• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS KEBUTUHAN DAN KETERSEDIAAN AIR BERSIH DI WILAYAH KECAMATAN SUKAMULIA KABUPATEN LOMBOK TIMUR Analysis Of Needs And Availability Clean Water In Sub District Of Sukamulia Eastern Lombok

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "ANALISIS KEBUTUHAN DAN KETERSEDIAAN AIR BERSIH DI WILAYAH KECAMATAN SUKAMULIA KABUPATEN LOMBOK TIMUR Analysis Of Needs And Availability Clean Water In Sub District Of Sukamulia Eastern Lombok"

Copied!
101
0
0

Teks penuh

(1)

Analysis Of Needs And Availability Clean Water In Sub District Of Sukamulia

Eastern Lombok

Tugas Akhir

Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana S-1 Jurusan Teknik Sipil

Oleh :

DESSY MAULIDA PRATAMA

FIA 010 084

JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MATARAM

(2)
(3)
(4)

iv

hidayah-Nya, sehingga dengan usaha yang maksimal akhirnya penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini.

Tugas akhir ini berjudul “Analisis Kebutuhan Dan Ketersediaan Air bersih Di Wilayah Kecamatan Sukamulia Kabupaten Lombok Timur. Tugas akhir ini merupakan salah satu persyaratan wajib akademis yang harus ditempuh oleh setiap mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Mataram untuk memperoleh gelar sarjana (S-1).

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan tugas akhir ini masih jauh dari kesempurnaan, dengan kerendahan hati penulis menerima segala kritik dan saran yang membangun dari pembaca. Akhir kata semoga tugas akhir ini dapat memberikan manfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya. Terima kasih.

Mataram, Desember 2016

(5)

v

maupun materil dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang setulus-tulusnya terutama kepada :

1. Bapak Yusron Saadi, ST.,M.Sc.,PhD., selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas Mataram,

2. Bapak Jauhar Fajrin, ST.,MSc(Eng).,Ph.D., selaku Ketua Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Mataram,

3. Ibu Tri Sulistyowati, ST.,MT., selaku Sekretaris Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Mataram,

4. Bapak Salehudin, ST.,MT., selaku Dosen Utama yang telah memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis selama penyusunan Tugas Akhir ini, sehingga dapat terselesaikan dengan baik,

5. Bapak Ir. Bambang Harianto.,MT., selaku Dosen Pembimbing Pendamping yang telah memberikan ide, saran dan arahan serta motivasinya,

6. Orang tuaku tercinta, Ibu, Ayah dan adikku Wulan yang selalu memberikan dukungan semangat dan doanya yang tidak ternilai sampai saat ini.

7. Kekasihku Didik Sugiono, sahabat-sahabatku Dini, Evi dan Ida Terima kasih untuk semua bantuan semangat dan dukungannya,

8. Serta semua pihak yang telah banyak membantu baik secara langsung maupun tidak langsung selama pelaksanaan dan penyusunan skripsi ini.

(6)

vi

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR NOTASI DAN SINGKATAN ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

INTISARI... ... xv

ABSTRACT... ... xvi

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 2

1.3 Batasan Masalah ... 3

1.4 Tujuan Penelitian ... 3

1.5 Manfaat Penelitian ... 4

BAB II. DASAR TEORI 1.1.Tinjauan Pustaka ... 5

2.2 Landasan Teori ... 6

2.2.1 Definisi Air Bersih ... 6

2.2.2 Sumber Air Bersih... ... 7

2.2.3 Kebutuhan Air Bersih ... .. 8

2.2.4 Distribusi Air Bersih ... ... 10

2.2.5 Proyeksi Jumlah Penduduk ... ... 11

2.2.6 Perhitungan Kebutuhan Air Bersih ... 13

(7)

vii

3.2.1 Pengumpulan Data... 22

3.2.2 Analisis Proyeksi Jumlah Penduduk...23

3.2.3 Analisis Kebutuhan Air... ...23

3.2.4 Evaluasi Jaringan Distribusi Air………24

3.3 Bagan Alir Penelitian ... ...25

BAB IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Proyeksi Jumlah Penduduk... ...26

4.2. Analisis Kebutuhan Airbersih... ...31

4.3. Analisis Ketersediaan Air bersih... 40

4.4. Analisis Hidrolika Jaringan Air Bersih... 44

4.5. Perencanaan jaringan pipa air bersih baru...59

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan...71

5.2. Saran ...71

(8)

viii

Tabel 2.2 Kategori Wilayah ...13

Tabel 2.3 Kriteria Kebutuhan Air Bersih... ...16

Tabel 2.4 Tinggi Kekasaran rata-rata Pipa Komersial……….19

Tabel 2.5 Nilai koefisien C Hazen- Williams………..20

Tabel 4.1 Jumlah Penduduk Kecamatan Sukamulia…….. . ……….…...26

Tabel 4.2 Persentase Pertumbuhan Penduduk Masing-masing Desa ...28

Tabel 4.3 Hasil Uji Korelasi Desa Setanggor ...29

Tabel 4.4 Metode Proyeksi Jumlah Penduduk Tiap-tiap Desa ...30

Tabel 4.5 Proyeksi Jumlah Penduduk Desa setanggor ………....30

Tabel 4.6 Proyeksi pertumbuhan Jumlah Penduduk Setiap Desa Di Kecamatan Sukamulia ...31

Tabel 4.7 Proyeksi kebutuhan air bersih Desa Setanggor………....34

Tabel 4.8 Total kebutuhan air bersih masing masing desa di kecamatan sukamulia…..………..35

Tabel 4.9 Jumlah penduduk setiap Desa yang satu jaringan atau penggunaan air bersih dengan kecamatan sukamulia………...36

Tabel 4.10 Persentase pertumbuhan penduduk masing masng desa yang satu penggunaan air bersih dengan kecamatan sukamulia…...37

Tabel 4.11 Proyeksi jumlah penduduk setiap desa yang satu jaringan dengan kecamatan sukamulia………...38

Tabel 4.12 Proyeksi kebutuhan air bersih untuk daerah yang satu jaringan dengan kecamatan sukamulia………...………..……….. .39

Tabel 4.13 Daftar nama dan debit mata air untuk kecamatan sukamulia…………...40

Tabel 4.14 Kebutuhan Maksimum Reservoir Rempung………...41

Tabel 4.15 Kebutuhan Maksimum Reservoir Jurit…….………41

Tabel 4.16 Analisa Fluktuasi Kebutuhan Untuk Perhitungan Kapasitas Reservoir Rempung ……….………..………..42

(9)

viii

Mencrit berdasarkan debit maksimum 2025 ...49 Tabel 4.21 Analisis Hidrolika jaringan pipa distribusi air bersih Sumber

Tojang berdasarkan debit maksimum 2025 ...54 Tabel 4.22 Analisis Hidrolika jaringan pipa distribusi air bersih Baru Sumber

Mencrit berdasarkan debit maksimum 2025 ...60 Tabel 4.23 Analisis Hidrolika jaringan pipa distribusi air bersih Baru Sumber

(10)

xi

Gambar 3.1 Peta Lokasi Penelitian ...………... 22

Gambar 3.2 Bagan Alir Penelitian ...……...……….. 25 Gambar 4.1 Skema Jaringan Air Bersih Hasil Perhitungan yang Satu

(11)

xi Pt : Jumlah penduduk tahun proyeksi Po : Jumlah penduduk tahun ke 0 t : Periode perencanaan

Pn : Jumlah penduduk pada tahun ke-n Pn+1 : Jumlah penduduk pada tahun ke-n+1 r : Persen pertambahan penduduk tiap tahun n : Tahun proyeksi nD% : Prosentase kebutuhan air non domestik qD : Kebutuhan air domestik (lt/org/hari) qT : Kebutuhan air total (lt/hari)

qHL : Kebocoran atau kehilangan air

Kt% : Prosentase kehilangan atau kebocoran qRH : Kebutuhan air rata-rata (lt/hari) qm : Kebutuhan air maksmum (lt/hari)

F : Faktor hari maksimum (antara 1,15 - 1,7) z1 : Energi statis batas (m)

h : Kehilangan tenaga selama pengaliran dalam sistem (m)

V : Kecepatan aliran (m/det) A : Tampang saluran (m2) D : Diameter pipa (m)

Re : bilangan Reynold tak berdimensi,

υ : kekentalan kinematik (m2/dt) (Tabel 2.4)

(12)

xii L : Panjang pipa (m)

CH : Koefisien gesekan Hazen – Williams S : Kemiringan garis energi

f : Koefisien tahananan permukaan pipa atau dikenal dengan koefisien gesekan Darcy-Weisbach (faktor gesekan) yang nilainya ditentukan oleh bilangan Reynolds

P : Keliling basah (m)

g : Percepatan gravitasi (m/det2)

K : Koefisien kehilangan tinggi tekan minor (tabel)

hm : Kehilangan tenaga minor akibat lubang masuk pipa (m)

km : Koefisien kehilangan energi minor

he : Kehilangan tenaga minor akibat pembesaran penampang (m)

V1 : Kecepatan aliran di pipa pertama (m/det)

A1, A2 : Luas penampang pipa pertama dan pipa kedua (m2)

hc : Kehilangan tenaga minor akibat pengecilan penampang (m)

(13)

xiv Lampiran II - Hasil Perhitungan

(14)

xv

berkembang dan mengalami pemekaran wilayah, Kecamatan Sukamulia semakin banyak membutuhkan air seiring dengan perkembangannya yaitu khususnya air bersih. Dengan bertambahnya infrastruktur Kecamatan Sukamulia maka sudah pasti untuk beberapa tahun kedepan Kecamatan Sukamulia akan membutuhkan air bersih yang lebih banyak lagi.

Dalam penelitian ini dilakukan analisis ketersediaan air bersih di wilayah Kecamatan Sukamulia kabupaten Lombok Timur. Analisis dilakukan pada wilayah kecamatan sukamulia yang bersumber dari mata air Mencrit, dan mata air Tojang. Selain itu dalam penelitian ini juga akan dilakukan evaluasi terhadap jaringan distribusi air guna mengetahui kemampuan jaringan distribusi yang ada saat ini. Dalam penentuan dimensi pipa, Peneliti menggunakan formula Hazen-Williams yang diaplikasikan dalam program komputer excel dalam proses analisa hidrolika.

Berdasarkan hasil analisis, didapatkan jumlah kebutuhan air bersih pada daerah Kecamatan Sukamulia dan daerah yang satu pengguaan air bersih yaitu sebesar 185,647 lt/dt sedangkan debit yang tersedia yaitu sebesar 260 lt/dt. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Sumber Mencrit dan tojang masih mampu untuk memenuhi kebutuhan penduduk sampai dengan tahun 2025. Dari hasil perhitungan poyeksi tahun rencana, dimensi pipa yang digunakan dalam perencanaan pergantian dimensi pipa jaringan air bersih baru untuk mata air menrit adalah ø6” untuk Zona Rempung, sedangkan perencanaan pergantian jaringan pipa air bersih baru untuk mata air tojang adalah ø16” untuk Zona Masbagi, Sukamulia dan Selong.

(15)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Air bersih merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia yang dibutuhkan secara berkelanjutan. Penggunaan air bersih sangat penting untuk konsumsi rumah tangga, kebutuhan industri dan tempat umum. Karena pentingnya kebutuhan akan air bersih, maka adalah hal yang wajar jika sektor air bersih mendapat prioritas penanganan utama karena menyangkut kehidupan orang banyak. Pemenuhan kebutuhan air bersih sangat bergantung pada ketersediaan sumber air bersih yang diantaranya dapat diperoleh dari air tanah dan air permukaan yaitu dapat disediakan dari Sungai, Mata air, Bendung dan Waduk/Embung.

Mengingat air bersih merupakan kebutuhan yang tidak terbatas dan berkelanjutan yang harus terpenuhi setiap saat, tidak hanya menyangkut debit yang cukup tetapi secara kualitas memenuhi standar yang berlaku dan secara kuantitas maupun kontinuitas harus dapat memenuhi kebutuhan masyarakat yang dilayaninya.

(16)

Kondisi eksisting Kecamatan Sukamulia sebagian besar adalah wilayah perumahan, pertokoan dan banyaknya usaha air minum yang diiringi pertumbuhan penduduk yang terus meningkat dapat mengakibatkan bertambahnya konsumsi air bersih. Sehingga keadaan seperti ini dapat berpengaruh langsung pada ketersediaan air (potensi air) bersih yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan wilayah Kecamatan Sukamulia.

Beberapa tahun ke depan jumlah penduduk akan semakin pesat yang tentunya akan berpengaruh terhadap peningkatan jumlah kebutuhan air bersih. Ketersediaan air yang ada belum tentu dapat menyeimbangi kebutuhan air bersih yang terus meningkat, untuk itu perlu dilakukan analisis ketersediaan air bersih yang ada sampai beberapa tahun ke depan, dalam penelitian ini sampai dengan tahun 2025. Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan alternatif pemecahan masalah air bersih terutama untuk daerah wilayah Kecamatan Sukamulia.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :

1. Berapakah besar kebutuhan air bersih di Kecamatan Sukamulia Kabupaten Lombok Timur berdasarkan peningkatan jumlah penduduk sampai 10 tahun yang akan datang ?

2. Bagaimanakah perbandingan antara kebutuhan air dengan ketersediaan air yang ada sampai 10 tahun yang akan datang?

3. Apakah ketersediaan air yang ada mencukupi kebutuhan daerah Sukamulia hingga tahun 2025?

4. Bagaimana sistem jaringan pipa distribusi utama penyediaan air bersih hingga tahun 2025 ?

(17)

1.3 Batasan Masalah

Untuk memberikan arahan yang lebih baik serta memudahkan penyelesaian masalah sesuai dengan tujuan yang diinginkan, maka batasan masalah yang dapat diambil adalah :

1. Analisis kebutuhan air bersih di kecamatan Sukamulia dihitung berdasarkan pertumbuhan penduduk sampai tahun 2025.

2. Data ketersediaan air didapatkan dari PDAM kabupaten Lombok Timur. 3. Analisis dilakukan bersumber dari Mata Air Mencerit , Mata Air Tojang dan

Sumur Bor Rempung.

4. Analisis hidrolika jaringan distribusi air bersih hanya meliputi perhitungan dimensi pipa pada jaringan distribusi utama.

5. Tidak membahas analisa ekonomi

1.4 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dilakukannya penelitian ini adalah :

1. Mengetahui besarnya kebutuhan air bersih di wilayah Kecamatan Sukamulia sampai 10 tahun yang akan datang.

2. Mengetahui perbandingan antara kebutuhan air masyarakat dengan ketersediaan air yang ada sampai tahun 2025.

3. Menghitung analisa hidrolika jaringan pipa distribusi utama air bersih sampai ke daerah layanan hingga tahun 2025.

1.5 Manfaat Penelitian

Sesuai dengan tujuan yang akan dicapai, maka penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :

(18)

2. Dapat memperkirakan jumlah ketersediaan air bersih yang ada dengan jumlah penduduk dan pembangunan di wilayah Kecamatan Sukamulia yang terus meningkat.

(19)

BAB II

DASAR TEORI

2.1 Tinjauan Pustaka

Penyediaan air bersih merupakan suatu program pemerintah yang pelayanannya ditangani oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM). Kebutuhan tentang penyediaan dan pelayanan air bersih dari waktu ke waktu semakin meningkat yang terkadang tidak diimbangi oleh kemampuan pelayanan. Peningkatan kebutuhan ini disebabkan oleh peningkatan jumlah penduduk, peningkatan derajat kehidupan warga serta perkembangan kawasan pelayanan ataupun hal – hal yang berhubungan dengan peningkatan kondisi sosial ekonomi warga yang dibarengi dengan peningkatan jumlah kebutuhan air perkapita. (Muhibin,2012)

Muhibin (2012) telah melakukan penelitian tentang analisis ketersediaan air bersih di kota mataram. Berdasarkan penelitiannya dapat disimpulkan bahwa jumlah kebutuhan air bersih di Kota Mataram mengalami peningkatan dari 449.758 l/dt di tahun 2012 menjadi 774.88 l/dt di tahun 2030 dengan beban puncak 1278.56 l/dt di tahun 2030. Untuk ketersediaan air bersih, debit mata air yang dimanfaatkan Kota Mataram dan daerah lain yang satu jaringan dengan Kota Mataram saat ini, ketersediaan air yang ada masih lebih besar dari kebutuhan hasil proyeksi sampai tahun 2030 yaitu 2379.36l/dt > 2284.85l/dt. Hal ini menunjukkan bahwa ketersediaan air untuk Kota Mataram Masih mencukupi sampai tahun 2030.

(20)

Novita, Elsa Dewi (2010) melakukan evaluasi jaringan pipa air bersih perusahaan daerah air minum (PDAM) pada sistem mata air Tojang Kabupaten Lombok Timur. Berdasarkan hasil evaluasi tersebut, jaringan pipa eksisting untuk sistem jaringan air bersih pada mata air Tojang tidak mampu mengalirkan air dengan baik yang disebabkan sebagian besar ruas pipa masih banyak mengalami kehilangan tekan lebih besar dibandingkan dengan beda tinggi yang dimiliki sehingga masih belum memenuhi persyaratan atau standar yang diharapkan dan perlu dilakukan dimensi ulang terhadap jaringan pipa air bersihnya.

Dalam penelitian ini akan dilaksanakan Analisis ketersediaan air bersih untuk wilayah Kecamatan Sukamulia. Adanya beberapa daerah yang belum terlayani secara maksimal mendorong pelaksanaan penelitian ini agar dapat mengetahui berapa jumlah kebutuhan air bersih yang dibutuhkan masyarakat di wilayah kecamatan Sukamulia.

2.2 Landasan Teori 2.2.1 Definisi Air Bersih

(21)

2.2.2 Sumber Air Bersih

Menurut Soemarto (1987), air yang dapat kita manfaatkan bagian dari daur hidrologi (Hydrology Cycle) dibagi menjadi 3 golongan sebagai berikut ini. 1) Air permukaan, seperti air danau, air rawa, air sungai dan sebagainya,

2) Air tanah, seperti mata air, air tanah dalam atau air tanah dangkal, 3) Air atmosfer, seperti hujan, es atau salju

Anonim (2011), Beberapa sumber air baku yang dapat digunakan untuk penyediaan air bersih dikelompokkan sebagai berikut:

1) Air Hujan

Air hujan disebut dengan air angkasa. Beberapa sifat kualitas dari air hujan adalah sebagai berikut:

a. Bersifat lunak karena tidak mengandung larutan garam dan zat-zat mineral dan air hujan pada umumnya bersifat lebih bersih

b. Dapat bersifat korosif karena mengandung zat-zat yang terdapat di udara seperti NH3, CO2, ataupun SO2.

2) Air Permukaan

Linsley dan Franzini (1991), Air permukaan adalah air yang mengalir di permukaan bumi. Pada umumnya air permukaan akan mengalami pengotoran selama pengalirannya, pengotoran tersebut disebabkan oleh lumpur, batang-batang kayu, daun-daun, limbah industri, kotoran penduduk dan sebagainya.

Air permukaan yang biasanya dimanfaatkan sebagai sumber atau bahan baku air bersih adalah:

a. Air waduk (berasal dari air hujan)

b. Air sungai (berasal dari air hujan dan mata air)

c. Air danau (berasal dari air hujan, air sungai atau mata air) 3) Air tanah

Linsley dan Franzini (1991), Air tanah adalah air yang terdapat dalam lapisan tanah, yang dibedakan menjadi:

(22)

Air ini terdapat pada kedalaman sekitar 15 m dari permukaan tanah dangkal sebagai sumber air bersih, dari segi kualitas agak baik namun dari segi kuantitas sangat tergantung pada musim.

b. Air tanah dalam

Air ini memiliki kualitas yang agak baik dibandingkan dengan air tanah dangkal, karena penyaringannya lebih sempurna dan bebeas dari bakteri, sedangkan kuantitasnya tidak dipengaruhi oleh musim.

4) Mata air

Dari segi kualitas, mata air sangat baik bila dipakai sebagai air baku. Karena berasal dari dalam tanah yang muncul ke permukaan tanah akibat tekanan, sehingga belum terkontaminasi oleh zat-zat pencemar. Biasanya lokasi mata air merupakan daerah terbuka, sehingga mudah terkontaminasi oleh lingkungan sekitar. Contohnya banyak ditemui bakteri E.–coli pada air tanah.

Dilihat dari segi kuantitasnya, jumlah dan kapasitas mata air sangat terbatas sehingga hanya mampu memenuhi kebutuhan sejumlah penduduk tertentu.

2.2.3 Kebutuhan Air Bersih

Kebutuhan air bersih adalah banyaknya air yang diperlukan untuk melayani penduduk yang dibagi dalam dua klasifikasi pemakaian air, yaitu untuk keperluan domestik (rumah tangga) dan non domestik. Dalam melayani jumlah cakupan pelayanan penduduk akan air bersih sesuai target, maka direncanakan kapasitas sistem penyediaan air bersih yang dibagi dalam dua klasifikasi pemakaian air, yaitu untuk keperluan domestik (rumah tangga) dan non domestik.

a. Kebutuhan Air Bersih Untuk Domestik (Rumah Tangga)

(23)

b. Kebutuhan Air Bersih Untuk Non Domestik

Kebutuhan air bersih non domestik adalah kebutuhan air untuk memenuhi kebutuhan air untuk memenuhi sarana dan prasarana desa, seperti sekolah, masjid, musholla, perkantoran, puskesmas dan peternakan. Namun untuk kategori desa Ditjen Cipta Karya sudah merumuskan besarannya yaitu sebesar 15% sampai dengan 30% dari kebutuhan domestik. Untuk memastikan besaran seperti yang ditetapkan Ditjen Cipta Karya perlu dilakukan kajian terhadap faktor perkembangan jumlah fasilitas tersebut untuk mengetahui besaran kebutuhan non domestik.

c. Kehilangan Air

Kehilangan air adalah selisih antara banyaknya air yang disediakan dengan air yang dikonsumsi. Kehilangan air fisik/teknis maksimal 20%, dengan komponen utama penyebab kehilangan atau kebocoran air yaitu kebocoran pada pipa transmisi dan pipa induk, kebocoran dan luapan pada tangki reservoir, kebocoran pada pipa dinas hingga meter pelanggan (Ditjen Cipta Karya Dinas PU, 2000).

d. Kebutuhan maksimum

Yaitu dalam periode satu minggu, bulan atau tahun terdapat hari-hari tertentu dimana pemakaian airnya maksimum. Keadaan ini dicapai karena adanya pengaruh musim. Pada saat pemakaian demikian disebut pemakaian hari maksimum. Kebutuhan air produksi direncanakan sama dengan kebutuhan maksimum. Besarnya kebutuhan air maksimum (Q max) = F max

x Q rata-rata, dengan faktor F max = 1,1 (Ditjen Cipta Karya Dinas PU, 2000).

2.2.4 Distribusi Air Bersih a. Sistem Distribusi Air Bersih

(24)

Dua hal penting yang harus diperhatikan pada sistem distribusi adalah tersedianya jumlah air yang cukup dan tekanan yang memenuhi (kontinuitaspelayanan), serta menjaga keamanan kualitas air yang berasal dari instalasi pengolahan.

Tugas pokok sistem distribusi air bersih adalah menghantarkan air bersih kepada para pelanggan yang akan dilayani, dengan tetap memperhatikan faktor kualitas, kuantitas dan tekanan air sesuai dengan perencanaan awal. Faktor yang didambakan oleh para pelanggan adalah ketersedian air setiap waktu.

b. Sistem Jaringan Perpipaan Air Bersih.

Sistem jaringan perpipaan berfungsi untuk mengalirkan zat cair dari satu tempat ke tempat yang lain. Aliran terjadi karena adanya perbedaan tinggi tekanan di kedua tempat, yang bisa terjadi karena adanya perbedaan tinggi tekanan di kedua tempat, yang bisa terjadi karena adanya perbedaan elevasi muka air atau karena digunakan pompa (Triatmodjo, 1993)

1) Pengaliran dalam pipa

Pendistribusian air minum kepada konsumen dengan kuantitas, kualitas dan tekanan yang cukup memerlukan sistem jaringan perpipaan yang baik, reservoir, pompa dan dan peralatan yang lain. Metode dari pendistribusian air tergantung pada kondisi topografi dari sumber air dan posisi para konsumen berada. Sistem pengaliran air dapat dilakukan dengan cara :

a. Cara Gravitasi.

Cara pengaliran gravitasi digunakan apabila elevasi sumber air mempunyai perbedaan cukup besar dengan elevasi daerah pelayanan, sehingga tekanan yang diperlukan dapat dipertahankan. Cara ini dianggap cukup ekonomis, karena hanya memanfaatkan beda ketinggian lokasi.

b. Cara Pemompaan.

(25)

2) Komponen sistem jaringan perpipaan a. Sistem Sumber

Terdiri dari system pengambilan air bersih.Dalam system ini ada beberapa macam sumber penyediaan air bersih diantaranya air hujan, air permukaan dan air tanah.

b. Sistem Transmisi

Suatu system perpipaan yang mengalirkan air dari bangunan penyadap air baku ke bangunan pengolahan air sampai reservoir distribusi.

c. Sistem Distribusi

Sistem distribusi yaitu system perpipaan yang mengalirkan air dari reservoir sampai ke konsumen.

2.2.5 Proyeksi Jumlah Penduduk

Dalam proyeksi jumlah penduduk di masa yang akan datang dapat diprediksikan berdasarkan laju pertumbuhan penduduk yang direncanakan relatif naik setiap tahunnya (Anjayani,2009).

Ada beberapa metode yang dapat digunakan dalam memproyeksi jumlah penduduk yaitu:

a. Metode Geometrik

Pn= Po(1 + i)n ……… ... (2.1)

dengan:

Pn = jumlah penduduk pada tahun ke n perencanaan (jiwa) Po = jumlah penduduk pada awal tahun perencanaan (jiwa) i = ratio angka pertumbuhan tiap tahun (%)

n = periode tahun perencanaan

b. Metode Aritmatik

Pn= Po+ (1 + in) ………... (2.2)

(26)

Pn = jumlah penduduk pada tahun ke n perencanaan (jiwa). Po = jumlah penduduk pada awal tahun perencanaan (jiwa). i = ratio angka pertumbuhan tiap tahun (%).

n = periode tahun perencanaan.

c. Metode Eksponensial

Perkembangan penduduk berdasarkan metode eksponensial dapat didekati dengan persamaan berikut :

Pn= Po. e(in)………... (2.3)

dengan :

Pn = jumlah penduduk pada tahun ke n perencanaan (jiwa). Po = jumlah penduduk pada awal tahun perencanaan (jiwa). e = bilangan logaritma natural besarnya sama dengan 2.7182818 i = ratio angka pertumbuhan tiap tahun (%).

n = jumlah tahun proyeksi (tahun)

d. Pemilihan Metode Proyeksi Penduduk

Kriteria pemilihan dari ketiga metode di atas berdasarkan uji korelasi sederhana, dimana nilai koefisien (r) yang mendekati 1 atau r=1 digunakan. Nilai koefisien korelasi dapat dihitung dengan bantuan

Microsoft Exel 2007 yaitu dengan fungsi “=CORREL(array1;array2)”.

Tabel 2.1 Interpretasi nilai r

No Besarnya nilai r Interpretasi

1 0,8 - 1,00 Tinggi

(27)

Apabila diperoleh angka negatif, berarti korelasinya negatif. korelasi negatif menunjukkan hubungan yang berlawanan arah. Indeks korelasi tidak pernah lebih dari 1,00 (Suharsimi Arikunto, 2010).

Adapun wilayah sasaran perencanaan harus dikelompokan ke dalam kategori wilayah berdasarkan jumlah penduduk sebagai berikut :

Tabel 2.2 Kategori Wilayah

NO Kategori Wilayah Jumlah Penduduk

(jiwa) Jumlah Rumah (buah)

1 Kota > 1.000.000 > 200.000

2 Metropolitan 500.000 - 1.000.000 100.000 - 200.000

3 Kota Besar 100.000 - 500.000 20.000 - 100.000

4 Kota Sedang 10.000 - 100.000 2.000 - 20.0000

5 Kota Kecil Desa 3.000 - 10.000 600 - 2.000

Sumber : PERMEN PU NOMOR : 18/PRT/M/2007

2.2.6 Perhitungan Proyeksi kebutuhan air bersih

Anonim (2005 dalam D. Sumartoro,2013), Langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam menghitung jumlah kebutuhan air bersih, antara lain:

1. Kebutuhan Air Domestik

Untuk jumlah kebutuhan air domestik dihitung berdasarkan jumlah penduduk yang dilayani dikalikan dengan standar kebutuhan air perorang perhari (S), sedangkan jumlah penduduk yang dilayani dapat dihitung dengan jumlah penduduk dikalikan dengan prosentase pelayanan yang akan dilayani (pl%), dihitung dengan persamaan berikut:

(28)

2. Kebutuhan Air Non Domestik

Untuk keperluan air non-domestik dihitung dengan cara kebutuhan air domestik dikalikan dengan prosentase kebutuhan air non-domestik. Dihitung menggunakan persamaan berikut :

qnD = (nD%) x qD ……….…... (2.6) dengan :

qnD = kebutuhan air non domestik (lt/org/hari) nD% = prosentase kebutuhan air non domestik qD = kebutuhan air domestik (lt/org/hari)

3. Kebutuhan Air Total

Kebutuhan air total adalah kebutuhan air domestik yang ditambahkan dengan kebutuhan air non domestik, dihitung dengan persamaan berikut: qT = qD+ qnD ……….………..(2.7)

dengan :

qT = kebutuhan air total (lt/hari)

4. Kehilangan dan Kebocoran

Kehilangan air akibat kebocoran dapat dihitung dengan persamaan berikut:

qHL = qT x (Kt%) ……….…….(2.8) dengan :

qHL = kebocoran atau kehilangan air

Kt% = prosentase kehilangan atau kebocoran

5. Kebutuhan Air Rata-rata

Dihitung dengan menggunakan persamaan berikut:

qRH = qT+ qHL ………...(2.9) dengan :

(29)

qT = kebutuhan air total (lt/hari)

qHL = kebocoran atau kehilangan air (lt/hari)

6. Kebutuhan Air Jam Maksimum/puncak

Kebutuhan air jam maksimum yaitu besar air maksimum yang dibutuhkan pada jam tertentu pada kondisi kebutuhan air maksimum. Didapatkan dalam bentuk persamaan sebagai berikut:

qm = qRH x F ………(2.10)

dengan :

qm = kebutuhan air maksmum (lt/hari) qRH = kebutuhan air rata-rata (lt/hari) F = faktor hari maksimu

Untuk besarnya kebutuhan air bersih kriterianya dapat di lihat pada tabel berikut ini.

Tabel 2.3 Kriteria kebutuhan air bersih

No. Uraian

Kategori Kota Berdasarkan Jumlah Penduduk ( Jiwa )

Kota Kota Kota Kota

Desa

Metropolitan Besar Sedang Kecil

> 1.000.000 500.000 s/d

Konsumsi Unit Sambungan Rumah (SR)

(liter/orang/hari) >150 120-150 90-120 80-120 60-80

2

Konsumsi Unit Hindran Umum (HU)

(30)

7 Jumlah Jiwa Per SR (Jiwa) 5 5 5 5 5

8 Jumlah Jiwa Per HU ( Jiwa) 100 100 100 100 100

9 Jam Operasi (Jam) 24 24 24 24 24

10 volume reservoir (%) 15-25% 15-25% 15-25% 15-25% 15-25%

11 SR : HU 50 : 50 50 : 50 80 : 20 70 : 30 70 : 30

s/d s/d

80 : 20 80 : 20

12 Cakupan Pelayanan (%) 90 90 90 90 70

Sumber :Kriteria Perencanaan Direktorat Jendral Cipta Karya Dinas PU, 2000

2.2.7 Hidrolika Jaringan Perpipaan

Menurut (Triatmodjo, 1993) sistim jaringan pipa biasa digunakan pada bidang teknik sipil khususnya untuk distribusi air bersih. Sistem perpipaan berfungsi untuk mengalirkan zat cair atau fluida dari satu tempat ke tempat lain. Timbulnya aliran dapat diakibatkan karena adanya perbedaan elevasi atau karena pompa. Perancangan sistem jaringan pemipaan harus dirancang dengan teliti agar sistem dapat bekerja secara optimal dan efisien. Jaringan pipa harus memenuhi persamaan kontinuitas dan tenaga. Beberapa sifat zat cair yang dapat dibahas dalam bentuk persamaan sebagai berikut.

1. Persamaan Kontinuitas

(31)

Gambar 2.1 Kontinuitas pengaliran dalam pipa

Q1 = Q2 ………... (2.11)

A1 V1 = A2 V2 ………... (2.12)

2. Persamaan energi

Setiap benda atau zat mempunyai energi atau dengan kata lain setiap benda mempunyai kemampuan untuk melakukan kerja, begitu juga airmempunyai energi. Tinggi energi pada sistem hidraulika diwakili dengan tiga bagian, yaitu tekanan, elevasi, dan kecepatan. Keseimbangan energi antara dua titik dalam sistem diterangkan dalam persamaan Bernaulli (Triatmodjo, 1993) :

Z = energi potensial p

γ = tinggi tekanan V2

2g = energi kecepatan

hf = kehilangan energi

3. Kehilangan energi pada pipa

(32)

katup dan sambungan sehingga menimbulkan turbulensi. Faktor ini disebut kehilangan energi minor.

a) Kehilangan energi utama

Ada beberapa persamaan empirik yang digunakan masing-masing dengan kelebihan dan kekurangannya sendiri yaitu persamaan Darcy-Weisbach dan persamaan Hazen-Williams.

• Persamaan Darcy-Weisbach

Koefisien tahanan permukaan untuk aliran turbulen tergantung pada ketinggian rata-rata proyeksi kekasaran, ԑ, dari dinding pipa.Kekasaran rata-rata dinding pipa untuk pipa komersial ditunjukkan pada Tabel 2.4.Nilai-nilai ini disarankan untuk dicek di pabrik pembuat pipa setempat.

Tabel 2.4 Tinggi Kekasaran rata-rata pipa komersial

(33)

Koefisien tahanan permukaan juga tergantung pada angka Reynolds Re dari aliran yang dituliskan sebagai:

Re =VD

𝑣𝑣 ...……… ..……… ..………... (2.15)

Dimana v = viskositas kinematik fluida yang dapat diperoleh menggunakan persamaan yang diberikan oleh Swamee (2004):

v = 1,792x10−6(1 +�T

25� 1,165

)−1 ...………... (2.16) Dimana T = temperature air dalam °C. Untuk aliran turbulen (Re ≥ 4000), Colebrook (1938) menemukan persamaan implisit berikut untuk nilai f:

f = 1,325[ln� ε

3,7D+

2,51

Re√f�]−2 ………...………... (2.17)

Untuk aliran laminar (Re ≤ 2000), nilai f hanya tergantung pada nilai Re dan diberikan dalam persamaan Hagen – Poiseuille:

f =64Re ………... (2.18) Untuk nilai Re antara 2.000 dan 4.000 (disebut aliran transisi), tidak terdapat informasi untuk menghitung nilai f. Swamee (1993) memberikan persamaan berikut untuk nilai f yang berlaku pada aliran laminar, turbulen, dan transisi:

f = {�64

Chw = koefisien kekasaran Hazen-Williams (tabel) D = diameter pipa (m)

(34)

L = panjang pipa (m)

V = kecepatan lairan pada pipa (m/dt)

Tabel 2.5 Nilai koefisien C Hazen-Williams

No Jenis Pipa Nilai C

1 New Cast Iron 130-140

2 Poly Vinil Chlorine

(PVC) 120-140

3 Galvanized Iron 120

4 Plastic 140-150

5 Stell 140-150

6 Vetrivield Clay 110

Sumber : Martin Dharmasetiawan

b) Kehilangan energi minor

Disamping adanya kehilangan tenaga akibat gesekan pipa, terjadi pula kehilangan tenaga dalam pipa yang diesebabkan karena perubahan penampang pipa, sambungan, belokan, dan katub. Kehilangan tenaga akibat gesekan pada pipa panjang biasanya jauh lebih besar dari pada kehilangan tenaga sekunder, sehingga pada keadaan tersebut biasanya kehilangan tenaga sekunder diabaikan. Pada pipa pendek kehilangan tenaga sekunder harus diperhitungkan. Apabila kehilangan tenaga sekunder lebih dari 5% dari kehilangan tenaga akibat gesekan maka kehilangan tenaga tersebut bisas diabaikan. Untuk memperkecil kehilangan tenaga sekunder, perubahan penampang jangan dibuat mendadak tetapi berangsur-angsur. Persamaan matematis dari kehilangan energi minor adalah;

(35)

Q = debit pipa (m³/d),

k = koefisien kehilangan energi minor.

Koefisien k tergantung pada bentuk fisik belokan, penyempitan, katup, dan sambungannya. Namun, nilai k masih berupa nilai pendekatan, karena sangat dipengaruhi oleh bahan, kehalusan membuat sambungan, serta umur sambungan itu sendiri (Triatmodjo, 1993).

(36)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi Daerah Penelitian

Studi ini mengambil lokasi/daerah Kecamatan Sukamulia Kabupaten Lombok Barat.

Berikut peta Kecamatan Sukamulia yang dapat dilihat pada gambar 3.1.

Sumber : BPS (Badan Pusat statistik)

Gambar3.1 Peta Lokasi Studi

3.2 Langkah Studi 3.2.1 Pengumpulan Data

Pengumpulan data dapat diperoleh dari instansi – instansi terkait, data tersebut meliputi :

1. Data Kependudukan

2. Data Potensi ketersediaan air Lokasi

(37)

4. Data – data pendukung lainnya yang dianggap perlu

3.2.2 Analisa Proyeksi Jumlah Penduduk

Untuk menentukan kebutuhan air bersih pada masa mendatang pada masing – masing zona perlu terlebih dahulu diperhatikan keadaan pertumbuhan penduduk yang ada pada saat ini dan proyeksi jumlah penduduk pada masa mendatang. Adapun analisis yang akan dilakukan, yaitu :

1. Perhitungan rerata pertumbuhan penduduk di kecamatan Sukamulia

Sampai dengan tahun rencana berdasarkan jumlah dan kepadatan penduduk di wilayah tersebut.

2. Memprediksi/ memproyeksikan jumlah penduduk di kecamatan Sukamulia sampai tahun rencana dengan menggunakan metode pilihan yang menghasilkan koefisien korelasi terbesar diantara perhitungan metode sebagai berikut :

a. Metode Eksponensial b. Metode Aritmatik c. Metode Geometri

3.2.3 Analisa Kebutuhan Air Bersih

Dalam menentukan kebutuhan jumlah air bersih yang akan dipergunakan untuk keperluan domestik dan lainnya yang memerluka air dilakukan perkiraan yang mendekati besarnya kebutuhan air sehari – hari. Besarnya kebutuhan air yang digunakan dalam perhitungan diperkirakan berdasarkan kondisi penduduk dan perkembangannya. Dalam analisis kebutuhan air ini dihitung berdasarkan Kriteria Perencanaan Dirjen Cipta Karya Dinas Pekerjaan Umum untuk masing – masing kategori baik Kota Maupun Desa.

Langkah-langkah perhitungan kebutuhan air bersih adalah sebagai berikut :

1. Menentukan dasar-dasar perhitungan, yaitu :

- Jumlah penduduk di wilayah penelitian

(38)

- Kebutuhan domestik

- Kebutuhan non domestik

- Kebutuhan air bersih total

- Kehilangan air

- Kebutuhan air rata-rata

- Kebutuhan air maksimum dan jam puncak

3.2.4 Evaluasi jaringan distribusi air bersih

(39)

Mulai

Gambar 3.2 Diagram Alir Penelitian

Pengumpulan Data

1. Data kependudukan 2. Data jumlah

pelanggan PDAM

Data potensi sumber air yang ada

Analisis Proyeksi Jumlah Penduduk dan Pelanggan PDAM

Analisis Kebutuhan Air Bersih 1. Domestik/Rumah Tangga

Evaluasi Jaringan distribusi Utama

Menentukan sumber mata air baru

ya

Tidak

(40)

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1 Analisis Proyeksi Jumlah Penduduk

Untuk menentukan kebutuhan air bersih pada masa mendatang pada setiap zona perlu terlebih dahulu diperhatikan keadaan penduduk yang ada pada saat ini dan proyeksi jumlah penduduk pada masa mendatang. Dalam perencanaan proyeksi jumlah penduduk ini direncanakan sampai 10 tahun yang akan datang terhitung dari tahun 2016 sampai tahun 2025. Data jumlah penduduk yang digunakan untuk menghitung rerata pertumbuhan penduduk adalah data jumlah penduduk masing - masing Desa di Kecamatan Sukamulia dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2015.

Berikut data jumlah penduduk Kecamatan Sukamulia per Desa mulai dari tahun 2011 -2015

Tabel 4.1 Jumlah penduduk Kecamatan Sukamulia tahun 2011 – 2015

no Desa Jumlah Penduduk (jiwa)

2011 2012 2013 2014 2015 Sumber : BPS kabupaten Lombok Timur

(41)

a. Menghitung laju pertumbuhan penduduk (𝑖𝑖)

Dari Tabel 4.1 selanjutnya dilakukan perhitungan laju pertumbuhan penduduk untuk menentukan berapa tingkat pertambahan pengguna layanan air bersih yang akan datang.

Berikut contoh perhitungan laju pertumbuhan penduduk untuk Desa setanggor dimana laju pertumbuhan penduduk dihitung dengan persamaan berikut .

𝑖𝑖 =𝑃𝑃𝑛𝑛− 𝑃𝑃0

𝑃𝑃0 𝑥𝑥100

Diketahui : Jumlah penduduk Desa setanggor tahun 2011 berjumlah 2179 jiwa, tahun 2012 berjumlah 2184 jiwa, tahun 2013 berjumlah 2197 jiwa, tahun 2014 berjumlah 2247 jiwa, tahun 2015 berjumlah 2264jiwa.

(42)

Tabel 4.2 Persentase Pertumbuhan Penduduk Masing - masing Desa Sumber : Hasil Perhitungan

b. Menentukan Metode Proyeksi Jumlah Penduduk

Penentuan metode yang akan digunakan (Geometrik, Aritmatik, dan Eksponensial) untuk perhitungan proyeksi jumlah penduduk masing-masing Desa dengan kriteria pemilihan metode menggunakan uji korelasi sederhana. Contoh perhitungan :

Diketahui : Jumlah penduduk Desa setanggor 2011 berjumlah 2179 jiwa dengan pertumbuhan penduduk sebesar 0.96 %.

(43)

𝑃𝑃3 𝑥𝑥 𝐽𝐽𝑖𝑖𝑗𝑗𝑗𝑗

4) Uji korelasi sederhana

Nilai koefisien korelasi dapat dihitung dengan bantuan Microsoft Exel 2007 yaitu dengan fungsi “=CORREL(array1;array2)”, dimana nilai koefisien korelasi (r) yang mendekati nilai r =1 atau r =1 digunakan.

Hasil uji korelasi dapat di lihat pada tabel berikut ini. Tabel 4.3 Hasil uji korelasi Desa setanggor

Tahun Tahun ke-n i (%) Jumlah Statistik

Hasil Perhitungan

Geometrik Aritmatik Eksponensial

2011 0 0.96 2179 2179 2179 2179

2012 1 0.96 2184 2200 2200 2200

2013 2 0.96 2197 2221 2221 2221

2014 3 0.96 2247 2243 2242 2243

2015 4 0.96 2264 2264 2263 2265

Koefisien Korelasi 0.95217 0.89599 0.95218

Sumber : Hasil Perhitungan

Dari Tabel 4.3 diketahui bahwa koefisien korelasi yang paling mendekati angka 1 adalah proyeksi dengan menggunakan metode Eksponensial, maka untuk proyeksi jumlah penduduk Desa setanggor ditentukan dengan menggunakan metode Eksponensial.

(44)

Tabel 4.4 Metode proyeksi jumlah penduduk tiap-tiap Desa

no Desa kesimpulan

1 Setanggor Eksponensial

2 Jantuk Eksponensial

3 Padamara Eksponensial

4 Dasan lekong Eksponensial

5 Sukamulia Eksponensial

6 Sukamulia timur Eksponensial 7 Paok pampang Eksponensial 8 Nyiur tebel Eksponensial 9 Setanggor selatan Eksponensial Sumber : Hasil Perhitungan

c. Proyeksi jumlah penduduk

Berikut contoh perhitungan proyeksi jumlah penduduk untuk Desa Setanggor (Metode Eksponensial).

Diketahui :

𝑃𝑃𝑜𝑜= 2264 jiwa ; 𝑖𝑖= 0.96 % ; dan 𝑖𝑖 = 1 tahun ; e = 2.718

sehingga :

𝑃𝑃𝑛𝑛 =𝑃𝑃𝑜𝑜.𝑒𝑒(𝑟𝑟𝑛𝑛) = 2264 × 2.718(0.96%×1) = 2286 𝑗𝑗𝑖𝑖𝑗𝑗𝑗𝑗.

Untuk hasil perhitungan selanjutnya dapat di lihat pada tabel 4.5.

Selanjutnya dengan menggunakan rumus yang sama, maka perhitungan proyeksi jumlah penduduk Desa Setanggor untuk tahun – tahun berikutnya dapat dilihat dalam tabel 4.5

(45)

9 2023 2264 8 0.96 2.7182818 2446 10 2024 2264 9 0.96 2.7182818 2469 11 2025 2264 10 0.96 2.7182818 2493 Sumber : Hasil Perhitungan

Dan untuk proyeksi jumlah penduduk setiap desa di wilayah kecamatan Sukamulia menggunakan perhitungan yang sama seperti pada perhitungan untuk desa setanggor. Di bawah ini tabel perhitungan proyeksi jumlah penduduk untuk Desa lainnya di wilayah Kecamatan Sukamulia untuk tahun-tahun berikutnya dapat di lihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.6 Proyeksi pertumbuhan jumlah penduduk setiap Desa di kecamatan sukamulia

No Desa Proyeksi pertumbuhan jumlah penduduk setiap desa di Kecamatan Sukamulia (jiwa)

Sumber : Hasil Perhitungan

Dari analisis perhitungan di atas didapat jumlah penduduk pengguna air bersih. Untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat diambil jumlah pendududuk terbesar yaitu pada akhir tahun rencana proyeksi yaitu pada tahun 2025 dengan total jumlah penduduk 34.979 jiwa (proyeksi 10 tahun) , maka sesuai tabel 2.3 tentang kriteria perencanaan air bersih, Kecamatan Sukamulia termasuk dalam kategori “kota kecil” dengan jumlah penduduk berkisar 20.000-100.000.

4.2Analisis Kebutuhan Air Bersih

(46)

Setanggor Kecamatan Sukamulia tahun rencana 2025.

a. Kebutuhan Domestik (SR) qD = JP x (pl%) x S

= (c) x (d) x (e) = 2244 x 90% x 100 =224,400 lt/org/hr = 2,597 liter/detik b. Kebutuhan Non Domestik

qnD = (nD%) x qD = (g) x c

= 20 % x 2,597 = 0,519 liter/detik c. Kebutuhan Air Total

(47)

= 3,116 x 20 % = 0,623 liter/detik e. Kebutuhan air rata-rata

qRH = qT+ qHL = c + d

= 3,116 + 0.623 = 3,740 liter/detik f. kebutuhan air maksimum

qm = qRH x F = e x ( h) = 3,740 x 1.1 = 4,114 liter/detik

Dari contoh perhitungan di atas, maka debit yang dibutuhkan untuk melayani kebutuhan Desa setanggor sebesar 3.927 liter/detik.

Adapun hasil perhitungan proyeksi kebutuhan air Desa Setanggor Kecamatan sukamulia dari tahun 2015 – 2025 dapat dilihat pada tabel 4.7.

(48)

Tabel 4.7 Proyeksi Kebutuhan air bersih Desa setanggor

No Uraian Tahun

Satuan 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025

1 Pelayanan Penduduk

2

Jumlah Penduduk Jiwa 2264 2286 2308 2330 2353 2376 2399 2422 2446 2469 2493

cakupan pelayanan (%) 90% 90% 90% 90% 90% 90% 90% 90% 90% 90% 90% Penduduk terlayani Jiwa 2038 2057 2077 2097 2118 2138 2159 2180 2201 2222 2244

Domestik

Sambungan Rumah (SR)

Tingkat Pelayanan (%) 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%

Penduduk Terlayani Jiwa 2038 2057 2077 2097 2118 2138 2159 2180 2201 2222 2244

Pemakaian Air lt/org/hr 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

Kebutuhan Air lt/dt 2.358 2.381 2.404 2.428 2.451 2.475 2.499 2.523 2.547 2.572 2.597

3 Non Domestik (20%) lt/dt 0.472 0.476 0.481 0.486 0.490 0.495 0.500 0.505 0.509 0.514 0.519

4 Kehilangan Air (20%) lt/dt 0.566 0.571 0.577 0.583 0.588 0.594 0.600 0.606 0.611 0.617 0.623

5 Kebutuhan Air Rata-rata lt/dt 3.396 3.429 3.462 3.496 3.530 3.564 3.598 3.633 3.668 3.704 3.740

6 Kebutuhan Air Maksimum lt/dt 3.736 3.77 3.8083 3.845 3.88 3.92 3.958 3.996 4.04 4.074 4.114

(49)

No Tahun

Kebutuhan Air Tiap Desa di kecamatan sukamulia (lt/dt) Total Kebutuhan

(lt/dt) Setanggor Jantuk Padamara Dasan

lekong sukamulia

sukamulia timur

paok pampang

Nyiur tebel

Setanggor selatan

(50)

Kecamatan Sukamulia ada daerah lain yang satu jaringan atau satu penggunaan air bersih yaitu beberapa desa yaitu Desa Rempung, Desa Masbagik Timur, Desa Kembang Sari, Desa Majidi, Desa Rekam, Desa sandubaya, Kota selong, Desa Pancor, Desa Sekar Teja. Dalam analisis ketersediaan air bersih, kebutuhan air bersih dari masing – masing Desa tersebut harus diperhitungkan, sehingga dilakukan perhitungan yang sama seperti perhitungan kebutuhan air di masing-masing Desa Kecamatan Sukamulia.

Berikut data statistik perkembangan penduduk untuk daerah yang satu penggunaan air bersih dengan kecamatan Sukamulia dapat dilihat pada tabel 4.9

Tabel 4.9 Jumlah penduduk setiap Desa yang satu jaringan atau penggunaan air bersih dengan Kecamatan Sukamulia

No Desa Jumlah Penduduk (jiwa)

Sumber : BPS Kabupaten Lombok timur

Dari Tabel 4.9 selanjutnya dilakukan perhitungan laju pertumbuhan penduduk untuk menentukan berapa tingkat pertambahan pengguna layanan air bersih yang akan datang.

Berikut contoh perhitungan laju pertumbuhan penduduk untuk Desa Rempung dimana laju pertumbuhan penduduk dihitung dengan pesamaan berikut .

𝑖𝑖 =𝑃𝑃𝑛𝑛− 𝑃𝑃0

𝑃𝑃0 𝑥𝑥100

(51)

berjumlah 5385jiwa.

Dari perhitungan di atas diperoleh rata -rata laju pertumbuhan penduduk Desa Rempung sebesar 1.30%. Untuk hasil perhitungan selanjutnya yaitu perhitungan laju pertumbuhan untuk setiap Desa yang satu jaringan atau penggunaan air bersih dengan kecamatan Sukamulia dapat di lihat pada tabel 4.10.

Tabel 4.10 Persentase Pertumbuhan Penduduk Masing - masing Desa

No Desa

Sumber : Hasil Perhitungan

(52)

wilayah sukamulia di dapatkan hasil koefisien korelasi terbesar adalah metode eksponensial untuk seluruh desa. Dan berikut Tabel perhitungan hasil proyeksi jumlah penduduk setiap desa yang satu jaringan atau penggunaan air bersih dengan Kecamatan sukamulia menggunakan metode Eksponensial sampai tahun rencana.

Tabel 4.11 Proyeksi Jumlah Penduduk setiap desa yang satu jaringan dengan

Kecamatan Sukamulia

No Desa

Proyeksi pertumbuhan jumlah penduduk setiap desa di Kecamatan Sukamulia

(jiwa)

2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025

1 Rempung 5455 5455 5599 5672 5746 5821 5897 5974 6052 6131 6211

2 Masbagik timur 6114 6232 6352 6474 6599 6726 6856 6988 7123 7261 7401

3 kembang sari 6019 6136 6255 6376 6499 6625 6754 6884 7018 7154 7292

4 Majidi 8457 8620 8787 8956 9129 9306 9485 9668 9855 10045 10239

5 Rekam 6561 6688 6817 6949 7084 7221 7361 7503 7649 7797 7948

6 Sandubaya 6114 6232 6352 6114 6599 6726 6856 6988 7123 7261 7401

7 kota selong 12080 12319 12562 12810 13063 13321 13584 13853 14126 14405 14690

8 Pancor 17317 17570 17828 18089 18353 18622 18895 19171 19452 19737 20026

9 Sekar Teja 11224 11377 11532 11690 11849 12011 12175 12175 12341 12680 12853

Sumber : Hasil Perhitungan

(53)

2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025

1 Rempung 7.741 7.842 7.944 8.048 8.153 8.367 8.476 8.587 8.699 8.813 8.928

2 Masbagik timur 8.622 8.788 8.958 9.131 9.307 9.486 9.669 9.856 10.046 10.240 10.639

3 kembang sari 8.488 8.653 8.820 8.991 9.165 9.343 9.524 9.708 9.896 10.088 10.482

4 Majidi 11.927 12.157 12.392 12.631 12.875 13.123 13.377 13.635 13.898 14.166 14.719

5 Rekam 9.252 9.431 9.614 9.800 9.990 10.183 10.380 10.581 10.786 10.995 11.425

6 Sandubaya 8.622 8.788 8.958 9.131 9.307 9.486 9.669 9.669 10.046 10.240 10.639

7 kota selong 17.029 17.365 17.708 18.058 18.414 18.778 19.149 19.527 19.913 20.306 21.116

8 Pancor 24.534 24.893 25.257 25.627 26.002 26.383 26.769 27.161 27.559 27.962 28.787

9 Sekar Teja 15.917 16.135 16.355 16.578 16.804 17.033 17.266 17.501 17.740 17.982 18.476

Total

(54)

Untuk analisis ketersediaan air bersih sampai dengan tahun 2025 dilakukan dengan membandingkan debit potensi setiap sumber mata air yang dimanfaatkan saat ini dengan debit yang dibutuhkan sampai tahun 2025 sesuai dengan hasil perhitungan

Berdasarkan data yang didapatkan dari PDAM Kabupaten Lombok Timur, Berikut tabel data potensi sumber mata air dengan debit yang dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan air bersih Kecamatan Sukamulia.

Tabel 4.13 Daftar nama dan debit mata air untuk kecamatan Sukamulia

No Potensi Sumber Mata

Air Kapasitas Sumber (lt/dt)

1 Mata Air Tojang 100

2 Mata Air Mencerit 100

3 Sumur Bor Rempung 60

Total Jumlah 260

Sumber : PDAM Kabupaten Lombok Timur

Dengan menjumlahkan kebutuhan air bersih dari wilayah Kecamatan Sukamulia di Kabupaten Lombok Timur pada tahun 2025 ( 50,437 lt/dt) dengan wilayah yang satu penggunaan air bersih pada tahun 2025 ( 135,210 lt/dt) , maka didapatkan total kebutuhan air bersih yaitu sebesar 185,647 lt/dt. Dengan membandingkan kebutuhan dengan ketersediaan air yang ada, dapat diketahui bahwa jumlah ketersediaan sumber air saat ini ( 260>185,647 ) masih mampu untuk memenuhi kebutuhan wilayah Kecamatan Sukamulia dan daerah lain yang satu penggunaan sumber air bersih yang ada di Kabupaten Lombok timur sampai dengan tahun 2025.

(55)

kebutuhan maksimum pada tahun proyeksi yang akan datang yaitu tahun 2025 maka dilakukan analisa fluktuasi kebutuhan. Untuk itu perlu diketahui kebutuhan maksimum pada masing-masing reservoir. Berikut tabel kebutuhan maksimum pada masing-masing reservoir

Tabel 4.14 Kebutuhan maksimum Reservoir Rempung

Zone Kebutuhan maksimum

Total kebutuhan (lt/dt) 152.911 Sumber : hasil perhitungan

Tabel 4.15 Kebutuhan maksimum Reservoir Jurit

Zone Kebutuhan maksimum

(lt/dt)

Masbagik masbagik timur 11.702

Sukamulia

Paok Pampang 4.119

Jantuk 3.538

Setanggor 4.114

Setanggor selatan 3.690

Padamara 6.805

Total kebutuhan (lt/dt) 85.960 Sumber : hasil perhitungan

(56)

Tabel 4.16 Analisa fluktuasi kebutuhan untuk perhitungan kapasitas reservoir Rempung

Volume Reservoir Maksimum 116.21 m³/Jam 272.18

Minimum -155.97 m³/Jam

Sumber : Hasil Perhitungan

(57)

dimensi reservoir Rempung yang ada saat ini (300 m3) dengan volume hasil perhitungan (272.18 m3 ) masih mampu menampung kebutuhan air bersih sampai tahun 2025.

Tabel 4.17 Analisa fluktuasi kebutuhan untuk perhitungan kapasitas reservoir Jurit

Jam Koefisien

Volume Reservoir Maksimum 65.33 m³/Jam 153.01

Minimum -87.68 m³/Jam

(58)

Dari tabel di atas didapat volume air maksimum = 65,33 m3/jam dan minimum = -87,68 m3/jam sehingga volume reservoir diperlukan sebesar 65,33 - (-87,68) = 153,01 m3. Dengan membandingkan hasil perhitungan diatas, maka dimensi reservoir Jurit yang ada saat ini (200 m3) dengan volume hasil perhitungan (272.18 m3 ) masih mampu menampung kebutuhan air bersih sampai tahun 2025.

4.4

Analisa Hidrolika Jaringan Air Bersih

Setelah menghitung besar kebutuhan air bersih untuk kecamatan Sukamulia dan daerah yang satu jaringan atau satu penggunaan air dengan kecamatan Sukamulia sampai tahun 2025, maka dilakukan analisa Hidrolika terhadap sistem jaringan pipa saat ini, apakah masih bisa mendistribusikan air dengan baik sampai tahun proyeksi 2025 atau tidak. Pada penelitian ini jaringan perpipaan yang akan dievaluasi adalah jaringan pipa pada pipa distribusi utama, yaitu jaringan pipa dari reservoir sampai zona pelayanan. Untuk melakukan analisa hidrolika terhadap sistem jaringan pipa di wilayah sukamulia, Setiap sumber mata air memiliki daerah layanan yang terbagi menjadi beberapa zona. Untuk tabel pembagian zona pelayanan pada tiap masing-masing mata air dapat dilihat pada tabel 4.13 dan 4.14.

Tabel 4.18 Zona pelayanan mata air Mencrit

Zone Kebutuhan maksimum

(lt/dt)

Total (lt/dt)

Rempung Rempung 13.391 13.391

Sukamulia

(59)

Mata Air Tojang

Tabel 4.19 Zona pelayanan mata air Tojang

Zone Kebutuhan air bersih

(lt/dt) Total (lt/dt)

masbagik Masbagik timur 11.702 11.702

sukamulia

Paok Pampang 4.1191

22.2666

Jantuk 3.5383

Setanggor 4.1138

Setanggor selatan 3.6899

Padamara 6.8055

Selong

kembang sari 11.531

51.991

Majidi 16.190

Rekam 12.567

Sandubaya 11.702

Sumber : hasil perhitungan

(60)
(61)

proyeksi tahun 2025 : untuk ruas R0-R1

Q (debit) = 13,391 lt/dt = 0,01339 m3/dt

Elevasi R0 = 275 m

Elevasi R1 = 267 m

L (Panjang pipa) = 261 m

D (Diameter pipa ) = 3 inc = 0,0762 m

A ( luas ) = 1

4𝜋𝜋𝐷𝐷2………..(Persamaan 11)

= 0,25 × 3,14 × 0,07622

V(Kecepatan) = Q / 1

4𝜋𝜋𝐷𝐷2

= 0,01339/(0,25 × 3,14 × 0,07622) = 2,938 m/dt

Chw = 140 (tabel2.5)

Hf (Mayor) = 𝑘𝑘𝑖𝑖𝑄𝑄1.85 = 10.67𝐿𝐿

𝐶𝐶ℎ𝑤𝑤1.85𝐷𝐷4.87.𝑄𝑄1.85…....(Persamaan 17 dan 18) = + 28,441 m

HLm(Minor) = 𝐾𝐾𝑉𝑉2

2𝑔𝑔 ………..(Persamaan 19)

= 0,05 (2,9382/2 × 9,81) = + 0,0220 m

∆H (Beda Tinggi) = 275 - 267 = + 8 m

(62)

tekan. Dari hasil analisa hidrolika pada jaringan pipa eksisting, diketahui beda tinggi dan kehilangan tekanan yang terjadi pada masing ruas – ruas pipa. Perbedaan tinggi elevasi yang lebih besar dibandingkan dengan kehilangan tinggi tekan yang terjadi menunjukkan bahwa aliran air dalam sistem jaringan pipa sudah sesuai atau dianggap memenuhi persyaratan atau standar yang diharapkan

Sedangkan perbedaan tinggi elevasi yang lebih kecil dibandingkan dengan kehilangan tekanan yang terjadi menunjukkan bahwa aliran air dalam sistem jaringan perpipaan tidak sesuai atau dianggap tidak memenuhi persyaratan atau standar yang diharapkan.

Berdasarkan hasil analisis hidrolika jaringan pipa distribusi yang ada saat ini pada tabel 4.20 untuk Mata Air Mencrit terdapat beberapa ruas pipa pada zona Rempung yang mengalami kehilangan tekanan lebih tinggi dibandingkan dengan beda tingginya seperti yang terjadi pada ruas (R0-R1), (R1-R2), dan (R2-R3).

Dan berdasarkan hasil analisis hidrolika jaringan pipa distribusi yang ada saat ini untuk Mata Air Tojang pada tabel 4.21 sebagian besar ruas pipa masih banyak yang

(63)

Rempung

R0-R1 R0 275 261 0.0762 140 0.013 2.938 28.441 0.0220 28.463 8 TIDAK SESUAI

R1 267

R1-R2 R1 267 239 0.0762 140 0.013 2.938 26.044 0.0220 26.066 6 TIDAK SESUAI

R2 261

R2-R3 R2 261 250 0.0762 140 0.013 2.938 27.243 0.0220 27.265 1 TIDAK SESUAI

R3 260

Sukamulia

R0-R1 R0 275 261 0.254 140 0.050 0.996 0.940 0.0025 0.942 8 SESUAI

R1 267

R1-R2 R1 267 262 0.254 140 0.050 0.996 0.943 0.0025 0.946 6 SESUAI

R2 261

R2-R3 R2 261 263 0.254 140 0.050 0.996 0.947 0.0025 0.949 5 SESUAI

R3 256

R3-R4 R3 256 264 0.254 140 0.050 0.996 0.950 0.0025 0.953 4 SESUAI

R4 252

R4-R5 R4 252 265 0.254 140 0.050 0.996 0.954 0.0025 0.956 3 SESUAI

R5 249

R5-R6 R5 249 266 0.254 140 0.050 0.996 0.958 0.0025 0.960 9 SESUAI

R6 240

R6-R7 R6 240 267 0.254 140 0.050 0.996 0.961 0.0025 0.964 8 SESUAI

R7 232

R7-R8 R7 232 268 0.254 140 0.050 0.996 0.965 0.0025 0.967 5 SESUAI

R8 227

(64)

Sukamulia

R9 224

R9-R10 R9 224 250 0.254 140 0.050 0.996 0.900 0.0025 0.902 7 SESUAI

R10 217

R10-R11 R10 217 250 0.254 140 0.050 0.996 0.900 0.0025 0.902 3 SESUAI

R11 214

R11-R12 R11 214 250 0.254 140 0.050 0.996 0.900 0.0025 0.902 6 SESUAI

R12 208

R12-R13 R12 208 270 0.254 140 0.050 0.996 0.972 0.0025 0.974 3 SESUAI

R13 205

R13-R14 R13 205 200 0.254 140 0.050 0.996 0.720 0.0025 0.722 5 SESUAI

R14 200

R14-R15 R14 200 200 0.254 140 0.050 0.996 0.720 0.0025 0.722 4 SESUAI

R15 196

R15-R16 R15 196 200 0.254 140 0.050 0.996 0.720 0.0025 0.722 4 SESUAI

R16 192

R16-R17 R16 192 150 0.254 140 0.050 0.996 0.540 0.0025 0.542 4 SESUAI

R17 188

R17-R18 R17 188 118 0.254 140 0.050 0.996 0.425 0.0025 0.427 3 SESUAI

R18 185

(65)

Selong

R1 267

R1-R2 R1 267 239 0.3048 140 0.103 1.406 1.317 0.0050 1.322 6 SESUAI

R2 261

R2-R3 R2 261 250 0.3048 140 0.103 1.406 1.377 0.0050 1.382 5 SESUAI

R3 256

R3-R4 R3 256 250 0.3048 140 0.103 1.406 1.377 0.0050 1.382 4 SESUAI

R4 252

R4-R5 R4 252 250 0.3048 140 0.103 1.406 1.377 0.0050 1.382 3 SESUAI

R5 249

R5-R6 R5 249 250 0.3048 140 0.103 1.406 1.377 0.0050 1.382 9 SESUAI

R6 240

R6-R7 R6 240 250 0.3048 140 0.103 1.406 1.377 0.0050 1.382 8 SESUAI

R7 232

R7-R8 R7 232 250 0.3048 140 0.103 1.406 1.377 0.0050 1.382 5 SESUAI

R8 227

R8-R9 R8 227 250 0.3048 140 0.103 1.406 1.377 0.0050 1.382 3 SESUAI

R9 224

R9-R10 R9 224 250 0.3048 140 0.103 1.406 1.377 0.0050 1.382 7 SESUAI

R10 217

R10-R11

R10 217

250 0.3048 140 0.103 1.406 1.377 0.0050 1.382 3 SESUAI

R11 214

(66)

Selong

R12 208

R12-R13 R12 208 270 0.3048 140 0.103 1.406 1.487 0.0050 1.492 3 SESUAI

R13 205

R13-R14 R13 205 200 0.3048 140 0.103 1.406 1.102 0.0050 1.107 5 SESUAI

R14 200

R14-R15 R14 200 200 0.3048 140 0.103 1.406 1.102 0.0050 1.107 4 SESUAI

R15 196

R15-R16 R15 196 200 0.3048 140 0.103 1.406 1.102 0.0050 1.107 4 SESUAI

R16 192

R16-R17 R16 192 150 0.3048 140 0.103 1.406 0.826 0.0050 0.831 4 SESUAI

R17 188

R17-R18 R17 188 118 0.3048 140 0.103 1.406 0.650 0.0050 0.655 3 SESUAI

R18 185

R18-R19 R18 185 250 0.3048 140 0.103 1.406 1.377 0.0050 1.382 3 SESUAI

R19 182

R19-R20 R19 182 250 0.3048 140 0.103 1.406 1.377 0.0050 1.382 3 SESUAI

R20 179

R20-R21 R20 179 250 0.3048 140 0.103 1.406 1.377 0.0050 1.382 3 SESUAI

R21 176

R21-R22 R21 176 250 0.3048 140 0.103 1.406 1.377 0.0050 1.382 4 SESUAI

R22 172

R22-R23 R22 172 100 0.3048 140 0.103 1.406 0.551 0.0050 0.556 2 SESUAI

R23 170

(67)

Selong

R24 167

R24-R25 R24 167 129 0.3048 140 0.103 1.406 0.711 0.0050 0.716 2 SESUAI

R25 165

R25-R26 R25 165 105 0.3048 140 0.103 1.406 0.578 0.0050 0.583 2 SESUAI

R26 163

R26-R27 R26 163 100 0.3048 140 0.103 1.406 0.551 0.0050 0.556 2 SESUAI

R27 161

R27-R28 R27 161 100 0.3048 140 0.103 1.406 0.551 0.0050 0.556 2 SESUAI

R28 159

R28-R29 R28 159 79 0.3048 140 0.103 1.406 0.435 0.0050 0.440 1 SESUAI

R29 158

R29-R30 R29 158 250 0.3048 140 0.103 1.406 1.377 0.0050 1.382 4 SESUAI

R30 154

R30-R31 R30 154 250 0.3048 140 0.103 1.406 1.377 0.0050 1.382 5 SESUAI

R31 149

R31-R32 R31 149 250 0.3048 140 0.103 1.406 1.377 0.0050 1.382 4 SESUAI

R32 145

R32-R33 R32 145 250 0.3048 140 0.103 1.406 1.377 0.0050 1.382 2 SESUAI

R33 143

(68)

(m) (m) (m) m^3/dt (m/dt) (m) (m) (m) (m)

masbagik

P0-P1 P0 305 239 0.152 140 0.012 0.642 0.694 0.001050 0.695 2 SESUAI

P1 303

P1-P2 P1 303 261 0.152 140 0.012 0.642 0.758 0.001050 0.759 2 SESUAI

P2 301

P2-P3 P2 301 261 0.152 140 0.012 0.642 0.758 0.001050 0.759 4 SESUAI

P3 297

P3-P4 P3 297 296 0.152 140 0.012 0.642 0.860 0.001050 0.861 1 SESUAI

P4 296

P4-P5 P4 296 250 0.152 140 0.012 0.642 0.726 0.001050 0.727 10 SESUAI

P5 286

P5-P6 P5 286 250 0.152 140 0.012 0.642 0.726 0.001050 0.727 1 SESUAI

P6 285

P6-P7 P6 285 260 0.152 140 0.012 0.642 0.755 0.001050 0.756 1 SESUAI

P7 284

P7-P8 P7 284 240 0.152 140 0.012 0.642 0.697 0.001050 0.698 1 SESUAI

P8 283

P8-P9 P8 283 270 0.152 140 0.012 0.642 0.784 0.001050 0.785 1 SESUAI

P9 282

P9-P10 P9 282 230 0.152 140 0.012 0.642 0.668 0.001050 0.669 1 SESUAI

P10 281

(69)

sukamulia

P11 268

P11-P12 P11 268 270 0.152 140 0.022 1.221 2.577 0.003801 2.581 7 SESUAI

P12 261

P12-P13 P12 261 170 0.152 140 0.022 1.221 1.623 0.003801 1.627 7 SESUAI

P13 254

P13-P14 P13 254 130 0.152 140 0.022 1.221 1.241 0.003801 1.245 6 SESUAI

P14 248

P14-P15 P14 248 248 0.152 140 0.022 1.221 2.367 0.003801 2.371 10 SESUAI

P15 238

P15-P16 P15 238 256 0.152 140 0.022 1.221 2.444 0.003801 2.448 3 SESUAI

P16 235

P16-P17 P16 235 268 0.152 140 0.022 1.221 2.558 0.003801 2.562 3 SESUAI

P17 232

P17-P118 P17 232 230 0.152 140 0.022 1.221 2.196 0.003801 2.199 7 SESUAI

P18 225

P18-P19 P18 225 252 0.152 140 0.022 1.221 2.406 0.003801 2.409 8 SESUAI

P19 217

P19-P20 P19 217 250 0.152 140 0.022 1.221 2.387 0.003801 2.390 3 SESUAI

P20 214

P20-P21 P20 214 270 0.152 140 0.022 1.221 2.577 0.003801 2.581 2 TIDAKSESUAI

P21 212

(70)

Selong

P22 209

P22-P23 P22 209 260 0.152 140 0.052 2.852 11.916 0.020723 11.937 1 TIDAKSESUAI

P23 208

P23-P24 P23 208 240 0.152 140 0.052 2.852 10.999 0.020723 11.020 3 TIDAKSESUAI

P24 205

P24-P25 P24 205 260 0.152 140 0.052 2.852 11.916 0.020723 11.937 3 TIDAKSESUAI

P25 202

P25-P26 P25 202 250 0.152 140 0.052 2.852 11.458 0.020723 11.478 4 TIDAKSESUAI

P26 198

P26-P27 P26 198 250 0.152 140 0.052 2.852 11.458 0.020723 11.478 5 TIDAKSESUAI

P27 193

P27-P28 P27 193 250 0.152 140 0.052 2.852 11.458 0.020723 11.478 1 TIDAKSESUAI

P28 192

P28-P29 P28 192 250 0.152 140 0.052 2.852 11.458 0.020723 11.478 4 TIDAKSESUAI

P29 188

P29-P30 P29 188 250 0.152 140 0.052 2.852 11.458 0.020723 11.478 4 TIDAKSESUAI

P30 184

P30-P31 P30 184 200 0.152 140 0.052 2.852 9.166 0.020723 9.187 2 TIDAKSESUAI

P31 182

P31-P32 P31 182 200 0.152 140 0.052 2.852 9.166 0.020723 9.187 6 TIDAKSESUAI

P32 176

P32-P33 P32 176 100 0.152 140 0.052 2.852 4.583 0.020723 4.604 1 TIDAKSESUAI

P33 175

(71)

Selong

P34 174

P34-P35 P34 174 200 0.152 140 0.052 2.852 9.166 0.020723 9.187 2 TIDAKSESUAI

P35 172

P35-P36 P35 172 87 0.152 140 0.052 2.852 3.987 0.020723 4.008 1 TIDAKSESUAI

P36 171

P36-P37 P36 171 75 0.152 140 0.052 2.852 3.437 0.020723 3.458 1 TIDAKSESUAI

P37 170

P37-P38 P37 170 117 0.152 140 0.052 2.852 5.362 0.020723 5.383 2 TIDAKSESUAI

P38 168

P38-P39 P38 168 108 0.152 140 0.052 2.852 4.950 0.020723 4.970 1 TIDAKSESUAI

P39 167

P39-P40 P39 167 114 0.152 140 0.052 2.852 5.225 0.020723 5.245 1 TIDAKSESUAI

P40 166

P40-P41 P40 166 111 0.152 140 0.052 2.852 5.087 0.020723 5.108 1 TIDAKSESUAI

P41 165

P41-P42 P41 165 71 0.152 140 0.052 2.852 3.254 0.020723 3.275 1 TIDAKSESUAI

P42 164

P42-P43 P42 164 75 0.152 140 0.052 2.852 3.437 0.020723 3.458 1 TIDAKSESUAI

P43 163

P43-P44 P43 163 75 0.152 140 0.052 2.852 3.437 0.020723 3.458 1 TIDAKSESUAI

P44 162

(72)

Selong

P45 161

P45-P46 P45 161 75 0.152 140 0.052 2.852 3.437 0.020723 3.458 1 TIDAKSESUAI

P46 160

P46-P47 P46 160 75 0.152 140 0.052 2.852 3.437 0.020723 3.458 1 TIDAKSESUAI

P47 159

P47-P48 P47 159 75 0.152 140 0.052 2.852 3.437 0.020723 3.458 1 TIDAKSESUAI

P48 158

P48-P49 P48 158 75 0.152 140 0.052 2.852 3.437 0.020723 3.458 1 TIDAKSESUAI

P49 157

P49-P50 P49 157 109 0.152 140 0.052 2.852 4.996 0.020723 5.016 2 TIDAKSESUAI

P50 155

(73)

Untuk perencanaan jaringan pipa air bersih baru, akan dilakukan pergantian diameter pipa supaya sisa tekanan yang diharapkan mampu mengalirkan air ke daerah layanan dengan baik.

Berikut contoh perhitungan analisis hidrolika jaringan pipa air bersih baru untuk Ruas R0 – R1 :

(74)

Ruas Pipa Elevasi L D Chw Q V Hf HLm Hf(Total) ∆H Evaluasi

(m) (m) (m) m^3/dt (m/dt) (m) (m) (m) (m)

Rempung

R0-R1 R0 275 261 0.1524 140 0.013 0.734 0.973 0.001 0.974 8 SESUAI

R1 267

R1-R2 R1 267 239 0.1524 140 0.013 0.734 0.891 0.001 0.892 6 SESUAI

R2 261

R2-R3 R2 261 250 0.1524 140 0.013 0.734 0.932 0.001 0.933 5 SESUAI

R3 256

Sukamulia

R0-R1 R0 275 261 0.254 140 0.045 0.895 0.772 0.002 0.774 8 SESUAI

R1 267

R1-R2 R1 267 239 0.254 140 0.045 0.895 0.707 0.002 0.709 6 SESUAI

R2 261

R2-R3 R2 261 250 0.254 140 0.045 0.895 0.739 0.002 0.741 5 SESUAI

R3 256

R3-R4 R3 256 250 0.254 140 0.045 0.895 0.739 0.002 0.741 4 SESUAI

R4 252

R4-R5 R4 252 250 0.254 140 0.045 0.895 0.739 0.002 0.741 3 SESUAI

R5 249

R5-R6 R5 249 250 0.254 140 0.045 0.895 0.739 0.002 0.741 9 SESUAI

R6 240

R6-R7 R6 240 250 0.254 140 0.045 0.895 0.739 0.002 0.741 8 SESUAI

R7 232

R7-R8 R7 232 250 0.254 140 0.045 0.895 0.739 0.002 0.741 5 SESUAI

R8 227

(75)

Tabel 4.22 lanjutan 1

Selong

R8-R9 R8 227 250 0.3048 140 0.103 1.406 1.377 0.005 1.382 3 SESUAI

R9 224

R9-R10 R9 224 250 0.3048 140 0.103 1.406 1.377 0.005 1.382 7 SESUAI

R10 217

R10-R11 R10 217 250 0.3048 140 0.103 1.406 1.377 0.005 1.382 3 SESUAI

R11 214

R11-R12 R11 214 250 0.3048 140 0.103 1.406 1.377 0.005 1.382 6 SESUAI

R12 208

R12-R13 R12 208 270 0.3048 140 0.103 1.406 1.487 0.005 1.492 3 SESUAI

R13 205

R13-R14 R13 205 200 0.3048 140 0.103 1.406 1.102 0.005 1.107 5 SESUAI

R14 200

R14-R15 R14 200 200 0.3048 140 0.103 1.406 1.102 0.005 1.107 4 SESUAI

R15 196

R15-R16 R15 196 200 0.3048 140 0.103 1.406 1.102 0.005 1.107 4 SESUAI

R16 192

R16-R17 R16 192 150 0.3048 140 0.103 1.406 0.826 0.005 0.831 4 SESUAI

R17 188

R17-R18 R17 188 118 0.3048 140 0.103 1.406 0.650 0.005 0.655 3 SESUAI

R18 185

(76)

Selong

R1 267

R1-R2 R1 267 239 0.3048 140 0.103 1.406 1.317 0.005 1.322 6 SESUAI

R2 261

R2-R3 R2 261 250 0.3048 140 0.103 1.406 1.377 0.005 1.382 5 SESUAI

R3 256

R3-R4 R3 256 250 0.3048 140 0.103 1.406 1.377 0.005 1.382 4 SESUAI

R4 252

R4-R5 R4 252 250 0.3048 140 0.103 1.406 1.377 0.005 1.382 3 SESUAI

R5 249

R5-R6 R5 249 250 0.3048 140 0.103 1.406 1.377 0.005 1.382 9 SESUAI

R6 240

R6-R7 R6 240 250 0.3048 140 0.103 1.406 1.377 0.005 1.382 8 SESUAI

R7 232

R7-R8 R7 232 250 0.3048 140 0.103 1.406 1.377 0.005 1.382 5 SESUAI

R8 227

R8-R9 R8 227 250 0.3048 140 0.103 1.406 1.377 0.005 1.382 3 SESUAI

R9 224

R9-R10 R9 224 250 0.3048 140 0.103 1.406 1.377 0.005 1.382 7 SESUAI

R10 217

R10-R11

R10 217

250 0.3048 140 0.103 1.406 1.377 0.005 1.382 3 SESUAI

R11 214

(77)

Selong

R11-R12 R11 214 250 0.3048 140 0.103 1.406 1.377 0.005 1.382 6 SESUAI

R12 208

R12-R13 R12 208 270 0.3048 140 0.103 1.406 1.487 0.005 1.492 3 SESUAI

R13 205

R13-R14 R13 205 200 0.3048 140 0.103 1.406 1.102 0.005 1.107 5 SESUAI

R14 200

R14-R15 R14 200 200 0.3048 140 0.103 1.406 1.102 0.005 1.107 4 SESUAI

R15 196

R15-R16 R15 196 200 0.3048 140 0.103 1.406 1.102 0.005 1.107 4 SESUAI

R16 192

R16-R17 R16 192 150 0.3048 140 0.103 1.406 0.826 0.005 0.831 4 SESUAI

R17 188

R17-R18 R17 188 118 0.3048 140 0.103 1.406 0.650 0.005 0.655 3 SESUAI

R18 185

R18-R19 R18 185 250 0.3048 140 0.103 1.406 1.377 0.005 1.382 3 SESUAI

R19 182

R19-R20 R19 182 250 0.3048 140 0.103 1.406 1.377 0.005 1.382 3 SESUAI

R20 179

R20-R21 R20 179 250 0.3048 140 0.103 1.406 1.377 0.005 1.382 3 SESUAI

R21 176

R21-R22 R21 176 250 0.3048 140 0.103 1.406 1.377 0.005 1.382 4 SESUAI

R22 172

Gambar

Tabel 2.1 Interpretasi nilai r
Tabel 2.4 Tinggi Kekasaran rata-rata pipa komersial
Tabel 4.1 Jumlah penduduk Kecamatan Sukamulia tahun 2011 – 2015
Tabel 4.2  Persentase Pertumbuhan Penduduk Masing - masing Desa
+7

Referensi

Dokumen terkait

Kendala utama yang dihadapi oleh PDAM Bojonegoro adalah masih terbatasnya jumlah sumber air dan sistem jaringan penyediaan air bersih yang belum mampu menjangkau seluruh wilayah di

Pemenuhan air bersih di kelurahan Kampung Baru dapat dikatakan tidak memadai karena jumlah debit air bersih yang tidak merata ke semua permukiman warga dan masih

Potensi ketersediaan air diperkirakan dengan mengukur dan menghitung debit pada tiga (3) sumber air permukaan yang ada di wilayah Hulu dari Desa

PDAM Kota Gorontalo merupakan satu-satunya Badan Usaha Milik Daerah di Kota Gorontalo yang menyediakan jasa pelayanan dan pendistribusian air bersih ke konsumen

Upaya pemenuhan kebutuhan air yang makin menurun di kota Cilegon dilakukan 4 skenario meliputi, skenario 1 dengan menggunakan hasil debit ketersediaan dengan

Dalam membuat perencanaan pembangunan sarana air bersih perlu dipertimbangkan beberapa kendala yang ada saat ini seperti masih adanya sarana pengolah air bersih yang dibangun

b Kekurangan debit pompa produksi yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan air bersih wilayah pelayanan unit Kedawung pada tahun 2020 adalah sebesar 2,48539

3 No.2 Tahun 2023, pp.37-48 P-ISSN : 2776-6102 E-ISSN : 2776-8155 Copy Right to J-ForTeks Analisis Kebutuhan dan Ketersediaan Jaringan Air Bersih di Kecamatan Witihama Kabupaten