Perjanjian Kinerja Tahun 2016

Perjanjian kinerja pada dasarnya adalah pernyataan komitmen yang mempresentasikan tekad dan janji untuk mencapai kinerja yang jelas dan terukur dalam rentang waktu satu tahun tertentu, dengan mempertimbangkan sumber daya yang dikelola. Tujuan khusus perjanjian kinerja adalah :

a. Meningkatkan akuntabilitas, transparansi dan kinerja aparatur sebagai wujud nyata komitmen antara pemerima amanah dengan pemberi amanah;

b. Sebagai dasar penilaian keberhasilan/kegagalan pencapaian tujuan dan sasaran organisasi;

(22)

21 c. Menciptakan tolak ukur kinerja sebagai dasar evaluasi kinerja.

Deputi Bidang Pembiayaan telah menyusun Perjanjian Kinerja Tahun 2016 secara berjenjang sesuai dengan kedudukan, tugas dan fungsinya antara lain sebagai berikut :

1. Penetapan Kinerja Deputi Bidang Pembiayaan :

No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target

1 Meningkatnya

akuntabilitas kinerja dan keuangan kedeputian bidang pembiayaan

Nilai evaluasi kinerja kedeputian bidang pembiayaan 1 Laporan Laporan keuangan kedeputian bidang pembiayaan sesuai standar 1 Laporan 2 Meningkatnya kualitas akses dan jangkauan usaha simpan pinjam Koperasi

Jumlah Koperasi yang dapat memahami manajemen usaha dan peraturan terkait dengan Usaha Simpan Pinjam Koperasi

500 KSP/USP Koperasi

3 Meningkatnya akses permodalan bagi Koperasi dan Usaha Mikro Kecil

Jumlah Wirausaha pemula yang memenuhi syarat mendapatkan fasilitas permodalan

400 Orang

4 Meningkatnya kerjasama Pembiayaan

Jumlah Usaha Mikro yang mendapatkan pendampingan

mengakses kredit dan mengelola kreditnya dengan baik 27.520 Usaha Mikro 5 Meningkatnya skema,kapasitas dan jangkauan pembiayaan serta layanan keuangan

lnisiasi pembentukan Lembaga Pembiayaan bagi Petani dan UMKM

(23)

22

No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target

lainnya bagi Koperasi dan UMKM

6 Meningkatnya

pengembangan usaha Koperasi dan UMKM yang bergerak di bidang keuangan syariah Jumlah Lembaga Pembiayaan KSPPS/USPPS (KSPPS/USPPS) yang menerapkan manajemen Pendayagunaan Zakat dan Wakaf dengan baik

250 KSPPS / USPPS Koperasi

No Program Strategis Anggaran

1 Program Peningkatan Daya Saing UMKM dan Koperasi

Rp. 37.431.412. 000,-

2 Program Penguatan Kelembagaan Koperasi Rp. 15.934.279.000,- 3 Program Peningkatan Penghidupan

Berkelanjutan Berbasis Usaha Mikro

Rp. 26.022.846.000,-

Total Anggaran Rp. 79.388.537.000,-

2. Penetapan Kinerja Sekretaris Deputi Bidang Pembiayaan

No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target

1 Meningkatnya akuntabilitas kinerja

Nilai akuntabilitas kinerja 1 Laporan Laporan akuntabilitas

kinerja

1 Laporan

Dokumen Perencanaan Strategis yang up date

1 Laporan Dokumen Perencanaan Kinerja 1 Laporan Dokumen Perjanjian Kinerja 1 Laporan

(24)

23

No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target

Dokumen penganggaran sesuai standar 1 Laporan 2 Meningkatnya akuntabilitas keuangan Dokumen lndikator Kinerja Utama (lKU) yang up date

1 Laporan

Dokumen Penganggaran sesuai standar

1 Laporan

No Program Kerja Anggaran

1 Koordinasi perencanaan, pelaksanaan dan monev Pembiayaan

Rp. 10.882.854. 000,-

3. Penetapan Kinerja Asisten Deputi Simpan Pinjam

No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target

1 Meningkatnya kualitas akses dan jangkauan usaha simpan pinjam Koperasi

Jumlah Koperasi yang dapat memahami manajemen usaha dan peraturan terkait dengan Usaha Simpan Pinjam Koperasi

500 KSP/USP Koperasi

Jumlah Koperasi yang dapat bermitra dengan Koperasi Sekunder

100 KSP/USP Koperasi

Jumlah naskah akademis Pembentukan Lembaga Penjamin Simpanan Koperasi (LPS-K)

1 Laporan

Jumlah LKM yang dapat memahami kemanfaatan ber-Koperasi

(25)

24

No Program Kerja Anggaran

1 Program penguatan usaha simpan pinjam koperasi

Rp. 15.934.279.000,-

4. Penetapan Kinerja Asisten Deputi Permodalan

No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target

1 Meningkatnya akses permodalan bagi Koperasi dan Usaha Mikro Kecil

Jumlah Wirausaha pemula yang memenuhi syarat dan mendapat fasilitas permodalan 400 Orang

400 Orang

Jumlah Koperasi pemula yang mendapat

bimbingan dan dapat mengakses fasilitas permodalan

100 Koperasi

Jumlah KUMKM yang mendapatkan fasilitasi advokasi/

promosi/intermediasi

300 KUMKM

No Program Kerja Anggaran

1 Fasilitasi permodalan koperasi dan usaha mikro dan kecil

Rp. 12.445.709.000,-

5. Penetapan Kinerja Asisten Deputi Asuransi, Penjaminan dan Pasar Modal

No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target

1 Meningkatnya kerjasama pembiayaan

Jumlah Usaha Mikro yang mendapatkan pendampingan

27.520 Usaha Mikro

(26)

25

No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target

mengakses kredit dan mengelola kreditnya dengan baik

Jumlah laporan koordinasi dan

sosialisasi dalam satu tahun

1 Laporan

Jumlah laporan

monitoring penyaluran kredit program tiap bulan dalam satu tahun

1 Laporan

Jumlah Dokumen evaluasi penyaluran kredit program dalam satu tahun

1 Laporan

Jumlah Kerjasama Pembiayaan

1 Laporan

Jumlah usaha mikro kecil pasca SHAT yang

didampingi untuk mengakses sumber pembiayaan ke lembaga keuangan

2.000 UMK

No Program Kerja Anggaran

1 Peningkatan Kerjasama pembiayaan KUMKM Rp. 26.022.846.000,-

6. Penetapan Kinerja Asisten Deputi Pembiayaan Non Bank dan Perpajakan

No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target

1 Meningkatnya skema, Jumlah Lembaga Penjamin Kredit

(27)

26

No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target

kapasitas dan jangkauan pembiayaan serta

layanan

keuangan lainnya bagi Koperasi dan UMKM

Daerah yang terbentuk melalui

fasilitasi

Jumlah Badan Layanan Umum

Daerah yang terbentuk melalui

Fasilitasi

6 BLUD

Jumlah laporan skema pemb an non bank

1 Laporan

Jumlah dokumen akademis

pembentukan Lembaga Pembiayaan bagi Petani dan

UMKM

1 Laporan

Jumlah KUKM yang mendapatkan

fasilitasi mengakses lembaga

keuangan non bank

5757 KUMKM

No Program Kerja Anggaran

1 Perluasan skema dan layanan pembiayaan dan jasa keuangan non bank bagi koperasi dan UMKM

Rp. 5.994.281.000,-

7. Penetapan Kinerja Asisten Deputi Pembiayaan Syariah

No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target

1 Meningkatnya

pengembangan usaha Koperasi dan UMKM

Jumlah Lembaga Pembiayaan KSPPS.USPPS

250

(28)

27

No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target

yang bergerak di bidang keuangan syariah

(KSPPS/USPPS) yang menerapkan manajemen Pendayagunaan Zakat dan Wakaf dengan baik Jumlah Lembaga

Pembiayaan KSPPS-USPPS

(KSPPS/USPPS) yang menerapkan layanan jasa keuangan sesuai dengan literasi keuangan syariah 100 KSPPS/UKJS Jumlah skema kerjasama pembiayaan pola syariah yang diterapkan

1 Laporan

No Program Kerja Anggaran

1 Penguatan Koperasi dan UMKM di bidang keuangan syariah

(29)

28

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA A. AKUNTABILITAS KINERJA DEPUTI BIDANG PEMBIAYAAN

a. Pengukuran Capaian Kinerja

Dalam awal tahun anggaran 2016, Deputi Bidang Pembiayaan telah menetapkan Penetapan Kinerja (PK) dan sasaran strategis dengan indikator kinerja sebagai berikut :

No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi

1 Meningkatnya akuntabilitas kinerja dan keuangan kedeputian bidang pembiayaan Nilai evaluasi kinerja kedeputian bidang pembiayaan 1 Laporan 1 Laporan Laporan keuangan kedeputian bidang pembiayaan sesuai standar 1 Laporan 1 Laporan

2 Meningkatnya kualitas akses dan jangkauan usaha simpan pinjam Koperasi Jumlah Koperasi yang dapat memahami manajemen usaha dan peraturan terkait dengan Usaha Simpan Pinjam Koperasi 500 KSP/USP Koperasi 500 KSP/USP Koperasi 3 Meningkatnya akses permodalan bagi Koperasi dan Usaha Mikro Kecil

Jumlah Wirausaha pemula yang memenuhi syarat mendapatkan 400 Orang 0 Orang

(30)

29

No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi

fasilitas permodalan 4 Meningkatnya kerjasama Pembiayaan Jumlah Usaha Mikro yang mendapatkan pendampingan mengakses kredit dan mengelola kreditnya dengan baik 27.520 Usaha Mikro 15.875 Usaha Mikro 5 Meningkatnya skema,kapasitas dan

jangkauan pembiayaan serta layanan keuangan lainnya bagi Koperasi dan UMKM

lnisiasi pembentukan Lembaga Pembiayaan bagi Petani dan UMKM 1 Laporan 1 Laporan 6 Meningkatnyapengembangan usaha Koperasi dan UMKM yang bergerak di bidang keuangan syariah Jumlah Lembaga Pembiayaan KSPPS/USPPS (KSPPS/USPPS) yang menerapkan manajemen Pendayagunaan Zakat dan Wakaf dengan baik 250 KSPPS / USPPS Koperasi 250 KSPPS / USPPS Koperasi

b. Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja

Evaluasi dan analisis atas capaian indikator-indikator kinerja sasaran ini adalah sebagai berikut:

1. Meningkatnya Akuntabilitas Kinerja dan Keuangan Kedeputian Bidang Pembiayaan

(31)

30 Selama periode Tahun 2016 Deputi Bidang Pembiayaan telah melaksanakan kegiatan yang menjadi tugas dan fungsinya dalam rangka mencapai sasaran yang telah ditetapkan. Evaluasi dan analisis pada setiap sasaran strategis diuraikan sebagai berikut :

1. Sasaran meningkatnya akuntabilitas kinerja dengan indikator kinerja :

 Nilai Akuntabilitas Kinerja

Nilai Akuntabilitas Kinerja Sekretaris Deputi Bidang Pembiyaan terdapat di dalam Rencana Strategi Deputi Bidang Pembiayaan Tahun 2016 sebagaimana terlampir.

 Laporan Akuntabilitas Kinerja

Pencapaian laporan akuntabilitas kinerja Sekretaris Deputi Bidang Pembiayaan tahun 2016 meliputi :

- Layanan Koordinasi Perencanaan

Layanan perencanaan, penganggaran dan pelaporan. Cukup informasikan kepada kami terkait usulan perencanaan, penganggaran dan pelaporan kedepan, kita akan melakukan koordinasi kepada instansi lintas stakeholder (Dinas, Kemenkeu, Bappenas, DPR dll), baik dalam bentuk fasilitasi rapat-rapat, negosiasi dll.

- Layanan Operasional

Layanan yang terkait dengan kebutuhan penunjang kerja, ketersediaan peralatan, fungsi alat-alat. Layanan ketersediaan dana untuk mendukung realisasi anggaran, kedepan fungsi Bendahara adalah menyediakan uang (TUP/UP) yang terjadwal diawal bulan (UP)

(32)

31 dan diakhir bulan (TUP), serta fasilitas kendaraan operasional bagi pegawai yang mendapatkan penugasan rapat/koordinasi diluar kantor secara Gratis.

- Layanan Pengembangan Aparatur

Layanan pengembangan aparatur untuk mendukung administrasi kepegawaian. Kedepan untuk kenaikan pangkat, kenaikan gaji berkala, kenaikan jabatan dll tidak perlu lagi diurus oleh masing-masing pegawai. Seluruh data akan otomatis dengan catatan seluruh pegawai melengkapinya di awal pada sistem informasi pegawai. - Layanan Monev Online

Layanan untuk ekspose, evaluasi, monitoring kinerja dan realisasi anggaran secara online dan akuntabel, seluruh layanan tersebut akan diintegrasikan dengan sistem keuangan.Kedepan kita akan melakukan upgrade system informasi untuk otomatisasi laporan keuangan mulai dari verifikator hingga SP2D.

Realisasi pencapaian laporan akuntabilitas kinerja dapat dilihat pada table dibawah ini :

Sasaran Strategis Output Kegiatan Nilai Capaian Target Realisasi % Meningkatnya akuntabilitas kinerja dan keuangan kedeputian bidang pembiayaan Koordinasi perencanaan, penganggaran dan pelaksanaan 3 Laporan 3 Laporan 98.67

Monev, data dan pengembangan aparatur

(33)

32 Sasaran Strategis Output Kegiatan Nilai Capaian Target Realisasi % Sistem informasi pembiayaan 1 Laporan 1 Laporan 100

 Dokumen Perencanaan Strategis yang Up Date

Aplikasi Perkantoran Deputi Bidang Pembiayaan merupakan aplikasi operasional perkantoran berbasis internet & android yang efektif, efisien dan akuntabel guna mendukung kegiatan harian Deputi Bidang Pembiayaan. Pembuatan Aplikasi Perkantoran Deputi Bidang Pembiayaan memiliki tujuan untuk : a) Sistemisasi aktifitas surat-menyurat secara terintegrasi dengan sistem kenotadinasan (Surat masuk, surat keluar, izin, cuti dll). b) Sistemisasi informasi data jabatan dan fungsi pelaksanaan kegiatan yang sesuai dengan formasi jabatan yang ada. c) Sistemisasi sistem perjalanan dinas yang sudah terintegrasi hingga ke pelaporan. Untuk mencapai sasaran perencanaan strategis yang up date, Deputi Bidang Pembiayaan telah memiliki website yaitu www.pembiayaan.depkop.go.id. Seluruh kegiatan di Deputi Bidang Pembiayaan dapat di akses secara online dengan infromasi yang disajikan secara up date. Adapun fitur yang terdapat dalam website tersebut antara lain :

- Sistem Informasi Kepegawaian

- Sistem Informasi Pendataan Surat (E-Arsip) - Sistem Informasi Pendataan Perjalanan Dinas - Sistem Infromasi Pembiayaan (E-Proposal) - Sistem Infromasi Laporan Kinerja (Sakip)

(34)

33 - User Manual Aplikasi

 Dokumen Perencanaan Kinerja

Dokumen Perencanaan Kinerja Sekretaris Deputi Bidang Pembiayaan terdapat di dalam Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahun 2016 sebagaimana terlampir.

 Dokumen Penganggaran sesuai Standar

Dokumen Penganggaran Sekretaris Deputi Bidang Pembiayaan terdapat di dalam Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Lembaga (RKAKL) Tahun 2016 sebagaimana terlampir.

 Dokumen Perjanjian Kinerja

Dokumen perjanjian kinerja tahun 2016 antara Sekretaris Deputi Bidang Pembiayan dengan Deputi Bidang Pembiayaan sebagai mana terlampir. 2. Sasaran meningkatnya akuntabilitas keuangan dengan indikator kinerja :

 Dokumen lndikator Kinerja Utama (lKU) yang up date

Dalam rangka mencapai sasaran terwujudnya dokumen IKU yang up date, Sekretaris Deputi Bidang Pembiayaan mengalami beberapa hambatan yang disebabkan adanya penghematan anggaran sebanyak 2 (dua) kali dengan 1 (satu) kali pemotongan dan 1 (satu) kali self blocking oleh karena itu dokumen IKU tidak bisa dilakukan secara up date karena anggaran secara fisik melekat pada satuan anggaran.

 Dokumen Penganggaran sesuai standar

Dokumen penganggaran yang dilakukan oleh Deputi Bidang Pembiayaan sudah sesuai dengan format standar yang ditetapkan karena telah mengacu pada sistem di Kementerian Keuangan Cq. Direktorat Jenderal

(35)

34 Anggaran yang dapat di unduh di http://rkakldipa.anggaran.depkeu.go.id dengan username 401741.

2. Meningkatnya Kualitas Akses dan Jangkauan Usaha Simpan Pinjam Koperasi

Saat ini terdapat 97.834 unit KSP/USP Koperasi dan KSPPS/USPPS Koperasi, dengan anggota sebanyak 17.944.641 orang yang tersebar di seluruh pelosok tanah air. Jumlah Simpanan yang diterima sebesar Rp 14,1 Triliun dan pinjaman yang diberikan sebesar Rp 49,8 Triliun. Kegiatan usaha simpan pinjam yang dilaksanakan koperasi tersebut harus diawasi dan dinilai kinerjanya oleh pemerintah.

Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1995, kegiatan Pembinaan dan pengawasan koperasi simpan pinjam dan unit simpan pinjam dilaksanakan oleh Menteri. Dengan struktur baru maka pembinaan akan dilakukan oleh Deputi Bidang Pembiayaan sedangkan pengawasan dilakukan oleh Deputi Bidang Pengawasan.

Selama ini upaya pembinaan simpan pinjam koperasi telah dilaksanakan walaupun belum optimal dan komprehensif. Untuk itu KSP/USP Koperasi masih memerlukan pembinaan dari sisi Kelembagaan dan keuangan KSP/USP Koperasi agar sesuai prinsip dan jatidiri koperasi serta tidak bertentangan dengan Peraturan dan Perundang-Undangan yang berlaku.

Pembinaan dari sisi Kelembagaan dan keuangan KSP/USP dilaksanakan melalui kegiatan bimbingan teknis kepada Pengurus, Pengawas dan Anggota tentang

Penataan Manajemen Usaha Dan Keuangan KSP/USP Koperasi; dan Penataan

Manajemen Kelembagaan KSP/USP Koperasi yang sesuai dengan jatidiri dan

(36)

35 a. Bimteksos Penataan Manajemen Usaha Dan Keuangan KSP/USP Koperasi

di laksanakan di 5 Provinsi dengan peserta 50 KSP/USP Koperasi di setiap provinsi, yaitu :

1) Bali

2) Jawa Timur

3) Nusa Tenggara Barat 4) Kepulauan Riau 5) Sumatera Barat

b. Bimteksos Penataan Manajemen Kelembagaan KSP/USP Koperasi di laksanakan di 5 Provinsi dengan peserta 50 KSP/USP Koperasi di setiap provinsi, yaitu : 1) Jawa Timur 2) Jawa Barat 3) Kalimantan Barat 4) Sumatera Utara 5) Maluku

3. Meningkatnya Akses Permodalan Bagi Koperasi dan Usaha Mikro Kecil

Pencapaian sasaran strategis "Meningkatnya daya saing UMKM dan Koperasi" dengan Indikator kinerja" Pengembangan Wirausaha baru yang berpotensi tumbuh" dengan jumlah target sebanyak 400 Wirausaha Pemula (WP) yang mendapatkan modal untuk pengembangan usahanya nilai Rp. 8 Milyar,- atau Rp 20 juta per WP. Dukungan permodalan untuk penumbuhan 400 WP tidak dapat dilaksanakan karena

(37)

36 adanya kebijakan penghematan oleh pemerintah, sehingga realisasinya 0%. Dengan demikian, Anggaran sebesar Rp 10.298.470.000,- setelah dilakukan penghematan anggaran sebesar Rp 8.000.492.097.000,-. Maka pagu setelah revisi ke (6) menjadi Rp 2.215.978.000,- adapun realisasi per Desember 2016 sebesar Rp 2.214.461.612 (99,93%) .

Meskipun bantuan untuk dukungan permodalan di hemat, namun mengingat strategisnya kegiatan ini dalam menumbuhkan Wirausaha baru, maka kegiatan-kegiatan lain yang dilaksanakan adalah bimbingan teknis dan mempromosikan produk-produk para Wirausaha Pemula yang sebelumnya. Program ini semakin ditingkatkan melalui kegiatan-kegiatan seperti upaya memantapkan motivasi usaha, temu bisnis, bimbingan teknis dan pendampingan untuk pengembangan usahanya serta ekspose produk WP. Sedangkan untuk kegiatan pendampingan kepada wirausaha pemula yang mendapatkan bantuan dana, telah dilakukan Bimbingan Teknis dan Sosialisasi dengan jumlah peserta sebanyak 250 orang di 5 Provinsi yaitu : Jawa Barat, Jawa Timur, Bali, Sulawesi Selatan dan Maluku masing-masing peserta sebanyak 50 (lima puluh) orang per propinsi, dengan materi tentang : Cermat Menghitung Bisnis Cost , Kiat Mengelola Liquiditas, Sistem Akuntansi Berbasis IT, Cara Mudah Menghitung Pajak UMKM dan Membangun Inovasi Bisnis.\

Melalui pelaksanaan Bimbingan Teknis ini, Wirausaha Pemula memperoleh wawasan tentang Pengembangan usaha sekaligus sebagai forum komunikasi dan pengembangan jaringan bisnis usahanya. Bimbingan teknis lanjutan ini sangat diperlukan oleh UKM khususnya yang telah menerima bantuan perkuatan maupun yang belum menerima terutama untuk meningkatkan poduktifitas, ketertiban dalam laporan keuangan, pemasaran secara online. Dengan demikian Wirausaha Pemula

(38)

37 yang telah mendapat bantuan bisa dilakukan pemeringkatan berdasarkan skala usaha.

Kegiatan Temu Konsultasi ini merupakan sarana untuk :

a. Memberikan pembekalan kepada para wirausaha pemula yang baru memulai usahanya, khususnya mengenai pembukuan/pencatatan usaha; b. Memonitor pelaksanaan kegiatan (usaha) yang dijalankan Wirausaha

Pemula;

c. Meningkatkan pengetahuan dan wawasan bagi wirausaha pemula dalam berwirausaha;

d. Meningkatkan motivasi kepada para wirausaha baru/pemula dalam menjalankan kegiatan usahanya;

e. Menyediakan forum untuk saling bertukar pengalaman dan informasi, diantara para peserta maupun antar peserta dengan

Sebagai tindak lanjut dari Program Pelatihan, Pendampingan, serta Dukungan modal awal bagi Wirausaha Pemula, dilakukan kegiatan fasilitasi promosi bagi produk/jasa Wirausaha Pemula melalui keikutsertaan dalam event pameran, pada pada tahun 2016 telah dilaksanakan kegiatan Expo di 6 provinsi (Semarang, Magelang, Surabaya, Malang, Medang, dan Pontianak) yang di ikuti sebanyak 37 Wirausaha Pemula dengan nilai omzet sebesar Rp. 108.960.000,-.

(39)

38 Usaha mikro memiliki peran yang penting dalam menyediakan sumber kehidupan ekonomi dari bagian terbesar masyarakat. Dalam pengembangannya Usaha Mikro masih menghadapi beberapa kendala antara lain, pemasaran, manajemen usaha dan sulitnya dalam mengakses permodalan baik terhadap lembaga keuangan bank maupun non bank. Persoalan utama yang dihadapi adalah tidak dapat menyediakan agunan pada saat mengajukan kredit. Selain itu juga pihak perbankan mempunyai kriteria penilaian kelayakan dalam memberikan pengajuan pembiayaan kepada Usaha Mikro. Upaya-upaya untuk meningkatkan kemampuan Usaha Mikro telah dilakukan melalui program dan berbagai kegiatan, baik yang terkait dengan dukungan finansial maupun non finansial. Kegiatan-kegiatan tersebut secara garis besar dapat memberikan dukungan pemberdayaan Usaha Mikro secara komprehensif terutama dalam hal penjaminan, sehingga diharapkan dapat memberikan solusi kepada Usaha Mikro dalam memperluas akses permodalan, meningkatkan volume usaha, kualitas SDM dan kelembagaan.

Program KUR tahun 2007 s/d. 31 Desember 2014 yang dilakukan oleh 33 Bank Pelaksana dengan skema Imbal Jasa Penjaminan, total penyalurannya sebesar Rp. 178,8 Trilyun kepada 12.475.927 debitur dengan NPL secara nasional 3,3%, dan menyerapa tenaga kerja sebanyak 20,3 juta tenaga pekerja.

Melihat perkembangan program KUR tersebut, maka pada pemerintahan yang baru, diawal Tahun 2015 telah dilakukan evaluasi untuk perbaikan skema dan regulasinya. Pada tanggal 14 Agustus 2015 program KUR kembali diluncurkan dengan perbaikan regulasinya antara lain :

a. Keppres 19 Tahun 2015 sebagai revisi Keppres No 14 Tahun 2015 tentang Komite Kebijakan Pembiayaan bagi Usaha Mikro Kecil dan Menengah. Selama

(40)

39 ini Komite Kebijakan diputuskan hanya melalui Keputusan Menko bidang Perekonomian.

b. Permenko No 6 Tahun 2015, yang diubah dengan niomor 8 dan 13 tahun 2015 dan terakhir Permenko Nomor 9 Tahun 2016 tentang Pedoman Pelaksanaan KUR, Selama ini Pedoman Pelaksanaan KUR hanya melalui Keputusan Deputi Komite Kebijakan.

c. Kepmenko Bidang Perekonomian No 170 Tahun 2015 tentang Bank Pelaksana dan Perusahaan Penjamin KUR dan Nomor 188 Tahun 2015 tentang Penetapan Penyalur dan Perusahaan Penjamin KUR, selama ini penetapan Bank dan perusahan penjamin ditetapkan melalui Komite Kebijakan KUR.

Pada Tanggal 14 Agustus 2015 Program KUR kembali diluncurkan dengan menggunakan Skema Subsidi Bunga dengan target yang ditetapkan sebesar Rp. 30 trilyun dengan Bunga sebesar 12% yang disalurkan oleh 7 (tujuh) Bank penyalur yaitu Bank BRI, Bank Mandiri, Bank BNI, BPD NTT, BPD Kalbar dan Bank Sinarmas serta Maybank.

Pada Tahun 2016 Program KUR mengalami perubahan dari sisi suku bunga dan target serta jumlah Bank Penyalur. Suku Bunga KUR Tahu 2016 diturunkan menjadi 9% dengan target penyaluran sebesar Rp. 100 trilyun dan sampai saat ini bank penyalur yang sudah direkomendasikan oleh OJK sebanyak 38 Bank dan Lembaga Keuangan Bukan Bank termasuk Koperasi. Dari 38 penyalur tersebut yang sudah mempunyaionline system dengan SIKP sebanyak 32 Penyalur dan sudah melakukan PKP dengan Kementeria Koperasi dan UKMselaku Kuasa Pengguna Anggaran (KPA).

(41)

40 Dalam penyelenggaraannya, program KUR masih menghadapi beberapa permasalahan yang masih dihadapi yaitu usaha mikro masih memiliki keterbatasan dalam penyiapan administrasi perkreditan dalam mengajukan KUR sehingga membutuhkan pendampingan.

Target Capaian %

UMi terdampingi (unit) 27.520 15.875 57,68

Plafond Pengajuan (Rp) Rp.430.539.370.000,-

Realisasi Pengajuan (Rp) Rp.150.575.225.000,-.

Jumlah Pendamping (Org) 327

Pencapaian jumlah usaha mikro yang didampingi mengakses program KUR mengalami pengurangan dikarenakan terjadi pemotongan anggaran pendampingan pada tahun anggaran 2016 dari sebesar Rp. 8.167.200.000 menjadi Rp. 4.237.200.000 atau berkurang sebesar 48,11% dan hal ini berkorelasi dengan pengurangan jumlah tenaga pendamping dari target sebanyak 500 Orang menjadi 327 Orang dan target waktu pelaksanaan pendampingan dari 6 Bulan menjadi 4 Bulan.

(42)

41

5. Meningkatnya Skema, Kapasitas dan Jangkauan Pembiayaan Serta Layanan Keuangan Lainnya Bagi Koperasi dan UMKM

Amanat dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah Pasal 21 ayat (1) menyebutkan bahwa “Pemerintah dan Pemerintah Daerah menyediakan pembiayaan bagi usaha mikro dan kecil”. Pemerintah melalui Kementerian Koperasi dan UKM telah membuka dan memberi akses pembiayaan bagi pelaku usaha mikro, kecil dan koperasi melalui Badan Layanan Umum Lembaga Pengelola Dana Bergulir (LPDB-KUMKM). Selanjutnya Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 52 Tahun 2015 tentang Pedoman Penyusunan APBD 2016 dalam uraian Pembiayaan Daerah sub Pengeluaran Pembiayaan menyebutkan bahwa “Dalam rangka pemberdayaan masyarakat, Pemerintah Daerah dapat menganggarkan investasi jangka panjang non permanen dalam bentuk dana bergulir sesuai Pasal 118 ayat (3) Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah”. Dana Bergulir dalam APBD dianggarkan pada akun pembiayaan, kelompok pengeluaran pembiayaan daerah, jenis penyertaan modal/investasi Pemerintah Daerah, obyek dana bergulir dan rincian obyek dana bergulir kepada kelompok masyarakat penerima.

Peluang mendayagunakan instrumen dana bergulir di Daerah untuk memfasilitasi permodalan bagi usaha mikro dan kecil tertuang dalam PP No. 58 Tahun 2005 Pasal 145 yang menyebutkan bahwa Pemerintah Daerah (provinsi, kabupaten/kota) dapat membentuk Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) untuk : a) menyediakan barang dan/jasa untuk layanan umum; dan b) mengelola dana khusus (dana bergulir) dalam rangka meningkatkan ekonomi/pelayanan kepada masyarakat.

(43)

42 Adapun ketentuan pelaksanaannya dijabarkan lebih lanjut dalam Permendagri No. 13 Tahun 2006 dan No. 61 Tahun 2007.

Oleh karena itulah dalam rangka membuka dan memperluas akses pembiayaan bagi usaha mikro, kecil dan koperasi, Kedeputian Bidang Pembiayaan Cq. Asdep Pembiayaan Non Bank dan Perpajakan menginisiasi pembentukan BLUD Dana Bergulir di Provinsi dan Kabupaten/Kota sebagai upaya untuk memfasilitasi permodalan bagi usaha mikro, kecil dan menengah dengan persyaratan mudah, cepat dan murah serta terjangkau bagi UMKM.

Pengembangan lembaga pembiayaan di daerah dilakukan dengan tujuan: a. Membuka akses pembiayaan Koperasi dan UMKM di daerah;

b. Memperluas jangkauan pembiayaan UMKM dan koperasi ; c. Mendorong pertumbuhan koperasi dan UMKM di daerah;

d. Mendekatkan pelayanan pembiayaan kepada UMKM dan koperasi di daerah; e. Meningkatkan kerjasama pembiayaan antara LPDB-KUMKM dengan BLUD-DB. Program Kegiatan yang dilakukan :

a. Melakukan Bimbingan teknis dan sosialisasi tentang kosep pengorganisasian dan pengelolaan BLUD dana bergulir untuk aparatur PPKD dan SKPD yang membidangi Koperasi dan UKM Provinsi, Kabupaten/Kota;

b. Memfasilitasi Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota dalam pembentukan BLUD Dana Bergulir dan mendorong terjadinya komunikasi yang intensif dengan legislatif daerah untuk penyediaan modal awal;

c. Memberikan bimbingan dan konsolidasi bagi BLUD Dana Bergulir yang telah terbentuk tetapi belum sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

(44)

43 Hasil pelaksanaan kegiatan ini adalah tersosialisasinya Pembentukan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD-DB) di 4 (empat) provinsi pada Tahun 2015, yaitu Kalimantan Barat, Nusa Tenggara Barat, Sumatera Utara, dan Lampung, kemudian pada Tahun 2016 dilaksanakan di 6 (enam) Provinsi yaitu Aceh, Kalimantan Selatan, Jawa Barat, DI Yogyakarta, Nusa Tenggara Barat, dan Bengkulu. Peserta terdiri dari seluruh lintas pelaku (stakeholders) terkait, yakni Kepala Dinas yang membidangi Koperasi dan UKM kabupaten/kota, Bappeda kabupaten/kota, Bagian ekonomi kabupaten/kota, Dinas PPKAD kabupaten/kota dan SKPD.

Selain itu untuk mencapai sasaran strategis Deputi Bidang Pembiayan juga melakukan konsultasi dan koordinasi dengan Biro Hukum dan Direktur BUMD, BLUD, dan Barang Milik Daerah Kementerian Dalam Negeri terkait Percepatan Pembentukan BLUD DB di Daerah. Dimana hasil rumusan konsultasi tersebut antara lain adalah : a. Berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan (PSAP) Dana

Bergulir adalah Dana yang disisihkan pemerintah dalam rangka pelayanan masyarakat seperti bantuan modal kerja secara bergulir kepada kelompok masyarakat dimasukkan dalam kelompok Investasi Jangka Panjang Non Permanen.

b. Transaksi pembiayaan dan investasi jangka panjang hanya ada di Bendahara Umum Negara (BUN)/Bendahara Umum Daerah (BUD), oleh sebab itu alokasi anggaran untuk dana bergulir berada pada Menteri Keuangan sebagai BUN atau Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD) sebagai BUD.

c. Badan Layanan Umum Daerah yang selanjutnya disingkat BLUD adalah SKPD/unit kerja pada SKPD di lingkungan pemerintah daerah yang dibentuk untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan barang

(45)

44 dan/atau jasa yang dijual tanpa mengutamakan mencari keuntungan, dan dalam melakukan kegiatannya didasarkan pada prinsip efisiensi dan produktivitas. Terminologi yang digunakan adalah Badan Layanan Umum Daerah Dana Bergulir (BLUD DB).

d. Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 99/PMK.05/2008 tentang Pengelolaan Dana Bergulir pada Kementerian/Lembaga, Pengelolaan Dana Bergulir pada Kementerian/Lembaga dilakukan oleh Satker yg menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (Satker BLU). Karenanya, Kementerian Koperasi dan UKM membentuk Satker BLU LPDB-KUMKM untuk mengelola dana bergulir, dimana Menteri Keuangan menunjuk Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) BUN, yaitu Direktur Keuangan LPDB-KUMKM. Pola Satker BLU LPDB-KUMKM selain bertanggung jawab kepada Menteri Koperasi dan UKM, juga bertanggungjawab kepada Menteri Keuangan.

e. Pola pengelolaan dana bergulir oleh Satker BLU LPDB-KUMKM inilah yang diduplikasi oleh daerah baik provinsi maupun kabupaten/kota, yaitu Dinas yang membidangi Koperasi dan UKM membentuk BLUD yang mengelola dana bergulir (BLUD DB) dengan BUD atau PPKD menunjuk salah satu pejabat BLUD DB sebagai Kuasa Pengguna Angaran (KPA) BUD, sehingga BLUD DB selain bertanggung jawab kepada Kepala SKPD (dalam hal ini Kepala Dinas yang membidangi Koperasi dan UKM) juga bertanggung jawab kepada PPKD/SKPKD sebagai BUD. Disamping menginisiasi pembentukan BLUD Dana Bergulir perlu juga dilakukan inisiasi pembentukan Perusahaan Kredit Daerah (PPKD). Penjaminan kredit merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari proses perusahaan kredit yang berfungsi sebagai penambah keyakinan kreditur

(46)

45 terhadap potensi resiko kredit. Dampak yang ditimbulkan dengan adanya penjaminan kredit adalah meningkatkan jumlah kredit yang disalurkan kreditur kepada debitur khususnya KUMKM diukur dengan besaran Gearing Ratio (GR). Ungkitan (leverage) kredit yang berdampak pada gairah bisnis dan pertumbuhan ekonomi itu dapat bertumbuh dan berkembang apabila ada penjaminan kredit yang dikelola perusahaan penjaminan. Perusahaan penjaminan kredit di daerah, berupa PPKD menjadi suatu keharusan pembentukannya. Karena itu perlu upaya terencana percepatan pertumbuhannya. Hingga saat ini sudah berdiri 18 (delapan belas) PT. Jamkrida di seluruh Indonesia atau 53% dari 34 Provinsi yang ada di Indonesia. Kehadiran PT. Jamkrida diperlukan dalam rangka membantu penyediaan anggunan untuk akses permodalan koperasi, usaha mikro kecil dan menengah ke lembaga bank atau lembaga keuangan non bank. Adapun kendala pendirian perusahaan penjaminan kredit daerah adalah kesesuaian antara lingkungan hidup wilayah dan kegiatan usaha tercantum dalam akta pendirian/anggaran dasar dengan ketentuan yang berlaku, ketidaksesuaian antara jumlah modal disetor dalam bentuk deposito berjangka dengan jumlah modal disetor yang tercantum dalam akta pendirian/anggaran dasar, ketidakmampuan pengurus untk membuktikan setoran modal berasal dari pemegang saham, kurangnya SDM yang berpengalaman di bidang penjaminan, dan tidak tersedianya sarana dan prasarana yang memadai, misalnya gedung kantor, sistem IT, dan sebagainya.

6. Meningkatnya Pengembangan Usaha Koperasi dan UMKM yang Bergerak di Bidang Keuangan Syariah

(47)

46 Koperasi Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah/Unit Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah Koperasi (KSPPS/USPPS Koperasi) adalah lembaga keuangan mikro syariah yang “unik” dan “spesifik” di Indonesia. KSPPS/USPPS Koperasi tumbuh dan berkembang dari gerakan swadaya masyarakat di bidang ekonomi yang sejak awal kelahirannya fokus melayani kebutuhan keuangan mikro (micro finance) bagi pelaku usaha mikro dan kecil.

Keunikan KSPPS, yang selama ini telah tumbuh dan berkembang di tengah-tengah masyarakat adalah selain menjalankan fungsi bisnis (tamwil) juga menjalankan fungsi sosial (maal)yaitu menghimpun dan mengelola dana zakat, infaq/shodaqoh dan wakaf (ziswaf) untuk pemberdayaan anggota dan masyarakat khususnya dari kalangan fakir miskin (mustahik).

Dalam menjalankan fungsi sosial (maal), Kementerian Koperasi dan UKM berperan sebagai fasilitator dalam menjembatani KSPPS/USPPS Koperasi memperoleh legalitas operasional dan perkuatan kapasitas pengelolaan dana ziswaf sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku dengan menjalin kerjasama dengan Kementerian Agama RI, Badan Wakaf Indonesia, Lembaga Amil Zakat Nasional dan Badan Amil Zakat Nasional. Melalui kerjasama tersebut, sebanyak 214

KSPPS/USPPS Koperasi memperoleh legalitas operasional dari LAZ Dompet

Dhuafa dan Baitulmaal Muamalat dan penguatan kapasitas kompetensi pengelola ziswaf oleh LAZ dan Baznas serta sebanyak 133 KSPPS/USPPS Koperasi

memperoleh legalitas operasional penguatan kapasitas kompetensi pengelola sebagai Nazir Wakaf Uang dari Badan Wakaf Indonesia.

Dalam Bisnis Plan Penghimpunan dana ZIS dari 214 MPZ KSPPS/USPPS Koperasi yang telah menjadi MPZ LAZ DD dan BMM adalah sebesar ± Rp 6

(48)

47 Milyar/Tahun, sedangkan penghimpunan wakaf dari 133 Nazir Wakaf adalah sebesar ± Rp 4 Milyar. Dana ZIS yang terhimpun diharapkan tidak hanya dimanfaatkan bagi kegiatan santunan (charity) tetapi dapat dimanfaatkan lebih besar bagi program/kegiatan pemberdayaan social – ekonomi anggota dan masyarakat, sedangkan dana yang terhimpun dari wakaf uang ini dapat dimanfaatkan oleh koperasi yang bersangkutan untuk memperkuat permodalan untuk pembiayaan bagi anggotanya. Melalui dana wakaf KSPPS/USPPS Koperasi dapat memperluas jangkauan layanan kepada pelaku usaha mikro dan kecil anggota koperasi dengan porsi nisbah bagi hasil atau ringan yang ringan karena koperasi hanya berkewajiban menjaga nilai harta wakaf dan hasil pendayagunaan pun disalurkan kepada maukufalih (penerima manfaat) melalui program/kegiatan Unit Maal dalam pemberdayaan masyarakat.

c. Akuntabilitas Keuangan

Alokasi anggaran Deputi Bidang Pembiayaan Tahun Anggraan 2016 sebesar 79.388.537.000,- (tujuh puluh Sembilan milyar tiga ratus delapan puluh delapan juta lima ratus tiga puluh tujuh ribu rupiah) adapun terjadi pemotongan/penghematan anggaran sebesar Rp. 19.500.164.000 (sembilan belas milyar lima ratus juta serratus enam puluh empat ribu rupiah) sehingga alokasi anggraan setelah pemotongan/penghematan yaitu sebesar Rp. 59.888.373.000 (lima puluh sembilan milyar delapan ratus delapan puluh delapan juta tiga ratus tiga puluh tujuh ribu rupiah). Realisasi anggaran Pada Deputi Bidang Pembiayaan Tahun 2016 sebesar Rp. 52.460.832.554 (lima puluh dua milyar empat ratus enam puluh juta delapan ratus tiga puluh dua ribu lima ratus lima puluh empat rupiah) atau sebesar 87,6 %. Rincian penyerapan anggaran terdapat dalam table di bawah ini :

(49)

48

No Sasaran Strategis / Program /

Kegiatan Pagu Realisasi %

1 Program Peningkatan Daya

Saing UMKM dan Koperasi 26.350.138.000 25.556.816.405 96.99

Perluasan Skema dan Layanan Pembiayaan dan Jasa Keuangan Non Bank Bagi Koperasi dan UMKM

5.227.387.000 5.165.124.583 98.81

Fasilitasi Permodalan Koperasi dan

Usaha Mikro dan Kecil 4.021.919.000 3.982.613.959 99.02 Koordinasi Perencanaan,

Pelaksanaan dan Monev Pembiayaan

9.719.254.000 9.583.559.387 98.6 Penguatan Koperasi dan UMKM di

Bidang Keuangan Syariah 7.381.578.000 6.825.518.476 92.47

2 Program Penguatan

Kelembagaan Koperasi 12.587.710.000 11.265.069.977 89.49

Penguatan Usaha Simpan Pinjam

Koperasi 12.587.710.000 11.265.069.977 89.49

3

Program Peningkatan Penghidupan Berkelanjutan Berbasis Usaha Mikro

20.950.525.000 15.638.946.172 74.65

Peningkatan Kerjasama

Pembiayaan KUMKM 20.950.525.000 15.638.946.172 74.65

Total 59.888.373.000 52.460.832.554 87.6

B. AKUNTABILITAS KINERJA ESELON II DI LINGKUNGAN DEPUTI

BIDANG PEMBIAYAAN

1. Sekretaris Deputi Bidang Pembiayaan

(50)

49 Berdasarkan implementasi program/kegiatan yang telah dilaksanakan pada tahun 2016, rata-rata capaian sasaran strategis Sekretaris Deputi Bidang Pembiayaan adalah 100 % dengan rincian pada table sebagai berikut :

No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Nilai Capaian Target Realisasi % 1 Meningkatnya akuntabilitas kinerja dan keuangan kedeputian bidang pembiayaan Nilai evaluasi kinerja kedeputian bidang pembiayaan 1 Laporan 1 Laporan 100 Laporan keuangan kedeputian bidang pembiayaan sesuai standar 1 Laporan 1 Laporan 100

b.

Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja

Selama periode Tahun 2016 Deputi Bidang Pembiayaan telah melaksanakan kegiatan yang menjadi tugas dan fungsinya dalam rangka mencapai sasaran yang telah ditetapkan. Evaluasi dan analisis pada setiap sasaran strategis diuraikan sebagai berikut :

1. Sasaran meningkatnya akuntabilitas kinerja dengan indikator kinerja :

 Nilai Akuntabilitas Kinerja

Nilai Akuntabilitas Kinerja Sekretaris Deputi Bidang Pembiyaan terdapat di dalam Rencana Strategi Deputi Bidang Pembiayaan Tahun 2016 sebagaimana terlampir.

(51)

50 Pencapaian laporan akuntabilitas kinerja Sekretaris Deputi Bidang Pembiayaan tahun 2016 meliputi :

- Layanan Koordinasi Perencanaan

Layanan perencanaan, penganggaran dan pelaporan. Cukup informasikan kepada kami terkait usulan perencanaan, penganggaran dan pelaporan kedepan, kita akan melakukan koordinasi kepada instansi lintas stakeholder (Dinas, Kemenkeu, Bappenas, DPR dll), baik dalam bentuk fasilitasi rapat-rapat, negosiasi dll.

- Layanan Operasional

Layanan yang terkait dengan kebutuhan penunjang kerja, ketersediaan peralatan, fungsi alat-alat. Layanan ketersediaan dana untuk mendukung realisasi anggaran, kedepan fungsi Bendahara adalah menyediakan uang (TUP/UP) yang terjadwal diawal bulan (UP) dan diakhir bulan (TUP), serta fasilitas kendaraan operasional bagi pegawai yang mendapatkan penugasan rapat/koordinasi diluar kantor secara Gratis.

- Layanan Pengembangan Aparatur

Layanan pengembangan aparatur untuk mendukung administrasi kepegawaian. Kedepan untuk kenaikan pangkat, kenaikan gaji berkala, kenaikan jabatan dll tidak perlu lagi diurus oleh masing-masing pegawai. Seluruh data akan otomatis dengan catatan seluruh pegawai melengkapinya di awal pada sistem informasi pegawai.

(52)

51 - Layanan Monev Online

Layanan untuk ekspose, evaluasi, monitoring kinerja dan realisasi anggaran secara online dan akuntabel, seluruh layanan tersebut akan diintegrasikan dengan sistem keuangan.Kedepan kita akan melakukan upgrade system informasi untuk otomatisasi laporan keuangan mulai dari verifikator hingga SP2D.

Realisasi pencapaian laporan akuntabilitas kinerja dapat dilihat pada table dibawah ini :

Sasaran Strategis Output Kegiatan

Nilai Capaian Target Realisasi % Meningkatnya akuntabilitas kinerja dan keuangan kedeputian bidang pembiayaan Koordinasi perencanaan, penganggaran dan pelaksanaan 3 Laporan 3 Laporan 98.67

Monev, data dan pengembangan aparatur 3 Laporan 2 Laporan 97,74 Sistem informasi pembiayaan 1 Laporan 1 Laporan 100

 Dokumen Perencanaan Strategis yang Up Date

Aplikasi Perkantoran Deputi Bidang Pembiayaan merupakan aplikasi operasional perkantoran berbasis internet & android yang efektif, efisien dan akuntabel guna mendukung kegiatan harian Deputi Bidang Pembiayaan. Pembuatan Aplikasi Perkantoran Deputi Bidang Pembiayaan memiliki tujuan untuk : a) Sistemisasi aktifitas

(53)

surat-52 menyurat secara terintegrasi dengan sistem kenotadinasan (Surat masuk, surat keluar, izin, cuti dll). b) Sistemisasi informasi data jabatan dan fungsi pelaksanaan kegiatan yang sesuai dengan formasi jabatan yang ada. c) Sistemisasi sistem perjalanan dinas yang sudah terintegrasi hingga ke pelaporan.

Untuk mencapai sasaran perencanaan strategis yang up date, Deputi Bidang Pembiayaan telah memiliki website yaitu www.pembiayaan.depkop.go.id. Seluruh kegiatan di Deputi Bidang Pembiayaan dapat di akses secara online dengan infromasi yang disajikan secara up date. Adapun fitur yang terdapat dalam website tersebut antara lain :

- Sistem Informasi Kepegawaian

- Sistem Informasi Pendataan Surat (E-Arsip) - Sistem Informasi Pendataan Perjalanan Dinas - Sistem Infromasi Pembiayaan (E-Proposal) - Sistem Infromasi Laporan Kinerja (Sakip) - User Manual Aplikasi

 Dokumen Perencanaan Kinerja

Dokumen Perencanaan Kinerja Sekretaris Deputi Bidang Pembiayaan terdapat di dalam Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahun 2016 sebagaimana terlampir.

 Dokumen Penganggaran sesuai Standar

Dokumen Penganggaran Sekretaris Deputi Bidang Pembiayaan terdapat di dalam Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Lembaga (RKAKL) Tahun 2016 sebagaimana terlampir.

Gambar

Gambar Koordinasi dengan MUI
Gambar Bimbingan Pembentukan Pengawas Syariah di Provinsi NTB
Gambar Aktivitas Bimbingan Teknis di Daerah
Gambar Pelaksanaan Monev Pendampingan
+2

Referensi

Dokumen terkait

Untuk itu, fasilitas yang tepat dalam menjawab berbagai fenomena di atas adalah dengan perencanaan dan perancangan Sinepleks dan Sinematek di Yogyakarta sebagai wadah

Seperti di- tunjukkan oleh gambar 6 tampak bahwa rekonstruksi citra dioperasikan melalui sebuah window Window tersebut da- pat menampilkan gambar 2 dimensi dari citra

Fungsi IsFull berguna untuk mengecek apakah queue sudah penuh atau masih bias menampung data dengan cara mengecek apakah tempat yang masih kosong tinggal

Rekomendasi Kebijakan di Bidang Harmonisasi Ekosistem Ketenagakerjaan yang Diterima Deputi adalah Rekomendasi mengenai suatu kebijakan yang diajukan oleh Asisten Deputi

Vito Prihartono Kepala Bidang Pengembangan Wilayah, Asisten Deputi Bidang Percepatan infrastruktur, pengembangan wilayah dan industri, Deputi Bidang Perekonomian, Setkab

Penelitian administrasi dilakukan terhadap pemenuhan kelengkapan persyaratan kualifikasi penyedia jasa. Untuk penilaian kualifikasi, apabila panitia pengadaan merasa

strategi dicatat, langkah kegiatan dilakukan secara sitematis dan strategi yang di gunakan saat kegiatan berhasil dicatat, langkah kegiatan dilakukan secara

Universitas Atma Jaya Yogyakarta merupakan sistem yang dibangun dan bertujuan memberi kemudahan dalam penelusuran informasi seputar sistem penjaminan mutu akademik