• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM MATERI MACAM-MACAM HEWAN BERDASARKAN JENIS MAKANANNYA MELALUI MEDIA POP-UP BOOK PADA SISWA KELAS IV MI MA’ARIF KUMPULREJO 02 KECAMATAN ARGOMULYO KOTA SALATIGA TAHUN PELAJARAN 20182019 SKRIPSI Diajukan untuk

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM MATERI MACAM-MACAM HEWAN BERDASARKAN JENIS MAKANANNYA MELALUI MEDIA POP-UP BOOK PADA SISWA KELAS IV MI MA’ARIF KUMPULREJO 02 KECAMATAN ARGOMULYO KOTA SALATIGA TAHUN PELAJARAN 20182019 SKRIPSI Diajukan untuk "

Copied!
194
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM

MATERI

MACAM-MACAM HEWAN BERDASARKAN

JENIS MAKANANNYA MELALUI MEDIA

POP-UP

BOOK

PADA SISWA KELAS IV MI MA’ARIF KUMPULREJO 02

KECAMATAN ARGOMULYO KOTA SALATIGA

TAHUN PELAJARAN 2018/2019

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna

Memperoleh

Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh:

ANIQ AMALIA

NIM 115-14-026

PROGAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

SALATIGA

(2)

PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM

MATERI

MACAM-MACAM HEWAN BERDASARKAN

JENIS MAKANANNYA MELALUI MEDIA

POP-UP

BOOK

PADA SISWA KELAS IV MI MA’ARIF KUMPULREJO 02

KECAMATAN ARGOMULYO KOTA SALATIGA

TAHUN PELAJARAN 2018/2019

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan

Oleh:

ANIQ AMALIA

NIM 115-14-026

PROGAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

SALATIGA

(3)

(4)
(5)
(6)
(7)

MOTTO

ْمُكاَّيِإَو اَهُ قُزْرَ ي ُهَّللا اَهَ قْزِر ُلِمَْتَ َّلَّ ٍةَّباَد نِّم نِّيَأَكَو

ۚ

ُميِلَعْلا ُعيِمَّسلا َوُهَو

[ ٠٦:٩٢ ]

Dan berapa banyak binatang yang tidak (dapat) membawa (mengurus)

rezekinya sendiri. Allahlah yang memberi rezeki kepadanya dan kepadamu

(8)

PERSEMBAHAN

Skripsi ini penulis persembahkan kepada:

1. Kedua orang tuaku (Bapak Mahfudz dan Almarhummah Ibuku tercinta Sri

Inchari) sebagai madrasah pertama yang selalu mendukung saya dalam

belajar baik lahir maupun batin, selalu memberikan yang terbaik,

mengorbankan segala-galanya, tak pernah berhenti mendoakan dan selalu

memberi motivasi, menyayangi serta mencurahkan perhatiannya kepada

saya sehingga saya se-semangat ini dalam menyelesaikan studi S1.

Semoga Allah selalu menyayangi kalian, dan semoga kalian selalu dalam

keadaan bahagia meski di tempat yang berbeda;

2. Kedua adikku tercinta M. Sulthan Kautsar dan M. Fawwas Ar rosikhin

yang selalu memberi warna dalam kehidupan saya, membuat saya selalu

semangat dalam menggapai cita-cita karena kelak sayapun menjadi

tulang punggung mereka. Harapan saya adalah selalu ingin menjadi

contoh baik buat kedua adik saya. Semoga kalian menjadi anak yang

sholeh, dan berakhlakul karimah;

3. Terima kasih juga buat budheku Munisah (Bringin) yang membantu

membiayai kuliah saya dari semester 3. Semoga budhe Sah selalu diberi

kesehatan dan rizki yang berlipat-lipat.

4. Kepada keluarga Pendem trimakasih telah menjadi orang-orang baik

yang welcome dengan saya, memperlakukan saya seperti layaknya

keluarga sendiri. Begitu bahagianya saya bisa mengenal kalian. Semoga

(9)

5. Sahabat-sahabat terbaikku (Mbak Dewi Setiawati, Baeti Lina Halimah,

Ulva Dwiana, Sofiatun Ni’mah, Ana Rofiqoh, Asprillia Putri, Ziyadatur

Rofi’ah, Asalia Faizah, Hikmatul Maskuroh, Siti Muzaro’ah, Siti Alfiatun,

Endang Sulistiyowati, Silvia Putriana, Sofi Cimot dan Siti Sholikhatul

Mubarokah) yang selalu memberi semangat dalam hal apapun. Semoga

(10)

KATA PENGANTAR

“Bismillahirrohmanirrohim”

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha

Penyayang. Segala puji penulis haturkan kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan limpahan rahmat, taufiq, serta hidayah-Nya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi dengan judul Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi

Macam-Macam Hewan Berdasarkan Jenis Makanannya Melalui Media Pop-Up

Book pada Siswa Kelas IV MI Ma’arif Kumpulrejo 02 Kecamatan Argomulyo

Kota Salatiga Tahun Pelajaran 2018/2019. Sholawat serta salam semoga

senantiasa tercurah kepada junjungan kita Nabi Agung Muhammad SAW yang

kita nanti-nantikan syafaatnya di hari akhir nanti.

Penulisan skripsi ini tentu tidak terlepas dari bimbingan, bantuan, dan

motivasi dari berbagai pihak, maka dari itu pada kesempatan ini penulis

mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga;

2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Dekan FTIK IAIN Salatiga;

3. Ibu Peni Susapti, M.Si. selaku Ketua Jurusan PGMI IAIN Salatiga;

4. Bapak Jaka Siswanta, M.Pd. selaku dosen pembimbing akademik yang

telah memberi bimbingan selama kuliah;

5. Ibu Dr. Hj. Maslikhah, S.Ag., M.Si. selaku dosen pembimbing yang selalu

sabar dalam membimbing, memberi saran, motivasi, arahan, serta selalu

meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan dalam penyusunan

(11)

6. Bapak dan Ibu dosen serta seluruh staf karyawan IAIN Salatiga yang telah

memberikan ilmu dan bantuan kepada penulis;

7. Ibu Istiqah Rahayu S.Pd. selaku kepala MI Ma’arif Kumpulrejo 02

Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga yang telah memberikan ijin untuk

penelitian.

8. Bapak Martono M.Pd.I. selaku guru kelas IV MI Ma’arif Kumpulrejo 02

yang telah berkenan bekerjasama dengan penulis sehingga penelitian dapat

berlangsung dengan baik;

9. Kepada teman-teman Tim PPL MI Kumpulrejo 01 yang selalu menggila

bersama (Surya, Gustian, Ulya Defi, Lhaila Yulif, Zulfa Nugrahaini, Nurul

Mutmainah, Rica Risti, Indang Indarwati, Erin, Miftakhussa’adah, dan

Dewi Maghfuroh)

10.Teman-teman Tim KKN posko 8 di Desa Tembelang, Candimolyo,

Magelang (Agus Rohman, Ulin Nuha, Muhammad Hasan, Laeli Dwi,

Erika Wijayanti, Fitriyanti Rahayu, Rima Safitri, dan Anida Nurmayasari).

11.MENWA BATALYON 953K yang memberikan banyak sekali pelajaran

dan pengalaman menantang bagi penulis. Semoga selalu menjadi

organisasi yang dapat diandalkan oleh kampus dalam hal apapun.

Khususnya untuk sahabat Yudha 38 (Isnaini Nailil Farih, Vita Aprillia, Ali

Mustofa, Eko Partono, Agus Sulistiyo, Ayu Widji, Aisyah Zuhdiana, Area

Risky, dan Eri Kurnia). Semoga kita dieratkan dalam doa .

(12)
(13)

ABSTRAK

Amalia, Aniq. 2018. Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi Macam-Macam Hewan Berdasarkan Jenis Makanannya Melalui Media Pop-Up

Book Pada Siswa Kelas IV MI Ma’arif Kumpulrejo 02 Kecamatan

Argomulyo Kota Salatiga Tahun Pelajaran 2018/2019. Skripsi. Progam Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Dosen Pembimbing Dr. Hj. Maslikhah, S.Ag., M.Si.

Kata Kunci: hasil belajar IPA, media pop-up book

Pembelajaran IPA di MI Ma’arif Kumpulrejo 02 Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga belum menggunakan berbagai media pembelajaran yang aktif dan kreatif. Hal ini menyebabkan siswa cenderung pasif dan kurangnya perhatian siswa terhadap materi yang disampaikan oleh guru terutama materi macam-macam hewan berdasarkan jenis makanannya. Terbukti dari rendahnya hasil belajar siswa yang belum mencapai KKM yang ditentukan sekolah 65. Rumusan masalah penelitian ini adalah apakah penerapan media Pop-Up Book dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi Macam-Macam Hewan Berdasarkan Jenis Makanannya pada siswa kelas IV MI Ma’arif Kumpulrejo 02 Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga Tahun Pelajaran 2018/2019?. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar IPA materi Macam-Macam Hewan Berdasarkan Jenis Makanannya melalui media Pop-Up Book pada siswa kelas IV MI Ma’arif Kumpulrejo 02 Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga Tahun Pelajaran 2018/2019.

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan dalam tiga siklus yaitu Siklus I, Siklus II, dan Siklus III. Masing-masing siklus terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Subjek dari penelitian ini adalah siswa kelas IV yang berjumlah 28 siswa meliputi 16 siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan. Instrumen penilaian meliputi pedoman/lembar pengamatan dan soal evaluasi. Metode pengumpulan data yaitu observasi, tes formatif, dan studi dokumentasi. Data dianalis menggunakan rumus persentase.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan media Pop-Up Book

(14)

DAFTAR ISI

Halaman Sampul ... i

Halaman Judul ... ii

Lembar Logo IAIN ... iii

Persetujuan Pembimbing ... iv

Pernyataan Keaslian Tulisan ... v

Pengesahan Kelulusan ... vi

Motto ... vii

Persembahan ... viii

Kata Pengantar ... x

Abstrak ... xiii

Daftar Isi... xiv

Daftar Tabel ... xvii

Daftar Gambar ... xviii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 6

E. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan ... 8

F. Metode Penelitian ... 9

G. Metode Pengumpulan Data ... 14

H. Instrumen Penelitian ... 15

I. Analisis Data ... 16

(15)

BAB II LANDASAN TEORI

A. Kajian Teori ... 18

1. Hakikat Belajar ... 18

2. Hakikat Hasil Belajar ... 32

3. Hakikat IPA ... 37

4. Hewan Berdasarkan Jenis Makanannya ... 40

5. Media Pop-Up Book ... 49

B. Kajian Pustaka ... 56

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN A. Gambaran Umum MI Ma’arif Kumpulrejo 02 ... 61

B. Pelaksanaan Penelitian ... 68

1. Deskripsi Siklus I ... 68

2. Deskripsi Siklus II ... 75

3. Deskripsi Siklus III ... 82

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Paparan Siklus ... 88

B. Deskripsi Pra Siklus ... 88

1. Deskripsi Data Siklus I ... 90

2. Deskripsi Data Siklus II ... 87

3. Deskripsi Data Siklus III ... 89

C. Pembahasan ... 96

(16)

B. Saran ... 102

DAFTAR PUSTAKA ... 105

(17)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1. Batas Wilayah Desa Ngronggo ... 62

Tabel 3.2. Identitas Sekolah ... 63

Tabel 3.3. Daftar Fasilitas dan Prasarana MI Kumpulrejo 02 ... 63

Tabel 3.4. Daftar Guru dan Staf MI Kumpulrejo 02 ... 64

Tabel 3.5. Profil Guru dan Karyawan MI Ma’arif Kumpulrejo 01 ... 65

Tabel 3.6. Daftar Siswa Kelas IV MI Al Ma’arif Kumpulrejo 02 ... 67

Tabel 3.7. Jadwal Pelaksanaan PTK ... 68

Tabel 4.1. Daftar Nilai Hasil Belajar Siswa Pra Siklus ... 88

Tabel 4.2. Daftar Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus I ... 90

Tabel 4.3. Daftar Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus II ... 93

Tabel 4.4. Daftar Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus III ... 95

(18)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1. Bagan Rancangan PTK ... 12

Gambar 2.1. Golongan Hewan Herbivora ... 46

Gambar 2.2. Golongan Hewan Karnivora ... 47

Gambar 2.3. Golongan Hewan Omnivora ... 49

Gambar 3.1. Peta Dusun Ngronggo ... 61

Gambar 4.1. Grafik Prestasi Hasil Belajar ... 98

Gambar 4.2. Grafik Hasil Belajar Siswa Siklus I ... 99

Gambar 4.3. Grafik Hasil Belajar Siswa Siklus II ... 99

Gambar 4.4. Grafik Hasil Belajar Siswa Siklus III ... 100

(19)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional, Pasal 1 ayat 1 disebutkan bahawa “Pendidikan adalah usaha sadar

dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran

agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,

akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa

dan negara”. Berdasarkan pernyataan tersebut dapat dikatakan bahwa

pendidikan merupakan proses pembelajaran yang diarahkan kepada

perkembangan peserta didik (Jufri, 2017: 51).

Pembelajaran adalah kata yang paling tepat untuk mengartikan

instruction, yaitu bagaimana mengelola agar tindakan belajar pada seseorang

atau sejumlah orang secara efektif dan efisien. Pembelajaran merupakan

perpaduan dari dua aktivitas yaitu belajar dan mengajar. Belajar berarti suatu

aktivitas yang dilakukan seseorang dengan sengaja dalam keadaan sadar untuk

memperoleh suatu konsep atau pemahaman, sehingga memungkinkan

seseorang terjadinya perubahan ke perilaku yang lebih baik, sedangkan

mengajar adalah suatu aktivitas membimbing seseorang untuk mendapatkan,

mengubah atau mengembangkan keterampilan, sikap, cita-cita, pengetahuan,

(20)

kaitannya dengan guru, siswa, kurikulum, dan sarana prasarana Howard (dalam

Susanto, 2013: 20).

Mata pelajaran yang diajarakan pada jenjang Sekolah Dasar (SD) atau

Madrasah Ibtidaiyah (MI) salah satunya adalah mata pelajaran Ilmu

Pengetahuan Alam (IPA). Ilmu Pengetahuan Alam memegang peranan penting

dalam kehidupan manusia. Hal ini disebabkan karena kehidupan sangat

tergantung dari alam. Pendidikan IPA merupakan salah satu mata pelajaran di

sekolah yang cukup memegang peran penting dalam pembentukkan karakter

siswa yang berkualitas, karena ilmu pengetahuan alam merupakan sarana

berpikir untuk mengkaji segala sesuatu yang dapat terjadi dalam pengalaman

hidup seorang siswa dikehidupannya sehari-hari, untuk itu perlu adanya

peningkatan kualitas pendidik di bidang sains. Salah satu hal yang harus

diperhatikan adalah peningkatan hasil belajar IPA siswa di sekolah.

Berdasarkan wawancara yang dilakukan pada Selasa 3 April 2018

dengan guru kelas IV MI Ma’arif Kumpulrejo 02 Kecamatan Argomulyo Kota

Salatiga (Bapak Martono M.Pd.I) menegaskan bahwa masalah pembelajaran

IPA materi macam-macam hewan berdasarkan jenis makanannya belum dapat

sepenuhnya dipahami siswa, siswa masih sulit membedakan antara hewan yang

tergolong dalam jenis omnivora, herbivora, maupun karnivora. Pembelajaran

IPA di MI Ma’arif Kumpulrejo 02 Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga hanya

bersifat teacher centered di mana guru hanya menjelaskan suatu konsep materi

dan siswa diberi latihan lewat lembar kerja siswa. Kegiatan pembelajaran

(21)

Media pembelajaran hanya tertulis dalam rencana pelaksanaan pembelajaran,

tanpa adanya tindakkan lanjut. Hal ini terbukti bahwa keberadaan media

pembelajaran yang terdapat di MI tersebut hanya sebatas pajangan yang penuh

debu. Pembelajaran secara konvesional tanpa didukung dengan suatu media

membuat siswa menjadi pasif dan hasil belajar siswa rendah pada mata

pelajaran IPA materi macam-macam hewan berdasarkan jenis makanannya.

Data menunjukkan 28 siswa hanya 4 siswa (14,29%) yang dapat mencapai

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dengan nilai rata-rata 50,89 dengan nilai

KKM mata pelajaran IPA di MI Ma’arif Kumpulrejo 02 adalah 65.

Berdasarkan permasalahan di atas setiap guru dapat menerapkan cara

untuk membuat pembelajaran menjadi lebih menarik di antaranya dengan

menggunakan media pembelajaran. Media pembelajaran sebagai alat bantu

proses belajar mengajar dapat dipergunakan untuk merangsang pikiran,

perasaan, perhatian, dan kemampuan atau keterampilan pembelajaran sehingga

dapat mendorong terjadinya proses belajar yang lebih baik. Media

pembelajaran dapat memudahkan seorang guru dalam melakukan proses

pembelajaran khususnya mata pelajaran IPA, materi macam-macam hewan

berdasarkan jenis makanannya. Peneliti mengambil mata pelajaran ini karena

materi macam-macam hewan berdasarkan jenis makanannya merupakan mata

pelajaran yang dianggap peneliti memungkinkan untuk diadakan inovasi

pembelajaran. Penggunaan media pembelajaran yang sesuai diharapkan dapat

membantu dalam meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV mata pelajaran

(22)

Media menjadi bagian yang tidak terpisahkan untuk memudahkan serta

mewujudkan tercapainya pemahaman materi kepada siswa sehingga seorang

guru diharapkan mampu menggunakan media untuk menciptakan suasana

pembelajaran efektif, kreatif, dan menyenangkan. Media dalam proses belajar

mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, fotografis atau elektronis

untuk menangkap, memproses dan menyusun kembali informasi visual atau

verbal (Hasnida, 2015: 33). Media yang dapat digunakan untuk meningkatkan

hasil belajar IPA salah satunya adalah dengan media Pop-Up Book,

sebagaimana penelitian yang dilakukan oleh Alifah Amri Mirfaqoh (2016)

dengan judul Peningkatan Prestasi Belajar IPA Materi Fotosintesis dengan

Media Pop-Up Book pada Siswa Kelas V MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo

Argomulyo Kota Salatiga Tahun Pelajaran 2016/2017. Hasil penelitian tersebut

menunjukkan bahwa penggunaan media Pop-Up Book dapat meningkatkan

prestasi belajar IPA.

Pop-UpBook dipilih sebagai alternatif media yang dikembangkan karena

Pop-Up Book merupakan salah satu bidang kreatif dari paper engineering yang

kini semakin digemari dan sedang berkembang di Indonesia. Pop-Up Book

sudah banyak beredar di pasaran, akan tetapi masih didominasi karya/produk

luar negeri, sedangkan buku lokal masih sangat terbatas. Pop-Up Book karya

anak negeri sejauh ini lebih mendominasi kegiatan di kalangan komunitas

(workshop) atau kebutuhan acara tertentu, misalnya karya Pop-Up Book untuk

buku tahunan sekolah, kartu ucapan, dan undangan. Pop-Up Book yang

(23)

dengan adanya movable book (buku bergerak) dan flip the flap (susunan kertas

bertumpuk) di Eropa. Kehadiran Pop-Up Book lebih diminati oleh masyarakat

karena Pop-Up Book lebih memiliki dimensi dibandingkan dengan movable

book dan flip the flap. Pop-Up Book lebih mudah diingat, karena selain

memiliki dimensi, Pop-Up Book juga dikenal lebih memiliki efek mengejutkan

yang dihasilkan pada saat Pop-Up Book digunakan (Mirfaqoh, 2016: 6).

Penelitian ini bermaksud mengaplikasikan pembelajaran materi

macam-macam hewan berdasarkan jenis makanannya dengan menggunakan media

Pop-Up Book agar siswa menjadi lebih tertarik mempelajari mata pelajaran

IPA. Pemilihan media Pop-Up Book selain sesuai dengan kondisi siswa, juga

dinilai lebih menarik dibandingkan dengan sebelumnya yang hanya

menggunakan lembaran buku siswa. Penggunaan media Pop-Up Book dapat

memotivasi siswa dalam memahami isi materi pembelajaran karena pada

media Pop-Up Book terdapat ilustrasi cerita bergambar yang terlihat lebih

menarik dan apabila media digunakan dapat memberikan kejutan-kejutan pada

setiap halamannya sehingga dapat meningkatkan daya imajinasi anak dalam

memahami isi materi buku tersebut.

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan penelitian tindakan yang

dilaksanakan di dalam kelas ketika pembelajaran berlangsung. Penelitian

Tindakan Kelas dilakukan dengan tujuan untuk memperbaiki atau

meningkatkan kualitas pembelajaran. Penelitian Tindakan Kelas berfokus pada

kelas atau pada proses pembelajaran yang terjadi di dalam kelas (Warso, 2017:

(24)

dengan judul “PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI

MACAM-MACAM HEWAN BERDASARKAN JENIS MAKANANNYA DENGAN

MEDIA POP-UP BOOK PADA SISWA KELAS IV MI MA’ARIF

KUMPULREJO 02 KECAMATAN ARGOMULYO KOTA SALATIGA

TAHUN PELAJARAN 2018/2019”.

B.Rumusan Masalah

Apakah media Pop-Up Book dapat meningkatkan hasil belajar IPA

materi macam-macam hewan berdasarkan jenis makanannya pada siswa kelas

IV MI Ma’arif Kumpulrejo 02 Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga Tahun

Pelajaran 2018/2019?

C.Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar IPA materi

macam-macam hewan berdasarkan jenis makanannya dengan media Pop-Up

Book pada siswa kelas IV MI Ma’arif Kumpulrejo 02 Kecamatan Argomulyo

Kota Salatiga Tahun Pelajaran 2018/2019.

D.Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoretis

a. Hasil penelitian ini dapat memberikan khasanah keilmuan untuk

perkembangan kemajuan dalam bidang pendidikan, terutama dapat

mengembangkan khasanah ilmu tentang peningkatan hasil belajar IPA

materi macam-macam hewan berdasarkan jenis makanannya dengan

(25)

b. Hasil penelitian dapat menambah wawasan dalam bidang penelitian

tentang PTK.

2. Manfaat Praksis

Penelitian ini dapat memberikan manfaat praksis bagi siswa, guru,

dan sekolah.

a. Manfaat bagi Siswa

1) Siswa dapat meningkatkan minat dan pemahamannya dalam belajar

IPA melalui media Pop-Up Book;

2) Siswa dapat meningkatkan keaktifannya dalam mengerjakan tugas,

baik secara individu maupun kelompok dari media Pop-Up Book yang

diberikan;

3) Siswa dapat melatih keberaniannya dalam mengemukakan pendapat,

ide, pertanyaan, dan saran di depan teman-temannya dengan

menggunakan Pop-Up Book; dan

4) Siswa dapat meningkatkan hasil belajar khususnya mata pelajaran IPA

materi macam-macam hewan berdasarkan jenis makanannya dengan

menggunakan media Pop-Up Book.

b. Manfaat bagi Guru

1) Guru dapat memperoleh gambaran praksis tentang peningkatan hasil

belajar IPA materi macam-macam hewan berdasarkan jenis

(26)

2) Guru dapat memberikan kontribusi bagi pengembangan pengajaran

IPA materi macam-macam hewan berdasarkan jenis makanannya

dengan menggunakan media Pop-Up Book; dan

3) Guru dapat memberikan informasi baru bagaimana cara mengatasi

permasalahan yang muncul dalam proses pembelajaran IPA materi

macam-macam hewan berdasarkan jenis makanannya dengan

menggunakan media Pop-Up Book.

c. Manfaat bagi Sekolah

1) Sekolah mendapatkan sumbangan pemikiran dalam meningkatkan

kualitas pembelajaran IPA dengan menggunakan media Pop-Up Book

pada materi macam-macam hewan berdasarkan jenis makanannya;

2) Sekolah dapat meningkatkan kualitas madrasah tersebut melalui

pengembangan media pembelajaran yang tepat sehingga dapat

meningkatkan hasil belajar siswa terhadap materi lain yang diajarkan;

dan

3) Sekolah dapat menerapkan penggunaan PTK untuk memperbaiki

proses pelaksanaan pembelajaran pada mata pelajaran lain.

E.Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan

1. Hipotesis Tindakan

Hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah jika media Pop-Up

Book diterapkan dengan baik dapat meningkatkan hasil belajar mata

(27)

pada siswa kelas IV di MI Ma’arif Kumpulrejo 02 Kecamatan Argomulyo

Kota Salatiga Tahun Pelajaran 2018/2019.

2. Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan merupakan tolok ukur tingkat ketercapaian dari

tindakan yang diberikan (Daryanto, 2011: 83). Penerapan media

pembelajaran Pop-Up Book ini dikatakan efektif apabila indikator yang

diharapkan tercapai. Indikator ketuntasan siswa adalah sebagai berikut:

a. Secara Individu

Siswa dapat mencapai skor ≥ 65 pada mata pelajaran IPA materi

macam-macam hewan berdasarkan jenis makanannya pada Siswa Kelas IV di MI

Ma’arif Kumpulrejo 02 Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga Tahun

Pelajaran 2018/2019.

b. Secara Klasikal

Siklus akan berhenti apabila ≥ 85% dari total siswa dalam satu kelas

mendapat nilai ≥ 65 pada mata pelajaran IPA materi macam-macam

hewan berdasarkan jenis makanannya pada Siswa Kelas IV di MI

Ma’arif Kumpulrejo 02 Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga Tahun

Pelajaran 2018/2019.

F.Metode Penelitian

1. Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian yang peneliti ambil adalah PTK. Penelitian

Tindakan Kelas adalah pencermatan dalam bentuk tindakan terhadap

(28)

secara bersamaan (Suyadi, 2014: 18). Alasan utama pemilihan rancangan

PTK dikarenakan peneliti dapat secara langsung terlibat dalam proses

penelitian.

Penelitian Tindakan Kelas termasuk dalam kegiatan ilmiah, karena

dalam PTK selain peneliti melakukan aksi secara sistematis juga

mengumpulkan data, menganalisis data, dan akhirnya menarik kesimpulan

sehingga dalam PTK kebenaran yang ditemukan merupakan kebenaran yang

bersifat ilmiah.

Tim pelatih proyek Pendidikan Guru Sekolah Menengah atau PGSM

(Warso, 2017: 101-102) mengemukakan bahwa PTK adalah suatu bentuk

kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan yang dilakukan untuk

meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan dalam melaksanakan

tugas, memperdalam pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang

dilakukan itu, serta memperbaiki praktik pembelajaran.

Arikunto, dkk (2014: 2-3) menjelaskan bahwa PTK merupakan suatu

upaya untuk mencermati kegiatan belajar sekelompok siswa dengan

memberikan sebuah tindakan (treatment) yang sengaja dimunculkan.

Tindakan tersebut dilakukan oleh guru bersama-sama dengan siswa di

bawah bimbingan dan arahan guru, dengan maksud untuk memperbaiki dan

meningkatkan kualitas pembelajaran. Penerapan PTK dalam penelitian ini

didasarkan pada temuan masalah pembelajaran yaitu tingkat hasil belajar

(29)

berdasarkan jenis makanannya masih rendah dan ada keinginan guru untuk

memperbaiki tingkat hasil belajar siswa melalui PTK.

2. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV MI Ma’arif Kumpulrejo

02 Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga tahun pelajaran 2018/2019. Alasan

mengambil subjek kelas IV dikarenakan media ini tepat digunakan pada

materi pelajaran tersebut serta merupakan saran bagi peneliti, yang perlu

diadakan inovasi pembelajaran. Peneliti mengambil penelitian di MI Ma’arif

Kumpulrejo 02 Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga karena menurut

peneliti sistem pembelajaran yang terdapat di sekolah masih kurang inovatif

dan masih bersifat konvensional dengan hasil belajar yang masih rendah.

3. Langkah-langkah Penelitian

Langkah-langkah penelitian dalam PTK perlu dibahas secara tersendiri

mengingat setiap langkah dalam penyusunan proposal PTK sering didahului

dengan berbagai hal yang harus dipersiapkan secara cukup teliti. Empat

langkah dalam melakukan PTK yaitu perencanaan, pelaksanaan,

pengamatan, dan refleksi. Berikut ini adalah gambaran keempat langkah

dalam PTK yang dikemukakan oleh Arikunto (dalam Suyadi, 2014: 50)

(30)

Gambar Siklus PTK (Sumber: Suyadi, 2014: 50)

a. Perencanaan

Perencanaan (planning) merupakan langkah pertama yang

dilakukan dalam melakukan penelitian. Kegiatan yang dilakukan adalah:

1)Peneliti menyiapkan materi ajar tentang macam-macam hewan

berdasarkan jenis makanannya;

2)Peneliti menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) materi

macam-macam hewan berdasarkan jenis makanannya dengan

menggunakan media Pop-Up Book;

3)Peneliti menyiapkan lembar soal materi macam-macam hewan

berdasarkan jenis makanannya untuk mengetahui hasil belajar siswa;

4)Peneliti menyiapkan instrumen pembelajaran; Siklus ke-I

Pengamatan

Pelaksanaan Refleksi

Perencanaan

Siklus Ke-II

Pengamatan

Pelaksanaan Refleksi

(31)

5)Peneliti menyiapkan instrumen pembelajaran lembar observasi

kegiatan siswa tentang proses pembelajaran menggunakan media

Pop-Up Book; dan

6)Peneliti menyiapkan instrumen pembelajaran lembar observasi

kegiatan guru tentang penggunaan media pembelajaran Pop-Up Book.

b. Pelaksanaan

Pelaksanaan (acting) adalah menerapkan media pembelajaran

Pop-Up Book yang telah direncanakan, dengan melaksanakan pembelajaran

sesuai dengan desain pembelajaran. Pelaksanaan tindakan terdapat tiga

kegiatan, yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.

c. Pengamatan

Pengamatan (observasing) yaitu mengamati semua peristiwa

selama pelaksanaan tindakan berlangsung. Pengamatan terfokus pada

kegiatan siswa yaitu melihat dengan seksama, mendengar dengan penuh

konsentrasi yang akan mendorong rasa keingin tahuan siswa tentang

materi yang disampaikan.

d. Refleksi

Refleksi (reflecting) dilakukan dengan menganalisis hasil tindakan

sejauh mana tingkat perubahan perilaku siswa sebelum dan sesudah

dilakukannya pembelajaran menggunakan media Pop-Up Book. Refleksi

dapat digunakan untuk memperbaiki tindakan pada Siklus II dan

(32)

G.Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam PTK ini adalah menggunakan metode

observasi, tes formatif, dan studi dokumentasi.

a. Observasi

Observasi adalah kegiatan pengamatan (pengambilan data) untuk

memotret seberapa jauh efek tindakan telah mencapai sasaran (Arikunto,

dkk, 2017: 221). Observasi ini digunakan peneliti untuk mengamati

data-data yang berhubungan dengan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran

berlangsung dengan menggunakan media Pop-Up Book pada materi

macam-macam hewan berdasarkan jenis makanannya.

b. Tes Formatif

Muchtar Bukhori (dalam Arikunto, 2016: 46) mengatakan tes ialah

suatu percobaan yang diadakan untuk mengetahui ada atau tidaknya

hasil-hasil pelajaran tertentu pada seorang murid atau kelompok murid. Tujuan

dari PTK ini dengan menggunakan metode pengumpulan data tes yaitu

untuk mendapatkan data peningkatan hasil belajar yang diperoleh siswa

setelah menerapkan pelajaran IPA materi macam-macam hewan

berdasarkan jenis makanannya dengan menggunakan media Pop-Up Book

dengan melakukan evaluasi setelah pembelajaran selesai di setiap siklus

(Siklus 1, 2, dan 3) supaya dapat mengukur kemampuan dan pemahaman

(33)

c. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi digunakan untuk mencari data-data mengenai

variabel yang berupa catatan, transkip buku, dan sebagainya. Metode ini

digunakan untuk mendapatkan gambaran umum sekolah, keadaan guru,

maupun keadaan siswa (Mulyasa, 2011: 69).

H.Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian secara etimologi dalam Kamus Besar Bahasa

Indonesia berarti alat yang dipakai untuk mengerjakan sesuatu atau sebagai

sarana penelitian berupa seperangkat tes untuk memperoleh data. Secara

terminologi instrumen merupakan alat bantu bagi peneliti dalam

mengumpulkan data (Tim Penyusun kamus pusat bahasa, kamus bahasa

Indonesia, 2008).Instrumen yang digunakan peneliti dalam PTK ini adalah:

1. Pedoman/lembar pengamatan

Pedoman atau lembar pengamatan digunakan untuk mengamati

kegiatan secara langsung yang sedang dilakukan siswa dalam proses

pembelajaran IPA materi macam-macam hewan berdasarkan jenis

makanannya di kelas IV. Hasil observasi ini berupa catatan lapangan yang

mendeskripsikan proses kegiatan pembelajaran yang meliputi antusias

peserta didik dengan menggunakan media Pop-Up Book.

2. Soal evaluasi

Evaluasi yang digunakan yaitu tes tertulis untuk mendapatkan data

yang berupa nilai yang menggambarkan hasil pencapaian target kompetisi

(34)

pilihan ganda dan essay materi macam-macam hewan berdasarkan jenis

makanannya sesuai dengan masing-masing siklus.

I. Analisis Data

Analisis data dilakukan pada setiap siklusnya dengan cara memberikan

soal tes formatif pada setiap akhir pembelajaran. Data yang terkumpul pada

setiap Siklus dianalisis untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa.

Hipotesis hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan statistik untuk

menghitung ketuntasan klasikal dengan menggunakan rumus persentase:

P =

× 100% (Daryanto, 2011: 192) Ket:

P = Persentase

X = Jumlah siswa yang tuntas

Xi = Jumlah seluruh siswa

J. Sistematika Penulisan

Berdasarkan uraian di atas dapat digambarkan sistematika sebagai

berikut ini:

Bagian awal skripsi memuat tentang halaman judul, lembar logo IAIN,

persetujuan pembimbing, pernyataan keaslian tulisan dan kesediaan

dipublikasikan, pengesahan kelulusan, motto dan persembahan, kata pengantar,

abstrak, daftar isi, daftar tabel, dan daftar gambar. Bagian ini secara

keseluruhan memuat lima bab penting, dengan uraian sebagai berikut:

BAB I Pendahuluan. Memuat tentang latar belakang masalah, rumusan

(35)

keberhasilan, metode penelitian, metode pengumpulan data, instrumen

penelitian, analisis data, dan sistematika penulisan.

BAB II Landasan Teori. Memuat tentang kajian teori dan kajian pustaka.

BAB III Pelaksanaan Penelitian. Memuat tentang gambaran umum MI

Ma’arif Kumpulrejo 02 dan pelaksanaan penelitian secara rinci mulai dari

perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, evaluasi dan refleksi.

BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan. Memuat tentang deskripsi

hasil penelitian per siklus dan pembahasan.

BAB V Simpulan dan Penutup. Pada bab ini memuat tentang simpulan

(36)

BAB II

LANDASAN TEORI

A.Kajian Teori

1. Hakikat Belajar

a. Pengertian Belajar

Belajar merupakan aktivitas yang sangat penting bagi

perkembangan individu. Belajar terjadi setiap saat dalam diri siswa, di

manapun, dan kapanpun proses belajar dapat terjadi. Belajar tidak hanya

terjadi di bangku sekolah dan tidak hanya terjadi ketika siswa

berinteraksi dengan guru, tidak hanya terjadi ketika siswa belajar

membaca, menulis, dan berhitung. Belajar bisa terjadi dalam semua

aspek kehidupan (Sriyanti, 2013: 15-16). Gagne (dalam Susanto, 2013:

11) mendefinisikan belajar adalah suatu proses berubahnya perilaku

individu sebagai akibat dari pengalaman. Belajar dan mengajar

merupakan dua konsep yang tidak dapat dipisahkan. Dua konsep ini

menjadi terpadu dalam satu kegiatan dengan adanya interaksi antara guru

dengan siswa dan siswa dengan siswa pada saat pembelajaran

berlangsung. Segala sesuatu yang dipelajari oleh manusia dapat dibagi

menjadi lima kategori, yaitu keterampilan motorik, informasi verbal,

kemampuan intelektual, strategi kognitif, dan sikap.

1) Keterampilan Motorik (motoric skill)

Keterampilan motorik adalah keterampilan yang diperlihatkan

(37)

terpadu. Keterampilan motorik merupakan suatu keterampilan yang

tinggi dalam arti perbuatan yang dimiliki siswa secara spesifik, lancar,

dan efisien.

Keterampilan motorik dalam kehidupan manusia sangat

memegang peranan yang pokok. Seorang anak kecil harus menguasai

berbagai keterampilan motorik, seperti mengenakan pakaian sendiri,

berlatih menggunakan alat-alat makan, mengucapkan bunyi-bunyi

yang berarti, sehingga dapat berkomunikasi dengan orang-orang

disekitarnya dengan baik.

Siswa pada waktu masuk di SD/MI, memperoleh

keterampilan-keterampilan baru seperti memegang alat tulis dengan baik dan

membuat gambar-gambar sesuai imajinasinya.

Keterampilan-keterampilan ini menjadi bekal dalam perkembangan kognitifnya.

2) Informasi Verbal

Informasi verbal adalah hasil data yang diperoleh, diolah, dan

disampaikan secara lisan maupun tulisan kepada penerimanya.

Penerima menyimak melalui indra pendengaran dan pengelihatan

untuk dapat memahami informasi yang diterima, sehingga bisa

disimpulkan bahwa informasi verbal berbentuk uraian, penjelasan atau

ulasan. Informasi verbal sering digunakan untuk banyak kalangan

dalam menyerap informasi karena lebih mudah dipahami dan dicerna.

Informasi verbal sangat dipengaruhi oleh kemampuan otak atau

(38)

dengan berbicara, menulis, dan menggambar berupa simbol yang

tampak (verbal).

3) Kemampuan Intelektual

Kemampuan intelektual adalah kemampuan yang dibutuhkan

untuk melakukan berbagai aktivitas mental, berpikir, menalar, dan

memecahkan masalah. Masyarakat menilai bahwa kemampuan

intelektual siswa dapat dilihat dari kecerdasan dan nilai hasil belajar

yang tinggi. Siswa yang cerdas lebih mungkin menjadi pemimpin

dalam suatu kelompok.

Kemampuan intelektual merupakan potensi bawaan. Hasil

penelitian Wellman terhadap 50 kasus (Sunarto, 2002: 107)

menunjukkan bahwa kemampuan intelektual juga dipengaruhi oleh

kualitas lingkungan. Berkaitan dengan bidang akademik di sekolah,

siswa yang memiliki kemampuan intelektual tinggi atau IQ nya tinggi

diprediksi akan memiliki prestasi belajar yang tinggi.

4) Strategi Kognitif

Strategi kognitif merupakan kemampuan internal yang

terorganisasi untuk membantu siswa dalam proses belajar, proses

berfikir, memecahkan masalah, dan mengambil keputusan. Strategi

kognitif ini sebagai organisasi keterampilan yang internal (internal

organized skill) yang sangat diperlukan untuk belajar mengingat dan

(39)

5) Sikap (atttude)

Sikap adalah pernyataan evaluasi terhadap objek, orang, atau

peristiwa. Sikap mempunyai tiga komponen yaitu kesadaran,

perasaan, dan perilaku. Sikap tidak dapat dilihat langsung tetapi hanya

dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup. Sikap

secara nyata menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap

stimulus tertentu.

Sikap merupakan faktor penting dalam belajar, karena tanpa

kemampuan sikap belajar tidak akan berhasil dengan baik (Susanto,

2013: 1-2). Sikap siswa dalam belajar dapat dipengaruhi oleh perasaan

senang atau tidak senang terhadap tampilan guru, pelajaran, atau

lingkungan sekitarnya. Mengantisipasi sikap siswa dalam belajar, guru

sebaiknya berusaha untuk menjadi guru yang profesional dan

bertanggung jawab terhadap profesinya.

Nasution (2000: 34-35) berpendapat bahwa belajar sangat

kompleks sehingga tidak dapat dikatakan dengan pasti apakah

sebenarnya belajar tersebut. Definisi belajar bergantung pada teori

belajar yang dianut sebagaimana dapat dijelaskan di bawah ini:

a. Belajar adalah perubahan-perubahan fisiologis yang tidak dapat

dibuktikan atau disangkal kebenarannya, tetapi yang nyata ialah

bahwa perubahan terjadi pada salah satu bagian dari organisme.

b. Belajar adalah penambahan pengetahuan. Definisi ini dalam praktik

(40)

memberikan ilmu sebanyak mungkin dan siswa giat untuk

mengumpulkannya.

c. Belajar sebagai perubahan kelakuan berkat pengalaman dan latihan.

Belajar membawa sesuatu perubahan pada individu yang belajar.

Perubahan itu tidak hanya mengenai jumlah pengetahuan melainkan

juga dalam bentuk kecakapan, kebiasaan, sikap, pengertian,

penghargaan, minat, penyesuaian diri siswa. Siswa pembelajar tidak

hanya menambah pengetahuannya, akan tetapi dapat pula

menerapkannnya secara fungsional dalam situasi-situasi hidupnya.

Berdasarkan pendapat di atas penulis menyimpulkan bahwa belajar

adalah suatu proses yang dapat terjadi di manapun dan dilakukan secara

bertahap untuk memperoleh pengetahuan, dan memperbaiki perilaku

yang didapat dari pengalaman sehingga terjadinya perubahan fisiologis.

b. Ciri-ciri Belajar

Baharuddin dan Wahyuni (2008: 15-16) berpendapat ciri-ciri

belajar antara lain dari perubahan tingkah laku yaitu perubahan tingkah

laku terjadi secara bertahap, perubahan tingkah laku bersifat relatif

permanen, perubahan tingkah laku bersifat potensial, perubahan tingkah

laku berasal dari latihan dan pengalaman.

1) Belajar ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku dari tidak

tahu menjadi tahu, dan dari tidak terampil menjadi terampil;

2) Perubahan perilaku relatif permanen, yaitu bahwa perubahan tingkah

(41)

berubah-ubah. Perubahan tingkah laku tersebut tidak akan terpancang seumur

hidup;

3) Perubahan tingkah laku tidak dapat diamati pada saat proses belajar

sedang berlangsung, dan perubahan tingkah laku tersebut bersifat

potensial;

4) Perubahan tingkah laku merupakan hasil latihan atau pengalaman; dan

5) Pengalaman atau latihan dapat memberi penguatan yang akan

memberikan semangat atau dorongan untuk mengubah tingkah laku.

Djamarah (2002: 15-16) berpendapat bahwa ciri-ciri belajar adalah

perubahan terjadi secara sadar, perubahan belajar bersifat fungsional,

perubahan belajar bersifat positif dan aktif, perubahan belajar bukan

bersifat sementara, perubahan menyangkup seluruh aspek tingkah laku.

1) Perubahan Terjadi secara Sadar

Individu yang belajar akan menyadari terjadinya perubahan atau

sekurang-kurangnya individu merasakan telah terjadi adanya suatu

perubahan dalam dirinya;

2) Perubahan Belajar Bersifat Fungsional

Hasil belajar yang terjadi dalam perubahan diri individu

berlangsung terus-menerus dan tidak statis. Suatu perubahan yang

terjadi akan menyebabkan perubahan berikutnya dan akan berguna

(42)

3) Perubahan Belajar Bersifat Positif dan Aktif

Perubahan belajar bertujuan untuk memperoleh sesuatu yang

lebih baik dari sebelumnya. Siswa apabila semakin banyak belajar,

maka semakin banyak pula perubahan yang diperoleh;

4) Perubahan Belajar Bukan Bersifat Sementara

Perubahan bersifat sementara yang terjadi hanya untuk beberapa

saat saja seperti berkeringat, keluar air mata, menangis dan

sebagainya. Perubahan terjadi karena proses belajar bersifat menetap

atau permanen; dan

5) Perubahan Mencakup Seluruh Aspek Tingkah Laku

Perubahan yang diperoleh individu setelah melalui suatu proses

belajar meliputi perubahan keseluruhan tingkah laku jika seseorang

belajar sesuatu sebagai hasil ia akan mengalami perubahan tingkah

laku secara menyeluruh dalam sikap kebiasaan, keterampilan, dan

pengetahuan.

Berdasarkan pendapat di atas penulis menyimpulkan ciri-ciri dari

belajar dapat dilihat dari adanya perubahan tingkah laku individu yang

berproses dari tidak tahu menjadi tahu dan dari tidak terampil menjadi

terampil yang diperoleh dari hasil pelatihan atau pengalaman, perubahan

(43)

c. Tujuan Belajar

Sardiman (2009: 26-28) berpendapat bahwa tujuan belajar secara

umum ada tiga jenis, yaitu untuk mendapatkan pengetahuan, penanaman

konsep dan keterampilan, serta pembentukan sikap.

1) Mendapatkan Pengetahuan

Tujuan belajar pertama adalah untuk mendapatkan pengetahuan,

hal ini ditandai dengan kemampuan berpikir. Pemilik pengetahuan dan

kemampuan berpikir sebagai hal yang tidak dapat dipisahkan. Siswa

tidak dapat mengembangkan kemampuan berpikir tanpa bahan

pengetahuan, sebaliknya kemampuan berpikir akan memperkaya

pengetahuan.

2) Penanaman Konsep dan Keterampilan

Penanaman konsep atau merumuskan konsep juga memerlukan

suatu keterampilan yang bersifat jasmani maupun rohani.

Keterampilan jasmani adalah keterampilan-keterampilan yang dapat

dilihat, diamati, sehingga akan menitikberatkan pada keterampilan

gerak atau penampilan dari anggota tubuh seseorang yang sedang

belajar, sedangkan keterampilan rohani lebih rumit karena tidak selalu

berurusan dengan masalah-masalah keterampilan yang dapat dilihat

bagaimana ujung pangkalnya, tetapi lebih abstrak, menyangkut

persoalan-persoalan penghayatan, dan keterampilan berpikir serta

kreativitas untuk menyelesaikan dan merumuskan suatu masalah atau

(44)

3) Pembentukan Sikap

Pembentukan sikap akan menumbuhkan mental siswa, perilaku,

dan pribadi siswa, maka guru harus lebih bijak dan hati-hati dalam

pendekatannya. Guru membutuhkan kecakapan dalam mengarahkan

motivasi dan berpikir dengan tidak lupa menggunakan pribadi guru itu

sendiri sebagai contoh. Pembentukan sikap mental dan perilaku siswa

tidak akan terlepas dari soal penanaman nilai-nilai. Guru bukan hanya

sekedar pengajar, tetapi betul-betul sebagai pendidik yang akan

memindahkan nilai-nilai itu kepada siswanya.

Tujuan belajar adalah sejumlah hasil belajar yang menunjukkan

bahwa siswa telah melakukan perbuatan belajar, yang umumnya meliputi

pengetahuan, keterampilan dan sikap-sikap yang baru, yang diharapkan

tercapai oleh siswa setelah berlangsungnya proses belajar. Tujuan belajar

merupakan cara yang akurat untuk menentukan hasil pembelajaran

(Hamalik, 2008: 73-75).

Hamalik (2008: 73-75) berpendapat bahwa tujuan belajar terdiri

dari tiga komponen, yaitu tingkah laku terminal, kondisi-kondisi tes, dan

ukuran-ukuran perilaku komponen.

1) Tingkah laku terminal adalah komponen tujuan belajar yang

menentukan tingkah laku siswa setelah belajar.

2) Kondisi-kondisi tes tujuan belajar menentukan situasi yang mana

(45)

3) Ukuran-ukuran perilaku komponen ini merupakan suatu pernyataan

tentang ukuran yang digunakan untuk membuat pertimbangan

mengenai perilaku siswa. Suatu ukuran menentukan tingkat minimal

perilaku yang dapat diterima sebagai bukti, bahwa siswa telah

mencapai tujuan, misalnya: siswa dapat memecahkan suatu masalah

dalam waktu 10 menit. Ukuran-ukuran perilaku tersebut dirumuskan

dalam bentuk tingkah laku yang harus dikerjakan sebagai lambang

tertentu, atau ketepatan tingkah laku, atau jumlah kesalahan, atau

kedapatan melakukan tindakan, atau kesesuaian dengan teori

tertentu.

Berdasarkan pendapat di atas penulis menyimpulkan bahwa tujuan

dari belajar adalah untuk menentukan pembentukan sikap tingkah laku

siswa setelah belajar dan menanamkan konsep keterampilan.

d. Prinsip-prinsip Belajar

Prinsip ilmu belajar menurut ilmu jiwa Gestalt (dalam Nasution,

2000: 43) meliputi:

1) Manusia bereaksi terhadap lingkungan secara keseluruhan, tidak

hanya secara intelektual, tetapi juga secara fisik, emosional, dan

sosial;

2) Belajar adalah penyesuaian diri dengan lingkungan;

3) Manusia berkembang sebagai keseluruhan dari fetus atau bayi dalam

kandungan sampai dewasa;

(46)

5) Belajar hanya berhasil bila tercapai kematangan untuk memperoleh

insight;

6) Belajar tidak mungkin tanpa kemauan untuk belajar. Motivasi

memberi dorongan yang menggerakkan seluruh organisme;

7) Belajar akan berhasil jika terdapat tujuan yang mengandung arti bagi

individu; dan

8) Proses belajar siswa senantiasa merupakan suatu organisme yang

aktif.

Nasution (2000: 46) berpendapat bahwa prinsip-prinsip belajar meliputi:

1) Siswa harus mempunyai tujuan;

2) Tujuan timbul dari hidupnya dan bukan karena dipaksakan oleh

orang lain;

3) Siswa harus bersedia mengalami bermacam-macam kesukaran dan

berusaha dengan tekun untuk mencapai tujuan;

4) Belajar dapat dibuktikan dengan adanya perubahan tingkah laku;

5) Siswa memiliki minat yang besar dalam bidang studi;

6) Belajar akan berhasil dengan jalan berbuat dan melakukan (learning

by doing);

7) Siswa belajar sebagai keseluruhan, tidak hanya secara intelektual

tetapi secara sosial, emosional, dan etis;

8) Siswa memerlukan bantuan dan bimbingan dari guru dalam hal

(47)

9) Diperlukan insight untuk belajar karena semua yang dipelajari harus

benar-benar dipahami;

10) Belajar bukan mengejar satu tujuan, tetapi juga mengejar

tujuan-tujuan lain;

11) Usaha belajar akan memberi sukses yang menyenangkan;

12) Ulangan dan latihan perlu didahului oleh pemahaman; dan

13) Siswa harus memiliki kemauan dan hasrat untuk belajar.

Baharuddin dan Wahyuni (2008: 16) menjelaskan prinsip-prinsip

belajar sebagai berikut:

1) Siswa belajar sesuai dengan tingkat kemampuannya;

2) Siswa dapat belajar dengan baik apabila mendapat penguatan

langsung pada setiap langkah yang dilakukan selama proses belajar;

3) Siswa dalam proses belajar akan menjadi lebih berarti apabila siswa

menguasai setiap langkah pembelajaran;

4) Motivasi belajar siswa akan lebih meningkat apabila siswa diberi

tanggung jawab dan kepercayaan penuh atas belajarnya.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas penulis menyimpulkan

bahwa prinsip belajar adalah siswa belajar bereaksi terhadap lingkungan

secara keseluruhan, siswa harus mempunyai tujuan, belajar

mengembangkan ke arah yang lebih luas, belajar didasari motivasi yang

tinggi, dan belajar dapat dibuktikan dengan adanya perbaikan tingkah

(48)

e. Faktor-faktor Pengaruh Belajar

Faktor-faktor yang memengaruhi belajar menurut Rusyan, dkk

(1989: 23-24) adalah sebagai berikut:

1) Siswa harus melakukan banyak kegiatan melalui sistem saraf seperti

melihat, mendengar, merasakan, dan kegiatan-kegiatan motoris

lainnya;

2) Belajar akan berhasil jika siswa merasa berhasil dan mendapat

kepuasan;

3) Faktor asosiasi mempunyai manfaat besar dalam belajar, karena

semua pengalaman belajar antara yang lama dengan yang baru

secara berurutan diasosiasikan sehingga menjadi satu kesatuan

pengalaman;

4) Faktor kesiapan belajar. Siswa yang siap belajar akan dapat

melakukan kegiatan belajar lebih mudah dan lebih berhasil;

5) Faktor minat dan usaha. Belajar dengan minat dan usaha akan

mendorong siswa untuk belajar lebih baik;

6) Faktor fisiologis. Kondisi badan siswa sangat berpengaruh dalam

proses belajar. Badan yang lemah dan lelah akan menyebabkan

perhatian tidak terkondisi dan sulit untuk fokus belajar; dan

7) Faktor intelegensi. Siswa yang cerdas dapat berhasil dalam kegiatan

belajar karena lebih mudah menangkap, memahami pelajaran, dan

(49)

Hasil belajar yang dicapai siswa merupakan hasil interaksi dari

berbagai faktor yang memengaruhi baik dalam diri (faktor internal)

maupun dari luar diri (faktor eksternal) individu. Pengenalan terhadap

faktor-faktor yang memengaruhi prestasi belajar penting sekali artinya

dalam rangka membantu siswa dalam mencapai prestasi belajar yang

sebaik-baiknya.

1) Faktor Internal

a) Faktor jasmaniah (fisiologi) yang bersifat bawaan maupun yang

diperoleh misalnya pengelihatan, pendengaran, dan struktur tubuh.

b) Faktor psikologis yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh

terdiri atas:

(1) Faktor intelektif yang meliputi:

(a)Faktor potensial yaitu kecerdasan dan bakat; dan

(b)Faktor kecakapan nyata yaitu prestasi yang telah dimiliki.

(2) Faktor non-intelektif, yaitu unsur-unsur kepribadian tertentu

seperti sikap, kebiasaan, minat, kebutuhan, motivasi, emosi,

dan penyesuaian diri.

c) Faktor kematangan fisik maupun psikis.

d) Faktor lingkungan spiritual atau keamanan.

2) Faktor eksternal, terdiri atas lingkungan keluarga, lingkungan sekolah,

lingkungan masyarakat, dan lingkungan kelompok.

3) Faktor budaya seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi, dan

(50)

4) Faktor lingkungan fisik, seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar, dan

iklim.

Faktor-faktor tersebut saling berinteraksi secara langsung ataupun

tidak langsung dalam mencapai prestasi belajar (Ahmadi dan Supriyono,

2004: 138).

Menurut beberapa pendapat di atas penulis menyimpulkan bahwa

faktor-faktor belajar dipengaruhi oleh 2 faktor, yaitu faktor internal

(dalam) dan faktor eksternal (luar). Faktor internal yaitu faktor dari

dalam diri sendiri, meliputi faktor fisiologis, faktor minat, dan faktor

kesiapan, apabila tidak memiliki semangat dari diri sendiri, maka belajar

seperti apapun tetap tidak akan masuk ilmunya. Faktor eksternal yaitu

faktor pendukung yang berasal dari luar, meliputi faktor lingkungan fisik

dan faktor teknologi. Faktor lingkungan fisik yaitu berupa dorongan dari

orang lain, baik dari keluarga maupun orang-orang terdekat lainnya dan

faktor teknologi yaitu faktor yang akan membantu siswa dalam

kelancaran belajar.

2. Hakikat Hasil Belajar

a. Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar adalah perubahan-perubahan yang terjadi pada diri

siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotor

sebagai hasil dari kegiatan belajar. Pengertian tentang hasil belajar

sebagaimana diuraikan tersebut dipertegas lagi oleh Brahim dalam

(51)

sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran di

sekolah yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil tes

mengenal sejumlah materi pelajaran tertentu.

Penulis berpendapat bahwa hasil belajar adalah suatu keberhasilan

yang diperoleh dari proses-proses belajar. Keberhasilan ini bisa berupa

tingkah laku yang lebih baik atau prestasi belajar.

b. Macam-macam Hasil Belajar

Susanto (2013: 6-10) berpendapat hasil belajar meliputi

pemahaman konsep (aspek kognitif), keterampilan proses (aspek

psikomotor), dan sikap siswa (aspek afektif).

1) Pemahaman Konsep (Aspek Kognitif)

Pemahaman konsep diartikan sebagai kemampuan untuk

menyerap arti dari materi atau bahan yang dipelajari. Pemahaman

menurut Bloom adalah seberapa besar siswa mampu menerima,

menyerap, dan memahami pelajaran yang diberikan oleh guru kepada

siswa, sejauh mana siswa dapat memahami serta mengerti apa yang

sudah dibaca, yang dilihat, yang dialami, atau yang dirasakan berupa

hasil penelitian atau observasi langsung yang dilakukan. Aspek

kognitif berkenaan dengan hasil belajar yang terdiri dari ingatan,

pemahaman, analisis, sintesis, dan evaluasi.

2) Keterampilan Proses (Aspek Psikomotorik)

Keterampilan proses merupakan keterampilan yang mengarah

(52)

mendasar sebagai penggerak kemampuan yang lebih tinggi dalam diri

individu siswa. Guru dapat melatih keterampilan proses dan sikap

yang akan dikehendaki, seperti kreativitas, kerja sama, bertanggung

jawab, dan berdisiplin sesuai dengan penekanan bidang studi yang

bersangkutan. Indrawati (dalam Susanto, 2013: 9) merumuskan bahwa

keterampilan proses merupakan keseluruhan keterampilan ilmiah yang

terarah (baik kognitif maupun psikomotorik) yang dapat digunakan

untuk menemukan suatu konsep, prinsip atau teori, untuk

mengembangkan konsep yang telah ada sebelumnya, atau untuk

melakukan penyangkalan terhadap suatu penemuan. Keterampilan ini

digunakan sebagai pengembangan konsep, prinsip, dan teori.

3) Sikap

Sikap tidak hanya merupakan aspek mental semata, melainkan

mencakup pula aspek respon fisik. Sikap ini harus ada kekompakan

antara mental dan fisik secara serempak. Struktur sikap terdiri atas

tiga komponen yang saling menunjang, yaitu representasi yang

dipercayai oleh individu pemilik sikap (kognitif); perasaan yang

menyangkut emosional (afektif); dan aspek kecenderungan

berperilaku sesuai dengan sikap yang dimiliki seseorang.

c. Faktor-faktor yang Memengaruhi Hasil Belajar

Berdasarkan teori Gestalt (dalam Sriyanti, 2013: 25-26),

keberhasilan belajar dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal

(53)

1) Faktor Internal

Faktor Internal adalah faktor-faktor yang ada dalam diri individu

yang sedang belajar. Faktor internal terdiri dari faktor fisiologis dan

faktor psikologis.

a) Faktor fisiologis adalah kondisi fisik yang terdapat dalam diri

individu; dan

b) Faktor psikologis adalah faktor psikis yang ada dalam diri individu.

Faktor psikis tersebut antara lain tingkat kecerdasan, motivasi,

minat, bakat, sikap, kepribadian, dan kematangan.

2) Faktor Eksternal

Faktor Eksternal adalah faktor yang terdapat di luar diri

individu. Faktor eksternal dalam proses belajar di sekolah berarti

faktor-faktor yang berada di luar diri siswa. Faktor ini terdiri dari

faktor non sosial dan faktor sosial.

a) Faktor non sosial adalah faktor di luar individu yang berupa

kondisi fisik yang ada di lingkungan belajar;

b) Faktor sosial adalah faktor-faktor di luar individu yang berupa

manusia. Faktor tersebut berasal dari keluarga, lingkungan

sekolah, dan lingkungan masyarakat. Guru sangat menentukan

kualitas pengajaran di sekolah. Pendapat tersebut diperkuat oleh

Sanjaya (dalam Susanto, 2013: 13) bahwa guru adalah komponen

yang sangat menentukan dalam implementasi suatu strategi

(54)

Dunkin (dalam Wina, 2014: 51) mengemukakan sejumlah aspek

yang dapat memengaruhi kualitas proses pembelajaran dilihat dari faktor

guru, yaitu:

1) Teacher Formative Experience

Teacher formative experience meliputi jenis kelamin serta

semua pengalaman hidup guru yang menjadi latar belakang sosial

mereka.

2) Teacher Training Experience

Teacher training experience meliputi pengalaman-pengalaman

yang berhubungan dengan aktivitas dan latar belakang pendidikan

guru, misalnya pengalaman latihan profesional, tingkat pendidikan,

dan pengalaman jabatan.

3) Teacher Properties

Teacher properties adalah segala sesuatu yang berhubungan

dengan sifat yang dimiliki guru, misalnya sikap guru terhadap

profesinya, sikap guru terhadap siswa, kemampuan dan intelegensi

guru, motivasi dan kemampuan guru baik kemampuan dalam

pengelolaan pembelajaran termasuk didalamnya kemampuan dalam

merencanakan dan evaluasi pembelajaran maupun kemampuan dalam

(55)

3. Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

a. Pengertian IPA

Ilmu Pengetahuan Alam merupakan ilmu yang pada awalnya

diperoleh dan dikembangkan berdasarkan percobaan (induktif), pada

perkembangan selanjutnya IPA juga diperoleh dan dikembangkan

berdasarkan teori (deduktif).

Ilmu Pengetahuan Alam merupakan rumpun ilmu yang memiliki

karakteristik khusus yaitu mempelajari fenomena alam yang faktual

berupa kenyataan atau kejadian dan hubungan sebab akibat. Tiga istilah

yang terlibat dalam IPA yaitu Ilmu, Pengetahuan, dan Alam.

Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui manusia. Ilmu adalah

pengetahuan yang diperoleh secara ilmiah dengan metode ilmiah. Ilmu

Pengetahuan Alam dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari

tentang sebab dan akibat kejadian-kejadian yang terjadi di alam

(Wisudawati dan Sulistyowati, 2014: 23).

Berdasarkan pendapat di atas, penulis menyimpulkan bahwa

pendidikan IPA menekankan pada pemberian pengalaman langsung

untuk mengembangkan kompetensi supaya siswa mampu menjelajahi

dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan pengetahuan alam

diarahkan untuk membantu siswa memperoleh pemahaman yang lebih

(56)

b. Fungsi Mata Pelajaran IPA di MI

Fungsi mata pelajaran IPA di MI menurut (Graninda dan Budiman,

2002: 253-254) adalah sebagai berikut:

1) Guru memberikan pengetahuan tentang berbagai jenis lingkungan

alam dan lingkungan buatan dalam pemanfaatannya bagi kehidupan

sehari-hari;

2) Guru mengembangkan keterampilan proses;

3) Guru mengembangkan wawasan sikap dan nilai yang berguna bagi

siswa untuk meningkatkan kualitas kehidupan sehari-hari;

4) Guru mengembangkan kesadaran tentang adanya hubungan yang

saling berkaitan antara keadaan lingkungan dan pemanfaatanya bagi

kehidupan sehari-hari; dan

5) Guru mengembangkan kemampuan untuk menerapkan ilmu

pengetahuan dan teknologi (IPTEK) serta ketrampilan yang berguna

dalam kehidupan sehari-hari, maupun untuk melanjutkan pendidikan

kejenjang pendidikan yang lebih tinggi.

c. Tujuan Pembelajaran IPA di MI

Tujuan-tujuan pembelajaran IPA di MI menurut (Garnida dan

Budiman, 2002: 254) adalah agar siswa memiliki kemampuan sebagai

berikut:

1) Siswa dapat memahami konsep-konsep IPA dan keterkaitannya

(57)

2) Siswa memiliki keterampilan proses untuk mengembangkan

pengetahuan, gagasan tentang alam sekitar;

3) Siswa bersikap ingin tahu, terbuka, kritis, mawas diri, bertanggung

jawab, bekerjasama, dan mandiri;

4) Siswa mampu menggunakan teknologi sederhana yang berguna untuk

memecahkan suatu masalah yang ditemukan dalam kehidupan

sehari-hari; dan

5) Siswa dapat mengenal dan memupuk rasa cinta terhadap alam sekitar

sebagai kebesaran dan keagungan Tuhan Yang Maha Esa.

Tujuan pembelajaran IPA di MI dalam Badan Standar Nasional

Pendidikan (BSNP) (dalam Susanto, 2013: 171-172) adalah:

1) Siswa memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha

Esa berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam

ciptaan-Nya;

2) Siswa mampu mengembangkan pengetahuan dan pemahaman

konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan

sehari-hari;

3) Siswa mampu mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan

kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara

IPA, lingkungan, teknologi, dan masyarakat;

4) Siswa mampu mengembangkan keterampilan proses untuk

menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah, dan membuat

(58)

5) Siswa mampu meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam

memelihara, menjaga, dan melestarikan lingkungan alam;

6) Siswa mampu meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan

segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan; dan

7) Siswa mampu memperoleh bekal pengetahuan, konsep, dan

keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke

SMP.

Peran guru untuk mencapai tujuan pendidikan sebagaimana makna

penting dari eksistensi pelajaran IPA tersebut tidaklah mudah, karena

kondisi yang terjadi dalam pembelajaran kebanyakan siswa memiliki

antusias rendah dan mengalami kejenuhan ketika guru menyampaikan

materi pada saat proses belajar mengajar berlangsung. Guru harus

menggunakan media pembelajaran yang tepat dalam kegiatan

pembelajaran, sehingga dapat memudahkan siswa dalam memahami

konsep yang belum dikuasai.

4. Hewan Berdasarkan Jenis Makanannya

a. Jenis-jenis Makanan Hewan

Jenis makanan hewan dikelompokkan menjadi dua yaitu berupa

tumbuhan dan berupa hewan lain.

1) Tumbuhan

Tumbuhan merupakan sumber makanan yang banyak

(59)

dimakan oleh hewan antara lain daun, batang, buah, bunga, biji, dan

akar.

Tumbuhan hijau memiliki dinding sel yang kokoh dan

mengandung selulosa. Tumbuhan hijau sebagian besar bersifat

autotrof, yakni memproduksi energi sendiri dengan mengubah energi

cahaya matahari melalui proses yang disebut fotosintesis dengan

sedikit atau bahkan tanpa klorofil. Energi tersebut dimanfaatkan oleh

konsumer II, konsumer III, konsumer IV, dan berakhir di pengurai,

sehingga terjadilah aliran energi dari matahari ke produser, konsumer,

dan berakhir di pengurai.

a) Daun

Bagian tumbuhan yang paling umum dijadikan makanan hewan

adalah daun. Hewan yang makanan utamanya berupa daun antara lain

kambing, sapi, kerbau, kelinci, ulat, dan zebra.

Daun merupakan salah satu organ tumbuhan yang tumbuh dari

ranting, biasanya berwarna hijau (mengandung klorofil) dan berfungsi

sebagai penangkap energi dari cahaya matahari untuk fotosintesis.

b)Batang

Tumbuhan yang dapat diambil atau dimanfaatkan batangnya

antara lain batang padi, pohon bambu yang masih muda, dan rumput

gajah. Hewan yang memakan batang antara lain sapi memakan batang

Gambar

Gambar Siklus PTK
Gambar 2.2 Golongan Hewan Herbivora Sumber: (Haryanto, 2004: 56)
Gambar 2.3 Golongan Hewan Karnivora
Gambar 2.3 Golongan Hewan Omnivora Sumber: (Haryanto, 2004: 59)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Model pembelajaran inkuiri mempunyai peranan penting dalam pembelajaran membaca menemukan makna baik bagi guru maupun para peserta didik, diantaranya : 1)

Imbahitu ayamnya dilapas dibawah rumahan gasan dilihat dimana inya matinya nang sudah kada bagarak lagi, nintu mangisahakan amun ayam nintu matinya diluar kitaran

Grafik absorbansi dengan panjang gelombang pada minyak goreng dari pemanasan 0 menit hingga 20 menit menggunakan spektrometer cahaya LED Biru ... Grafik absorbansi sebagai

Adanya kebutuhan aktualisasi diri yang cukup besar karena sudah ada tanggungan seperti keluarga yang mengharuskan individu untuk mencukupi kebutuhan hidup, menjadikan

Hasil penelitian ini berbeda dengan teori income composition channel yang menjelaskan bahwa kebijakan moneter ekspansif dengan menurunkan suku bunga dapat meningkatkan

Judul: “Analisis Efisiensi Perbankan Syariah di Indonesia dengan Pendekatan Data Envelopment Analysis DEA” Pembimbing : Nawirah, SE.,MSA.,Ak.,CA Kata Kunci : Perbankan,

Hasil rata-rata UAMBN mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam MA Negeri Surakarta sebesar 76,24 dan MA Swasta sebesar 62,94; (4) terdapat perbedaan rata-rata Nilai

Keamanan Pangan adalah kondisi dan upaya yang diperlukan untuk mencegah Pangan dari kemungkinan cemaran biologis, kimia, dan benda lain yang dapat mengganggu,