• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TPS DENGAN MULTIMEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR HUKUM BACAAN NUN MATITANWIN DAN MIM MATI DI SMP NEGERI 1 BONANG Mushonef Guru Pendidikan Agama Islam SMP Negeri 1 Bonang , Peserta Program Penin

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TPS DENGAN MULTIMEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR HUKUM BACAAN NUN MATITANWIN DAN MIM MATI DI SMP NEGERI 1 BONANG Mushonef Guru Pendidikan Agama Islam SMP Negeri 1 Bonang , Peserta Program Penin"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TPS DENGAN

MULTIMEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN

MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR HUKUM BACAAN NUN

MATI/TANWIN DAN MIM MATI DI SMP NEGERI 1 BONANG

Mushonef

Guru Pendidikan Agama Islam SMP Negeri 1 Bonang, Peserta Program Peningkatan Kompetensi dan Wawasan Pendidik dan Tenaga Kependidikan

Ditjen Pendidikan Agama Islam, yang diselenggarakan FITK UNSIQ kerjasama dengan Kementrian Agama RI

Abstrak

Penelitian Tindakan Kelas ini bertujuan untuk mendeskripsikan implementasi model pembelajaran TPS dengan multimedia interaktif sebagai upaya meningkatkan motivasi dan hasil belajar peserta didik dalam menerapkan hukum bacaan nun mati/tanwin dan mim mati di kelas VII A SMP Negeri 1 Bonang Tahun Pelajaran 2011/2012. Adapun permasalahan yang menjadi latar belakang penelitian ini adalah rendahnya motivasi dan hasil belajar peserta didik Kelas VII-A SMP Negeri 1 Bonang Tahun Pelajaran 2011/2012 dalam Menerapkan Hukum Bacaan Nun Mati/Tanwin dan Mim Mati.

Dari hasil penelitian dengan subyek penelitian peserta didik kelas VII A sejumlah 32 peserta didik di SMP Negeri 1 Bonang Kabupaten Demak, dapat disimpulkan bahwa implementasi model pembelajaran TPS dengan multimedia interaktif dapat lebih efektif untuk meningkatkan motivasil belajar Menerapkan Hukum Bacaan Nun Mati/Tanwin dan Mim Mati Di Kelas VII-A SMP Negeri 1 Bonang Tahun Pelajaran 2011/2012 , Juga dapat meningkatkan hasil belajar pada siklus I dengan rata-rata nilai hasil evaluasi 73,46 Ketuntasan Klasikal sebesar 72,86 % dengan KKM 71 dan pada siklus II rata-rata nilai hasil evaluasi meningkat menjadi 81,17 Ketuntasan Klasikal sebesar 94,29 % dengan KKM 71.

Kata-kunci : Model Pembelajaran TPS, Multimedia Interaktif, Motivasi dan Hasil Belajar

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Al-Qur’an adalah kitab suci yang diturunkan Allah Swt., kepada Nabi Muhammad Saw., di dalamnya terkumpul wahyu Ilahi yang menjadi petunjuk, pedoman dan pelajaran bagi siapa saja yang meyakini dan mengamalkannya. Islam memerintahkan kepada umatnya untuk belajar Al-Qur’an dan mengajarkannya kepada orang lain. Rasulullah Saw., bersabda : ”Sebaik-baik diantara kamu adalah orang belajar Al-Qur:’an dan mengajarkannya” (HR. Bukhari, Abu Dawud, Tarmidzi dan An-Nasa’i).

(2)

dari ilmu Al Qur'an. Maka tepatlah kiranya pelajaran ilmu tajwid termasuk bagian dari materi yang harus dilaksanakan dalam proses belajar mengajar di tingkat SMP.

Berkaitan dengan hal di atas, proses pembelajaran PAI terutama Standar Kompetensi Al Qur’an: Menerapkan Hukum Bacaan Nun Mati/Tanwin dan Mim Mati perlu mendapat perhatian yang intensif baik dari segi metode, sumber-sumber belajar maupun suasana pembelajaran yang kondusif, mengingat penguasaan kompetensi membaca al-Quran sangat diperlukan bagi peserta didik, salah satu alasannya apabila peserta didik salah dalam membaca al

Qur’an maka akan mengakibatkan perbedaan pada maknanya.

Namun dalam kenyataanya sebagian peserta didik di SMP Negeri 1 Bonang Kabupaten Demak, terutama kelas VII-A belum mampu memenuhi harapan dari standar isi yang diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No.22/2006. Pada tataran realitas, melalui survey awal ditemukan bahwa secara umum peserta didik kelas VII-A SMP Negeri 1 Bonang masih banyak mengalami kesulitan dan tingkat motivasi yang rendah dalam mempelajari al Qur’an: Menerapkan Hukum Bacaan Nun Mati/Tanwin dan Mim Mati. Indikasi itu terlihat dari beberapa segi antara lain;

1. Peserta didik yang memiliki buku pelajaran hanya 25% peserta didik yang memilikinya.

2. Peserta didik yang mau bertanya pada teman tentang materi PAI baru mencapai 31,25%.

3. Peserta didik yang mau bertanya kepada guru sebesar 18,75%. 4. Peserta didik yang selalu mengulang pelajaran PAI di rumah berkisar

3,125%.

5. Peserta didik yang selalu tepat waktu mengumpulkan tugas PAI 25%. 6. Peserta didik yang mengganggap materi PAI sangat sulit sebanyak

40,625%.

7. Peserta didik yang sangat serius mengikuti pelajaran PAI hanya 6,25% dan

8. Peserta didik yang mengaku rugi jika tidak mengikuti materi pelajaran PAI hanya sebanyak 75%.

Berdasarkan kenyataan di atas, maka perlu dicarikan cara terbaik untuk menyampaikan konsep al Qur’an, pada sub bahasan Menerapkan Hukum Bacaan Nun Mati/Tanwin dan Mim Mati sehingga peserta didik memiliki motivasi yang tinggi untuk mengikuti pembelajaran yang pada gilirannya dapat meningkatkan hasil belajar. Salah satu upaya yang penulis lakukan yaitu melalui penerapan model pembelajaran Think Pair Share dengan bantuan multimedia interaktif. Upaya ini akan diwujudkan dalam suatu Penelitian Tindakan Kelas

(3)

B. Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah diuraikan, maka rumusan masalah dalam penelitian tindakan kelas (PTK) ini adalah :

1. Bagaimana implementasi model pembelajaran TPS dengan Multimedia Interaktif dalam menerapkan Hukum Bacaan Nun Mati/Tanwin dan Mim Mati di Kelas VII-A SMP Negeri 1 Bonang Tahun Pelajaran 2011/2012 ?

2. Apakah model pembelajaran TPS dengan Multimedia Interaktif dapat meningkatkan hasil belajar menerapkan Hukum Bacaan Nun Mati/Tanwin dan Mim Mati di Kelas VII-A SMP Negeri 1 Bonang Tahun Pelajaran 2011/2012?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan

Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut:

a. Untuk mendiskripsikan implementasi model pembelajaran TPS dengan Multimedia Interaktif dalam menerapkan Hukum Bacaan Nun Mati/Tanwin dan Mim Mati di SMP Negeri 1 Bonang?

b. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar peserta didik dalam menerapkan Hukum Bacaan Nun Mati/Tanwin dan Mim Mati dengan menggunakan model pembelajaran TPS dengan Multimedia Interaktif

2. Manfaat

Sedangkan beberapa manfaat dan kegunaan yang diperoleh dari hasil penelitian tindakan kelas ini diantranya adalah :

a. Secara teoritis

1) untuk melengkapi model pembelajaran dengan Think Pair Share dengan bantuan multimedia interaktif

2) untuk menambah khazanah inovasi pembelajaran bagi para guru dalam mengembangkan ide-idenya secara kreatif.

b. Secarara praktis

1) Bagi peserta didik, untuk membangkitkan semangat belajar PAI, membangun kerja sama, meningkatkan keterampilan komunikasi ilmiah, mendapatkan proses pembelajaran yang menyenangkan dan meningkatkan prestasi hasil belajar.

2) Bagi guru, sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan metode pembelajaran yang dapat memberikan manfaat, untuk sumbangan pemikiran dalam mengajar, dan meningkatkan kreativitas guru guna mencapai pembelajaran yang berkualitas.

(4)

KAJIAN TEORI

A. Proses Belajar Mengajar

Proses pembelajaran merupakan aktivitas kompleks yang mengintegrasikan secara utuh berbagai komponen kemampuan, seperti tingkat pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai. (Prasetya Irawan dkk.: 1996). Ini berarti bahwa baik guru maupun peserta didik harus memenuhi persyaratan tertentu dalam pengetahuan, kemampuan, sikap nilai, serta sifat-sifat pribadi agar proses pembelajaran dapat terselenggara secara optimal. Dalam proses pembelajaran peserta didik dituntut untuk aktif dan mandiri dalam kegiatan di kelas. Banyak cara yang dapat dilakukan oleh guru untuk meningkatkan aktivitas peserta didik dalam proses pembelajaran di kelas, diantaranya adalah melalui model pembelajaran Think Pair Share dengan bantuan multimedia interaktif.

Keberhasilan pembelajaran amat ditentukan oleh kondisi yang terbangun selama pembelajaran. Kondisi pembelajaran yang kondusif dan menyenangkan, akan menyebabkan tingkat keberhasilan peserta didik dalam belajarnya akan semakin baik, sebaliknya keberhasilan peserta didik akan rendah jika kondisi pembelajaran kurang kondusif dan membosankan. Dengan kata lain, terciptanya kondisi pembelajaran yang kondusif akan menjadikan proses pembelajaran berlangsung secara efektif dan efisien, sehingga tercapai tujuan/kompetensi yang diharapkan dalam proses pembelajaran. Dan proses pembelajaran akan dapat berlangsung secara efektif apabila didukung oleh motivasi belajar yang kuat dari peserta didik. Seperti yang diungkapkan Nasution (2004), bahwa teori-teori belajar apa pun apabila didukung oleh motivasi belajar yang tinggi dalam proses pembelajaran, maka akan memperoleh hasil yang maksimal.

B. Motivasi Belajar

1. Pengertian Motivasi

(5)

Dalam proses kegiatan belajar mengajar, motivasi memiliki peran yang sangat penting, seperti akan memberi semangat dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar, membuat seseorang berkeinginan untuk melakukan sesuatu kegiatan, memberi petunjuk pada tingkah laku belajar, menentukan tingkat keberhasilan atau kegagalan pembelajaran peserta didik dan sebagai pendorong dalam usaha pencapaian prestasi dan hasil belajar yang diharapkan. Secara umum motivasi dapat dibedakan menjadi dua macam, yakni motivasi intrisik dan motivasi ektrinsik.

a. Motivasi Intrinsik

Motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam setiap diri individu sudah, untuk membangun motivasi intrinsik terdapat beberapa strategi yang dapat dilakukan antar lain

1) Mengaitkan tujuan belajar dengan tujuan peserta didik 2) Memberikan kebebasan dalam memperluas materi

pelajaran sebatas yang pokok

3) Memberikan banyak waktu ekstra bagi peserta didik untuk mengerjakan tugas dan memanfaatkan sumber belajar di sekolah

4) Sesekali memberikan penghargaan pada peserta didik atas pekerjaannya

5) Meminta peserta didik untuk menjelaskan hasil pekerjaannya

b. Motivasi Ekstrinsik

Motif-motif yang aktif dan berfungsi karena ada perangsang dari luar. Motivasi ekstrinsik dapat dibangkitkan melalui strategi sebagai berikut:

1) Kompetisi (persaingan)

2) Pace Making (membuat tujuan sementara atau dekat)

3) Tujuan yang jelas

4) Kesempurnaan untuk sukses

5) Minat besar: Motif akan timbul jika peserta didik memiliki minat yang besar.

6) Mengadakan penilaian atau tes.

C. Model Pembelajaran Think Pair Share

(6)

kooperatif yang dapat memberikan waktu kepada peserta didik untuk berpikir sehingga strategi ini punya potensi kuat untuk memberdayakan kemampuan berpikir peserta didik. Peningkatan kemampuan berpikir peserta didik akan meningkatkan hasil belajar atau prestasi belajar peserta didik dan kecakapan akademiknya.

Think-Pair-Share (TPS) atau Berpikir-Berpasangan merupakan jenis cooperative learning yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi peserta didik. Struktur ini menghendaki peserta didik bekerja saling membantu dalam kelompok kecil (2-6 orang) dan lebih dicirikan oleh penghargaan kooperatif daripada penghargaan individu. Langkah-langkahnya adalah: Thinking (berpikir) mengenai pelajaran, Pairing (berpasangan) untuk berdiskusi dan Sharing (berbagi); membahas hasil diskusi. Dalam metode Think Pair Share (TPS) peserta didik dilatih bernalar dan dapat berpikir kritis untuk memecahkan masalah yang diberikan oleh guru. Guru juga memberikan kesempatan peserta didik untuk menjawab dengan asumsi pemikirannya sendiri, kemudian berpasangan untuk mendiskusikan hasil jawabannya kepada teman sekelas untuk dapat didiskusikan dan dicari pemecahannya bersama-sama sehingga terbentuk suatu konsep.

Dalam hal ini, Nurhadi dkk, (2003 : 66), mengatakan Think-Pair-Share memiliki prosedur ynag ditetapkan secara eksplisit untuk memberi peserta didik waktu lebih banyak untuk berpikir, menjawab, dan saling membantu satu sama lain, dengan langkah-langkah (prosedur) sebagai berikut:

1. guru membagi peserta didik dalam kelompok berempat dan memberikan tugas kepada semua kelompok,

2. setiap peserta didik memikirkan dan mengerjakan tugas tersebut sendiri,

3. peserta didik berpasangan dengan salah satu rekan dalam kelompok dan berdiskusi dengan pasangannya,

4. kedua pasangan bertemu kembali dalam kelompok berempat. Peserta didik mempunyai kesempatan untuk membagikan hasil kerjanya kepada kelompok berempat

Dalam model ini, guru meminta peserta didik untuk memikirkan suatu topik, berpasangan dengan peserta didik lain dan mendiskusikannya, kemudian berbagi ide dengan seluruh kelas. Tahap utama dalam pembelajaran Think-Pair-Share menurut Ibrahim (2000: 26-27) dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Tahap 1 : Thingking (berpikir)

Guru mengajukan pertanyaan atau isu yang berhubungan dengan pelajaran. Kemudian peserta didik diminta untuk memikirkan pertanyaan atau isu tersebut secara mandiri untuk beberapa saat.

(7)

Guru meminta peserta didik berpasangan dengan peserta didik lain untuk mendiskusikan apa yang telah dipikirkannya pada tahap pertama. Dalam tahap ini, setiap anggota pada kelompok membandingkan jawaban atau hasil pemikiran mereka dengan mendefinisikan jawaban yang dianggap paling benar, paling meyakinkan, atau paling unik. Biasanya guru memberi waktu 4-5 menit untuk berpasangan.

3. Tahap 3 : Sharing (berbagi)

Pada tahap akhir, guru meminta kepada pasangan untuk berbagi dengan seluruh kelas tentang apa yang telah mereka bicarakan. Keterampilan berbagi dalam seluruh kelas dapat dilakukan dengan menunjuk pasangan yang secara sukarela bersedia melaporkan hasil kerja kelompoknya atau bergiliran pasangan demi pasangan hingga sekitar seperempat pasangan telah mendapat kesempatan untuk melaporkan.

Kegiatan “berpikir-berpasaangan-berbagi” dalam model Think-Pair-Share memberikan keuntungan. Peserta didik secara individu dapat mengembangkan pemikirannya masing-masing karena adanya waktu berpikir (think time), sehingga kualitas jawaban juga dapat meningkat.

D. Multimedia Interaktif

Secara etimologis multimedia berasal dari kata multi (Bahasa Latin, nouns) yang berarti banyak, bermacam-macam, dan medium yang berarti sesuatu yang dipakai untuk menyampaikan atau membawa sesuatu. Kata medium dalam American Heritage Electronic Dictionary (1991) diartikan sebagai alat untuk mendistribusikan dan mempresentasikan informasi. Lebih jauh terkait dengan definisi multimedia menurut para ahli adalah:

1. Kombinasi dari paling sedikit dua media input atau output. Media ini dapat berupa audio (suara, musik), animasi, video, teks, grafik dan gambar.

2. Alat yang dapat menciptakan presentasi yang dinamis dan interaktif yang mengkombinasikan teks, grafik, animasi, audio dan video. 3. Multimedia dalam konteks komputer menurut Hofstetter (2001)

adalah: pemanfaatan komputer untuk membuat dan menggabungkan teks, grafik, audio, video, dengan menggunakan tool yang memungkinkan pemakai berinteraksi, berkreasi, dan berkomunikasi. 4. Multimedia (sebagai kata sifat) adalah media elektronik untuk

(8)

METODE PENELITIAN

A. Seting penelitian

Tindakan pada penelitian ini dilakukan selama tiga bulan yaitu pada bulan Januari 2012 sampai dengan bulan Maret 2012. Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 1 Bonang Kabupaten Demak Jawa Tengah, dengan subyek penelitian adalah peserta didik kelas VII A, sebanyak 32 orang, dengan perincian 16 putra dan 16 putri.

B. Indikator keberhasilan

Keberhasilan tindakan kelas ini akan nampak pada peningkatan motivasi belajar peserta didik yang dapat dilihat dari:

1. Persentase jumlah peserta didik yang memiliki bahan/materi pelajaran.

2. Persentase jumlah peserta didik yang antusias belajar mandiri.

3. Persentase jumlah peserta didik yang mau bertanya kepada teman dalam satu kelompok.

4. Persentase jumlah peserta didik yang mau bertanya kepada guru.

5. Persentase jumlah peserta didik yang mau mengajarkan materi pada teman satu kelompok.

6. Persentase jumlah peserta didik yang dapat menjawab soal.

C. Gambaran umum penelitian (siklus tindakan)

Penelitian ini dilaksanakan dengan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) selama 3 siklus, masing-masing siklus dikenai perlakuan yang sama (alur kegiatan yang sama) dan membahas satu sub pokok bahasan yang diakhiri dengan tes di akhir masing-masing putaran. Masing-masing siklus dalam penelitian mencakup empat tahap kegiatan, yaitu perencanaan (planing), pelaksanaan tindakan (acting), pengamatan (observing) dan refleksi (reflecting), dapat dijabarkan kegiatannya sebagai berikut:

1. Perencanan (planing)

Dalam perencanaan ini meliputi kegiatan identifikasi masalah, menganalisis penyebab masalah dan menetapkan tindakan pemecahannya. Beberapa kegiatan yang dilakukan dalam observasi awal untuk mengidentifikasi masalah yaitu melalui wawancara dengan peserta didik. Berdasarkan analisis terhadap masalah yang ditemukan kemudian ditentukan metode yang akan digunakan yaitu melalui implementasi metode pembelajaran Think Pair Share dengan bantuan Multimedia interaktif di kelas VII A SMP Negeri 1 Bonang Tahun Pelajaran 2011/2012.

2. Pelaksanaan tindakan (acting)

(9)

model pembelajaran Think Pair Share dengan bantuan Multimedia Interaktif. Siklus II merupakan hasil pengembangan atas refleksi hasil siklus I, dan siklus III merupakan hasil pengembangan dan perbaikan dari refleksi siklus II.

3. Pengamatan (observing)

Pada kegiatan ini peneliti dibantu oleh satu orang observer untuk melaksanakan observasi terhadap pelaksanaan tindakan untuk mengetahui sejauh mana pemanfaatan model pembelajaran Think Pair Share dengan bantuan Multimedia Interaktif. Observasi dilaksanakan bersamaan pelaksanaan tindakan dengan menggunakan lembar observasi yang telah dibuat.

4. Refleksi (reflecting)

Hasil dan tahap observasi yang meliputi aktifitas peserta didik selama proses belajar mengajar, hasil tes pada akhir siklus juga kendala-kendala yang dihadapi selama kegiatan pembelajaran dikumpulkan serta dikaji sehingga diperoleh hasil refleksi kegiatan untuk mengetahui perubahan yang terjadi selama menerapkan pembelajaran ini. Hasil analisis data yang dilaksanakan dalam tahap ini digunakan sebagai acuan untuk melaksanakan siklus berikutnya.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Diskripsi Kondisi Awal

Kondisi awal ditandai dengan rata-rata perolehan nilai murni Ulangan Akhir Semester 1 mata pelajaran PAI di SMP Negeri 1 Bonang kelas VII-A tahun pelajaran 2011/2012 yaitu 68,84 %, nilai tertinggi 87 dan nilai terendah 50. Di samping itu peserta didik kelas VII-A dalam hal motivasi belajar al Qur’an: Menerapkan Hukum Bacaan Nun Mati atau Tanwin dan Mim Mati masih sangat rendah. Hal itu dapat dilihat dari beberapa indikator antara lain dalam hal kepemilikan buku hanya 25% peserta didik yang memilikinya. Peserta didik yang mau bertanya pada teman tentang materi PAI baru mencapai 31,25%. Peserta didik yang mau bertanya kepada guru sebesar 18,75%. Peserta didik yang selalu mengulang pelajaran PAI di rumah berkisar 3,125%. Peserta didik yang selalu tepat waktu mengumpulkan tugas PAI 25%. Peserta didik yang mengganggap materi PAI sangat sulit sebanyak 40,625%. Peserta didik yang sangat serius mengikuti pelajaran PAI hanya 6,25% dan peserta didik yang mengaku rugi jika tidak mengikuti materi pelajaran PAI hanya sebanyak 75%.

Padahal pelajaran PAI termasuk di dalamnya kompetensi al Qur’an sangat

penting dan harus dikuasai peserta didik.

B. Hasil Tindakan

1. Siklus pertama (I)

(10)

Kegiatan yang dilakukan oleh peneliti pada tahap perencanaan adalah menusun RPP yang sesuai dengan kompetensi yang diharapkan pada materi penerapan hukum bacaan nun mati/tanwin dan mim mati dengan media CD pembelajaran interaktif dengan kegiatan antara lain :

1. Peneliti menentukan model pembelajaran Think Pair Share.

2. Peneliti menyiapkan CD pembelajaran dengan materi hukum bacaan nun mati/tanwin dan mim mati.

3. Peneliti/guru menyiapkan ruang multimedia untuk kegiatan proses belajar mengajar.

4. Peneliti/guru membagi CD pembelajaran dengan materi al

Qur’an: Menerapkan Hukum Bacaan Nun Mati/Tanwin dan Mim Mati.

5. Peneliti/guru menyiapkan alat observasi dan angket tentang motivasi peserta didik belajar materi al-Qur’an: Menerapkan Hukum Bacaan Nun Mati/Tanwin dan Mim Mati

6. Menyiapkan butir soal pre test dan post test

7. Memberi angket (terlampir) yang intinya menanyakan motivasi peserta didik belajar materi al-Qur’an: Menerapkan Hukum Bacaan Nun Mati/Tanwin dan Mim Mati

8. Memberikan penjelasan-penjelasan dan mengadakan kesepakatan tentang akan dilaksanakannya penelitian tindakan kelas pada pertemuan berikutnya dengan menggunakan model pembelajaran Think Pair Share dengan bantuan multimedia interaktif.

b. Pelaksanaan Tindakan

Rangkuman hasil monitoring terhadap motivasi peserta didik pada siklus I dalam lampiran 2, dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 01

Tindakan Peserta didik Pada Siklus I

No Butir Pengamatan Jml Persenta

se ( % )

1 Peserta didik yang memiliki buku pelajaran 8 25

2 Peserta didik yang antusias belajar mandiri. 12 37,5

3 Peserta didik yang mau bertanya kepada teman dalam satu kelompok.

(11)

4 Peserta didik yang mau bertanya kepada guru. 6 18,75

5 Peserta didik yang mau mengajarkan materi yang dikuasai pada teman satu kelompok.

18 56,25

6 Peserta didik yang dapat menjawab soal dengan benar sebelum batas waktu habis.

24 75

7 Peserta didik yang aktif positif dalam proses pembelajaran. 20 62,5

Sumber : Data primer yang diolah

Hasil monitoring terhadap guru, pada tindakan siklus pertama menggunakan check list adalah sebagai berikut:

1. Guru membuat persiapan mengajar dengan baik. 2. Guru memberikan apersepsi.

3. Guru kurang memberikan motivasi kepada peserta didik. 4. Guru memberikan tugas kepada peserta didik.

5. Guru menjelaskan secara singkat tentang model pembelajaran Think Pair Share dengan bantuan multimedia interaktif yang akan dilakukan oleh peserta didik.

6. Guru membantu peserta didik belajar.

7. Guru pasif dalam memberi kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya.

8. Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk membantu peserta didik lain dalam belajar.

9. Guru berkeliling membantu peserta didik secara aktif. 10. Guru memberi kesempatan kepada peserta didik agar

peserta didik berlomba-lomba menyelesaikan tugas. 11. Guru kurang memberi motivasi kepada peserta didik untuk

menjawab soal dengan secepat-cepatnya.

12. Guru memberikan pujian kepada peserta didik yang paling cepat dan benar dalam menjawab pertanyaan.

Sedangkan hasil monitoring terhadap guru dan aktivitas kelas menggunakan lembar observasi tak terstruktur sebagai berikut: Guru memanfaatkan model pembelajaran Think Pair Share dengan baik, namun tindakan guru sedikit tegang, kurang improvisasi dan belum melebur dalam keceriaan peserta didik.

Secara umum peserta didik merasa senang mendapat situasi belajar yang baru yaitu belajar didalam ruang multimedia dan dapat berdiskusi dengan temannya. Namun demikian kelas masih nampak sering gaduh sehingga mengurangi perhatian, keaktifan dan kesungguhan peserta didik dalam belajar.

(12)

Tabel 02

Rekapitulasi Hasil Tes Peserta didik Pada Siklus I

No Uraian Hasil Siklus I

1 Persentase Nilai Rata-rata peserta didik 69,37%

2 Nilai tertinggi 85

3 Nilai terendah 50

4 Jumlah peserta didik yang tuntas belajar 16

5 Jumlah peserta didik yang belum tuntas belajar 16

6 Persentase peserta didik yang tuntas belajar 50%

7 Persentase peserta didik yang belum tuntas belajar 50%

Sumber : Data primer yang diolah

Keterangan :

Kriteria Ketuntasan Minimal Materi pelajaran Al Qur’an: Menerapkan Hukum Nun Mati/Tanwin dan Mim Mati kelas VII semester II SMP Negeri 1 Bonang tahun Pelajaran 2011/2012 adalah 71

c. Refleksi Tindakan

Hasil tindakan siklus I menunjukkan bahwa belum semua peserta didik bermotivasi belajar tinggi dan peserta didik mendapatkan model pembelajaran baru yang masih asing sehingga dampaknya baru 50 % anak yang tuntas belajar. Ini berarti bahwa indikator kinerja pada akhir siklus 1 belum tercapai yaitu diharapkan minimal 60% peserta didik di kelas VII A SMP Negeri 1 Bonang Kabupaten Demak mampu memahami dan dapat menerapkan hukum bacaan nun mati/tanwin dan mim mati, dengan memenuhi kriteria ketuntasan minimal yang ditetapkan sekolah. Oleh sebab itu perlu dilakukan optimalisasi tindakan sehingga penelitian akan diteruskan pada siklus II

Melalui observasi tentang performance guru dan suasana pembelajaran diperoleh kesimpulan bahwa ada beberapa hal yang perlu diperbaiki:

(13)

2. Guru masih kurang dalam mendorong peserta didik untuk aktif melakukan kegiatan menyenangkan.

3. Guru pasif dalam memberi kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya hanya menunggu pertanyaan dari peserta didik.

4. Guru kurang memberi motivasi kepada peserta didik untuk menjawab soal dengan secepat-cepatnya.

5. Suasana kelas masih sering gaduh.

6. Implementasi Think Pair Share masih rendah karena masing-masing peserta didik masih berlatih untuk menirukan bacaan yang ada pada CD pembelajaran.

Dengan demikian dapat diajukan alternatif perbaikan tindakan pada siklus II sebagai berikut:

1. Guru diusahakan lebih rilek, banyak berimprovisasi dan melebur bersama peserta didik.

2. Guru meningkatkan upaya mendorong peserta didik untuk lebih aktif.

3. Guru lebih memotivasi peserta didik untuk bekerjasama dengan teman.

4. Peserta didik diusahakan lebih banyak berlatih menirukan penerapan hukum bacaan nun mati/tanwin dan mim mati yang ada pada CD pembelajaran dan teman kelompoknya mencocokkan contoh bacaan yang benar seperti yang terdapat pada CD pembelajaran.

2. Siklus kedua (II)

a. Perencanaan Tindakan

Rencana tindakan Siklus II yang dilakukan oleh peneliti antara lain :

1. Guru mempersiapkan contoh bacaan pada surat pendek.

2. Guru berusaha rilek ketika proses pembelajaran dimulai.

3. Peserta didik lebih aktif sharing pada teman kelompoknya.

b. Pelaksanaan Tindakan

Rangkuman hasil monitoring terhadap peserta didik pada siklus kedua dalam lampiran 2, dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 03

Tindakan Peserta didik Pada Siklus II

No Butir Pengamatan Jml Persentase

( % )

(14)

2 Peserta didik yang antusias belajar mandiri. 18 56,25

3 Peserta didik yang mau bertanya kepada teman dalam satu kelompok.

24 75

4 Peserta didik yang mau bertanya kepada guru. 12 37,5

5 Peserta didik yang mau mengajarkan materi yang dikuasai pada teman satu kelompok.

24 75

6 Peserta didik yang dapat dapat menjawab soal dengan benar dalam sebelum batas waktu habis.

28 87,5

7 Peserta didik yang aktif positif dalam proses pembelajaran. 30 93,75

Sumber : Data primer yang diolah

Hasil monitoring terhadap guru, adalah sebagai berikut:

1) Guru membuat persiapan mengajar dengan baik. 2) Guru memberikan appersepsi.

3) Guru memberikan motivasi kepada peserta didik 4) Guru memberikan tugas kepada peserta didik.

5) Guru menjelaskan secara singkat tentang model pembelajaran Think Pair Share yang akan dilakukan oleh peserta didik.

6) Guru membantu peserta didik belajar.

7) Guru aktif dalam memberi kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya

8) Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk membantu peserta didik lain dalam belajar.

9) Guru berkeliling membantu peserta didik secara aktif. 10) Guru memberi kesempatan kepada peserta didik agar

peserta didik berlomba-lomba menyelesaikan tugas. 11) Guru memberi motivasi kepada peserta didik untuk

menjawab soal dengan secepat-cepatnya.

12) Guru memberikan pujian kepada peserta didik yang paling cepat dan benar dalam menjawab pertanyaan.

Secara umum peserta didik menunjukkan rasa senang dalam mengikuti pelajaran, ada perhatian, keaktifan dan kesungguhan dalam mengikuti proses belajar. Namun ketika melakukan sharing di depan kelas, peserta didik masih malu dan kurang keberanian.

(15)

Tabel 04

Rekapitulasi Hasil Tes Peserta didik Pada Siklus II

No Uraian Hasil Siklus II

1 Persentase Nilai Rata.rata Peserta didik 79,21 %

2 Nilai Tertinggi 100

3 Nilai Terendah 65

4 Jumlah Peserta didik yang Tuntas Belajar 25

5 Jumlah Peserta didik yang Belum Tuntas Belajar 7

6 Persentase Peserta didik yang Tuntas Belajar 78,125 %

7 Persentase Peserta didik yang Belum Tuntas Belajar 21,875 %

Sumber : Data primer yang diolah

c. Refleksi Tindakan

Hasil tindakan siklus II menunjukkan bahwa motivasi belajar PAI meningkat sehingga dampaknya ada kenaikan dalam hasil belajarnya yaitu peserta didik yang memperoleh hasil tes di atas KKM sebanyak 78,12%, ini berarti tindakan sudah menunjukkan hasil lebih baik walaupun belum mencapai hasil yang optimal. Dengan demikian indikator kinerja pada akhir siklus 2 belum tercapai yaitu diharapkan minimal 80% peserta didik di kelas VII A SMP Negeri 1 Bonang Kabupaten Demak mampu memahami dan dapat menerapkan hukum bacaan nun mati/tanwin dan mim mati, dengan memenuhi kriteria ketuntasan minimal yang ditetapkan sekolah. Oleh sebab itu perlu dilakukan optimalisasi tindakan sehingga penelitian akan diteruskan pada siklus III.

Dengan demikian diajukan alternatif perbaikan tindakan pada siklus III sebagai berikut:

1) Masing-masing peserta didik perlu melakukan sharing didepan kelas untuk menguji hasil pemahaman masing-masing kelompok.

2) Guru mepersiapkan materi Al-Qur’an surat-surat pendek untuk dipraktekkan peserta didik.

3. Siklus ketiga

(16)

a. Perencanaan Tindakan

Rencana tindakan Siklus III yang dilakukan oleh peneliti antara lain:

1. Guru membagi materi Al-Qur’an kepada peserta didik.

2. Peserta didik membuka kembali CD pembelajan hukum nun mati/tanwin dan mim mati.

3. Peserta didik mempraktekkan bacaan nun mati/tanwin dan mim mati pada surat-surat pilihan.

b. Pelaksanaan Tindakan

Rangkuman hasil monitoring terhadap peserta didik pada siklus ketiga dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel: 05

Tindakan Peserta didik Pada Siklus III

No Butir Pengamatan Jml Persentase

( % )

1 Peserta didik yang memiliki buku pelajaran 29 90,62

2 Peserta didik yang antusias belajar mandiri. 30 93,75

3 Peserta didik yang mau bertanya kepada teman dalam satu kelompok.

28 87,5

4 Peserta didik yang mau bertanya kepada guru. 19 59,37

5 Peserta didik yang mau mengajarkan materi yang dikuasai pada teman satu kelompok.

32 100

6 Peserta didik yang dapat menjawab soal dengan benar sebelum batas waktu habis.

32 100

7 Peserta didik yang aktif positif dalam proses pembelajaran. 32 100

Sumber : Data primer yang diolah

Hasil monitoring terhadap guru, sebagai berikut:

1) Guru membuat persiapan mengajar dengan baik, 2) Guru memberikan appersepsi,

3) Guru aktif memberikan motivasi kepada peserta didik , 4) Guru memberikan tugas kepada peserta didik,

(17)

7) Guru aktif memberi kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya,

8) Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk membantu peserta didik lain dalam belajar,

9) Guru berkeliling membantu peserta didik secara aktif,

10) Guru memberi kesempatan kepada peserta didik agar peserta didik berlomba-lomba menyelesaikan tugas,

11) Guru selalu memberi motivasi kepada peserta didik untuk menjawab soal dengan secepat-cepatnya,

12) Guru sering memberikan pujian kepada peserta didik yang paling cepat dan benar dalam menjawab pertanyaan.

Adapun analisis melalui tes maka diperoleh data sebagai berikut:

Tabel 06

Rekapitulasi Hasil Tes Peserta didik Pada Siklus III

No Uraian Hasil Siklus III

1 Persentase Nilai peserta didik 89,06 %

2 Nilai tertinggi 100

3 Nilai terendah 75

4 Jumlah peserta didik yang tuntas belajar 32

5 Jumlah peserta didik yang belum tuntas belajar 0

6 Persentase peserta didik yang tuntas belajar 100 %

7 Persentase peserta didik yang belum tuntas belajar 0 %

Sumber : Data primer yang diolah

Dari tabel diatas diketahui nahwa telah terjadi peningkatan hasil belajar yang ditandai dengan banyaknya peserta didik yang tuntas belajar yaitu mencapai 100%.

(18)

menerapkan hukum bacaan nun mati/tanwin dan mim mati, dengan memenuhi kriteria ketuntasan minimal yang ditetapkan sekolah.

C. Tingkat Kemajuan Motivasi Belajar Peserta didik Tabel 07

Tabel Peningkatan Motivasi Belajar Peserta didik

No. Indikator Siklus I

(%)

Siklus II (%)

Siklus III (%)

1. Peserta didik yang memiliki buku pelajaran. 25 50 90,62

2. Peserta didik yang antusias belajar mandiri. 37,5 56,25 93,75

3. Peserta didik yang mau bertanya kepada teman dalam satu kelompok

31,25 75 87,5

4. Peserta didik yang mau bertanya kepada guru. 18,75 37,5 59,37

5. Peserta didik yang mau mengajarkan materi yang dikuasai pada teman satu kelompok.

56,25 75 100

6. Peserta didik yang dapat dapat menjawab soal dengan benar sebelum batas waktu habis.

75 87,5 100

7. Peserta didik yang aktif positif dalam proses pembelajaran 62,5 93,75 100

Sumber : Data primer yang diolah

(19)

Gambar 03

Grafik Perbandingan Motivasi Belajar Peserta didik Pada Siklus I, II, III

D. Peningkatan Hasil Belajar dan Ketuntasan Belajar Peserta didik Tabel 08

Tingkat Hasil Belajar Rata-rata dan Ketuntasan Belajar Peserta didik

No Indikator

Pre test

Siklus

I

Siklus II

Siklus III

1. Nilai Hasil Belajar Rata-Rata 66,75 69,37 79,21 89,06

2. Nilai Tertinggi 80 85 100 100

3. Nilai Terendah 50 50 65 75

4. Jumlah Peserta didik yang Tuntas Belajar

14 16 25 32

5. Jumlah Peserta didik yang Belum tuntas Belajar

18 16 7 0

6. Persentase Peserta didik yang Tuntas Belajar

43,75% 50% 78,12% 100%

0

20

40

60

80

100

P

e

rsent

a

se

Motivasi Belajar Peserta didik

Tindakan Peserta didik Pada Siklus I, II dan III

SIKLUS I

SIKLUS II

(20)

7. Persentase Peserta didik yang Belum Tuntas Belajar

56,25% 50% 21,87% 0%

Sumber : Data primer yang diolah

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa hasil penilaian pada siklus I, II dan III, terjadi peningkatan hasil belajar sebesar 9,84 dari siklus I ke siklus II dan

9,85 dari siklus II ke siklus III dari rata-rata nilai pada siklus I = 69,37 dan siklus II = 79,21 serta siklus III = 89,06. Juga diperoleh peningkatan hasil ketuntasan klasikal sebesar 29,21 % pada siklus II dan 21,78 % pada siklus III dari ketuntasan klasikal pada siklus I = 50 %, siklus II = 78,12 % dan siklus III = 100 %.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 09

Perbandingan Penilaian Hasil Belajar Tiap Siklus PENILAIAN HASIL BELAJAR

SIKLUS I SIKLUS II SIKLUS III

Rata-rata

Nilai Ketuntasan

Rata-rata

Nilai Ketuntasan

Rata-rata

Nilai Ketuntasan

69,37 50% 79,21 78,12% 89,06 100%

(21)

Gambar 04

Grafik Perbandingan Hasil Belajar Peserta didik Pada Siklus I, II, III

E. Kondisi Pembelajaran di Kelas Tabel 10

Kondisi Pembelajaran di Kelas

No. Indikator Siklus I

(%)

Siklus II (%)

Siklus III (%)

1. Partisipasi aktif peserta didik 62,5 93,75 100

2. Respon positip dari peserta didik kepada guru

46,87 93,75 100

3. Semangat belajar 37,5 56,25 93,75

4. Komunikasi peserta didik dengan peserta didik

31,25 75 87,5

5. Komunikasi peserta didik dengan Guru

15,75 37,5 59,37

SIKLUS I

SIKLUS II

SIKLUS III

71

69.37

71

79.21

71

89.06

50

78.12

100

Hasil Belajar Peserta didik Pada Siklus I, II, dan

III

(22)

Gambar 05

Grafik Perbandingan Kondisi Pembelajaran Siklus I, II, dan III

F. Hasil Learning Logs Peserta didik Tabel 11

Hasil Learning Logs Peserta didik

No. Indikator Respon Peserta

didik Siklus I (%) Siklus II (%) Siklus III (%)

1. Pendapat peserta didik tentang materi pelajaran PAI

Sangat sulit Sulit Mudah Sangat mudah 37,50 40,67 21,87 0,00 21,87 25,00 53,12 0,00 0,00 9,37 90,62 0,00

2. Pendapat peserta didik jika tidak mengikuti pembelajaran PAI

Sangat Rugi

Rugi

Tidak rugi

Sangat Tidak Rugi

0,00 93,75 6,25 0,00 0,00 96,87 3,12 0,00 0,00 100 0,00 0,00

3. Sikap ketika mengikuti proses pembelajaran PAI Sangat Serius Serius Tidak Serius 0,00 93,75 6,25 6,25 87,5 6,25 15,62 84,37 0,00

indikator 1

indikator 2

indikator 3

indikator 4

indikator 5

62.5

46.87

37.5

31.25

15.75

93.75

93.75

56.25

75

37.5

100

100

93.75

87.5

59.37

Kondisi Pembelajaran Pada Siklus I, II dan III

(23)

Sangat Tidak Serius 0,00 0,00 0,00

4. Kebiasaan menyerahkan tugas/PR materi pelajaran PAI

Selalu Tepat waktu

Kadang Tepat Waktu

Tidak Tepat Waktu

Tidak Menyerahkan 40,62 28,12 28,12 3,12 53,12 34,37 9,37 3,12 68,75 28,12 3,12 0,00

5. Kebiasaan peserta didik mengulang pelajaran PAI di rumah

Selalu Mengulang

Kadang Mengulang

Mengulang jika ada PR Tidak Mengulang 6,25 25,00 37,50 31,25 15,62 31,25 46,87 6,25 34,37 46,87 15,62 0,00

6. Adanya kegiatan pembelajaran dengan model think paire share

Sangat Menarik Menarik Kurang Menarik Tidak Menarik 3,12 62,50 31,25 31,25 21,87 65,62 71,87 6,25 31,25 68,75 0,00 0,00

7. Adanya kegiatan pembelajaran dengan multimedia interaktif

Sangat Senang Senang Kurang Senang Tidak Senang 3,12 46,87 46,87 3,12 8,25 68,75 6,25 0,00 46,87 53,12 0,00 0,00

8. Adanya kegiatan pairing (berpasangan) dan sharing (berbagi) Sangat Senang Senang Kurang Senang Tidak Senang 25,00 62,50 12,50 0,00 31,25 65,62 3,12 0,00 50,00 50,00 0,00 0,00

9. Penguasaan materi PAI setelah memakai model

Think Pair Share

dengan multimedia interaktif

Sangat Paham Paham Kurang paham Tidak Paham 0,00 40,62 46,87 12,50 6,25 68,75 25,00 0,00 18,75 81,25 0,00 0,00

10. Perbandingan proses

Pembelajaran

Think Pair Share

(24)

Tidak Menarik 3,12 0,00 0,00

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:

1. Penggunakan model pembelajaran Think Pair Share dengan bantuan multimedia interaktif dalam proses pembelajaran materi al Qur’an: Menerapkan Hukum Bacaan Nun Mati/Tanwin dan Mim Mati dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik

2. Penggunaan model pembelajaran Think Pair Share dengan bantuan multimedia interaktif dalam proses pembelajaran materi al Qur’an: Menerapkan Hukum Bacaan Nun Mati/Tanwin dan Mim Mati dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik.

B. Saran

1. Untuk peningkatan motivasi peserta didik dalam proses pembelajaran, salah satu solusinya adalah menggunakan model pembelajaran Think Pair Share

2. Model pembelajaran Think Pair Share dapat dilaksanakan di sekolah mana saja dan semua propinsi dengan beberapa modifikasi.

3. Dapat digunakan sebagai model pembelajaran untuk semua mata pelajaran.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Daradjat, Zakiah, dkk. 1992 Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara.

Depdiknas RI. 2003. Undang Undang Rep. Indonesia no 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, (UUSPN), Jakarta: Depdiknas RI.

Direktorat Pendidikan Agama Islam Departemen Agama RI: 2009. Kurikulum & Pengembangan Silabus Pendidikan Agama Islam Sekolah Menengah Pertama (SMP), Jakarta: Direktorat Pendidikan Agama Islam pada Sekolah Direktorat Jenderal Pendidikan Agama Islam Departemen Agama RI.

Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

(25)

Sutrisno. 1982. Metodologi Research Yogyakarta: Yayasan penerbit Fakultas Psikologi UGM.

Hussein, Syed Sajjad dan Syed Ali Ashraf. 1986. Krisis Pendidikan Islam, terj. Rahmani Astuti, Bandung : Risalah.

Ibrahim. 2000. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya.

Irawan Prasetya dkk., 1996. Teori Belajar,Motivasi,dan Keterampilan Mengajar, Jakarta: Pusat Antar Universitas Depdikbud RI.

Ismail SM: 2009. Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan, Semarang: Rasail Media Group.

Moleong, Lexy . J. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya.

Muhaimin dan Abdul Mujib. 1993. Pemikiran Pendidikan Islam, Jakarta: Tri Genda Karya.

Multahim,dkk. 2007. Agama Islam Penuntun Akhlak, Jakarta: Yudhistira.

Nasution, S. 2004. Didaktik Azaz-azaz Mengajar, Cetakan Ketiga. Jakarta: Bumi Aksara.

Nurhadi, dkk. 2004. Pembelajaran Contextual (Contectal Teaching and Learning/CTL) dan Penerapannya dalam KBK. Malang: UM.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia, No: 22 tahun 2006

Rusn, A. Ibnu. 1998. Pemikiran Al Ghazali tentang Pendidikan, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Sadiman A.M. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, PT Raja Grafinda Persada, Jakarta, 1997

Sugiyono: 2006. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Bandung: Alfabeta.

Sudjana, Nana dan Ahmad Rivai, Media Pembelajaran, Bandung: sinar Baru Algesindo.

Tim Depag RI. 1983. Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Proyek Pembinaan Sarana dan Prasarana PT/IAIN.

Wartono,dkk., 2004. Sains,Materi Pelatihan Terintegrasi,Jakarta: Bagian Proyek Pengembangan sistem dan Pengendalian Program.

Gambar

Tabel 01
Tabel  02 Rekapitulasi Hasil Tes Peserta didik Pada Siklus I
Tabel   03 Tindakan Peserta didik Pada Siklus  II
Tabel   04 Rekapitulasi Hasil Tes Peserta didik Pada Siklus II
+7

Referensi

Dokumen terkait

kunjungan bagi orang asing warga negara dari negara.. tertentu dimaksudkan untuk memberikan

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan tesis ini dengan judul Analisis Pengaruh

Teknik pendinginan ini lebih memerlukan sumber energi panas untuk menjalankan..

Dari hasil analisis regresi terbukti bahwa faktor-faktor yang digunakan untuk menganalisis, semua mempunyai hubungan yang kuat dengan jumlah perjalanan. Dari persamaan regresi

Yogyakarta, sebuah kota yang kaya predikat, baik berasal dari sejarah maupun potensi yang ada, seperti sebagai kota perjuangan, kota kebudayaan, kota pelajar, dan kota pariwisata

Pada hari ini Senin Tanggal Dua Puluh Empat Bulan Juni Tahun Dua Ribu Tiga Belas (24-06-2013), kami Panitia Pengadaan Barang/Jasa Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten

Hal ini sesuai dengan Wirakartakusumah (1992) yang menyatakan bahwa pencampuran bertujuan untuk mencampurkan satu atau lebih bahan dengan menambahkan satu bahan kedalam bahan

Apabila pembelajaran sebelumnya dilakukan dengan menyajikan pokok berita dan ilustrasi gambar sebagai dasar penulisan teks berita siswa, pembelajaran menulis teks berita