• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMETAAN PERGURUAN TINGGI SWASTA DI KOTA SAMARINDA. Oleh : MARTINUS TANDUK ALLO NIM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PEMETAAN PERGURUAN TINGGI SWASTA DI KOTA SAMARINDA. Oleh : MARTINUS TANDUK ALLO NIM"

Copied!
65
0
0

Teks penuh

(1)

PEMETAAN PERGURUAN TINGGI SWASTA DI KOTA SAMARINDA

Oleh :

MARTINUS TANDUK ALLO

NIM.120 500 168

PROGRAM STUDI GEOINFORMATIKA

JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN

POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA

SAMARINDA

2016

(2)

PEMETAAN PERGURUAN TINGGI SWASTA DI KOTA SAMARINDA

Oleh :

MARTINUS TANDUK ALLO

NIM. 120 500 168

Karya Ilmiah Sebagai Salah Satu Syarat

Untuk Memperoleh Sebutan Ahli Madya pada Program Diploma III Politeknik Pertanian Negeri Samarinda

PROGRAM STUDI GEOINFORMATIKA

JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN

POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA

SAMARINDA

2016

(3)

PEMETAAN PERGURUAN TINGGI SWASTA DI KOTA SAMARINDA

Oleh :

MARTINUS TANDUK ALLO

NIM.120 500 168

Karya Ilmiah Sebagai Salah Satu Syarat

Untuk Memperoleh Sebutan Ahli Madyapada Program Diploma III Politeknik Pertanian Negeri Samarinda

PROGRAM STUDI GEOINFORMATIKA

JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN

POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA

SAMARINDA

2016

(4)

HALAMAN PENGESAHAN

Judul Karya Ilmiah : Pemetaan Perguruan Tinggi Swasta di Kota Samarinda

Nama : Martinus Tanduk Allo

NIM : 120 500 168

Program Studi : Geoinformatika Jurusan : Manajemen Pertanian

Dosen Pembimbing,

Radik Khairil Insanu, ST. MT NIP.19901012 201404 1 002

Penguji I,

Ir. Herijanto Thamrin, MP NIP.19621107 198903 1 015

Penguji II,

Andrew Stefano, ST. MT NIP. 19710103 199703 2 001

Lulus ujian pada tanggal : 29 Agustus 2016 Menyetujui,

Ketua Program Studi Manajemen Lingkungan,

Husmul Beze, S.Hut, M.Si NIP.19790613200812 1 003

Mengesahkan, Ketua Jurusan Manajemen

Pertanian,

Ir. M. Masrudy, MP NIP.19600805 198803 1 003

(5)

ABSTRAK

MARTINUS TANDUK ALLO, Pemetaan Perguruan Tinggi Swasta di Kota Samarinda (dibawah bimbingan Radik Khairil Insanu).

Penelitian ini dilakukan karena masih kurangnya informasi pesebaran Perguruan Tinggi Swasta di Kota Samarinda yang berbentuk peta. Hal ini sangat penting guna memberikan informasi mengenai lokasi dan dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai bahan pertimbangan untuk memilih Perguruan Tinggi Swasta yang baik berdasarkan akreditasinya, jurusan/program studi yang ditawarkan serta letak kampus yang dipandang strategis dan sesuai minat dari masyarakat (Calon Mahasiswa Baru).

Tujuan penelitian ini adalah mendapatkan informasi geografis berupa titik-titik koordinat dari setiap perguruan tinggi swasta dan informasi-informasi umum yang berkaitan dengan perguruan tinggi swasta tersebut seperti akreditasi, alamat, fakultas, jurusan/ program studi, luas, tahun berdiri, dan jumlah mahasiswa, dan kemudian dituangkan kedalam peta pesebaran dari Perguruan Tinggi Swasta yang ada di Kota Samarinda. Adapun hasil yang diharapkan dari penelitian ini adalah menyuguhkan informasi berupa peta pesebaran dari perguruan tinggi swasta, lengkap dengan informasi umum yang berkaitan dengan perguruan tinggi tersebut kepada masyarakat luas.

Penelitian ini dilakukan selama 6 bulan yang meliputi pembuatan proposal penelitian, pembuatan surat ijin untuk proses pengambilan data lapangan, pengumpulan data lapangan berupa titik koordinat dan informasi umum dari setiap perguruan tinggi swasta yang ada di Kota Samarinda, pengolahan data dan pembuatan karya ilmiah. Pengambilan data lapangan dilakukan menggunakan GPS Garmin 62S. Selanjutnya data diolah menggunakan software ArcGis 9.3 dan pembuatan laporan akhir.

Hasil dari penelitian ini dijelaskan bahwa jumlah Perguruan Tinggi Swasta di Kota Samarinda ada 21 perguruan tinggi dengan jumlah mahasiswa/i sebanyak 23.471 mahasiswa.

Kata kunci : GPS Garmin 62S, ArcGis 9.3, Jumlah Perguruan Tinggi Swasta, PetaPersebaran Perguruan Tinggi Swasta di Kota Samarinda.

(6)

RIWAYAT HIDUP

MARTINUS TANDUK ALLO, lahir pada tanggal 12 Maret 1992 di Keningau, Sabah Malaysia, merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara pasangan Bapak Yohanes Tanduk Allo dan Ibu Martha Ponno.

Pendidikan dasar dimulai di Sekolah SDN 014 Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, pada tahun 1999 dan lulus tahun 2005, pada tahun 2005 melanjutkan pendidikan Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri 1 Kabupaten Nunukan dan lulus pada tahun 2008. Selanjutnya pada tahun yang sama meneruskan ke SMA Negeri 1 Kabupaten Nunukan dengan mengambil jurusan IPS hingga lulus dan memperoleh ijazah pada tahun 2011. Pendidikan tinggi dimulai di Politeknik Pertanian Negeri Samarinda, Jurusan Manajemen Pertanian, Program Studi Geoinformatika pada tahun 2012.

Pada tanggal 3 Maret sampai dengan tanggal 3 April 2016, penulis mengikuti kegiatan Praktik Kerja Lapang (PKL) di Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi Kalimantan Timur Kota Samarinda selama 2 bulan. Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh sebutan ahli madya pada program Diploma III (D3) Politeknik Pertanian Negeri Samarinda, penulis membuat karya ilmiah dengan judul Pemetaan Perguruan Tinggi Swasta di Kota Samarinda.

(7)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat melaksanakan penelitian ini dengan Judul “Pemetaan Perguruan Tinggi Swasta di Kota Samarinda”, serta dapat menyelesaikan penulisan laporan Karya Ilmiah ini tepat waktu sesuai dengan yang diharapkan.

Karya Ilmiah ini disusun sesuai dengan hasil data penelitian yang telah diperoleh dilapangan. Karya Ilmiah merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan tugas akhir agar mendapat gelar Ahli Madya serta lulus di perguruan tinggi Politeknik Pertanian Negeri Samarinda.

Selama pelaksanaan penelitian dan penyusunan laporan, penulis banyak menerima bantuan, bimbingan, dukungan, dan saran dari banyak pihak, oleh karena itu pada kesempatan yang baik ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya dan penghargaan kepada:

1. Bapak Radik Khairil Insanu, ST. MT, selaku Dosen pembimbing yang telah membimbing penulis dalam menyelesaikan laporan Karya Ilmiah ini.

2. Orang tua tercinta dan semua kekuarga yang telah banyak memberi dukungan, baik dari segi moril dan material kepada penulis.

3. Bapak Ir. Herijanto Thamrin, MP dan Bapak Andrew Stefano, ST. MT, selaku Dosen Penguji.

4. Bapak Husmul Beze, S.Hut, M.Si, selaku Ketua Program Studi Geoinformatika.

5. Bapak Ir. M. Masrudy, MP, selaku Ketua Jurusan Manajemen Pertanian. 6. Bapak Ir. Hasanudin, MP, selaku Direktur Politeknik Pertanian Negeri

(8)

7. Para staf pengajar, administrasi dan Pranata Laboratorium Pendidikan di Program Studi Geoinformatika yang namanya tidak dapat disebutkan satu persatu.

8. Rekan-rekan mahasiswa angkatan 2013 Politeknik Pertanian Negeri Samarinda, khususnya Program Studi Geoinformatika, serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Walaupun sudah berusaha dengan sekuat dan semampu yang dapat penulis lakukan dalam penyusunan dan penyelesaian penulisan Karya Ilmiah ini. Akan tetapi penulis menyadari betul akan kekurangan dari apa yang penulis dapat lakukan guna terselesaikannya Karya Ilmiah ini. Untuk itu guna melengkapi kekurangan dan kelemahan dalam penulisan Karya Ilmiah ini, maka dari itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun untuk menyempurnakan tulisan ini. Demikian Karya Ilmiah ini penulis buat untuk dapat dijadikan acuan pada penelitian yang akan datang maupun untuk panduan para pembaca Karya Ilmiah ini. Semoga Karya Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya. Amin.

Martinus Tanduk Allo

(9)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 4

A. Pengertian Peta dan Pemetaan ... 4

B. Sistem Informasi Geografis (SIG) ... 10

C. ArcGIS ... 16

D. Global Positioning System (GPS) ... 19

E. Perguruan Tinggi Swasta (PTS) ... 24

F. Keadaan Umum Kota Samarinda ... 30

BAB III METODE PENELITIAN ... 32

A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 32

B. Alat dan Bahan ... 32

C. Prosedur Kerja ... 33

BAB lV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 36

A. Hasil ... 36

B. Pembahasan ... 44

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 49

A. Kesimpulan ... 49

B. Saran ... 50

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

(10)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Lampiran Halaman

1 Gambar Pengambilan Titik Koordinat di Akademi Bahasa Asing

Colorado………. 54

2 Gambar Pengambilan Titik Koordinat di Akademi Kebidanan Permata Husada……….. Gambar Pengambilan Titik Koordinat di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Wiyata Husada……….. Gambar 4 Pengambilan Titik Koordinat di Akademi Kebidanan Mutiara Mahakam………..………. 54 3 55 4 55

(11)

DAFTAR TABEL

Nomor Tubuh Utama Halaman

1. Perkiraan Kesalahan GPS ……….………. 21

2. Daftar Nama Alat ……….………. 32

3. Daftar Nama Bahan ………..……… 32

4. Bentuk Tally Sheet Data Sekunder ……….…..……….………... 34

5. Bentuk Tally Sheet Koordinat ……….……… 34

6. Bentuk Tally Sheet Perguruan Tinggi Swasta Non-aktif………. 34

7. Titik Koordinat Perguruan Tinggi Swasta di Kota Samarinda………… 36

8. Akreditasi dan Jumlah Mahasiswa……….. 37

9. Tahun Berdiri dan Luas Lahan Masing-masing PTS…...……… 38 10.

11. 12.

Informasi Umum Perguruan Tinggi Swasta………... Daftar Perguruan Tinggi Swasta Non-aktif……… Pesebaran Perguruan Tinggi Swasta di Kota Samarinda……….

40 42 43

(12)

BAB I

PENDAHULUAN

Perguruan Tinggi merupakan lembaga pendidikan tinggi yang memegang peranan penting dalam pembangunan suatu bangsa. Perguruan Tinggi telah melahirkan kaum-kaum intelektual yang menata kehidupan bangsa menuju kearah yang lebih baik. Bangsa yang maju adalah bangsa yang memiliki sumber daya manusia yang berkualitas, sehingga mampu melahirkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.

Perguruan tinggi memiliki tiga kewajiban berupa pendidikan, penelitian (riset) dan pengabdian kepada masyarakat. Kewajiban ini dikenal dengan Tridharma Perguruan Tinggi. Perguruan tinggi dalam mengemban tridharmanya memerlukan penataan secara menyeluruh terhadap kelembagaan dan manajemen pengolaan. Manajemen perguruan tinggi sangat berperan dalam menjamin keberlangsungan kegiatan diperguruan tinggi (Syahrizal, 2008).

Salah satu Lembaga Pendidikan Tinggi yang berperan tersebut adalah Perguruan Tinggi Swasta. Perguruan Tinggi Swasta (PTS) adalah perguruan tinggi berbentuk Universitas, Institut, Sekolah Tinggi, Akademi atau bentuk lain yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintahan dan diselenggarakan oleh Badan Hukum Swasta. Perguruan Tinggi Swasta yang ada di Indonesia khususnya di Kota Samarinda merupakan salah satu sarana pendidikan tinggi yang perlu untuk diinformasikan keberadaannya kepada masyarakat (calon mahasiswa) guna menjadikan bahan pertimbangan bagi yang bersangkutan saat akan melanjutkan pendidikannya kejenjang yang lebih tinggi. Setiap perguruan tinggi swasta maupun negeri di Kota Samarinda memiliki strategi untuk mengait para calon mahasiswanya dengan berbagai cara yaitu salah satunya dengan

(13)

menginformasikan kelebihan-kelebihan yang dimiliki perguruan tingginya kepada masyarakat (Christine, 1997).

Kota Samarinda adalah salah satu kota sekaligus merupakan ibu kota Provinsi Kalimantan Timur, Indonesia. Seluruh wilayah kota ini berbatasan langsung dengan Kabupaten Kutai Kartanegara. Kota ini memiliki luas wilayah 718 kilometer persegi dan berpenduduk 883.838 jiwa (hasil Sensus Penduduk Indonesia 2015), menjadikan kota ini berpenduduk terbesar di seluruh Kalimantan. Kota Samarinda memiliki banyak perguruan tinggi swasta, akan tetapi keberadaannya masih banyak yang belum diketahui oleh masyarakat. Oleh karena itu perlu adanya penelitian mengenai informasi dan letak perguruan tinggi swasta, sehingga memberikan kemudahan kepada masyarakat untuk mengaksesnya.

Maksud dari kegiatan penelitian ini adalah menyusun informasi geografis, dan informasi-informasi umum yang berkaitan dengan perguruan tinggi swasta di Kota Samarinda Kalimantan Timur menjadi sebuah peta dengan menggunakan Software ArcGIS 9.3, sedangkan tujuan yang akan dicapai dari penelitian ini adalah:

1. Mendapatkan data yang berupa informasi geografis dari perguruan tinggi swasta di Kota Samarinda.

2. Mendapatkan informasi-informasi umum yang berkaitan dengan perguruan tinggi swasta di Kota Samarinda.

Hasil yang diharapkan dari kegiatan penelitian ini adalah:

(14)

2. Mengetahui informasi-informasi umum yang berkaitan dengan perguruan tinggi swasta di Kota Samarinda, untuk lebih memudahkan masyarakat mengaksesnya.

(15)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Peta dan Pemetaan

1. Pengertian Peta

Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 2000, bahwa peta merupakan gambaran atau lukisan seluruh atau sebagian gambaran dari permukaan bumi yang digambarkan pada bidang datar yang diperkecil dengan menggunakan skala tertentu dan dijelaskan dalam bentuk simbol dan dibuat mengikuti ukuran sama luas, sama bentuk, sama jarak, dan sama arah. Secara umum Peta didefinisikan sebagai gambaran dari unsur-unsur alam maupun buatan manusia yang berada diatas maupun dibawah permukaan bumi yang digambarkan pada suatu bidang datar dengan skala tertentu.

Menurut Syaiful (2009), Peta merupakan kalibrasi dari bidang permukaan bumi 3 dimensi menjadi sebuah gambaran utuh yang lebih sederhana ke dalam selembar kertas media yang datar dengan penyesuaian baik ukuran maupun bentuknya disertai pula dengan informasi dan detail-detailnya. Dengan kalimat sederhana, pengertian peta merupakan pengecilan dari permukaan bumi atau benda angkasa yang digambarkan pada bidang datar dengan menggunakan ukuran, simbol, dan sistem generalisasi (penyederhanaan).

Peta mengandung arti komunikasi, artinya merupakan suatu signal atau saluran antara pengirim pesan (pembuat peta) dengan penerima pesan (pembaca peta). Dengan demikian peta digunakan untuk mengirim pesan yang berupa informasi tentang realita dalam wujud berupa gambar. Agar

(16)

pesan (gambar) tersebut dapat dimengerti maka harus ada bahasa yang sama antara pembuat peta dan pembaca peta (Sariyono dan Nursa’ban,

2010).

a. Klasifikasi Peta

Menurut Indarto (2010), klasifikasi peta dikelompokan dalam 3 golongan, yaitu sebagai berikut:

1) Penggolongan peta menurut isi

a) Peta umum atau peta dasar adalah peta yang menyajikan informasi permukaan bumi secara umum, baik kenampakan alami misalnya sungai, gunung, laut, danau, maupun kenampakan buatan misalnya jalan raya, rel kereta api dan pemukiman

b) Peta tematik adalah peta yang menyajikan informasi tentang fenomena atau kondisi tertentu yang terjadi di permukaan bumi. 2) Penggolongan peta menurut skala

a) Peta kadaster/teknik adalah peta yang mempunyai skala 1: 100 sampai 1: 5.000

b) Peta skala besar adalah peta yang mempunyai skala lebih dari 1: 75.000

c) Peta skala sedang adalah peta yang mempunyai skala antara 1: 75.000 sampai 1: 1.000.000

d) Peta skala keci adalah peta yang mempunyai skala lebih kecil dari 1:1.000.000

(17)

Meliputi peta pendidikan, peta ilmu pengetahuan, informasi umum, turis, navigasi, aplikasi teknik dan perencanaan.

2. Pemetaan

Pemetaan merupakan suatu proses pengukuran, perhitungan dan penggambaran dengan menggunakan cara atau metode tertentu sehingga didapatkan hasil berupa softcopy maupun hardcopy peta yang berbentuk data spasial vector maupun raster. Pemetaan juga dapat diartikan sebagai proses pembuatan peta.

Pemetaan perguruan tinggi merupakan suatu kegiatan untuk memberikan gambaran atau secara rinci dan tepat dipermukaan suatu daerah tertentu mengenai keberadaan perguruan tinggi serta hubungannya dengan jumlah mahasiwa/i. Pemetaan perguruan tinggi juga dapat diartikan sebagai metode perencanaan secara mikro yang berupa proses penataan atau penataan kembali jaringan perperguruan tinggi yang ada sehingga diperoleh jaringan yang baru dengan daya tampung yang lebih besar agar mutu pendidikan lebih berbobot dan mempunyai relevansi dengan pengembangan.

Tujuan utama pemetaan adalah untuk menyediakan deskripsi dari suatu fenomena geografis, informasi spasial dan non-spasial, informasi tentang jenis fitur, titik, garis, dan polygon (Indarto, 2010).

Adapun langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam pemetaan untuk memproses data yang diperoleh, hingga didapatkan hasil berupa softcopy maupun hardcopy peta yang berbentuk data spasial vector maupun raster diantaranya :

(18)

Menurut Syaiful (2009), bahwa tahapan pembuatan peta secara sistematis yang dianjurkan adalah:

1) Menentukan daerah dan tema peta yang akan dibuat 2) Mencari dan mengumpulkan data

3) Menentukan data yang akan digunakan 4) Mendesain simbol data dan simbol peta 5) Membuat peta dasar

6) Mendesain komposisi peta (lay out peta), unsur peta dan kertas 7) Pencetakan peta

8) Lettering dan pemberian simbol 9) Reviewing

10) Editing 11) Finishing

b. Proses Pemetaan

Menurut Ryant (2012), proses pembuatan peta harus mengikuti pedoman dan prosedur tertentu agar dapat dihasilkan peta yang baik, benar, serta memiliki unsur seni dan keindahan. Secara umum proses pembuatan peta meliputi beberapa tahapan dari pencarian dan pengumpulan data hingga sebuah peta dapat digunakan. Proses pemetaan tersebut harus dilakukan dengan urut dan runtut, karena jika tidak dilakukan secara urut dan runtut, tidak akan diperoleh peta yang baik dan benar.

Proses Atau Tahap-Tahap Pemetaaan 1) Tahap pencarian dan pengumpulan data

(19)

a) Secara langsung

Cara pencarian data secara langsung dapat melalui metode konvensional yaitu meninjau secara langsung ke lapangan dimana daerah tersebut akan dijadikan objek dari peta yang dibuat. Cara ini disebut dengan teristris. Dengan cara ini dilakukan pengukuran medan menggunakan theodolit, GPS, dan alat lain yang diperlukan serta pengamatan informasi ataupun wawancara dengan penduduk setempat secara langsung sehingga didapat data yang nantinya akan diolah.

Dapat pula dilakukan secara fotogrameti, yaitu dengan metode foto udara yang dilakukan dengan memotret kenampakan alam dari atas dengan bantuan pesawat dengan jalur khusus menurut bidang objek. Atau dapat pula menggunakan citra dari satelit serta cara-cara lain yang dapat digunakan.

b) Secara tak langsung

Melalui cara ini tentu saja kita tidak usah repot-repot meninjau langsung ke lapangan melainkan kita hanya mencari data dari peta atau data-data yang sudah ada sebelumnya. misalnya dalam membuat peta kepemilikan tanah di daerah Semarang, kita cukup mencari peta administrasi lengkap kota Semarang, kemudian dapat diperoleh data pemilikan tanah di Lembaga Pertanahan daerah atau nasional (BPN).

Data yang diperoleh dari pencarian data secara tak langsung ini disebut dengan data sekunder, sedangkan peta yang digunakan sebagai dasar pembuatan peta lain disebut sebagai peta dasar.

(20)

c) Tahap pengolahan data

Data yang telah dikumpulkan merupakan data spasial yang tersebar dalam keruangan. Data yang telah diperoleh tersebut kemudian dikelompokkan misalnya data kualitatif dan data kuantitatif, kemudian data kuantitatif dilakukan perhitungan yang lebih rinci. Langkah selanjutnya yaitu pemberian simbol atau simbolisasi terhadap data-data yang ada.

Dalam tahap akan mudah dengan menggunakan sistem digital komputing karena data yang masuk akan langsung diolah dengan software atau aplikasi tertentu sehingga data tersebut akan langsung jadi dan siap untuk disajikan.

d) Tahap penyajian dan penggambaran data

Tahap ini merupakan tahap pembuatan peta dari data yang telah diolah dan dilukiskan pada media. Dalam tahap ini dapat digunakan cara manual dengan menggunakan alat-alat yang fungsional, namun cara ini sangat membutuhkan perhitungan dan ketelitian yang tinggi agar didapat hasil yang baik.

Akan lebih baik jika digunakan teknik digital melalui komputer, penggambaran peta dapat digunakan aplikasi-aplikasi pembuatan peta yang mendukung, misalnya Arc View, Arc Info, AutoCAD Map, Map Info, dan software lain. Setelah peta tergambar pada komputer, kemudian data yang telah disimbolisasi dalam bentuk digital dimasukkan dalam peta yang telah digambar pada komputer, pemberian informasi tepi, yang kemudian dilakukan proses printing atau pencetakan peta.

(21)

e) Tahap penggunaan data

Tahap ini sangatlah penting dalam pembuatan sebuah peta, karena dalam tahap ini menentukan baik atau tidaknya sebuah peta, berhasil atau tidaknya pembuatan sebuah peta. Dalam tahap ini pembuat peta diuji apakah petanya dapat dimengerti oleh pengguna atau malah susah dalam dimaknai. Peta yang baik tentunya peta yang dapat dengan mudah dimengerti dan dicerna maksud peta oleh pengguna. Selain itu, pengguna dapat memberikan respon misalnya tanggapan, kritik, dan saran agar peta tersebut dapat disempurnakan sehingga terjadi timbal balik antara pembuat peta (map maker) dengan pengguna peta (map user).

B. Sistem Informasi Geografis (SIG)

1. Pengertian Sistem Informasi Geografis (SIG)

Sistem Informasi Geografis atau sering juga disebut dengan Sistem Informasi Geospasial merupakan suatu sistem informasi yang digunakan untuk menyusun, menyimpan, merevisi dan menganalisa data dan atribut yang bereferensi kepada lokasi atau posisi obyek-obyek di bumi. Artinya, data atau informasi yang bereferensi kepada lokasi atau posisi obyek-obyek di bumi diistilahkan sebagai data atau informasi spasial, sementara atribut menggambarkan karakteristik dari data spasial tersebut. Lebih jelasnya, komponen-komponen data spasial meliputi posisi/lokasi geografis, data atribut, hubungan spasial dan waktu (I Made, 2009).

(22)

Adapun data-data yang terdapat dan digunakan dalam SIG umumnya dapat dibagi menjadi 3 bagian (Anonim. 2007) yaitu:

a. Data Vector

Data vector adalah data-data digital atau data-data yang telah diubah kedalam bentuk digital dan telah dilengkapi dengan data-data objek atau informasi objek.

b. Data Grafis

Data grafis dibagi menjadi data digital dan data raster:

1) Data digital adalah data-data digital yang didapat dari hasil digitasi yang telah dilengkapi dengan data-data teks dan data-data atribut lainnya. Misalnya, jaringan jalan beserta namanya, daerah aliran sungai (DAS) dengan anak-anak sungainya.

2) Data raster adalah semua data digital yang didapat dari hasil scanning dan data-data lain yang belum dalam format vektor.

c. Data Tabular

Data tabular adalah data-data selain data grafis yang berupa data pendukung, berupa teks, angka dan data pendukung lain.

3. Komponen-komponen dalam SIG

Menurut Eddy (2004), setiap pengguna yang menggunakan arcview akan memiliki beberapa komponen yang sering disebut dokumen. Berikut ini merupakan bagian arcview yang terdiri dari 5 jenis dokumen yaitu: Grafik (Chart), View, Table, Script dan Layout.

(23)

Berikut ini merupakan penjelasan lebih lanjut diterangkan oleh Budiyanto (2006) terhadap komponen-komponen dan fungsi-fungsi serta kegunaan yang terdapat dalam SIG :

a. Grafik (Chart) merupakan alat penyaji data yang efektif. Dengan menggunakan grafik ini, ArcView dapat digunakan sebagai alat analisis yang baik terhadap sebuah fenomena.

b. View berfungsi untuk mempersiapkan data spasial dari peta yang akan dibuat atau diolah. Dari view ini dapat dilakukan input data dengan digitasi atau pengolahan (editing) data spasial.

c. Table merupakan data atribut dari data spasial. Data atribut ini digunakan sebagai dasar analisis dari data spasial tersebut. Hubungan yang terbentuk ini memungkinkan pengguna data untuk mengambil dari berbagai sumber data yang berupa tabel, teks, peta, atau gambar.

d. Script adalah makro dalam ArcView dengan makro ini kemampuan ArcView dapat diperluas dengan membuat sebuah program aplikasi yang nantinya dapat di Add Ins pada ArcView. Program aplikasi yang dapat dibuat dengan script, misalnya otomatis analisis data spasial dan lain-lain. e. Layout merupakan tempat mengatur tata letak dan rancangan dari peta

akhir. Penambahan berbagai simbol, label, dan atribut peta lain dapat dilakukan pada layout.

4. Prosedur dalam SIG.

Menurut Gistut (1994), langkah-langkah maupun prosedur sebuah kegiatan dalam SIG ialah diawali dengan input, analisis, output, tabulasi berikut penjelasan kerja SIG :

(24)

Tahap ini meliputi pemasukan data,yang dapat dilakukan dengan menggunakan alat digitizer, scanning, mouse, keyboard, tabulasi dan sebagainya.

1) Digitizer adalah proses pengubahan data grafis analog menjadi data grafis digital, dalam struktur vektor. Pada struktur vektor ini data disimpan dalam bentuk titik (point), garis (lines) atau segmen, data poligon (area) secara matematis-geometris. Contoh tipe data titik adalah kota, lapangan terbang, pasar. Tipe data garis diantaranya adalah sungai, jalan, kontur topografi. Tipe data poligon atau area antara lain ditunjukkan oleh bentuk-bentuk penggunaan lahan, klasifikasi tanah.

2) Pelarikan (Scanning) adalah proses pengubahan data grafis continue menjadi data yang terdiri atas sel-sel penyusun gambar (pixel). Pelarikan untuk gambar peta kini dapat dilakukan dengan portable scanner yang kini banyak beredar di 8 pasaran. Data hasil scanning disimpan dalam bentuk raster. Data raster ini dapat diubah menjadi data vektor melalui proses digitasi.

3) Tabulasi adalah basis data dalam SIG yang dikelompokkan menjadi dua, yakni basis data grafis dan basis data non-grafis (attribute). Data grafis adalah peta itu sendiri, sedangkan data attribute adalah semua informasi non-grafis, seperti derajat kemiringan lereng, jenis tanah, nama tempat, dan lain-lain.

b. Analisis

Analisis ini meliputi kegiatan-kegiatan seperti overlay, pembuatan peta tematik dan sebagainya.

(25)

1) Pengelolaan data meliputi semua operasi penyimpanan, pengaktifan, penyimpanan kembali dan pencetakan semua data yang diperoleh dari input data. Beberapa langkah penting lainnya, seperti pengorganisasian data, perbaikan, pengurangan, dan penambahan dilakukan pada sub sistem ini.

2) Manipulasi dan Analisis data adalah untuk membedakan data yang akan diproses dalam SIG. Untuk merubah format data, mendapatkan parameter dan proses dalam pengelolaan dapat dilakukan pada sub sistem ini.

3) Penyuntingan adalah sebagian fungsi penyuntingan yang telah dilakukan dalam sub sistem manajemen data khususnya data spasial, tetapi ada yang belum dikerjakan secara detail, yakni pemutakhiran (up dating) data.

c. Interpolasi spasial

Interpolasi spasial merupakan jenis fasilitas SIG yang rumit, bahkan dapat dikatakan bahwa langkah ini tidak dapat dilakukan secara manual. Setiap titik pada koordinat tertentu dalam peta memuat sejumlah informasi koordinat dan nilai-nilai tertentu suatu variabel yang dikehendaki. Misalnya pemasukan data berupa posisi koordinat dan kemiringan lereng dan dapat diinterpolasi.

d. Pembuatan model dan analisis data

Bila input data telah masuk dan tersusun dalam bentuk basis data, maka proses pembuatan model (modeling) dan analisis data menjadi efisien, dapat dilakukan kapan saja dan dapat dipadukan dengan input data

(26)

peta baru. Pada bagian inilah terletak manfaat SIG yang besar, yakni ketika seluruh data telah tersedia dalam bentuk digital.

e. Tumpang Susun (overlay)

Tumpang susun merupakan langkah dalam SIG yang dapat dilakukan secara manual, tetapi cara manual terbatas kemampuannya. Bila peta yang akan ditumpang susunkan lebih dari 4 lembar peta tematik, maka akan terjadi kerumitan besar dan sukar diurut kembali dalam menyajikan satuan pemetaan baru.

f. Output

Sub sistem ini berfungsi untuk menayangkan (displaying) informasi baru dan hasil analisis data geografis secara kuantitatif maupun kualitatif. Wujud keluaran ini berupa peta, tabel atau arsip elektronik (file). Keluaran data ini tidak hanya ditayangkan pada monitor, tetapi selanjutnya perlu disajikan dalam bentuk cetakan (hard copy), dengan maksud agar dapat dibaca, dianalisis, dan diketahui persebarannya secara visual (khusus untuk data peta).

5. Sumber Data Sistem Informasi Geografis

Sistem Informasi Geografis memerlukan data masukan agar dapat berfungsi dan memberikan informasi lain hasil analisanya (Petrus, 1994). Adapun Data masukan tersebut dapat diperoleh dari tiga sumber berikut ini , yaitu:

a. Data citra pengindraan jauh yang berupa foto udara atau radar dapat diinterprestasikan terlebih dahulu sebelum dikonversikan ke dalam bentuk digital melalui pelarikan atau scanning.

(27)

b. Data lapangan, data ini diperoleh langsung dari pengukuran lapangan secara langsung.

c. Data peta merupakan informasi yang telah terekam pada peta kertas atau filem, dikonversikan kedalam bentuk digital.

C. ArcGIS

1. Pengertian ArcGis

Menurut Eddy (2011) bahwa: “ArcGis adalah produk sistem software yang merupakan kumpulan (terintegrasi) dari produk-produk software lainnya dengan tujuan untuk membangun Sistem Informasi Geografi (SIG) yang lengkap”.

ArcGIS merupakan software GIS yang dibuat oleh ESRI (Environmental System Research Institute) yang berpusat di Redlands, California, USA. Software ini sangat populer di kalangan pengguna GIS, dan merupakan salah satu software GIS yang paling banyak digunakan diseluruh dunia. Saat ini, ArcGIS telah dirilis hingga versi 10.3.

ArcGIS membutuhkan spesifikasi perangkat keras (hardware) yang cukup tinggi, dengan Operating System (OS) Microsoft Windows XP ke atas. ArcGIS dikembangkan oleh ESRI (Environmental Systems Research Institut) sebuah perusahaan yang memfokuskan diri pada solusi pemetaan digital terintegrasi

(Nur, 2010).

Menurut Eddy (2011),ArcGIS merupakan perangkat lunak yang terbilang besar. Perangkat lunak ini menyediakan kerangka kerja yang bersifat scalable (bisa diperluas sesuai kebutuhan) untuk mengimplementasikan suatu rancangan aplikasi SIG, baik bagi pengguna tunggal (single user) maupun bagi lebih dari satu pengguna yang berbasiskan desktop, menggunakan

(28)

server, memanfaatkan layanan web, atau bahkan yang bersifat mobile untuk memenuhi kebutuhan pengukuran di lapangan.

Dengan ArcGIS kita memanfaatkan fungsi desktop maupun jaringan. Dengan ArcGIS kita bisa memakai fungsi pada level ArcView, ArcEditor, ArcInfo, dengan fasilitas ArcMap, ArcCatalog, dan ArcToolbox. ArcGIS yang merupakan sebuah software pengolah data spasial memiliki berbagai keunggulan yang dapat dimanfaatkan oleh kalangan pengolah data spasial. Termasuk dalam hal ini ArcGIS dapat digunakan untuk berbagai aplikasi kajian daerah pesisir dan laut.

Aplikasi dan analisa SIG yang dapat dilakukan oleh ArcGIS antara lain; pemetaan, analisa geografi, editing, manajemen data, kompilasi, visualisasi data, dan geoprocessing. Selain itu, dengan menggunakan ArcGIS kita dapat melakukan pengolahan data spasial dalam aplikasinya di berbagai bidang. Termasuk dalam hal ini adalah dalam aplikasi kelautan. ArcGIS merupakan satu software SIG terbaik di dunia dan telah digunakan oleh jutaan penggunannya.

Dalam kaitan inilah pihak pengembangan ArcGIS merancangnya sedemikian rupa hingga terdiri dari beberapa framework yang siap berkembang terus dalam rangka mempermudah pembuatan aplikasi-aplikasi SIG yang benar-benar sesuai dengan kebutuhan penggunanya.

Adapun framework ArcGIS tersebut diantaranya sebagai berikut :

a. ArcGIS Desktop : Kumpulan Dari beberapa aplikasi perangkat lunak SIG propesional yang terintegrasi dengan baik.

(29)

b. ArcGIS Engine : kumpulan beberapa komponen perangkat lunak SIG yang bisa diembed (diintegrasikan secara solid dengan aplikasi buatan pengguna) untuk membangun aplikasi SIG sesuai kebutuhan pengguna. c. ArcGIS Server atau Server GIS merupakan kumpulan dari beberapa

aplikasi perangkat lunak yang berfungsi sebagai server SIG di lingkungan sistem ArcGIS.

d. Mobile GIS beberapa aplikasi perangkat lunak ArcGIS yang bekerja pada platform tablet PC computing.

Framework ArcGIS dapat berubah sesuai dengan perkembangan konsep, teknologi, dan implementasi yang dimiliki yang pada dasarnya juga tercermin dari muatan yang terdapat di dalam versi-versi perangkat lunak ArcGIS yang bersangkutan. Demikian halnya dengan komponen-komponen aplikasi yang terdapat di dalam setia framework tersebut maka lengkap dari waktu ke waktu. Sementara itu, jika komponen-komponen aplikasi perangkat lunak yang terdapat didalam framework ArcGIS dituliskan lebih detail dan disusun bersama dengan keterkaitannya satu sama lain, maka akan tampak konfigurasi atau arsitektur.

ArcMap merupakan menu utama dalam ArcGIS yang digunakan untuk membuat (create), menampilkan (viewing), memilih (query), editing, composing dan publishing peta (Anonim, 2007). Komponen-komponen ArcMap antara lain :

a. Table Of Contents (TOC) merupakan list atau daftar isi data yang ditampilkan dalam Map Area dan menyusun susunan layer,

b. Mengaktifkan layer dan me-nonaktifkan layer,

(30)

D. Global Positioning System (GPS)

1. Pengertian GPS

Menurut Supriono (2010), GPS atau singkatan dari Global Positioning System merupakan suatu teknologi pemantau posisi di bumi yang memanfaatkan teknologi satelit. Untuk menjalankan sistem ini, selain satelit GPS juga dibutuhkan perangkat penerima sinyal GPS (GPS receiver). GPS receiver inilah yang berfungi sebagai titik tujuan yang menentukan lokasi bumi.

Menurut Puntodewo et al., (2003) pada survei untuk fitur line dilakukan pada survei jalan, sungai atau juga perencanaan untuk saluran air dan batas wilayah dengan menggunakan GPS. Sementara data poligon atau area dapat dilakukan pada survei untuk landuse, survei untuk perencanaan wilayah lindung dan banyak lagi. Kemudahan teknologi menjadi faktor penunjang lainnya sehingga penggunaan GPSmenjadi pilihan yang paling mudah dalam mengambil data GPS. Saat ini GPSterkoneksi dengan software GIS sehingga bisa mempermudah pengolahan data dari GPS untuk langsung menjadi data digital peta dalam software GIS. Setelah data GPS dikonversi dalam peta digital, langkah selanjutnya adalah menambahkan database sebanyak mungkin yang dilakukan dengan menggunakan software GIS.

2. Cara Kerja dan Langkah-Langkah Menggunakan GPS

Menurut Suryowidiyanto (2008), sebuah receiver GPS bekerja dengan mengukur jarak kearah tiga atau lebih satelit yang ada dalam bidang pandangnya. Receiver mengetahui tempat tiap satelit berada, kapanpun juga karena memiliki almanak (seperti kalender) dalam memorinya.

(31)

Untuk mengukur jarak ke suatu tempat yang sangat jauh jaraknya, GPS melakukan dengan mengatur waktu berapa lama sinyal tiba dari satelite dan kemudian menghitung jaraknya berdasarkan kecepatan sinyal radio tersebut. GPSmembaca kode dan menghitung perbedaan antara waktu keberangkatan dan kedatangannya sinyal saat meninggalkan satelit.

Berikut merupakan langkah dalam menggunakan GPS : a) Tekan dan tahan untuk menghidupkan unit atau mematikan, b) Tekan dan lepaskan untuk menyesuaikan lampu nyala dan mati,

c) Tekan atas, bawah, kiri, atau kanan untuk menyorot pilihan dan untuk memasukan data, atau memindahkan peta panah,

d) Tekan untuk memperbesar atau memperkecil pada halaman peta, e) Tekan untuk menggulir ke atas atau kebawah daftar pada halaman lain, f) Tekan dan lepaskan untuk siklus melalui halaman utama,

g) Tekan dan tahan untuk menghidupkan atau mematikan kompas, h) Tekan dan tahan setiap saat untuk melihat menu menemukan, i) Tekan terus selama mob,

j) Tekan dan tahan untuk melihat opsi halaman, k) Tekan dua kali untuk melihat menu utama,

l) Tekan dan tahan setiap saat untuk menandai lokasi anda saat ini,

m) Tekan dan lepaskan untuk masuk disorot pilihan, data atau mengkonfirmasi pada pesan layar,

n) Tekan dan tahan untuk membatalkan entri data atau keluar dari halaman.

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Akurasi Receiver

Menurut Marine (2005), ada beberapa faktor yang secara tetap mempengaruhi akurasi perhitungan GPS terhadap koordinat suatu posisi.

(32)

Tabel 1. Perkiraan Kesalahan GPS

Faktor-faktor yang mempengaruhi receiver GPS No Jenis/sumber kesalahan Tingkat akurasi (m)

1 Kesalahan Receiver 1.2

2 Kesalahan Availibility 7.5

3 Kesalahan jam satelit 0.6

4 Kesalahan Atmosfer (ionosfer) 3.6 5 Selective Ephmeris 0.6

Berikut penjelasan faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat keakurasian sebuah receiver GPS :

a) Kesalahan Receiver, jam direceiver selalu memiliki kesalahan lebih dibanding akurasi jam satelit. Kesalahan ini cukup signifikan, akan tetapi diimbangi dengan melakukan triangulasi 4 satelit.

b) Selective Avaibilility(SA) yang mengembangkan sistem secara intensif dan berselang-seling mengacak dengan sinyal satelit. Sehingga kita tidak pernah tahu kapan receiver GPS kita memberi posisi akurat dan kapan tidak akurat, pengacakan semacam ini disebut Selectif Availibility (SA). Tujuannya agar masyarakat umum dan militer asing tidak bisa menggunakan GPS untuk mendapatkan lokasi yang sangat akurat.

c) Kesalahan jam satelit, satelit memiliki jam atom yang sangat akurat, tetapi selalu ada batas kesalahan yang kecil.

d) Gangguan atmosfer, perubahan tetap dalam lapisan lonosfer di atmosfer bumi mempercepat atau memperlambat sinyal, karena itu membuat perhitungan jarak sedikit tidak tepat.

e) Kesalahan Ephemeris, tiap posisi satelit dapat berubah dari orbit yang dihitung disebabkan oleh tarikan gravitasi dari matahari dan bulan. Satelit tersebut dimonitor oleh stasiun kontrol oleh militer AS dan biasanya selalu dikoreksi

(33)

Sumber kesalahan yang berbeda, yang tidak dikontrol karena satu atau lain sebab, disebabkan oleh konfigurasi satelit. Ingat bahwa triangulasi menjadi paling akurat jika titik-titik tempat melakukan triangulasi berada pada sudut yang lebar satu sama lain relatif ke tempat berdiri. Jika semua satelit berkelompok di satu tempat di angkasa, perhitungan posisi tidak akan seakurat jika satelit-satelit tersebut tersebar secara luas. Masing-masing dari 24 satelit GPS bergerak dalam orbitnya sendiri atau memiliki garis edar mengelilingi bumi, sehingga satelit-satelit tersebut selalu mengubah konfigurasi di angkasa. Ketika satelit tersebut dikonfigurasikan sehingga beberapa berada dalam bidang pandang receiver dan tersebar melintasi angkasa, lokasi yang dihitung akan sangat akurat.

4. Ketelitian GPS

Akurasi atau ketepatan perlu mendapat perhatian bagi penentuan koordinat sebuah titik atau lokasi. Koordinat posisi ini akan selalu mempunyai faktor kesalahan yang lebih dikenal dengan tingkat akurasi. Misalnya alat tersebut menunjukkan sebuah titik koordinat dengan akurasi 3 meter, artinya posisi sebenarnya bisa berada di mana saja dalam radius 3 meter dari titik koordinat (lokasi) tersebut. Makin kecil angka akurasi, maka posisi alat akan menjadi semakin tepat.

GPStipe navigasi hanya cocok untuk pengukuran dalam pembuatan peta dengan skala diatas 10.000. Jika peta yang dihasilkan menggunakan skala dibawah 10.000 maka harus menggunakan GPS tipe geodetik dengan ketelitian yang lebih tinggi, terutama jika pengambilan titik (point) tidak berada diruang terbuka. Hal ini dikarenakan faktor ketelitian data yang dihasilkan,

(34)

semakin tinggi tingkat ketelitian GPS maka semakin tinggi pula presisi ketelitian data yang didapatkan.

5. Memilih GPS yang Tepat

Menurut Suryowidiyanto (2008), banyak sekali jenis navigasi yang disediakan oleh pasar, dari berbagai macam pabrik hingga berbagai macam fitur yang disediakan. Hal ini bisa membuat seorang pemula menjadi bingung dalam memilih. Kebutuhan masing-masing pengguna tidaklah sama, sehingga hanya pengguna yang dapat menentukan pilihannya, orang lain hanya dapat memberikan informasi atau berbagi pengalaman saja.

Ada beberapa faktor yang harus dipertimbangkan dalam memilih GPS. a) Kemudahan dalam download dan upload data.

b) Tingkat ketelitian GPS.

c) Menggunakan Support basemap atau tidak. d) Tingkat sensitifitas GPS.

e) Ketersediaan memory external. f) Ukuran layar.

g) Kemudahan operasi.

h) Fasilitas kompas GPS dan Altimeter.

i) Jumlah tracklog dan waypoint yang bisa direcord dalam GPS.

E. Perguruan Tinggi Swasta (PTS)

1. Pengertian Perguruan Tinggi Swasta

Perguruan Tinggi Swasta (PTS) adalah perguruan tinggi yang dimiliki dan dikelola oleh perorangan atau kelompok/yayasan tertentu. Umumnya, perguruan tinggi negeri mendapat subsidi dari pemerintah dalam pengelolaan

(35)

dan pelaksanaan pendidikan, sedangkan perguruan tinggi swasta pembiayaan pengelolaan dan pelaksanaan pendidikan menjadi tanggung jawab perguruan tinggi yang bersangkutan sepenuhnya. Pemerintah hanya bertugas sebagai pengawas dan pemberi ketentuan kurikulum dalam proses pembelajaran dengan UU yang berlaku (Anonim, 2015).

2. Kelebihan Perguruan Tinggi Swasta

a) Masuk Perguruan Tinggi Swasta lebih mudah.

b) Mahasiswa di PTS lebih diperhatikan oleh dosen karena jumlah mahasiswanya yang lebih sedikit.

c) Kegiatan akademik yang tidak begitu ketat, sehingga mahasiswa dapat mengatur waktunya dengan baik

d) Terkadang ada biaya yang lebih murah dari PTN (tidak semua PTS) e) PTS yang mempunyai kampus cabang akan mempermudah mengakses.

3. Kekurangan Perguruan Tinggi Swasta

a) Beberapa biaya di PTS relatif lebih mahal (terutama yang sudah memiliki nama baik dan memiliki fasilitas lengkap).

b) Fasilitas yang ada di kampus harus di observasi terlebih dahulu, seperti: 1) Gedung

2) Laboratorium 3) Perpustakaan 4) Kelas, dan lain-lain.

c) Peluang beasiswa relatif kecil atau tidak sebanyak PTN.

Menurut tingkat kedudukannya, perguruan tinggi swasta terbagi menjadi 3 status, yaitu:

(36)

a) Perguruan Tinggi dengan status terdaftar berlaku untuk jangka waktu 5 tahun.

b) Perguruan Tinggi dengan status diakui berlaku untuk jangka waktu 4 tahun c) Perguruan Tinggi dengan status disamakan berlaku untuk jangka waktu 3

tahun.

4. Macam-macam Bentuk Peguruan Tinggi

Berikut ini penjelasan tentang macam-macam bentuk perguruan tinggi di Indonesia, sebagai berikut (Anonim. 2015):

a. Akademi

Akademi adalah bentuk perguruan tinggi yang memberikan porsi keterampilan lebih banyak dibanding teori dan waktu yang ditempuh relatif lebih singkat, satu 1-3 tahun (D1, D2 dan D3). Akademi mencetak lulusan yang lebih terampil untuk memasuki dunia kerja. Perbandingan materi yang diajarkan antara teori dengan praktik adalah 60% : 40%. Bagi lulusannya tidak mendapatkan gelar kecuali Diploma 3 (D3) berhak menyandang Ahli Madya (A.Md).

b. Institut

Institut adalah bentuk perguruan tinggi yang khusus menyelenggarakan program ilmu sejenis, jadi tidak seberagam dibanding universitas. Jenjang ataupun gelar yang akan dicapai tidak berbeda, Ahli Madya (Diploma 3), Sarjana (S1), S2 maupun Dokter.

c. Politeknik

Politeknik adalah bentuk perguruan tinggi yang tidak berbeda dengan akademi, hanya mengkhususkan dalam mencetak tenaga-tenaga ahli/profesional dibidang teknik. Perbandingan materi yang diajarkan antara

(37)

teori dengan praktik 45% : 55%, dengan demikian lulusan politeknik akan lebih cepat adaptasi jika terjun didunia kerja karena lebih siap pakai.

d. Sekolah Tinggi

Sekolah Tinggi adalah bentuk perguruan tinggi yang hanya menyelenggarakan satu bidang/program studi. Misalkan STIE (Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi) yang hanya menyelenggarakan jurusan akuntansi, serta manajemen. Jenjang ataupun gelar yang dicapai tidak berbeda dengan universitas ataupun institut.

e. Universitas

Universitas adalah bentuk perguruan tinggi yang memiliki jenis program studi yang beragam, baik ilmu-ilmu eksakta, sosial, ekonomi, bahasa sampai kesenian. Jenjang pendidikan yang diselenggarakan relatif beragam, mulai diploma, strata satu (S1), pasca sarjana (S2), maupun gelar Dokter.

5. Akreditasi Perguruan Tinggi

Menurut Anonim (2012) Status akreditasi suatu perguruan tinggi merupakan cermin kinerja perguruan tinggi yang bersangkutan dan menggambarkan mutu, efisiensi, serta relevansi suatu program studi yang diselenggarakan. Saat ini terdapat dua jenis akreditasi oleh pemerintah kepada program studi di perguruan tinggi, yaitu:

a) Status terdaftar, Diakui, atau Disamakan yang diberikan kepada Perguruan Tinggi Swasta.

(38)

b) Status Terakreditasi atau Nir-Akreditasi yang diberikan kepada semua perguruan tinggi (Perguruan Tinggi Negeri, Perguruan Tinggi Swasta dan Perguruan Tinggi Kedinasan).

Karena adanya dua status akreditasi yang sama-sama masih berlaku, saat ini terdapat PTS yang menyandang kedua-duanya untuk program studinya. Hal ini terjadi karena proses pemberian status akreditasi dilakukan melalui dua jalur yang berbeda sesudah terbentuknya Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT), sebelumnya penentuan status didasarkan pada Surat Edaran Dirjen Dikti No.470/D/T/1996. Kemudian pemerintah menetapkan, untuk pelaksanaan akreditasi terhadap suatu PTS/Unit PTS, sepanjang belum pernah dievaluasi (diakreditasi) oleh atau melalui BAN-PT, maka PTS yang bersangkutan dilakukan dengan berpedoman pada kriteria atau Borang Akreditasi dari BAN-PT.

Bulan Desember 1994 BAN-PT dibentuk untuk membantu pemerintah dalam upaya melakukan tugas dan kewajiban melaksanakan pengawasan mutu dan efisiensi pendidikan tinggi. Pembentukan BAN-PT ini menunjukkan bahwa akreditasi perguruan tinggi di Indonesia pada dasarnya adalah tanggung jawab pemerintah dan berlaku bagi semua perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta.

Hal ini sekaligus menunjukkan niat dan kepedulian pemerintah dalam pembinaan penyelenggaraan perguruan tinggi, melayani kepentingan masyarakat, dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat dan memperkaya kebudayaan nasional. Karena tidak lagi membedakan negeri dan swasta, pengertian akreditasi dalam dunia pendidikan tinggi adalah pengakuan atas suatu

(39)

lembaga pendidikan yang menjamin standar minimal sehingga lulusannya memenuhi kualifikasi untuk melanjutkan pendidikan ketingkat yang lebih tinggi atau memasuki pendidikan spesialisasi, atau untuk menjalankan praktik profesinya.

Akreditasi perguruan tinggi yang diterapkan dalam sistem pendidikan nasional dimaksudkan untuk menilai penyelenggaraan Pendidikan Tinggi. Penilaian itu diarahkan pada tujun ganda, yaitu:

a) Menginformasikan Kinerja perguruan tinggi kepada masyarakat

b) Mengemukakan langkah pembinaan yang perlu ditempuh, terutama oleh perguruan tinggi dan pemerintah, serta partisipasi masyarakat.

Peringkat pengakuan yang diberikan oleh pemerintah pada perguruan tinggi didasarkan atas hasil akreditasi perguruan tinggi yang dilaksanakan oleh BAN-PT, dengan melakukan akreditasi yang meliputi akreditasi lembaga dan akreditasi program studi.

Kriteria penilaian untuk akreditasi lembaga terdiri atas: a) Izin penyelenggaraan pendidikan tinggi

b) Persyaratan dan kelayakan

c) Penyelenggaraan pendidikan tinggi d) Relevansi penyelenggaraan program e) Pendidikan dengan pembangunan f) Kinerja perguruan tinggi

g) Efisiensi pengelolaan perguruan tinggi.

Kriteria penilaian untuk akreditasi program studi terdiri atas: a) Identitas

(40)

c) Kesesuaian penyelenggaraan program studi dengan peraturan perundang-undangan

d) Relevansi penyelenggaraan program studi sarana dan prasarana e) Efisiensi penyelenggaraan program studi

f) Produktivitas program studi g) Mutu lulusan.

F. Keadaan Umum Kota Samarinda

Kota Samarinda adalah salah satu kota sekaligus merupakan ibu kota provinsi Kalimantan Timur, Indonesia. Seluruh wilayah kota ini berbatasan langsung dengan Kabupaten Kutai Kartanegara. Kota Samarinda dapat dicapai dengan perjalanan darat, laut dan udara. Dengan Sungai Mahakam yang membelah di tengah Kota Samarinda, yang menjadi "gerbang" menuju pedalaman Kalimantan Timur. Kota ini memiliki luas wilayah 718 kilometer persegi dan berpenduduk 883.838 jiwa (hasil Sensus Penduduk Indonesia 2015), menjadikan kota ini berpenduduk terbesar di seluruh Kalimantan.

1. Letak Geografis Kota Samarinda

Dengan luas wilayah 718 km², Samarinda terletak di wilayah khatulistiwa dengan koordinat diantara 0°21'81"–1°09'16"LS dan 116°15'16"– 117°24'16"BT. Kota Samarinda memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut: Bagian Utara : Kecamatan Muara Badak dan Kutai Kertanegara.

Bagian Selatan : Kecamatan Loa Janan dan Kutai Kertanegara.

Bagian Barat : Kecamatan Tenggarong Seberang dan Muara Badak. Bagian Timur : Kecamatan Muara Badak, Anggana, dan Sanga-sanga di

(41)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat

Penelitian ini dilaksanakan di Kota Samarinda dengan objek pengamatan yang meliputi 21 Perguruan Tinggi Swasta (PTS).

2. Waktu

Penelitian ini akan dilaksanakan selama 6 bulan pada tahun 2016 yang meliputi penyusunan proposal, penyusunan surat perIzinan ke Dinas Pendidikan Samarinda, pengambilan data lapangan, pengolahan data di laboratorium dan penyusunan laporan.

B. Alat dan Bahan

1. Alat yang digunakan :

Alat yang digunakan dalam kegiatan ini dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 2. Daftar nama alat yang digunakan dalam Penelitian.

2. Bahan

Bahan yang digunakan dalam kegiatan ini dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 3. Daftar Nama Bahan yang digunakan dalam Penelitian.

C. Prosedur Kerja

No Nama Alat Jumlah

1. GPS Navigasi 1 Unit

2. Komputer 1 Unit

3. Software Arc GIS 9.3 1 Unit

No. Nama Bahan Jumlah

1 Peta Administrasi Samarinda 2011 1 Sheet

(42)

1. Persiapan

Persiapan meliputi pembuatan proposal, pengurusan surat izin dari kampus untuk tujuan pengambilan data sekunder di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kalimantan Timur Kota Samarinda, penyusunan rencana kerja, konsultasi pembimbing.

2. Pengambilan data Lapangan

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi: a. Data Primer

Data primer merupakan data yang diambil langsung di lapangan meliputi koordinat posisi X, Y dan Z. Pengambilan data tersebut dilakukan menggunakan GPS Navigasi Garmin 62S dengan mengambil koordinat-koordinat objek yang akan dipetakan atau dengan kata lain dapat disebut sebagai metode waypoint.

Adapun langkah-langkah penggunaan GPS dalam pengambilan data lapangan yaitu:

1) Persiapan menuju lokasi yang akan dipetakan, 2) Menyalakan alat Global Positioning System (GPS),

3) Menunggu sampai di layar alat GPS muncul 4 satelit kemudian display, 4) Menyiimpan koordinat ke dalam memori yaitu dengan menekan tombol

MARK  memberi nama pada menu Point Name  menekan tombol Record  memilih Avg  setelah Estimated Accuracy berada dibawah 3 meter kemudian menekan Enter.

(43)

Data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan peneliti dari berbagai sumber yang telah ada (peneliti sebagai tangan kedua). Data dari masing-masing perguruan tinggi merupakan salah satu data sekunder. Data sekunder berupa data tabular yang berfungsi sebagai data attribute seperti tabel 4 dibawah ini.

Tabel 4. Bentuk Tally Sheet Data Sekunder

No

Keterangan Perguruan Tinggi Swasta (PTS) Nama

PTS Alamat Fakultas Jurusan Jenjang Akreditasi

Tahun Berdiri Jumlah Mahasiswa Luas (m2) 1.

Di bawah ini merupakan tabel 3 Koordinat yang diperoleh dari dat GPS.

Tabel 5. Bentuk Tally Sheet Koordinat

Dibawah ini merupakan tabel daftar Perguruan Tinggi Swasta yang non-aktif yang diperoleh dari lapangan.

Tabel 6. Bentuk Tally Sheet Perguruan Tinggi Swasta Non-aktif

No Nama Alamat

3. Pengolahan Data

Data yang sudah diambil selanjutnya diolah di Laboratorium Geomatika dan Laboratorium SIG Program Studi GeoInformatika Politeknik Pertanian Negeri Samarinda, sedangkan untuk pengolahan datanya sendiri menggunakan komputer/laptop dengan aplikasi software ArcGis 9.3. Selanjutnya akan di Overlay dengan peta dasar Kota Samarinda, sehingga didapatkan hasil yang akurat. Pengolahan data terdiri dari ploting hasil

No Koordinat

(44)

pengukuran lapangan, input data attribute. Hasil akhir yang diperoleh berupa peta informasi obyek Perguruan Tinggi Swasta di Kota Samarinda.

a. Download data GPS

Data hasil survei lapangan dari GPS ini berupa titik-titik (Waypoint). Adapun langkah-langkah mendownload data GPS adalah sebagai berikut: 1) Untuk mendownload data dari GPS, membuka aplikasi DNR Garmin,

kemudian mengkoneksikan receiver GPS menggunakan kabel USB ke laptop  menu toolbar  klik GPS Set Port – USB  setelah muncul Connected kemudian selanjutnya mengatur sistem koordinat,

2) Mengatur sistem koordinat, File-Set Projection  muncul DNR Garmin Properties pada lembaran Projection pilihan ESRI, Datum GCS_WGS 1984 zona 50 S OK,

3) Setelah itu, data dapat di download dengan cara memilih Waypoint Download maka secara default data yang diambil akan memunculkan titik yang tersimpan pada GPS.

4) Menyimpan data dalam bentuk shapefile (shp) atau dalam bentuk database (dbf) yaitu pilih toolbar File Save To File – Save As Type (Arcview Shapefile [projected][*.shp]) Save.

(45)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Hasil dari penelitian ini berupa peta pesebaran Perguruan Tinggi Swasta di Kota Samarinda dan menyajikan informasi seputar Perguruan Tinggi Swasta tersebut. Pemetaan Perguruan Tinggi Swasta tersebut dengan menggunakan skala 1:25.000. Dalam penelitian ini diambil data berupa titik koordinat perguruan tinggi dan data atribut terhadap masing-masing perguruan tinggi, yakni nama perguruan tinggi, alamat perguruan tinggi, fakultas, jurusan, jenjang studi, akreditasi perguruan tinggi, tahun berdiri perguruan tinggi, jumlah mahasiswa dan luas lahan perguruan tinggi.

1. Koordinat Perguruan Tinggi Swasta di Kota Samarinda

Hasil penelitian ini berupa data koordinat yang terdiri dari nilai Easting, Northing dan Elevation dengan jumlah titik pesebaran perguruan tinggi swasta sebanyak 21 titik. Untuk data koordinat selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 7 dibawah ini :

Tabel 7. Titik Koordinat Perguruan Tinggi Swasta di Kota Samarinda

No Nama PTS Easting (m) Northing (m) Elevation (m) 1 Akademi Bahasa Asing Colorado 515945 9944810 9,85

2 Akademi Farmasi Samarinda 515530 9949460 18,02

3 Akademi Kebidanan Bunga Husada 515680 9948282 11,01 4 Akademi Kebidanan Mutiara Mahakam 517117 9949383 13,36 5 Akademi Keperawatan Dirgahayu Samarinda 515196 9945120 27,73 6 Akademi Kebidanan Permata Husada

Samarinda 517924 9947297 22,09

7 Akademi Keperawatan Yarsi Samarinda 517708 9943883 32,43 8 IKIP PGRI Kal-tim Samarinda 516388 9948830 12,02

Lanjutan. Tabel 7 No Nama PTS Easting (m) Northing (m) Elevation (m)

(46)

9 Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Muhammadiyah

Samarinda 515396 9947536 11,89

10 STIMI Samarinda 516662 9948865 22,22

11 Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Nasional Samarinda 515944 9944810 10,12 12 Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi Mahakam 515397 9948177 10,62

13 STMIK Samarinda 513654 9945441 31,44

14 STMIK Widya Cipta Dharma Samarinda 516656 9948751 10,87 15 STMIK Sentra Pendidkan Bisnis 516512 9946373 6,32 16 STIKES Wiyata Husada Samarinda 514616 9947946 20,86 17 STIKES Muhammadiyah Samarinda 515517 9947513 31,03 18 Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda 514970 9946877 13,44 19 Universitas Nahdlatul Ulama Kalimantan Timur 514618 9940215 27,42 20 Universitas Widya Gama Mahakam Samarinda 516592 9949042 12,38 21 Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Samarinda 516575 9945165 10,17

2. Jumlah Mahasiswa dan Akreditasi

Dari hasil penelitian dijelaskan bahwa jumlah keseluruhan mahasiswa PTS Kota Samarinda pada 21 titik persebarannya yaitu sebesar 23.471 mahasiswa. Akreditasi Perguruan Tinggi adalah kegiatan penilaian kampus secara sistematis dan komprehensif melalui kegiatan evaluasi diri dan evaluasi eksternal untuk menentukan kelayakan dan kinerja kampus. Adapun hasil penelitian diuraikan seperti pada Tabel 8 dibawah ini:

Tabel 8. Akreditasi dan Jumlah Mahasiswa

No Nama PTS Akreditasi Jumlah

Mahasiswa

1 Akademi Bahasa Asing Colorado B 49

2 Akademi Farmasi Samarinda B 384

3 Akademi Kebidanan Bunga Husada C 488

4 Akademi Kebidanan Mutiara Mahakam C 233

5 Akademi Keperawatan Dirgahayu Samarinda B 385

Lanjutan. Tabel 8

No Nama PTS Akreditasi Jumlah

Mahasiswa 6 Akademi Kebidanan Permata Husada Samarinda C 243

7 Akademi Keperawatan Yarsi Samarinda C 286

(47)

9 Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Muhammadiyah

Samarinda - -

10 STIMI Samarinda - -

11 Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Nasional Samarinda C 516 12 Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi Mahakam C 231

13 STMIK Samarinda BAN-PT 247

14 STMIK Widya Cipta Dharma Samarinda B 1.335

15 STMIK Sentra Pendidkan Bisnis C 318

16 STIKES Wiyata Husada Samarinda B 6.889

17 STIKES Muhammadiyah Samarinda BAN-PT 1.312

18 Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda BAN-PT 6.621 19 Universitas Nahdlatul Ulama Kalimantan Timur BAN-PT 88 20 Universitas Widya Gama Mahakam Samarinda C 2.526 21 Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Samarinda C 277

Jumlah 23.471

Nb : tanda (-) = tidak mendapatkan data

3. Tahun Berdiri dan Luas Lahan Masing-masing PTS

Berdasarkan data yang diperoleh dari penelitian dilapangan mengenai tahun berdiri dan luas masing-masing kampus adalah sebagaimana tercantum pada Tabel 9 dibawah ini.

Tabel 9. Tahun Berdiri dan Luas Lahan Masing-masing PTS

No Nama PTS Berdiri

Tahun

Luas Lahan (m2)

1 Akademi Bahasa Asing Colorado 2000 -

2 Akademi Farmasi Samarinda 2001 1.500

3 Akademi Kebidanan Bunga Husada 2007 800

4 Akademi Kebidanan Mutiara Mahakam 2007 -

5 Akademi Keperawatan Dirgahayu Samarinda 2000 1.983 6 Akademi Kebidanan Permata Husada Samarinda 2007 800

Lanjutan. Tabel 9

No Nama PTS Berdiri

Tahun

LuasLahan (m2) 7 Akademi Keperawatan Yarsi Samarinda 2004 1.084

8 IKIP PGRI Kal-tim 1979 4.000

9 Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Muhammadiyah

Samarinda - -

(48)

11 Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Nasional Samarinda 1998 - 12 Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi Mahakam 1984 17.878

13 STMIK Samarinda 2002 1.600

14 STMIK Widya Cipta Dharma Samarinda 1991 4.516

15 STMIK Sentra Pendidikan Bisnis 2008 1.255

16 STIKES Wiyata Husada Samarinda 2011 24.772

17 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah

Samarinda 2009 20.000

18 Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda 1963 10.000 19 Universitas Nahdatul Ulama Kalimantan Timur 2014 10.000 20 Universitas Widya Gama Mahakam Samarinda 1985 19.230 21 Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Samarinda 1992 2.801 Nb : tanda (-) = belum mempunyai lahan sendiri

4. Informasi Umum Perguruan Tinggi

Informasi umum suatu perguruan tinggi yang penting untuk diketahui oleh masyarakat adalah nama kampus, fakultas, program studi dan jenjang studi. Dalam setiap perguruan tinggi baik perguruan tinggi negeri maupun perguruan tinggi swasta dipimpin oleh seorang Rektor atau Direktur. Untuk setiap perguruan tinggi dilengkapi dengan akreditasi, yangmana merupakan suatu standar penentu kualitas dari sebuah perguruan tinggi. Informasi umum untuk 21 perguruan tinggi swasta di Kota Samarinda tersebut seperti diuraikan pada Tabel 10 dibawah ini:

Tabel 10. Informasi Umum Perguruan Tinggi Swasta

No Nama PTS Fakultas Jurusan/Program Studi Jenjang

1 Akademi Bahasa Asing Colorado - Bahasa Inggris D-III

2 Akademi Farmasi Samarinda - Farmasi D-III

3 Akademi Kebidanan Bunga

Husada - Kebidanan D-III

4 Akademi Kebidanan Mutiara

Mahakam - Kebidanan D-III

5 Akademi Keperawatan

Dirgahayu Samarinda - Keperawatan D-III

6 Akademi Kebidanan Permata

Husada Samarinda - Kebidanaan D-III

7 Akademi Keperawatan Yarsi

(49)

8 IKIP PGRI Kal-tim -

Pendidikan Kepelatihan

Olahraga S-1

Pendidikan Ekonomi S-1

9 Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi

Muhammadiyah Samarinda -

Manajemen Keuangan S-1 Manajemen Pemasaran S-1 Manajemen Sumber Daya

Manusia S-1

10 STIMI Samarinda - Manjemen Informatika S-1

11 Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi

Nasional Samarinda - Manajemen S-1

12 Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi

Mahakam - Ilmu Komunikasi S-1

13 STMIK Samarinda - Sistem Informasi S-1

Manajemen Informatika D-III

14 STMIK Widya Cipta Dharma

Samarinda -

Teknik Informatika S-1 Sistem Informasi S-1 Manajemen Informatika D-III

15 STMIK Sentra Pendidikan Bisnis - Sistem Informasi S-1

Manajemen Informatika D-III

16 STIKES Wiyata Husada

Samarinda -

Ilmu Keperawatan S-1

Kebidanan D-III

Analisis Kesehatan D-III

17 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan

Muhammadiyah Samarinda Kesehatan

Ilmu Keperawatan S-1 Profesi Ners Profesi Kesehatan Masyarakat S-1

Keperawatan D-III

Kesehatan Lingkungan D-III

Lanjutan. Tabel 10

No Nama PTS Fakultas Jurusan/Program Studi Jenjang

18 Universitas 17 Agustus 1945

Samarinda

Hukum Ilmu Hukum S-1

Ekonomi Manajemen S-1

Akutansi S-1

Sosial dan

Politik Administrasi Negara S-1

Psikologi Psikologi S-1

Pertanian Agro Teknologi S-1

Kehutanan S-1

Teknik Teknik Sipil S-1

Arsitektur S-1

19 Universitas Nahdlatul Ulama

Kalimantan Timur -

Teknik Arsitektur S-1 Desain Interior S-1

(50)

Farmasi S-1 Teknik Industri S-1 Teknik Informatika S-1 Teknik Industri Pertanian S-1 Hubungan Internasional S-1 Ilmu Komunikasi S-1

Akuntansi S-1

Pendidikan Anak Usia

Dini S-1

20 Universitas Widya Gama

Mahakam Samarinda

Ekonomi

Manajemen S-1

Akuntansi S-1

Keuangan dan perbankan

Syariah D-IV

Pertanian Agroteknologi S-1

Hukum Hukum S-1

Ilmu Sosial

dan Politik Ilmu Administrasi Negara S-1 Kesehatan

Masyarakat Kesehatan Masyarkat S-1 Ilmu

Keguruan dan Pendidikan

Pend. Bahasa Inggris S-1

Pend. Guru Sekolah

Dasar (PGSD) S-1

Pend. Guru Pendidikan Anak Usia Dini (PG PAUD)

S-1

21 Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi

Samarinda Ekonomi Manajemen S-1

5. Perguruan Tinggi Swasta Non-aktif di Kota Samarinda

Berdasarkan data yang dihimpun di lapangan, ada beberapa Perguruan Tinggi Swasta yang sudah di non-aktifkan, dan adapun perguruan tinggi swasta tersebut sebagaimana tercantum pada Tabel 11 dibawah ini :

Tabel 11. Daftar Perguruan Tinggi Swasta non-aktif

No Nama PTS Alamat

1 ASMI KMPI Samarinda Jl. M. Yamin RT. 05

2 Akademi Pariwisata Nasional Samarinda Jl. M. Yamin Gedung Pramuka 3 Akademi Bisnis Internasional Samarida Jl. M. Yamin No. 6

4 Akademi Sekretari Indonesia Samarinda Jl. M. Yamin No. 6 5 Akademi Maritim Indonesia Samarinda Jl. Panjaitan

Gambar

Tabel 1. Perkiraan Kesalahan GPS
Tabel 7. Titik Koordinat Perguruan Tinggi Swasta di Kota Samarinda
Tabel 8. Akreditasi dan Jumlah Mahasiswa
Tabel 9. Tahun Berdiri dan Luas Lahan Masing-masing PTS
+4

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini akan dilakukan dengan mengumpulkan karya-karya Djenar Maesa Ayu, membaca secara keseluruhan karya-karya yang telah dikumpulkan, menganalisis kecenderungan

Daerah proyek yang keadaan lapanganya atau pada tempat – tempat lokasi bangunan yang masih berupa hutan, maka sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai, agar terlebih

Tujuan penelitian ini adalah untuk lebih memahami kesadaran hukum Ibu terhadap kewajiban pemberian ASI Eksklusif pada Bayi di Sampang dan untuk memahami tentang upaya apa saja yang

Pemberdayaan kemampuan berpikir kritis dapat dilakukan melalui model pembelajaran Search, Solve, Create and Share (SSCS) dengan media video.Tujuan penelitian adalah

Dalam rangka kegiatan Sertifikasi Guru dalam Jabatan untuk guru-guru di lingkungan Departemen Agama (Depag), Panitia Sertifikasi Guru Rayon 15 telah melaksanakan Pendidikan dan

Nilai signifikan tersebut lebih besar dari 0.05 dan nilai F hitung lebih besar dari F table dengan nilai sebesar 6.591 yang diperoleh dari perhitungan rumus FINV pada Microsoft

Indikator kepemimpinan transformasional adalah indikator inspirational motivation dengan nilai 0,690, karena pemimpin yang mampu memotivasi bawahannya dan berkomitmen

Pada penelitian ini akan dilakukan penentuan pH optimum reaksi Pb(II) dengan ARS, validasi metode spektrofotometri UV-Vis untuk pengukuran logam timbal dan