• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran. Taggart

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran. Taggart"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN

A.Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas kolaborasi yang dilakukan untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran. Taggart (Denzin, Norman K & Lincoln Yvonna, 2009: 440) mengungkapkan bahwa penelitian tindakan kelas umumnya mencakup penggunaan model-model penelitian dan pengumpulan data kualitatif dan interpretif dari kalangan pendidik/guru sebagai langkah untuk memberikan penilaian tentang cara dan teknik untuk meningkatkan praktik pengajaran guru itu sendiri.

Penelitian tindakan kelas kolaborasi atau Penelitian Tindakan Parsitipatoris (PAR) dilakukan dengan kerjasama antara pendidik dengan peneliti dari kalangan akademisi. Dalam PAR seringkali digunakan tiga ciri khusus yang menjadikannya berbeda dengan penelitian konvensional yaitu adanya tanggungjawab bersama atas proyek penelitian, analisis berbasis komunitas dan orientasi menuju tindakan masyarakat (Denzin, Norman K & Lincoln Yvonna, 2009: 439).

Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah model penelitian yang diungkapkan oleh Kemmis dan Taggart yang merupakan pengembangan dari model Kurt Lewin. Model ini dapat mencakup beberapa siklus dan pada masing-masing siklus meliputi tahapan yaitu:

1. planning atau perencanaan

(2)

3. reflecting atau refleksi

4. revise plan atau revisi perencanaan.

Tahapan-tahapan tersebut berlangsung secara berulang-ulang sampai tujuan penelitian tercapai.

Adapun gambaran pelaksanaan model tersebut dapat dilihat dari gambar berikut:

Keterangan:

1. Plan (perencanaan)

2. Act & observe (pelaksanaan dan observasi) 3. Reflect (refleksi)

4. Revised plan (revisi perencanaan)

Gambar 3. Model PTK Kemmis & Taggart

(sumber: Denzin, K Norman & Lincoln Yvonna, 2009:470)

Proses pelaksanaan tiap siklus meliputi:

1. Perencanaan: perencanaan ini dimulai dari observasi atau pengamatan guna

mengetahui permasalahan, kondisi, situasi dan potensi yang ada dalam kelas tersebut, analisis situasi, perumusan program perbaikan atau alternatif pemecahan masalah, penyusunan rencana kegiatan, penyusunan perangkat program pembelajaran mulai dari RKM (Rencana Kegiatan Mingguan)

(3)

maupun RKH (Rencana Kegiatan Harian) dan media pembelajaran dan instrumen pengumpulan data dan evaluasi yang akan digunakan.

2. Pelaksanaan: pelaksanaan dilakukan dalam pembelajaran seperti biasa sesuai dengan rencana yang telah dibuat. Dalam pelaksanaan ini guru dan peneliti merekam semua yang terjadi dalam pembelajaran baik dalam bentuk catatan, foto maupun video guna dijadikan data yang akan digunakan sebagai bahan refleksi dan evaluasi.

3. Refleksi & Evaluasi: hasil pengamatan kemudian dievaluasi dalam bentuk refleksi. Apabila hasil refleksi menunjukkan belum adanya perbaikan sesuai yang diinginkan maka kemudian disusun kembali rencana perbaikan yang akan dilakukan dalam siklus berikutnya. Hal demikian terus dilakukan sampai tujuan yang diinginkan dapat tercapai.

B.Tahapan- tahapan Penelitian

Setiap siklus dalam penelitian dilakukan dalam 4 tahap. Adapun tahapan penelitian yang akan dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Tahap Perencanaan

a. Observasi: observasi atau pengamatan dilakukan untuk mengetahui

permasalahan yang terjadi di dalam kelas. Dalam pengamatan ini peneliti atau pengamat terlibat langsung dalam pembelajaran, sehingga dapat mengetahui secara lebih mendalam. Peneliti/pengamat melakukan pencatatan terhadap semua kejadian atau kegiatan yang berlangsung di kelas. Peneliti juga dapat

(4)

merekam video maupun gambar agar dapat menganalisis permasalahan secara lebih mendalam.

b. Analisis permasalahan: analisis permasalahan dilakukan berdasarkan

pengamatan yang telah dilakukan dan analisis permasalahan tersebut dilakukan bersama-sama dengan guru kelas.

c. Menentukan tindakan/alternatif pemecahan masalah: setelah diketemukan

permasalahan dalam kelas tersebut selanjutnya peneliti bersama guru kelas menentukan alternatif pemecahan masalah yang berupa kegiatan pembelajaran yang dapat menggunakan suatu metode dan media tertentu.

d. Menyusun perangkat pembelajaran: peneliti menyusun RKM (rencana kegiatan

mingguan) hingga RKH (rencana kegiatan harian) yang berisikan kegiatan yang telah diprogramkan untuk menyelesaikan suatu permasalahan yang terjadi di dalam kelas. Selain menyusun rencana kegiatan pembelajaran tersebut peneliti juga menyiapkan media apa yang akan digunakan selama program kegiatan dilaksanakan juga menyiapkan alat evaluasi serta keperluan lain yang dibutuhkan selama penelitian berlangsung.

2. Tahap Pelaksanaan

a. Melaksanakan pembelajaran sesuai Rencana Kegiatan Harian yang telah

disusun. Peneliti terlibat langsung dalam kegiatan dan merekam semua yang terjadi selama kegiatan yang berupa catatan pengamatan, foto/video serta portofolio.

b. Melaksanakan evaluasi belajar yang telah dilaksanakan anak selama program

(5)

3. Tahap Refleksi

Pada tahap refleksi, peneliti menggunakan semua data yang telah diperoleh selama kegiatan berlangsung. Peneliti mengevaluasi perkembangan anak, apakah ada peningkatan atau tidak? Jika sama sekali tidak terjadi peningkatan atau perbaikan, peneliti melakukan evaluasi mulai dari awal perencanaan dan pelaksanaan apakah ada yang terlewatkan sehingga hasil yang diinginkan tidak tercapai. Jika diketahui ada kekurangan dalam perencanaan maupun pelaksanaan maka peneliti melakukan perbaikan

4. Tahap Revisi Perencanaan

Jika ditemukan adanya kekurangan-kekurangan maupun kesalahan maka peneliti melakukan perbaikan perencanaan. Perbaikan dilakukan pada media ataupun hal lain yang merupakan kekurangan yang terjadi. Rencana yang telah diperbaiki kemudian akan dilaksanakan pada siklus berikutnya.

C.Setting Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini akan dilakukan di kelompok A Taman Kanak-kanak Kusuma 1 Nologaten dengan jumlah anak 13 anak yang terdiri dari 8 anak perempuan dan 5 anak laki-laki.

(6)

D.Metode Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah hal yang sangat penting dalam penelitian karena tujuan dari penelitian adalah untuk memperoleh data. Menurut Sugiyono (2005: 63) terdapat beberapa teknik pengumpulan data yaitu observasi, wawancara, dokumentasi.

Dalam penelitian ini menggunakan teknik observasi atau pengamatan dan dokumentasi. Observasi adalah dasar semua pengetahuan. Para ilmuwan hanya dapat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui observasi Nasution (Sugiyono, 2005: 64). Menurut Marshall (Sugiyono, 2005: 64) dijelaskan bahwa “throught observation, the researcher learn about behavior and he meaning attached to those behavior”. Melalui observasi peneliti belajar tentang perilaku dan makna dari perilaku tersebut.

Observasi atau pengamatan dilakukan terhadap perkembangan pemahaman matematika anak dalam seriasi (mengurutkan) khususnya dalam seriasi dengan pola paling tebal sampai paling tipis dan panjang pendek. Pengamatan ini dilakukan dengan menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan dengan memberikan skor jika hal yang diamati muncul. Adapun kisi-kisi lembar observasi dapat dilihat dalam kisi-kisi-kisi-kisi instrumen penelitian.

Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu, bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya dari seseorang (Sugiyono, 2008: 329). Hasil observasi atau pengamatan akan lebih dipercaya apabila didukung dengan adanya dokumentasi. Dokumentasi dalam penelitian ini dapat berupa foto

(7)

atau video mengenai apa yang dilakukan anak ketika dilakukan pembelajaran mengenai seriasi dan hasil kerja anak.

E.Kisi-Kisi Instrumen Penelitian Tabel 1. Kisi-kisi Instrumen

Tingkat Pencapaian Perkembangan (TPP)

Indikator Instrumen

Mengurutkan benda berdasarkan 5 seriasi, ukuran atau warna

Mengurutkan 5 benda dari yang terpanjang-terpendek

Lembar observasi (checklist)

LKA Mengurutkan 5 benda

dari yang terpendek-terpanjang

Lembar observasi (checklist)

LKA Mengurutkan 5 benda

dari yang paling tebal sampai paling tipis

Lembar observasi (checklist)

Mengurutkan 5 benda dari yang paling tipis sampai yang paling tebal

Lembar observasi (checklist)

F. Teknik Analisis Data

Data yang telah terkumpul yang berupa pengamatan, dokumen portofolio anak, dokumen foto maupun rekaman video tidak akan bermakna tanpa dianalisis yaitu diolah dan diinterpretasikan. Menurut Wina Sanjaya (2009: 106), analisis

(8)

data adalah suatu proses mengolah dan menginterpretasikan data dengan tujuan untuk mendudukkan berbagai informasi sesuai dengan fungsinya sehingga memiliki makna.

Analisis data dapat dilakukan melalui tiga tahap yaitu mereduksi data, mendeskripsikan data dan membuat kesimpulan. Mereduksi data merupakan kegiatan menyeleksi data sesuai dengan fokus permasalahan. Pada tahap ini peneliti mengumpulkan semua instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data untuk dikelompokkan sesuai masalah. Hal ini juga memungkinkan peneliti untuk membuang data yang tidak diperlukan.

Mendeskripsikan data dilakukan agar data yang telah diorganisir menjadi bermakna. Bentuk deskripsi tersebut dapat berupa naratif, grafik atau dalam bentuk tabel. Tahap terakhir adalah membuat kesimpulan dari data yang telah dideskripsikan. Tahap menganalisis dan menginterpretasikan data merupakan tahap yang paling penting karena hal ini untuk memberikan makna dari data yang telah dikumpulkan. Hasil analisis dan interpretasi data merupakan jawaban dari rumusan masalah yang telah ditentukan sebelumnya.

Analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif serta kuantitatif. Penghitungan data kuantitatif adalah dengan menghitung rata-rata perkembangan anak berdasarkan skor yang diperoleh dari lembar observasi yang telah disusun sebelumnya. Dengan rata-rata yang diperoleh dapat diketahui persentase perkembangan kemampuan seriasi pada anak. Adapun cara menghitung hasil (skor) yang diperoleh dengan rumus mean atau rerata nilai menurut Suharsimi Arikunto (2010: 284-285) yaitu sebagai berikut:

(9)

∑ Keterangan :

x = Mean (rata-rata)

∑x = Jumlah nilai

N = Jumlah yang akan dirata-rata

Suharsimi Arikunto (2010: 269) menjelaskan analisis data deskriptif kualitatif yaitu sebagai berikut :

Analisis data yang menggunakan teknik deskriptif kualitatif memanfaatkan persentase merupakan langkah awal saja dari keseluruhan proses analisis. Persentase yang dinyatakan dalam bilangan sudah jelas merupakan ukuran yang bersifat kuantitatif, bukan kualitatif. Jadi pernyataan persentase bukan hasil analisis kualitatif. Analisis kualitatif tentu harus dinyatakan dalam sebuah predikat yang menunjuk pada pernyataan keadaan, ukuran kualitas.

Berdasarkan pendapat di atas agar diperoleh hasil analisis kualitatif maka dari perhitungan persentase kemudian dimasukkan ke dalam lima kategori predikat. Menurut Suharsimi Arikunto (2010: 269) lima kategori predikat tersebut yaitu seperti pada tabel berikut:

Tabel 2. Kategori Predikat Tingkat Pemahaman Matematika dalam Seriasi

No Interval Kategori 1. 81-100% Sangat baik 2. 61-80% Baik 3. 41-60% Cukup 4. 21-40% Kurang baik 5. 0-20% Tidak baik

Adapun analisis data secara deskriptif kualitatif dalam penelitian ini adalah memaknai data dengan cara membandingkan hasil dari sebelum dilakukan tindakan dan sesuadah tindakan. Analisis data ini dilakukan pada saat tahapan

(10)

refleksi. Hasil analisis digunakan sebagai bahan refleksi untuk melakukan perencanaan lanjut dalam siklus selanjutnya.

G.Indikator Keberhasilan

Penelitian tindakan ini dikatakan berhasil apabila sebagian besar anak (80%) mampu mengurutkan sampai 4 berdasarkan terpanjang sampai terpendek dan paling tebal sampai paling tipis tanpa bantuan guru.

Gambar

Tabel 2. Kategori Predikat Tingkat Pemahaman Matematika dalam Seriasi

Referensi

Dokumen terkait

Transformasi terhadap suatu garis atau kurva oleh suatu transformasi (translasi, refleksi, rotasi atau dilatasi) dilakukan dengan dengan menyatakan x d transformasi

Pada hari ini Jumat t anggal lima belas Bulan Juni Tahun Dua Ribu Dua Belas, kami yang bert anda t angan dibaw ah ini Panit ia Pengadaan Barang dan Jasa Dinas Bina M arga dan

PROGRAM PENGADAAN PENINGKATAN DAN PERBAIKAN SARANA DAN PRASARANA PUSKESMAS/PUSKESMAS PEMBANTU DAN JARINGANNYA.. DINAS KESEHATAN KABUPATEN BANDUNG TAHUN

Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 70 Tahun 2012 tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010, tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, serta

Ketiga, unjuk kerja dari bentuk dan posisi baffle blocks yang paling efektif meredam turbulensi di hilir pusaran adalah baffe blocks tipe miring dengan sudut 60° yang

Hubungan Bayi Berat Lahir Rendah dengan nilai Apgar asfiksia dan tidak asfiksia menit ke-1 di RSUP Dr.. Hal ini berarti terdapat hubungan yang signifikan antara BBLR

Pemenang dilakukan verifikasi terhadap semua data dan informasi yang ada dalam isian kualifikasi. dengan menunjukkan asli Dokumen yang sah dan bila perlu dilakukan Konfirmasi