PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM
MATERI
MACAM-MACAM HEWAN BERDASARKAN
JENIS MAKANANNYA MELALUI MEDIA
POP-UP
BOOK
PADA SISWA KELAS IV MI MA’ARIF KUMPULREJO 02
KECAMATAN ARGOMULYO KOTA SALATIGA
TAHUN PELAJARAN 2018/2019
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna
Memperoleh
Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh:
ANIQ AMALIA
NIM 115-14-026
PROGAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
SALATIGA
PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM
MATERI
MACAM-MACAM HEWAN BERDASARKAN
JENIS MAKANANNYA MELALUI MEDIA
POP-UP
BOOK
PADA SISWA KELAS IV MI MA’ARIF KUMPULREJO 02
KECAMATAN ARGOMULYO KOTA SALATIGA
TAHUN PELAJARAN 2018/2019
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
Oleh:
ANIQ AMALIA
NIM 115-14-026
PROGAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
SALATIGA
MOTTO
ْمُكاَّيِإَو اَهُ قُزْرَ ي ُهَّللا اَهَ قْزِر ُلِمَْتَ َّلَّ ٍةَّباَد نِّم نِّيَأَكَو
ۚ
ُميِلَعْلا ُعيِمَّسلا َوُهَو
[ ٠٦:٩٢ ]
Dan berapa banyak binatang yang tidak (dapat) membawa (mengurus)
rezekinya sendiri. Allahlah yang memberi rezeki kepadanya dan kepadamu
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan kepada:
1. Kedua orang tuaku (Bapak Mahfudz dan Almarhummah Ibuku tercinta Sri
Inchari) sebagai madrasah pertama yang selalu mendukung saya dalam
belajar baik lahir maupun batin, selalu memberikan yang terbaik,
mengorbankan segala-galanya, tak pernah berhenti mendoakan dan selalu
memberi motivasi, menyayangi serta mencurahkan perhatiannya kepada
saya sehingga saya se-semangat ini dalam menyelesaikan studi S1.
Semoga Allah selalu menyayangi kalian, dan semoga kalian selalu dalam
keadaan bahagia meski di tempat yang berbeda;
2. Kedua adikku tercinta M. Sulthan Kautsar dan M. Fawwas Ar rosikhin
yang selalu memberi warna dalam kehidupan saya, membuat saya selalu
semangat dalam menggapai cita-cita karena kelak sayapun menjadi
tulang punggung mereka. Harapan saya adalah selalu ingin menjadi
contoh baik buat kedua adik saya. Semoga kalian menjadi anak yang
sholeh, dan berakhlakul karimah;
3. Terima kasih juga buat budheku Munisah (Bringin) yang membantu
membiayai kuliah saya dari semester 3. Semoga budhe Sah selalu diberi
kesehatan dan rizki yang berlipat-lipat.
4. Kepada keluarga Pendem trimakasih telah menjadi orang-orang baik
yang welcome dengan saya, memperlakukan saya seperti layaknya
keluarga sendiri. Begitu bahagianya saya bisa mengenal kalian. Semoga
5. Sahabat-sahabat terbaikku (Mbak Dewi Setiawati, Baeti Lina Halimah,
Ulva Dwiana, Sofiatun Ni’mah, Ana Rofiqoh, Asprillia Putri, Ziyadatur
Rofi’ah, Asalia Faizah, Hikmatul Maskuroh, Siti Muzaro’ah, Siti Alfiatun,
Endang Sulistiyowati, Silvia Putriana, Sofi Cimot dan Siti Sholikhatul
Mubarokah) yang selalu memberi semangat dalam hal apapun. Semoga
KATA PENGANTAR
“Bismillahirrohmanirrohim”
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang. Segala puji penulis haturkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan limpahan rahmat, taufiq, serta hidayah-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi dengan judul Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi
Macam-Macam Hewan Berdasarkan Jenis Makanannya Melalui Media Pop-Up
Book pada Siswa Kelas IV MI Ma’arif Kumpulrejo 02 Kecamatan Argomulyo
Kota Salatiga Tahun Pelajaran 2018/2019. Sholawat serta salam semoga
senantiasa tercurah kepada junjungan kita Nabi Agung Muhammad SAW yang
kita nanti-nantikan syafaatnya di hari akhir nanti.
Penulisan skripsi ini tentu tidak terlepas dari bimbingan, bantuan, dan
motivasi dari berbagai pihak, maka dari itu pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga;
2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Dekan FTIK IAIN Salatiga;
3. Ibu Peni Susapti, M.Si. selaku Ketua Jurusan PGMI IAIN Salatiga;
4. Bapak Jaka Siswanta, M.Pd. selaku dosen pembimbing akademik yang
telah memberi bimbingan selama kuliah;
5. Ibu Dr. Hj. Maslikhah, S.Ag., M.Si. selaku dosen pembimbing yang selalu
sabar dalam membimbing, memberi saran, motivasi, arahan, serta selalu
meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan dalam penyusunan
6. Bapak dan Ibu dosen serta seluruh staf karyawan IAIN Salatiga yang telah
memberikan ilmu dan bantuan kepada penulis;
7. Ibu Istiqah Rahayu S.Pd. selaku kepala MI Ma’arif Kumpulrejo 02
Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga yang telah memberikan ijin untuk
penelitian.
8. Bapak Martono M.Pd.I. selaku guru kelas IV MI Ma’arif Kumpulrejo 02
yang telah berkenan bekerjasama dengan penulis sehingga penelitian dapat
berlangsung dengan baik;
9. Kepada teman-teman Tim PPL MI Kumpulrejo 01 yang selalu menggila
bersama (Surya, Gustian, Ulya Defi, Lhaila Yulif, Zulfa Nugrahaini, Nurul
Mutmainah, Rica Risti, Indang Indarwati, Erin, Miftakhussa’adah, dan
Dewi Maghfuroh)
10.Teman-teman Tim KKN posko 8 di Desa Tembelang, Candimolyo,
Magelang (Agus Rohman, Ulin Nuha, Muhammad Hasan, Laeli Dwi,
Erika Wijayanti, Fitriyanti Rahayu, Rima Safitri, dan Anida Nurmayasari).
11.MENWA BATALYON 953K yang memberikan banyak sekali pelajaran
dan pengalaman menantang bagi penulis. Semoga selalu menjadi
organisasi yang dapat diandalkan oleh kampus dalam hal apapun.
Khususnya untuk sahabat Yudha 38 (Isnaini Nailil Farih, Vita Aprillia, Ali
Mustofa, Eko Partono, Agus Sulistiyo, Ayu Widji, Aisyah Zuhdiana, Area
Risky, dan Eri Kurnia). Semoga kita dieratkan dalam doa .
ABSTRAK
Amalia, Aniq. 2018. Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi Macam-Macam Hewan Berdasarkan Jenis Makanannya Melalui Media Pop-Up
Book Pada Siswa Kelas IV MI Ma’arif Kumpulrejo 02 Kecamatan
Argomulyo Kota Salatiga Tahun Pelajaran 2018/2019. Skripsi. Progam Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Dosen Pembimbing Dr. Hj. Maslikhah, S.Ag., M.Si.
Kata Kunci: hasil belajar IPA, media pop-up book
Pembelajaran IPA di MI Ma’arif Kumpulrejo 02 Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga belum menggunakan berbagai media pembelajaran yang aktif dan kreatif. Hal ini menyebabkan siswa cenderung pasif dan kurangnya perhatian siswa terhadap materi yang disampaikan oleh guru terutama materi macam-macam hewan berdasarkan jenis makanannya. Terbukti dari rendahnya hasil belajar siswa yang belum mencapai KKM yang ditentukan sekolah 65. Rumusan masalah penelitian ini adalah apakah penerapan media Pop-Up Book dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi Macam-Macam Hewan Berdasarkan Jenis Makanannya pada siswa kelas IV MI Ma’arif Kumpulrejo 02 Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga Tahun Pelajaran 2018/2019?. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar IPA materi Macam-Macam Hewan Berdasarkan Jenis Makanannya melalui media Pop-Up Book pada siswa kelas IV MI Ma’arif Kumpulrejo 02 Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga Tahun Pelajaran 2018/2019.
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan dalam tiga siklus yaitu Siklus I, Siklus II, dan Siklus III. Masing-masing siklus terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Subjek dari penelitian ini adalah siswa kelas IV yang berjumlah 28 siswa meliputi 16 siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan. Instrumen penilaian meliputi pedoman/lembar pengamatan dan soal evaluasi. Metode pengumpulan data yaitu observasi, tes formatif, dan studi dokumentasi. Data dianalis menggunakan rumus persentase.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan media Pop-Up Book
DAFTAR ISI
Halaman Sampul ... i
Halaman Judul ... ii
Lembar Logo IAIN ... iii
Persetujuan Pembimbing ... iv
Pernyataan Keaslian Tulisan ... v
Pengesahan Kelulusan ... vi
Motto ... vii
Persembahan ... viii
Kata Pengantar ... x
Abstrak ... xiii
Daftar Isi... xiv
Daftar Tabel ... xvii
Daftar Gambar ... xviii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 6
C. Tujuan Penelitian ... 6
D. Manfaat Penelitian ... 6
E. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan ... 8
F. Metode Penelitian ... 9
G. Metode Pengumpulan Data ... 14
H. Instrumen Penelitian ... 15
I. Analisis Data ... 16
BAB II LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori ... 18
1. Hakikat Belajar ... 18
2. Hakikat Hasil Belajar ... 32
3. Hakikat IPA ... 37
4. Hewan Berdasarkan Jenis Makanannya ... 40
5. Media Pop-Up Book ... 49
B. Kajian Pustaka ... 56
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN A. Gambaran Umum MI Ma’arif Kumpulrejo 02 ... 61
B. Pelaksanaan Penelitian ... 68
1. Deskripsi Siklus I ... 68
2. Deskripsi Siklus II ... 75
3. Deskripsi Siklus III ... 82
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Paparan Siklus ... 88
B. Deskripsi Pra Siklus ... 88
1. Deskripsi Data Siklus I ... 90
2. Deskripsi Data Siklus II ... 87
3. Deskripsi Data Siklus III ... 89
C. Pembahasan ... 96
B. Saran ... 102
DAFTAR PUSTAKA ... 105
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1. Batas Wilayah Desa Ngronggo ... 62
Tabel 3.2. Identitas Sekolah ... 63
Tabel 3.3. Daftar Fasilitas dan Prasarana MI Kumpulrejo 02 ... 63
Tabel 3.4. Daftar Guru dan Staf MI Kumpulrejo 02 ... 64
Tabel 3.5. Profil Guru dan Karyawan MI Ma’arif Kumpulrejo 01 ... 65
Tabel 3.6. Daftar Siswa Kelas IV MI Al Ma’arif Kumpulrejo 02 ... 67
Tabel 3.7. Jadwal Pelaksanaan PTK ... 68
Tabel 4.1. Daftar Nilai Hasil Belajar Siswa Pra Siklus ... 88
Tabel 4.2. Daftar Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus I ... 90
Tabel 4.3. Daftar Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus II ... 93
Tabel 4.4. Daftar Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus III ... 95
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1. Bagan Rancangan PTK ... 12
Gambar 2.1. Golongan Hewan Herbivora ... 46
Gambar 2.2. Golongan Hewan Karnivora ... 47
Gambar 2.3. Golongan Hewan Omnivora ... 49
Gambar 3.1. Peta Dusun Ngronggo ... 61
Gambar 4.1. Grafik Prestasi Hasil Belajar ... 98
Gambar 4.2. Grafik Hasil Belajar Siswa Siklus I ... 99
Gambar 4.3. Grafik Hasil Belajar Siswa Siklus II ... 99
Gambar 4.4. Grafik Hasil Belajar Siswa Siklus III ... 100
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, Pasal 1 ayat 1 disebutkan bahawa “Pendidikan adalah usaha sadar
dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa
dan negara”. Berdasarkan pernyataan tersebut dapat dikatakan bahwa
pendidikan merupakan proses pembelajaran yang diarahkan kepada
perkembangan peserta didik (Jufri, 2017: 51).
Pembelajaran adalah kata yang paling tepat untuk mengartikan
instruction, yaitu bagaimana mengelola agar tindakan belajar pada seseorang
atau sejumlah orang secara efektif dan efisien. Pembelajaran merupakan
perpaduan dari dua aktivitas yaitu belajar dan mengajar. Belajar berarti suatu
aktivitas yang dilakukan seseorang dengan sengaja dalam keadaan sadar untuk
memperoleh suatu konsep atau pemahaman, sehingga memungkinkan
seseorang terjadinya perubahan ke perilaku yang lebih baik, sedangkan
mengajar adalah suatu aktivitas membimbing seseorang untuk mendapatkan,
mengubah atau mengembangkan keterampilan, sikap, cita-cita, pengetahuan,
kaitannya dengan guru, siswa, kurikulum, dan sarana prasarana Howard (dalam
Susanto, 2013: 20).
Mata pelajaran yang diajarakan pada jenjang Sekolah Dasar (SD) atau
Madrasah Ibtidaiyah (MI) salah satunya adalah mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA). Ilmu Pengetahuan Alam memegang peranan penting
dalam kehidupan manusia. Hal ini disebabkan karena kehidupan sangat
tergantung dari alam. Pendidikan IPA merupakan salah satu mata pelajaran di
sekolah yang cukup memegang peran penting dalam pembentukkan karakter
siswa yang berkualitas, karena ilmu pengetahuan alam merupakan sarana
berpikir untuk mengkaji segala sesuatu yang dapat terjadi dalam pengalaman
hidup seorang siswa dikehidupannya sehari-hari, untuk itu perlu adanya
peningkatan kualitas pendidik di bidang sains. Salah satu hal yang harus
diperhatikan adalah peningkatan hasil belajar IPA siswa di sekolah.
Berdasarkan wawancara yang dilakukan pada Selasa 3 April 2018
dengan guru kelas IV MI Ma’arif Kumpulrejo 02 Kecamatan Argomulyo Kota
Salatiga (Bapak Martono M.Pd.I) menegaskan bahwa masalah pembelajaran
IPA materi macam-macam hewan berdasarkan jenis makanannya belum dapat
sepenuhnya dipahami siswa, siswa masih sulit membedakan antara hewan yang
tergolong dalam jenis omnivora, herbivora, maupun karnivora. Pembelajaran
IPA di MI Ma’arif Kumpulrejo 02 Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga hanya
bersifat teacher centered di mana guru hanya menjelaskan suatu konsep materi
dan siswa diberi latihan lewat lembar kerja siswa. Kegiatan pembelajaran
Media pembelajaran hanya tertulis dalam rencana pelaksanaan pembelajaran,
tanpa adanya tindakkan lanjut. Hal ini terbukti bahwa keberadaan media
pembelajaran yang terdapat di MI tersebut hanya sebatas pajangan yang penuh
debu. Pembelajaran secara konvesional tanpa didukung dengan suatu media
membuat siswa menjadi pasif dan hasil belajar siswa rendah pada mata
pelajaran IPA materi macam-macam hewan berdasarkan jenis makanannya.
Data menunjukkan 28 siswa hanya 4 siswa (14,29%) yang dapat mencapai
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dengan nilai rata-rata 50,89 dengan nilai
KKM mata pelajaran IPA di MI Ma’arif Kumpulrejo 02 adalah 65.
Berdasarkan permasalahan di atas setiap guru dapat menerapkan cara
untuk membuat pembelajaran menjadi lebih menarik di antaranya dengan
menggunakan media pembelajaran. Media pembelajaran sebagai alat bantu
proses belajar mengajar dapat dipergunakan untuk merangsang pikiran,
perasaan, perhatian, dan kemampuan atau keterampilan pembelajaran sehingga
dapat mendorong terjadinya proses belajar yang lebih baik. Media
pembelajaran dapat memudahkan seorang guru dalam melakukan proses
pembelajaran khususnya mata pelajaran IPA, materi macam-macam hewan
berdasarkan jenis makanannya. Peneliti mengambil mata pelajaran ini karena
materi macam-macam hewan berdasarkan jenis makanannya merupakan mata
pelajaran yang dianggap peneliti memungkinkan untuk diadakan inovasi
pembelajaran. Penggunaan media pembelajaran yang sesuai diharapkan dapat
membantu dalam meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV mata pelajaran
Media menjadi bagian yang tidak terpisahkan untuk memudahkan serta
mewujudkan tercapainya pemahaman materi kepada siswa sehingga seorang
guru diharapkan mampu menggunakan media untuk menciptakan suasana
pembelajaran efektif, kreatif, dan menyenangkan. Media dalam proses belajar
mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, fotografis atau elektronis
untuk menangkap, memproses dan menyusun kembali informasi visual atau
verbal (Hasnida, 2015: 33). Media yang dapat digunakan untuk meningkatkan
hasil belajar IPA salah satunya adalah dengan media Pop-Up Book,
sebagaimana penelitian yang dilakukan oleh Alifah Amri Mirfaqoh (2016)
dengan judul Peningkatan Prestasi Belajar IPA Materi Fotosintesis dengan
Media Pop-Up Book pada Siswa Kelas V MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo
Argomulyo Kota Salatiga Tahun Pelajaran 2016/2017. Hasil penelitian tersebut
menunjukkan bahwa penggunaan media Pop-Up Book dapat meningkatkan
prestasi belajar IPA.
Pop-UpBook dipilih sebagai alternatif media yang dikembangkan karena
Pop-Up Book merupakan salah satu bidang kreatif dari paper engineering yang
kini semakin digemari dan sedang berkembang di Indonesia. Pop-Up Book
sudah banyak beredar di pasaran, akan tetapi masih didominasi karya/produk
luar negeri, sedangkan buku lokal masih sangat terbatas. Pop-Up Book karya
anak negeri sejauh ini lebih mendominasi kegiatan di kalangan komunitas
(workshop) atau kebutuhan acara tertentu, misalnya karya Pop-Up Book untuk
buku tahunan sekolah, kartu ucapan, dan undangan. Pop-Up Book yang
dengan adanya movable book (buku bergerak) dan flip the flap (susunan kertas
bertumpuk) di Eropa. Kehadiran Pop-Up Book lebih diminati oleh masyarakat
karena Pop-Up Book lebih memiliki dimensi dibandingkan dengan movable
book dan flip the flap. Pop-Up Book lebih mudah diingat, karena selain
memiliki dimensi, Pop-Up Book juga dikenal lebih memiliki efek mengejutkan
yang dihasilkan pada saat Pop-Up Book digunakan (Mirfaqoh, 2016: 6).
Penelitian ini bermaksud mengaplikasikan pembelajaran materi
macam-macam hewan berdasarkan jenis makanannya dengan menggunakan media
Pop-Up Book agar siswa menjadi lebih tertarik mempelajari mata pelajaran
IPA. Pemilihan media Pop-Up Book selain sesuai dengan kondisi siswa, juga
dinilai lebih menarik dibandingkan dengan sebelumnya yang hanya
menggunakan lembaran buku siswa. Penggunaan media Pop-Up Book dapat
memotivasi siswa dalam memahami isi materi pembelajaran karena pada
media Pop-Up Book terdapat ilustrasi cerita bergambar yang terlihat lebih
menarik dan apabila media digunakan dapat memberikan kejutan-kejutan pada
setiap halamannya sehingga dapat meningkatkan daya imajinasi anak dalam
memahami isi materi buku tersebut.
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan penelitian tindakan yang
dilaksanakan di dalam kelas ketika pembelajaran berlangsung. Penelitian
Tindakan Kelas dilakukan dengan tujuan untuk memperbaiki atau
meningkatkan kualitas pembelajaran. Penelitian Tindakan Kelas berfokus pada
kelas atau pada proses pembelajaran yang terjadi di dalam kelas (Warso, 2017:
dengan judul “PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI
MACAM-MACAM HEWAN BERDASARKAN JENIS MAKANANNYA DENGAN
MEDIA POP-UP BOOK PADA SISWA KELAS IV MI MA’ARIF
KUMPULREJO 02 KECAMATAN ARGOMULYO KOTA SALATIGA
TAHUN PELAJARAN 2018/2019”.
B.Rumusan Masalah
Apakah media Pop-Up Book dapat meningkatkan hasil belajar IPA
materi macam-macam hewan berdasarkan jenis makanannya pada siswa kelas
IV MI Ma’arif Kumpulrejo 02 Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga Tahun
Pelajaran 2018/2019?
C.Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar IPA materi
macam-macam hewan berdasarkan jenis makanannya dengan media Pop-Up
Book pada siswa kelas IV MI Ma’arif Kumpulrejo 02 Kecamatan Argomulyo
Kota Salatiga Tahun Pelajaran 2018/2019.
D.Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoretis
a. Hasil penelitian ini dapat memberikan khasanah keilmuan untuk
perkembangan kemajuan dalam bidang pendidikan, terutama dapat
mengembangkan khasanah ilmu tentang peningkatan hasil belajar IPA
materi macam-macam hewan berdasarkan jenis makanannya dengan
b. Hasil penelitian dapat menambah wawasan dalam bidang penelitian
tentang PTK.
2. Manfaat Praksis
Penelitian ini dapat memberikan manfaat praksis bagi siswa, guru,
dan sekolah.
a. Manfaat bagi Siswa
1) Siswa dapat meningkatkan minat dan pemahamannya dalam belajar
IPA melalui media Pop-Up Book;
2) Siswa dapat meningkatkan keaktifannya dalam mengerjakan tugas,
baik secara individu maupun kelompok dari media Pop-Up Book yang
diberikan;
3) Siswa dapat melatih keberaniannya dalam mengemukakan pendapat,
ide, pertanyaan, dan saran di depan teman-temannya dengan
menggunakan Pop-Up Book; dan
4) Siswa dapat meningkatkan hasil belajar khususnya mata pelajaran IPA
materi macam-macam hewan berdasarkan jenis makanannya dengan
menggunakan media Pop-Up Book.
b. Manfaat bagi Guru
1) Guru dapat memperoleh gambaran praksis tentang peningkatan hasil
belajar IPA materi macam-macam hewan berdasarkan jenis
2) Guru dapat memberikan kontribusi bagi pengembangan pengajaran
IPA materi macam-macam hewan berdasarkan jenis makanannya
dengan menggunakan media Pop-Up Book; dan
3) Guru dapat memberikan informasi baru bagaimana cara mengatasi
permasalahan yang muncul dalam proses pembelajaran IPA materi
macam-macam hewan berdasarkan jenis makanannya dengan
menggunakan media Pop-Up Book.
c. Manfaat bagi Sekolah
1) Sekolah mendapatkan sumbangan pemikiran dalam meningkatkan
kualitas pembelajaran IPA dengan menggunakan media Pop-Up Book
pada materi macam-macam hewan berdasarkan jenis makanannya;
2) Sekolah dapat meningkatkan kualitas madrasah tersebut melalui
pengembangan media pembelajaran yang tepat sehingga dapat
meningkatkan hasil belajar siswa terhadap materi lain yang diajarkan;
dan
3) Sekolah dapat menerapkan penggunaan PTK untuk memperbaiki
proses pelaksanaan pembelajaran pada mata pelajaran lain.
E.Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan
1. Hipotesis Tindakan
Hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah jika media Pop-Up
Book diterapkan dengan baik dapat meningkatkan hasil belajar mata
pada siswa kelas IV di MI Ma’arif Kumpulrejo 02 Kecamatan Argomulyo
Kota Salatiga Tahun Pelajaran 2018/2019.
2. Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan merupakan tolok ukur tingkat ketercapaian dari
tindakan yang diberikan (Daryanto, 2011: 83). Penerapan media
pembelajaran Pop-Up Book ini dikatakan efektif apabila indikator yang
diharapkan tercapai. Indikator ketuntasan siswa adalah sebagai berikut:
a. Secara Individu
Siswa dapat mencapai skor ≥ 65 pada mata pelajaran IPA materi
macam-macam hewan berdasarkan jenis makanannya pada Siswa Kelas IV di MI
Ma’arif Kumpulrejo 02 Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga Tahun
Pelajaran 2018/2019.
b. Secara Klasikal
Siklus akan berhenti apabila ≥ 85% dari total siswa dalam satu kelas
mendapat nilai ≥ 65 pada mata pelajaran IPA materi macam-macam
hewan berdasarkan jenis makanannya pada Siswa Kelas IV di MI
Ma’arif Kumpulrejo 02 Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga Tahun
Pelajaran 2018/2019.
F.Metode Penelitian
1. Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian yang peneliti ambil adalah PTK. Penelitian
Tindakan Kelas adalah pencermatan dalam bentuk tindakan terhadap
secara bersamaan (Suyadi, 2014: 18). Alasan utama pemilihan rancangan
PTK dikarenakan peneliti dapat secara langsung terlibat dalam proses
penelitian.
Penelitian Tindakan Kelas termasuk dalam kegiatan ilmiah, karena
dalam PTK selain peneliti melakukan aksi secara sistematis juga
mengumpulkan data, menganalisis data, dan akhirnya menarik kesimpulan
sehingga dalam PTK kebenaran yang ditemukan merupakan kebenaran yang
bersifat ilmiah.
Tim pelatih proyek Pendidikan Guru Sekolah Menengah atau PGSM
(Warso, 2017: 101-102) mengemukakan bahwa PTK adalah suatu bentuk
kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan yang dilakukan untuk
meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan dalam melaksanakan
tugas, memperdalam pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang
dilakukan itu, serta memperbaiki praktik pembelajaran.
Arikunto, dkk (2014: 2-3) menjelaskan bahwa PTK merupakan suatu
upaya untuk mencermati kegiatan belajar sekelompok siswa dengan
memberikan sebuah tindakan (treatment) yang sengaja dimunculkan.
Tindakan tersebut dilakukan oleh guru bersama-sama dengan siswa di
bawah bimbingan dan arahan guru, dengan maksud untuk memperbaiki dan
meningkatkan kualitas pembelajaran. Penerapan PTK dalam penelitian ini
didasarkan pada temuan masalah pembelajaran yaitu tingkat hasil belajar
berdasarkan jenis makanannya masih rendah dan ada keinginan guru untuk
memperbaiki tingkat hasil belajar siswa melalui PTK.
2. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV MI Ma’arif Kumpulrejo
02 Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga tahun pelajaran 2018/2019. Alasan
mengambil subjek kelas IV dikarenakan media ini tepat digunakan pada
materi pelajaran tersebut serta merupakan saran bagi peneliti, yang perlu
diadakan inovasi pembelajaran. Peneliti mengambil penelitian di MI Ma’arif
Kumpulrejo 02 Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga karena menurut
peneliti sistem pembelajaran yang terdapat di sekolah masih kurang inovatif
dan masih bersifat konvensional dengan hasil belajar yang masih rendah.
3. Langkah-langkah Penelitian
Langkah-langkah penelitian dalam PTK perlu dibahas secara tersendiri
mengingat setiap langkah dalam penyusunan proposal PTK sering didahului
dengan berbagai hal yang harus dipersiapkan secara cukup teliti. Empat
langkah dalam melakukan PTK yaitu perencanaan, pelaksanaan,
pengamatan, dan refleksi. Berikut ini adalah gambaran keempat langkah
dalam PTK yang dikemukakan oleh Arikunto (dalam Suyadi, 2014: 50)
Gambar Siklus PTK (Sumber: Suyadi, 2014: 50)
a. Perencanaan
Perencanaan (planning) merupakan langkah pertama yang
dilakukan dalam melakukan penelitian. Kegiatan yang dilakukan adalah:
1)Peneliti menyiapkan materi ajar tentang macam-macam hewan
berdasarkan jenis makanannya;
2)Peneliti menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) materi
macam-macam hewan berdasarkan jenis makanannya dengan
menggunakan media Pop-Up Book;
3)Peneliti menyiapkan lembar soal materi macam-macam hewan
berdasarkan jenis makanannya untuk mengetahui hasil belajar siswa;
4)Peneliti menyiapkan instrumen pembelajaran; Siklus ke-I
Pengamatan
Pelaksanaan Refleksi
Perencanaan
Siklus Ke-II
Pengamatan
Pelaksanaan Refleksi
5)Peneliti menyiapkan instrumen pembelajaran lembar observasi
kegiatan siswa tentang proses pembelajaran menggunakan media
Pop-Up Book; dan
6)Peneliti menyiapkan instrumen pembelajaran lembar observasi
kegiatan guru tentang penggunaan media pembelajaran Pop-Up Book.
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan (acting) adalah menerapkan media pembelajaran
Pop-Up Book yang telah direncanakan, dengan melaksanakan pembelajaran
sesuai dengan desain pembelajaran. Pelaksanaan tindakan terdapat tiga
kegiatan, yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.
c. Pengamatan
Pengamatan (observasing) yaitu mengamati semua peristiwa
selama pelaksanaan tindakan berlangsung. Pengamatan terfokus pada
kegiatan siswa yaitu melihat dengan seksama, mendengar dengan penuh
konsentrasi yang akan mendorong rasa keingin tahuan siswa tentang
materi yang disampaikan.
d. Refleksi
Refleksi (reflecting) dilakukan dengan menganalisis hasil tindakan
sejauh mana tingkat perubahan perilaku siswa sebelum dan sesudah
dilakukannya pembelajaran menggunakan media Pop-Up Book. Refleksi
dapat digunakan untuk memperbaiki tindakan pada Siklus II dan
G.Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dalam PTK ini adalah menggunakan metode
observasi, tes formatif, dan studi dokumentasi.
a. Observasi
Observasi adalah kegiatan pengamatan (pengambilan data) untuk
memotret seberapa jauh efek tindakan telah mencapai sasaran (Arikunto,
dkk, 2017: 221). Observasi ini digunakan peneliti untuk mengamati
data-data yang berhubungan dengan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran
berlangsung dengan menggunakan media Pop-Up Book pada materi
macam-macam hewan berdasarkan jenis makanannya.
b. Tes Formatif
Muchtar Bukhori (dalam Arikunto, 2016: 46) mengatakan tes ialah
suatu percobaan yang diadakan untuk mengetahui ada atau tidaknya
hasil-hasil pelajaran tertentu pada seorang murid atau kelompok murid. Tujuan
dari PTK ini dengan menggunakan metode pengumpulan data tes yaitu
untuk mendapatkan data peningkatan hasil belajar yang diperoleh siswa
setelah menerapkan pelajaran IPA materi macam-macam hewan
berdasarkan jenis makanannya dengan menggunakan media Pop-Up Book
dengan melakukan evaluasi setelah pembelajaran selesai di setiap siklus
(Siklus 1, 2, dan 3) supaya dapat mengukur kemampuan dan pemahaman
c. Studi Dokumentasi
Studi dokumentasi digunakan untuk mencari data-data mengenai
variabel yang berupa catatan, transkip buku, dan sebagainya. Metode ini
digunakan untuk mendapatkan gambaran umum sekolah, keadaan guru,
maupun keadaan siswa (Mulyasa, 2011: 69).
H.Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian secara etimologi dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia berarti alat yang dipakai untuk mengerjakan sesuatu atau sebagai
sarana penelitian berupa seperangkat tes untuk memperoleh data. Secara
terminologi instrumen merupakan alat bantu bagi peneliti dalam
mengumpulkan data (Tim Penyusun kamus pusat bahasa, kamus bahasa
Indonesia, 2008).Instrumen yang digunakan peneliti dalam PTK ini adalah:
1. Pedoman/lembar pengamatan
Pedoman atau lembar pengamatan digunakan untuk mengamati
kegiatan secara langsung yang sedang dilakukan siswa dalam proses
pembelajaran IPA materi macam-macam hewan berdasarkan jenis
makanannya di kelas IV. Hasil observasi ini berupa catatan lapangan yang
mendeskripsikan proses kegiatan pembelajaran yang meliputi antusias
peserta didik dengan menggunakan media Pop-Up Book.
2. Soal evaluasi
Evaluasi yang digunakan yaitu tes tertulis untuk mendapatkan data
yang berupa nilai yang menggambarkan hasil pencapaian target kompetisi
pilihan ganda dan essay materi macam-macam hewan berdasarkan jenis
makanannya sesuai dengan masing-masing siklus.
I. Analisis Data
Analisis data dilakukan pada setiap siklusnya dengan cara memberikan
soal tes formatif pada setiap akhir pembelajaran. Data yang terkumpul pada
setiap Siklus dianalisis untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa.
Hipotesis hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan statistik untuk
menghitung ketuntasan klasikal dengan menggunakan rumus persentase:
P =
× 100% (Daryanto, 2011: 192) Ket:
P = Persentase
X = Jumlah siswa yang tuntas
Xi = Jumlah seluruh siswa
J. Sistematika Penulisan
Berdasarkan uraian di atas dapat digambarkan sistematika sebagai
berikut ini:
Bagian awal skripsi memuat tentang halaman judul, lembar logo IAIN,
persetujuan pembimbing, pernyataan keaslian tulisan dan kesediaan
dipublikasikan, pengesahan kelulusan, motto dan persembahan, kata pengantar,
abstrak, daftar isi, daftar tabel, dan daftar gambar. Bagian ini secara
keseluruhan memuat lima bab penting, dengan uraian sebagai berikut:
BAB I Pendahuluan. Memuat tentang latar belakang masalah, rumusan
keberhasilan, metode penelitian, metode pengumpulan data, instrumen
penelitian, analisis data, dan sistematika penulisan.
BAB II Landasan Teori. Memuat tentang kajian teori dan kajian pustaka.
BAB III Pelaksanaan Penelitian. Memuat tentang gambaran umum MI
Ma’arif Kumpulrejo 02 dan pelaksanaan penelitian secara rinci mulai dari
perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, evaluasi dan refleksi.
BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan. Memuat tentang deskripsi
hasil penelitian per siklus dan pembahasan.
BAB V Simpulan dan Penutup. Pada bab ini memuat tentang simpulan
BAB II
LANDASAN TEORI
A.Kajian Teori
1. Hakikat Belajar
a. Pengertian Belajar
Belajar merupakan aktivitas yang sangat penting bagi
perkembangan individu. Belajar terjadi setiap saat dalam diri siswa, di
manapun, dan kapanpun proses belajar dapat terjadi. Belajar tidak hanya
terjadi di bangku sekolah dan tidak hanya terjadi ketika siswa
berinteraksi dengan guru, tidak hanya terjadi ketika siswa belajar
membaca, menulis, dan berhitung. Belajar bisa terjadi dalam semua
aspek kehidupan (Sriyanti, 2013: 15-16). Gagne (dalam Susanto, 2013:
11) mendefinisikan belajar adalah suatu proses berubahnya perilaku
individu sebagai akibat dari pengalaman. Belajar dan mengajar
merupakan dua konsep yang tidak dapat dipisahkan. Dua konsep ini
menjadi terpadu dalam satu kegiatan dengan adanya interaksi antara guru
dengan siswa dan siswa dengan siswa pada saat pembelajaran
berlangsung. Segala sesuatu yang dipelajari oleh manusia dapat dibagi
menjadi lima kategori, yaitu keterampilan motorik, informasi verbal,
kemampuan intelektual, strategi kognitif, dan sikap.
1) Keterampilan Motorik (motoric skill)
Keterampilan motorik adalah keterampilan yang diperlihatkan
terpadu. Keterampilan motorik merupakan suatu keterampilan yang
tinggi dalam arti perbuatan yang dimiliki siswa secara spesifik, lancar,
dan efisien.
Keterampilan motorik dalam kehidupan manusia sangat
memegang peranan yang pokok. Seorang anak kecil harus menguasai
berbagai keterampilan motorik, seperti mengenakan pakaian sendiri,
berlatih menggunakan alat-alat makan, mengucapkan bunyi-bunyi
yang berarti, sehingga dapat berkomunikasi dengan orang-orang
disekitarnya dengan baik.
Siswa pada waktu masuk di SD/MI, memperoleh
keterampilan-keterampilan baru seperti memegang alat tulis dengan baik dan
membuat gambar-gambar sesuai imajinasinya.
Keterampilan-keterampilan ini menjadi bekal dalam perkembangan kognitifnya.
2) Informasi Verbal
Informasi verbal adalah hasil data yang diperoleh, diolah, dan
disampaikan secara lisan maupun tulisan kepada penerimanya.
Penerima menyimak melalui indra pendengaran dan pengelihatan
untuk dapat memahami informasi yang diterima, sehingga bisa
disimpulkan bahwa informasi verbal berbentuk uraian, penjelasan atau
ulasan. Informasi verbal sering digunakan untuk banyak kalangan
dalam menyerap informasi karena lebih mudah dipahami dan dicerna.
Informasi verbal sangat dipengaruhi oleh kemampuan otak atau
dengan berbicara, menulis, dan menggambar berupa simbol yang
tampak (verbal).
3) Kemampuan Intelektual
Kemampuan intelektual adalah kemampuan yang dibutuhkan
untuk melakukan berbagai aktivitas mental, berpikir, menalar, dan
memecahkan masalah. Masyarakat menilai bahwa kemampuan
intelektual siswa dapat dilihat dari kecerdasan dan nilai hasil belajar
yang tinggi. Siswa yang cerdas lebih mungkin menjadi pemimpin
dalam suatu kelompok.
Kemampuan intelektual merupakan potensi bawaan. Hasil
penelitian Wellman terhadap 50 kasus (Sunarto, 2002: 107)
menunjukkan bahwa kemampuan intelektual juga dipengaruhi oleh
kualitas lingkungan. Berkaitan dengan bidang akademik di sekolah,
siswa yang memiliki kemampuan intelektual tinggi atau IQ nya tinggi
diprediksi akan memiliki prestasi belajar yang tinggi.
4) Strategi Kognitif
Strategi kognitif merupakan kemampuan internal yang
terorganisasi untuk membantu siswa dalam proses belajar, proses
berfikir, memecahkan masalah, dan mengambil keputusan. Strategi
kognitif ini sebagai organisasi keterampilan yang internal (internal
organized skill) yang sangat diperlukan untuk belajar mengingat dan
5) Sikap (atttude)
Sikap adalah pernyataan evaluasi terhadap objek, orang, atau
peristiwa. Sikap mempunyai tiga komponen yaitu kesadaran,
perasaan, dan perilaku. Sikap tidak dapat dilihat langsung tetapi hanya
dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup. Sikap
secara nyata menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap
stimulus tertentu.
Sikap merupakan faktor penting dalam belajar, karena tanpa
kemampuan sikap belajar tidak akan berhasil dengan baik (Susanto,
2013: 1-2). Sikap siswa dalam belajar dapat dipengaruhi oleh perasaan
senang atau tidak senang terhadap tampilan guru, pelajaran, atau
lingkungan sekitarnya. Mengantisipasi sikap siswa dalam belajar, guru
sebaiknya berusaha untuk menjadi guru yang profesional dan
bertanggung jawab terhadap profesinya.
Nasution (2000: 34-35) berpendapat bahwa belajar sangat
kompleks sehingga tidak dapat dikatakan dengan pasti apakah
sebenarnya belajar tersebut. Definisi belajar bergantung pada teori
belajar yang dianut sebagaimana dapat dijelaskan di bawah ini:
a. Belajar adalah perubahan-perubahan fisiologis yang tidak dapat
dibuktikan atau disangkal kebenarannya, tetapi yang nyata ialah
bahwa perubahan terjadi pada salah satu bagian dari organisme.
b. Belajar adalah penambahan pengetahuan. Definisi ini dalam praktik
memberikan ilmu sebanyak mungkin dan siswa giat untuk
mengumpulkannya.
c. Belajar sebagai perubahan kelakuan berkat pengalaman dan latihan.
Belajar membawa sesuatu perubahan pada individu yang belajar.
Perubahan itu tidak hanya mengenai jumlah pengetahuan melainkan
juga dalam bentuk kecakapan, kebiasaan, sikap, pengertian,
penghargaan, minat, penyesuaian diri siswa. Siswa pembelajar tidak
hanya menambah pengetahuannya, akan tetapi dapat pula
menerapkannnya secara fungsional dalam situasi-situasi hidupnya.
Berdasarkan pendapat di atas penulis menyimpulkan bahwa belajar
adalah suatu proses yang dapat terjadi di manapun dan dilakukan secara
bertahap untuk memperoleh pengetahuan, dan memperbaiki perilaku
yang didapat dari pengalaman sehingga terjadinya perubahan fisiologis.
b. Ciri-ciri Belajar
Baharuddin dan Wahyuni (2008: 15-16) berpendapat ciri-ciri
belajar antara lain dari perubahan tingkah laku yaitu perubahan tingkah
laku terjadi secara bertahap, perubahan tingkah laku bersifat relatif
permanen, perubahan tingkah laku bersifat potensial, perubahan tingkah
laku berasal dari latihan dan pengalaman.
1) Belajar ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku dari tidak
tahu menjadi tahu, dan dari tidak terampil menjadi terampil;
2) Perubahan perilaku relatif permanen, yaitu bahwa perubahan tingkah
berubah-ubah. Perubahan tingkah laku tersebut tidak akan terpancang seumur
hidup;
3) Perubahan tingkah laku tidak dapat diamati pada saat proses belajar
sedang berlangsung, dan perubahan tingkah laku tersebut bersifat
potensial;
4) Perubahan tingkah laku merupakan hasil latihan atau pengalaman; dan
5) Pengalaman atau latihan dapat memberi penguatan yang akan
memberikan semangat atau dorongan untuk mengubah tingkah laku.
Djamarah (2002: 15-16) berpendapat bahwa ciri-ciri belajar adalah
perubahan terjadi secara sadar, perubahan belajar bersifat fungsional,
perubahan belajar bersifat positif dan aktif, perubahan belajar bukan
bersifat sementara, perubahan menyangkup seluruh aspek tingkah laku.
1) Perubahan Terjadi secara Sadar
Individu yang belajar akan menyadari terjadinya perubahan atau
sekurang-kurangnya individu merasakan telah terjadi adanya suatu
perubahan dalam dirinya;
2) Perubahan Belajar Bersifat Fungsional
Hasil belajar yang terjadi dalam perubahan diri individu
berlangsung terus-menerus dan tidak statis. Suatu perubahan yang
terjadi akan menyebabkan perubahan berikutnya dan akan berguna
3) Perubahan Belajar Bersifat Positif dan Aktif
Perubahan belajar bertujuan untuk memperoleh sesuatu yang
lebih baik dari sebelumnya. Siswa apabila semakin banyak belajar,
maka semakin banyak pula perubahan yang diperoleh;
4) Perubahan Belajar Bukan Bersifat Sementara
Perubahan bersifat sementara yang terjadi hanya untuk beberapa
saat saja seperti berkeringat, keluar air mata, menangis dan
sebagainya. Perubahan terjadi karena proses belajar bersifat menetap
atau permanen; dan
5) Perubahan Mencakup Seluruh Aspek Tingkah Laku
Perubahan yang diperoleh individu setelah melalui suatu proses
belajar meliputi perubahan keseluruhan tingkah laku jika seseorang
belajar sesuatu sebagai hasil ia akan mengalami perubahan tingkah
laku secara menyeluruh dalam sikap kebiasaan, keterampilan, dan
pengetahuan.
Berdasarkan pendapat di atas penulis menyimpulkan ciri-ciri dari
belajar dapat dilihat dari adanya perubahan tingkah laku individu yang
berproses dari tidak tahu menjadi tahu dan dari tidak terampil menjadi
terampil yang diperoleh dari hasil pelatihan atau pengalaman, perubahan
c. Tujuan Belajar
Sardiman (2009: 26-28) berpendapat bahwa tujuan belajar secara
umum ada tiga jenis, yaitu untuk mendapatkan pengetahuan, penanaman
konsep dan keterampilan, serta pembentukan sikap.
1) Mendapatkan Pengetahuan
Tujuan belajar pertama adalah untuk mendapatkan pengetahuan,
hal ini ditandai dengan kemampuan berpikir. Pemilik pengetahuan dan
kemampuan berpikir sebagai hal yang tidak dapat dipisahkan. Siswa
tidak dapat mengembangkan kemampuan berpikir tanpa bahan
pengetahuan, sebaliknya kemampuan berpikir akan memperkaya
pengetahuan.
2) Penanaman Konsep dan Keterampilan
Penanaman konsep atau merumuskan konsep juga memerlukan
suatu keterampilan yang bersifat jasmani maupun rohani.
Keterampilan jasmani adalah keterampilan-keterampilan yang dapat
dilihat, diamati, sehingga akan menitikberatkan pada keterampilan
gerak atau penampilan dari anggota tubuh seseorang yang sedang
belajar, sedangkan keterampilan rohani lebih rumit karena tidak selalu
berurusan dengan masalah-masalah keterampilan yang dapat dilihat
bagaimana ujung pangkalnya, tetapi lebih abstrak, menyangkut
persoalan-persoalan penghayatan, dan keterampilan berpikir serta
kreativitas untuk menyelesaikan dan merumuskan suatu masalah atau
3) Pembentukan Sikap
Pembentukan sikap akan menumbuhkan mental siswa, perilaku,
dan pribadi siswa, maka guru harus lebih bijak dan hati-hati dalam
pendekatannya. Guru membutuhkan kecakapan dalam mengarahkan
motivasi dan berpikir dengan tidak lupa menggunakan pribadi guru itu
sendiri sebagai contoh. Pembentukan sikap mental dan perilaku siswa
tidak akan terlepas dari soal penanaman nilai-nilai. Guru bukan hanya
sekedar pengajar, tetapi betul-betul sebagai pendidik yang akan
memindahkan nilai-nilai itu kepada siswanya.
Tujuan belajar adalah sejumlah hasil belajar yang menunjukkan
bahwa siswa telah melakukan perbuatan belajar, yang umumnya meliputi
pengetahuan, keterampilan dan sikap-sikap yang baru, yang diharapkan
tercapai oleh siswa setelah berlangsungnya proses belajar. Tujuan belajar
merupakan cara yang akurat untuk menentukan hasil pembelajaran
(Hamalik, 2008: 73-75).
Hamalik (2008: 73-75) berpendapat bahwa tujuan belajar terdiri
dari tiga komponen, yaitu tingkah laku terminal, kondisi-kondisi tes, dan
ukuran-ukuran perilaku komponen.
1) Tingkah laku terminal adalah komponen tujuan belajar yang
menentukan tingkah laku siswa setelah belajar.
2) Kondisi-kondisi tes tujuan belajar menentukan situasi yang mana
3) Ukuran-ukuran perilaku komponen ini merupakan suatu pernyataan
tentang ukuran yang digunakan untuk membuat pertimbangan
mengenai perilaku siswa. Suatu ukuran menentukan tingkat minimal
perilaku yang dapat diterima sebagai bukti, bahwa siswa telah
mencapai tujuan, misalnya: siswa dapat memecahkan suatu masalah
dalam waktu 10 menit. Ukuran-ukuran perilaku tersebut dirumuskan
dalam bentuk tingkah laku yang harus dikerjakan sebagai lambang
tertentu, atau ketepatan tingkah laku, atau jumlah kesalahan, atau
kedapatan melakukan tindakan, atau kesesuaian dengan teori
tertentu.
Berdasarkan pendapat di atas penulis menyimpulkan bahwa tujuan
dari belajar adalah untuk menentukan pembentukan sikap tingkah laku
siswa setelah belajar dan menanamkan konsep keterampilan.
d. Prinsip-prinsip Belajar
Prinsip ilmu belajar menurut ilmu jiwa Gestalt (dalam Nasution,
2000: 43) meliputi:
1) Manusia bereaksi terhadap lingkungan secara keseluruhan, tidak
hanya secara intelektual, tetapi juga secara fisik, emosional, dan
sosial;
2) Belajar adalah penyesuaian diri dengan lingkungan;
3) Manusia berkembang sebagai keseluruhan dari fetus atau bayi dalam
kandungan sampai dewasa;
5) Belajar hanya berhasil bila tercapai kematangan untuk memperoleh
insight;
6) Belajar tidak mungkin tanpa kemauan untuk belajar. Motivasi
memberi dorongan yang menggerakkan seluruh organisme;
7) Belajar akan berhasil jika terdapat tujuan yang mengandung arti bagi
individu; dan
8) Proses belajar siswa senantiasa merupakan suatu organisme yang
aktif.
Nasution (2000: 46) berpendapat bahwa prinsip-prinsip belajar meliputi:
1) Siswa harus mempunyai tujuan;
2) Tujuan timbul dari hidupnya dan bukan karena dipaksakan oleh
orang lain;
3) Siswa harus bersedia mengalami bermacam-macam kesukaran dan
berusaha dengan tekun untuk mencapai tujuan;
4) Belajar dapat dibuktikan dengan adanya perubahan tingkah laku;
5) Siswa memiliki minat yang besar dalam bidang studi;
6) Belajar akan berhasil dengan jalan berbuat dan melakukan (learning
by doing);
7) Siswa belajar sebagai keseluruhan, tidak hanya secara intelektual
tetapi secara sosial, emosional, dan etis;
8) Siswa memerlukan bantuan dan bimbingan dari guru dalam hal
9) Diperlukan insight untuk belajar karena semua yang dipelajari harus
benar-benar dipahami;
10) Belajar bukan mengejar satu tujuan, tetapi juga mengejar
tujuan-tujuan lain;
11) Usaha belajar akan memberi sukses yang menyenangkan;
12) Ulangan dan latihan perlu didahului oleh pemahaman; dan
13) Siswa harus memiliki kemauan dan hasrat untuk belajar.
Baharuddin dan Wahyuni (2008: 16) menjelaskan prinsip-prinsip
belajar sebagai berikut:
1) Siswa belajar sesuai dengan tingkat kemampuannya;
2) Siswa dapat belajar dengan baik apabila mendapat penguatan
langsung pada setiap langkah yang dilakukan selama proses belajar;
3) Siswa dalam proses belajar akan menjadi lebih berarti apabila siswa
menguasai setiap langkah pembelajaran;
4) Motivasi belajar siswa akan lebih meningkat apabila siswa diberi
tanggung jawab dan kepercayaan penuh atas belajarnya.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas penulis menyimpulkan
bahwa prinsip belajar adalah siswa belajar bereaksi terhadap lingkungan
secara keseluruhan, siswa harus mempunyai tujuan, belajar
mengembangkan ke arah yang lebih luas, belajar didasari motivasi yang
tinggi, dan belajar dapat dibuktikan dengan adanya perbaikan tingkah
e. Faktor-faktor Pengaruh Belajar
Faktor-faktor yang memengaruhi belajar menurut Rusyan, dkk
(1989: 23-24) adalah sebagai berikut:
1) Siswa harus melakukan banyak kegiatan melalui sistem saraf seperti
melihat, mendengar, merasakan, dan kegiatan-kegiatan motoris
lainnya;
2) Belajar akan berhasil jika siswa merasa berhasil dan mendapat
kepuasan;
3) Faktor asosiasi mempunyai manfaat besar dalam belajar, karena
semua pengalaman belajar antara yang lama dengan yang baru
secara berurutan diasosiasikan sehingga menjadi satu kesatuan
pengalaman;
4) Faktor kesiapan belajar. Siswa yang siap belajar akan dapat
melakukan kegiatan belajar lebih mudah dan lebih berhasil;
5) Faktor minat dan usaha. Belajar dengan minat dan usaha akan
mendorong siswa untuk belajar lebih baik;
6) Faktor fisiologis. Kondisi badan siswa sangat berpengaruh dalam
proses belajar. Badan yang lemah dan lelah akan menyebabkan
perhatian tidak terkondisi dan sulit untuk fokus belajar; dan
7) Faktor intelegensi. Siswa yang cerdas dapat berhasil dalam kegiatan
belajar karena lebih mudah menangkap, memahami pelajaran, dan
Hasil belajar yang dicapai siswa merupakan hasil interaksi dari
berbagai faktor yang memengaruhi baik dalam diri (faktor internal)
maupun dari luar diri (faktor eksternal) individu. Pengenalan terhadap
faktor-faktor yang memengaruhi prestasi belajar penting sekali artinya
dalam rangka membantu siswa dalam mencapai prestasi belajar yang
sebaik-baiknya.
1) Faktor Internal
a) Faktor jasmaniah (fisiologi) yang bersifat bawaan maupun yang
diperoleh misalnya pengelihatan, pendengaran, dan struktur tubuh.
b) Faktor psikologis yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh
terdiri atas:
(1) Faktor intelektif yang meliputi:
(a)Faktor potensial yaitu kecerdasan dan bakat; dan
(b)Faktor kecakapan nyata yaitu prestasi yang telah dimiliki.
(2) Faktor non-intelektif, yaitu unsur-unsur kepribadian tertentu
seperti sikap, kebiasaan, minat, kebutuhan, motivasi, emosi,
dan penyesuaian diri.
c) Faktor kematangan fisik maupun psikis.
d) Faktor lingkungan spiritual atau keamanan.
2) Faktor eksternal, terdiri atas lingkungan keluarga, lingkungan sekolah,
lingkungan masyarakat, dan lingkungan kelompok.
3) Faktor budaya seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi, dan
4) Faktor lingkungan fisik, seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar, dan
iklim.
Faktor-faktor tersebut saling berinteraksi secara langsung ataupun
tidak langsung dalam mencapai prestasi belajar (Ahmadi dan Supriyono,
2004: 138).
Menurut beberapa pendapat di atas penulis menyimpulkan bahwa
faktor-faktor belajar dipengaruhi oleh 2 faktor, yaitu faktor internal
(dalam) dan faktor eksternal (luar). Faktor internal yaitu faktor dari
dalam diri sendiri, meliputi faktor fisiologis, faktor minat, dan faktor
kesiapan, apabila tidak memiliki semangat dari diri sendiri, maka belajar
seperti apapun tetap tidak akan masuk ilmunya. Faktor eksternal yaitu
faktor pendukung yang berasal dari luar, meliputi faktor lingkungan fisik
dan faktor teknologi. Faktor lingkungan fisik yaitu berupa dorongan dari
orang lain, baik dari keluarga maupun orang-orang terdekat lainnya dan
faktor teknologi yaitu faktor yang akan membantu siswa dalam
kelancaran belajar.
2. Hakikat Hasil Belajar
a. Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar adalah perubahan-perubahan yang terjadi pada diri
siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotor
sebagai hasil dari kegiatan belajar. Pengertian tentang hasil belajar
sebagaimana diuraikan tersebut dipertegas lagi oleh Brahim dalam
sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran di
sekolah yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil tes
mengenal sejumlah materi pelajaran tertentu.
Penulis berpendapat bahwa hasil belajar adalah suatu keberhasilan
yang diperoleh dari proses-proses belajar. Keberhasilan ini bisa berupa
tingkah laku yang lebih baik atau prestasi belajar.
b. Macam-macam Hasil Belajar
Susanto (2013: 6-10) berpendapat hasil belajar meliputi
pemahaman konsep (aspek kognitif), keterampilan proses (aspek
psikomotor), dan sikap siswa (aspek afektif).
1) Pemahaman Konsep (Aspek Kognitif)
Pemahaman konsep diartikan sebagai kemampuan untuk
menyerap arti dari materi atau bahan yang dipelajari. Pemahaman
menurut Bloom adalah seberapa besar siswa mampu menerima,
menyerap, dan memahami pelajaran yang diberikan oleh guru kepada
siswa, sejauh mana siswa dapat memahami serta mengerti apa yang
sudah dibaca, yang dilihat, yang dialami, atau yang dirasakan berupa
hasil penelitian atau observasi langsung yang dilakukan. Aspek
kognitif berkenaan dengan hasil belajar yang terdiri dari ingatan,
pemahaman, analisis, sintesis, dan evaluasi.
2) Keterampilan Proses (Aspek Psikomotorik)
Keterampilan proses merupakan keterampilan yang mengarah
mendasar sebagai penggerak kemampuan yang lebih tinggi dalam diri
individu siswa. Guru dapat melatih keterampilan proses dan sikap
yang akan dikehendaki, seperti kreativitas, kerja sama, bertanggung
jawab, dan berdisiplin sesuai dengan penekanan bidang studi yang
bersangkutan. Indrawati (dalam Susanto, 2013: 9) merumuskan bahwa
keterampilan proses merupakan keseluruhan keterampilan ilmiah yang
terarah (baik kognitif maupun psikomotorik) yang dapat digunakan
untuk menemukan suatu konsep, prinsip atau teori, untuk
mengembangkan konsep yang telah ada sebelumnya, atau untuk
melakukan penyangkalan terhadap suatu penemuan. Keterampilan ini
digunakan sebagai pengembangan konsep, prinsip, dan teori.
3) Sikap
Sikap tidak hanya merupakan aspek mental semata, melainkan
mencakup pula aspek respon fisik. Sikap ini harus ada kekompakan
antara mental dan fisik secara serempak. Struktur sikap terdiri atas
tiga komponen yang saling menunjang, yaitu representasi yang
dipercayai oleh individu pemilik sikap (kognitif); perasaan yang
menyangkut emosional (afektif); dan aspek kecenderungan
berperilaku sesuai dengan sikap yang dimiliki seseorang.
c. Faktor-faktor yang Memengaruhi Hasil Belajar
Berdasarkan teori Gestalt (dalam Sriyanti, 2013: 25-26),
keberhasilan belajar dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal
1) Faktor Internal
Faktor Internal adalah faktor-faktor yang ada dalam diri individu
yang sedang belajar. Faktor internal terdiri dari faktor fisiologis dan
faktor psikologis.
a) Faktor fisiologis adalah kondisi fisik yang terdapat dalam diri
individu; dan
b) Faktor psikologis adalah faktor psikis yang ada dalam diri individu.
Faktor psikis tersebut antara lain tingkat kecerdasan, motivasi,
minat, bakat, sikap, kepribadian, dan kematangan.
2) Faktor Eksternal
Faktor Eksternal adalah faktor yang terdapat di luar diri
individu. Faktor eksternal dalam proses belajar di sekolah berarti
faktor-faktor yang berada di luar diri siswa. Faktor ini terdiri dari
faktor non sosial dan faktor sosial.
a) Faktor non sosial adalah faktor di luar individu yang berupa
kondisi fisik yang ada di lingkungan belajar;
b) Faktor sosial adalah faktor-faktor di luar individu yang berupa
manusia. Faktor tersebut berasal dari keluarga, lingkungan
sekolah, dan lingkungan masyarakat. Guru sangat menentukan
kualitas pengajaran di sekolah. Pendapat tersebut diperkuat oleh
Sanjaya (dalam Susanto, 2013: 13) bahwa guru adalah komponen
yang sangat menentukan dalam implementasi suatu strategi
Dunkin (dalam Wina, 2014: 51) mengemukakan sejumlah aspek
yang dapat memengaruhi kualitas proses pembelajaran dilihat dari faktor
guru, yaitu:
1) Teacher Formative Experience
Teacher formative experience meliputi jenis kelamin serta
semua pengalaman hidup guru yang menjadi latar belakang sosial
mereka.
2) Teacher Training Experience
Teacher training experience meliputi pengalaman-pengalaman
yang berhubungan dengan aktivitas dan latar belakang pendidikan
guru, misalnya pengalaman latihan profesional, tingkat pendidikan,
dan pengalaman jabatan.
3) Teacher Properties
Teacher properties adalah segala sesuatu yang berhubungan
dengan sifat yang dimiliki guru, misalnya sikap guru terhadap
profesinya, sikap guru terhadap siswa, kemampuan dan intelegensi
guru, motivasi dan kemampuan guru baik kemampuan dalam
pengelolaan pembelajaran termasuk didalamnya kemampuan dalam
merencanakan dan evaluasi pembelajaran maupun kemampuan dalam
3. Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
a. Pengertian IPA
Ilmu Pengetahuan Alam merupakan ilmu yang pada awalnya
diperoleh dan dikembangkan berdasarkan percobaan (induktif), pada
perkembangan selanjutnya IPA juga diperoleh dan dikembangkan
berdasarkan teori (deduktif).
Ilmu Pengetahuan Alam merupakan rumpun ilmu yang memiliki
karakteristik khusus yaitu mempelajari fenomena alam yang faktual
berupa kenyataan atau kejadian dan hubungan sebab akibat. Tiga istilah
yang terlibat dalam IPA yaitu Ilmu, Pengetahuan, dan Alam.
Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui manusia. Ilmu adalah
pengetahuan yang diperoleh secara ilmiah dengan metode ilmiah. Ilmu
Pengetahuan Alam dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari
tentang sebab dan akibat kejadian-kejadian yang terjadi di alam
(Wisudawati dan Sulistyowati, 2014: 23).
Berdasarkan pendapat di atas, penulis menyimpulkan bahwa
pendidikan IPA menekankan pada pemberian pengalaman langsung
untuk mengembangkan kompetensi supaya siswa mampu menjelajahi
dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan pengetahuan alam
diarahkan untuk membantu siswa memperoleh pemahaman yang lebih
b. Fungsi Mata Pelajaran IPA di MI
Fungsi mata pelajaran IPA di MI menurut (Graninda dan Budiman,
2002: 253-254) adalah sebagai berikut:
1) Guru memberikan pengetahuan tentang berbagai jenis lingkungan
alam dan lingkungan buatan dalam pemanfaatannya bagi kehidupan
sehari-hari;
2) Guru mengembangkan keterampilan proses;
3) Guru mengembangkan wawasan sikap dan nilai yang berguna bagi
siswa untuk meningkatkan kualitas kehidupan sehari-hari;
4) Guru mengembangkan kesadaran tentang adanya hubungan yang
saling berkaitan antara keadaan lingkungan dan pemanfaatanya bagi
kehidupan sehari-hari; dan
5) Guru mengembangkan kemampuan untuk menerapkan ilmu
pengetahuan dan teknologi (IPTEK) serta ketrampilan yang berguna
dalam kehidupan sehari-hari, maupun untuk melanjutkan pendidikan
kejenjang pendidikan yang lebih tinggi.
c. Tujuan Pembelajaran IPA di MI
Tujuan-tujuan pembelajaran IPA di MI menurut (Garnida dan
Budiman, 2002: 254) adalah agar siswa memiliki kemampuan sebagai
berikut:
1) Siswa dapat memahami konsep-konsep IPA dan keterkaitannya
2) Siswa memiliki keterampilan proses untuk mengembangkan
pengetahuan, gagasan tentang alam sekitar;
3) Siswa bersikap ingin tahu, terbuka, kritis, mawas diri, bertanggung
jawab, bekerjasama, dan mandiri;
4) Siswa mampu menggunakan teknologi sederhana yang berguna untuk
memecahkan suatu masalah yang ditemukan dalam kehidupan
sehari-hari; dan
5) Siswa dapat mengenal dan memupuk rasa cinta terhadap alam sekitar
sebagai kebesaran dan keagungan Tuhan Yang Maha Esa.
Tujuan pembelajaran IPA di MI dalam Badan Standar Nasional
Pendidikan (BSNP) (dalam Susanto, 2013: 171-172) adalah:
1) Siswa memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha
Esa berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam
ciptaan-Nya;
2) Siswa mampu mengembangkan pengetahuan dan pemahaman
konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari;
3) Siswa mampu mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan
kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara
IPA, lingkungan, teknologi, dan masyarakat;
4) Siswa mampu mengembangkan keterampilan proses untuk
menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah, dan membuat
5) Siswa mampu meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam
memelihara, menjaga, dan melestarikan lingkungan alam;
6) Siswa mampu meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan
segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan; dan
7) Siswa mampu memperoleh bekal pengetahuan, konsep, dan
keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke
SMP.
Peran guru untuk mencapai tujuan pendidikan sebagaimana makna
penting dari eksistensi pelajaran IPA tersebut tidaklah mudah, karena
kondisi yang terjadi dalam pembelajaran kebanyakan siswa memiliki
antusias rendah dan mengalami kejenuhan ketika guru menyampaikan
materi pada saat proses belajar mengajar berlangsung. Guru harus
menggunakan media pembelajaran yang tepat dalam kegiatan
pembelajaran, sehingga dapat memudahkan siswa dalam memahami
konsep yang belum dikuasai.
4. Hewan Berdasarkan Jenis Makanannya
a. Jenis-jenis Makanan Hewan
Jenis makanan hewan dikelompokkan menjadi dua yaitu berupa
tumbuhan dan berupa hewan lain.
1) Tumbuhan
Tumbuhan merupakan sumber makanan yang banyak
dimakan oleh hewan antara lain daun, batang, buah, bunga, biji, dan
akar.
Tumbuhan hijau memiliki dinding sel yang kokoh dan
mengandung selulosa. Tumbuhan hijau sebagian besar bersifat
autotrof, yakni memproduksi energi sendiri dengan mengubah energi
cahaya matahari melalui proses yang disebut fotosintesis dengan
sedikit atau bahkan tanpa klorofil. Energi tersebut dimanfaatkan oleh
konsumer II, konsumer III, konsumer IV, dan berakhir di pengurai,
sehingga terjadilah aliran energi dari matahari ke produser, konsumer,
dan berakhir di pengurai.
a) Daun
Bagian tumbuhan yang paling umum dijadikan makanan hewan
adalah daun. Hewan yang makanan utamanya berupa daun antara lain
kambing, sapi, kerbau, kelinci, ulat, dan zebra.
Daun merupakan salah satu organ tumbuhan yang tumbuh dari
ranting, biasanya berwarna hijau (mengandung klorofil) dan berfungsi
sebagai penangkap energi dari cahaya matahari untuk fotosintesis.
b)Batang
Tumbuhan yang dapat diambil atau dimanfaatkan batangnya
antara lain batang padi, pohon bambu yang masih muda, dan rumput
gajah. Hewan yang memakan batang antara lain sapi memakan batang